Anda di halaman 1dari 48

2.

4 Dampak Penting Hipotetik


2.4.1 Identifikasi Dampak Potensial
Pada tahap ini kegiatan pelingkupan dimaksudkan untuk mengidentifikasi
segenap dampak lingkungan hidup (primer, sekunder, dan seterusnya) yang secara
potensial akan timbul sebagai akibat adanya rencana kegiatan. Pada tahapan ini
hanya diinventarisasi dampak potensial yang mungkin akan timbul tanpa
memperhatikan besar/kecilnya dampak, atau penting tidaknya dampak. Dengan
demikian pada tahap ini belum ada upaya untuk menilai apakah dampak potensial
tersebut merupakan dampak penting atau tidak.
Matrik identifikasi dampak potensial kegiatan tahap pra konstruksi, tahap
konstruksi dan tahap operasi disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Identifikasi Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan TPA Kabupaten Jombang
A B C D E
No Jenis Kegiatan A A A A A A6 A7 A B1 B C C2 C C C D D D E E2 E3 E4
1 2 3 4 5 8 2 1 3 4 5 1 2 3 1
1. Tahap Pra-Konstruksi
a. Survey √
b. Sosialisasi dan koordinasi √
c. Perijinan √
d. Pengadaan lahan √
2. Tahap Konstruksi
a. Perekrutan tenaga kerja konstruksi √ √ √ √
b. Mobilisasi dan demobilisasi alat dan
√ √ √ √ √ √ √
bahan
c. Pengoperasian basecame √ √ √ √
d. Pematangan lahan √
√ √ √ √ √ √
e. Pembangunan gedung dan sarana
penunjang √ √ √ √ √ √ √
3. Operasional
a. Perekrutan tenaga kerja operasional √
b. Operasional TPA √ √

Keterangan :
A = Geo-Fisika-Kimia A7 = Fungsi Lahan C = Sosial Ekonomi Budaya D = Kesehatan
Masyarakat
A1 = Debu dan Kualitas Udara A8 = Daya Dukung Lingkungan C1 = Keresahan Masyarakat D1
= Kesehatan Masyarakat
A2 = Intensitas Kebisingan C2 = Peluang Usaha dan Kerja D2
= Estetika Lingkungan
A3 = Frekuensi Banjir B = Biologi C3 = Pendapatan D3
= Kecelakaan Kerja
A4 = Kualitas Air Permukaan B1 = Biota air C4 = Jumlah Penduduk E
= Transportasi
A5 = Kenyamanan Lingkungan B2 = Ruang Terbuka Hijau C5 = Keamanan dan Ketertiban E1
= Kemacetan Lalulintas
A6 = Timbulan Sampah E2
= Kerusakan Jalan
E3
= Kecelakaan Lalulintas
E4
= Kenyamanan
Lalulintas
2.4.2 Prakiraan Pentingnya Dampak
Penilaian terhadap sifat penting dampak dilakukan dengan merujuk
kepada Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor: KEP-056 Tahun 1994
tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
Tabel 2.2 kriteria dampak penting
No Ukuran Dampak Kriteria Dampak Penting
Penting
1 Jumlah manusia Manusia di wilayah studi ANDAL yang terkena
yang akan terkena dampak lingkungan tetapi tidak menikmati
dampak manfaat dari proyek, jumlahnya sama atau lebih
besar dari jumlah manusia yang menikmati.
2 Luas wilayah Rencana kegiatan menimbulkan adanya wilayah
persebaran Dampak yang mengalami perubahan mendasar dari segi
intensitas dampak, atau tidak berbaliknya dampak
atau segi kumulatif dampak.
3 Lamanya dampak Rencana kegiatan mengakibatkan timbulnya
Berlangsung perubahan mendasar dari segi intensitas dampak
atau tidak berbaliknya dampak, atau segi
kumulatif dampak, yang berlangsung hanya pada
satu atau lebih tahapan kegiatan.
4 Intensitas dampak  Rencana kegiatan akan menyebabkan
perubahan pada sifat-sifat dan atau hayati
lingkungan yang melampaui baku mutu
lingkungan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
 Rencana kegiatan akan menyebabkan
perubahan mendasar pada komponen
lingkungan yang melampaui kriteria yang
diakui berdasarkan pertimbangan ilmiah.
 Rencana kegiatan akan mengakibat kan
spesies- spesies yang langka,pidemik,dan
dilindungi menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku terancam punah,atau
habitat alaminya mengalami kerusakan.
 Rencana kegiata nmenimbulkan kerusakan
atau gangguan terhadap kawasan lindung
yang telah ditetapkan menurut peraturan
perundang-undangan.
 Rencana kegiatan akan merusak atau
memusnahkan benda-benda dan bangunan
peninggalan sejarah yang bernilai tinggi.
 Rencana kegiatan akan mengakibatkan
konflik atau kontroversi dengan atau
dikalangan masyarakat, pemerintah daerah,
pemerintah pusat,kalangan masyarakat.

4
5 Banyaknya Rencana kegiatan menimbulkan dampak
sekunder dan dampak lanjutan lainnya yang
komponen
jumlah komponennya lebih atau sama dengan
lingkungan lain komponen lingkungan yang terkena dampak
primer.
yang terkena
dampak
6 Sifat kumulatif  Dampak lingkungan berlangsung berulang kali
dan terus menerus ,sehingga pada kurun waktu
dampak
tertentu tidak dapat diasimilasi oleh
lingkungan alam atau sosial yang
menerimanya.
 Beragam dampak lingkungan bertumpuk
dalam suatu ruang tertentu,sehingga tidak
dapat diasimilasi oleh lingkungan alamatau
sosial yang menerimanya.
 Dampak lingkungan dari berbagai sumber
kegiatan menimbulkan efek yang saling
memperkuat (sinergetik).
7 Berbalik atau tidak Perubahan yang akan dialami oleh suatu
komponen lingkungan tidak dapat dipulihkan
berbalik nya
kembali walaupun dengan intervensi manusia.
dampak

Pembuatan batasan penilaian terhadap masing-masing kriteria


dimaksudkan untuk memudahkan penilaian terhadap penting nya dampak.
Dengan ketentuan bahwa dampak yang terjadi akibat adanya kegiatan
dikategorikan sebagai dampak penting yang perlu dikelola, apabila memiliki
skala minimum 3 dari 7 kriteria yang diberikan, akan diambil skala terbesar.
Skala kepentingan masing-masing kriteria dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Skala Kepentingan Masing-Masing Kriteria Dampak

Skala
No Kriteria 1 2 3 4 5
Tidak Penting Penting
1 Jumlah manusia < 15 % penduduk 15-30 % 30 - 45 % 45 - 60 % >60% penduduk
yang terkena di dalam batas penduduk di penduduk di penduduk di di dalam batas
dampak studi (sangat dalam batas dalam batas dalam batas studi(sangat
sedikit) studi (sedikit) studi (sedang) studi (banyak) banyak)

5
2 Luas wilayah <15 % wilayah 15 – 30 % 30 - 45 % 45 - 60 % >60%
sebaran dampak studi (sangat Wilayah studi wilayah studi Wilayah studi wilayah studi
sempit) (sempit) (sedang) (luas) (sangat luas)

3 Lamanya dampak <6 bulan 6 – 12 bulan 1 - 2 tahun 2 – 3 tahun >3 tahun(sangat


berlangsung (sangat singkat) (singkat) (sedang) (panjang) panjang)

4 Intensitas dampak sangat ringan ringan sedang Berat sangat berat

5 Sifat kumulatif Tidak kumulatif Kumulatif lama Kumulatif Kumulatif Kumulatif sangat
dampak sedang singkat singkat
6 Berbalik tidak nya <6 bulan 6 – 12 1 – 2 tahun >2 tahun (tidak
dampak (sangat cepat bulan (berbalik (berbalik berbalik)
berbalik) (cepat berbalik) sedang) lama)

7 Banyaknya Tidak ada Sedikit sedang banyak sangat banyak


Komponen lain (0 komponen) (1komponen) (2komponen) (3komponen) ( > 3 komponen)
yang terkena
dampak

6
Tabel 2.78 Diagram Alir Identifikasi Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan
TPA Kabupaten Jombang

7
2.4.3 EVALUASI DAMPAK POTENSIAL
Evaluasi dampak potensial bertujuan untuk meniadakan dampak potensial
yang dianggap tidak relevan/tidak penting, sehingga diperoleh dampak penting
hipotetik yang perlu ditelaah secara mendalam dalam studi ANDAL. Dampak
penting hipotetik yang muncul dari proses pelingkupan dari interaksi rencana
kegiatan dan komponen lingkungan untuk masing-masing disajikan pada Tabel
2.4. Sedangkan untuk diagram alir pelingkupan dapat dilihat pada Gambar 2.1.

8
Gambar 2.94 Matrik Rencana Pembangunan TPA Kabupaten Jombang

9
2.4 DAMPAK HIPOTETIK
No Rencana Pengelolaan Kompo Pelingkupan Wilayah Batas
Kegiatan Lingkungan yang nen Studi Waktu
Dampak Evaluasi Dampak
yang Sudah Lingku Kajian
Potensial Dampak Penting
Berpotensi Direncanakan ngan
Potensial Hipotetik
Menimbul Sejak Awal Terken
(DPH)
kan Sebagai bagian a
Dampak dari Rencana Dampa
Lingkunga Kegiatan k
n
I Tahap Pra Konstruksi
1 Survey Melakukan survey ke Masyara Timbu Kegiatan survey dilakukan di Dampak Selama 1
lokasi pembangunan kat lnya lokasi kegiatan dan sekitar yang (satu) bulan
TPA Kabupaten wilayah kegiatan untuk ditimbulkan
keresa
Jombang dan area mengetahui informasi rona dikategori
han kan tidak
sekitarnya dengan awal lingkungan atau
masya termasuk
tujuan untuk komponen-komponen
rakat sebagai
mengetahui rona lingkungan. Kegiatan ini Dampak
lingkungan awal. tidak menimbulkan Penting
keresahan karena pada Hipotetik
pelaksanaannya dilakukan
sesuai dengan prosedur yang
ada.
2 Sosialisasi Melakukan sosialisasi Masyara Timbu Kegiatan sosialisasi dan Dampak Selama 3
dan dan koordinasi untuk kat lnya koordinasi dilakukan secara yang bulan
memberikan intensif kepada masyarakat ditimbulkan
koordinasi keresa
penjelasan secara yang beraktivitas di sekitar dikategori
han wilayah kegiatan untuk kan tidak
umum tentang
masya memberikan informasi secara termasuk
kegiatan
rakat transparan mengenai rencana sebagai
pembangunan yang kegiatan yang akan dilakukan

10
akan dilakukan dari tahap pra konstruksi Dampak
kepada masyarakat hingga tahap operasi sebelum Penting
sekitar dan instansi kegiatan konstruksi dimulai. Hipotetik
terkait atas rencana Memberikan penjelasan
kepada masyarakat sekitar
Kegiatan
bahwa dampak negatif yang
Pembangunan TPA ditimbulkan akibat rencana
Kabupaten Jombang pembangunan TPA
Kabupaten Jombang dapat
dan akan dikelola dengan
baik. Kegiatan ini
memberikan dampak positif
terhadap persepsi
masyarakat, sehingga tidak
menimbulkan keresahan
karena informasi rencana
kegiatan dapat diterima
dengan jelas oleh
masyarakat.
3 Perijinan Melakukan perijinan Masyara Timbu Kegiatan perijinan dilakukan Dampak Selama 4
dengan dinas atau kat lnya sebelum dimulainya kegiatan yang (empat)
instansi pemerintahan pembangunan yang bertujuan ditimbulkan
keresa bulan
sesuai dengan untuk memastikan bahwa dikategori
han lahan yang digunakan aman kan tidak
prosedur dan
masya untuk dilakukan kegiatan termasuk
peraturan yang telah
rakat pembangunan. Proses sebagai
ditetapkan. perijinan juga memberikan Dampak
dampak positif terhadap Penting
persepsi masyarakat bahwa Hipotetik
kegiatan pembangunan TPA
Kabupaten Jombang telah
sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

11
4 Pengadaan Melakukan sertifikasi Masyara Timbul Kegiatan pengadaan lahan Dampak Selama
Lahan Sertifikat Hak Milik kat nya akan berdampak timbulnya yang kegiatan
(SHM) pada seluruh keresah keresahan masyarakat akan ditimbulkan
Dikategori
pengadaan
lahan yang telah an namun dampak tersebut
dapat diatasi karena kan tidak lahan 5
dibebaskan. masyar
pengadaan tanah sebanyak termasuk bulan
akat 30 Ha yang sudah di sebagai
bebaskan semuanya. Dampak
Kegiatan Pengadaan tanah Penting
ini diperkirakan akan Hipotetik
berdampak bagi pemilik
lahan dan akan dilakukan
proses musyawarah dan
perundingan agar sesuai
dengan peraturan yang
berlaku yang dilakukan oleh
pihak pemrakarsa kegiatan.
II Tahap Konstruksi
1 Perekrutan a. Melakukan Masyara Pening Jumlah tenaga kerja yang
Dampak yang Selama 3
Tenaga sosialisasi. kat katan dibutuhkan untuk konstruksi adalah
ditimbulkan (tiga)
b. Melakukan Peluan sekitar ±300 orang, tenaga kerja dikategorika bulan
Kerja
pemasangan g usaha yang dapat direkrut dari masyarakat
n tidak proses
Konstruksi dan sekitar adalah tenaga kerja untuk
pengumuman termasuk perekruta
kerja keahlian non skill seperti buruh
penerimaan sebagai n tenaga
bagi kasar dan tenaga keamanan
tenaga kerja. Dampak kerja dan
masyar (security) dengan jumlah sekitar 20
c. Melakukan akat Penting pengguna
orang. Adanya kegiatan
Perekrutan an tenaga
tenaga kerja yang
pembangunan TPA Kabupaten Hipotetik
Jombang akan memberikan kerja
dilakukan oleh
peluang usaha bagi warga sekitar selama
kontraktor dalam
untuk berusaha di sektor tahap
pemenuhan
tenaga kerja dan informal, misalnya menyediaan konstruks
dilakukan secara kebutuhan sehari-hari, i (4,5

12
transparan. menyediakan rumah sebagai tahun)
d. Mengutamakan kosan untuk para tenaga kerja
tenaga kerja lokal yang berasal dari luar wilayah.
yang memenuhi
spesifikasi dan
kualifikasi yang
dibutuhkan.
Masyara Pening Dengan adanya Peluang usaha Dampak yang - -
kat katan dan kerja pada rencana kegiatan ditimbulkan
penda pembangunan TPA Kabupaten dikategorika
patan Jombang akan meningkatkan n
pendapatan bagi warga sekitar tidak
untuk berusaha di sektor termasuk
informal, dan untuk para tenaga sebagai
kerja yang berasal dari dalam Dampak
atau luar wilayah. Penting
Hipotetik
Masyara Penin Jumlah tenaga kerja yang untuk Dampak yang -
kat gkatan konstruksi adalah sekitar 300 ditimbulkan
jumla orang yang berasal dari dalam dikategorika
h maupun luar kelurahan. Tenaga n tidak
pendu kerja yang berasal dari luar termasuk
duk sebagai
kelurahan akan tinggal
Dampak
sementara waktu di Kelurahan Penting
selama kegiatan konstruksi Hipotetik
berlangsung.
Masyara Gangg Kekhawatiran masyarakat Dampak yang
kat uan terhadap gangguan keamanan ditimbulkan
keama dan ketertiban selama dikategorika
nan konstruksi. n tidak

13
dan termasuk
keterti sebagai
ban Dampak
Penting
Hipotetik
2 Mobilisasi a. Melakukan Kebisin Pening Kecenderungan bising yang terjadi Dampak yang - -
Alat dan sosialisasi gan katan pada lokasi rencana kegiatan ditimbulkan
adanya rencana disebabkan karena adanya dikategorikan
Bahan intensi
Kegiatan kebisingan yang berasal dari suara sebagai
tas mesin kendaaan dan knalpot dari
Pembangunan kebisi Dampak
kendaraan yang melintasi area
TPA Penting
ngan sekitar proyek. Bangkitan lalulintas
Kabupaten akibat kegiatan cenderung besar Hipotetik
Jombang dan berdampak pada meningkatnya (DPH) dan
b. Pengaturan intensitas bising ke lingkungan akan dikaji
kecepatan sekitar akibat adanya suara mesin lebih lanjut
kendaraan tidak kendaraan yang melintas pada area
pemukiman. Dampak ini dalam studi
melebihi 40
berlangsung ketika kendaraan ANDAL
km/jam di
daerah melintas dan tidak terus-
permukiman menerus berada di satu lokasi.
c. Melakukan Mobilisasi peralatan menuju
penyiraman lokasi pembangunan dari dalam
pada jalan yang Kabupaten Jombang, sedangkan
dilalui jika berasal dari luar Kabupaten
mobilisasi alat Jombang akan melewati ke
dan bahan lokasi rencana kegiatan.
terutama yang
dekat
pemukiman
d. Menutup

14
kendaraan
pengangkut
bahan material
(bak terbuka)
dengan terpal
atau lembar
plastik
e. Menjaga
kondisi mesin
kendaraan
proyek agar
selalu dalam
kondisi yang
prima
f. Memasang
rambu-rambu
pembatasan
kecepatan
kendaraan
g. Perbaikan jalan
setiap ada
kerusakan pada
akses
kendaraan
h. Melakukan
koordinasi
dengan Dinas
Perhubungan
dan Kepolisian
setempat
i. Pengaturan
ritasi

15
Masyara Penur Kegiatan mobilisasi alat dan Dampak yang - -
kat unan bahan berpotensi untuk ditimbulkan
kenya menurunkan kenyamanan dikategorika
manan lingkungan sekitar. n tidak
lingku termasuk
Dampak
ngan
penting
Hipotetik
Kualitas Debu Kecenderungan parameter Dampak yang
udara dan pencemaran disekitar kegiatan ditimbulkan
ambien penur didominasi pencemaran dari dikategorikan
unan aktifitas pergerakan kendaraan tidak
kualitayang memastikan CO, NOx, termasuk
s SOx, debu dan HC, akibat sebagai
udara pergerakan roda kendaraan. Dampak
Adanya bangkitan lalulintas Penting
akibat adanya kegiatan ini Hipotetik
cenderung besar dan
berpengaruh pada kontribusi
penurunan kualitas udara
ambient meliputi parameter CO,
NOx, SOx, debu dan HC di
lokasi sekitar. Oleh karena itu,
dilakukan penutupan bak
kendaraan angkut dengan cover
penutup sebagi antisipasi adanya
material yang menimbulkan
debu.
Lalulint Pening Ritasi yang terjadi akibat adanya Dampak yang - -
as katan mobilisasi alat dan bahan dapat ditimbulkan

16
kemac menyebabkan kemacetan lalu dikategorikan
etan lintas karena jalan yang ada sebagai
lalu tidak sesuai dengan Dampak
lintas peruntukannya. Gangguan Penting
lalulintas yang terjadi akibat Hipotetik
kegiatan ini cenderung besar, (DPH) dan
kondisi ruas jalan pada jalan akan dikaji
antarkota memiliki lalu lintas lebih lanjut
yang tergolong ramai lancar. dalam studi
Namun pada jalan menuju ke ANDAL
lokasi pembangunan tergolong
lancar.
Mobilisasi peralatan menuju
lokasi pembangunan dari dalam
Kabupaten Jombang akan
melewati Jalan menuju
Jalan, sedangkan jika berasal dari
luar Kabupaten Jombang akan
melewati Jalan sesuai dengan
arah datangnya material menuju
Jalan menuju Jalan hingga
sampai ke lokasi rencana
kegiatan.
Lalulint Pening Adanya kegiatan mobilisasi Dampak yang
as katan akan menyebabkan kerusakan ditimbulkan
kerusa jalan oleh alat berat dan dikategorikan
kan kendaraan pengangkut karena sebagai
jalan jalan yang ada tidak sesuai Dampak
dan dengan peruntukannya. Penting
sarana Hipotetik
lainny (DPH) dan

17
a. akan dikaji
lebih lanjut
dalam studi
ANDAL
Masyara Pening Adanya kegiatan mobilisasi akan Dampak yang - -
kat katan menyebabkan peningkatan ditimbulkan
gangg aktivitas di jalan dan berpotensi dikategorika
uan menggangu kenyamanan n tidak
kenya pengguna jalan dalam berlalu termasuk
manan lintas dan lingkungan. sebagai
dalam Dampak
berlalu Penting
lintas Hipotetik
di
jalan
dan
lingku
ngan
sekitar
3 Pengoperasi a. Melakukan Kebisin Pening Kecenderungan bising yang terjadi Dampak yang - -
an sosialisasi gan katan pada lokasi rencana kegiatan ditimbulkan
Basecamp tentang adanya intensi disebabkan karena adanya dikategorika
rencana kebisingan yang berasal dari suara n tidak
kegiatan tas
kebisi mesin kendaaan dan knalpot dari termasuk
Pembangunan
kendaraan yang melintasi area sebagai
TPA ngan
Kabupaten
sekitar proyek. Bangkitan lalulintas Dampak
akibat kegiatan cenderung besar Penting
Jombang
dan berdampak pada meningkatnya Hipotetik
b. Menjaga
kondisi mesin intensitas bising ke lingkungan
peralatan sekitar akibat adanya suara mesin
kendaraan yang melintas pada area

18
proyek agar pemukiman.
selalu dalam
kondisi yang
baik
c. Dilokasi tapak
proyek akan
disediakan
sarana
persampahan
(TPS)
d. Sampah bekas Masyara Penuru Adanya kegiatan pengoperasian Dampak yang - -
konstruksi akan kat nan base camp diperkirakan akan ditimbulkan
dikumpulkan kenya dikategorika
mengganggu kenyamanan
dan dipilah. manan n tidak
Sampah yang lingkungan di dekat lokasi
lingku dimana terdapat kelompok termasuk
dapat didaur
ulang akan ngan sebagai
pekerja yang berasal dari luar
dikumpulkan sekitar Dampak
dianggap melanggar norma- Penting
untuk dijual ke
pengepul,
norma sosial yang berlaku. Hipotetik
sedangkan Norma-norma tersebut meliputi
sampah yang sopan santun dan ketertiban,
tidak bisa ‘utang-piutang’ kebutuhan
didaur ulang akomodasi, menimbulkan
dan sudah tidak
berguna akan kebisingan dan lain-lain.
diangkut
menuju TPA
Lingkun Pening Pengoperasian basecamp Dampak yang - -
gan katan menyebabkan peningkatan ditimbulkan
timbul jumlah sampah yang dihasilkan dikategorika
an dari sisa makanan dan n tidak
kepentingan individual pekerja. termasuk

19
sampa Pekerja proyek yang berjumlah sebagai
h sebanyak 300 orang Dampak
diperkirakan menghasilkan Penting
timbulan sampah mencapai Hipotetik
kg/hari. Akan disediakan tempat
penampungan sementara pada
beberapa kontainer beroda dan
beberapa fiber dengan volume 6
m3.
Kualitas Penuru Dalam kegiatan Pembangunan Dampak yang - -
air nan TPA Kabupaten Jombang ini ditimbulkan
permuka kualita diperkirakan akan menghasilkan dikategorikan
an s air limbah cair dari aktivitas tenaga sebagai
permu kerja selama proses konstruksi Dampak
kaan berlangsung sehingga hal ini Penting
dapat berpotensi menurunkan Hipotetik
(DPH) dan
kualitas air permukaan.
akan dikaji
Sebelum melaksanakan kegiatan lebih lanjut
konstruksi telah disiapkan dalam studi
rencana pengelolaan berupa ANDAL
penyediaan tempat mandi cuci
dan kakus (MCK) dengan
memasang septic tank untuk
limbah cair dari toilet dan
limbah cair bukan toilet diolah
dengan menggunakan septictank
portable sehingga pengoperasian
base camp tidak berpotensi
menimbulkan dampak

20
penurunan kualitas air
permukaan.
4 Kegiatan Masyara Pening Pada kegiatan pematangan lahan Dampak yang Lokasi Selama
Pematangan kat katan di lokasi proyek akan ditimbulkan rencana tahan
Lahan intensi menyebabkan adanya perubahan dikategorika pemban konstruk
tas terhadap fungsi lahan yang n tidak gunan si (± 5
kebisi semula sebagai lahan terbuka termasuk tahun)
ngan sebagai
hijau menjadi lahan untuk
Dampak
penyediaan fasilitas pendidikan
Penting
Hipotetik
Potensi Pening Pada kegiatan pematangan lahan Dampak Lokasi Selama
Banjir katan ini juga akan melakukan ditimbulkan rencana tahan
frekue kegiatan penimbunan lahan dikategorikan pemban konstruk
nsi setinggi 2 m dari eksisting, tidak gunan si (± 5
banjir penimbunan ini menyebabkan termasuk tahun)
berkurangnya luas wilayah sebagai
Dampak
resapan air, sehingga hal ini
Penting
dapat mengakibatkan
Hipotetik
terganggunya sistem drainase
serta mengakibatkan banjir/
genangan.
RTH Penur Lokasi rencana kegiatan Dampak yang Lokasi Selama
unan pembangunan TPA Kabupaten ditimbulkan rencana tahan
RTH Jombang merupakan lahan dikategorikan pemban konstruk
sebaga persawahan yang ditanami padi sebagai gunan si
i dan lainnya serta ditumbuhi Dampak (± 4,5
daerah semak belukar di area pinggiran Penting tahun)
resapa sawah. Adanya kegiatan Hipotetik

21
n pematangan lahan berpotensi (DPH) dan
menimbulkan dampak akan dikaji
berkurangnya luasan lahan lebih lanjut
ruang terbuka hijau yang dalam studi
disebabkan adanya ANDAL
pembangunan di atas lahan
rencana kegiatan.

Kuantita Penuru Selama kegiatan pematangan Dampak yang Lokasi Selama


s dan nan lahan berlangsung, diperkirakanditimbulkan rencana tahan
kualitas kualita berpotensi dikategorikan
menimbulkan pemban konstruk
air s dan sedimen sehingga sebagai
dapat gunan si
permuka kuantit berakibat pada menurunnya Dampak (± 4,5
an as air kualitas air permukaan. Penting tahun)
permu Hipotetik
kaan (DPH) dan
akan dikaji
lebih lanjut
dalam studi
ANDAL
Biota air Penuru Kegiatan pembangunan TPA Dampak Badan Selama

22
nan dan gedung serta sarana ditimbulkan air tahan
jumlah penunjang ini diperkirakan akan dikategorikan penerim konstruk
biota menghasilkan limbah cair tidak a (BAP) si
air berupa ceceran material termasuk (± 4,5
konstruksi yang digunakan sebagai tahun)
dalam pembangunan dimana Dampak
ceceran tersebut mengandung Penting
zat kimia yang mempercepat Hipotetik
pengeringan bahan sehingga
akan berpotensi menurunkan
kualitas air permukaan. Dampak
sekunder dari penurunan kualitas
air permukaan adalah gangguan
terhadap biota air. Kegiatan
pembangunan TPA dan gedung
serta sarana penunjang ini
mengakibatkan dampak
gangguan pada biota air
permukaan
Lahan Peruba Pada kegiatan pematangan lahan Dampak
han di lokasi proyek akan ditimbulkan
fungsi menyebabkan adanya perubahan dikategorikan
lahan terhadap fungsi lahan yang tidak
semula sebagai lahan terbuka termasuk - -
hijau menjadi lahan untuk TPA. sebagai
Dampak
Penting
Hipotetik
Lingkun Penuru Lokasi rencana kegiatan Dampak - -
gan nan pembangunan TPA Kabupaten ditimbulkan

23
keseim Jombang merupakan lahan dikategorikan
banga persawahan yang ditanami padi tidak
n daya dan lainnya serta ditumbuhi termasuk
dukun semak belukar di area pinggiran sebagai
g sawah. Adanya kegiatan Dampak
Penting
pematangan lahan berpotensi
Hipotetik
menimbulkan dampak
penurunan keseimbangan daya
dukung lingkungan yang
disebabkan adanya perubahan
yang terjadi pada suatu wilayah
5 Pembangun a. Melakukan Kebisin Pening Kecenderungan bising pada Dampak Area Selama
an Gedung sosialisasi gan katan lokasi rencana kegiatan ditimbulkan rencana tahap
dan Sarana adanya intensi dipengaruhi oleh adanya dikategorikan Pemban konstruk
Penunjang Rencana tas kebisingan dari suara mesin tidak gunan si (± 4,5
Pembangunan kebisi kendaraan dan knalpot dari termasuk TPA tahun)
TPA kendaraan yang melintas sebagai
ngan Kabupat
Kabupaten disekitar area tapak proyek dan Dampak
en
Jombang pengoperasian peralatan Penting
b. Tenaga kerja konstruksi crane, bulldozer dan Jomban
Hipotetik
yang terlibat lain-lain. Kegiatan g
dilengkapi Pembangunan TPA Kabupaten
dengan alat Jombang berpotensi
safety menimbulkan dampak dengan
c. Di lokasi pertimbangan pelaksanaan
tapak proyek kegiatan konstruksi cukup dekat
akan dengan permukiman sehingga
disediakan
sarana
intensitas bising ke lingkungan
persampahan cukup tinggi.

24
(TPS).
Sampah bekas
konstruksi
akan
dikumpulkan
dan dipilah.
Sampah yang
masih bisa
didaur ulang
akan
dikumpulkan
untuk dijual ke
lapk-lapak
pengumpul,
sedangkan
sampah yang
sudah tidak
berguna akan
diangkut ke
TPA
Kenyam Penuru Kegiatan pembangunan TPA Dampak Area Selama
anan nan dan gedung serta sarana ditimbulkan rencana tahap
lingkung kenya penunjang ini diperkirakan akan dikategorikan Pemban konstruk
an manan mengganggu kenyamanan tidak gunan si(± 4,5
lingku lingkungan karena lokasi proyek termasuk TPA tahun)
ngan pembangunan dekat dengan sebagai Kabupat
masyarakat dimana masyarakat Dampak en
berpresepsi kegiatan tersebut Penting Jomban
dapat menimbulkan dampak Hipotetik g
penurunan kualitas udara, bau
menyengat, kualitas air tanah,

25
kebisingan, limbah cair serta
padat
Kualitas Penuru Data kualitas udara ambient di Area rencana Area Selama
udara nan wilayah studi (data sekunder) Pembangunan rencana tahap
ambien kualita menunjukkan bahwa kualitas Kampus III Pemban konstruk
s udara disekitar wilayah studi UIN Sunan gunan si
udara masih memenuhi baku mutu, Ampel TPA (± 4,5
ambie kecenderungan parameter tahun)
Surabaya Kabupat
n pencemaran di sekitar kegiatan
en
didominasi oleh pencemaran
dari aktifitas pergerakan Jomban
kendaraan yang menghasilkan g
kadar CO, NOx,SOx, debu dan
Ozon, dsb.
Kegiatan pembangunan TPA
Kabupaten Jombang akan
berpotensi menimbulkan dampak
penurunan kualitas udara karena
pengoperasian peralatan
konstruksi crane, bulldozer dan
lain-lain. Kegiatan berlangsung
selama kegiatan pembangunan
TPA Kabupaten Jombang
berlangsung.
Kesehat Tergan Adanya kegiatan pembangunan Dampak Kelurah
an gguny TPA dan sarana penunjang ditimbulkan an
masyara a berpotensi meningkatkan kadar dikategorikan
kat keseha debu yang dapat mempengaruhi tidak
tan kesehatan masyarakat sekitar termasuk
masya

26
rakat area kegiatan. Meningkatnya sebagai
kadar debu ini tidak akan Dampak
berdampak signifikan terhadap Penting
masyarakat sekitar karena akan Hipotetik
dilakukan penyiraman jalan pada
jalur mobilisasi material,
peralatan dan bahan sehingga
tidak mengganggu kesehatan
masyarakat sekitar.
Timbula Adany Timbulan sampah yang berasal Dampak Area Selama
n a kegiatan pembangunan TPA dan ditimbulkan rencana tahap
sampah timbul gedung serta sarana penunjang dikategorikan Pemban konstruk
an diperkirakan mencapai kg/hari. tidak gunan si
sampa Pekerjaan struktur bangunan termasuk TPA (± 4,5
h utama dan penujang ini sebagai Kabupat tahun)
menyebabkan meningkatnya Dampak en
jumlah sampah yang berasal dari Penting Jomban
sampah sisa konstruksi berupa Hipotetik g
material sisa, kertas, plastik
bekas kemasan material, maupun
kemasan peralatan yang
dipasang. Maka Pengelolaan
yang direncanakan adalah
melakukan pemilahan sampah
dari sumber dan menerapkan
konsep 3R (Reduce, Reuse, dan
Recycle), serta menampung
sampah yang tidak dapat

27
dimanfaatkan lagi pada bak
penampungan sampah kemudian
diangkut ketempat pemrosesan
akhir (TPA). Kegiatan
pematangan lahan tidak
berpotensi menimbulkan
dampak dengan pertimbangan
bahwa sampah yang ditimbulkan
dari kegiatan ini dapat dikelola
secara baik dengan
disediakannya sarana
persampahan di lokasi tapak
proyek
Estetika Penuru Kegiatan pembangunan TPA dan Dampak Area Selama
lingkung nan gedung serta sarana penunjang ditimbulkan rencana tahap
an estetik ini diperkirakan akan dikategorikan Pemban konstruk
a menghasilkan berbagai limbah tidak gunan si
lingku cair/ padat material yang dapat termasuk TPA (± 4,5
ngan menyebabkan penurunan estetika sebagai Kabupat tahun)
lingkungan. Dampak en
Penting Jomban
Hipotetik g

28
Pekerja Adany Kegiatan pembanguanan TPA Dampak yang Area Selama
a dan gedung serta sarana ditimbulkan rencana tahap
risiko penunjang ini berpotensi dapat dikategorika Pemban konstruk
kecela menimbulkan terjadinya risiko n gunan si (± 4,5
kaan kecelakaan kerja bagi para tidak TPA tahun)
pekerja proyek yang ada di termasuk
kerja Kabupat
dalam kawasan proyek sebagai
en
Dampak
Penting Jomban
Hipotetik g

I Tahap Operasi
1 Penggunaan a. Melakukan Masyara Terbu Jumlah tenaga kerja yang Dampak yang TPA Selama
Tenaga sosialisasi kat kanya dibutuhkan untuk tahap ditimbulkan Kabupat tahap
Kerja b. Melakukan Pelua operasional adalah sekitar dikategorian en operasio
Operasional pemasangan ng orang, terdiri dari pekerja di tidak Jomban nal
pengumuman termasuk
usaha TPA sebanyak orang, tenaga g
penerimaan sebagai
dan administrasi sebanyak orang,
tenaga kerja Dampak
c. Perekrutan kerja administrasi. Dan peluang usaha
Penting
tenaga kerja bagi warga sekitar untuk
Hipotetik
dilakukan berusaha di sektor informal,
secara misal; menyediakan kebutuhan
transparan sehari-hari, menyediakan
d. Mengutamakan kebutuhan rumah kos-kosan
tenaga kerja
untuk para tenaga kerja yang
lokal
berasal dari luar wilayah.
Timbula Pening Kegiatan operasional TPA dan Dampak yang Selama
n katan perkantoran di TPA Kabupaten ditimbulkan tahap
sampah timbul Jombang akan menyebabkan dikategorian operasio
peningkatan timbulan sampah tidak

29
an dari TPS-TPS yang membuang termasuk nal
sampa atau menimbun sampah di TPA sebagai
h tersebut. Dampak
Penting
Hipotetik

2 Operasional • Menggunakan Potensi Pening Kegiatan operasional TPA dan Dampak yang TPA Selama
TPA dan genset pada saat banjir katan perkantoran diperkirakan akan ditimbulkan Kabupat tahap
perkantoran kondisi darurat frekue mengurangi luas tanah resapan dikategorian en operasio
di mana tidak nsi di TPA Kabupaten Jombang. tidak Jomban nal
ada aliran listrik banjir Operasional TPA dan termasuk g
dari PLN dan perkantoran ini dapat sebagai
• Perawatan kecepa mengakibatkan peningkatan air Dampak
genset secara tan larian serta mengakibatkan Penting
rutin run off banjir/genangan Hipotetik
• Menyalurkan
limbah
domestik ke
dalam IPAL
• Melakukan
penghijauan di
area TPA
• Mengelola
sampah dengan
TPS3R

30
Gambar 2.1 Bagan Alir Pelingkupan Kegiatan TPA Kabupaten Jombang

31
Tabel 2.5 Dampak Penting Hipotetik Pembangunan TPA Kabupaten Jombang
A B C D E
N
Jenis Kegiatan A A A A A A A A B B C C C C C D D D E E E E
o
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3 4
1. Tahap Pra-Konstruksi
a. Survey TDP
H
b. Sosialisasi dan koordinasi TDP
H
c. Perijinan TDP
H
d. Pengadaan lahan TDP
H
2. Tahap Konstruksi
a. Perekrutan tenaga kerja TDP TDP TDP TDP
H H H H
konstruksi
b. Mobilisasi dan demobilisasi TDP
DPH
TDP DP DP TDP TDP
H H H H H H
alat dan bahan
c. Pengoperasian basecame TDP
H
DPH
TDP
H
TDP
H
d. Pematangan lahan TDP
H
TDP
H
TDP
H
TDP
H
TDP
H
TDP
H
TDP
H
TDP
H
DPH

e. Pembangunan gedung dan TDP TDP TDP TDP TDP TDP TDP
sarana penunjang H H H H H H H

3. Operasional
a. Perekrutan tenaga kerja TDP
operasional H

32
b. Operasional perkuliahan dan TDP TDP
perkantoran H H

Keterangan :

33
A = Geo-Fisika-Kimia C = Sosial Ekonomi Budaya D = Kesehatan TD = Tidak Dampak Penting D = Dampak Penting
Masyarakat PH Hipotetik P Hipotetik
H
A = Debu dan Kualitas Udara A = Fungsi Lahan C = Keresahan Masyarakat D1 = Kesehatan Masyarakat
1 7 1

A = Intensitas Kebisingan A = Daya Dukung Lingkungan C = Peluang Usaha dan D2 = Estetika Lingkungan
2 8 2 Kerja

A = Frekuensi Banjir C = Pendapatan D3 = Kecelaaan Kerja


3 3

A = Kualitas Air Permukaan B = Biologi C = Jumlah Penduduk E = Transportasi


4 4

A = Kenyamanan Lingkungan B = Biota air C = Keamanan dan E1 = Kemacetan Lalulintas


5 1 5 Ketertiban

A = Timbulan Sampah B = Ruang Terbuka Hijau E2 = Kerusakan Jalan


6 2

E3 = Kecelakaan Lalulintas

E4 = Kenyamanan Lalulintas

34
BAB 3
METODE STUDI

3.1 METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA


Lokasi pengambilan data ditetapkan pada lokasi wilayah studi dan sekitar wilayah
studi yang diperkirakan akan terkena sebaran dampak, sehingga kondisi atau rona
lingkungan hidup awal pada lokasi-lokasi masyarakat yang kemungkinan terkena dampak
dapat terukur/teramati, maka besaran dampak di wilayah studi dapat diprakirakan.

Pengumpulan dan analisis data berupa parameter-parameter dari berbagai komponen


lingkungan perlu dilakukan dengan tujuan untuk :

a. Menelaah, mengamati, mengukur parameter lingkungan yang diperkirakan akan


terkena dampak besar dan penting dari kegiatan proyek
b. Menentukan kualitas lingkungan dari berbagai parameter yang dipekirakan akan
terkena dampak besar dan penting dari kegiatan proyek
c. Menelaah, mengamati, dan mengukur komponen rencana kegiatan yang
diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari lingkungan hidup
sekitarnya
d. Memperkirakan perubahan kualitas lingkungan hidup awal akibat kegiatan proyek

35
Pengumpulan data dan informasi tentang :
-Rencana usaha dan/atau kegiatan
-Rona lingkungan hidup
-Kegiatan lain di sekitar rencana usaha dan/atau kegiatan
-Saran, tanggapan dan pendapat masyarakat

Proyeksi perubahan rona lingkungan


sebagai
hidupakibat adanya rencana usaha
dan/atau
kegiatan

Penentuan besaran dan sifat penting dampak terhadap lingkungan hidup yang
ditimbulkan oleh rencana usaha dan/atau kegiatan 0,4

Evaluasi dampak penting terhadap lingkungan hidup

Rekomendasi/saran tindak lanjut pengambil keputusan, perencanaan dan


pengelola lingkungan hidup berupa :
-Alternatif komponen usaha dan/atau kegiatan
-Rencana pengelolaan lingkungan hidup
-Rencana pemantauan lingkungan hidup
Gambar 3.1 Diagram Alir Pendekatan Studi ANDAL

Komponen yang harus dikumpulkan meliputi komponen geo-fisik-kimia, biologi,


sosial ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat. Metode yang digunakan dalam
pengumpulan data sekunder, yaitu dengan menggunakan data-data yang telah ada tentang
proyek-proyek pembangunan/pengembangan Tempat Pembuangan Akhir. Komponen
lingkungan dan parameter yang harus diamati, diukur, dan dicatat beserta metode
pengumpulan dan analisis datanya diuraikan sebagai berikut :

36
3.1.1 Komponen Geo Fisik Kimia

Komponen lingkungan geo-fisik-kimia yang ditelaah dalam studi ini meliputi :

1. Kualitas udara Ambien


2. Kebisingan
3. Potensi Banjir
4. Kualitas Air Permukaan
3.1.1.1 Kualitas Udara Ambien
a. Metode Pengumpulan Data
Penentuan lokasi pengambilan sampel kualitas udara didasarkan atas
pertimbangan yang termuat di dalam SNI 19-7119.6-2005 tentang
Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Uji Pemantauan Kualitas Udara
Ambien. Parameter kualitas udara ambien yang akan dianalisis dan
dibandingkan dengan baku mutu Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun
1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Peraturan Gubernur
Jawa Timur No. 10 Tahun 2009 Tentang Baku Mutu Udara Ambien dan
Emisi Sumber tidak Bergerak.
Pengambilan contoh kualitas udara (sampel) didasarkan pada
pergerakan dan arah angin .pengambilan contoh udara ambien dilakukan
dengan mengaplikasikan impinger untuk gas dan dust sampler untuk
pengukuran debu. Larutan gas dan contoh udara yang diperoleh
kemudian akan dianalisis di laboratorium dengan menggunakan
spektrofotometer dan kromatografi gas untuk mendapatkan konsentrasi
gas-gas. Pengambilan contoh partikel debu dilakukan dengan
menggunakan pompa udara berkekuatan tinggi atau high volume air
sampler (HVAS) dengan dilengkapi filter khusus, kemudian dianalisis
secara gravimetri. Ringkasan parameter dan metode analisis kualitas
udara dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Parameter, Metode, dan Peralatan Analisis Kualitas Udara
Paramater Metode Analisis Alat Analisis
Temperatur Direct Reading Termometer
Kecepatan Angin Analisis Wind Rose Anemometer
Arah Angin Analisis Wind Rose Wind Vane
Kelembapan Analisis rata-rata Hygrometer

37
Tipe Iklim Schimdt & Ferguson
Curah Hujan Analisis rata-rata Obrometer
Nitrogen Dioksida, SNI 7119-2.2017 Spektrofotometer
NO2 (Griess Saltzman)
Sulfur Dioksida, SO2 SNI 7119-7.2017 Spektrofotometer
(Pararosanilin)
Karbon Monoksida, SNI 19-7117.10-2005 NDIR Analyzer
CO (NDRI)
Hidrokarbon, HC SNI 19-4843-1998 Flame Ionization
(Kromatografi Gas)
Paramater Metode Analisis Alat Ukur
Ozon, O3 SNI 7119-8:2017 Spektrofotometer
(Neutral Buffer
Kalium
Iodida)
PM10 SNI 7119-15.2016 Timbangan
(Gravimetri) analitis
Timbal/ Pb SNI 7119-4.2017 Spektrofotometer
(Destruksi Basah
dengan
menggunakan
Spektrofotometer
Serapan Atom)

b. Metode Analisis Data


Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan antara data yang
diperoleh dari hasil sampling udara ambien dengan Peraturan Pemerintah
No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan
Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 10 Tahun 2009 Tentang Baku Mutu
Udara Ambien dan Emisi Sumber tidak Bergerak kemudian dianalisis
dilaboratorium. Gambaran kualitas udara disekitar lokasi kegiatan
didapat dari sampling udara dilokasi kegiatan dan daerah disekitarnya.
Titik lokasi sampling udara ditentukan berdasarkan SNI 19-7119.6-2005
tentang penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas
udara ambien. Titik pengambilan sampel terdiri dari 3 titik, 1 titik berada
dalam lokasi kegiatan dan 2 titik lainnya berada di sekitar lokasi kegiatan

38
letaknya di daerah pemukiman warga. Pengukuran kualitas udara ambien
dilakukan tahun 2020 bulan maret. Hasil pengukuran kualitas udara
diarea rencana proyek masih memenuhi baku mutu Peraturan Gubernur
Jawa Timur No. 10 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan
Emisi Sumber Tidak Bergerak di Jawa Timur. Data rona kualitas udara
ambien dan air di sekitar lokasi terdekat rencana studi adalah pada Tabel
3.2 dan penentuan titik sampling udara dan air pada Gambar 3.2.
Tabel 3.2 Kualitas Udara Ambien di Lokasi
Proyek
N Paramet Satuan Lama Titik Baku
o er Penguk Samplin Mutu
ur g *
Titik Titik Titik
A B C
1 SO2 µg/N 1an Jam 262
m3
2 CO µg/N 1 Jam 22600
m3
3 NO2 µg/N 1 Jam 22,5
m3
4 O3 µg/N 1 Jam 200
m3
5 HC µg/N 1 Jam 160
m3
6 Pb µg/N 1 Jam 60
m3
7 Dustfall µg/N 1 Jam 260
m3
Keterangan:
Baku Mutu : Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 10 Tahun 2009 tentang Baku
Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Jawa Timur
3.1.1.2 Tingkat Kebisingan
a. Metode Pengumpulan Data
Kebisingan akan diukur secara langsung dengan menggunakan alat
Sound Level Meter di lokasi yang sama dengan lokasi
pengukuran/pengambilan sampel udara ambien dan di lokasi pemukiman
penduduk sekitar TPA Kabupaten Jombang. Metode pengukuran tingkat
kebisingan disesuaikan dengan metode SNI 8427.2017 tentang
Pengukuran Tingkat Kebisingan Lingkungan.
b. Metode Analisis Data

39
Hasil sampling kebisingan dibandingkan dengan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup: Kep-48/MENKLH/11/1996. Data yang diperoleh
akan dianalisis secara deskriptif.

Gambar 3.2 Peta Titik Sampling Udara

40
3.1.1.3 Gambar 3.3 Peta Titik Sampling Air

41
3.1.1.4 3.1.1.3 Potensi Banjir
a. Metode Pengumpulan Data
Data yang akan dikumpulkan mengenai aspek air meliputi data primer
dan data sekunder. Data primer meliputi pola aliran dan debit air sungai
secara langsung sebagai badan air penerima dari rencana kegiatan.
Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi
terkait. Selain itu dikumpulkan data lainnya berupa data curah hujan 5
tahun terakhir yang diperoleh dari stasiun pengamat terdekat dengan
lokasi rencana kegiatan.
b. Metode Analisis Data
Analisa data berdasarkan jaringan drainase berupa saluran-saluran
pembuangan air hujan dimana dimensi saluran dihitung berdasarkan
metoda rasional sebagai berikut:
Q = 0.278 C.I.A
Dimana:
Q = Debit air hujan (m3/detik)
C = Koefisien aliran
I = Curah hujan maksimum (mm/m2/jam)
A = Luas area (km2)
Koefisien aliran (run off coefficient) untuk berbagai area adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.3 Koefisien Aliran (Run Off Coefficient)
Area Koefisian
Aliran
Padang rumput / taman 0,05 – 0,10
Pedesaan 0,10 – 0,25
Permukiman 0,25 – 0,50
Daerah sedang 0,50 – 0,70
Daerah padat 0,70 – 0,90
Jalan aspal 0,25 – 0,60
Atap 0,70 – 0,95

Selanjutnya dimensi saluran air hujan, khususnya pipa tegak, dihitung


berdasarkan hubungan sebagai berikut :

42
Q = AV

Q=
b=n+h
Dimana:
A = Luas basah saluran, m2
V = Kecepatan aliran, m/detik
R = Jari-jari hidrolis, m
S = Kemiringan saluran, %
n = Koefisien Manning
b = Lebar saluran, m
h = Tinggi saluran, m

3.1.1.5 Kualitas Air Permukaan


a. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengetahui kualitas air permukaan (air sungai) pada lokasi
penelitian, maka dilakukan pengukuran terhadap kualitas air permukaan.
Cara pengukuran, perhitungan dan evaluasi kualitas air sungai berpedoman
pada Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air Golongan II : Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air
untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air sama dengan kegunaan tersebut. Serta Kep Men LH No. 37 Tahun
2003 tentang Metode Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan
Contoh Air Permukaan. Parameter-parameter kualitas air permukaan yang
akan diukur disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.4 Parameter, Metode, Spesifikasi Pengujian Analisis
Kualitas Air Permukaan
No Parameter Analisis Metode Analisis Spesifikasi Metode
Pengujian
Fisika
1 Suhu Termometer SNI 06-6989.23-2005
2 Zat Padat Tersuspensi Gravimetri SNI 06-6989.3-2004
(TSS)

43
Kimia
3 pH pH meter SNI 06-6989.11-2004
4 DO Titrimeter SNI 06-6989.14-2004
5 Minyak-lemak Gravimetri SNI 06-6989.10-2004
6 Sulfida (H2S) Spektrofotometri Serapan SNI 6989.70-2009
Atom
7 BOD5 Inkubasi pada Temperatur SNI 6989.72-2009
20˚C, 5 hari
8 COD Refluks secara tertutup SNI 6989.2-2009
Mikrobiologi
9 Fecal Coliform Tabung fermentasi SNI 06-4158-2009
10 Total Coliform Tabung fermentasi SNI 06-4158-2009

Lokasi pengambilan sampel ditetapkan pada lokasi tapak


proyek dan sekitarnya yang diprakirakan akan terkena dampak
kegiatan proyek. Penetapan lokasi ini juga mempertimbangkan:
 Arah aliran sungai
b. Metode analisis data
Studi komponen lingkungan hidrologi meliputi komponen-komponen
fisika dan kimia air sungai. Pengambilan sampel di sungai yang
berdekatan dengan wilayah studi. Pelaksanaan pengambilan sampel ini,
sangat berpengaruh terhadap keakuratan hasil analisis laboratorium.
Mengingat kesalahan pada saat pengambilan sampel akan mempengaruhi
struktur dan komposisi fisika-kimia air sampel tersebut, maka ketelitian
dalam pengambilan sampel sangatlah mutlak. Beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi antara lain: peralatan, bahan penolong, sarana
pengambilan sampel, volume contoh, pola kerja, cara pengawetan, dan
waktu pengambilan. Keseluruhan metode tersebut akan disesuaikan
dengan SNI. 06 – 2412 – 1991. Sampel dianalisis di laboratorium dan
hasilnya dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku yaitu Peraturan
Daerah Kota Surabaya No 2 tahun 2004 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air.

3.2

44
3.3.1.5 Potensi Banjir
Jaringan drainase ini berupa saluran – saluran pembuangan air hujan
dimana dimensi saluran dihitung berdasarkan metoda rasional sebagai
berikut :
Q = 0.278 C.IA
Dimana:
Q = Debit air hujan, m3/detik
C = Koefisien aliran
I = Curah hujan maksimum, mm/m2/jam
A = Luas area, km2
Koefisien aliran (run off coefficient) untuk berbagai area adalah
sebagai berikut:
Padang rumput / taman 0,05 – 0,10
Pedesaan 0,10 – 0,25
Permukiman 0,25 – 0,50
Daerah sedang 0,50 – 0,70
Daerah padat 0,70 – 0,90
Jalan aspal 0,25 – 0,60
Atap 0,70 – 0,95
Selanjutnya dimensi saluran air hujan, khususnya pipa tegak,
dihitung berdasarkan hubungan sebagai berikut:
Q = AV

Q=
b=n+h
Dimana:
A = Luas basah saluran, m2
V = Kecepatan aliran, m/detik
R = Jari-jari hidrolis, m
S = Kemiringan saluran, %
n = Koefisien Manning
b = Lebar saluran, m
h = Tinggi saluran, m

45
Sebelum dialirkan ke saluran saluran, air hujan dapat meresap
terlebih dahulu ke dalam tanah melalui suur resapan, baru limpasannya
disalurkan.

3.3.1.6 Kualitas Air Permukaan


Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Sementara teknik
pengumpulan data adalah dengan melakukan pengambilan sampel air sungai
untuk diuji dan dianalisis di laboratorium dan dibandingkan degan baku mutu
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya No 2 tahun 2004 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Perkiraan dampak terhadap penurunan kualitas air akan dilakukan
dengan menggunakan metode informal yaitu membandingkan kondisi
kualitas air saat ini dengan perubahan yang akan terjadi akibat kegiatan, dari
mulai kegiatan konstruksi hingga operasi.
Untuk menghitung peningkatan konsentrasi suatu parameter air akibat
suatu kegiatan, menggunakan pendekatan yang diusulkan oleh Metcalf,
yaitu:

Dimana:
Cr = Konsentrasi parameter di hilir (mg/l)
Cw = Konsentrasi parameter dalam limbah (mg/l)
Cu = Konsentrasi parameter di hulu (mg/l)

Qr = Debit air di hilir (l/detik)


Qw = Debit air limbah (l/detik)
Qu = Debit air di hulu (l/detik)

46
3.3.1 Telaahan terhadap Dampak Penting
Telaah terhadap dampak penting dilakukan dengan mengevaluasi kecenderungan
dampak yang terjadi pada setiap tahapan kegiatan dan dampak yang ditimbulkan pada
komponen lingkungan. Evaluasi dilakukan secara holistik terhadap semua dampak
besar dan penting yang bersifat negatif maupun positif sebagai satu kesatuan sehingga
dapat dilihat pertimbangan dampak penting yang bersifat negatif dengan yang bersifat
positif. Evaluasi dampak besar dan penting dilakukan dengan menggunakan metode
matriks. Penilaian terhadap besar dan pentingnya dampak terhadap komponen
lingkungan dituliskan di dalam kolom hubungan antara komponen lingkungan dan
jenis dampak. Setelah dilakukan evaluasi secara holistik dengan menggunakan
metode matriks, selanjutnya ditentukan bahwa kegiatan yang akan dilakukan
pengelolaan dan pemantauan adalah kegiatan yang menyebabkan dampak terhadap
komponen lingkungan.
Telaahan secara holistik atas berbagai komponen lingkungan yang diprakirakaan
mengalami perubahan mendasar sebagimana dikaji pada prakiraan dampak penting,
dengan menggunakan kriteria dalam pedoman mengenai ukuran dampak penting
sesuai dengan undang-undang no.32 tahun 2009 pasal 22 ayat 2 ditentukan
berdasarkan kriteria:
1. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan
2. Luas wilayah penyebaran dampak
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
4. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak dan/atau
7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Evaluasi dampak yang bersifat holistik adalah telaahan secara totalitas terhadap
beragam dampak penting lingkungan yang dimaksud pada uraian prakiraan dampak
penting, dengan sumber usaha ataau kegiataan penyebab dampak. Beragam
komponen lingkungan yang terkena dampak penting tersebut (positif maupun
negatif) ditelaah sebagai satu kesatuan yang saling terkait dan saling
mempengaruhui, sehingga diketahui sejauh mana “perimbangan” dampak penting
yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif.
Dampak penting yang dihasilkaan dari evaluasi disajikan sebagai dampak-dampak
penting yang harus dikelola.

47
3.3.2 Telaah Dasar Pengelolaan
a. Hubungan sebab akibat (kausatif) antara rencana usaha kegiatan dan rona
lingkungan hidup dengan dampak positif dan negatif yang mungkin timbul.
b. Ciri dampak ini akan dikemukakan dengar jelas, dalam arti apakah dampak
penting positif atau negatif akan berlangsung terus selama rencana usaha/
kegiatan berlangsung. Atau antara dampak yang satu dengan dampak lainnya
akan terdapat hubungan timbal balik yang antagonistik atau sinergistis.
c. Kelompok masyarakat yang akan terkena dampak negatif dan kelompok
masyarakat yang akan terkena dampak positif. Identifikasi kesenjangan antara
perubahan yang dinginkan dan perubahan yang mungkin terjadi akibat usaha/
kegiatan pembangunan.
d. Kemungkinan seberapa luas daerah yang akan terkena oleh dampak penting
iri, apakah hanya akan dirasakan dampaknya secara lokal atau regional.
Karena itu akan diuraikan pula usulan pengendaliannya ditinjau dari segi
tingkat kemampuan pemerintah untuk bisa mengatasi dampak negatif dan
mengembangkan dampak positif.
Komponen lingkungan yang secara potensial akan terkena dampak penting
akan dievaluasi derajat kepentingan dampaknya dengan metoda yang relevan
antara lain melalui rapat telaahan pustaka dan pertimbangan pakar (expert
judgement)

48

Anda mungkin juga menyukai