Anda di halaman 1dari 61

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................................i
VISI DAN MISI PRODI D.III............................................................................................................ii
KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI..........................................................................................iii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................iv
TATA TERTIB PRAKTIKUM...........................................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................vi

Praktek 1 Teknik Pengambilan Sampel Air Bersih Secara Bakteriologis..........................................1


Praktek 2 Teknik Pengambilan Sampel Makanan Secara mikrobiologis...........................................7
Praktek 3 Teknik Pengambilan Sampel Dubur (Rectal Swab) Secara Mikrobiologis........................15
Praktek 4 Teknik Pengambilan Sampel Usap Alat Makanan Secara
Bakteriologis....................................................................................................................19
Praktek 5 Teknik Pengambilan Sampel Nyamuk...............................................................................24
Praktek 6 Teknik Pengambilan Sampel Lalat....................................................................................31
Praktek 7 Teknik Pengambilan Sampel Tikus....................................................................................34
Praktek 8 Teknik Pengambilan Sampel Air Bersih Secara Fisik dan Kimia......................................37
Praktek 9 Teknik Pengambilan Sampel Udara Parameter Kimia.......................................................43
Praktek 10 Teknik Pengambilan Sampel Udara Parameter Mikrobiologi............................................46
Praktek 11 Teknik Pengambilan Sampel Debu....................................................................................49
Praktek 12 Teknik Pengambilan Sampel Tanah..................................................................................51

Daftar Pustaka.....................................................................................................................................54
Lampiran
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH
SECARA MIKROBIOLOGIS
1

1.1 Kompetensi yang ingin dicapai:


Mahasiswa trampil melakukan pengambilan contoh/sampel air bersih untuk air
PDAM melalui kran, air sumur/kolam, atau badan air lainnya secara bakteriologis.

1.2 TUJUAN :
 Mahasiswa mengetahui pertimbangan dan prinsip pengambilan sampel air
bersih secara mikrobiologis
 Mahasiswa dapat melakukan praktik teknik pengambilan sampel air bersih
secara bakteriologis/mikrobiologis di kran (air PDAM) atau di sumur pompa
tangan
 Mahasiswa dapat melakukan praktik teknik pengambilan sampel air bersih
secara bakteriologis/mikrobiologis di reservoir/tandon atau di kolam
 Mahasiswa dapat melakukan teknik pengambilan sampel air bersih di sungai/
air yang bergerak

1.3 Dasar Teori


Air bersih merupakan kebutuhan pokok manusia. Tidak ada manusia yang bisa
hidup tanpa keberadaan air. Dalam tubuh manusia sendiri hampir 95% terdiri dari
air. Oleh sebab itu air untuk kebutuhan manusia harus memenuhi persyaratan fisik,
kimia, bakteriologis maupun zat berbahaya lainnya. Air bersih yang tidak
memenuhi persyaratan dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang dapat
disebabkan/ditularkan melalui air (Waterborne deseases) misalnya, thyphus, colera,
disentri, muntaber, gatal-gatal di kulit, dan sebagainya.

Pengambilan contoh air minum/ bersih secara bakteriologis dilakukan dalam rangka
pemeriksaan air minum/bersih di laboratorium terhadap kandungan mikrobiologi
dalam air bersih/minum tersebut. Pemeriksaan bakteriologis merupakan suatu usaha
untuk memenuhi tersedianya salah satu kualitas air yang dipersyaratkan oleh
Menteri Kesehatan RI dalam Permenkes RI No. 416/MEN.KES./PER/IX/1990
tentang Syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Persyaratan lainnya adalah

1
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
tersedianya kualitas secara fisik, kimia, dan radiologis serta persyaratan kuantitas air
bersih/minum.
Dalam Permenkes 416/MEN>KES/PER/IX/1990 terdapat definisi air
adalah sebagai berikut:
- Air adalah air minum, air bersih, air kolam renang, dan air pemandian umum.
- Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
- Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak.
Untuk memenuhi kebutuhan air yang bebas dari kandungan
mikrobiologi/bakteri maka harus dilakukan pengujian-pengujian/pemeriksaan
air bersih/minum terhadap kandungan bakteriologis. Pemeriksaan
mikrobiologi/bakteriologis akan menghasilkan data yang akurat apabila sampel
yang diperiksa berasal dari kegiatan pengambilan sampel air yang steril/aseptis.

1.4 PELAKSANAAN PRAKTIKUM


1.4.1 Alat :
a. Botol Sampel steril
b. Botol tenggelam/ botol sampel dengan pemberat steril
c. Lampu Bunsen/lampu spiritus
d. Korek api
e. Stop watch
f. Thermometer
g. Pengukur pH (pH meter atau kertas lakmus)
h. Cool box (box pendingin)
i. Tool box (box peralatan)
j. Pinset
k. Beker glass

1.4.2. Bahan
a. Alkohol 70%
b. Kertas pembungkus
c. Tali / benang

2
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
d. Spiritus
e. Icepack

1.4.3 LOKASI PRAKTIKUM


Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dalam
mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan sedangkan lokasi pengambilan
sampel dilakukan di lapangan, sesuai jadual yang telah diatur.

1.4.4 PROSEDUR KERJA


a. Pengambilan sampel di kran atau di sumur pompa tangan
1). Kran dibuka penuh dan dibiarkan mengalir selama 2-3 menit, atau
dalam waktu yang dianggap cukup untuk membersihkan pipa parsial,
kemudian ditutup
2). Kran dipanaskan sampai cukup panas dengan nyala lampu spiritus/
Bunsen(diflambir)
3). Kran dibuka selama 1 – 2 menit, kemudian tutup botol dilepas dengan
tangan kiri dan botol dipegang dengan tangan kanan.
4). Botol Sampel dibuka pembungkusnya dari bagian atas, kertas
pembungkus ditaruh dalam cool box, kemudian mulut botol sampel
diflambir dengan lampu Bunsen.
5). Botol diisi sampai penuh kemudian tuangkan ke dalam beker glass
kurang lebih sepertiga bagian untuk pemeriksaan suhu atau pH
kemudian mulut botol difalmbir lagi.
6). Botol yang telah berisi contoh air 2/3 bagian ( lebih besar dari 100 ml)
kemudian dibungkus kembali dengan kertas pembungkus, diikat pada
lehernya, kemudian ditempelkan kertas etiket dengan keterangan
sebagai berikut:
- jenis air sampel, misalnya: air PDAM, air Sumur Gali, dll.
- lokasi pengambilan, misalnya: halaman belakang kampus D.III
Kesling
- waktu pengambilan : tanggal dan jam pengambilan
- Jenis pemeriksaan, misalnya: pemeriksaan mikrobiologi
- Nama dan tanda tangan petugas pengambil sampel.

3
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
Catatan:
- Air harus jelas berasal dari pipa parsial yang dihubungkan langsung
dengan pipa induk
- Contoh sebaiknya diambil dari kran yang biasa/sering dipakai.
- Dihindarkan pengambilan sampel/contoh air dari alat-alat tambahan yang
dipasang pada kran atau dari kran yang bocor.
- Apabila kran bocor, harus dibersihkan lebih dahulu sebelum dilakukan
pengambilan contoh.

a. Pengambilan sampel air di Sumur Gali, Reservoir/tendon air, Kolam


1). Bersihkan tangan dengan alcohol 70%.
2). Botol dipegang di bagian bawah, bungkus kertas dibuka, tangan tidak
boleh bersentuhan dengan botol
3). Tali dilepas dengan pinset dan dililitkan di tangan kanan kemudian botol
diturunkan pelan-pelan sampai mulut botol masuk minimum 10 cm
dibawah permukaan air (bila tinggi air memungkinkan).
4). Botol yang telah terisi contoh air dibungkus kembali dengankertas
pembungkus, diikat pada lehernya, kemudian ditempelkan keterangan
seperti contoh pengambilan air 6.a.5).
Catatan:
- Botol dihindarkan bersentuhan dengan dinding dan benda lainnya.
- Botol pemeriksaan sisa chlor dan pH, contoh diambil dari botol yang
lain, yang tidak diberi Natrium thio sulfat.

b. Pengambilan Contoh Air Sungai, Danau, dan Waduk


Botol sampel yang digunakan dipilih yang tidak mengandung Natrium thio
sulfat (Na2S2O3), sekalipun bila Natrium thio sulfat tidak memberikan
pengaruh hasil analisa. Untuk mengambil air sungai, danau atau waduk, botol
contoh dipegang
di dekat dasarnya dan lehernya kebawah di bawah permukaan. Botol
selanjutnya diputar sampai ujung leher sedikit ke atas dan mulut botol
mengarah pada arah aliran. Bila tidak ada arah aliran seperti di waduk perlu

4
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
dibuat dengan cara mendorong maju horizontal dengan arah menjauh dari
tangan.
Bila kita berada di perahu pengambilan contoh air dilakukan pada tempat-
tempat dekat perahu. Apabila tidak memungkinkan mengambil contoh air
sebagaimana tersebut di atas, maka dapat dilakukan pengambilan seperti
pengambilan contoh air sumur gali.
Catatan:
- Contoh air dari sungai sebaiknya diambil dari bagian yang mengalir
dan dekat dengan permukaan.
- Bagian sungai yang diam sebaiknya dihindari
- Untuk sungai yang lebar dan lurus contoh air diambil dari tepi, tetapi pada
jarak paling sedikit 1 meter dari tepi sungai.
- Pengambilan contoh air sungai yang tidak terjangkau tangan, contoh
air dapat diambil dengan potol pemberat.
Masukkan botol sampel yang telah diberi etiket(keterangan) ke dalam
wadah (cool box/termos es) untuk menghindari terjadinya kontaminasi
selama perjalanan.
Segera kirim ke laboratorium dalam jangka waktu 1 x 24 jam, apabila
keadaan tidak memungkinkan, maka contoh harus dibungkus dengan
alumunium foil dan ditempatkan pada wadah pada suhu – 4oC selama
dalam perjalanan/penyimpanan. Dapat ditempatkan pada termos es yang
diberi es kering dan tertutup rapat dan gelap.

1.4.5 HASIL PRAKTIKUM

Sampel air diambil memenuhi persyaratan pengambilan air secara

mikrobiologis yakni tidak terjadi kontaminasi akibat kelalaian petugas

sampling.

1.4.6 PENILAIAN HASIL PRAKTIKUM

Kategori Penilaian
Baik : Jika pengambilan sampel air tidak terjadi kontaminasi akibat kelalaian
petugas.

5
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
Kurang : Jika pengambilan sampel air tidak terjadi kontaminasi akibat kelalaian
petugas.
1.4.7 TUGAS
Buat laporan sesuai dengan ketentuan yang diberikan dosen pembimbing
praktikum.

1.4.8 KESIMPULAN
Setelah dilakukan proses pengambilan air secara kimia dan mikrobiologis
dengan memperhatikan faktor2 yang mempengaruhi keakuratan hasil analisa
terhadap sampel air.
1.4.9 EVALUASI
1. Sebutkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam tahap pengambilan sampel
air secara kimia dan mikrobiologis.
2. Mengapa tahapan pengambilan sampel air secara mikrobiologis harus
dilakukan secara aseptic?
3. Mengapa tahapan pengambilan sampel air secara mikrobiologis harus
dilakukan dengan menghindari terjadinya aerasi?

6
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN
2
SECARA MIKROBIOLOGIS

2.1. KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI


Mahasiswa terampil melakukan pengambilan sampel dan preparasi sampel makanan
dan minuman secara bakteriologis.

2.2. TUJUAN :
 Mahasiswa mengetahui pertimbangan dan prinsip pengambilan sampel makanan
secara mikrobiologis
 Mahasiswa dapat melakukan praktik teknik pengambilan sampel makanan
minuman secara bakteriologis.
 Mahasiswa dapat melakukan tahapan preparasi sampel makanan minuman guna
pemeriksaan mikrobiologis

2.3. DASAR TEORI


Makanan merupakan salah satu unsur penting untuk menjaga kesehatan manusia.
Undang-undang No. 18 tahun 2012 tentang Pangan memuat bahwa Pangan
merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah
maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan
bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau
pembuatan makanan atau minuman. Oleh karenanya dalam keseharian diperlukan
upaya pengawasan dalam keamanan pangan dimana keamanan pangan menurut UU
No 18 tahun 2012 adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah
pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman
untuk dikonsumsi.

Selain harus bergizi dan menarik, pangan juga harus bebas dari bahan-bahan
berbahaya yang dapat berupa cemaran kimia, mikroba dan bahan lainnya. Mikroba
dapat mencemari pangan melalui air, debu, udara, tanah, alat-alat pengolah (selama

7
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
proses produksi atau penyiapan) juga sekresi dari usus manusia atau hewan. Penyakit
akibat pangan (food borne diseases) yang terjadi segera setelah mengkonsumsi
pangan, umumnya disebut dengan keracunan.
Pangan dapat menjadi beracun karena telah terkontaminasi oleh bakteri patogen yang
kemudian dapat tumbuh dan berkembang biak selama penyimpanan, sehingga
mampu memproduksi toksin yang dapat membahayakan manusia. Selain itu, ada
juga makanan yang secara alami sudah bersifat racun seperti beberapa
jamur/tumbuhan dan hewan. Umumnya bakteri yang terkait dengan keracunan
makanan diantaranya adalah Salmonella, Shigella, Campylobacter, Listeria
monocytogenes, Yersinia enterocolityca, Staphylococcus aureus, Clostridium
perfringens, Clostridium botulinum, Bacillus cereus, Vibrio cholerae. Vibrio
parahaemolyticus, E.coli enteropatogenik dan Enterobacter sakazaki. Kelompok
kedua berasal dari makanan yang berfungsi sebagai media pertumbuhan bakteri,
sehingga bakteri dapat berkembang biak, diantaranya bakteri Salmonella,
Clostridium perfringens, Bacillus cereus, dan Escherichia coli enteropatogenik.

Untuk mengetahui bahwa pangan sudah tercemar, dapat dilihat secara fisik dari
tekstur makanan tersebut. Namun banyak makanan terutama yang sudah melewati
suatu proses pengolahan, tetap mempunyai tekstur yang masih baik tetapi
mengandung suatu cemaran seperti bakteri patogen, yang disebabkan oleh
penanganan yang tidak memadai.

Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah serta jenis mikroba yang terdapat dalam
makanan, diantaranya adalah sifat makanan itu sendiri (pH, kelembaban, nilai gizi),
keadaan lingkungan dari mana makanan tersebut diperoleh, serta kondisi pengolahan
ataupun penyimpanan. Jumlah mikroba yang terlalu tinggi dapat mengubah karakter
organoleptik, mengakibatkan perubahan nutrisi / nilai gizi atau bahkan merusak
makanan tersebut

Dalam pengujian cemaran mikroba digunakan mikroba indikator, karena selain


mudah dideteksi juga dapat memberikan gambaran tentang kondisi higienis dari
produk yang diuji. Mikroba indikator adalah golongan atau spesies bakteri yang
kehadirannya dalam makanan dalam jumlah diatas batas ( limit ) tertentu, merupakan
pertanda bahwa makanan telah terpapar dengan kondisi-kondisi yang memungkinkan
berkembang biaknya mikroba patogen. Mikroba indicator digunakan untuk menilai

8
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
keamanan dan mutu mikrobiologi makanan. Jumlah bakteri aerob mesofil, bakteri
anaerob mesofil dan bakteri psikrofil dapat merupakan indikator bagi status/ mutu
mikrobiologi makanan.

Jumlah yang tinggi dari bakteri-bakteri tersebut seringkali sebagai petunjuk bahan
baku yang tercemar, sanitasi yang tidak memadai, kondisi (waktu dan atau suhu)
yang tidak terkontrol selama proses produksi atau selama penyimpanan ataupun
kombinasi dari berbagai kondisi tersebut. Bakteri aerob mesofil dianggap sebagai
mikroba indikator, meskipun sebenarnya kurang akurat dibandingkan dengan
indikator lainnya. Bakteri anaerob mesofil merupakan indikator dari kondisi yang
dapat menyebabkan adanya pertumbuhan mikroba anaerob penyebab keracunan
makanan seperti C. perfringens dan C.botulinum.

Sampel makanan yang diterima harus segera diuji begitu tiba di laboratorium.
Sampel yang didinginkan dan mudah rusak harus dianalisa paling lambat 36 jam
sesudah pengambilan sampel. Sampel beku harus disimpan dalam freezer sampai
tiba waktunya untuk diuji, tetapi bila sampel diterima dalam keadaan dingin, jangan
disimpan didalam freezer. Beberapa bakteri seperti vibrio banyak yang akan mati
pada suhu sangat rendah (pembekuan). Untuk sampel yang tidak mudah rusak seperti
makanan kaleng , dapat disimpan pada suhu ruang. Namun demikian, sampel tidak
boleh disimpan terlalu lama karena ada mikroba yang dapat mati selama
penyimpanan.

Sampel yang akan dikirim ke laboratorium harus diupayakan tidak tercemar dengan
bahan atau mikroba lain terhadap sampel. Selama dalam pengiriman ke laboratorium
maka sifat sampel harus dijamin tidak mengalami perubahan sejak sampel diambil,
dikemas dan dikirim ke laboratorium. Bila sampel berada dalam keadaan beku, harus
terlebih dahulu dilelehkan dan pelelehan sedapat mungkin dilemari pendingin atau
pada suhu kurang dari 450C selama paling lama 15 menit. Bila menggunakan suhu
tinggi sebaiknya sampel diaduk secara teratur. Untuk sampel beku yang mudah
meleleh seperti es krim, maka dapat diuji tanpa dilelehkan terlebih dahulu. Untuk
sampel padat seperti daging mentah, harus terlebih dahulu dicincang sebelum
dihomogenkan. Bila hanya ada satu sampel ditujukan untuk berbagai pengujian,
maka sampel untuk uji mikrobiologi dicuplik terlebih dahulu sebelum pengujian
lainnya dilakukan.

9
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
2.3. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.3.1 Alat
a. Kantong plastik steril/ botol steril
b. Sarung tangan
c. Sendok steril
d. Pisau pemotong steril
e. Pinset steril
f. Kertas label
g. Termos/ice box
h. Alkohol
i. Timbangan
j. Labu erlenmeyer
k. Pipet steril
l. Autoclave
m. Waterbath
n. Kapas
o. Tali kenur
p. Aluminium foil
q. Termometer
r. Timbangan
s. Formulir pemeriksaan
t. Lampu spirtus
u. Korek api
v. Stapler machine
w. Spidol
x. Tas sampling

2.3.2. Bahan
a. Sampel makanan dan minuman
b. Air Pepton
c. Alkohol 70%
d. Formulir Pengambilan Sampel
e. Alat tulis

10
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
2.3.3. LOKASI PRAKTIKUM
Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, sesuai jadual
yang telah diatur.

2.3.4. PROSEDUR KERJA


2.3.4.1. Pengambilan Sampel Makanan
a. Siapkan alat dan bahan
b. Sterilkan alat yang akan digunakan mengambil sampel dengan cara :
1) Sterilisasi basah untuk media tanam (larutan pengencer pepton
water)
a) Siapkan labu erlenmeyer yang berisi larutan pengencer pepton
water 90 ml dengan jumlah sesuai kebutuhan
b) Sumbat labu erlenmeyer dengan kapas, tutup dengan aluminium
foil / kertas payung, lalu diikat dengan tali kenur.
c) Sterilkan ke dalam autoclave suhu 121 oC selama 15 menit
d) Setelah disterilkan, masukkan ke dalam waterbath, dan cek
suhunya sampai 55-60 oC untuk selanjutnya digunakan dalam
preparasi sampel.
2) Penggunaan Alkohol 70% (kantong plastik)
a) Usap plastik dengan kapas yang telah diberi alkohol 70%
b) Sampel siap dimasukkan ke dalamnya.
3) Sterilisasi basah untuk alat dari bahan steinless steel (gunting,
pinset, sendok)
a) Cuci bersih semua alat yang akan disterilkan, lalu keringkan
b) Bungkus alat dengan aluminium foil
c) Steril menggunakan autoclave/ oven, steril menggunakan suhu
121 oC selama 20 menit atau 134-135 oC selama 15 menit.
d) Alat siap digunakan
c. Siapkan formulir pengambilan sampel sampel,. Formulir berisi
: Kode sampel, lokasi pengambilan sampel makanan (nama
TPM, alamat, tanggal pengambilan sampel, jenis sampel,
parameter yang diperiksa dan nama petugas)
d. Mintalah makanan kepada pengusaha sebanyak satu porsi,
kemudian dibayar sebagaimana biasanya, sehingga dapat

11
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
dicegah kemungkinan diberikannya contoh yang sudah
dipersiapkan sebelumnya.
e. Ambil makanan ± 100 – 200 gram dari porsi ke dalam wadah
sampel secara steril, yaitu dengan menggunakan sendok dan
pisau yang steril. Bila diperlukan untuk sterilisasi di lapangan,
pisau dipanaskan di atas lampu spirtus beberapa saat dan
ditunggu sampai pisau kembali dingin, baru digunakan untuk
memotong sampel makanan. Makanan dimasukkan ke dalam
kantong plastik dengan ketentuan sbb:
1) Apabila pemeriksaan dilakukan secara total, maka semua
makanan dimasukkan ke dalam satu wadah plastik steril
(dicampurkan)
2) Apabila pemeriksaan dilakukan untuk setiap jenis makanan,
maka setiap makanan dimasukkan ke dalam wadah sendiri-
sendiri yang terpisah. Untuk itu diperlukan wadah yang
cukup banyak sesuai dengan banyaknya jenis makanan.
f. Lipat kantong plastik sampel pada bagian atas beberapa kali
lipatan kemudian distekker dengan stapler machine.
g. Beri label pada kantong plastik yang telah berisi sampel
makanan yang berisi nomor kode dan tanggal pengambilan.
h. Kirim sampel ke laboratorium dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1) Segera setelah pengambilan sampel harus sudah sampai di
laboratorium pemeriksa dalam waktu 1 x 24 jam.
2) Bila keadaan tidak memungkinkan, maka sampel harus
dibungkus dengan aluminium foil dan ditempatkan pada
suhu di bawah 40o C selama dalam penyimpanan dan
perjalanan
3) Simpan sampel makanan dalam termos atau ice box.

2.3.5. Preparasi Sampel Makanan Jadi


a. Siapkan larutan pengencer pepton water yang sudah disterilkan dalam labu
erlenmeyer @ 90 ml
b. Timbang sampel secara steril sebanyak 10 gram

12
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
c. Gerus/hancurkan sampel makanan tersebut secara steril dengan menggunakan
blender/lumpang dan alu
d. Masukkan sampel yang sudah hancur ke dalam labu erlenmeyer yang berisi
pepton water secara steril.
e. Sampel siap diperiksa

2.3.6. Pengambilan Sampel Minuman


a. Siapkan alat dan bahan
b. Apabila sampel hendak diencerkan, maka sampel dibuka secara steril, ambil
10 ml sampel lalu masukkan ke dalam larutan pengencer pepton water 90 ml
secara steril (pengenceran 10 x). Namun apabila sampel tidak perlu
diencerkan (misalnya air mineral dalam gelas/botol, air teh, dll), maka sampel
dibuka secara steril dengan didekatkan pada lampu spirtus yang menyala.
c. Sampel siap diperiksa

2.3.7. HASIL PRAKTIKUM


Sampel makanan yang telah dihancurkan, dicampur dengan larutan pengencer
(pepton water) secara steril. Semua kegiatan dilakukan secara aseptis.

2.3.8. PENILAIAN HASIL PRAKTIKUM

Kategori Penilaian
Baik : Tiap tahapan dilakukan secara aseptis, volume atau berat sampel diambil
secara tepat dan mengindahkan prinsip sterilitas dalam setiap kegiatan.
Kurang : : Tiap tahapan dilakukan tidak secara aseptis, volume atau berat sampel
diambil tidak tepat dan kurang mengindahkan prinsip sterilitas dalam
setiap kegiatan.

2.3.9. TUGAS
a. Buat bagan tahapan pengambilan sampel makanan hingga tahapan
preparasi sampel.
b. Buat pelaporan sementara dengan format : Judul Praktikum, Tujuan Praktikum,
Tanggal Praktikum, Waktu Praktikum, Lokasi Praktikum, Dasar Teori, Alat dan
Bahan, Prosedur Praktikum, Hasil, Kesimpulan, Pustaka.

13
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
2.3.10. KESIMPULAN
Setelah dilakukan proses pengambilan dan tahapan preparasi sampel makanan
dan minuman, buat kesimpulan.

2.3.11. EVALUASI
a. Sebutkan jenis-jenis dan fungsi media pertumbuhan mikroba.
b. Bagaimana cara membuat larutan media pengencer, jika sampel yang diperiksa
sebanyak 5 sampel.
c. Bagaimana sterilisasi alat dan media pertumbuhan mikroba.

14
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL USAP DUBUR 3
(RECTAL SWAB) SECARA MIKROBIOLOGIS

3.1. TUJUAN :
 Mahasiswa mengetahui pertimbangan dan prinsip pengambilan sampel rectal
swab secara aseptis
 Mahasiswa dapat melakukan praktik teknik pengambilan sampel rectal swab
secara aseptis

3.2. PENDAHULUAN
Kualitas makanan olahan sangat bergantung pada kualitas bahan baku yang digunakan,
kebersihan tempat pengolahan, kesehatan penjamah, dan kebersihan alat makan dan
masak yang digunakan. Penjamah makanan mempunyai peran yang sangat besar dalam
proses pengolahan makanan karena penjamah makanan dapat memindahkan bakteri pada
makanan apabila mereka tidak menjaga higiene perorangan, seperti tidak mencuci tangan
sebelum memegang makanan. Selain itu, kondisi sanitasi yang tidak memenuhi syarat
juga dapat menentukan kualitas makanan yang disajikan, karena berbagai penyakit dapat
terjadi akibat kondisi sani
tasi yang tidak memenuhi syarat. Beberapa penyakit yang diakibatkan dari
mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri dan kondisi
sanitasi yang buruk adalah kejang perut, diare berdarah, gangguan ginjal pada anak - anak
(fatal), gangguan saraf pada lansia, kegagalan ginjal, gastroentritis, keracunan makanan.
Oleh karena itu, untuk mengetahui kesehatan penjamah makanan, maka dapat dilakukan
pengambilan sampel usap dubur (rectal swab) untuk kemudian diperiksa bakteri
patogennya.

3.3.ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Lidi kapas steril
b. Sarung tangan
c. Spidol
d. Kertas label
e. Termos/ice box
f. Alkohol

15
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
g. Timbangan
h. Pipet steril
i. Autoclave
j. Tali kenur
k. Timbangan
l. Formulir pemeriksaan
m. Lampu spirtus
n. Korek api
o. Alat makan dan alat masak (sendok, piring, garpu, mangkok, gelas, cangkir,
wajan, panci, dll)

2. Bahan
a. Media transport cairan buffer dalam botol @ 10 ml
b. Alkohol 70%
c. Alat tulis
d. Kertas label
e. Formulir pengambilan sampel

3.4.LOKASI PRAKTIKUM
Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, sesuai jadual
yang telah diatur.

3.5.PROSEDUR KERJA
Pengambilan Sampel Usap Dubur Penjamah (Rectal Swab)
a. Persiapkan segala sesuatu untuk pemeriksaan usap dubur termasuk perispan,
botol media transport, lidi kapas steril, alkohol, dan spirtus
b. Semprot tangan petugas dengan alcohol 70% sebelum dan setelah
menggunakan sarung tangan.
c. Penderita diambil usap duburnya dengan posisi menungging (rukuk atau
sujud) kedua belah tangannya memegang masing-masing pinggulnya.
d. Pemeriksa berdiri di samping kiri (bagi yang kidal sebaliknya) dari penderita
e. Tangan kiri pemeriksa memegang dan melebarkan lubang anus ke arah
samping kiri kanan dengan merenggangkan dengan jari tangan kiri.
Kemudian tangan kanan bersiap dengan lidi kapas steril dan dimasukkan ke
dalam anus secara perlahan, diputar searah jarum jam dengan arah kira-kira

16
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
sejajar dengan badan penderita dan lidi kapas harus masuk sedalam kurang
lebih 1 inchi (2,54 - 3 cm)
f. Selama memasukkan lidi kapas diputar searah jarum jam dan ditarik dengan
terus memutar ke arah yang sama sampai keluar
g. Setelah lidi kapas dikeluarkan, segera masukkan ke dalam botol berisi media
transport dengan menekan-nekan ke bawah botol.
h. Lakukan prosedur usapan kedua pada penjamah makanan yang sama dengan
menggunakan kapas lidi yang sama pula. Gunting kelebihan lidi kapas
setinggi tutup botol atau bisa juga dipatahkan. Kemudian flambir bibir botol,
kemudian ditutup rapat, beri kode dan tanggal pengambilan pada kertas label.
Isi formulir pengambilan sampel , terlampir. Sampel siap dibawa ke
laboratorium.

Keterangan :
Jenis kuman yang biasa sebagai penyebab carier penyakit perut yaitu Salmonella typhy,
Salmonella paratyphy, Vibrio cholerae, Shigella, Enterobacter pathogen.
Jika sampel tiba di laboratorium dalam waktu 48 jam setelah pengumpulan, sampel dapat
diletakkan di pendingin dengan suhu 4ºC. Pathogen dapat dikembalikan dari pendingin
ke kondisi semula hingga 7 hari setelah pengumpulan specimen/sampel. Selama
transportasi, pendinginan hingga 36 jam dapat dicapai dengan pengiriman dalam kotak
yang terisolasi dengan disertakan es batu atau dry ice.
3.6. HASIL PRAKTIKUM

Sampel dalam media transport dimasukkan ke dalam coolbox telah diberi kode
sampel dan tanggal pengambilan sampel.

3.7. PENILAIAN HASIL PRAKTIKUM

Kategori Penilaian
Baik : Pengambilan sampel dilakukan secara aseptis dan pengiriman sampel
memperhatikan suhu penyimpanan sampel < 4ºC.
Kurang : Pengambilan sampel tidak dilakukan secara aseptis dan pengiriman sampel
tidak memperhatikan suhu penyimpanan sampel < 4ºC.

3.8. TUGAS
Buat bagan alur pengambilan sampel rectal swab untuk pemeriksaan bakteriologis.

17
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
Gambarkan dan sebutkan bagian saluran anus.

3.9 KESIMPULAN
Setelah dilakukan proses pengambilan sampel rectal swab terhadap penjamah
makanan, buat kesimpulan.

3.10. EVALUASI
a. Sebutkan jenis media yang digunakan sebagai media transport pengambilan sampel
rectal swab
b. Berapa kebutuhan media jika pengambilan sampel dilakukan terhadap 15 penjamah
makanan.

18
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL USAP ALAT
4
MAKANAN SECARA MIKROBIOLOGIS

4.1. KOMPETENI YANG AINGIN DICAPAI

Mahasiswa terampil mengambil sampel usap alat makanan secara bakteriologis

4.2. TUJUAN :
 Mahasiswa mengetahui pertimbangan dan prinsip pengambilan sampel usap alat
makan/masak secara aseptis
 Mahasiswa dapat melakukan praktik teknik pengambilan sampel usap alat
makan/masak secara aseptis

4.3. DASAR TEORI


Kualitas makanan olahan sangat bergantung pada kualitas bahan baku yang
digunakan, kebersihan tempat pengolahan, kesehatan penjamah, dan kebersihan alat
makan dan masak yang digunakan. Untuk mengetahui kualitas dari alat makan
maupun masak yang digunakan untuk mengolah makanan, maka dapat dilakukan
pengambilan sampel usap alat. Adapun tujuan dari pengambilan sampel usap alat
bertujuan sebagai bahan pemeriksaan angka kuman kuman yang ada pada peralatan
makan agar dapat diketahui sejauh mana tingkat hygienis atau kebersihan peralatan
makan yang digunakan

4.4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM


4.4.1. Alat
a. Lidi kapas steril
b. Sarung tangan
c. Spidol
d. Kertas label
e. Termos/ice box
f. Alkohol
g. Timbangan
h. Pipet steril
i. Autoclave
j. Tali kenur

19
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
k. Timbangan
l. Formulir pemeriksaan
m. Lampu spirtus
n. Korek api
o. Alat makan dan alat masak (sendok, piring, garpu, mangkok, gelas,
cangkir, wajan, panci, dll)

4.4.2. Bahan
a. Media transport cairan buffer dalam botol @ 10 ml
b. Alkohol 70%
c. Alat Tulis
d. Form Pengambilan Sampel
e. Kertas label

4.4.3. LOKASI PRAKTIKUM


Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, sesuai
jadual yang telah diatur.

4.4.4. PROSEDUR KERJA


Pengambilan Sampel Usap Alat Makan/Masak
a. Siapkan sarung tangan yang steril untuk mulai pengambilan sampel
b. Alat makan/masak yang akan diperiksa masing-masing diambil 4-5 buah
tiap jenis yang diambil acak dari tempat penyimpanan
c. Persiapkan catatan formulir pemeriksaan dengan membagi alat
masak/makan dalam kelompok-kelompok
d. Persiapkan lidi kapas steril, kemudian buka tutup botol dan masukkan lidi
kapas steril ke dalamnya
e. Lidi kapas steril dalam botol ditekan ke dinding botol untuk membuang
airnya, baru diangkat dan diusapkan pada setiap alat-alat yang diusapkan
sampel satu kelompok selesai diusap. Permukaan tempat alat/perabot yang
diusap yaitu :
1) Cangkir dan gelas : permukaan luar dan dalam bagian bibir setinggi 6
mm (π r2 t)
2) Sendok : permukaan bagian luar dan dalam seluruh mangkok sendok
3) Garpu : permukaan bagian luar dan dalam alat penusuk

20
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
4) Piring : permukaan dalam tempat makanan diletakkan
f. Cara melakukan usapan pada :
1) Cangkir dan gelas dengan usapan mengelilingi bidang permukaan
2) Sendok dan garpu dengan usapan seluruh permukaan luar dan dalam
3) Piring dengan 2 (dua) usapan pada permukaan tempat makanan dengan
menyilang siku-siku antara garis usapan yang satu dengan garis usapan
kedua, dengan menggunakan bantuan jendela swab steril ukuran luas 8
inchi (50 cm2).
g. Setiap bidang permukaan yang diusap dilakukan tiga kali berturut-turut
dan satu lidi kapas digunakan untuk satu kelompok alat makan yang
diperiksa
h. Hal yang sama dilakukan pada peralatan masak, setiap usapan seluas 8 inci
persegi atau 50 cm2 dilakukan tiga kali berturut-turut dan dianggap satu
kelompok setelah dilakukan luas permukaan sebanyak 5 kali @luasnya 8
inci persegi
i. Untuk setiap habis mengusap satu alat dari satu kelompok selalu
dimasukkan ke dalam botol cairan diputar-putar dan ditekan ke dinding
botol bagian dalam, demikian dilakukan berulang-ulang sampai semua
kelompok diambil usapnya
j. Pada usapan peralatan makan /masak setiap usapan alat harus mencapai
luas sekitar 8 inci persegi atau 50 cm 2 dan dilakukan lima kali (tempat)
sehingga cukup mencapai luas 40 inci persegi atau 256 cm2 permukaan (1
inci=6,4 cm2)
k. Setiap satu kelompok menggunakan satu swab yang diusapkan dengan
cara seperti butir e
l. Setelah semua kelompok alat makan/ peralatan masak selesai diusap,
kapas lidi dimasukkan ke dalam botol, kocok dengan cara lidi kapas
diaduk dalam cairan media transport, lalu lidinya dipatahkan atau
digunting dan bibir botol dipanaskan dengan api spirtus baru ditutup
sekerupnya.
m. Beri kode dan tanggal pada kertas label. Tulis data-data sebagaimana yang
tertera pada formulir pengambilan sampel dan kirim ke laboratorium.
Adapun data yang tertera dalam formulir pengambilan sampel mencakup:
1) Nama pengirim

21
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
2) Alamat pengirim
3) Kode sampel
4) Tanggal/jam pengambilan sampel
5) Tanggal pengiriman sampel
6) Jenis sampel
7) Lokasi pengambilan sampel
8) Jenis pemeriksaan
9) Tanda tangan pengirim

Adapun teknik swab yang lain pada uji mikrobiologi dapat dilakukan
seperti pada gambar berikut ini :

Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, swap stick steril, jendela swab (tr
V
Masukkan swap stick steril ke pelarut utk diusapkan ke seluruh permukaan

Keterangan :
Standart yang ditetapkan dalam Permenkes RI No.
1096/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG HIGIENE SANITASI
JASABOGA , bahwa angka kuman peralatan makanan = 0 cfu/ cm2.
Angka kuman E.coli nol koloni/ml atau 0 koloni / gr
(Standar angka bakteri perabotan makan maksimal 500 koloni untuk 50 cm2 atau
10 koloni per cm2 permukaan.)

22
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
4.4.5. HASIL PRAKTIKUM

Sampel dalam media transport dimasukkan ke dalam coolbox telah diberi kode

sampel dan tanggal pengambilan sampel.

4.4.6. PENILAIAN HASIL PRAKTIKUM

Kategori Penilaian
Baik : Pengambilan sampel dilakukan secara aseptis dan pengiriman sampel
memperhatikan suhu penyimpanan sampel < 4ºC.
Pengambilan sampel sesuai dengan tatacara pengambilan sampel usap alat
makan/masak (jumlah dan cara melakukan)
Kurang : Pengambilan sampel tidak dilakukan secara aseptis dan pengiriman
sampel tidak memperhatikan suhu penyimpanan sampel < 4ºC.
Pengambilan sampel tidak sesuai dengan tatacara pengambilan sampel
usap alat makan/masak (jumlah dan cara melakukan)

4.4.7. TUGAS

Buat bagan alur pengambilan sampel usap alat makan/masak untuk pemeriksaan
bakteriologis.
Gambarkan teknik pengambilan sampel usap alat makan/masak pada masing-
masing jenis alat makan/masak.

4.4.8. KESIMPULAN

Setelah dilakukan proses pengambilan sampel rectal swab terhadap


penjamah makanan, buat kesimpulan.

4.4.9. EVALUASI
a. Sebutkan jenis media yang digunakan sebagai media transport pengambilan
sampel usap alat makan/masak.
b. Berapa kebutuhan media jika pengambilan sampel dilakukan terhadap 5 jenis
alat makan.

23
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
5
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL NYAMUK

5.1. KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI:

Mahasiswa terampil mengambil sampel nyamuk dari berbagai bentuk siklusnya


meliputi stadium telur, larva, dan dewasa serta mengidentifikasinya.

5.2. TUJUAN :
 Mahasiswa mengetahui pertimbangan dan prinsip pengambilan sampel nyamuk
pada stadium telur,larva dan dewasa
 Mahasiswa dapat melakukan praktik teknik pengambilan sampel nyamuk pada
stadium telur, larva dan dewasa guna proses pengidentifikasian.

5.3. DASAR TEORI


Nyamuk merupaan salah satu serangga Ordo Diptera, yang memiliki sepasang sayap
berbentuk membrane. Tubuhnya yang kecil dengan enam kaki panjang. Ukuran
tubuh nyamuk berbeda-beda, tapi tidak lebih dari 15 mm dengan berat tubuh 2 – 2,5
mg. Jumlah spesies nyamuk mencapai 2.700 jenis di dunia. Nyamuk jantan tidak
menghisap darah, sedangkan nyamuk betina menghisap darah untuk mendapatkan
protein dan pembentukan telur. (Hendra Widodo, 2013).
Semua jenis nyamuk membutuhkan air untuk hidupnya, karena larva nyamuk
melanjutkan hidupnya di air dan hanya bentuk dewasa yang hidup di darat. Telur
biasanya diletakkan di atas permukaan air satu per satu atau berkelompok. Dalam
satu kelompok biasa terdapat puluhan atau ratusan ribu telur nyamuk. Telur dapat
bertahan hidup dalam waktu yang cukup lama dalam bentuk dorman (tidak aktif
karena kondisi kering). Namun, bila air cukup tersedia, telur- telur itu biasanya
menetas 2-3 hari sesudah diletakkan. Sehingga teknik pengambilan sampel telur
nyamuk adalah menggunakan ovipositiontrap (ovitrap) yang dimodifikasi dengan
kain keras yang diletakkan di bagian dalam wadah yang berfungsi sebagai tempat
peletakkan telur nyamuk.
Stadium larva memerlukan waktu kurang lebih satu minggu. Perkembangan larva
dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah temperatur, cukup tidaknya bahan
makanan, ada tidaknya pemangsa dalam air dan lain sebagainya. Upaya pengambilan

24
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
sampel dalam stadium larva memerlukan pipet untuk memindahkan larva dari
container ke botol sampel.
Nyamuk dewasa yang baru keluar dari pupa berhenti sejenak di atas permukaan air
untuk mengeringkan tubuhnya terutama sayap – sayapnya dan sesudah mampu
mengembangkan sayapnya, nyamuk dewasa terbang mencari makan. Teknik
pengambilan sampel dalam stadium dewasa ini dengan cara human baiting (umpan
badan).

Teknik pengambilan sampel nyamuk diperlukan untuk mendukung proses


identifikasi. Pengumpulan dan penangkapan nyamuk merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk mendapatkan data entomologi tentang nyamuk pada suatu wilayah
tertentu. Berbagai informasi dapat diperoleh dari kegiatan ini, diantaranya
mengetahui jenis nyamuk yang kontak dengan orang atau binatang, mengetahui jenis
nyamuk yang hinggap di dalam rumah atau di semak luar rumah baik sebelum
maupun setelah menggigit orang. Kita juga dapat menghitung kepadatan vector
nyamuk pada lokasi penangkapan termasuk mengtahui besaran angka gigitan pada
manusia. Selain itu dengan pengumpulan jentik nyamuk kita dapat mengetahui jenis
nyamuk yang berada di tempat perindukan tersebut.

Dalam teknik pengambilan telur nyamuk dapat dilakukan dengan cara langsung
mencari dan mengumpulkan telur yang ditemukan di tempat perindukan atau dengan
cara tidak langsung, yaitu memasang tempat perindukan buatan sebagai jebakan agar
nyamuk bertelur di dalamnya. Pengumpulan larva (jentik) dari lingkungan dapat
dilakukan dengan cara langsung, yaitu melakukan kegiatan pencidukan atau
pemipetan larva dari tempat-tempat perindukan nyamuk. Selain untuk mengetahui
jenis jentik nyamuk yang terkumpul, kegiatan ini juga dapat untuk melakukan
penghitungan kepadatan jentik pada suatu wilayah. Observasi berbagai tempat
perindukan nyamuk sebaiknya dilakukan mendahului pengumpulan jentik sehingga
pada saat kegiatan pengumpulan kita dapat langsung mengetahui lokasi yang
menjadi sasaran pencidukan jentik dari tempat perindukannya.
Beberapa peralatan dibutuhkan dalam pengumpulan jentik, diantaranya adalah 1)
cidukan jentik fungsinya sebagai alat untuk mengambil jentik nyamuk dari tempat
perindukannya. Bentuk cidukan dapat bermacam-macam menyesuaikan bentuk dan
posisi tempat perindukannya. 2) Botol jentik digunakan sebagai wadah penyimpanan

25
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
jentik nyamuk yang terkumpul dari lapangan. Setiap botol sebaiknya digunakan
untuk menyimpan jentik nyamuk dari titik pengambilan yang sama. 3) Pipet tetes
ujung tumpul digunakan untuk memindahkan jentik nyamuk dari cidukan ke dalam
botol penyimpan. Ujung pipet dibuat tumpul agar jentik dalam berbagai ukuran dapat
dengan mudah masuk ke dalam pipet sehingga dapat dipindahkan. 4) Kertas label
mutlak diperlukan untuk memberikan kode tertentu pada botol penyimpanan jentik
sehingga tidak tertukar lokasi titik pengambilan jentiknya. 5) Formulir survey juga
dibutuhkan untuk mencatat segala informasi yang diperoleh baik mengenai kondisi
sebelum dan setelah pengambilan jentik maupun informasi lingkungan sekitar yang
diperlukan.

Adapun teknik lain dengan cara tidak langsung adalah dengan memasang tempat
perindukan buatan sebagai jebakan agar nyamuk bertelur di dalamnya

5.4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM


5.4.1. Alat :
a. Ovitrap
b. Pipet
c. Gayung
d. Lampu senter
e. Aspirator/ jarring dari kassa lembut atau kelambu

5.4.2. Bahan :
a. Kain keras
b. Air
c. Botol sampel/ cup penampung
d. Alat Tulis

5.4.3. LOKASI PRAKTIKUM


Guna pemasangan peralatan ovitrap, pengambilan/pengumpulan telur, larva
dan nyamuk dewasa, kegiatan dilakukan di lapangan (di luar laboratorium
entomologi).

5.4.4. PROSEDUR PRAKTIKUM


A, Teknik Pengambilan Sampel Telur Nyamuk
 Siapkan ovitrap yang terbuat dari gelas plastik yang dilapisi kain keras
di permukaan atas dan bersinggungan dengan permukaan air

26
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
 Letakkan ovitrap di sekitar container yang biasa terisi air
 Biarkan ovitrap ± 24 jam
 Amati telur nyamuk yang menempel di kain keras ovitrap
 Lakukan identifikasi jenis telur nyamuk
 Lakukan labelling
B. Teknik Pengambilan Sampel Larva Nyamuk
 Sinari container yang terdapat larva nyamuk
 Gayung air tempat larva nyamuk berada
 Pipet larva nyamuk yang telah ditemukan dalam gayung
 Masukkan dalam botol sampel
 Lakukan identifikasi jenis larva nyamuk, dengan cara :
 Pipet larva dan diletakkan pada kaca obyek glass.
 Matikan larva dengan menambahkan alkohol 70% (mematikan larva
dapat juga dilakukan dengan penambahan alcohol 70% pada botol
sampel (botol pengumpul dengan menggantikan air dengan alcohol
70%).
 Tutup dengan kaca penutup/ cover glass.
 Lakukan identifikasi secara mikroskopis menggunakan kunci
identifikasi yang ada sesuai referensi
 Labelling
Catatan :
Angka kepadatan larva/jentik diperlukan untuk mengetahui estimasi
populasi dari suatu tempat perindukan. Semakin besar angka kepadatan
jentik tentu dapat diasumsikan semakin banyak pula populasi vektor
penyakit di suatu wilayah sehingga peluang penularan penyakitnya
akan lebih tinggi. Angka kepadatan jentik ini menunjukkan rata-rata
jentik nyamuk tertangkap untuk setiap spesies dari seluruh pencidukan
yang dilakukan pada suatu tempat perindukan. Dapat dihitung dengan
formula berikut :

Angka kepadatan jentik = Jumlah jentik tertangkap per spesies /


Jumlah pencidukan jentik

27
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
Sebagai contoh apabila dalam suatu tempat perindukan dilakukan
pencidukan jentik sebanyak 100 kali ditemukan jentik Culex sebanyak
26 ekor, jentik Anopheles sebanyak 35 ekor maka dapat dihitung
kepadatan jentik Culex sebesar 26/100 = 0,26 sedangkan kepadatan
jentik Anopheles sebesar 35/100 = 0,35. Hal ini artinya angka
kepadatan jentik Anopheles relative lebih tinggi dibandingkan
kepadatan jentik Culex pada tempat perindukan tersebut.

C. Teknik Pengambilan Sampel Nyamuk Dewasa


 Lakukan human baiting (umpan badan)/ media hinggap di tempat yang
sekiranya terdapat nyamuk/ tempat peristirahatan nyamuk.
 Ketika nyamuk dewasa menempel pada kulit badan, segera hisap
nyamuk menggunakan aspirator, sebaiknya arah lubang pipa aspirator
dari bagian ekor nyamuk. (Tangan kanan memegang batang aspirator)
 Tutuplah bagian ujung lubang pipa aspirator dengan jari tangan kiri.
 Masukkan nyamuk yang telah tertangkap ke dalam botol sampel/ tabung
bertutup dengan meniup aspirator untuk mendorong nyamuk agar keluar
dari batang pipa aspirator hingga masuk ke dalam botol/tabung sampel.
Setelah itu kita tarik aspirator dari dalam botol/tabung sampel dan segera
kita tutup kembali lubang kasa pada botol/tabung sampel dengan
kapas/kasa agar nyamuk tidak keluar.
 Lakukan labelling untuk proses identifikasi.

Gambar 1. Aspirator yang merupakan Alat Penangkap Nyamuk Dewasa

28
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
Menangkap nyamuk dewasa dapat juga dilakukan dengan menggunakan
jaring. Adapun caranya adalah sebagai berikut :
a. Tentukan lokasi keberadaan nyamuk dengan kepadatan yang tinggi.
b. Jaring yang terbuat dari kain kasa lembut seperti bahan kain kelambu
diayunkan guna nyamuk terperangkap didalamnya.
c. Nyamuk yang terperangkap di dalam jaring selanjutnya dipindahkan ke
dalam cup wadah /botol sampel dengan bantuan aspirator.
(Teknik ini akan lebih mempecepat pekerjaan penangkapan nyamuk
apabila dibandingkan dengan penangkapan satu per satu menggunakan
aspirator)
d. Beri labelling.

Gambar 2. Jaring Penangkap Nyamuk


5.4.5. HASIL PRAKTIKUM
Ditemukan telur, larva dan nyamuk di lokasi perindukan nyamuk.

5.4.6. PENILAIAN TERHADAP HASIL


* Pengumpulan telur, larva/jentik, dan nyamuk ditemukan pada lokasi yang
mendukung kehidupan nyamuk.
* Dapat mengestimasi jenis nyamuk yang ditemukan berdasarkan kebiasaan
hidup nyamuk dan karakteristiknya sesuai referensi teoritis.

5.4.7. TUGAS
Membuat uraian mengenai : morfologi, karakteristik habitat nyamuk, kebiasaan
nyamuk (bertelur dan menggigit) siklus hidup nyamuk.

29
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
5.4.8. KESIMPULAN
Telur, larva, dan nyamuk ditemukan pada lingkungan yang mendukung bagi
perkembangbiakan perindukannya. Beberapa faktor lingkungan memberikan
kontribusi bagi perkembangbiakan nyamuk.

5.4.9. EVALUASI
1. Sebutkan faktor-faktor yang mendukung perkembangbiakan nyamuk.
2. Sebutkan ciri-ciri telur, larva dan nyamuk berdasarkan jenisnya.

30
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
6
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL LALAT

6.1. KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI:

Mahasiswa terampil me ngambil sampel lalat stadium dewasa

6.2. TUJUAN :
 Mahasiswa mengetahui pertimbangan dan prinsip pengambilan sampel lalat
stadium dewasa
 Mahasiswa dapat melakukan praktik teknik pengambilan sampel lalat pada
stadium dewasa guna proses pengidentifikasian.

6.3. DASAT TEORI

Lalat menimbulkan gangguan secara ekstrim dengan kehadiran mereka yang


konstan memberikan kesan kotor dan kumuh serta yang lebih penting bahwa lalat
merupakan vector pembawa penyakit Escheria coli ( muntaber ) dan Salmonella
thyposa ( tipes ). Organisme patogenik ini terbawa oleh lalat dari tempat sampah,
kotoran atau sumber lainnya yang kemudian ditransfer melalui mulut, bagian tubuh,
kotoran manusia atau makanan ternak.
Lalat berkembang biak dengan metamorfosis sempurna yang dimulai dari telur,
larva, pupa dan imago. Lalat rumah mulai bertelur beberapa hari setelah keluar dari
pupa, jumlah telur yang dihasilkan 5-6 kelompok dengan jumlah 75-100, telur putih
dan oval. Pada musim panas, telur akan menetas dalam 12-24 jam menjadi larva
yang berwarna krem didalam makanan dimana mereka tetaskan . Larva akan tumbuh
menjadi pupa dalam 4-7 hari pada musim panas. Siklus hidup lalat berlangsung 7 –
45 hari . Siang hari lalat rumah akan beristirahat dilantai, dinding, dan langit – langit
dalam ruangan, tumbuhan, pagar, sampah, dan permukaan lainnya. Sedangkan
malam hari akan beristirahat pada langit – langit, kabel listrik dan gantungan lampu
dalam ruangan, pagar, tepi – tepi bangunan dan tanaman.
Lalat hijau dan lalat biru mempunyai siklus hidup yang relative pendek. Mereka
berkembang dari telur sampai dewasa hanya 9 – 21 hari . telur dilettakkan pada
material hewan yang telah membusuk atau potongan sayuran. Larva makan material
ini sekitar 2 – 10 hari dan kemudian masuk kedalam tanah untuk menjadi

31
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
pupa. Mereka tertarik pada bangkai daging dan sayuran yang membusuk. Lalat
merupakan merupakan serangga fototropik atau serangga yang tertarik cahaya,
hingga posisi vertical dan ketinggiannya lebih dari 5 meter. Lalat sangat tertarik pada
gula, susu, makanan olahan, darah, bangkai serta kotoran hewan dan manusia. Lalat
memiliki kemampuan terbang yang baik, lalat rumah mempunyai kemampuan
terbang mencapai 20 km sedangkan lalat hijau dan lalat biru hanya mampu terbang
sejauh 6 – 9 km.

6.4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM


6.4.1. Alat
* Fly grill/fly trap
* Hand counter
6.4.2. Bahan
* Alat tulis

6.4.2. LOKASI PRAKTIKUM


Guna pemasangan peralatan fly trap, pengambilan/pengumpulan lalat
dewasa dilakukan di lapangan (di luar laboratorium entomologi) yang
memiliki karakteristik lokasi sesuai referensi.

6.4.3 PROSEDUR PRAKTIKUM


 Letakkan fly trap di tempat yang sekiranya banyak lalat
 Biarkan fly trap sampai ada lalat yang tertangkap
 Masukkan lalat dalam botol sampel, dan diberi label.
 Lakukan identifikasi lalat
Pengukuran kepadatan lalat dengan cara sebagai berikut :
1. Fly grill diletakkan mendatar pada titik lokasi pengukuran
2. Setiap titik lokasi dilakukan 10x pengukuran
3. Selama 30 detik lalat yang hinggap di fly grill dihitung dengan bantuan
hand counter.
4. Setelah prosedur diatas dilakukan, kepadatan lalat dicatat dalam lembar
isian. Formulir ini diisi tiap kali pengukuran dengan lama waktu 30 detik.
Penentuan tingkat kepadatan lalat dihitung dengan cara diambil 5 dari 10

32
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
pengukuran yang paling banyak, selanjutnya hasil di rata-rata. Hasil ini
dibandingkan dengan standard berikut :
Index Kepadatan lalat :
 Jarang : ≤ 2
 Sedang : >2-20
 Tinggi : > 20

6.6. HASIL
Penempatan alat perangkap lalat ditempatkan pada lokasi sesuai referensi.

6.7. PENILAIAN HASIL


Kemampuan dalam meletakkan perangkap lalat (fly trap) sesuai dengan referensi.

6.4.4. TUGAS
a. Buat maaping lokasi peletakan fly trap
b. identifikasi lokasi yang menjadi tempat kesenangan lalat.

6.4.5. KESIMPULAN
Lalat yang ditemukan pada lingkungan yang mendukung bagi
perkembangbiakan perindukannya. Beberapa faktor lingkungan memberikan
kontribusi bagi perkembangbiakan lalat.

6.4.7. EVALUASI
1. Sebutkan faktor-faktor yang mendukung perkembangbiakan lalat.
2. Sebutkan ciri-ciri lalat berdasarkan jenisnya.

33
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
7
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL TIKUS

7.1. KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI:

Mahasiswa terampil mengambil contoh tikus dewasa

7.2. TUJUAN :
 Mahasiswa mengetahui pertimbangan dan prinsip pengambilan sampel tikus stadium
dewasa
 Mahasiswa dapat melakukan praktik teknik pengambilan sampel tikus pada
 stadium dewasa guna proses pengidentifikasian.

7.3. DASAR TEORI:


Tikus merupakan salah satu binatang perusak dan vektor penyakit pesTikus
merupakan mamalia yang masuk dalam suku Muridae, Spesies yang sering dikenal
adalah mencit (Musssp), Tikus got (Rattus Norvegicus), Tikus Rumah (Rattus
Rattus), tikus sawah (Rattus argentiverter), wirok (bandicota sp), dan curut/celurut
(shrew).
Tanda kehadiran tikus :
 Kotoran
Tikus selalu meninggalkan kotoran disekitar aktivitasnya dan merupakan salah
satu tanda bahwa terdapatnya jejak tikus dengan melihat adanya kotoran tikus.
 Track / Jejak
Jejak tikus selalu mengikuti struktur bangunan, karena tikus bergerak dan berjalan
malam hari lebih dominan menggunakan kumis dan rambutnya yang panjang dan
berulang – ulang kali dilaluinya.
 Gigitan
Terdapat bekas gigitan akibat melakukan aktivitas mengerat pada benda – benda
untuk mengasah gigi skullnya.
 Liang / Lobang
Jalan masuk kerumahnya selalu melalu lubang dipermukaan tanah yang
dibentuknya sedemikian rupa untuk dapat memberikan perlindungan disaat panas
dan hujan serta melindunginya dari predator / pemangsa tikus sendiri dengan

34
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
menggunakan liang / lobang palsu.
 Runways
Terdapatnya warna agak kehitam – hitaman pada area yang dilalui tikus secara
berulang – ulang kali.
 Grease marks/rub marks
Untuk berusaha masuk kedalam ruangan yang tertutup tetapi diruangan tersebut
terdapat indikasi makanan maka tikus berusaha masuk kedalam rungan tersebut
dengan membuat lubang dipojok pintu atau diatas plafon dan sebagainya.
 Bercak urin
Tikus selalu meninggalkan beberapa bercak urine sebagai alat komunikasi antar
tikus lainnya. Bercak urine tikus mempunyai ciri khas tersendiri.
 Tikus hidup/mati
Terdapatnya atau terlihatnya tikus hidup yang berkeliaran didaerah tersebut atau
terdapatnya bangkai tikus.
 Suara
Ciri khas tikus selalu mengeluarkan suara yang mencicit adalah salah satu indikasi
adanya tikus didaerah tersebut.
 Bau
Meninggalkan bau yang khas pada bekas jalannya tikus yang dilaluinya secara
berulang-ulang kali untuk setiap harinya.

7.4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM


7.4.1. Alat : Life trap
7.4.2. Bahan : Alat tulis

7.4.3. LOKASI PRAKTIKUM


Guna pemasangan peralatan lifetrap, pengambilan/pengumpulan telur,
larva dan nyamuk dewasa, kegiatan dilakukan di lapangan (di luar
laboratorium entomologi).

7.4.4. PROSEDUR KERJA


 Letakkan life trap di jalur jalan tikus yang ditandai dengan adanya
minyak di sekitarnya, ada kotoran tikus dan bulu tikus
 Beri umpan makanan pada life trap

35
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
 Biarkan life trap ± 24 jam
 Setelah tikus tertangkap, lakukan identifikasi tikus

7.4.5. HASIL

Penempatan alat perangkap lalat ditempatkan pada lokasi sesuai referensi.

7.4.6. PENILAIAN HASIL

Kemampuan dalam meletakkan perangkap tikus (life trap) sesuai dengan


referensi.

7.4.7. TUGAS
a. Buat maaping lokasi peletakan life trap
b. identifikasi lokasi yang menjadi tempat penangkapan tikus.

7.4.7. KESIMPULAN

Tikus yang ditemukan pada lingkungan yang mendukung bagi


perkembangbiakan perindukannya. Beberapa faktor lingkungan
memberikan kontribusi bagi perkembangbiakan tikus.

7.4.8. EVALUASI
1. Sebutkan faktor-faktor yang mendukung perkembangbiakan tikus.
2. Sebutkan ciri-ciri tikus berdasarkan jenis dan lokasi perindukannya.

36
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
TEKNIK PENGAMBILAN CONTOH
AIR LIMBAH SECARA FISIK DAN 8
KIMIA

1. Kompetensi yang ingin dicapai


Mahasiswa terampil melakukan pengambilan contoh air limbah secara fisik dan
kimia
2. Tujuan Praktikum:
a. Tujuan umum
Mempraktikkan teknik pengambilan air limbah secara fisik dan kimia.
b. Tujuan khusus
1) Mempelajari alat dan bahan yang digunakan untuk mengambil sampel air
limbah
2) Mempraktikkan prosedur kerja pengambilan sampel air limbah domestik
untuk parameter fisik dan kimia.
3. Dasar Teori:
Hampir di setiap aktivitas yang kita lakukan, kita menghasilkan limbah,
mulai dari proses metabolisme di dalam tubuh hingga proses-proses industri yang
berbasis teknologi tinggi. Limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan
manusia baik berbentuk padat, cair ataupun gas yang dipandang sudah tidak
memiliki nilai ekonomis sehingga cenderung untuk dibuang. Pada pembahasan
kali ini adalah tentang limbah cair. Secara umum dapat dikemukakan bahwa
limbah cair adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga dan industri
serta tempat-tempat umum lainnya dan mengandung bahan atau zat yang dapat
membahayakan kesehatan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan
hidup. Limbah cair merupakan salah satu jenis sampah. Limbah cair yang terdekat
dengan kehidupan manusia sehari-hari adalah limbah rumah tangga.
Air limbah yang tidak memenuhi syarat dapat mencemari air permukaan
(sungai, sumur, dan sumber air lainnya), dan apabila dikonsumsi manusia akan
mempunyai potensi timbulnya berbagai macam penyakit perut, kulit, dan organ
tubuh lainnya. Air minum yang tercemar air limbah yang mengandung logam
berat dan sampai pada tubuh manusia yang mengkonsumsinya dapat

37
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
menyebabkan berbagai penyakit pada organ tubuh manusia (ginjal, hati, empedu,
jantung, dll).
Oleh sebab itu kualitas air limbah yang akan dibuang ke badan air harus
memenuhi syarat kesehatan sehingga diperlukan adanya pengawasan yang tepat.
Untuk memperoleh pengawasan yang tepat memerlukan penelitian di
laboratorium yang didahului dengan mengambil contoh air sampel tersebut
terlebih dahulu.

Pengertian Air Limbah


Menurut Ehless dan Steel, air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari
rumah tangga, industri, dan tempat-tempat umum lainnya dan biasanya
mengandung bahan atau zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta
mengganggu kelestarian lingkungan. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau
kegiatan yan berwujud cair. Air limbah dari suatu daerah permukiman yang telah
dipergunakan untuk berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk
menjaga lingkungan hidup yang sehat dan baik.
Pengertian AirLimbah Domestik
Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 tahun 2003
tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, yang dimaksud dengan air limbah
domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman
(real estate), rumah makan (restaurant), perkantoran, perniagaan, apartemen dan
asrama.
Menurut Sugiharto (1987), air limbah domestik adalah air yang telah
dipergunakan yang berasal dari rumah tagga atau pemukiman termasuk di
dalamnya air buangan yang berasal dari WC, kamar mandi, tempat cuci, dan
tempat memasak.
Limbah cair domestik terbagi dalam dua kategori yaitu:
1. Limbah cair domestik yang berasal dari air cucian, sepeti sabun, deterjen,
minyak dan pestisida.
2. Limbah cair yang berasal dari kaskus, seperti sabun, shampoo, tinja dan air.
Limbah cair menghasilkan senyawa organik berupa protein, kabohidrat,
lemak, dan nukleat. Bahan organik dalam limbah cair dapat terurai menjadi nitrat,

38
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
fosfat, dan karbonat, sedangkan deterjen dapat terurai menjadi fosfat. Limbah cair
domestik dapat mencemari badan air dan mengakibatkan penurunan kualitas air
bila dibuang begitu saja tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu.

Baku Mutu Air Limbah Domestik


Air limbah domestik yang dilepas ke lingkungan, khususnya kantin haruslah
memenuhi standar baku mutu air limbah domestik. Baku mutu air limbah domestik
adalah batas atau kadar unsur pencemar atau jumlah unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam air limbah domestik yang akan dilepas ke air
permukaan. Sesuai dengan lampiran Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, antara lain
berlaku bagi air limbah domestik yang bersumber dari usaha atau kegiatan
permukiman (real estate) adalah seperti tabel berikut ini :

Baku Mutu Air Limbah Domestik:


Parameter Satuan Kadar Maksimum
PH - 6 -9
BOD mg/l 100
TSS mg/l 100
Minyak dan Lemak Mg/l 10
Sumber : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun
2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik untuk Parameter PH,
BOD, TSS, Minyak dan Lemak

Cara Pengambilan Sampel Limbah Cair


Ada tiga cara dalam pengambilan sampel limbah cair, diantaranya adalah:
a). Grab sampling
Grab sampling adalah pengambilan air sesaat pada waktu tertentu, air
sesaat merupakan contoh air yang diambil pada satu kali pengambilan dari
satu lokasi. Dengan demikian data hasil pengukuran hanya mewakili kualitas
air pada saat dilakukan pengambilan dan pada titik pengambilan.
Pengambilan contoh air sesaat ditujukan untuk badan air yang kualitasnya
relatif stabil terhadap perubahan musim dan perubahan kedalaman badan air.
Sebagai contoh, air sumur dalam memiliki kualitas air yang relatif stabil,

39
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
sehingga dengan pengambilan contoh air sesaat, sudah dapat mewakili
kualitas badan air tersebut. Pengambilan contoh air sesaat juga digunakan
dalam studi pendahuluan untuk mengetahui kualitas badan air secara umum.

b). Composit sampling


Composit sampling adalah campuran contoh yang diambil dari satu titik
yang sama pada waktu yang berbeda, dengan volume yang sama. Contoh air
komposit (composite sample) adalah contoh air campuran yang diambil dari
satu lokasi dengan beberapa kali periode pengambilan dalam rentang waktu
tertentu. Periode pengambilan contoh pada umumnya dilakukan selama 24
jam dengan frekuensi pengambilan setiap 1, 2, atau 3 jam sekali.
Pengambilan juga dapat dilakukan secara kontinyu selama 24 jam
menggunakan pompa dengan debit yang konstan. Dengan demikian, data
hasil pengukuran contoh air komposit merupakan data kualitas air rata-rata
selama selang waktu tertentu. Pengambilan contoh air secara komposit
ditujukan untuk badan air yang kualitasnya berubah terhadap waktu. Sebagai
contoh, kantin yang diduga dicemari oleh buangan domestik dapat
dipastikan bahwa kualitas air akan berubah setiap waktu tergantung pada air
buangan domestik yang masuk.

c). Intregated Sampling


Integrated sampling adalah campuran contoh yang diambil dari satu
titik pada waktu yang sama, dengan titik yang berbeda. Contoh air gabungan
tempat merupakan air gabungan yang diambil secara terpisah dari beberapa
tempat dengan volume yang sama.
Maksud dan tujuan pengambilan contoh air adalah mengambil contoh dari
sampel yang akan diteliti dengan jumlah sekecil mungkin tetapi karakteristik
dan komposisinya sama dengan karakteristik sampel secara keseluruhan. Untuk
mendapatkan contoh air yang representatif diperlukan beberapa persyaratan
sebagai berikut :
a. Pemilihan lokasi yang tepat.
b. Teknik pengambilan contoh air.
c. Metode pengawetan.

40
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
Teknik Pengambilan Sampel Limbah Cair
Menggunakan SNI 6989.58 : 2008 tentang Teknik Pengambilan Air limbah,
maka prosedur yang digunakan adalah :
A. Air limbah dan Air limbah rumah tangga
1). Semua wadah yang akan diisi dengan sampel harus dibilas dengan sampel
minimal 3 kali. Pada waktu pengisian air ke dalam botol dan wadah lain
hindari terjadinya aerasi.
2). Sampel yang diperlukan terdiri dari :
1 botol oksigen (diisi penuh) untuk pemeriksaan CO2
agresif 5 Liter air contoh dalam jerigen
2 botol plastik 500 mL diisi ¾ volume, masing-masing diawetkan dengan
toluol dan H2SO4 pekat sebanyak 3 tetes.
3). Parameter lapangan yang perlu diperiksa antara lain, suhu udara dan air,
pH, sisa klor, sulfida, BOD, DO dan CO2 agresif/bebas.
4). Contoh air harus langsung dikirim ke laboratorium dengan selang waktu
maksimum 12 jam.
4. Pelaksanaan Praktikum
A. Alat:
1) Botol sampel 2 buah
2) Botol oksigen 1 bh
3) Jerigen 5 liter 1 buah
4) Gayung
5) Gunting
6) Corong
7) Aluminium foil
8) Tissue

B. Bahan :
 Sampel limbah cair
 Kertas etiket
 Spidol/alat tulis
 Pengawet

41
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
Metode Pengambilan Sampel
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah integrated
sampling atau gabungan tempat. Sampel diambil secara terpisah dari beberapa
tempat dengan volume yang sama kemudian di campur menjadi satu.

C. Prosedur kerja pengambilan sampel untuk uji fisik dan uji kimia
1) Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pengambilan sampel.
2) Botol yang akan dipergunakan untuk mengambil sampel dibersihkan terlebih
dahulu dan jangan lupa diberi label.
3) Membilas botol selama beberapa kali dengan sampel limbah cair.
4) Memasukkan sampel limbah cair yang akan diperiksa ke botol yang sudah
dibilas tadi hingga penuh. Pada waktu pengisian air ke dalam botol dan
wadah lain hindari terjadinya aerasi.
5) Menutup dengan aluminium foil terlebih dahulu sebelum ditutup dengan
tutup botolnya.
6) Memasukkan ke dalam cooling box untuk mencegah adanya perubahan yang
diakibatkan oleh kegiatan organisme.
7) Mengirim ke lab untuk pemeriksaan dengan waktu tidak boleh lebih dari 12
jam.

Catatan : Karena pengambilan sampel dilakukan dengan metode


gabungan tempat, maka sampel diambil dari tempat yang
berbeda dalam waktu yang sama dengan perbandingan
volume yang sama pula. Kemudian sampel dari beberapa
tempat dihomogenkan ke dalam jerigen. Batas waktu
maksimal untuk pemeriksaan fisika dan kimia pada
sampel limbah cair adalah 12 jam.

D. Prosedur kerja pengambilan sampel untuk uji mikrobiologi


1) Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pengambilan sampel.
2) Menutup dengan aluminium foil terlebih dahulu sebelum ditutup dengan tutup
botolnya.
3) Memasukkan ke dalam cooling box.
4) Selang waktu pengambilan sampel dengan analisa pemeriksaan maksimal 6
jam.

42
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
5) Memilih botol berwarna gelap dalam pengambilan sampel untuk menghindari
masuknya sinar matahari secara langsung.
6) Melakukan sterilisasi pada botol yang akan digunakan sebagai wadah.
7) Memasukkan sampel limbah cair yang akan diperiksa ke botol steril hingga
dua pertiga dari isi botol.
8) Membakar mulut botol sebelum ditutup.

E. Kesimpulan
Prinsip pengambilan sampel tidak boleh terjadinya aerasi yaitu masuknya
oksigen ke dalam air sampel selama proses pengambilan sampel maupun saat
pengiriman sampel ke laboratorium sampai dengan siap untuk dilaksanakan
pemeriksaan.
Beberapa cara agar tidak terjadi aerasi diantaranya mengalirkan air melalui
dinding botol, memasang pipa untuk memasukkan air sampel sampai dasar botol
sampel, mengisi sampel penuh sampai tutup sampel (tidak ada rongga udara
dalam air sampel) dan menggunakan botol gelap agar tidak menambah oksigen
melalui fotosintesis oleh ganggang atau algae karena masuknya sinar matahari.
F. Soal :
a. Mengapa dalam pengambilan sampel air untuk pemeriksaan kimia tidak boleh
terjadi aerasi?
b. Apakah pengawetan perlu dilakukan untuk pengambilan air sampel limbah
cair?
c. Lakukan pengambilan air sampel di sungai yang mengalir, sampel di pipa
outlet limbah industry dan sampel air di kolam / bak penampung limbah cair

43
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UDARA PARAMETER
KIMIA
9

A. Kompetensi yang ingin dicapai:


Mahasiswa terampil dalam melakukan pengambilan sampel udara untuk
parameter kimia
B. Tujuan
1) Mahasiswa memahami prinsip-prinsip yang dipertimbangkan pada saat
melakukan pengambilan sampel udara
2) Mahasiswa dapat mengenal peralatan dan menggunakan alat pengambil
sampel secara benar
3) Mahasiswa dapat melakukan pengambilan sampel udara dengan benar

C. Dasar Teori
Analisis dan evaluasi kadar kontaminan udara semakin penting mengingat
pengaruh polutan terhadap kesehatan. Cemaran kimia seperti gas SO2, H2S,
NH3, NOx, debu dll, dapat mengganggu kesehatan para pekerja pabrik,
laboratorium, maupun masyarakat sekeliling.
Metoda analisa kontaminan udara tidak banyak berbeda dengan analisa kimia
lainnya, kecuali diperlukan alat khusus untuk pengambilan contoh dari udara.
Ada beberapa cara sampling dan analisa udara seperti metoda “ test tube
detector” , “ impinger” , dan “ direct reading” atau metoda instrumental. Setiap
metoda mempunyai kelebihan dan kekurangan baik ditinjau dari kecepatan,
ketelitian, harga peralatan dan suku cadang. Kesemua alat di atas masih diimpor.
Di antara tiga metoda di atas, metoda impinger merupakan metoda yang sesuai
untuk kita. Metoda “ test tube detector” amat praktis, cepat dalam pengukuran,
tetapi kurang teliti serta amat bergantung pada pengadaan “ tube detector yang
sekali pakai terus dibuang. Metoda “ direct reading” , juga amat praktis, tetapi
memerlukan sensor “ high-tech” yang rawan kerusakan, berharga mahal dan
perlu kalibrasi setiap saat. Sedangkan metoda “ impinger” , memang
memerlukan waktu lebih lama tetapi menghasilkan data cukup teliti ( handal) ,

44
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
dan luas pemakaian. Peralatan “ impinger” dapat dibuat sendiri, demikian pula
reagen penangkap gas. Impinger sebagai alat sampling udara dapat
dikombinasikan dengan metoda analisa biasa ( titrasi, gravimetri, elektrometri,
spektrofoto meter dan kromatografi) sebagai alat ukur.

D. Pelaksanaan Praktikum
1. Alat
a. Meja sampling
b. Pompa hisap
c. Air flow meter
d. Midget impinger ukuran 60 ml
e. Slang plastik penghubung
f. Anemometer
g. Psycrometer
h. Kertas label
i. Botol absorben
j. Botol sampel
2. Bahan
Pereaksi penyerap untuk masing – masing jenis parameter

3. Prosedur Kerja
1. Ambil pereaksi penyerap sebanyak 20 ml sebanyak 20 ml (khusus
parameter O3 harus dibungkus dengan kertas karbon/tidak boleh kena
sinar matahari langsung)
2. Masukkan dalam midget impinger
3. Rangkaikan dengan pompa hisap, lalu hisap udara selama 30 menit
dengan laju alir 0,4 liter/menit
4. Simpan contoh dalam lemari es

45
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UDARA PARAMETER
MIKROBIOLOGI
10

A. Kompetensi yang ingin dicapai:


Mahasiswa terampil dalam melakukan pengambilan sampel udara secara
mikrobiologi.
B. Tujuan
1) Mahasiswa mengerti pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan pada saat
sebelum , saat mengukur maupun pasca melakukan pengukuran
2) Mahasiswa memahami prinsip kerja alat untuk pengambilan sampel udara
secara mikrobiologi
3) Mahasiswa dapat melakukan pengambilan sampel udara secara mikrobiologi

C. Dasar Teori:
Selain gas, partikel debu dan uap air, udara juga mengandung mikroorganisme.
Di udara terdapat sel vegetatif dan spora bakteri, jamur, dan ganggang, virus
dan kista protozoa. selama udara terkena sinar matahari, udara tersebut akan
bersuhu tinggi dan berkurang kelembabannya. Selain mikroba yang
mempunyai mekanisme untuk dapat toleran pada kondisi ini, kebanyakan
mikroba akan mati. Udara terutama merupakan media penyebaran bagi
mikroorganisme. Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila
dibandingkan dengan di air atau di tanah. Mikroba udara dapat dipelajari dalam
dua bagian, yaitu mikroba di luar ruangan dan mikroba di dalam ruangan
Kelompok mikroba yang paling banyak di udara bebas adalah bakteri, jamur
(termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalge.
Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada yang dalam bentuk vegetatif
(tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya spora).
Mikrooganisme di udara dibagi menjadi 2, yaitu mikroorganisme udara di luar
ruangan dan mikroorganisme udara di dalam ruangan. Mikroba paling banyak
ditemukan di dalam ruangan.

46
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
D. Pelaksanaan Praktikum:
a. Alat dan Bahan

1. Termometer
2. Psycrometer
3. Anemometer
4. Luxmeter
5. Petridish
6. Mikro Air Sampler
7. Lampu spirtus
8. Stopwatch
9. Timbangan analitik
10. Kertas timbang
11. Autoclave
12. Erlenmeyer
13. Aluminium foil
14. Tali rami
15. Kertas coklat
16. Etiket
17. Inkubator
18. Koloni counter
19. Spatula
20. Gelas ukur
21. Meteran
22. Kapas alkohol
23. Nutrient agar
24. Aquades

Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan


Sampel
47

48
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
b. Prosedur Kerja
1. Membuat media nutrient agar
2. Sterilkan semua alat dan tempat titik yang dilakukan pengukuran dengan
menggunakan alkohol
3. Memasang media nutrient agar yang sudah beku pada alt MAS dengan
ketinggian + 1,5 meter dari lantai
4. Menutup kembali dengan penutup berpori pada badan alat
5. Menyalakan alat dan atur daya hisapnya sesuai dengan volum ruangan
tersebut
6. Memberi etiket untuk menandai sampel dari titik oengukuran
7. Membungkus semua sampel dengan kertas coklat dan ditali rami
8. Mengeramkan di inkubator selama 2 x 24 jam

Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan


Sampel
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DEBU
11

A. Kompetensi yang ingin dicapai:


Mahasiswa terampil dalam melakukan pengambilan sampel debu

B. Tujuan
1) Mahasiswa mengetahui prinsip penggunaan alat pengambil contih debu
2) Mahasiswa mengetahui hal-hal yang dipertimbangkan pada saat sebelum dan
saat melakukan pengambilan contoh debu
3) Mahasiswa mempu menghitung hasil contoh debu yang telah diambil

C. Alat dan Bahan


1. HVDS
2. Meja sampling/tripod
3. Air flow meter
4. Filter fiber watsman berdiameter 90-110 mm
5. Pinset
6. Kaset penyimpan filter
7. Desikator
8. Timbangan
9. Kertas filter

D. Prosedur Kerja
1. Dua buah filter dimasukkan dalam petridish dengan pinset, lalu dipanaskan
dalam oven 100 oC selama 1 jam (untuk uji blangko) dengan tujuan
menghilangkan uap air
2. Menyiapkan filter dalam petridish tersebut dalam desikator selama + 10
menit
3. Menimbang filter dalam timbangan analitik, sampai memperoleh bobot yang
tetap, lalu catat hasilnya
4. Simpan dalam petridish, siap dibawa ke lapangan

49
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
5. Lakukan pengambilan sampel, pasang filter uji pada high volume dust
sampler (HVDS)
6. Hisap udara selama 30 menit
7. Setelah selesai ambil filter dengan pinset masukkan ke dalam kaset
penyimpan filter
8. Masukkan ke dalam desikator selama + 10 menit
9. Timbang kembali filter (baik contoh uji maupun blanko)

Cara menghitung kadar Debu:

Kadar Debu = W2 – W1 + perubahan berat filter blanko

Penjelasan: W2 = Berat Filter terpapar debu


W1 = Berat Filter Kosong

Catatan : Pada saat mengukur debu filter holder dihadapkan berlawanan


dengan arah angina. Parameter lain yang diukur pada saat mengukur debu
adalah suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angina. Hal lain yang
dicatat adalah jam pengukuran, cuaca saat mengambil sampel.

50
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL TANAH 12

A. KOMPETENSI YANG DICAPAI:


Mahasiswa terampil melakukan pengambilan sampel tanah, memeriksa
kelembaban tanah dan mengukur pH tanah
B. TUJUAN
1) Mahasiswa mengenal peeralatan yang digunakan untuk pengambilan sampel
2) Mahasiswa memahami proses pengambilan sampel dan dapat menghitung
hasil akhir parameter tanah yang diukur.

C. DASAR TEORI:
Teknik pengambilan sampel tanah mencakup tata cara dan penentuan macam
sampel tanah yang diambil. Penerapan tata cara pengambilan dan macam sampel
tanah disesuaikan dengan kebutuhan analisis sifat tanah yang hendak dilakukan.
Adapun pengambilan sampel tanah yang biasa dilakukan dengan menggunakan
peralatan sekop atau cangkul pada bagian permukaan tanah hingga batas mata
sekop atau cangkul ataupun bahkan mata bor.

D. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Alat : Bahan :
1. Bor Auger 1. Plastik wadah sampel tanah
2. Thief
3. Sekop/ linggis
4. Cetok
5. Cangkul
6. Timbangan
7. Termos
8. Ayakan

b. PROSEDUR KERJA
Untuk Limbah Heterogen

51
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
1. Tentukan titik pengambilan sampel tanah
2. Ukur arah angin (kecepatan angin tidak boleh lebih dari 40 km/ jam dalam
pengambilan sampel)
3. Hilangkan/ bersihkan sampeh di atas tanah yang akan diambil
4. Jika tanah dalam keadaan kering, basahi tanah dengan seember air dan
tunggu sekitar 20-30 menit sebelum dilakukan pengukuran
5. Bor tanah menggunakan auger pada kedalaman antara 25- 100 cm
6. Ambil tanah dari auger dan letakkan dalam plastik wadah sampel (berat
sampel antara 200- 1000 gram)
7. Berikan label pada plastik berisi sampel tanah yang terdiri dari nomor
sampel, petugas pengambil sampel, lokasi sampling, tanggal sampling,
waktu sampling, kedalaman sampling, deskripsi lokasi sampling (tanaman
sekitar lokasi sampling, topografi, latar belakang lokasi dan tujuan
pemilihan lokasi), kecepatan angin saat sampling, cuaca sebelum dan saat
sampling.
8. Simpan sampel tanah pada suhu 4° C dalam wadah plastik dan dalam
keadaan gelap
9. Preparasi sampel tanah untuk analisa logam dan bahan organik dengan
melakukan pengeringan (suhu 22°-40° C), penggerusan dan pengayakan.

Untuk Limbah Homogen (karung atau drum)


1. Tentukan lokasi pengambilan sampel tanah
2. Tentukan besar sampel dengan rumus minimal ( 3√□ ) dimana n adalah
jumlah karung/ drum.
3. Ukur arah angin (kecepatan angin tidak boleh lebih dari 40 km/ jam dalam
pengambilan sampel)
4. Ambil tanah pada kedalaman antara 25- 100 cm tiap titik sampel
5. Letakkan dalam plastik wadah sampel (berat sampel antara 200- 1000 gram)
6. Berikan label pada plastik berisi sampel tanah yang terdiri dari nomor sampel,
petugas pengambil sampel, lokasi sampling, tanggal sampling, waktu
sampling, kedalaman sampling, deskripsi lokasi sampling (tanaman sekitar
lokasi sampling, topografi, latar belakang lokasi dan tujuan pemilihan lokasi),
kecepatan angin saat sampling, cuaca sebelum dan saat sampling.

52
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
7. Simpan sampel tanah pada suhu 4° C dalam wadah plastik dan dalam keadaan
gelap
8. Preparasi sampel tanah untuk analisa logam dan bahan organik dengan
melakukan pengeringan (suhu 22°-40° C), penggerusan dan pengayakan.

53
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
Daftar Pustaka:

Badan POM RI, 2008. InfoPom : Pengujian Mikrobiologi Pangan. Vol. 9, No. 2, Maret
2008, Jakarta.

Sumanto, Didik. Teknik Pengumpulan dan Penangkapan Nyamuk.


http://didik.dosen.unimus.ac.id/2015/04/28/teknik-pengumpulan-dan-penangkapan-
nyamuk. Diakses : 22 September 2016, Pukul : 09.30 WIB.

WHO, 2002. Foodborne Disease Outbreaks: Guidelines for Investigation and Control.
http://www.who.int/foodsafety/publications/foodborne_disease/Annex_9.pdf

Widodo, Hendra, 2013. Parasitologi Kedokteran. D-Medika, Yogyakarta

JIS K 0094. 1994, Sampling water and wastewater.


Standard Methods for the Examination Of Water and Wastewater 20 th Edition (1998),
1060,
Collection and Preservation, editor L.S.Clesceri, A.E.Greenberg, A.D.Eaton, APHA,
AWWA and WPCF, Washington DC.
Csuros, M. Environmental Sampling and Analysis for Technicians, Lewis Publishers,
L835, ISBN 0-87371-835-6.

Anwar Hadi, Prinsip Pengambilan Sampel Lingkungan, 2005, Jakarta

54
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
Lampiran 1
Identifikasi Jenis Nyamuk

55
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
Identifikasi Jenis Lalat Yang Sering Ditemui

Calliphoridae (Lalat Hijau) Drosophilidae (lalat buah)

Syrphidae (lalat bunga) Tabanidae (lalat kuda)

Sarcophagidae (Lalat Daging) Muscidae (Lalat Rumah)

56
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
Identifikasi Jenis Tikus Yangh Sering Ditemui

Mencit (Muss sp) Tikus Rumah (Rattus Rattus)

Wirok Celurut

Tikus Got Tikus Sawah

Formulir Pengambilan Sampel Makanan

1. Nama Instansi Pelaksana :


…………………………………………………………………
2. Nama Petugas Pengambil Sampel:
………………………………………………………

57
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
3. Tanggal/Bulan Pengambilan Sampel :
………………………………………………….
4. Jam Pengambilan Sampel :
………………………………………………………………..
5. Jenis sampel dan Spesimen :
a. Makanan : ……………..unit; Kode : ……………………….
b. Usap Alat makan/masak :...............................unit; Kode :
……………………….
c. Usap Dubur Penjamah makanan : …………………..unit; Kode : ……………
6. Jumlah sampel/specimen yang diambil : …………….unit; Kode : ………………
7. Nama lokasi pengambilan sampel :
……………………………………………………..
8. Alamat Pengambilan Sampel :
..…………………………………………………………..
9. Alamat Pembawa/ Penyimpan Sampel :
……………………………………….………
10. Alamat laboratorium :
…………………………………………………………….………….
11. Tanggal Pengiriman ke Laboratorium :
………………………….…………………….
12. Jenis Pemeriksaan :
…………………………………………………………………………..
13. Tanda tangan dan NIP Petugas :
.……………………………….………………………

58
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel
BUKU HARIAN PENGAMBILAN CONTOH:

1. Tanggal pengambilan sampel:


…………………………………………………………………...

2. Nama Tempat Pengambilan Sampel :


…………………………………………………………

3. Alamat Tempat Pengambilan Sampel :


……………………………………………………….

4. No.urut:
………………………………………………………………………………………………

5. Kode sampel:
……………………………………………………………………………………..….

6. Jam Pengambilan Sampel:


……………………………………………………………………….

7. Jenis Sampel:
………………………………………………………………………………………..

8. Nama sampel:
……………………………………………………………………………………
…..

9. Tanggal Pengiriman Sampel :


………………………………………………………………..

10. Jenis Pemeriksaan :


………………………………………………………………………………

11. Nama Petugas Pengambil Sampel:


……………………………………………………………

12. Tanda tangan dan NIP Petugas :


…………………………………………………………..

13. Keterangan lain:


………………………………………………………………………………….

59
Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel

Anda mungkin juga menyukai