Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan industri di Indonesia saat ini berlangsung sangat pesat, seiring
kemajuan teknologi dengan berdirinya perusahaan-perusahaan besar yang memiliki peralatan
sangat canggih. Industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah menjadi
barang jadi atau barang setengah jadi. Lingkup skala perindustrian terdapat berbagai
jangkauan yakni industri kecil, sedang, besar, dan industri rumah tangga. (Suwardana, 2018)
Ruang lingkup sektor industri banyak melibatkan kegiatan ketenagakerjaan, dimana
peningkatan ketenagakerjaan dapat meningkatkan pendapatan yang ada disektor industri. Di
sisi lain, kegiatan industri dalam proses produksinya selalu diiringi oleh faktor-faktor yang
berisiko menimbulkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Masalah Keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Kondisi kerja
meliputi variabel fisik seperti distribusi jam kerja, suhu, pencahayaan, suara, dan ciri
arsitektural tempat kerja, lingkungan kerja yang tidak nyaman, misalnya: panas, kebisingan,
sirkulasi udara yang buruk, kebersihan yang kurang sehingga mengakibatkan pekerja stress
(Yusron, dkk. 2021)
Dalam Undang-undang No.1 tahun 1970 pasal 2 ayat (1). Yang diatur oleh Undang-
undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah,
di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan
hukum Republik Indonesia.
Dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini mengambil salah satu bidang dalam K3
yang dirumuskan dalam judul “K3 Bidang: Pesawat Uap, Bejana Tekanan, dan Mekanik, dan
laporan ini dibuat untuk mengetahui Penerapan K3 di bidang Pesawat Uap, Bejana Tekanan,
dan Mekanik di PT Kerta Rajasa Raya, Mengidentifikasi resiko bahaya yang akan
ditimbulkan dan Pengendalian resiko bahaya yang akan di timbulkan dari penerapan K3 di
bidang Pesawat Uap, Bejana Tekanan, dan Mekanik. Selain itu kegiatan ini juga menjadi
tindak pembelajaran secara nyata pada peserta pembinaan ahli AK3 Umum untuk
mempraktekkan ilmu pengetahuan selama pelatihan.

1
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan di PT Kerta Rajasa Raya
adalah untuk memenuhi persyaratan dalam pelaksanaan pembinaan sertifikasi calon Ahli K3
Umum dari Kementeriaan Tenaga Kerja RI yang diselenggarakan oleh PT.Mutiara Mutu
Sertifikasi. Adapun tujuan dari laporan Praktik Kerja Lapangan antara lain :
1. Mengidentifikasi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja bidang pesawat uap, bejana
tekanan dan mekanik di PT Kerta Rajasa Raya Mojokerto
2. Mengidentifikasi resiko bahaya yang ditimbulkan dalam bidang pesawat uap, bejana
tekanan dan mekanik di PT Kerta Rajasa Raya Mojokerto
3. Menentukan upaya pengendalian dari resiko bahaya yang ditimbulkan dalam bidang
pesawat uap, bejana tekanan dan mekanik di PT Kerta Rajasa Raya Mojokerto

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan yang dilaksanakan pada Kamis, 04 Agustus
2022 pukul WIB di PT Kerta Rajasa Raya antara lain :
1. Gambaran Umum Perusahaan PT Kerta Rajasa Raya
2. Jumlah Karyawan Perusahaan PT Kerta Rajasa Raya
3. Manajemen atau Penerapan k3 di Perusahaan PT Kerta Rajasa Raya
4. Temuan Hasil Observasi di Perusahaan PT Kerta Rajasa Raya

1.4 Landasan Hukum


Hasil laporan Praktik Kerja Lapangan didasarkan pada peraturan perundang-undangan
sebagai acuan topik pembahasan. Adapun dasar hukum yang digunakan sebagai acuan adalah
sebagai berikut:
1. UU RI No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Peraturan Uap Tahun 1930
4. Permenaker No 08/Men/2010 Tentang Alat Pelindung Diri
5. Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1988 tentang Kualifikasi dan Syarat-Syarat Operator
Pesawat Uap
6. Permenaker RI No 37 Tahun 2016 Tentang Bejana Tekanan Dan Tangki Timbun

2
7. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 38 tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pada Pesawat Tenaga dan Produksi
8. PER.04/MEN/1985 Tentang Pesawat Tenaga dan Produksi
9. Permenaker No. 8 Tahun 2020 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Angkat
dan Angkut

3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan


2.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
PT Kerta Rajasa Raya adalah suatu industri yang bergerak dalam bidang perajutan
plastik menjadi sebuah karung plastik. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Pemuda No. 01 Desa
Ngerame, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto. Salah satu produk dari PT Kerta
Rajasa Raya adalah jumbo bag dan woven bag yang berbahan baku utama, yaitu polipropilen
(PP) dan polietilen (PE). Pada awalnya perusahaan ini merupakan home industry yang
dikelola oleh Bapak Nyoto Santoso (Alm). Perkembangan home industry ini semakin cepat
sehingga dijadikan suatu perusahaan oleh pemiliknya. Perusahaan ini didirikan pada tanggal
28 September 1981 dan memulai produksi secara komersil pada pertengahan tahun 1982.
Produk dari perusahaan ini adalah FBIC (Flexibel Intermediate Bulk Container) atau jumbo
bag dan woven bag terbesar di Indonesia. Produk yang dihasilkan perusahaan ini mencapai
1,8 juta karung per bulan dan 8 juta karung per tahun untuk woven bag.

Gambar 2.1 PT Kerta Rajasa Raya di Mojokerto

4
Gambar 2.2 Contoh Produk Jumbo Bag dan Woven Bag PT Kerta Rajasa Raya
2.1.2 Gambaran Khusus Perusahaan
PT Kerta Rajasa Raya memiliki komitmen untuk mengutamakan kepuasan konsumen
dan menghasilkan produk dengan kualitas terbaik. Produk yang dihasilkan dari PT Kerta
Rajasa Raya telah memenuhi standard sertifikasi ISO 9001. Pemeriksaan dan kontrol
terhadap produk dilakukan pada tiap proses produksi dan disesuaikan dengan permintaan
konsumen. PT Kerta Rajasa Raya juga memperhatikan kenyaman para pekerja, kebersihan
lingkungan, serta keselamatan dan kesehatan pekerja. Untuk menigkatkan kualitas dari
produk yang dihasilkan maka dilakukan penjadwalan maintenance, yang meliputi perawatan
peralatan, waktu pergantian komponen, dan menghitung waktu optimal dengan biaya
penggantian yang optimal. Hasil produksi dari perusahaan ini juga dijual untuk pasar
internasional seperti Malaysia, Singapura, Jepang, Australia, dan Amerika.
2.1.3 Visi dan Misi Perusahaan
Visi: PT Kerta Rajasa Raya sebagai produsen karung plastik dan aksesorisnya yang
terkemuka di dunia dengan menempatkan diri sebagai produsen global di industri
karung plastik internasional.
Misi: Membangun PT Kerta Rajasa Raya menjadi suatu perusahaan yang terus maju, tanggap
dapat dipercaya, memenuhi semua permintaan karung plastik dan aksesorisnya baik
untuk perdagangan domestik dan internasional.
2.1.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu gambaran sistematis tentang bagian-bagian, tugas-
tugas, tanggung jawab serta hubungan bagian-bagian yang terdapat dalam suatu badan atau
suatu lembaga. Struktur organisasi pada suatu perusahaan akan menggambarkan tugas,
wewenang, tanggung jawab yang dimiliki oleh karyawan. Dengan menggambarkan suatu
struktur organisasi yang ideal, maka pimpinan perusahaan memperoleh gambaran tentang

5
kualitas dan jumlah karyawan yang diperlukan. Berikut struktur organisasi di PT Kerta
Rajasa Raya:

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT Kerta Rajasa Raya

2.2 Jumlah Karyawan


Jam kerja di PT Kerta Rajasa Raya di Mojokerto ada 3 shift, yaitu:
a) Jam 07.00-15.00
b) Jam 15.00-23.00
c) Jam 23.00-07.00
Sedangkan untuk jumlah karyawan di PT Kerta Rajasa Raya di Mojokerto sekitar 850
orang, dengan rincian sebagai berikut:
a) Karyawan laki-laki sebanyak 60% dari total karyawan
b) Karyawan perempuan sebanyak 40% dari total karyawan

2.3 Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Kerta Rajasa Raya


Dalam perusahaan ini sudah ada organisasi Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3), tetapi belum memiliki Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) dan masih merintis pelaksanaan K3. Dalam hal ini, PT Kerta
Rajasa Raya masih bekerja sama dengan pihak-pihak yang terkait dengan K3 untuk
6
melakukan perbaikan, seperti kerjasama dengan perguruan tinggi melalui mahasiswa
magang. Selain itu, PT Kerta Rajasa Raya juga bekerja sama dengan rumah sakit Kartini
Mojosari apabila terjadi kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan.
2.4 Temuan Hasil Observasi
Observasi di gedung B dan gedung D pada PT Kerta Rajasa Raya tidak ditemukan
pesawat uap, pesawat angkat dan angkut. Hanya ditemukan bejana tekanan, pesawat tenaga
dan produksi, serta alat angkat. Sehingga, temuan positif dan negatif ditemukan pada hasil
observasi dari bejana tekanan, pesawat tenaga dan produksi, serta alat angkat.
Tabel 2.1 Temuan Hasil Observasi Bejana Tekanan
Bejana Tekanan
No. Positif Negatif
1. Terdapat pressure gate untuk Peralatan bejana tekanan dan sekitarnya
mengetahui tingkat tekanan apabila kotor
terjadi hal yang membahayakan pada
alat
2. Terdapat pagar pengaman pada bejana Tidak ada tanda larangan masuk pada
tekanan pagar pengaman bejana tekanan

3. Bejana tekanan dalam satu ruangan Operator meninggalkan tempat kerja pada
digunakan semua waktu pesawat atau mesin sedang
beroperasi

Tabel 2.2 Temuan Hasil Observasi Mekanik (Pesawat Tenaga dan Produksi) dan Alat
Angkut
Mekanik (Pesawat Tenaga dan Produksi) dan Alat Angkut
No. Positif Negatif
1. Tempat operator mesin cukup luas, Mesin belum dilakukan perawatan yang
aman, dan mudah dicapai maksimal
2. Terdapat alat perlindungan pada roda Operator belum memiliki lisensi
gigi yang terbuka pada pesawat atau
mesin yang bergerak
3. Jarak pemasangan pesawat atau mesin Operator tidak melakukan pengawasan

7
tidak membahayakan lalu lintas barang pada waktu pesawat atau mesin sedang
dan orang beroperasi
4. Pesawat atau mesin dilengkapi dengan Tidak ditemukan plat nama yang memuat
alat penghisap data pesawat atau mesin

8
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 Penerapan Keselamatan Kerja Dan Kesehatan Kerja Dibidang Pesawat Uap,
Bejana Tekan Dan Mekanik
Menurut Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam pasal 1 ayat (1) menjelaskan system manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang selanjutnya di singkat SMK3 adalah bagian dari
system manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian resiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman efisien dan
produksi.
Penetapan kebijakan K3 sebagaimana dimaksud yang dilaksanakan oleh pengusaha
paling sedikit harus meliputi kebijakan sebagimana berikut:
a. Melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi :
1. Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko
2. Perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sector lain yang lebih baik
3. Peninjauan sebab akibat yang membahayakan
4. Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan dengan
keselamatan
5. Penilaian efesiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.
b. Memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus menerus
Memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau pekerja/serikat buruh
Berikut analisis Penerapan K3 di PT Kerta Rajasa Raya di Bidang Pesawat Uap, Bejana
Tekan dan Mekanik.

9
Tabel 3.1 Analisa Temuan Positif Pada Bidang B
NO TEMUAN ANALISA MANFAAT YANG REKOMENDASI LANDASAN HUKUM
TIMBUL
1. Pagar Pengaman dapat - Dengan adanya Pagar Tetap melaksanakan Peraturan Pemerintah
mengamankan Bejana Pengaman di bejana perencanaan K3 agar No. 37 Tahun 2016
Tekanan jika terjadi tekanan tidak menghambat dapat meningkatkan Tentang Keselamatan
hal-hal yang tidak proses produksi. efektivitas dan Kesehatan Kerja
diinginkan perlindungan K3 dan Bejana Tekan dan
- Dengan adanya Pagar
produktivitas tenaga Tangki Timbun pasal 5
Pengaman tersebut saat
kerja ayat 2
perawat atau saat
pemeriksaan tidak
Gambar 3.1 Pagar Pengaman
mengganggu proses
pada Bejana Tekanan
produksi

2. Bejana tekan yang Apabila Terdapat alat Terdapat alat Peraturan Pemerintah
berisi gas dengan alat penetu berat gas maka pendeteksi jika terjadi No. 37 Tahun 2016
pengaman yang akan dapat menentukan preassuere berlebihan Tentang Keselamatan
sebagaimana dimaksud hasil dari volume bejana dan menerapkan dan Kesehatan Kerja
harus dilengkapi tekanan yang melebihi perlindungan K3. Bejana Tekan dan
dengan alat penentu ambang batas yang sudah Tangki Timbun pasal
berat atau gas campuran di tentukan. 17 ayat 1 sampai ayat 3

10
Gambar 3.2 Alat Pelindung
Bejana Tekanan

11
Tabel 3.2 Analisa Temuan Positif Pada Bidang Mekanik

NO TEMUAN ANALISA MANFAAT YANG REKOMENDASI LANDASAN HUKUM


TIMBUL
1. - Mesin alat produksi Menunjukan ruangan pada Perlu adanya PERMEN No. 38
masih belum sesuai gambar ini merupakan rambu/pengingat Tahun 2016 Tentang
dengan Standar Kriteria area terbatas dan tidak bahwasanya area pada Keselamatan dan
SMK3 untuk Semua Karyawan. gambar ini adalah Kesehatan Kerja
ruang terbatas yang Pesawat Tenaga dan
- Lantainya sudah
tidak semua karyawan Produksi Pasal 14 dan
memenuhi kriteria
atau non karyawan pasal 15
SMK3
tidak diperbolehkan
Gambar 3. 3 Mesin Alat
masuk. Kecuali
Produksi
mendapat ijin dari
pihak manajemen

Alat ini sudah Operator yang - Lebih merapkan PERMEN No. 38


memenuhi standar mengoperasikan alat sistem manajemen Tahun 2016 Tentang
2.
kriteria SMK3 tersebut minim resiko LOTO Keselamatan dan
kecelakaan kerja. Kesehatan Kerja
- Pada alat-alat yang
Pesawat Tenaga dan
beroda gigi pada
Produksi pasal 10
putaran cepat dan
12
lambat mempunyai
penutup keseluruhan.
Gambar 3.4 Mesin Rajut
3.2 Resiko Bahaya Yang di Timbulkan Dalam Bidang Pesawat Uap, Bejana Tekan
Dan Mekanik
1. Tekanan melebihi ambang batas bisa menimbulkan ledakan yang cukup signifikan
yang berakibat kebakaran, kerugian material dan non material pada pekerja dan
pengusaha.
2. Pekerja bisa terkena jarum dan mengakibatkan kecacatan permananen atau kecacatan
fungsi.
3. Organ tubuh pekerja bisa terlilit pada mesin produksi yang akan mengakibatkan
insiden fataliti.

3.3 Pengendalian Resiko Bahaya Yang Ditimbulkan Dalam Bidang Pesawat Uap,
Bejana Tekan Dan Mekanik
1. Dengan melakukan control secara berkala agar tidak terjadinya tekanan yang melebihi
ambang batas maksimal diperlukan adanya pengawasan dari Teanaga Ahli K3
Spesialis yang disebutkan dalam Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2016 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana Tekan dan Tangki Timbun pasal 1 ayat (9)
dan pasal 3.
2. Pengurus atau pengusaha wajib menerapkan syarat-syarat K3 sebagaimana yang di
maksudnya pada pasal 1 dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pasal 2 ayat (1) & (2)

13
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang terjadi dilapangan untuk pengawasan K3 bidang
Pesawat Uap, Bejana Tekanan dan Mekanik dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan keselamat dan kesehata kerja di PT Kerta Rajasa Raya Mojokerto pada
bidang Bejana Tekanan dan Mekanik masih banyak temuan-temuan hal yang tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan K3. Dalam ruangan produksi dalam
bidang Bejana Tekanan masih belum adanya label atau tanda peringatan, ruang
terbatas, tidak ada operator atau penjaga yang bertanggung jawab.
2. Di PT Kerta Rajasa Raya Mojokerto masih banyaknya temuan-temuan resiko
bahaya yang ditimbulkan pada bidang Bejana tekanan dan mekanik salah satu
contonya bisa menimbulkan kecalakan kerja dan kesehatan kerja.
3. Pengendalian resiko yang terdapat di PT Kerta Rajasa Raya Mojokerto masih
belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2016 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana Tekan dan Tangki Timbun pasal 1 ayat
(9) dan pasal yang berbunyi setiap melakukan control secara berkala agar tidak
terjadinya tekanan yang melebihi ambang batas maksimal diperlukan adanya
pengawasan dari Teanaga Ahli K3 Spesialis.

4.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan adapun saran yang diberikan untuk PT Kerta
Rajasa Raya Mojokerto dapat memperhatikan hasil sebagai berikut:
1. Perlu adanya operator atau petugas yang selalu memperhatikan bidang Pesawat
uap, Bejana Tekanan, mekanik
2. Perusahaan harus menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang sesuai
dengan standar Peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Diperlukan rekomendasi penambahan ahli K3 yang sesuai dengan bidangngnya.
Menimbang ketentuan yang di haruskan dalam peraturan perundang-undangan
tentang Keselamat dan Kesehatan Kerja, PT Kerta Rajasa Raya Mojokerto masih
belum sepenuhnya sesuai. Dikarenakan masih banyak kendala yang harus dibenahi
dan pembenahan tersebut membutuhkan biaya yang besar.
14
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 04 Tahun 1985 tentang Pesawat Tenaga dan
Produksi

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 08 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 08 Tahun 2020 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pesawat Angkat

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 37 Tahun 2016 tentang Bejana Tekanan dan Tangki
Timbun

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 38 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan


Kesehatan Kerja pada Pesawat Tenaga dan Produksi

Peraturan Pemerintah Nomor 01 Tahun 1988 tentang Kualifikasi dan Syarat-Syarat Operator
Pesawat Uap

Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

Undang-Undang Nomor 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Peraturan Uap Tahun 1930

15

Anda mungkin juga menyukai