ABSTRAK
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari para karyawan PT. Tonia Mitra Sejahterah (TMS) masih ditemukan
beberapa kasus kecelakaan kerja. Penyebab tindakan tidak aman tersebut dan kondisi para pekerja yang tidak
aman, Khususnya di Divisi Produksi. Penelitian ini bertujuan : (1) Untuk Menganalisis potensi bahaya dalam
proses penambangan nikel di Divisi Produksi PT. Tonia Mitra Sejahtera (TMS) (2) Untuk menganalisis
pengendalian risiko kecelakaan kerja pada aktivitas penambangan nikel di Divsi Produksi PT. Tonia Mitra
Sejahtera (TMS). Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dimana diperoleh data dari
hasil wawancara dan pengamatan atau observasi langsung dilokasi pertambangan. Data diambil dari data
aktivitas penambangan nikel di Divisi Produksi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa risiko bahaya yang
terjadi pada kegiatan penambangan nikel di Divisi Produksi PT. Tonia Mitra Sejahtera (TMS).
Kata kunci: Hazard identification, Divisi Produksi, dan PT. Tonia Mitra Sejahtera (TMS).
ABSTRACT
Based on the information obtained from the employees of PT. Tonia Mitra Sejahtera (TMS), several work accidents have been
identified. The causes of these unsafe actions and the unsafe conditions of the workers, particularly in the Production Division, are
still prevalent. This research aims to: (1) Analyze the potential hazards in the nickel mining process in the Production Division of PT.
Tonia Mitra Sejahtera (TMS). (2) Analyze the risk controls for work accidents in nickel mining activities in the Production
Division of PT. Tonia Mitra Sejahtera (TMS). The research methodology used a qualitative approach, where data was obtained
through interviews and direct observations at the mining site. Data was collected from the activities in the nickel mining process in
the Production Division. The research findings revealed that there are risks and hazards associated with the nickel mining activities
in the Production Division of PT. Tonia Mitra Sejahtera (TMS).
Keywords: Hazard identification, Production Division, and PT. Tonia Mitra Sejahtera (TMS)
PENDAHULUAN
Negara Indonesia adalah negara yang dikenal dengan kekayaan alamnya yang melimpah, salah satunya industri
pertambangan yang dapat meningkatkan perekonomian kesejahteraan masyarakat. Terbukti di beberapa
kabupaten dan kota yang ada di Indonesia terdapat industri pertambangan yang juga menjadi hasil Pendapatan
Asli Daerah (PAD).
Pulau Kabaena, kabupaten Bombana merupakan daerah yang masuk dalam lingkup kabupaten bombana ini
merupakan daerah yang memiliki sumber daya alamnya yang sangat melimpah sehingga tidak menutup
kemungkinan banyak terdapat perusahaan pertambangan yang telah lama beroperasi didaerah ini. Aset yang
menonjol di daerah tersebut adalah tambang nikel, emas, dan batu cron. Namun dalam pengelolaannya masih
banyak sekali dijumpai berbagai permasalahan yang terjadi diantaranya dalam peningkatan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) yang belum diterapkan dengan meksimal.
PT. Tonia Mitra Sejahtera (TMS) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi pertambangan.
Mine Project adalah salah satu proyek tambang PT. Tonia Mitra Sejahtera yang berlokasi di kecamatan
kabaeana tengah, kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara. PT. Tonia Mitra Sejahtera (TMS) terbagi
sembilan divisi yaitu diantaranya, divisi Production, Mining, H.S.E. (Health Safety Enviroment), HRGA (
Human Relation and General Afair), Exploration, Survey/Thopogrhaphy, M.P.E. (Mine Plan Engineer)
Shipping, dan QAQC (Quality Analysis and Quality Control) Setiap divisi ini memiliki proses pekerjaan yang
berbeda-beda dan mempunyai tingkat kesulitannya masing-masing. Divisi Production mempunyai proses
pekerjaan berawal dari (land clearing) pembukaan lahan, (top soil) pembersihan tanah pucuk, sampai selesai.
Pada proses kegiatan penambangan nikel di PT. Tonia Mitra Sejahtera (TMS), pada divisi produksi sangat
berpotensi bahaya , karena memiliki risiko yang paling tinggi serta dalam proses pekerjaanya selalu
menggunakan alat berat diantaranya, Dump Truck, Bulldozer, Excavator, mesin Driling yang digunakan untuk
pengeboran dengan lingkungan kerjanya yang berbahaya. Selain itu, letak PT. Tonia Mitra Sejahtera (TMS)
berada di gunung sehingga kondisi rawan terjadinya kecelakaan kerja. Serta di lingkungan kerja produksi
pertambangan nikel yang rawan.
Pihak K3 telah meninjau seluruh lokasi pertambangan nikel dimana sebagai tindakan pencegahan untuk
menghindari risiko kecelakaan kerja terhadap karyawan, Yang dapat menimbulkan kerugian besar. Dari
tanggapan pihak K3 dimulai tahun 2019 pada divisi produksi adalah divisi yang memilki data tertinggi hasil
kecelakaan kerja. Adapun jumlah kasusnya yaitu sebanyak 20 kasus kecelakaan ringan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi langsung di lokasi pertambangan, hal ini menimbulkan proses
pekerjaan yang tidak mencapai hasil yang diharapkan dan juga mempengaruhi produktifitas perusahaan
sehingga dampaknya perusahaan tersebut mengalami kerugian..
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di PT. Tonia Mitra Sejahtera (TMS) yang terletak di Desa Lengora Pantai, Kec.
Kabaena Tengah, Kab. Bombana, Tahun 2020, mulai dari januari sampai dengan maret 2020.
Populasi dalam penelitian ini meliputi karyawan pada divisi produksi PT. Tonia Mitra Sejahtera (TMS) di Desa
Lengora Pantai, Kec. Kabena Tengah, Kab. Bombana dengan jumlah karyawan 100 karyawan, sehingga jumlah
keseluruhan sebanyak 100 karyawan sebagai objek penelitian. Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil
menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili pupulasinya. pengambilan sampel dalam penelitian ini
dengan menggunakan sampel acak sederhana (Simple Random Sampling) (Ramadhan 2020). Menurut (Iqbal
2014), cara pengambilan sampel dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
n = N
Nd²+1
Dimana :
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
Nd² : Tingkat Presisi (10% dengan tingkat kepercayaan 95%).
Berdasarkan rumus diatas diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :
100 = 100 = 50
(100). 0,12 + 1 1+1
Adapun langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah memungkinkan peneliti untuk mendapatkan data yang kaya dan mendalam, serta
memahami perspektif responden secara lebih baik. Kemudian yang diwawancara adalah pihak keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) pertambangan K3 lingkungan, para operator alat berat dan juga para driver.
Peneliti juga menggunakan kuisioner sebagai sarana wawancara.
2. Observasi lokasi pertambangan
Observasi lokasi pertambangan adalah metode pengumpulan data dalam penelitian K3 pertambangan yang
melibatkan pengamatan langsung terhadap kondisi dan aktivitas di lokasi pertambangan. Dalam metode ini,
peneliti secara fisik hadir di lokasi pertambangan untuk mengamati berbagai aspek terkait Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3). Observasi yang dilakukan adalah observasi nonpartisipan. Dalam observasi
nonpartisipatif, peneliti tidak terlibat secara aktif dalam kegiatan atau interaksi yang sedang diamati.
Sebaliknya, peneliti hanya mengamati dan mencatat kejadian atau perilaku tanpa mengambil bagian atau
berinteraksi dengan subjek atau lingkungan yang ada di PT. Tonia Mitra Sejahtera, adapun kegiatan yang
peneliti observasi berupa pelaksanaan, pemberian alat keamanan pekerja, sosialisasi K3 dari perusahaan
dan sebagainya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi penelitian adalah proses menyimpan dan merekam semua informasi yang terkait dengan
penelitian secara tertulis atau dalam bentuk lainnya. Tujuan utama dari dokumentasi penelitian adalah
untuk menjaga catatan yang akurat, transparan, dan terperinci tentang semua langkah dan hasil penelitian.
Hal ini memungkinkan peneliti untuk menyajikan temuan penelitian secara jelas, meyakinkan, dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada pembaca, pihak berkepentingan, atau masyarakat yang berkaitan dengan
penerapan K3 dan dokumen keselamtan operasional pertambangan.
Analisa Data
Analisa data pada penelitian ini adalah diawali dari menghitung nilai risiko yang diperoleh dari hasil rating
konsekuensi dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Variabel Penelitian
Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat), (Lestari 2014). Variabel dependen (terikat) adalah yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Lestari 2014) adalah kondisi atau karakteristik yang
berubah atau muncul ketika penelitian mengintrodiksi, pengubah atau pengganti variabel bebas. Adapun
penjelasan mengenai variabel penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas (sebab) adalah aktivitas penambangan nikel pada divisi produksi.
2. Variabel terikat (akibat) adalah identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan pengendalian risiko.
3. Bagan Variabel Penelitian
PT. Tonia Mitra Sejahtera (TMS) adalah salah satu perusahaan yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP)
dipulau kabaena Kabupaten Bombana. Perusahaan ini tepatnya beroperasi di Desa Lengora Pantai, Kec. Kabena
Tengah, Kab. Bomaban yang memiliki jumlah karyawan sekitar 371 orang yang tersebar diberbagai divisi.
Perusahaan tersebut merupakan owner yang bergerak pada konstruksi pertambangan nikel, Sejak awal januari
tahun 2019 bekerja sama dengan PT. Hilcon Jaya Sakti yang di jadikan sebagai kontraktor pelaksana, tetapi masuk
pada bulan juli 2019 PT. Tonia Mitra Sejahtera menyelesaikan hubungan kerja sama dengan PT. Hilcon Jaya Sakti
dengan tujuan untuk mandiri dalam mengelola pertambangannya itu sendiri.
PT. Tonia Mitra Sejahtera (TMS) memiliki beberapa divisi yang saling berhubungan yaitu diantaranya divisi
Production, Mining, H.S.E. (Health Safety Enviroment), HRGA ( Human Relation and General Afair),
Exploration, Survey/Thopogrhaphy, M.P.E. (Mine Plan Engineer) Shipping, dan QAQC (Quality Analysis and
Quality Control).
Perusahaan ini juga masuk dalam kategori yang sangat memperhatikan masyarakat lokal, termasuk dalam
perekrutan tenaga kerja maupun kompensasi lahan yang akan diberikan kepada masyarakat setiap pengapalan.
Selain itu ketika ada proyek atau pengadaan kebutuhan perusahaan yang mampu dikerjakan warga lokal, akan
diberikan kepada warga logal untuk mengerjakannya.
Pelaksanaan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) PT. Tonia Mitra Sejahtera
Pelaksanaan disiplin kerja di PT. Tonia Mitra sejahtera dilaksanakan secara fleksibel waktu kerja karyawan secara
umum (2 Shift) siang dan malam. Siang dimulai pukul 07.00 hingga 17.00 Wita (Istrahat 12.00 - 13.00 Wita),
dilanjutkan dengan shift malam dimulai pukul 17.00 - 06.00 Wita. secara khusus akan dikondisikan dan diatur
sesuai dengan arahan dari atasan dan kebutuhan pekerjaan masing – masing departemen. Jam Kerja Longshift
akan diatur internal departemen bersangkutan. Sebelum masuk kerja diawali dengan Toolbox Meeting.
Perusahaan Tersebut juga rutin melaksanakan penyampaian Safety Talk pada hari jum’at yang diikuti oleh seluruh
staf dan karyawan. Pada saat proses pekerjaan terkadang proyek dapat diberhentikan oleh pihak K3 bilamana
melihat kondisi yang tidak memungkinkan untuk bekerja, dengan metode melakukan tes fatigue pada operator
alat berat dan driver Dump truck lainnya di malam hari, sehingga ketika adanya karyawan yang kedapatan fatigue
akan digantikan dengan karyawan lainnya dengan memperhatikan shift berikutnya. Namun jika kondisi masih
dapat tearatasi pekerjaan masih terus dilakukan. Pihak K3 dan juga pengawas terus meberikan instruksi kepada
para pekerja sehingga proses pekerjaan dapat berjalan sebagaiman mestinya.
Kebijakan mutu, keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan (MK3L) PT. Tonia Mitra Sejahtera menyadari akan
pentingnya upaya identifkasi aspek dan bahaya serta evaluasi dampak dan Risiko K3L di lingkungan perusahan
sebagai dasar usaha pengelolaan K3L di PT. Tonia Mitra Sejahtera Prosedur ini merupakan metode untuk
mengidentifikasi aspek dan bahaya dan mengevaluasi dampak dan Risiko dari proses kerja di PT. Tonia Mitra
Sejahtera. Adapun referensi MK3L ini mengacu hal sebagai berikut :
1. UU. No 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
2. Kepmen pertambangan dan Energi No. 1827.K/30/MEM/2018 tentang pedoman pelaksanaan keselamatan
pertambangan dan keselamatan pengolahan dan/atau pemurnian mineral dan batubara.
3. Kepmen No. 1211 K/008/M.PE/1995 pencegahan dan penanggulanagan lingkungan pertambangan.
4. Kebijakan dan Safety Golden Rules PT. Tonia Mitra Sejahtera.
Hasil Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko di Divisi Produksi
Berdasarkan hasil pengamatan langsung wawancara yang telah dilakukan bersama ahli K3 di PT. Tonia Mitra
Sejahtera mengenai identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan pengendalian risiko pada aktivitas tambang nikel di
Divisi Produksi, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko pada Aktivitas Tambang Nikel di Divisi Produksi
Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko
No.
Kondisi/ Kejadian Tingkat Pengendalian Risiko
Aktivitas yang Diamati
Berbahaya L C R Risiko
Kejadian Berbahaya: 3 2 6 M
Gangguan ISPA dan
Iritasi pada mata akibat pintu
unit tidak tertutup
Dan banyaknya debu.
6. Kondisi Berbahaya: 1. Melakukan meantenance jalan
Jalan hauling licin dan Menggunakan motor grader
material jalan yang lunak atau bulldozer.
karena malam harinya 2. Pastikan muatan unit tidak
hujan. berlebihan.
3 3 9 H
3. Kecepatan unit minimal
Kejadian Berbahaya 20km/jam
Dump truck tergelincir Sesuai dengan SOP.
dan kehilangan kendali.
Pembahasan
4. Hauling overburden
5. Maintenance line hauling
6. Loading nikel
7. Loading nikel to stockpile
8. Loading nikel to stockpile extend jetty
Berdasarkan dari jumlah keseluruhan rata-rata yang didapatkan dari hasil wawancara bersama 50 orang karyawan
di divisi produksi yang menggunakan kuisioner adalah nilai kemungkinan (likelihood) : 3 dengan nilai keparahan
(consequence) : 3 sehingga menghasilkan nilai risiko : 9 dan dapat dikategorikan tingkat risikonya adalah High
(Tinggi).
Metode hirarki pengendalian risiko terdiri dari lima tingkatan prioritas, dari yang paling efektif hingga yang
paling kurang efektif:
1. Penghapusan (Elimination): Tingkat pertama dalam hirarki adalah menghilangkan risiko sepenuhnya dari
lingkungan kerja. Ini dilakukan dengan menghindari situasi atau kegiatan yang dapat menyebabkan risiko
bahaya. Contohnya, menghentikan atau tidak memulai kegiatan produksi yang berpotensi sangat berbahaya.
2. Substitusi: Jika risiko tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, langkah selanjutnya adalah mengganti bahaya atau
bahan berbahaya dengan alternatif yang lebih aman. Misalnya, menggantikan bahan kimia berbahaya dengan
bahan yang lebih aman.
3. Pengendalian Teknikal (Engineering Controls): Pengendalian teknikal melibatkan penggunaan peralatan atau
teknologi untuk mengurangi atau menghilangkan risiko. Contohnya, menginstal alat pengaman atau sistem
otomatis untuk mengurangi risiko terpapar bahan berbahaya.
4. Pengendalian Administratif (Administrative Controls): Langkah berikutnya adalah pengendalian administratif,
yang melibatkan perubahan dalam prosedur kerja, pelatihan, atau pengaturan operasional untuk mengurangi
risiko. Contohnya, mengatur jadwal kerja atau mengenalkan prosedur keamanan untuk mengurangi risiko
kelelahan atau kesalahan manusia.
5. Penggunaan Alat Pelindung Diri (Personal Protective Equipment): Jika risiko masih ada setelah langkah-langkah
pengendalian sebelumnya diimplementasikan, maka PPE digunakan untuk melindungi pekerja dari risiko
bahaya. Contohnya, menggunakan helm, masker, kacamata, sarung tangan, atau sepatu pelindung.
Penggunaan metode hirarki pengendalian risiko memastikan bahwa upaya dilakukan untuk menghilangkan atau
mengurangi risiko dengan cara yang paling efektif terlebih dahulu sebelum melibatkan penggunaan alat pelindung
diri. Prinsip ini membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan dapat mengurangi potensi cedera
atau kecelakaan kerja dalam divisi produksi pertambangan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diloaksi pertambangan PT. Tonia Mitra Sejahtera, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Hasil penilaian risiko bahaya di PT. Tonia Mitra Sejahtera adalah 9 dengan tingkat risiko High (tinggi)
dimana didapatakan dari hasil nilai rata-rata nilai kemungkinan 3 dan nilai keparahannya 3.
2. Kurangnya pengetahuan karyawan di PT. Tonia Mitra Sejahtera tentang keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) dalam upaya pengendalian risiko bahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Iqbal, Mohamad. 2014. “Peranan Kelompok Tani Dalam Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah Di Desa
Margamulya Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali.”
Lestari, Eka Amaliyah Mugi. 2014. Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri
Walisongo Semarang “Korelasi Antara Perilaku Keberagamaan Dengan Kecemasan Peserta Didik Kelas Ix
Dalam Menghadapi Ujian Nasional Di Mts Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang Tahun Ajaran
2013/2014.” https://core.ac.uk/download/pdf/224838571.pdf.
Ramadhan, Galang Decky. 2020. “Pengaruh Latihan Relay 30 Meter Dan Relay 40 Meter Terhadap Peningkatan
Kapasitas Aerobik Maksimal (Vo2 Max) Pemain Bulutangkis Pb Jaya Raya Satria.”