PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akibat dari adanya peningkatan jumlah penduduk perkotaan (urbanisasi dan
kelahiran) harus diikuti dengan meningkatkan kebutuhan ruang dan sumber daya
alam perkotaan seperti ruang terbuka hijau,ruang public,energy dan air bersih
serta infrastruktur perkotaan, selain itu juga pembangunan dan penggunaan
teknologi biasanya justru memberikan masalah yang baru berupa penurunan
kualitas dan daya dukung lingkungan.seperti peningkatan jumlah sampah,
penurunan kualitas udara dan air, serta kelangkaan energy.Permasalahan lain yaitu
belum efektifnya instrument kebijakan yang ada untuk mengatasi penurunan
kualitas
dan
daya
dukung
lingkungan
dalam
mewujudkan
Kota
BAB II
ISI
Dalam proses sistem manajemen lingkungan mengikuti prinsip-prinsip yaitu
Plan-Do-Check-Act
a. Perencanaan
Organisasi harus merumuskan suatu rencana untuk mencapai kebijakan
lingkungannya.
b. Pelaksanaan
Untuk keefektifan pelaksanaan, organisasi seharusnya mengembangkan
kemampuan dan mendukung mekanisme yang diperlukan untuk mencapai
kebijakan lingkungan, tujuan dan sasaran.
c. Pemeriksaan
Organisasi memantau dan mengevaluasi kinerja lingkungan
d. Tindakan Peningkatan
Organisasi seharusnya mengkaji dan meningkatkan secara berkesinambungan
sistem manajemen lingkungannya dengan tujuan peningkatan kinerja
lingkungan keseluruhan.
Berdasarkan prinsip- prinsip sistem manajemen lingkungan yang telah
diuraikan diatas
yang
tepat
untuk
penyelesaian
masalah-masalah
lingkungan
pihak
yang
berkepentingan
dapat
menyampaikan
suaranya
secara
pelaksanaan rencana, serta adanya standard dan kriteria untuk menilai pelaksanaan
yang adil dan transparan tersebut.Beberapa factor diyakini sebagai prinsip dari
pemerintahan yang sudah melaksanakan tata praja lingkungan yang baik, yaitu
transparasi,partisipasi seluruh stakeholder,tanggung jawab/akuntabilitas serta efisien
& efektif.
2.2 Perencanaan
Perencanaan memegang sebuah peranan yang sangat penting dibandingkan
dengan fungsi-fungsi dalam manajemen lainnya Ada empat tujuan penting mengapa
harus adanya sebuah perencanaan, dan untuk itu perencanaan atau planning dapat
dikatakan sebagai basis dasar dari seluruh fungsi manajemen.Perencanaan disusun
melalui empattahapan atau step yaitu menetapkan tujuan,merumuskan keadaan atau
kondisi saat ini,mengidentifikasi hambatan yang ada, dan mengembangkan
serangkaian kegiatan.
Secara umum tahap perencanaan untuk mencapai kebijakan lingkungan
(adipura)oleh pemerintah yaitu tahap pertama dengan menetapkan tujuan yaitu
mendorong kemampuan pemerintah daerah dalam melaksanakan pemerintahan yang
baik (good governance) di bidang lingkungan hidup dan peran serta masyarakat untuk
mewujudkan kota Bersih dan Hijau.Tahap kedua yaitu merumuskan keadaan atau
kondisi saat ini yaitu kualitas Lingkungan hidup yang cenderung menurun terutama
lingkungan perkotaan, kapasitas aparatur Pemerintah yang relatif kurang memadai
dibandingkan dengan besarnya masalah lingkungan yang harus dihadapi,serta
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Lingkungan Hidup
belum nampak
harus
diubah
menjadi
pola
pengurangan-pemilahan-
pengumpulan-pemanfaatan-pengangkutan-pengolahan.Selain
itu
perlu
adanya
Hijau di
Kota
muara dll
Fasilitas instalasi pengolahan air limbah baik komunal maupun
skala perkotaan
3. Waktu pemantauan
Paling lama 4 (empat) hari untuk kota metropolitan
Paling lama 3 (tiga) hari untuk kota besar
4. Cakupan penilaian system manejeman pengendalian pencemaran air
Pelaksanaan pengendalian air
Keterserdian air bersih
Pemantau Kualitas air
Ketersediaan sarana pengolahan air limbah skala komunal dan
skala perkotaan
Dukungan sumber daya manusia, sarana dan fasilitas
pengendalian pencemaran air
baku mutu
Kegiatan mereduksi tingkat pencemaran udara dari emisi
sumber bergerak
Kegiatan terkait dengan peran serta masyarakat terdapat isu
pencemaran udara dan atau kualitas udara
2.3 Pelaksanaan
Pada pelaksanaannya sesuai yang tercantum dalam Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2001 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Adipura disebutkan program adipura diberlakukan bagi kotakota dengan jumlah penduduk sama dengan atau lebih dari 20.000 jiwa di wilayah
kabupaten/kota.Kota peserta Program Adipura dikelompokkan berdasarkan katergori
sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
Pasal 18
1) Pemantauan fisik terhadap pengelolaan sampah danruang terbuka hijau
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf a dilakukan melalui:
a. pemantauan I;
b. pemantauan II; dan/atau
c. pemantauan verifikasi.
2) Pemantauan fisik terhadap pengendalianpencemaran air sebagaimana
dimaksud dalam Pasal14 ayat (2) huruf b dilakukan paling sedikit 1
(satu)kali dalam 1(satu) periode pelaksanaan ProgramAdipura.
3) Pemantauan verifikasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf c hanya
dilakukan apabila dianggapperlu.
4) Pemantauan fisik terhadap pengendalianpencemaran udara sebagaimana
dimaksud dalamPasal 14 ayat (2) huruf c dilakukan 1 (satu) kali padasaat
musim kemarau.
Untuk penilaian Adipura dilakukan berdasarkan kategori kota dan perolehan
Adipura, yaitu :
1. Tiga kali dalam setahun bagi kota yang akan dan telah memperoleh Adipura
Kencana.
2. Dua kali dalam setahun bagi kota Raya dan Besar yang belum mendapat
Adipura dan yang telah mendapat Adipura kesatu, kedua, dan ketiga dan Kota
Sedang dan Kecil yang telah mendapat Adipura kedua dan ketiga.
3. Satu kali dalam setahun bagi kota Sedang dan Kecil yang belum mendapat
Adipura dan yang telah mendapat Adipura kesatu.
Lokasi untuk penelaian program Adipura sendiri, penilaian kebersihan kota dilakukan
terhadap aspek manajemen, peran serta masyarakat, kesehatan dan kondisi fisik kota
dengan ruang lingkup sebagai berikut :
1. Penilaian Daftar Isian dan Pertanyaan.
Penilaian Daftar Isian dan Pertanyaan meliputi :
a. Aspek Kelembagaan : bentuk dan struktur organisasi,personalia, tata
laksana kerja dan hasil guna pengelolaan.
b. Aspek Hukum : ketentuan hukum, pelaksanaan danpenegakan hukum
serta penyebaran informasi.
c. Aspek Pembiayaan : sumber pendanaan, strukturpembiayaan dan
retribusi kebersihan.
d. Aspek
Teknis
Operasional
daerah
dan
tingkatpelayanan,
4. Jembatan/Gorong-gorong
5. Danau/Kolam pantai
d. Jalan-jalan :
1. Protokol/Utama
2. Kolektor/Penghubung
3. Lokal/Lingkungan
e. Sarana Persampahan :
1. Transfer/Dipo
2. TPS
3. TPA
f. Tata laksana keindahan :
1. Papan Reklame
2. Poster
3. Papan nama, Rambu-rambu
4. Lampu/Penerangan Jalan
5. Pemanfaatan Lahan
http://lh.surabaya.go.id/adipura1/?c=main&m=mfisik
Kabupaten/Kota
dalam
pengelolaan
lingkunganperkotaan ;
Membina Tim Penilai dalam pelaksanaan pemantauan;
4. Tim Pengarah, diketuai oleh Deputi yang bertanggungjawab terhadap
Program ADIPURA, terdiri dari seluruh pejabat Eselon I di KLH, bertugas
memberikan masukan dan saran terhadap hasil penilaian, evaluasi dan
pemeringkatan kabupaten/kota kepada Menteri.
5. Dewan ADIPURA terdiri dari pakar-pakar pengelolaan lingkungan
perkotaan sesuai dengan keahliannya. Dewan ini bertugas memberikan
masukan dan saran terhadap hasil penilaian, evaluasi dan pemeringkatan
kabupaten/kota kepada Menteri.
6. Sekertariat ADIPURA bertugas untuk mengkoordinasi pelaksanaan
Program Adipura dari aspek administrasi, penjadualan, penganggaran,
pelaporan,
melakukan
pengelolaan
data,
dan
pengembangan
laman/website Adipura.
b. Mekanisme
1. Sekertariat ADIPURA mengirimkan Daftar Isian/Kuisioner/Kuisioner Non
Fisik ke Kabupaten/Kota, untuk diisi dan dikembalikan lagi dalam jangka
waktu 3 bulan
2. Tim Penilai melakukan penilaian fisik dan non fisik Kabupaten/Kota.
3. Hasil penilaian diserahkan kepada Tim Teknis yang menjadi dasar
pemeringkatan
4. Tim Pembina melakukan pembinaan Kabupaten/Kota berdasarkan hasil
penilaian yang diserahkan oleh Tim Penilai
5. Hasil pemeringkatan diserahkan kepada Tim Pengarah dan Dewan
ADIPURA untuk mendapat masukan dan saran untuk kemudian
disampaikan kepada Menteri LH
6. Menteri LH memutuskan kota peraih Anugerah Adipura dan melaporkan
kepada Presiden RI.
Tabel 2.1
Kriteria
Efektivitas
Tujuan
Indikator
Program Adipura bertujuan
Terciptanya
kebersihan
Tersedianya
fasilitas-
Adanya
pengendaliaan
pencemaran di perkotaan
yang
memadai
di
perkotaan
Terjadinya
zero
waste
activity
Efisiensi
secara
real
dari
Peningkatan
prioritas
stakeholders
Adanya
usaha
Pemanfaatan
teknologi
Responsivitas
merasakan
kebersihan
lingkungan perkotaan
Kesediaan
stakeholder
Terjadinya
perubahan
perilaku
para
stakeholder
dalam
hal
pelestarian
lingkungan
Munculnya slogan-slogan
peduli lingkungan pada tiap
kota
rusak dan tidak layak pakai lagi, program pembinaan dan sosialisasi masyarakat
secara berkelanjutan, peningkatan intensitas kebersihan dengan menggerakan
seluruh petugas kebersihan secara cepat dan tepat sasaran dengan memberikan
reward dan kenaikan gaji petugas kebersihan agar lebih giat dan semangat dalam
bekerja, biaya operasional pengelolaan dan kebersihan sampah untuk membersihkan
drainase di sepanjang jalan, penanaman pohon dan penambahan bunga dalam pot di
sepanjang jalan utama agar terlihat rindang dan hijau, menyediakan kotak-kotak
sampah di setiap pertokoan, jalan dan sekolah-sekolah, upaya penerapan 3R
(Recycle, Reduce dan Reuse), biaya pemasangan dan penyebaran informasi melalui
media cetak dan elektronik serta biaya-biaya operasional teknis lainnya.
BAB 3
KESIMPULAN & SARAN
DAFTAR PUSTAKA
PERMEN LH NO 1 TAHUN 2013
PERMEN LH NO 1 TAHUN 2009