Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGELOLAAN LIMBAH CAIR


TENTANG
PEMBUATAN KLOSET JONGKOK (LEHER ANGSA)

Oleh :

Rivan Tambajong
711345119028

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
PROGRAM STUDI DIPLOMA III SANITASI
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan mata kuliah Pengelolaan Limbah Cair dengan judul “Pembuatan Kloset (Leher Angsa)”
telah disetujui dan ditandatangani oleh dosen pembimbing.

MENGETAHUI :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Tony Kurtis Timpua, S.Pd, M.Kes Jasman, S.Pd, M.Kes


NIP : 195808131985031004 NIP. 196709071991011001

Dosen Pembimbing III

Robinson Pianaung, S.Pd, MPH


NIP : 19607307091985031003

Instruktur I Instruktur II

Junaidi Maase, S.Tr.KL Zakaria palloan, SST


NIP : 919890613201901101 NIP : 19630011986031002

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas hikmatnya
sehingga laporan “Pembuatan Kloset (Leher Angsa)” guna memenuhi tugas mata kuliah
Teknologi Tepat Guna Pengelolaan Limbah Cair.
Dalam menyelesaikan laporan ini penulis mengalami begitu banyak hambatan, namun
berkat adanya hubungan timbal balik yang baik dari pembimbing praktek, sumber informasi
yang sangat berguna dari beberapa sumber akhirnya laporan ini bisa selesai dengan baik.Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembombing, instruktur, dan teman-teman
mahasiswa yang sudah membantu.
Dengan rendah hati penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna
mengingat keterbatasan pengetahuan yang penulis peroleh sampai saat ini oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna terciptanya kesempurnaan
laporan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Manado, 13 Desember 2021

Penyusun,

Rivan Tambajong

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................................................1
B. Waktu dan Tempat................................................................................................................1
BAB IIDASAR TEORI
A. Pengertian Jamban................................................................................................................2
B. Macam-Macam Jamban........................................................................................................2
C. Persyaratan Sarana Pembuangan Tinja Yang Saniter...........................................................4
D. Persyaratan Dan Tipe Sanitasi Jamban Keluarga.................................................................4
BAB IIIHASIL PRAKTIKUM
A. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan............................................................................................6
B. Alat dan Bahan.....................................................................................................................6
C. Prosedur Kerja......................................................................................................................6
BAB IVPENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................................................9
B. Saran.....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10
DOKUMENTASI..........................................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional yang


diarahkan guna tercapainya kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal,dalam perkembangannya
terjadi orientasi dalam pembangunan kesehatan. Upaya kesehatan yang semula
dititikberatkan pada upaya penyembuhan secara bertahap berkembang ke arah keterpaduan
upaya kesehatan yang menyeluruh. Indikator yang menunjukkan bahwa suatu desa atau
wilayah memiliki kondisi lingkungan yang sehat adalah memiliki dan digunakannya berbagai
sarana kesehatan lingkungan (Depkes RI, 2006).

Menurut Azwar (2003), pengelolaan jamban di pengaruhi oleh tingkat pengetahuan,sikap


dan partisipasi seseorang terhadap penyediaan sarana dan prasarana. Didaerah pedesaan,
dimana masyarakat yang belum mempunyai jamban keluarga yang masih membuang tinja di
sembarangan tempat,sedangkan masyarakat yang mempunyai jamban keluarga belum
semuanya memenuhi syarat kesehatan. Hal ini disebabkan karena pengelolaan jamban
keluarga belum dilakukan dengan baik.

B. Tujuan

Untuk mengetahui cara pembuatan jamban /kloset

C. Waktu dan Tempat


Hari / Tanggal : Kamis, 14 Oktober 2021 - Selesai
Waktu : 09:00 - Selesai
Tempat : Bengkel Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Manado

1
BAB II
DASAR TEORI

A. Pengertian Jamban

Jamban merupakan tempat buang air buangan yang domestik dan tinja yang
merupakan wadah penampungan atau penyimpanan sementara. Tinja atau kotoran
manusia adalah semua benda atau zat yang tidak di pakai lagi oleh tubuh yang harus di
keluarkan dari dalam tubuh,zat-zat yang harus di keluarkan di dalam tubuh berbentuk
tinja (faeces),air seni (urine) dan co2 sebagai hasil dan proses pernapasan (Notoadmodjo,
2007).

Jamban adalah sebuah bangunan yang di pergunakan untuk membuang kotoran


manusia termasuk air seni, dimana dengan jamban yang sehat dapat menghindari
semaksimal mungkin akibat negatif yang di timbulkan oleh kotoran manusia (Depkes RI,
2007)

B. Macam-Macam Jamban

Ada beberapa macam jamban yang sesuai dengan konstruksi dan cara pembuatannya
(ada 4 macam) jamban: (Entjang, 2000)

1. Kakus Cemplung

Bentuk kakus ini adalah paling sederhana yang dapat dianjurkan pada
masyarakat.Nama ini dipakai bila orang menggunakan kakus jenis ini (membuang
kotorannya kekakus semacam ini), maka kotorannya langsung masuk jatuh kedalam
tempat penampungan kotoran yang dalam bahasa jawanya Nyemplung.Kakus
cemplung ini hanya terdiri dari sebuah lubang galian diatasnya diberi lantai dan
tempat jongkok, sedang dari tempat jongkok kelubang galian tidak terdapat alat
apapun sebagai penyalur maupun penghalang.

Lubang galian terdapat penampungan itu sendiri dapat tanpa diberi pasangan
tembok, atau ditembok seluruh bagian dalamnya termasuk dasarnya, sehingga kakus
ini bernama kakus cemplung, dapat disebut juga beerput (bila seluruh bagian dalam
tempat penampungan itu termasuk dasarnya ditembok), dapat juga disebut zink-put

2
(bila sisi-sisinya saja yang ditembok, sedang dasarnya tidak).Lantai kakus ini pun
dapat dibuat dari bambu atau kayu , tapi dapat juga dari pasangan batu bata atau
beton. Agar tidak menjadi sarang dan makanan serangga penyebar penyakit, maka
lubang tempat jonkk harus ditutup bila tidak dipakai.Kakus semacam ini masih
menimbulkan gangguan karena bau busuknya.

2. Kakus Plengsengan
Plengsengan berasal dari bahasa Jawa (mlengseng) berarti miring.nama itu
dipakai karena dari lubang tempat jongok ketempat penampungan kotoran
dihubungkan oleh suatu saluran yang miring (mlengseng).Jadi tempat jongkok dari
kakus ini dibuat/diletakkan persis diatas penampungan, melainkan agak menjauh
disampingnya.Juga kakus ini dapat disebut beerput ataupun zinkput, bila ita
memperhatikan konstrusi tempat penampungan kotorannya (lihat kakus
cemplung).Kakus semacam ini sedikit lebih baik dan menguntungkan dari pada kakus
cemplung, karena baunya agak berkurang, dan keamanan bagi pemakai lebih terjamin
(tidak ada bahaya kejeblos/terperosok).Seperti halnya pada kakus cemplung, maka
lubang dari tempat jongkok harus dibuatkan tutup.
3. Kakus Bor
Dinamakan demikian karena tempat penampungan kotorannya dibuat dengan
mempergunakan bor. Bor yang digunakan adalah bor tangan yang disebut boor
aunger dengan diameter antara 30-40 cm. Sudah barang tentu lubang itu harus jauh
lebih dalam dibandingkan dengan lubang yang digali seperti pada kakus cemplung
atau plengsengan, karena diameter kakus bor ini jauh lebih kecil. Pengeboran pada
umumya dilakukan sampai mengenai air tanah. Perlengkapan lainnya dan cara
mempergunakan, dapat pula diatur seperti pada kakus cemplung dan kakus
plengsengan
4. Kakus Angsatrine (Water Seal Laterine)
Kakus ini, dibawak tempat jongkoknya ditempatkan atau dipasangkan suatu alat
yang berbentuk seperti leher angsa yang disebut bowl. Bowl ini berfungsi mencegah
timbulnya bau. Kotoran yang berada ditempat penampungan tidak tercium baunya,
karena terhalang oleh air yang selalu terdapat dalam bagian yang melengkung, dengan
demikian juga dapat mencegah hubungan lalat dengan kotoran.Karena dapat

3
mencegah gangguan lalat dan bau, maka memberikan keuntungan untuk dibuat
didalam rumah.Agar terjaga kebersihannya, kakus semacam ini harus cukup tersedia
air.

C. Persyaratan Sarana Pembuangan Tinja Yang Saniter

Ada tipe jamban dan sarana pembuangan tinja yang akan dipilih untuk dibangun atau
diterapkan pada masyarakat harus dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut (Ana,
2007) :

1. Tidak terjadi kontaminasi pada tanah permukaan

2. Tidak terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin masuk ke mata air dan sumur

3. Ekskreta tidak dapat dijangkau oleh lalat, ulat, kecoa dan anjing.

4. Tidak terjadi penanganan ekskreta segar, apabila tidak dapat dihindari, harus ditekan
seminimal mungkin
5. Harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap.
6. Metode yang digunakan harus sederhana serta murah dalam pembangunan dan
penyelenggaraan.
7. Dapat diterima oleh masyarakat
D. Persyaratan Jamban Keluarga
Menurut Depkes RI (2008) adapun syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam
pembangunan jamban yang sehat antara lain :
1. Tidak mencemari air minum,letak lubang penanpungan paling sedikit berjarak 10
meter dari sumber air bersih atau air minum,jika keadaan tanah berkapur atau tanah
liat yang retak-retak pada saat musim kemarau maka di usahakan jarak jamban tidak
kurang dari 15 meter.
2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat di jamak oleh serangga maupun tikus.
3. Air seni tidak mencemari tanah sekitarnya,untuk lantai jamban harus cukup luas
paling sedikit berukuran 1x1 meter,dan di buat cukup landas atau miring ke arah
lubang jongkok.
4. Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
5. Di lengkapi dinding dan atap pelindung,dinding kedap air dan berwarna terang

4
6. Cukup penerangan sehingga tidak mudah berkembangbiak nya berbagai jenis
binatang atau serangga.
7. Ventilasi harus cukup baik sehinga sirkulasi udara dapat membuat ruang jamban tidak
berbau dan pemakai jamban lebih merasa nyaman.
8. Adanya air dalam jumlah yang cukup dan memiliki alat pembersih dalam jamban.

5
BAB III
HASIL PRAKTIKUM

A. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan

Hari/tanggal : Kamis, 14 Oktober 2021 - Selesai

Waktu : 09.00- Selesai

Tempat Pelaksana : Bengkel Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Manado

B. Alat dan Bahan

1. Alat :
a. Tropol/Sendok Semen
b. Mistar atau Meter
c. Skop
d. Cangkul
e. Pahat
f. Gergaji
g. Ember
h. Pensil
i. Kuas
j. Martil
2. Bahan :
a. Semen
b. Pasir
c. Tanah Liat
d. Air
e. Koran/Kertas HVS
f. Cat
g. Tripleks

C. Prosedur Kerja

1. Pembuatan Mal Dari Tripleks (Mal Dasar Tumpuan)

a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


b. Gergaji tripleks dengan ukuran 50 x 40 cm dan gambar mal sesuai dengan ukuran
yang telah ditetapkan, kemudian tripleks tersebut dibuat garis tengah dengan

6
membagi dua bidang yang sama besar dengan menggunakan pensil dan mistar
kemudian dibuatkan titik pada garis tengah, panjang 3 cm dan bagian garis
sebelahnya dengan panjang 3 cm.
c. Buatlah sketsa gambar dengan ukuran yang diinginkan dengan menggunakan pensil.
d. Setelah permukaan tripleks tergambar sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan,
maka siapkan gergaji dan potong bagian tepinya atau bagian yang diarsir pada batas
garis yang tersedia.
e. Setelah pembuatan mal selesai dilanjutkan dengan pembuatan cetakan kloset/leher
angsa dari tanah liat.
2. Pembuatan Cetakan Kloset/Leher Angsa
a. Siapkan tanah liat yang berfungsi sebagai cetakan, bentuklah sesuai dengan sketsa
yang ada.
b. Kemudian diaduk dengan menambahkan air dan padatkan (jangan terlalu
lembek/cair) sampai menjadi licin dengan bantuan tropol.
c. Letakkan mal dasar (mal dari tripleks) pada meja kerja dengan posisi rata, kemudian
letakkan tanah liat di atas mal tripleks dan bentuklah cetakan tanah liat tersebut sesuai
sketsa yang ada.
d. Dengan memperhatikan tinggi belakang sepatu 17 cm dan bagian tengah 10 cm dan
bagian depan 6 cm. Pada bagian atas sepatu 7 cm berbentuk bulat untuk meletakkan
water seal.
e. Setelah permukaan tanah liat sudah licin dan berbentuk sesuai ukuran yang ada, maka
ambilah kertas (Koran/HVS) dan dibasahi kemudian dilapiskan pada permukaan
cetakan dari tanah liat yang telah terbentuk.
f. Penggunaan kertas ini dimaksudkan untuk memudahkan pelepasan cetakan yang
sudah terbentuk dengan campuran spesi agar tidak menempel pada cetakan tanah liat.
g. Kalau cetakan terbuat dari kayu atau fiber glass cukup dioles dengan oli bekas.
3. Pembuatan Mal Water Seal
a. Siapkan tanah liat dan bentuklah sesuai ukuran yang telah disiapkan.
b. Tanah liat yang sudah dipadatkan dan bentuklah setengah lingkaran dengan ketebalan
7 cm. Pada bagian bawah dibagi dua ukuran yaitu ukuran A panjang 7 cm dan ukuran
B 5 cm kemudian dipotong dengan tebal 2 cm – 3 cm.

7
c. Setelah water seal selesai dibentuk kemudian diletakkan di atas cetakan tanah liat
yang telah dilapisi dengan spesi, dan untuk mencegah water seal tidak goyah maka
ditahan dengan menggunakan sepotong tripleks ukuran 10 cm x 10 cm pada bagian
alasnya.
d. Tempelkan cetakan water seal dengan kertas (Koran/HVS).
e. Setelah itu mulailah untuk persiapkan pembuatan campuran semen dengan pasir
(spesi).
4. Proses Pembuatan Bowl/Leher Angsa
a. Ambil pasir halus dan bebaskan dari kotoran lainnya dengan menggunakan ayakan.
b. Campurlah pasir dengan semen perbandingan 1 : 2,5 = 1 bagian semen dan bagian 2,5
bagian pasir serta tambahkan air secukupnya sehingga campuran menyatu tidak cair
(seperti ampas tebu) dengan bantuan skop.
c. Tempelkan adonan campuran tersebut (spesi) pada cetakan tanah liat (sepatu) yang
sudah terbungkus dengan kertas setebal 2 cm – 3 cm dari dasar cetakan tanah liat
sampai menutupi seluruh permukaan cetakan.
d. Setelah selesai, biarkan sampai mengeras 1-2 hari.
e. Kloset yang sudah mengeras 1-2 hari kemudian dilepaskan dari cetakannya.
f. Untuk melepaskan water seal dari cetakannya harus dengan hati-hati jangan sampai
pecah.
g. Periksa kembali kloset yang sudah dilepaskan dari cetakannya apakah ada bocor pada
water seal atau tidak.
h. Apabila ada bocor, tempelkan kembali spesi pada bagian yang bocor dan biarkan
sampai mengeras.
i. Setelah kloset sudah mengeras, ambillah semen dan air secukupnya untuk dibuatkan
adonan/campuran, agar permukaan kloset/leher angsa menjadi licin dengan
menggunakan alat sendok semen atau tropol dan bisa juga menggunaka kuas.
j. Kemudian rapikan bagian dalam bowl sehingga tidak kelihatan pori-porinya atau ada
spesi yang menonjol.

8
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

a. Dari hasil praktikum pembuatan kloset jongkok (leher angsa) yang dilaksanakan di
Bengkel Kesehatan Lingkungan masih terdapat kekurangan terutama pada bagian pola
yang belum rapih.
b. Penyediaan sarana pembuangan tinja harus memenuhi kesehatan baik dari segi
konstruksinya maupun estetika.
c. Dari hasil uji coba water seal sudah sesuai anjuran

B. Saran

Sebaiknya mahasiswa lebih memperhatikan cara membuat jamban sederhana dengan tipe
leher angsa yang memenuhi syarat kesehatan agar mempunyai keterampilan sehingga dapat
dimanfaatkan atau diterapkan pada masyarakat.

9
DAFTAR PUSTAKA

 Pengertian jamban (Notoatmodjo, 2007).


 Syarat-syarat dalam pembuatan jamban (Arif 2009)
 Pola makan, kebersihan perorangan, gaya hidup dan perilaku terhadap kesehatan
(Depkes, 2009)

10
DOKUMENTASI

Pembuatan mal dari tripleks Proses pembuatan cetakan dari tanah liat

Proses pengecoran Hasil akhir pembuatan kloset jongkok (leher angsa)

11

Anda mungkin juga menyukai