Anda di halaman 1dari 19

Kebijakan

Skrining Hipotiroid
Kongenital di
Indonesia
KEPALA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT DAN P2
DINAS KESEHATAN KOTA PEKALONGAN TAHUN 2023
1
MENGAPA PERLU
SKRINING HIPOTIROID
KONGENITAL?

Bayi baru lahir dengan Hipotiroid Kongenital tidak


menunjukkan gejala, sehingga sering tidak terdiagnosis

Deteksi dini diperlukan sehingga apabila positif dapat segera


diobati agar anak tumbuh dan berkembang sesuai
potensi genetik

​22
Hipotiroid kongenital yang dideteksi lebih cepat dan diobati,
mencegah anak mengalami keterlambatan pertumbuhan dan
kognitif yang irreversible
1.500 dari 4,4 juta bayi baru lahir Indonesia
diperkirakan lahir dengan hipotiroid
kongenital Dampak hipotiroid
Mengacu prevalensi global 1 : 3.000 kelahiran
kongenital

Gejala dan tanda yang dapat diobservasi setelah • Beban biaya untuk menanggung anak
1 bulan setelah lahir hipotiroid kongenital seumur hidup
• Tubuh pendek • Beban psikologi dan sosial keluarga
• Mudah tersedak
• Lunglai • Negara harus menyiapkan guru dan
• Suara serak
• Kurang aktif • Pusar bodong sekolah SLB
• Bayi kuning • Bonus demografi tidak tercapai
• Ubun-ubun melebar
• Lidah besar

3
SKRINING BAYI BARU LAHIR
DASAR HUKUM

Pelayanan kesehatan Bayi Baru Lahir dilaksanakan melalui: 


a. pelayanan kesehatan neonatal esensial; 
b. skrining Bayi Baru Lahir; dan 
c. pemberian komunikasi, informasi, edukasi kepada ibu dan
PERMENKES 25 keluarganya. 
TAHUN 2014
TENTANG UPAYA Skrining Bayi Baru lahir:
KESEHATAN ANAK
 Dilakukan terhadap setiap bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan. 
 Paling sedikit meliputi skrining hipotiroid kongenital. 
 Skrining hipotiroid kongenital dilakukan melalui pengambilan sampel
darah pada bayi usia 48 (empat puluh delapan) sampai 72 (tujuh
puluh dua) jam. 
 Apabila positif, pengobatan diberikan sebelum usia 1 bulan

4
SKRINING BAYI BARU LAHIR
DASAR HUKUM

 SHK ditujukan untuk mencegah terjadinya hambatan pertumbuhan


dan retardasi mental 
 SHK dilakukan pada bayi usia48 s.d.72 jam.
PERMENKES 78  SHK harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.
TAHUN 2014
 Pelaksanaan:
TENTANG  Praskrining: sosialisasi, advokasi, dan evaluasi termasuk pelatihan.
SKRINING  Proses skrining.
HIPOTIROID  Pasca skrining: tes konfirmasi terhadap bayi yang telah dilakukan
KONGENITAL skrining untuk menegakkan diagnosis HK pada bayi dengan hasil
skrining tidak normal.
 Setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan SHK
wajib melakukan pencatatan dan pelaporan secara berjenjang

5
PRINSIP PELAKSANAAN SHK
Kebijakan PERMENKES 78 TAHUN 2014
1. Meningkatkan akses
dan cakupan SHK Strategi Operasional
dalam rangka
meningkatkan 1. Menyediakan regulasi
kualitas hidup anak. 2. Melakukan advokasi dan sosialisasi
2. Menjaga kualitas 3. Mendorong peningkatan akses dan cakupan melalui peran serta
penyelenggaraan masyarakat, fasilitas pelayanan Kesehatan, pemerintah dan
SHK swasta, organisasi profesi, asosiasi serta penjaminan Kesehatan.
3. Menjaga agar biaya 4. Melakukan koordinasi dan kerjasama jejaring SHK
pemeriksaan SHK
5. Menyelenggarakan pelatihan/orientasi program SHK bagi tenaga
tetap cost effective.
kesehatan
4. Mendorong peran
6. Meningkatkan peran tenaga Kesehatan melakukan KIE SHK
serta masyarakat,
pemerintah daerah 7. Melaksanakan monitoring dan evaluasi program SHK. 
dan pemerintah
dalam
penyelenggaraan
SHK.
6
Cakupan Skrining Bayi Baru Lahir di Negara ASEAN (2015)

Cakupan Skrining
Negara Keterangan Metode pelaksanaan Pembiayaan
Neonatus
*Indonesia HK < 2% (pemeriksaan di Regionalisasi Pemerintah
fasyankes dan
laboratorium swasta
under reported)
Thailand HK, G6PD, CAH, MSUD, 94,1% Lab sentral (QA) dan Pemerintah
PKU, Homosisteinemia regional, ada lembaga
khusus skrining
Cakupan skrining
Vietnam HK, G6PD, CAH <1% Regionalisasi Pemerintah bayi baru lahir di
Kamboja HK, G6PD <3% Data tidak ditemukan Data tidak ditemukan Indonesia masih
Filipina HK, G6PD, CAH, MSUD,
PKU, Galaktosemia,
65% Fasilitas pemeriksaan
>1000
Keluarga/ asuransi sangat rendah
Homosisteinemia, CF dibandingkan
Malaysia HK, PKU, G6PD, MSUD,
Homosisteinemia
95% RS Pusat dan distrik Pemerintah/ swasta
dengan negara
Singapura HK, G6PD, MSUD, PKU,
Homosisteinemia
>99% Lab tersentral Keluarga 40% ASEAN lainnya
Myanmar HK (uji coba) Tidak ada data Data tidak ditemukan Pemerintah
Laos HK (uji coba) Tidak ada data Data tidak ditemukan Data tidak ditemukan
Brunei Tidak ada data Tidak ada data Data tidak ditemukan Data tidak ditemukan
Darussalam

Therrell B, Padilla C, Loeber J, Kneisser I, Saadallah A, Borrajo G et al. Current status of newborn screening worldwide: 2015 [Internet].
7
Seminars in Perinatology. 2017 [cited 8 June 2017] . *Laporan Lab Rujukan SHK, 2020
Upaya Pelaksanaan SHK 2022
Trend cakupan SHK 2000 – Juli 2022 Tahun 2022 tidak ada anggaran SHK
111658
Konfirmasi positif:
2021: 244
2020: 40 97601

2019: 22 7Juli
2018: 4 92091 Sosialisasi ke
92876 Dinkes 34 31 Agustus 19-20 September
77207
Provinsi Re-launching Re-Sosialisasi
22 Juni Juli-Agustus
15 September 21 September
Sosialisasi Pengembanga
DIPA Revisi Monitoring
ke FKTP n Instrumen
51579 SHK terbit 4 Lab Rujukan
41374 Swasta E-Kohort-SHK

Lab Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Total
29828
RSCM 742 923 962 755 12 3394
15169

RSHS 314 391 620 628 536 7 2496


2000-2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
RSS 288
46 2935
9
RSDS 790 634 943 939 578 12 3896
Hambatan:
Penganggaran belum berjalan sesuai rencana 2022 TOTAL 314 391 620 1418 4801 1866 1901 1333 77 12721
Keterampilan petugas
Belum menjadi SOP Faskes
Persetujuan orang tua
PELAKSANAAN SHK TAHUN 2022
SE DIRJEN KESEHATAN MASYARAKAT

• Seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas


Pelayanan Kesehatan tingkat Lanjut (FKTL), baik pemerintah dan swasta agar
melaksanakan pemeriksaan SHK sebagai bagian dari standar operasional
prosedur pelayanan bayi baru lahir pada tahun 2022. 

• Tata laksana pemeriksaan SHK sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan


Nomor 78 Tahun 2014 tentang Skrinning Hipotiroid Kongenital 

9
Pelayanan persalinan

Alur dan bayi baru lahir di


FKTP/FKRTL

pelayanan positif Tatalaksana

skrining Pengambilan sampel


SHK dengan kertas
Pengobatan
SHK di FKRTL

hipotiroid
saring di FKTP/FKRTL

Tes Konfirmasi di
kongenital Pengiriman sampel
TSH tinggi Tatalaksana
SHK di FKRTL
Laboratorium
terstandar di
SHK ke laboratorium oleh Dokter Sp Kab/Kota/Lab
rujukan SHK Anak) Rujukan

Pemeriksaan sampel Hasil


Pemantauan
SHK di Laboratorium Skrining
tumbuh
Rujukan SHK kembang di
negatif FKTP
TSH
FKTP normal
FKRTL Pemantauan
Lab Rujukan SHK
tumbuh
kembang di
FKTP
10
Periode pemeriksaan SHK
Golden Period
Terapi

Usia Usia Usia Usia Usia Usia Usia


Usia
2-3 Hari 8 Hari 11 Hari 15 Hari 16 Hari 23 Hari 30 Hari
0 Hari

Maksimal Maksimal Maksimal Maksimal 7


48-72 Jam 3-4 Jam 24 Jam 7 Hari
4 Hari 3 Hari 3-4 Hari Hari

Hasil Bayi hasil Tes konfirmasi


Pemeriksaan
Bayi lahir Pengeringan SHK Positif skrining TSH & Diagnosis
Penyimpanan Pengiriman Sampel
Pengambilan Diinformasikan tinggi, Hipotiroid
Sampel Sampel Sampel Di Lab
Sampel Ke Konsul Sp.A Kongenital
Darah Untuk Dari Rujukan
Darah Pengirim dan Mendapat
Di Atas Pengiriman Fasyankes 2x Seminggu
Tumit Bayi Sampel Tes Konfirmasi Terapi
Kertas Kolektif Ke Lab
Saring Rujukan
Fasyankes Puskesmas
Tanggung Laboratorium Rujukan SHK RSUD
Domisili Bayi
jawab

Mekasnisme Feedback hasil dari Lab


Identifikasi
Rujukan
masalah
• Bayi pulang sebelum 48 jam Kesiapan tatalaksana dan
• Orang tua belum teredukasi SHK Fasyankes belum memiliki SOP SHK
monitoring bayi dengan HK

FKTP
FKRTL
Lab Rujukan
SHK
Tatalaksana Hipotiroid Kongenital

Re-anamnesis
• Serum FT4 di Pemberian
Hasil bawah normal Levotiroksin
• FT4 normal, Pemantauan
TSH Tes
Konfirmasi Pemeriksaan Fisik •Sesuai klinis dan
berkala
TSH > biokimia serum
Tinggi 20µU/ml (2 kali tiroksin dan TSH
pemeriksaan) menurut umur
Pemeriksaan
Penunjang
Pengobatan dan pemantauan berkala
dilakukan di bawah pengawasan dokter
Spesialis Anak
Pengobatan Hipotiroid Kongenital harus
diberikan sebelum usia 1 bulan untuk dapat
mencegah kecacatan
PEMBIAYAAN SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL
TAHUN ANGGARAN 2022

PENGIRIMAN
• BMHP sampel SHK SAMPEL • APBN Ditjen Kesmas
dianggarkan dari
APBN Ditjen Kesmas • DAK Non Fisik
• BMHP disalurkan oleh • APBD Kab/Kota
laboratorium rujukan • APBD Provinsi
ke Dinas Kesehatan • Sumber dana lain

PENGAMBILAN PEMERIKSAAN
SAMPEL SAMPEL

13
REGIONALISASI SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL
No Nama Lab Rujukan Regional

1 RSUPN dr. Ciptomangunkusomo DKI Jakarta, Banten, Aceh, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu,
Target pemeriksaan 12.600 bayi/ minggu Lampung, Kep, Bangka Belitung, Kep. Riau, Sulawesi Utara, Papua Barat,
dan sebagian Jawa Barat (Kab. Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, dan Kota
Bekasi).
2 RSUP dr. Hasan Sadikin Sumatera Utara, Sumatera Barat, NTT, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Target pemeriksaan 12.600 bayi/ minggu Barat, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan sebagian Jawa
Barat (Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis,
Kuningan, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Indramayu, Subang,
Purwakarta, Karawang, Bekasi, Bandung Barat, Pangandaran, Kota
Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Cimahi, Kota
Tasikmalaya, dan Kota Banjar)
3 RSUP dr. Sardjito DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan,
Target pemeriksaan 12.600 bayi/ minggu Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Jawa Tengah, Bali, NTB, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tengah

4 RSUD dr. Soetomo Jawa Timur


Target pemeriksaan 2.200 bayi/ minggu 14
TARGET PEMERIKSAAN
LABORATORIUM RUJUKAN RSHS
Target: 12600 sampel/minggu
NO PROVINSI TARGET PER MINGGU

1 JAWA BARAT 6201


2 SUMATERA UTARA 2901
3 SUMATERA BARAT 1063
4 NTT 802
5 SULTRA 511
6 SULBAR 206
7 GORONTALO 290
8 MALUKU 266
9 MALUKU UTARA 206
10 PAPUA 154

15
RENCANA PELAKSANAAN SHK TA 2023
REGIONALISASI PEMERIKSAAN

11 Laboratorium Rujukan
4 Laboratorium Rujukan

• RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo


• RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo • RSUP Dr. Hasan Sadikin
• RSUP Dr. Hasan Sadikin • RSUP Dr. Sardjito
• RSUP Dr. Sardjito • RSUD Dr. Soetomo
• RSUD Dr. Soetomo • RSUP H. Adam Malik
• RSUP Dr. M Djamil
• RSUP Dr. M Hoesin
• RSUP Dr. Kariadi
• RSUP Prof. IGNG Ngoerah
• RSUP Dr. Wahidin
• RSUP Prof. Dr. Kandou

16
RENCANA PELAKSANAAN SHK TA 2023
PEMBIAYAAN

DAK NON
FISIK
KAB/KOTA
Pengiriman Sampel ke Laboratorium Rujukan

Pemeriksaan Sampel di Laboratorium Rujukan

17
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
KEMENTERIAN KESEHATAN • Melakukan pembayaran klaim
• Membentuk tim verifikator
• Menyediakan fasilitas pencatatan dan pelaporan
• Melakukan perluasan laboratorium rujukan

DINAS KESEHATAN • Memastikan pelaksanaan SHK di wilayah kerja


• Mengampanyekan manfaat SHK
• Mengoordinasikan target jumlah sampel dan ketersediaan BMHP
• Mengoordinasikan pengiriman sampel
• Menfasilitasi pencatatan dan pelaporan
• Menindaklanjuti hasil skrining

LABORATORIUM RUJUKAN • Mengoordinasikan pelaksanaan SHK sesuai regionalisasi


• Melakukan pemeriksaan sampel
• Mencatatkan hasil pemeriksaan
• Memberikan umpan balik hasil pemeriksaan
• Mengajukan klaim pembayaran

FASYANKES • Membuat SOP pemeriksaan SHK


• Melakukan informed consent
• Memastikan ketersediaan BMHP
• Mengirimkan sampel
• Mencatatkan pelayanan
• Melakukan tindak lanjut hasil skrining termasuk memberikan feedback hasil tindak
lanjut ke Laboratorium Rujukan 18

Anda mungkin juga menyukai