Geometri Lereng
Geometri lereng yang perlu diketahui adalah:
1. Orientasi (jurus dan kemiringan) lereng
2. Tinggi dan kemiringan lereng (tiap jenjang ataupun total)
3. Lebar Jenjang (berm)
Struktur Batuan
Struktur batuan yang mempengaruhi kemantapan suatu lereng
adalah adanya bidang-bidang lemah, yaitu: bidang patahan
(sesar), perlapisan dan rekahan.
Penyelidikan di Lapangan
Penyelidikan dilapangan dapat dilakukan dengan:
1. Pengukuran untuk mendapatkan data geometri lereng.
2. Seismik refraksi untuk mendapatkan data litologi.
3. Pemboran inti dan pembuatan terowongan (adit) untuk
mendapatkan data litologi, struktur batuan dan contoh
batuan untuk dianalisis di laboratorium.
4. Piezometer untuk mengetahui tinggi muka air tanah.
5. Uji batuan di lapangan (insitu test) untuk mendapatkan data
tentang sifat mekanik batuan. (misalnya dengan block shear
test).
Penyelidikan dilaboratorium
Sifat fisik dan sifat mekanik batuan diperoleh dari hasil uji coba
(test) di laboratorium terhadap sample batuan yang diambil dari
lapangan. Penyelidikan dilaboratorium dilakukan dengan:
1. Uniaxial compresive test
2. Triaxial test
3. Direct shear test
4. Penentuan bobot isi batuan, kandungan air dan porositas
batuan.
Pelapukan dan erosi sangat dipengaruhi oleh iklim yang diwakili oleh
kehadiran hujan di daerah setempat, curah hujan kadar air (water content;
%) dan kejenuhan air (saturation; Sr, %). Pada beberapa kasus longsor,
hujan sering sebagai pemicu karena hujan meningkatkan kadar air tanah
yang menyebabkan kondisi fisik/mekanik material tubuh lereng berubah.
Kenaikan kadar air akan memperlemah sifat fisik-mekanik tanah dan
menurunkan Faktor Kemanan lereng (Brunsden & Prior, 1984; Bowles,
1989; Hirnawan & Zakaria, 1991). Penambahan beban di tubuh lereng
bagian atas (pembuatan/peletakan bangunan, misalnya dengan membuat
perumahan atau villa di tepi lereng atau di puncak bukit) merupakan
tindakan beresiko mengakibatkan longsor. Demikian juga pemotongan
lereng pada pekerjaan cut & fill, jika tanpa perencanaan dapat menyebabkan
perubahan keseimbangan tekanan pada lereng. Letak atau posisi tanaman
keras dan kerapatannya mempengaruhi Faktor Keamanan Lereng
(Hirnawan, 1993), hilangnya tumbuhan penutup menyebabkan alur-alur
pada beberapa daerah tertentu. Penghanyutan yang semakin meningkat
akhirnya mengakibatkan terjadinya longsor (Pangular, 1985). Dalam kondisi
ini erosi tentunya memegang peranan penting