Anda di halaman 1dari 6

4.

9 LINGKUNGAN,REKLAMASI DAN PASCA TAMBANG


4.9.1 Lingkungan
Berdasarkan KEPMEN ESDM NOMOR 1457 K/28/MEM/2000 pasal
1 ayat (2) menjelaskan bahwa Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
adalah kajian mengena dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Hal-hal yang dikaji
dalam proses AMDAL : aspek fisik,kimia,ekologi,social-ekonomi,social-budaya,dan
kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan. Agar pelaksanaan AMDAL berjalan dengan baik dan dapat
mencapai sasaran yang diharapkan,pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme
perijinan.Peraturan yang dikeluarkan pemerintah tentang AMDAL secara jelas
menegaskan bahwa segala keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi AMDAL
sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan. Dokumen AMDAL terdiri dari :
 Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-
ANDAL).
 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL).
 Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
 Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

4.9.2 Reklamasi
Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki atau menata
kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat usaha pertambangan umum agar dapat
berfungsi kembali dan berdaya guna sesuai dengan peruntukannya.
Dalam sebuah perusahaan tambang, kegiatan reklamasi merupakan salah satu
komponen penting yang harus dikerjakan karena berkaitan langsung dengan
lingkungan sekitar area penambangan.
Sebagai perusahaan yang bergerak di industri pertambangan Nikel , kami menyadari
bahwa dampak utama dari kegiatan penambangan yang kami lakukan ini adalah
kemungkinan adanya genganan Air Asam Tambang (AAT) yang berasal dari oksidasi
air dengan mineral sulfida (FeS2, Cu2S, CuS,CuFeS2 ) yang terdapat pada batuan
yang sangat berbahaya apabila terkontaminasi dengan air dan lingkungan sekitarnya.
Berkaitan dengan hal ini, kami melakukan kegiatan reklamasi tambang yaitu dengan
menetralkan kandungan mineral berbahaya dalam AAT agar tidak membahayakan
lingkungan sekitar .
Terdapat beberapa metode yang biasa digunakan untuk menetralkan AAT ,
diantaranya menggunakan batu gamping (limestone) dan menggunakan senyawa-
senyawa kimia (calcium hydroxide, sodium hydroxide, sodium carbonate).
Kami menggunakan cara pertama karena kemudahan mendapatan gamping dan harga
yang lebih terjangkau . Penetralan ini dilakukan dengan cara memasukan batu
gamping kedalam genangan AAT dan mendiamkannya selamanya beberapa hari agar
batu gamping dapat menyerapa kandungan logam berbahaya dalam AAT dan
mengendapkannya kemudian, apabila kandungan air telah stabil akan dipompa keluar
kemudian dapat dialirkan ke saluran air utama (saluran drainase) dan selajutnya
langsung dialirkan sampai ke laut.
Selain itu , kegiatan reklamasi tambang yang juga kami lakukan adalah melakukan
revegetasi yaitu menanam kembali pohon-pohon yang telah ditebang atau di
robohkan selama kegiatan penambangan dengan tanaman –tanaman baru yang juga
mampu beradaptasi dengan kondisi tanah pasca tambang dan tetap bisa memberikan
hasil bagi perusahaan . Tanaman yang kami gunakan adalah tanaman yang pada
dasarnya berada di daerah Kampung Tablasupa yakni; Tanaman
Mahoni,Trembesi,manga dan Pohon Pinang.
Jarak pohon ketika ditanam adalah sama dengan luasan area pit dibagi dengan jumlah
pohon, maka jarak antar pohon adalah sebagai berikut.
Jarak Pohon = Luas Area Cadangan : Jumlah Pohon = 5.000 m2 : 1.000 pohon = 5
m2.
Maka bidang penanaman 1 batang pohon Mahoni,Trembesi,Mangga dan pohon
pinang adalah 5 m 2 atau 5 x 1 m ditanam sejajar dan beraturan agar dapat
menghasilkan buah yang baik dan memberikan estetika yang menarik.
4.9.3 Pasca Tambang
Pasca Tambang merupakan suatu proses penghentian suatu kegiatan
pertambangan karena telah habisnya cadangan bahan galian atau berhenti karena
keekonomian, Dalam suatu penutupan tambang harus ada kebijakan-kebijakan yang
mampu menghilangkan persepsi yang tidak baik terhadap pertambangan secara
keseluruhan.
Tujuan dilakukan kebijakan penutupan tambang adalah untuk mendorong setiap
perusahaan pertambangan harus/sudah mempunyai konsep awal mengenai
pemanfaatan lahan bekas tambang, menjadi aman dan tetap mempunyai fungsi
lingkungan, sehingga tidak di diskreditkan sebagai usaha yang hanya dinikmati
selama kegiatan berlangsung dan setelah selesai akan menjadi bencana bagi
masyarakat serta menciptakan kondisi yang mapan atau kondisi yang stabil baik
secara fisik maupun kimiawi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penutupan
tambang adalah:
1. Penutupan tambang memerlukan teknologi yang tepat.
2. Penyelesaian masalah tenaga kerja setelah tambang tutup.Kegiatan penutupan
juga memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk pemulihan yang bersifat fisik
bentang alam.
3. Kegiatan penutupan juga memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk
pemulihan yang bersifat fisik bentang alam.
Akhir dari reklamasi yaitu memperbaiki bekas lahan tambang agar menjadi stabil dan
tidak mudah tererosi dan dapat dimanfaatkan kembali. Penetapan tujuan reklamasi
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a. Jenis mineral yang di tambang.
b. Sistem penambangan yang digunakan.
c. Keadaan lingkungan setempat.
d. Perencanaan tata ruang yang telah ada.
e. Nilai jasa lingkungan
f. Keadaan sosial masyarakat setempat.

Pegawai bagian pemeliharaan bertanggung jawab bagi pencitraan masyarakat


terhadap dinas pertamananterdapat empat tahapan melakukan rehabilitasi:
1.Inventarisir data ekologi sebelum ekosistem rusak.
2.Identifikasi mengapa terjadi kerusakan ekosistem.
3. Mengenali faktor-faktor yang paling dominan terhadap kerusakan ekosistem.
4. Memonitor dan mengevaluasi perkembangan atau pertumbuhan rehabilitasi.

beberapa metode reklamasi pasca tambang dilakukan sesuai dengan kondisi lapangan.
Pertama dengan menimbun kembali lokasi pasca penambangan. Penimbunan atau
pemadatan tanah dalam rangka reklamasi lahan dapat saja dilakukan bila berdasarkan
kajian pemadatan tersebut memang diperlukan untuk menjamin stabilitas lereng.
Namun perlu diketahui bahwa pemadatan tanah ini akan menghambat pertumbuhan
akar, menghambat sirkulasi udara, meningkatkan laju aliran permukaan dan
mengurangi laju infiltrasi. Kondisi ini sangat berbeda dengan kondisi pada tanah-
tanah alami di lingkungan hutan yang memiliki tingkat kepadatan rendah atau gembur
sehingga memberikan ruang agar tanaman dapat berakar lebih dalam dan berkembang
tanpa rintangan.
Kedua adalah dilakukan menyebaran tanah pucuk sebagai media penanaman kembali.
Tanah pucuk yang ditebarkan seyogyanya adalah tanah-tanah pucuk yang masih
segar, yang biasanya masih mengandung flora-fauna makro dan mikro serta benih-
benih dan sisa-sisa berbagai akar tanaman yang kemudian akan tumbuh menjadi
bibit-bibit yang baik.
Selain menimbun dan menyebarkan tanah pucuh, dengan melandaikan lereng pasca
penambangan dan selanjutnya penyebaran tanah pucuk dilakukan di lereng dan
dengan demikian penanaman tumbuhan dilakukan di lereng pasca penambangan. Hal
inilah yang mendasari bahwa kemiringan lereng harus relative landai agar tanaman
dapat tumbuh dengan baik.
Metode lainya adalah dengan menjadikan pasca lokasi penambangan sebagai kolam
untuk budidaya ikan. Metode yang membentuk kolam tergantung pada kuallitas air
(asam atau tidak, ada tidaknya zat-zat berbahaya atau logam berat), dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa karakteristik tanah, vegetasi dan air kolong pasca
penambangan berbeda menurut sebaran umur penambangan. Kombinasi pemberiaan
pupuk kandang, inokulum mikoriza dan tanaman lamtoro merupakan teknik
reklamasi pasca penambangan terbaik.
Syarat-syarat tanaman penghijauan atau reklamasi sebagai berikut :
1. Memiliki fungsi sebagai penyelamat tanah dan air dengan persyaratan tumbuh
yang sesuai dengan keadaan lokasi, baik iklim maupun tanahnya.
2. Memiliki fungsi sebagai reklamasi tanah.
3. Memiliki perakaran yang lebar dan atau dalam,
4. Hasilnya dapat diperoleh dalam waktu yang tidak terlalu lama.
5. Jika ditanam pada daerah yang sering turun hujan harus mempunyai sifat mudah
menguapkan air,
6. Jika ditanam untuk daerah yang kering, tanaman harus dipilih yang mempunyai
sifat sulit menguapkan air,
7. Tumbuh cepat dan mampu tumbuh pada tanah kurang subur,
8. Tidak bersaing dalam kebutuhan air dan hara dengan tanaman pokok,
9. Tidak mengalami gugur daun pada musim tertentu,
10. Tidak menjadi inang penyakit, tahan akan angin dan mudah dimusnahkan
11. Tanaman memiliki prospek ekonomi yang baik dan dapat dimanfaatkan di
kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai