K3 DAN KETENAGAKERJAAN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN
(SMKP) PADA PERUSAHAAN KUARI BATU GAMPING PT. INDO
GAMPING
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa, tapi juga mengakibatkan kerugian kepada
karyawan, Supplier dan pengusaha, keterlambatan proses produksi, dan berdampak ke lingkungan
yang akan memberi dampak kepada masyarakat di sekitar. Semakin tingginya tingkat kebutuhan
masyarakat, semakin tinggi juga Permintaan akan produksi maka semakin tinggi juga tingkat
kebutuhan akan pekerjaan sehingga keselamatan dan kesehatan kerja juga pun perlu diperhatikan
guna untuk meminimalisir tingkat kecelakaan kerja. Oleh sebab itu PT. Indo Gamping sebagai
perusahaan tambang kuari batu gamping menjunjung tinggi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) serta Lingkungan Hidup dengan menerapkan Good Mining Practice.
Sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menitik beratkan pada manajemen
risiko. Aspek K3 timbul karena adanya risiko yang harus dihindari dari setiap aktivitas atau
kegiatan di Pertambangan, artinya Aspek K3 mengambil alih peran yang sangat penting dalam
keberjalanan operasi. Kepmenaker No 05/1996 memberlakukan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan secara internasional berlaku OHSAS 18001:2007 yang
menempatkan manajemen risiko menjadi salah satu elemen penting. Manajemen risiko itu sendiri
terdiri dari Perencanaan Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko, biasanya disebut
dengan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment And Risk Control). Manajemen risiko
ini dilakukan untuk mengelola risiko agar tidak terjadinya kecelakaan atau kejadian yang tidak
diinginkan melalui proses identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya.
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di suatu perusahaan
merupakan suatu persyaratan dimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan pasal 87 bahwa perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terintegrasi dengan Sistem Manajemen Perusahaan.
Persyaratan tersebut merupakan termasuk dalam investasi perusahaan karena merupakan sebuah
kewajiban yang diatur dalam Undang-Undang Pemerintah Republik Indonesia. Kesalahan dalam
prosedur atau posisi kerja dapat menyebabkan kecelakaan. Bekerja dalam posisi yang tidak aman,
misalnya pada bidang antara dua lantai yang tidak sama tinggi dapat menyebabkan kecelakaan,
karena pada waktu bekerja dengan serius, orang serius menjadi lupa bahwa dia dalam posisi yang
berbahaya tersebut. Demikian juga halnya dengan posisi kerja, misalkan jika salah dalam posisi
mengangkat barang yang berat dapat menyebabkan cedera otot pinggang atau punggung, sehingga
bisa menimbulkan kelumpuhan,impotensi, dan sebagainya.
Diharapkan melalui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja perusahaan dapat
memiliki lingkungan kerja yang sehat, aman, efisien dan produktif. Lebih dari itu penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat membantu Pimpinan Perusahaan
untuk dapat melaksanakan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang merupakan
tuntutan masyarakat global baik secara nasional maupun secara internasional.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana Deskripsi Umum dari PT Indo Gamping ?
b. Bagaimana Kebijakan dan Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan (SMKP) Minerba di PT Indo Gamping ?
c. Bagaimana Perencanaan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) Minerba di
PT Indo Gamping ?
d. Bagaimana Pemantauan, Evaluasi dan Tindak lanjut serta Peningkatan Kinerja Sistem
Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) Minerba di PT Indo Gamping ?
e. Bagaimana bentukan organisasi dan personel serta analisis biaya Sistem Manajemen
Keselamatan Pertambangan (SMKP) di PT Indo Gamping ?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengidentifikasi tugas, jenis bahaya, dan risiko dari setiap aktivitas kegiatan
Pertambangan di PT Indo Gamping.
b. Untuk mengetahui upaya pengendalian risiko dalam mengevaluasi setiap kemungkinan
kecelakaan guna mengurangi kecelakaan di PT Indo Gamping.
c. Untuk mengetahui bentukan implementasi implementasi SMKP Minerba,pemantauan, evaluasi,
tindak lanjut SMKP Minerba, dokumentasi SMKP Minerba, tinjauan manajemen, peningkatan
kinerja SMKP Minerba, serta analisis biaya SMKP Minerba di PT Indo Gamping.
1. Denah Tata Letak Infrastruktur Serta Penampang memanjang dan Melintang
Penambangan
PT Indo Gamping merupakan seuatu perusahaan tambang yang menambang batu gamping
dengan metode penambangan kuari tambang terbuka. Perusahaan PT Indo Gamping memiliki
luas wilayah IUP sekitar 600 Ha. Batu gamping ini ditambang guna untuk keperluan pemenuhan
produksi semen yang kemudian akan digunakan untuk berbagai macam kegiatan, utamanya untuk
bangunan dan infrastuktur. Berikut denah letak tambang kuari PT Indo Gamping.
10.000.000 ton
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐻𝑎𝑟𝑖𝑎n = 300 hari
Waktu standby
Waktu
3 menit/ha
peledaka Jam 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
0 ri
n
Istirahat 6 menit/sh
Jam 2 2 2 2 2 2 2 2
makan 0 ift
Pengganti 3 menit/sh
Jam 1 1 1 1 1 1 1 1
an shift 0 ift
Pengisian
1 menit/sh
bahan Jam 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33
0 ift
bakar
Safety 3 menit/ha
Jam 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Induction 0 ri
Jam kerja efektif per hari Jam 17,8 17,8 17,8 17,8 17,8 17,8 17,8 17,8
Jam kerja efektif per
Jam 5340 5340 5340 5340 5340 5340 5340 5340
tahun
5. Jenis dan Jumlah Peralatan Tambang Utama dan Pendukung yang Digunakan
5.1 Alat utama
1. Alat gali muat : Excavator Hitachi EX1800
Nama alat : Backhoe/Excavator
Tipe alat : Komatsu PC200-8
Bucket Factor (BF) : 0.8
Kapasitas bucket (BC) : 7.6 m3
Efisiensi kerja (EF) : 80%
Sudut swing : 90o
Swell factor (SF) : 0.8
Waktu menggali ; 9 detik
Waktu swing : 5 detik
Waktu buang : 4 detik
Untuk overburden
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑂𝐵
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑐𝑘ℎ𝑜𝑒 =
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑐𝑘ℎ𝑜𝑒
6.532.500
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑐𝑘ℎ𝑜𝑒 = 300
614.4 × 14
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑐𝑘ℎ𝑜𝑒 = 2.53 ≈ 3 𝑏𝑢𝑎ℎ
Untuk overburden
𝐶
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 (𝐿) = × 𝐵𝐹 × 𝐶𝑇
𝐵𝐶
60
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 = × 0.8 × 0.38
7.6 × 0.8
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 = 3 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑓𝑟𝑜𝑛𝑡 − 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘𝑝𝑖𝑙𝑒
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐻𝑎𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔 (𝑇ℎ ) =
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔
1
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 ℎ𝑎𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔 = = 0.04 𝑗𝑎𝑚 = 2.4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
25
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑑𝑢𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔 + 𝑀𝑎𝑛𝑢𝑣𝑒𝑟 (𝑇𝑑𝑚 ) = 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘𝑝𝑖𝑙𝑒 − 𝑓𝑟𝑜𝑛𝑡 1
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖 (𝑇𝑟 ) = = = 0.0286 𝑗𝑎𝑚 = 1.72 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖 35
𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 (𝐶𝑇) = 𝐿 + 𝑇ℎ + 𝑇𝑑𝑚 + 𝑇𝑟
𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 (𝐶𝑇) = 3 + 2.4 + 4 + 1.72 = 11.12 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝐶 × 𝐵𝐹 × 𝑆𝐹 60 × 0.8 × 0.8
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = = =
𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝐶𝑇 11.12
60
𝐵𝐶𝑀
= 207.19
𝑗𝑎𝑚
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘 =
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘
6.532.500
= 300 = 7.5 ≈ 8 𝑏𝑢𝑎ℎ
207.19 × 14
Untuk batu gamping
𝐶
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 (𝐿) = × 𝐵𝐹 × 𝐶𝑇
𝐵𝐶
60
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 = × 0.8 × 0.38
7.6 × 0.8
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 = 3 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑓𝑟𝑜𝑛𝑡 − 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘𝑝𝑖𝑙𝑒
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐻𝑎𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔 (𝑇ℎ ) =
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔
1
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 ℎ𝑎𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔 = = 0.04 𝑗𝑎𝑚 = 2.4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
25
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑑𝑢𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔 + 𝑀𝑎𝑛𝑢𝑣𝑒𝑟 (𝑇𝑑𝑚 ) = 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘𝑝𝑖𝑙𝑒 − 𝑓𝑟𝑜𝑛𝑡 1
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖 (𝑇𝑟 ) = = = 0.0286 𝑗𝑎𝑚 = 1.72 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖 35
𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 (𝐶𝑇) = 𝐿 + 𝑇ℎ + 𝑇𝑑𝑚 + 𝑇𝑟
𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 (𝐶𝑇) = 3 + 2.4 + 4 + 1.72 = 11.12 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝐶 × 𝐵𝐹 × 𝑆𝐹 60 × 0.8 × 0.8
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = = =
𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝐶𝑇 11.12
60
𝐵𝐶𝑀
= 207.19
𝑗𝑎𝑚
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘 =
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘
33333.3
= = 11.49 ≈ 12 𝑏𝑢𝑎ℎ
207.19 × 14
Dari handbook diperoleh land clearing termasuk kategori Intermediate Clearing sehingga
dapat dilakukan land clearing dengan bulldozer CAT D8R dengan bilah universal.
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑟𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑢𝑙𝑙𝑑𝑜𝑧𝑒𝑟 = 𝑘𝑒𝑐. 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 × 𝑤𝑖𝑑𝑡ℎ 𝑜𝑓 𝑐𝑢𝑡 × 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑚2
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑟𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑢𝑙𝑙𝑑𝑜𝑧𝑒𝑟 = 4.5 × 1000 × 2.13 × 80% = 7668
𝑗𝑎𝑚
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑑 𝑐𝑙𝑒𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔 6000000
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑙𝑙𝑑𝑜𝑧𝑒𝑟 = =
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑢𝑙𝑙𝑑𝑜𝑧𝑒𝑟 7668 × 14 × 60
= 0.93 ≈ 1 𝑏𝑢𝑎ℎ
Melakukan pengawasan
terhadap area penggalian
Memberikan pelatihan
mengenai kerja bugar (Fit For
Work) kepada semua operator
Benturan antara unit
bucket Excavator
C 3 13M E 3 20L
dengan body Dump
Truck
Membuat program Fatigue
Check
Membuat tiang pembatas antara
unit Dump Truck dan unit
Excavator
Penggalian termasuk kontrol kualitas mineral bukan logam dan batuan sebelum dilakukan pengendalian
Peralatan amblas C 2 8H D 4 21
Memberikan pelatihan
mengenai kerja bugar (Fit For
Work) kepada semua operator
Benturan antara unit
bucket Excavator
C 3 13M E 3 20L
dengan body Dump
Truck Membuat program Fatigue
Check
Hasil peledakan
bahan galian
dijadikan berupa
Terkena lemparan bongkahan kecil
material (bahan galian) B 3 9H C 3 13M
sangat keras dari Crusher
Membuat desain
mekanis dan juga
tata ruang
Crusher yang
memadai
Dilakukan pelatihan
secara ketat untuk
Pengoperasian operator
Fasilitas Tergulingnya Alat Angkut
C 1 4E D 1 7H
Pengolahan kedalam Crusher
Memasang tanda
peringatan adanya
Crusher jauh dari
lokasi sebagai
pembatas
Diberikan
Proses Crushing
peringatan dan juga
menghasilkan debu yang B 5 19L C 5 22L
tanda jarak aman
akan terkena
dari Crusher
Melakukan
Daya crushing kurang kuat perawatan dan
dikarenakan alatnya yang monitoring pada
Perawatan kurang kuat untuk alat pengolahan
Fasilitas menghancurkan seluruh D 3 17M secara teratur D 5 24L
Pengolahan bongkahan batuan
sehingga membuat batu
terlempar Diberikan
peringatan dan juga
tanda jarak aman
dari Crusher
Diterapkan
pemeriksaan jalan,
pondasi tanah serta
Area sekitar fasilitas
Pemeliharaan geologis pada area
pengolahan longsor
Fasilitas C 1 4C yang aman D 5 24L
karena pondasi tanah yang
Pengolahan
tidak kuat Adanya tanda batas
aman untuk area
yang rawan akan
longsor
Penempatan Sisa Hasil Pengolahan dan/atau Pemurnian
Risk Assesment Final Risk Assesment
Nama Kegiatan Identifikasi Bahaya Pengontrolan Gambar
L C RL L C RL
Pemantauan Ukuran
Umpan dan Produk
serta Pemeliharan dan Suara bising pada alat C 2 8H Menggunakan earplug D 4 21L
Perawatan Alat
1. Jangan mendekati
sambungan pipa yang beresiko
terjadinya semburan 2. Jaga
jarak dengan bagian pipa yang
baru diperbaiki
3. Gunakan kacamata dan apd
Pembuangan air hasil
lengkap
pemompaan
Kebocoran air A 4 10-H C 5 22-L
1. Memastikan faktor
keamanan ereng tercukupi
2. Memasang perkuatan pada
lereng
Adanya erosi 3. Melakukan pemantauan
lereng pada terhadap lereng secara berkala
jalur angkut A 4 10-H B 4 14-M
1. Melakukan penggantian
sesuai dengan prosedur
yang benar
2. Pekerjaan dilakukan lebih
Tersengat dari 1 orang
aliran listrik 3. Memastikan
saat kegiatan alat dalam keadaan
pengecekan kering
alat angkut di 4. Menggunakan APD
bengkel C 2 8-H D 4 21-L
Bahaya karena
alat angkut 1. Mengisolasi atau me-lock out
yang sedang alat angkut yang sedang
diperbaiki diperbaiki
tidak di isolasi B 3 9-H 2. Menggunakan APD Lengkap D 5 24-L
1. Menempatkan
barang sesuai pada
Perawatan dan tempatnya
Pemeliharaan Alat Pekerja 2. Menempatkan
Angkut tersandung barang sesuai pada
peralatan tempatnya
pemeliharaan 3. Menggunakan APD lengkap
di bengkel A 4 10-H C 5 22-L
1. Memastikan semua
peralatan dalam keadaan aman
dan tidak membahayakan
2. Memastikan semua
Tertimpa suku peralatan dalam keadaan aman
cadang alat dan tidak membahayakan
angkut B 3 9-H 3. Menggunakan APD lengkap D 4 21-L
1. Menggunakan APD lengkap
2. Melakukan penggantian
sesuai dengan prosedur yang
Terbentur benar
bagian-bagian 3. Memastikan alat dalam
truk pada saat keadaan aman sebelum
perawatan B 3 9-H perawatan C 4 18-L
LALU LINTAS
Identifikasi Risk Assesment Final Risk Assesment
Nama Kegiatan Pengontrolan Gambar
Bahaya L C RL L C RL
1. Melakukan pengecekan
Pengendara
kesehatan sebelum melakukan
truk
pekerjaan
mengalami A 2 3-E D 3 17-M
2. Melakukan pengecekan
kelelahan atau
kesehatan sebelum melakukan
fatigue
pekerjaan
1. Memastikan keadaan
dari pengendara sebelum
bekerja
Truk tergelincir
2. Memastikan keadaan
pada saat C 3 13-M D 4 21-L
dari pengendara sebelum
beroperasi
bekerja
3. Memastikan jalan sesuai
dengan kriteria jalan yang baik
1. Menempatkan
barang sesuai pada
tempatnya
Pekerja 2. Memberikan
Perawatan dan tersandung pengetahuan
pemeliharaan alat peralatan C 4 18-L kepada pekerja agar E 5 25-L
angkut truck pemeliharaan selalu waspada
di bengkel terhadap benda benda di
sekeliling
3. Menggunakan
APD yang lengkap
Adanya oli
1. Memastikan keadaan
yang tumpah
sebelum dan sesudah
pada saat
pemeliharaan dalam keadaan
pemeliharaan B 3 9-H
semula atau kering
truk yang
2. Melakukan pekerjaan
menyebabkan
dengan hati-hati dan fokus
terpeleset
2.2.1. Menggunakan APD
Terjepit pada
2.2.2. Melakukan penggantian
saat
C 3 13-M sesuai dengan prosedur yang D 4 21-L
penggantian
benar
bagian truk
B. Perencanaan SMKP
Poin 38 : Pengurangan kadar air (dewatering),
termasuk pemeliharaan dan perawatan peralatan
Poin 41 : Pengangkutan, pemeliharaan, dan
perawatan serta pengeturan lalu lintas di jalur angkut
Poin 42 : Alat angkut menggunakan truk termasuk
pemeliharaan dan perawatan peralatan
Poin 43 : Pengangkutan menggunakan konveyor
termasuk pemeliharaan dan perawatan peralatan
Candra Arayudha 12118039 A. Deskripsi Umum
Alur proses kegiatan yang akan dianalisis
B. Perencanaan SMKP
Poin 12 : Peralatan penambangan mineral bukan
logam dan batuan termasuk pemeliharaan dan
perawatan peralatan
Poin 22 : Operasional alat gali-muat termasuk
pemeliharaan dan perawatan peralatan
Poin 23 : Operasional alat angkut termasuk
pemeliharaan dan perawatan peralatan
Poin 27 : Peralatan pendukung termasuk
pemeliharaan dan perawatan peralatan
Muthia Nabila TF 12118059 A. Deskripsi Umum
Jenis dan jumlah peralatan tambang utama dan pendukung
yang digunakan
B. Perencanaan SMKP
Poin 1 : Pelaksanaan kegiatan eksplorasi,
pengelolaan conto, dan bangunan tempat
penyimpanan conto
Poin 2 : Pembersihan lahan, pengupasan batuan
penutup, dan pengupasan material lumpur
Poin 3 : Pekerjaan pengeboran lubang ledak
termasuk evakuasi terhadap kejadian meledaknya
bahan peledak akibat petir
Poin 4 : Penimbunan, pemantauan, pemeriksaan, dan
pemeliharaan kestabilan timbunan batuan penutup,
penimbunan inpit, dan penimbunan material lumpur
Poin 6 : Pemantauan, pemeriksaan, dan
pemeliharaan kstabilan lereng penambangan dan
lereng akhir penambangan yang paling kurang
meliputi geometrid an dimensi lereng tetap terjaga:
pergerakan lereng (displacement), metode
pemantauan, alat pantau dan penempatannya, tingkat
kejenuhan air; dan/atau ground vibration akibat
kegiatan peledakan, evaluasi hasil pemantauan, dan
pemeriksaan, serta tindak lanjut hasil evaluasi
Aqsa Bintoro 12118079 A. Deskripsi Umum
Jam kerja, shift kerja,
Perencanaan SMKP
Poin 7 : Pengelolaan air tambang
Poin 8 : Penggalian mineral dan batubara
Poin 9 : Penggalian termasuk kontrol kualitas
mineral bukan logam dan batuan sebelum dilakukan
penggalian
Poin 10 : Penumpukan mineral dan batubara yang
mencakup kestabilan dan pemantauan tumpukan
Poin 11 : Penumpukan mineral bukan logan dan
batuan