Anda di halaman 1dari 62

INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI

SUMBER PENCEMAR
Budi Kurniawan 1
Oleh : Dr.Eng. Budi Kurniawan, M.Eng,
Staf Deputi Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup
Kementerian Lingkungan Hidup
pencemaran
ke sungai
limbah
domestik
pemukiman
Pertanian
Perkebunan
HTI
laut
air limbah
industri
Lindi
penimbuna
n limbah
Kegiatan pertambangan
perikanan
PRINSIP DASAR
INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI SUMBER PENCEMAR
HASIL:
Jenis, lokasi, badan air penerima, besaran beban dan karakteristik sumber
pencemar (parameter-parameter pencemar) diketahui kontribusi
masing-masing kegiatan untuk masing-masing parameter pencemar
Peta Topografi, Peta Rupa Bumi, Peta Penggunaan
Lahan, Peta Adminsitrasi, Peta Hidrologi
Batas DAS/Sub DAS Lokasi Sumber
pencemar, Sumber air
Jumlah Beban Pencemaran yang
masuk sumber air di DAS/Sub-DAS
di masing-masing Kab/kota:
Rumah Tangga, Rumah sakit,
Industri, hotel, restoran,pertanian,
peternakan


Data Demografi, BPS,
DataHasil Pemantauan
/Swapantau air
limbahIndustri, Data
Pertanian,&
Peternakan dll

Faktor Emisi
INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI SUMBER PENCEMARAN AIR
BERBASIS DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)
Perhitungan Beban
Pencemaran Air
berbasis DAS
Rekapitulasi dan Analisis
Sumber Pencemaran Air
Kewenangan
Kab/kota
Kewenangan
provinsi
Jenis Sumber Pencemar
a. Sumber Terpusat (Tertentu)
- Anak sungai
- Effluen IPAL/langsung
industri/pemukiman/peternakan


a. Sumber Tersebar (Tak Tentu)
- Limbah pertanian
- Limbah domestik (tidak teratur)
KgBOD/hari/m
KgBOD/hari
Sumber Pencemar
Pencemar point source
umumnya bersifat lokal
dengan volume relatif
tetap misalnya: industri,
hotel, rumah sakit,
pusat perdagangan,
laboratorium klinik dan
gedung-gedung
komersial
Sumber pencemaran non
point (non-institusi) adalah
sumber pencemar tersebar
(diffuse) atau bukan titik
(non point source) yang
dibawa oleh air larian
(runoff) pada saat atau
setelah terjadinya hujan.
Sumber pencemar tersebut
meliputi air larian di
perkotaan, pertanian, hutan
dan pertambangan juga air
limbah rumah tangga
Tabel 2.2 - Jenis, Sumber Data dan Tujuan Penggunaannya Dalam Persiapan Inventarisasi
No. Jenis Data Sumber Data Tujuan
1. Peta dasar Bappeda
BAKOSURTANAL
Rujukan pemetaan lokasi
sumber pencemar air baik
sumber tertentu dan sumber
tak tentu.
2. Lokasi dan jenis
kegiatan/industri (data
industri/profil industri)
Dinas Lingkungan Hidup
BPLH/ BPLHD
Dinas Pertanian dan Pengairan
Dinas Peternakan
Departemen Perindustrian dan
Departemen Perdagangan
Memetakan posisi dan
distribusi kegiatan yang
menghasilkan pencemar dari
sumbernya khususnya
sumber non-domestik.
3. Demografi/
kependudukan serta
distribusinya
Biro Pusat Statistik
Dinas Kimpraswil
Memetakan daerah
pemukiman yang memberikan
kontribusi besar pada
pencemaran air dari sumber
domestik.
4. Topografi, hidrologi,
klimatologi, existing
sewerage
system,batas perairan
dan sub-DAS,
informasi/peta
pemanfaatan lahan
(existing land-use)
BAKOSURTANAL
Direktorat Geologi dan Sumber
Daya Mineral
Dinas Kimpraswil
Bappeda
Dinas Sumber Daya Air
Departemen Pekerjaan Umum
Badan Meteorologi dan
Geofisika
Kantor pemerintah setempat
Memetakan lokasi tangkapan
pencemar pada sumber air
penerima serta untuk
menjajaki distribusi pencemar
dalam suatu wilayah sub-DAS
(Daerah Air Sungai),
pemetaan luas tata guna
lahan, mengetahui kondisi
hidrologis dan hidraulis
wilayah inventarisasi.

Pengumpulan Data
5. Kuantitas dan kualitas
sumber air
Dinas Lingkungan Hidup
BPLH/ BPLHD
Mengetahui parameter
pencemar dominan yang
memberikan kontribusi
pencemaran air yang tinggi
yang mempengaruhi kualitas
wilayah perairan tertentu.
6. Data
pertanian/peternakan
(Agricultural Data)
Pusat Penelitian Tanah dan
Agroklimat
Dinas Pertanian dan Pengairan
Dinas Peternakan
Memetakan daerah
pertanian/peternakan, kondisi
dan jenis tanah, serta
mengetahui ketersebaran
penggunaan pupuk/ pestisida
berdasarkan jenis tanaman.

No. Jenis Data Sumber Data Tujuan

Pengumpulan Data Point Source
(Sumber Institusi)
No. Jenis Data dan Informasi Sumber Data
1. Data kualitas air limbah Hasil analisis dan pengukuran langsung
Data hasil pantau/ laporan periodik penaatan
ijin pembuangan air limbah
2. Data kuantitas air limbah Hasil analisis dan pengukuran langsung
Data hasil pantau/ laporan periodik penaatan
ijin pembuangan air limbah
Metodologi perhitungan beban
pencemaran air
1. Metode perhitungan langsung menggunakan data hasil
pemantauan, mis:
Point source (outlet air limbah Industri , IPAL Komunal
Domestik)
2. Metode estimasi menggunakan faktor emisi, mis: Non
point source (rumah tangga tanpa IPAL, peternakan,
pertanian)
3. Metode estimasi beban pencemaran industri
menggunakan beban per output product atau jumlah
pegawai, mis: IPPS Worldbank, WHO dan Basic unit of
discharge from industry, Japan esti-pol-load-jp.pdf


9 Budi Kurniawan
BATAS WILAYAH KAJIAN
Batas administrasi adalah ruang dimana masyarakat dapat secara leluasa
melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku di dalam ruang (wilayah) administrasi tersebut.
Batas administrasi dalam kegiatan kajian ini adalah mencakup 1 (satu)
Wilayah Kota dan 2 (dua) wilayah yaitu Kota Pontianak, Kabupaten Pontianak
dan Kabupaten Kubu Raya
Batas Hidrologis adalah ruang persebaran wilayah yang media transportasi air
dari wilayah tersebut akan mengalir menuju segmen yang diteliti, dimana
komponen-komponen lingkungan berproses secara alami di dalam ruang
tersebut dan saling memberikan pengaruh sehingga menghasilkan perubahan
yang mendasar. Dengan demikian batas hidrologis ini didasarkan pada sebaran
dampak melalui media air pada satu satuan ekosistem tertentu. Batas
ekologis pada Kajian Sungai Kapuas Kecil adalah sebagaian segmen Sungai
Kapuas Kecil yang ada di DAS Kapuas.
Batas teknis merupakan resultante dari batas-batas di atas yang menyangkut
ruang hidrologi dan batas administrasi dengan mempertimbangkan berbagai
kendala seperti Teknik Kemampuan telaah dan metodologi, keterbatasan biaya
serta, waktu yang tersedia yang hakekatnya merupakan wilayah kajian.
No.
Nama
Perusa
haan
Jenis
Kegiatan
Kapasitas
Debit Air
Limbah
yang
dibuang
M3/day
Nama
Sunga/Anak
Sungai tempat
pembuangan
akhir
Titik
Koordinat
Outlet
IPAL
Karakteristik
Air Limbah
Kualitas
air
iimbah
Waktu
operasi
per
tahun
(jam per
tahun)
Beban
Pencemaran
1.
2.
Dst..
I,i= Ci x V x OpHrs/1000000
I,i = Besar beban/emisi pencemar atau parameter i, kg/tahun
C,i=Konsentrasi jneis pencemar i dalam buangan air limbah, mg/l (data pemantauan lapangan)
V =Laju alir buangan air limbah liter/jam
OpHrs=Jumlah jam operasi per tahun, jam/tahun
1 000 000 = faktor konversi, mg/kg
MATRIK SUMBER PENCEMAR INSTITUSI
11 Budi Kurniawan
Tahapan Perhitungan Beban Pencemar untuk point
source (SEMAC, 2009)
1. Menggunakan data hasil monitoring berupa konsentrasi dan debit
air limbah
2. Jika data konsentrasi tersedia, sedangkan data debit air limbah
tidak ada, maka menggunakan debit air limbah yang terdapat pada
Izin
3. Jika data konsentrasi dan debit air limbah tidak tersedia, maka
menggunakan pollutan load unit (PLU) atau faktor emisi (FE).
4. Beban pencemar untuk industri yang tidak memiliki data hasil
monitoring dan data dari izin serta tidak memiliki data fasilitas
lainnya (penggunaan air, jumlah karyawan, kapasitas produksi dan
output produk) dapat menggunakan nilai median (nilai tengah)
dari beban pencemar sektor sejenis yang telah dihitung

Pollutan load unit (PLU) atau Faktor emisi (FE)
Faktor emisi merupakan rerata statistik dari jumlah
massa pencemar yang diemisikan untuk setiap satuan
aktivitas kegiatan.
FE sering juga disebut dengan pollutan load unit (PLU).

PLU atau FE sektor industri didapatkan dengan
menggunakan basis penggunaan air, jumlah karyawan,
kapasitas produksi atau output produksi seperti yang
dilakukan World Bank (Industrial Pollution Projection
System, 1997) dan WHO (Rapid Inventory Assesment in
Environmental Pollution, 1993) dan JICA (SEMAC, 2009) .

1. BOD and debit data are available
2. Only BOD data are available
Use discharge
license or intake
license data
3. No BOD and debit data are available
3-2. Neither facility information nor PLUs are
available
No
Use the data
No
No
Use Pollution
Load Units
(PLU)
Sector (Industry) PLUs (BOD
g/day/employee) *1
Dyeing 79.1
Other foods 37.9
Metal 10.3
Paper 17.9
Polyester fiber 47.1
Textile 219.2
Laundry 96.4
Machine 4.7
Plastic goods 57.3
Car & motorcycle parts 13.5
Ceramic and tile 2.0
Sector (Industry) PLUs (BOD
g/day/employee) *2
Tannery 144.4
Soap and detergent 50.4
Chemical 1898.2
Metal goods 0.2
Printing 0.6
Glass 0.3
Sector (Others) PLUs *3
Hospital 123 g/day/bed
Hotel 55 g/day/visitor
Restaurant 17 g/day/visitor
Case A: Pollution
load data are
available in same
sector
Use median pollution
load in the sector
Case B: Pollution
load data are not
available in same
sector
No
- Do not count in
Or
- Add as unknown
factor
3-1. Facility information (number of employee,
etc) is available
*1: Survey in SEMAC
*2: Data from World bank
*3: Data from Ecoterra
Steps of Pollution Load Estimation
Using monitoring
data
Debit data from water
intake license
Using PLU:
37.9 (g/day /employee)
* Number of employee
Median of above
pollution load
Pollution Load Estimation of Other Foods Sector in Kota Tangerang
Facility Sector
Number of Employee
(person)
Debit
(m3/day)
BOD
(mg/L)
Pollution Load
(kg/day)
Cisadane Raya Chemical, PT Other food 15,292 94.6 1446.6
Dua Sekawan, PT Other food 50 24 113.85 2.7
Indofood Fritolay, PT Other food 439 180 13 2.3
Verra Cosmetics, CV Other food 50 5 249 1.2
Wihadil Chemical Other food 250 30 42 1.3
Seelindo Sejahtera, PT Other food 92 10 75 0.8
Gandum Mas, PT Other food 500 10 75 0.8
Anugrah Citra Boga, PT (Super Lezat) Other food 40 78 1500 117.0
Bumi Tangerang Coklat Utama, PT Other food 400 15 74 1.1
Bumi Tangerang Mesindotama, PT Other food 314 11.9
Sumber Sari, CV Other food 6 0.2
Inbraco, PT Other food 50 1.9
Cipta Rasa Sempurna Other food 85 3.2
Dinastylestari Sanjaya Other food 60 2.3
Luckyfood Jaya Makmur, PT Other food 36 1.4
Sarimurni Cengkareng, PT Other food 30 1.1
Asia Sari, PD Other food 33 1.3
Tulus Rejeki Murni, PT Other food 60 2.3
Sumber Makmur Other food 38 120 1.4
Belinda Makmur Pratama, PT Other food 35 1.3
Harum Sari Food Industri Other food 80 15 3.0
Kimpo Sejahtera, PT Other food 1.9
Widico Stantina Biscuit, PT Other food 1.9
Laun Other food 1.9
No
Pollutant
Emission
Factor
(gr/hr)
1
TSS 38
2
BOD 40
3
COD 55
4
Minyak&lemak 1,22
5
Detergen 0,189
6
NH4-N 1,8
7
NO2-N 0,002
8
NO3-N 0,01
9
Organik-N 0,11
10
Total-N 1,95
11
PO4-P 0,17
12
Total-P 0,21
13
S 1,3
14
Phenol 0,001
15
E-coli 3E+14
16
No Pola sanitasi River reaching
coeffecient ()
1 Pembuangan
langsung ke
sungai
1
2 Saluran
terbuka
0,85
3 SeptikTank 0,3
Perhitungan Potensi Beban
Pencemaran Domestik:
PBP= Jumlah Penduduk x
Faktor emisi X rasio ek x alpha


Faktor emisi Air limbah
domestik
Sumber: Irianto, Iskandar, 2004 dalam
Puslitbang SDA


No Daerah Rasio Ekivalen
Kota (rek)
1 Kota 1
2 Pinggiran
Kota
0,8125
3 Pedalaman 0,6250
PBPD : Potensi Beban Pencemaran Limbah
Domestik

: Koefisien Transfer beban, yang dibagi menjadi 3 (tiga zona)
ZONA NILAI

JARAK TERHADAP
SUNGAI
ASUMSI
A 1
0 100 m 100 % limbah domestik rumah tangga dibuang ke sungai
B 0.85
100 1000 m 85 % limbah domestik rumah tangga dibuang ke sungai (karena
ada effisien 15 % melalui tehnologi pengolahan limbah)
C 0.3
> 1000 m 30 % limbah domestik dibuang ke sungai (effisien 70 % melalui
tehnologi pengolahan limbah dan proses alami ke dalam tanah)
P
: Jumlah Penduduk
Faktor Emisi
: Emisi Limbah Domestik (BOD & COD)
NO PARAMETER BEBAN PENCEMAR
1 BOD 40 gr/org/Hr
2 COD 55 gr/org/Hr
Alpha (): Koefesien transfer beban (0,3-1)
Nilai = 1 digunakan untuk daerah yang lokasinya
berjarak antara 0 sampai 100 meter dari sungai,
nilai =0,85 untuk lokasi yang berjarak diantara 100
500 meter dari sungai (meenggunakan drainase
dan saluran terbuka)
nilai =0,3 untuk lokasi yang berjarak lebih besar dari
500 meter dari sungai (menggunakan septik tank).

Budi Kurniawan 18
Faktor Emisi Hotel dan Rumah Sakit,
(BSD-PSDA, 2013)
Sumber Pencemar
Faktor Emisi (gr/hari)
BOD COD TSS
Rumah Sakit (per
tempat tidur) 123 169,125 116,85
Hotel (per kamar) 55 75,625 52,25
Potensi Beban Pencemar dari Peternakan
Balai Lingkungan Keairan-puslitbang sumber daya air, 2004

20
PBT= Jumlah Ternak x Faktor emisi X 20%
Parameter Unit
Kerbau
Sapi Kuda Babi Domba Kambing Ayam Angsa Bebek
BOD 207 292 226 128 55,7 34,1 2,36 2,46 0,88
COD 530 717 558 362 136 92,9 5,59 6,67 2,22
N-Tot 2,6 0,933 38,083 4,622 0,278 1,624 0,002 0,061 0,001
P-Tot 0,39 0,153 0,306 0,276 0,063 0,115 0,003 0,006 0,005
g/ekor/hari
Faktor Emisi Kegiatan Pertanian
Balai Lingkungan Keairan-puslitbang sumber daya air, 2004
No Jenis Pertanian Parameter Limbah Pertanian
BOD N P TSS Pestisida
(Kg/ha/musim tanam)
(L/ha/musim
tanam)
1 Sawah (Jerami
padi yang
membusuk)
225 20 10 0,04 0,16
2 Palawija (Humus
yang terkikis)
9 10 5 2,4 0,08
3 Perkebunan lain
(Humus yang
terkikis)
9 3 1,5 1,6 0,024
21
PBTN (sawah) per Musim Tanam= Luas Lahan x Faktor emisi X 10%
PBTN (plawija dan perkebunan lain) per Musim Tanam= Luas Lahan x Faktor emisi X 1%

PBTN (kg/hari) = PBTN Per Musim Tanam / Jumlah hari musim tanam
COD diperoleh dengan mengalikan BOD dengan 1,5

Faktor Emisi Sampah
a. Beban sampah
Beban sampah (kg/hr) = Berat sampah /orang/hari x jumlah pddk
jumlah sampah yang dihasilkan per hari rata-rata adalah 0,8 kg/org/hari
b. Perhitungan sampah yang tidak tertangani
Berat sampah tdk tertangani (kg/hr)= % sampah yg tdk tertangani X
beban sampah
c. Perhitungan beban BOD
Penelitian yang dilakukan oleh INEGI dan SEMARNAP pada sungai di
Mexico tahun 1998 menyatakan bahwa 1 kg sampah organik memiliki
nilai BOD sebesar 2.82 gr Nilai inilah yang menyatakan beban BOD sam
pah (W sampah) tersebut
Beban BOD sampah (kg/hr) = Berat sampah tdk tertangani (kg/hr) x
(2,82/1000)
Karakteristik sampah 40-70 % organik
Budi Kurniawan 22
COD dapat diperkirakan dengan menggunakan asumsi COD=
1,5 x BOD, sedangkan

Total Beban Pencemaran Air
Total Beban Pencemaran Air = Beban sumber
Institusi (industri, rumah sakit, hotel,
restoran)+ Beban Pencemar Rumahtangga +
Beban Pencemaran Peternakan + Beban
Pencemaran Pertanian + Beban Pencemar dari
Sampah
Budi Kurniawan 23
PETUNJUK PENGGUNAAN
FORMAT ISIAN INVENTARISASI
DAN IDENTIFIKASI SUMBER
PENCEMAR KABUPATEN/KOTA
DAN PROVINSI
DEPUTI MENTERI LINGKUNGAN
HIDUP BIDANG PENGENDALIAN
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Terdapat 17 lembar kerja (worksheet)

1. Industri/Tambang/Minyak
Gas/Energi yang memiliki IPAL
2. Industri/Tambang/Minyak
Gas/Energi yang tidak memiliki
IPAL
3. Rumah sakit yang memiliki IPAL
4. Rumah sakit yang tidak memiliki
IPAL
5. Hotel yang memiliki IPAL
6. Hotel yang tidak memiliki IPAL


7. Rumah tangga terkoneksi
dengan IPAL
8. Rumah tangga tidak dilayani
IPAL
9. Peternakan
10. Pertanian
11. Perikanan
12. USK yang memiliki IPAL
13. USK yang tidak memiliki IPAL
14. Kawasan Industri
15. Sampah
16. Rekapitulasi Kabupaten/kota
17. Rekapitulasi Provinsi
Lembar Kerja 1: Industri/Tambang/Minyak Gas/Energi
yang memiliki IPAL
Tabel A Industri yang
memiliki IPAL dan
memiliki data
konsentrasi dan debit di
oulet
Tabel B Industri yang
memiliki IPAL dan hanya
memiliki data
konsentrasi di oulet
serta debit di izin
Tabel C Total Beban
Pencemar
Industri/Tambang/Miga
s/Energi yang memiliki
IPAL
Data: Administrasi,
dokumen lingkungan,
produksi, fasilitas IPAL,
debit dan konsentrasi
air limbah di outlet IPAL
Lembar Kerja 2: Industri/Tambang/Minyak Gas/Energi
yang tidak memiliki IPAL
Tabel Industri yang tidak memiliki IPAL
Data: Administrasi, dokumen lingkungan, produksi
Faktor emisi industri ditentukan oleh Deputi II KLH
berdasarkan salh satu atau lebih informasi sbb:
penggunaan air, jumlah karyawan, kapasitas produksi
atau output produksi seperti yang dilakukan World
Bank (Industrial Pollution Projection System, 1997)
dan WHO (Rapid Inventory Assesment in
Environmental Pollution, 1993) dan JICA (SEMAC,
2009)
Beban Pencemar dihitung oleh Deputi II KLH

Lembar Kerja 3: Rumah sakit yang memiliki IPAL
Tabel A Rumah Sakit yang
memiliki IPAL dan memiliki
data konsentrasi dan debit
di oulet
Beban Pencemar dihitung
berdasarkan data
konsentrasi air limbah dan
debit air limbah di outlet
IPAL
Tabel B Rumah Sakit yang
memiliki IPAL dan hanya
memiliki data konsentrasi di
oulet serta debit di izin
Tabel C Total Beban
Pencemar Rumah sakit
yang memiliki IPAL
Data: Administrasi,
dokumen lingkungan,
jumlah tempat tidur,
debit dan konsentrasi air
limbah di outlet IPAL
Lembar Kerja 4: Rumah sakit yang tidak memiliki IPAL
Tabel Rumah sakit yang tidak memiliki IPAL
Data: Administrasi, dokumen lingkungan, jumlah
tempat tidur (bed)
Beban Pencemar dihitung berdasarkan data jumlah
tempat tidur dan faktor emisi air limbah rumah sakit
Rasio ekuivalen kota: 0,8
Runoff rasio: 0,5

Lembar Kerja 5: Hotel yang memiliki IPAL
Tabel A Hotel yang memiliki
IPAL dan memiliki data
konsentrasi dan debit di
oulet
Beban Pencemar dihitung
berdasarkan data
konsentrasi air limbah dan
debit air limbah di outlet
IPAL
Tabel B Hotel yang memiliki
IPAL dan hanya memiliki
data konsentrasi di oulet
serta debit di izin
Tabel C Total Beban
Pencemar Hotel yang
memiliki IPAL
Data: Administrasi,
jumlah kamar, tingkat
hunian, konsentrasi dan
debit air limbah di
outlet IPAL
Lembar Kerja 6: Hotel yang tidak memiliki IPAL
Tabel hotel yang tidak memiliki IPAL
Data: Administrasi, dokumen lingkungan, jumlah
kamar dan tingkat hunian
Beban Pencemar dihitung berdasarkan data
jumlah kamar dan faktor emisi air limbah hotel
Rasio ekuivalen kota: 0,8
Runoff rasio: 0,5


Lembar Kerja 7: Rumah tangga yang terkoneksi
dengan IPAL
Tabel A Rumah Tangga yang
memiliki IPAL dan memiliki
data konsentrasi dan debit
di oulet
Beban Pencemar dihitung
berdasarkan data
konsentrasi air limbah dan
debit air limbah di outlet
IPAL
Tabel B Rumah tangga yang
memiliki IPAL dan hanya
memiliki data konsentrasi di
oulet serta debit di izin
Tabel C Total Beban
Pencemar Rumah
tangga yang memiliki
IPAL
Data: Administrasi, luas
wilayah terlayani,
jumlah KK yang dilayani,
konsentrasi dan debit
air limbah di outlet IPAL
Lembar Kerja 8: Rumah tangga yang tidak dilayani
IPAL
Tabel rumah tangga yang tidak dilayani IPAL
Data: Administrasi, jumlah penduduk
Beban Pencemar dihitung berdasarkan data jumlah
penduduk dan faktor emisi jumlah penduduk
Rasio ekuivalen kota: 0,8
Runoff rasio: 0,5
Lembar Kerja 9: Peternakan yang tidak memiliki IPAL
Tabel Peternakan yang tidak memiliki IPAL
Data: Administrasi, Jumlah dan jenis ternak
Beban pencemar dihitung berdasarkan jumlah
ternak, jenis ternak dan faktor emisi ternak
Runoff rasio: 0,2 (20%)
Beban pencemar hanya untuk BOD dan COD
Lembar Kerja 10: Pertanian
Tabel Beban Pencemar Air Pertanian
Data: Administrasi, Jenis dan luas pertanian
Beban pencemar dihitung berdasarkan luas lahan
pertanian, jenis pertanian dan faktor jenis emisi
pertanian
Runoff rasio: 0,1 (10%) untuk sawah, 0,01 (1%)
untuk palawija dan perkebunan lain
Jumlah panen dalam setahun:1 kali (365 hari) dan
2 kali (182,5 hari)
Beban pencemar hanya untuk BOD dan TSS



Lembar Kerja 11: Perikanan
Tabel Beban Pencemar Air Perikanan
Data: Administrasi, Jenis dan hasil (produksi) ikan
per tahun luas
Beban pencemar dihitung berdasarkan jumlah
hasil produksi ikan selama setahun dan faktor
jenis emisi ikan
Beban pencemar hanya untuk BOD dan COD



Lembar Kerja 12: Usaha Skala Kecil (USK) yang
memiliki IPAL
Tabel USK yang memiliki
IPAL dan memiliki data
konsentrasi dan debit di
oulet
Beban Pencemar dihitung
berdasarkan data
konsentrasi air limbah dan
debit air limbah di outlet
IPAL
Data: Administrasi,
dokumen lingkungan,
produksi, debit dan
konsentrasi di outlet IPAL
Lembar Kerja 13: Usaha Skala Kecil (USK) yang tidak
memiliki IPAL
Tabel USK yang tidak memiliki IPAL
Data: Administrasi, jumlah dan jenis USK, kapasitas
produksi
Beban Pencemar dihitung berdasarkan data jumlah
USK, kapasitas produksi dan faktor emisi air limbah
USK
Lembar Kerja 14: Kawasan Industri
Tabel Kawasan Industri yang
memiliki IPAL dan memiliki
data konsentrasi dan debit
di oulet
Beban Pencemar dihitung
berdasarkan data
konsentrasi air limbah dan
debit air limbah di outlet
IPAL
Data: Administrasi,
dokumen lingkungan,
produksi, fasilitas IPAL,
debit dan konsentrasi air
limbah di outlet IPAL
Lembar Kerja 15: Sampah yang tidak tertangani
Tabel sampah yang tidak tertangani
Data: Administrasi, jumlah penduduk
Beban Pencemar dihitung berdasarkan data jumlah
penduduk, estimasi sampah yang dihasilkan per orang per
hari, persentase sampah yang tidak tertangani, persentase
kandungan organik dalam sampah dan faktor emisi sampah
Rata-rata sampah yang dihasilkan per orang per hari:
1 kg
persentase sampah yang tidak tertangani: 50%
persentase kandungan organik dalam sampah: 60%
Rasio ekuivalen kota: 0,8
Runoff rasio: 0,5
Lembar Kerja 16: Rekapitulasi se Kabupaten/kota
Tabel Rekapitulasi beban pencemar air di
Kabupaten/kota
Tampilan: Administrasi, jumlah total beban
pencemar menurut sumber pencemar di
Kab/kota
Grafik kontribusi sumber pencemar menurut
paremeter BOD, COD dan TSS
Lembar Kerja 17: Rekapitulasi se Provinsi
Tabel Rekapitulasi Provinsi
Tampilan: Administrasi, jumlah total beban
pencemar menurut sumber pencemar di
Kab/kota se Provinsi
Pengisian manual menggunakan hasil
inventarisasi dan identifikasi tingkat
kabupaten/kota

Anda mungkin juga menyukai