Anda di halaman 1dari 31

KEGIATAN PEMBANGUNAN PABRIK BIJIH NIKEL DAN SARANA

PENDUKUNGNYA DI KECAMATAN PALANGGA SELATAN KABUPATEN


KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA
PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY

OLEH :
KELOMPOK V
Aminah maryani
Musdalifah
Andi misbawati
Wa Ode Nindi Pratiwi Djafar
Ade Hidayat
Latar Belakang
kegiatan pembangunan pabrik bijih nikel dan sarana pendukungnya di
kecamatan palangga selatan kabupaten konawe selatan provinsi
sulawesi tenggara menggunakan jenis AMDAL tunggal.
Kegiatan ini diatur dalam :
•Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang mineral dan batubara
(Minerba)
•Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun sebagaimana telah dua kali
diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014.
• Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor 01 Tahun
2014
Pembahasan
Pengolahan bijih nikel adalah kegiatan usaha pertambangan untuk
meningkatkan mutu mineral serta untuk memanfaatkan dan
memperoleh mineral ikutan. Dengan demikian, setiap jenis
komoditas tambang mineral logam tertentu sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia Nomor 01 Tahun 2014 pasal 3 ayat (4) wajib dilakukan
pengolahan dan pemurnian dalam negeri sesuai dengan batasan
minimum pengolahan dan pemurnian.
Atas dasar pertimbangan tersebut di atas dan untuk meningkatkan
daya saing Kabupaten Konawe Selatan di bidang pertambangan
mineral (nikel) serta untuk memenuhi tuntutan Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 01
Tahun 2014 tentang peningkatan nilai Tambah Mineral melalui
Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral, PT. Resky Monagung
Industry bermaksud untuk membangun pabrik pengolahan bijih nikel
di kecamatan Palangga Selatan.
PERSETUJUAN PRINSIP
PT. Resky Monagung Industry yang bergerak dibidang usaha
pertambangan bijih nikel , akan melakukan pengolahan bijih nikel
dalam rangka memanfaatkan potensi sumber daya alam di
Kecamatan Palangga Selatan,Kabupaten Konawe Selatan hal ini
didasari atas izin prinsip dari Bupati Konawe Selatan Nomor :
540/1381 tahun 2014. Pengolahan bijih nikel yang akan
dikembangkan oleh PT. Resky Monagung Industry menggunakan
metode pelebur-murnian (Smelting) dengan teknologi Mini Blast
Furnace (MBF) untuk menghasilkan produk Ferronickel (FeNi), yang
berlokasi di kecamatanPalangga Selatan.
Alasan Wajib AMDAL
 sebelum melakukan aktivitas perlu mendapat izin kelayakan
lingkungan yang diwujudkan dalam penyusunan dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sesuai dengan amanat
Undang-undang No. 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dan peraturan lainya seperti
Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang izin lingkungan.
 Syarat wajib AMDAL bagi rencana kegiatan pengolahan bijih nikel
adalah besaran kapasitas produksi.
 berpeluang memberikan dampak lingkungan yang dapat mengubah
rona lingkungan hidup, sehingga PT. Resky Monagung Industry wajib
menjunjung tinggi azas keberlanjutan pembangunan yang
berwawasan lingkungan
KOMISI AMDAL
dokumen AMDAL Terpadu ini dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL (KPA)
Propinsi Sulawesi Tenggara sebagaimana ketentuan pasal 10 ayat
(2) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2013
tentang Tatalaksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen
Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan. Hal ini
didasarkan atas pertimbangan bahwa pembangunan pabrik
pengolahan bijih nikel termasuk jenis kegiatan strategis.
TUJUAN RENCANA KEGIATAN
 Mengambil manfaat dari potensi sumber daya bijih nikel yang ada di
Kabupaten Konawe Selatan
 Mendorong kapasitas produksi logam dalam hal ini bijih nikel dalam
negeri
 Menyediakan produk akhir pengolahan dan/atau pemurnian sebagai
bahan baku industri untuk kebutuhan dalam negeri.
 Meningkatkan produk ekspor Kabupaten Konawe Selatan
 Membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat Kabupaten Konawe
Selatan khususnya dan masyarakat Sulawesi Tenggara pada
umumnya.
MANFAAT KEGIATAN
 Turut berperan secara aktif dalam pengembangan perekonomian di
wilayah Kabupaten Konawe Selatan
 Berperan dalam pengembangan diversifikasi kegiatan perusahaan di
bidang pertambangan
 Memperoleh laba dari penjualan bijih nikel dari hasil produksi
 Meningkatkan laju perekonomian
 Menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Konawe
Selatan dari retibusi yang
 diberikan oleh Pemrakarsa usaha/kegiatan
PELAKSANAAN STUDI
1. Identitas Pemrakarsa
Nama perusahaan: PT. Resky Monagung Industri
Alamat : Ruko Cardoba Standart Blok G No. 04 Bukit
Golf Mediterania RT. 002 RW. 009 Kel. Kamal
Muara, Kec. Penjaringan Utara
Penanggung jawab : Fachrul J.
Jabatan : Direktur ( Kuasa Direktur)
2. Penyusun Studi AMDAL
dilakukan oleh pemrakarsa dengan bantuan pihak lain secara perorangan sesuai
dengan pasal 10 Ayat (2) peraturan pemerintah nomor 27 tahun 2012. Komposisi
penyusun studi AMDAL sebagai berikut :
 Penganggung Jawab : Muhammad Fachrul J.
 Ketua Tim : Resky Kusuma Wardhani
 Anggota Tim Studi
Bidang Tanah : Wa Ode Monaswati Halim
Bidang Sosial Ekonomi : Muhammad Agung
 Tenaga Ahli : Reza Zulfakar
Bidang Geo-Fisik-Kimia : Sukur
Bidang Biologi : Muhammad Syadidin
Bidang Tambang-Metalurgi : Muhammad Nuzul Khaq
Bidang Sosial-Ekonomi-Budaya : La Ode Miqdad Husein
Bidang Kes. Masyarakat : Aliftianto Suleman
 Tenaga Lapangan : Irfan dan Dirman
Pelingkupan
1. Deskripsi Rencana Usaha/Kegiatan
Pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasilitas penunjangnya yang
akan dibangun oleh PT. Resky Monagung Industry yang terletak di
Desa Lalowua Kecamatan Palangga Selatan, Kabupaten Konawe
Selatan seluas 30 Ha berdasarkan izin dari Bupati Konawe Selatan
Nomor : 540/1381 Tahun 2014.

2. Status Studi Amdal


 Undang-undang nomor 32 tahun 2009
 studi yang telah dilakukan oleh PT. Resky Monagung Industry adalah
studi kelayakan yang menilai kelayakan teknis dan ekonomi
 Studi amdal pada kegiatan ini termasuk dalam kategori berurutan
3. Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha/Kegiatan Dengan Rencana Tata Ruang
Berdasarkan peraturan daerah Nomor 19 Tahun 2013 tentang Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2013-2033, lokasi proyek
Pabrik Pengolahan Dan Pemurnian Nikel oleh PT. Resky Monagung Industry
di Desa Lalowua Kecamatan Palangga Selatan termasuk dalam Wilayah
Usaha Pertambangan (Paragraf 5 Kawasan Peruntukan Pertambangan
Pasal 29 ayat 2 butir a.)
4. Deskripsi Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Beserta
Fasilitas Penunjangnya PT. Resky Monagung Industry
1. Tahap PraKonstruksi
a. Perizinan
diantaranya izin penggunaan jalan, izin mendirikan bangunan (IMB),
izin pemasukan dan pengoperasian alat berat, izin pemanfaatan air
permukaan, izin penggunaan alat komunikasi(frekuensi radio), izin
penggunaan genset, izin pengolahan limbah B3
b. Sosialisasi
1) bertujuan untuk memberikan pejelasan secara umum tentang rencana kegiatan
yang akan dilakukan, mulai dari tahan pra konstruksi sampai pada tahap pasca
operasi
2). dimaksudkan untuk mengetahui harapan dan tanggapan serta keinginana
masyarakat dan pemerintah daerah setempat terhadap kegiatan pembanguna
pabrik pengolahan bijih nikel di Kecamatan Palangga Selatan.
Salah satu bentuk sosialisasi adalah :
 kegiatan konsultasi public , yaitu tatap muka dan diskusi kepada pemerintah dan
masyarakat setempat yang masuk lokasi kegiatan an diperoleh beberapa masukan
atau tanggapan masyarakat atau hal-hal yang menjadi kekhawatiran masyarakat
untuk selanjutnya menjadi salah satu informasi tambahan dalam proses
pelingkupan dalam rangka studi AMDAL
 Media massa
 Pemasangan papan pengumuman dilokasi proyek
c. Pembebasan lahan
dilakukan sebelum adanya kegiatan pembanngunan pabrik
nikel. Kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan lahan yang akan
dijadikan lokasi pabrik pengolahan nikel bebas dari aktivitas apapun.
Tempat yang akan dibangun pabrik pengolahan nikel berada dekat
dengan perumahan penduduk. Oleh karena itu, dilakukan relokasi
penduduk ketempat yang lebih aman dan nyaman.

2. Tahap Konstruksi
 Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi : ±89 orang untk pembangunan
pabrik
 Mobilisasi Pelalatan Dan Material Konstruksi
 Pembersihan Dan Pematangan Lahan
 Pembangunan Pabrik Pengolahan Nikel Dan Sarana Pendukung
Lainnya
3. Tahap Operasi
 Penerimaan Tenaga Kerja Operasional
 Mobilisasi Bahan Bakar, Bahan Baku, Hasil Produksi dan Terak
 Pengoperasian Pabrik dan Fasilitas Pendukung
1). Preparasi Bahan
2). Proses Reduksi Dan Peleburan
3.) Penanganan Limbah (slag, cair, B3, debu dan gas-gas pencemar)
4. Tahap pasca Operasi
a. Penutupan Pabrik
b. Pelepasan Tenaga Kerja
DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN AWAL
1. Komponen Lingkungan Terkena Dampak
a. Komponen Geo-Fisik-Kimia (Data iklim mikro yang meliputi temperatur,
tekanan udara, kelembaban udara, curah hujan, dan kecepatan angin disekitar
lokasi studi ), Arah dan Kecepatan Angin, Kualitas Udara, kebisingan, kualitas
air dan kualitas tanah

b. Komponen Biologi : vegetasi, keanekaragaman fauna, biota perairan


(plankton, benthos)

c. Komponen Sosial Ekonomi Dan Budaya : kependudukan, kesempatan kerja


dan kesempatan berusaha, perekonomian daerah (pertanian dan perkebunan,
peternakan, perikanan, penduduk domestik regional bruto kabupaten kensel),
sosial budaya (tingkat pendidikan, nilai keagamaan,sosial kemasyarakatan,
persepsi masyarakat)
d. Komponen Kesehatan Masyarakat : sarana dan prasarana
kesehatan, derajat kesehatan masyarakat dan kesehatan
lingkungan
Kegiatan Di Sekitar Lokasi Rencana
beberapa perusahaan tambang nikel diantaranya PT.Sambas
Mineral Mining, PT.Integra Mining Nusantara, PT.Ifishdecho,
PT.Billiy Indonesia dan PT.Triple Eight Energy. Kegiatan-
kegiatan lain ini dapat berkontribusi menurunkan kualitas
udara, menurunkan kualitas air. Disamping itu kegiatan
masyarakat lain di sekitar lokasi kegiatan adalah aktifitas
perikanan darat (tambak).
HASIL PELIBATAN MASYARAKAT
1. Proses Pelibatan Masyarakat
a. Melaksanakan pengumuman tentang studi AMDAL
b. Melakukan konsultasi publik di kecamatan palangga selatan Kabupaten
Konawe Selatan.
2. Hasil Pelaksanaan Konsultasi Publik
Berdasarkan hasil-hasil konsultasi publik dan dengan melihat isu-isu yang
muncul, maka beberapa isu penting yang menjadi perhatian dalam
penyusunan KA-ANDAL dan studi ANDAL pada umumnya dapat di ringkas
sebagai berikut:
 Penanganan limbah cair dan debu yang dapat menggangggu usaha-usaha
pertanian, peternakan, dan perikanan masyarakat sekitar serta yang dapat
menurunkan derajat kesehatan masyarakat.
 Rekruitmen tenaga kerja yang transparan dengan mengutamakan
masyarakat desa terdekat lokasi pembangunan pabrik nikel.
 Penanganan dampak terhadap gangguan kesehatan masyarakat
dengan menyediakan sarana dan prasarana kesehatan bagi
masyarakat dan pekerja.
 Adanya bantuan terhadap pembangunan desa yang terkait dengan
sarana dan prasarana umum dan fasilitas sosial melalui kegiatan
community development.
TERIMAKASIH
•Bagaimana pengelolaan dampak yang dihasilkan oleh
pertambangan tersebut? (kelompok 4) Wa Ode Mahyaya
Jawaban :
Ketika tambang tersebut beroperasi tidak menutup kemungkinan
akan menghasilkan limbah. Limbah yang dihasilkan dapat berupa
limbah slag, cair, limbah B3, limbah debu dan gas-gas pencemar.
Oleh karena itu kegiatan pertambangan ini wajib amdal agar
permasalahan mengenai limbah dapat ditangani dan dikelola dengan
baik. Penanganan dari berbagai limbah yang dihasilkan oleh
tambang nikel ini dapat dilakukan dengan cara :
Penanganan Limbah Slag
Slag dikirim ke slag pond yang letaknya agak jauh dari MBF untuk
didinginkan kemudian diklrim ke tailing pond. Limbah slag ini
sangat panas, maka perlu penyiraman air yang banyak untuk
didinginkan sehingga juga menghasilkan lumpur endapan. Air
siraman ini dialirkan ke IPAL untuk menetralkan lumpur dan
pembersihan dari logam berbahaya.
Slag mengandung MgO dan SiO2, yang secara kimia
stabil dan bebas dari substansi berbahaya dan
memiliki berbagai sifat yang baik seperti densitas
tinggi, kekerasan dan kekuatan, pemampatan yang
balk dengan pemeabilitas air yang tinggl, serta
ketahanan api yang tinggal dengan pengembangan
termal (pemuaian) rendah, dengan sifat-sifat
tersebut, slag ini kemungkinan dapat digunakan
dalam berbagai tujuan, misalnya pemadatan badan
jalan kendaraan. Namun demikian pemanfaatan slag
ini, PT. Resky Monagung Industry akan mengajukan
izin ke Kementerian Lingkungan Hidup. Slag dapat
Iangsung ditimbun di landfill lokasi tambang sebagai
material reklamasi kemudian ditutup dengan top soil
selanjutnya dilakukan penghijauan.
 Penanganan Limbah Cair
proses penanganan limbah cair ini terdiri dari 5 (lima)
tahapan terdiri dari proses fisika, biologi dan kimia.
Tahapan-tahapan penanganan limbah cair adalah :

Pengolahan Awal (Pretreatment)


Limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan
disaring menggunakan jeruji saring. setelah disaring
limbah disalurkan kesuatu kolam yang berfungsi
untuk memisahkan pasir dan partikel padat
tersuspensi lain yang berukuran relatif besar, dengan
cara memperlambat aliran limbah sehingga partikel-
partikel pasir jatuh ke dasar kolam sementara air
limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.
 Pengendapan dan Pengapungan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan
dialirkan ke kolam pengendapan limbah cair didiamkan agar
parcikel-partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat
mengendap ke dasar kolam. Endapan partikel tersebut akan
membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air
limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain proses
pengendapan juga dilakukan proses pengapungan (Floation).
Proses ini berfungsi untuk menyingkirkan polutan berupa minyak
atau lemak. Pengolahan lemak, minyak atau bahan organik lain
biasanya dilakukan dalam dua cara yaitu :
1. Memisahkan minyak dari air dengan adanya perbedaan berat
jenis.
2. Menghancurkan atau merusak emulsi minyak dengan cara
kimia, yaitu: penambahan koagulan, penambahan asam,
penambahan garam dan pemanasan dan penambahan dan
pemecah emulsi (demulgators).
 Metode Treatment ponds/ Lagoons
Metode treatment ponds/lagoon atau
kolam perlakuan, limbah cair ditempatkan
dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang
tumbuh dipermukaan kolam akan
berfotosintesis menghasilkan oksigen.
Oksigen tersebut kemudian digunakan
oleh bakteri aero untuk proses
penguraian/degradasi bahan organik
dalam limbah.
 Pengolahan lanjutan (Advanced Treatment)
Pada kolam ini, air limbah diolah sesuai dengan
kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair/air limbah.
Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya
melalui proses pengolahan sebelumnya adalah zat-zat
anorganik terlarut, dan logam berat. Pengolahan tersier
sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced
treatment). Pengolahan senyawa nikel umumnya dilakukan
dengan cara mengendapkan dengan kapur yang dilakukan
pada pH sekitar 12. Pengendapan senyawa nikel dapat pula
dilakukan dengan ferrosulfat, juga pada pH sekitar 10.
 Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)
Setiap tahap pengolahan Iimbah cair, akan menghasilkan
endapan polutan berupa lumpur. lumpur tersebut tidak
dapat dibuang secara Iangsung, Iumpur hasil pengolahan
Iimbah akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara
aerob (anaerob digestion), kemudian disalurkan ke ke
lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos,
atau dikolamar (incinerated).
 Penanganan Limbah Debu dan Gas-Gas
Pencemar
Kegiatan Mini Blast Fumace (MBF),
transportasi material, crushing, screening
dan Iain-lain menghasilkan Iimbah debu dan
gas-gas pencemar Iainnya. Debu dari dryer
ditangkapmenggunakan dust collector.
Sementara itu Debu yang terdapat pada hot
metal dan slag ditampung menggunakan
multy cyclone dan electrostatic preapitator
dan direcycled ke rotary kiln.
 Penanganan limbah B3
Limbah cair B3 kemungkinan besar yang dihasilkan
dari operasional pabrik pengolahan dan pemumian
bijih nikel PT. Resky Monagung Industry adalah Oli
bekas. Oli bekas ini dihasilkan dari kendaraan angkut
dan alat berat dan dari Generator Set. Pengelolaan
limbah cair B3 dilakukan terhadap kegiatan
penyimpanan, sedangkan pengolahan atau
pemanfaatan Iebih Ianjut diserahkan kepada Pihak
Ketiga yang telah mendapatkan ijin dan Pejabat yang
berwenang (KLH).
Penanganan oli bekas disimpan dalam suatu drum
(tanki limbah oli) dengan persyaratan yaitu; (1)
kondisi baik, tidak bocor atau rusak; (2) terbuat dan
bahan yang cocok dengan karakteristik Iimbah B3
yang disimpan; (3) memiliki penutup yang kuat untuk
mencegah terjadinya tumpahan saat dilakukan
pemindahan atau pengangkutan; (4) tiap kemasan
diberikan simbol dan label sesuai ketentuan yang
berlaku.
 Bagaimana kondisi dilingkungan sekitar setelah
dilakukan kegiatan pertambangan tersebut ?
(kelompok 2) Fatimah Alwi Albakar
Jawaban :
Untuk pertambangan nikel di kecamatan palangga
selatan dari PT. Resky Monagung Industry, kelompok
kami belum mengetahui apakah pertambangan ini
telah beroperasi atau belum dikarenakan dokumen
yang diperoleh adalah masih dalam bentuk Kerangka
acuan ANDAL (KA) ANDAL, sehingga kami tidak
mengetahui kondisi lingkungan disekitar
pertambangan. Namun dilihat dari pertambangan
nikel yang lain oleh PT. WIN (Wijaya Inti Nusantara)
yang juga terletak di kecamatan palangga selatan
tepatnya di desa wawowonua berdasarkan
pengamatan secara langsung memiliki kondisi
lingkungan disekitar yaitu tercemar debu yang
dihasilkan oleh kendaraan dan alat berat.
 Bagaiman jika ada warga yang tidak ingin pindah
setelah adanya pertambangan dikarenakan mata
pencaharian mereka ada ditempat tersebut?
(kelompok 3) Nurfadillah
Jawaban :
Sebelum dilakukannya kegiatan pertambangan ini
perusahaan tambang nikel melakukan sosialisasi
termasuk kepada masyarakat yang tinggal
dilingkungan sekitar dengan tujuan memperoleh
kesepakatan adanya pertambangan dengan syarat
bahwa masyarakat diberikan kompensasi oleh pihak
pemrakarsa dan kemungkinan akan dipekerjakan di
tambang tersebut.

 Apa yang dilakukan pemerintah apabila suatu lahan


merupakan tempat pencaharian dari masyarakat?
(kelompok 1) Niluh Reni Andriani
Jawaban :
Pemerintah hanya dapat memberi izin atau
membatalkan izin dari kegiatan pertambangan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai