Anda di halaman 1dari 138

KA-ANDAL

KERANGKA ACUAN
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN

KEGIATAN PEMBANGUNAN
PABRIK PENGOLAHAN BIJIH NIKEL
DAN SARANA PENDUKUNGNYA

DI KECAMATAN PALANGGA SELATAN


KABUPATEN KONAWE SELATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY

PALANGGA SELATAN, APRIL 2015


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Usaha pertambangan harus dapat mempercepat pengembangan wilayah dan mendorong
kegiatan ekonomi masyarakat/pengusaha kecil dan menengah serta mendorong tumbuhnya industri
penunjang pertambangan. Untuk meningkatkan nilai tambah produk hasil tambang, maka perlu
adanya proses pengolahan bijih nikel untuk menjadi logam nikel. Kebutuhan logam nikel baik
sebagai logam paduan maupun logam murni saat ini banyak diperlukan dan digunakan untuk
berbagai keperluan mulai dari konstruksi, transportasi, komunikasi, peralatan rumah tangga sampai
peralatan perang. Sejauh ini Indonesia telah memiliki beberapa Pabrik pengolahan bijih nikel untuk
memproduksi feronikel dan nikel mate. Luasnya persebaran serla besamya cadangan bijih nikel
yang ada di Indonesia (menempati urutan ketiga terbesar di dunia) maka diperlukan pembangunan
pabrik-pabrik pengolahan nikel yang lain sebagai pendukung pabrik-pabrik yang telah ada selama
ini Pabrik pengolahan bijih nikel tersebut diharapkan lebih praktis dan sederhana.
Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang mineral dan batubara (Minerba),
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang pelaksanaan kegiatan usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 1 Tahun 2014, serta Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor 01 Tahun
2014 tentang peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan Pengolahan dan Pemurnian
Mineral, maka bahan baku hasil tambang harus di diproses di dalam negeri. Dengan melakukan
pengolahan terhadap bahan baku tersebut akan diperoleh berbagai keuntungan yang lebih
signikan, misalnya memberikan nilai tambah (value added), secara ekonomis karena dengan
pengolahan tersebut akan menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi
dibandingkan dengan hanya Orenya saja, menumbuhkan perekonomian daerah yang pada akhirnya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
|1
Pengolahan bijih nikel adalah kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu
mineral serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral ikutan. Dengan demikian, setiap jenis
komoditas tambang mineral logam tertentu sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri
Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2014 pasal 3 ayat (4)
wajib dilakukan pengolahan dan pemurnian dalam negeri sesuai dengan batasan minimum
pengolahan dan pemurnian.
Atas dasar pertimbangan tersebut di atas dan untuk meningkatkan daya saing Kabupaten
Konawe Selatan di bidang pertambangan mineral (nikel) serta untuk memenuhi tuntutan Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara dan Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 01 Tahun 2014 tentang peningkatan nilai Tambah
Mineral melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral, PT. Resky Monagung Industry
bermaksud untuk membangun pabrik pengolahan bijih nikel di kecamatan Palangga Selatan.

1.1.1. Persetujuan prinsip


PT. Resky Monagung Industry yang bergerak dibidang usaha pertambangan bijih nikel ,
akan melakukan pengolahan bijih nikel dalam rangka memanfaatkan potensi sumber daya alam di
Kecamatan Palangga Selatan, Kabupaten Konawe Selatan hal ini didasari atas izin prinsip dari
Bupati Konawe Selatan Nomor : 540/1381 tahun 2014. Pengolahan bijih nikel yang akan
dikembangkan oleh PT. Resky Monagung Industry menggunakan metode pelebur-murnian
(Smelting) dengan teknologi Mini Blast Furnace (MBF) untuk menghasilkan produk Ferronickel
(FeNi), yang berlokasi di kecamatan Palangga Selatan.

1.1.2. Alasan Wajib AMDAL


Salah satu kewajiban PT. Resky Monagung Industry sebelum melakukan aktivitas perlu
mendapat izin kelayakan lingkungan yang diwujudkan dalam penyusunan dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sesuai dengan amanat Undang-undang No. 32 tahun
2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan peraturan lainya seperti
Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang izin lingkungan. Berdasarkan Peraturan

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
|2
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau
kegiatan yang wajib AMDAL, rencana pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasmtas
penunjangnya, yang akan dilakukan oleh PT. Resky Monagung Industry wajib memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Syarat wajib AMDAL bagi rencana kegiatan
pengolahan bijih nikel adalah besaran kapasitas produksi.
Pelaksanaan pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel, dengan fasilitas penunjangnya
yang dilakukan oleh PT. Resky Monagung Industry di Kecamatan Palangga Selatan kabupaten
Konawe Selatan, berpeluang memberikan dampak lingkungan yang dapat mengubah rona
lingkungan hidup, sehingga PT. Resky Monagung Industry wajib menjunjung tinggi azas
keberlanjutan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Olehnya itu, diperlukan usaha-usaha
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup guna mengoptimalkan dampak positif serta
menekan dampak negatif dari kegiatan tersebut. Implementasi dari hal itu, PT. Resky Monagung
Industry akan mematuhi semua regulasi yang berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.

1.1.3. Komisi AMDAL


Dokumen AMDAL berisikan uraian tentang rencana kegiatan usaha, rona lingkungan hidup
awal, pelingkupan komponen/parameter lingkungan yang diduga akan terkena dampak akibat
adanya kegiatan pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasilitas penunjangnya, serta
upaya-upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Dokumen AMDAL diharapkan menjadi
pedoman bagi pemrakarsa maupun instansi/lembaga yang terlibat dalam pengelolaan lingkungan.
Selanjutnya untuk melihat kelengkapan administrasi dan konsistensi dan kedalaman studi
AMDAL, maka dokumen AMDAL Terpadu ini dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL (KPA)
Propinsi Sulawesi Tenggara sebagaimana ketentuan pasal 10 ayat (2) Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2013 tentang Tatalaksana Penilaian dan Pemeriksaan
Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan. Hal ini didasarkan atas
pertimbangan bahwa pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel termasuk jenis kegiatan strategis.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
|3
1.2. Tujuan rencana kegiatan
Tujuan rencana usaha dan atau kegiatan pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta
fasilitas penunjangnya PT. Resky Monagung Industry di Kecamatan Palangga Selatan, Kabupaten
Konawe Selatan sebagai berikut:
a) Mengambil manfaat dari potensi sumber daya bijih nikel yang ada di Kabupaten Konawe
Selatan
b) Mendorong kapasitas produksi logam dalam hal ini bijih nikel dalam negeri
c) Menyediakan produk akhir pengolahan dan/atau pemurnian sebagai bahan baku industri
untuk kebutuhan dalam negeri.
d) Meningkatkan produk ekspor Kabupaten Konawe Selatan
e) Membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat Kabupaten Konawe Selatan khususnya dan
masyarakat Sulawesi Tenggara pada umumnya.
Dengan adanya pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasilitasnya
penunjangnya oleh PT. Resky Monagung Industry di Kabupaten Konawe Selatan, manfaat yang
dapat diperoleh antara Iain:
a) Turut berperan secara aktif dalam pengembangan perekonomian di wilayah Kabupaten
Konawe Selatan
b) Berperan dalam pengembangan diversikasi kegiatan perusahaan di bidang pertambangan
c) Memperoleh laba dari penjualan bijih nikel dari hasil produksi
d) Meningkatkan laju perekonomian
e) Menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Konawe Selatan dari retibusi yang
f) diberikan oleh Pemrakarsa usaha/kegiatan
1.3. Pelaksana Studi
1.3.1. Identitas Pemrakarsa
Nama perusahaan : PT. Resky Monagung Industri
Alamat : Ruko Cardoba Standart Blok G No. 04 Bukit Golf
Mediterania RT. 002 RW. 009 Kel. Kamal Muara,
Kec. Penjaringan Utara

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
|4
Penanggung jawab : Fachrul J.
Jabatan : Direktur ( Kuasa Direktur

1.3.2. Penyusun Studi AMDAL


Penyusunan dokumen AMDAL pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta
fasilitas penunjangnya dilakukan oleh pemrakarsa dengan bantuan pihak lain secara perorangan
sesuai dengan pasal 10 Ayat (2) peraturan pemerintah nomor 27 tahun 2012. Komposisi penyusun
studi AMDAL sebagai berikut :
Penganggung Jawab : Muhammad Fachrul J.
Ketua Tim : Resky Kusuma Wardhani
Anggota Tim Studi
- Bidang Tanah : Wa Ode Monaswati Halim
- Bidang Sosial Ekonomi : Muhammad Agung
Tenaga Ahli : Reza Zulfakar
- Bidang Geo-Fisik-Kimia : Sukur
- Bidang Biologi : Muhammad Syadidin
- Bidang Tambang-Metalurgi : Muhammad Nuzul Khaq
- Bidang Sosial-Ekonomi-Budaya : La Ode Miqdad Husein
- Bidang Kes. Masyarakat : Aliftianto Suleman
Tenaga Lapangan : Irfan
Dirman

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
|5
BAB 2
PELINGKUPAN

2.1. Deskripsi Rencana Usaha/Kegiatan


Pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasilitas penunjangnya yang akan dibangun oleh PT.
Resky Monagung Industry yang terletak di Desa Lalowua Kecamatan Palangga Selatan,
Kabupaten Konawe Selatan seluas 30 Ha berdasarkan izin dari Bupati Konawe Selatan Nomor :
540/1381 Tahun 2014. Metode yang digunakan dalam pengolahan bijih nikel yaitu metoe pelebur-
murnian (smelting) dan hasil produksi berupa Ferro-Nickel dengan kandungan 8-10% Ni.
Bahan baku utama yang digunakan dalam memproduksi Fe-Ni adalah bijih nikel laterit,
yang diperoleh dari PT. Resky Monagung Industry yang telah memegang IUP Operasi Produksi
bahan galian bijih nikel. Luas IUP PT. Resky Monagung Industry 1.500 Ha. Berlokasi di
Kecamatan Konawe Selatan cadangan terukur dan terkira sebesar 15.542.000 wet metric tons
dengan kadar rata-rata Ni 1,8% dan kadar rata-rata Fe 23,14%. Cadangan ini diperkirakan dapat
memenuhi kebutuhan pabrik selama 20 tahun masa produksi, tingkat kebutuhan untuk 2 line mini
blast furnace (MBF) sebesar 480.000 wet metric tons sampai pada tahun ke 2 dengan kapasitas
produksi 34.20 ton Fe-Ni berkadar 8-10% Ni. Sedangkan pada tahun ke 3 dan seterusnya menjadi
1.680.000 wet metric tons pertahun untuk kebutuhan 7 line MBF dengan kapasitas produksi
120.000 ton Fe-Ni berkadar 8-10% Ni.
Produk akhir dari pelebur-pemurnian adalah 11% Ni. Kadar Ni dari produk akhir hamper 8
kali kadar Ni dalam bahan awal, sehingga jumlah slag sangat besar. Bila diasumsikan kadar nikel
awal 1,60% maka slag yang tersisa sekitar 82%.

2.2. Status Studi Amdal


Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup menyatakan bahwa setiap orang ataupun badan usaha berkewajiaban untuk menerapkan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam menjalankan suatu rencana usaha/kegiatan
yang berdampak pada lingkungan hidup. Kewajiban ini harus tertuang dalam bentuk instrument

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
|6
hasil studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Instrument inilah yang selanjutnya
menjadi prasyarat atas pelaksanaan kegiatan seperti rencana kegiatan pembangunan pabrik
pengolahan boijih nikel beserta fasilitas penunjangnya yang akan dilakukan oleh PT. Resky
Monagung Industry di Kecamatan Palangga Selatan, Kabupaten Konawe Selatan.
Selain studi AMDAL, studi lain yang telah dilakukan oleh PT. Resky Monagung Industry
adalah studi kelayakan yang menilai kelayakan teknis dan ekonomi terkait dengan rencana
pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel, pembangunan PLTU dan pembangunan pelabuhan
khusus di Kecamatan Palangga Selatan, Kabupaten Konawe Selatan. Meskipun studi AMDAL
tentang rencana kegiatan pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasilitas
penunjangnya oleh PT. Resky Monagung Industry terpisah dengan studi kelayakan teknis dan
ekonomi, namun data-data yang diperoleh dari kedua studi tersebut menjadi bagian yang tak
terpisahkan dengan studi AMDAL.

2.3. Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha/Kegiatan Dengan Rencana Tata Ruang


Salah satu hal penting yang diperhatikan dalam penyusunan amdal pembangnan pabrik
pengolahan dan pemurnian nikel ini adalah kesesuain lokasi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Sulawesi Tenggara dan Rencana Tata Ruang Kabupaten Konawe Selatan. Berdasarkan
peraturan daerah Nomor 19 Tahun 2013 tentang Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Konawe
Selatan Tahun 2013-2033, lokasi proyek Pabrik Pengolahan Dan Pemurnian Nikel oleh PT. Resky
Monagung Industry di Desa Lalowua Kecamatan Palangga Selatan termasuk dalam Wilayah Usaha
Pertambangan (Paragraf 5 Kawasan Peruntukan Pertambangan Pasal 29 ayat 2 butir a.)
Untuk lebih jelasnya, RTRW Kabupaten Konawe Selatan selengkapnya dapat disajikan
pada Gambar II-1.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
|7
2.4. Deskripsi Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Beserta
Fasilitas Penunjangnya PT. Resky Monagung Industry
1. Tahap Pra Konstruksi
A. Perizinan
PT. Resky Monagung Industry Telah mengantongi izin prinsip dari Bupati Konawe Selatan
Nomor 540/1381 Tahun 2014 Beberapa jenis perizinan lain yang disusahakan diantaranya izin
penggunaan jalan, izin mendirikan bangunan (IMB), izin pemasukan dan pengoperasian alat berat,
izin pemanfaatan air permukaan, izin penggunaan alat komunikasi (frekuensi radio), izin
penggunaan genset, izin pengolahan limbah B3 dan lain-lain. Semua jenis periinan tersebut harus
diselesaikan oleh PT. Resky Monagung Industry sesuai dengan mekanisme dan peraturan yang
berlaku.
Kegiatan perizinan yang dilakukan oleh PT. Resky Monagung Industry ini diprediksi
menimbulkan dampak potensial peningkatan PAD dan perbuahan sikap dan presepsi masyarakat
khususnya masyarakat Desa Lalowua Kecamatan Palangga Selatan.
B. Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan oleh pihak PT. Resky Monagung Industry
sehubungan dengan kegiatan pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel serta fasilitas
penunjangnya dimaksudkan untuk memberikan pejelasan secara umum tentang rencana kegiatan
yang akan dilakukan, mulai dari tahan pra konstruksi sampai pada tahap pasca operasi. Dalam
kegiatan sosialisasi ini, PT. Resky Monagung Industry akan melakukan koordinasi dengan
pemerintah Kabupaten Konawe Selatan, khususnya Camat Palangga Selatan. Kegiatan sosialisasi
ini juga dimaksudkan untuk mengetahui harapan dan tanggapan serta keinginana masyarakat dan
pemerintah daerah setempat terhadap kegiatan pembanguna pabrik pengolahan bijih nikel di
Kecamatan Palangga Selatan.
Salah satu bentuk sosialisasi adalah kegiatan konsultasi public dalam kegiatan penyusunan
dokumen AMDAL. Bentuk kegiatan konsultasi public ini adalah tatap muka dan diskusi kepada
pemerintah dan masyarakat setempat yang masuk lokasi kegiatan. Dari hasil konsultasi publik
diperoleh beberapa masukan atau tanggapan masyarakat atau hal-hal yang menjadi kekhawatiran

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
|8
masyarakat untuk selanjutnya menjadi salah satu informasi tambahan dalam proses pelingkupan
dalam rangka studi AMDAL. Selain itu, penyampaian informasi kepada masyarakat luas juga
dilakukan melalui media massa, maupun dengan pemasangan papan pengumuman di lokasi
proyek. Kegiatan konsultasi publik dalam rangka kegiatan penyusunan dokumen AMDAL telah
dilakukan pada Tanggal 10 Januari 2017 di balai pertemuan desa Lalowua Kecamatan Palangga
Selatan Kabupaten Konawe Selatan. Penyampaian informasi kepada masyarakat juga dilakukan
melalui media massa Kendari Pos, Tanggal 1 Februari 2017.
Kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan oleh PT. Resky Monagung Industry, diprediksi
menimbulkan dampak potensial perubahan sikap dan persepsi masyarakat khususnya masyarakat
Desa Lalowua Kecamatan Palangga Selatan, Kabupaten Konawe Selatan.

C. Pembebasan Lahan
Kegiatan pembebasan lahan dilakukan sebelum adanya kegiatan pembanngunan pabrik
nikel. Kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan lahan yang akan dijadikan lokasi pabrik
pengolahan nikel bebas dari aktivitas apapun. Tempat yang akan dibangun pabrik pengolahan nikel
berada dekat dengan perumahan penduduk. Oleh karena itu, dilakukan relokasi penduduk ketempat
yang lebih aman dan nyaman. Dalam pelaksanaan pembebasan lahan, diperlukan kegiatan
pengalihan hak kepemilikan lahan beserta tanaman yang tumbuh diatasnya dengan cara yang
disetujuai oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

2. Tahap Konstruksi
A. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
Dalam rangka pembangunan pabrik pengolahan nikel PT. Resky Monagung Industry maka
diperlukan tenaga kerja pada tahap konstruksi diperkirakan mencapai 89 orang untk
pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel di Desa Lalowua Kecamatan Palangga Selatan,
Kabupaten Konawe Selatan yaitu dengan spesifikasi dan jumlah masing-masing jenis spesifikasi
tenaga disajikan pada tabel 1

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
|9
Proses penerimaan tenaga kerja PT. Resky Monagung Industry harus melalui berbagai
tahap dan memenuhi Standard Operational Procedur (SOP) yang telah ditetapkan perusahaan
maupun peraturan perundangan yang berlaku (Undang-Undang No. 13 Tahun 2013 Tentang
Ketenagakerjaan). Proses penerimaan tenaga kerja diawali dengan mempublikasikan pengumuman
secara terbuka melalui media massa, selanjutnya dilakukan proses seleksi sesuai ketentuan yang
berlaku.
Kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi ini, diprediksi akan menimbulkan dampak
potensial yaitu Migrasi penduduk dari luar kecamatan Palangga Selatan, peningkatan kesempatan
berusaha, peningkatan pendapatan masyarakat, serta menimbulkan dampak perubahan sikap dan
persepsi masyarakat khususnya Desa Lalowua.

B. Mobilisasi Pelalatan Dan Material Konstruksi


Mobilisasi Peralatan
Kegiatan pengangkutan alat dan bahan untuk konstruksi pembangunan pabrik
pengolahanbijih nikel beserta fasilitas penunjangnya akan menggunakan jasa angkuatan laut dan
arat ke lokasi rencana kegiatan. Perlatan pabrik dan fasilitas penunjang lainnya diangkut
menggunakan kapal laut yang selanjutnya dibongkar di pelabuhan khusus. Selanjutnya dari
pelabuhan khusus ini perlatan pabrik diangkut di lokasi kegiatan menggunajan jalan darat.
Peralatan yang digunakan sebeagai berikut:
1. Peralatan ore preparation system 7. Water system
2. Mini blast furnace system 8. Compressed air sysem
3. Cold blast system 9. Electrical system
4. MBF control cabin 10. Instrumentation and control
5. Slag granulation system 11. Casting machine
6. Gas cleaning system dan
Effluent treatmen system

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 10
Mobilisasi Material Konstruksi
Pembangunan pabrik pengolahan nikel PT. Resky Monagung Industry ini memerlukan
bahan galian, bahan bangunan dan air. Untuk air yang digunakan, akan disuplai dari Sumur bor.
Material konstruksi lainnya seerti tanah urukan, batu pondasi, batu bata, dan pasir diperoleh dari
daerah sekitarnya di Kecamatan Palangga Selatan jumlah tepat dan masing-masing lokasi akan
ditentukan dalam studi lebih lanjut setelah memperoleh izin dari pemerintah daerah.
Kegiatan mobilisasi peralatan dan material konstruksi ini menimbulkan dampak potensial
terhadap lingkungan hidup berupa penurunan kualitas udara akibat gas buangan kendaraan dan
sebaran debu jalanan, peningkatan kebisingan dari suara mesin kendaraan, potensi terjadinya
penyakit misalnya ispa. Disamping itu, kegiatan ini menimbulkan dampak potensial kesempatan
kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat, serta menimbulkan dampak perubahan sikap dan
persepsi masyarakat khususnya masyarakat yang bermukim pada jalur mobilisasi peralatan dan
material konstruksi.

C. Pembersihan Dan Pematangan Lahan


Kegitaan pembersihan lahan dilakukan terhadap lahan yang vegetasinya masih tersisa.
Kegiatan ini dimulai pada pembersihan lahan untuk wet ore stock yard, dry ore stockyard, coke
stockyard, limestone stockyard, ware house, perkantorandan lokasi instalasi pabrik pengolahan dan
pemurnian nikel. Peralatan yang dipergunakan untuk pembersihan lahan adalah loader, excavator
dan bulldozer. Pembersihan areal tapak proyek meliputi kegiatan penabangan pepohonan dan
tanaman, pengerukan tanah penutup. Sementara itu pematangan lahan meliputi kegiatan perataan
dan pemadatan tanah areal pembangunan pabrik.
Kegiatan pembersihan dan pematangan lahan ini diperkirakan menimbulkan dampak
potensial terhadap penurunan kualitas udara akibat gas buang alat berat dan sebaran debu jalanan,
peningkatan kebisingan dari suara mesin alat berat. Lahan yang terbuka berpotensi meningkatkan
debit aliran permukaan sehingga mengakibatkan penurunan kualitas air yang mengakibatkan
gangguan biota perairan. Dampak lain yaitu penuruanan indeks keragaman atau kerapatan vegetasi
perubahan iklim mikro, migrasi fauna, limbah padat dan cair, kesempatan kerja, penignkatan

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 11
pendapatan masyarakat, penurunan sanitasi lingkungan, potensi terjadinya penyakit serta
peubahan sikap dan persepsi masyarakat khususnya pekerja konstruksidan masyarakat Desa
Lalowua.

D. Pembangunan Pabrik Pengolahan Nikel Dan Sarana Pendukung Lainnya


Sebelum dilakukan pembangunan pabrik dan fasilitas pendukungnya, PT. Resky Monagung
Industry menetapkan lokasi atas dasar kriteria keperluan kelar masuknya bahan/material olahan,
antara lain :
Topografi, daya dukung tanah marginal, iklim/musim, curah hujan, hidrologi,
pertanahan dan kondisi sosial.
Aksebilitas: jalan penghubung masuk-keluar lokasi pabrik ke dermaga khusus (out side
batrrery limit (OSBL)), jalan-jalan dalam kompleks pabrik dan perumahan (in side
batrrery limit (ISBL)), lokasi pembuatan tailing/waste.
Pelabuhan: bongkar perlatan untuk pembangunan smelte Fe-Ni, bongkar bahan baku
pendukung, pemuatan untuk eksport hasil produksi.
Sesuai dengan basic design dari pemegang lisensi proses yang akan ditetapkan, dibuat lay
out yang menghubungkan ISBL dengan OSBL, kwmudian dibuat design non plant infrastructure
dan infrastructure lainnya. Lokasi pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasilitas
penunjangnya dipilih lahan yang secara ontogenis adalah yang stabil dan diranang untuk dapat
menghindari polusi, terutam oleh polusi kebisingan, polusi debu, kebocoran emis gas dan
sebagainya. Pemilihan lokasi pabrik juga harus memperimbangkan kriteria sebagai berikut :
a. Struktur geologi tanah stabil
b. Dekat dengan wilayah penambangan PT. Nickel Mine
c. Kemudahan pemenuhan kebutuhan air
d. Dekt dengan deramga/jetty
e. Lahan yang tersedia akan dipergunakan untuk bangunan, antara lain :
- Bangunan bahan mentah (6000 m2)
- Bangunan penyiapan bahan baku (6000 m2)

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 12
- Bangunan pemurnian produk pengeringan (1500 m2)
- Bangunan pelebur-murnian (6000 m2)

1. Instalasi Pabrik
Pembangunan pabrik meliputi pembangunan konstruksi fisik dan pemasangan mesin-mesin
pabrik. Kegiatan konstruksi meliputi pembuatan fondasi, pembangunan rangka baja, penataan areal
ruang prosesing, pemasangan mesin-mesin pabrik, pemasangan dinding dan partisi, serta
pemasangan jaringan mekanikal dan lektrikal.
Perencanaan abrik merupakan unsur yang penting untuk kelancaran operasional serta
meminimalkan pergerakan maupun gangguan pada saat operasional pabrik. Bagian-bagian pabrik
yang diperlukan untuk suatu unit produksi terdiri dari preparai bijih nikel, pengeringan dan
pencampuran (sintering), tanur sembur (blast furnace). Instalasi unit preparasi bijih nikel, terdiri
atas instalasi Jaw crusher (pemecah batuan), screener (pemisah ore kadar rendah) dan unit rotary
drier 3,20 meter dengan panjang 30 meter (pengering ore). Sedangkan unit pengeringan dan pen
campuran (sintering) terdiri atas 3 batcher dan mixing plant. Batcher I, yang dilengkapi dengan
screen dan vibraing chutes menampung ore, batcher II, menampung bahan baku imbuhan berupa
limestone, batcher III, untuk menampung bahan bakar batubara yang telah dihaluskan. Unit lain
yang akan diinstalasi pada sistem pengeringan dan pencampuran adalah container/skip car yang
menggunakan belt conveyor untuk mengangkut sinter ke top bins/hopper mini blast furnace
(MBF).
Bangunan utama dari pengolahan bijih nikel adalah instalasi mini blast furnace. Bangunan
MBF menggunakan konstruksi beton. Blast furnace berbentuk menara silinder yang memiliki dua
lapisan yaitu lapisan luar dan lapisan dalam. Refractories terbuat dari lapisan carbon steel plate,
sedangkan liningnya dari alumina padat dan alumina carbon refractory bricks, yang berfungsi
sebagai isolasi untuk manahan panas yang terjadi pada saat proses pembakaran. Bagian atas dari
MBF ini dirancang sedemikian rupa sehingga bahan-bahan yang akan diolah dpat dimasukkan dan
ditambahkan setap saat. Pada bagian bawah puncak terdapat lubang untuk mengeluarkan hasil-
hasil buangan berupa gas. Pada bagian atas dari dasar MBF terdapat pipa-pipa yang untuk

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 13
menyemburkan udara panas kedalam. Bagian dasar tanur mempunyai dua lubang yang masing-
masing digunakan untuk mengeluarkan Fe-Ni cair sebagai hasil utama dan terak (slag) sebagai
hasil samping.

2. Pembangunan Fasilitas Pendukung


Penataan Areal Stockyard
Area Stockyard adalah area untuk penimbunan bahan baku dan hasi produksi. Area
stockyard terdiri atas : area stockyard bijih nikel basah, area stockyard bijih nikel kering, area
penampungan kokas/batubara, area penampungan batu kapur, area penampungan slag sementara.
Stockyard bijih nikel basah adalah areal tempat penimbunan nikel laterit dari front tambang yang
akan diolah dalam pabrik pengolahan nikel. Stockyard bijih nikel kering adalah areal tempat
menimbun bijih nikel yang telah dikeringkan. Stockyard kokas/batubara dan batu kapur adalah
tempat penimbunan bahan imbuh pembuatan sinter dan bahan bakar BMF. Sedangkan areal untuk
penampungan slag yang merupakan limbah dari pengolahan bijih nikel adlah stockyard slag.
Masing-masing areal stockyard ini disekelilingnya dibangun sistem drainase untuk mengalirkan air
limpasan, terutama pada saat hujan, ke IPAL.
Konstruksi Power Plan
Konstruksi power plan merupakan konstruksi permanen, diperuntukkan untuk instalasi
mesin pembangkit tenaga listrik. Pembangkit tenaga listrik menggunakan generator diesel 2 unit
masing-masing 10 kV. Semua kebutuhan listrik akan produksi sendiri tanpa menggunkan tenaga
listrik dari luar. Terkait dengan pembangunan pembangkit tenaga listrik ini, PT. Resky Monagung
Industry akan mengurus perizinan untuk usaha ketenagalistrikan untuk kepentingan sendiri (UKS)
pada instansi terkait. Pengoperasian pembangkit tenaga listrik ini akan merekrut tenaga kerja
profesional yang berlisensi. Untuk penyimpanan bahan bakar minyak (BBM), maka dibangun pula
gedung BBM dengan konstruksi permanen. Bangunan gedung harus mampu menampung BBM
yang cukup untuk operasi minimal 1 (satu) bulan. Lokasi bangunan ini berdekatan dengan ruang
pembangkit tenga listrik. Disekeliling ruang mesin ini akan dibangun drainase untuk mengalirkan

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 14
ceceran oli atau bahan bakar minak dari mesin-mesin pembangkit tenaga listrik. Sistem drainase
dari ruang mesin ini akan dialirkan ke IPAL.
Konstruksi Perkantoran
Konstruksi bangunan perkantoran pabrikpabrik pengolahan nikel PT. Resky Monagung
Industry dibuat dengan konstruksi permanen seluas kira-kira 50 meter X 20 meter . bangunan
perkantoran, selain ruangan manajemen dan ruang administrasi, juga dilengkapi dengan
laboratorim untuk menganalisa sampel. Sampel-sampel yang dianalisisdi laboratorium ini serta asal
sampel tersebut adalah :
- Sampel dari pra olahan
- Sampel FeNi berasal dari pemurnian
- Sampel slag berasal dari pemurnian
Disamping itu pada banguan perkantoran ini juga dilengkapi dengan ruang ibadah, pos
keamanan dan pos pelayanan kesehatan karyawan yang telah ada sebelumnya. Drainase akan
dibangun disekeliling bangunan perkantoran ini untuk mengumpulkan air buangan dari aktiviatas
perkantoran. Sistem drainase dari bangunan perkantoran ini kan dilairkan ke IPAL.
Konstruksi Kolam Air
Untuk mendukung kebutuhan air dalam pengoperasian pabrik, maka disekitar lokasi pabrik
akan dibangun kolam air. Kolam air ini akan disuplai dari air tanah. Terkait dengan penggnaan air
ini, maka PT. Resky Monagung Industry akan mengurus izin pemanfaatan air permukaan dan air
bawah tanah pada instansi terkait.
Konstruksi Saran Jalan dan Drainase
Sarana jalan sangat dibutuhkan guna menjami mobilitas kegiatan pengolahan bijih nikel
dari areal penambangan untuk selanjutnya ditempatkan pada stockpile pabrik. Jalan utama tambang
yang telah ada saat ini yaitu jalan yang menghubungkan lokasi pabrik ke lokasi tambang dan jalan
yang menghubungkan lokasi pabrik ke lokasi pengapalan. Jalan ini didesain dengan maksimum
kemiringan 5% dengan lebar 20 meter dan pada kedua sisi jalan dibuat parit, serta pada setiap jarak
300 meter dibuat sump untuk menampung lumpur.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 15
Jalan yang akan dibangun yaitu jalan dalam lokasi pabrik dengan dimensi 3 kali lebar
alat angkut terbesar yang ada dengan maksimum kemiringan 5%. Pada kedua sisi jalan dibuat parit.
Pembutan konstruksi jalan yang akan dibuat dan digunakan akanmengacu pada peraturan-peraturan
yang telah ditettapkan denganmenerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja agar
jalan dapat digunakan dan dimanfaatkan seoptimal mungkin tanpa menimbulak resiko-resiko yang
berhubungan dengan keselamatan kerja.
Pembuatan saluran drainase diareal pabrik dimaksudkan untuk menghindari genangan air
pada areaal rencana pembangunan pabrik sehingga proses pemadatan lahan untuk pembangunan
pabrik akan berlangsung lebih cepat dan aral tersebut tidak tergenang. Sistem jaringan drainase
yang dibangun difungsikan sebagai pembuangan air dari areal lahan menuju ke sistem drainase
yang telah tersedia di luar lokasi rencana pembangunan pabrik. Pembuatan drainase utama
dilaksanakan setelah kegiatan pematangan lahan selesai dilaksanakan.
Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Layout IPAL untuk pabrik pengolahan nikel PT. Resky Monagung Industry secara
skematik disajikan pada gambar II-2, terdiri dari kolam aerator, kolam pengendapan dan kolam
kontrol . kolam aerator adalah kolam untuk pengolahan limbah secara biologi, kolam pengendapan
adalah kolam untuk mengendapkan lumpu-lumpur dari air limbah, seangkan kolam kontrol adalah
untuk mengontrol kualitas air sebelum dibunag ke badan air. Pada kolam pengontrol ini digunakan
ikan sebagai pengontrol kualitas air.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 16
GAMBAR II- 2 Layout IPAL

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY | 17
Bangunan sistem IPAL ini harus dideasin berdasarkan luas catchment area, curahan hujan,
karakteristik air limbah, dan lain-lain. Lokasi sistem IPAL ditempatkan pada daerah yang landai,
dekat dengan gedung pengolahan nikel. Saran ini mempunya dua fungsi yaitu sebagai tempat
pengendapan sedimen yang terbawa dari lokasi pabrik serta mengembalikan kualitas air limbah
agar layak unruk dialirkan ke badan air.
Pembagunan TPS limbah B3
Bangunan tempat penyimpanan sementara (TPS) limbah B3 harus dibuat dengan lantai
kedap air, tidak bergelombang, dan melandai kearah penampungan dengan kemiringan maksimal
1%. Bangunan juga harus memiliki ventilasi yang baik, terlindung dari masuknya air hujan, dibuat
tanpa plafon dan dilengkapi dengan sistem penangkal petir. Limbah yang bersifat reaktif auat
korosif memerlukan bangunan penyimpanan yang memiliki konstruksi didnding yang mudah
dilepas untuk memudahkan keadaan darurat dan dibuat dengan bahan konstruksi yang tahan api
dan korosi. Rancangan bangunan TPS limbah cair B3 disajikan pada gambar II-3 berikut :

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 18
Gambar II-3 Desain Bangunan Penampung Penyimpanan Sementara Limbah Cair B3

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY | 19
Pembangunan Tempat Penimbunan (Landfill) Limbah Slag
Berdasarkan keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 04 Tahun
1995, maka lokasi lanfill limbah slag hasil pengolahan nikel PT. Resky Monagung Industry,
membangun tempat penimbunan limbah slag ini di loksai-lokasi tambang, dengan memperhatikan
persyaratan berikut:
a) Lokasi penimbunan merupakan daerah yang bebas dari banjir seratus tahunan
b) Geologi lingkungan: Iitologi batuan dasar adalah batuan sedimen berbutir sangat halus,
batuan beku, atau batuan malihan yang bersifat kedap air, tidak berongga, tidak bercelah
dan tidak berkekar intensif. Lokasi penimbunan bukan daerah berpotensi longsoran, gempa
bumi & patahan aktif.
c) Hidrogeologi. Bukan merupakan daerah resapan (recharge) air tanah tidak tertekan yang
penting dan air tanah tertekan. Dihindari lokasi yang di bawahnya terdapat Iapisan air tanah
(aquifer). Jika di bawah lokasi tersebut terdapat Iapisan air tanah maka jarak terdekat
Iapisan tersebut dengan bagian dasar landll adalah 4 meter.
d) Hidrologi Permukaan: Lokasi penimbunan bukan daerah genangan air, berjarak min 500 m
dari sungai yang mengaiir sepanjang tahun, waduk untuk irigasi pertanian dan air bersih.
e) lklim dan curah hujan: Curah Hujan : kecil, daerah kering; Angin : kec. tahunan rendah,
berarah dominan ke daerah tidak berpendudukl berpenduduk jarang.
f) Lokasi penimbunan harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Wiiayah (RTRW) yg
merupakan tanah kosong yang tidak subur, tanah pertaman yang kurang subur, atau lokasi
bekas pertambangan yang teiah tidak berpotensi dan sesuai dengan rencana tata ruang baik
untuk peruntukan industri atau tempat penimbunan limbah.
g) Selain itu harus memperhatikan ora dan fauna. Flora : daerah dengan kesuburan rendah,
tidak ditanami tanaman yang mempunyai nilai ekonomi dan bukan daerah/kawasan
lindung; Fauna : bukan daerah margasatwa/cagar alam.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 20
Selanjutnya lokasi penimbunan dirancang dengan pelapisan yang terdiri atas pelapis dasar
dan pelapisan penutup akhir. Sistem pelapisan dasar landll dan bawah ke atas terdiri dari Lapisan
Dasar (subbase) yang berupa tanah lempung yang di padatkan, Lapisan tanah penghalang (Barrier
soil liner) yang berupa tanah liat yang di padatkan, Lapisan peiindung (Operation cwer) yang
berupa tanah setempat atau tanah dari tempat lain yang tidak mengandung material tajam. Setiap
periapisan ini diseilingi dengan geomembran.
Setelah landll diisi penuh dengan iimbah, landll harus ditutup dengan pelapis penutup
akhir (PPA). Pelapis penutup akhir landll iimbah B3, mulai dari bawah ke atas, terdiri dari: tanah
Penutup Perantara (Intermediate Soil Cover) yang berupa tanah dengan ketebalan sekurangnya 15
cm. Lapisan ini harus dapat berfungsi memberikan dasar yang stabil untuk penempatan dan
pemadatan Iapisan diatasnya; Tanah Tudung Penghalang (Cap soil Barrier) yang berupa lapisan
lempung yang dipadatkan; Pelapis Tanah untuk Tumbuhan (vegetatif layer) yang berupa tanah
setempat.
Setelah masa konstruksi berakhir, semua sisa bahan yang tidak terpakai selama pekerjaan
dan tidak diperlukan lagi selanjutnya dibersihkan dari lingkungan, antara lain adalah ceceran pasir,
tanah, dan bahan-bahan lainnya. Tempat pembuangan atau urugan dibenahi kembali untuk
mencapai kualitas lingkungan yang memadai.
Kegiatan pembangunan pabrik dan fasilitas pendukungnya ini menimbulkan dampak
potensial berupa kesempatan kerja bagi masyarakat yang memunuhi kriteria PT. Resky Monagung
Industry, kesempatan berusaha bagi masyarakat sekitar, peningkatan pendapatan masyarakat
penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan akibat peralatan konstruksi, peningkatan
debit aliran permukaan, sehingga mengakibatkan penurunan kualitas air yang mengakibatkan
gangguan buota perairan, peningkatan limbah padat dan cair, penurunan sanitasi lingkungan,
potensi terjadinya penyakit serta perubahan sikap dan persepsi masyarakat khususnya pekerja dan
masyarakat Desa Lalowua.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 21
3. Tahap Operasi
A. Penerimaan Tenaga Kerja Operasional
Pelaksanaan penerimaan tenaga kerja berdasarkan peraturan yang berlaku. Masyarakat
setempat yang memenuhi kualikasi untuk pekerjaan tertentu akan direkrut. Ada kemungkinan
sejumlah tenaga kerja akan didatangkan dari daerah lain bila tenaga dengan kualikasi tertentu
tidak dapat dipenuhi dari penduduk Iokal.
Kebutuhan tenaga kerja operasional pabrik pengolahan nikel oleh PT. Resky Monagung
Industry sekitar 303 orang tenaga kerja untuk 2 line MBF (sampai tahun kedua), 824 orang tenaga
kerja untuk 7 line MBF (mulai tahun ketiga) yang meliputi tenaga kerja manajemen dan operasi
pabrik, dengan rincian seperti pada Tabel II-2.

Tabel II-2 kebutuhan spesifikasi dan jumlah tenaga kerja operasi (untuk 2 line MBF)
No Spesifikasi Jml No Spesifikasi Jml
A Management E Refining plan
1 General manager 1 1 Manager refining plan 1
2 Staf fungsional 6 2 Supervisior 4
3 Safety officier 2 3 De-S operation 16
4 Safety supervisior 4 4 L/D converter operation 4
5 Environmental supervisior 4 5 Slag treatment 4
6 Medical 3 6 Overhead crane 4
B Ore handling 7 Prehead ladge 4
1 Manager ore handling 1 8 Brick work 4
2 Supervisior 4 9 Casting/ingot & shot making 8
3 Data treatment & logistic 1 F Transportation of raw & slag
4 Maintenance 8 1 Manager transportation 1
5 Screening & crushing 16 2 Supervisior 4
6 Control room of R/D 4 3 Forman 4
7 Rotary dryer 16 4 Bulldozer & escavator operator 20
8 Mixing house 8 5 Dumptruck driver 16
C Calcining plan 6 Pay loader operator 12
1 Manager calcining plan 1 7 Maintenance 12
2 Supervisior 4 G Human resource
3 Calcining 4 1 HR manager 1
4 Dust treatment 8 2 Administration 4
5 Rotary klin 8 3 Logistic 2

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 22
6 Control room 8 4 Driver 6
7 Coal firing facility 8 5 Security 24
8 Maintenance 8 6 Office boy 4
D Smelting plan H Finance
1 Supervisior 4 1 Finance manager 1
2 Container wagon 4 2 Finance administration & storange 8
Jumlah 303

Proses penerimaan tenaga kerja PT. Resky Monagung Industry harus melalui berbagai
tahap dan memenuhi Standard Operational Procedor (SOP) yang tetap ditetapkan perusahaan
maupun peraturan perundangan yang berlaku (Undang-Undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan). Proses penerimaan tenaga kerja diawali dengan mempublikasikan pengumuman
secara terbuka melalui media masa, selanjutnya dilakukan Proses seleksi sesuai ketentuan yang
berlaku.
Setiap kegiatan pertambangan, baik kegiatan penambangan maupun kegiatan Pengolahan
dan pemumian, factor keselamatan dan kesehatan kerja adalah factor yang Penting. PT.Resky
Monagung, membentuk organisasi K-3, sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Divisi K3 dipimpin oleh seorang Health savety and Environment (HSE) Manager, yang
bertanggung jawab kepada Operation Manager, dan membawahi Dokter Perusahaan, Health
Superintendet, Savety Superintendet, dan Environment superintendet.
Kegiatan penerimaan tenaga kerja operasi ini, diprediksi akan menimbulkan dampak
potensial yaitu berupa migrasi penduduk, kesempatan kerja, kesempatan berusaha,peningkatan
pendapatan masyarakat, serta menimbulkan dampak perubahaan sikap dan persepsi masyarakat
khususnya masyarakat Desa Lalowua .

B. Mobilisasi Bahan Bakar, Bahan Baku, Hasil Produksi dan Terak


a. Mobilisasi Bahan Bakar
PT. Resky Monagung Industry akan memerlukan bahan bakar jenis solar, premium dan oli.
Bahan bakar ini diperuntukan untuk bahan bakar generator set dan berbagai peralatan-kendaraan
operasional pabrik. Terkait dengan penggunaan bahan bakar ini, PT. Resky Monagung Industry

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 23
berkomitmen menggunakan bahan bakar industri sesuai dengan Peraturan Gubernur Sultra No. 39
Tahun 2014, melalui kontrak pembelian BBM industri.

b. Mobilisasi Bahan Baku


Bahan baku utama yang digunakan dalam memproduksi Ferronickel (Fe-Ni) adalah bijih
nikel latent, kokas (untuk pembuatan sinter, bahan reaktor dan peleburan) serta batu kapur. Bijih
nikel yang menjadi bahan baku utama diperoleh dari tambang PT. Jagad Raya Tama dan PT.
Generasi Agung Perkasa yang sudah beroperasi di Kecamatan Palangga Selatan. Tingkat kadar
bijih laterit yang digunakan sebagai acuan adalah pada kadar >1,8% Ni, 25% Fe, <35% SiOz, <3%
N293.
Kokas akan digunakan sebagai bahan energy utama untuk pengeringan dan reduksi
pemumian. Kualitas batubara yang dibutuhkn adalah dengan kadar karbon sekitar 40-60% dan VM
sekitar 25%-35%, ash,'air dan belerang relative rendah. Kokas yang dibutuhkan adalah berkadar
sekitar >73%C, <10% Ash dan < 10%. Kadar air serendah mungkin. Kualitas kokas terendah
digunakan untuk sumber panas, baik diproses pemanasan maupun pemurnian BF.
Kebutuhan kokas ini akan didatangkan dari jalur Sulawesi Tenggara, melalui pelabuhan
khusus dari PT. Sambas Mineral Mining dan PT. Triple Eight Energy, yang sebelumnya telah
melakukan kerjasama penggunaan pelabuhan khusus.
Batukapur dibakar dilokasi untuk mendapatkan produk kapur CaO. Kapur digunakan untuk
memurnikan titik lebur terak dan/atau sebagai penlngkat unsur/senyawa pengotor dari masukan
bahan baku bijih laterit dan/atau dari kokas dan antrasit. Kadar CaO 18%. Kebutuhan batukapur ini
diperoleh dari lokasi-lokasi penambangan batukapur dl sekitar lokasi kegiatan.
Flourit atau karbit dibutuhkan untuk proses desulfurisasi dan/atau defosforisasi. Selain itu,
gas oksigen dan aluminium Juga dibutuhkan untuk proses rening logam cairan, terutama untuk
menurunkan kadar gas terlarut seperti hydrogen dan nitroge serta unsur-unsur pengotor lainnya.
Kebutuhan bahan minor dan perlengkapannya biasanya kurang dari 0,6% dari total biaya produksi.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 24
c. Mobilisasi Hasil Produksi dan Terak
Hasil produksi pabrik pengolahan bijih nikel PT. Resky Monagung Industry yang berupa
Fe-Ni akan di eksport ke China. Mobilisasi ini melalui jalur darat dan jalur laut. Jalur darat
ditempuh dari lokasi pabrik ke pelabuhan khusus, sedangkan jalur laut ditempuh pelabuhan khusus
ke China. Sedangkan hasil sampingan lain pabrik pengolahan bijih nikel PT. Resky Monagung
Industry yang berupa terak atau slag akan dimobilisasi dari lokasi pabrik lokasi penimbunan slag.
Kegiatan mobilisasi bahan bakar, bahan baku, hasil produksi dan slag ini menimbulkan
potensial terhadap lingkungan hidup berupa gangguan transportasi darat, penurunan kualitas udara
ambien, peningkatan kebisingan, potensi terjadinya penyakit serta potensi adanya keresahan
masyarakat.

C. Pengoperasian Pabrik dan Fasilitas Pendukung


a. Pengoperasian Pabrik Pengolahan Nikel
1. Preparasi Bahan
Moisture content bijih nikel dari loasi tambang berkisar dari 30%-35% dengan berbagai
ukuran besaran. Bijih nikel ini dipisahkan berdasarkan ukurannya, namun memisahkan bijih nikel
dalam kondisi basah sangat sulit, sehingga diusahakan dalam kondisi kering dengan menggunakan
screener. Bijih nikel dengan Ni rendah, dibuang dan dipakai untuk pengerasan jalan, sedangkan
yang kandungan Ni tinggi dilakukan pemecahan menggunakan Jaw Chruser. Pada umumnya,
proses pengolahan mempersyaratkan batuan menjadi sekitar 50 mm, dengan kadar kerikil ukuran
di bawah 5 mm tidak lebih dari 8%. Selain itu dipersyaratkan pula batuan yang akan masuk ke
dalam tungku pelebur (MBF) adalah relatif kering dengan kadar air sekitar 10%.
Bijih nikel yang berukuran kecil (undersieve) dikirim ke rotary dryer, pemanasan pada
dryer menggunakan gas panas 800C, yang dialirkan sejajar dengan arah raw bijih nikel dari
tempat inlet dari dryer, sehingga dapat kontak Iangsung dengan bijih nikel di dalam dryer , hasil
pengeringan adalah bijih nikel dengan moisture content 22%. hal ini untuk mencegah debu pada
proses pemisahan dan pemecahan. Debu pada gas buangan dari dryer ditangkap menggunakan dust

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 25
collector dan dibuang dengan mengayakan dengan vibrating screen berukuran 30 mm, oversize ore
hasil pengayakan dikirim ke impact chruser, untuk dipecahkan menjadi ukuran 30 mm.

2. Proses Reduksi Dan Peleburan


Bijih nikel dimasukkan kedalam hooper dengan berat yang telah ditentukan, ditampung
dalam batcher I. Demikian pula untuk bahan baku imbuhan berupa Limestone ditampung dalam
bather II. Bahan bakar yang dipergunakan adalah kokas yang dimasukkan ke dalam batcher III.
Bijih nikel, limestone bersama-sama dengan reductant, dimasukkan dalam mixing plan, melalui
masing-masing batcher dengan perbandingan berdasarkan jumlah dan kualitas yang telah
diperhitungkan. Kemudian dimasukkan dalam container/skip oar dan dikirim ke Mini Blast
Furnace (MBF), menggunakan belt conveyor dimasukkan ke top bins/hopper.
Peleburan bijih nikel menggunakan Mini Blast Furnace (MBF) menghasilkan Ferronickel
(Fe-Ni). Penggunaan kokas tidak hanya diperlukan sebagai bahan bakar tetapi sangat berguna
untuk reduction gas, yaitu dl dalam MBF mengubah hematite (FezO3) menjadi wustite (FeO),
sedangkan limestone (CaC03) sebagai bahan imbuh untuk pengaturan keasaman slag (terak).
Proses peleburan bijih nikel di dalam furnace, dimana bahan baku rupa sinter bijih nikel
dan kokas diumpankan dari atas tanur dan dari bawah dihembuskan udara panas (O2) Pada
temperatur 500 C. Udara ini sangat menentukan pembakaran karbon dengan oksigen untuk
pembentukan gas monoksida (CO), dimana gas ini diperlukan terutama untuk mereduksi oksida
logam seperti NiO, Fe2O3, reaksi antara bahan reduktor dan gas O2 yang menghasilkanenergi panas
yang cukup esien. Kelebihan gas CO dan proses oksadasi di dalam furnace dapat dikeluarkan
pada bagian atas MBF dan dapat dimanfaatkan untuk pemanasan udara yang ditiupkan kembali ke
dalam MBF sebagai bahan oksrdasi karbon melalui tuyere Selain itu kelebihan gas CO dapat Juga
digunakan pemanas cetakan, dan dumanfaatkan sebagai energi pembuatan sinter.
Prosess produksi berlangsung kontinyu selama 24 Jam/hari di dalam MBF yang bekerja
pada temperatur antara 1500C hingga 1700C Temperatur yang terjadi di dalam MBF dapat di
uraikan sebagai berikut, temperatur pada daerah pengumpanan (throat) bagian atas terjadi pada
temperatur antara 200-350 C, kemudian turun di daerah stack atas dengan temperatur antara 400-

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 26
450 C Kemudlan di daerah stack tengah temperatur naik lagi: sekitar 450C dan masuk ke stack
bawah temperatur naik lagi sekitar 700 - 1200 C lalu masuk ke daerah belly dengan temperatur
sekitar 1200-1400C Selanjutnya masuk ke daerah bosh tempat berlangsungnya daerah
pembakaran karbon dan dengan oksogen dimana dl daerah ini mencapai sekitar 1700 C. Disini
semua material mencair dan ditampung di daerah hearth kemudian cairan hot metal dan slag
dikeluarkan pada selang waktu terlentu.
Hot metal yang telah terakumulasi di dasar MBF di-Gpping keluar melalui lubang dinding
ditampung dalam ladge atau torpedo car, kemudlan dikirim untuk proses selanjutnya. Sementara
itu slag dalam MBF di-tapping melalui 2 lobang yang letaknya berlawanan arah dengan lobang
tapping metal dan dikirim ke slag pon yang lelaknya agak jauh dari MBF untuk didinginkan. Hot
metal dan MBF didinginkan secara tepat dengan menyemprotkan air dengan tekanan tinggi,
kemudian masuk dalam hopper dan dengan belt conveyor dikirlm ke ne crusher/ball mill untuk
dihaluskan dan kemudian dikirim ke Magnetic Separator untuk dipisahkan antara Fe-Ni yang
magnetik, sedangkan yang non magnetik merupakan pengotor dikirim ke tailing pond. Ragkaian
proses pendinginan sampai pemisahan dengan magnetik separator dilakukan secara otnmatis.
Methoda untuk menghilangkan kandungan sulfur (desulfurization) pada crude Fe-Ni adalah
dengan menambahkan calcium carbide (CaC2) dan soda ash (Na2CO3) dan untuk menghilangkan
sulfur dengan mengikat menjadi CaS dan Na2S, sehingga sisa sulfur pada metal setelah proses
sulfurisasi menjadi kira-kira 0,015% Slag hasil proses sulfurisasi masih terkandung antara 9-10%
Ni dan 7-9% S, namun harus di-crushing menggunakan limestone chrusher dan pernisahan
+10mm. Dengan proses ini diperoleh 70%Ni dalam desulfurisasi slag dan 91% S dapat
dlhilangkan. Selanjutnya untuk produksi Iow carbon Fe-Ni, pengotor yaltu C, Si dan P, dibersihkan
dengan menyemprotkan oxygen dalam shaking converter.

B. Pengoperasian Fasilitas Pendukung


Pengoperasian fasilitas pendukung terdiri dari pengoperasian kantor, gudang, bengkel.
sumber tenaga listrik (genset), sumber air, laboratorlum, IPAL, serta beberapa Sarana lainnya.
Pengoperasian fasilitas pendukung ini akan memberikan kontribusi terhadap beban cemaran yang

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 27
ada di sekitar lokasl kegiatan. Produk samping yang paling dihasilkan dari kegiatan ini adalah
meningkatnya limbah cair dan limbah padat.
Pengoperasian pabrik dan fasilitas pendukung ini menimbulkan dampak potensial berupa :
kesempatan kerja, peningkatan pendapatan, penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan,
Iimbah padat dan cair, debit aliran permukaan, kualitas air, gangguan biota perairan, gangguan
fauna, penurunan sanitasi lingkungan, potensi terjadinya penyakit, serta perubahan sikap dan
persepsi masyarakat.

a. Penanganan Limbah
Dalam pengoperasian pabrik pengolahan nikel dan fasilitas pendukung lainnya akan
menghasilkan limbah, terutama limbah padat, cair, gas dan debu. Limbah-limbah yang dihasilkan
bersifat limbah B3 sehingga perlu penanganan khusus. Limbah B3 seperti bahan kimia yang
berasal dari bahan-bahan yang digunakan saat proses atau sisa proses seperti lter-lter bekas,
potongan waste baskets besi, kawat, lampu, aki, drum plastik bekas kemasan bahan kimia, dan oli
bekas akan dikumpulkan dan ditampung sementara pada lokasi yang telah disiapkan khusus,
kemudian akan ditangani lebih lanjut oleh pihak ketiga (off-site treatment) yang mempunyai izin
pengelolaan limbah B3.
Apabila Iimbah yang dihasilkan tidak dikelola dengani baik, dapat menimbulkan masalah
lingkungan. Hal ini tentu tidak diharapkan, baik oleh perusahaan maupun oleh masyarakat umum.

1. Penanganan Limbah Slag


Jumlah slag hasil peleburan sangat besar sekitar 82% dari raw material, dan bila kadar
dalam bijih semakin rendah, maka akan menghasilkan volume slag yang lebih banyak. Slag dikirim
ke slag pond yang letaknya agak jauh dari MBF untuk didinginkan kemudian diklrim ke tailing
pond. Limbah slag ini sangat panas, maka perlu penyiraman air yang banyak untuk didinginkan
sehingga juga menghasilkan lumpur endapan. Air siraman ini dialirkan ke IPAL untuk menetralkan
lumpur dan pembersihan dari logam berbahaya.
Slag mengandung MgO dan SiO2, yang secara kimia stabil dan bebas dari substansi
berbahaya dan memiliki berbagai sifat yang baik seperti densitas tinggi, kekerasan dan kekuatan,

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 28
pemampatan yang balk dengan pemeabilitas air yang tinggl, serta ketahanan api yang tinggl
dengan pengembangan termal (pemuaian) rendah. Dengan sifat-sifat tersebut, slag ini
kemungkinan dapat digunakan dalam berbagai tujuan, misalnya pemadatan badan jalan kendaraan.
Namun cdemikiani pemanfaatan slag ini, PT. Resky Monagung Industry akan mengajukan izin ke
Kementerian Lingkungan Hidup. Selain itu slag dapat Iangsung ditimbun di landll lokasi tambang
sebagai material reklamasi kemudian ditutup dengan top soil selanjutnya dilakukan penghijauan.

2. Penanganan Limbah Cair


Dalam proses produksi akan menggunakan jumlah air yang besar yaitu untuk pendinginan
dan pencucian. Penggunaan air untuk pendinginan (penlindungan MBF dari luar) yaitu
penyemprotanan air tekanan tinggi secara cepat pada hot metal MBF dengan water sprayer.
Limbah cair lain dari pencucian presipitator elektrostatik (ESP) yang digunakan untuk
penangkapan gas serta dari pendinginan slag hasil peleburan. Air bekas pendinginan dan pencucian
tersebut melalui drainase dialirkan ke IPAL kemudian dilakukan treatment dan air tersebut
dipergunakan lagi dalam sirkulasi tertutup untuk menghemat penggunaan air.
Limbah dari kakus akan diproses dalam septic tank, sementara iar limbah dari kamar madi
dan kamar langsung dialrkan ke instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Air hujan yang turun pada
wilayah kompleks perkantoran serta air buangan saat pembersihan dan pencucian lantai atau
fasilitas prosuksi dialirkan melalui saluran drainase dan di alirkan ke IPAL.
proses penanganan limbah cair ini terdiri dari 5 (lima) tahapan terdiri dari proses sika,
biologi dan kimia. Tahapan-tahapan penanganan limbah cair adalah :
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji saring.
setelah disaring limbah disalurkan kesuatu kolam yang berfungsi untuk memisahkan pasir
dan partikel padat tersuspensi lain yang berukuran relatif besar, dengan cara memperlambat
aliran limbah sehingga partikel-partikel pasir jatuh ke dasar kolam sementara air limbah
terus dialirkan untuk proses selanjutnya.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 29
2. Pengendapan dan Pengapungan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke kolam pengendapan
limbah cair didiamkan agar parcikel-partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat
mengendap ke dasar kolam. Endapan partikel tersebut akan membentuk lumpur yang
kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain
proses pengendapan juga dilakukan proses pengapungan (Floation). Proses ini berfungsi
untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau lemak. Pengolahan lemak, minyak atau
bahan organik lain biasanya dilakukan dalam dua cara yaitu :
- Memisahkan minyak dari air dengan adanya perbedaan berat jenis. Secara praktis air
buangan ditampung dalam bak dan didiamkan beberapa waktu sampai terjadi
pemisahan minyak/lemak sempurna. Minyak dan lemak akan mengapung dan dapat
dipisahkan dengan cara skimming.
- Menghancurkan atau merusak emulsi minyak dengan cara kimia, yaitu: penambahan
koagulan, penambahan asam, penambahan garam dan pemanasan dan penambahan dan
pemecah emulsi (demulgators). Koagulan yang dipakai adaiah garam-garam aluminium
atau besi yang akan menghasilkan lumpur hidroksida, aluminium atau besi yang
mengandung banyak air. Dapat pula dilakukan dengan asam, biasanya HCI atau H2SO4,
akan menghasilkan air buangan yang asam yang perlu dinetralisir dahulu. Proses otasi
ini prinsipnya adalah proses penempelan minyak pada permukaan gelembung-
gelembung udara yang sengaja ditimbulkan dengan pengadukan dan tiupan udara dalam
larutan. Pemisahan dengan otasi ini cukup efektif, tetapi diperlukan peralatan khusus
dan bahan kimia khusus pula misalnya frother dan aktivator
3. Metode Treatment ponds/ Lagoons
Metode treatment ponds/lagoon atau kolam perlakuan, limbah cair ditempatkan dalam
kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis
menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untukproses
penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga
diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses pendapan.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 30
Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam, air limbah dapat
disalurkan ke kolam selanjutnya.
4. Pengolahan lanjutan (Advanced Treatment)
Pada kolam ini, air limbah diolah sesuai dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah
cair/air limbah. Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses
pengolahan sebelumnya adalah zat-zat anorganik terlarut, dan logam berat. Pengolahan
tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment). Pengolahan senyawa
nikel umumnya dilakukan dengan cara mengendapkan dengan kapur yang dilakukan pada
pH sekitar 12. Pengendapan senyawa nikel dapat pula dilakukan dengan ferrosulfat, juga
pada pH sekitar 10.
5. Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)
Setiap tahap pengolahan Iimbah cair, akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur.
lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara Iangsung, melainkan perlu diolah lebih Ianjut.
Endapan Iumpur hasil pengolahan Iimbah akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara
aerob (anaerob digestion), kemudian disalurkan ke ke lahan pembuangan (landfill),
dijadikan pupuk kompos, atau dikolamar (incinerated).

b. Penanganan Limbah Debu dan Gas-Gas Pencemar


Kegiatan Mini Blast Fumace (MBF), transportasi material, crushing, screening dan Iain-lain
menghasilkan Iimbah debu dan gas-gas pencemar Iainnya. Debu dari dryer ditangkap
menggunakan dust collector. Sementara itu Debu yang terdapat pada hot metal dan slag ditampung
menggunakan multy cyclone dan electrostatic preapitator dan direcycled ke rotary kiln.

c. Penanganan limbah B3
Limbah cair B3 kemungkinan besar yang dihasilkan dari operasional pabrik pengolahan
dan pemumian bijih nikel PT. Resky Monagung Industry adalah Oli bekas. Oli bekas ini dihasilkan
dari kendaraan angkut dan alat berat dan dari Generator Set. Pengelolaan limbah cair B3 dilakukan

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 31
terhadap kegiatan penyimpanan, sedangkan pengolahan atau pemanfaatan Iebih Ianjut diserahkan
kepada Pihak Ketiga yang telah mendapatkan ijin dan Pejabat yang berwenang (KLH).
Penanganan oli bekas disimpan dalam suatu drum (tanki limbah oli) dengan persyaratan
yaitu; (1) kondisi baik, tidak bocor atau rusak; (2) terbuat dan bahan yang cocok dengan
karakteristik Iimbah B3 yang disimpan; (3) memiliki penutup yang kuat untuk mencegah
terjadinya tumpahan saat dilakukan pemindahan atau pengangkutan; (4) tiap kemasan diberikan
simbol dan label sesuai ketentuan yang berlaku. Selengkapnya di sajikan pada Gambar II-5.

Gambar II-5 simbol dan label kemasan B3

Sistem penyimpanan kemasan dibuat dengan sistem blok, dimana setiap blok terdiri atas 2
(dua) x 2 (dua) kemasan, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan mnnyeluruh terhadap setiap
kemasan. Lebar gang sistem penyimpanan akan dibuat minimal 60 cm untuk lalulintas manusia

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 32
dan lebar gang untuk lalulintas kendaraan pengangkut (forklift) disesuaikan dengan kelayakan
pengoperasiannya. Penumpukan kemasan limbah B3 mempertimbangkan kestabilan tumpukan
kemasan. Untuk wadah drum logam (isi 200 liter), tumpukan maksimum adalah 3 (tiga) lapis
dengan tiap lapis diberi alas pelat. Jarak tumpukan kemasan tertinggi dan jarak blok kemasan
terluar terhadap atap dan dinding bangunan penyimpanan tidak boleh kurang dari 1 (satu) meter.
Sistem penyimpanan kemasan disajikan pada Gambar II-7 dan Gambar II-7.

Gambar II-7 pola penyimpanan limbah B3

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 33
Gambar II-8 Tata Ruang Gudang Penyimpanan Limbah B3

Kegiatan penanganan Iimbah ini menimbulkan dampak potensial tcrhadap lingkungan


hidup berupa, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan dan perubahan
sikap dan persepsi masyarakat.

4. Tahap Pasca Operasi


1. Penutupan Pabrik
Pada waktu rampungnya rentang masa operasi pabrik pengolahan nikel yang diharapkan,
peralatan operasi dan fasilitas yang sudah tidak dipergunakan akan dibongkar dan dipindahkan

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 34
(demobilisasi) ke tempat yang telah ditentukan. Laporan peninggalan lokasi ini disampaikan
kepada instansi terkait. Penanganan terhadap bekas lokasi pabrik yang telah dibongkar meliputi
pembersihan dan rehabilitasi lahan terbuka akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sejumlah fasilitas yang masih dapat difungsikan bagi kegiatan lain dapat dilimpahkan kepada
masyarakat melalui pemerintah setempat. Pada prinsipnya, lahan dan aset-aset lain bekas kegiatan
pengolahan bijih nikel pasca operasi akan diserahkan kembali ke negara. Adapun detail mekanisme
penyerahannya seperti tertuang dalam dokumen kontrak.
Kegiatan penutupan pabrik ini menimbulkan dampak potensial terhadap lingkungan hidup
berupa, perubahan iklim mikro, perubahan indeks keragaman/kerapatan vegetasi dan perubahan
slkap dan persepsi masyarakat.

2. Pelepasan Tenaga Kerja


Pabrik peleburan bijih nikel di Kecamatan Palangga Selatan Kabupaten Konawe Selatan
direncanakan akan beroperasi selama 20 (dua puluh) tahun. Pelepasan tenaga kerja bagi karyawan
akan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta peraturan ketenagakerjaan yang
beriaku. Sebelum kegiatan ini, manajemen PT. Resky Monagung Industry akan memberikan
sosiaiisasi kepada seluruh karyawan yang ada di perusahaan. Pelepasan tenaga kerja akan
dilakukan secara bertahap sesuai dengan berakhirnya setiap i em
pekerjaan bagi setiap karyawan.
Kegiatan pelepasan tenaga kerja ini menimbulkan dampak potensial terhadap lingkungan
hidup berupa, migrasi penduduk, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, perubahan pendapatan,
dan perubahan sikap dan persepsi masyarakat.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 35
2.2 DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN AWAL

2.2.1. Komponen Lingkungan Terkena Dampak


A. Komponen Geo-Fisik-Kimia
1. Iklim Mikro
Data iklim mikro yang meliputi temperatur, tekanan udara, kelembaban udara, curah hujan,
dan kecepatan angin disekitar lokasi studi berdasarkan hasil tabulasi pencatatan stasiun
Meteorologi Pangkalan Udara Wolter Manginsidi (Bandara Halu Oleo) Kendari selama 10 tahun
terakhir dari tahun 2004 sampai dengan 2013. Temperatur udara rata-rata kabupaten konawe
selatan selama 2004-2013 disajikan pada Tabel II-3. Dalam kurung waktu selama 10 tahun
terakhir, temperatur rata-rata maksimum terjadi pada bulan Oktober dan November, sedangkan
temperatur rata-rata maksimum terjadi pada bulan september.
Tabel II-3
Temperatur udara rata-rata di Kabupaten Konawe Selatan selama tahun 2004-2013
Temperatur Udara (0C)
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Rerata
Bulan
M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M
Mx Mn
x n x n x n x n x n x n x n x n x n x x
Janu 34 23 34 20 33 22 33 24 34 21 24 18 32 23 32 23 32 32 33 24 32,1 22,1
Febr 35 23 34 15 34 20 34 19 34 22 34 21 32 23 32 23 31 32 32 24 33,2 21,3
Maret 35 22 34 22 34 22 31 23 23 21 34 21 30 25 32 24 32 24 33 24 31,8 22,8
April 33 23 32 22 34 23 30 23 31 22 33 22 33 24 31 24 32 23 32 24 32,1 23,0
Mei 34 22 31 20 32 21 33 22 32 21 24 21 31 24 30 24 31 23 31 23 30,9 22,1
Juni 32 32 32 15 31 20 33 22 32 20 32 19 31 23 30 21 30 22 31 23 31,4 20,5
Juli 31 20 31 19 31 18 31 19 31 18 31 19 30 23 29 22 33 23 28 22 30,6 20,3
Agust 32 20 32 20 32 17 30 20 30 20 32 19 29 25 30 21 3 20 30 21 30,7 20,0
Sept 33 17 33 20 33 19 32 18 32 19 34 18 38 23 30 22 32 21 32 21 32,9 19,8
Okto 36 17 34 20 34 17 33 20 33 20 34 17 30 22 32 21 32 22 34 22 33,2 20,0
Nov 36 19 34 22 36 28 33 22 33 20 35 19 32 25 31 21 30 22 33 23 33,3 22,1
Des 34 19 33 20 35 23 34 22 34 22 34 18 29 23 32 23 32 23 32 24 32,9 21,9
Rerata 34 21 33 20 33 21 32 21 32 21 32 19 31 24 31 22 31 22 33 23 32,1 21,3
Keterangan: Mx : maksimum
Mn : minimum

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 36
Rata-rata kelembaban relative bulanan di wilayah studi selama 10 tahun terakhir berkisar
antara 75% pada bulan oktober sampai 84,5% pada bulan ini dengan rata-rata tahunan 80,6%.
kelembaban udara di Kab. Konawe Selatan selama 2004-2013 di sajikan pada tabel II-4.

Tabel II-4
Kelembaban udara rata-rata di Kabupaten Konawe Selatan selama tahun 2004-2013
Kelembaban Udara (%)
Bulan 200 200 200 200 200 200 201 201 201 201
Rerata
4 5 6 7 8 9 0 1 2 3
Janu 90 88 79 72 72 71 78 83 76 81 79,0
Febr 85 88 78 77 74 74 80 84 78 84 80,2
Mart 84 87 79 91 78 84 84 82 77 86 83,2
April 87 88 82 83 83 82 82 85 81 85 83,8
Mei 86 88 84 82 85 81 85 86 78 87 84,2
Juni 82 87 83 85 84 81 87 85 84 87 84,5
Juli 87 87 76 78 82 77 88 87 74 90 82,6
Agust 81 88 71 79 83 72 81 81 79 82 80,3
Septe 76 88 67 72 75 67 83 83 78 79 76,6
Okto 72 88 61 72 78 70 82 82 70 75 75,0
Nov 76 88 64 74 77 70 84 84 81 80 77,4
Des 82 87 75 75 78 72 89 89 78 86 79,9
Rerata 82 88 75 78 79 75 83 84 78 84 80,6

Rata-rata tekanan udara bulanan di wilayah studi selama 10 tahun terakhir berkisar antara
1008,1 MBS pada bulan desember sampai 1011,5 MBS pada september dengan rata-rata tahunan
1009,7 MBS. Tekanan udara rata-rata di Kab. Konawe Selatan selama tahun 2004-2013 disajikan
pada tabel II-5.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 37
Tabel II-5
Tekanan udara rata-rata di Kabupaten Konawe Selatan selama tahun 2004-2013
Kelembaban Udara (%)
Bulan
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Rerata
Janu 1009,6 1009,4 1007,3 1008,4 1007,6 1009,6 1009,4 1007,3 1008,4 1007,6 1008,4
Febr 1013,3 1011,1 1008,1 1009,0 1007,2 1013,3 1011,1 1008,1 1009,0 1007,2 1009,0
Mart 1010,5 1008,2 1007,9 1008,6 1007,8 1010,5 1008,2 1007,9 1008,6 1007,8 1008,7
April 1010,5 1010,5 1008,2 1009,2 1008,4 1010,5 1010,5 1008,2 1009,2 1008,4 1009,1
Mei 1010,0 1010,3 1009,8 1010,4 1010,0 1010,0 1010,3 1009,8 1010,4 1010,0 1009,9
Juni 1010,4 1010,5 1010,3 1008,5 1010,8 1010,4 1010,5 1010,3 1008,5 1010,8 1010,1
Juli 1011,6 1010,6 1010,9 1010,7 1010,8 1011,6 1010,6 1010,9 1010,7 1010,8 1010,5
Agust 1012,9 1010,3 1010,5 1010,3 1010,6 1012,9 1010,3 1010,5 1010,3 1010,6 1011,0
Septe 1023,3 1011,2 1010,6 1010,1 1010,3 1023,3 1011,2 1010,6 1010,1 1010,3 1011,5
Okto 1012,3 1010,5 1011,2 1008,9 1009,5 1012,3 1010,5 1011,2 1008,9 1009,5 1010,2
Nov 1009,6 1010,4 1019,0 1007,4 1009,8 1009,6 1010,4 1019,0 1007,4 1009,8 1009,8
Des 1009,1 1010,6 1008,1 1006,7 1006,7 1009,1 1010,6 1008,1 1006,7 1006,7 1008,1
Rerata 1011,9 1010,3 1010,2 1009,0 1009,1 1011,9 1010,3 1010,2 1009,0 1009,1 1009,7

Data dari stasion Lanud Halu Oleo Periode (2004-2013) menunjukan bahwa curah hujan
berkisar antara 1555,6 mm/tahun sampai 3648,5 mm/tahun. Data dari tabel II-6 menunjukan
bahwa curah hujan rata-rata terendah selama tahun 2004-2013 terjadi pada bulan september yaitu
94,8 mm dan tertinggi pada bulan maret yaitu 281,4 mm.

Tabel II-6
Curah hujan di Kabupaten Konawe Selatan selama tahun 2004-2013
Kelembaban Udara (%)
Bulan
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Rerata
Janu 274,5 330,1 1007,3 1008,4 1007,6 1009,6 1009,4 1007,3 1008,4 1007,6 1008,4
Febr 1013,3 1011,1 1008,1 1009,0 1007,2 1013,3 1011,1 1008,1 1009,0 1007,2 1009,0
Mart 1010,5 1008,2 1007,9 1008,6 1007,8 1010,5 1008,2 1007,9 1008,6 1007,8 1008,7
April 1010,5 1010,5 1008,2 1009,2 1008,4 1010,5 1010,5 1008,2 1009,2 1008,4 1009,1
Mei 1010,0 1010,3 1009,8 1010,4 1010,0 1010,0 1010,3 1009,8 1010,4 1010,0 1009,9
Juni 1010,4 1010,5 1010,3 1008,5 1010,8 1010,4 1010,5 1010,3 1008,5 1010,8 1010,1

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 38
Juli 1011,6 1010,6 1010,9 1010,7 1010,8 1011,6 1010,6 1010,9 1010,7 1010,8 1010,5
Agust 1012,9 1010,3 1010,5 1010,3 1010,6 1012,9 1010,3 1010,5 1010,3 1010,6 1011,0
Septe 1023,3 1011,2 1010,6 1010,1 1010,3 1023,3 1011,2 1010,6 29 85 94,8
Okto 1012,3 1010,5 1011,2 1008,9 1009,5 1012,3 1010,5 1011,2 1008,9 1009,5 1010,2
Nov 1009,6 1010,4 1019,0 1007,4 1009,8 1009,6 1010,4 1019,0 1007,4 1009,8 1009,8
Des 1009,1 1010,6 1008,1 1006,7 1006,7 1009,1 1010,6 1008,1 1006,7 1006,7 1008,1
Rerata 1555,6 2851,2 1747,0 2366,1 2301,3 1783,0 3648,5 2427,0 2053,3 3726,3 2345,9

2. Arah dan Kecepatan Angin


Berdasarkan analisis angin dengan menggunakan aplikasi WRPLOT disimpulkan bahwa,
angin di kecamatan palangga Kab. Konawe Selatan pada umumnya berhembus dari barat (247.5 0
292.50), ke timur dengan kecepatan rata-rata 3.56 knots. Kecepatan terbesar 11 - 17 knots terjadi
dari arah barat (247.50 292.50), Angin Calm (kecepatan 0 knots) terjadi 4.52% dari 3646 data
rata-rata harian dari bulan januari sampai desember dari tahun 2003-2012.
Dari gambar II-9 sampai II-15, menunjukan bahwa angin yang bertiup dari Barat (247.50
292.50) ke Timur terjadi di bulan November s/d Juli, sedangkan pada bulan agustus bertiup dari
Timur laut (22.50 67.50) ke Barat Daya. Kecepatan rata-rata bulanan terbesar terjadi pada bulan
oktober sebesar 4,22 knots, sedangkan kecepatan rata-rata bulanan terendah pada bulan Mei dan
Juni sebesar 2,88 knots.
Angin yang terjadi di daerah Konawe Selatan berdasarkan analisis angin rata-rata bulanan
dipengaruhi oleh angin monsunal, ini di sebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara antara
belahan bumi selatan (benua australia) dan belahan bumi utara (benua asia). Perbedaan tekanan ini
akibat dari gerak semu matahari.

3. Kualitas Udara
Gambaran umum tingkat kualitas udara di wilayah sekitar proyek diperoleh dari
pengukuran lapangan. Lokasi pemantauan udara ini dilakukan pada 2 lokasi, yaitu ST-01 di lokasi
pembangunan pabrik bijih nikel PT. Kinlin Nickel Industri Indonesia dengan koordinat LS: 040 27
25,4. BT: 1220 21 12,4, dan ST-02 di jalan poros Torobulu-Tinanggea simpang tiga jalan

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 39
masuk lokasi kegiatan dengan koordinat LS: 04 26 27,3 BT: 122 21 20,3. Data kualitas
udara disekitar wilayah studi disajikan pada Tabel 11-7.
Tabel 11-7.
Data kualitas udara di sekitar wilayah studi (pengukuran 1 jam)
Satuan
No. Parameter Uji Satuan Baku Mutu
ST-01 ST-02
1 Sulfur Dioksida (SO2) /3 11,977 13,547 900
2 Nitrogen Dioksida (NO2) /3 13,439 16,103 400
3 Karbon Monoksida (CO) /3 21,837 25,080 30.000
4 Timah Hitam (Pb) /3 0,106 0,115
5 Debu (TSP) /3 29,370 29,370 -

Keterangan: Baku mutu berdasarkan mutu berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999


ST-01 : LS: 040 27 25,4 BT: 122 21 12,4
ST-02 : LS: 040 26 27,3 BT: 122 21 20,3

Data pengukuran kualitas udara (tabel II-7) merupakan data pengukuran 1 jam berdasarkan
PP No. 41 tahun 1999, parameter SO2, CO, dan NO2, memiliki baku mutu untuk pengukuran 1 jam.
Dengan demikian, data ini di konversi ke 24 jam dengan menggunakan persamaan konversi center,
seperti di sajikan pada tabel II-8.
Tabel II-8
Data kualitas udara di sekitar wilayah studi (konversi 24 jam)
Satuan
No. Parameter Uji Satuan Baku Mutu
ST-01 ST-02
1 Sulfur Dioksida (SO2) /3 6,653 7,525 365
2 Nitrogen Dioksida (NO2) /3 7,465 8,945 150
3 Karbon Monoksida (CO) /3 12,130 13,931 10.000
4 Timah Hitam (Pb) /3 0,059 0,064 2
5 Debu (TSP) /3 15,845 16,314 230

Keterangan: Baku mutu berdasarkan mutu berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999


ST-01 : LS: 040 27 25,4 BT: 122 21 12,4
ST-02 : LS: 040 26 27,3 BT: 122 21 20,3

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 40
Dari hasil olahan data kualitas udara di 2 lokasi pemantauan 24 jam, diketahui bahwa
konsentrasi SO2 yang ada berkisar antara 6,653 7,525 /, semua lokasi sampel bahwa
lokasi sampel menunjukan bahwa konsentrasi SO2 berada di bawah baku mutu yang di tetapkan
(365 /3 dengan waktu 24 jam). Konsentrasi NO2 yang terpantau berkisar antara 7,465
8,945 /3 juga masih berada di bawah baku mutu udara yang dipersyaratkan (150 /3
dengan waktu 24 jam). Konsentrasi CO yang terpantau antara kedua lokasi berkisar antara 12,130
13,931/3, juga masih berada dibawah baku mutu udara yang di persyaratkan (10.000/
3 dengan waktu 24 jam) konsentrasi Pb yang terpantau pada kedua lokasi berkisar antara 0,059
0,064 /3 , juga masih berada dibawah mutu udara yang di persyaratkan (2 / 3 dengan
waktu 24 jam). Untuk kadar partikulat debu (TSP) terpantau pada kedua lokasi berkisar antara
15,845 16,314 /3 juga masih berada dibawah baku mutu udara yang persyaratkan (230
/3 dengan waktu 24 jam).
Indeks kualitas udara di lokasi kegiatan dan sekitarnya di hitung berdasarkan metode yang
di kembangkan oleh Anjaneyulu, Y., Manickam, V., (2007), di sajikan pada tabel II-9.
Tabel II-9
Indeks kualitas udara di sekitar wilayah studi
Rating Kualitas
Baku Konsentrasi Polutan (Ci)
No. Parameter Uji Parameter (Ai)
Mutu
ST-01 ST-02 ST-01 ST-02
1 Sulfur Dioksida (SO2) 365 6,653 7,525 1,823 2,062
2 Nitrogen Dioksida (NO2) 150 7,465 8,945 4,977 5,963
3 Karbon Monoksida (CO) 10.000 12,130 13,931 0,121 0,139
4 Timah Hitam (Pb) 2 0,059 0,064 2,944 3,194
5 Debu (TSP) 230 15,845 16,314 6,889 7,093
Air Pollution Indeks (API) 3,351 3,690
Keterangan: Baku mutu berdasarkan mutu berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999
ST-01 : LS: 040 27 25,4 BT: 122 21 12,4
ST-02 : LS: 040 26 27,3 BT: 122 21 20,3

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 41
Berdasarkan hasil perhitungan Indeks kualitas udara, menunjukan bahwa kualitas udara
sekitar pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel PT. Resky Monagung Industry (ST1) serta
indeks kualitas udara di jalur transpor bahan baku (ST2) berkisar antara 3,351 3,690 yang dinilai
sangat baik (skala S).

4. Kebisingan
Tingkat kebisingan terus di lakukan secara terus-menerus berdasarkan kepmen lingkungan
hidup No. 48 tahun 1996. Pengukuran kebisingan dilakukan per lima detik dalam waktu 10 menit
di sekitar lokasi rencana kegiatan pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel PT. Resky
Monagung Industry di dua lokasi yaitu lokasi proyek dengan koordinat LS: 040 27 25,5. BT: 1210
21 11,0. Dan jalan poros torobulu-Tinanggea dengan koordinat LS: 040 26 27,2. BT: 1210 21
19,0. Pengukuran ini disebut leq (10 menit) yang di lakukan pada selang waktu tertentu untukk
siang hari. Data pengukuran di sajikan pada tabel II-10 dan tabel II-11.

Tabel II-10
Data Tingkat Kebisingan di Lokasi Proyek
(LS:040 27 25,5 BT:121021 11,0)
Wakt Jam Jam Jam Jam Wakt Jam Jam Jam Jam Wakt Jam Jam Jam Jam
(det) 7:00 10:00 15:00 20:00 (det) 7:00 10:00 15:00 20:00 (det) 7:00 10:00 15:00 20:00
5 30,6 45,1 41,8 34,0 205 35 27,8 37,6 46,5 405 38,4 27,8 41,8 46,5
10 30,4 41,5 41,4 27,2 210 30,6 49,4 31,1 31,9 410 45,8 49,4 41,4 31,9
15 30,8 41,7 42,4 28,8 215 31,1 33,6 30,9 36,6 415 48,4 33,6 42,4 36,6
20 41 34,7 52,6 34,1 220 33,9 27 32,3 36,5 420 40,8 27 52,6 36,5
25 40,9 40,6 53,1 38,2 225 35,1 35,6 35,1 37,4 425 34,3 35,6 53,1 37,4
30 32,8 60,1 33 36,6 230 38 27,8 41,9 38,4 430 35,8 27,8 33 38,4
35 31 50,6 35,3 35,9 235 31,8 57,1 31,8 41,5 435 37,2 57,1 35,3 41,5
40 30,6 56,1 35,8 35,4 240 33,2 49 34,9 41,1 440 36,4 49 35,8 41,1
45 30,7 59,3 31,3 29,4 245 30,8 47,7 38,3 38,4 445 31,7 47,7 31,3 38,4
50 32,5 33,9 60,5 34,3 250 30,7 53,5 32,2 41,2 450 34 53,5 60,5 41,2

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 42
55 30,3 36,1 30,1 36,9 255 32,6 27,6 33,4 40,9 455 45,3 27,6 30,1 40,9
60 32,5 32,4 46,3 32,9 260 32,4 29,1 34,1 36,7 460 45,9 29,1 46,3 36,7
65 30,7 32,9 27,4 31,1 265 36,3 27,1 29,4 40,1 465 44,2 27,1 27,4 40,1
70 50,6 32,2 33,3 27,5 270 30,1 27,5 32,3 45,5 470 39,5 27,5 33,3 45,5
75 34,4 42,3 34,8 30,3 275 33,4 29,9 34,9 40,1 475 39,4 29,9 34,8 40,1
80 33,8 41,8 36 37,4 280 38,3 29 35,6 47,5 480 29,4 29 36 47,5
85 33,7 34,5 28,2 37,7 285 37,7 35,7 54,4 45,7 485 40,4 35,7 28,2 45,7
90 34,2 57,1 41,1 31,3 290 34,9 27,4 51,2 33,9 490 30,5 27,4 41,1 33,9
95 34,1 35,2 52,8 29,4 295 32,5 48,6 29,5 36,3 495 46,2 48,6 52,8 36,3
100 37,2 40,4 35,9 34,6 300 31,7 57,3 30,5 40,5 500 45,2 57,3 35,9 40,5
105 40,3 56,8 47,2 34,0 305 34,8 53,6 28,1 36,2 505 46,2 53,6 47,2 36,2
110 44,2 35,3 33,5 38,4 310 37,7 57,4 31,3 37,4 510 44,2 57,4 33,5 37,4
115 33,8 33,4 35,5 39,8 315 39,5 48,2 28,5 43,4 515 43 48,2 35,5 43,4
120 33,2 39,4 42 29,3 320 40,7 32,4 66,1 41,3 520 38,8 32,4 42 41,3
125 36,8 40,3 29,1 34,8 325 37,1 34,4 33 40,2 525 38,6 34,4 29,1 40,2
130 40,7 39,8 34,3 30,1 330 38,7 32 27,5 48,9 530 41,3 32 34,3 48,9
135 39,6 47,2 27,8 35,2 335 38,7 42,1 27,6 47,5 535 43,4 42,1 27,8 47,5
140 31,9 56,1 27,7 34,8 340 40,8 41,5 28,1 38,4 540 37,8 41,5 27,7 38,4
145 31,2 27,2 28,9 31,2 345 38,7 34,7 41 41,7 545 32,2 34,7 28,9 41,7
150 30,7 27 29,2 37,3 350 42,5 34,6 28,7 34,5 550 33,6 34,6 29,2 34,5
155 30,5 27,2 31,7 31,5 355 33,3 34,3 27,5 33,5 555 39 34,3 31,7 33,5
160 30,6 26,5 27,7 36,6 360 32,2 34,2 33,3 39,7 560 29,9 34,2 27,7 39,7
165 30,5 40 41,2 26,3 365 43,5 34,4 27,8 34,6 565 56,7 34,4 41,2 34,6
170 30,4 47,3 32,8 42,7 370 42,1 43,9 27,7 28,6 570 43,5 43,9 32,8 28,6
175 31,1 36,8 38,7 40,2 375 40,9 38,2 47,5 39,2 575 31,5 38,2 38,7 39,2
180 31,6 37 37,6 29,7 380 37,3 38,3 46,2 35,5 580 43,1 38,3 37,6 35,5
185 32,2 28,3 38,5 33,0 385 38,2 48 38,2 33,2 585 30,1 48 38,5 33,2
190 33,5 27,2 37,7 29,7 390 47,7 38,4 51,9 29,3 590 34,9 38,4 37,7 29,3
195 41,2 29,7 38,3 28,9 395 32,2 38,4 43,6 34,1 595 36 38,4 38,3 34,1
200 31,5 31,7 37,8 34,4 400 39,3 38,3 44,4 41,5 600 37,1 38,3 37,8 41,5

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 43
Hasil hitung leq (10 menit) untuk siang hari menunjukan bahwa tingkat kebisingan di lokasi
proyek pada waktu 06.00-09.00 yaitu sebesra 39,5 db(A) pada waktu 09.00-14.00 sebesar 48,2
db(A) pada waktu 14.00 -17.00sebesar 50,2 db(A) dan pada waktu 17.00-22.00 sebesar 39,1 db(A).
Secara keseluruhan kebisiangan di siang hari di lokasih proyek sebesar 46,4 db(A).

Tabel II-11
Data Tingkat Kebisingan di Jalan Poros Torobulu
(LS:040 26 27,2 BT:121021 19,0)
Wakt Jam Jam Jam Jam Wakt Jam Jam Jam Jam Wakt Jam Jam Jam Jam
(det) 7:00 10:00 15:00 20:00 (det) 7:00 10:00 15:00 20:00 (det) 7:00 10:00 15:00 20:00
5 46,5 41,8 37,6 30,6 205 41,8 46,5 30,6 37,6 405 41,8 34,0 30,6 46,5
10 31,9 41,4 31,1 30,4 210 41,4 31,9 30,4 31,1 410 41,4 27,2 30,4 31,9
15 36,6 42,4 30,9 30,8 215 42,4 36,6 30,8 30,9 415 42,4 28,8 30,8 36,6
20 36,5 52,6 32,3 41 220 52,6 36,5 41 32,3 420 52,6 34,1 41 36,5
25 37,4 53,1 35,1 40,9 225 53,1 37,4 40,9 35,1 425 53,1 38,2 40,9 37,4
30 38,4 33 41,9 32,8 230 33 38,4 32,8 41,9 430 33 36,6 32,8 38,4
35 41,5 35,3 31,8 31 235 35,3 41,5 31 31,8 435 35,3 35,9 31 41,5
40 41,1 35,8 34,9 30,6 240 35,8 41,1 30,6 34,9 440 35,8 35,4 30,6 41,1
45 38,4 31,3 38,3 30,7 245 31,3 38,4 30,7 38,3 445 31,3 29,4 30,7 38,4
50 41,2 60,5 32,2 32,5 250 60,5 41,2 32,5 32,2 450 60,5 34,3 32,5 41,2
55 40,9 30,1 33,4 30,3 255 30,1 40,9 30,3 33,4 455 30,1 36,9 30,3 40,9
60 36,7 46,3 34,1 32,5 260 46,3 36,7 32,5 34,1 460 46,3 32,9 32,5 36,7
65 40,1 27,4 29,4 30,7 265 27,4 40,1 30,7 29,4 465 27,4 31,1 30,7 40,1
70 45,5 33,3 32,3 50,6 270 33,3 45,5 50,6 32,3 470 33,3 27,5 50,6 45,5
75 40,1 34,8 34,9 34,4 275 34,8 40,1 34,4 34,9 475 34,8 30,3 34,4 40,1
80 47,5 36 35,6 33,8 280 36 47,5 33,8 35,6 480 36 37,4 33,8 47,5
85 45,7 28,2 54,4 33,7 285 28,2 45,7 33,7 54,4 485 28,2 37,7 33,7 45,7
90 33,9 41,1 51,2 34,2 290 41,1 33,9 34,2 51,2 490 41,1 31,3 34,2 33,9
95 36,3 52,8 29,5 34,1 295 52,8 36,3 34,1 29,5 495 52,8 29,4 34,1 36,3
100 40,5 35,9 30,5 37,2 300 35,9 40,5 37,2 30,5 500 35,9 34,6 37,2 40,5
105 36,2 47,2 28,1 40,3 305 47,2 36,2 40,3 28,1 505 47,2 34,0 40,3 36,2
110 37,4 33,5 31,3 44,2 310 33,5 37,4 44,2 31,3 510 33,5 38,4 44,2 37,4
115 43,4 35,5 28,5 33,8 315 35,5 43,4 33,8 28,5 515 35,5 39,8 33,8 43,4

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 44
120 41,3 42 66,1 33,2 320 42 41,3 33,2 66,1 520 42 29,3 33,2 41,3
125 40,2 29,1 33 36,8 325 29,1 40,2 36,8 33 525 29,1 34,8 36,8 40,2
130 48,9 34,3 27,5 40,7 330 34,3 48,9 40,7 27,5 530 34,3 30,1 40,7 48,9
135 47,5 27,8 27,6 39,6 335 27,8 47,5 39,6 27,6 535 27,8 35,2 39,6 47,5
140 38,4 27,7 28,1 31,9 340 27,7 38,4 31,9 28,1 540 27,7 34,8 31,9 38,4
145 41,7 28,9 41 31,2 345 28,9 41,7 31,2 41 545 28,9 31,2 31,2 41,7
150 34,5 29,2 28,7 30,7 350 29,2 34,5 30,7 28,7 550 29,2 37,3 30,7 34,5
155 33,5 31,7 27,5 30,5 355 31,7 33,5 30,5 27,5 555 31,7 31,5 30,5 33,5
160 39,7 27,7 33,3 30,6 360 27,7 39,7 30,6 33,3 560 27,7 36,6 30,6 39,7
165 34,6 41,2 27,8 30,5 365 41,2 34,6 30,5 27,8 565 41,2 26,3 30,5 34,6
170 28,6 32,8 27,7 30,4 370 32,8 28,6 30,4 27,7 570 32,8 42,7 30,4 28,6
175 39,2 38,7 47,5 31,1 375 38,7 39,2 31,1 47,5 575 38,7 40,2 31,1 39,2
180 35,5 37,6 46,2 31,6 380 37,6 35,5 31,6 46,2 580 37,6 29,7 31,6 35,5
185 33,2 38,5 38,2 32,2 385 38,5 33,2 32,2 38,2 585 38,5 33,0 32,2 33,2
190 29,3 37,7 51,9 33,5 390 37,7 29,3 33,5 51,9 590 37,7 29,7 33,5 29,3
195 34,1 38,3 43,6 41,2 395 38,3 34,1 41,2 43,6 595 38,3 28,9 41,2 34,1
200 41,5 37,8 44,4 31,5 400 37,8 41,5 31,5 44,4 600 37,8 34,4 31,5 41,5

Sedangkan hasil hitungan leq (10 menit) tinkat kebisingan di jalan poros torobulu-tinanggea
pada waktu 06.00-09.00 yaitu sebesra 46,0 db(A) pada waktu 09.00-14.00 sebesar 54,8 db(A) pada
waktu 14.00 -17.00sebesar 58,7 db(A) dan pada waktu 17.00-22.00 sebesar 46,2 db(A). Secara
keseluruhan kebisiangan di siang hari di jalan poros torobulu-tinanggea sebesar 54,1 db(A)
Berdasarkan skala kualitas lingkungan untuk paramter tingkat kebisingan menujukan
bawha di lokasih proyek dan jalan poros torobulu-tinanggea termasuk dalam kategori sangat baik
(skala 5).

5. Kualitas Air
Gambaran umum tingkat kualitas air di wilaya sekitar proyek di dapati dari data sekunder
(Laporan AMDAL PT. Samba Mineral Mining,2013). Pengukuran kualitas air yang berada di
dalam wilaya studi meliputi air sumur dangkat ( air sumur) dan air sumur dalam (air bor) serta air
laut. Data kualitas air sumur dan air bor di sekitar wilaya studi di sajikan pada Tabel II-12

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 45
Tabel II 12
Parameter kualitas air di wilayah studi
Hasil pemeriksaan Baku mutu
No Parameter Satuan
Sumur air Air bor BM-1 BM-2
A Fisika
1 Total padatan terlarut (TDS) Mg/l 60 190 1000 1,5
2 Total padatan tersuspensi Mg/l 4,5 22,5 50 -
B Kimia
3 pH - 6,84 6,7 6-9 6,5-9
4 Amonia(NH3) Mg/l <0,01 <0,01 0,5 -
5 Nitrat (NiO3) Mg/l 0,09 0,1 10 10
6 Nitrit (No2) Mg/l <0,02 <0,02 0,06 1
7 Besi (Fe) Mg/l 0,41 0,58 0,3 1
8 Seng (Zn) Mg/l 0,02 0,01 0,05 15
9 Raksa (Hg) Mg/l 0,000123 0,000131 0,001 0,001
10 Arsen (As) Mg/l 0,007 0,007 0,05 0,05
11 Cadmium (Cd) Mg/l 0,0040559 0,003954 0,01 0,005
12 Tembaga (Cu) Mg/l 0,0038 0,00558 0,02 -
13 Cromium (Cr) Mg/l 0,001 0,003 - -
6
14 Crom val 6 (Cr ) Mg/l 0,0456 0,0338 0,05 0,05
15 Selenium (Se) Mg/l 0,0042 0,0026 0,01 0,01
16 Boronium (B) Mg/l 0,0532 0,0611 1 -
17 Nikel (Ni) Mg/l 0,1022 0,1997 - -
18 Kobal (co) Mg/l 0,1025 0,101 0,2 -
19 Timbal (Pb) Mg/l 0,01417 0,01614 0,03 0,05
20 Florida (F) Mg/l <0,02 0,042 0,5 1,5
21 Phospat (PO4) Mg/l 0,04 0,02 0,2 -
22 Fenol (C6H5OH) Mg/l 0,568 0,662 1 -
23 Minyak lemak Mg/l 0,5 0,5 1000 -
24 Disolvet Oxygen (DO) Mg/l 5,11 3,38 6 -
25 Chemichal oxygen Deman Mg/l 0,1 0,01 10 -

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 46
26 Biologichal oxygen Deman Mg/l 0,12 0,015 2 -
Keterangan : Sumur dangkal = (S : 040 27 35.70, E : 1120 21 19.40)
Sumur dalam = (S : 040 27 34.40, E : 1120 21 35.20)
Baku mutu : BM-1: PP. No 82.tahun 2001 ( air kelas 1)
: BM-2: Permenkes. No 416 .tahun 1990 (air bersih)

Tabel II13
Analisis Indeks Pencemaran Air Sumur
Konsentrsai Parameter
Baku mutu (Li) (Ci/Li) BM-1 (Ci/Li) BM-2
(Ci)
No. Parameter
Air Air
BM-1 BM-2 Air Sumur Air Bor Air Bor Air Bor
Sumur Sumur
Total Padatan
1 1000 1,5 60 190 60 60 60 60
Terlarut (TDS)
Total padatan
2 50 - 4,5 22,5 4,5 4,5 4,5 4,5
tersuspensi
3 pH 6-9 6,5-9 6,84 67 6,84 6,84 6,84 6,84
4 Amonia (NH3) 0,5 - 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
5 Nitrat (NO3) 10 10 0,09 0,1 0,09 0,09 0,09 0,09
6 Nitrit (NO2) 0,06 1 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
7 Besi (Fe) 0,3 1 0,41 0,58 0,41 0,41 0,41 0,41
8 Sen (Zn) 0,05 15 0,02 0,01 0,02 0,02 0,02 0,02
0,00013 0,00012 0,0001 0,00012
9 Raksa (Hg) 0,001 0,001 0,000123 0,000123
1 3 23 3
10 Arsen (Ar) 0,05 0,05 0,007 0,007 0,007 0,007 0,007 0,007
0,00395 0,00405 0,004055 0,0040 0,00405
11 Cadmium (Cd) 0,01 0,005 0,0040559
4 59 9 559 59
12 Tembaga (Cu) 0,02 - 0,0038 0,00558 0,0038 0,0038 0,0038 0,0038
13 Kromium (Cr) - - 0,001 0,0338 0,001 0,001 0,001 0,001
Krom Val 6
14 0,2 0,05 0,0456 0,0456 0,0456 0,0456 0,0456 0,0456
(Cr+6)
15 Selenium (Se) 0,01 0,01 0,0042 0,0142 0,0042 0,0042 0,0042 0,0042
16 Boron (B) 1 - 0,0532 0,0532 0,0532 0,0532 0,0532 0,0532

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 47
17 Nikel (Ni) - - 0,1022 0,1022 0,1022 0,1022 0,1022 0,1022
18 Cobal (Co) 0,2 - 0,1025 0,1025 0,1025 0,1025 0,1025 0,1025
0,0141
19 Timbal (Pb) 0,03 0,05 0,01417 0,01417 0,01417 0,01417 0,01417
7
20 Fluorida (F) 0,5 1,5 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
21 Phospat (PO4) 0,2 - 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
Fenol
22 1 - 0,568 0,568 0,568 0,568 0,568 0,568
(C6H5OH)
23 Minyak Lemak 1000 - 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Disolved
24 6 - 5,11 5,11 2,5 5 2,9 2,9
oxygen (DO)
Chemical
25 Oxigen Deman 10 - 0,1 0,1 1,4 2 3,0 5.5
(COD)
Biological
26 Oxygen 2 - 0,12 0,12 4,7 3,4 1,9 2,5
Deman (BOD)
Indeks Pencemaran
1,207 1,737 6,410 8,184
Air

Hasil analisis labolatorim mengenai kualitas air sumur dan air bor menujukan bahwa
umumnya parameter fisik dan kimia air masih berada di bawah baku mutu yang di syaratkan
sesuai dengan peraraturan pemerintah No 82 tahun 2001 tentang pengolhan kualitas air dan
pengendalian air kelas I, dan Permenkes. No 416 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan
pengawasan kualitas air (lampiran II). Kulitas air sumur dan air bor ini selenjutnya di analisis
denan menghitung indeks pencemaran (pollition index) berdasarkan permen LH nomor 115 Tahun
2003 , seperti pada tabel II13.
Berdasarkan hasil analisis indeks pencemaran air (IP) menujukan bahwa IP kualitas air
sumur dan air bor denan menggunakan batu mutu peraturan pemetintah No 82 tahun 200,
menujukan bahwa IP air sekitar 1.207-1..737 tercemar ringan pda parameter besi. Sedangkan
berdasarkan baku mutu Permenkes. No 416 tahun 1990, , menujukan IP air sekitar 6.410-8.184
tereomar sedang parameter TDS. Hal inii di nilai baik ( skala 4 ).

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 48
Tabel II-14
Parameter kualitas air laut di wilayah studi
No Parameter satuan Air laut Baku mutu
A Fisika
1 Kekeruhan Mg/l 2,78 5
2 Total padatan tersuspensi (TSS) Mg/l 26,4 80
B Kimia
3 pH - 6,77 7-8,5
4 Amonia(NH3) %0 <0,01 0,3
5 Salinitas Mg/l 34 34
6 Minyak lemak Mg/l 1 1
7 Disolvet Oxygen (DO) Mg/l 3,44 5
8 Chemichal oxygen Deman Mg/l 35 20
9 Biologichal oxygen Deman Mg/l 17 -
10 Besi (Fe) Mg/l 0,05 0,002
11 Fenol (C6H5OH) Mg/l 0,00560 -
12 Cromium (Cr) Mg/l 0,02 0,05
13 Seng (Zn) Mg/l 0,07 0,005
14 Crom val 6 (Cr6) Mg/l 0,0018 0,05
15 Nikel (Ni) Mg/l 0,2179 0,001
16 Cadmium (Cd) Mg/l 0,0040389 0,008
17 Tembaga (Cu) Mg/l 0,0300 0,008
18 Timbal (Pb) Mg/l 0,01365 0,001
19 Raksa (Hg) Mg/l 0,001500 5
Keterangan : air laut = (S : 040 27 58.0, E : 1120 21 36.80)
Baku mutu : Kepmen LH No. 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut untuk biota
laut (lampiran III)

Hasil analisis labolatorim, kualitas air laut di sekitar lokasi pembangunan pabrik
pengolahan biji nikel menujukan bahwa beberapa parameter melampaui baku mutu yang
disyaratkan oleh kepmen LH No. 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut. Parameter tersebut

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 49
adalah parameter COD, besi (fe), sen (Zn), Cadmium(Ca), Tembaga(Cu), dann Timbal(Pb). Hal
ini di pengaruhi oleh aktivitas pelabuhan khusus dan penambangan nikel yan telah beroperasi di
sekitar lokasi kegiatan.
Tabel II-15
Analisis Indeks Pencemaran Air Laut
Konsentrasi
No. Parameter Baku Mutu (Li) Ci/Li
Parameter (Ci)
1 Kekeruhan 5 2,78 0,56
2 Total padatan tersuspensi (TSS) 80 26,4 0,33
3 pH 7-8,5 6,77 1,58
4 Amonia(NH3) 0,3 0,01 0,03
5 Salinitas 34 34 1,00
6 Minyak lemak 1 1 1,00
7 Disolved Oxygen (DO) 5 3,44 0,28
8 Chemichal oxygen Deman
9 Biologichal oxygen Deman 20 17 0,85
10 Besi (Fe) - 0,05
11 Fenol (C6H5OH) 0,002 0,0056 3,24
12 Cromium (Cr) - 0,02
13 Seng (Zn) 0,05 0,07 1,73
14 Crom val 6 (Cr6) 0,005 0,0018 0,36
15 Nikel (Ni) 0,05 0,2179 4,20
16 Cadmium (Cd) 0,001 0,004039 4,03
17 Tembaga (Cu) 0,008 0,03 3,87
19 Timbal (Pb) 0,008 0,01365 2,16
20 Raksa (Hg) 0,001 0,0015 1,88
Indeks Pencemaran Air 3,20

Berdasarkan hasil analisis IP, kualitas air laut memiliki IP=3.20 (cemar ringan).

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 50
6. kualitas Tanah
Gambarabn umum tingkat kualitas tanah di wilayah sekitar lokasih proyek di peroleh dari
analisis sampel tanah. Analisis kualitas tanah meliputi permeabilitas dan tekstur tanah. Parameter
permeabiltas erat kaitannya dengan kemampuan air melewatih tanah, sedangkan parameter
teksturmeliputi komposisi debu dalam tanah. Data kualiatas tanah di sekitar wilaya studidi sajikan
pada Tabel II-16.
Tabel II 16
Parameter kulaitas tanahdi wilaya studi
Kode Sampel
No. Parameter Satuan Metode Analisis
TNH-1 TNH-2
1 Berat Volume mg/l 1,00 1,49 Gravimetri
2 Permeabilitas Cm/jam 0,22 0,31 Volumetrik
3 Tekstur Volumetrik
- Liat % 10,53 15,94
- Pasir % 64,25 64,25
- Debu % 25,22 21,61
- Total Pori % 52,83 50,94
- Tipe Substrat Lempung Berpasir Lempung Berpasir
Keterangan : THN-1 : LS : 04 27 35.70, BT : 1220 21 19.40
0

THN-2 : LS : 040 27 34.40, BT : 1220 21 35.20

B. Komponen Biologi
1. Vegetasi
Vegetasi adalah kumpulan masyarakat atau tumbuh-tumbuhan yang menempati suatu
wilaya tertentu. Keberadaan vegetasi sangat penting dalam hubungannya dengan berbagai aspek
kehidupan baik manusia, hewan maupun lingkungan. Analisis vegetasi dalam rangka Rencana
pembangunan pabrik pengolahan biji nikel oleh PT. Resky Monagung Industrydi desa lalowua kec.
Palangga selatan Kab. Konawe selatan dimaksudakan untuk mendapatkan gambaran tentang
kendala-kendala habitat( habitat constrain ) terkait dengan vegetasi penyusun ekosistim hutan.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 51
Berdasarkan penggunaan lahan, lokasi rencana pabrik pengolahan biji nikel ini berada pada
kawasan area penggunaan lain(APL). Di areal ini vegetasinya umumnya hanya terdiri dari
tumbuhan semak dan rumput serta sebagian kecil variasinya oleh pepohonan. Tumbuhan yang
berukuran besar ( pohon ) sangat sedikit dan terdistribusi dalam kisaran yang sangat jarang.
Pepohonan yang ada sebagian besar berukuran diameter kuran dari 20 cm. Oleh karena itu,
pendekatan untuk menganlisis vegetsi di gunakan metode fisiognomi , yaitu di dasarkan pada
penampakan dari luar tumbuhan yang ada . Hasil inventarisasi jenis tanaman dan tumbuhan
seperti di sajikan pada Tabel II 17 dan performanya pada gambar Tabel II 16.

Tabel II 17
Jenis tumbuhan di Kawasan Rencana Pembangunan pabrik pengolahan bijih Nikel oleh PT.
Resky Monagung Industrydi desa lalowua kec. Palangga selatan Kab. Konawe selatan
No. Nama Lokal Habitius Famili

1 Sauntiri Pohon Fabaceae


2 Barrintonia Pohon Lecythidioea
3 Lantisa Pohon Myrteacae
4 Bankudu Pohon Rubiaeae
5 Lare-lare Pohon Theaeoae
6 Cyathula prostrata Herbal Amarantheoeae
7 Komba-komba Herbal Asteraeoae
8 Ambong-ambong Herbal Asteraeoae
9 Sintrong Herbal Asteraeoae
10 Babadotan Herbal Compositea
11 Krinyuh Herbal Euphorbaoeae
12 Hyptis brevis L Herbal Lamiaoeae
13 Rodu Herbal Melatomataoeae
14 Meniran Herbal Phylantaoeae
15 Tulasi dahu Herbal Verbenoaea
16 Elymus elymoldes Rumput Asteraeoae

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 52
17 Oletra beoti Rumput Asteraeoae
18 Bromus tectorun Rumput Asteraeoae
19 Alang-alang Rumput Poaceeae
20 Lygodium circinatum Paku Schizaeooeae
21 Lygodium scandens paku Schizaeooeae

Tabel II17 menujukan bahwa terdapat sekurang-kurangnya 24 jenis tumbuhan tumbuh


berkembang di kawasan rencana pembangunan pabrik bijih nikel PT. Resky Monagung Industrydi
desa lalowua kec. Palangga selatan Kab. Konawe selatan. Pada tumbuhan golongan pepohonan,
tumbuhan berukuran panjang lebih dominan. Tumbuhan dari golongan herbal, jenis rodu
(melastoma affine L) paling banyak di temukan, sedangkan dari tumbuhan rumput rumputan
(raminea), alang- alang(imperata cylindrica (L) p. Beauv.) paling dominan serta lyodium
circinatum(burn)sw, dari golongan paku- pakuan gamba II-16 di sajikan beberapa jenis tumbuhan
dominan di kawasan rencana pembangunan pabrik penolahan bijih nikel PT. Resky Monagung
Industry
Berdasarkan gambaran seperti di atas maka dapat di nyatakan bahwa secara ekologi
keberadaan vegetasi tersebut penting artinya karna fungsi melindungi tanah dari aliran permukaan,
memperbesar infiltrasi air, mempertahankan kelembaban dan kesuburan tanah, serta menjadi
tempat berlindung, makan dan aktifitas lainnya bagi satwa liar.

2. Keanekaragaman Fauna
Pengumpulan data fauna darat di kawsan rencan pembangunan pabrik pengolahan bijih
nikel PT. Resky Monagung di Desa Lalowua dengan cara observasi langsung dilapangan.
Pengamatan dilakukan dengan melihat dan mendengar bunyi/suara untuk jenis burung. Untuk jenis
mamalia dilakukan dengan penjumpaan langsung maupun melalui pengealan tanda-tanda yang
dijumpai yang berkaitan dengan kehadirannya seperti bunyi, jejak hewan, bekas gigitan, kubangan
atau cakaran pada pohon serta fecal yang ditinggalkan . observasi tidak langsung juga dilakukan
untuk melengkapi data fauna dengan menggali informasi dari masyarakat Desa Lalowua.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 53
Tabel II-18
Jenis fauna terdapat di wilayah studi
No Nama hewan Nama Lokal Nama Ilmiah
Mamalia
1 Babi Hutan Bawl Sus celebensis
2 Musang Sulawesi Coki ale Macrogalidia musschenbroekii
Rodentia
1 Tikus sawah Balesu Rattus argintiventer
2 Tikus lading Balesu Rattus exulans
3 Mencit lading Balao cici Mus caroli
Aves
1 Pungguk tutul Serra Ninox punctulata
2 Sriti Bemputu Collocalia esculenta
3 Burung jalak - Enodes erythrophris centralis
4 Perkutut Bekku Geopelia striata
5 Tekukur bekku Aecipter rhodogaster
6 Mandar padi zebra puro Galliralus torquatus
7 Gagak Sulawesi Kao-kao Corvus typcus
8 Bondol rawa Dongi pecci Lonchura malacca
9 Burung gereja Dongi sarang Passer montanus
Reptil
1 Biawak pararang Varanus salvator
2 Ular air Ula wae Enhydris enhydris
3 Kadal Boccili Mabuya sp
4 Ular sawah Ula sawah Photon sp
Amphibi
1 Katak pohon Busi Olypedatesleucomystax
2 Katak air Busi Rana sp
3 Katak sawah busi Rana cancrivora

3. Biota Perairan
a). Plankton
Plankton adalah jenis organisme perairan yang dapat digunakan sebagai indikator untuk
menentukan kesuburan dan stabilitas ekosistem perairan. Hal ini di dasarkan pada sistem aliran
energi perairan dimana plankton merupakan sumber energi (sebagi produsen) bagi organisme
perairan lainnya. Pengamatan mengenai jenis plankton disekitar lokasi pembangunan pabrik

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 54
pengolahan bijih nikel PT. Kinlin Nickel Industri Indonesia, dilakukan di dua titik di perairan laut
selat tiworo, yaitu pada koordinat S: 040 28 03,1 ; E: 1220 22 15,0 (AL-1-KNII) dan pada
koordinat S: 040 28 05,5 ; E: 1220 22 42,6 (AL-2-KNII). Jenis-jenis plankton di perairan laut
selat tiworo disajikan pada tabel II-19.

Tabel II-19.
Jenis Plankton di Perairan Laut Selat Tiworo
Komposisi Plankton
No. Jenis Plankton
AL-1-KNII AL-2-KNII
1 Asteromhpalus hookeri 336 224
2 Biddulphia puchela 336 224
3 Coscinodiscus centralis 224
4 Chaetoceros costatus 224
5 Crytom rostella 224
6 Dactylio solen antarcitus 224
7 Diploneis splendica 224 224
8 Mestogloia minuta 336 224
9 Nitzschia sigma 224
10 Odontella sineninsis 448 896
11 Peridinium 672 448
12 Rhizosolenia hebelata
13 Staurasrum obiculare 224 336
14 Suridla eximia
Jumlah individu/liter 3472 2800
Indeks keanekaragaman 2,321 1,922
Indeks keseragaman 0,968 0,924
Indeks dominansi 0,107 0,174
Keterangan : Lokasi Pengamatan :
AL-1-KNII S : 040 28 03,1 ; E : 1220 22 15,0
AL-2-KNI S : 040 28 05,5 ; E : 1220 22 42,6

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 55
Berdasarakan Tabel II-19, menujukan bahwa di Perairan Laut Selat Tiworo pada lokasi di
temukan sebanyak 14 spesis. Dari 14 spesies plankton yang di temukan, perinum merpakan spesies
dengan kelimpahan tertinggi yaitu 672 individu perliter pada lokasi AL-1-KNII dan 896 individu
perliter pada lokasi AL-2-KNII. Berdasarkan kenekaragaman, keseragaman dan dominasi plankton
di Perairan Laut Selat Tiworo, menujukan bahwa indeks ke anaka ragaman shanon berada pada
kategori tinggi yaitu antara 1,922-2,321, yang berati keseragaman antar spesies dapat di katakan
merata dengan kata lain jumlah individu pada masing-masing spesies relatif sama.
Bila dihubungkan dengan kondisi komunitas dengan lingkungannya, adanya indeks
keseragaman tinggi menujukan bahwa komunitas palnkton berada dalam kondisi stabil. Ini berarti
kehidupan plankton. Daerah dengan keanekaragaman yang tinggi dapat di katakan sebagai daerah
dengan struktur komunitas yang relatif alami dan belum mengalami gangguan/tekanan ekologis.
Berdasarkan parameter kekayaan spesies dan indeks keanekaragaman, kondisi rona awal plankton
di wilaya studi termasuk dalam kondisi baik (skala 4).

(b) Benthos
Benthos merupakan organisme yang hidup di permukaan atau dalam substrat dasar
perairan, dan dapat di jadikan sebagai bioindikator sebagai perubahan kualitas lingkungan perairan.
Keberadaan suatu benthos suatu periran dapat menggambarkan kualitas air suatu perairan, kaerana
benthos merupakan biota yang kurang bergerak. Pengamatan mengenai jenis benthos di sekitar
lokasi pambangunan pabrik pengolahan bijih nikel PT. Resky Monagung Industry, dilakukan di
dua titik perairan laut selat tiworo, yaitu pada koordinat S : 040 28 03,1 ; E : 1220 22 15,0
(AL-1-KNII) dan pada koordinat S : 040 28 05,5 ; E : 1220 22 42,6 (AL-2-KNII). Jenis jenis
benthos di perairan laut selat tiworo di sajikan pada tabel II-20.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 56
Tabel II-20.
Jenis benthos di perairan laut selat tiworo
Komposisi Bhentos
No. Jenis Benthos
AL-1-KNII AL-2-KNII
1 Cerethium Sp 30 0
2 Cerethium kobelti 0 14
3 Cerethium columna 25 0
4 Clypeomorus coralium 0 19
5 Contumax petrosus 25 0
6 Littorina brevicula 0 19
7 Janthina janthina 25 23
8 Lottorina melastomata 0 14
9 Phos roseatum 21 0
10 Quoyla decollata 0 42
11 Violetta globosa 0 19
12 Turbo reevel 17 23
13 Turitella Sp. 25 14
3
Jumlah individu/m 170 187
Indeks keanekaragaman 1,933 2,129
Indeks keseragaman 0,994 0,969
Indeks dominansi 0.146 0,129
Keterangan : Lokasi Pengamatan :
AL-1-KNII S : 040 28 03,1 ; E : 1220 22 15,0
AL-2-KNI S : 040 28 05,5 ; E : 1220 22 42,6

Berdasarkan tabel II-20, menujukan bahwa di perairan laut salet tiworo, di temukan
sebanyak 13 spesis, dimana pada AL-1-KNII di temukan 7 spesies deengan total kepdatan benthos
170 individu/m3 dan pada lokasi AL-2-KNII di temukan 9 spesies dengan total kepadatan benthos
187 individu/m3. Dari 13 spesies yang di temukan, Quoyla decollata merupakan spesies dengan
kepadatan tertinggi yaitu sebanyak 42 individu/ m3. Berdasarakan jenis jenis benthos yang di

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 57
temukan di perairan laut selat tiworo menujukan bahwa kekayaan jenis benthos di wilaya studi
masih relatif sedang, dengan kelimpahan benthos yang relatif rendah/sedang untuk setiap spesies.
Berdasarkan hasil pengamatan keanekaragaman, keseragan dan dominasi benthos pada peraiaran
menujukan endek keaneragaman shanon berada pada kategori tinggi yaitu 2,129.
Bila di hubungankan dengan kondisi komunitas dengan lingkungannya, adanya indeks
keseragaman tinggi menujukan bahwa komunitas benthos berada dalam kondisi stabil. Ini beratrti
bahhwa kondisi perairan laut di wilya studi masih mendukung untuk kehidupan benthos. Daera
dengan keanekaragaman yang tinggi dapat dikatakan sebagai daerah dengan stuktur komunitas
yang relatif alami dan belum mengalami gangguan/tekanan ekologis. Berdasarkan parameter
spesies dan indeks keanekaragaman, kondisi rona awal benthos di wilaya studi termaskud dalam
kondisi baik (skala 4).

C. Komponen Sosial Ekonomi Dan Budaya


1. Kependudukan
Jumlah penduduk di kec. Palangga selatan kab. Konawe selatan pada tahun 2013 sebanyak
6510 jiwa dengan kepadatan penduduk 54 jiwa/km2. Penduduk terbanyak di desa ululakara dengan
jumlah 1078 jiwa atau sebesar 16,56%. Sedangkan penduduk terkecil berada di desa lalowua
denagn jumlah 335 jiwa atau sebesar 5,15%. Sentara itu desa terpadat adalah desa lakara dangan
kepadatan penduduk 211 jiwa/km2. Selangkapx di sajikan pada tabel II-21. Di bandingkan dengan
jumlah penduduk di kab. Konawe selatan yang sebesar 280.595 jiwa padatahun 2013, jumlah
penduduk Kec. Palangga selatan 6.510 jiwa atau sebaran 2,32%.

Tabel II-21
Sebaran dan kepadatan penduduk Kec. Palangga selatan tahun 2013
Luas Jumlah Jumlah Persebaran Kepadatan Penduduk
No. Desa Wilayah penduduk Rumah Penduduk Penduduk per Ruta
2 2
(km ) (Jiwa) Tangga (%) (Jiwa/km ) (Jiwa/ruta)
1 Lakara 3,74 160 160 12,10 211 5

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 58
2 Ulu lakara 21,55 225 225 16,56 50 5
3 Waturapa 4,92 80 80 5,88 78 5
4 Lalowua 9,83 70 70 5,15 34 5
5 Koeono 11,06 105 105 7,76 46 5
6 Amando 10,99 190 190 13,21 78 5
7 Watumbohoti 13,88 129 129 8,86 42 4
8 Parasi 17,86 131 131 10,05 37 5
9 Mondeo 9,36 82 82 5,96 41 5
10 Wawowonua 17,63 212 212 14,47 53 4
Jumlah 107,4 6417 1384 100 670 48

Tabel II-22
Sabaran dan kepadatan penduduk kabupaten konawe selatan tahun 2013
Luas Jumlah Jumlah Persebaran Kepadatan Penduduk
No. Kecamatan Wilayah penduduk Rumah Penduduk Penduduk per Ruta
2 2
(km ) (Jiwa) Tangga (%) (Jiwa/km ) (Jiwa/ruta)
1 Tinanggea 354,74 22.676 5.252 8,08 64 4
2 Lalembuu 204,8 16.481 4.250 5,87 80 4
3 Andoolo 179,08 17.303 4.086 6,17 97 4
4 Buke 185,61 14.037 3.641 5,00 76 4
5 Palangga 177,83 13.030 2.901 4,64 73 4
Palangga
6 110,21 6.510 1.384 2,32 59 5
Selatan
7 Balto 152,71 8.020 1.908 2,86 53 4
8 Lainea 210,11 9.407 2.215 3,35 45 4
9 Laeya 277,96 20.155 4.571 7,18 73 4
10 Kolono 467,38 14.425 3.296 5,14 31 4
11 Laonti 406,63 9.915 2.251 3,53 24 4
12 Moramo 237,89 13.761 3.284 4,90 58 4
Moramo
13 189,05 7.608 1.759 2,71 40 4
Utara

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 59
14 Konda 132,84 19.112 4.315 6,81 144 4
15 Wolasi 160,28 5.016 1.235 1,79 31 4
16 Ranomeeto 96,57 17.325 3.951 6,17 179 4
Ranomeeto
17 76,07 7.007 1.529 2,50 92 5
Barat
18 Landono 193,5 12.164 2.786 4,34 63 4
19 Mowila 127,41 11.865 2.711 4,23 93 4
20 Angata 329,54 15.807 3.441 5,63 48 5
21 Benua 138,31 10.323 2.462 3,68 75 4
22 Besala 105,68 8.648 2.146 3,08 82 4
Jumlah 4514,2 280.595 65.374 100 1577 91

Penduduk Kec. Palangga selatan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun
2010, jmulah penduduk sebanyak 6.139 jiwa, pada tahun 2011 6.273 jiwa, pada tahun 2012
sebanyak 6.417 jiwa, dan pada tahun 2013 mencapai 6.510 jiwa. Dengan demi kian laju
pertumbuhan penduduk juga mengalami peningkatan, tahun 2010/2011, laju pertumbuhan
penduduk sebesar 2,18%, tahu 2011/2012, sebesar 2,30% dan pada tahun 2012/2013, sebesar
2,45%. Hal ini lebih kecil bila di bandingkan laju pertumbuhan penduduk tingkat Kab. Konawe
Selatan pada tahun yang sama sebesar 1,95%.
Terkait dengaan migrasi penduduk, pertambahan jumlah penduduk Kba. Konawe Sealata
juga berasal dari program transmigrasi, seperti disajjikan pada tabel II-23. Padatabel ini
menujukan bahwa pada tahun 2013 jumlah penduduk transmigrasi yang di tempatkan di konawe
selatan sebanyak 458 jiwa dengan 117 KK (Kepala Keluarga) atau 0,163% dari total penduduk
Kab. Konawe Selatan.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 60
Tabel II-23
Banyaknya transmigran Kab. Konawe Seltan (2010-2013)
Transmigrasi
Tahun Jumlah penduduk Persentase
Keluarga Jiwa
2010 264.587 200 784 0,296
2011 296.853 300 1.184 0,439
2012 275.234 340 1.320 0,48
2013 280.595 117 458 0,163

Semetara itu, dengan perkembangan industri pertambangan di Kab. Konawe Sealatan,


beberapa kebangsaan negara lain telah memegang izin tinggal sementara dan bekerja di Kab.
Konawe Sealatan. Tabel II-24, menujukan bahwa 33 orang dari Cina, dan 1 orang dari jepang
telah memegang izin tinggal dan bekerja.

Tabel II-24
Banyaknya permohonan dean pemegang surat izin bekerja WNA (Warga Negara Asing)
Permohonan izin Pemegang izin
No. Kebangsaan
2011 2012 2013 2011 2012 2013
1 Cina 0 33 33 0 0 33
2 Jepang 1 1 1 1 1 1
Jumlah 1 34 34 1 1 34

Berdasrkan tingkat usia, pendudk dapat dibagi atas anak-anak (dibawah usia 15 tahun)dan
dewasa serta lanjut usia (65 tahun ke atas). Anak-anak dan lansia di sebut kelompok usia tidak
produktif, sedangkan dewasa (15 s/d 64) di sebitu kelompok usia produktif. Perbandingan usia
produktif dan tidak produktif merupakan angka ketergantungan. Berdasarkan data kecamatan
palangga selatan dalam angka tahun 2014, pada tahun 2013, jumlah penduduk yang termasuk
kategori usia produktif (15-64 tanuh) di Kec. Palangga selatan 2.705 jiwa, dan angak
ketergantungan sebesar 1,41%.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 61
Tabel II-25
Penduduk usia produktif kecamatan palangga selatan tahun 2012
Penduduk Kelompok Umur Penduduk Kelompok Umur
Gol. Umur
Kecamatan Palangga Selatan Kabupaten Konawe Selatan
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan jumlah
0-4 418 447 865 17.347 16.349 33.696
5-9 468 420 888 17.840 16.405 34.245
10-14 370 342 712 15.372 14.413 29.785
15-19 293 284 577 13.143 12.120 25.263
20-24 288 252 540 11.514 11.268 22.782
25-29 283 282 565 12.670 12.740 25.410
30-34 274 235 509 11.739 11.369 23.108
35-39 240 233 473 11.124 10.676 21.800
40-44 210 170 380 8.997 8.126 17.123
45-49 126 122 248 6.903 6.310 13.213
50-54 103 117 220 5.360 5.313 10.673
55-59 77 81 158 4.046 3.469 7.515
60-64 64 71 135 2.982 2.854 5.836
65-69 41 48 89 2.281 1.908 4.189
70-74 32 29 61 1.489 1.343 2.832
75+ 48 42 90 1.634 1.491 3.125
Jumlah 3.335 3.175 6.510 144.441 136.154 280.595
Usia Produktif 3.805 172.723
Usia tidak Produktif (<15 dan >64 tahun) 2.705 107.872
Jumlah Penduduk 6.510 280.595
Angka Ketergantungan 1,41 1,60

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 62
2. Kesemptan Kerja Dan Kesepatan Berusaha
Pada tahun 2013, dari penduduk usia kerja Kab. Konawe Sealatan (183.928 orang), tercatat
124.543 orang sebagai angkatan kerja yang terdiri dari 82.654 orang laki-laki dan 41.889 orang
perempuan. Dari jumlah angkata kerja ini tercatat bahwa 123.969 orang telah bekerja atau
99,54%. Keadaan penduduk usia kerja Kab konawe Sealatan tahun 2011-2013, di sajikan pada
tabel II-26.
Tabel II-26
penduduk usia 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan
di kabupaten kenawe selatan tahun 2011-2013
2013
No. Jenis Kegiatan 2011 2012
Laki-laki Perempuan Jumlah
A Angkatan Kerja 133.496 130.423 82.654 41.889 124.543
1. Bekerja 130.392 128.172 82.080 41.889 123.969
2. Mencari Kerja/pengangguran 3104 2.251 574 0 574
B Bukan Angkatan Kerja 45.577 51.903 11.686 47.699 59.385
1. Sekolah 7.501 2.664 7.148 7.231 14.379
2. Mengurus Rumah Tangga 31.624 42.023 1.623 38.845 40,468
3. Lainnya 6.452 7.216 2.915 1.623 4.538
Jumlah A+B (pennduduk umur
C 179,073 182.326 94.340 89.588 183.928
15 tahun keatas)
Persentase Bekerja Terhadap
D 97,67 98,27 99,31 100,00 99,54
Angkatan Kerja (%)
Persentase Angkatan Kerja
E Terhadap Penduduk Usia Kerja 74,55 71,53 87,61 46,76 67,71
(%)

Di tinjau dari tingkat pendidikan, penduduk Kab. Konawe Selatan yang bekerja pada
tahun 2013, di dominasi angkatan kerja dengan tingkat pendidikan rendah yaitu 19.2994 orang
tidak tamat SD (15,56%) dan 37.417 orang tamat SD (30,18%). Sedangkan untuk angkatan kerja

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 63
dengan status D3 dan S1 sebanyak 11.830 orang (9,54%). Penduduk bekerja berdasarkan tinggka
pendidikan selengakapnya di sajikan pada tabel II-27.

Tabel II-27
Penduduk yang bekerja menurut tingkat pendidikan, 2013
No. Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase(%)
1 Tidak/Belum Tamat SD 12.207 7.087 19.294 15,56
2 Sekolah Dasar 24.893 12.524 37.417 30,18
3 SLTP 16.707 7.878 24.585 19,83
4 SLTA Umum 20.453 6.840 27.293 22,02
5 SMK Kejuruan 2.136 1.414 3.550 2,86
6 Diploma/Universitas 5.684 6.146 11.830 9,54
Jumlah 82.080 41.889 123.969 100

Dari segi kerja dan berusaha sebagian besar penduduk Kab. Konawe Selatan bekerja pada
sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, yaitu 69.376 orang atau 55,96%, disusul
sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi sebesar 14.57% atau 18.068 orang. Sektor
pekerjaan atau lapangan usaha yang paling sedikit menyerap tenaga kerja yaitu sektor listrik, gas
dan air bersih, yaitu hanya 442 orang atau 0,36%.

Tabel II-28
Penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha di kabupaten konawe selatan 2013
Persentase
No. Lapangan Usaha Laki-laki Perempuan Jumlah
(%)
Pertanian, perkebunan, kehutanan,
1 47.086 22.290 69.376 55,96
perburuan dan perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 2.540 0 2.540 2,05
3 Industri 3.113 1.242 4.355 3,51
4 Listrik, Gas dan Air 442 0 442 0,36

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 64
5 Konstruksi 6.640 33 6.673 5,38
Perdagangan, Rumah Makan & Jasa
6 6.940 11.128 18.068 14,57
Akomodasi
7 Transportsai, Pergudangan & komunikasi 3.264 66 3.330 2,69
Lembaga, Keuangan, Real Estate, Usaha
8 900 254 1.154 0,93
Persewahan & Jasa Perusahaan
9 Jasa Kemasyarakatan Sosial & Perorangan 11.155 6.876 18.031 14,54
Jumlah 82.080 41.889 123.969 100

Tabel II-29
Penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan di Kab. Konawe Selatan tahun 2013
No. Status Bekerja Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase (%)
1 Berusaha Sendiri 14.663 4.174 18.837 15,19
Brusaha dibantu Buruh tidak
2 25.491 6.307 31.798 25,65
Tetap/tak dibayar
Brusaha dibantu Buruh
3 2.950 367 3.317 2,68
Tetap/dibayar
4 Buruh/Kariawan/Pegawai 19.137 7.390 26.527 21,40
5 Pekerja Bebas di Pertanian 405 441 846 0,68
6 Pekerja Bebas di non Pertanian 4.085 80 4.165 3,36
7 Pekerja Keluarga/tak dibayar 15.349 23.130 38.479 31,04
Jumlah 82.080 41.889 123.969 100

Sementara itu pada tahun 2013, di kantor dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten
konawe selatan terdaftar pencari kerja sebanyak 4.631 orang. Pencari kerja ini terdiri dari 3.942
orang tenaga kerja terdaftar tahun 2012 yang belum terserap dan 689 orang tenaga kerja baru
terdaftra tahun 2013. Dari 4.631 orang tenaga kerja ini, 57 orang telah di tetapkan sehingga sisa
tenaga kerja yang belum ditetapkan sebanyak 4.584 orang. Banyaknya pencari kerja yang terdaftar
di kantor Depnaker tahun 2013 di sajikan pada tabel II-30.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 65
Tabel II-30
Banyaknya pencari kerja di kantor Depnaker menurut pendidikan tertinggi yang
di tamatkan di kabupaten konawe pada tahun 2013
Sisa Dari Terdaftar
No. Pendidikan Tertinggi Jumlah Ditempakan
Tahun 2012 2013
1 SD 0 0 0 0
2 SLTP 32 7 39 0
3 SLTA 2142 306 2447 0
4 Sarjana Muda/Diploma 643 159 802 47
5 Sarjana/S1 1117 212 1329 0
6 Pasca Sarjana/S2 9 5 14 0
Jumlah 3.942 689 5631 47

Pada sektor industri kecil menengah dan besar, jumlah tenaga kerja yang terserap pada
tahun 2012 sebanyak 851 orang tenaga kerja dan tahun 2013 sebanyak 551 orang tenaga kerja.
Kelompok industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah kelompok industri barang
kayu dan hasil hutan lainnya yaitu sebanyak232 orang (2012) dan 310 orang (2013). Sedangkan
yang paling sedikit menyerap tenaga kerja pada kelompok industri pupuk, kimia dan barang dari
karet. Untuk industri logam dasar besi dan baja menyerap tenaga kerja 156 orang (2012)
banyaknya usaha industri dan tenaga kerja pada tahun 2012 di sajikan dalam tabel II-31.
Tabel II-31
Banyaknya usaha industri dan tenaga kerja pada tahun 2012-2013
2012 2013
Jumlah
No. Kelompok Industri Jumlah Jumlah Jumlah
tenaga
Perusahaan Tenaga Kerja Perusahaan
Kerja
Makanan, Minuman &
1 45 136 71 241
Tembakau
Tekstil, Barang Kulit & Alas
2 55 100 n/a n/a
Kaki

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 66
Barang Kayu & Dan Hasil Hutan
3 63 232 84 310
Lainnya
4 Kertas dan Barang Cetakan 46 142 n/a n/a
Pupuk, Kimia & Barang dari
5 23 50 n/a n/a
Karet
Semen & Barang Galian Bukan
6 n/a n/a n/a n/a
Logam
7 Logam Dasar Besi dan Baja 46 156 n/a n/a
Alat Angkut Mesin dan
8 n/a n/a n/a n/a
Peralatannya
9 Barang Lainnya 20 35 n/a n/a
Jumlah 298 851 155 551
Keterangan : n/a = not available (tidak tersedia)

Sementara itu banyaknya industri rumah tangga di kecamatan palangga selatan disajikan
pada tabel II-32 jumlah unit usaha rumah tangga di Kecamatan Palangga selatan dari 2012 ke
tahun 2013 mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2012, 164 unit usaha dengan tenaga kerja
sebanyak 222 orang meningkat menjadi 173 unit usaha dengan tenaga kerja 256 orang pada tahun
2013.

Tabel II-32
Banyaknya industri rumah tangga di Kecamatann palangga selatan tahun 2012-2013
2012 2013
No. Desa
Usaha (Unit) Tenaga Kerja Usaha (Unit) Tenaga Kerja
1 Lakara 18 23 19 25
2 Ulu lakara 20 25 20 30
3 Waturapa 10 13 11 16
4 Lalowua 7 10 8 12
5 Koeono 11 15 15 24
6 Amando 30 35 26 37

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 67
7 Watumbohoti 26 48 28 52
8 Parasi 17 19 18 23
9 Mondeo 9 11 8 13
10 Wawowonua 16 23 20 24
Jumlah 164 222 173 256

Dari hasil survey atau wawancar masyarakat terkait dengan jenis pekerjaan, menunjukan
bahwa 85,96% responden bekerja di sektor pertanian dan 3,20% bekerja sebagai PNS, 10,53%
bekerja sebagai wiraswasta. Adapun jenis usaha responden yang bekerja sebagai petani dan
wiraswasta, sebanyak 35,09% berkebun (kelapa, kakao dan jati), 54,39% dibidang usaha tani, dan
sebanyak 10,53% dibidang usaha perdagangan.
Sedangkan tingkat pendapatan masyarjat yang diperolaeh dari tempat bekerja masyarakat
dan usaha-usaha yang dimiliki, dari hasil survey menunjukan pendapatan responden bervariasi
sebesar Rp 1.000.000,- sampai Rp 3.000.000,- per bulan dengan pengeluaran rata-rata Rp
1.500.000,- per bulan untuk kebutuhan rumah tangga dan pendidikan.

PEKERJAAN RESPONDEN
10.53 USAHA-USAHA RESPONDEN
3.51
10.53

35.09 54.39
85.96

wiraswasta PNS petani


Tani Sawah Perkebunan Perdagangan

Gambar II-17. Gambaran pekerjaan dan usaha-usaha responden (sumber : olahan data, 2015)

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 68
Sementara itu dari hasil surfey atau wawancara dengan masyarakat, terkait dengan tenaga
kerja yang di butuhkan dalam kegitan pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel PT. Kilnin
nickel industri indonesia, menujukan bahwa seluru responden (57 responden) bersedia anggota
keluarganya di rukrut manjadi tenaga kerja. Alasan dari beberapa responden menerangkan bahwa
anggota keluarga responden banyak yang membutuhkan pekerjaan dan sebagian di antaranya
masih dalam usai produktif (mudah).
Berdasarkan uraian di atas maka kesempatan kerja dan kesempatan berusaha dikabupaten
konawe selatan di nilai sedang (skala 3).

3. Perekonomian Daerah
a. Pertanian Dan Perkebunan
Luas area kab. Konawe selatan 451.420 Ha . Dari luasan tersebut, 25.875 Ha di gunakan
sebagai lahan pertaniaan sawa, 38.710 Ha digunakan sebagai tegal/kebun, dan 85.090 Ha di
gunakan sebagai lahan perkebunan (kab. Konawe selatan, 2014). Sementara itu luas area di seluru
desa di kecamatan palangga selatan sekitar 12.085 Ha yang terdiri dari lahan pertanian sawa
sebesar 18.284 Ha, lahan pertanian kering ( tegalan,ladang, perkebunan rakyat, tambak,
kolam/empang dll) sebesar 2.287,01 Ha, tanah, bangunan//pekarangan sebesar 123,00 Ha dan
tanah lainnya sebesar 2.287,01 Ha, tanah bangunan/pekarangan sebesar 123,00 Ha dan tanah
lainnya sebesar 8.428,75 Ha. Di desa Lalowua yang merupakan lokasi pembangunan pabrik
pengolahan bijih nikel PT. Resky Monagung Industry, luas lahan awal sekitar 18,78 Ha, dan
perkebunan rakyat 65,6 Ha, serta hutan Negara seluas 842,73 Ha. Data lengkap mengenai
penggunaan lahan di Kecamatan Palangga Selatan disetiap desa di sajikan dalam tabel II-33.
Tanaman perkebunan yang dominan masyarakat Kab. Konawe Selatan pada tahun 2013
adalah : Coklat (20.054 Ha), Jambu Mete (16,756 Ha), Kelapa (4,993 Ha), Jambu Mete (16.756
Ha), Kelapa (4.993 Ha) dan sebagainya (Kab. Konawe Selatan dalam angka, 2014). Sejalan dengan
itu tanaman perkebunan yang banyak di usahakan masyarakat di Kec. Palangga Selatan adalah
tanaman jeruk slam, jambu mete, kakao, kelapa, kopi, lada dan sagu. Tanaman jambu mete yang
paling banyak di tanam masyarakat yaitu sekitar 11182,82 Ha. Di desa Lalowua, luas tanaman

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 69
perkebunan jambu mete seluas 51,8 Ha. Data lengkap mengenai luas tanaman perkebunan
masyarakat di kecamatan palangga selatan setiap desa di sajikan dalam tabel II-34.

b). Peternakan
pada sektor peternakan, jenis ternak yang di pelihara oleh masyarakat sebagai usaha
peternak adalah sapi, kambing, ayam, dan itik. Jumlah ternak sapi yang teridentifikasi di
kecamatan palangga selatan sebanyak 2.986 ekor dengan usaha peternakan masyarakat sebanyak
630 unit usaha. Rata-tara usaha perternakan sapi menternak sapi sebanyak 5 ekor. Khususnya di
desa lalowua, jumlah ternak sapi yang di usahakan masyarakat sebanyak 230 ekor dengan usaha
petenakan masyarakat sebanyak 49 unit usaha. Jamlah ternak dan jumlah usaha peternakan
kecamatan palangga selatan di sajikan pada Tabel II-35.
Dari tabel II-35, menujukian bahwa jenis ternak sapi, kambing dan ayam kampung di
usahaknn oleh masyarakat disetiap desa di kecamatan palangga selatan. Sedangakan peternak ayam
ras pedaging, itik dan itik manila hanya beberapa desa yang mengusahahkannya.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 70
Tabel II-33
Luas lahan (Ha) sawah dan bukan sawa menurut desa/kelurahan
di Kecamatan Palangga Selatan, 2013
Luas Lahan Bukan Sawah (Ha)
No. Lahan
Desa Bangunan Kebun/ Perkebunan Hutan Empang/ Padang Tidak Hutan
sawah Lainnya jumlah
Pekarangan Ladang Rakyat Rakyat Tambak Ternak Diusahakan Negara
1 Lakara 1,9 10 3,79 67,5 1 8,02 1,75 1,5 278,54 0 374
2 Ulu lakara 51,92 20 56,83 282,56 55,4 7 0 7,85 1.660,15 13,3 2.155,01
3 Waturapa 18,45 8 20,75 64,52 25,85 5 2 28,7 301,97 16,77 492,01
4 Lalowua 18,78 8 0,65 65,6 10,07 0 0 19,53 842,73 17,64 983
5 Koeono 1,3 10 2,15 91,72 17,51 0,02 0 3,9 962,67 16,73 1.106,00
6 Amando 0 0 10,45 192,85 20,85 3 5 3 826,26 22,59 1.099,00
7 Watumbohoti 29,95 29,95 9,98 120,05 20,2 4 8 21,45 1.156,64 5,73 1.388,00
8 Parasi 37,44 37,44 7,7 122,4 37,25 27,52 5 15,3 1.502,10 19,29 1.786,00
9 Mondeo 20,95 20,95 4,75 67,03 29,53 30 2 18,85 748,37 9,53 939
10 Wawowonua 1,55 1,55 16,4 272,83 186,45 2 2,03 17,97 1.213,33 30,44 1.763,00
Jumlah 182,24 123 133,45 1347,06 404,11 86,56 25,78 138,05 9492,76 152,02 12085,02

Tabel II-34
Luas tanaman perkebinan (Ha) menurut desa/kelurahan di kecamatan palangga selatan, 2013
Luas Lahan Tanaman Kebun (Ha)
No. Desa
Cengkeh Jambu Mete Kakao Kelapa Kopi Lada Pala sagu
1 Lakara 0 111,3 0,2 0 0 0 0 0
2 Ulu lakara 8,9 259,37 18,7 4,11 6,45 8,65 0 0,92
3 Waturapa 1 30,2 10,75 4,23 6,14 0 0 0
4 Lalowua 2 51,8 11,75 0,6 1,1 2,8 0 0
5 Koeono 0 122,21 8,6 0,5 0,2 0 0 0
6 Amando 0 180,55 3,55 25,9 3 0 0 0
7 Watumbohoti 0,5 81,8 25,85 25,5 0,2 0,7 0 0
8 Parasi 0 104,66 2,7 13,1 2,05 0,5 0 0
9 Mondeo 0 57,18 3,25 4,75 2,5 1,04 0 0
10 Wawowonua 32,01 119,76 14,74 9,99 485,5 39,43 1,5 0
Jumlah 44,41 1118,83 100,09 88,68 507,14 53,12 1,5 0,92

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY | 71
Tabel II-35
Jumlah ternak dan jumlah usaha pertenakan yang di usahakan sebagai usaha rumah tangga, 2013
Peternakan Peternakan Ayam Peternakan Ayam Peternakan Itik
No. Desa Perternakan Sapi Peternakan Itik
Kambing Kampung Ras Pedaging Manila
JT JU rasio JT JU Rasio JT JU rasio JT JU rasio JT JU rasio JT JU rasio
1 Lakara 177 36 4,92 108 22 4,91 140 7 20,00 0 0 0 0 0 0 8 1 8,0
2 Ulu lakara 578 128 4,52 27 6 4,50 1357 91 14,91 400 1 400 16 4 4,0 58 5 11,6
3 Waturapa 270 57 4,74 39 9 4,33 553 30 18,43 0 0 0 7 1 7,0 10 1 10
4 Lalowua 230 49 4,69 21 8 2,63 207 14 14,79 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Koeono 57 24 2,38 0 0 0 389 23 16,91 0 0 0 0 0 0 30 1 30
6 Amando 393 66 5,95 32 4 8,00 723 47 15,38 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Watumbohoti 339 72 4,71 6 2 3,00 1183 83 14,25 800 1 800 3 1 3 24 3 8
8 Parasi 262 65 4,03 5 3 1,76 952 62 15,35 0 0 0 0 0 0 94 11 8,55
9 mondoe 143 32 4,47 0 0 0 830 50 16,60 0 0 0 17 2 8,5 4 1 4
10 wawonoa 537 101 5,32 185 6 30,83 1585 114 13,90 0 0 0 0 0 0 56 5 11,2
jumlah 2986 630 47,2 423 60 70,5 7919 521 152,0 1200 2 600 43 8 5,38 284 28 91,35
Keteranga : JT: jumlah ternak

JU: jumlah usaha peternakan

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY | 72
c). Perikanan
Selain peternakan, sektor perikanan juga banyak di usahakan masyarakat kecamatan
palngga selatan. Ada dua jenis usaha perikanan yang di usahakan masyarakat yaitu budidaya ikan
dan penangkapan ikan di laut. Dari 10 desa di kecamatan palangga selatan, di desa lakara yang
paling banyak masyarakat berusaha di sektor perikana. Usaha masyarakat di sektor perikanan di
sajikan pada Tabel II-36.
Tabel II-36
Banyaknya Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan dan Penengkapan
Ikan Menurut Desa/Kelurahan, 2013.
Budi Daya Ikan
Di Penangkapan ikan
NO Desa Di Tambak/air
Di Laut Kolam/air Jumlah di laut
payau
tawar
1 Lakara 78 8 0 86 100
2 Ulu lakara 0 3 0 3 5
3 Waturapa 0 0 0 0 0
4 Lalowua 0 0 0 0 0
5 Koeono 0 0 1 1 1
6 Amando 6 2 0 8 15
7 Watumbohoti 29 3 0 32 1
8 Parasi 13 3 1 17 8
9 Mondeo 0 6 0 6 2
10 Wawowonua 0 1 1 2 0
Jumlah 126 26 3 155 132

d). Penduduk Domestik Regional Bruto Kabupaten Konawe Selatan


Dalam stuktur perekonomian kabupaten konawe sealatan tahun 2013, sektor pertanian masi
mempunyai peranan terbesar dalam pembentukan PDRB atas dasar harga berlaku yaitu sebesar
31,86%. Selanjutnya dua sektor lainnya yang juga berperan besar dalam pembentukan PDRB
Kabupaten Konawe Selatan adalah sektor angkutan dan komunikasi, sektor perdagangan, hotel dan

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 73
restoran dimana masing-masing memberikan konstribusi sebesar 23,96% dan 15,38%. Sementara
itu, sektor yang memberikan konstribusi yang paling kecil bahkan masih di bawah 1% adalah
sektor listrik, selalu memberi konstribusi paling kecil bagi pembentukan PARB Kabupaten
Konawe Selatan (tabel II-37).

Tabel II-37
Peranan Sektor Ekonomi Dalam PDRB Kabupan Konawe Selatan
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2013 (%).
No. Sektor 2011 2012 2013

1 Pertanian 34,73 33,22 31,86

2 Pertambangan dan penggalian 4,92 5,68 6,29

3 Indutri pengolaha 1,22 1,2 1,23

4 Listrik, gas dan air bersih 0,49 0,47 0,51

5 Kontrusi bangunan 8,92 8,64 8,47

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 14,03 14,32 15,38

7 Pengangkutan dan Komunikasi 22,55 23,86 23,96


Keuangan, Persewaan & jasa
8 3,85 3,85 3,68
Perusahaan
9 Jasa-jasa 9,29 8,76 8,62

Jumlah 100 100 100

Dilihat dari pergeseran peranan tiap sektor tahun 2012 dan tahun 2013, terlihat bahwa ada
beberapa sektor yang mengalami peningkatan peranan dan ada juga bebrapa sektor yang
mengalami penurunan peranan. Sektor yang perannya meningkat bagi pembentukan PDRB tahun
2013 adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor
pengangkutan dan kominikasi. Meningkatnya peranan ketiga sektor tersebut dibarengi dengan
penurunan sektor pertanian. Menurunnya sektor pertanian yang menjadi sektor andalan Kabupaten

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 74
Konawe Selatan Merupakan akibat dari menurunnya produktivitas komoditi perkebunan dan
komoditi kehutanan di kabupaten Konawe Selatan, disamping adanya daya tarik sektor
pertambangan yang menyebabkan beralihnya tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor
pertambangan.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Konawe Selatan dapat dilihat dari pertumbuhan nilai
produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan. Berdasarkan PDRB atas dasar
harga konstan 2000, PDRB Kabupaten Konawe Selatan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp.
1.218.053,76 juta dan pada tahun 2013 menjadi Rp. 1.309.173,04 juta atau mengalami
pertumbuhan sebesar 7,48%. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Konawe Selatan mengalami
pertumbuhan ekonomi jika dibandingkan dengan tahun 2012, dimana pertumbuhan ekonomi tahun
2012 mencapai 9,23%. Salah satu faktor yang menyebabkan Kabupaten Konawe Selatan
mengalami pertumbuhan yang melambat adalah menurunnya pertumbuhan sektor pertanian, yang
merupakan sektor yang berperan besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Konawe Selatan.
Salah satu indikator untuk mengetahu tingkat kemakmuran suatu daerah dapat dilihat dari
besarnya PDRB perkapita per tahun. PDRB perkapita suatu daerah diperoleh dari PDRB pada
harga pasar dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun. Berdasarkan harga berlaku PDRB
perkapita Kabupaten Konawe Selatan mengalami penigkatan dari tahun sebelumnya dari Rp.
12.234.814,04 pada tahun 2012 meningkat pada tahun 2013 menjadi Rp. 13.453.912,93 atau
mengalami kenaikan sebesar 9,96%.

Tabel II-38
PDRB per kapita Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2009-2013 (Rp.)
Atas Dasar Harga Atas Dasar Harga
Tahun
Berlaku Konstan
2009 9.968.841,36 3.629.217,42
2010 9.927.159,39 3.891.026,75
2011 10.962.404,86 4.132.390,23

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 75
2012 12.234.814,04 4.425.520,68
2013 13.453.912,93 4.665.703,38

Akibat terjadinya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Konawe Selatan secara rill sangat
berpengaruh terhadap kenaikan PDRB perkapita atas dasar harga konstan. Pada tahun 2012 tercatat
PDRB perkapita kabupaten.... sebesar Rp. 4.425.520,68 dan pada tahun 2013 meningkat menjadi
Rp. 4.665.703,38 atau mengalami kenaikan sebesar 5,43 %.

4. Sosial Budaya
a. Tingkat Pendidikan
Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai
dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan
sumber daya manusia untuk pembangunan. Tingginya rata-rata tingkat pendidikan masyarakat
sangat penting bagi kesiapan masyarakat menghadapi tantangan di masa depan, dismping itu
tingkat pendidikan berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku masyarakat. Pendidikan
dapat di tempuh melalui jalur pendidikan formal yaitu dari tingkat pendidikan dasar sampai
pendidikan tinggi.
Di Kecamatan Palangga Selatan, jalur pendidikan formal terdiri dari sekolah dasar (11
unit), sekolah menengah pertama (3 unit), sekolah menengah atas (3 unit). Jumlah sekolah, guru
dan murid yang ada di kecamatan pada tahun 2013 di sajikan pada tabel Tabel II-39.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 76
Tabel II-39
Jumlah sekolah, murid dan guru berdasarkan jenjang pendidikan Kecamatan Palangga
Selatan, kabupaten konawe selatan tahun ajaran 2013/2014
SD SMP SMA

murid/gur

murid/gur

murid/gur
Sekolah

Sekolah

Sekolah
Desa/kelurahan

Murid

Murid

Murid
guru

guru

guru
Rasio

Rasio

Rasio
u

u
Lakara 1 148 9 16 - - - - - - - -
Ulu lakara 2 213 12 18 1 90 9 - - - - -
Waturapa 1 93 8 12 - - - - - - - -
Lalowua 1 78 5 16 - - - - - - - -
Koeno 1 122 9 14 - - - - - - - -
Amondo 1 150 8 19 1 148 13 11 2 257 31 8
Watumbohoti 1 83 8 10 - - - - - - - -
Parasi 1 114 7 16 - - - - 1 103 14 7
Mondoe 1 73 5 15 - - - - - - - -

Wawowonua 1 147 6 25 1 56 10 6 - - - -

122
Jumlah 11 77 16 3 294 32 9 3 360 45 8
1

b. Nilai keagamaan
Agama memiliki peran yang vital, yakni sebagai salah satu sumber hukum atau di jadikan
sebagai norma, dimana agama mengatur bagaimana gambaran kehidupan sosial yang ideal. Salah
satu kunci agama adalah sebagai sosial control, dimana ajaran agama yang berfungsi sebagai
norma dapat menjadi pengawasan sosial secara individu maupun kelompok. Disisi lain secara
psikologis penganut agama yang sama akan merasa memiliki kesamaan dan satu kesatuan, hal ini
akan membina rasa solidaritas yang tinggi.
Penduduk kecamatan umumnya beragam islam. Dari data kabupaten konawe selatan dalam
angka (2014) menunjukan bahwa penduduk kecamatan palangga selatan yang beragama islam
sebanyak 6.488 orang, penduduk yang beragama 19 orang, penduduk yang beragama protestan
sebanyak 3 orang . sarana ibadah yang ada di kecamatan di sajikan pada tabel II-40.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 77
Tabel II-40
Sarana ibadah di kecamatan palangga selatan tahun 2013
No Desa/Kelurahan Masjid Langgar/Surau Gereja
1 Lakara 1 - -

2 Ulu lakara 3 - 1

3 Waturapa 1 - -

4 Lalowua 2 - -

5 Koeno 2 - -

6 Amondo 1 2 -

7 Watumbohoti 1 - -

8 Parasi 1 - -

9 Mondoe 1 - -

10 Wawowonua 1 3 -

Jumlah 14 5 1

C. Sosial kemasyarakatan
Kecamatan kabupaten konawe selatan merupakan daerah yang memiliki komunitas yang
heterogen. Daerah ini dihuni oleh beragam etnis,antara lain, bugis,makassar,toraja,tolaki,muna-
buton, jawa dan lain-lain. Mata pencaharian utama mereka adalah petani,selain itu banyak juga
diantara mereka berprofesi sebagai pedagang. Meski masyarakat kecamatan sangat heterogen,
namun interaksi sosial masyarakat berlangsung secara positif antara penduduk lokal (budaya lokal)
dan pendatang (budaya dari luar), dan hal ini akan menjadi sebuah proses asosiasi untuk mencapai
berbagai proses pertukaran informasi, teknologi dan lain-lain.
Dari hasil survey atau wawancara dengan masyarakat, terkait dengan sosial kemasyarakatan
yang berada dalam wilayah rencana usaha pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian nikel
PT. Resky Monagung Industry, menunjukan bahwa dari 57 responden,77,78% responden yang
memberi jawaban adanya kegiatan yang sering dilakukan bersama-sama. Hal ini menunjukan

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 78
tingkat kerjasama atau budaya gotong royong masyarakat masih tinggi meskipun suku bangsa
dalam masyarakat tidak homogen. Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat secara bersama-sama
atas dasar ikatan adalah kebudayaan sebesar 47,62%, keagamaan sebesar 23,81%, kekerabatan
sebesar 9,52%, ketetanggaan sebesar 19,05%, dan dari jumlah responden yang memberi jawaban
adanya kegiatan yang sering dilakukan bersama-sama.
Bentuk kegiatan yang dilakukan masyarakat dalam wilayah studi yang dilakukan bersama-
sama adalah : kerja bakti membersihkan lingkungan sebesar 47,37% pembukaan lahan usahatani
/tambak/karamba sebesar 14,04%, memperbaiki rumah sebesar 10,53% dan perhelatan/kematian
sebesar 28,07%. Kegiatan yang dilakukan bersama-sama ini dari waktu kewaktu mulai berkurang ,
hal ini di tunjukan dari hasi survey menunujukan bahwa 51,72% responden memberi jawaban
mulai berkurang, 8,77% responden menilai sama saja, 35,09 menilai kegiatan yang di lakukan
bersama semakin membaik dan 56,94 menilai sama saja.

d. Persepsi masyarakat
Dari hasil survey atau wawancara dengan masyrakat, terkait dengan rencana pembangunan
pabrik pengolahan dan pemurnian nikel PT. Resky Monagung Industry, menunjukan bahwa dari 57
responden, 64, 91% mengetahui rencana pembangunan pabrik nikel tersebut. Pengetahuan
masyarakat tersebut di ketahui dari hasil sosialisasi PT. Resky Monagung Industry dan aparat desa
setempat. Sementara itu, 62,96% responden menyatakan setuju dengan rencana pembangunan
pabrik pengolahan dan permunian nikel PT. Resky Monagung Industry di kecamatan palangga
selatan. Alasan persetujuan masyarakat ini di dasari keinginan ada anggota keluarga responden di
terima sebagai tenaga kerja, perbaikan sarana, prasarana desa, dan bantuan beasiswa pendidikan,
yang di berikan melalui program commonity development dari PT. Resky Monagung Industry.
Terkait dengan rencana usaha pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel PT. Resky Monagung
Industry, tingkat penerimaan masyakat terhadap kehadiran PT. Resky Monagung Industry, 62,96%
reponden setuju kehadiran pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian nikel. Hal ini di
kuatkan atas penilaian terhadap dampak positif yang di timbulkan yaitu, responden menilai akan
menimbulkan dampak positip. Bentuk dampak positip yang di nilai responden atas kehadiran usaha

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 79
pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian nikel PT.kinlin Nickel Industry Indonesia adalah
terserapnya masyarakat menjadi tenaga kerja ( 46,15% ), perbaikan infratruktur desa ( 23,08% ),
peningkatan pendapatan ( 19,23% ) dan bantuan beasiswa pendidikan (11,54% ). Sementara itu
masyarakat menilai juga terjadi dampak negatip berupa gangguan usaha-usaha pertanian,
perkrbunan, peternakan dan perikanan (46,15% ) gangguan kesehatan masyarakat ( 30,77% ) serta
meningkatnya pencemaran lingkungan ( 23,08% ).

D. Komponen Kesehatan Masyarakat


1. Sarana Dan Prasarana Kesehatan
Pembangunan kesehatan di titkberatkan pada peiningkatan mutu pelayanan kesehatan
masyarakat. Salah satu upaya pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan adalah pada
peningkatan saran dan prasasrana serta tenaga untuk pelayanan kesehatan sampai kepelosok desa.
Pada tabel II-41, diketahui bahwa tahun 2013, di tingkat kecamatan jumlah fasilitas kesehatan
terdiri dari puskesmas 1 unit yang berada di desa amondo dan puskesmas pembantu dan poskedes 4
unit yang berada di desa ulu lakara, waturapa, watumbohoti dan wawowonua. Tenaga kesehatan
sebagaimana di sajikan pada tabel tersebut sebanyak 20 orang.

Tabel II-41
Fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan
di kecamatan palngga selatan kabupaten konawe selatan tahun 2013
Kabupaten Kec. Kabupaten
Fasilitas Kec. Palangga
konawe Tenaga kesehatan Palangga konawe
kesehatan selatan
selatan selatan selatan
Puskesmas 1 22 Dokter Umum/Gigi - 14
Pustu 11 61 Dokter PTT - 16
Posyandu 1 406 Bidan 10 299
Poskesdes 3 53 Perawat 5 189
polindes - 27 Lainnya 5 235

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 80
Dari hasil survey atau wawancara dengan masyarakat, terkait dengan pemanfaatan sumber
daya kesehatan di wilaya study, menunjukan bahwa dari 57 responden, 40,74% responden yang
memberi jawaban berobat di puskesmas di kecamatan atau balai pengobatan desa dan sebannyak
64,81% responden memilih berobat ke rumahsakit. Sementara itu untuk kesulitan responden
memanfaatkan fasilitas kesehatan sebannyak 54,39% menilai biaya berobat yang mahal menjadi
kendala saat berobat.

2. Derajat Kesehatan Masyarakat


Dari data pusksesmas (2013), menunjukan bahwa gambaran 10 penyakit tertinggi yang
terjadi di kecamatan kabupaten konawe selatan adalah ispa, diare , pneumonia, malaria TB paru,
kusta, DBD, filariasis, hepatitis B dan campak. Semntara itu di kecamatam insidensi 5 penyakit
tertinggi adalah ispa, 6,3%, diare 5,7% pneumonia 5,2%, malaria 1,3% dan TB paru 0,8%.
Sedangkan prevalensi 5 penyakit tertinggi adalah ispa 15,7%, diare 15,2% pneumonia 13,5%,
malaria 5,2% dan TB paru 2,7%.
Dari hasil survey atau wawancara dengan masyrakat, terkait dengan jenis penyakit yang
penah di derita masyarakat, menunjukan bahwa : 50,88% responden penah menderita penyakit
demam, 33,33% responden pernah menderita penyakit batuk.sementara itu untuk pola hidup bersih
dan sehat masyarakat menunjukan bahwa 100% mandi dan makan teratur.

3. Kesehatan Lingkungan
Hasil survey menunjukan pula untuk kesehatan lingkungan, bahwa sumber air bersih
masyarakat, 5,26% responden menggunakan PDAM/ledeng, 78,95% dari sumur sebagai sumber air
bersih. Umunya responden memiliki saluran pembuangan air limbah (SPAL) namun tidak
memenuhi syarat yaitu sebesar 50,88% responden, sedangkan yang memiliki SPAL yang
memenuhi syarat hanya 42,11%, dan sisanya tidak memiliki SPAL. Untuk pembuangan tinja,
40,35% responden telah memiliki jamban pribadi, 47,37% menggunakan jamban umum dan
sisanya responden menggunakan sungai/laut/semak untuk pembuangan tinja. Sedangkan untuk
pembuangan sampah, hasil survey menunjukan bahwa 62,94% responden memiliki tempat

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 81
pembuangan sampah namun tidak memnuhi persyaratan dan sisanya responden tidak memiliki
tempat pembuangan sampah.

2.2.2. Kegiatan Di Sekitar Lokasi Rencana


Kegiatan lain yang ada di sekitar lokasi rencana kegiatan pembangunan pabrik pengolahan
biji nikel beserta fasilitas penunjangnya PT. Resky Monagung Industry di kecamatan adalah
beberapa perusahaan tambang nikel diantaranya PT.Sambas Mineral Mining, PT.Integra Mining
Nusantara, PT.Ifishdecho, PT.Billiy Indonesia dan PT.Triple Eight Energy. Kegiatan-kegiatan lain
ini dapat berkontribusi menurunkan kualitas udara, menurunkan kualitas air. Disamping itu
kegiatan masyarakat lain di sekitar lokasi kegiatan adalah aktifitas perikanan darat (tambak).

2.3. HASIL PELIBATAN MASYARAKAT


2.3.1. Proses Pelibatan Masyarakat
Proses pelibatan masyarakat dalam kegiatan pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel
beserta fasilitas penunjangnya PT. Resky Monagung Industry dilakukan dengan komunikasi yang
baik pada masyarakat, tokoh masyarakat, serta aparat pemerintah yang terkait. Proses pelibatan
masyarakat ini dilakukan pada kegiatan sosialisasi dan konsultasi publik. Tahapan kegiatan yang
telah dilakukan dalam proses pelibatan masyarakat adalah:
(1) Melaksanakan pengumuman tentang studi AMDAL pembangunan pabrik pengolahan bijih
nikel beseta fasilitas penunjangnya PT. Resky Monagung Industry di surat kabar lokal
provinsi Sulawesi Tenggara. Pengumuman ini di muat pada koran Kendari pos. Hingga saat
ini, belum ada masyarakat yang memberikan tanggapan maupun saran terkait rencana
kegiatan pembangunan pabrik pengolahan bijih nike beserta fasilitas penunjangnya PT.
Resky Monagung Industry di kecamatan palangga selatan Kabupaten Konawe Selatan.
(2) Melakukan konsultasi publik di kecamatan palangga selatan Kabupaten Konawe Selatan.
Kegiatan konsultasi publik ini di pusatkan di kantor desa Lalowua Kecamatan palangga
selatan Kabupaten Konawe Selatan pada tanggal 7 Februari 2015. Pada kegiatan ini dihadiri

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 82
94 orang dari masyarakat Desa Lalowua, Desa Lakara dan Desa Ulu Lakara. Disamping itu,
kegiatan ini di hadiri kepala dan staf BLH Provinsi Sulawesi Tenggara, BLH Kabupaten
Konawe Selatan, pemerintah kecamatan dan Desa serta Polsek. Pada kegiatan ini, tim
AMDAL pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasilitas penunjangnya PT.
Resky Monagung Industry menerima saran/tanggapan masyarakat penerima dampak dan
tokoh-tokoh masyarakat kecamatan palangga selatan Kabupaten Konawe Selatan.

2.3.2. Hasil Pelaksanaan Konsultasi Publik


Salah satu tahap yang cukup penting adalah penjaringan isu-isu pokok yang menjadi
perhatian masyarakat serta menampung aspirasi yang berkembang di masyarakat menyangkut
kegiatan pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasilitas penunjangnya PT. Resky
Monagung Industry adalah konsultasi publik. Berdasarkan hasil-hasil konsultasi publik dan dengan
melihat isu-isu yang muncul, maka beberapa isu penting yang menjadi perhatian dalam
penyusunan KA-ANDAL dan studi ANDAL pada umumnya dapat di ringkas sebagai berikut:
- Penanganan limbah cair dan debu yang dapat menggangggu usaha-usaha pertanian,
peternakan, dan perikanan masyarakat sekitar serta yang dapat menurunkan derajat
kesehatan masyarakat.
- Rekruitmen tenaga kerja yang transparan dengan mengutamakan masyarakat desa terdekat
lokasi pembangunan pabrik nikel.
- Penanganan dampak terhadap gangguan kesehatan masyarakat dengan menyediakan sarana
dan prasarana kesehatan bagi masyarakat dan pekerja.
- Adanya bantuan terhadap pembangunan desa yang terkait dengan sarana dan prasarana
umum dan fasilitas sosial melalui kegiatan community development.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 83
2.4. DAMPAK PENTING HIPOTETIK
2.4.1. Identifikasi Dampak Potensial
Atas dasar interaksi komponen kegiatan penyebab dampak dan komponen lingkungan yang
terkena dampak maka dampak potensial yang mungkin terjadi untuk setiap tahap kegiatan
pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasilitas penunjangnya PT. Resky Monagung
Industry di kecamatan palangga selatan Kabupaten Konawe Selatan dapat di uraikan sebagai
berikut:
1. Komponen geo-fisik-kimia
a. Tahap pra konstruksi
Pada tahap ini, tidak ada dampak potensial untuk komponen geo-fisik-kimia, karena tidak
ada akktifitas penting yang merusak komponen tersebut.
b. Tahap konstruksi
Kegiatan pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasilitas penunjangnya PT.
Resky Monagung Industry. Pada tahap konstruksi, diperkirakan akan menimbulkan dampak
potensial untuk komponen geo-fisik-kimia, sebagai berikut :
1) Perubahan iklim mikro
2) Penurunan kualitas udara
3) Peningkatan kebisingan
4) Potensi limbah padat dan cair (B3 dan non B3)
5) Peningkatan debit aliran permukaan
6) Penurunan kualitas air laut
c. Tahap Operasi
Pada tahap operasi pembangunan pabrik prngolahan bijih nikel beserta fasilitas
penunjangnya PT. Resky Monagung Industry. Pada tahap operasi diprakirakan akan menimbulkan
dampak potensial terhadap komponen geo-fisik-kimia, yaitu :
1) Perubahan iklim mikro
2) Penurunan kualitas udara
3) Peningkatan kebisingan

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 84
4) Potensi limbah padat dan cair (B3 dan non B3)
5) Peningkatan debit aliran permukaan
6) Penurunan kualitas air laut
d. Tahap Pasca Operasi
Pada tahap pasca operasi pembangunan pabrik prngolahan bijih nikel beserta fasilitas
penunjangnya PT. Resky Monagung Industry. Pada tahap pasca operasi diprakirakan akan
menimbulkan dampak potensial terhadap komponen geo-fisik-kimia, yaitu Perubahan iklim mikro.
Perubahan iklim mikro ini terjadi pada kegiatan penutupan pabrik karena dilakukan revegetasi
bekas lokasi pabrik. Sehingga temperature menurun dan kelembapan udara meningkat.

2. Komponen Biologi
a. Tahap Pra Konstruksi
Pada tahap pra konstruksi ini diprakirakan tidak terjadi dampak potensial pada komponen
biologi, karena tidak ada aktivitas penting yang merusak komponen tersebut.
b. Tahap konstruksi
Pada tahap konstruksi pembangunan pabrik prngolahan bijih nikel beserta fasilitas
penunjangnya PT. Resky Monagung Industry. Pada tahap konstruksi diprakirakan akan
menimbulkan dampak potensial terhadap komponen biologi, sebagai berikut :
1) Perubahan indeks keragaman/kerapatan vegetasi darat
2) Migrasi fauna
3) Gangguan biota perairan
c. Tahap operasi
Pada tahap operasi pembangunan pabrik prngolahan bijih nikel beserta fasilitas
penunjangnya PT. Resky Monagung Industry. Pada tahap konstruksi diprakirakan akan
menimbulkan dampak potensial terhadap komponen biologi, sebagai berikut :
1) Migrasi fauna
2) Gangguan biota perairan
d. Tahap pasca operasi

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 85
Pada tahap pasca operasi pembangunan pabrik prngolahan bijih nikel beserta fasilitas
penunjangnya PT. Resky Monagung Industry. Pada tahap konstruksi diprakirakan akan
menimbulkan dampak potensial perubahan indeks keragaman kerapatan vegetasi. Dalam kegiatan
penutupan pabrik akan dilakukan revegetasi lokasi pembangunan pabrik, hal ini akan menimbulkan
dampak potensial meningkatnya indeks kerapatan dan keragaman vegetasi darat.

1. Komponen sosial ekonomi dan budaya


a. Tahap pra konstruksi
Pada tahap pra konstruksi pembangunan pabrik prngolahan bijih nikel beserta fasilitas
penunjangnya PT. Resky Monagung Industry. Pada tahap pra konstruksi diprakirakan akan
menimbulkan dampak potensial terhadap komponen sosial ekonomi budaya, sebagai berikut :
1) Peningkatan PAD
2) Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
b. Tahap konstruksi
Pada tahap konstruksi pembangunan pabrik prngolahan bijih nikel beserta fasilitas
penunjangnya PT. Resky Monagung Industry. Pada tahap konstruksi diprakirakan akan
menimbulkan dampak potensial terhadap komponen sosial ekonomi budaya, sebagai berikut :
1) Migrasi penduduk
2) Peningkatan kesempatan kerja
3) Peningkatan kesempatan berusaha
4) Perubahan pendapatan masyarakat
5) Perubahan sifat dan persepsi masyarakat
c. Tahap operasi
Pada tahap operasi pembangunan pabrik prngolahan bijih nikel beserta fasilitas
penunjangnya PT. Resky Monagung Industry. Pada tahap operasi diprakirakan akan menimbulkan
dampak potensial terhadap komponen sosial ekonomi budaya, sebagai berikut :
1) Migrasi penduduk
2) Peningkatan kesempatan kerja

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 86
3) Peningkatan kesempatan berusaha
4) Perubahan pendapatan masyarakat
5) Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
d. Tahap pasca operasi
Pada tahap pasca operasi pembangunan pabrik prngolahan bijih nikel beserta fasilitas
penunjangnya PT. Resky Monagung Industry. Pada tahap pasca operasi diprakirakan akan
menimbulkan dampak potensial terhadap komponen sosial ekonomi budaya, sebagai berikut :
1) Migrasi penduduk
2) Penurunan kesempatan kerja
3) Penurunan kesempatan berusaha
4) Penurunan pendapatan masyarakat
5) Perubahan sikap dan persepsi masyarakat

2. Komponen kesehatan masyarakat


a. Tahap pra konstruksi
Pada tahap ini, diprakirakan tidak terjadi dampak potensial pada komponen kesehatan
masyarakat, karena tidak ada aktivitas penting yang merusak komponen tersebut.
b. Tahap konstruksi
Pada tahap konstruksi pembangunan pabrik prngolahan bijih nikel beserta fasilitas
penunjangnya PT. Resky Monagung Industry. Pada tahap konstruksi diprakirakan akan
menimbulkan dampak potensial untuk komponen kesehatan masyarakat, sebagai berikut :
1) Peenurunan salitasi lingkungan
2) Potensi terjadinya penyakit dan gangguan K3
c. Tahap operasi
Pada tahap operasi pembangunan pabrik prngolahan bijih nikel beserta fasilitas
penunjangnya PT. Resky Monagung Industry. Pada tahap operasi diprakirakan akan menimbulkan
dampak potensial untuk komponen kesehatan masyarakat, sebagai berikut :
1) Penurunan sanitasi lingkungan

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 87
2) Potensi terjadinya penyakit dan gangguan K3
d. Tahap pasca operasi
Pada tahap pasca operasi pembangunan pabrik prngolahan bijih nikel beserta fasilitas
penunjangnya PT. Resky Monagung Industry. Pada tahap pasca operasi diprakirakan tidak akan
menimbulkan dampak potensial terhadap komponen kesehatan masyarakat, karena tidak ada
aktivitas yang merusak komponen tersebut.
Adapun hasil identifikasi komponen kegiatan yang berpotensi menimbulkan
dampak secara jelas dijabarkan dalam matriks identifikasi dampak potensial sebagaimana
tercantum pada Tabel II-42.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 88
Tabel II-42
Matriks identifikasi dampak potensial rencana kegiatan pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasilitas
penunjangnya PT. Resky Monagung Industry
Tahap Kegiatan
Komponen Lingkungan Pra Pasca
No. Konstruksi Operasi
Konstruksi Operasi
A B C D E F G H I J K L
1. Komponen Geo-Fisik Kimia
a. Iklim Mikro
b. Kualitas Udara
c. Kebisingan
d. Limbah B3 dan Non B3
e. Debit Aliran Permukaan
f. Kualitas Air Laut
2. Komponen Biologi
a. indeks keragaman/ kerapatan vegetasi
b. fauna
c. Biota Perairan
3. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
a. peningkatan PAD
b. Demografi
c. Kesempatan Kerja
d. Kesempatan Berusaha
e. Pendapatan Masyarakat
f. Sikap dan Presepsi Masyarakat
4. Komponen Kesehatan Masyarakat
a. Sanitasi Lingkungan
b. Potensi Terjadinya Penyakit
Keterangan: Menyatakan Dampak Potensial
Tahap Pra Konstruksi Tahap Konstruksi Tahap Operasi Tahap Pasca Operasi
A. Perizinan C. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi G. Penerimaan Tenaga Kerja Operasional K. Penutupan Terminal Khusus
B. sosialisasi D mobilisasi Peralatan dan Material Konstruksi H. Operasional Terminal Khusus dan Sarana L. Pelepasan Tenaga Kerja
E. Pembersihan dan Pematangan Lahan Pendukung Lainnya
F. Pembangunan Terminal Khusus I. Penanganan Limbah

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY | 89
2.4.2 Evaluasi Dampak Potensial
Hasil identifikasi dampak potensial yang disebut daftar dampak potensial selanjutnya
dievaluasi untuk menentukan komponen-komponen lingkungan yang dipandang penting dan
selanjutnya ditetapkan sebagai dampak penting hipotetik. Metoda yang digunakan pada tahap ini
adalah interaksi kelompok (rapat, brainstorming), diskusi antar pakar dan diskusi dengan
pemrakarsa, survey lapangan, telssh pustaka, pendekatan kepakaran dan konsultasi publik dengan
masyarakat yang berkepentingan (Panduan Pelingkupan dalam AMDAL, KLH 2007 dan pedoman
penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dalam permen LH No. 16 Tahun 2012).
Penentuan dampak penting hipotetik dilakukan dengan cara meniadakan dampak potensial
yang tidak penting atau tidak relevan berdasarkan 4 kriteria dampak penting, yaitu :
1) Beban terhadap komponen lingkungan,
2) Perananan komponen lingkungan terhadap masyarakat sekitar (nilai sosial dan
ekonomi) dan terhadap komponen lingkungan lainnya (nilai ekologis),
3) Kekhawatiran masyarakat terhadap komponen lingkungan, serta
4) Ada tidaknya aturan atau kebijakan yang akan dilanggar dan akan dilampaui.
Setiap dampak potensial ditapis dengan empat kriteria tersebut, jika salah satu dampak
memenuhi kriteria (Y) maka komponen lingkungan tersebut dikaji dalam ANDAL, jika semua
keempat kriteria tidak terpenuhi (T) maka komponen lingkungan tersebut tidak dikaji dalam
ANDAL. Penapisan dampak potensial dengan empat kriteria tersebut dapat dilihat pada Tabel II-
43.
Atas dasar 4 (empat) kriteria dampak penting tersebut diatas maka daampak penting
hipotetik yang mungkin terjadi untuk setiap tahap kegiatan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Komponen geo-fisik-kimia
a. Tahap pra konstruksi
Pada tahap ini, tidak ada dampak penting hipotetik untuk komponen geo-fisik-kimia,
karena tidak ada dampak potensial yang terjadi.
b. Tahap konstruksi

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 90
Pada tahap konstruksi, penapisan dampak potensial menjadi dammpak penting
hipotetik untuk komponen geo-fisik-kimia, sebagai berikut :
1) Perubahan iklim mikro
2) Penurunan kualitas udara
3) Peningkatan kebisingan
4) Potensi limbah padat dan cair (B3 dan non B3)
5) Peningkatan debit aliran permukaan
6) Penurunan kualitas air laut
c. Tahap operasi
Pada tahap operasi, penapisan dampak potensial menjadi dammpak penting hipotetik
untuk komponen geo-fisik-kimia, sebagai berikut :
1) Perubahan iklim mikro
2) Penurunan kualitas udara
3) Peningkatan kebisingan
4) Potensi limbah padat dan cair (B3 dan non B3)
5) Peningkatan debit aliran permukaan
6) Penurunan kualitas air laut
d. Tahap pasca operasi
Pada tahap pasca operasi, penapisan dampak potensial menjadi dampak penting
hipotetik untuk komponen geo-fisik-kimia, yaitu perubahan iklim mikro. Dampak perubahan iklim
mikro ini akibat kegiatan penutupan pabrik dinilai tidak penting, karena peranannya terhadap
masyarakat relatif kecil, kekhawatiran masyarakat relatif kecil.

2. Komponen biologi
a. Tahap pra konstruksi
Pada tahap ini, tidak ada dampak penting hipotetik untuk komponen biologi, karena tidak
ada dampak potensial yang terjadi.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 91
b. Tahap konstruksi
Pada tahap konstruksi, penapisan dampak potensial menjadi dammpak penting hipotetik
untuk komponen biologi, sebagai berikut :
1) Perubahan indeks keragaman/kerapatan vegetasi
2) Migrasi fauna

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 92
Tabel II-42
Penapisan Dampak Potensial Menjadi Dampak Penting Hipotetik Pada Rencana Kegiatan Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Beserta Fasilitas Penunjangnya PT. Resky
Monagung Industry
Tahap Kegiatan

Komponen Lingkungan Pra Konstruksi Konstruksi Operasi Pasca Operasi


No.
A B C D E F G H I J K L
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Komponen Geo-Fisik Kimia
a. Iklim Mikro T T T T T T T T
b. Kualitas Udara Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
c. Kebisingan Y T T Y T T Y Y Y T T Y Y T T Y Y T T Y
d. Limbah B3 dan Non B3 Y T Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
e. Debit Aliran Permukaan Y T T T Y T T T Y Y Y T
f. Kualitas Air Laut Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
2. Komponen Biologi
a. indeks keragaman/ kerapatan vegetasi T T T T T T T T
b. fauna T T T T T T T T
c. Biota Perairan Y Y Y T Y Y Y T Y Y Y T
3. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
a. peningkatan PAD T Y T T
b. Demografi T T T T T T T T T T T T
c. Kesempatan Kerja Y Y T T Y Y T T
Y Y T T Y Y T T Y Y Y T
d. Kesempatan Berusaha T T T T Y Y T T Y Y T T Y Y Y T
e. Pendapatan Masyarakat T T T T Y Y T T Y Y T T Y Y T T Y Y T T Y Y T T Y Y Y T
f. Sikap dan Presepsi Masyarakat Y Y Y T Y Y Y T Y Y Y T Y Y Y T Y Y Y T Y Y Y T Y Y Y T Y Y Y T Y Y Y T Y Y Y T Y Y Y T Y Y Y T
4. Komponen Kesehatan Masyarakat
a. Sanitasi Lingkungan Y Y Y T Y Y Y T Y Y Y T
b. Potensi Terjadinya Penyakit Y Y Y T Y Y Y T Y Y Y T Y Y Y T Y Y Y T
Keterangan: Y : Memenuhi Kriteria, T : Tidak Memenuhi Kriteria
Tahap Pra Konstruksi Tahap Konstruksi Tahap Operasi Tahap Pasca Operasi Kode Kriteria
A. Perizinan C. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi G. Penerimaan Tenaga Kerja Operasional K. Penutupan Terminal Khusus 1. Beban terhadap komponen lingkungan
B. sosialisasi D mobilisasi Peralatan dan Material Konstruksi H. Operasional Terminal Khusus dan Sarana L. Pelepasan Tenaga Kerja 2. Peranan komponen lingkungan terhadap masyarakat sekitar (nilai sosial & ekonomi) dan
E. Pembersihan dan Pematangan Lahan Pendukung Lainnya terhadap komponen lingkungan lainnya (nilai ekologis)
F. Pembangunan Terminal Khusus I. Penanganan Limbah 3. Kekhawatiran masyarakat terhadap komponen lingkungan
4. ada tidaknya autran atau kebijakan yang akan dilanggar dan atau dilampaui

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY | 93
3) Gangguan biota perairan
c. Tahap operasi
Pada tahap operasi, penapisan dampak potensial menjadi dammpak penting hipotetik untuk
komponen biologi, sebagai berikut :
1) Migrasi fauna
2) Gangguan biota perairan
d. Pasca operasi
Pada tahap pasca operasi, penapisan dampak potensial menjadi dampak penting hipotetik
untuk komponen biologi, yaitu perubahan indeks keragaman/kerapatan vegetasi. Dampak
perubahan indeks keragaman/kerapatan vegetasi ini akibat kegiatan penutupan pabrik dinilai tidak
penting karena luasan yang direvegetasi kecil sehingga tidak membebani komponen lingkungan
lain.

3. Komponen sosial ekonomi dan budaya


a. Tahap pra konstruksi
Pada tahap pra konstruksi, penapisan dampak potensial menjadi dampak penting hipotetik
untuk komponen sosial ekonomi budaya, yaitu perubahan sikap dan persepsi masyarakat. Dampak
perubahan sikap dan persepsi masyarakat pada kegiatan pengurusan perizinan, dan sosialisasi
dinilai penting karena dapat membebani komponen lingkungan lain misalnya keberlangsungan
proyek. Disamping itu perannya terhadap masyarakat sangat besar, sehingga kekhawatiran
masyarakat juga relatif besar.
b. Tahap konstruksi
Pada tahap konstruksi, penapisan dampak potensial menjadi dampak penting hipotetik
untuk komponen sosial ekonomi budaya, sebagai berikut :
1) Migrasi penduduk
2) Peningkatan kesempatan kerja
3) Peningkatan kesempatan berusaha

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 94
4) Perubahan pendapatan masyarakat
5) Perubahan sifat dan persepsi masyarakat
c. Tahap operasi
Pada tahap operasi, penapisan dampak potensial menjadi dampak penting hipotetik untuk
komponen sosial ekonomi budaya, sebagai berikut :
1) Migrasi penduduk
2) Peningkatan kesempatan kerja
3) Peningkatan kesempatan berusaha
4) Perubahan pendapatan masyarakat
5) Perubahan sifat dan persepsi masyarakat
d. Tahap pasca operasi
Pada tahap pasca operasi, penampikan dampak potensial dampak penting hipotetik untuk
komponen sosial ekonomi budaya, sebagai berikut :
1) Migrasi penduduk
2) Penurunan kesempatan kerja
3) Penurunan kesempatan berusaha
4) Penurunan pendapatan masyarakat
5) Perubahan sikap dan persepsi masyarakat

4. Komponen Kesehatan Masyarakat


a. Tahap pra konstruksi
Pada tahap ini, tidak ada dampak penting hipotetik untuk komponen kesehatan masyarakat,
karena tidak ada dampak potensial yang terjadi.
b. Tahap konstruksi
Pada tahap konstruksi, penapisan dampak penting hipotetik untuk komponen kesehatan
masyarakat, sebagai berikut :
1) Penurunan sanitasi lingkungan
2) Peningkatan potensi terjadinya penyakit dan Gangguan K3

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 95
c. Tahap operasi
Pada tahap operasi, penapisan dampak penting hipotetik untuk komponen kesehatan
masyarakat, sebagai berikut :
1) Penurunan sanitasi lingkungan
2) Peningkatan potensi terjadinya penyakit dan Gangguan K3
d. Tahap pasca operasi
Pada tahap pasca operasi, tidak ada dampak penting hipotetik untuk komponen kesehatan
masyarakat, karena tidak ada dampak potensial yang terjadi.
Hasil evaluasi dampak potensial menjadi dampak penting hipotetik disajikan dalam Tabel
II-44 keterkaitan antar satu dampak lingkungan dengan lainnya untuk menentukan dampak primer,
sekunder dan tersier serta untuk menentukan suatu komponen/parameter lingkungan yang paling
banyak menerima dampak dilakukan dengan menggunakan bagan alir seperti yang ditunjukkan
pada Gambar II-24.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 96
Tabel II-44
Matriks hasil evaluasi dampak potensial rencana kegiatan pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta
fasilitas penunjangnya PT. Resky Monagung Industry

Tahap Kegiatan
Pra
Komponen Lingkungan Pasca
No. Konstruk Konstruksi Operasi
Operasi
si
A B C D E F G H I J K L
1. Komponen Geo-Fisik Kimia
a. Iklim Mikro DBPK DBPK DBPK

b. Kualitas Udara DPH DPH DPH DPH DPH


c. Kebisingan DPH DPH DPH DPH DPH
d. Limbah B3 dan Non B3 DPH DPH DPH
e. Debit Aliran Permukaan DPH DPH DPH
f. Kualitas Air Laut DPH DPH DPH
2. Komponen Biologi
a. Ekosistem Mangrove BDPK
BDP
K
b. Terumbu Karang BDP DPH
c. Biota Perairan DPH DPH DPH
3. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
a. peningkatan PAD DBPK

b. Demografi DPH DBPK BDP


c. Kesempatan Kerja DPH DPH DPH DPH DPH
d. Kesempatan Berusaha DBPK DPH DPH DPH
e. Pendapatan Masyarakat BDP DPH DPH DPH DPH DPH DPH
f. Sikap dan Presepsi Masyarakat DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH
4. Komponen Kesehatan Masyarakat
a. Sanitasi Lingkungan DPH DPH DPH
b. Potensi Terjadinya Penyakit DPH DPH DPH DPH DPH

Keterangan: DPH: Dampak Penting Hipotetik, BDP: Bukan Dampak Penting Hipotetik, BDPK: Bukan Dampak Penting Hipotetik Tetap Dikelola
Tahap Pra Konstruksi Tahap Konstruksi Tahap Operasi Tahap Pasca Operasi
A. Perizinan C. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi G. Penerimaan Tenaga Kerja Operasional K. Penutupan Terminal Khusus
B. sosialisasi D mobilisasi Peralatan dan Material Konstruksi H. Operasional Terminal Khusus dan Sarana L. Pelepasan Tenaga Kerja
E. Pembersihan dan Pematangan Lahan Pendukung Lainnya
F. Pembangunan Terminal Khusus I. Penanganan Limbah

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY | 97
Berdasarkan kajian keterkaitan antar dampak yang mungkin akan terjadi, maka dampak-
dampak penting dikelompokkan sebagai dampak negatif dan dampak positif, yaitu sebagai berikut :
a. Dampak Negatif
Dampak negatif yang diperkirakan terjadi akibat pembangunan pabrik pengolahan bijih
nikel beserta fasilitas penunjangnya PT. Resky Monagung Industry di Kecamatan Palangga Selatan
Kabupaten Konawe Selatan, sebagai berikut:
1) Perubahan iklim mikro
2) Penurunan kualitas udara
3) Peningkatan kebisingan
4) Potensi limbah padat dan cair (B3 dan non B3)
5) Peningkatan debit aliran permukaan
6) Penurunan kualitas air laut
7) Perubahan indeks keragaman/kerapatan vegetasi
8) Migrasi fauna
9) Gangguan biota perairan
10) Migrasi penduduk
11) Perubahan sifat dan persepsi masyarakat
12) Penurunan sanitasi lingkungan
13) Potensi terjadinya penyakit
b. Dampak Positif
Dampak positif yang diperkirakan timbul akibat pembangunan pabrik pengolahan bijih
nikel beserta fasilitas penunjangnya PT. Resky Monagung Industry di Kecamatan Palangga Selatan
Kabupaten Konawe Selatan, sebagai berikut:
1) Peningkatan PAD
2) Kesempatan kerja masyarakat
3) Kesempatan berusaha masyarakat
4) Perubahan pendapatan masyarakat
5) Perbaikan iklim mikro

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 98
6) Perbaikan indeks keragaman/kerapatan vegetasi

Lebih jelas, proses pelingkupan secara menyeluruh untuk menentukan dampak penting
hipotetik dari rencana pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasilitas penunjangnya
PT. Resky Monagung Industry di kecamatan palangga selatan kabupaten konawe selatan disajikan
pada Gambar II-25.

2.5 WILAYAH STUDI DAN JANGKA WAKTU KAJIAN


2.5.1 Batas Wilayah Studi
A. Batas proyek
Batas tapak proyek adalah ruang/daerah yang direncanakan untuk melaksanakan kegiatan
pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasilitas penunjangnya PT. Resky Monagung
Industry Di kecamatan palangga selatan Kabupaten Konawe selatan seluas 100 Ha. Secara
geografis posisi batas proyek disajikan pada peta wilayah studi.
B. Batas Ekologis
Batas ekologis kegiatan pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasilitas
penunjangnya PT. Resky Monagung Industry di kecamatan palangga selatan kabupaten konawe
selatan yang dimaksud adalah lokasi-lokasi yang diperkirakan mengalami perubahan mendasar
serta daerah yang berada disekitar tapak proyek yang diperkirakan mengalami perubahan mendasar
akibat kegiatan proyek seperti perubahan kualitas air, perubahan kualitas udara, meningkatnya
kebisingan, perubahan indeks keragaman flora (vegetasi darat dan pantai), fauna dan biota
perairan. Daerah batas ekologis yang akan digunakan dalam melakukan studi ANDAL dapat dilihat
pada peta wilayah studi.
C. Batas Sosial
Batas sosial ditentukan berdasarkan atas penyebaran dampak penting yang berpengaruh
terhadap sosial ekonomi dan sosial budaya serta kesehatan masyarakat akibat adanya proyek. Oleh

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 99
karena itu, maka batas sosial ditetapkan selain masyarakat yang berada pada lokasi batas
administrasi, juga termasuk kelompok masyarakat yang berada diluar lokasi proyek tetapi
mempunyai kepentingan berkaitan dengan pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta
fasilitas penunjangnya PT. Resky Monagung Industry, khusus melalui kegiatan penyerapan tenaga
kerja, pembangunan fasilitas umum dan fasilitas sosial baik dampak positif maupun dampak
negatif.
D. Batas Administratif
Batas administratif yang dimaksud adalah tempat masyarakat dapat secara leluasa
melakukan kegiatan sosial, ekonomi dan sosial budaya sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku akan berpengaruh dengan adanya kegiatan ini. Secara administrasi kegiatan pembangunan
pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasilitas penunjangnya PT. Resky Monagung Industry di
kecamatan palangga selatan kabupaten konawe selatan .
Daerah batas administrasi yang akan digunakan dalam melakukan studi ANDAL dapat
dilihat pada wilayah studi. Dengan melakukak overlay keempat peta tersebut diatas maka diperoleh
resultan batas tertular yang merupakan batas wilayah studi. Batas wilayah studi kegiatan
pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasilitas penunjangnya PT. Resky Monagung
Industry disajikan pada peta wilayah studi.
2.5.2 Jangka Waktu kajian
Batas waktu kajian pada studi ANDAL ini adalah 20 tahun selama berlangsungnya kegiatan
proyek mulai dari taha pra konstruksi sampai tahap pasca operasi pembangunan pabrik pengolahan
bijih nikel beserta fasilitas penunjangnya PT. Resky Monagung Industry .

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 100
BAB III
METODE STUDI

3.1. METODA PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA


Data yang digunakan dalam penyusunan AMDAL rencana kegiatan pembangunan pbrik
pengolahan bijih nikel beserta fasilitas penunjangnya PT. Resky Monagung Industry di Kecamatan
Palangga Selatan Kabupaten Konawe Selatan, terdiri atas dua jenis data, yaitu :
- Data primer, merupakan data yang diperoleh melalul hasil survei dan pengamatan serta
pengukuran langsung (sampling). Di samping itu, data primer juga diperoleh dengan
menghimpun lnformasi faktual dan wawancara dengan masyarakat yang diperkirakan
terkena dampak dari rencana pernbangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasilitas
penunjangnya PT. Resky Monagung Industry di Kecamatan Palangga Selatan Kabupaten
Konawe Selatan.
- Data sekundar, merupakan data yang dihimpun dari hasil penelitian yang relevan dengan
rencana kegiatan pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasilitas
penunjangnya PT. Resky Monagung Industry, studi analogi di daerah Iain, studi pustaka,
dan informasi dari instansi/dinas terkait lainnya.

3.1.1. Komponen Geo Fisik-Kimia


A. Iklim Mikro
a. Pengumpulan Data
Data lklim diperoleh dari stasiun klimatologi terdekat dengan lokasi rencana kegiatan,
meliputi curah hujan, suhu, kelembaban udara, dan kecepatan angin, selama 10 tahun terakhir.
Selain itu, dilakukan pengukuran langsung untuk parameter suhu dan kelembaban udara pada
waktu pagi, siang dan sore. Lokasi pengukuran berdasarkan bentuk penutupan dan penggunaan
lahan saat ini serta lokasl-lokasi yang akan mengalami perubahan berat oleh berbagai jenls

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 101
kegiatan yang direncanakan. Data-data ini digunakan untuk menentukan kondisi iklim mikro.
Metode pengumpulan data iklim disajlkan pada Tabel III-1.

Tabel III-1
Komponen dan metode pengumpulan data iklim
Pengumpulan/
No Komponen/parameter lingkungan Satuan Bentuk data
sumber data
1 Curah hujan Mm/hari Grafik
2 Hari hujan Hari Grafik
3 Suhu C Grafik Stasiun pengamatan
4 Kelembaban relatf % Grafik iklim
5 Kecepatan anin Km/jam Ros angin
6 Arah angin Ros angin

b. Analisis data
- Data yang diperoleh dari hasil pencatatan arah dan kecepatan angin kemudian diolah untuk
memperoleh pola wind rose di wiayah studi. Pola wind rose yang diperoleh akan digunakan
untuk memprakirakan arah dan kecepaian angin dominan.
- Tipe iklim ditentukan dari penilaian terhadap unsur iklim utama yaitu curah hujan bulanan
rata-rata, rata-rata bulan kering dan rata-rata bulan basah, berdasarkan nilai quotient (Q)
dari kiasikasi tipe iklim Schmidt dan Fergusson.

= 100%

Penetapan bulan kering dan bulan basah, dicari dengan menghitung adanya bulan kering
dan bulan basah setiap tahunnya, kemudian dijumlah untuk jumlah tahun pencatatan dan
kemudian dirata-ratakan. Bulan kering terjadi apabila curah hujan < 60 mm/bulan, dan
bulan basah terjadi apabila curah hujan > 100 mm/bulan, sedangkan curah hujan antara 60-
100 mm/bulan dikatakan bulan lembab.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 102
Temperatur optimum (Tideal) dapat ditentukan dari hasil pengukuran temperatur pagi (Tpagi)
dan temperatur siang (Tsiang), menggunakan rumus Thom (Setyowati, D.L., 2008) :
= 0,2( + ) + 15 atau = 0,2( + ) + 15
Skala kualitas untuk temperatur optimum (Tideal) disajikan pada Tabel III-2.

Tabel III-2
Skala Kualitas Lingkungan Parameter keadaan iklim
Skala Kualitas/Kriteria
Parameter Lingkungan Panas Agak Panas Sejuk Agak Dingin Dingin
(1) (2) (3) (4) (5)
Indeks
>29,1 27,1-29,1 25,1-27,1 23,1-25,1 <23,1
Temperatur (C)

Kelembaban ideal (RHi) ditentukan dari hasil pengukuran temperatur siang (Tsiang) dan
temperatur ideal (Tideal) dengan menggunakan persamaan (Setyowati, D.L., 2008) :
2 1,42( )
= 2 (100%) atau = (100%)
2 2

Keterangan :
RHi = kelembaban relatif yang diharapkan terhadap keadaan iklim
Ea2 = jumlah maksimum uap air yang dikandung pada Tsiang
Ed2 = jumlah uap air di udara (kapasitas udara menampuang uap air
(Tsiang-Tideal) = selisih temperatur siang dengan temperatur ideal
1,42 = nilai konstanta tekanan udara yang menunjukkan bahwa setiap 1 C
memiliki tekanan udara sebesar 1,42 mb
Skala kualitas untuk kelembaban ideal disajikan pada Tabel III-3.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 103
Tabel III-3
Skala Kualitas Lingkungan Parameter keadaan iklim
Skala Kualitas/Kriteria
Parameter Lingkungan Basah Lembab Agak Lembab Agak kering Kering
(1) (2) (3) (4) (5)
Indeks kelembaban(%) 85,0 80,0-85,0 75,0-80,0 70,0-75,0 <70,0

Indeks kenyamanan (IK) atau thermal humidity index ditentukan dari hasil pengukuran
temperatur dan kelembaban udara disekitar lokasi menggunakan rumus Nievwolt (1998) :

= 0,8 + ( )
500
Keterangan : IK adalah indeks kenyamanan, T adalah temperatur udara (C) dan RH adalah
kelembaban udara
Skala kualitas untuk indeks kenyamanan disajikan pada tabel III-4

Tabel III-4
Skala kualitas lingkungan parameter keadaan iklim
Skala Kualitas/Kriteria
Parameter Lingkungan Basah Lembab Agak Lembab Agak kering Kering
(1) (2) (3) (4) (5)
Indeks kenyamanan 29,0 27,0-29,0 25,0-27,0 23,0-25,0 <23,0

B. Kualitas Udara
1. Pengumpulan Data
Parameter kualitas udara yang diukur adalah konsentrasi gas NO2, SO2, CO dan partikel
debu. Metode pengukuran kualitas udara mengacu kepada peraturan pemerintah No. 41 Tahun
1999. Setiap titik pengukuran dicatat posisi koordinatnya dengan alat GPS. Metode pengumpulan
dan analisis data ditunjukan pada Tabel III-5

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 104
Tabel III-5
Parameter dan Metode Pengukuran Kualitas Udara
No. Parameter Metode SNI
1 Nitrogen Dioksida (NO2) Griess Saltzman SNN 19-7119.2-2005
2 Total debu/Partikel Gravimetri SNN 19-7119.3-2005
3 Timbal (Pb) Destruksi Basah SNN 19-7119.4-2005
4 Sulfur Dioksida (SO2) Pararosanilin SNN 19-7119.7-2005
5 Karbon Monoksida (CO) Pararosanilin SNN 19-7119.10-2005

2. Analisis Data
Hasil pengukuran kualitas udara ambien kemudain dianalisis dilaboratorium dengan
metode-metode seperti yang disajikan pada tabel III-5. Hasil analisis dari laboratorium
dibandingken dengan kualitas udara ambien yang tercantum dalam peraturan pemerintah
No. 41/1999.
Indeks pencemaran udara (Air Pulution Indeks API) dihitung berdaasarkan metode yang
dikembangkan oleh anjaneyul dan maneckam 2007 (environmental inpact assessment
methodologies) berdasarkan persmaan :

1
API = ( 100)

=1

Keterangan Cis = konsentrasi gas terukur, Ci = satndar kualitas udara.


Skala kualitas udara yang dihitung berdasarkan API tersebut ditafsir berdasarkan rentang
nilai seperti yang disajikan pada Tabel III-6.

Tabel III-6
Skala kualitas lingkungan parameter tingkat kualitas udara
Skala Kualitas/Kriteria
Parameter
Tercemar Tercemar Tercemar Kurang Besih
Lingkungan
Berat (2) Ringa Bersih (5)

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 105
(1) (3) (4)
API >100 76-100 51-75 26-50 0-25

C. Kebisingan
1. Pengumpulan Data
Tingkat kebisingan diukur menggunakan soundmeter setiap 5 detik selama 10 menit,
denganmengacu pada keputusan menteri negara lingkungan hidup Nomor Kep-48/
MenLH/11/1996. Setiap titik pengukuran dicatat posisi koordinatnya dengan alat GPS.
2. Analisis Data
Hasil pengukuran kebisingan dianalisis mengguakan rumus yang tercantum dalam
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996.
Tingkat tekanan bunyi sinambung setara dalam waktu 10 menit
120
1
, (10 ) = 10 10 [ 10( 10 ) ]
120
=1

Keterangan :
LAeq,T adalah tingkat tekanan bunyi sinambung setara dalam waktu 10 menit
LpAi adalah tingat tekanan bunyi sesaat rata-rata dalam interval 5 detik
Tingkat kebisingan siang hari
4
1
() = (16 ) = 10 10 [ . 10(10) ]
16
=1

Keterangan :
Ti adalah selang waktu pengukuran
Li adalah Leq pada selang waktu tertentu
- L1 diambil pada jam 07.00 mewakili jam 06.00 - 09.00
- L2 diambil pada jam 10.00 mewakili jam 09.00 - 14.00
- L3 diambil pada jam 15.00 mewakili jam 14.00 - 17.00

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 106
- L4 diambil pada jam 20.00 mewakili jam 17.00 - 22.00
Skala kualitas tingkat kebisingan ditentukan berdasarkan Tabel III-7.

Tabel III-7
Skala Kualitas Lingkungan Parameter Tingkat Kebisingan
Skala Kualitas/Kriteria
Parameter Sangat Sangat
Buruk Sedang Baik
Lingkungan Buruk Baik
(2) (3) (4)
(1) (5)
Tingkat Kebisingan
>60,0 58,1-60,0 55,1-58,0 50,1-55,0 <50,0
pemukiman (dBA)
Tingkat kebisingan
>85 80,1-85,0 75,1-80,0 70,1-75,1 <70
dalam pabrik (dBA)

D. Debit Aliran Permukaan


1. Pengumpulan Data
Untuk menentukan aliran permukaan, maka akan dikumpulkan data curah hujan, luas dan
jenis tutupan lahan rona awal, serta tekstur tanah.
2. Analisis Data
Metode untuk memperkirakan laju aliran permukaan puncak yang umum dipakai adalah
metode Model Soil Conservation Service (SCS).
( 0,2 )2 1000
= = 10
( + 0,8 )
Dimana :
Q : Limpasan permukaan (mm), Q=0 untuk P, 0,2 Smax
P : curah hujan (mm)
S : Perbedaan antara curah hujan dan runoff (mm)
CN : Kurva limpasan (McCuen, 1989)

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 107
Kurva Limpasan (CN) bergatung pada tipe penutupan dan kondisi hidrologi lahan, seperti pada
Tabel III-8.

Tabel III-8
Angka CN (Curve Number) untuk beberapa tipe penutupan lahan
Penggunaan Kondisi Grup Hidrologi Tanah
Tipe Penutupan
Lahan Hidrologi A B C D
Tanah terbuka 77 86 91 94
Buruk 72 81 88 91
Tanaman berjajar (larikan lurus)
Baik 67 78 85 89
Buruk 70 79 84 88
Tanaman berjajar (kontur)
Baik 65 75 82 86
Buruk 66 74 80 82
Tanaman berjajar (kontur dan teras)
Baik 62 71 78 81
Buruk 65 76 84 88
Padi, gandum (larikan lurus)
Baik 63 75 83 87
Buruk 63 74 82 85
Padi,gandum (kontur)
Baik 61 73 81 84
Pertanian
Buruk 61 72 79 82
Padi, gandum (kontur dan teras
Baik 59 70 78 81
Buruk 66 77 85 89
Tanaman legume (larikan lurus)
Baik 58 72 81 84
Buruk 64 75 83 85
Tanaman legume (kontur)
Baik 55 69 78 83
Buruk 63 73 80 83
Tanaman legume (kontur dan teras)
Baik 51 67 76 80
Buruk 68 79 86 89
Lapangan rumput Sedang 49 69 79 84
Baik 39 61 74 80

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 108
Padang rumput 30 58 71 78
Buruk 45 66 77 83
Tegakan hutan
Sedang 36 60 73 79
Pekarangan Pekarangan rumah - 59 74 82 86
Buruk
80 87 93
(<30%)
Tanaman perdu (rumputan dan tanam
Sedang 71 81 89
bawah)
Baik
Padang 62 74 79
(70%)
rumput
Buruk 66 74 79
(iklim
Perdu daerah pegunungan Sedang 48 57 63
kering)
Baik 30 41 48
Buruk 63 77 85 88
Perdu padang pasir Sedang 55 72 81 86
Baik 49 68 79 84
Buruk
68 79 86 89
(2%)
Taman kota berumput Sedang 49 69 79 84
Baik
39 61 74 80
(75%)
Kawasan beraspal dan berbeton 98 98 98 98
Jalan tanah 72 82 87 89
Perkotaan Jalan aspal/beton 98 98 98 98
(telah Jalan berbatu 76 85 89 91
berkembang) Jalan aspal/beton bersaluran terbuka 83 89 92 93
Wilayah :
Pertokoan (85% kedap air (ka)) 89 92 94 95
Industri (72% ka) 81 88 91 93
2
Perumahan (halaman (h) 500m , 65%
77 85 90 92
ka)
Perumahan (h + 1000 m2, 38% ka) 61 75 83 87
2
Perumahan (h + 1350 m , 30% ka) 57 72 81 86

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 109
Perumahan (h + 2000 m2, 25% ka) 54 70 80 85
Perumahan (h + 4000 m2, 20% ka) 51 68 79 84
2
Perumahan (h + 8000 m , 12% ka) 46 65 77 82

E. kualitas air
a. pengumpulan data
Pengambilan sampel air dan analisisnya dilakukan untuk memperoleh gambaran rona awal
mengenai kondisi kualitas air di sekita wilayah studi. Lokasi pengambilan sampel difokuskan pada
perairan yang ada disekitar lokasi pembangunan pabrik. Parameter dan metode pengukuran
kualitas disajikan pada Tabel III-9.

Tabel III-9
Parameter dan metode pengukuran parameter kualitas air
No Parameter Metode SNI
A Parameter fisik
1 Zat padat terlarut (TDS) Gravimetric SNI 06-6986.27-2005
2 Zat padat trsuspensi (TSS) Gravimetric SNI 06-6986.26-2005
3 Kekeruhan Nephelometer SNI 06-6986.25-2005
4 Kebauan Organoleptic
5 Warna Hidrasin SNI 06-6986.24-2005
B Kimia
1 Arsen (As) AAS SNI 06-6986.54-2005
2 Fluorida (F) Spectrofotometrik SNI 06-6986.29-2005
3 Total Kromium AAS SNI 6986.17:2009
4 Cadmium (Cd) AAS SNI 6986.16:2009
5 Nitrat sebagai NO3 Spectrofotometrik SNI 6986.74:2009

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 110
6 Nitrat sebagai NO2 Spectrofotometrik SNI 6986.74:2009
7 Sianida (CN) Tes kit SNI 19-6964.6-2003
8 Selenium (Se) AAS
9 Aluminium (Al) AAS SNI 6986.34:2009
10 Besi (Fe) Spectrophotometer SNI 6986.4:2009
11 Kesadahan (CaCO3) Titrimetric SNI 06-6964.6-2003
12 Khlorida (Cl) Titrimetric SNI 6986.19:2009
13 Mangan (Mn) AAS SNI 6986.5:2009
14 Ph Ph meter SNI 06-6986.12-2004
15 Seng (Zn) AAS SNI 6986.7:2009
16 Sulfat Spectrophotometer SNI 6986.20:2009
17 Tembaga (Cu) AAS SNI 6986.6:2009
18 Amonia Spectrophotometer SNI 06-6986.30-2005
19 Zat Organik (KmnO4) Titrimetric
20 Detergen UV-Vis
A Parameter mikrobilogi
1 Eschericia coli Plate count SNI 06-4158-1996
2 Total bakteri coliform MPN SNI 06-4158-1996

b. Analisis data
Hasil analisis air akan dibandingkan dengan baku mutu yang tercantum dalam PP No. 82
Tahun 2001 tentang pengolahan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Untuk kualitas air
laut akan dibandingkan dengan baku mutu menurut Kepmen LH No. 51/MENLH/2004, tentang
baku mutu Air laut untuk biota laut. Selanjutnya indeks pencemaran air dihitung berdasarkan
Kepmen LH nomor 115 Tahu 2003 pada Tabel III-10.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 111
Tabel III-10
Skala kualitas lingkungan parameter kualitas air
Skala Kualitas/Kriteria
Parameter Sangat Tercemar Tercemar Tercemar Memenuhi
Lingkungan tercemar berat sedang ringan baku mutu
(1) (2) (3) (4) (5)
Indeks 10 < PIj 1,0 < PIj
PIj>15,0 5,0 < PIj 10,0 0 PIj 1,0
pencemaran 15,0 5,0

3.1.2. Komponen Biologi


A. Vegetasi
1. Pengumpulan Data
Pengambilan/pengumpulan data vegetasi diperoleh dengan meggunakan teknik plot quadrat
sampling. Ukuran kuadrat untuk bentuk pohon adalah 20 m x 20 m, tihang 10 m x 10 m dan samak
5 m x 5m, sedang epifit hanya ditentukan kehadirannya. Adapun penempatan kuadrat tersebut
ditentukan secara sistematik random sampling.
2. Analisis Data
Parameter flora yang diamati meliputi summed dominance ratio (SDR), kekayaan jenis,
keanekaragaman dan potensi pemanfaatan. Data untuk menentukan nilai SDR dan keanekaragaman
flora menggunakan metode kuadrat. Sedang potensi pemanfaatan ditentukan atas dasar niali
ekonomi, budaya dan ekologis.
Hasil pencatatan individu tiap jenis tumbuhan yang masuk dalam kuadrat pengamatan
digunakan untuk menentukan nilai SDR dan indeks keragaman shannon-winner. SDR
dihitung dengan rumus (Kusman,1997) :

+
=
2

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 112
Keterangan :
SDR = Summed Dominance Ratio,
Fr = Frekuensi relatif (frekuensi suatu jenis dibagi frekuensi semua jenis),
Dr = dominan realtif (frekuensi suatu jenis dibagi total dominasi semua jenis)
Kerapatan, frekuensi dan dominasi (Kusmana,1997):

() = (dalam individu/Ha)


= ( ) 100% (%)


() =


= ( ) 100% (%)

2
() = ( )


= ( ) 100% (%)

Indeks Nilai Penting (Kusman,1997) indeks nilai penting dihitung menggunakan


persamaan:
INF = KR + FR + DR
Keterangan :
INP = Indeks Nilai Penting (%)
KR = Kerapatan Relatif (%)

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 113
FR = Frekuensi Relatif (%)
DR = Dominasi Relatif (%)
Indeks Keanekaragaman dihitung denganmenggunakan rumus indeks diversites Shannon-
Winner :


= ( ) log ( )

=1

Keterangan :
H = Indeks keanekarahaman shannom,
Ni = nilai penting suatu jenis, dan
N = nilai penting seluruh jenis.
Skala kualitas vegetasi mangrove ditentukan berdasarkan Tabel III-11.
Tabel III-11
Skla Kualitas Lingkungan Parameter Vegetasi Mangrove
Skala Kualitas/Kriteria
Parameter Sangat Sangat
Buruk Sedang Baik
Lingkungan Buruk Baik
(2) (3) (4)
(1) (5)
Indeks
<1,5 1,5<H<3,0 3,0<H<4,0 4,0<H<4,5 H>4,6
Keanekaragaman

B. Fauna
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data satwa liar yang terdapat dalam wilayah studi dilakukan melalui
wawancara dengan penduduk. Metode pengumpulan data primer mamalia, reptilia dan amphibia
dilakukan dengan observasi lapangan dengan cara penjelajahan. Pengumpulan data fauna nocturnal
dengan penjelajahan malam hari di beberapa tempat yang dekat dengan sumber air dengan

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 114
menggunakan spotlight. Lokasi sampling fauna dilakukan di lokasi sampling yang sama dengan
pengumpulan data flora.
2. Analisis Data
Kekayaan jenis satwa liar di lokasi kegiatan dan sekitarnya, diperlukan pemahaman
pengenalan jinis/spesies berdasarkan hasil identifikasi. Identifikasi jenis satwa liar dapat dibantu
dengan buku identifikasi satwa liar : mammal, burung dan reptil. Tingkat kelimpahan jenis
dibedakan menjadi banyak, sedang, dan sedikit. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif
dengan menelaah adanya jenis-jenis yang dilindungi atau nilai lain bagi masyarakat sekitarnya.
Skala kualitas fauna ditentukan berdasarkan Tabel III-12.

Tabel III-12
Skala Kualitas Ligkungan Parameter Terumbu Karang
Skala Kualitas/Kriteria
Sangat Sangat
Parameter Lingkungan Buruk Sedang Baik
Buruk Baik
(2) (3) (4)
(1) (5)
Keanekaragaman fauna Terdapat Terdapat Terdapat Terdapat Terdapat
1-2 jenis 3-5 jenis 6-10 jenis 11-15 >15 jenis
hewan hewan hewan jenis hewan
hewan

C. Biota Peraian
Pengumpulan data jenis dan kelimpahan plankton dilakukan dengan mengambil contoh
plankton yaitu dengan cara menyaring air sebanya 100 liter dengan plakton net No.25 yang
kemudian dikonsentrasikan menjadi 25 ml dab ditambahkan dan ditambahkan pengawet formalin
sehingga konsentrasinya sekitar 4 %. Pengumpulan data benthos di perairan mengalir digunakan
Surber Net yang berukuran 25 cm x 40 cm. Sedangkan untuk benthos air tergenang, pengambilan

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 115
sampel dilakukan dengan menggunakan Ekman Grab yang berukuran 20 cm x 20 cm. contoh
substrat diawetkan dengan larutan formalin 4%. Lokasi sampling biota air dilakukan di lokasi
sampling yang sama dengan pengukuran dan pengambilan sampel air.
1. Analisis Data
Untuk memperoleh informasi mengenai biota perairan diperoleh melalui pendugaan
kelimpahan, kekayaan dan keragaman jenis biota, dengan menggunakan persamaan :
1
= ( ) ( ) ( )

Keterangan :
X = kelimpahan plankton (ind/lt)
A = volume air yang disaring (lt)
B = volume air yang tersaring (ml)
C = volume preparat (ml)
D = bidang pengamatan (mm2)
E = lua cover glass (mm2), dan
F = jumlah individu yang teramati
Kelimpahan Bentos dihitung dengan rumus :

=

Keterangan :
Xi = kelimpahan fauna benthic jenis I (ind/Lt)
ni = jumlah invidu conto jenis i,
K = faktor konversi alat sampling, dan
L = luas mulut alat sampling (m2).
Untuk menghitung indeks keragaman plankton maupun bentos digunakan persamaan :



= ( ) log ( )

=1

Keterangan :
H = Indeks keragaman,

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 116
Ni = jumlah individu spesies ke-i, dan
N = jumlah total inividu dari seluruh jenis.
Indeks keseragaman jenis, keseragaman jenis benthos dan plankton dihitung menggunakan
persamaan Margaked dalam Krebs (1985) :

=

Keterangan :
E = indeks keseragaman jenis (kisaran 0-1)
H = indeks keseragaman jenis shanon-wiener yang diperoleh
Hmax = indeks keseragaman (In S, S = jumlah jenis)
Indeks dominansi, indeks dominansi (D) dihitung dengan rumus :

2
= ( )

=1

Keterangan :
D = indeks dominansi
Ni = jumlah individu jenis ke-1
N = jumlah individu seluruh jenis
Analisis data mengenai organisme nekton/ikan akan dikhususkan terhadap jenis-jenis ikan
yang mempunyai nilai ekonomis dan ekologis. Data keberadaan ikan pada kawasan studi
akan diventarisasi berdasarkan wawancara dengan penduduk setempat dan pengamatan
lapangan serta menggunakan data pendukung dari sumber lain ( Dinas Perikanan).
Skala kualitas biota perairan ditentukan berdasarkan Tabel III-13.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 117
Tabel III-13
Skala Kualitas Lingkungan Parameter Biota Perairan
Skala Kualitas/Kriteria
Sangat Sangat
Parameter Lingkungan Buruk Sedang Baik
Buruk Baik
(2) (3) (4)
(1) (5)
Indeks
<1,5 1,5<H<3,0 3,0<H<4,0 4,0<H<4,5 H>4,6
Keanekaragaman

3.1.3. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya


Data primer parameter komponen sosial, ekonomi dan budaya dikumpulkan melalui hasil
wawancara responden. Metode pengambilan sampel secara purposive stratified sampling. Sampel
ditentukan sebanyak 20 orang setiap desa, dengan stratifikasi pada jenis pekerjaan dan peluang
terkena dampak akibat kegiatan pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel PT. Resky Monagung
Industry. Penentuan sampel responden pada setiap jenis pekerjaan yaitu secara proporsional dari
jumlah kepala keluarga yang bekerja pada sektor kegiatan tersebut. Selain penentuan sampel
responden masyarakat, maka untuk melihat keterwakilan lokasi kemungkinan terjadinya dampak,
maka dilakukan pengambilan sampel desa yang berada di sekitar lokasi kegiatan. Perimbangan
dalam memilih desa sampel yaitu : (a) jarak dan letak desa dengan lokasi kegiatan, (b)
keterwakilan lokasi kecamatan/desa, (c) potensial tekena dampak negatif dan dampak positif. Atas
dasar pertimbangan tersebut, maka lokasi desa sampel pengambilan data sosial, ekonomi dan
budaya. Data sekunder bersumber dari dari laporan hasil penelitian yang diperoleh melalui studi
pustaka pada beberapa instansi terkait yang berhubungan dengan kegiatan studi ANDAL, antara
lain data dari Biro Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Konawe Selatan, Pemda Kabupaten Konawe
Selatan, Bappeda Kabupaten Konawe Selatan, Dinas terkait di Kabupaten Konawe Selatan dan
Provinsi Sulawesi Tenggara dan data dari desa dan kecamatan yang masuk dalam wilayah studi.
Adapun rincian jenis data, metode sampling dalam pengumpulan data dan teknik analisis untuk
masing-masing parameter pada komponen sosial diuraikan sebagai berikut :

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 118
A. Komponen Demografi
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data demografi atau kependudukan meliputi data sekunder dan data primer.
Data sekunder diperoleh melalui data statistik di Kabupaten Konawe Selatan Serta monografi
kecamatan (Kecamatan Palangga Selatan Dalam Angka). Data primer diperoleh melalui
wawancara dan pengamatan langsung di lapangan. Parameter aspek kependudukan yang diteliti
meliputi :
Struktur penduduk yang tediri dari komposisi penduduk dan kepadatan penduduk.
Pertumbuhan penduduk yang terdiri dari tingkat kelahiran, tingkat kematian dan pola
imigrasi.
Tenaga kerja, yang terdiri dari tingkat pertisipasi angkatan kerja dan tingkat pengangguran.
2. Analisis Data
Data demografi yang bersifat kuantitatif dianalisis secara statistik, sedangkan yang besifat
kuaitatif dilakukan berdasarkan analisis isi (content analysis). Analisis kuantitatif dialkukan
menggunakan persamaan :
Kepadatan penduduk dihitung berdasarkan persamaan berikut :
()
= 100 %
(2 )
Pertumbuhan penduduk dihitung berdasarkan persamaan berikut :
= 0 (1 + )
Keterangan :
Pt = Jumlah penduduk tahun ke-t/akhir perhitungan (jiwa),
P0 = Jumlah penduduk tahun ke-0/awal perhitungan (jiwa),
t = Jangka waktu antara P0 dan Pt (tahun) dan
r = Rata-rata pertumbuhan penduduk setiap tahun selama tahun (%).

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 119
Angkatan kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang selama seminggu sebelum
pencacahan telah bekerja atau punya pekerjaan, tetapi untuk sementara waktu tidak bekerja
dan mereka yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Tingkat partisipasi angkatan
kerja dihitung berdasarkan persamaan berikut :


= 100 %
15

Skala kualitas kependudukan ditentukan berdasarkan Tabel III-14.

Tabel III-14
Skala Kualitas Lingkungan Kependudukan
Skala Kualitas/Kriteria
Parameter
Sangat Buruk Buruk Sedang Baik Sangat Baik
Lingkungan
(1) (2) (3) (4) (5)
Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan
Pertumbuhan
Pertumbuhan Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk
Penduduk <2%
Penduduk >3,5% 3,01- 3,01- 3,01-
pertahun
pertahun 3,5% pertahun 3,5% pertahun 3,5% pertahun

B. Komponen Ekonomi
1. Pengumpulan Data
Data sosial ekonomi yang dibutuhkan adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder
meliputi data monografi (desa dan kecamatan) dan data statistik instansi terkait, sedangkan data
primer diperoleh melalui wawancara secara langsung terhadap masyarakat di daerah sekitar
kagiatan berlangsung dan pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan ekonomi di lapangan. Adapun
parameter aspek sosisal ekonomi yang diteliti meliputi :

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 120
Ekonomi rumah tangga yang tediri dari sumber mata pencaharian, tingakat pendapatan,
kesempatan kerja dan peluang berusaha masarakat.
Ekonomi sumberdaya alam yang meliputi : pola penggunaan dan pemilikan lahan dan
sumberdaya alam milik umum (sumberday yang digunakan/dilindungi oleh masyarakat di
sekitar kegiatan).
2. Analisis Data
Analisis data sosial ekonomi dilakukan dengan metode deduksi untuk menganalisis
kecenderungan perilaku masyarakat setelah ada kegiatan, seperti : apa yang dilakukan penduduk
dengan adanya kegiatan/proyek, jenis peluang berusaha yang telah dilakukan di lokasi sekitar
kegiatan/proyek dan, perilaku dalam membelanjakan uang/pendapatan dan sebagainya.
Peningkatan kesempatan kerja (KK) dianalisis menggunakan pendekatan sebelum dan
seteleh adanya kegiatan pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel :
() = (%) ()
Keterangan :
(KK)TP = kesempatan kerja tanpa ada proyek
(PUK)TP = penduduk usia kerja tanpa proyek (15-54 tahun)
(KTK)TP = kebutuhan tenaga kerja tanpa proyek
Pendapatan yang diperoleh rata-rata penduduk atau kepala keluarga disekitar lokasi studi,
sebelum pelaksanaan kegiatan pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel.
() = () ()
Keterangan :
(I)TP = tingkat pendapatan keluarga sebelum ada proyek (income)
(TR)TP = total penerimaan keluarga sebelum ada proyek (total Revenue)
(TC)TP = total pengeluaran sebelum ada proyek (total cost)

skala kualitas sosial ekonomi ditentukan berdasarkan Tabel III-15.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 121
Tabel III-15
Skala Kualitas Lingkungan Sosial Ekonomi
Skala Kualitas/Kriteria
Parameter
Sangat Buruk Buruk Sedang Baik Sangat Baik
Lingkungan
(1) (2) (3) (4) (5)
standar
Tingkat 1/2 setara Setara dengan
kebutuhan hidup >1 - 2 kali > 2 kali
pendapatan dengan 1-1 kali
minimum (KHM)/UMR (KHM)/UMR
(penghasilan) (KHM)/UMR (KHM)/UMR
(KHM)/UMR
Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat
Kesempatan
pengangguran pengangguran pengangguran pengangguran pengangguran
kerja
>75% 55%-75% 30%-55% 10%-30% <10%
Tenaga kerja Tenaga kerja Tenaga kerja
Tenaga kerja Tenaga kerja
Kesempatan lokal yang lokal yang lokal yang
lokal yang lokal yang
kerja lokal terserap antara terserap antara terserap antara
terserap <5% terserap >30%
5%-10% 11%-20% 21%-30%

C. Sosial Budaya
1. Pengumpulan data
Data primer dan data sekunder merupakan data yang dibutuhkan dalam mencermati/
menganalisis kondisi sosial budaya. Pengumpulan data sekunder diperoleh melalui monografi
(kabupaten, kecamatan, desa), Sedangkan data primer diperoleh melalui wawancara dan
pengamatan langsung di lapangan. Adapun parameter yang diteliti meliputi :
- Kebudayaan , meliputi Adat istiadat, dan Nilai dan norma budaya
- Proses sosial dalam masyarakat yang menyangkut: Proses asosiatif (kerja sama)
- Proses diasosiatif (konik sosial), Akulturasi, Asimilasi dan integrasi Seia Kohesi sosial.
- Pranata Sosial kelembagaan masyarakat, meliputi Ekonomi (hak ulayat), pendidikan,
Agama dan Keluarga
- Pelapisan sosial, meliputi Pendidikan, Ekonomi dan pekerjaan

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 122
- Komponen sosial lainnya, meliputi: Kekuasaan dan wewenang, Sikap dan persepsi,
Adaptasi ekologis, Konik social, Kecemburuan sosial dan Keresahan masyarakat
2. Analisis data
Metode analisis data sosial budaya dilakukan berdasarkan pengamatan di lapangan yang
ditampilkan secara deskriptif analisis. Pengamatan di lapangan dilakukan dengan metodologi
kualitatif untuk mendapatkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan dari orang-orang atau
perilaku yang diamati. Metode analisis yang bersifat kualitatif dilakukan dengan analisis isi,
sedangkan yang bersifat kuantitatif dilakukan dengan analisis statistik. Selanjutnya hasil analisis
data ditentukan skala kualitasnya berdasarkan Tabel III-16.

Tabel III-16
Skala Kualitas Lingkungan Sosial Budaya
Skala Kualitas/Kriteria
Parameter
Sangat Buruk Buruk Sedang Baik Sangat Baik
Lingkungan
(1) (2) (3) (4) (5)
Masyarakat
Tidak seluruh Masyarakat
seluruhnya Seluruh
Masyarakat sudh masyarakat masih
mendukung adat masyarakat
tidak peduli mendukung adat mendukung adat
istiadat setempat mendukung dan
dengan adat istiadat. istiadat setempat
Budaya secara utuh dan melaksanakan
istiadat setempat, Pelaksanaanya pelaksanaannya
murni, adat istiadat
tidak ada kegiatan tegantung dilakukan
pelaksanaannya secara utuh dan
yang bersifat adat situasi dan bersama pada
dilakukan murni
kondisi waktu tertentu
terkoordinasi
Kondisi Kondisi Konflik yang
Konflik jarag Tidak ada konflik
masyarakat masyarakat timbul ditengah
timbul ditengah dalam
setempat sangat setempat agak masyarakat
Proses sosial masyarakat, bermasyarakat
rawan terhadap rawan terhadap bersifat
kondisi cenderung kondisi aan
konflik baik konflik baik temporer,
aman terkendali
internal maupun internal maupun diselesaikan

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 123
eksternal eksternal dengan
musyawarah
Masyarakat Masyarakat Masyarakat
Masyarakat cenderung Masyarakat setempat tidak menghendaki dan
Sikap dan
menolak apa saja menolak dan tidak menerima menolak apapun bersikap sesuai
pesepsi
yang berhubungan berfikir negatif dan menolak yang dengan yang
masyarakat
dengan proyek terhadap adanya proyek direncanakan direncanakan
kegiatan proyek proyek proyek

3.1.4 Komponen Kesehatan Masyarakat


A. Sanitasi lingkungan
1. Pengumpulan Data
Untuk menganalisis kondisi sanitasi lingkungan, data diperoleh melalui wawancara dan
pengamatan langsung di lapangan. Adapun parameter kondisi sanitasi lingkungan yang diteliti
meliputi : cakupan saran air bersih, cakupan jamban keluarga, cakupan sarana pembuangan air
limbah cakupan pembuangan sampah dan cakupan rumah sehat.
2. Analisis data
Cakupan sarana air bersih (SAB) masayarakat dihitung dengan mencermati banyaknya
keluarga yang telah akses terhadap air bersih. Rumus yang dapat digunakan adalah:

= 100 %

Cakupan jamban keluarga (jaga) dihitung dari keluarga yang telah akses terhadap sarana
Jaga dibandingkan dengan seluruh populasi rumus yang digunakan adalah :

= 100 %

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 124
Cakupan sarana pembuangan air limbah (SPAL), dihitung dengan mencermati keluarga
yang sudah memiliki SPAL. Rumus yang digunakan adalah :

= 100%

Cakupan Pembuangan Sampah rumah tangga dihtung dari keluarga yang telah memiliki
sarana pembuangan sampah. Rumus yang digunakan adalah

= 100%

Cakupan rumah sehat, yaitu rasio rumah yang telah memenuhi syarat kesehatan dari seluruh
rumah yang ada di daerah tersebut. Rumus yang digunakan adalah

= 100%

Tingkat kesehatan masyarakat menggambarkan rasio pengunjung unit pelayanan


keseahatan dan banyaknya tenaga kesehatan, rumus yang digunakan adalah :
R = (UM) x 100%
Keterangan :
R = tingkat pelayanan kesehatan
U = jumlah penduduk dilayani/pengunjung
M = jumlah tenaga kesehatan di instansi

B. Potensi Terjadinya Penyakit


1. Pengumpulan Data
Sumber data dalam memprakirakan dampak terjadinya penyakit diperoleh dari data
sekunder. Dilakukan pengukuran angka kesakitan dan angka kematian oleh penyebab tertentu

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 125
dimasyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan mengerjakan analisis epidemologi atas laporan yag
ada di institusi pelayanan masyarakat (Puskesmas maupun Dinas Kesehatan Masyarakat setempat).
2. Analisis Data
Data angka kesakitan dan angka kematian dari hasil analisis epidemologi atas laporan yang
ada di institusi pelayanan kesehatan selanjutnya dianalisa secara deskriptif. Hasil analisa
ditentukan skala lingkunganya berdasarkan kriteria dalam Tabel III-17.

Tabel III-17
Skala kualitas lingkungan ksehatan masyarakat
Skala Kualitas/Kriteria
Parameter Sangat
Sangat Buruk Buruk Sedang Baik
Lingkungan Baik
(1) (2) (3) (4)
(5)
Urutan 1-3 Urutan 1-2 Urutan 1
Urutan 1-3
Uruta 1-5 peyakit infeksi penyakit penyakit
bukan
Pola penyakit kesemuanya urutan 4-5 infeksi 3-5 infeksi 2-5
penyakit
penyakit infeksi bukan penyakit penyakit bukan penyakit bukan
infeksi
infeksi infeksi infeksi
Sanitasi
Sangat buruk Buruk sedang baik Sangat baik
lingkungan

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 126
3.2. Metode Prakiraan Dampak Lingkungan
Metode prakiraan dampak studi AMDAL ini dilakukan untuk memprakirakan besaran
masing-masing dampak penting hipoteik.
A. Komponen Geo-Fisik-Kimia
1. Penurunan Kualitas Udara
Dampak penurunan kualitas udara khusus untuk sebaran gas-gas pencemar diprakirakan
dengan menggunakan Model Gaussian Plume.
Mobilisasi peralatan dan material konstruksi, menggunakan model gaussian plume yang
dimodifikasi dengan asumsi smber bergerak (line source),
2 1 2
(,) = exp [( )( ) ]
(2)1/2 2
Aktivitas alat berat saat pembersihan lahan, operasional genset menggunakan model
gaussian plume yang dimodifikasi dengan asumsi sumber tidak bergerak (area source),

() =

Operasional pabrik pengolahan bijih nikel dalam hal ini blast furnace menggunakan model
gaussian plume,
2 ( )2 ( + )2
(,,) = ( 2
) [ ( 2
) + ( )]
(2 ) 2 2 2 2

() = () + ()
Keterangan :
Cj = konsentrasi awal parameter (g/m3)
Qj = konsentrasi emisi parameter (g/detik)
y = koefisien dispersi Gauss horizontal (m)
z = koefisien dispersi Gauss vertikal (m)
Us = kecepatan angin arah sumbu x (m/detik)
Hc = ketinggian efektif cerobong (m)

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 127
Z = ketinggian elevasi (m)
y, z = koefisien disperse gauss
Cj(total) = koefisien kontaminan total j (g/m3)
Cj(emisi) = koefisien kontaminan j hasil pemaparan sumber emisi (g/m3)
Cj(awal) = koefisien kontaminan j awal pada udara ambien (g/m3)

Sedangkan prediksi dampak khusus untuk parameter debu akibat kendaraan dalam kegiatan
pengangkutan dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
2
= 0,6 (0,81 ) ( ) ( )( )
20 365 4
Keterangan :
eu = Jumlah debu per panjang jalan (lb/mil)
s = Silt content (%)
S = Kecepatan kendaraan (mph)
w = Jumlah roda kendaraan
d = Jumlah hari tidak hujan dalam 1 tahun

3. Peningkatan Kebisingan
Dampak peningkatan kebisingan yang dihasilkan bunti mesin kendaraan dan pabrik
diperkirakan dengan menggunakan model matematis pada kegiatan :
Mobilisasi peralatan dan material konstruksi, (sumber bergerak),

= 0 10 log ( )
0
Aktivitas alat berat saat pembersihan lahan, operasional genset, (sumber tidak bergerak),

= 0 20 log ( )
0

Keterangan :

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 128
LP0 = Tingkat kebisingan pada jarak R0, tingkat kebisingan standar misalnya 5ft, dB(A)
LP1 = Tingkat kebisingan pada jarak R1, dB(A)
R0 = Jarak pengukuran kebisingan dari sumber kebisingan 1
R1 = Jarak pengukuran kebisingan dari sumber kebisingan 2

Jika kebisingan dari n buah sumber yang sama maka tingkat kebisingan totalnya dapat
dihitung dengan menggunakan persaamaan :
= (0 + 10 log ) .

Selanjutnya jika sumber berbeda dihitung dengan menggunakan persamaan (tripathy, D. B.,
2011, Noise Pollution. APH Publishing Corporation. India).
= 10 log[101/10 + 102/10 + 103/10 ]

4. Peningkatan Limbah B3 dan Non B3


Prakiraan besaran dampak dilakukan secara matematis dan analogi. Perhitungan matematis
dilakukan dengan mengalikan standar volume sampah per orang per hari tengan jumlah
tenaga kerja konstruksi yang akan dipekerjakan oleh PT. Resky Monagung Industry
Pendekatan analogi dilakukan dengan mengestimasi jumlah sampah yang dihasilkan dari
kegiatan konstruksi.
Prakiraan besaran dampak dilkukan secara matematis dan analogi. Perhitungan matematis
dilakukan dengan cara mengalikan standar pemakaian oli dan aki per alat/kendaraan
konstruksi per satuan waktu dengan jumlah alat/kendaraan konstruksi dan produksi yang
akan digunakan oleh PT. Resky Monagung Industry Penetapan standar dilakukan dengan
analogi terhadap kegiatan serupa.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 129
5. Peningkatan Debit Aliran Permukaan
Peningkatan debit aliran permukaan yang terjadi pada tahap konstruksi dan operasi
diprediksi dengan model soil convertion service (SCS) yang disesuaikan dengan kondisi lahan saat
konstruksi dan saat operasi terminal khusus.
6. Penentuan Kualitas Air
Penentuan kualitas Air yang terjadi pada tahap konstruksi dan operasi diprediksi dengan
model neraca massa

( ) + ( )
0 =
+

Keterangan :
C0 = Konsentrasi pencemaran dititik pencampuran
Cs = konsentrasi pencemaran di perairan
Qs = Debit aliran perairan
Cp = Konsentrasi pencemar di aliran limbah
Qp = Debit air limbah

B. Komponen Biologi
Dampak penting hipotetik untuk komponen biologi yaitu gangguan biota perairan.
Prakiraan besaran dampak dilakukan dengan professional judgment berdasarkan data primer dan
data sekunder struktur komunitas biota laut di perairan laut sekitar.

C. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya


Dampak pentik hipotetik untuk komponen sosial, ekonomi dan budaya yaitu kesempatan
kerja, kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan dan perubahan sikap dan presepsi
masyarakat.
1. Penigkatan Kesempatan Kerja

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 130
Prakiraan dampak pembangunan terminal khusus terhadap kesempatan kerja (KK)
menggunakan persamaan berikut :

KK = (KK)DP (KK)TP

Keterangan :
KK = Kesempatan kerja
(KK)DP = Kesempatan kerja setelah ada proyek
(KK)TP = Kesempatan kerja tanpa proyek
Sementara itu, peningkatan kesempatan kerja (KK) setelah adanya kegiatan pembangunan pabrik
pengolahan bijih nikel :

(KK)DP = (%PUK)DP (KTK)DP

Keterangan :
(KK)DP = Kesempatan kerja dengan adanya proyek
(PUK)DP = Penduduk usia kerja dengan adanya proyek (15 -54 thn)
(KTK)DP = Kebutuhan tenaga kerja dengan adanya proyek

2. Peningkatan Kesempatan Berusaha


Prakiraan dampak pembangunan termnal khusus terhadap peluang berusaha,
menggunakan persamaan berikut :

PU = (PU)DP (PU)TP

Keterangan :
PU = Kesempatan Usaha
(PU)DP = Jumlah unit masyarakat yang berkembang setelah ada proyek
(PU)TP = Jumlah unit usaha masyarakat sebelum ada proyek

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 131
3. Peningkatan Pendapata Masyarakat
Prakiraan dampak pembangunan terminal khusus terhadap penigkatan pendapatan
masyarakat yaitu menghitung selisih pendapatan keluarga dengan dan tanpa proyek, mnggunakan
persamaan berikut :

I = IDP ITP

Keterangan :
I = Tigkat pendapatan keluarga
IDP = Pendapatan keluarga dengan proyek
ITP = Pendapatan keluarga tanpa proyek
Sementara itu pendapatan yang diperoleh rata-rata penduduk atau kepala keluarga di sekitar lokasi
studi, setelah pelaksanaan kegiatan pembangunan terminal khusus dihitung dengan :

IDP = (TR)DP (TC)DP

Keterangan :
IDP = Tingakat pendapat keluarga setelah ada proyek (income)
(TR)DP = Total penerimaan keluarga setelah ada proyek (total revenue)
(TC)DP = Total pengeluaran setelah adanya proyek (total cost)

4. Perubahan Sikap dan Presepsi Masyarakat


Prakiraan besaran dampak perubahan sikap dan presepsi masyarakat dilakukan dengan
profesional judgment berdasarkan data primer dan data sekunder struktur sosekbud masyarakat
yang bermukim di Kecamatan Palangaa Selatan, Khususnya Desa Lalowua.

D. Komponen Kesehatan Masyarakat


Dampak penting hipotetik untuk komponen kesmas yaitu penurunan sanitasi lingkungan
dan potensi terjadinya penyakit. Prakiraan besaran dampak-dampak ini dilakukan dengan

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 132
profesional judgment berdasarkan data primer dan data sekunder struktur kesehatan masyarakat
yang bermukim di Kecamatan Palangga Selatan, Khususnya Desa Lalowua.
3.2.1. Prakiraan Besaran Dampak
Prakiraan bearan dampak dilakukan untuk menetukan skala kualitas lingkungan yang
diprakirakan akan beruabah dan terkena dampak. Selanjutnya, dilakukan prakiraan dampak apakah
suatu dampak bersifat sangat besar, besar, sedang, kecil atau sangat kecil dengan menggunakan
kriteria seperti disajikan pada Tabel III-18.

Tabel III-18
Sifat Besaran Dampak Lingkungan
Besaran Perubahan Sifat Dampak
No
Kualitas lingkungan Lingkungan
1 0 Sangat Kecil
2 1 Kecil
3 2 Sedang
4 3 Besar
5 4 Sangat Besar

Besar dampak akan dihitung secara kuantitatif dengan menggunakan metode analisis
sederhana seperti disajikan pada Tabel III-19. Metode ini akan memberikan gambaran besar
dampak dalam skala angka kualitas lingkungan, yang merupakan selisih antara skala rona
lingkungan dengan proyek (Rdp) dengan skala Rona Lingkungan Tanpa Proyek (Rtp). Pada kolom
komponen lingkungan dibagi menjadi empat kelompok yaitu geo-fisik-kimia, biologi, sosial dan
kesehatan masyarakat. Pada kolom masing-masing komponen kemudian dituliskan parameter atau
dampak-dampak hipotetik yang diprakirakan akan terkena dampak akibat suatu rencana kegiatan.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 133
Tabel III-19
Prakiraan Dampak dengan Metode Matriks Sederhana
Komponen Prakiraan Besaran Dampak
Skala Skala Rdp
Lingkungan/ (Rdp - Rtp)
Rtp
Dampak Penting 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Hipotetik A B C D E F G H I J K
b-a c-a d-a e-a f-a
Geo Fisik-Kimia
1.
Dst
Biologi
1.
Dst
Sosial, Ekonomi dan Budaya
1.
Dst
Kesehatan Masyarakat
1.
Dst
Keterangan :
1-5 : Jenis kegiatan pada suatu tahap kegiatan
a : Skala kualitas lingkungan pada RLA
b-f : Skala kualitas lingkungan setelah adanya kegiatan proyek
g-k : Besaran dampak = selisih anata skala kualitas lingkungan setelah adanya
kegiatan (Rdp) dan Skala kualitas lingkungan tanpa adanya kegiatan (Rtp).

Pada kolom kualitas rona lingkungan tanpa proyek (Rtp) atau kolom (a) akan ditulis angka
skala kualitas lingkungna yang merupakan konversi dari hasil analisis terhadap kondisi lingkungan
saat ini. Skala kualitas lingkungan dari setiap dampak penting hipotetik pada komponen
lingkungan diperoleh melalui hasil analisis untuk kemudian ditetapkan atau dikonversi kedalam
besaran (angka) skala kualitas lingkungan dengan mengacu pada peraturan yang berlaku. Angka
pada setiap kolom (kolom b s/d f) yang bervariasi antara 1 s/d 5 masing-masing menunjukan nilai

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 134
kualitas lingkungan hasil prakiraan setelah kegiatan berlangsung. Pada kolom kualitas lingkungan
(1 s/d 5) berisikan angka antara 1 s/d 5 yang merupakan jenis-jenis kegiatan pada setiap tahap.
Kolom (b), (c), (d), (e) dan (f) diisi dengan angka-angka yang menunjukan skala lingkungan
setelah berlangsungnya kegiatan terhadap komponen terkena dampak. Prakiraan besaran dampak
dihitung dengan menggunakan formula sederhana.

3.2.2. Prakiraan Dampak Penting


Untuk mengetahui sifat penting atau tidak pentig dampak, maka dilakukan prakiraan
tingkat kepentingan dampak, dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 27 Tahun 2012.
Penetapan tingkat kepentingan dampak ini dikelompokkan ke dalam dampak penting (P) dan tidak
penting (TP). Pedoman penetapan tingkat kepentingan dampak adalah dampak tersebut penting (P)
atau tidak penting (TP) didasarkan pada kriteria sebagai berikut.
Jumlah manuasi yang terkena dampak, apabila masnusia di wilayah studi yang terkena
dampak lingkungan tetapi tidak menikmati manfaat dari usaha/kegiatan, jumlahnya sama
atau lebih besar dari jumlah manusia yang menikmati manfaat dari usaha kegiatan di
wilayah studi.
Luas wilayah persebaran dampak, apabila rencana suatu kegiatan mengakibatkan adanya
wilayah yang mengalami perubahan mendasar dari segi intensitas dampak, atau tidak
berbaliknya dampak atau segi kumulatif dampak.
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung, apabila :
a) Rencana usaha atau kegiatan akan menyebabkan perubahan pada sifat-sifat fisik dan
atau hayati lingkungan yang melampaui baku mutu lingkungan menurut praturan
perundang-undangan yang berlaku.
b) Rencana usaha atau kegiatan akan menyebabkan perubahan mendasar pada komponen
lingkungan yang melampaui kriteria baku mutu
c) Rencana usaha atau kegiatan akan mengakibatkan spesies-spesies langka dan atau
endemik, dan atau dilindungi menurut undang-undang yang berlaku terancam punah,
atau habitat aslinya mengalami kerusakan.

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 135
d) Rencana usaha atau kegiatan akan merusak atau memusnahkan benda-benda bangunan
sejarah yang bernilai tinggi
e) Rencana usaha atau kegiatan akan mengakibatkan konflik atau kontroversi dengan
masyarakat, pemerintah daerah atau pemerintah pusat, dan atau menimbulkan konflik
atau kontroversi di kalangan masyarakat, pemerintah daerah atau pemerintah pusat.
f) Rencana usaha atau kegiatan akan mengubah atau memodifikasi areal yang mempunyai
nilai keindahan alami yang tinggi
Banyaknya komponen lain yang terkena dampak, apabila rencana usaha/kegiatan
menimbulkan dampak sekunder dan dampak lanjutan lainnya yang jumlah komponennya
labih atau sama dengan komponen lingkungan yang terkena dampak primer.
Sifat kumulatif dampak, apabila
a) Dampak lingkungan berulang kali dan terus menerus sehingga pada kurun waktu
tertentu tidak dapat disimilasi oleh ligkungan alam atau sosial yang menerimanya
b) Beragam dampak lingkungan tertumpuk dalam suatu ruang tertentu sehingga tidak
dapat disimilasi oleh lingkungan alam atau sosial yang menerimanya.
c) Dampak lingkungan dari berbagai sumber sumber kegiatan menimbulkan efek saling
memperkuat (sinergik).
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, bila perubahan yang akan dialami oleh suatu
komponen lingkungan tidak dapat dipulihkan kembali dengan intervensi manusia.

3.3. METODE EVALUASI DAMPAK PENTING


Evaluasi dampak penting dimaksudkan untuk menialai dampak kumulatif akibat adanya
proyek terhadap komponen lingkungan sejak tahap pra konstruksi sampai tahap pasca operasi
secara holistik. Untuk mengevaluasi jika dampak penting secara holistik, berbagai perubahan
lingkungan tersebut atau yang bersifat mendasar, pada ruang dan waktu tertentu akibat adanya
proyek, dugunakan metode diskusi pakar, studi literatur, survei lapangan dan professional

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 136
judgment, metode matrik, bagan alir, overlay untuk focusing dan pengelompokan dampak prioritas
dan dengan analisis keterkaitan dan agregasi dengan bantuan bagan alir.
Pedoman mengevaluasi dampak besar dan penting digunakan interaksi antara besaran
dampak dengan tingkat kepentingan dampak sebagai berikut.
1) Jika besar prakiraan dampak 2 dan jumlah kriteria P (penting) 3, maka prakiraan
dampak adalah penting.
2) Jika besar prakiraan dampak 2 dan jumlah kriteria P (penting) < 3, tetapi jika salah satu P
merupakan kriteria jumlah manusia terkena dampak, maka prakiraan dampak adalah
penting.
3) Jika besar dampak < 2 dan jumlah P 3, maka prakiraan dampak adalah penting.
4) Jika besar prakiraan dampak 2 dan jumlah P < 3, maka prakiraan dampak adalah tidak
penting.
5) Jika besar prakiraan dampak < 2 dan jumlah P < 3, maka prakiraan dampak adalah tidak
penting.
Bila dampak yang disimpulkan merupakan dampak penting, maka dampak-dampak itulah
yanga akan dijadikan dasar untuk penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Recana
Pemantauan Lingkungan.
Melalui kajian holistik terhadap rencana kegiatan ini akan dapat diperoleh dua informasi
penting :
(1) Masukan bagi pengambil keputusan untuk menentukan kelayakan lingkungan rencana
kegiatan terminal khusus PT. Resky Monagung Industry.
(2) Arahan penyusun rencana pengelolaan lingkungan (RKL) dan rencana pemantauan
lingkungan (RPL).

KA-ANDAL Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel Dan Fasilitas Penunjangnya


PT. RESKY MONAGUNG INDUSTRY
| 137

Anda mungkin juga menyukai