Anda di halaman 1dari 12

Tekanan & Pergerakan Batuan

TEKANAN DAN PERGERAKAN BATUAN

Seperti dimaklumi bahwa penyebab terjadinya ambrukan pada atap dan dinding
terowongan adalah karena adanya tekanan atau beban yang timbul dibagian atas atap
dan bagian samping dinding terowongan. Berikut ini akan dijelaskan tentang tekanan
yang terjadi pada batuan, analisis tegangan dan regangan, kriteria runtuhnya batuan,
distribusi tegangan disekitar terowongan, serta kontrol terhadap tegangan yang timbul
pada batuan. Yang kesemuanya sangat erat kaitannya dengan kondisi stabilitas
terowongan untuk disain penambangan.
A. TEKANAN BATUAN
1.

Tekanan Bumi
a.

Konsep Tekanan Bumi


Batuan yang ditemukan di tambang batu bara dapat dikategorikan
sebagai batuan sedimen, yang terdiri dari lempung, pasir, dan kerikil, yang
mengendap tertumpuk tebal dan tertekan dengan lapisan diatasnya. Kemudian
lapisan tersebut lama-kelamaan mengalami tekanan dari samping secara
horizontal dalam gejala pergerakan bumi, sehingga menjadi miring serta terjadi
patahan dan lipatan.
Dengan demikian, suatu titik pada batuan yang berada di lokasi
kedalaman tertentu di bawah permukaan bumi, akan selalu mengalami
tekanan akibat berat batuan yang berada diatasnya dan tekanan dari sisinya
akibat pergerakan bumi. Tekanan tersebut dinamakan sebagai tekanan bumi.
Akibat adanya tekanan bumi, maka di dalam batuan timbul suatu tekanan
kekuatan (stress) yang berfungsi untuk mengimbangi tekanan bumi tersebut.

b.

Tekanan batuan
Apabila kita membuat lubang bukaan di dalam batuan, maka batuan
tersebut tidak akan dapat menahan tekanan bumi yang ada, sehingga akan
terjadi distorsi serta keretakan pada batuan tersebut, yang pada gilirannya
akan menimbulkan ambrukan pada atap lubang bukaan, runtuhnya dinding,
serta terjadinya swell / penggelembungan pada lantai lubang bukaan yang
lunak. Tekanan yang terjadi seperti tersebut dinamakan tekanan batuan.
Tekanan batuan dapat dikategorikan ke dalam tekanan statik dan
tekanan dinamik.Tekanan statik atau bisa disebut dengan beban mati adalah
beban berat batu-batu yang terlepas dari batuan induk, sehingga membebani
batuan dibawahnya atau membebani sistem penyanggaan. Tekanan yang
terjadi oleh runtuhnya dinding lorong/ lubang bukaan juga termasuk pada
tekanan setatik. Tekanan statik dapat diatasi dengan mudah, karena tekanan
tersebut membebani penyangga dalam arah vertikal dan bersekala kecil.
Sedangkan tekanan dinamik, yang merupakan beban akibat pergerakan
batuan, terlihat jelas pada atap yang menurun pada permukaan kerja, tail gate,
dan main gate, serta pada lantai yang mengalami swell.
Tekanan dinamik tersebut terdistribusi tidak hanya dalam arah vertikal,
namun juga terjadi secara tegak lurus terhadap bidang bebas dan pada bagian
yang lemah. Semakin dalam jaraknya dari permukaan bumi, tekanan dinamik
akan semakin besar, sehingga secara teknik sulit ditanggulangi.
Buku Pegangan Peserta Hal. 1 - 44

Copyright BDTBT 2006

Tekanan & Pergerakan Batuan

Faktor penyebab tekanan batuan antara lain adalah; berat sendiri batuan,
pelepasan tegangan (stress), dan penyerapan (absorbsi) air pada batuan.
1)

Berat sendiri batuan


Faktor penyebab tekanan batuan yang terbesar adalah berat sendiri
batuan. Beban tersebut terdistribusi ke arah vertikal terhadap lorong dan
atap di permukaan kerja, sehingga menimbulkan distorsi dan kerusakan
pada atap, kekenduran dinding, serta timbulnya gejala swell pada lantai.
Berat sendiri batuan dapat dihitung dengan data berat jenis batuan
tersebut, dan kedalaman letaknya dari permukaan bumi. Misalkan berat
jenis rata-rata batuan adalah 2,5. Maka tekanan yang terjadi di dalam
batuan akan bertambah sebesar 250 ton/m 2 pada setiap kedalaman 100 m.
atau pada kedalaman 400 m berat batuannya adalah 1000 ton.
Tabel 1
Contoh Berat Batuan dari Beberapa Jenis Batuan
Jenis Batuan
Limestone
Batuan pasir
Batuan shale
Batu bara

Berat (ton/m3)
2,65
2,41
2,60
1,3 1,5

2)

Stress pada batuan dalam tanah


Ketika suatu batuan mengalami kekosongan yang berupa rongga
dalam pembuatan terowongan /lorong dan sebagainya, batuan yang berada
disekitar rongga tersebut menjadi bebas ke arah rongga. Gejala stress
(tegangan) yang terlepas dalam kondisi demikian dan terdistribusi ke arah
rongga, disebut sebagai tekanan batuan.
Kita sering menghadapi kesulitan besar pada saat membuat rongga di
bagian lapisan yang mengalami perubahan seperti pada daerah lipatan dan
patahan. Hal itu dakarenakan stress yang terlepas dengan tiba-tiba dapat
menimbulkan tekanan batuan yang luar biasa besarnya. Semakin jauh
jaraknya dari permukaan bumi dan semakin besar pengaruh pergerakan
kulit bumi, maka akan semakin besar tegangan (stress) yang timbul.
Tegangan tersebut selanjutnya akan terdistribusi ke bagian-bagian yang
memiliki tahanan lebih lemah. Lama-kelamaan hal ini akan berakibat pada
penyempitan rongga, dan akhirnya beban tersebut menjadi mati karena
terimbangi dengan tegangan virgin area yang terdistribusi kembali.

3)

Absorbsi Air
Batuan yang mengabsorbsi air dan bertambah volumenya, dapat
menimbulkan tekanan. Batuan yang menyerap air menjadi lebih mudah
berubah bentuk dan kekuatannyapun merosot secara drastis. Sedangkan
batuan yang mengalami kehilangan air dapat menyusut sehingga terjadi
keretakan dan hancur. Terutama pada batuan shale yang mudah menyerap
air, mudah sekali mengalami pelapukan. Oleh karena itu, lorong yang
berlantai batuan shale sering kali mengalami swell yang berat.

2. Sifat-Sifat Batuan
Karena batuan yang membentuk kerak bumi merupakan suatu paduan
komponen elastis dan plastis, maka batuan akan mengalami perubahan elastis
apabila padanya diberi tekanan, dan akhirnya aka menimbulkan perubahan
plastis dengan tekanan yang melebihi batas elastisitas. Tingkat dan kondisi
Buku Pegangan Peserta Hal. 2 - 44

Copyright BDTBT 2006

Tekanan & Pergerakan Batuan

perubahan tersebut sangat bergantung pada pembawaan batuan masingmasing.


Elastisitas adalah suatu sifat mudah berubah bentuk sesuai dengan
tekanan yang diberikan, dan mudah kembali ke bentuk asalnya jika tekanan
dihilangkan. Sedangkan plastisitas adalah sifat mudah berubah bentuk sesuai
dengan tekanan yang diberikan, tetapi tidak kembali ke bentuk asal walaupun
tekanan yang membebaninya dihilangkan.
Batuan memiliki sifat yang kuat terhadap tekanan tetapi sangat lemah
terhadap tarikan (tension). Kekuatan beberapa batuan yang umum diperlihatkan
pada tabel 2, dimana angka dalam tabel tersebut merupakan data pada kondisi
batuan kering (dry base).
Tabel 2
Contoh Kekuatan Beberapa batuan
Kuat Tekan (kg/cm2)
1.722
1.093
700 1.280
1.100
1.000
340

Jenis Batuan
Granit
Andesit
Batuan pasir
Batuan shale pasir
Batuan shale
Batu bara

Kuat Tarik (kg/cm2)


53
63
27
35
35
17

Jika dibandingkan dengan kekuatan tekannya, maka secara umum;

Daya
Daya
Daya
Daya

tahan
tahan
tahan
tahan

terhadap
terhadap
terhadap
terhadap

kekuatan
kekuatan
kekuatan
kekuatan

tekan
bengkok
potong
tarik

=
=
=
=

1
1/7
1/14
1/30

Pada umumnya tegangan tarik batuan pada suatu lubang bukaan,


terdistribusi dibagian atap dan lantai lubang bukaan. Sedangkan tegangan tekan
terdistribusi pada bagian samping lubang bukaan. Kondisi tegangan tersebut
sangat bergantung pada bentuk dari lubang bukaan, sehingga ada juga kasus
yang sama sekali tidak muncul tegangan tarik pada bentuk lubang bukaan
tertentu. Gambar 1 menunjukkan gambaran mengenai kondisi distribusi
tegangan yang timbul pada lubang bukaan.

Buku Pegangan Peserta Hal. 3 - 44

Copyright BDTBT 2006

Tekanan & Pergerakan Batuan

Gambar 1
Penampang Lubang Bukaan Dan Kondisi Distribusi Tegangan
Pada saat membuat suatu lubang bukaan dalam tanah, kondisi tegangan di
sekitar lubang bukaan tersebut dapat berubah dan muncul tegangan tarik
dan tekan yang sangat berbeda dengan kondisi awal sebelum dibuat lubang
bukaan. Jika lubang bukaan tersebut memiliki kekuatan yang cukup untuk
menahan tegangan yang timbul, maka lubang bukaan tersebut tidak akan
ambruk. Sebaliknya jika tidak kuat (batuan sangat lemah menahan tegangan
tarik) maka akan terjadi keruntuhan pada lubang bukaan tersebut. Oleh
karena itu lubang tambang harus dibuat di lapisan batuan yang sekuat
mungkin, dan dirancang dengan bentuk yang sedapat mungkin tidak
menimbulkan tegangan tarik.
B. ANALISIS TEGANGAN DAN REGANGAN
1. Definisi Tegangan (Stress) dan Regangan (Strain)
Jika sebuah batang prisma diberi tarikan dengan gaya yang terbagi rata
disepanjang ujungnya (Gambar 2), gaya dalam juga terbagi merata disepanjang
potongan penampang sembarang mm. Tegangan (stress) pada potongan
penampang mm tersebut adalah gaya P dibagi dengan luas potongan
penampang A.
P
=A

Regangan (strain) dari batang prisma tersebut adalah pertambahan


panjang dari batang prisma tersebut dibagi dengan panjang mula-mula (Gbr. 2.a)
L
=L

Buku Pegangan Peserta Hal. 4 - 44

Copyright BDTBT 2006

Tekanan & Pergerakan Batuan

Gambar 2
Batang Prisma Yang Mengalami Tarikan
Tegangan pada potongan penampang miring dengan luas penampang
A =

A
cos

ada 2 buah yaitu tegangan normal (normal stress) n yang tegak lurus

pada bidang potongan dan tegangan geser (shear stress) nt yang sejajar dengan
bidang potongan.
P
P
S=
=
= cos
= cos
A'
A
1 cos

n = S cos = cos2 =
2

nt = S sin = cos sin = sin 2


n maksimum pada = 0 yang besarnya n =
nt maksimum pada = 45 yang besarnya nt =
Secara umum tegangan tergantung pada :

Titik dimana ia dikenakan


Orientasi dari luas permukaan dimana dia dikenakan.
Sistem dari gaya-gaya luar yang dikenakan pada sebuah benda.

Misalkan titik P berada ditengah-tengah sebuah empat persegi panjang


kecil (Gambar 3) dimana bidang yang berhadapan sejajar menurut koordinat
kartesian x, y, z. Konvesi untuk menggambarkan tegangan normal dan tegangan
geser seperti terlihat pada Gambar 3.

Buku Pegangan Peserta Hal. 5 - 44

Copyright BDTBT 2006

Tekanan & Pergerakan Batuan

Gambar 3
Komponen Tegangan Pada Empat Persegi Panjang
Tegangan normal yang bekerja pada bidang normal terhadap sumbu x diberi
symbol x
Tegangan geser yang bekerja searah dengan sumbu y pada bidang normal
terhadap sumbu x diberi symbol xy.
Tegangan geser yang bekerja searah dengan sumbu z pada bidang normal
terhadap sumbu x disebut xz.
Demikianlah definisi yang sama untuk y, z, yz, yx, zx dan zy .
Tegangan normal x, y dan z positif jika arahnya keluar dari permukaan,
menggambarkan tegangan tarik.
Tegangan normal negatif adalah tegangan tekan dimana arahnya menuju
kepermukaan elemen.
Tegangan geser xy, yx, yz, zy, zx, dan xz adalah positif jika arahnya searah
dengan arah kartesian positif.
Akan diperlihatkan selanjutnya bahwa dari enam komponen kartesian dari
tegangan geser hanya tiga yang bebas. Titik P terletak di tengah-tengah empat
persegi panjang. Dalam keadaan setimbang, momen gaya-gaya ke titik P pada
arah sumbu x sama dengan nol.
M =

yz dx dz dy
+
2

yz dx dz dy
zy dx dz dy zy dx dz dy
=0
2
2
2

Buku Pegangan Peserta Hal. 6 - 44

Copyright BDTBT 2006

Tekanan & Pergerakan Batuan

Persamaan yang sama diperoleh untuk My dan Mz dengan masing-masing


pada arah sumbu y dan z. Setiap persaman dibagi dengan dx, dy dz, maka
didapat :
xy = yx
yz = zy
zx = xz
Ini memperlihatkan bahwa sepasang tegangan geser mempunyai nilai dan tanda
yang sama.
2. Analisis Tegangan Pada Bidang
Gambar 4.a memperlihatkan tegangan yang bekerja pada sebuah benda
berbentuk segi empat dalam dua dimensi (bidang) dengan sumbu x dan y. Pada
bidang miring dimana normalnya membuat sudut terhadap sumbu x bekerja
tegangan normal n dan tegangan nt geser yang nilainya merupakan fungsi dari
x, y, dan xy yang bekerja pada bidang-bidang yang tegak lurus sumbu x dan y
(Gambar 4.b).

Gambar 4
Diagram Tegangan Pada Bidang
Ax
Ay

= An cos
= An sin

Ax = luas penampang bidang yang sumbu x


Ay = luas penampang bidang yang sumbu y
An = luas penampang bidang yang miring
Dalam keadaan setimbang
Dimana

Fn = 0
n . An = x cos . Ax + y sin . Ay + xy sin . Ax + cos . Ay
n . An = x cos . An cos + y sin . An sin + xy sin . An cos . Ay
+ xy cos . An sin
n = x cos2 + y sin2 + 2 xy sin cos
x y
x y
n =
+
cos 2 + xy sin 2
2
2
Buku Pegangan Peserta Hal. 7 - 44

(1)

Copyright BDTBT 2006

Tekanan & Pergerakan Batuan

Fnt = 0
nt . An = x sin . Ax - y cos . Ay - xy cos . Ax + sin . Ay
nt . An = x sin . An cos - y cos . An sin - xy cos . An cos . Ay +
yx sin . An sin
nt = x sin cos - y cos sin - xy cos + xy sin
x y
nt =
sin 2 + xy cos 2 (2)
2

Persamaan 1 dan 2 memberikan besar dan tanda dari n dan nt yang bekerja
pada bidang miring yang normalnya membuat sudut terhadap sumbu x.
Perioda dari tegangan-tegangan ini adalah karena persamaannya merupakan
fungsi dari sin 2 dan cos 2 . Sehingga tegangan-tegangan tersebut
mempunyai nilai maksimum dan minimum atau konstan.
Turunan tegangan normal n terhadap sama dengan nol memberikan :
d n
= - (x y) sin 2 1 + 2 xy cos 2 1 = 0
d

dimana 1 digunakan untuk menggantikan yang menyatakan sudut spesifik.


Besarnya 1 adalah :
1 = tan

2 xy
x y

Dari persamaan ini didapat dua kali nilai 1 yaitu 1 dan 1 + 90. Satu sudut akan
memberikan arah dari tegangan normal maksimum dan sudut lainnya akan
memberikan arah dari tegangan normal minimum
Jika 1 = 0 maka dari persamaan 1 didapat :

max =

min =

1 2
2
1 2
2

1 2
2

1 2
2

Arah ini disebut arah prinsipal (principal direction) dan tegangan normal yang
bersangkutan adalah tegangan prinsipal (principal stress) dimana max disebut
major principal stress dan min disebut minor principal stress. Bidang dimana
bekerja tegangan prinsipal disebut bidang prinsipal (principal plane). Tidak ada
tegangan geser yang bekerja pada bidang dimana tegangan normal maksimum
atau minimum.
Apabila arah prinsipal diambil sebagai sumbu x dan y, xy = 0 dan persamaan 1
dan 2 disederhanakan menjadi :
max min
max min
n =
+
cos 2
2
2
nt =

max min

sin 2
2
Variasi komponen tegangan n dan nt sesuai dengan variasi

Buku Pegangan Peserta Hal. 8 - 44

Copyright BDTBT 2006

Tekanan & Pergerakan Batuan

3. Lingkaran Mohr dari Tegangan


Pemecahan geometri untuk tegangan-tegangan dengan arah yang berbedabeda didapat dengan lingkaran Mohr. Untuk diagram tegangan seperti pada
Gambar 4a, maka urut-urutan untuk membuat lingkaran Mohr adalah sebagai
berikut:
a.

b.
c.

d.

e.
f.

Dibuat sumbu tegak untuk dan sumbu horizontal


untuk . Kedua sumbu ini saling tegak lurus. Skala untuk kedua sumbu ini
harus sama.
Plot tegangan normal x dan y pada sumbu
tegangan normal .
Plot tegangan geser xy yang bekerja dibagian
kanan dari benda, langsung dibawah atau di atas titik yang menggambarkan
x pada sumbu tegangan normal. Jika arah tegangan geser berlawanan
dengan arah jarum jam relatif terhadap titik pusat benda, plot xy dibawah
sumbu tegangan normal. Jika arah tegangan geser searah dengan arah
jarum jam relatif terhadap titik pusat benda, plot xy di atas sumbu tegangan
normal.
Plot tegangan geser yx yang bekerja pada bidang
yang sama dengan y , di atas titik yang menggambarkan y pada sumbu
tegangan normal jika searah dengan arah jarum jam, dan dibawah titik
tersebut jika berlawanan dengan arah jarum jam.
Hubungkan kedua titik tegangan geser dengan
sebuah garis lurus. Garis ini akan memotong sumbu tegangan normal pada
titik (x + y).
Gambarkan sebuah lingkaran dengan titik pusatnya
pada sumbu tegangan normal di (x + y) dan diameternya sama dengan
panjang garis yang menghubungkan kedua titik tegangan geser.

Gambar 5
Lingkaran Mohr Dari Tegangan
Buku Pegangan Peserta Hal. 9 - 44

Copyright BDTBT 2006

Tekanan & Pergerakan Batuan

Dari gambar 5 terlihat bahwa proyeksi dari jari-jari lingkaran pada sumbu
tegangan geser pada sudut tertentu dan proyeksi dari ujung-ujung diameter
lingkaran pada sumbu tegangan norma l akan memberikan tegangan-tegangan
normal pada sudut tertentu. Jari-jari lingkaran adalah tegangan geser maksimun
dan perpotongan antara lingkara Mohr dan sumbu tegangan normal adalah
tegangan prinsipal.
Dapat dilihat pada gambar 5 bahwa tegangan geser sama dengan nol
jika tegangan geser maksimum dan minimum. Demikian juga jika tegangan
normal maksimum, maka tegangan-tegangan normal sama dengan setengah
dari jumlah tegangan-tegangan normal asal (original normal stresses).
Sebagai titik pusat lingkaran selalu pada titik:
x y
n n 90
=
2

4. Analisis Regangan
Ada dua jenis deformasi yang dapat terjadi pada sebuah benda jika mengalami
tegangan :
a.

Perubahan panjang dari sebuah garis lurus.


Perubahan panjang persatuan unit panjang mula-mula disebut regangan
longitudinal (longitudinal strain) yang didefinisikan sebagai
=
Dimana

Lim

L
L 0

L = perubahan panjang
L = panjang mula-mula

Regangan longitudinal positif jika terjadi pertambahan panjang dan negatif


jika terjadi pengurangan panjang.
b.

Perubahan sudut dari sudut yang dibentuk oleh


perpotongan dua buah garis lurus disebut regangan geser (shear strain).
Gambar 6 memperlihatkan satu sudut dari segi empat yang mengalami
tegangan.
AO B
A O B

= sudut sebelum mengalami tegangan


= sudut sesudah mengalami tegangan

Titik O pindah ke O, titik A pindah ke A dan titik B pindah ke B sesudah


mengalami gangguan. Displacement dari titik dinyatakan dengan u, v, dan w
yang masing - masing sejajar dengan x, y dan z, diasumsikan sebagai fungsi
kontinu dari koordinat (x, y, z). Jadi jika u adalah displacement dari titik O
pada arah x, displacement dari titik A yang berada di dekatnya pada arah
u

x adalah u +( x

O A = x + u +
A A = v +

v
x

) x.
u
x

x u = x +

x v =

v
x

u
x

Buku Pegangan Peserta Hal. 10 - 44

Copyright BDTBT 2006

Tekanan & Pergerakan Batuan

O A =

= x 1 2
O A = x (1 +

u
x

u
u
v

x
x
x

Perubahan panjang pada segmen O A :


u
u
x = O A OA = x (1 +
) - x =
x
x
Menurut definisi regangan :
x=

Lim

L
L 0

u x
x x

x=

u
x

Gambar 6
Hubungan Antara Regangan dan Displacement
Melihat gambar 6 dan mengingat bahwa sudut-sudut 1 dan 2 adalah kecil
serta tegangan juga kecil terhadap unitnya, maka dapat ditulis persamaan
sebagai berikut :
v

x
v
x
'
"

tan 1 = 1 =
=
'
"

u
x

x
x
x
u

tan 2 = 2 =

B'
O'

B"
B"

y
=
u
y
y

u
y

Perdefinisi, regangan geser (shear strain) yxz, dalam sudut A O B adalah


Buku Pegangan Peserta Hal. 11 - 44

Copyright BDTBT 2006

Tekanan & Pergerakan Batuan

1 + 2 :
yxz =

u
v

y
x

Dengan cara yang sama untuk bidang yz dan zx, 6 komponeen dari
regangan dapat ditulis sebagai berikut :
x=

u
x

xy =

y=

v
y

yz =

v
w

z
y

z=

w
z

zx =

w
u

x
z

regangan normal

u
y

v
x

regangan geser

Jika u, v dan w adalah fungsi kontinu dari koordinat ruang x, y dan z dari
sebuah benda, maka keenam persamaan di atas adalah keadaan (state) dari
regangan sebuah titik di dalam benda.

Buku Pegangan Peserta Hal. 12 - 44

Copyright BDTBT 2006

Anda mungkin juga menyukai