DOSEN :
EDI SOERJANTO, IR. MSI
Disusun Oleh :
Management of Change
• Selalu gunakan suku cadang peralatan yang benar.
• Pahami prosedur MOC di pabrik Anda, dan peran Anda dalam mengimplementasikan
prosedur tersebut.
• Ketahui bagaimana mengenali perubahan pada prosedur, peralatan, instrumentasi,
sistem kontrol, software untuk kontrol proses, material, dan sistem keselamatan.
• Jika Anda terlibat dalam penyetujuan proposal perubahan sebagai bagian dari proses
MOC di pabrik Anda, pastikan bahwa Anda mengerti kenapa desain awalnya seperti
yang telah ada sebelum proposal tersebut diperiksa.
• Jika Anda tidak yakin ada perubahan, minta pertolongan atau supaya aman, lakukan
prosedur MOC.
• Jika Anda melihat sesuatu yang berbeda, tanyakan apakah prosedur MOC nya telah
dilakukan.
Salah satu contoh Kecelakaan Kerja Besar di Indonesia
• Kecelakaan adalah sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, tidak direncanakan dan
menimbulkan kerugian. Kecelakaan dapat berupa hal yang sepele seperti tertusuk
staples hingga kecelakaan besar yang menimbulkan banyak korban jiwa.
• Kecelakaan bisa terjadi di mana saja, salah satunya di tempat kerja. Kecelakaan kerja
yang terjadi dapat menimbulkan banyak kerugian bagi korban, keluarga korban, tempat
kerja bahkan hingga negara.
• Di Indonesia sendiri, banyak kecelakaan kerja yang telah terjadi.
Ledakan Tambang Sawalunto
• Pada hari Selasa, tanggal 16 Juni 2009, sekitar pukul 10.00 WIB telah terjadi kecelakaan
di wilayah Kuasa Pertambangan (KP) Eksploitasi batubara PT Dasrat Sarana Arang
Sejati di Bukit Bual/Ngalau Cigak, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi
Sumatera Barat. KP Eksploitasi PT Dasrat Sarana Arang Sejati diterbitkan oleh
Walikota Sawahlunto berdasarkan SK No. 05.39/PERINDAKOP/2006 berlaku mulai 2
Juni 2006 s.d 2 Juni 2011.
• Pelaksana penambangan adalah kontraktor CV Cipta Perdana. Penambangan dilakukan
secara manual menggunakan alat gali belincong dengan membuat lubang-lubang masuk
di dalam lapisan batubara tanpa ada ventilasi memadai, hanya mengandalkan ventilasi
alami. Ketebalan lapisan batubara yang digali mencapai sekitar 2,5 meter.
• Kecelakaan yang terjadi diduga akibat ledakan gas metana (CH4), efek ledakan
mengakibatkan adanya lemparan material hingga sejauh 150 meter dari mulut
tambang, dan terlemparnya 14 orang yang berada pada jarak sekitar 50 meter dari
mulut tambang. Konsentrasi gas metana pada tambang batubara bawah tanah pada
kisaran 5 – 15% dapat menimbulkan ledakan (Handbook for Methane Control in
Mining, Dept of Health and Human Services, Pittsburgh – USA, 2006).
• Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerjunkan Tim
Penanggulangan yang berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Sawahlunto, Kepala
Teknik Tambang PT Bukit Asam, Unit Pertambangan (UP) Ombilin dan Kepala Teknik
Tambang PT Allied Indo Coal.
Sampai dengan Rabu, 17 Juni 2009 pukul 17.00 WIB, rekapitulasi dan jumlah korban
berdasarkan laporan Tim DESDM, adalah sebagai berikut:
• Korban meninggal 32 orang dan sudah dievakuasi (31 orang dievakuasi dari lubang
tambang dan 1 orang yang berada di luar tambang).Diperkirakan korban yang masih di
dalam lubang tambang dan belum diketahui kondisinya, 1 orang. Korban luka
parah/ringan dan dirawat 13 orang.
Pelajaran yang dapat diambil dari kejadian
• Penilaian bahaya alam diperlukan untuk setepat mungkin. Pertimbangan dapat diperoleh
terutama dari data historis dalam pembuatan basis desain dari pembangkit energi nuklir,
namun itu tidak cukup untuk menentukan bahaya alam yang ekstrim. Bahkan ketika data
yang lebih komprehensif tersedia, ketidakpastian masih ada dalam memprediksi bahaya
alam.
• Keselamatan pembangkit energi nuklir butuh untuk direevaluasi secara periodic dengan
mempertimbangkan kemajuan dalam pengetahuan dan tindakan pengendalian yang
diperlukan harus diimplementasikan segera.
• Penilaian bahaya alam butuh untuk mempertimbangkan kemungkinan terjadinya
bencana alam secara kombinasi baik simultan atau bersamaan dan efek kombinasinya
untuk pembangkit energi nuklir.
• Program operasi butuh untuk melibatkan pengalaman baik dari nasional ataupun sumber
internasional. Peningkatan keselamatan diidentifikasi melalui pengelaman program
operasi harus diimplementasikan segera.
• Konsep pertahanan keselamatan tetap valid, namun pelaksanaan konsep harus diperkuat
di semua level dengan tingkat independen, kekuatan, perbedaan dan proteksi yang
cukup untuk menghadapi bahaya internal dan eksternal. Pembangkit juga perlu untuk
tidak hanya fokus kepada pencegahan kecelakaan tetapi juga di peningkatan mitigasi.
Pengertian K3
Pengertian K3 Menurut Filosofi
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah Suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat adil dan Makmur.
Pengertian K3 Menurut Keilmuan
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua Ilmu dan Penerapannya untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran,
peledakan dan pencemaran lingkungan.
Pengertian K3 Menurut OSHA 18001:2007
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor yang dapat
berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain
(kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
Pengertian K3 Secara Praktis
• Upaya perlindungan agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama
melakukan pekerjaan di tempat kerja serta bagi orang lain yang memasuki tempat kerja
maupun sumber dan proses produksi secara aman dan efisien dalam pemakaiannya.
Konsep K3
• Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT pada tahun 2020 mendatang, K3
merupakan satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan
barang dan jasa antar negara dan harus dipenuhi seluruh negara anggota,
termasuk Indonesia.
• Untuk antisipasi tersebut serta mewujudkan perlindungan pekerja Indonesia, ditetapkan
Visi Indonesia Sehat 2020 yaitu masyarakat Indonesia di masa depan, yang hidup di
lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan bermutu secara adil
dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
• Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
• Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi
pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara
menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat
luas.
Teori-teori Terjadinya Kecelakaan
• Teori Kebetulan Murni (Pure Chance Theory) - Merupakan teori yang menyatakan
bahwa kecelakaan terjadi atas Kehendak Tuhan sehingga tidak ada pola yang jelas
dalam rangkaian peristiwa. Karena itu kecelakaan dianggap terjadi secara kebetulan.
• Teori Kecenderungan Kecelakaan (Accident Prone Theory) - Pada pekerja tertentu lebih
sering tertimpa kecelakaan karena sifat-sifat pribadinya yang cenderung mengalami
kecelakaan.
• Teori Dua Faktor (Two Factor Theory) - Menyatakan kecelakaan disebabkan oleh
kondisi berbahaya (Unsafe Condition) dan tindakan atau perbuatan yang berbahaya
(Unsafe Act).
• Teori Tiga Faktor Utama (Three Main Factor Theory) – Teori ini menyebutkan bahwa
suatu penyebab kecelakaan adalah peralatan, lingkungan, dan faktor manusia pekerja
itu sendiri.
• Teori Faktor Manusia (Human Factor Theory). Menekankan bahwa semua kecelakaan
kerja langsung atau tidak langsung disebabkan karena kesalahan manusia. Dari teori
ini, oleh HW. Heinrich dikembangkan teori Domino kecelakaan kerja, yang sebenarnya
merupakan rangkaian yang berkaitan satu dengan lainnya.
Teori Heinrich atau Teori Efek Domino menyatakan beberapa hal penting mengenai
kecelakaan, yaitu:
• Kecelakaan terjadi hanya sebagai hasil dari suatu kecelakaan.
• Kecelakaan disebabkan oleh bermacam-macam tindakan yaitu manusia, kondisi
peralatan atau lingkungan yang tidak aman.
• Tindakan dan kondisi tidak aman disebabkan oleh manusia, tidak selalu orang atau
pekerja yang mendapat kecelakaan atau terluka, bisa juga kerusakan mesin atau
kerusakan alat.
• Kesalahan ataupun kecerobohan dari manusia merupakan pengaruh dari lingkungan.
Teori Domino
• Berdasarkan Teori Domino, suatu kecelakaan terjadi diakibatkan oleh lima faktor yang
berdampak secara berurutan seperti lima batu domino yang dideret berdiri sejajar,
yang bila batu yang di depan jatuh akan mengakibatkan jatuhnya batu-batu yang ada
dibelakangnya secara berantai.
• Jadi jika ada domino yang di letakkan berjejer, kemudian domino yang letaknya jauh
jatuh, maka akan mengakibatkan domino yang disebelah kanan atau domino di samping,
akan ikut jatuh. Reaksi inilah yang di sebut dengan reaksi berantai atau domino.
• Kelima faktor tersebut adalah Kebiasaan, Kesalahan Seseorang, Perbuatan, Kondisi
Tidak Aman dan Kecelakaan. Menurut teori ini bila rantai penyebab tersebut di putus
atau salah satu batu domino tersebut dihilangkan maka kecelakaan dapat dihindarkan.
Domino Sequence – Mekanisme Terjadinya Kecelakaan Kerja
• Ancestry and Social Environment - yakni orang yang keras kepala atau mempunyai sifat
tidak baik karena faktor keturunan, pengaruh lingkungan dan pendidikan,
mengakibatkan seseorang bekerja kurang hati-hati, dan banyak berbuat kesalahan.
• Fault of Person - rangkaian dari faktor keturunan dan lingkungan tersebut diatas, yang
menjurus pada tindakan yang salah dalam melakukan pekerjaan.
• Unsafe Act and or Mechanical or Physical Hazards - yang menerangkan bahwa
tindakan berbahaya disertai bahaya mekanik dan fisik lain, memudahkan terjadinya
rangkaian berikutnya,
• Accident - peristiwa kecelakaan yang menimpa pekerja dan disertai berbagai kerugian.
• Injury - kecelakaan mengakibatkan cedera atau luka ringan atau berat, kecacatan, dan
bahkan kematian.
Kasus KAK Bidang Pertambangan Batubara PT. Marunda Grahamineral, Job Site
Laung Tuhup Kalimantan Tengah
Penanggulangan Kebakaran
Kebakaran tidak menjadi potensi kebakaran yang sering terjadi pada area pertambangan
tetapi bisa menjadi potensi bahaya yang sangat potensial pada tempat-tempat tertentu seperti di
area gudang handak dan tangki penyimpanan BBM. Oleh karena itu, upaya penanggulangan
kebakaran tetap menjadi materi yang harus dikuasai oleh karyawan. Untuk melaksanakan hal
ini, PT MGM tidak membentuk unit pemadam kebakaran namun dengan menyusun SOP untuk
penanggulangan keadaan berbahaya kebakaran yang diharapkan nantinya semua karyawan bisa
tanggap akan keadaan berbahaya dan bisa melakukan pengelolaan terhadap bahaya kebakaran.
Dalam pelaksanaannya, penanggulangan kebakaran ini memiliki dua macam program kegiatan
yaitu:
a. Program Preventif
Safety departement telah menempatkan fire protection di tiap–tiap unit kantor, kantin
dan camp serta unit-unit lainnya yang memiliki potensi bahaya kebakaran seperti gudang
handak, lokasi mixing bahan peledak dan area tangki penyimpanan BBM sebagai usaha
preventif terhadap bahaya kebakaran serta memberikan pembinaan terhadap karyawan tentang
tindakan pertama yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran.
1) Fire Protection
Pelaksanaan program preventif dalam menanggulangi kebakaran, pihak manajemen
berusaha untuk melibatkan semua karyawan. Kegiatan ini direalisasikan dengan mengadakan
pelatihan fire extinguished serta pembinaan pada karyawan mengenai pelaksanaan penanganan
agenda program preventif yang bertujuan untuk mempersiapkan sarana pemadam siap untuk
Adapun fire protection yang ada di PT. Marunda Grahamineral ini adalah:
a) Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang ada disetiap unit area bangunan dengan
kebakaran.
b) Hidran pada beberapa area seperti di sekitar gudang handak dan sekitar tangki
penyimpanan BBM.
mempersiapkan alat pemadam agar setiap saat alat tersebut bisa digunakan jika dibutuhkan.
Sarana pemadam kebakaran yang dipasang di setiap unit bangunan antara lain:
a) Hidran hanya diletakkan pada area gudang handak yang dihubungkan dengan pipa
air bertekanan.
b) Alat pemadam api ringan (APAR) diletakkan pada camp, kantin, kantor, tangki
penyimpan BBM dan area mixing bahan peledak dengan jenis bahan pemadam
khusus untuk memadamkan kebakaran. Namun, pihak manajemen menempuh jalan dengan
memberikan training kepada seluruh karyawan untuk tanggap terhadap keadaan darurat yang
Pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja meliputi beberapa kegiatan dengan safety
safety.
masing-masing.
Ijin kerja panas adalah izin kerja yang diterapkan untuk setiap pekerjaan yang
menggunakan atau menghasilkan nyala dalam kegiatannya serta dilaksanakan bukan di tempat
yang biasa dilakukan pekerjaan atau di daerah yang mengandung bahan–bahan mudah terbakar.
Izin kerja ini biasa diberlakukan untuk pekerjaan pengelasan di dekat tangki BBM.
b. Izin Kerja Tempat Terbatas (Confined Space Permit)
Izin kerja pada tempat terbatas ini diberlakukan untuk pekerjaan yang dilakukan pada
tempat yang tidak biasa dilakukan untuk bekerja dengan tempat yang terbatas. Pekerjaan pada
ruang terbatas ini misalnya mengadakan pengelasan di dalam tangki yang mengandung gas,
Grahamineral ini adalah integerasi dari Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor
Tujuan dari penerapan SMK3 ini adalah untuk mencapai target produktivitas yang
diinginkan perusahaan dengan tidak mengabaikan kaidah- kaidah kemanusiaan dan lingkungan.
SMK3 ini juga sebagai acuan bagi manajemen dalam membuat kebijakan dan melaksanakan
Sasaran dari implementasi SMK3 ini adalah untuk mencapai dan mempertahankan
upaya untuk meningkatkan produktivitas dan mengoptimalkan kinerja kerja sehingga mencapai
profit yang setinggi mungkin dengan biaya produksi yang seminimal mungkin.
Pelayanan Kesehatan
Kinerja program kesehatan kerja dinilai dari tingkat absen karyawan karena sakit. PT.
MGM memberikan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan di klinik yang berada dalam satu
kompleks dengan camp karyawan. Tiap klinik dikelola oleh satu tenaga paramedis dengan obat-
pihak manajemen. Perhatian terhadap monitoring lingkungan dan sanitasi juga merupakan
wujud pelayanan kesehatan yang berupa usaha preventif. Usaha prefentif lain yang ditempuh
manajemen adalah dengan memberikan vaksinasi dan medical check up untuk semua karyawan.
Selain usaha preventif, usaha pemantauan kesehatan serta konsultasi kesehatan yang ditangani
oleh tenaga paramedis di klinik juga ditempuh pihak manajemen untuk meningkatkan derajat
kesehatan karyawannya.
Fasilitas kesehatan yang disediakan oleh PT. MGM adalah dengan disediakannya klinik
dengan satu paramedis dan satu dokter berstatus kontrak yang didatangkan dari RSUD Muara
Teweh. Fasilitas yang ada di klinik perusahaan berupa ruang pemeriksaan, obat-obatan dan
manajemen juga menyediakan rumah sakit rujukan yang bekerjasama dengan RSUD Muara
Teweh.
Pengujian Kesehatan
Pengujian kesehatan yang dilaksanakan oleh PT. MGM adalah pengujian kesehatan
berkala dengan mengadakan medical check up yang dilaksanakan rutin secara bergilir yang
Dari penjelasan dan pembahasan diatas, maka keselamatan dan kesehatan kerja pada
1. Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3) PT. MGM ini
tempat kerja dan pengukuran semua faktor fisik dan faktor kimia di lingkungan
tempat kerja.
2. Faktor fisik berupa penerangan, dan radiasi radio aktif belum pernah dilakukan
monitoring. Faktor fisik berupa kebisingan di beberapa lokasi kerja dan tekanan
panas di Camp Jamut sekitar daerah CCP berada di atas NAB. Usaha
dan ruangan tertutup pada sumber bising serta pemberlakauan shift kerja untuk
perusahaan
3. Faktor kimia berupa debu berada di bawah NAB, sedangkan faktor kimia
4. Gizi kerja dikelola oleh pihak ketiga belum memenuhi semua persyaratan dalam
terhadap makan digunakan celemek/apron, tutup rambut dan mulut serta sepatu
dapur”, karena analisis gizi kerja baik secara kualitatif maupun kuantitatif belum
pernah dilakukan oleh pihak internal perusahaan maupun dari pihak independen.
Saran
Dari kesimpulan tersebut diatas, maka saran yang diajukan adalah sebagai berikut :
1. Perlu diadakannya monitoring untuk semua faktor bahaya dan potensi bahaya
yang ada.
2. Perlu dilakukan usaha pengendalian faktor bahaya baik fisik maupun kimia yang
yang digunakan.
5. Perlu diberikannya pemahaman kepada seluruh karyawan untuk aktif
kecelakaan kerja sekecil apapun akibatnya, untuk kelengkapan data serta untuk
6. Perlu dilakukannya analisis mengenai gizi kerja baik secara kaulitatif maupun
kerja yang baik dan kepatuhan yang tinggi terhadap aturan sebagai contoh bagi
kinerja kerjanya.