RINNERIL
PRATAMA
OLEH :
KELOMPOK 21
HARINALDI ( R1D118098)
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA
Geoteknik adalah suatu bagian dari cabang ilmu Teknik Sipil. Didalamnya
diperdalam pembahasan mengenai permasalahan kekuatan tanah dan
hubungannya dengan kemampuan menahan beban bangunan yang berdiri
diatasnya. Pada dasarnya ilmu ini tergolong ilmu tua yang berjalan bersamaan
dengan tingkat peradaban manusia, dari mulai pembangunan piramid di mesir,
candi Borobudur hingga pembangunan gedung pencakar langit sekarang ini. Salah
satu contohnya ialah kemiringan menara pisa di italy disebabkan oleh kekurangan
kekuatan dukung tanah terhadap menara tersebut. Secara keilmuan, bidang teknik
sipil ini mempelajari lebih mendalam ilmu ilmu: mekanika tanah, mekanika
batuan, stuktur bawah tanah dan teknik pondasi
Cara analisis kestabilan lereng banyak dikenal, tetapi secara garis besar
dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: cara pengamatan visual, cara
komputasi dan cara grafik (Pangular, 1985) sebagai berikut:
Metode irisan yang dicetuskan oleh Fellenius (1939) ini banyak digunakan
untuk menganalisis kestabilan lereng yang tersusun oleh tanah, dan bidang
gelincirnya berbentuk busur (arc-failure). Menurut Sowers (1975), tipe longsorang
terbagi kedalam 3 bagian berdasarkan kepada posisi bidang gelincirnya, yaitu
longsorang kaki lereng (toe failure), longsorang muka lereng (face failure), dan
longsoran dasar lereng (base failure). Longsoran kaki lereng umumnya terjadi
pada lereng yang relatif agak curam (>450) dan tanah penyusunnya relatif
mempunyai nilai sudut geser dalam yang besar (>300). Longsoran muka lereng
biasa terjadi pada lereng yang mempunyai lapisan keras (hard layer), dimana
ketinggian lapisan keras ini melebihi ketinggian kaki lerengnya, sehingga lapisan
lunak yang berada diatas lapisan keras berbahaya untuk longsor. Longsoran dasar
lereng biasa terjadi pada lereng yang tersusun oleh tanah lempung, atau bisa juga
terjadi pada lereng yang tersusun oleh beberapa lapisan lunak (soft seams).
b. Pertama yang harus diketahui adalah geometri dari lereng dan juga titik pusat
busur lingkaran bidang luncur, serta letak rekahan.
c. Untuk menentukan titik pusat busur lingkaran bidang luncur dan letak rekahan
pada longsoran busur dipergunakan grafik
a. Metode ini digunakan untuk menganalisis lereng yang bidang longsornya tidak
berbentuk busur lingkaran.
b. Bidang longsor pada analisa metode janbu ditentukan berdasarkan zona lemah
yang terdapat pada massa batuan atau tanah.
c. Cara lain yaitu dengan mengasumsikan suatu faktor keamanan tertentu yang
tidak terlalu rendah. Kemudian melakukan perhitungan beberapa kali untuk
mendapatkan bidang longsor yang memiliki faktor keamanan terendah.
2.5 Slide
3.1 Hasil
Berikut hasil nilai faktor keamanan lereng lapisan limonit dan lapisan
saprolit menggunakan metode bishop adalah sebagai berikut :
a) Metode Bishop
Lapisan Saprolit
Dari gambar diatas dapat dilihat nilai faktor keamanan lereng lapisan
saprolit dengan menggunakan metode Bishop menunjukan nilai 1,144.
Seperti yang kita ketahui nilai untuk memenuhi standar faktor keamanan
lereng untuk pembuatan desain pit adalah 1,1. Dari hasil nilai analisis
kestabilan lereng untuk lapisan limonit menunjukan angka 1,182 dan lapisan
saprolit menunjukan angka 1,144 yang artinya bahwa berdasarkan data tersebut
4.1 Kesimpulan