Anda di halaman 1dari 27

 

 
Metode Pengambilan Sampel Air
Dalam ilmu lingkungan kita tidak bisa terlepas dari penelitian dan zat kimia. Penelitian
inidilakukan guna mengetahui kandungan
unsur kimia
/
mikroorganisme
yang ada pada suatulokasi yang menjadi tujuan penelitian. Disini saya akan memaparkan
beberapa metode yangsering dipakai oleh para ahli sanitarian (
specialist kesehatan lingkungan
 
). Metode pengambilansampel air terdiri dari tiga macam, Compsite sample, Grab Sample,
Integrated sample, metode pengambilan sampel inilah yang paling sering digunakan dalam
penelitian, baik penelitian kimiamaupun penelitian biologis/mikroorganisme.1.
Sampel Sesaat (Grab Sample)
: Sampel yng diambil secara langsung dr badan air yangsedang dipantau. Sampel ini hanya
menggmbarkan
karakteritik air
pada saat pengambilansampel.2.
Sampel komposit (Compsite sample)
: Sampel campuran dari beberapa waktu pengambilan.Pengambilan sampel komposit dapat
dilakukan secara manual ataupun secara otomatis dgnmenggunakan peralatan yang dapat
mengambil air pada waktu-waktu tertentu.sekaligus dapatmengukur 
debit air
. Pengambilan sampel scara otomatis hanya dilakukan jika ingi mengetahuigambaran tentang
karakteristik kualitas air secara terus-menerus3.
Sampel gambungan tempat (integrated sample)
: sampel gabungan yang diambil secaraterpisah dari beberpa tempat, dengan volume yang
sama.Selain itu ada juga satu metode yang biasa digunakan dalam pengammbilan sampel
penelitianyaitu:
Automatic Sampling
(Pengambilan Contoh Otomatis), Cara ini dikembangkan untuk memenuhi program
pengamatan kualias sampel secara penyeluruh. Peralatan memerlukan bangunan
khususdengan penampungan dan pemeliharaan yang baik alat mengambil contoh otomatis
biasanya bekerja dalam 24 jam.
A. Jumlah contoh
  Untuk pemeriksaan kimia & fisika = 2 L Untuk pemeriksaan tertentu lebih banyak 
Tdk boleh air yg sama diperiksa secara-
kimia
 -
bakteriologis
 -
mikroskopis

Karena syarat pengambilan sample berbeda.


B. Cara Pengambilan Contoh
  Makin pendek selang waktu antara pengambilan dan analisa, hasil pemeriksaan akan
lebih baik  Sebenarnya sukar untuk menentukan selang waktu tersebut karena tergantung
dari sifat contohair, parameter yang akan diperiksa serta cara penyimpanannya Perubahan
yang diakibatkan olehkegiatan jasad renik dapat dicegah dengan menyimpan ditempat gelap
dan suhu rendah batas waktu maksimum untuk pemeriksaan fisika dan kimia- Air bersih
72 jam- Air yang sedikit tercemar 48 jam- Air kotor/limbah 12 jam Beberapa parameter
fisika dan kimia harus segera ditentukan dilapangan :- suhu,- pH,- gas yang terlarut :
(Oksigen, karbon dioksida, hidrogen sulfida, gas chlor).C.
Contoh yang Representatif 
  Sebelum diisi dengan contoh air yang akan diperika, tempat contoh dibilas dua sampai
tiga kalidengan air Contoh. Contoh air yang repsentatif dari beberapa umber hanya dapat
diperoleh dengan mencampur contoh yang diambil pada periode waktu tertentu atau dari
beberapa titik/tempat pengambilan berlainan. Analisa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
faktor yang penting adalah adanya
 kekeruhan
. Pada analisa kekeruhan ini harus dihilangkan. Secara umum bahan tersuspensi yang
ada dipisahkan dengan dekanter, pemusingan ataudengan cara penyaringan. Cara dan
selang waktu penyimpanan faktor penting yang dapat mempengaruhi analisa. Tiap contoh
air harus diberi keterangan yang jelas dan tidak mudah hilang pada tempat contohtersebu
 

Keterangan meliputi nama tempat pengambilan, tanggal, jam, lokasi, dan suhu. Juga
data lainnya seperti keadaan cuaca, tinggi air, aliran air dan lain-lainnya.
Pertimbanagan Lokasi pengambilan sampel
 1. Sampel air limbah harus diambil pada lokasi yang memiliki seluruh karakteristik limbah
dankemungkinan pencemaran yang akan ditimbulkannya.2. Sampel air dr badan air harus
diambil dr lokasi yg dpt menggambarkan karakteristik bdn air.3. Sumber pencemar yg
mencemari bdn air yg dipantau hrs diketahui; berupa sumber pencemar setempat (point
source) atau sumber pencemar tersebar (disperse source).4. Jenis bhn baku & bhn kimia yg
digunakan dlm proses industri perlu diketahu:Lokasi pengambilan sampel
1) Pengambilan sampel air sungai dpt dilakukan di lokasi2 sbb:
 a.Sumber alamiah: lokasi yg blm pernh or msh sedikit mengalamai pencemaran. 
b.Sumber air tercemar: lokasi yg tlh mengalami perubahan atau di bagian hilir dr
sumber  pencemar.
c.Sumber air yg dimanfaatkan: lokasi peyadapan/pemanfaatan sumber air.
2) Pengambilan sampel air tanah bebas dpt dilakukan di lokasi2 sbb:
 a. Bagian hulu & hilir dari lokasi penimbunan/pembuangan sampah kota/industri b. Bagian
hilir daerah daerah pertanian yg diperlakukan dgn
pestisida
& pupuk kimia scr intensif c. Daerah pantai yg mengalami intrusi air lautd. Tempat-tempat
lain yg dianggap perlu
3) Pengambilan sampel air tanah tertekan dpt dilakukan di lokasi2 sbb:
 a. Sumur produksi air tanah u/pemenuhan kebutuhan perkotaan, pedesaan, pertanian &
industri b. Sumur produksi air tanah PAM maupun sarana umumc. Sumur pemantauan
kualitas air tanahd. Lokasi kawasan industr
http://www.scribd.com/doc/79738058/Metode-Pengambilan-Sampel-Air

http://laboratoriumbpn.blogspot.com/2011/04/pengambilan-dan-pengiriman-sampel-air.html

1. Pendahuluan.
Tujuan dari pengambilan sampel / contoh adalah untuk mengumpulkan sebagian
material / bahan dalam volume yang cukup kecil yang mewakili material / bahan yang
akan diperiksa secara tepat / teliti untuk dapat dibawa dengan mudah dan diperiksa di
laboratorium.
Hal ini berarti bahwa perbandingan atau konsentrasi relatif yang tepat dari semua
komponen dalam sampel akan sama seperti dalam material yang disampling, serta tidak
mengalami perubahan-perubahan yang berarti dalam komposisinya sebelum
pemeriksaan dilakukan.
Untuk mendapatkan sampel yang mewakili diperlukan seorang pengambil sampel yang
dapat / mampu melakukan prosedur pengambilan dan pengawetan sampel dengan baik,
agar hasil uji laboratorium nantinya merupakan hasil uji yang dapat
dipertanggungjawabkan kualitas dan kuantitasnya. Kemungkinan kandungan pada
sampel dapat hilang secara keseluruhan atau sebagian jika prosedur pengambilan dan
pengawetan sampel yang baik tidak diikuti dengan benar.
Pada waktu pengambilan sampel air dilakukan pemeriksaan parameter air yang harus
dilakukan segera / dilakukan dilapangan seperti : pemeriksaan fisika, pH, sisa Chlor.

2. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Metode pengambilan contoh ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengambilan
contoh air dilapangan untuk uji kualitas air.
b. Tujuan
Untuk mendapatkan contoh air yang andal, tepat dan mewakili.

3. Ruang lingkup
Metode pengambilan contoh ini meliputi persyaratan dan tata cara pengambilan contoh
kualitas air untuk keperluan pemeriksaan kualitas air yang mencakup pemeriksaan sifat
fisik, kimia dan lain-lain.

4. Pengertian
Beberapa pengertian yang dimaksud dalam metode ini meliputi :
1. Sumber air adalah air permukaan, air tanah dan air meteorik
2. Air permukaan adalah air yang terdiri dari : air sungai, air danau, air waduk, air
saluran, mata air, air rawa dan air gua / air karst.
3. Air tanah bebas adalah air dari akifer yang hanya sebagian terisi air dan terletak pada
suatu dasar yang kedap air serta mempunyai permukaan bebas.
4. Air tanah tertekan adalah air dari akifer yang sepenuhnya jenuh air dengan bagian
atas dan bawahnya dibatasi oleh lapisan yang kedap air.
5. Akifer adalah suatu laipsan pembawa air.
6. Epilimnion adalah lapisan atas danau atau waduk yang suhunya relatif sama.
7. Termoklin / metalimnion adalah laipsan danau yang mengalami penurunan suhu yang
cukup besar (lebih dari 1O C/m) ke arah dasar danau.
8. Hipolimnion adalah lapisan bawah danau yang mempunyai suhu relatif sama dan lebih
dingin dari lapisan atasnya, biasanya lapisan ini mengandung kadar oksigen yang rendah
dan relatif stabil.
9. Air Meteorik adalah air meteorik dari labu ukur di stasiun meteor , air meteroik yang
ditampung langsung dari hujan dan air meteorik dari bak penampungan air hujan.
10. Contoh adalah contoh air uji untuk keperluan pemeriksaan kualitas air.

5. Prinsip Pengambilan Sampel


Dapat dilihat pada pola urutan kerja sebagai berikut :
1. Menentukan lokasi pengambilan sampel
2. Menentukan titik pengambilan sampel.
3. Melakukan pengambilan sampel
4. Melakukan pengawetan sampel
5. Pengepakan sampel dan pengiriman ke laboratorium.

6. Bahan Pemeriksaan
Sampel air, yang berasal dari sumber air, air minum / air bersih, air kolam renang, air
pemandian umum.
Ada 2 macam sampel air :
1. Sampel sesaat (grab sampel)
Sampel yang diambil pada suatu waktu dan tempat tertentu. Contoh : sampel yang
diambil dari sumber air permukaan, sumber air persediaan.
2. Sampel gabungan waktu
Sampel yang dikumpulkan pada titik pengambilan sampel yang sama, tetapi pada waktu
yang berbeda dan dalam waktu yang tidak lebih dari 24 jam.
120 ml setiap interval waktu tertentu atau satu jam sekali. Sampel-sampel kemudian
dicampur pada akhir periode pengambilan sampel. Jika zat pengawet diperlukan,
masukkan zat tersebut kedalam wadah yang masih kosong (setelah dicuci dengan
sampel), sehingga semua bagian atau porsi dari gabungan sampelSampel masing-
masing diambil dalam kapasitas akan diawetkan segera setelah diambil dan
digabungkan.
Sampel gabungan waktu digunakan untuk menentukan komponen-komponen yang
dapat ditunjukkan tetap tidak berubah. Jumlah / volume sampel yang diambil untuk
keperluan pemeriksaan dilapangan dan dilaboratorium tergantung pada jenis
pemeriksaan yang diperlukan, yaitu sebagai berikut :
2 liter.a. Untuk pemeriksaan fisika air diperlukan
5 liter.b. Untuk pemeriksaan kimia air diperlukan
100 ml.c. Untuk pemeriksaan bakteriologi air diperlukan

7. Alat dan reagen :


1. Alat
Alat-alat yang perlu dipersiapkan dalam pengambilan sampel sebagai berikut :
a. Alat pengambil sampel
b. Alat lain
c. Wadah untuk menyimpan sampel

Berikut penjelasan mengenai alat-alat yang diperlukan untuk pengambilan contoh :


a. Alat pengambil contoh
Alat pengambil contoh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Terbuat dari bahan yang tidak terpengaruh sifat contoh (misalnya untuk keperluan
pemeriksaan logam, alat pengambil contoh tidak terbuat daru logam)
2. Mudah dicuci dari bekas sampel sebelumnya.
3. Contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampung / wadah penyimpan tanpa ada
sisa bahan tersuspensi didalamnya.
4. Mudah dan aman dibawa.
5. Kapasitas 1-5 liter, tergantung dari maksud pemeriksaan
Alat pengambil sampel terdiri dari bermacam-macam bentuk tergantung pada jenis
pemeriksaan yang dibutuhkan. Karena peralatan laboratorium di Puskesmas terbatas,
maka yang digunakan adalah alat pengambil contoh tipe sederhana.
Alat pengambil contoh tersebut adalah :
1. Alat pengambil contoh sederhana
Terdiri dari botol biasa atau ember plastik yang digunakan pada air permukaan secara
langsung. Botol biasa yang diberi pemberat untuk digunakan pada kedalaman tertentu.
Pemberat ini diikat dengan kawat kuningan / kawat tembaga dan tidak boleh memakai
kawat besi, sebab besi mudah berkarat, sehingga mudah putus dan karatnya dapat
mencemari air dengan menambah tinggi kadar besi.

2. Alat pengambil contoh setempat secara mendatar


Dipergunakan untuk mengambil contoh di sungai atau di tempat yang airnya mengalir
pada kedalaman tertentu. Contoh alat ini adalah tipe Wohlenberg.

3. Alat pengambil contoh setempat secara tegak.


Dipergunakan untuk mengambil contoh pada lokasi yang airnya tenang atau alirannya
sangat lambat seperti di danau, waduk, dan muara sungai pada kedalaman tertentu.
Contoh alat ini adalah tipe Ruttner.

4. Alat pengambil sampel pada kedalaman yang terpadu untuk pemeriksaan zat padat
tersuspensi atau untuk mendapatkan contoh yang mewakili semua lapisan air. Contoh
alat ini adalah tipe USDH.

5. Alat pengambil contoh secara otomatis yang dilengkapi alat pengatur waktu dan
volume yang diambil.
Digunakan untuk contoh gabungan waktu dari air limbah atau air sungai yang tercemar,
agar diperoleh kualitas air rata-rata selama periode tertentu.

6. Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan gas terlarut, yang dilengkapi tutup,
sehingga alat dapat ditutup segera setelah terisi penuh.
Contoh alat ini adalah tipe Casella.

7. Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan bakteriologi.

b. Alat lain
1. Alat Ekstraksi
Alat ini terbuat dari bahan gelas atau teflon yang tembus pandang dan mudah
memisahkan fase pelarut dari contoh.

2. Alat penyaring
Alat ini dilengkapi dengan pompa isap atau pompa tekan serta dapat menahan kertas
saring yang mempunyai ukuran pori 0,45 um.

3. Alat pendingin
Alat ini dapat menyimpan contoh pada suhu 4O C, dapat membekukan contoh bila
diperlukan dan mudah diangkut di lapangan.

c. Bahan Kimia untuk Pengawet


Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi persyaratan bahan kimia
untuk analisis dan tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang akan diperiksa.

d. Wadah untuk menyimpan contoh.


Wadah yang digunakan untuk menyimpan contoh harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Terbuat dari bahan gelas atau plastik.
2. Dapat ditutup dengan kuat dan rapat.
3. Mudah dicuci.
4. Tidak mudah pecah.
5. Wadah contoh untuk pemeriksaan mikrobiologi harus dapat disterilkan.
6. Tidak menyerap zat-zat kimia dari contoh.
7. Tidak melarutkan zat-zat kimia ke dalam contoh
8. Tidak menimbulkan reaksi antara bahan wadah dengan contoh.

2. Reagen

8. Sarana Pengambilan Contoh


Sarana yang dapat digunakan adalah :
1. Sedapat mungkin menggunakan jembatan atau lintasan gantung sebagai tempat
pengambilan contoh.
2. Bila sarana jembatan / lintasan gantung tidak ada, maka dapat menggunakan perahu.
3. Untuk sumber air yang dangkal dapat dilakukan langsung.

9. Waktu
Interval waktu pengambilan contoh diatur agar contoh diambil pada hari dan jam yang
berbeda sehingga dapat diketahui perbedaan kualitas air setiap hari maupun setiap jam.
Caranya dilakukan dengan menggeser jam dan hari pengambilan pada waktu
pengambilan contoh berikutnya, misalnya pengambilan pertama hari senin jam 06.00
pengambilan berikutnya hari selasa jam 07.00 dan seterusnya. Waktu pengambilan
contoh dilakukan berdasarkan keperluan sebagai berikut :
1. Untuk keperluan survai pendahuluan dalam rangka pengenalan daerah, waktu
pengambilan contoh dapat dilaksanakan pada saat survai.
2. Untuk keperluan perencanaan dan pemanfaatan diperlukan data pemantauan kualitas
air, yang diambil pada waktu tertentu dan periode yang tetap, tergantung pada jenis
sumber air dan tingkat pencemarannya sebagai berikut :
a. Sungai / saluran yang tercemar berat, setiap dua minggu sekali selama setahun.
b. Sungai / saluran yang telah tercemar ringa sampai sedang, sebulan sekali selama
setahun.
c. Sungai / saluran alami yang belum tercemar, tiga bulan sekali selama setahun.
d. Waduk / danau setiap dua bulan sekali selama setahun.
e. Air tanah setiap tiga bulan sekali selama setahun.
f. Air meteorik sesuai dengan keperluan.
3. Untuk studi dan penelitian, perlu disesuaikan.

10. Cara pengambilan sampel


1. Menentukan lokasi pengambilan sampel :
Lokasi pengambilan sampel dilakukan pada air permukaan dan air tanah. Lokasi
pengambilan sampel ditentukan berdasarkan tujuan dan keperluan pengambilan
sampel :
a. Lokasi pengambilan sampel air permukaan :
Lokasi pengambilan sampel air permukaan dapat berasal dari daerah pengaliran sungai
dan danau / waduk.
2. Pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran sungai berdasarkan pada :
a. Sumber air alamiah :
Yaitu lokasi pada tempat yang belum terjadi atau masih sedikit pencemaran.
b. Sumber air tercemar :
Yaitu lokasi pada tempat yang telah mengalami perubahan atau dihilir sumber
pencemar.
c. Sumber air yang dimanfaatkan
Yaitu lokasi pada tempat penyadapan pemenfaatan sumber air tersebut.
3. Pemantauan kualitas air pada danau / waduk berdasarkan pada :
a. Tempat masuknya sungai ke danau / waduk.
b. Ditengah danau / waduk.
c. Lokasi penyadapan air untuk pemanfaatan
d. Tempat keluarnya air danau / waduk.

b. Lokasi pengambilan sampel air tanah :


Pengambilan sampel air tanah dapat berasal dari air tanah bebas (tidak tertekan) dan air
tanah tertekan denga penjelasansebagai berikut :
1. Air tanah bebas (tidak tertekan), misal : sumur gali, sumur pompa tangan dangkal /
dalam.
- Disebelah hulu dan hilir dari lokasi penimbunan / pembuangan sampah kota / industri.
- Disebelah hilir daerah pertanian yang intensif menggunakan pestisida dan pupuk kimia.
- Didaerah pantai dimana terjadi penyusupan air asin.
- Tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
2. Air tanah tertekan
- Di sumur produksi air tanah untuk pemenuhan kebutuhan perkotaan, pedesaan,
pertanian dan industri.
- Di sumur produksi air tanah PAM maupun sarana umum.
- Di sumur-sumur pemantauan kualitas air tanah.
- Di lokasi kawasan industri.
- Di sumur observasi untuk pengawasan imbuhan.
- Pada sumur observasi air tanah di suatu cekungan air tanah artesis ( misalnya :
cekungan artesis Bandung)
- Pada sumur observasi di wilayah pesisir dimana terjadi penyusupan air asin.
- Pada sumur observasi penimbunan / pengolahan limbah industri bahan berbahaya dan
beracun (B3)
- Pada sumur lainnya yang dianggap perlu.

2. Menentukan titik pengambilan contoh


a. Air permukaan.
Titik pengambilan contoh dapat dilakukan di sungai dan danau / waduk , dengan
penjelasan sebagai berikut :
1. Di sungai, titik pengambilan contoh di sungai dengan ketentuan :
(1). Sungai dengan debit kurang dari 5 m3 / detik, contoh diambil pada satu titik di
tengah sungai pada 0,5 x kedalaman dari permukaan air.
(2). Sungai dengan debit antara 5 – 150 m3 / detik, contoh diambil pada dua titik
masing-masing pada ada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai pada 0,5 x kedalaman dari
permukaan air.
(3). Sungai dengan debit lebih dari 150 m3 / detik, contoh diambil minimum pada enam
titik masing-masing pada jarak ¼. ½ dan ¾ lebar sungai pada 0,2 x dan 0,8 x
kedalaman dari permukaan air.
2. Di danau / waduk, titik pengambilan contoh di danau / waduk dengan ketentuan :
(1). Danau / waduk yang kedalamannya kurang dari 10 m, contoh diambil pada dua titik
dipermukaan dan di dasar danau / waduk.
(2). Danau / waduk dengan kedalaman antara 10-30 meter, contoh diambil pada tiga
titik, yaitu : di permukaan, di lapisan termoklin dan di dasar danau / waduk.
(3). Danau / waduk dengan kedalaman antara 30 – 100 m, contoh diambil pada empat
titik, yaitu di permukaan, di lapisan termoklin ( metalimnion), di atas lapisan hipolimnion
dan di dasar danau / waduk.
(4) Danau / waduk yang kedalamannya lebih dari 100 m, titik pengambilan contoh dapat
ditambah sesuai dengan keperluan. 

b. Air tanah
Titik pengambilan contoh air tanah dapat berasal dari air tanah bebas dan air tanah
tertekan (artesis) dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Air tanah bebas
1. Pada sumur gali, contoh diambil pada kedalaman 20 cm dibawah permukaan air dan
sebaiknya diambil pada pagi hari.
2. Pada sumur bor dengan pompa tangan / mesin, contoh diambil dari kran / mulut
pompa tempat keluarnya air setalh air dibuang selama lebih kurang 5 menit.

2. Air tanah tertekan


1. Pada sumur bor eksplorasi, contoh diambil pada titik yang telah ditentukan sesuai
keperluan eksplorasi.
2. Pada sumur observasi, contoh diambil pada dasar sumur setelah air dalam sumur
bor / pipa dibuang sampai habis (dikuras) sebanyak tiga kali.
3. Pada sumur produksi contoh diambil pada kran / mulut pompa keluarnya air.
c. Air PAM :
Contoh diambil pada kran tempat keluarnya air, setelah kran air dibuka 1-2 menit.
d. Air kolam renang / air pemandian umum.
Sampel diambil pada beberapa titik pengambilan.

3. Pengambilan sampel
a. Pengambilan sampel untuk pemeriksaan sifat fisika dan kimia air.
Tahapan pengambilan contoh untuk keperluan ini adalah :
1. Menyiapkan alat pengambil contoh yang sesuai dengan keadaan sumber air.
2. Membilas alat dengan contoh yang akan diambil sebanyak tiga kali.
3. Mengambil contoh sesuai dengan keperluan dan campurkan dalam penampung
sementara hingga merata.
4. Apabila contoh dimabil dari beberapa titik, maka volume contoh yang diambil dari
setiap titik harus sama.

b. Pengambilan contoh untuk pemeriksaan Oksigen terlarut (DO)


Pengambilan contoh dapt dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Cara langsung
Tahapan pengambilan contoh dengan cara langsung sebagai berikut :
300 ml serta dilengkapi dengan tutup asah.- Siapkan botol KOB (BOD) yang bersih dan
mempunyai volume
- Celupkan botol dengan hati-hati ke dalam air dengan posisi mulut botol searah dengan
aliran air, sehingga air masuk kedalam botol dengan tenang, atau dapat pula dengan
menggunakan sifon.
- Isi botol sampai penuh dan hindarkan terjadinya turbulensi dan gelembung udara
selama pengisian dan penutupan botol, kemudian botol di tutup.
- Contoh siap untuk dianalisis.
2. Dengan alat khusus
Tahapan pengambilan contoh / sampel dengan cara alat khusus sebagai berikut :
300 ml serta dilengkapi dengan tutup asah.- Siapkan botol KOB (BOD) yang bersih dan
mempunyai volume
- Masukkan botol ke dalam alat khusus (tipe Casella).
- Ikuti prosedur pemakaian alat tersebut.

4. Label contoh
Contoh yang telah dimasukkan ke dalam wadah contoh diberi label. Pada label
dicantumkan keterangan mengenai :
a. Nomor contoh
b. Nama petugas pengambil contoh
c. Tanggal dan jam pengambilan contoh
d. Tempat pengambilan contoh
e. Jenis pengawet yang digunakan.

5. Pemeriksaan di Lapangan
Pekerjaan yang dilakukan meliputi :
1. Pemeriksaan unsur-unsur yang dapat berubah dengan cepat, dilakukan langsung
setelah pengambilan contoh ; unsur-unsur tersebut antara lain : pH, suhu, daya hantar
listrik, alkalinity, acidity dan oksigen terlarut.
2. Semua hasil pemeriksaan dicatat dalam buku catatan khusus pemeriksaan di
lapangan, yang meliputi : nama sumber air, tanggal pengambilan contoh, jam, keadaan
cuaca, bahan pengawet yang ditambahkan dan nama petugas.

6. Pengolahan pendahuluan contoh


a. Penyaringan
Penyaringan contoh dilakukan untuk pemeriksaan parameter terlarut sebagai berikut :
1. Contoh yang akan disaring diukur volumenya sesuai dengan keperluan.
2. Masukkan ke dalam alat penyaring yang telah dilengkapi kertas saring yang
mempunyai ukuran pori 0 – 0,45 um dan saring sampai selesai.
3. Air saringan ditampung ke dalam wadah yang telah disiapkan sesuai dengan
keperluan.

b. Ekstraksi contoh untuk Pemeriksaan Pestisida


Ekstraksi contoh untuk pemeriksaan ini dilakukan sebagai berikut :
1. Contoh dikocok secara merata dan ukur volumenya sebanyak 1 liter dengan gelas
ukur.
2. Tuangkan contoh ke dalam labu ekstrak.
3. Bilas gelas ukur dengan 60 ml campuran pelarut organik (n-heksana 85 % dan
Diethyl ether 15 %), kemudian tuangkan pelarut organik tersebut ke dalam labu ekstrak
dan kocok selama 2 menit.
10 menit.4. Biarkan sampai terjadi pemisahan fase paling sedikit
5. Tampung fase air dari labu ekstrak ke dalam gelas ukur dan secara hati-hati
tuangkanlah lapisan fase organik nelalui kolom yang berdiameter luar 2 cm dan berisi
Na2SO4 bebas air setinggi 10 cm ke dalam wadah khusus.
6. Tuangkan kembali fase air di dalam gelas ukur tadi ke dalam labu ekstrak.
7. Ulangi langkah 3 sampai langkah 6 sebanyak 2 kali lagi.
20 ml.8. Bilas kolom dengan pelarut Hexana
9. Satukan hasil ekstrak dalam botol khusus.

c. Ekstraksi contoh untuk Pemeriksaan Minyak dan Lemak


Ekstraksi contoh untuk Pemeriksaan ini dilakukan sebagi berikut :
1. Diukur 1 liter contoh dengan gelas ukur
2. Ditambahkan 5 ml asam chlorida (HCl 1:1) sampai pH <2.
3. Dimasukkan ke dalam labu ekstrak.
4. Gelas ukur tadi dibilas secara hati-hati dengan 30 ml pelarut organik (jenis pelarut
organik disesuaikan dengan metode pemeriksaan yang digunakan) dan masukkan ke
dalam labu ekstrak.
5. Kocok kuat-kuat selama 2 menit dan bila terjadi emulsi yang stabil (tidak terjadi
pemisahan fase yang jelas), dikocok lagi selama 5-10 menit.
6. Dibiarkan sampai terjadi pemisahan fase.
7. Fase organiknya dikeluarkan melalui corong yang berisi kertas saring dan Na2SO4 ke
dalam wadah contoh khusus.
8. Dimasukkan lagi 30 ml pelarut organik ke dalam labu ekstrak.
9. Ulangi langkah 5 sampai 8 sebanyak 2 kali lagi.
10. Hasil ekstrak disatukan ke dalam wadah contoh khusus.
11. Kertas saring dicuci dengan 10-20 ml pelarut organik dan disatukan dengan hasil
ekstak ke dalam wadah comtoh khusus tadi.

7. Pengawetan contoh
1. Pengawetan cara Fisika
Pengawetan secara fisika dilakukan dengan cara pendinginancontoh pada suhu 4O C
atau pembekuan.

2. Pengawetan cara Kimia


Pengawetan secara kimia dilakukan tergantung pada jenis parameter yang diawetkan.
Beberapa cara pengawetan adalah senagai berikut :
1. Pengasaman, yaitu penambahan asam nitrat pekat atau asam klorida pekat atau
asam sulfat ke dalam contoh sampai pH <2.
2. Penabahan biosida ke dalam contoh, jenis biosida dan dosisnya tercantum pada tabel
1
3. Penambahan larutan basa (biasanya larutan Na. Hidroksida, NaOH) kedalam contoh
sampai pH 10-11.

8. Pengepakan dan pengiriman contoh


Contoh yang telah dimasukkan ke dalam wadah, diberi label. Pada label tersebut
dicantumkan keterangan mengenai lokasi pengambilan, tanggal dan jam pengambilan,
cuaca, jenis pengawet yang ditambahkan, petugas yang mengambil contoh dan sketsa
lokasi.
Wadah-wadah contoh yang telah ditutup rapat dimasukkan ke dalam kotak yang telah
dirancang secara khusus agar contoh tidak tertumpah selama pengangkutan ke
laboratorium.

Daur hidrologi sering juga dipakai istilah water cycle atau siklus air. Suatu sirkulasi air yang meliputi gerakan
mulai dari laut ke atmosfer, dari atmosfer ke tanah, dan kembali ke laut lagi atau dengan arti lain siklus hidrologi
merupakan rangkaian proses berpindahnya air permukaan bumi dari suatu tempat ke tempat lainnya hingga
kembali ke tempat asalnya.

Air naik ke udara dari permukaan laut atau dari daratan melalui evaporasi. Air di atmosfer dalam bentuk uap air
atau awan bergerak dalam massa yang besar di atas benua dan dipanaskan oleh radiasi tanah. Panas membuat
uap air lebih naik lagi sehingga cukup tinggi/dingin untuk terjadi kondensasi.
Uap air berubah jadi embun dan seterusnya jadi hujan atau salju. Curahan (precipitation) turun ke bawah, ke
daratan atau langsung ke laut. Air yang tiba di daratan kemudian mengalir di atas permukaan sebagai sungai,
terus kembali ke laut. Air yang tiba di daratan kemudian mengalir di atas permukaan sebagai sungai, terus
kembali ke laut melengkapi siklus air.

Dalam perjalanannya dari atmosfer ke luar, air mengalami banyak interupsi. Sebagian dari air hujan yang turun
dari awan menguap sebelum tiba di permukaan bumi, sebagian lagi jatuh di atas daun tumbuh-tumbuhan
(intercception) dan menguap dari permukaan daun-daun. Air yang tiba di tanah dapat mengalir terus ke laut,
namun ada juga yang meresap dulu ke dalam tanah (infiltration) dan sampai ke lapisan batuan sebagai air tanah.

Sebagian dari air tanah dihisap oleh tumbuh-tumbuhan melalui daun-daunan lalu menguapkan airnya ke udara
(transpiration). Air yang mengalir di atas permukaan menuju sungai kemungkinan tertahan di kolam, selokan,
dan sebagainya (surface detention), ada juga yang sementara tersimpan di danau, tetapi kemudian menguap
atau sebaliknya, sebagian air mengalir di atas permukaan tanah melalui parit, sungai, hingga menuju ke laut
( surface run off ), sebagian lagi infiltrasi ke dasar danau-danau dan bergabung di dalam tanah sebagai air tanah
yang pada akhirnya ke luar sebagai mata air.

Siklus hidrologi dibedakan ke dalam tiga jenis yaitu:

1. Siklus Pendek : Air laut menguap kemudian melalui proses kondensasi berubah menjadi butir-butir air yang
halus atau awan dan selanjutnya hujan langsung jatuh ke laut dan akan kembali berulang.

2. Siklus Sedang : Air laut menguap lalu dibawa oleh angin menuju daratan dan melalui proses kondensasi
berubah menjadi awan lalu jatuh sebagai hujan di daratan dan selanjutnya meresap ke dalam tanah lalu kembali
ke laut melalui sungai-sungai atau saluran-saluran air.

3. Siklus Panjang : Air laut menguap, setelah menjadi awan melalui proses kondensasi, lalu terbawa oleh angin
ke tempat yang lebih tinggi di daratan dan terjadilah hujan salju atau es di pegunungan-pegunungan yang tinggi.
Bongkah-bongkah es mengendap di puncak gunung dan karena gaya beratnya meluncur ke tempat yang lebih
rendah, mencair terbentuk gletser lalu mengalir melalui sungai-sungai kembali ke laut.

Unsur-unsur utama dalam siklus hidrologi :

* Evaporasi: penguapan dari badan air secara langsung


* Transpirasi: penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan
* Respirasi: penguapan air dari tubuh hewan dan manusia
* Evapotranspirasi: perpaduan evaporasi dan transpirasi
* Kondensasi: proses perubahan wujud uap air menjadi titik-titik air sebagai hasil pendinginan
* Presipitasi: segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, hujan es, hujan
salju
* Infiltrasi: air yang jatuh ke permukaan tanah dan meresap ke dalam tanah
* Perkolasi: air yang meresap terus sampai ke kedalaman tertentu hingga mencapai air tanah atau groundwater
* Run off: air yang mengalir di atas permukaan tanah melalui parit, sungai, hingga menuju ke laut.

Siklus hidrologi digambarkan secara


lengkap

Air merupakan pelarut universal sehingga air yang ada di sekitar kita bukanlah air murni, melainkan
mengandung zat-zat terlarut, terutama garam-garam mineral. Garam-garam mineral inilah yang
menyebabkan air sumur di desa terasa segar bila diminum secara langsung. Lalu, apakah pengertian
air bersih? Apakah perbedaan air bersih dan air murni?

Pengertian air bersih berbeda dengan air murni. Air bersih adalah air yang tidak tercemar sehingga
dapat diminum dengan tanpa mengganggu kesehatan. Sedangkan air murni adalah air yang tidak
mengandung garam-garam mineral. Air sumur merupakan air bersih (karena tidak tercemar), namun
bukan air murni (karena mengandung garam-garam mineral).
Bagaimana cara mengetahui air yang kita pakai sudah bersih atau murni? Kualitas air sering dikaitkan
dengan dua faktor berikut ini:

Oksigen yang terlarut


Oksigen yang terlarut (Dissolved Oxygen), biasa disingkat DO, adalah angka yang menunjukkan
kadar oksigen (O2) yang terkandung di dalam air. Oksigen terlarut berasal dari udara dan juga dari
hasil fotosintesis tumbuhan yang hidup di dalam air. Oksigen diperlukan oleh ikan, udang, kerang dan
bakteri aerob untuk kelangsungan hidupnya. Bakteri aerob merupakan jenis bakteri yang
membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup.

Agar ikan dapat hidup di dalam air maka kadar oksigen air minimal 5 ppm. Jika kadar oksigen di
bawah 5 ppm maka ikan akan mati sedangkan bakteri aerob masih dapat hidup. Jika di dalam air
banyak mengandung bahan organik, maka bakteri aerob dapat berkembang dengan pesat sehingga
makin banyak memerlukan oksigen untuk mengoksidasi bahan organik tersebut.

Kondisi tersebut menyebabkan kadar oksigen sangat berkurang dan dapat menyebabkan kematian
ikan dan udang. Berkurangnya gas oksigen juga mengakibatkan berkurangnya aktifitas bakteri aerob.
Selanjutnya, tugas penguraian akan dilakukan oleh bakteri anaerob yang tidak memerlukan oksigen
dalam hidupnya. Bakteri anaerob mereduksi karbon, nitrogen, dan sulfur dari zat organik. Reaksi
reduksi tersebut menghasilkan gas CH4, NH3 dan H2S yang berbau busuk.

Kebutuhan oksigen biokimia


Kebutuhan oksigen biokimia (Biochemical Oxygen Demand), biasa disingkat BOD, adalah angka
yang menunjukkan banyaknya oksigen yang diperlukan dalam reaksi oksidasi oleh bakteri. Semakin
besar kandungan bahan organik yang ada di dalam air, maka semakin besar nilai BOD-nya. Air
dianggap bersih jika memiliki BOD di bawah 1 ppm. Sebaliknya, jika BOD air di atas 1 ppm maka air
tersebut disebut air kotor dan tidak sehat.

Dari penjelasan ini dapat kita simpulkan bahwa secara umum dapat dinyatakan bahwa air bersih
memiliki DO yang tinggi dan BOD yang rendah. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan Anda
dalam memilih air minum yang bersih dan menyehatkan. Mari kita jaga kebersihan lingkungan untuk
kualitas hidup yang lebih baik! http://ridwanaz.com/umum/alam/pengertian-air-bersih-dan-cara-
mengukur-kualitasnya/

KRITERIA KUALITAS AIR YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI AIR MINUM

PARAMETER SATUAN MAKSIMUM YANG  MAKSIMUM YANG KETERANGAN


DIANJURKAN DIBOLEHKAN
Fisika        
Temperatur oC Temperatur air alam Temperatur air alam  
Warna mg Pt-Co/1 5 50  
Bau   Tidak berbau Tidak berbau  
Rasa   Tidak berasa Tidak berasa  
Kekeruhan mg S1O2/1 5 25  
Residu terlarut mg/1 500 1500  
Daya hantar listrik micromholan 400 1250  
Kimia        
pH   6,5 - 8,5 6,5 - 8,5 nilai antara
(range)
Kalsium (Ca) mg/1 75 200  
Magnesium (Mg) mg/1 30 150  
Kesadahan  mg/1 350 - minimum 10
Barium (Ba) mg/1 Nihil 0,05  
Besi (Fe) mg/1 0,1 1  
Mangan (Mn) mg/1 0,05 0,5  
Tembaga (Cu) mg/1 Nihil 1  
Seng (Zn) mg/1 1 15  
Krom heksavalen (Cr(VI)) mg/1 Nihil 0,05  
Kadmium (Cd) mg/1 Nihil 0,01  
Raksa Total (Hg) mg/1 0,0005 0,001  
Timbal (pb) mg/1 0,05 0,1  
Arsen (As) mg/1 Nihil 0,05  
Salenium (Se) mg/1 Nihil 0,01  
Sianida (CN) mg/1 Nihil 0,05  
Sulfida (S) mg/1 Nihil Nihil  
Florida (F) mg/1 - 1,5 minimum 0,5
Klorida (C1) mg/1 200 600  
Sulfat (SO4) mg/1 200 400  
Fosfor ( P ) mg/1 0,3 2  
Amoniak (NH3-N) mg/1 Nihil Nihil  
Nitrat ( NO3-N) mg/1 5 10  
Nitrit ( NO2-N) mg/1 Nihil Nihil  
Nilai Permanganat  mg KMn04/1 Nihil  10  
Senyawa Aktif biru metilen  mg/1 Nihil 0,5  
Fenol mg/1 0,001  0,002  
Miyak dan Lemak mg/1 Nihil Nihil  
Karbon Kloroform Ekstrak mg/l  0,04  0,5  
PBC mg/1 Nihil Nihil  
Bakteriologi        
Coliform total  MPN/100 ml Nihil Nihil  
Coliform total  MPN/100 ml 5 Nihil  
Coli total MPN/100 ml Nihil Nihil  
Kuman patogenik/parasitik Nihil Nihil Nihil  
Radicaktifitas        
Aktivitas beta total pCi/1 _ 100  
Strontium - 90 pCi/1 - 2  
Radium - 226 pCi/1 - 1  
Pestisida mg/1 Nihil Nihil  

http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Laporan/kualitas.html

1. Persyaratan Fisika Air

Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan  fisika sebagai berikut:

1. Jernih atau tidak keruh

Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari tanah liat. Semakin banyak
kandungan koloid maka air semakin keruh.

1. Tidak berwarna

Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan
lain yang berbahaya bagi kesehatan.
1. Rasanya tawar

Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit atau asin menunjukan
air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu  yang larut dalam air,
sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.

1. Tidak berbau

Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau
busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh
mikroorganisme air.

1. Temperaturnya normal

Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada
pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan kesehatan dan menghambat pertumbuhan mikro
organisme.

1. Tidak mengandung zat padatan

Air minum mengandung zat padatan yang terapung di dalam air.

1. Persyaratan Kimia

Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun.

1) pH (derajat keasaman)

Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan gas Oksida
yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada
penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2
akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat
mengganggu kesehatan.

2) Kesadahan

Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahanvnonkarbonat (permanen).
Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan Magnesium bikarbonat yang dihilangkan
dengan memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan
nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari Magnesium
dan Kalsium disamping Besi dan Alumunium. Konsentrasi kalsium dalam air minum yang lebih rendah
dari 75 mg/l dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari
200 mg/l dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil
magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam jumlah yang lebih
besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual.

3) Besi

Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan
rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal. Besi
merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan
diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah 1,0 mg/l

4) Aluminium

Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 82 / 2001
yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila
dikonsumsi.

5) Zat organik

Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara makanan maupun sumber
energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di

perairan  

6) Sulfat

Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada alat
merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Sering dihubungkan
dengan penanganan dan pengolahan air bekas.

7) Nitrat dan nitrit

Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat dapat terjadi baik dari
NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang

digunakan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih
besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan
hemoglobine dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen
didalam tubuh.

8) Chlorida

Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida dalam jumlah kecil dibutuhkan
untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan
rasa asin dan korosi pada pipa air.

9) Zink atau Zn Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l. penyimpangan
terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink
merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena kekurangan Zink dapat menyebabkan
hambatan pada pertumbuhan anak.

1. 3.      Persyratan mikrobiologis

Persyaratan mikrobiologis yangn harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut:

1. Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli; Salmonella typhi, Vibrio
cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air.
2. Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton colifprm,
Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995)

1. COD (Chemical Oxygen Demand)

COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh

bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat
dalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Kandungan COD dalam air bersih berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No 82 / 2001

mengenai baku mutu air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l. apabila nilai
COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas

air tersebut buruk.

1. BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk

memecah bahan – bahan buangan didalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Nilai

BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetepi hanya mengukur secara relatif
jumlah oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen yang rendah menunjukkan kemungkinan air
jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan organik makin rendah BOD maka kualitas
air minum tersebut semakin baik. Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum golongan B maksimum yang
dianjurkan adalah 6 mg/l

Adanya penyebab penyakit didalam air dapat menyebabkan efek langsung dalam kesehatan. Penyakit-
penyakit ini hanya dapat menyebar apabila mikro penyebabnya dapat masuk ke dalam air yang dipakai
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Standar Kualitas Air di Perairan Umum

( Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990 )

Kadar Maksimum
No Parameter Satuan Golongan Golongan Golongan Golonga
A B C nD
FISIKA        
1 Bau - - - - -
2 Jumlah zat padat terlarut Mg/L 1000 1000 1000 1000
3 Kekeruhan Skala NTU 5      
4 Rasa -        
5 Warna Skala TCU 15      
o
6 Suhu C Suhu      
udara
7 Daya Hantar Listrik Umhos/cm       2250
             
KIMIA anorganik        
1 Air raksa Mg/lt 0.001 0.001 0.002 0.005
2 Aluminium Mg/lt 0.2 -    
3 Arsen Mg/lt 0.005 0.05 1 1
4 Barium Mg/lt 1 1    
5 Besi Mg/lt 0.3 5    
6 Florida Mg/lt 0.5 1.5 1.5  
7 Kadmium Mg/lt 0.005 0.01 0.01 0.01
8 Kesadahan CaCO3 Mg/lt 500      
9 Klorida Mg/lt 250 600 0.003  
10 Kromium valensi 6 Mg/lt 0.005 0.05 0.05 1
11 Mangan Mg/lt 0.1 0.5   2
12 Natriun Mg/lt 200     60
13 Nitrat sebagai N Mg/lt 10 10    
14 Nitrit sebagai N Mg/lt 1.0 1 0.06  
15 Perak Mg/lt 0.05      
16 .pH   6.5 – 8.5 5–9 6–9 5–9
17 Selenium Mg/lt 0.01 0.01 0.05 0.05
18 Seng Mg/lt 5 5 0.02 2
19 Sianida Mg/lt 0.1 0.1 0.02  
20 Sulfat Mg/lt 400 400    
21 Sulfida sebagao H2S Mg/lt 0.05 0.1 0.002  
22 Tembaga Mg/lt 1.0 1 0.02 0.1
23 Timbal Mg/lt 0.05 0.01 0.03 1
24 Oksigen terlarut (DO) Mg/lt - >=6 >3  
25 Nikel Mg/lt -     0.5
26 SAR (Sodium Absortion Mg/lt -     1.5 – 2.5
Ratio)
             
Kimia Organik        
1 Aldrin dan dieldrin Mg/lt 0.0007 0.017    
2 Benzona Mg/lt 0.01      
3 Benzo (a) Pyrene Mg/lt 0.00001      
4 Chlordane (total isomer) Mg/lt 0.0003      
5 Chlordane Mg/lt 0.03 0.003    
6 2,4 D Mg/lt 0.10      
7 DDT Mg/lt 0.03 0.042 0.002  
8 Detergent Mg/lt 0.5      
9 1,2 Dichloroethane Mg/lt 0.01      
10 1,1 Dichloroethane Mg/lt 0.0003      
11 Heptachlor heptachlor Mg/lt 0.003 0.018    
epoxide
12 Hexachlorobenzene Mg/lt 0.00001      
13 Lindane Mg/lt 0.004 0.056    
14 Metoxychlor Mg/lt 0.03 0.035    
15 Pentachlorophenol Mg/lt 0.01      
16 Pestisida total Mg/lt 0.1      
17 2,4,6 Trichlorophenol Mg/lt 0.01      
18 Zat Organik (KMnO4) Mg/lt 10      
19 Endrin Mg/lt - 0.001 0.004  
20 Fenol Mg/lt - 0.002 0.001  
21 Karbon kloroform ekstrak Mg/lt - 0.05    
22 Minyak dan lemak Mg/lt - Nihil 1  
23 Organofosfat dan carbanat Mg/lt - 0.1 0.1  
24 PCD Mg/lt - Nihil    
25 Senyawa aktif biru metilen Mg/lt - 0.5 0.2  
26 Toxaphene Mg/lt - 0.005    
27 BHC Mg/lt -   0.21  
             
Mikrobiologik        
1 Koliform tinja Jml/100m 0 2000    
l
2 Total koliform Jml/100m 3 10000    
l
             
Radioaktivitas        
1 Gross Alpha activity Bq/L 0.1 0.1 0.1 0.1
2 Gross Beta activity Bq/L 1.0 1.0 1.0 1.0
               

Golongan A : air untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu

Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu pengolahan

Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan

Golongan D : air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industri dan PLTA.

Kualitas air yang digunakan masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan agar dapat terhindar dari
berbagai penyakit maupun gangguang kesehatan yang dapat disebabkan oleh air. Untuk mengetahui
kualitas air tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium yang mencakup antara lain
pemeriksaan bakteriologi air, meliputi Most Probable Number   (MPN) dan angka kuman.  Pemeriksaan
MPN dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air minum, air bersih, air badan, air pemandian umum, air
kolam renang dan pemeriksaan angka kuman pada air PDAM.

Khusus untuk air minum, disyaratkan bahwa tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri
golongan E. coli, Salmonella typhi, Vibrio cholera. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air
(Transmitted by water) dan tidak mengandung bakteri non-patogen,
seperti Actinomycetes dan Cladocera (Soewarno. 2002).

Persyaratan  Kualitas air minum secara Bakteriologis

Parameter Satuan Kadar maksimum yang Keterangan


diperbolehkan
1 2 3 4
1. Air Minum      
E. coli atau Jumlah per 100  
0
Fecal coli ml sampel
1. Air yang    
masuk sistem  
distribusi
E. coli atau Jumlah per 100  
0
Fecal col ml sampel
Total Bakteri Jumlah per 100  
0
Coliform ml sampel
1. Air pada    
sistem  
distribusi
E. coli atau Jumlah per 100  
0
Fecal col ml sampel
Total Bakteri Jumlah per 100  
0
Coliform ml sampel

Bagi manusia air minum adalah salah satu kebutuhan utama. Mengingat bahwa berbagai penyakit
dapat dibawah oleh air kepada manusia memanfaatkannya, maka tujuan utama penyediaan air
bersih/air minum bagi masyarakat adalah untuk mencegah penyakit yang dibawah oleh air.
Penyediaan air bersih selain kuantitas kualitasnya pun harus memenuhi standar yang berlaku. Air
minum yang memenuhi baik kuantitas maupun kualitas sangat membantu menurunkan angka
kesakitan penyakit perut terutama penyakit diare. Sehingga pengawasan terhadap kualitas air minum
agar tetap memenuhi syarat-syarat kesehatan berdasarkan Kepmenkes RI No
907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum (Depkes, 2002)

Ditinjau dari jumlah atau kuantitas air yang dibuthkan manusia, kebutuhan dasar air bersih adalah
jumlah air bersih minimal yang perlu disediakan agar manusia dapat hidup secara layak yaitu dapat
memperoleh air yang diperlukan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari (Sunjaya dalam Karsidi,
1999 : 18). Ditinjau dari segi kuantitasnya, kebutuhan air rumah tangga menurut Sunjaya adalah:

1. Kebutuhan air untuk minum dan mengolah makanan 5 liter / orang perhari.

b.  Kebutuhan air untuk higien yaitu untuk mandi dan membersihkan dirinya 25 – 30 liter / orang
perhari.

c.   Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan peralatan 25 – 30 liter / orang perhari.

d.  Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas sanitasi atau
pembuangan kotoran 4 – 6 liter / orang perhari, sehingga total pemakaian perorang adalah 60 – 70
liter / hari di kota. Banyaknya pemakaian air tiap harinya untuk setiap rumah tangga berlainan, selain
pemakaian air tiap harinya tidak tetap banyak keperluan air bagi tiap orang atau setiap rumah tangga
itu masih tergantung dari beberapa faktor diantaranya adalah pemakaian air di daerah panas akan
lebih banyak dari pada di daerah dingin, kebiasaan hidup dalam rumah tangga misalnya ingin rumah
dalam keadaan bersih selalu dengan mengepel lantai dan menyiram halaman, keadaan sosial rumah
tangga semakin mampu atau semakin tinggi tingkat sosial kehidupannya semakin banyak
menggunakan air serta pemakaian air dimusim panas akan lebih banyak dari pada dimusim hujan.

Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu sistem penyediaan air bersih,
karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan air bersih tidak akan berfungsi (Sutrisno,
2000 : 13). Macam-macam sumber air yang dapat di manfaatkan sebagai sumber air minum sebagai
berikut :

1. Air laut

Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam air laut 3 % dengan
keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum.

2. Air Atmosfer

Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan mulai
turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif
terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat
terjadinya korosi atau karatan. Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap
pemakaian sabun.

3. Air Permukaan

Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat
pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran
industri dan lainnya. Air permukaan ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai
digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air
sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Debit yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan
berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk, yang menyebabkan warna
kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya dilakukan pada kedalaman tertentu di
tengah-tengah.

4. Air tanah

Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone jenuh dimana tekanan
hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer (Suyono,1993 :1).

5. Mata air

Yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam hampir tidak terpengaruh
oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air dalam.

Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain: unit sumber baku, unit
pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan unit konsumsi, yaitu (1)Unit sumber air
baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang mana pada unit ini sebagai penyediaan
air baku yang bisa diambil dari air tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang
diperlukan. (2) Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kualitas air
bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas air baku yang semula
belum memenuhi syarat kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi
manusia. (3). Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang menentukan
jumlah produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir
dengan sistem pengaliran gravitasi atau pompanisasi. (4). Unit produksi merupakan unit bangunan
yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air bersih.

Adapun beberapa sumber air yang dapat diolah untuk mendapatkan air bersih, yaitu sumur
Dangkal/Dalam Pengolahan tidak lengkap hanya pengolahan Fe, Mn, dan pembubuhan desinfektan,
sungai Pengolahan lengkap bila kekeruhannya tinggi > 50. danau NTU (Nephelometric Turbidity Unit)
Pengolahan tidak lengkap, bila kekeruhan < 50 NTU, unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air
yang diproduksi menuju ke beberapa tandon atau reservoir melalui jaringan pipa. (Linsay, 1995)

http://uripsantoso.wordpress.com/2010/01/18/kualitas-dan-kuantitas-air-bersih-untuk-
pemenuhan-kebutuhan-manusia/

Beberapa Indikator Utama Pencemaran Air (Water


Pollution)
Bila kita perhatikan, kondisi air yang tercemar akan berubah dan mempunyai beberapa
ciri khusus yang membedakan dengan air bersih. Pencemaran air adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat energi atau komponen lain ke dalam air oleh
kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu
yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai peruntukkannya
(PP.No.82 tahun 2001).

Beberapa literatur menuliskan ciri air tercemar ini, diantaranya (Djajadiningrat,


1992),menyatakan bahwa badan air yang tercemar ditandai dengan warna gelap,
berbau,menimbulkan gas, mengandung bahan organik tinggi, kadar oksigen
terlarut rendah, matinya kehidupan di dalam air umumnya ikan dan air tidak
lagi dapat dipergunakan sebagai bahan baku air minum Sedangkan
menurut Wardana (1999), indikator atau tanda air telah tercemar adanya perubahan atau
tanda yang dapat diamati melalui :

2-Perubahan pH atau Konsentrasi Ion Hidrogen


Air yang mempunyai pH lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam, sedangkan air
yang mempunyai pH yang lebih besar akan bersifat basa, Air limbah dan bahan buangan
dari kegiatan industri yang dibuang ke sungai akan mengubah pH air yang pada
akhirnya dapat mengganggu kehidupan organisme di dalam air.

1- Perubahan Warna, Bau dan Rasa Air


Bahan buangan dan air limbah dari kegiatan industri yang berupa bahan anorganik
dan bahan organik seringkali dapat larut di dalam air. Apabila bahan buangan dari
air limbah dapat larut dan terdegradasi maka bahan buangan dalam air limbah dapat
menyebabkan terjadinya perubahan warna air. Bau timbul akibat aktifitas mikroba
dalam air merombak bahan buangan organik terutama gugus protein, secara
biodegradasi menjadi bahanmudah menguap dan berbau.

2-Perubahan Suhu Air.


Air Sungai suhunya naik mengganggu kehidupan hewan air dan organisme lainnya
karena kadar oksigen yang terlarut dalam air akan turun bersamaan dengan kenaikan suhu.
Padahal setiap kehidupan memerlukan oksigen untuk bernafas, oksigen yang terlarut
dalam air berasal dari udara yang secara lambat terdifusi ke dalam air, semakin tinggi
kenaikan suhu air makin sedikit oksigen yang terlarut di dalamnya.

3-Timbulnya Endapan, Koloidal dan bahan terlarut

Pencemaran Air

Bahan buangan industri yang berbentuk padat kalau tidak dapat larut sempurna akan
mengendap didasar sungai dan dapat larut sebagian menjadi koloidal, endapan
dan koloidal yang melayang di dalam air akan menghalangi masuknya sinar matahari
sedangkan sinar matahari sangat diperlukan oleh mikroorganisme untuk
melakukan proses fotosintesis.

4-Mikroorganisme
Bahan buangan industri yang dibuang ke lingkungan perairan akan di degradasi oleh
mikroorganisme, berarti mikroorganisme akan berkembang biak tidak menutup
kemungkinan mikroorganisme pathogen juga ikutberkembang biak.
Mikroorganisme pathogen adalah penyebab timbulnya berbagai macam penyakit.
http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2012/01/indikator-pencemaran-air.html

Tanda-tanda bahwa air tanah sudah tercemar dapat dikenali melalui pengamatan fisik. Beberapa
di antaranya seprti dikutip dari Indiastudychannel, Selasa (25/5/2010) adalah:

1. Warna kekuningan akan muncul jika air tercemar chromium dan materi organik. Jika air
berwarna merah kekuningan, itu menandakan adanya cemaran besi. Sementara pengotor berupa
lumpur akan memberi warna merah kecoklatan.

2. Kekeruhan juga merupakan tanda bahwa air tanah telah tercemar oleh koloid (bio zat yang
lekat seperti getah atau lem). Lumpur, tanah liat dan berbagai mikroorganisme seperti plankton
maupun partikel lainnya bisa menyebabkan air berubah menjadi keruh.

3. Polutan berupa mineral akan membuat air tanah memiliki rasa tertentu. Jika terasa pahit,
pemicunya bisa berupa besi, alumunium, mangaan, sulfat maupun kapur dalam jumlah besar.

4. Air tanah yang rasanya seperti air sabun menunjukkan adanya cemaran alkali. Sumbernya bisa
berupa natrium bikarbonat, maupun bahan pencuci yang lain misalnya detergen.
5. Sedangkan rasa payau menunjukkan kandungan garam yang tinggi, sering terjadi di daerah
sekitar muara sungai.

6. Bau yang tercium dalam air tanah juga menunjukkan adanya pencemaran. Apapun baunya, itu
sudah menunjukkan bahwa air tanah tidak layak untuk dikonsumsi

http://filterpenyaringair.com/search/3-indikator-pencemaran-air/

Menganggulangi Krisis Air

Untuk mengatasi ketersediaan kualitas air yang baik diperlukan banyak cara di antaranya
rehabilitasi kembali lingkungan yang rusak, penyelamatan sumber-sumber utama mata air.
Cara ini harus dilakukan secara terus-menerus, bersama-sama dan terintegrasi. Penyelamatan
lingkungan ini dapat di mulai dari:

 Mengampanyekan  hemat air dimulai dari pribadi dan rumah tangga.

 Mengampanyekan arti pentingnya pohon bagi resapan air, sehingga timbul kesadaran
untuk menanam pohon.

 Reboisasi lahan, mengembalikan fungsi hutan dan daerah aliran sungai (DAS).

 Perlunya menejemen pemanfaatan air hujan, cara ini bisa dilakukan dengan
membangun situ, embung atau waduk, sehingga dapat dimanfaatkan pada saat musim
kemarau.

 Membuat sumur resapan dan lubang biopori.

 Mencegah terjadinya pencemaran air yang berasal dari limbah rumah tangga, industri,
pertanian dan sebagainya.

 Mulai mengembangkan teknologi (desalinasi) pengolahan air asin (laut) menjadi air
tawar yang bisa dikonsumsi. 

 Semua hal di atas mestil dilakukan secara terintegrasi, bersama-sama pemegang


kebijakan dan masyarat agar kualitas air yang ada tetap terjaga dan baik.

http://fmuharram.blogspot.com/2012/05/menjaga-kualitas-air-agar-tetap-layak.html

1. Merebus: Air bersih direbus sampai matang (mendidih) dan biarkan mendidih (tetap jerang air
di atas kompor yang menyala, jangan matikan kompor) selama 3-5 menit untuk memastikan
kuman-kuman yang ada di air tersebut telah mati;

2. Sodis (Solar Disinfection) atau pemanasan air dengan menggunakan tenaga matahari. Air
bersih dimasukkan ke dalam botol bening kemudian diletakkan di atas genteng rumah selama 4-6
jam saat cuaca panas atau 6-8 jam saat cuaca berawan. Panas matahari dan sinar ultra violet
akan membunuh kuman-kuman yang ada di air sehingga air menjadi layak minum;

3. Klorinasi, atau proses pemberian cairan yang mengandung klorin  untuk membunuh bateri dan
kuman yang ada di dalam air bersih. Salah satunya yang tersedia adalah “Air Rahmat” yang siap
untuk dipakai pada tingkat rumah tangga

http://filterpenyaringair.com/cara-mendapatkan-air-minum-sehat/

Pengolahan air laut menjadi air tawar layak pakai dan minum dikenal juga dengan istilah
desalinasi. Proses ini dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu, pertama, proses destilasi
atau poses penyulingan. Air laut dengan kandungan berbagai zat dipisahkan dengan cara
pemanasan sehingga unsur air akan menguap. Selanjutnya uap air ini didinginkan menjadi titik
air yang selanjutnya dapat ditampung menjadi sekumpulan air bersih layak pakai dan minum.
Komponen lain seprti logam atau garam yang ada dalam air laut akan tertinggal  dengan
sendirinya berdasarkan kaedah gravitasi .

Kedua, proses pertukaran ion. Proes ini ditemukan Way pada 1852, saat melakukan eksperimen
menghilangkan ammonia dalam larutan air yang meresap melalui tanah. Dari hasil penemuan
ini kemudian dikembangkan proses konversi kimia. Proses ini kemudian digunakan secara dan
berskala (Industri). Proses pembuatan air minum dari air laut dengan teknik pertukarn ion
memanfaatkan proses kimiawi untuk memisahkan garam dalam air. Ion garam (Na+Cl-) ditukar
dengan ion seperti Ca+2 dan SO4-2. Kedua komponen ini diperoleh dari bahan alam dan sintetis.
Ion alam dapat diperoleh dari seperti zeolit sedangkan yang Ion sintetis dapat diperoleh dari
resin (resin kation dan resin anion).

Pada proses pertukaran ion merupakan reaksi kimia dengan ion terhidrata dan sifatnya bergerak
di dalam zat padat, dipertukarkan atas dasar ekuivalen dengan ion yang bermuatan sama yang
terdapat di dalam larutan. Zat padat mempunyai struktur seperti jala terbuka dan ion yang
bergerak itu menetralisir muatan atau muatan potensial. Pertukaran kation berlangsung bila
kation yang bergerak dan bermuatan positif terikat pada gugus yang bermuatan negatif. Proses
pertukaran ion berlangsung bila anion bergerak, bermuatan negatif yang melekat pada gugus
bermuatan positif di dalam resin, penukar kalor saling bertukar dengan anion di dalam larutan.

Ketiga, proses Filtrasi. Proses ini lebih dikenal dengan proses Reverse Osmosis (RO) yaitu salah
satu teknologi pengolahan air laut menjadi air tawar yang paling sering digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air minum. Keistimewaannya adalah mampu menyaring molekul yang
lebih besar dari molekul air. Proses filtrasi dikenal dengan Teknologi membrane. Sedangkan
teknologi membrane dapat melalui proses elektrodialisis dan RO. Dari kedua teknologi ini RO
lebih sering digunakan.

Dari ketiga proses itu, yang paling sederhana dan mudah adalah proses distilasi. Namun
demikian proses ini memerlukan bahan bakar yang cukup banyak sehingga belum seimbang
antara pengeluaraan bahan bakar dengan output yang dihasilkan. Berbagai penelitian terhadap
kemungkinan pemanfaatan air laut untuk dijadikan air layak pakai dan minum telah dilakukan
dengan berbagai jenis dan tipe peralatan pendukungnya termasuk didalamnya tentang
penggunaan bahan bakar untuk proses yang dilakukan. Penggunaan bahan bakar minyak atau
fosil untuk masa yang akan datang haruslah dipertimbangkan secara baik, karena semakin lama
semakin mahal dan persediaan bahan bakar ini semakin menipis. Sehingga penggunaan sinar
matahari atau juga lazim disebut sinar surya dapat digunakan mengganti energi fosil ini.
http://www.haluankepri.com/opini-/33653-mengolah-air-laut-jadi-air-layak-minum.html

 Sungai

Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-sungai di dunia.
Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk setiap orang) sepintas terlihat
cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi setiap penduduk, tetapi kenyataannya air
tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat yang tidak tepat. Sebagai contoh air bersih di lembah
sungai Amazon walupun ketersediaannya cukup, lokasinya membuat sumber air ini tidak ekonomis
untuk mengekspor air ke tempat-tempat yang memerlukan.

 Curah hujan

Dalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air bersih, individu perorangan/ berkelompok/
pemerintah biasanya membangun bendungan dan tandon air yang mahal untuk menyimpan air bersih
di saat bulan-bulan musim kering dan untuk menekan kerusakan musibah banjir.

 Air permukaan dan air bawah tanah.


http://id.wikipedia.org/wiki/Air_bersih

Anda mungkin juga menyukai