Anda di halaman 1dari 5

PERMASALAHAN DI PANTAI KEDUNGU

Pantai merupakan tempat rekreasi yang paling sering dikunjungi, mulai dari anak-anak hingga
dewasa. Sebagai tempat rekreasi yang memiliki banyak peminatnya, pantai juga memiliki banyak
potensi untuk masyarakat sekitarnya. Seperti dalam halnya Pantai Kedungu yang bertempat di Desa
Belalang, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan yang memiliki banyak potensi. Potensi pariwisata
yang menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. potensi pariwisata yang bisa mendongkrak
perekonomian di Desa Belalang, ombak yang besar menjadi daya tarik pantai ini dan view sunset indah
yang dimilikinya.

Namun, dibalik potensi yang ada. Pantai ini mempunyai beberapa permasalahan yang harus
diperbaiki. Dibalik indahnya pantai ini, masih saja banyak wisatawan yang kurang peduli dengan
kebersihan lingkungannya. Walaupun sudah disediakan tempat sampah di area tertentu, nampaknya
masyarakat masih kurang peduli dengan lingkungannya. Kurangnya pengawasan di area pantai ini juga
menyebabkan kebersihan pantai menjadi kurang terjaga.

Dengan luasnya area pantai disini juga menyebabkan permasalahan. Dimana letak parkir
mobil maupun motor di area ini pemanfaatannya kurang jelas. Dimana area yang seharusnya menjadi
tempat yang bisa dimanfaatkan menjadi sebuah fasilitas penunjang rekreasi pantai menjadi terbuang
sia-sia. Parkir motor pun ditaruh sembarangan. Hal ini menyebabkan area yang seharusnya menjadi
tempat parkir menjadi tak terurus pemanfaatannya.

Area pedagang pun menjadi tidak beraturan. Hal ini menyebabkan menjadi kurang rapinya
area sekitar pantai. Pedagang terkadang seenaknya berjualan. Tidak adanya kejelasan pembagian area
membuat pantai juga terkadang terlihat kumuh.
Dengan beberapa permasalahan yang ada, penyelesaiannya adalah penataan kembali area
pantai ini agar pemanfaatan lahan menjadi lebih efektif. Dengan menambahkan lagi fasilitas
penunjang area pantai dan pengawasan sekitar pantai.

Dari hasil observasi terhadap fenomena yang terjadi, dapat ditarik beberapa hal yang menjadi
permasalahan pada Pantai Kedungu yaitu :

1. Akibat kurang efektifnya penggunaan lahan di pantai ini menyebabkan area yang sepantasnya
digunakan menjadi area sunset menjadi terhalangi oleh parkir motor yang tidak pada
tempatnya.
2. Kurang adanya penempatan bak sampah menyebabkan area menjadi terlihat kotor.
3. Dengan tidak adanya ketegasan tempat berjualan menyebabkan pedagang berjualan tidak
pada tempatnya.
Pantai Kedungu memiliki fasilitas yang lengkap sebagai tempat wisata
Apakah pantai Kedungu memiliki fasilitas yang lengkap sebagai tempat wisata?
H0 :
Pantai Kedungu memiliki fasilitas yang lengkap sebagai tempat wisata, hal ini dilihat dari
tersedianya beberapa fasilitas penunjang di area Pantai Kedungu. Fasilitas yang terdapat adalah
kamar mandi, tempat parkir, dan tempat berjualan. Adapun beberapa aktivitas di Pantai ini
meliputi berselancar, menikmati sunset dan berolahraga.
H1 :
Fasilitas di Pantai Kedungu tidak lengkap sebagai tempat wisata, karena terdapat berbagai
permasalahan di fasilitas penunjang pantai ini. Pertama tidak adanya area berdagang yang tertata
di Pantai ini. Hal ini menyebabkan pedagang seenaknya berjualan yang tidak pada tempatnya.
Dengan tidak tertatanya area pedagang membuat pantai menjadi terlihat kumuh. Kedua, hanya
tersedianya 1 fasilitas kamar mandi di pantai ini. Padahal dengan kunjungan wisatawan perharinya
sampai 100 orang menyebabkan pengunjung menjadi malas untuk berendam maupun berwisata
ke pantai ini. Ketiga, tidak adanya ketegasan tempat parkir pada pantai ini. Hal ini menyebabkan
tepat yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk menikmati sunset menjadi tidak ada dikarenakan
banyak yang parkir sembarangan.
Dengan berbagai permasalahan yang terkait dengan fasilitas di pantai Kedungu ini, maka perlu
adanya sebuah penataan yang bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar maupun
wisatawan yang berkunjung.
Tinjauan Teori yang relevan

 Ketinggian Bangunan
Batas ketinggian bangunan pada PERDA nomor 11 tahun 2012 tentang rencana
tata ruang wilayah Kabupaten Tabanan pasal 66 adalah ketinggian Bangunan
Gedung yang memanfaatkan ruang udara di atas permukaan tanah dibatasi paling
tinggi 15 (lima belas) meter dari permukaan tanah. Tinggi bangunan diukur dari
permukaan tanah pekarangan hasil penataan lahan sesuai rencana penataan lahan
sampai pada garis pertemuan antara tembok luar atau tiang struktur bangunan
dengan atap (ring balok).

 Pengembangan Potensi Kawasan Pariwisata

Pada dasarnya pengembangan pariwisata adalah suatu proses yang berkesinambungan


untuk melakukan matching and adjustment anatara sisi supply dan deman kepariwisataan yang
tersedia untuk mencapai misi yang telah ditetukan (Nuryanti, 1994). Sedangkan untuk
mengembangakan suatu wilayah menjadi kawasan pariwisata perlu melakukan pembangunan
unsur – unsur fisik maupun non fisik guna meningkatan potensi sumber daya alam disekitarnya.

Potensi wisata menurut Mariotti dalam Yoeti (1983) adalah segala sesuatu yang
terdapat di daerah tujuan wisata dan meruapakn daya Tarik orang – orang mau datang
berkunjung ke tempat tersebut. Pengembangan wisata merupakan alternatif yang mampu
mendorong baik potensi ekonomi atau pelestarian. Pengembangan kawasan wisata dilakukan
dengan menata kembali kekayaan alam dan hayati secara terpadu.

Disamping itu untuk dapat melakukan pengembangan perlu dilakukan berbagia aspek
– aspek suatu objek wisata yang akan di kembangkan harus memperhatikan syarat – syarat
pengembangan daerah menjadi objek wisata yang dapat diandalkan, yaitu :

1. Seleksi terhadap potensi, hal ini dilakukan untuk memilih dan menentukan potensi
objek wisata memungkinkan untuk di kembangkan sesuai dana yang ada.
2. Evaluasi letak potensi terhadap wilayah, pekerjaan ini mempunyai latar belakang
pemikiran tentang ada atau tidaknya pertentangan atau kesalah pahaman antar
wilayah administrasi yang terkait.
3. Pengukuran jarak antar potensi, pekerjaan ini mendapatkan informasi tentang jarak
potensi, sehingga perlu adanya peta potensi objek wisata.

 Sempadan Pantai
Sempadan pada daerah pantai menggunakan PERDA tentang rencana tata ruang
Kabupaten Tabanan adalah jarak paling sedikit 100 m dari titik pasang air laut tertinggi
kearah darat. Untuk pantai yang berbatasan langsung dengan jurang (tebing), jarak
sempadannya mengikuti ketentuan Sempadan Jurang. ruang Kawasan Sempadan Pantai
merupakan ruang terbuka untuk umum dan bangunan yang diperkenankan adalah
bangunan-bangunan fasilitas penunjang wisata non permanen dan temporer, bangunan
umum terkait sosial keagamaan, bangunan terkait Kegiatan Perikanan tradisional dan
dermaga, bangunan pengawasan pantai, bangunan pengamanan pantai dari abrasi,
bangunan evakuasi bencana, dan bangunan terkait pertahanan dan keamanan.

Anda mungkin juga menyukai