LABORATORIUM LINGKUNGAN
PERCOBAAN V
METODE SAMPLING
OLEH :
NAMA
NIM
: H1E108059
KELOMPOK
: V (LIMA)
ASISTEN
: M. FAHMI ARIF
PERCOBAAN V
METODE SAMPLING
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengenalkan mahasiswa
terhadap metode-metode pengambilan sampel dan pengukuran parameterparameter lingkungan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Metode Sampling
Sampling adalah proses mengumpulkan beberapa bagian dari suatu
material. Maksud pengambilan sample air adalah mengumpulkan volume
suatu badan air yang akan diteliti dengan jumlah yang sesedikit mungkin tapi
masih mewakili, yaitu masih mempunyai sifat-sifat yang sama dengan air
tersebut (Sutrisno, 2006).
Sistem pengambilan contoh memegang peranan sangat penting dalam
pemantauan kualitas air. Ketelitian analisis dan ketepatan sistem pengambilan
contoh akan mempengaruhi data hasil analisis. Apabila terdapat kesalahan
dalam pengambilan contoh, maka contoh yang diambil tidak representatif
sehingga ketelitian dan teknik peralatan yang baik akan terbuang percuma.
Selain dari pada itu dikhawatirkan kesimpulan yang diambil juga akan salah
(Sutrisno, 2006).
Untuk mendapatkan contoh yang baik dan representatif diperlukan
beberapa persyaratan antara lain :
1. Pemilihan lokasi yang tepat
Lokasi pengambilan contoh ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat
diketahui kualitas air alamiah dan perubahan kualitas air yang diakibatkan
oleh kegiatan manusia.
Kualitas air alamiah diukur pada lokasi di hulu sungai yang belum
mengalami perubahan oleh kegiatan manusia. Sedangkan perubahan kualitas
air dapat diketahui di hilir sungai, setelah melalui suatu daerah permukiman,
industri ataupun pertanian. Untuk perlindungan terhadap pemakai sumber air,
diperlukan pula lokasi pengukuran pada setiap pemanfaatan sumber air antara
lain sumber air minum, industry, perikanan, rekreasi dan lain-lain. Di daerah
muara sungai diperlukan pula lokasi pengukuran untuk mengetahui pengaruh
intrusi air laut. Pada danau atau waduk sekurang-kurangnya diperlukan tiga
titik pengambilan contoh yaitu sebelum masuk, di tengah dan setelah keluar
dari danau. Apabila danau disadap untuk keperluan pemanfaatan tertentu,
maka diperlukan pula pengambilan contoh pada lokasi tersebut (SNI-03-70162004, 2004).
2. Penetapan frekuensi pengambilan contoh
Kualitas air biasanya bervariasi menurut waktu. Variasi biasa terjadi
dalam waktu sehari, seminggu, dan setahun. Dalam situasi tidak ada variasi
sama sekali, maka variasi dianggap mengikuti trend normal dan sistematis dari
siklus tahunan. Perubahan kualitas air sehari terjadi pada air limbah karena
proses industry. Pada situasi ini prinsip yang telah diuraikan dapat diterapkan.
Pengambilan sampel agar pada waktu yang berlainan dalam sehari, dan waktu
yang dilih mewakili sebagian periode dalam hari. Misalnya apabila
dibutuhkan 6 sampel, maka waktu pengambilan sampel dapat digunakan
apabila kualitas airnya bervariasi menurut mingguan atau tahunan (Sutrisno,
2006).
3. Cara pengambilan contoh
Contoh sesaat
Apabila suatu sumber air mempunyai karakteristik yang tidak berubah
dalam suatu periode atau dalam batas jarak tertentu maka contoh sesaat cukup
mewakili keadaan waktu dan tempat tersebut. Umumnya metode pengambilan
contoh sesaat ini dapat dipakai untuk sumber alamiah, tetapi tidak mewakili
keadaan air buangan atau sumber air yang banyak dipengaruhi bahan buangan
(SNI-03-7016-2004, 2004).
Contoh gabungan waktu
Hasil pemeriksaan contoh gabungan waktu menunjukkan keadaan ratarata dari tempat tersebut dalam suatu periode. Umumnya pengambilan contoh
dilakukan terus-menerus selama 24 jam, akan tetapi dalam beberapa hal
dilakukan secara intensif untuk jangka waktu yang lebih pendek, misalnya
hanya selama periode beroperasinya industry atau selama terjadinya proses
dapat
dikatakan
sebagai
penetapan
pendahuluan
dalam
E. pH
1. Mengambil sampel dalam gelas piala.
2. Mengambil air sampel menggunakan pipet tetes.
3. Meneteskan air sampel pada kertas pH universal sebanyak 2 kali.
4. Mendiamkan selama 1 menit, kemudian melihat hasilnya dengan
menyocokkan warna pada label warna yang terdapat pada pH
universal.
5. Mengulangi langkah untuk sampel lainnya.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Hasil Pengamatan
a. Metode Sampling
Tabel 1. Hasil pengamatan metode sampling
No.
1.
Gambar
Keterangan
Cara kerja water sampler :
1. Water sampler dilempar ke
badan air yang akan diteliti
sebagai sampel.
2. Ketika dilempar ke badan air
yang
diteliti,
keadaan
katup
terbuka
dalam
sehingga
tabung
pada
water
akan
menutup
katub
turun
dari
dan
tabung
water sampler.
4. Ketika
mengeluarkan
air
b. Temperatur
Tabel 2. Hasil pengamatan temperatur
No.
Jenis Sampel
Temperatur (OC)
1.
Air Sumur
28
2.
Air Sungai
28
3.
28
c. Transparansi
Tabel 3. Hasil pengamatan transparansi
No.
1.
Gambar
Keterangan
Secchi
disc
merupakan
diameter
20
cm.
Jenis Sampel
Hasil
1.
Air Sumur
131 s/cm
2.
Air Sungai
62,4 s/cm
3.
1 ms/cm
(1000 s/cm)
e. pH
Tabel 5. Hasil pengamatan pH
No.
Jenis Sampel
pH
1.
Air Sumur
2.
Air Sungai
3.
Gambar
2. Perhitungan
Perhitungan Total Dissolve Solid (TDS)
Dari rentang antara (0.5 0.75) diambil nilai rata-ratanya yaitu:
Nilai rata-rata
= (0.5 + 0.75)/ 2
= 0.625
Jadi,
a. Air Sumur
Diketahui
Ditanya
: TDS
Jawab
TDS (mg/l)
b. Air Sungai
Diketahui
Ditanya
: TDS
Jawab
TDS (mg/l)
Ditanya
: TDS
Jawab
TDS (mg/l)
B. PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini, yang akan dianalisis meliputi penggunaan
water sampler dan piringan secchi, temperatur, transparansi, konduktivitas
dan pH dari sampel air sumur, sungai dan limbah cair tahu.
1. Metode Sampling
Dari percobaan metode sampling, diketahui alat dan cara
menggunakan water sampler. Penggunaan alat water sampler bukanlah
untuk di laboratorium, melainkan di lapangan langsung karena alat ini
merupakan alat yang digunakan untuk mengambil sampel air dari suatu
badan air yang akan diteliti. Water sampler ini dilengkapi dengan
termometer yang berada di dalam tabungnya, yang mana tujuannya adalah
untuk mengukur suhu dari suatu badan air tersebut. Selain itu dengan
menggunakan water sampler, pengambilan sampel air diharapkan dapat
mewakili keseluruhan air yang akan diteliti.
2. Temperatur
Analisis kemudian pada percobaan temperatur dari sampel air yang
ada, diperoleh data untuk suhu sampel air sumur yaitu 28OC, sampel air
sungai 28OC dan limbah cair tahu 28OC. Jika dibandingkan dengan suhu
air
normal
berdasarkan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No.
yang diperbolehkan adalah 30OC. Maka dari data yang didapat, suhu
semua sampel air yang diteliti masih dalam batas aman. Hal ini bisa saja
dipengaruhi oleh waktu pengambilan sampel air yang akan diteliti
tersebut. Selain itu untuk temperatur, seharusnya pengukurannya langsung
dilaksanakan pada tempat pengambilan sampel, hal ini disebabkan karena
suhu atau temperatur dari suatu badan air yang di teliti akan selalu
berubah-ubah sesuai dengan waktu pengambilannya. Oleh karena itu
pengukuran temperatur yang lebih akurat adalah temperatur pada saat
pengambilan sampel dilaksanakan.
3. Transparansi
Parameter kecerahan (transparansi) adalah parameter fisik untuk
menyatakan kemampuan sinar matahari menembus ke dalam air. Semakin
tinggi kekeruhan dalam air maka kecerahannya semakin kecil. Kecerahan
suatu badan air dapat diukur dengan piringan secchi. Jarak antara piringan
secchi dengan permukaan air adalah nilai transparansi atau kecerahan air,
sehingga semakin jauh jarak pengukuran, maka semakin tinggi pula nilai
transparansinya. Pada bagian bawah piringan secchi terdapat pemberat
yang tujuannya adalah untuk menjaga kestabilan agar jika pada perairan
yang memiliki arus yang deras, maka piringan tidak bergerak dan nilai
transparansi yang didapat menjadi akurat. Untuk nilai kecerahan yang
akurat, diusahakan pengukuran dilaksanakan pada pukul 10.00-14.00. hal
ini dikarenakan pada jam tersebut, sinar matahari lebih cerah sehingga
memudahkan dalam pengukuran transparansi. Pengukuran pada waktu
hujan dan mendung ataupun cuaca buruk tidak disarankan, karena nilai
transparansi tidak dapat dijadikan sebagai data yang akurat dalam
pengukuran kecerahan dari suatu badan air.
Dari percobaan yang telah dilakukan, praktikan hanya mendapat
penjelasan tentang cara penggunaan piringan secchi dari asisten yang
bersangkutan, hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu praktikum,
sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pengukuran lansung di
lapangan, dan juga minimnya jumlah alat praktikum yang akan digunakan.
VII/ 2002, range pH yang diterapkan pada standar kualitas air bersih/air
minum dan pH pada pengolahan air bekas (industri) adalah berkisar antara
6,5 8,5. pH dengan nilai kurang dari 6,5 dan lebih besar dari 8,5 dapat
menyebabkan korosi pada pipa-pipa air dan dapat pula menyebabkan
beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun atau bersifat toksik,
sehingga dapat menggangu kesehatan. Dilihat dari hasil percobaan untuk
sampel air sumur dan air sungai, nilai pH yang didapat adalah 7, maka pH
air tersebut berada dalam batas yang aman untuk dikonsumsi. Sedangkan
pada limbah cair tahu, nilai pH menunjukkan nilai 6 yang merupakan nilai
yang berada di bawah standar ketentuan yang berlaku, sehingga sangat
tidak sesuai dengan baku mutu air yang telah ditentukan.
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1. Water sampler merupakan alat yang digunakan dalam pengambilan
sampel air dari suatu badan air yang akan diteliti.
2. Hasil yang diperoleh untuk temperatur sampel air sumur, air sungai dan
limbah cair tahu adalah sama yaitu 28OC.
3. Transparansi adalah parameter fisik untuk menyatakan kemampuan sinar
matahari menembus kedalaman air.
DAFTAR PUSTAKA
PERTANYAAN
1. Apa yang diperlukan agar hasil data penguukuran dapat dikatakan valid?
Jelaskan!
2. Jelaskan bagaimana cara menentukan lokasi pengambilan sampel?
3. Jelaskan parameter kunci dalam penentuan kualitas air?
4. Sebutkan peraturan-peraturan didaerah kita yang terkait dengan pemantauan
kualitas air.
JAWABAN
1. Data hasil pengukuran agar dikatakan valid yang diperlukan adalah
a. Contoh air yang respresentatif
b. Metode analisis dengan tingkat akurasi dan presisi yang dapat diterima
c. Peralatan dan instrumentasi yang terkalibrasi
d. Sumber daya manusia (analisis atau laporan) yang dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan yang memadai
Pengertian pengambilan contoh air yang respresentatif adalah contoh air
yang komposisinya sama dengan komposisi badan air yang akan diteliti
kualitasnya.
Maksud
dan tujuan
pengambilan contoh
air
adalah
mengumpulkan volume air dari bagian air yang akan diteliti kualitasnya
dengan volume sekecil mungkin tetapi karakteristik dan komposisinya masih
sama dengan karakteristik badan air tersebut.
2. Cara menentukan lokasi pengambilan sampel
Pemilihan lokasi pengambilan contoh sampel air merupakan salah satu
langkah penting dalam prosedur pengambilan contoh air, lokasi pengambilan
contoh dipilih agar contoh air yang diambil benar-benar mewakili badan air
tersebut, agar diperoleh hasil pengukuran yang respresentatif.
pemilihan
lokasi
harus
mempertimbangkan
tujuan
dari
Dalam
pengukuran
/pemantauan dan pengetahuan tentang kondisi geografi dari badan air yang
akan diteliti. Lokasi pengambilan contoh air sudah dapat diplotkan di atas
peta, tetapi keputusan akhir sangat tergantung pada kondisi di lapangan
setelah dilakukan survey pendahuluan.
c. Warna
Warna air adalah sifat fisik air yang disebabkan oleh karakteristik zat-zat
yang terdapat di dalam air, bukan disebabkan oleh molekul air itu sendiri,
karena air murni yaitu air yang tidak mengandung zat-zat pengotor tidak
berwarna.
d. Kekeruhan (turbidity)
Kekeruhan dalam air disebabkan oleh zat-zat yang tersuspensi (tidak
larut). Data kekeruhan ini sangat berguna, terutama untuk kualitas air
minum, orang tidak mau minum air keruh, karena kekeruhan dalam air
disebabkan oleh senyawa anorganik atau organik yang tersuspensi yang
mungkin saja dapat membahayakan kesehatan orang yang meminumnya.
Kekeruhan air berhubungan erat dengan parameter zat padat tersuspensi
(TSS), kadar lumpur kasar dan kecerahan dalam air.
e. Konduktivitas ( Daya Hantar Listrik)
Daya Hantar Listrik adalah kemampuan air untuk menghantarkan arus
listrik, hal ini disebsbksn karena adanya mineral yang terlarut dalam air
yang terionisasi.