Anda di halaman 1dari 42

PT.

UMAS JAYA FARM


PT. GREAT GIANT PINEAPPLE COMPANY
Jl. SULTAN HASANUDDIN NO. 56 BANDAR LAMPUNG
TELP. (0721)482631 FAX (0721)481333
PROVINSI LAMPUNG

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA


PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
(RKL-RPL)

PERKEBUNAN DAN PABRIK PENGOLAHAN


SINGKONG DAN NENAS 12.000 Ha
PT. UMAS JAYA FARM
PT. GREAT GIANT PINEAPPLE COMPANY
DI KECAMATAN BANDAR JAYA
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
PROVINSI LAMPUNG

LAMPUNG, DESEMBER 2006


KATA PENGANTAR

Sesuai Surat Keputusan Bupati Lampung Tengah Nomor : 08 Tahun 2006, PT. UMAS JAYA
FARM DAN PT. GREAT GIANT PINEAPPLE COMPANY memperoleh kuasa Perkebunan dan
pengolahan singkong dan nenas seluas 12.000 Ha. Areal dimaksud berada di Desa Bandar Sakti,
Kecamatan Bandar Jaya, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.
Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) ini merupakan bagian dari dokumen
AMDAL yang disusun untuk memenuhi kewajiban sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Sistematika
penyusunan dokumen ini mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 2006
tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

Adapun identitas pemrakarsa dan konsultan penyusun dokumen ini adalah sebagai berikut :

Identitas pemrakarsa
Nama Perusahaan : PT. UMAS JAYA FARM & PT. GREAT GIANT
PINEAPPLE COMPANY
Direktur Utama : Bintang Timur
Alamat : Jl. Sultan Hasanuddin No. 56 Bandar Lampung.
Telp. (0721) 482631. Fax (0271) 481333 Provinsi
Lampung
Konsultan Penyusun
Nama Perusahaan : PT. Lestari Jaya Konsultan
Penanggung Jawab : Dr. Ir. Simanungkalit, MSc
Alamat Kantor : Jl. Jenderal Sudirman No. 36 Bogor 13220

Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya dokumen
ini.
Jakarta, 15 November 2006
PT. Umas Jaya Farm
PT. Great Giant Pineapple Company

Bintang Timur
Direktur Utama

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Pernyataan, Maksud, dan Tujuan Pelaksanaan RKL-RPL....................................I-1
1.2. Pernyataan kebijakan lingkungan........................................................................I-2

BAB II. PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN


2.1. Pendekatan Teknologi .........................................................................................II-1
2.2. Pendekatan Sosial-Ekonomi ...............................................................................II-4
2.3. Pendekatan Institusi ............................................................................................II-4

BAB III. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP…………….………. III-1


3.1 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup………….……………………………. III-1

BAB IV JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN…………….…. IV-1

BAB V PERNYATAAN KOMIMEN DAN PELAKSANAAN RKL-RPL..…………....


DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................

LAMPIRAN .........................................................................................................................

Tabel III-1. Ringkasan Rencana Pengelolaan Lingkungan Pembangunan


Perkebunan Singkong dan Nenas dan Pabrik Pengolahan
PT. Umas Jaya Farm & PT. Great Giant Pineapple Company…………………

Gambar 2 Site Plan ............................................................................................................

Gambar 3 Site Plan Alternatif .............................................................................................

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PELAKSANAAN RKL DAN RPL

1.1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PELAKSANAAN RKL

Maksud pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) adalah untuk


memberikan perlindungan terhadap sumberdaya alam dan lingkungan yang berpotensi mengalami
perubahan karena rencana Pembukaan lahan perkebunan singkong dan nenas sekaligus merencanakan
pembangunan pabrik pengolahan nenas dan singkong yang dilakukan oleh PT. Umas Jaya Farm dan
PT. Great Giant Pineaple Company. Dalam rangka mendukung terlaksananya usaha pemerintah dalam
menunjang pendapatan nasional melalui usaha perkebunan. Pelaksanaan RKL juga merupakan wujud
tanggung jawab pemrakarsa untuk menjaga kelangsungan lingkungan hidup di sekitar kebun
sekaligus pabrik pengelolaan singkong dan nenas.
Tujuan pelaksanaan RKL Pembangunan perkebunan singkong dan nenas Beserta Fasilitas
Pendukung adalah sebagai berikut:

a. Menghindari atau mencegah dampak negatif lingkungan hidup melalui pemilihan atas alternatif,
tata letak (tata ruang mikro), lokasi dan rancang bangun proyek ;
b. Menanggulangi, meminimalisasi atau mengendalikan dampak negatif baik yang timbul pada
tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi ;
c. Meningkatkan dampak positif hingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar baik kepada
pemrakarsa maupun pihak lain terutama masyarakat yang turut terkena dampak positif tersebut ;
d. Memberikan pertimbangan ekonomi lingkungan sebagai dasar untuk memberikan kompensasi
atas sumberdaya tidak dapat pulih, hilang atau rusak (baik dalam arti sosial ekonomi budaya dan
atau ekologis), sebagai akibat usaha dan atau kegiatan dimaksud.

1.1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PELAKSANAAN RPL

Maksud pelaksanaan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) adalah untuk memantau
seluruh komponen lingkungan yang berpotensi terkena dampak karena rencana kegiatan Pembangunan
Perkebunan Beserta Fasilitas Pendukung sehingga terjamin kelangsungan lingkungan hidup sesuai
standar hidup yang ditetapkan. Sedangkan tujuan dari pelaksanaan RPL adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui secara dini dan kontinyu perubahan kualitas lingkungan sebagai akibat dari
pelaksanaan kegiatan perkebunan singkong dan nenas, oleh PT. Umas Jaya Farm dan PT.
Great Giant Pineapple Company, sehingga dapat segera diambil langkah pengendaliannya
secara cepat dan tepat.
DOKUMEN AMDAL RKL-RPL
Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
b. Sebagai sarana evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaan pengelolaan lingkungan.

c. Sebagai bahan informasi bagi semua pihak yang terkait dalam rangka penyempurnaan
program pengelolaan lingkungan.

KEBIJAKAN LINGKUNGAN PEMRAKARSA

Manajemen dan seluruh karyawan PT. Umas Jaya Farm dan PT. Great Giant Pineapple
Company akan memenuhi ketentuan perundangan yang berlaku terkait dengan pengelolaan
lingkungan hidup dan mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Semua kegiatan operasional hotel dan apartemen akan selalu berorientasi untuk perlindungan
lingkungan hidup yang nyaman dan sesuai standar yang telah ditetapkan. PT. Umas Jaya Farm dan PT.
Great Giant Pineapple Company berkomitmen untuk melaksanakan RKL dan RPL serta akan
bertanggung jawab untuk menanggulangi dampak-dampak yang berpotensi timbul karena rencana
kegiatan Pembangunan perkebunan Beserta Fasilitas Pendukung.

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
DOKUMEN AMDAL RKL-RPL
Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
BAB II

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

RKL merupakan upaya penanganan dampak lingkungan yang berpotensi muncul karena
rencana kegiatan. RKL merupakan pedoman praktis bagi manajemen Perkebunan singkong dan nenas
sekaligus pabrik pengelolaan singkong dan nenas untuk melaksanakan pengendalian, pengurangan,
dan pengelolaan dampak pada seluruh komponen lingkungan yang berpotensi terjadi karena kegiatan
Pembangunan perkebunan beserta fasilitas pendukung. RKL juga merupakan dasar bagi instansi
pengawas untuk melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup di
lingkungan perkebunan singkong dan nenas di kabupaten lampung.

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
Lampiran 1. Ringkasan Rencana Pengelolaan Lingkungan Pembangunan Perkebunan SIngkong dan Nenas dan Pabrik Pengolahannya PT. Umas Jaya Farm dan
PT. Great Giant Pineapple Company Propinsi Lampung
Rencana Pengelolaan Lingkungan Instansi
Ta Tujuan Lokasi Mempertahankan
Tolok Ukur Pencegahan dan Periode Pelaksanaan
ha Jenis Dampak Sumber Dampak Pengelolaan Pengelolaa dan
Dampak Penanggulangan Pengelolaan Pengelolaan Pengawas Pelapor
p Lingkungan n Mengembangkan
Dampak Negatif
Hidup Dampak Positif
- Jenis - Meneka - Areal Sosial Ekonomi : Bulan penghujan PT. UJF dan - Dnas - Pemd
Erosi tanah 1. dan Laju n laju erosi perke- - Pelatihan (Januari s/d April PT GGPC PU Kab. a
Pembukaan Erosi ≤ TSL (36 bunan konservasi tanah dan Nop s/d Lampung Kabupate
K dan penyiapan - Debit ton/ha/th) - Badan dan air Tengah n
puncak - Meneka jalan - Penyuluhan Des) - Dinas Lampung
O lahan limpasan n terjadinya angkutan secara berkala Lingkungan Tengah
N - Debit pencemara - DAS kepada para pekerja Hidup - Dinas
S sungai, n di sungai - Menyediakan Kabupaten Kesehata
T kekeruhan, dan anak- dana yang memadai Lampung n
R sedimentasi anak Tengah
U , BOD, sungainya Institusi :
COD dan - Membentuk unit
K TSS pengelolaan
S lingkungan
i - Bekerjasama
dengan instansi
terkait
O Erosi Tanah 1. Pembuatan - Jenis - Meneka - Areal Teknologi : - Segera PT. UJF dan - Dnas - Pemd
P jalan dan Laju n laju erosi perke- - Pembuatan jalan, setelah LC, PT GGPC PU Kab. a
E 2. Erosi ≤ TSL (36 bunan pembukaan lahan pada tahap Lampung Kabupate
R Pembukaan - Debit ton/ha/th) - Badan dan penyiapan lahan konstruksi Tengah n
A dan penyiapan puncak - Meneka jalan dilaksanakan di kebun dan - Dinas Lampung
S limpasan n terjadinya angkutan musim kemarau Pasca Lingkungan Tengah
I lahan - Debit pencemara - DAS - Pengerasan pada konstruksi Hidup - Dinas
sungai, n di sungai badan jalan dan terus- Kabupaten Kesehata
kekeruhan, dan anak- - Membuat saluran menerus Lampung n
sedimentasi anak drainase di selama Tengah
, BOD, sungainya sepanjang kanan pengusahaan
COD dan dan kiri jalan utama kebun
TSS dan jalan dengan
penghubung periode pela-
- Membuat saluran poran setiap
drainase utama 6 bulan
(main canal)
- Perawatan dan
perbaikan jalan
utama dan cabang
serta saluran
drainase secara rutin
- Menanami kiri
kanan jalan dengan
LCC segera setelah
pembuatan jalan
- Pemanfaatan
sisa-sisa vegetasi
hasil tebasan
sebagai mulsa
- Memasang
rambu batas
kecepatan
maksimum
- Mempertahankan
vegetasi alami pada
sempadan sungai

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
- Penanaman
vegetasi pada lahan
kosong di sempadan
sungai
- Pembuatan
penguat tebing
- Pemasangan
papan

Lampiran 1. (Lanjutan)
Rencana Pengelolaan Lingkungan Instansi
Ta Lokasi Mempertahankan Waktu dan
Pencegahan dan Pelaksanaan
ha Jenis Dampak Sumber Dampak Tolok Ukur Tujuan Upaya Pengelolaa dan Periode
Penanggulangan Pengelolaan Pengawas Pelapor
p Pengelolaan n Mengembangkan Pengelolaan
Dampak Negatif
Dampak Positif
-
informasi kawasan
lindung dan larangan
mengganggu vegetasi
dan satwa liar yang ada
di sempadan sungai.

Sosial Ekonomi :
- Pelatihan
konservasi tanah
dan air
- Penyuluhan
secara berkala
kepada para pekerja
- Penyuluhan
kepada masyarakat
dan karyawan
secara berkala
- Menyediakan
dana yang memadai

Institusi :
- Membentuk unit
pengelolaan
lingkungan
- Bekerjasama
dengan instansi
terkait

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
Lampiran 1. (Lanjutan)

T Rencana Pengelolaan Lingkungan Instansi


a Lokasi Mempertahankan Waktu dan
Pencegahan dan Pelaksanaan
h Jenis Dampak Sumber Dampak Tolok Ukur Tujuan Upaya Pengelolaa dan Periode
Penanggulangan Pengelolaan Pengawas Pelapor
a Pengelolaan n Mengembangkan Pengelolaan
Dampak Negatif
p Dampak Positif
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 13 14
Keanekaragaman Pembukaan dan - Kekayaa - Mengura Sempadan Teknologi : 1 tahun sekali PT. UJF dan - Disbun - Pemda
Hayati dan penyiapan lahan n& ngi Sungai pada tahap PT GGPC Kehutanan Lampung
Kualitas Habiatat kelimpahan gangguan - Rehabilitasi
Sempadan Sungai konstruksi dan Lampung Tengah
Satwa Liar jenis satwa- habitat
liar Satwa Liar selebar 100 m kiri pasca konstruksi Tengah - BKSDA
- Kelimpa - kanan sungai - DINAS Lampung
han jenis Melindungi sepanjang batas LINGKUNG
tumbuhan Satwa ekologis proyek. AN HIDUP
yang Langka LAmpung
dilindungi Tengah
dan nir Sosial Ekonomi
kayu
- Pelatihan bagi
petugas perusahaan
tentang upaya
pengelolaan terhadap
satwa dan tumbuhan
dilindungi
- Penyuluhan
secara berkala
kepada pekerja dan
masyarakat agar
tidak melakukan
perburuan satwa
dilindungi

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
Lampiran 1. (Lanjutan)
T Rencana Pengelolaan Lingkungan Instansi
a Lokasi Mempertahankan Waktu dan
Pencegahan dan Pelaksanaan
h Jenis Dampak Sumber Dampak Tolok Ukur Tujuan Upaya Pengelolaa dan Periode
Penanggulangan Pengelolaan Pengawas Pelapor
a Pengelolaan n Mengembangkan Pengelolaan
Dampak Negatif
p Dampak Positif
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 13 14
- Penyuluhan
kepada masyarakat
dan karyawan untuk
menjaga dan
melindungi kawasan
konservasi

Institusi

- Bekerjasama
dengan instansi
terkait, tokoh agama,
Organisasi Pemuda
dan LSM

Sosekbud Peningkatan - Persaing Membuka - Desa - - insidentil PT. UJF dan - Dinas - Pemda
Peluang Kerja, an usaha Peluang dan Bandar sesuai PT GGPC Perkebunan Lampung
Peningkatan - Tindaka Kesempatan Agung kebutuhan Lampung Tengah
Pendapatan, n kriminal Kerja - Desa
Peningkatan - Perubah Lempuya Tengah - Kandep
Peluang Berusaha, an pranata ng Bandar - Dinas Koperasi
Persepsi sosial - Desa Lingkungan - Kandep
Masyarakat - Konflik Bandar Hidup naker
Sakti Lampung - Muspika
- Desa Tengah
Tanjung
Anom
- Desa
Kijung
- Desa
Bandar
Raja

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
Lampiran 1. (Lanjutan)
Upaya/Teknik Pengelolaan Lingkungan Instansi
Mempertahank Pelaksanaa
Lokasi Waktu dan
Pencegahan dan an dan n
Tahap Jenis Dampak Sumber Dampak Tolok Ukur Tujuan Upaya Pengelolaa Periode Yang Dilapori/
Penanggulangan Mengembangk Pengelolaa Terkait
Pengelolaan n Pengelolaan Pengawas
Dampak Negatif an Dampak n
Positif
1. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 13 14
Komponen Sanitasi Prosentasi Mencegah - Desa Pendekatan Teknologi Selama kegiatan PT. UJF - Dinas - Pemda
Kesehatan Lingkungan tingkat dan Bandar operasi dan PT. Lingkungan Lampung
Lingkungan kesehatan Meningkatkan Agung - Membangun GGPC Hidup Tengahj
masyarakat kesehatan - Desa
Masyarakat masyarakat Lempuya pusat pelayanan Lampung
ng masyarakat Tengah
Bandar - Menyediakan - Dinas
- Desa sarana pengobatan Kesehatan
Bandar - Menyediakan Lampung
Sakti tenaga medis Tengah
- Desa
Tanjung
Anom
- Desa
Kijung
- Desa
Bandar
Raja
-

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
DOKUMEN AMDAL RKL-RPL
Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
2.1.PENDEKATAN TEKNOLOGI

Pendekatan teknologi mengandung pengertian penerapan teknologi yang akan diterapkan


untuk pengendalian dampak penting negatif yang timbul dari kegiatan pembangunan perkebunan
singkong dan nenas dan pabrik pengolahan singkong PT. Umas Jaya Farm dan PT. Great Giant
Pineapple Company, yaitu untuk meminimalisasi laju erosi tanah, meminimalisasi penggunaan air
tanah, mengendalikan penurunan kualitas air, melestarikan keanekaragaman hayati, habitat perairan
dan satwa liar sepanjang DAS dan rawa.

2.1.1. Penanganan Dampak Erosi Tanah dan Penurunan Debit Air Tanah.
Dampak negatif ini merupakan dampak dari kegiatan pembukaan dan penyiapan lahan, dan
penebangan pohon-pohon yang berada dalam areal kebun.. Terbukanya lahan dari penutupan vegetasi
(hutan rawang/hutan sekunder, semak belukar dan padang alang-alang) sebagai akibat kegiatan
pembukaan areal perkebunan akan menyebabkan menurunnya resapan tanah terhadap air hujan karena
hilangnya perakaran yang dapat meningkatkan resapan tanah terhadap air hujan. Menurunnya resapan
tanah ini akan menyebabkan meningkatnya aliran permukaan.

Peningkatan aliran permukaan yang terjadi akan mengalir masuk ke badan Sungai Pangubuan
dan anak-anak sungainya, beserta sungai Jorohitung. Pada puncak musim hujan peningkatan aliran
permukaan ini akan meningkatkan debit puncak sungai yang berada di areal pembangunan perkebunan
singkong dan nenas ini. Namun demikian karena akan ditanami singkong dan nenas maka
diprakirakan jumlah manusia dan makhluk hidup lainnya yang terkena dampak, luas pesebarannya,
lamanya dampak berlangsung, dan intensitasnya, relatif kecil sampai sedang, selama berlangsungnya
kegiatan perkebunan.

Erosi tanah dapat terjadi pada waktu musim penghujan (dalam kurun waktu ± 5 bulan).
Sebab waktu musim penghujan tanaman singkong dan nenas baru mulai tumbuh, sehingga
kemampuan untuk mengikat air permukaan tanah relatif kecil. Pada awal-awal penanaman ini areal
kebun sangat rentang terhadap laju erosi. Untuk itu upaya meminimalisir laju erosi perlu dilakukan.

Setelah kegiatan perkebunan ini berjalan setahun, kondisi lahan sudah mulai toleransi terhadap
laju erosi. Karena pada saat itu, tanaman nenas sudah difungsikan untuk mengendalikan laju
permukaan air tanah.

Hal yang perlu diantisipasi terhadap erosi tanah adalah pada areal-areal kebun singkong.
Dengan mempertimbangkan keadaan iklim, karakteristik tanaman perkebunan, keadaan kelerengan
tanah, dan kondisi lahan pasca penebangan, pihak manejemen dalam membangun perkebunan, akan
mempertimbangkan keseimbangan lingkungan. Bila upaya-upaya meminimalisir laju erosi tanah, akan
dapat mengendalikan penurunan kualitas air sungai, penurunan keanekaragaman satwa liar, dan
penurunan keanekaragaman habitat perairan.

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
Atas pertimbangan-pertimbangan tersebut, pendekatan teknologinya adalah membangun
saluran drainase dan penanaman tanaman penutup tanah (cover ground) disepanjang jalan utama dan
jalan penghubung pada areal kebun serta pembinaan habitat dan rehabilitasi sempadan sungai dengan
penanaman jenis vegetasi asli.

2.1.2. Penanganan Dampak Pembuangan Limbah Cair dan Erosi terhadap Penurunan Kualitas
Air.

Pengelolaan dampak penurunan kualitas air Sungai Pangubuan dan anak-anak sungai (DAS
dan sub DAS) akibat limbah cair dari proses pengolahan singkong dan buangan limbah akibat erosi
dirancang dua fase, yaitu fase pencegahan dan fase penanganan limbah. Pendekatan teknologi dalam
pengelolaan lingkungannya adalah sebagai berikut :

1) Perencanaan unit pengolahan singkong dilakukan secara cermat dengan mengacu kepada
Standar Operation Procedure (SOP), yang meliputi tata letak (lay out) dan sanitasi pabrik
pengolahan ;

2) Pencegahan dampak melalui penerapan teknologi protektif, yaitu dengan menggunakan teknik
inhouse keeping. Tindakan Inhouse Keeping terhadap dampak pencemaran air ini merupakan
upaya mengurangi debit air buangan yang tercemar, menekan intensitas pencemaran,
pengendalian operasi pabrik dan kehilangan bahan baku dapat ditekan seminimal mungkin, serta
menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan sehat ;

3) Pembuatan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) untuk menetralkan limbah cair yang berasal
dari pengolahan singkong, sebelum dibuang ke sungai .

2.1.3. Penanganan Limbah Padat Singkong dan Nenas

Pada umumnya limbah tapioka terdiri dari dua jenis bahan buangan yaitu yang terbentuk padat
dan cair. Limbah padat yang dihasilkan antara lain ampas, kulit luar, kulit sub-periderm, dan pecahan-
pecahan singkong (chips) yang lolos dari alat pengupas dan pencuci. Dalam kapasitas penuh
diperkirakan menghasilkan limbah padat singkong 500 ton/hari. Sedangkan limbah nenas terdiri dari
dua jenis bahan buangan yaitu yang berbentuk padat dan cair. Limbah padat yang dihasilkan antara
lain kulit luar dan bonggol. Dengan kapasitas produksi buah segar 1.200 ton/hari, maka dihasilkan
limbah padat sejumlah kurang lebih 400 ton/hari.
Penanganan terhadap limbah-limbah padat tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut :
1) Limbah padat berupa ampas dan potongan-potongan yang dihasilkan dikelola dengan cara
pengeringan. Penjemuran dilakukan diatas lantai semen berukuran 1230 x 115 m 2. dalam satu hari
ampas yang dihasilkan kira-kira 440 ton/hari (kadar air 75%). Penjemuran ampas biasanya diatur
pada ketebalan 2,5-3,5 cm sehingga dalam waktu 10 s/d 12 jam dengan beberapa kali pengadukan
DOKUMEN AMDAL RKL-RPL
Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
kadar air yang rendah ini kemudian dikirim ke pabrik asam sitrat yang digunakan sebagai bahan
baku substrat. Sedangkan campuran sub periderm dan chips yang telah dikeringkan akan menjadi
gaplek berkualitas rendah.
2) Kulit luar dan tanah limbah singkong, dikumpulkan dan untuk sementara dimanfaatkan
untuk menimbun jalan (road filling) di areal.
3) Limbah padat dari nenas diolah untuk dijadikan sebagai bahan baku pakan ternak (sapi).
Dengan demikian, limbah padat yang dihasilkan tidak merupakan masalah, dan sebaiknya
dapat dimanfaatkan sebagai komoditi yang menghasilkan nilai tambah.

2.1.4. Penanganan Dampak Penurunan Kelimpahan Jenis


Satwaliar yang Dilindungi dan Vegetasi.

Untuk menanggulangi berkurangnya kelimpahan dan keragaman jenis satwaliar terutama


yang dilindungi dilakukan pendekatan sebagai berikut :

1) Tetap mempertahankan keutuhan vegetasi pada sempadan sungai yang melewati areal
perkebunan singkong dan nenas, yaitu 100 m kanan-kiri sungai sebagai areal konservasi flora dan
fauna sebagai green belt dan perlindungan sempadan sungai yang berfungsi sebagai pencegah
erosi dan habitat tumbuhan serta satwa liar yang terdegradasi akibat kegiatan proyek (kantong
satwa).

2) Sosialisasi berupa penyuluhan-penyuluhan pada karyawan dan penduduk di sekitar proyek


mengenai pentingnya kegunaan areal konservasi untuk tetap dijaga kelestarian vegetasinya sebagai
habitat satwaliar yang dilindungi Undang-undang dan mencegah penangkapan satwaliar yang ada
di areal konservasi PT. Umas Jaya Farm dan PT. Great Giant Pineapple Company oleh karyawan
dan penduduk.

3) Pemasangan papan informasi tentang larangan merusak tumbuhan dan larangan berburu di
sekitar sempadan sungai.

2.2. PENDEKATAN SOSIAL EKONOMI

Dalam rangka memberikan sumbangsih untuk membantu meningkatkan perekonomian


masyarakat, serta memelihara harmonisasi antara pihak perusahaan dengan masyarakat, beberapa
kebijakan oleh pihak perusahaan sebagai berikut :

1) Memberikan prioritas kepada tenaga kerja lokal (seputar wilayah proyek) sesuai bidang
keahlian yang dimiliki, serta membuka kesempatan kepada tenaga kerja lokal (seputar wilayah
proyek maupun provinsi Lampung umumnya) sebagai pegawai, dengan terlebih dahulu mengikuti
pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak perusahaan ;

2) Penerimaan tenaga kerja dilakukan secara terbuka, baik melalui koran lokal maupun
pengumuman-pengumuman yang disebar di tempat-tempat umum ;

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
3) Memberikan jaminan hak-hak para pekerja sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku ;

4) Memberikan kesempatan, terutama pada penduduk lokal untuk membuka usaha-usaha rumah
makan dan atau usaha-usaha lainnya, di dalam areal proyek yang difasilitasi oleh pihak perusahaan
melalui Koperasi Karyawan yang akan dibentuk ;

5) Membantu mengembangkan usaha-usaha masyarakat yang telah ada dengan cara memberikan
modal stimulan dan pembinaan ;

6) Membangun pola kemitraan dengan petani singkong dan nenas ;

Disamping itu, dengan adanya proyek pembangunan perkebunan singkong dan nenas,
diprakirakan akan terjadi mobilitas sosial dari daerah lain. Mobilisasi ini akan memberikan dampak
positif (perekonomian), dan dampak negatif, yaitu kemungkinan terjadinya tekanan penduduk,
kriminalitas, dan prostitusi, sehingga dikhawatirkan akan perubahan nilai-nilai sosial budaya yang
mendasar. Untuk mengendalikan kemungkinan terjadinya dampak-dampak negatif tersebut, pihak
perusahaan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Meminta bantuan instansi-instasi terkait dan tokoh masyarakat (Tokoh Adat dan
Tokoh Agama), untuk mengontrolnya ;
2) Membangun suasana kehidupan beragama di lokasi proyek & lingkungan sekitarnya ;
3) Menindak dengan tegas, para pegawai yang melanggar ketentuan-ketentuan yang
berkaitan dengan kriminalitas dan permasalahan sosial lainnya.

2.3. PENDEKATAN INSTITUSI

Pendekatan institusi/kelembagaan ini diarahkan untuk menunjukkan sistem dan mekanisme


pengendalian dampak lingkungan yang dilakukan terkait dengan Perusahaan Perkebunan PT. Umas
Jaya Farm dan PT. Great Giant Pineapple Company, sehingga pelaksanaan pengelolaan tersebut
merupakan program perusahaan yang terpadu dengan melibatkan beberapa institusi di luar
perusahaan. Pendekatan kelembagaan ini meliputi :

1) Kerjasama dalam mengendalikan dampak negatif komponen fisik-kimia, biologi, sosial


budaya, dan kesehatan masyarakat, dilakukan dengan instansi pemerintah terkait seperti Dinas
Kehutanan, Dinas Perkebunan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian, Dinas
Pekerjaan Umum Subdin Pengairan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, BPN, BKSDA, Kandepnaker,
Pemda dan Muspika ;

2) Kerjasama dalam meningkatkan dampak positif komponen sosial ekonomi, dilakukan dengan
instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
Dinas Koperasi dan UKM, Perbankan, dan LSM yang bergerak dalam bidang konsultan usaha-
usaha kecil menengah ;

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
3) Melaporkan hasil kerja pengelolaan yang telah dilaksanakan dalam bentuk pelaporan kepada
instansi terkait tersebut di atas, dalam periode pelaporan 6 bulan sekali dan 1 tahun sekali dan
dilakukan selama kebun dan pabrik pengolahan singkong dan nenas beroperasi ;

4) Pengawasan terhadap hasil kerja pengelolaan lingkungan oleh Dinas Perkebunan Lampung
Tengah dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung.

Gambar 1. Gambar rencana pengelolaan lingkungan perkebunan

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
BAB III
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL) merupakan upaya penanganan dampak penting
terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan dari rencana kegiatan. Pemantauan merupakan kegiatan
yang berlangsung terus-menerus, sistematis dan terencana. Pemantauan dilakukan terhadap komponen
lingkungan yang relevan digunakan sebagai indikator mengevaluasi (compliance), kecenderungan dan
tingkat kritis dari rencana pengelolaan lingkungan hidup.
Uraian Rencana Pemantuan Lingkungan (RPL) perkebunan singkong dan nenas beserta pabrik
pengolahan tepung tapioka dan pengalengan nenas PT. Umas Jaya Farm dan PT. Great Giant
Pineapple Company pada masing-masing dampak penting dapat dirinci secara spesifik meliputi :
dampak penting yang dipantau, sumber dampak, parameter lingkungan hidup yang dipantau, tujuan
rencana pemantauan lingkungan hidup, metode pemantauan lingkungan hidup, lokasi pemantauan
lingkungan hidup, jangka waktu dan frekuensi pemantauan serta institusi pemantauan lingkungan
hidup. Dampak penting yang dipantau dampak yang dikelola berdasarkan dampak yang ditimbulkan
dari kegiatan pembangunan perkebunan.

3.1. TUJUAN DAN KEGUNAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


3.1.1Tujuan
Rencana pemantauan lingkungan hidup bertujuan:
 Mengidentifikasi dan mengetahui keberhasilan dan efektifitas upaya pengelolaan lingkungan
yang telah dilaksanakan.
 Mengidentifikasi dan mengetahui kemungkinan munculnya dampak lain yang belum
teridentifikasi sehingga dapat diupayakan tindakan pengelolaan dan pemantauan lingkungannya.

3.1.2 Kegunaaan
Kegunaan RPL bagi pemrakarsa, pemerintah, dan masyarakat dan instansi lain yaitu:
a. Bagi Pemrakarsa Kegiatan
 Sebagai petunjuk kerja dalam rangka monitoring dan evaluasi kinerja pelaksanaan
pengelolaan lingkungan.

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
 Memperoleh data dan informasi mengenai tingkat pencapaian sasaran yang diharapkan dalam
rangka mencegah, mengendalikan, dan menanggulangi dampak negatif penting, serta
meningkatkan dan mengembangkan dampak positif (penting dan/atau tidak penting) yang
ditimbulkan.
 Memperoleh data dan informasi sebagai bahan masukan dalam menentukan “Sistem
Peringatan Dini” sehingga langkah-langkah dalam pelaksanaan penanganan dampak dapat
dilaksanakan secara efektif, berhasil dan berdaya guna.
 Memperoleh data dan informasi yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan.
b. Bagi Pemerintah
 Sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan pengawasan dan pembinaan terhadap kegiatan
eksploitasi migas yang berwawasan lingkungan.
 Sebagai bahan masukan dalam penyusunan kerangka “Sistem Peringatan Dini” dalam
penanganan dampak lingkungan akibat kegiatan eksploitasi non migas.
 Sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan di bidang perkebunan
dan industri.
c. Bagi Masyarakat dan Instansi Lain
 Sebagai sumber informasi tentang pelaksanaan kegiatan PT UJF dan PT GGPC yang
berwawasan lingkungan.
 Sebagai informasi tentang manfaat dan sumbangan kegiatan PT UJF dan PT GGPC terhadap
upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.

3.2. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


3.2.1. Erosi Tanah
3.2.1.2. Sumber Dampak
Dampak laju erosi tanah merupakan dampak yang akan berlangsung mulai dari tahap
konstruksi sampai operasi yang diprakirakan pada tahap konstruksi adalah terjadi laju erosi tanah
sebagai akibat dari kegiatan pembuatan jalan, pembukaan dan penyiapan lahan perkebunan sedangkan
pada tahap operasi adalah penanaman, pemanenan dan pengangkutan hasil. Akibat dari erosi tanah
terjadi peningkatan transpor sedimen ke badan DAS Way Pangubuan, sehingga mempengaruhi
kualitas air yang akan mengancam biota air. Berdasarkan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL),
kegiatan konstruksi (pembukaan dan penyiapan lahan) diprakirakan akan meningkatkan laju erosi
menjadi 18 – 965 ton/ha. Laju erosi ini akan mencapai puncak pada bulan Desember sampai dengan
bulan Maret, dimana tingkat curah hujan mencapai 329,7 mm sampai 390,7 mm, dengan tingkat curah
hujan rata-rata per hari minimal mencapai 15,8 mm dan maksimal mencapai 18,8 mm.
Selain dari parameter-parameter komponen lingkungan hidup lainnya, paramater iklim seperti
tingkat curah hujan perlu dipantau. Bila tingkat curah hujan melebihi keadaan rona awal, (> rata-rata
curah hujan sepanjang tahun, atau perhari) laju erosi tanah cenderung akan semakin meningkat.

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
Sehingga tidak saja mempengaruhi komponen-komponen fisik-biologi, tetapi juga dapat
mempengaruhi komponen-komponen sosial ekonomi dan kesehatan.
Peningkatan laju erosi akan mengakibatkan peningkatan transpor sedimen ke Sungai
Pangubuan dan anak-anak sungainya. Transpor sedimen ke Sungai Pangubuan dan anak-anak sungai
mengakibatkan terjadi perubahan warna. Parameter inilah yang akan dipantau. Akibat lain dari laju
erosi adalah terjadi banjir sampai ke batas-batas sosial (pemukiman penduduk), dan diprakirakan
kondisi yang lebih parah adalah Desa Bandar Rejo dan Desa Kijung (berbatasa dengan DAS Way
Pangubuan). Indikator inilah yang perlau dipantau selama musim penghujan.
Peningkatan laju transpor sedimen ini akan dapat menurunkan kualitas air terutama akan
diindikasikan dengan meningkatnya kekeruhan, padatan tersuspensi dan padatan terlarut pada air
sungai yang mengalir dan menampung transpor sedimen dari areal yang dibuka ini. Penurunan
kualitas berdampak kehidupan dan penghidupan biota perairan pada DAS Way Pangubuan, beserta
Sub DASnya dan DAS Way Jorohitung.

3.2.1.3 Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau


Parameter yang akan dipantau akibat dampak laju erosi tanah adalah tinggi muka air, pola
aliran, debit sungai serta tinggi dan lama frekuensi genangan.

3.2.1.4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Tujuan rencana pemantauan peningkatan laju erosi adalah memantau besarnya laju erosi
setelah dilaksanakannya pengelolaan terhadap dampak tersebut sehingga akan dapat diketahui
efektivitas pengelolaan lingkungan (penanganan erosi) yang telah dilaksanakan.

3.2.1.5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


Metode
Parameter Pengumpulan Analisa Data Lokasi Jangka Waktu
Data
(1) (2) (3) (4) (5)
Laju Erosi
Tinggi Muka Pengamatan Analisis DAS Pangubuan & 1 tahun sekali
Air lapang Hidrograf DAS Jorohitung
Pola Aliran dan Pengukuran Pengukuran Saluran primer &, 1 tahun sekali
Debit Sungai lapang lapang sekunder, DAS
Pangubuan & DAS
Jorohitung
Tinggi, Lama, Pengamatan Penilaian ahli DAS Pangubuan & 1 tahun sekali
dan Frekwensi lapang DAS Jorohitung,
Genangan Pemukiman

3.2.1.6. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
Pelaksana dan penyandang dana pemantauan lingkungan ini adalah pemrakarsa, yaitu PT Umas
Jaya Farm dan PT. Great Giant Pineapple Company
b. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup
Pengawas pemantauan lingkungan dilakukan oleh :
 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kabupaten Lampung Tengah
 Bapedalda Provinsi Lampung
 Dinas Kehutanan Kabupaten Lampung Tengah dan Provinsi Lampung
c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan ini disampaikan kepada :
 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kabupaten Lampung Tengah
 Bapedalda Provinsi Lampung
 Dinas Kehutanan Lampung Tengah dan Provinsi Lampung

3.2.3. Keanekaragaman Hayati dan Habitat Satwa Liar


3.2.3.1. Sumber Dampak
Penurunan kekayaan dan kelimpahan jenis satwaliar dan vegetasi yang dilindungi undang-
undang pada lahan-lahan yang akan dibangun perkebunan singkong dan nenas beserta pabrik
pengolahannya, akan terjadi secara drastis pada awal-awal pembukaan lahan.
Saat dilakukan pembukaan lahan untuk areal perkebunan singkong dan nenas, dan selama
beroperasinya kegiatan perkebunan, akan menghasilkan dampak negatif primer, dan dampak negatif
sekunder pada komponen biologi antara lain :
1) Hilangnya vegetasi ladang dan vegetasi semak pada areal perkebunan dan penurunan vegetasi
sepanjang DAS Pangubuan dan DAS Jorohitung, beserta sub-sub DAS dan rawa-rawa ;
2) Menurunnya keanekaragaman satwa liar yang dilindungi, dan terancamnya satwa liar di sepanjang
Daerah Aliran Sungai.
Secara umum untuk mendukung kehidupan satwa liar diperlukan satu kesatuan kawasan yang
dapat menjamin segala keperluan hidupnya baik makanan, air, udara bersih, garam mineral, tempat
berlindung, berkembangbiak, maupun tempat untuk mengasuh anak-anaknya.
Kawasan yang terdiri dari beberapa kawasan, baik fisik maupun biotik, yang merupakan satu
kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat hidup serta berkembangbiaknya satwaliar disebut habitat.
Jika seluruh keperluan hidup satwaliar terdapat di dalam habitatnya, populasi akan tumbuh sampai
terjadi persaingan dengan populasi lainnya. Pertumbuhan populasi sangat ditentukan oleh jumlah
minimum dari faktor fisik dan biotik yang membatasi kehidupannya. Faktor-faktor ini bervariasi
sesuai dengan jenis satwaliar, kondisi musim yang kritis dan kondisi habitat setempat. Satwaliar
mempunyai bermacam-macam pola adaptasi untuk menyesuai-kan dirinya terhadap perubahan
keadaan lingkungannya yang kritis.
Pengelolaan satwaliar pada dasarnya merupakan pengelolaan ekosistem, yang menggunakan
prinsip-prinsip ekologi sebagai konsep dasarnya. Pengelolaan satwaliar perlu mempertimbangkan
DOKUMEN AMDAL RKL-RPL
Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
prinsip-prinsip sebagai berikut (Gabrielson, 1950): (1) tanah, air, hutan, manusia dan satwaliar
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, (2) untuk hidup dan berkembangbiak
diperlukan kondisi lingkungan yang sesuai dengan keperluannya, (3) apabila akan mengambil
hasilnya, yang diambil adalah riapnya.
Inventarisasi satwaliar merupakan suatu kegiatan pengumpulan data dan informasi tentang
satwaliar karena dari hasil inventarisasi inilah kebijakan pengelolaan populasi dan habitat satwaliar
ditentukan. Kebijakan pengelolaan populasi satwa liar antara lain : penentuan status kelangkaan suatu
spesies satwa liar, tindakan pengendalian dan pengaturan komposisi populasi, serta penentuan wilayah
sebaran dan perlindungan habitat bagi kelestarian spesies satwa liar.

3.2.3.2. Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau


Parameter lingkungan yang dipantau meliputi vegetasi (struktur dan komposisi vegetasi) dan satwaliar
(jenis dan populasi satwaliar, jenis satwaliar yang langka dan/atau dilindungi)

3.2.3.3. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dampak vegetasi dan satwa liar antara lain bertujuan untuk :
 Untuk mengetahui keanekaragaman dan kerapatan vegetasi yang masih ada serta fungsi
keberadaan vegetasi yang masih ada.
 Untuk mengetahui jumlah dan keanekaragaman jenis satwa liar di lokasi kegiatan dan sekitarnya.

3.2.3.4. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


Metode
Jangka
Parameter Pengumpulan Analisa Data Lokasi
Waktu
Data
Vegetasi :
- Kom - Trans - Penghitungan - DAS 1 tahun sekali
unitas biota ek Nilai Indeks Pangubuan
- Strukt - Data Penting &DAS
ur & sekunder - Indeks Keragaman Jorohitung
komposisi - Analisis - Indeks - Areal
vegetasi vegetasi Keseragaman kebun yg belum
- Obs Jenis dibuka
ervasi - Pemetaan Plasma
Nuftah
Satwa Liar
- Komunitas - Transek - Penghitungan - DAS 1 tahun sekali
biota - Data Nilai Indeks Pangubuan &
almafile sekunder Penting DAS
- Jenis & - Analisis - Indeks Jorohitung
Populasi satwa liar Keragaman - Areal
satwa liar - Observasi - Indeks kebun yg belum
DOKUMEN AMDAL RKL-RPL
Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
- Jenis satwa Keseragaman dibuka
liar langka Jenis
dan/atau - Tabulasi jenis
dilindungi satwa liar
-

3.2.3.4. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana dan pembiayaan pemantauan lingkungan ini adalah pihak pemrakarsa, yaitu PT Umas
Jaya Farm dan PT Great Giant Pineapple Company.
b. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup
Pengawasan pemantauan lingkungan dapat dilakukan oleh :
 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kabupaten Lampung Tengah.
 Dinas Perkebunan Kabupaten Lampung Tengah.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Lampung Tengah.
c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan ini disampaikan kepada :
 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kabupaten Lampung Tengah.
 Dinas Perkebunan Kabupaten Lampung Tengah.
 Dinas Kehutanan Kabupaten Lampung Tengah.

3.2.4. Peningkatan Peluang Kerja, Peningkatan Pendapatan, Peluang Berusaha dan Persepsi
Masyarakat
3.2.4.1. Sumber Dampak
Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha merupakan dampak positif yang perlu
dikembangkan dan dipantau pengelolaannya. Dampak tersebut diakibatkan oleh pengerahan tenaga
kerja kebun, pembukaan lahan, penanaman dan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan dan
tanaman menghasilkan, serta program pemberdayaan masyarakat.
3.2.4.2. Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau
Parameter yang perlu dipantau berkaitan dengan terbukanya kesempatan dan berusaha antara
lain :
 Peluang usaha yang dapat dimanfaatkan penduduk lokal.
 Tingkat kesejahteraan masyarakat lokal.
 Jumlah penduduk lokal yang terserap sebagai tenaga kerja tetap dan harian, serta
jumlah mitra kerja yang berasal dari masyarakat lokal.
 Jabatan tertinggi tenaga kerja lokal

3.2.4.3. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


DOKUMEN AMDAL RKL-RPL
Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
Pemantauan dampak terbukanya kesempatan kerja bertujuan untuk:
 Untuk mengetahui proporsi penggunaan tenaga kerja lokal.
 Untuk mengetahui posisi yang dapat dijabat oleh tenaga kerja lokal.
 Untuk mengetahui jenis peluang usaha baru yang dapat dilaksanakan oleh masyarakat lokal.
 Mengetahui jumlah pengusaha lokal yang dapat diberdayakan sebagai mitra kerja
perusahaan (supplier dan kontraktor).
 Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat.

3.2.4.4. Metode Pemantauan dan Analisis Data


Metode
Jangka
Parameter Pengumpulan Lokasi
Analisa Data Waktu
Data
Kesempatan Kerja
Pendataan
Jumlah tenaga jumlah tenaga Di kantor kegiatan
Perhitungan
kerja lokal yang kerja lokal pada PT UJF dan
persentase
terserap PT yang terserap PT GGPC 6 bulan sekali
penyerapan tenaga
UJF dan PT selama tahap
kerja lokal
GGPC konstruksi dan
operasi
Kesempatan Berusaha
Jumlah
Pendataan
masyarakat
jumlah Di kantor kegiatan
yang
masyarakat pada PT UJF dan
berwirausaha di
yang Perhitungan PT GGPC
sekitar lokasi 6 bulan sekali
berwirausaha persentase Desa-desa sekitar
perkebunan dan
dan kontraktor
kontraktor lokal
lokal yang
yang bermitra
bermitra
dengan

3.2.4.5. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana dan pembiayaan pemantauan lingkungan ini adalah pihak pemrakarsa, yaitu PT Umas
Jaya Farm dan PT Great Giant Pineapple Company.
b. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup
Pengawas pemantauan lingkungan dapat dilakukan oleh :
 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kabupaten Lampung Tengah
 Dinas Perkebunan Kabupaten Lampung Tengah

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
 Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lampung Tengah
c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan ini disampaikan kepada :
 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah kabupaten Lampung Tengah
 Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lampung Tengah

3.2.5. Persepsi Masyarakat


3.2.5.1. Sumber Dampak
Dampak munculnya persepsi masyarakat antara lain disebabkan oleh kegiatan penerimaan
tenaga kerja, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tamanam menghasilkan (TM),
operasional bengkel dan gudang, pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat dan kegiatanlain di
sekitar kebun. Persepsi masyarakat dapat bersifat negatif yang diawali dari terjadinya keresahan yang
lebh lanjut akan dapat mengakibatkan munculnya damak turunan dalam bentuk konflik sosial.

3.2.5.2. Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau


Parameter lingkungan hidup yang dipantau sehubungan dengan munculnya persepsi
masyarakat adalah :
 Persepsi masyarakat terhadap pola pelaksanaan kegiatan perusahaan
 Persepsi masyarakat terhadap keberadaan perusahaan

3.2.5.3. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Tujuan pemantauan dampak munculnya persepsi masyarakat adalah :
 Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pola pelaksaanaan kegiatan perkebunan
 Untuk mengetahui penilaian masyarakat terhadap perusahaan
 Mengetahui bentuk penyebab dan bentuk persepsi yang berkembang di lingkungan
masyarakat.

3.2.5.4. Metode Pemantauan dan Analisis Data


Metode
Jangka
Parameter Pengumpulan Analisa Data Lokasi
Waktu
Data
Persepsi Masyarakat
- Keres - Peng - Analisis Dikantor kegiatan 6 bulan sekali
ahan amatan deskriptif dan pada PT UJF dan
masyarakat langsung di tabulasi silang PT GGPC kantor
lapangan Penilaian ahli desa dan instansi
- Wawancara terkait

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
3.2.7.5. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana dan pembiayaan pemantauan lingkungan ini adalah pihak pemrakarsa, PT. Umas Jaya
Farm dan PT Great Giant Pineapple Company.
b. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup
Pengawasan pemantauan lingkungan dapat dilakukan oleh :
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kabupaten Lampung Tengah.
 Dinas Perkebunan Kabupaten Lampung Tengah.
 Kecamatan dan Desa terkait.
c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan ini disampaikan kepada :
 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kabupaten Lampung Tengah
 Kecamatan dan Desa terkait.
 Kesehstan Lingkungan Masyarakat
2.2.6.1. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah limbah pengelolaan singkong dan nenas. Pengolahan singkong dan
nenas akan menghasilkan limbah padat dan cair. Pada umumnya limbah tapioka terdiri dari dua jenis
bahan buangan yaitu yang terbentuk padat dan cair. Limbah padat yang dihasilkan antara lain ampas,
kulit luar, kulit sub-periderm, dan pecahan-pecahan singkong (chips) yang lolos dari alat pengupas dan
pencuci. Sedang limbah cair merupakan buangan dari alat pengupas dan pencuci. Sedang limbah cair
merupakan buangan dari proses pencucian, ekstraksi, serta pemisahan dan pemurnian pati.
Pada proses pengupasan kulit dihasilkan limbah padat berupa kulit dan tanah. Kurang lebih
1%/hari (5 ton) pada kapasitas penuh. Sedang pada proses pencucian dihasilkan padatan berupa kulit,
tanah, chips, dan sub-periderm kurang lebih 3,5%/hari (17,5 ton). Untuk kapasitas penuh ini (500
ton/hari) dibutuhkan air sebanyak 3.830 m3 dengan limbah cair yang dihasilkan sebanyak 3.250 m 3.
sementara itu ampas yang dihasilkan sebanyak 440 ton/hari dengan kadar air 75%. Untuk penanganan
limbah akan dibangun Instalasi Pengelolaan Limbah (IPAL).

2.2.6.2. Parameter Lingkungan Hidup Yang Dipantau


Parameter yang dipantau adalah tingkat kebauan limbah cair yang masuk ke sungai dan melintasi
sungai dan jenis penyakit yag ditimbulkan akibat pembuangan limbah cair.

2.2.6.3. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan ini bertujuan mengetahui tingkat kebauan limbah cair dan jenis penyakit yang berpotensi
ditimbulkan sehingga perlu evaluasi pengelolaan limbah limbah.

2.2.6.4. Metode Pemantauan dan Analisis Data


Metode Jangka
Parameter Pengumpulan Data Analisa Data Lokasi
Waktu

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
Tingkat - Pengamatan - Analisis Perairan sungai 6 bulan
kebauan langsung di deskriptif dan yang melalui sekali
perairan dan lapangan tabulasi silang pemukiman dan
jenis penyakit - Wawancara - Penilaian pemukiman
ahli sekitar

2.2.6.5. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup


a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana dan pembiayaan pemantauan lingkungan ini adalah pihak pemrakarsa, PT. Umas Jaya
Farm dan PT Great Giant Pineapple Company.
b. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hidup
Pengawasan pemantauan lingkungan dapat dilakukan oleh :
 Bapedalda Kabupaten Lampung Tengah
 Bapedalda Provinsi Lampung
 Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah.
c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaporan hasil pemantauan lingkungan ini disampaikan kepada :
 Bapedalda Kabupaten Lampung Tengah
 Bapedalda Provinsi Lampung
 Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
Lampiran 1. Ringkasan Rencana Pemantauan Lingkungan (Rpl) Kegiatan Perkebunan Singkong Dan Nenas, Oleh PT. Umas Jaya Farm Dan PT. Great
Giant Pineapple Company.

Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan Hidup


Jangka
Dampak Tujuan Lokasi
Waktu
N Penting Sumber Pemantauan Metode Pemantaua
Dan Metode
o Yang Dampak Lingkungan Pengumpulan n Pelaksana Pengawas Pelapor
Frekuensi Analisis
Dipantau Hidup Data Lingkunga
Pemantau
n Hidup
an Lh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A. Komponen Fisik-Kimia
- Ba - Ba
pedalda pedalda
Kab. Kab.
Lampung Lampung
Tengah Tengah
- 1 - PT. - Ba - Ba
- Da Tahun Umas Jaya pedalda pedalda
- Pem
Erosi
- Mema - Peng s Sekali - A Farm Dan Prov. Prov.
bukaan Dan
1 ntau Besarnya amatan Pangubua Selama nalisis PT. Great Lampung Lampung
Tanah Penyiapan
Lahan
Laju Erosi Lapang n Dan Das Pengusa Hidrograf Giant - Din - Di
Jorohitung haan Pineapple as nas
Kebun Company Kehutanan Kehutanan
Kab. Kab.
Lampung Lampung
Tengah Tengah
Dan Prov. Dan Prov.
Lampung Lampung
B. Komponen Biologi
1 Keanekar - Pem - Jumla - Trans - Da - - P - PT - Ba - Ba
agaman bukaan Dan h Satwa Liar ek s 1 Tahun enghitunga . Umas pedalda pedalda
Hayati dan Penyiapan - Keane - Data Pangubuan Sekali n Nilai Jaya Farm Kab. Kab.
Habitat Lahan karagaman Sekunder Dan Das Selama Indeks Dan PT. Lampung Lampung

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
Tengah Tengah
- Ba - Ba
pedalda pedalda
Penting
Prov. Prov.
- I
Lampung Lampung
ndeks
- Din - Din
Keragaman
- Anali Jorohitung as as
- I Great
Satwa -
sis Ar Pengusa Perkebuna Perkebuna
Jenis Satwa ndeks Giant
Satwa liar Liar eal Kebun haan n Kab. n Kab.
Liar Keseragam Pineapple
- Obse Yg Belum Kebun Lampung Lampung
an Jenis Company
rvasi Dibuka Tengah Tengah
- Ta
- Di - Di
bulasi
nas nas
Jenis
Kehutanan Kehutanan
Satwa Liar
Kab. Kab.
Lampung Lampung
Tengah Tengah
- Pem - Keane - Trans - D - 1 - P - PT - Ba - Ba
bukaan Dan karagaman ek as Tahun enghitunga . Umas pedalda pedalda
Penyiapan Vegetasi - Data Pangubuan Sekali n Nilai Jaya Farm Kab. Kab.
Lahan - Kerap Sekunder Dan Das Selama Indeks Dan PT. Lampung Lampung
atan Vegetasi - Anali Jorohitung Pengusa Penting Great Tengah Tengah
sis Vegetasi - Ar haan - I Giant - Ba - Ba
- Obse eal Kebun Kebun ndeks Pineapple pedalda pedalda
rvasi Yg Belum Keragama Company Prov. Prov.
Dibuka n Lampung Lampung
- I
ndeks
Keseragam
an Jenis - Di - Din
nas as
Perkebuna Perkebuna
- P n Kab. n Kab.
emetaan Lampung Lampung
Plasma Tengah Tengah

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
- Di - Di
nas nas
Kehutanan Kehutanan
Nuftah
Kab. Kab.
Lampung Lampung
Tengah Tengah
C. Sosekbud
- Pe - Pe
- De - D
merintah merintah
sa-Desa ilakukan
Kabupaten Kabupaten
Sekitar Pada
-
Peng Lampung Lampung
Lokasi Akhir
umpulan - - PT. Tengah Tengah
Yang Akan Tahap
Data Dihitung Umas Jaya - Pe - Pe
Dibebaska Prakonstr
Peningkat - Tingka Dilakukan Tingkat Farm Dan merintah merintah
- Pemb n Yaitu uksi Dan
1 an Peluang t Keresahan Pandataan Persentase PT. Great Provinsi Provinsi
ebasan Lahan Desa Pelapora
Kerja Masyarakat Pelaksanaan Keresahan Giant Lampung Lampung
Bandar n Sekali
Kegiatan Masyaraka Pineapple - Din - Din
Sakti, Pada
Pembebasan t. Company as as
Bandar Akhir
Lahan Pertanahan Pertanahan
Agung Dan Tahap
Kabupaten Kabupaten
Bandar Prakonstr
Lampung Lampung
Rejo uksi
Tengah Tengah
2 Peningkat - Peni - Propo - Pend - Ma - 6 - Pe - PT. - Ba - Ba
an ngkatan rsi Dan Posisi ataan syarakat Bulan rhitungan Umas Jaya pedalda pedalda
Pendapata Peluang Oleh Tenaga Jumlah Sekitar Sekali Persentase Farm Dan Kab. Kab.
n Kerja Kerja Lokal Tenaga - Ka Selama Penyerapa PT. Great Lampung Lampung
- Keseja Kerja Yang ntor Pengusa n Tenaga Giant Tengah Tengah
hteraan Terserap Kegiatan haan Pineapple - Din - Din
Masyarakat Kebun Company as as Tenaga
Perkebunan Kerja Kab.
Kab. Lampung
Lampung Tengah
Tengah
- Din
as Tenaga

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
Kerja Kab.
Lampung
Tengah
- Ba
pedalda
Kab.
Lampung - Ba
Tengah pedalda
- Pend - - PT.
- Din Kab.
- Kesej ataan 6 Bulan Umas Jaya
- Masyaraka as Lampung
Peningkat - Pendapatan ahteraan Jumlah Sekali - Pe Farm Dan
t Sekitar Perkebunan Tengah
an Peluang - Pemberdayaa Masyarakat Masyarakat Selama rhitungan PT. Great
- Kantor Kab. - Din
berusaha n Masyarakat - Pelua Yang Pengusa Persentase Giant
Kegiatan Lampung as Tenaga
ng Usaha Berwirausah haan Pineapple
Tengah Kerja Kab.
a Kebun Company
- Din Lampung
as Tenaga Tengah
Kerja Kab.
Lampung
Tengah
Persepsi - Kegi - Mengetahui - Peng - M - 6 - - PT. - Ba - Ba
Masyaraka atan Persepsi amatan asyarakat Bulan Analisis Umas Jaya pedalda pedalda
t Perusahaan Masyarakat Langsung Di Sekitar Sekali Deskriptif Farm Dan Provinsi Kabupaten
- Kegi Terhadap Lapangan - Ka Selama Dan PT. Great Lampung Lampung
atan Pola - Waw ntor Pengusah Tabulasi Giant - Ba Tengah
Penerimaan Pelaksaanaan ancara Kegiatan aan Silang Pineapple pedalda - Ke
Tenaga Kerja Kegiatan Kebun - Pe Company Kab. camatan
Perkebunan nilaian Lampung Dan Desa
- Mengetahui Ahli Tengah. Terkait.
Penilaian - Di
Masyarakat nas
Terhadap Perkebuna
Perusahaan n
- Mengetahui Kabupaten
Bentuk Lampung
Penyebab Tengah.

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
Dan Bentuk
Persepsi
Yang
Berkembang
Di - Ke
Lingkungan camatan
Masyarakat Dan Desa
Terkait.

D. Keslingmas
- Ba - Ba
pedalda pedalda
Kabupaten Kab.
- P
- A Lampung Lampung
erairan - PT
- Peng - 6 nalisis Tengah Tengah
Sungai . Umas
Kesehatan - Limb amatan Bulan Deskriptif - Ba - Ba
Lingkunga ah Industri
- Mema
Langsung
Yang
Dan
Jaya Farm
pedalda pedalda
Sekali
ntau Melalui Dan PT.
1 n - Lim Di
Pemukima
Selama Tabulasi
Great
Provinsi Prov.
Kesehatan
Masyaraka bah Lapangan Pengusah Silang Lampung Lampung
Masyarakat n Dan Giant
t Pengelolaan - Waw Pemukima
aan - Pe Pineapple - Di - Di
ancara Kebun nilaian nas nas
n Sekitar Company
Ahli Kesehatan Kesehatan
Kab. Kab.
Lampung Lampung
Tengah. Tengah.

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
Gambar 1 Site Plan Rencana Pemantauan lingkungan

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
BAB IV
JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH
YANG DIBUTUHKAN

Seperti yang telah disebutkan dalam dokumen ANDAL, bahwa Pembukaan lahan perkebunan
beserta Fasilitas Pendukung berpotensi menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan fisik-
kimia, biologi, sosial ekonomi budaya, kesehatan masyarakat serta transportasi. Dan dalam rangka
menghindari, mencegah, meminimalisasi dan/atau mengendalikan dampak negatif dan meningkatkan
dampak positif, dilakukan dengan pengelolaan lingkungan, dan dalam melihat optimalisasi bentuk
pengelolaan tersebut dilakukanlah pemantauan lingkungan. Berdasarkan hasil rencana pengelolaan
lingkungan hidup terhadap dampak yang ditimbulkan dari rencana kegiatan pembangunan apartment.

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun, Pasal 12 ayat 1 menyebutkan setiap orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib
melakukan Penyimpanan Limbah B3. Selanjutnya dalam Pasal 12 ayat 3 disebutkan bahwa untuk
dapat melakukan Penyimpanan Limbah B3, setiap Orang wajib memiliki izin Pengelolaan Limbah B3
untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3.

Untuk dapat memperoleh izin Pengelolaan Limbah B3 pada pasal 4 mensyaratkan untuk
kegiatan Penyimpanan Limbah B3, Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib memiliki Izin
Lingkungan dan harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada walikota dan melampirkan
persyaratan izin. Pada studi AMDAL Pembukaan lahan serta pembangunan pabrik pengolahan
singkong dan nenas, telah diidentifikasi beberapa jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup yang dibutuhkan berdasarkan rencana pengelolaan lingkungan hidup. Adapun jenis izin tersebut
secara rinci dijelaskan pada Tabel 4.1.

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
Tabel 4.1. Identifikasi Kebutuhan Izin Lingkungan Hidup

No Jenis Perizinan Pemrakarsa Instansi Yang Berwenang Mengeluarkan Izin

Izin Pemanfaatan Air Setiap orang/perusahaan yang menghasilkan air limbah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Limbah Kabupaten Indragiri Hilir

Izin Incinerator Setiap orang/perusahaan yang menghasilkan limbah B3 Pelayanan Terpadu Kantor Lingkungan Hidup
dan Kehutanan

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
BAB V
PERNYATAAN KOMITMEN DAN PELAKANAAN RKL-RPL

Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) ini merupakan bagian dari dokumen
AMDAL yang disusun untuk memenuhi kewajiban sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Sistematika
penyusunan dokumen ini mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 2006
tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

Adapun identitas pemrakarsa dan konsultan penyusun dokumen ini adalah sebagai berikut :

Identitas pemrakarsa
Nama Perusahaan : PT. UMAS JAYA FARM & PT. GREAT GIANT
PINEAPPLE COMPANY
Direktur Utama : Bintang Timur
Alamat : Jl. Sultan Hasanuddin No. 56 Bandar Lampung.
Telp. (0721) 482631. Fax (0271) 481333 Provinsi
Lampung
Konsultan Penyusun
Nama Perusahaan : PT. Lestari Jaya Konsultan
Penanggung Jawab : Dr. Ir. Simanungkalit, MSc
Alamat Kantor : Jl. Jenderal Sudirman No. 36 Bogor 13220

Dengan ini menyatakan, bahwa :


1. Dokumen AMDAL tersebut di atas telah disusun dengan memperhatikan pengarahan dari
instansi teknis yang membidangi kegiatan yang bersangkutan.
2. Kami sanggup dan bersedia melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai
dengan yang tercantum dalam dokumen RKL dan RPL serta bersedia dipantau dampaknya oleh
instansi/pihak yang berwenang sesuai peraturan yang berlaku.
3. Apabila kami tidak melaksanakan kegiatan RKL dan RPL tersebut, kami bersedia dikenai
sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Kami Akan membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan terhadap persyaratan dan
kewajiban dalam izin lingkungan termasuk pelaksanaan RKL-RPL secara berkala kepada instansi
terkait setiap 6 (enam) bulan sesuai kewajiban pada pasal 53 PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan.

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang
Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau
Demikian Surat Pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya dokumen
ini.
Jakarta, November 2006
PT. Umas Jaya Farm
PT. Great Giant Pineapple Company

Bintang Timur
Direktur Utama

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
DOKUMEN AMDAL RKL-RPL
Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
DOKUMEN AMDAL RKL-RPL
Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
DAFTAR PUSTAKA

Adiwibowo, S. 1990. Metode Evaluasi Dampak Makalah Khusus Penyusunan AMDAL. Fakultas
Pertanian IPB, Bogor.

Alikodra, H.S. 1980. Pengelolaan Satwa Liar. Jilid I. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Anderson, S.H. 1985. Managing Our Wildlife Resources. Charles E. Merril Publishing Company. A.
Bell and Howell Company. Colombus, Ohio 43216

Animous. 1993. Journal of Tropical Forest Science. Vol. 6 number 2. Forest Research Institute
Malaysia, Kula Lumpur.

Arsjad, S. 1980. Pengawetan Tanah dan Air. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Bogor.

__________ Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan Dan Pelestarian Alam. Komisi Pusat AMDAL.
Himpunan Peraturan Perundangan Dibidang AMDAL Kehutanan.

Anonimous.1980. Deskripsi Burung di Indonesia, Jilid I. Direktorat Perlindungan dan Pengawetan


Alam. Bogor.

__________ 1980. Deskripsi Burung di Indonesia, Jilid II. Direktorat Perlindungan dan Pengawetan
Alam. Bogor.

__________ 1981. Dasar-Dasar Demografi. Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas


Indonesia. Jakarta

__________ 1982. Beberapa jenis Mamalia. Lembaga Biologi Nasional-LIPI. Bogor.

__________ 1985. Dasar-dasar Demografi. Lembaga Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta

__________ 1986. Metodologi Ilmu Sosial Dalam Andal Sosial dalam Temu Kaji Dampak Sosial
Pembangunan. Jakarta

__________ 1986. Kriteria Penentuan Tingkat Bahaya Erosi (TBE), Direktorat Jenderal Rehabilitasi dan
Reboisasi Lahan, Departemen Kehutanan RI. Jakarta

Alikodra, H.S. 1980. Pengelolaan Satwa Liar. Jilid I Fakultas Kehutanan IPB.

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah Dan Air. IPB Press. Bogor.

Bauni, S. 1989. Teknuk-teknik Imobilisasi Satwa Liar (Wild Animal Imobilization Techniques). Jurusan
Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.

Berryman, A.A. 1987. The Theory and Classification of Outbreak in Barbosa, P and J.C. Schultz
(Eds.): Insect Outbreaks Academic Press, Inc. N.Y. Pp. 3-29

Kartasapoetra, A.G, dkk. 2005. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Rineka Cipta. Jakarta

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.
King, B., M. Woodcock, E.C. Dickinson. 1978. A Field Guide to the Birds of South-East Asia.
Collins, London.

Koesoebiono. 1990. Metode dan Teknik Analisis Biologi Perairan BKLH-MISETA IPB. Bogor.

Krebs, C.J. 1972. Ecology the Experimental Analysis of Distribution and Abundance. Harper and Row
Publisher. New York.

Lovett, Donald L. 1981. Aguide to the Shrimps, Praws, Labsters and Crabs of Malaysia and
Singapore. Fac. of Fish. & Marine Sci. Univ. Pertanian Malaysia. Accasional Publ. No. 2.

Mendenhall, William and Ferry. Sincick, 1986. A Second Cource in Business Statistics; Regression
Analysis.

Needham, I.G & P.R. Needham. 1962. A guide to Study Freshwater Biology (5 sted) Holden Day
Inc. San Fransisco.

Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology (3 sthed) Toppan Co. Ltd. Tokyo.

PPT. 1982. Term of Reference. Survey Kapabilitas Tanah. Pusat Penelitian Tanah, Proyek Penelitian
Pertanian Menunjang Transmigrasi (P3MT) Nor. 22.

PPT. 1983. Term of Reference. Jenis dan Macam Tanah di Indonesia untuk Keperluan Survey
dan Pemetaan Tanah Daerah Transmigrasi. Pusat Penelitian Tanah, Proyek Penelitian Pertanian
Menunjang Transmigrasi (P3MT). No. 59a/1983.

Sinukaban, N. 1988. Konservasi Tanah Dan Air. Jurusan Tanah - Faperta IPB.Bogor.

Soemarwoto, O. 1989. Analisis Dampak Lingkungan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Soeratmo, F. G. 1990. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.

Soerianegara dan Indrawan. 1985. Ekologi Hutan Indonesia. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Sosrodarsono, S. dan K. Takeda. 1977. Hidrologi untuk Pengairan. PT. Paradnya Paramitra. Jakarta.

Sugandhy, A. 1990. Baku Mutu Lingkungan sebagai Indikator Dampak Lingkungan Fisik. Makalah
Simposium Nasional AMDAL - I. PPLH-IPB, Februari 1990, Bogor.

Sumarjan, S. 1986. Dampak Sosial dari Pembangunan Nasional, dalam Temu Kaji Dampak Sosial
Pembangunan, Jakarta : KLH (manuskrift).

Suprapto, R. A. 1988. Analisis Dampak Sosial : Memperkirakan dan Mencegah Dampak


Pembangunan Terhadap Lingkungan Sosial. HIPIIS, Jakarta.

DOKUMEN AMDAL RKL-RPL


Rencana Kegiatan Pembukaan Lahan Perkebunan Singkong dan Nenas beserta Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Singkong Dan Nenas Di Kabupaten Lampung Jaya, Provinsi Lampung.

Anda mungkin juga menyukai