PENDAHULUAN
Keterangan :
UA1: Udara Area 1 (Batas Barat)
UA2: Udara Area 2 (Batas Selatan)
UA3: Udara Area 3 (Batas Timur)
UA4: Udara Area 4 (Batas Utara)
UA5: Udara Area 5 (Lokasi Study)
Berdasarkan data pengujian yang dilakukan pada 5 titik pengamatan
sampel kualitas udara ambien, terlihat bahwa hampir semua parameter yang diuji
memiliki nilai yang hampir sama atau perbedaannya tidak terlalu signifikan, ini
karena memang daerah tersebut memiliki struktur geografis dan iklim yang
cenderung masih sama, parameter-parameter yang diuji juga memberikan hasil
yang cukup baik, dimana semua parameter masih berada jauh dibawah ambang
baku mutu yang ditetapkan pemerintah.
2.2.1.2 Kualitas Kebisingan
Dampak yang mungkin ditimbulkan dari pembangunan Rumah sakit di
Meruya Selatan, Jakarta Barat adalah kebisingan. Hal ini dimungkinkan
disebabkan oleh mesin yang digunakan untuk menunjang kegiatan Rumah sakit.
Untuk mengatasi kebisingan yang timbul maka desain lokasi dan tata ruang
Rumah Sakit perlu dimaksimalkan, untuk mengetahui perkiraan kebisingan yang
akan terjadi maka dilakukan pengujian terhadap kualitas kebisingan dibeberapa
titik disekitar lokasi Rumah Sakit. Tabel 2.3 berikut adalah data hasil pengamatan
terhadap kualitas kebisingan disekitar daerah/lokasi pembangunan Rumah Sakit.
Tabel 2.3 Kualitas Kebisingan di Sekitar Area Rumah Sakit
Baku Mutu
Lokasi
Satuan Hasil Kepmenaker Kep.MenLH
Pengukuran
No.51/99 No.48/11/1996
UA-1 dB (A) 81.58 85 70
UA-2 dB (A) 82.18 85 70
UA-3 dB (A) 80.55 85 70
UA-4 dB (A) 81.80 85 70
UA-5 dB (A) 80.48 85 70
Sumber : NBC Analisis, Laboratorium analisis kimia dan bioaktif-Bogor 2016
Sameo Biotrop services laboratory-Bogor 2016
Keterangan :
UA1: Udara Area 1 (Batas Barat)
UA2: Udara Area 2 (Batas Selatan)
UA3: Udara Area 3 (Batas Timur)
UA4: Udara Area 4 (Batas Utara)
UA5: Udara Area 5 (Lokasi Study)
Berdasarkan data pengujian pada 5 (lima) titik pengamatan sampel
pengukuran kualitas kebisingan, terlihat bahwa semua hasil pengukuran masih di
bawah ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah untuk di kawasan Rumah
Sakit. Namun untuk di wilayah sekitar Rumah Sakit, hasil pengukuran sudah
melebihi baku mutu. Hal ini disebabkan karena daerah Jakarta Barat merupakan
daerah padat penduduk. Hal tersebut dapat meningkatan intensitas kebisingan
pada suatu daerah.
2.2.1.3 Hidrologi
Tata air wilayah studi merupakan perairan sungai yang berasal dari mata
air yang ada di Gunung Salak-Pangrango. Selain berasal dari mata air tersebut,
aliran sungai juga dipengaruhi oleh volume hujan.
2.2.1.4 Kualitas Air
Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah,
sedangkan badan air permukaan dalam hal ini adalah sungai, danau, waduk dan
rawa. Badan air permukaan yang terdapat disekitar area pembangunan Rumah
Sakit yaitu berupa sungai, walaupun jarak sungai-sungai yang terdapat di sekitar
wilayah pembangunan Rumah sakit cukup jauh, akan tetapi dengan adanya
pembangunan Rumah Sakit kualitas air setidaknya akan berpengaruh, walaupun
hanya sedikit, dari itu tim pemrakarsa melakukan uji kualitas air permukaan atau
kualitas air sungai yang terdapat disekitar lokasi pembangunan Rumah Sakit.
Tabel 2.4 berikut adalah hasil pengujian kualitas air sungai di Meruya Selatan,
Jakarta Barat.
Tabel 2.4 Hasil Pengujian Kualitas Air Sungai di Meruya Selatan, Jakarta
Barat
Sampel Baku Mutu
No. Parameter Satuan BAP-1 BAP-2 (PPRI
No.82/2001)
A.FISIKA
1 Temperatur o
63.53 64.17 -
2 Residu Terlarut (TDS) mg/l 327.26 441.02 1000
3 Residu tersuspensi(TSS) mg/l 441.68 399.65 50
B. KIMIA
4 pH - 7.23 7.14 6,0-9,0
5 BOD mg/l 195.89 189.32 3
6 COD mg/l 60.33 76.25 25
7 DO mg/l 8.2 7.65 4
Sampel Baku Mutu
No. Parameter Satuan BAP-1 BAP-2 (PPRI
No.82/2001)
8 Total Fosfat mg/l 0.112 0.135 0,2
9 Arsen mg/l >0,02 >0,02 1
10 Cobal mg/l >0,01 >0,01 0,2
11 Amonia mg/l >0,01 >0,01 0,5
12 Tembaga mg/l >0,001 >0,001 0,02
13 Mangan mg/l >0,001 >0,001 0,1
14 Air Raksa mg/l >0,0001 >0,0001 0,002
15 Seng mg/l >0,0001 >0,0001 0,05
16 Clorida mg/l 11,3 10,5 600
17 Sianida mg/l >0,001 >0,001 0,02
18 Sulfat mg/l 3,6 3,9 400
C. Mikrobiologi
19 E Coli MPN/100ml 1895 1481.67 1000
20 Caliform MPN/100ml 4080 2130 5000
Sumber : NBC Analisis, Laboratorium analisis kimia dan bioaktif-Bogor 2016
Sameo Biotrop services laboratory-Bogor 2016
Berdasarkan data hasil pengujian kualitas air permukaan pada hulu dan
hilir rencana pembangunan Rumah sakit, terlihat bahwa keadaan atau kualitas air
permukaan disekitar lokasi pembangunan buruk, baik ditinjau dari segi fisika,
kimia dan mikrobiologi.
2.2.1.5 Kualitas Tanah
Pembangunan Rumah sakit bertaraf Internasional di Meruya Selatan,
Jakarta Barat menyebabkan alih fungsi tanah/lahan, yang sebelumnya lahan
ditumbuhi oleh tanaman-tanaman liar, dengan adanya pembangunan rumah sakit
ini maka lahan tersebut tidak dapat lagi difungsikan sebagai lahan produktif yang
sebelumnya dapat ditumbuhi berbagai jenis tanaman liar, sehingga tanah menjadi
suatu komponen yang perlu diperhatikan.Walaupun pada prakteknya tanah di
sekitar lokasi diperkirakan tidak akan mengalami dampak yang signifikan, tetapi
pengujian terhadap kualitas tanah tetap dilakukan. Tabel 2.5 berikut adalah hasil
pengujian tanah yang telah dilakukan.
Tabel 2.5 Hasil Pengukuran Kualitas Tanah
No. Parameter Satuan Hasil Pengujian
1 pH H2O - 6.7
2 pH CaCl2 - 5.9
3 C-Organik % 5.95
4 N-Total % 3.1
5 Ratio C/N - 8.5
6 P-Tersedia ppm 7.71
7 Ca-dapat tukar Cmol/kg 0.45
8 Mg-dapat tukar Cmol/kg 0.98
9 K-dapat tukar Cmol/kg 1.3
10 Na-dapat tukar Cmol/kg 1.1
12 KB % 2.3
13 H+ Me/100g 4.7
Sumber : NBC Analisis, Laboratorium analisis kimia dan bioaktif-Bogor 2016
Sameo Biotrop services laboratory-Bogor 2016
2.3 Demografi
2.3.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Lokasi rencana pembangunan Rumah Sakit yang berada di Meruya Selatan,
Jakarta Barat berkaitan dengan jumlah penduduk di daerah tersebut, hal ini
berkaitan dengan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya
alam (SDA). Kepadatan penduduk di KotaJakarta Barat dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.7 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kota Jakarta Barat
No Kecamatan Jumlah Kepadatan Penduduk
Penduduk (Jiwa) (Jiwa/km2)
1 Kembangan 237799 9834
2 Kebon Jeruk 300811 16730
3 Palmerah 211544 28168
4 Grogol Petamburan 228832 22906
5 Tambora 263321 48763
6 Taman Sari 132630 17158
7 Cengkareng 445426 16783
8 Kalideres 351649 11632
Jakarta Barat 2172012 16767
Sumber: Kota Jakarta Barat Dalam Angka 2013
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk di
Kecamatan Kembangan (letak Kelurahan Meruya Selatan) adalah kecamatan di
Jakarta Barat dengan kepadatan penduduk paling kecil, sehingga ketersediaan
sumber daya alam yang berupa lahan dapat dimanfaatkan sebagai tempat/lokasi
pembangunan Rumah Sakit.
1. Studi Pustaka
2. Studi perbandingan dengan proyek sejenis
3. Data-data dari instansi terkait
4. Studi literature
3.1.1 Komponen Geo Fisik Kimia
3.1.2 Hidrologi
Komponen hidrologi yang dianalisis meliputi kualitas dan kuantitas air
permukaan serta kondisi fisik dan kualitas air tanah.
Kimia
6. COD mg/l Permangometrik
7. BOD5(20C) mg/l Winkler, Titrimetrik
8, Minyak & Lemak mg/l Ekstraksi-Soxhlet
Keterangan : Baku mutu mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 92/MENKES/PER/IV/2010
Untuk mengevaluasi kualitas air sungai pada setiap titik sampling akan
dibandingkan dengan baku mutu menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 92/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum, sedangkan untuk kualitas air tanah akan dibandingkan dengan daftar
persyaratan Kualitas Air Bersih yang terdapat di dalam Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air.
Metoda Perhitungan:
Perhitungan Debit
Pengukuran debit sungai sesaat dilakukan di areal proyek dan sekitarnya.
Lokasi pengukuran debit air adalah sama dengan lokasi pengambilan sampel
kualitas air sungai dan lokasi lainnya. Pengukuran debit dilakukan untuk
memberikan gambaran umum kuantitas sungai di daerah studi. Pendekatan
persamaan empirik digunakan untuk memperkirakan debit sesaat sungai
(Sostrodarsono dan Takeda, 1993) yaitu:
Q = k x A x V
dimana :
Ni
Ni = xn
N
dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
i = strata ke i
3.1.3.2 Metoda Analisis
Metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif. Analisis
kualitatif digunakan dalam analisis sosial budaya yang meliputi parameter
persepsi dan sikap masyarakat/persepsi dan sikap tokoh-tokoh desa melalui
wawancara mendalam.
3.1.3.3 Kesehatan Masyarakat
Sanitasi/Kesehatan Lingkungan
a. Sumber air untuk dikonsumsi
b. Sumber air di luar konsumsi
c. Cakupan Sistem Pembuangan Air Kotor
d. Sistem pembuangan sampah domestik beserta pengolahan sampah
e. Gangguan kenyamanan yang banyak muncul