Anda di halaman 1dari 19

EVALUASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PADA PENAMBANGAN BIJIH NIKEL LATERIT


PT. ANUGRAH HARIMA BARAKAH, KECAMATAN
KABAENA SELATAN
KABUPATEN BOMBANA,PROVINSI SULAWESI
TENGGARA

PROPOSAL PENELITIAN

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN


MENCAPAI DERAJAT SARJANA(S1)

DIAJUKAN OLEH :
MUHAMMAD NAZARUDDIN
R1D118070

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2022
Halaman Persetujuan

Proposal Penelitian

Evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Penambangan Bijih Nikel Laterit
PT. Anugrah Harisma Barakah Kecamatan Kabaena Selatan Kabupaten Bombana
Provinsi Sulawesi Tenggara.

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs.Firdaus M.,Si Marwan Zamili S.T, M.T

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Usaha pertambangan dilakukan untuk mengambil bahan galian (mineral)
dengan melakukan kegiatan operasi produksi yang dapat menimbulkan potensi
bahaya kecelakaan dengan akibat fatal korban manusia, kerusakaan peralatan
dan tercemarnya lingkungan. Sehingga pentingnya penerapan sistem manajemen
keselamatan pertambangan (SMKP) menjadi acuan bagi perusahaan, agar dapat
meminimalisir resiko kecelakaan akibat tindakan yang tidak aman Dalam
memenuhi poin elemen (SMKP) berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Mineral
dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
185.K/37.04/DJB/2019. (F.Fahrul, 2021).
Melaksanakan program K3 di tempat kerja diantaranya mempunyai tujuan
untuk menjaga agar pekerja tetap sehat dan selamat selama bekerja. Derajat
kesehatan menurut Henrik.L.Bloom dapat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu
lingkungan, genetik, layanan kesehatan dan perilaku. Perilaku tidak selamat dan
tidak sehat dalam bekerja dapat dicegah dengan mulai memperbaiki manajemen
K3. Perilaku di bawah standar atau unsafe act dan kondisi di bawah standar atau
unsafe conditions merupakan penyebab langsung suatu kecelakaan dan penyebab
utama dari kesalahan manajemen. Dalam pekerjaan pasti ada resiko terjadinya
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan kebakaran. Hal ini disebabkan oleh
pekerja tidak berperilaku K3, pekerjaan yang tidak aman, sarana dan prasarana
yang tidak memenuhi syarat dan tidak dikelola dengan baik atau disebabkan oleh
lingkungan yang tidak aman. Hal yang lebih buruk lagi adalah sistem pengelolaan
atau manajemen yang buruk. Kerugian sebagai dampak dari kecelakaan kerja
dapat berupa cidera pada karyawan, sarana dan prasarana penunjang, bahkan
lingkungan secara keseluruhan.( Heni.F.A & Nyimas R.F, 2015 ).
Tujuan penilitian ini dilakukan antara lain mengakaji faktor-faktor yang
menyebabkan sering terjadinya kecelakaan pada area penambangan bijih nikel,

1
2

mengitung tingkat kekerapan kecelakaan (Frequency Rate) serta tingkat


keparahan kecelakaan (Severety Rate) dan upaya agar kecelakaan sejenis tidak
terjadi lagi dengan melakukan evaluasi kerja untuk menurunkan tingkat
kecelakaan kerja.

1.2 Batasan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diangkat dalam kegiatan penelitian ini ,maka
batasan masalah penelitian ini adalah hanya sebatas evaluasi kesehatan dan
keselamatan kerja yaitu untuk menghitung kekarapan dan keparahan kecelakaan
kerja serta menentukan uapaya memninimalisir terjadinya kecelakaan kerja , tanpa
mempertimbangan rancangan pit, perhitungan cadangan serta kebutuhan alat yang
digunakan dalam penambangan.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan batasan masalah yang diangkat dalam kegiataan penelitian ini,
berikut adalah rumusan masalah penelitian :
1. Faktor – faktor penyebab kecelakaan kerja pada PT. Anugrah Harisma
Barakah?
2. Bagaimana tingkat kekerapan dan keparahan kecelakaan kerja serta upaya
mengurangi tingkat kecelakaan kerja pada PT. Anugrah Harisma Barakah ?

1.4 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat dalam kegiatan penelitian ini,


berikut adalah tujuan penelitian :

1. Mengetahui Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja pada PT. Anugrah


Harisma Barakah
2. Mengetahui tingkat kekerapan dan keparahan kecelakaan kerja serta upaya
yang di ambil untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerja
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan pada hasil penelitian ini adalah dapat menambah
pengetahuan tentang sistem kesehatan dan keselamatan kerja , faktor-faktor
kecelakaan kerja dan tingkat kekerapan ,keparahan kecelakaan kerja serta upaya
untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerja.
2
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

2.1 Nikel Laterit


Nikel laterit adalah produk residual pelapikan kimia pada batuan ultramafic
(dunit,peridotit) dan ubahannya (serpentinit). Proses ini berlangsung selama jutaan
tahun dimulai ketika batuan ultramafic tersingkap dipermukaan bumi. Salah satu
faktor yang mempengaruhi pembentukan endapan nikel laterit adalah batuan
asal/induk. Proses terbentuknya nikel laterit dimulai adanya pelapukan yang
intensif pada batuan peridotit. Batuan induk akan terjadi perubahan menjadi
serpentinit akibat ada larutan hidrotermal pada waktu pembekuan magma,
kemudian terjadi pelapukan (kimia atau fisika) menyebabkan teejadi dekomposisi
pada batuan induk. Adapun menurut Golightly (1981), sebagian unsur Ca,Mg,dan
Simengalami dekomposisi dan beberapa terkayakan secara supergen ( Ni, Mn , Al,
Zn) atau terkayakan secara relative (Fe, Cr, Al, Ti, S, dan Cu). Air resapan yang
mengandung CO2 yang berasal dari udara meresap sampai permukaan tanah
melindih mineral primer seperti olivine, serpentin, dan piroksen. Air meresap
secara perlahan sampai batas antara zona limonit dan zona saprolit , kemudian
mengalir secara lateral, kemudian lebih banyak didominasi oleh transportasi larutan
secara horizontal. Untuk bahan-bahan yang sukar atau tidak mudah larut akan
tinggal pada tempatnya dan sebagian turun ke bawah bersama larutan koloid.
Batuan-batuan seperti Fe, Ni, dan Co akan membentuk konsentrasi residual dan
konsentrasi celah pada zona yang disebut zona saprolit, berwarna coklat kuning
kemerahan ( Adi Kurniadi & Dkk, 2018).
Nikel laterit sebagai salah satu sumber daya mineral ekonomis di bumi ini
perlu ditemukan keberadaannya untuk dapat memenuhi kebutuhan dibidang
perindustrian. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni nikel
bersifat lunak, tetapi jika dipadukan (alloy) dengan besi, krom, dan logam lainnya
dapat membentuk baja tahan karat yang keras. Perpaduan nikel, krom dan besi
menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang banyak diaplikasikan pada
peralatan dapur (sendok, dan peralatan memasak), ornamen-ornamen rumah dan
gedung, serta komponen industri Keberadaan endapan nikel laterit umumnya

4
5

banyak tersebar pada daerahdaerah seperti di Provinsi Sulawesi Selatan dijumpai


pada daerah Soroako Kabupaten Luwu Timur dan Daerah Palakka Kabupaten
Barru. Selain itu, endapan nikel laterit juga dijumpai di daerah Sulawesi Tengah
yaitu Kabupaten Morowali, Kabupaten Luwuk Banggai dan Provinsi Sulawesi
Tenggara nikel terbentuk melalui proses pelapukan (laterisasi) yang intensif pada
batuan induk. Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis yang
memungkinkan tingkat pelapukan tinggi dapat terjadi (Mubdiana.A,Dkk, 2015).
Menurut Mubdiana.A,Dkk, (2015) bahwa karakteristik endapan nikel laterit
menjadi 3 karakteristik yaitu
1. Tanah penutup (top soil): umumnya pada daerah penelitian memiliki kedalaman
rata-rata 0-1 meter, berwarna coklat tua, marterial corenya clay, terdapat sisa-
sisa tumbuhan.
2. Zona limonit: umumnya pada daerah penelitian memiliki kedalamanrata-rata 2-
5 meter, berwarna coklat muda-coklat tua, material corenya berukuran clay,
kemampuan magnetik kuat, mineral-mineral yang sering hadir dalam zona ini
yaitu mineral hematite dan mineral goetit.

Gambar 2.1 core zona limonit (Mubdiana.A,Dkk, 2015)

3. Zona saprolit: umumnya pada daerah penelitian memiliki kedalaman rata-rata


7-20 meter, mulai terdapat variasi warna yaitu coklat muda, hijau muda, abu-
6

4. abu, dan kuning, material corenya sandyrocky, mulai terdapat fraksinasi, ukuran
fragmen kerikil, kerakal, hingga boulder, kemampuan magnetik lemah,
komposisi mineral didominasi oleh mineral piroksen,dan mineral serpentin,
sedangkan mineral olivin dan crisopras, serta minera-mineral silika memiliki
jumlah sedanghingga tidak dominan.

Gambar 2.2 core zona soft Saprolit (Mubdiana.A,Dkk, 2015)

Gambar 2.3 core zona rocky Saprolit (Mubdiana.A,Dkk, 2015)

2.2 Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)

Upaya untuk mengurangi dan menghilangkan bahaya dari kegiatan


pertambangan dengan melakukan loss prevention, yakni dengan adanya
penerapan sistem manajeman keselamatan. Sistem manajemen
keselamatan diterapkan di seluruh dunia. Dunia semakin menetapkan
7

pedoman untuk keselamatan dan kesehatan kerja. Sistem manajemen


keselamatan pertambangan di Indonesia bersifat mandatory yang telah
diatur dalam kebijakan pemerintah yakni Sistem Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) dalam Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012
dan sistem manajemen keselamatan pertambangan (SMKP) Mineral dan
Batubara dalam Peraturan Menteri ESDM No. 28 tahun 2014. SMKP
merupakan sistem manajemen ysng menjadi bagian dari sistem
manajemen perusahaan dalam rangka mengendalikan risiko keselamatan
pertambangan yang terdiri dari K3 pertambangan dan keselamatan
operasional pertambangan ( K3 pertambangan dan KO pertambangan).
Maka dari itu sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sangat
penting dalam dunia pertambangan dan harus dimiliki oleh semua
perusahaan tambang. (Hertanti.K.W&N.Khamin, 2021)

Dalam regulasi SMKP Minerba terbaru K3 dan KO menjadi inti dari


penerapan.SMKP Minerba.Dalam penerapannya, ada 7 elemen SMKP Minerba
yakni sebagai berikut :
1.Kebijakan
2.Perencanaan
3.Organisasi dan personel
4.Implementasi
5.Evaluasi dan tindak lanjut
6.Dokumentasi
7.Tinjauan manajemen dan peningkatan kerja
Penilaian dilakukan dengan menilai 7 elemen dan sub elemen dari
setiap elemen SMKP berdasarkan bukti yang ada di perusahaan
tersebut.Berikut Kriteria Penilaian Penerapan SMKP Minerba :
1.Angka 0 (nol) tidak ditemukan bukti yang menerangkan pelaksanaan kegiatan.
2.Angkat 1 (satu) ditemukan bukti yang menerangkan pelaksanaan Kegiatan
namun belum memenuhi persyaratan yang ditentukan
7

3.Angka 2 (dua) ditemukan bukti yang menerangkan pelaksanaan kegiatan


sudah memenuhi persyaratan yang ditentukan namun belum dilakukan evaluasi
8

4.Angka 3 (tiga) ditemukan bukti yang menerangkan pelaksanaan kegiatan


sudah memenuhi persyaratan yang ditentukan namun sudahn dilakukan
evaluasi
5.Not Applicable (N/A) menjelaskan bahwa perusahaan tersebut tidak
menerapkan kegiatan di perusahaannya (Hartanti.K.W& N. Khamin,2021).

2.2.1 Upaya untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerja pada kegiatan


penambangan
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya yang dilakukan untuk
menciptakan tempat kerja yang aman sehingga dapat melindungi pekerja dari
kecelakaan kerja. Penerapan K3 bertujuan untuk meminimalisir terjadinya
kecelakaan kerja di area kerja. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak
dikehendaki dan diduga, dimana menimbulkan korban manusia dan harta benda.
Kecelakaan kerja terjadi disebabkan ooleh manusia , lingkungan, alat kerja, dan
manajemen kerja(Rinold Edmon & Fadhilah,2016).
Menurut Rinold Edmon& Fadhilah,(2016) bahwa upaya yang dilakukan
dalam mengendalikan dan meminimalisir terjadinya kecelakkan kerja:
1. Penerapan job safety analisys (JSA), dimana JSA merupakan suatu
dokumen yang digunakan dalam mengidentifikasi bahaya dan resiko serta
pengendalian bahaya dan resiko terhadap pekerjaan yang dilakukan.
2. Penerapan standar operasional prosedur (SOP), dimana SOP merupakan
suatu dokumen yang berisi tentang langkah kerja aturan yang dilakukan
pada suatu kegiatan
3. Pemasangan rambu-rambu dan poster K3 pada area kerja, yang
memudahkan pekerja dalam memahami kondisi area kerjanya sendiri.
9

4. Penerapan alat pelindung diri (APD), dimana APD dapat meminimalisir


dampak kecelakaan kerja yang dapat menciderai tubuh pekerja itu sendiri.
Dalam penerapan kesehatan dan keselamatan kerja(K3) perlu di lakukanya
pengukuran untuk mengetahui keberhasilan penerapan tersebut. Salah satu cara
yang digunakan yaitu dengan mengukur tingkat kekerapan kecelakaan(requency
rate/ FR) dan keparahan kecelakaan (severety rate /SR).

jumlah kecelakaan x 1.000 .000


FR¿ …………………………………
jumlah jam orang kerja
(2.1)

jumlah hari hilang x 1.000 .000


SR¿ …………………………………
jumlah jam orang kerja
(2.2)
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan lokasi penelitian

Kegiatan penelitian telah dilakukan selama 1 bulan, di PT. Anugrah


Harisma Barakah. Lokasi penelitian berada pada wilayah admnistrasi
Kelurahan pongkalaero, Kecamatan Kabaena Selatan, Kabupaten
Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara dengan luas IUP 2527 Ha. Lokasi
ini dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda
empat dari kota Kendari ke Kabupaten Bombana Selatan selama 3 jam,
kemudian dilanjutkan dengan rute sebagai berikut:
1. Kapal very dari kasipute menuju donggala selama 5 jam
2. Jalur laut dari donggala ke lokasi penelitian kurang lebih 1 jam
menggunakan kapal sewa atau kapal perusahaan.
3.2 Jenis Penelitian
Secara umum penelitian ini menggunakan metode atau jenis penelitian
kuantitatif, proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan
sebelumya dengan tujuan deskriptif. Dalam hal ini, penelitian deskriptif bertujuan
untuk menyajikan dan menjelaskan objek penelitian, yaitu evaluasi kesehatan dan
keselamatan kerja.

10
11

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian


12

3.3 Bahan atau Materi Penelitian


Bahan atau materi penelitian yang digunakan terdiri atas dua jenis data ,
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh
langsung di lapangan, sementara itu data sekunder merupakan data yang diperoleh
dari pihak perusahaan PT. Anugrah Harisma Barakah.

3.3.1 Data Primer


Data primer merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan dari objek
penelitian yang masih harus diteliti dan perlu prngolahan lebih lanjut lagi. Data
primer pada penelitian ini berupa:
1. Kondisi lapangan
2. Pengamatan aktifitas kerja
3. Biodata pekerja kuisioner

3.3.2 Data Sekunder


Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak perusahaan yang
telah melalui serangkaian proses atau kegiatan yang nantinya akan diolah kembali
sesuai kebutuhan penelitian. Data sekunder pada penelitian ini berupa:
1. Data kecelakaan kerja
2. Jam kerja
3. Jumlah pekerja
4. Layuot penambangan

3.4 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 3.1 berikut:
13

Tabel 3. 1 Alat dan Bahan beserta Kegunaan-nya


No Nama Alat Kegunaan
Untuk mencatat data-data pada saat
1 Alat Tulis
melakukan penelitian.
2 Kamera Untuk dokumentasi kegiatan lapangan

3 Software ArcGis Untuk membuat peta lokasi penelitian


4 Software Global
Untuk pengolahan data-data yang diperlukan
Mapper
5 Software Untuk pengolahan dan membuat rencana dari
Microsoft Excel rancangan sequence penambangan
6 Laptop Untuk membuat laporan

3.5 Prosedur Penelitan


Prosedur penelitian ini di bagi menjadi beberapa tahapan mulai dari perzinan,
studi literature, pengamatn lapangan, serta tahap pengumpulan data. Berikut
adalah tahapan prosedur kegiatan penelitian yang akan di lakukan:
1. Perizinan
Tahapan perizinan, yaitu pembuatan surat izin observasi oleh pihak
jurusan teknik pertambangan untuk nantinya diserahkan kepada pihak perusahaan
lokasi penelitian.
2. Studi Literatur
Tahap studi literature dimaksudkan untuk mengumpulkan, mempelajari,
dan memahami berbagai sumber pustaka yang berkaitan dengan penelitian yang
akan dilakukan , yaitu evaluasi kesehatan dan keselamatan kerja.
3. Pengamatan lapangan
Pada tahap ini dilakukan pengamtan dengan observasi terhadap daerah
penelitian mengenai kondisi geologi, morfologi, tpopgrafi,derta mengamati
langsung kegiatan penambangan pada blok yang berpotensi.
4. Pengambilan dan pengumpulan data
14

Pengambilan dan pengumpulan data yang dimaksud adalah segala data-


data yang diperlukan dalam melakukan penelitianini, data-data tersebut
berupa data primer dan sekunder.

3.6 Bagan Alir Penelitia

Mulai

Studi Literatur

Observasi Lapangan

Pengumpulan Data

Data primer Data sekunder


1. Kondisi lapangan 1. Data kecelakaan kerja
2. Pengamatan aktivitas 2. Jam kerja
Kerja 3. Jumlah pekerja
3. Biodata pekerja 4. Layuot penambangan
kuisioner

Pengolahan Data

Analisis Data
15

Hasil

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian

3.7 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa bulan yaitu :


Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
Mei Juli Oktober Nov. Nov. Des
No Kegiatan
2022 2022 2022 2022 2022 2022
Observasi
1
lapangan
Pengumpulan
2
data
Evaluasi dan
3
pengolahan data
Penyusunan
4
skripsi penelitian
Presentasi skripsi
5
penelitian
15

DAFTAR PUSTKA

F.Fahrul. (2021). Evaluasi Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan


Pertambangan (SMKP) Di PT. Djava Berkah Mineral Site PT. Bumanik,
Kec. Petasia Timur, Kab. Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Universitas
Muhammadiyah Mataram, Mataram.

Edmon,Rinad & Fadhilah. (2016). Evaluasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja


pada Penambangan Batubara PT. Nusa Alam Lestari, Desa Salak,
Kecamatan Talawi,Sawahlunto, Sumatra Barat. Jurnal Bina Tambang,
Vol.6, No.2. Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Padang.
F.A, Heni & Nyimas R.F. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan dengan
perilaku Keselamatan dan Kesehatan kerja. Jurnal Kesehatan,Vol.6, No.2.

A,Mubdiana,Dkk. (2015). Karakteristik Endapan Nikel Laterit pada Block X PT.


Bintang Delapan, Kecamatan Bohodopi, Kabupaten Morowali, Provinsi
Sulawesi Tengah. Jurnal Geomine , Vol 01.

Kurniadi,Adi & Dkk. (2018). Karakteristik Batuan Asal Pembentukan Endapan


Nikel Laterit Di Daerah Madang dan Sekaraman Tengah. Padjadjaran
Geoscience Journal, Vol.2, No 3.

K.W, Hartanti & N. Khamin. (2021). Overview Analisis Sistem Manajemen


Keselamtan pada Industri Pertambangan Di Bebarapa Negara. Jurnal
Pertambangan Vol.3,No.2. Universitas Pembangunan Nasional
Yogyakarta,Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai