Anda di halaman 1dari 24

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH

SECARA MIKROBIOLOGIS

A. Dasar Teori
Air bersih merupakan kebutuhan pokok manusia. Tidak ada manusia yang bisa hidup
tanpa keberadaan air. Dalam tubuh manusia sendiri hampir 95% terdiri dari air. Oleh
sebab itu air untuk kebutuhan manusia harus memenuhi persyaratan fisik, kimia,
bakteriologis maupun zat berbahaya lainnya. Air bersih yang tidak memenuhi
persyaratan dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang dapat disebabkan/ditularkan
melalui air (Waterborne deseases) misalnya, thyphus, colera, disentri, muntaber, gatal-
gatal di kulit, dan sebagainya.

Pengambilan contoh air minum/ bersih secara bakteriologis dilakukan dalam rangka
pemeriksaan air minum/bersih di laboratorium terhadap kandungan mikrobiologi dalam
air bersih/minum tersebut. Pemeriksaan bakteriologis merupakan suatu usaha untuk
memenuhi tersedianya salah satu kualitas air yang dipersyaratkan oleh Menteri
Kesehatan RI dalam Permenkes RI No. 416/MEN.KES./PER/IX/1990 tentang Syarat-
syarat dan pengawasan kualitas air. Persyaratan lainnya adalah 2 Modul Praktikum
Mata Kuliah Teknik Pengambilan Sampel tersedianya kualitas secara fisik, kimia, dan
radiologis serta persyaratan kuantitas air bersih/minum.

Dalam Permenkes 416/MEN>KES/PER/IX/1990 terdapat definisi air adalah sebagai


berikut:

 Air adalah air minum, air bersih, air kolam renang, dan air pemandian umum.
 Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
 Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak. Untuk memenuhi kebutuhan air yang bebas dari kandungan
mikrobiologi/bakteri maka harus dilakukan pengujian-pengujian/pemeriksaan air
bersih/minum terhadap kandungan bakteriologis. Pemeriksaan
mikrobiologi/bakteriologis akan menghasilkan data yang akurat apabila sampel
yang diperiksa berasal dari kegiatan pengambilan sampel air yang steril/aseptis.

B. PELAKSANAAN
Alat :
1. Botol Sampel steril
2. Botol tenggelam/ botol sampel dengan pemberat steril
3. Lampu Bunsen/lampu spiritus
4. Korek api
5. Thermometer
6. Pengukur pH (pH meter atau kertas lakmus)
7. Cool box (box pendingin)
8. Tool box (box peralatan)
9. Pinset
10. Beker glass

Bahan :

1. Alkohol 70%
2. Kertas pembungkus
3. Tali / benang
4. Spiritus
5. Icepack

C. PROSEDUR KERJA
a. Pengambilan sampel di kran atau di sumur pompa tangan
1) Kran dibuka penuh dan dibiarkan mengalir selama 2-3 menit, atau dalam waktu
yang dianggap cukup untuk membersihkan pipa parsial, kemudian ditutup
2) Kran dipanaskan sampai cukup panas dengan nyala lampu spiritus/Bunsen
(diflambir)
3) Kran dibuka selama 1 – 2 menit, kemudian tutup botol dilepas dengan tangan kiri
dan botol dipegang dengan tangan kanan.
4) Botol Sampel dibuka pembungkusnya dari bagian atas, kertas pembungkus
ditaruh dalam cool box, kemudian mulut botol sampel diflambir dengan lampu
Bunsen.
5) Botol diisi sampai penuh kemudian tuangkan ke dalam beker glass kurang lebih
sepertiga bagian untuk pemeriksaan suhu atau pH kemudian mulut botol
difalmbir lagi.
6) Botol yang telah berisi contoh air 2/3 bagian ( lebih besar dari 100 ml) kemudian
dibungkus kembali dengan kertas pembungkus, diikat pada lehernya, kemudian
ditempelkan kertas etiket dengan keterangan
sebagai berikut:
 Jenis air sampel, misalnya: air PDAM, air Sumur Gali, dll.
 Lokasi pengambilan, misalnya: halaman belakang kampus D.III Kesling
 waktu pengambilan : tanggal dan jam pengambilan
 Jenis pemeriksaan, misalnya: pemeriksaan mikrobiologi
 Nama dan tanda tangan petugas pengambil sampel.

Catatan:

 Air harus jelas berasal dari pipa parsial yang dihubungkan langsung
dengan pipa induk
 Contoh sebaiknya diambil dari kran yang biasa/sering dipakai.
 Dihindarkan pengambilan sampel/contoh air dari alat-alat tambahan yang
dipasang pada kran atau dari kran yang bocor.
 Apabila kran bocor, harus dibersihkan lebih dahulu sebelum dilakukan
pengambilan contoh.

a. Pengambilan sampel air di Sumur Gali, Reservoir/tendon air, Kolam

1) Bersihkan tangan dengan alcohol 70%.


2) Botol dipegang di bagian bawah, bungkus kertas dibuka, tangan tidak boleh
bersentuhan dengan botol
3) Tali dilepas dengan pinset dan dililitkan di tangan kanan kemudian botol
diturunkan pelan-pelan sampai mulut botol masuk minimum 10 cm dibawah
permukaan air (bila tinggi air memungkinkan).
4) Botol yang telah terisi contoh air dibungkus kembali dengan kertas pembungkus,
diikat pada lehernya, kemudian ditempelkan keterangan seperti contoh
pengambilan air 6.a.5).
Catatan:
- Botol dihindarkan bersentuhan dengan dinding dan benda lainnya.
- Botol pemeriksaan sisa chlor dan pH, contoh diambil dari botol yang lain, yang
tidak diberi Natrium thio sulfat.

b. Pengambilan Contoh Air Sungai, Danau, dan Waduk

Botol sampel yang digunakan dipilih yang tidak mengandung Natrium thio sulfat
(Na2S2O3), sekalipun bila Natrium thio sulfat tidak memberikan pengaruh hasil
analisa. Untuk mengambil air sungai, danau atau waduk, botol contoh dipegang di
dekat dasarnya dan lehernya kebawah di bawah permukaan. Botol selanjutnya
diputar sampai ujung leher sedikit ke atas dan mulut botol mengarah pada arah
aliran. Bila tidak ada arah aliran seperti di waduk perlu dibuat dengan cara
mendorong maju horizontal dengan arah menjauh dari tangan.

Bila kita berada di perahu pengambilan contoh air dilakukan pada tempat-tempat
dekat perahu. Apabila tidak memungkinkan mengambil contoh air sebagaimana
tersebut di atas, maka dapat dilakukan pengambilan seperti pengambilan contoh air
sumur gali.

Catatan:

 Contoh air dari sungai sebaiknya diambil dari bagian yang mengalir dan dekat
dengan permukaan.
 Bagian sungai yang diam sebaiknya dihindari
 Untuk sungai yang lebar dan lurus contoh air diambil dari tepi, tetapi pada
jarak paling sedikit 1 meter dari tepi sungai.
 Pengambilan contoh air sungai yang tidak terjangkau tangan, contoh air
dapat diambil dengan potol pemberat.

Masukkan botol sampel yang telah diberi etiket(keterangan) ke dalam wadah (cool
box/termos es) untuk menghindari terjadinya kontaminasi selama perjalanan.Segera
kirim ke laboratorium dalam jangka waktu 1 x 24 jam, apabila keadaan tidak
memungkinkan, maka contoh harus dibungkus dengan alumunium foil dan
ditempatkan pada wadah pada suhu – 4oC selama dalam perjalanan/penyimpanan.
Dapat ditempatkan pada termos es yang diberi es kering dan tertutup rapat dan
gelap.

N Nama Gambar
o
ALAT
1 Botol Sampel steril
250 ML
2 Botol tenggelam/ botol sampel
dengan pemberat steril

3 Lampu Bunsen/lampu spiritus

4 Korek api
5 Thermometer

6 Pengukur pH (pH meter atau


kertas lakmus)

7 Cool box (box pendingin)


8 Tool box (box peralatan)

9 Pinset

10 Beker glass

BAHAN
1 Alkohol 70%

2 Kertas pembungkus

3 Tali / benang
4 Spiritus

5 Icepack
TEKNIK PENGAMBILAN CONTOH
AIR LIMBAH SECARA FISIK DAN
KIMIA

A. Dasar Teori:
Hampir di setiap aktivitas yang kita lakukan, kita menghasilkan limbah, mulai dari
proses metabolisme di dalam tubuh hingga proses-proses industri yang berbasis
teknologi tinggi. Limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia
baik berbentuk padat, cair ataupun gas yang dipandang sudah tidak memiliki nilai
ekonomis sehingga cenderung untuk dibuang. Pada pembahasan kali ini adalah
tentang limbah cair. Secara umum dapat dikemukakan bahwa limbah cair adalah
cairan buangan yang berasal dari rumah tangga dan industri serta tempat-tempat
umum lainnya dan mengandung bahan atau zat yang dapat membahayakan
kesehatan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup. Limbah cair
merupakan salah satu jenis sampah. Limbah cair yang terdekat dengan kehidupan
manusia sehari-hari adalah limbah rumah tangga.
Air limbah yang tidak memenuhi syarat dapat mencemari air permukaan (sungai,
sumur, dan sumber air lainnya), dan apabila dikonsumsi manusia akan mempunyai
potensi timbulnya berbagai macam penyakit perut, kulit, dan organ tubuh lainnya. Air
minum yang tercemar air limbah yang mengandung logam berat dan sampai pada
tubuh manusia yang mengkonsumsinya dapat menyebabkan berbagai penyakit
pada organ tubuh manusia (ginjal, hati, empedu, jantung, dll).
Oleh sebab itu kualitas air limbah yang akan dibuang ke badan air harus
memenuhi syarat kesehatan sehingga diperlukan adanya pengawasan yang tepat.
Untuk memperoleh pengawasan yang tepat memerlukan penelitian di laboratorium
yang didahului dengan mengambil contoh air sampel tersebut terlebih dahulu.\

Pengertian Air Limbah


Menurut Ehless dan Steel, air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari
rumah tangga, industri, dan tempat-tempat umum lainnya dan biasanya
mengandung bahan atau zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta
mengganggu kelestarian lingkungan. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau
kegiatan yan berwujud cair. Air limbah dari suatu daerah permukiman yang telah
dipergunakan untuk berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk
menjaga lingkungan hidup yang sehat dan baik.

Pengertian Air Limbah Domestik


Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 tahun 2003
tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, yang dimaksud dengan air limbah
domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman
(real estate), rumah makan (restaurant), perkantoran, perniagaan, apartemen dan
asrama.
Menurut Sugiharto (1987), air limbah domestik adalah air yang telah
dipergunakan yang berasal dari rumah tagga atau pemukiman termasuk di
dalamnya air buangan yang berasal dari WC, kamar mandi, tempat cuci, dan
tempat memasak.
Limbah cair domestik terbagi dalam dua kategori yaitu:
1. Limbah cair domestik yang berasal dari air cucian, sepeti sabun, deterjen,
minyak dan pestisida.
2. Limbah cair yang berasal dari kaskus, seperti sabun, shampoo, tinja dan air.

Limbah cair menghasilkan senyawa organik berupa protein, kabohidrat,


lemak, dan nukleat. Bahan organik dalam limbah cair dapat terurai menjadi nitrat,
fosfat, dan karbonat, sedangkan deterjen dapat terurai menjadi fosfat. Limbah cair
domestik dapat mencemari badan air dan mengakibatkan penurunan kualitas air
bila dibuang begitu saja tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu.
Baku Mutu Air Limbah Domestik
Air limbah domestik yang dilepas ke lingkungan, khususnya kantin haruslah memenuhi
standar baku mutu air limbah domestik. Baku mutu air limbah domestik adalah batas
atau kadar unsur pencemar atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam air limbah domestik yang akan dilepas ke air permukaan. Sesuai
dengan lampiran Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003
tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, antara lain berlaku bagi air limbah domestik
yang bersumber dari usaha atau kegiatan

permukiman (real estate) adalah seperti tabel berikut ini :

Baku Mutu Air Limbah Domestik:

Parameter Satuan Kadar Maksimum


PH - 6 -9
BOD mg/l 100
TSS mg/l 100
Minyak dan Lemak Mg/l 10

Sumber : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003
tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik untuk Parameter PH, BOD, TSS, Minyak dan
Lemak
Cara Pengambilan Sampel Limbah Cair

Ada tiga cara dalam pengambilan sampel limbah cair, diantaranya adalah:
a). Grab sampling
Grab sampling adalah pengambilan air sesaat pada waktu tertentu, air sesaat
merupakan contoh air yang diambil pada satu kali pengambilan dari satu lokasi.
Dengan demikian data hasil pengukuran hanya mewakili kualitas air pada saat
dilakukan pengambilan dan pada titik pengambilan. Pengambilan contoh air sesaat
ditujukan untuk badan air yang kualitasnya relatif stabil terhadap perubahan musim
dan perubahan kedalaman badan air. Sebagai contoh, air sumur dalam memiliki
kualitas air yang relatif stabil, 40 Modul Praktikum Mata Kuliah Teknik Pengambilan
Sampel sehingga dengan pengambilan contoh air sesaat, sudah dapat mewakili
kualitas badan air tersebut. Pengambilan contoh air sesaat juga digunakan dalam
studi pendahuluan untuk mengetahui kualitas badan air secara umum.

b). Composit sampling

Composit sampling adalah campuran contoh yang diambil dari satu titik yang sama
pada waktu yang berbeda, dengan volume yang sama. Contoh air komposit
(composite sample) adalah contoh air campuran yang diambil dari satu lokasi
dengan beberapa kali periode pengambilan dalam rentang waktu tertentu. Periode
pengambilan contoh pada umumnya dilakukan selama 24 jam dengan frekuensi
pengambilan setiap 1, 2, atau 3 jam sekali. Pengambilan juga dapat dilakukan
secara kontinyu selama 24 jam menggunakan pompa dengan debit yang konstan.
Dengan demikian, data hasil pengukuran contoh air komposit merupakan data
kualitas air rata-rata selama selang waktu tertentu. Pengambilan contoh air secara
komposit ditujukan untuk badan air yang kualitasnya berubah terhadap waktu.
Sebagai contoh, kantin yang diduga dicemari oleh buangan domestik dapat
dipastikan bahwa kualitas air akan berubah setiap waktu tergantung pada air
buangan domestik yang masuk.

c). Intregated Sampling

Integrated sampling adalah campuran contoh yang diambil dari satu titik pada waktu
yang sama, dengan titik yang berbeda. Contoh air gabungan tempat merupakan air
gabungan yang diambil secara terpisah dari beberapa tempat dengan volume yang
sama.

Maksud dan tujuan pengambilan contoh air adalah mengambil contoh dari sampel
yang akan diteliti dengan jumlah sekecil mungkin tetapi karakteristik dan
komposisinya sama dengan karakteristik sampel secara keseluruhan. Untuk
mendapatkan contoh air yang representatif diperlukan beberapa persyaratan
sebagai berikut :
a. Pemilihan lokasi yang tepat.
b. Teknik pengambilan contoh air.
c. Metode pengawetan.

Teknik Pengambilan Sampel Limbah Cair


Menggunakan SNI 6989.58 : 2008 tentang Teknik Pengambilan Air limbah, maka
prosedur yang digunakan adalah :
A. Air limbah dan Air limbah rumah tangga

1) Semua wadah yang akan diisi dengan sampel harus dibilas dengan sampel
minimal 3 kali. Pada waktu pengisian air ke dalam botol dan wadah lain
hindari terjadinya aerasi.
2) Sampel yang diperlukan terdiri dari :
1 botol oksigen (diisi penuh) untuk pemeriksaan CO2 agresif
5 Liter air contoh dalam jerigen
2 botol plastik 500 mL diisi ¾ volume, masing-masing diawetkan dengan
toluol dan H2SO4 pekat sebanyak 3 tetes.
3) Parameter lapangan yang perlu diperiksa antara lain, suhu udara dan air, pH,
sisa klor, sulfida, BOD, DO dan CO2 agresif/bebas.
4) Contoh air harus langsung dikirim ke laboratorium dengan selang waktu
maksimum 12 jam.

4. Pelaksanaan
A. Alat :
1) Botol sampel 2 buah
2) Botol oksigen 1 bh
3) Jerigen 5 liter 1 buah
4) Gayung
5) Gunting
6) Corong
7) Aluminium foil
8) Tissue
B. Bahan :
 Sampel limbah cair
 Kertas etiket
 Spidol/alat tulis
 Pengawet

Metode Pengambilan Sampel


Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah integrated sampling atau
gabungan tempat. Sampel diambil secara terpisah dari beberapa tempat dengan
volume yang sama kemudian di campur menjadi satu.

C. Prosedur kerja pengambilan sampel untuk uji fisik dan uji kimia

1) Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pengambilan sampel.


2) Botol yang akan dipergunakan untuk mengambil sampel dibersihkan terlebih
dahulu dan jangan lupa diberi label.
3) Membilas botol selama beberapa kali dengan sampel limbah cair.
4) Memasukkan sampel limbah cair yang akan diperiksa ke botol yang sudah
dibilas tadi hingga penuh. Pada waktu pengisian air ke dalam botol dan wadah
lain hindari terjadinya aerasi.
5) Menutup dengan aluminium foil terlebih dahulu sebelum ditutup dengan tutup
botolnya.
6) Memasukkan ke dalam cooling box untuk mencegah adanya perubahan yang
diakibatkan oleh kegiatan organisme.
7) Mengirim ke lab untuk pemeriksaan dengan waktu tidak boleh lebih dari 12
jam.

Catatan : Karena pengambilan sampel dilakukan dengan metode gabungan tempat,


maka sampel diambil dari tempat yang berbeda dalam waktu yang sama dengan
perbandingan volume yang sama pula. Kemudian sampel dari beberapa tempat
dihomogenkan ke dalam jerigen. Batas waktu maksimal untuk pemeriksaan fisika dan
kimia pada sampel limbah cair adalah 12 jam.
D. Prosedur kerja pengambilan sampel untuk uji mikrobiologi

1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pengambilan sampel.


2. Menutup dengan aluminium foil terlebih dahulu sebelum ditutup dengan tutup
botolnya.
3. Memasukkan ke dalam cooling box.
4. Selang waktu pengambilan sampel dengan analisa pemeriksaan maksimal 6 jam.
5. Memilih botol berwarna gelap dalam pengambilan sampel untuk menghindari
masuknya sinar matahari secara langsung.
6. Melakukan sterilisasi pada botol yang akan digunakan sebagai wadah.
7. Memasukkan sampel limbah cair yang akan diperiksa ke botol steril hingga dua
pertiga dari isi botol.
8. Membakar mulut botol sebelum ditutup.

E. Kesimpulan
Prinsip pengambilan sampel tidak boleh terjadinya aerasi yaitu masuknya oksigen ke
dalam air sampel selama proses pengambilan sampel maupun saat pengiriman sampel
ke laboratorium sampai dengan siap untuk dilaksanakan pemeriksaan. Beberapa cara
agar tidak terjadi aerasi diantaranya mengalirkan air melalui dinding botol, memasang
pipa untuk memasukkan air sampel sampai dasar botol sampel, mengisi sampel penuh
sampai tutup sampel (tidak ada rongga udara dalam air sampel) dan menggunakan
botol gelap agar tidak menambah oksigen melalui fotosintesis oleh ganggang atau
algae karena masuknya sinar matahari.
N Nama Alat Gambar
o
1 Botol sampel
500 ml

2 Botol oksigen 1 bh

3 Jerigen 5 liter 1 buah


4 Gayung

5 Gunting

6 Corong
7 Aluminium foil

8 Tissue

BAHAN
1 Sampel limbah cair

2 Kertas etiket / kertas label


TEKNIK PENGAMBILAN
SAMPEL TANAH

A. DASAR TEORI:
Teknik pengambilan sampel tanah mencakup tata cara dan penentuan macam
sampel tanah yang diambil. Penerapan tata cara pengambilan dan macam sampel
tanah disesuaikan dengan kebutuhan analisis sifat tanah yang hendak dilakukan.
Adapun pengambilan sampel tanah yang biasa dilakukan dengan menggunakan
peralatan sekop atau cangkul pada bagian permukaan tanah hingga batas mata
sekop atau cangkul ataupun bahkan mata bor.
B. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Alat :
1. Bor Auger
2. Thief
3. Sekop/ linggis
4. Cetok
5. Cangkul
6. Timbangan
7. Termos
8. Ayakan
Bahan :
1. Plastik wadah sampel tanah

E. PROSEDUR KERJA

Untuk Limbah Heterogen

1. Tentukan titik pengambilan sampel tanah


2. Ukur arah angin (kecepatan angin tidak boleh lebih dari 40 km/ jam dalam
pengambilan sampel)
3. Hilangkan/ bersihkan sampeh di atas tanah yang akan diambil
4. Jika tanah dalam keadaan kering, basahi tanah dengan seember air dan tunggu
sekitar 20-30 menit sebelum dilakukan pengukuran
5. Bor tanah menggunakan auger pada kedalaman antara 25- 100 cm
6. Ambil tanah dari auger dan letakkan dalam plastik wadah sampel (berat sampel
antara 200- 1000 gram)
7. Berikan label pada plastik berisi sampel tanah yang terdiri dari nomor sampel,
petugas pengambil sampel, lokasi sampling, tanggal sampling, waktu sampling,
kedalaman sampling, deskripsi lokasi sampling (tanaman sekitar lokasi sampling,
topografi, latar belakang lokasi dan tujuan pemilihan lokasi), kecepatan angin
saat sampling, cuaca sebelum dan saat sampling.
8. Simpan sampel tanah pada suhu 4° C dalam wadah plastik dan dalam keadaan
gelap
9. Preparasi sampel tanah untuk analisa logam dan bahan organik dengan
melakukan pengeringan (suhu 22°-40° C), penggerusan dan pengayakan.

Untuk Limbah Homogen (karung atau drum)

1. Tentukan lokasi pengambilan sampel tanah


2. Tentukan besar sampel dengan rumus minimal ( √ ) dimana n adalah jumlah
karung/ drum.
3. Ukur arah angin (kecepatan angin tidak boleh lebih dari 40 km/ jam dalam
pengambilan sampel)
4. Ambil tanah pada kedalaman antara 25- 100 cm tiap titik sampel
5. Letakkan dalam plastik wadah sampel (berat sampel antara 200- 1000 gram)
6. Berikan label pada plastik berisi sampel tanah yang terdiri dari nomor sampel,
petugas pengambil sampel, lokasi sampling, tanggal sampling, waktu sampling,
kedalaman sampling, deskripsi lokasi sampling (tanaman sekitar lokasi sampling,
topografi, latar belakang lokasi dan tujuan pemilihan lokasi), kecepatan angin
saat sampling, cuaca sebelum dan saat sampling. 53 Modul Praktikum Mata
Kuliah Teknik Pengambilan Sampel
7. Simpan sampel tanah pada suhu 4° C dalam wadah plastik dan dalam keadaan
gelap
8. Preparasi sampel tanah untuk analisa logam dan bahan organik dengan
melakukan pengeringan (suhu 22°-40° C), penggerusan dan pengayakan.
N Nama Alat Gambar
o
1 Bor Auger

2 Thief

3 Sekop/ linggis

4 Cetok
5 Cangkul

6 Timbangan

7 Ayakan

BAHAN
1 Plastik wadah sampel tanah

Anda mungkin juga menyukai