Anda di halaman 1dari 8

BAGIAN I

TEKNIK PENGAMBILAN CONTOH (SAMPEL) AIR

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, praktikan dapat melakukan pengambilan sampel
air sungai dan danau/waduk sesuai standar
2. Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, praktikan dapat mempraktekkan cara
pengaambilan sampel air sumur sesuai standar

B. TEORI DASAR
1. Pengambilan Contoh (Sampel) Air Sungai
Lingkungan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kualitas kesehatan
manusia. Maka dari itu, pemantauan kualitas lingkungan secara berkala menjadi salah satu
upaya untuk mencegah timbulnya permasalahan kesehatan akibat penurunan kualitas
lingkungan. Salah satu komponen lingkungan yang harus dipantau secara berkala yaitu
lingkungan perairan, khususnya air yang digunakan untuk kebutuhan minum dan higiene
sanitasi.
Salah satu tahapan yang harus dipahami oleh tenaga kesehatan lingkungan dalam
melakukan pengukuran kualitas lingkungan yaitu pengambilan contoh (sampel) air yang
sesuai standar yang baku. Cara pengambilan contoh air dapat memberikan pengaruh terhadap
hasil pengukuran parameter. Pengambilan contoh air yang tidak sesuai standar maka dapat
membuat pengukuran kualitas air menjadi tidak representatif atau tidak bisa menjadi acuan
terhadap kualitas air pada suatu perairan.
Berdasarkan SNI 03-7016-2004, contoh (sampel) air yang representatif dapat diperoleh
jika memenuhi empat kriteria. Keempat kriteria tersebut yaitu pemilihan lokasi yang tepat,
penetepan frekuensi pengambilan contoh, cara pengambilan contoh yang terstandar, dan
perlakuan yang tepat terhadap contoh di lapangan. Keempat kriteria tersebut harus dipahami
dan diaplikasikan dengan benar oleh tenaga kesehatan lingkungan yang bertugas mengambil
sampel air.
Pemilihan Lokasi Yang Tepat
Pemilihan lokasi pengambilan contoh (sampel) air memberikan pengaruh terhadap
tingkat representatif kualitas perairan atau badan air yang diukur. Sebelum mengambil
sampel air, tenaga kesehatan lingkungan harus memiliki data terkait karakteristik lingkungan
dan jenis penggunaan air pada perairan atau badan air (seperti sungai) yang menjadi objek
pengukuruan. Berdasarkan tingkat kerentanan terhadap pencemaran, sungai dapat dibagi
menjadi tiga zona yaitu base line station, impact station, dan zona penyebaran pencemaran.
Base line station merupakan wilayah sungai yang berada di hulu dimana masih jauh dari
aktivitas manusia yang dapat menimbulkan pencemaran. Impact station merupakan wilayah
sungai yang menjadi zona munculnya polutan air yang berasal dari aktivitas manusia. Zona
penyebaran pencemaran merupakan wilayah sungai yang menerima polutan (pencemar)
sehingga mengalami penurunan kualitas.
Salah satu aspek yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi pengambilan
contoh (sampel) air yaitu adanya data riwayat pengukuran kualitas air (data sebelumnya)
pada lokasi tersebut. Jika tidak ada data pengukuran kualitas air sebelumnya, maka pemilihan

1
lokasi pengambilan contoh air dapat didasarkan pada wilayah sungai/badan air yang paling
banyak digunakan oleh masyarakat untuk mandi dan mencuci atau dijadikan bahan baku air
minum. Beberapa manfaat yang ingin didapatkan dari pengukuran air seperti proyek
penelitian, pemantauan pencemaran dari industri disekitar perairan, potensi sumber daya air
dan lainnya.
Penetepan Frekuensi Pengambilan Contoh
Berapa kali contoh (sampel) air diambil agar dapat mewakili (representatif) kualitas
perairan yang menjadi objek pengukuran?. Pertanyaan tersebut harus dijawab sebelum
mengambil contoh air agar data pengukuran dapat menjadi acuan terhadap kualitas perairan
yang diuji. Sebelum menjelaskan frekuensi pengambilan contoh air, terlebih dahulu anda
harus memahami bahwa kualitas air di perairan (khususnya sungai) mengalami perubahan
secara periodik. Perubahan kualitas air di perairan ada yang bersifat sesaat dan terus-menerus.
Contoh perubahan kualitas air sungai yang bersifat sesaat yaitu ketika terjadinya hujan lebat
sehingga mengakibatkan bertambahnya debit air sungai. Adapun contoh perubahan kualitas
air secara terus menerus pada sungai yaitu masuknya limbah yang berasal dari industri dan
pertanian.
Pada sungai yang memiliki debit air yang kurang maka frekuensi pengambilan sampel
airnya lebih besar, khususnya sungai yang terkontaminasi limbah. Frekuensi pengambilan
contoh air juga dilihat dari jenis parameter yang ingin diukur. Beberapa parameter
membutuhkan berulang kali pengukuran untuk mendapatkan nilai konsentrasi yang
representati terhadap kualitas air yang diukur. Berdasarkan SNI 03-7016-2004, frekuensi
pengambilan contoh (air) pada sungai dapat dilakukan setiap dua minggu, danau dapat diukur
setiap delapan minggu dan air tanah diukur setiap 12 minggu. Namun untuk peristiwa
pencemaran yang berdampak besar maka frekuensi pengambilan contoh dapat dilakuan
secara harian atau bahkan setiap jam.
Cara Pengambilan Contoh yang Terstandar
Terdapat tiga cara dalam mengambil contoh (sampel) air yaitu Grab Sample, Composite
Samples, dan Intergrated Samples. Grab Sample atau biasa disebut contoh (sampel) sesaat
merupakan teknik pengambilan sampel secara sesaat pada satu lokasi tertentu. Composite
Samples atau dalam bahasa indonesia disebut contoh gabungan waktu merupakan salah satu
teknik yang digunakan untuk mengambil sampel air dengan cara menggabungkan beberapa
contoh (sampel) sesaat yang berasal dari satu lokasi dimana waktu pengambilannya berbeda-
beda. Intergrated Samples atau contoh gabungan tempat merupakan teknik pengambilan
sampel air dengan mencampurkan beberapa contoh (sampel) sesaat yang diambil dari lokasi
atau titik yang berbeda namun waktu pengambilannya sama.
Perlakukan yang Tepat terhadap Contoh di Lapangan
Aspek penting lainnya yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel air yaitu
upaya menjaga agar contoh air tidak mengalami perubahan atau reaksi secara fisika, kimia
dan biologi sehingga tidak dapat mempengaruhi hasil pengukuran saat diperiksa di
laboratorium. Upaya menjaga agar contoh air tidak mengalami perubahan secara cepat maka
dapat dilakukan pengawetan contoh. Salah satu cara untuk mengawetkan contoh air yaitu
dengan mendinginkan contoh air pada suhu 4oC atau menggunakan cooler box yang berisi es
batu. Pendinginan dapat membantu menghambat proses biologi dan memperlambat kecepatan
reaksi kimia. Namun yang perlu dipahami bahwa tidak semua parameter mampu bertahan

2
lama sehingga harus dilakukan pengkuran pada saat pengambilan contoh air. Semakin
tercemar air maka semakin cepat mengalami reaksi kimia dan biologi sehingga durasi
pemeriksaan sampel semakin singkat.

2. Pengambilan Contoh (Sampel) Air Sumur


Secara umum, teknik pengambilan contoh (sampel) air sumur hampir sama dengan
pengambilan contoh (sampel) air sungai. Air sumur yang merupakan air tanah memiliki
karakteristik yang berbeda dengan air sungai yang termasuk kategori air permukaan. Lapisan
di bawah permukaan tanah yang menyimpan dan mengalirkan air disebut akuifer. Masuknya
polutan ke dalam akuifer dapat memberikan pengaruh terhadap kualitas air sumur. Oleh
karena itu, keberadaan aktivitas yang menimbulkan polutan pada radius beberapa meter dapat
mengkontaminasi air sumur. Peristiwa intrusi air laut ke dalam akuifer juga mempengaruhi
kualitas air sumur.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Botol sampel
b. Alat pemberat botol sampel atau alat pengambil contoh air
c. Tali
d. Cooler box
e. Handscoon
f. Label
g. Lembar isian pengambilan sampel
h. wadah penampungan
i. Alat tulis

2. Bahan
a. Alcohol swab atau korek api
b. Es batu

D. PROSEDUR KERJA
1. Pengambilan Contoh (Sampel) Sesaat / Grab Sample
Contoh sesaat digunakan jika air yang diuji tidak mengalami perubahan kualitas secara
terus-menerus dalam periode yang cukup lama. Pengambilan contoh sesaat paling sering
digunakan untuk perairan yang masih alami atau belum terkontaminasi polutan. Berikut
prosedur pengambilan contoh sesaat:
a. Disiapkan botol sampel yang telah disterilkan
b. Disiapkan tali dan alat pemberat untuk memudahkan pengambilan contoh air yang agak
sulit dijangkau misalnya mengambil contoh air dari atas jembatan, perahu atau sumur
c. Disiapkan cooler box yang berisi es batu untuk menyimpan dan mengawetkan contoh air
d. Disiapkan alcohol swab atau korek api untuk proses strelisasi sebelum dan sesudah
mengambil contoh air
e. Disiapkan handscoon untuk mencegah kontaminasi dari tangan
f. Disiapkan label, lembar isian pengambilan sampel dan alat tulis

3
g. Sebelum menuju lokasi pengambilan sampel, dimasukkan semua botol sampel ke dalam
cooler box yang berisi es
h. Saat tiba di lokasi pengambilan sampel, dipersiapkan semua peralatan sterilisasi, label dan
lembar isian pengambilan sampel
i. Sebelum mengambil contoh air maka petunjuk penting yang harus diperhatikan yaitu
mengetahui jenis parameter yang diuji pada contoh air, parameter kimia atau mikrobiologi.
Jika parameter mikrobiologi maka botol sampel tidak boleh diisi penuh, harus ada ruang
udara sekitar 1/3 dari volume botol. Namun jika parameter kimia maka botol sampel harus
diisi contoh air sampai penuh.
j. Dipasang handscoon sebelum memegang botol sampel
k. Sebelum mengambil contoh air maka pentunjuk penting yang harus diperhatikan yaitu
mulut botol sampel harus diarahkan menghadap ke arah arus sungai
l. Tentukan titik pengambilan contoh air berdasarkan studi pendahuluan yang telah
dilakukan
m. Sebelum mencelupkan botol sampel ke dalam sungai maka dilakukan sterlisasi botol
sampel dengan mengusapkan alcohol swab pada mulut botol sampel atau bisa juga
menggunakan korek api.
n. Botol dibilas dengan menggunakan air sungai sebanyak dua sampai tiga kali
o. Dicelupkan botol sampel ke dalam sungai dengan kedalaman sekitar 10 – 30 cm. Jangan
lupa dilakukan sesuai petunjuk poin (i) dan (k)
p. Diangkat botol sampel dan disterilkan kembali sebagaimana dijelaskan pada pentunjuk
poin (m)
q. Botol sampel diberi label kemudian dimasukkan ke dalam cooler box. Jangan lupa mengisi
lembar isian pengambilan contoh air
r. Tahapan pengambilan contoh sesaat atau grab sample selesai. Namun jika ingin
mengambil lebih dari satu contoh (sampel) sesaat karena pertimbangan perubahan
karakteristik air. Pengambilan contoh sesaat lebih dari satu kali maka menggunakan botol
yang berbeda karena pengujian juga dilakukan terpisah (per botol sampel). Beberapa
parameter yang mengalami perubahan reaksi kimia yang cepat (suhu, pH, oksigen terlarut
dan lain) maka metode contoh sesaat atau grab sample menjadi pilihan utama.

2. Pengambilan Contoh (Sampel) Gabungan Waktu / Composite Samples


Contoh gabungan waktu digunakan untuk mengetahui kualitas suatu wilayah perairan
pada suatu periode tertentu. Contoh gabungan waktu atau composite samples merupakan
gabungan dari contoh sesaat atau grab sample yang diambil pada waktu (jam) yang berbeda.
Berikut prosedur pengambilan contoh gabungan waktu:
a. Disiapkan botol sampel yang telah disterilkan
b. Disiapkan tali dan alat pemberat untuk memudahkan pengambilan contoh air yang agak
sulit dijangkau misalnya mengambil contoh air dari atas jembatan, perahu atau sumur
c. Disiapkan cooler box yang berisi es batu untuk menyimpan dan mengawetkan contoh air
d. Disiapkan alcohol swab atau korek api untuk proses strelisasi sebelum dan sesudah
mengambil contoh air
e. Disiapkan satu botol yang digunakan untuk mengambil contoh sesaat atau grab sample
f. Disiapkan wadah penampungan untuk menggabungkan contoh sesaat atau grab sample

4
g. Disiapkan handscoon untuk mencegah kontaminasi dari tangan
h. Disiapkan label, lembar isian pengambilan sampel dan alat tulis
i. Sebelum menuju lokasi pengambilan sampel, dimasukkan semua botol sampel ke dalam
cooler box yang berisi es
j. Saat tiba di lokasi pengambilan sampel, dipersiapkan botol (untuk mengambil contoh
sesaat), wadah besar, peralatan sterilisasi, label dan lembar isian pengambilan sampel
k. Tentukan titik pengambilan contoh air berdasarkan studi pendahuluan yang telah
dilakukan
l. Sebelum mengambil contoh air maka petunjuk penting yang harus diperhatikan yaitu
mulut botol sampel harus diarahkan menghadap ke arah arus sungai
m. Dipasang handscoon sebelum memegang botol (untuk mengambil contoh sesaat) dan
wadah besar
n. Berbeda dengan contoh sesaat atau grab sample, pengambilan sampel dengan teknik
contoh gabungan waktu dilakukan lebih dari satu kali dengan durasi waktu yang berbeda
pada lokasi yang sama. Misalnya pada praktikum ini durasi waktu yang digunakan 15
menit, maka setiap 15 menit akan diambil satu contoh sesaat yang kemudian dimasukan ke
dalam wadah penampungan. Jika kita dilakukan pengambilan contoh air selama dua jam
maka dilakukan delapan kali pengambilan contoh sesaat
o. Dicelupkan botol (untuk mengambil contoh sesaat) ke dalam sungai dengan kedalaman
sekitar 10 – 30 cm. Setelah itu, dimasukkan ke dalam wadah penampungan. Lakukan
prosedur secara berulang sebagaimana petunjuk poin (n)
p. Botol sampel dibilas dengan menggunakan contoh air sebanyak dua sampai tiga kali
q. Setelah terkumpul semuanya maka contoh air dihomogenkan setelah itu dimasukan ke
dalam botol sampel. Jangan lupa dilakukan sterlisasi botol sampel dengan mengusapkan
alcohol swab pada mulut botol sampel atau bisa juga menggunakan korek api sebelum dan
sesudah proses memasukan contoh air ke dalam botol sampel. Petunjuk penting yang
harus diperhatikan yaitu mengetahui jenis parameter yang diuji pada contoh air, parameter
kimia atau mikrobiologi. Jika parameter mikrobiologi maka botol sampel tidak boleh diisi
penuh, harus ada ruang udara sekitar 1/3 dari volume botol. Namun jika parameter kimia
maka harus botol sampel diisi contoh air sampai penuh.
r. Botol sampel diberi label kemudian dimasukkan ke dalam cooler box. Jangan lupa mengisi
lembar isian pengambilan contoh air

3. Pengambilan Contoh (Sampel) Gabungan Tempat / Intergrated Samples


Pengambilan contoh gabungan tempat dapat digunakan untuk mengetahui kualitas sungai
yang yang dalam atau luas. Perbedaannya dengan contoh gabungan waktu (composite
samples) yaitu intergrated samples mengambil contoh air pada beberapa titik/lokasi pada
rentang waktu yang sama. Berikut prosedur pengambilan contoh gabungan tempat:
a. Disiapkan botol sampel yang telah disterilkan
b. Disiapkan tali dan alat pemberat untuk memudahkan pengambilan contoh air yang agak
sulit dijangkau misalnya mengambil contoh air dari atas jembatan, perahu atau sumur
c. Disiapkan cooler box yang berisi es batu untuk menyimpan dan mengawetkan contoh air
d. Disiapkan alcohol swab atau korek api untuk proses strelisasi sebelum dan sesudah
mengambil contoh air

5
e. Disiapkan satu botol yang digunakan untuk mengambil contoh sesaat atau grab sample
f. Disiapkan wadah penampungan untuk menggabungkan contoh sesaat atau grab sample
g. Disiapkan handscoon untuk mencegah kontaminasi dari tangan
h. Disiapkan label, lembar isian pengambilan sampel dan alat tulis
i. Sebelum menuju lokasi pengambilan sampel, dimasukkan semua botol sampel ke dalam
cooler box yang berisi es
j. Saat tiba di lokasi pengambilan sampel, dipersiapkan botol (untuk mengambil contoh
sesaat), wadah besar, peralatan sterilisasi, label dan lembar isian pengambilan sampel
k. Tentukan titik pengambilan contoh air berdasarkan studi pendahuluan yang telah
dilakukan
l. Sebelum mengambil contoh air maka pentunjuk penting yang harus diperhatikan yaitu
mulut botol sampel harus diarahkan menghadap ke arah arus sungai
m. Dipasang handscoon sebelum memegang botol (untuk mengambil contoh sesaat) dan
wadah besar
n. Berbeda dengan contoh gabungan waktu (Composite Samples), pengambilan sampel
dengan teknik contoh gabungan tempat (Intergrated Samples) dilakukan lebih dari satu
titik/lokasi dengan durasi waktu yang sama. Misalnya pada praktikum ini, diukur kualitas
air Sungai Karangmumus yang berada di sekitar jembatan dekat Taman Cerdas maka
diambil 12 titik (jumlah titiknya berdasarkan hasil kajian) contoh sesaat yang kemudian
digabungkan dalam wadah penampungan dalam durasi waktu jam 10:00 – 10:30.
o. Dicelupkan botol (untuk mengambil contoh sesaat) ke dalam sungai dengan kedalaman
sekitar 10 – 30 cm. Setelah itu, dimasukkan ke dalam wadah penampungan. Lakukan
prosedur secara berulang sebagaimana petunjuk poin (n)
p. Botol sampel dibilas dengan menggunakan contoh air sebanyak dua sampai tiga kali
q. Setelah terkumpul semuanya maka contoh air dihomogenkan setelah itu dimasukan ke
dalam botol sampel. Jangan lupa dilakukan sterlisasi botol sampel dengan mengusapkan
alcohol swab pada mulut botol sampel atau bisa juga menggunakan korek api sebelum dan
sesudah proses memasukan contoh air ke dalam botol sampel. Petunjuk penting yang
harus diperhatikan yaitu mengetahui jenis parameter yang diuji pada contoh air, parameter
kimia atau mikrobiologi. Jika parameter mikrobiologi maka botol sampel tidak boleh diisi
penuh, harus ada ruang udara sekitar 1/3 dari volume botol. Namun jika parameter kimia
maka harus botol sampel diisi contoh air sampai penuh.
r. Botol sampel diberi label kemudian dimasukkan ke dalam cooler box. Jangan lupa mengisi
lembar isian pengambilan contoh air

4. Pengambilan Contoh (Sampel) Air Sumur


Teknik pengambilan contoh (sampel) air sumur sedikit lebih sederhana jika dibandingkan
dengan teknik pengambilan contoh (sampel) air sungai. Kondisi air sumur lebih cenderung
tidak mengalami perubahan (reaksi) yang cepat karena debit air cenderung konstan jika
dibandingkan dengan air sungai. Berikut prosedur pengambilan contoh (air) sumur:
a. Disiapkan botol sampel yang telah disterilkan
b. Disiapkan tali dan alat pemberat untuk memudahkan pengambilan contoh air yang agak
sulit dijangkau misalnya mengambil contoh air dari atas jembatan, perahu atau sumur
c. Disiapkan cooler box yang berisi es batu untuk menyimpan dan mengawetkan contoh air

6
d. Disiapkan alcohol swab atau korek api untuk proses strelisasi sebelum dan sesudah
mengambil contoh air
e. Disiapkan handscoon untuk mencegah kontaminasi dari tangan
f. Disiapkan label, lembar isian pengambilan sampel dan alat tulis
g. Sebelum menuju lokasi pengambilan sampel, dimasukkan semua botol sampel ke dalam
cooler box yang berisi es
h. Saat tiba di lokasi pengambilan sampel, dipersiapkan peralatan sterilisasi, label dan lembar
isian pengambilan sampel
i. Dipasang handscoon sebelum memegang alat pengambil contoh air
j. Diturunkan alat pengambil contoh air ke dalam sumur dengan kedalaman tertentu. Setelah
terisi penuh, alat pengambil contoh air diangkat
k. Botol sampel dibilas dengan menggunakan contoh air sebanyak dua sampai tiga kali
l. Contoh air dimasukkan ke dalam botol sampel. Jangan lupa dilakukan sterlisasi botol
sampel dengan mengusapkan alcohol swab pada mulut botol sampel atau bisa juga
menggunakan korek api sebelum dan sesudah proses memasukan contoh air ke dalam
botol sampel. Petunjuk penting yang harus diperhatikan yaitu mengetahui jenis parameter
yang diuji pada contoh air, parameter kimia atau mikrobiologi. Jika parameter
mikrobiologi maka botol sampel tidak boleh diisi penuh, harus ada ruang udara sekitar 1/3
dari volume botol. Namun jika parameter kimia maka harus botol sampel diisi contoh air
sampai penuh.
m. Botol sampel diberi label kemudian dimasukkan ke dalam cooler box. Jangan lupa mengisi
lembar isian pengambilan contoh air

5. Pengambilan Contoh (Sampel) Air Tanah yang Menggunakan Keran


Pengambilan contoh air tanah biasanya juga langsung dilakukan pada keran yang
terhubung dari bak penampungan air. Prosedurnya lebih sederhana dibandingkan mengambil
langsung dari sumur. Berikut prosedur pengambilan contoh (air) pada keran:
a. Disiapkan botol sampel yang telah disterilkan
b. Disiapkan cooler box yang berisi es batu untuk menyimpan dan mengawetkan contoh air
c. Disiapkan alcohol swab atau korek api untuk proses strelisasi sebelum dan sesudah
mengambil contoh air
d. Disiapkan handscoon untuk mencegah kontaminasi dari tangan
e. Disiapkan label, lembar isian pengambilan sampel dan alat tulis
f. Sebelum menuju lokasi pengambilan sampel, dimasukkan semua botol sampel ke dalam
cooler box yang berisi es
g. Saat tiba di lokasi pengambilan sampel, dipersiapkan peralatan sterilisasi, label dan lembar
isian pengambilan sampel
h. Dipasang handscoon sebelum memegang botol sampel
i. Diputar (On) keran air kemudian biarkan air mengalir 30-40 detik
j. Diputar (Off) keran air kemudian lakukan strelisasi pada mulut keran dengan
menggunakan alcohol swab atau korek api
k. Botol sampel dibilas dengan menggunakan contoh air keran sebanyak dua sampai tiga kali
l. Contoh air dimasukkan ke dalam botol sampel. Jangan lupa dilakukan sterlisasi botol
sampel dengan mengusapkan alcohol swab pada mulut botol sampel atau bisa juga

7
menggunakan korek api sebelum dan sesudah proses memasukan contoh air ke dalam
botol sampel. Petunjuk penting yang harus diperhatikan yaitu mengetahui jenis parameter
yang diuji pada contoh air, parameter kimia atau mikrobiologi. Jika parameter
mikrobiologi maka botol sampel tidak boleh diisi penuh, harus ada ruang udara sekitar 1/3
dari volume botol. Namun jika parameter kimia maka harus botol sampel diisi contoh air
sampai penuh.
m. Botol sampel diberi label kemudian dimasukkan ke dalam cooler box. Jangan lupa mengisi
lembar isian pengambilan contoh air

REFERENSI
1. Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2004. Tata Cara Pengambilan Contoh dalam Rangka
Pemantauan Kualitas Air pada Suatu Daerah Pengaliran Sungai (SNI 03-7016-2004).
Badan Standardisasi Nasional (BSN)
2. Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2008. Air dan Air Limbah-Bagian 58: Metode
Pengambilan Contoh Air Tanah (SNI 6989.58:2008). Badan Standardisasi Nasional (BSN)

Anda mungkin juga menyukai