Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN – B


PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SAMPEL UNTUK PEMERIKSAAN FISIK,
KIMIA DAN MIKROBIOLOGI MAKANAN

& PEMERIKSAAN KUALITAS FISIK MAKANAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK B
MUH. ILHAM LENSUN
HENY A. PURNAMA SARI
VIANNEY ASSAH
JUAN GERALDY TENGA
RIBKA WARUIS
PATRICIA KOHO
SITI MAKALALAG
ABDUL HARIS

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
S1 SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktikum dengan judul “Pengambilan Dan Pengiriman Sampel Untuk


Pemeriksaan Fisik, Kimia dan Mikrobiologi Makanan & Pemeriksaan Kualitas Fisik
Makanan”(Pemeriksaan Angka Kuman) Penyehatan makanan & minuman –A telah disetujui
oleh:

Mengetahui

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing


2

Jasman, S.Pd, M. Kes Anselmus Kabuhung, S.KM, M.SI


NIP. 196709071991011001 NIP. 19607091983031001

Dosen Pembimbing 3 Dosen Pembimbing 4

Marlyn M. Pandean, S.Pd, SKM, MPH Agnes T. Watung, S.Pd, M.SI


NIP. 196507201986032001 NIP. 196408261988032002

Instruktur

Nancy M. Lontoh, SST


NIP. 197611072002212004

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha kuasa sebab karena
limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan laporan ini
dengan judul “Pengambilan Dan Pengiriman Sampel Untuk Pemeriksaan Fisik, Kimia dan
Mikrobiologi Makanan & Pemeriksaan Kualitas Fisik Makanan”

Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca
untuk laporan ini supaya selanjutnya dapat revisi kembali. Karena kami sangat
menyadari, bahwa makalah yang telah di buat ini masih memiliki banyak kekurangan.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang
telah mendukung serta membantu agar selama proses penyelesaian laporan ini hingga
rampungnya laporann ini.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang
telah dibuat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Manado, 4 November 2021


Penulis

Kelompok B

ii
DAFTAR IS

LEMBAR PERSETUJUAN….....................................................................................................
KATA PENGANTAR…..............................................................................................................
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………
C. Tujuan ……………………………………………………………………………….
BAB II DASAR TEORI
A. Teknik Pengambilan Sampel……………………………………………………………
BAB III HASIL KEGIATAN
B. Alat dan Bahan………………………………………………………………………….
C. Cara Kerja………………………………………………………………………………
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………………….
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………..
B. Saran…………………………………………………………………………………….

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makanan memiliki arti penting dalam kehidupan manusia. Selain menyediakan zat-zat
yang diperlukan untuk sumber tenaga dan pertumbuhan, makanan juga menyediakan zat-
zat yang diperlukan untuk mendukung kehidupan tubuh sehat. Karena itu untuk
meningkatkan kehidupan manusia diperlukan adanya persediaan makanan yang memadai
baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dari segi kualitas, selain mengandung semua zat
yang diperlukan oleh tubuh makanan juga harus memenuhi syarat keamanan
(suryani,2014).
Makanan yang aman merupakan faktor yang penting untuk meningkatkan derajat
kesehatan. Dalam undang-undang RI Nomor 7 Tahun 1996 tentang pangan, keamanan
pangan didefinisikan sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan
dari kemungkinan pangan cemaran biologis, kimia, benda-benda lain yang dapat
mengganggu merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Penyakit yang
ditimbulkan karena pangan yang tercemar telah menjadi masalah di dunia. Berdasarkan
analisis data yang berhasil dihimpun saat ini, kasus-kasus penyakit bawaan makanan
(foodborne disease) atau keracunan makanan masih cukup tinggi tahun (Amelia
dkk,2014).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah mahasiswa terampil dalam melakukan pengambilan sampel makanan dan
minuman dengan benar?
2. Apakah mahasiswa dapat membedakan pengambilan sampel makanan minuman
untuk analisa kimia dan mikrobiologi dengan benar?
3. Apakah mahasiswa terampil dalam melakukan pengiriman sampel makanan
minuman?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa terampil dalam melakukan pengambilan sampel makanan dan
minuman dengan benar
2. Agar mahasiswa dapat membedakan pengambilan sampel makanan minuman untuk
analisa kimia dan mikrobiologi dengan benar

1
3. Agar mahasiswa terampil dalam melakukan pengiriman sampel makanan minuman

BAB II
DASAR TEORI

A. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel makanan harus dilakukan dengan benar. Tidak tepat
dalam pengambilan sampel, hasil analisis kimia yang diperoleh tidak dapat
menggambarkan kondisi yang representatif atau mewakili keseluruhan dari bahan yang
akan dianalisis. (Adawiyah,2015).
Salah satu sumber penularan penyakit dan penyebab terjadinya keracunan makanan
adalah makanan dan minuman yang tidak memenuhi syarat higiene. Keadaan higiene
makanan dan minuman antara lain dipengaruhi oleh higiene alat masak dan alat makan
yang dipergunakan dalam proses penyediaan makanan dan minuman. Alat masak dan alat
makan ini perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan mikrobiologi usap alat
makan meliputi pemeriksaan angka kuman. (Tiksundari 2013).
Sanitasi alat makan dimaksudkan untuk membunuh sel mikroba vegetative yang
tertinggal pada pemukiman alat. Agar proses sanitasi efisien maka permukaan yang akan
disanitasi sebaiknya dibersihkan dulu atau disterilisasikan pencucian dan tindakan
pembersihan pada peralatan makan sangat penting dalam rangkaian pengolahan makanan.
Menjaga kebersihan peralatan makan telah membantu mencegah terjadinya pencemaran
atau kontaminasi terhadap peralatan dilakukan dengan pembersihan peralatan yang benar.
Untuk mencapai tujuan pengambilan sampel, maka dalam pengambilan sampel perlu
diperhatikan beberapa parameter sebagai berikut:
a) Homogenitas sampel
Efek ukuran dan berat partikel sangat berpengaruh terhadap homogenitas bahan,
dimana bagian yang berukuran dan berat lebih besar cenderung terpisah dengan
bagian yang lebih kecil dan ringan (regresasi). Oleh karena itu sebelum sampel
diambil, bahan harus dicampur secara merata atau sampel diambil secara acak dari
beberapa bagian baik bagian dasar, tengah, maupun bagian atas sehingga diperoleh
sampel yang representatif.

2
b) Cara pengambilan sampel
Sampel dari bahan dapat diambil secara nonselektif atau selektif. Nonselektif
adalah pengambilan sampel secara acak dari keseluruhan bahan tanpa memperhatikan
atau memisahkan bagian dari bahan tersebut.
c) Jumlah sampel
Jumlah sampel yang diambil akan sangat berpengaruh terhadap tingkat
representatif sampel yang diambil. Jumlah sampel yang diambil tergantung dari
kebutuhan untuk evaluasi dan jumlah bahan yang diambil sampelnya. Sebagai
pedoman jumlah sampel yang diambil adalah 10% dari jumlah bahan.
d) Penanganan sampel
Sampel yang telah diambil harus segera diamankan agar tidak rusak atau berubah
sehingga mempunyai sifat yang berbeda dari mana sampel tersebut diambil. Misalnya
terjadi penguapan air, pembusukan ataupun tumbuhnya jamur. Sampel yang
mempunyai kadar air rendah kemungkinan terjadinya kerusakan sampel kecil sekali.
Sampel demikian dapat langsung dimasukkan ke kantong plastik dan dibawa ke
laboratorim. Sampel dengan kadar air tinggi seperti silase, maka kemungkinan
terjadinya penguapan air sangat besar. Sehingga untuk mengontrol penguapan air,
maka sampel yang telah diambil harus segara ditimbang, dimasukkan ke dalam
kantong plastik kedap udara, dibawa ke laboratorium dan segera dianalisis kadar
bahan keringnya. Jika tidak dianalisis segera maka sampel yang telah diambil segera
timbang, dikeringkan atau dijemur sampai beratnya konstan. Kemudian baru dibawa
ke laboratorium
e) Prosesing sampel
Untuk tujuan evaluasi terutama evaluasi secara mikroskopis, kimia dan biologis,
semua sampel harus digiling sehingga diperoleh sampel yang halus.
B. Pengertian Kerusakan makanan
Menurut BPOM, makanan dinyatakan mengalami kerusakan (telah kadaluarsa) jika
telah terjadi perubahan – perubahan yang tidak dikehendaki dari sifat asalnya.  Kerusakan
pada makanan dapat terjadi karena kerusakan fisik, kimia atau enzimatis.  Misalnya

3
kerusakan pada susu yang ditandai dengan pembentukan gas, penggumpalan, lendir,
tengik dan perubahan rasa. Penggumpalan dan pembentukan lendir serta asam pada susu
disebabkan oleh bakteri. Bakteri juga menjadi penyebab rusaknya makanan kaleng yang
dapat ditandai dengan bau busuk dan warna hitam ketika dibuka. Rusaknya makanan
kaleng juga dapat diperhatikan, apakah kaleng menggembung atau tidak. Biasanya jika
sudah lewat tanggal kadaluarsa, bakteri mengakibatkan terbentuknya gas pada makanan
kaleng sehingga kaleng menggembung.
Bahaya makanan kadaluarsa bisa mengakibatkan kematian, jika tidak segera
tertangani. Oleh karena itu, lebih baik mencegah secara dini agar tidak kena dampak
makanan tidak sehat atau kadaluarsa. Selain pengawasan dari pemerintah, masyarakat
juga perlu lebih teliti dalam membeli. Apalagi saat bulan puasa hingga hari raya, toko-
toko memberikan harga murah untuk produk makanan yang tanggal kadaluarsa sudah
mendekati jatuh tempo. Tanpa bermaksud meracuni konsumen, produk makanan yang
dijual tetap rawan kerusakan karena telah lama berada di toko, sehingga perlu diwaspadai.
Setiap produsen biasanya memberikan informasi tanggal produksi dan masa
kadaluarsanya di setiap label produk makanan yang diedarkan di pasaran. Infromasi
tersebut memang sudah ketentuan agar konsumen dapat mengkonsumsi produk makanan
pada saat yang tepat.
Sebagai informasi dalam memilih dan membeli suatu produk, konsumen hendaknya
harus memperhatikan beberapa informasi penting tentang referensi apakah suatu produk
berada dalam tenggang waktu masuk kadaluarsa atau tidak. Berikut informasi terkait
pertimbangan untuk terhindar dari makanan kadaluarsa, sbb:
1. Label
Pertama kali yang harus dilihat konsumen sebelum mengkonsumsi makanan dan
minuman dalam kemasan harus memperhatikan informasi pada kemasan atau label
produksi yang harus meliputi nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat atau
isi bersih, nama dan alamat produsen dan tanggal kadaluwarsa. Pemberian label pada
makanan kemasan itu bertujuan agar konsumen mendapatkan informasi yang benar
dan jelas tentang produk tersebut.
2. Kemasan dan perubahan fisik.
Produk makanan dengan kemasan yang sudah rusak tidak layak menjadi ciri khas
yang mudah dikenali untuk dikonsumsi Kemungkinan isinya pun sudah rusak karena

4
telah terkontaminasi. Untuk itu perhatikan jika mencium  bau yang tidak sedap,
perubahan warna, bentuk, dan rasa merupakan tanda-tanda makanan dalam kemasan
telah rusak.

3. Batas Kadaluwarsa.
Pada setiap label produk kemasan harus mencantumkan tanggal “kadaluwarsa/exp.
date/best before”. Artinya, makanan dan minuman mempunyai batas akhir yang aman
untuk dapat dikonsumsi dan dijamin mutunya, dengan penyimpanan yang sesuai
dengan petunjuk yang diberikan oleh produsen. Makanan kadaluwarsa adalah
makanan yang telah lewat tanggal kadaluwarsa. Makanan dan minuman yang sudah
rusak, sebelum atau sesudah lewat tanggal kadaluwarsa dinyatakan sebagai bahan
berbahaya.
4. Makanan dalam kaleng.
Untuk mengkonsumsi makanan dan minuman kaleng, pilihlah kaleng yang baik,
tidak penyok, tidak berkarat dan tidak cembung. Setelah mengenali ciri fisik produk
dari pengemasannya yang harus dikenali berikutnya adalah membaca informasi
produk apakah sudah terdaftar di Departemen Kesehatan termasuk juga harus
memerhatikan tanggal kadaluwarsanya. Hindarilah membeli produk yang tidak
mencantumkan nama dan alamat produsen secara jelas, seperti produk impor yang
hanya bertuliskan bahasa negara produsen. Tidak lupa juga harus diperhatikan lagi
bahan baku dan bahan tambahan yang dipergunakan serta gunakan dan simpanlah
sesuai petunjuk.

Konsumen harus membekali dirinya dengan pengetahuan seputar produk makanan


yang aman dikonsumsi baik bagi dirinya maupun lingkungan sekitarnya. Pengetahuan
cukup dari konsumen menjadikan dirinya sebagai konsumen pintar, cerdas dan selektif
serta sadar terhadap bahaya yang diakibatkan dalam mengkonsumsi makanan tidak
sehat. Kesehatan suatu bangsa berawal dari kesehatan diri sendiri, keluarga, masyarakat
yang berdampak bagi ketahanan nasional suatu bangsa. Oleh karena itu, masyarakat
sebagai konsumen harus mendapatkan informasi cukup, salah satunya mengetahui istilah
yang terdapat dalam produk makanan sebagai bekal dalam berbelanja makanan agar aman
dan sehat.

5
Berikut istilah-istilah yang biasanya tertera pada label produk makanan, dan perlu
diperhatikan diantaranya:

1. Baik digunakan sebelum (best before) menunjukkan batas suatu produk masih
terjamin kualitasnya. Kualitas dan kandungan nutrisinya akan turun setelah tanggal
tersebut terlewati, namun belum tentu membahayakan kesehatan selama kemasan
masih utuh.
2. Gunakan sebelum (use by atau expired date) digunakan untuk produk yang
menyebabkan resiko kesehatan secara langsung ketika sudah melewati tanggal yang
tercantum. Biasanya dicantumkan pada produk-produk yang mudah rusak dalam
penyimpanan jangka panjang misalnya daging dan beberapa jenis keju.
3. Batas sebelum penarikan (pull date) adalah tanggal terakhir yang dianjurkan bagi
konsumen untuk membeli produk tersebut sehingga masih punya jangka waktu untuk
mengkonsumsi tanpa mulai mengalami kerusakan
4. Tanggal dikemas (pack date) merupakan informasi mengenai tanggal pada saat
produsk dikemas, baik pengemasan oleh produsen maupun pengecer.
5. Tanggal masuk toko (sell by date) adalah tanggal  pada saat produk memasuki gudang
penyimpanan di toko atau tempat penjualan lainnya.
6. Tanggal pemajangan (display date) menunjukkan tanggal pada saat produk mulai
dipajang di rak-rak atau display toko atau tempat penjualan lainnya.
C. Parameter Fisik Makanan
Kelayakan makanan dikonsumsi dapat dideteksi dari penampilan fisik makanan yang
terdiri dari :
 Bau dari makanan
 Rasa dari makanan
 Warna dari makana
 bentuk dari makanan
Apabila terjadi perubahan bau, rasa, warna dan bentuk dari makanan maka dinyatakan
rusak. Contoh, tengiknya minyak, noda hitam pada sayur dan buah-buahan, menjadi
lunaknya sayur/buah, dan timbulnya noda hitam pada roti. Penambahan bahan pewarna
yang tidak memenuhi syarat dapat dideteksi melalui warna makanan. Makanan yang
mengandung rhodamin B mempunyai warna merah terang menyala/menyolok. Dalam

6
larutan yang mengandung rhodamin B, pada permukaan nampak berpendar. Sedangkan
makanan yang mengandung metanyl yellow, berwarna kuning menyolok. Makanan yang
mengandung bahan pengawet boraks mempunyai ciri-ciri: konsistensi kenyal/kompak,
lebih awet meskipun kadar air tinggi, dan tidak mudah ditumbuhi jamur. Makanan yang
mengandung bahan pengawet formalin biasanya tidak dihinggapi lalat/serangga, ada bau
khas formalin, tidak ditumbuhi jamur, dan makanan tampak kaku/keras. Keberadaan
mikroba juga dapat dideteksi secara fisik dengan terjadinya perubahan bau dan rasa
menjadi asam (staphylococus atau proteus), berlendir, dan terjadinya warna hitam
(adanya pertumbuhan jamur).

D. 2.6 Penanganan dan Tips Aman Membeli Produk Makanan

Beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam membeli dan mengkonsumsi produk
makanan :

1. Bacalah label pada kemasan. Makanan harus terdaftar di badan POM dengan
register 2 digit kode huruf diikuti  digit kode angka yang telah ditentukan.
2. Pilihkan produk yang belum melampaui tanggal kadaluarsa. Jangan terkecoh
dengan harga murah dengan kualitas yang tidak terjamin.
3. Jangan mengkonsumsi produk makanan yang menunjukkan tanda-tanda
kerusakan seperti kaleng menggembung, berkarat, penyok, bocor.
4. Sebaiknya produk makanan kaleng dipanaskan sampai mendididh selama 10
menit sampai 15 menit.
5. Jika produk makanan sudah dibuka, harus langsung dikonsumsi.
6. Bila terjadi tanda-tanda kebusukan, seperti berwana hitam dan berbau, segera
dibuang.

7
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Alat dan Bahan


1. Media transport (cool box)
2. Masker
3. Alkohol 75%
4. Sarung tangan steril
5. Spidol huruf kecil
6. Lampun bunsen/ lampu spritus
7. Formulir pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium
8. Kertas cellotape/ kertas tabel
9. Tas pembawa pengambilan contoh
B. Cara kerja
a. Makanan yang dikemas
1. Jika sampel makanan restoran, jasa boga, rumah tangga atau jajanan yang dikemas
(dalam kertas nasi, plastik, kardus, styrofoam),
2. Ambil sampel dengan kemasannya
3. Sampel jangan dibuka
- Jika sampel makanan restoran, jasa boga, rumah tangga atau jajanan yang tidak
dikemas:
1. Gunakan peralatan steril

8
2. Ambil sampel secara aseptis (minimal 200 gr), masukkan kedalam kantong
plastik steril
3. Tutup rapat/ ikat kemasan berisi sampel
4. Beri label pada setiap sampel segera setelah dikemas
1) Nomor sampel :……..
2) Nama sampel :……..
3) Jumlah sampel :……..
4) Lokasi pengambilan :……..
5) Waktu pengambilan :……..(hari,tanggal,jam)

b. Makanan Siap Santap


1. Ambil sampel dengan sendok atau spatula, atau jika perlu potong sampel dengan
pisau steril sebanyak ± 200 gr
2. Masukkan sampel kedalam kantong plastik atau wadah glas bermulut lebar steril
3. Tutup rapat
4. Beri labeling
c. Makanan Beku
1. Ambil sampel dengan bor steril berdiameter besar
2. Bor sampel secara diagonal dari bagian atas menembus bagian tengah sampai
bagian bawah
3. Masukkan sampel kedalam kantong plastik steril
4. Ulangi cara yang sama pada bagian lain sampel hingga diperoleh ± 200 gr
5. Tutup rapat kantong plastik dan beri label
d. Makanan kaleng
1. Makanan kaleng yang masih tertutup, ambil tanpa membuka kemasannya
2. Jika makanan kaleng sudah terbuka, usap bagian pinggir kaleng dengan alkohol
3. Ambil sampel secara aseptis
4. Masukkan sampel kedalam kantong plastik steril atau wadah glass steril
5. Beri label
e. Makanan mentah
Metode 1

9
1. Siapakan media pengkaya dan bunsen
2. Masukkan 50-100 gr sampel kedalam kantong plastik besar steril
3. Tambahkan 100-300 mili media pengkaya kedalam kantong plastik kemudian
kocok
4. Keluarkan sampel dari kantong plastik, klim kantong plastik tersebut, atau
pindahkan isinya kedalam wadah steril
5. Beri label

Metode 2

1. Basahi swab steril dengan larutan buffer, larutan gram fisiologis atau 0,1 %
larutan pepton
2. Oleskan swab tersebut pada permukaan sampel
3. Bilas swab tersebut kedalam media pekaya
4. Masukkan hasil bilasan tersebut kedalam tabung/ wadah gelas steril
5. Tutup rapat tabung/wadah gelas
6. Beri label

Metode 3

1. Ambil sampel (daging, kulit sebanyak ± 200 gr dari beberapa bagian atau ambil
salah satu bagian sebanyak ± 200 gr)
2. Masukkan kedalam kantong plastik atau wadah gelas steril
3. Klim kantong plastik atau tutup rapat wadah gelas
4. Beri label
f. Makanan kering, tepung/bubuk
Metode 1
1. Ambil sampel ± 200 gr dengan sendok atau spatula steril
2. Masukkan ke dalam wadah steril

10
3. Tutup rapat kantong plastik
4. Beri label

Matedo 2

1. Masukkan alat seperti selongsong atau tabung berongga steril


2. Masukkan alat tersebut ke tumpukkan sampel dalam wadah dan ambil sampelnya
3. Masukkan sampel ke dalam wadah atau kantong plastik steril
4. Ulangi beberapa kali pada beberapa bagian wadah secara acak hingga diperoleh ±
200 gr sampel
5. Tutup rapat wadah/ kantong plastik
6. Beri label

g. Sampel cair
1. Makanan cair atau minuman
2. Metode tuan
3. Sampel harus dikocok atau diaduk sebelum diambil agar homogeny
4. Tuangkan sampel langsung dari wadah ± 200 ml ke dalam wadah gelas atau
kantong plastik steril
5. Beri label

Matode pipet

1. Siapkan pipet steril


2. Ambil sampel secara aseptis
3. Tuangkan sampel kedalam wadah gelas atau kantong plastik steril
4. Ulangi kembali pengambilan hingga diperoleh ± 200 ml sampel
5. Tutup rapat wadah atau kantong plastik
6. Beri label
C. Waktu dan Tempat Praktikum
Hari/Tanggal                                         : Oktober 2021
Pukul                                                    :

11
Tempat                                                  : Laboratorium  Mikrobiologi Lingkungan
Praktikum                                             : Parameter  fisik makanan
D. Pemeriksaan Fisik Makanan
Jenis : Makanan Olahan Pabrik Teh kotak
Perbedaan Teh kotak yang baik Dikonsumsi dan tidak dikonsumsi
1) Teh kotak yang Baik Dikonsumsi
a. teh kotak memiliki kemasan bagus tidak rusak di bagian kemasan
b. belum habis kadaluarsa
c. rasa tidak berubah/ manis
d. tidak ada perubahan air
e. Tidak berbau
2) Teh kotak yang Tidak Baik Dikonsumsi
a. kemasan teh kotak sudah rusak
b. sudah kadaluarsa
c. Rasa berubah tidak enak
d. ada perubahan fisik di air
e. Berbau tidak sedap
E. Pembahasan
1. Dari pemeriksaan fisik minuman olahan pabrik (teh kotak ) diamati perbedaan fisik
pada sampel minuman olahan pabrik yang baik dan tidak baik untuk dikonsumsi.
2. Untuk sampel minuman yang baik dikonsumsi, yaitu kemasan masih baik, utuh dan
tidak rusak, belum habis masa pakai (kadaluwarsa), rasa tidak berubah, tidak berbau.
3. Sedangkan untuk sampel makanan yang tidak baik dikonsumsi, yaitu kemasan sudah
kurang baik, sudah habis masa pakai (kadaluwarsa), rasa tidak enak, bau tidak
enak .Akibat dari mengkonsumsi makanan kadaluwarsa, yaitu perut mulas, mual,
muntah dan diare

12
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu sumber penularan penyakit dan penyebab terjadinya keracunan makanan
adalah makanan dan minuman yang tidak memenuhi syarat higiene. Keadaan higiene
makanan dan minuman antara lain dipengaruhi oleh higiene alat masak dan alat
makan yang dipergunakan dalam proses penyediaan makanan dan minuman. Alat
masak dan alat makan ini perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan
mikrobiologi usap alat makan meliputi pemeriksaan angka kuman. (Tiksundari 2013).
Untuk mencapai tujuan pengambilan sampel, maka dalam pengambilan sampel
perlu diperhatikan beberapa parameter sebagai berikut:
a. Homogenitas sampel
b. Cara pengambilan sampel
c. Cara pengambilan sampel
d. Jumlah sampel

13
e. Penanganan sampel
f. Prosesing sampel
Menurut BPOM, makanan dinyatakan mengalami kerusakan (telah kadaluarsa)
jika telah terjadi perubahan – perubahan yang tidak dikehendaki dari sifat
asalnya.  Kerusakan pada makanan dapat terjadi karena kerusakan fisik, kimia
atau enzimatis.  
B. Saran
setiap peralatan makan (piring, gelas, sendok) harus selalu dijaga kebersihannya

setiap saat digunakan. Alat makan (piring, gelas, sendok) yang kelihatan bersih belum

merupakan jaminan telah memenuhi persyaratan kesehatan, karena didalam alat

makan (piring, gelas, sendok) tersebut tercemar bakteri E.coli yang menyebabkan alat

makan (piring, gelas, sendok) tersebut tidak memenuhi kesehatan.

Masyarakat harus proaktif dengan melaporkan produk makanan yang ditemukan


sudah kadaluarsa ke pihak berwenang seperti BPOM atau kepolisian guna
menghindari peredaran makanan kadaluarsa lebih luas.

14
15

Anda mungkin juga menyukai