A. MATERI PRAKTIKUM
B. DASAR TEORI
Air merupakan senyawa yang mempunyai rumus molekul H 2O. Dalam molekul
tersebut. Atom Oksigen berikatan dengan 2 atom Hidrogen dengan ikatan kovalen.
Penentuan atau penetapan kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Hal ini tergantung pada sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air
dilakukan dengan mengeringkan bahan dalam oven pada suhu 105o– 1100o C
selama 3 jam atau sampai didapat berat yang konstan. Selisih berat sebelum dan
sesudah pengeringan adalah banyaknya air yang diuapkan. Untuk bahan-bahan yang
tidak tahan panas, seperti bahan yang berkadar gula tinggi, minyak, daging, kecap,
dan lain-lain pemanasan dilakukan dalam oven vakum dengan suhu yang lebih
rendah.
Kadang-kadang pengeringan dilakukan tanpa pemanasan, bahan dimasukkan dalam
eksikator dengan H2SO4 pekat sebagai pengering, hingga mencapai berat yang
konstan. Penentuan kadar air dari bahan-bahan yang kadar airnya tinggi dan
mengandung senyaawa – senyawa yang mudah menguap (volatile) seperti sayuran
dan susu, menggunakan cara destilasi dengan pelarut tertentu, misalnya Toluen,
xilol dan heptana yang berat jenisnya lebih rendah daripada air.
Contoh (sampel) dimasukkan dalam tabung bola (flask), kemudian dipanaskan. Air
dan pelarut menguap, diembunkan, dan jatuh pada tabung Aufhauser yang berskala.
Air yang mempunayai berat jenis lebih besar ada dibagian bawah, sehingga jumlah
air yang diupakan dapat dilihat pada skala tabung Aufhauser tersebut
Tujuan dari pengambilan sampel / contoh adalah untuk mengumpulkan
sebagian material / bahan dalam volume yang cukup kecil yang mewakili material /
bahan yang akan diperiksa secara tepat / teliti untuk dapat dibawa dengan mudah
dan diperiksa dilaboratorium.
Hal ini berarti bahwa perbandingan atau konsentrasi relatif yang tepat dari semua
komponen dalam sampel akan sama seperti dalam material yang disampling, serta
tidak mengalami perubahan-perubahan yang berarti dalam komposisinya sebelum
pemeriksaan.
Untuk mendapatkan sampel yang mewakili diperlukan seorang pengambil
sampel yang dapat / mampu melakukan prosedur pengambilan dan pengawetan
sampel dengan baik, agar hasil uji laboratorium nantinya merupakan hasil uji yang
dapat dipertanggungjawabkan kualitas dan kuantitasnya. Kemungkinan kandungan
pada sampel dapat hilang secara keseluruhan atau sebagian jika prosedur
pengambilan dan pengawetan sampel yang baik tidak diikuti dengan benar.
C. ALAT DAN BAHAN
2. Bahan h. Kapas
i. MnSO4
j. Pereaksi O2
k. Korek
l. Label
m. Kertas pembungkus/ kertas payung
n. Tali pengikat botol sampel
D. CARA KERJA
(1) Menentukan lokasi pengambilan sampel
Lokasi pengambilan sampel dilakukan pada air permukaan dan air tanah.
Lokasi pengambilan sampel ditentukan berdasarkan tujuan dan keperluan
pengambilan sampel :
(a) Lokasi pengambilan sampel air permukaan :
Lokasi pengambilan sampel air permukaan dapat berasal dari daerah
pengaliran sungai dan danau / waduk.
Pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran sungai berdasarkan pada :
- Sumber air alamiah :
Yaitu lokasi pada tempat yang belum terjadi atau masih sedikit
pencemaran.
- Sumber air tercemar :
Yaitu lokasi pada tempat yang telah mengalami perubahan atau dihilir
sumber pencemar.
- Sumber air yang dimanfaatkan
Yaitu lokasi pada tempat penyadapan pemenfaatan sumber air tersebut.
Untuk menghindari kesalahan dalam analisis, sampel perlu diberi label, seperti:
a. Nama dan alamat pengirim sampel
b. Waktu dan tanggal pengambilan sampel
c. Jenis sumber air dan tempat pengambilan sampel
d. Jenis pengolahan air yang dilakukan (kalau ada)
e. Tanda tangan pengambil sampel.
E. HASIL
Pengambilan sampel secara kimia dapat digunakan untuk pengukuran pH, BOD,
COD, ZO, DO, NH3, NH4, PO4, dan logam berat (Cu, Pb, Hg, Cd, Ni, Cr +6). Untuk
pelabelannya sama dengan pengambilan sampel secara biologi.
F. KESIMPULAN
Teknik pengambilan sampel secara kimia pada dasarnya sama dengan pengambilan
sampel secara biologi, perbedaanya hanya terletak pada sisi keaseptisan. Pengambilan
sampel secara kimia tidak perlu menggunakan alat yang steril, alat cukup dibilas dengan
air yang sama dengan sampel, dalam pengambilannya tidak boleh terjadi aerasi. Sampling
kimia memerlukan bahan/reagent pengikat, terutama bila diawetkan.