Anda di halaman 1dari 35

7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

Berikut ini adalah versi HTML dari file http://tnkarimunjawa.id/assets/fileperpustakaan/laporan_REGTNKJ1406192-684.pdf.


Google membuat versi HTML dari dokumen tersebut secara otomatis pada saat menelusuri web.
Kata kunci yang dipakai untuk penelusuran sudah distabilo sampah laut karimunjawa

Page 1

LAPORAN
PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT

PENELITIAN LANJUT

KONTAMINASI MIKROPLASTIK
DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

Oleh:
Dr. Ir. Rinda Noviyanti, M.Si.
NIDN: 0003116607
Dr. Ir. Nurhasanah, M.Si
NIDN: 0011116306

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 1/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

UNIVERSITAS TERBUKA
OKTOBER 2019

Page 2

BAB 1. PENDAHULUAN

Latar Belakang
Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) adalah salah satu kawasan konservasi
yang ada di Indonesia. Tujuan pembentukannya adalah melindungi, mengawetkan,
dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan, serta memperkuat
produksi ikan, memperkuat penyediaan pangan dan nutrisi, dan meningkatkan
pendapatan nelayan (Nainggolan et al. 2013; White 2014; Bennet dan Dearden 2014).
Pemanfaatan Kepulauan karimunjawa di beberapa sector seperti pariwisata, budidaya
mendapatkan ancaman kerusakan lingkungan yaitu karena masalah sampah.
Kepulauan karimunjawa memiliki ancaman produksi sampah yang semakin
meningkat beriringan dengan jumlah wisatawan yang meningkat juga datang ke
Kepulauan Karimunjawa.
Sampah merupakan semua jenis limbah berbentuk padat yang berasal dari
kegiatan manusia dan merupakan sisa dari tumbuhan dan hewan mati, kemudian
dibuang karena tidak bermanfaat dan tidak digunakan lagi (Tchobanoglous et al.,
1993). Definisi sampah terlihat lebih sederhana seperti yang tertuang dalam UU
Nomor 18 tahun 2008 yang menyatakan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari-
hari manusia dan/atau proses yang berbentuk padat.
Menurut Kemenperin (2013), sekitar 1.9 juta ton plastik diproduksi selama
tahun 2013 di Indonesia dengan rata-rata produksi 1.65 juta ton/tahun. Thompson

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 2/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

(2006) memperkirakan bahwa 10% dari semua plastik yang baru diproduksi dibuang
melalui sungai dan berakhir di laut. Hal ini berarti sekitar 165 ribu ton plastik/tahun
bermuara di perairan laut Indonesia. Potensi efek sampah laut secara kimia cenderung
meningkat seiring menurunnya ukuran partikel plastik (mikroplastik), sedangkan efek
secara fisik meningkat seiring meningkatnya ukuran makrodebris (UNEP 2011).
Makrodebris memberikan dampak secara fisika seperti menutup permukaan sedimen
dan mencegah pertumbuhan benih mangrove (Smith 2013). Penelitian ini terfokus
pada mikroplastik (salah satu tipe mikrodebris).
Mikroplastik merupakan partikel plastik yang diameternya berukuran kurang
dari 5 mm. Batas bawah ukuran partikel yang termasuk dalam kelompok mikroplastik
belum didefinisikan secara pasti namun kebanyakan penelitian mengambil objek
partikel dengan ukuran minimal 300 µm3. Mikroplastik terbagi lagi menjadi kategori
ukuran, yaitu besar (1-5 mm) dan kecil (<1 mm) (Storck, 2015). Mikroplastik hadir

Page 3

dalam bermacam-macam kelompok yang sangat bervariasi dalam hal ukuran, bentuk,
warna, komposisi, massa jenis, dan sifat-sifat lainnya.
Sumber mikroplastik terbagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder.
Mikroplastik primer merupakan butiran plastik murni yang mencapai wilayah laut
akibat kelalaian dalam penanganan. Sementara itu, mikroplastik sekunder merupakan
mikroplastik yang dihasilkan akibat fragmentasi plastik yang lebih besar
(Karapanagoiti, 2015). Sumber primer mencakup kandungan plastik dalam produk-
produk pembersih dan kecantikan, pelet untuk pakan hewan, bubuk resin, dan umpan
produksi plastik. Mikroplastik yang masuk ke wilayah perairan melalui saluran
limbah rumah tangga, umumnya mencakup polietilen, polipropilen, dan polistiren

(Gregory, 1996). Sumber sekunder meliputi serat atau potongan hasil pemutusan
rantai dari plastik yang lebih besar yang mungkin terjadi sebelum mikroplastik
memasuki lingkungan. Potongan ini dapat berasal dari jala ikan, bahan baku industri,
alat rumah tangga, kantong plastik yang memang dirancang untuk terdegradasi di
lingkungan, serat sintetis dari pencucian pakaian, atau akibat pelapukan produk
plastik (Browne et al., 2011).

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 3/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

Perumusan Masalah
Keindahan pantai di Pulau Karimunjawa memiliki daya tarik bagi para turis
domsetik maupun mancanegara. Jumlah wisatawan yang datang semakin meningkat.
Penambahan jumlah wisatawan itu menguntungkan masyarakat Karimunjawa.
Lapangan kerja terbuka luas dan pendapatan masyarakat bertambah (Laksono, 2014).
Menurut Yoeti (2008), kegiatan wisata dapat menimbulkan dampak negatif seperti:
pembuangan sampah sembarangan (selain menyebabkan bau tidak sedap, juga
menurunkan fungsi ekosistem disekitarnya). Sampah plastik yang dibuang ke
lingkungan pada akhirnya akan masuk ke wilayah perairan, terutama laut. Plastik
merupakan komponen utama dari sampah yang terdapat di laut. Jumlahnya hampir
mencapai 95% dari total sampah yang terakumulasi di sepanjang garis pantai,
permukaan dan dasar laut (Galgani, 2015). Sebagai destinasi wisatawan dari berbagai
penjuru, pantai ini menjadi buangan sampah oleh masyarakat dan wisatawan. Hal ini
belum lagi ditambah dengan sampah bawaan yang berasal dari laut. Sampah tersebut
sangat mengganggu dari sisi estetika dan gangguan terhadap fungsi ekologis pantai
(Yuliadi, 2017).

Page 4

Sampah merupakan tantangan terbesar saat ini terutama untuk Indonesia yang
secara statistik adalah penyumbang terbesar kedua di dunia. Masyarakat Indonesia
sebagian besar penduduknya berada di wilayah pesisir dan kebanyakan sampah
ditemukan di tempat ini. Sampah yang berada di pesisir dapat berasal dari aktivitas
manusia seperti wisatawan, buangan limbah dari rumah, dan bawaan dari sungai. Oleh
karena itu berpotensi adanya kontaminasi mikroplastik di perairan TNKJ. Menurut
Karapanagioti (2015), sumber mikroplastik terbagi menjadi dua, yaitu primer dan
sekunder. Mikroplastik primer merupakan butiran plastik murni yang mencapai
wilayah laut akibat kelalaian dalam penanganan. Sementara itu, mikroplastik
sekunder merupakan mikroplastik yang dihasilkan akibat fragmentasi plastik yang

lebih besar.

Tujuan Penelitian

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 4/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

Sesuai dengan perumusan permasalahan penelitian, maka tujuan penelitian ini


adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kontaminasi mikroplastik di perairan TNKJ.
2. Mengidentifikasi jenis-jenis mikroplastik yang tersebar di perairan TNKJ.
3. Menganalisis hubungan antara arus laut dengan keberadaan mikroplastik.

Page 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Sampah laut
Sampah laut adalah setiap buangan manusia, yang berbentuk padat (keadaan
benda, dengan volume dan bentuk yang tetap) atau materi yang masuk kedalam
lingkungan air laut baik secara langsung maupun secara tidak langsung (Engler,
2012). Sampah laut meliputi segala bentuk yang diproduksi atau bahan yang diproses
kemudian dibuang atau ditinggalkan di lingkungan laut. Ini terdiri dari barang,
makanan/snack yang digunakan oleh manusia kemudian dimasukkan ke laut, baik

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 5/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

sengaja atau tidak sengaja, seperti transportasi laut, drainase, dan sistem pembuangan
limbah atau sampah oleh angin (Galgani et al., 2010).
Karakteristik limbah dari manusia telah berubah secara signifikan selama 30
hingga 40 tahun terakhir seiring dengan maraknya penggunaan bahan sintesis seperti
plastik (Sheavly, 2007). Banyak penelitian tentang sampah laut telah menunjukkan
bahwa plastik adalah penyumbang 60 sampai 80 % dari keseluruhan total sampah laut
(Derraik, 2002). Penggunaan bahan – bahan plastik dan bahan sintesis lainnya dalam
industri perikanan selama 35 tahun terakhir yang digunakan secara luas telah
berdampak pada banyaknya sisa alat tangkap ikan di perairan laut dan pantai.
Kemasan makanan maupun minuman yang saat ini umumnya terbuat dari bahan
plastik juga banyak ditemukan di pantai dan laut. Sampah ini bersumber dari
wisatawan maupun kebiasaan buruk membuang sampah ke sungai (Henderson et al.,
2001).
NOAA (2013) mendeskripsikan sampah laut (marine debris) sebagai benda
padat persistent, diproduksi atau diproses oleh manusia, secara langsung atau tidak
langsung, sengaja atau tidak sengaja, dibuang atau ditinggalkan di dalam lingkungan
laut. Tipe sampah laut di antaranya plastik, kain, busa, styrofoam, kaca, keramik,
logam, kertas, karet, dan kayu. Kategori ukuran digunakan untuk mengklasifikasikan
marine debris, yaitu megadebris (> 100 mm), makrodebris (> 20-100 mm),

mesodebris (> 5-20 mm), dan mikrodebris (0.3-5 mm). Sampah merupakan masalah
besar, bukan hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia.

Sampah Plastik
Ryan et al., (2009) menemukan bahwa plastik dan jumlah sampah laut di
pantai Afrika Selatan meningkat selama 21 tahun (1984- 2005). Menurut Kemenperin

Page 6

(2013), sekitar 1.9 juta ton plastik diproduksi selama tahun 2013 di Indonesia dengan
rata-rata produksi 1.65 juta ton/tahun. Thompson (2006) memperkirakan bahwa 10%
dari semua plastik yang baru diproduksi akan dibuang melalui sungai dan berakhir di
laut. Hal ini berarti sekitar 165 ribu ton plastik/tahun akan bermuara di perairan laut
Indonesia. Plastik merupakan polimer organik sintetis dan memiliki karakteristik
bahan yang cocok digunakan dalam kehidupan sehari-hari (Derraik, 2002).
scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 6/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

Plastik adalah polimer organik sintetis (Gorman, 1993). Fleksibilitas dari


bahan-bahan tersebut telah menyebabkan peningkatan besar dalam penggunaan
selama tiga dekade terakhir, dan penggunaan plastic hampir digunakan di setiap aspek
kehidupan (Hansen, 1990; Laist, 1987). Plastik merupakan bahan yang ringan, kuat,

tahan lama dan memiliki harga yang murah (Laist, 1987), sehingga plastik efisien
digunakan sebagai bahan utama berbagai produk. Hal ini menjadi alasan serius
mengapa plastik memiliki dampak berbahaya bagi lingkungan (Pruter, 1987; Laist,
1987). Salah satu karakteristik dari plastik adalah mengapung sehingga
penyebarannya sangat luas dan dapat menjadi resisten di perairan dalam waktu yang
lama (Hansen, 1990; Ryan, 1987; Goldberg, 1995,1997).
Mikroplastik
Mikroplastik didefinisikan sebagai partikel plastic berukuran < 5 mm (Arthur
et al., 2009) dan dihasilkan dari beberapa sumber seperti kegiatan industri maupun
domestik yang melewati proses degradasi dan fragmentasi makro-plastik seperti
disebutkan di atas. Dampak dari fragmentasi dan degradasi sampah plastik di
lingkungan merupakan salah satu perhatian utama karena sampah plastik ditemukan
di permukaan air dan kolom air di daerah pantai (Ryan et al., 2009).
Mikroplastik telah ditemukan pada kolom air dan sedimen laut di berbagai
tempat seluruh dunia (Browne et al., 2011). Percobaan laboratorium telah
menunjukkan bahwa partikel-partikel ini dapat dicerna oleh cacing polychaete, teritip,
amphipoda dan teripang (Thompson et al., 2004), dan dapat di translokasi ke sistem
peredaran darah hewan (Browne et al., 2008). Plastik juga berpotensi menyerap dan

melepas bahan kimia berbahaya ke perairan sehingga berdampak buruk dalam sistem
rantai makanan (biomagnifikasi) (Teuten et al., 2009). Aktivitas industri juga
diketahui sebagai salah satu penyebab tingginya kepadatan mikroplastik di perairan
laut karena sampah - sampah sisa kegiatan industri secara langsung dibuang ke sungai
yang akhirnya bermuara ke laut.(Cole et al., 2011).

Page 7

Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ)


Kepulauan Karimunjawa merupakan suatu kelompok pulau-pulau kecil yang
scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 7/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

berjumlah 27 pulau, 22 pulau berada di dalam kawasan taman nasional dan lima pulau
berada di luar kawasan. TNKJ merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai
ekosistem asli dan keanekaragaman terumbu karang yang tinggi, di bawah
pengelolaan BTNKJ. Pada awalnya kawasan Karimunjawa ditetapkan sebagai Cagar
Alam Laut Karimunjawa pada 9 April 1986 melalui SK Menhut No. 123/Kpts-II/1986
seluas 111 625 ha. Kemudian terjadi perubahan fungsi menjadi TNKJ melalui SK
Menhutbun No. 78/Kpts-II/1999 pada 22 Februari 1999. Pada tahun 2001, seluruh
kawasan perairan di TNKJ ditetapkan sebagai Kawasan Pelestarian Alam Perairan

melalui Keputusan Menteri Kehutanan No.74/Kpts-II/2001 (BTNKJ, 2016). Kawasan


TNKJ dibagi menjadi sembilan zona yang memiliki fungsi dan peruntukan yang
berbeda, yang tertuang dalam Keputusan Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi
Alam No. SK 28/IV/Set /2012 (BTNKJ, 2016). Kesembilan zona tersebut adalah
zona: inti, rimba, perlindungan bahari, pemanfaatan darat, pemanfaatan wisata bahari,
budidaya bahari, religi, rehabilitasi, dan tradisional perikanan.

Menurut Ismunarti et al., (2017), bahwa pola arus pada perairan Karimunjawa
terdapat dua arah atau disebut bi-directional curent. Arah arus menunjukan
pergerakan arah barat-barat laut (270o - 315o) dan arah timur laut (35o – 70o).
Pergerakan arus dari timur ke barat disebut musim timur yang berlangsung pada
Bulan Mei - September (masuk peralihan II) (Yusuf et al., 2012). Sedangkan arah
arus dari barat ke timur (musim barat) pada Bulan Desember – April (masuk peralihan
I) (Dinda et al., 2012).

Kerangka Pemikiran
TNKJ merupakan kawasan konservasi yang perairannya memiliki
keanekaragaman biota laut yang sangat tinggi. Aktivitas pariwisata yang terus
meningkat, dikhawatirkan akan meningkatkan jumlah sampah dikawasan TNKJ.
Meningkatnya jumlah sampah, mengindikasikan akan terjadinya penumpukan sampah
yang nantinya akan terdegradasi menjadi mikrodebris. Selain itu, terdapat pengaruh
arus laut terhadap keberadaan mikroplastik. Penelitian ini bermaksud melihat apakah
terjadi kontaminasi mikroplastik didaerah TNKJ.

Page 8

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 8/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

BAB 3. METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di Taman Nasional Karimunjawa, Kabupaten Jepara,
Provinsi Jawa Tengah. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Juni - Juli 2019.
Peta Lokasi Penelitian tersaji pada Gambar 1.

Gambar 1. Lokasi penelitian Taman Nasional Karimunjawa

Pengumpulan Data
Data primer yang dikumpulkan adalah sampel air dan sedimen di 9 lokasi.
Sampel air diambil menggunakan plankton net berukuran 20μm pada daerah dekat
pantai berkisar 100 m dari bibir pantai, kemudian pengulangan dilakukan pada jarak
100 m berikutnya. Pada sampel sedimen diambil pada daerah lamun yang memiliki
kedalaman 1-2 m, hal tersebut bertujuan karena mempertimbangkan fungsi dari
ekosistem lamun itu sendiri sebagai sediment trap di laut. Pemilihan 9 lokasi
pengambilan sampel yaitu, Tanjung Boma, Legon Lele, Pulau Cilik, Pulau Kemujan,

Pulau Bengkoang, Pulau Cemara Kecil, Pulau Menjangan Kecil, Pelabuhan


Syahbandar dan Pelabuhan Perintis.

8
scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 9/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

Page 9

Tabel 1. Lokasi Pengambilan Sampel


No. Lokasi Ulangan

1 Tanjung Boma 3x

2 Legon Lele 3x
3 Pulau Cilik 3x

4 Pulau Kemujan 3x

5 Pulau Bengkoang 3x
6 Pulau Cemara Kecil 3x
7 Pulau Menjangan Kecil 3x

8 Pelabuhan Syahbandar 3x
9 Pelabuhan Perintis 3x

Analisis Data
Analisis Laboratorium
A. Identifikasi dengan Mikroskop
1. Sampel Air
Manalu (2017) menjelaskan untuk analisa mikroplastik pada air yaitu;
Sampel air sebanyak 200 ml yang dianalisis terlebih dahulu diberi garam
sebanyak 90 g untuk pemisahan densitas. Sampel dengan ukuran besar (500-
5000 µm) dapat dipisahkan dengan penyaringan yang ukuran penyaring 500
µm ataupun pemisahan secara visual, sedangkan mikroplastik berukuran
lebih kecil (30-500 µm) dipisahkan dengan menggunakan bantuan mikroskop
perbesaran 100x. Metode pengklasifikasian secara manual ini tidak dapat
mengidentifikasi sumber dan tipe dari mikroplastik tersebut. Hasil
mikroplastik yang diperoleh berupa data kelimpahan yang dibedakan tipe dan
warna.

2. Sampel Sedimen
Sampel yang lolos metal sieve ukuran 0,5mm diberi perlakuan menurut

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 10/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

Rummel et al., (2016). Sampel diberi larutan H2O2 30% dan dikeringkan.
Setelah itu diberi larutan ZnCl2 untuk pemisahan densitas lalu diambil dengan

Page 10

pipet. Sampel dikeringkan dengan kertas whatman ukuran pori 2 μm, dan
dikeringkan. Hasil penyaringan dilanjutkan pada proses visualisasi
mikroplastik dengan mikroskop.

B. Kelimpahan Mikroplastik
Kelimpahan mikroplastik dapat dihitung dengan membandingkan jumlah
partikel yang ditemukan dengan volume air yang tersaring atau berat sedimen
yang diambil (Masura et al., 2015).

C. Identifikasi dengan FTIR Spectroscopy


Sampel mikroplastik yang telah di saring akan dilakukan uji unutk
menduga jenis polimer yang ada pada setiap lokasi sampel menggunakan Fourier
Transform Infrared (FTIR) spectroscopy dengan metode pelet KBr (Kalium
Bromida) (Nor dan Obbard 2014). Hasil spektrum akan dilihat berdasarkan Jung

et al., (2018) dan Coates (2000).

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 11/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

10

Page 11

BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.1. Particle Suspected as Mircoplastic (PSM)


4.1.1. PSM pada Air
Keberadaan PSM yang ditemukan pada perairan Taman Nasional Karimunjawa
berdasarkan keragaman bentuk dan warna berturut – turut tersaji pada Gambar 2. dan
Gambar 3.

Gambar 2. Kelimpahan PSM dalam Air Berdasarkan Bentuk

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 12/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

Gambar 3. Kelimpahan PSM dalam Air Berdasarkan Lokasi


Terlihat bahwa PSM berdasarkan bentuk yang paling banyak ditemukan adalah

fiber dan yang paling sedikit berbentuk film. Sedangkan PSM berdasarkan Lokasi
paling banyak ditemukan di Pelabuhan Syahbandar dan yang paling sedikit di Pulau

Cilik.

11

Page 12

4.1.2. PSM pada Sedimen


Keberadaan PSM dalam sedimen di perairan Taman Nasional Karimunjawa
berdasarkan keragaman bentuk dan warna berturut – turut tersaji pada Gambar 4. Dan
Gambar 5.

Gambar 4. Kelimpahan PSM dalam Sedimen Berdasarkan Bentuk

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 13/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

Gambar 5. Kelimpahan PSM dalam Sedimen Berdasarkan Lokasi


Terlihat bahwa kelimpahan PSM berdasarkan bentuk paling banyak ditemukan
adalah bentuk fiber, dan yang paling sedikit berbentuk film. Sedangkan kelimpahan
PSM berdasarkan Lokasi paling banyak ditemukan di Pelabuhan Syahbandar dan
paling di Pulau Bengkoang.

12

Page 13

4.1.3. Identifikasi Mikroskopik pada Sampel Air dan Sedimen


Hasil pengamatan mirkoskopik terhadap PSM dalam sampel air tersaji pada
Gambar 6 – 8. Pengamatan mikroskop dilakukan dengan perbesaran 100x.

(a) (b)
Gambar 6. PSM Berbentuk Fiber dalam Air Perbesaran 100x

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 14/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

(a) (b)
Gambar 7. PSM Berbentuk Fragmen dalam Air Perbesaran 100x

(a) (b)
Gambar 8. PSM Berbentuk Film dalam Air Perbesaran 100x

13

Page 14

Hasil pengamatan mikroskopik terhadap PSM dalam sedimen terjasi pada


Gambar 9 – 11.

(a) (b)
Gambar 9. PSM Berbentuk Fiber dalam Sedimen Perbesaran 100x

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 15/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

(a) (b)
Gambar 10. PSM Berbentuk Fragmen dalam Sedimen Perbesaran 100x

(a) (b)
Gambar 11. PSM Berbentuk Film dalam Sedimen Perbesaran 100x

14

Page 15

4.1.4. Identifikasi Awal PSM dengan FT-IR


Hasil identifikasi awal PSM pada sedimen menggunakan FT-IR
Wed Sep 25 13:30:07 2019 (GMT+

65

7
60 ,5
5
6
3
2 0
ce 2 ,2
9 0 4
n 55 2
,4 4 ,3 ,7
itta 1 1 8 1
2 1 3 7
9 0
sm 2 ,6 5 4
,5 5
n 4 3
ra 50 2 0
T 6 1
1
%

45

7
,1
40 2
8
4
3
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500

Wavenumbers (cm-1)

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 16/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA
Collection time: Tue Sep 24 08:49:13 2019 (GMT+07:00)

(a) Wed Sep 25 13:31:20 2019 (GMT+

60

5
58 ,7
9
9 2 0
56 4 0
,8 1 ,0 ,8
9 4 8
ce 6 6 6
n 54 3 0 4
2 8 1
itta ,9
52 2
2
sm 6
n 1
ra 50
T
% 48

46

44
6
,3
1
42 9
4
3
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500

Wavenumbers (cm-1)

Collection time: Tue Sep 24 09:13:06 2019 (GMT+07:00)

(b) Wed Sep 25 13:34:26 2019 (GMT+

60

8
55 ,5
1
4 2
5
,3 2
6
50 0
9 8
ce 2 ,3
n 2
1
itta 45 7
sm 7
n 9
,8 0
ra 40 0 ,9 6
2 ,9
T 3 ,3 4
4 6 1 7
% 3 1 6 8
1 0
35 1

30 7
,6
6
2
4
1
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500

Wavenumbers (cm-1)

Collection time: Tue Sep 24 09:33:54 2019 (GMT+07:00)

(c)

15

Page 16

Wed Sep 25 13:39:13 2019 (GMT+

70

65
4 1
,2 ,0
1 1
6 7
0 4
60 1
ce
n
55 9
itta ,9
4
sm 2
n 50 6
1
ra
T
% 45

40

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 17/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

3
35
,7
7
9
4
4000 3500 3 3000 2500 2000 1500 1000 500

Wavenumbers (cm-1)

Collection time: Tue Sep 24 10:00:37 2019 (GMT+07:00)

(d) Wed Sep 25 13:40:31 2019 (GMT+


65

60

2
9 2 0 ,2
,6 ,9 8
ce 3 5 ,0 0 0
n 4 7 6
55
0 1 ,4 4
9 8 7 1
itta 1 7
,7 4
6 4
sm 2 ,3
n 6 8
ra 50 1 2
T 4
1
%

45

3
,3
0
40 9
4
3
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500

Wavenumbers (cm-1)

Collection time: Tue Sep 24 10:10:31 2019 (GMT+07:00)

(e)
Wed Sep 25 13:42:04 2019 (GMT+

65

5 3
60 3 ,9 ,9
,7 5 0
9 5 1 7
3 ,3 7 4
4 2
ce 6 1 5
n 55 ,9 0
1 1
itta 2
6
sm 1
n 50
ra
T
%
45

40 3
,5
5
5
4
3
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500

Wavenumbers (cm-1)

Collection time: Tue Sep 24 10:44:50 2019 (GMT+07:00)

(f)

16

Page 17

Wed Sep 25 13:44:17 2019 (GMT+

4
55 ,4
2
4 7

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 18/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA
,8 3
3 1 2
50 2
,9 5
6 2 2
ce 0
9 ,7
n 2 2
45 1
itta 7
sm 4
n 40 ,6 1
ra 1 ,8
1 4 2
T 4
3 6 ,7
% 1 4
35 1 7
8

30
3
,3
0
25 3
4
1
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500

Wavenumbers (cm-1)

Collection time: Tue Sep 24 11:08:51 2019 (GMT+07:00)

(g)
Wed Sep 25 13:49:49 2019 (GMT+

75

8
1 ,0
70 4 ,0 3
,7 5 6
0 2 3
2 5 2 9
9 2
2 ,9
3
ce 65 1
n 7
itta 3 4
,3 ,3
sm 4 5
n 60 2 6
4 1
ra 3 1
T 1
,8
% 4
7
55 8

5
50
,6
4
2
4
1
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500

Wavenumbers (cm-1)

Collection time: Tue Sep 24 11:28:39 2019 (GMT+07:00)

(h)
Wed Sep 25 13:51:51 2019 (GMT+

55
9
,9
4 7
0 ,2
50 0 9 6
7 ,5 7 ,0
ce ,6 1
6 7 7
n 9 4 6
2 0 4
itta 2 4 1
1
sm 45 ,3
n 2
2
ra 6
T 1
%
40

35 1
,8
3
9
4
4000 3500 3 3000 2500 2000 1500 1000 500

Wavenumbers (cm-1)

Collection time: Tue Sep 24 11:45:00 2019 (GMT+07:00)

(i)
Gambar 12. Grafik spektrum hasil uji FT-IR pada (a) Pelabuhan Perintis, (b)
Pelabuhan Syahbandar, (c) Legon Lele, (d) Menjangan Kecil, (e)
Kemujan, (f) Cilik, (g) Cemara Kecil, (h) Bengkoang, dan (i) Tanjung
Boma

17

Page 18
scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 19/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

Tabel 2. Pendugaan Jenis Plastik dari Hasil Uji FT-IR Berdasarkan Jung et al., (2018)
dan Coates (2000)

Lokasi Pendugaan Jenis Polimer

Pelabuhan Perintis a. Polyethylene terephthalate (PET)


(a) b. High density polyethylene (HDPE)
c. Low density polyethylene (LDPE)
d. Polystyrene (PS)
e. Polypropylene (PP)

Pelabuhan Syahbandar a. Polyethylene terephthalate (PET)


(b) b. High density polyethylene (HDPE)
c. Low density polyethylene (LDPE)
d. Polystyrene (PS)
e. Polypropylene (PP)

Legon Lele a. Polyethylene terephthalate (PET)


(c) b. High density polyethylene (HDPE)
c. Low density polyethylene (LDPE)
d. Polypropylene (PP)
e. Polyvinyl Chloride (PVC)

Menjangan Kecil a. Polyethylene terephthalate (PET)


(d)

Kemujan a. Polyethylena terephthalate (PET)


(e) b. High density polyethylene (HDPE)
c. Low density polyethylene (LDPE)
d. Polypropylene (PP)
e. Polyvinyl Chloride (PVC)

Cilik a. Polyethylena terephthalate (PET)


(f) b. High density polyethylene (HDPE)
c. Low density polyethylene (LDPE)
d. Polypropylene (PP)
e. Polyvinyl Chloride (PVC)

Cemara Kecil a. Polyvinyl Chloride (PVC)


(g) b. High density polyethylene (HDPE)

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 20/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

18

Page 19

Lanjutan Tabel 2.
c. Low density polyethylene (LDPE)
d. Polypropylene (PP)

Bengkoang a. Polyvinyl Chloride (PVC)

(h) b. High density polyethylene (HDPE)


c. Low density polyethylene (LDPE)

d. Polypropylene (PP)
Tanjung Boma a. Polyethylena terephthalate (PET)

(i) b. High density polyethylene (HDPE)


c. Low density polyethylene (LDPE)

d. Polypropylene (PP)
e. Polyvinyl Chloride (PVC)

Hasil identifikasi awal PSM pada air menggunakan FT-IR


Wed Sep 25 13:53:12 2019 (GMT

75

70

65
ce
n 5
,3
itta 1 2
60 4 3 8
6 ,7 5
sm ,7 1 0 ,3 ,6 6
n 0 3 2 6
ra 0 4 7 6 ,5
9 1 3 6 1
T 55 2 1 1
% 6
5
,3
50
3
6 0
1
1 ,7
4 3
1 7
45 ,1 1 ,9
2 1 8
1 5
4 0
3 1
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500

Wavenumbers (cm-1)

Collection time: Wed Sep 25 08:51:24 2019 (GMT+07:00)

(a)
Wed Sep 25 13:59:46 2019 (GMT+

65

7
60
,2
3
6 5
3
ce 55 2 ,9
n 1
3
itta 3 6 1
,6 1
,1 5 4
sm 50 0 1
n 0 3 ,0 ,7 9
9 2 6 ,6
ra 2 4 7 6 2
T 1 3 6 1
45 1 6
%
9
,1
3
40 6 5
5 1 ,2
1 3
,4 1 9
6
35 0 1 ,7
4 1 8
3 5
0
4000 3500 3000 2500 2000 1500 10001 500

Wavenumbers (cm-1)

Collection time: Wed Sep 25 09:11:43 2019 (GMT+07:00)

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 21/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

(b)

19

Page 20

Wed Sep 25 14:02:20 2019 (GMT


75

70 3
,4
5
65 6
3
2
4
60 ,9
ce 3
n 4 0
6
55 1 ,0
itta 7
9
sm 1 2 8
n 50 ,5 ,0 8
8
ra 0 1 ,1 ,1 6
T 0 3 2 6
9 4 6 ,1
% 45 2 1 7
3 6 3
1 1
6
40 6
,9
0 3 7
35 ,2 6
8 1 ,2 1
0 1 4
1 ,0
4 1 9
30 3 1 5
0
1
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500

Wavenumbers (cm-1)

Collection time: Wed Sep 25 09:31:27 2019 (GMT+07:00)

(c)
Wed Sep 25 14:04:26 2019 (GMT+0

70

1
ce ,3
8 1
n 60 3
6 ,2
itta 1 7
9
9 0 8
sm
n ,2 ,9 6
0 0
ra 50 0 3 ,2 8
T 9 4 2 ,7
2 1 7 3
% 3
1 1
6
3
40
,7
0 3 3
6
,6 1 ,3 9
6 1 4
0 1 ,1
4 1 9
30 3 1 5
0
4000 3500 3000 2500 2000 1500 10001 500

Wavenumbers (cm-1)

Collection time: Wed Sep 25 09:54:38 2019 (GMT+07:00)

(d)
Wed Sep 25 14:09:27 2019 (GMT+0

70

60

ce 7
n
50 ,2 4
2
itta 4 ,2
6 7
sm 1 1 9
n 3 8
40 ,6
ra 0 ,5 3
T 0 0 ,8
9 3 9
% 2 4 1
1 7 ,4
3 2
30 1 1
4 6
4 ,8
3 6
,0 6 ,4
20 4 1 4 3
5 1 1 ,3
3
3 1 9
1 5
0
1
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500

Wavenumbers (cm-1)

Collection time: Wed Sep 25 10:12:34 2019 (GMT+07:00)

(e)
scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 22/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

20

Page 21

Wed Sep 25 14:11:18 2019 (GMT

80
9
,3
0
8 4
,2 2
2
75 6 9
6 ,5
3 3
2 3
ce 6
n 1
5
itta 5 1
70 ,7 8
,1 1 ,9 1
sm 1 3 ,8 6
n 2 6 ,9
0 4 7 2
ra 9 1 3 6 1
T 2 1 6
%
65 6
,0
4
6 6
1
1 ,7
3
6 1 0
60 1 ,4
,0 1 8
1 5
2 0
4 1
3
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500

Wavenumbers (cm-1)

Collection time: Wed Sep 25 10:27:44 2019 (GMT+07:00)

(f)
Wed Sep 25 14:13:04 2019 (GMT+0

70
2
,1
65 9
2
1
2
60
5
ce ,9 2
n 55 2 ,2
4
6 7
itta 1 9
6 6 8
sm 50
,6 ,7 5
n 0 0
3 ,8
ra 0 2 2
T 9 4 7
45 2 1 ,9
% 3 2
1 1
6
40 3
,8
3 0
5 6
35
,0 1 ,9 7
1 4
2 1 ,3
1 1 9
30 4 1 5
3 0
1
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500

Wavenumbers (cm-1)

Collection time: Wed Sep 25 10:41:44 2019 (GMT+07:00)

(g)
Wed Sep 25 14:15:46 2019 (GMT+0

60

8
ce ,9
n 50 2
4
itta 6
1
sm 6 7
n ,4 ,0 9
ra 40 0 1 7
0 3 ,0
T 4 2 ,9
9 7
% 2 1 3 2
1
1 6

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 23/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA
30 9
,9
3 5
7 6
1 ,2
,9 4 0
2 1 1 ,2
1 1 9
4 1 5
20 3 0
4000 3500 3000 2500 2000 1500 10001 500

Wavenumbers (cm-1)

Collection time: Wed Sep 25 11:32:18 2019 (GMT+07:00)

(h)

21

Page 22

Wed Sep 25 14:20:41 2019 (GMT

70
4
,0
2
9 6
,9 1
65 5 2
6 9
3 ,9
2 2
ce 4
n 6
60 1
itta 8 1
,1 0 ,9 5
sm 1 1 6
n ,2 3 ,5 6 ,2
ra 1 4 2 6 3
55 0 1 7 1
T 3 6
9 1
% 2
6
,9
50 3
6 1
1 ,5
1 4 3
2 1 ,3
,9 1
45 8 1 9
1 5
4 0
3 1
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500

Wavenumbers (cm-1)

Collection time: Wed Sep 25 11:54:51 2019 (GMT+07:00)

(i)
Gambar 13. Grafik spektrum hasil uji FT-IR pada (a) Bengkoang, (b) Cilik, (c)
Pelabuhan Perintis, (d) Pelabuhan Syahbandar, (e) Cemara Kecil, (f)
Menjangan Kecil, (g) Tanjung Boma, (h) Legon Lele, dan (i) Kemujan

Tabel 3. Pendugaan Jenis Plastik dari Hasil Uji FT-IR Berdasarkan Jung et al., (2018)
dan Coates (2000)

Lokasi Pendugaan Jenis Polimer

Bengkoang a. Polyethylene terephthalate (PET)


(a) b. High density polyethylene (HDPE)
c. Low density polyethylene (LDPE)

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 24/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

d. Polystyrene (PS)
e. Polypropylene (PP)

Cilik a. Polyethylene terephthalate (PET)


(b) b. High density polyethylene (HDPE)
c. Low density polyethylene (LDPE)
d. Polystyrene (PS)
e. Polypropylene (PP)

Pelabuhan Perintis a. Polyethylene terephthalate (PET)


(c) b. High density polyethylene (HDPE)
c. Low density polyethylene (LDPE)
d. Polypropylene (PP)
e. Polystyrene (PS)

22

Page 23

Lanjutan Tabel 3.
Pelabuhan Syahbandar a. Polyethylena terephthalate (PET)
(d) b. High density polyethylene (HDPE)
c. Low density polyethylene (LDPE)
d. Polypropylene (PP)
e. Polystyrene (PS)

Cemara Kecil a. Polyethylena terephthalate (PET)


(e) b. High density polyethylene (HDPE)
c. Low density polyethylene (LDPE)
d. Polypropylene (PP)
e. Polystyrene (PS)

Menjangan Kecil a. Polyethylena terephthalate (PET)


(f) b. High density polyethylene (HDPE)
c. Low density polyethylene (LDPE)
d. Polypropylene (PP)
e. Polystyrene (PS)

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 25/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

Tanjung Boma a. Polyethylena terephthalate (PET)


(g) b. High density polyethylene (HDPE)
c. Low density polyethylene (LDPE)
d. Polypropylene (PP)
e. Polystyrene (PS)
Legon Lele a. Polyethylena terephthalate (PET)
(h) b. High density polyethylene (HDPE)
c. Low density polyethylene (LDPE)
d. Polypropylene (PP)
e. Polystyrene (PS)

Kemujan a. Polyethylena terephthalate (PET)


(i) b. High density polyethylene (HDPE)
c. Low density polyethylene (LDPE)
d. Polypropylene (PP)
e. Polystyrene (PS)

23

Page 24

4.2. Pembahasan
4.2.1. Keberadaan Mikroplastik di Taman Nasional Karimunjawa
Berdasarkan hasil yang didapatkan terlihat bahwa PSM pada air dengan bentuk
yang paling banyak ditemukan adalah fiber 380 partikel/L dan yang paling sedikit
berbentuk film 175 partikel/L. Total partikel yang paling banyak ditemukan di
Pelabuhan Syahbandar sebanyak 160 partikel/L dan yang paling sedikit di Pulau Cilik
55 partikel/L. Sedangkan PSM pada sedimen bentuk yang paling banyak ditemukan
adalah fiber 1325 partikel/kg dan yang paling sedikit berbentuk film 495 partikel/kg.

Total partikel yang paling banyak ditemukan di Pelabuhan Syahbandar sebanyak 585
partikel/kg dan yang paling sedikit di Pulau Bengkoang sebanyak 135 partikel/kg.
Pola kelimpahan mikroplastik yang ditemukan di Perairan Karimunjawa baik itu
pada air ataupun sedimen yaitu, fiber > fragmen > film. Serta, kelimpahan

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 26/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

mikroplastik terbanyak ditemukan pada Pelabuhan Syahbandar. Lokasi tersebut dekat


dengan alun – alun, tempat pembuangan sampah, dan banyak kapal bersandar. Hal ini
berhubungan dengan sumber pencemaranya. Kepulauan Karimunjawa memiliki
aktivitas antropogenik seperti penangkapan biota laut, kegiatan wisata dan limbah
rumah tangga. Mikroplastik jenis fiber diduga berasal dari serat kain, jaring nelayan
dan tali pancing. Sesuai dengan pernyataan Nor dan Obbard (2014), aktivitas nelayan
seperti penangkapan ikan dengan menggunakan berbagai alat tangkap, dimana
kebanyakan alat tangkap yang dipergunakan nelayan berasal dari tali (jenis fiber).
Mikroplastik jenis fiber banyak digunakan dalam pembuatan pakaian, tali, berbagai
bentuk penangkapan seperti pancing dan jaring tangkap. Sumber mikroplastik bertipe
fragment yang didapat berasal dari botol-botol, kantong plastik dan potongan pipa
paralon (Ayuningtyas et al., 2019). Sumber mikroplastik bertipe film berasal dari
kemasan makanan. Sebagian besar sumber mikroplastik ini berasal dari aktivitas
manusia dan dipengaruhi oleh arus dan pasang surut (Dewi et al., 2015).
Kelimpahan mikroplastik pada sedimen > pada air. Hal ini diduga bahwa
mikroplastik sudah banyak mengendap (terperangkap) pada sedimen, sedangkan pada

air masih terkena arus dan pasang surut sehingga tidak begitu banyak di temukan.
Lokasi pengambilan sampel sedimen juga dekat dengan ekosistem lamun yang
berfungsi sebagai sediment trap. Jika dilihat dari kelimpahannya diduga bahwa
mikroplastik yang pada air masih terbawa arus dan pasang surut, lalu terperangkap
oleh sedimen yang dekat dengan pesisir, sehingga menyebabkan kelimpahan
mikroplastik di sedimen lebih banyak dari air. Sumber - sumber mikroplastik

24

Page 25

merupakan hasil uraian (fragmentasi) dari plastik yang lebih besar dan terbawa oleh
sungai, run off, pasang surut, dan angin. Serta sumber lain terbawa dari laut, meliputi
alat tangkap, peralatan budidaya dan serat baju yang berasal dari air buangan limbah
rumah tangga (Law dan Thompson, 2014). Selain masukan dari darat, banyaknya
konsentrasi mikroplastik disebabkan karena kapalkapal yang melintas memberikan
kontribusi besar terhadap pencemaran mikroplastik (Gewert et al., 2017). Partikel
akan mengendap (terperangkap) pada kawasan lamun atau mangrove yang berfungsi
sebagai sediment trap. Sesuai dengan pernyataan Ayuningtyas et al., (2019), bahwa

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 27/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

kelimpahan mikroplastik ditemukan banyak pada lokasi mangrove pertikel tersebut


lebih mudah terperangkap pada akar-akar mangrove sehingga akan terakumulasi lebih
banyak.
Jenis mikroplastik dari hasil pedugaan menggunakan uji FT-IR lebih banyak
pada sedimen 6 jenis yaitu, Polyethylene terephthalate (PET), High density
polyethylene (HDPE), Low density polyethylene (LDPE), Polystyrene (PS),
Polypropylene (PP) dan Polyvinyl Chloride (PVC). Sedangkan pada air terdapat 5
jenis yaitu, Polyethylene terephthalate (PET), High density polyethylene (HDPE),
Low density polyethylene (LDPE), Polystyrene (PS), Polypropylene (PP). Pedugaan
sumber jenis mikroplastik tersaji pada tabel 4.
Tabel 4. Pendugaan Sumber Mikroplastik

Jenis Pendugaan Sumber Mikroplastik

Polyethylene terephthalate (PET) Serat sintetis (Tali, Jaring)


Polystyrene (PS) Styrofoam (wadah makanan)
Polypropylene (PP) Tekstil (Tali, Karpet), Pengemas makanan
Polyvinyl Chloride (PVC) Bahan bangunan (Pipa)
High density polyethylene (HDPE) Kemasan detergen
Low density polyethylene (LDPE) Kantong plastik

Dari hasil jenis mikroplastik yang ditemukan dapat diindikasikan bahwa,


polimer jenis Polyvinyl Chloride (PVC), Polyethylene terephthalate (PET) dan High
density polyethylene (HDPE) lebih mudah mengendap ke dasar karena densitasnya
lebih tinggi dibandingkan dengan densitas air laut, sedangkan Polystyrene (PS),
Polypropylene (PP) dan Low density polyethylene (LDPE) sulit untuk mengendap

25

Page 26

karena densitasnya yang lebih kecil dari air laut. Densitas jenis polimer dan air tersaji
pada Tabel 5.

Matriks Densitas (g/cm3)

Air Suling 1
Air Laut 1,027
scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 28/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

Polystyrene (PS) 0,91 – 0,95


Polypropylene (PP) 0,90 – 0,92
Low density polyethylene (LDPE) < 0,935
High density polyethylene (HDPE) >0,935
Polyvinyl Chloride (PVC) 1,16 – 1,58
Polyethylene terephthalate (PET) 1,34 – 1,45

Sumber : GESAMP (2015), Jung el al., (2018), Hidalgo-Ruz et al., (2012).

Jenis Polyethylene terephthalate (PET) masih ditemukan pada permukaan air


laut sedangkan jenis Polyvinyl Chloride (PVC) hanya ditemukan pada sedimen.
Diduga bahwa Polyethylene terephthalate (PET) yang ditemukan pada air laut
merupakan sisa serat tali atau jaring ikan yang masih terbawa arus laut, sedangkan
Polyvinyl Chloride (PVC) merupakan sisa fragmen dari pipa untuk pembangunan dan
mengendap pada sedimen. Sesuai dengan Nuelle et al., (2014) bahwa, Sedimen pada
laut memiliki potensi untuk proses akumulasi mikroplastik hingga akhirnya dapat
tenggelam dan mengendap dalam sedimen. Hal itu pula yang menjelaskan bahwa
partikel mikroplastik yang ditemukan lebih banyak pada sedimen dibandingkan
dengan air laut.

4.2.2. Keberadaan Mikroplastik Terhadap ArusLaut


Kepulauan Karimunjawa memiliki dua musim yaitu musim barat (arah arus dari
barat ke timur) dan musim timur (arah arus dari timur ke barat). Berdasarkan hasil
kelimpahan mikroplastik yang ditemukan, diketahui bahwa bagian timur dan selatan
dari Pulau Karimunjawa (Pulau Cilik, Kemujan, Tanjung Boma, Legon Lele,
Menjangan Kecil, Pelabuhan Perintis dan Pelabuhan Syahbandar) memiliki
kelimpahan mikroplastik yang lebih besar dari bagian barat dan utara (Pulau
Bengkoang, Cemara Kecil). Hal ini berhubungan dengan musim yang sedang terjadi.
Pengambilan sampel dilakukan pada akhir Bulan Juni. Bulan tersebut telah

26

Page 27

berlangsung musim timur dan mulai memasuki musim peralihan II. Sehingga terjadi

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 29/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

akumulasi partikel mikroplastik dalam sedimen di lokasi yang terkena arus dari timur.
Pergerakan arus dari timur ke barat disebut musim timur yang berlangsung pada
Bulan Mei - September (masuk peralihan II) (Yusuf et al., 2012). Sedangkan arah
arus dari barat ke timur (musim barat) pada Bulan Desember – April (masuk peralihan
I) (Dinda et al., 2012).
Distribusi mikroplastik diduga akan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
disekitarnya. Gelombang laut di bagian timur Pulau Karimunjawa tinggi serta

kecepatan arus permukaan laut yang dihitung secara in-situ sebesar 0,13 m/s – 0,21
m/s dengan arah arus menuju barat – barat laut. Sedangkan di bagian barat gelombang

laut tidak terlalu tinggi dan kecepatan arus permukaan laut 0,03 m/s – 0,11 m/s
dengan arah arus menuju barat – timur laut. Kondisi tersebut menjelaskan bahwa
bagian timur kepulauan ditemukan lebih banyak partikel mikroplastik karena
angkutan dari arus laut dan gelombang pada musim timur. Dewi et al., (2015),
menjelaskan bahwa sumber mikroplastik berasal dari aktivitas manusia dan
dipengaruhi oleh arus dan pasang surut. Selain itu, distribusi mikroplastik sangat
dipengaruhi oleh kondisi hidrodinamikanya (Ayuningtyas, 2019)

27

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 30/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

Page 28

BAB 5 PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini yaitu :
1. Pada perairan Taman Nasional Karimunjawa sudah terjadi kontaminasi
mikroplastik dengan kelimpahan pada air sebanyak 835 partikel/L dan pada
sedimen 2535 partikel/kg
2. Bentuk partikel mikroplastik yaitu fiber, fragmen dan film. Serta pendugaan

jenis polimer melalui uji FT-IR yang ditemukan terdapat 6 jenis yaitu,
Polyethylene terephthalate (PET), High density polyethylene (HDPE), Low

density polyethylene (LDPE), Polystyrene (PS), Polypropylene (PP) dan


Polyvinyl Chloride (PVC).
3. Kondisi arus laut dan pasang surut mempengaruhi keberadaan mikroplastik
karena dibagian timur ditemukan lebih banyak partikel mikroplastik
dibandingkan dengan bagian barat.

5.2. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan yaitu, pada penelitian selanjutnya waktu
dari pengambilan sampel diperbanyak agar dapat melihat kondisi saat musim barat
dan musim timur. Serta analisa bagaimana pola persebaran mikroplastik di kawasan
Taman Nasional Karimunjawa untuk melihat apakah terjadi kontaminasi mikroplastik
dari darat atau kontaminasi terjadi karena angkutan dari wilayah lain yang terbawa
oleh arus laut.

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 31/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

28

Page 29

DAFTAR PUSTAKA

Arthur, C., Baker, J., Bamford, H., (Eds.) 2009. Proceedings of the International
Research Workshop on the Occurrence, Effects and Fate of Microplastic
Marine Debris, 9 – 11 September 2008. NOAA Technical Memorandum
NOS-OR&R-30.
Ayuningtyas, W. C. et al., 2019. Kelimpahan Mikroplastik pada Perairan Banyuurip,
Gresik, Jawa Timur. Journal of Fisheries and Marine Research Vol 3(1) : 41-
45
Balai Taman Nasional Karimunjawa (BTNKJ). 2016. Statistik Balai Taman Nasional
Karimunjawa 2016. Semarang: BTNKJ.
Bennett NJ, Dearden P. 2014. Why local people do not support conservation:
Community perceptions of marine protected area livelihood impacts,
governance and management in Thailand. Marine Policy 44:107-116.
Browne, M.A., Crump, P., Niven, S.J., Teuten, E., Tonkin, A., Galloway, T.S.,
Thompson, R.C., 2011. Accumulation of microplastic on shorelines
worldwide: sources and sinks. Environ. Sci. Technol. 45, 9175-9179.
Browne, M.A., Dissanayake, A., Galloway, T.S., Lowe, D.M., Thompson, R.C.,
2008. Ingested microscopic plastic translocates to the circulatory system of
the mussel, Mytilus edulis (L.). Environ. Sci. Technol. 42, 5026-5031
Coates, J., 2000. Interpretation of infrared spectra, a practical approach. In: Meyers,
R.A. (Ed.), Encyclopedia of Analytical Chemistry. John Wiley & Sons, Ltd.,
Chichester, pp. 10815–10837.
Cole, M., Lindeque, P., Halsband, C., Galloway, T.S., 2011. Microplastics as
contaminants in the marine environment: a review. Mar. Pollut. Bull. 62,
2588-2597.
Derraik JGB. 2002. The pollution of the marine environment by plastic debris: a
review. Marine Pollution Bulletin Vol 44 : 842-852
Dewi, I. S., Anugrah, A. B., dan Irwan, R. R. 2015. Distribusi Mikroplastik pada
Sedimen di Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara. Depik 4(3) : 121-
131.
Dinda, M. Yusuf, Denny N.S. 2012. Karakteristik Arus, Suhu dan Salinitas di
Kepulauan Karimunjawa. Jurnal of Oceanography Vol 1. No 2 hal 186-196
Engler, 2012. The Complex Interaction between Marine Debris and Toxic Chemicals
in the Ocean. Office of Wetlands, Oceans, and Watersheds, U.S.
Environmental Protection Agency, 1200 Pennsylvania Avenue, NW,
Washington, DC 20460, United States.
Galgani, F. 2015 The Mediterranean Sea: From litter to microplastics. Micro 2015:
Book of abstracts.
Galgani, F., Dina, F., Franeker, J.V., Katsanevakis, S., Maes, T., Mouat, J.,
Oosterbaan, L., Poitou, I., Hanke, G., Thompson, R., Amato, E., Birkun A.,
Janssen C. 2010. Marine Strategy Framework Directive—Task Group 10
Report Marine Litter. Scientific and Technical Research Series. Office for
Official Publications of the European Communities: 48, Luxembourg.
GESAMP .2016. Sources, fate and effects of microplastics in the marine environment:
scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 32/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

part two of a global assessment. (Kershaw, P.J., and Rochman, C.M., eds).
(IMO /FAO /UNESCO - IOC/ UNIDO/ WMO/ IAEA/ UN/ UNEP/ UNDP
Joint Group of Experts on the Scientific Aspects of Marine Environmental
Protection). Rep. Stud. GESAMP No. 93, 220 p.

29

Page 30

Gewert B., M. Ogonowski, A. Barth, and M. MacLeod. 2017. Abundance and


composition of near surface microplastics and plastic debris in the Stockholm
Archipelago, Baltic Sea. Mar. Pollut. Bull., vol. 120, no. 1–2, pp. 292–302.
Goldberg, E.D., 1995. The health of the oceans––a 1994 update. Chemical Ecology.
Goldberg, E.D., 1997. Plasticizing the seafloor: an overview. Environmental
Technology. Gorman, M., 1993. Environmental Hazards Marine Pollution.
ABC-CLIO Inc, Santa Barbara.
Gorman, M., 1993. Environmental Hazards Marine Pollution. ABC-CLIO Inc, Santa
Barbara
Gregory, M.R., 1996. Plastic ‘scrubbers’ in hand cleansers: a further (and minor)
source for marine pollution identified. Mar. Pollut. Bull. 32, 867-871
Hansen, J., 1990. Draft Position Statement on Plastic Debris in Marine Environments.
Fisheries.
Henderson, J. 2001. A pre-and post-MARPOL Annex V summary of Hawaiian monk
seal entanglements and marine debris accumulation in the Northwestern
Hawaiian Islands, 1982– 1998. Marine Pollution Bulletin.
Hidalgo-Ruz, V., Gutow, L., Thompson, R.C., Thiel, M., 2012. Microplastics in the
marine environment: a review of the methods used for identification and
quantification. Environmental Science and Technology, 46: 3060-3075
Ismunarti, D.H., Denny N.S., Aris I. 2017. Kajian Karakteristik Arus Laut di
Kepulauan Karimunjawa, Jepara. ISSN 2339-0883 Vol 6 Hal 254-263
Jung, M. R., et al., 2018. Validation of ATR FT-IR to identity polymers of plastic
marine debris, including those ingested by marine organisms. Marine
Pollution Bulletin Vol 127 : 704-716
Karapanagioti, H. K. 2015. Hazardous Chemicals and Microplastics in Coastal and
Marine Environments Micro 2015: Book of abstracts.
Kementerian Perindustrian dan Perdagangan. 2013. Konsumsi plastik 1,9 juta ton
[Internet]. [diunduh 2018 agustus 30]. Tersedia pada:
http://www.kemenperin.go.id/artikel/6262/Semester-I,-Konsumsi-Plastik -
1,9- Juta-Ton.
Laist, D.W., 1987. Overview of the biological effects of lost and discarded plastic
debris in the marine environment. MarinePollution Bulletin
Laksono,N.A., Mussadun. 2014. Dampak Aktivitas Ekowisata di Pulau Karimunjawa
Berdasarkan Persepsi Masyarakat. Jurnal Teknik PWK Vol 3 No 2 Hal 262-
273
Law K. L. and R. C. Thompson. 2014. Microplastics in the seas. Science, vol. 345,
no. 6193, pp. 144–145.
Masura, J., J.Baker. G. Foster, and C. Arthur. 2015. Laboratory methods for the
analysis of microplastics in the marine environment: recommendations for
quantifying synthetic particles in waters and sediments. NOAA Technical
scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 33/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

Memorandum NOS-OR&R-48.
Nainggolan P, Susanto HA, Megawanto R. 2013. Pendekatan kawasan konservasi
perairan (marine protected area) dalam pengelolaan ekosistem karang. In
Nikijuluw V, Adrianto L, Januarini N (Editor). Coral Governance. Bogor:
IPB Press, hlm 157-254.
National Oceanic and Atmospheric Administration. 2013. Programmatic
Environmental Assessment (PEA) for the NOAA Marine Debris Program
(MDP). Maryland (US): NOAA.
Nor M. N. H., dan Obbard, J. P. 2014. Microplastics in Singapore’s coastal mangrove
ecosystems. Marine Pollution Bulletin, 79(1–2), 278–283.

30

Page 31

Nuelle, M.T., Dekiff, J.H., Remy, D., Fries, E., 2014. A new analytical approach for
monitoring microplastics in marine sediments. Environmental Pollution, 184:
161-169
Pruter, A.T., 1987. Sources, quantities and distribution of persistent plastics in the
marine environment. Marine Pollution Bulletin.
Ryan PG, Moore CJ, Van Franeker JA, Moloney CL. 2009. Monitoring the
abundance of plastic debris in the marine environment. Philosophical
Transactions of the Royal Society B. 364:1999-2012.doi:10.1098/rstb.2008.
0207.
Ryan, P.G., 1987. The origin and fate of artefacts stranded on islands in the African
sector of the Southern Ocean. Environmental Conservation.
Sheavly, S. 2007. National Marine Debris Monitoring Program: Final Program
Report, Data Analysis and Summary. Prepared for U.S. Environmental
Protection Agency by Ocean Conservancy.
Smith SDA, Markic A. 2013. Estimates of marine debris accumulation on beaches are
strongly affected by the temporal scale of sampling. Plos One
Storck, F.R. et al. 2015. Microplastics in Fresh Water Resources. Global Water
Research Coalition.
Tcobanoglous, G., Hillary, Theisen., and Samuel, Virgil., 1993, Integrated Solid
Waste Management: Engineering Principles and Management Issues,
McGraw Hill Publishing Company, New York.
Teuten EL, Saquing JM, Knappe DRU, Barlaz MA, Jonsson S, Bjorn A, Rowland SJ,
Thompson RC, Galloway TS, Yamashita R et al. 2009. Transport and release
of chemicals from plastics to the environment and to wildlife. Philosophical
Transactions of the Royal Society B. 364:2027
Thompson, R.C., Moore, C.J., vom Saal, F.S., Swan, S.H., 2009. Plastics, the
environment and human health: current consensus and future trends. Philos.
Trans. R. Soc. B 364, 2153-2166
Thompson, R.C., Olsen, Y., Mitchell, R.P., Davis, A., Rowland, S.J., John, A.W.C.,
McGonigle, D., Russell, A.E., 2004. Lost at Sea: where is all the plastic?
Science 304 (5672), 838
United Nations Environment Programme. 2011. UNEP Year Book 2011: Emerging
Issues in Our Global Environment. Nairobi (KE): UNEP.
White A. 2014. Building capacity for effective participation in a regional wide system

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 34/35
7/13/2020 LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL-UT KONTAMINASI MIKROPLASTIK DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA JEPARA

of MPAs (CTMPAS) in the coral triangle. IUCN World Parks Congress 14


November 2014.
Yoeti, Oka A. 2008. Ekonomi Pariwisata: Introduksi, Informasi Dan Aplikasi.
Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Yuliadi, L.P.S, Isni, N., Sri, A. 2017. Optimalisasi Pengelolaan Sampah Pesisir Untuk
Mendukung Kebersihan Lingkungan Dalam Upaya Mengurangi Sampah
Plastik dan Penyelamatan Pantai Pangandaran. Jurnal Pengabdian
Masyarakat.Vol 1 No 1 Hal 14-18
Yusuf, M., Gentur H., Muslim, Sri Y.W. 2012. Karakteristik Pola Arus Dalam
Kaitannya dengan Kondisi Kualitas Perairan dan Kelimpahan Fitoplankton di
Perairan Kawasan Taman Nasional Laut Karimunjawa. Buletin Oseanografi
Marina. Vol 1 hal 63-74

31

scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:2xEOmbPt-ysJ:scholar.google.com/+SAMPAH+LAUT+KARIMUNJAWA&hl=id&as_sdt=0,5 35/35

Anda mungkin juga menyukai