Anda di halaman 1dari 23

Latar Belakang

Sumber daya alam yang meliputi vegetasi,


tanah, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya merupakan salah
satu modal dasar dalam pembangunan
Nasional oleh karena itu harus dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat
dan kepentingan pembangunan nasional
dengan memperhatikan kelestariannya.
Salah satu kegiatan dalam memanfaatkan
sumberdaya
alam
adalah
kegiatan
pertambangan bahan galian yang hingga saat
ini merupakan salah satu sektor penyumbang
devisa negara yang terbesar.

Definisi Penambangan
Penambangan ialah kegiatan untuk
menghasilkan bahan galian yang dilakukan
baik secara manual maupun mekanis yang
meliputi pemberaian, pemuatan,
pengangkutan dan pemimbunan.

Penyebab Terjadinya Penambangan


di Hutan Lindung
Dikeluarkannya Perpu No. 1 tahun 2004
yang kemudian disyahkan menjadi
UU No. 19 tahun 2004 yang mengizinkan
adanya penambangan di Hutan Lindung.
Keperluan akan sumber energi dari bumi
yang cukup besar dan juga keinginan
meraup keuntungan yang sebesarbesarnya.

Perusahaan Pertambangan
(Ditetapkan oleh Keppres No. 41 Tahun 2004)

PT Freeport Indonesia Comp.


Karimun Granit
INCO Tbk.
Indomico
Aneka Tambang Tbk.
Natarang Mining
Nusa Halmahera Minerals
Pelsart Tambang Kencana
Interex Sacra Raya
Weda Bay Nickel
Gag Nikel
Saricknas Mining (Kompas)

Dampak Pertambangan Bagi Kondisi Tanah


Penurunan produktivitas tanah, pemadatan
tanah, terjadinya erosi dan sedimentasi,
terjadinya gerakan tanah atau longsoran,
drainase yang buruk,
Tanah memiliki karakteristik yang
berhidrokarbon tinggi, zat meracun tinggi,
kadar hara rendah, hancuran batuan, sifat
fisika, kimia dan biologi yang jelek.
Tanah berlubang dengan ukuran yan besar dan
sangat sulit untuk diperbaharui.
Pencemaran limbah menyebabkan tanah
menjadi sulit untuk diolah.

Dampak Pertambangan Bagi Lingkungan


Terjadinya peningkatan konsentrasi debu, gas
CO2, N2O maupun SO2 yang menyebabkan
pemanasan atmosfer bumi.
Masuknya gulma/hama/penyakit tanaman,
Pencemaran air permukaan/air tanah oleh
bahan beracun,
Terganggunya flora dan fauna,
Terganggunya keamanan dan kesehatan
penduduk,
Perubahan iklim mikro.

Solusi dan Upaya Perbaikan


Kegiatan penambangan harus dilakukan dengan
menggunakan teknologi tepat guna dan ramah
lingkungan,
Harus adanya audit lingkungan yang trasparan,
Harus adanya pembenahan peraturan perizinan
dan pengawasan yang berkelanjutan di
lapangan,
Rehabilitasi dan reklamasi areal bekas
penambangan.

Reklamasi dan Rehabilitasi


Reklamasi
ialah
usaha
memperbaiki
(memulihkan kembali) lahan yang rusak sebagai
akibat kegiatan usaha pertambangan, agar
dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan
kemampuannya.
Rehabilitasi lahan ialah usaha memperbaiki,
memulihkan kembali dan meningkatkan kondisi
lahan yang rusak (krisis), agar dapat berfungsi
secara optimal, baik sebagai unsur produksi,
media pengatur tata air, maupun sebagai unsur
perlindungan alam lingkungan.

Prinsip Kegiatan Reklamasi


Kegiatan Reklamasi harus dianggap
sebagai kesatuan yang utuh dari kegiatan
penambangan,
Kegiatan Reklamasi harus dilakukan
sedini mungkin dan tidak harus menunggu
proses penambangan secara keseluruhan
selesai dilakukan.

Sasaran Reklamasi
Pemulihan lahan bekas tambang untuk
memperbaiki lahan yang terganggu
ekologinya.
Mempersiapkan lahan bekas tambang
yang sudah diperbaiki ekologinya untuk
pemanfaatan selanjutnya.

Perencanaan
Untuk melakukan reklamasi lahan bekas tambang diperlukan
perencanaan yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat
tercapai sasaran sesuai yang dikehendaki. Hal-hal yang harus
diperhatikan didalam perencanaan reklamasi adalah sebagai
berikut :
1. Mempersiapkan rencana reklamasi sebelum pelaksanaan
penambangan
2. Luas areal yang direklamasikan sama dengan luas areal
penambangan.
3. Memindahkan dan menempatkan tanah pucuk pada tempat
tertentu dan mengatur sedemikian rupa untuk keperluan
revegetasi.
4. Mengembalikan/memperbaiki pola drainase alam yang rusak
5. Menghilangkan/memperkecil kandungan (kadar) bahan
beracun sampai tingkat yang aman sebelum dapat
dibuang ke suatu tempat
pembuangan.

Perencanaan
6. Mengembalikan lahan seperti keadaan semula dan/atau
sesuai dengan tujuan penggunaannya.
7. Memperkecil erosi selama dan setelah proses reklamasi.
8. Memindahkan semua peralatan yang tidak digunakan lagi
dalam aktifitas penambangan.
9. Permukaan yang padat harus digemburkan namun bila tidak
memungkinkan agar ditanami dengan tanaman pionir yang
akarnya mampu menembus tanah yang keras.
10. Setelah penambangan maka pada lahan bekas tambang
yang diperuntukkan bagi revegetasi, segera dilakukan
penanaman kembali dengan jenis tanaman yang sesuai
dengan rencana rehabilitasi dari Departemen Kehutanan
dan RKL yang dibuat.
11. Mencegah masuknya hama dan gulma yang berbahaya.
12. Memantau dan mengelola areal reklamasi sesuai dengan
kondisi yang diharapkan.

PELAKSANAAN KEGIATAN REKLAMASI LAHAN


Setiap lokasi pertambangan mempunyai kondisi tertentu
yang mempengaruhi pelaksanaan reklamasi. Pelaksanaan
reklamasi umumnya merupakan gabungan dari pekerjaan
teknik sipil dan teknik vegetasi.
Pelaksanaan reklamasi meliputi kegiatan sebagai berikut :
o Persiapan lahan yang berupa pengamanan lahan bekas
tambang, pengaturan bentuk lahan (landscaping),
pengaturan/penempatan bahan tambang kadar rendah
(lowgrade) yang belum dimanfaatkan.
o Pengendalian erosi dan sidementasi
o Pengelolaan tanah pucuk (top soil).
o Revegetasi (penanaman kembali) dan/atau pemanfaatan
lahan bekas tambang untuk tujuan lainnya.

Persiapan
Lahan
Dalam kegiatan persiapan lahan, hal-hal
yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut :
Pengamanan Lahan Bekas Tambang.
Pengaturan Bentuk Lahan.
Pengaturan/Penempatan Low Grade.

Pengendalian Erosi dan


Sedimentasi
Pengendalian erosi merupakan kegiatan
yang mutlak dilakukan selama kegiatan
penambangan dan setelah penambangan.
Erosi mengakibatkan berkurangnya
kesuburan tanah, terjadinya endapan
lumpur. Untuk mengendalikan erosi
dilakukan tindakan konservasi tanah.

Pengelolaan Tanah Pucuk


Maksud dari pengelolaan ini untuk mengatur dan memisahkan tanah
pucuk dengan lapisan tanah lain. Hal ini penting karena tanah
merupakan media tumbuh bagi tanaman dan merupakan salah satu
faktor penting untuk keberhasilan pertumbuhan tanaman pada
kegiatan reklamasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan tanah pucuk adalah :
o Pengamatan profil tanah dan identifikasi perlapisan tanah
tersebut sampai endapan bahan galian.
o Pengupasan tanah berdasarkan atas lapisan-lapisan tanah dan
ditempatkan pada tempat tertentu sesuai tingkat lapisannya.
Timbunan tanah pucuk tidak melebihi dari 2 meter.
o Pembentukkan lahan sesuai dengan susunan lapisan tanah
semula. Tanah pucuk ditempatkan paling atas dengan ketebalan
minimal 0.15 m.
o Ketebalan timbunan tanah pucuk pada tanah yang mengandung
racun dianjurkan mengisolasi dan memisahkannya.
o Tanah sebaiknya jangan dilakukan dalam keadaan basah untuk
menghindari pemadatan dan rusaknya struktur tanah.
o Bila lapisan tanah pucuk tipis (terbatas/sedikit), perlu
dipertimbangkan

Kegiatan Revegetasi
Keberhasilan revegetasi bergantung pada
beberapa hal seperti : persiapan penanaman,
pemeliharaan tanaman serta pemantauan
tanaman.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan
penanaman antara lain sebagai berikut :
Kegiatan pemupukan
Pemilihan jenis tumbuhan
Pengumpulan dan ekstraksi biji
Penyimpanan biji
Persiapan pembenihan

Daerah-daerah yang Bersifat


Alkali dan Masin
Kondisi Alkalinitas dan salinitas biasanya terjadi
bersamaan dalam tanah. Lapisan tanah yang
mempunyai sifat salinitas tinggi sering dijumpai
pada daerah-daerah pertambangan. Tanah yang
mempunyai keasinan tinggi harus diperlakukan
sama dengan perlakuan tanah penutup
pembentuk asam agar efek perusakannya
terhadap pertumbuhan tanaman maupun bagi
kualitas air bagian hilirnya dapat dicegah.

Bahan Kimia Beracun


Dalam kegiatan pengolahan bahan tambang banyak
digunakan bahan kimia. Sedapat mungkin dibuat daftar
bahan kimia yang dipergunakan, cara-cara
pemusuhannya yang aman terhadap sisa bahan kimia
ataupun terhadap wadahnya. Apabila ada keraguan
dalam pemusnahan yang aman terhadap bahan-bahan
yang berbahaya, hubungan segera pihak-pihak yang
berwenang. Butiran sianida tidak boleh ditimbun
karena masih mempunyai potensi yang membahayakan
selama bertahun-tahun. Apabila kondisi tanahnya
tetap kering dan basa. Sisa sinida dan bahan
berbahaya lainnya harus dimusnahkan dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Teiling
Sifat teiling yang merugikan bagi pertumbuhan tanaman
adalah: kurangnya unsur hara penting, konsentrasi logam
berat dan garam yang tinggi, jumlah dan jenis organisme
mikrobiologi yang kurang, struktur dan tekstur tanah yang
membatasi aerasi dan infiltrasi, serta daya absorbsi pada
tailing mengakibatkan ketegangan pada tanaman.
Pengelolaan teiling dapat dilakukan dengan : (a) Lapisan air
permanen. Lapisan air ini akan mencegah terjadinya oksidasi
tailing dan mengurangi kemungkinan konsolodasi dari teiling.
(b) Cladding, yaitu salah satu pelindung permanen untuk
melindungi permukaan teiling dari erosi ngin dimana
permukaan atau cara perbaikan lainnya tidak dapat dilakukan.
(c) Capping. Dalam hal ini teiling dilapisi dengan clay yang
compak atau mineral yang kedap air, kemudian diatasnya
dilapiskan tanah yang tidak kedap air. Tanah pucuk
selanjutnya dilapiskan kembali pada permukaannya .

Air Tambang Asam (ATA)


Air tambang asam dapat dikenali dari endapan
ferihidroksida didasar aliran dan bau belerang, tetapi hal ini
tidak selalu terjadi. Sekali ATA terbentuk maka akan sulit
dan membutuhkan biaya yang besar untuk menanganinya.
ATA seringkali menyebabkan masalah terjadinya logam
berat. Untuk pengolahan dan pencegahannya perlu
diketahui karakteristik dari penutup tanah atau bahan
buangan dan pengetahuan tentang hidrologi di daerah
tersebut. Sehingga kemungkinan timbulnya ATA bisa
diduga dari material yang berpotensi menghasilkan asam
diseleksi dan diisolasi. Apabila diperkirakan akan terjadi
ATA maka perlu ada persiapan dalam tahap perencanaan
untuk mencegah ATA tersebut.

PENUTUP
Pelaksanaan
reklamasi
lahan
umumnya
merupakan gabungan dari pekerjaan teknik sipil
dan
teknik
vegetasi.
Perencanaan
dan
pelaksanaan reklamasi lahan tambang yang
dilakukan secara tepat diharapkan dapat
memperoleh hasil yang optimal.
Pengelolaan sumberdaya alam tidak dapat
dilakukan secara sektoral, tetapi harus dilakukan
secara terkoordinasi lintas sektoral.
Dengan demikian kerjasama antar lembagalembaga terkait harus ditindak lanjuti di lapangan
demi suksesnya pembangunan nasional yang
berwawasan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai