Anda di halaman 1dari 12

Laporan Studi Kelayakan

Eksplorasi Mineral Logam Mangan


Di Kabupaten Timor Tengah Selatan

BAB VIII
LINGKUNGAN, KESEHATAN, DAN KESELAMATAN KERJA

8.1. LINGKUNGAN

Rencana kegiatan penambangan bijih mangan PT. Welindo Inti Pratama akan

berlangsung di Desa Sebot, Tunua, Bijaepunu, dan Bosen Kecamatan Mollo

Utara, Desa Tobu Kecamatan Tobu, Desa Bijeli, Fatumnutu, Usapimnasi dan

Oinunuh Kecamatan Polen Kabupaten Timor Tengah Selatan Propinsi Nusa

Tenggara Timur dengan luas wilayah Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi

seluruhnya 5.000 hektar.

PT. Welindo Inti Pratama merencanakan lahan untuk penambangan tahap pertama

sebesar 500 hektar yang dibagi menjadi 5 blok, sedangkan lahan yang tersisa

masih akan dilakukan penyelidikan detail untuk mengetahui daerah prospek.

Kurang lebih 5 hektar akan digunakan sebagai kantor, pabrik pengolahan, serta

wastedump.

Wilayah Izin Usaha Pertambangan eksplorasi mineral logam mangan ini

sebelumnya digunakan sebagai tegalan, pemukiman penduduk, dan sebagian lain

merupakan semak belukar. Seluruh proses kegiatan mulai dari penambangan

hingga pemuatan di Stockpile akan dilakukan di dalam wilayah IUP. Namun

dengan demikian, setiap kegiatan yang akan dilakukan tersebut akan

menimbulkan dampak terhadap komponen fisik, kimia, biologi, sosial ekonomi,

maupun budaya.

8.1.1. Komponen Lingkungan Yang Terkena Dampak Penting


PT. WELINDO INTI PRATAMA Lingkungan, dan K3 |BAB VIII-1
Laporan Studi Kelayakan
Eksplorasi Mineral Logam Mangan
Di Kabupaten Timor Tengah Selatan

Seperti telah kita ketahui bersama kegiatan penambangan bijih mangan akan

berdampak positif maupun negatif terhadap komponen-komponen geofisik -

kimia, komponen biologi, komponen sosial - ekonomi maupun budaya.

Penambangan bijih mangan ini akan mengakibatkan perubahan terhadap rona

awal lingkungan hidup. Dengan demikian rona lingkungan hidup yang akan

ditelaah oleh PT. Welindo Inti Pratama meliputi :

a. Komponen Geofisik - Kimia

1. Iklim Lokal ( temperatur udara ),


2. Kualitas Udara ( debu, CO2 ),
3. Kualitas air,
4. Kebisingan,
5. Kestabilan Lahan ( amblesan, runtuhan, longsoran ),
6. Erosi,
7. Banjir,
8. Sedimentasi,
9. Kesuburan Tanah.

b. Komponen Biologi

1. Biota darat : vegetasi hutan produksi, vegetasi budidaya,

satwa liar

2. Biota air : plankton, benthos dan nekton.

c. Komponen Sosial Ekonomi Budaya dan Kesehatan Masyarakat

1. Kependudukan ( kesempatan kerja, pertambahan penduduk ),

2. Sosial Ekonomi ( pendapatan pemerintah / PAD, pendapatan masyarakat,

perekonomian lokal ),

PT. WELINDO INTI PRATAMA Lingkungan, dan K3 |BAB VIII-2


Laporan Studi Kelayakan
Eksplorasi Mineral Logam Mangan
Di Kabupaten Timor Tengah Selatan

3. Sosial Budaya ( persepsi masyarakat, pergeseran sistem nilai dan konflik

adat, keamanan dan ketertiban ).

8.1.2. Komponen Kegiatan Yang Dapat Menimbulkan Dampak Penting

Tahapan pelaksanaan rencana kegiatan pertambangan bijih mangan PT.

Welindo Inti Pratama terbagi menjadi 4 (empat) tahap yaitu, tahap pertama

persiapan, tahap kedua konstruksi, tahap ketiga operasi dan tahap keempat pasca

operasi. Pada setiap tahapan kegiatan pertambangan diperkirakan dapat

menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan komponen fisik, komponen

kimia, komponen biologi, serta komponen sosial - ekonomi, dan komponen

budaya. Secara garis besar dampak terpenting lingkungan yang terjadi akibat

kegiatan PT. Welindo Inti Pratama dapat dilihat pada gambar 8.1.

a. Tahap Persiapan

Kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak penting pada tahap

persiapan adalah :

 Perijinan,

 Sosialisasi rencana kegiatan / konsultasi publik,

 Pembebasan Lahan,

 Pematangan Lahan.

b. Tahap Konstruksi

Pada tahap konstruksi ini kegiatan yang akan menimbulkan dampak penting

adalah sebagai berikut :

PT. WELINDO INTI PRATAMA Lingkungan, dan K3 |BAB VIII-3


Laporan Studi Kelayakan
Eksplorasi Mineral Logam Mangan
Di Kabupaten Timor Tengah Selatan

1. Penerimaan tenaga kerja,

2. Mobilisasi peralatan berat dan material,

3. Pembersihan lahan,

4. Pembangunan sarana dan prasarana,

5. Pembuatan jalan tambang.

c. Tahap Operasi

Kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak penting pada tahap

operasi ini adalah:

1. Pembukaan lahan dan pemindahan tanah pucuk,

2. Pengupasan lapisan penutup,

3. Penambangan bijih mangan,

4. Penyortiran bijih mangan,

5. Pengangkutan bijih mangan,

6. Pengolahan dan penimbunan bijih mangan,

7. Reklamasi dan revegetasi,

8. Aktifitas perbengkelan dan genset,

9. Pemberdayaan masyarakat sekitar (Corporate social responsibility).

d. Tahap Pasca Operasi

Kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak penting pada tahap

pasca operasi adalah:

1. Reklamasi dan revegetasi lahan lanjutan,


PT. WELINDO INTI PRATAMA Lingkungan, dan K3 |BAB VIII-4
Laporan Studi Kelayakan
Eksplorasi Mineral Logam Mangan
Di Kabupaten Timor Tengah Selatan

2. Pembongkaran peralatan dan infrastruktur tambang,

3. Pelepasan tenaga kerja,

4. Penutupan tambang.

8.1.3. Program Pengelolaan Lingkungan

Metode teknik pengelolaan lingkungan yang akan digunakan oleh PT.

Welindo Inti Pratama untuk mencegah, mengurangi, dan menanggulangi dampak

negatif yang ditimbulkan karena adanya kegiatan penambangan bijih mangan,

serta usaha pengelolaannya. PT. Welindo Inti Pratama akan melakukan tindakan

untuk menjaga dan meningkatkan kelestarian lingkungan antara lain dengan :

a. Kegiatan penanggulangan adanya dampak pencemaran terhadap udara,

debu, serta kebisingan pada saat mobilisasi peralatan tambang, pembangunan

sarana dan prasarana tambang yaitu dengan melakukan pengaturan kecepatan

terhadap kendaraan yang melintasi jalur transportasi, pengaturan jadwal

mobilisasi peralatan tambang sehingga tidak terjadi pemadatan lalu lintas,

dilakukan penyiraman tanah pada jalan yang di lewati, mengendalikan emisi

gas buang kendaraan.

b. Melakukan pengelolaan tanah pucuk dan subsoil hasil pengupasan dari

lokasi-lokasi tambang agar dapat digunakan kembali pada saat reklamasi.

c. Pengaturan timbunan tanah pucuk dan subsoil serta lapisan penutup

pada lokasi timbunan untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkannya.

PT. WELINDO INTI PRATAMA Lingkungan, dan K3 |BAB VIII-5


Laporan Studi Kelayakan
Eksplorasi Mineral Logam Mangan
Di Kabupaten Timor Tengah Selatan

d. Timbunan tanah pucuk dan subsoil ditata dan ditanami dengan

tumbuhan penutup antara lain rumput-rumputan dan legume cover crop (LCC)

untuk menjaga agar tidak tererosi dan mikroba tanah tetap hidup.

e. Melaksanakan reklamasi setelah selesai penambangan di satu blok

berupa penataan lahan antara lain dengan pembuatan teras, dan penimbunan

kembali (back filling) lubang tambang dengan batuan penutup/subsoil, sesuai

dengan rencana dan metode penambangan.

f. Selanjutnya setelah penimbunan dengan batuan penutup/sub soil

dilanjutkan dengan penyebaran tanah pucuk di atasnya. Kemudian ditanam

dengan tumbuhan penutup antara lain rumput-rumputan dan legume cover

crop (LCC) untuk menjaga agar tidak tererosi.

g. Pengendalian erosi, kesuburan tanah, dan kelongsoran yang akan

disebabkan oleh pembangunan jalan akses, pembangunan prasarana tambang,

pengupasan tanah pucuk antara lain dengan cara menutup lahan terbuka

secepatnya dengan tanaman penutup, dan pembuatan terasering.

h. Pengelolaan kualitas air permukaan, air tanah yang akan disebabkan

oleh pembersihan lahan, pengupasan tanah pucuk, penggalian tanah penutup,

pemindahan dan penimbunan tanah penutup adalah dengan membuat kolam

pengendap.

i. Air Asam Tambang diperkirakan dapat terjadi karena sifat batuan

penutupnya. Pendekatan untuk meminimalkan resiko air asam tambang di

timbunan batuan penutup adalah dengan mengendalikan masuknya oksigen ke

PT. WELINDO INTI PRATAMA Lingkungan, dan K3 |BAB VIII-6


Laporan Studi Kelayakan
Eksplorasi Mineral Logam Mangan
Di Kabupaten Timor Tengah Selatan

dalam timbunan dengan penetralan. Upaya untuk pengelolaan lingkungannya

adalah sebagai berikut:

 Kegiatan pengupasan lapisan penutup dilakukan secara hati-hati

untuk memisahkan material yang berpotensi menimbulkan asam (PAF)

dan yang tidak berpotensi menimbulkan asam (NAF).

 Inkapsulasi tanah buangan yang berpotensi menimbulkan asam,

dengan cara tanah buangan tersebut diisolasi pada daerah yang kedap air

dan udara, sehingga tidak terjadi oksidasi dan menimbulkan air asam

tambang, kemudian dilapisi lagi dengan material impermeable (subsoil)

dengan ketebalan lapisan sub soil 0,5 - 0,7 m.

 Kegiatan pembuatan kolam pengendap (settling pond) yang

sekaligus berfungsi sebagai antisipasi terjadinya peningkatan keasaman air

sungai.

 Kegiatan penanggulangan air asam tambang secara pasif dapat

dilaksanakan dengan sistem lahan basah buatan (constructed wetland

system), sedangkan penanggulangan secara aktif dilakukan dengan

pengapuran.

 Apabila air limbah mempunyai nilai pH yang rendah serta

mengandung besi dan sulfat yang cukup tinggi maka air pada kolam

pengendap akan dibubuhi kapur untuk menetralisasi nilai pH dan jika

kekeruhan air cukup tinggi akan dibubuhi tawas/ alum untuk

mengendapkan padatan.

PT. WELINDO INTI PRATAMA Lingkungan, dan K3 |BAB VIII-7


Laporan Studi Kelayakan
Eksplorasi Mineral Logam Mangan
Di Kabupaten Timor Tengah Selatan

Untuk menetralisasi satu liter air pH 4 – 6 (target pH 7) diperlukan kapur

sebanyak 0,00005 – 0,005 g atau untuk 1000 m3 air dibutuhkan 0,5 – 5 kg

(Parlyanto, D., 1991). Kapur (CaCO3) yang dibubuhkan ke dalam kolam

pengendap adalah kapur yang sudah dilarutkan terlebih dahulu

menggunakan alat mekanis neutralization mill. Hal ini ditujukan agar

kapur dapat tercampur secara sempurna dengan air limbah. Dengan

demikian dalam proses netralisasi tidak diperlukan aerasi lagi.

8.2. PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Tujuan pemantauan lingkungan adalah untuk merumuskan seperangkat kegiatan

pemantauan lingkungan yang dianggap perlu dan tepat dilaksanakan oleh berbagai

pihak. Selain itu tujuan penyusunan program pemantauan lingkungan adalah

untuk membagi tugas dan wewenang yang jelas antara pihak yang berkepentingan

dalam pengoperasian dan pengembangan kegiatan penambangan bijih mangan

dalam rangka mengurangi, mencegah, dan menanggulangi resiko dampak negatif

serta meningkatkan dampak positif yang timbul. Pihak-pihak yang berkepentingan

dalam kegiatan pemantauan lingkungan adalah PT. Welindo Inti Pratama,

Pemerintah Daerah, instansi terkait, dan masyarakat yang berada di sekitar lokasi

kegiatan penambangan bijih mangan. Manfaat / Kegunaan pemantauan

lingkungan hidup adalah untuk:

a. Sebagai pedoman bagi PT. Welindo Inti Pratama dalam mencegah,

menanggulangi dan mengendalikan dampak negatif seminimal mungkin dalam

mencapai keterpaduan yang harmonis.

PT. WELINDO INTI PRATAMA Lingkungan, dan K3 |BAB VIII-8


Laporan Studi Kelayakan
Eksplorasi Mineral Logam Mangan
Di Kabupaten Timor Tengah Selatan

b. Sebagai pedoman bagi instansi pemerintah dalam mengelola dan

mengevaluasi lingkungan hidup di tempat yang diperkirakan akan terpengaruh

oleh kegiatan pembangunan, serta pengelolaan wilayah yang lebih luas.

c. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat dalam kaitannya dengan

kepedulian/ keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.

8.2.1. Kajian Reklamasi Dan Revegetasi

Merujuk pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor :18

Tahun 2008, dimana rencana kegiatan reklamasi khususnya dilaksanakan dalam

waktu setiap 5 tahun sekali, apabila umur tambang melebihi umur 5 tahun.

Kegiatan reklamasi dilakukan tidak hanya pada lahan bukaan tetapi dilakukan

juga pada lahan sekitar yang terkena dampak. Apabila dikontrakan maka masalah

reklamasi akan dikerjakan oleh kontraktor sebagaimana mestinya. Kajian

reklamasi lebih lengkapnya akan di bahas dalam Studi UKL-UPL PT. Welindo

Inti Pratama agar kegiatan reklamasi dan revegetasi dapat berjalan dengan baik

dan lebih bermanfaat bagi masyarakat sekitar, maka kegiatan tersebut akan

dilakukan dibawah pengawasan oleh Dinas Pertambangan dan Energi serta Badan

& Lingkungan Hidup Kabupaten Timor Tengah Selatan.

8.3. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


8.3.1. Organisasi
Di dalam PT. Welindo Inti Pratama penanganan K-3 merupakan tanggung jawab

Devisi Keselamatan Kerja yang secara langsung akan bertanggung jawab kepada

Kepala Teknik Tambang atau Manajer Tambang. (gambar 8.1)

PT. WELINDO INTI PRATAMA Lingkungan, dan K3 |BAB VIII-9


Laporan Studi Kelayakan
Eksplorasi Mineral Logam Mangan
Di Kabupaten Timor Tengah Selatan

Manajer
Tambang

Ka. Devisi K-3 & Lingkungan

Pengawas Pengawas Pengawas


Tambang Sarana Tambang Peralatan

Gambar 8.1.
Struktur Organisai K-3 dan Lingkungan
8.3.2. Peralatan

Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja yang akan disediakan oleh PT.

Welindo Inti Pratama di berbagai lokasi penambangan, pengolahan bijih mangan

(pabrik), dan stockpile dapat dilihat pada tabel 8.1.

8.3.3. Langkah-langkah Pelaksanaan K-3 Pertambangan

Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk melaksanakan K-3 pertambangan

adalah seperti pada tabel 8.2.

Tabel 8.1.
Peralatan dan Keselamatan Kerja

No. Lokasi Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1. Tambang a. Helm pengaman
b. Sepatu pengaman
c. Kacamata pelindung
d. Sarung tangan
e. Masker debu
f. Perlengkapan K3 di masing-masing
PT. WELINDO INTI PRATAMA Lingkungan, dan K3 |BAB VIII-10
Laporan Studi Kelayakan
Eksplorasi Mineral Logam Mangan
Di Kabupaten Timor Tengah Selatan

kendaraan
2. Pemotongan Bijih a. Sepatu dan Sarung tangan pengaman
mangan di pabrik b. Masker debu
pengolahan c. Alat pemadam kebakaran
d. Penampung minyak pelumas bekas
e. Perlengkapan P3K
3. Stock pile a. Sepatu dan sarung pengaman
b. masker debu
c. Perlengkapan P3K

Tabel 8.2.
Langkah-langkah Pelaksanaan K-3 Pertambangan

No. Kegiatan Uraian


1. Kontrol keamanan a. Cek kondisi lokasi kerja
b. Cek kondisi fasilitas Transportasi
c. Cek kondisi dan penataan gedung
d. Cek kondisi dari fasilitas bengkel
e. Cek kondisi dari alat pemadam
kebakaran terutama di musim kemarau
2. Diskusi masalah a. Diskusi masalah keselamatan di sela-sela
keamanan jam kerja
b. Diskusi pagi dengan karyawan,
membantu dan memonitor realisasi dari
diskusi.
3. Perlindungan a. Inventarisasi alat pencegah diri
keamanan b. Melengkapi kekurangan
c. memonitor pemakaian
d. Cek dan melengkapi perlindungan
keselamatan pada alat

PT. WELINDO INTI PRATAMA Lingkungan, dan K3 |BAB VIII-11


Laporan Studi Kelayakan
Eksplorasi Mineral Logam Mangan
Di Kabupaten Timor Tengah Selatan

4. Pemilihan operator a. Cek jenis peralatan


5. Laporan keselamatan a. Laporan kecelakaan
kerja b. Laporan bulanan
c. Laporan pelatihan

PT. WELINDO INTI PRATAMA Lingkungan, dan K3 |BAB VIII-12

Anda mungkin juga menyukai