Abstrak
Kegiatan pertambangan memiliki dampak terhadap lingkungan. Dampak tersebut tidak sedikit
memberikan efek yang kurang baik terhadap lingkungan. Pengerjaan pertambangaan yang berwawasan
baik dan mengikuti prosedur bisa mengurangi dampak yang kurang baik tersebut. Dimulai dari awal
kegiataan yang memperhatikan kelayakan kondisi pertambangan, pada proses ekploitasi yang
memperhatikan AMDAL. Pengelolaan lingkungan yang memenuhi ketentuan serta berdasar pada ilmu
yang mampu mengurangi dampak kurang baik pada kegiatan tambang.
Kata Kunci: tambang, pengelolaan, lingkungan
1.
Pendahuluan
Tambang
merupakan
usaha
untuk
memanfaatkan kandungan alam yang berada di
dalam bumi seperti minyak, batu bara, dan lainlain. Indonesia mempunyai potensi berbagai
jenis bahan tambang, baik logam, non logam,
batuan bahan konstruksi dan industri, batu bara,
panas bumi maupun minyak dan gas bumi yang
cukup melimpah. Pemanfaatan secara baik
jenis jenis bahan tambang tersebut dapat
meningkatkan pendapatan dan perekonomian
nasional ataupun daerah.
Tercatat dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
2015 perusahaan tambang batu bara besar di
Indonesia sebanyak 152 perusahaan.
Pada
tahun 2014 produksi barang tambang mineral
emas mencapai 69.349 Kg dan jumlah produksi
batu bara mencapai 435.742.874 Ton
Banyaknya perusahaan yang ada dan hasil
tambang yang diperoleh akan memiliki dampak
positif maupun dampak negatif. Dampak positif
dari banyaknya perusahaan dan produksi
menambah penghasilan negara, meningkatkan
roda perekonomian, menambah lapangan kerja,
dan lain lain. Namun, kegiatan tambang juga
menimbulkan dampak negatif seperti terjadinya
gerakan tanah yang dapat menelan korban baik
harta benda maupun nyawa, hilangnya daerah
resapan air di daerah perbukitan, rusaknya
bentang alam, pelumpuran ke dalam sungai
yang dampaknya bisa sampai
ke
hilir,
meningkatkan intensitas erosi di daerah
di suatu
tambang
lokasi
deposit
bahan
letak
mata
air dan besaran
debitnya, letak dan pola aliran
sungai berikut peruntukannya, sistem
drainase alam).
Aspek geologi
o
Topografi
Tanah penutup
Hidrogeologi
Kebencanaan geologi
Topografi/kemiringan lereng.
1.
2.
Sifat
fisik
tanah/batuan.
dan
keteknikan
3.
Rencana
reklamasi
sebaiknya
dipersiapkan sebelum pelaksanaan
penambangan
Mengembalikan/memperbaiki
drainase alam yang rusak
Menghilangkan/memperkecil
pola
dan
Jenis
tanaman
yang
akan
dipergunakan untuk revegetasi harus
sesuai dengan rencana rehabilitasi
(dapat berkonsultasi dahulu dengan
dinas terkait)
Mencegah masuknya
gulma yang berbahaya
hama
dan
Dalam
beberapa
kasus,
lahan
bekas
penambangan
tidak
harus
seluruhnya
direvegetasi,
namun
dapat dimanfaatkan
untuk tujuan lain, seperti misalnya menjadi
kolam persediaan air, padang golf, perumahan,
dan sebagainya apabila dinilai lebih bermanfaat
atau sesuai dengan rencana tata ruang. Oleh
karena itu, sebelum merencanakan reklamasi,
sebaiknya berkonsultasi
dahulu dengan
pemerintah daerah setempat, pemilik lahan
atau instansi terkait lainnya.
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk
mengurangi dampak negatif penambangan
adalah dengan metode Deep Sea Tailing
Placement (DSTP).
Deep Sea Tailing Placement) atau penempatan