BAB I
UMUM
Karena skala kegiatan ini tidak terlalu besar, maka sejalan dengan hal tersebut, pembangunan
embung ini perlu untuk dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL).
I-1
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK
PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
Ketentuan ini juga sejalan dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05
Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Dan diperjelas lagi dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No.10/PRT/M/2008 tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.Berdasarkan uraian tersebut maka pihak
Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I perlu melakukan Penyusunan UKL/UPL 10 Buah
Embung di Pulau Lombok.
Lokasi kegiatan pembangunan/ perbaikan 10 buah embung di Pulau Lombok antara lain 5
buah embung di Kabupaten Lombok Tengah terdiri dari Embung Bisok Bokah, Embung
Gamang, Embung Rembuah, Embung Brami. Sedangkan di Kabupaten Lombok Timur terdiri
dari 5 buah embung, antara lain; Embung Lendang Belo, Embung Batu Cangku, Embung Batu
Payung, Embung Seliat dan Embung Damrug. Lokasi pelaksanaan pekerjaan ditunjukkan
pada Gambar I-1.
I-2
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK
PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
I.2 METODOLOGI
I.2.1 Kewajiban Ketersediaan Dokumen UKL/UPL
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05
Tahun 2012, terdapat beberapa kegiatan yang memerlukan AMDAL di Bidang Pekerjaan
Umum, antara lain:
Skala pembangunan kegiatan ini tidak termasuk salah satu dari kegiatan di atas, sehingga
lebih memerlukan dokumen UKL/UPL daripada dokumen AMDAL.Didalam penyusunan
dokumen UKL/UPL memerlukan beberapa aspek penyusunnya, antara lain :
1. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan dapat pula didasarkan pada
dampak usaha atau kegiatan tersebut terhadap salah satu aspek lingkungan saja, atau
I-3
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK
PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
dapat juga terhadap kesatuan dan tata kaitannya dengan aspek-aspek lingkungan
lainnya dalam batas wilayah studi yang telah ditentukan.
2. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan atas dasar kemungkinan
timbulnya dampak positif atau dampak negatif tak boleh dipandang sebagai faktor yang
masing-masing bisa berdiri sendiri, melainkan harus diperhitungkan bobotnya guna
dipertimbangkan hubungan timbal baliknya untuk mengambil keputusan.
3. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan berkaitan secara
relatifdengan besar kecilnya rencana usaha atau kegiatan, hasil guna dan daya gunanya,
bila rencana usaha atau kegiatan tersebut dilaksanakan.
Pedoman mengenai ukuran dampak penting yang menjadi dasar dalam penyusunan
dokumen UKL/UPL adalah sebagai berikut:
Mengingat pentingnya manusia yang akan terkena dampak mencakup ,spek yang luas,
maka kriteria dampak penting dikaitkan dengan sendi-sendi kehidupan yang di kalangan
masyarakat luas berada dalam posisi atau mempunyai nilai yang penting. Karena itu,
dampak lingkungan atau suatu rencana usaha atau kegiatan, yang penentuannya
didasarkan pada perubahan sendi-sendi kehidupan pada masyarakat tersebut dan jumlah
manusia yang terkena dampak menjadi penting bila manusia di wilayah studi ANDAL
yang terkena dampak lingkungan tetapi tidak menikmati manfaat dari usaha atau
kegiatan, jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah manusia yang menikmati manfaat
dari usaha atau kegiatan di wilayah studi.
Adapun yang dimaksud dengan manfaat dari usaha atau kegiatan adalah manusia yang
secara langsung menikmati produk suatu rencana usaha atau kegiatan dan atau yang
diserap secara langsung sebagai tenaga kerja pada rencana usaha atau kegiatan.
I-4
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK
PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
Luas wilayah persebaran dampak merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan
pentingnya dampak terhadap lingkungan. Dengan demikian dampak lingkungan suatu
rencana usaha atau kegiatan bersifat penting bila: rencana usaha atau kegiatan
mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami perubahan mendasar dan segi intensitas
idampak, atau tidak berbaliknya dampak, atau segi kumulatif dampak.
Dampak lingkungan atau suatu rencana usaha atau kegiatan dapat berlangsung pada
suatu tahap tertentu atau pada berbagai tahap dari kelangsungan usaha atau kegiatan.
Dengan kata lain dampak suatu usaha atau kegiatan ada yang berlangsung relatif singkat,
yakni hanya pada tahap tertentu dari siklus usaha atau kegiatan (perencanaan,
konstruksi, pasca konstruksi). Namun ada pula yang berlangsung relatif lama, sejak tahap
konstruksi hingga masa pasca operasi usaha atau kegiatan.Berdasarkan pengertian ini
dampak lingkungan bersifat penting bila rencana usaha atau kegiatan mengakibatkan
timbulnya perubahan mendasar dari segi intensitas dampak atau tidak berbaliknya
dampak, atau segi kumulatif dampak yang berlangsung hanya pada satu atau lebih
tahapan kegiatan.
4. Intensitas Dampak
a. Rencana usaha atau kegiatan akan menyebabkan perubahan pada sifat-sifat fisik dan
atau hayati lingkungan yang melampaui baku mutu lingkungan menurut peraturan
perundang-undang yang berlaku.
b. Rencana usaha atau kegiatan akan menyebabkan perubahan mendasar pada
komponen lingkungan yang melampaui kriteria yang diakui, berdasarkan
pertimbangan ilmiah.
c. Rencana usaha atau kegiatan akan mengakibatkan spesies-spesies yang langka dan
atau endemik, dan atau dilindungi menurut peraturan perundang - undangan yang
berlaku terancam punah atau habitat alaminya mengalami kerusakan.
d. Rencana usaha atau kegiatan menimbulkan kerusakan atau gangguan terhadap
kawasan lindung (hutan lindung, cagar alam, taman nasional, suaka margasatwa,
dan sebagainya) yang telah ditetapkan rnenurut peraturan perundang-undangan.
I-5
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK
PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
e. Rencana usaha atau kegiatan akan merusak atau memusnahkan benda-benda dan
bangunan peninggalan sejarah yang bemilai tinggi.
f. Rencana usaha atau kegiatan akan mengakibatkan konflik atau kontroversi dengan
masyarakat, pemerintah daerah, atau pemerintah pusat dan atau menimbulkan
konflik atau kontroversi di kalangan masyarakat, pemerintah daerah atau pemerintah
pusat.
g. Rencana usaha atau kegiatan mengubah atau memodifikasi area yang mempunyai
nilai keindahan alami yang tinggi.
Mengingat komponen lingkungan hidup pada dasamya tidak ada yang berdiri sendiri,
atau dengan kata lain satu sama lain saling terkait dan pengaruh mempengaruhi maka
dampak pada suatu komponen lingkungan umumnya berdampak lanjut pada komponen
lingkungan lainnya. Atas dasar pengertian ini dampak tergolong penting bila rencana
usaha atau kegiatan menimbulkan dampak sekunder dan dampak lanjutan lainnya yang
jumlah komponennya Iebih atau sama dengan komponen lingkungan yang terkena
dampak primer.
a. Dampak Iingkungan berlangsung berulang kali dan terus menerus sehingga pada
kurun waktu tertentu tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial yang
menerimanya.
b. Beragam dampak lingkungan bertumpuk dalam suatu ruang tertentu sehingga tidak
dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial yang menerimanya.
c. Dampak lingkungan dan berbagai sumber kegiatan menimbulkan efek yang saling
memperkuat (sinergetik).
I-6
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK
PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
Dampak kegiatan terhadap lingkungan ada yang bersifat dapat dipulihkan, namun ada
pula yang tidak dapat dipulihkan walau dengan intervensi manusia sekalipun. Dalam hal
ini maka dampak bersifat penting bila perubahan yang akan dialami oleh suatu
komponen lingkungan tidak dapat dipulihkan kembali walaupun dengan intervensi
manusia.
BerdasarkanPeraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012, secara garis besar
sistematika Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan meliputi:
1. Identitas Pemrakarsa
2. Rencana Usaha atau Kegiatan
3. Dampak Lingkungan yang ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
4. Jumlah dan Jenis Izin IZIN PPLH yang dibutuhkan
5. Surat Pernyataan
6. Daftar Pustaka
7. Lampiran
Pada bagian ini hanya akan diuraikan tentang Rencana Usaha atau Kegiatan dan Komponen
Lingkungan. Dampak-dampak yang akan terjadi dan upaya Pengelolaan Lingkungan serta
upaya Pemantauan Lingkungan akan diuraikan menurut komponen proyek. Pada bab
terakhir akan diuraikan tentang Pelaporan dan Pernyataan Pelaksanaan.
I-7
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK
PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
acuan dalam studi penyusunan dokumen UKL-UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
dengan rincian metode sebagai berikut:
a. Menelaah, mengamati, dan mengukur rona lingkungan awal yang diperkirakan akan
terkena dampak besar dan penting dari kegiatan proyek.
b. Menelaah, mengamati, dan mengukur komponen rencana kegiatan yang
diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari lingkungan hidup
sekitarnya.
c. Memprakirakan kualitas lingkungan akibat kegiatan proyek, berdasarkan
perhitungan pada data (parameter) rona lingkungan awal
Secara umum lokasi-lokasi pengambilan data ditetapkan pada lokasi yang berada di
dalam wilayah studi.Dengan penentuan lokasi ini kondisi lingkungan atau rona awal
lingkungan hidup pada lokasi-lokasi yang berpotensi menerima dampak, dapat diamati
atau diukur sehingga dapat diprakirakan besaran dampak di wilayah studi.Data yang
berkualitas sangat ditentukan oleh metode dan analisisnya. Data yang dikumpulkan
berupa data primer dan data sekunder.
Zat atau senyawa yang dapat mencemari udara digolongkan dalam dua golongan,
yaitu gas dan partikel. Dari banyak jenis gas yang berbahaya dan dianggap
mencemari ialah gas-gas yang mengandung SOX, NOX, CO, oksidan dan
I-8
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK
PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
Teknis analisa parameter kualitas udara dapat dilihat pada Gambar I-2 sebagai
berikut.
Sedangkan partikel merupakan zat dispersi, baik padat maupun cair yang ukurannya
lebih dari satu molekul dengan garis tengah kurang dari 500 A. Adapun beberapa
metode yang digunakan dalam pengukuran kualitas udara ambien adalah sebagai
berikut:
1. Lokasi pengambilan sampel dilakukan secara representatif agar dapat mewakili
wilayah studi, dengan cara pengukuran dilakukan pada tempat terbuka sehingga
aliran udara tidak terhambat.
2. Asumsi bahwa perubahan arah angin dapat mempengaruhi tingkat pemaparan
SOX, NOX, CO2, H2S disamping unsur lain yang berhubungan dengan kualitas
udara.
3. Jika menggunakan mesin genset yang bernahan bakar minyak, harus
ditempatkan sejauh 25 m dari lokasi pengambilan sampel untuk menghindari
gas buangan mesin tersebut.
4. Pengambilan contoh udara dilakukan bersamaan dengan pengamatan arah dan
kecepatan angin.
Teknik analisa parameter kualitas udara dilakukan dengan :
1) Menggunakan sampler udara kemudian hasil koleksi udara di analisa dengan
menggunakan spektrophotometrik.
2) Khusus CO dianalisa dengan NDIR atau CO meter
3) Kadar debu atau partikel menggunakan kertas filter yang dipasang pada filter.
I-9
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK
PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
Hasil dari pengukuran kualitas udara ambien akan dibandingkan dengan standar
kualitas lingkungan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang
Kontrol Kualitas Udara. Standar Kualitas dari masing- masing parameter dalam
penentuan baku mutu udara ambient yang ditetapkan pemerintah dapat terlihat dalam
Tabel I-1.
Pengambilan sampel kualitas air badan air (ABA)/air permukaan pada pekerjaan ini
diambil di permukaannya (15-30 cm).Kualitas air permukaan dibandingkan dengan
Per PPRI. No.82/2001, kategori IV tentang pengelolaan kualitas air dan standar
bakumutu air. Sedangkan data dari kualitas air tanah dibandingkan dengan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 416/MenKes/Per.IX/1990 tentang baku mutu persyaratan air
bersih.Pengambilan sampel kualitas air dapat dilihat pada Gambar I-3 sebagai berikut.
I-10
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK
PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
Metode pengukuran kualitas air dilaksanakan secara insitu (langsung dilapangan) dan
pengambilan sampel untuk dianalisis dilaboratorium. Parameter yang diukur
dilapangan (insitu) adalah suhu, oksigen terlarut/ Dissolved Oxygen(DO), Derajat
Keasaman/pH, Daya Hantar Listrik (DHL) dan Zat Padat Terlarut (TDS), Peralatan yang
dipakai untuk pengukuran kualitas air secara langsung ditunjukkan pada Tabel I-2
sebagai berikut.
Hasil analisa laboratorium atas sampel air permukaanmengenai baku mutu kualitas air
badan air / air permukaan disajikan pada Tabel I-3. sebagai berikut
I-11
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK
PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
Untuk menunjukkan apakah tingkat kebisingan memenuhi atau melebihi baku mutu
standar, nilai Lsm harus dihitung dari pengukuran lapangan yaitu :
Nilai Lsm yang didapat harus dibandingkan dengan baku mutu yang ditetapkan dengan
+3 dB (A) sebagai toleransi.Pengambilan sampeltingkat kebisingan ditunjukkan pada
Gambar I-4 dibawah ini.
I-12
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK
PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
D. Monitoring Fauna
Pengamatan terhadap fauna dilakukan terhadap semua fauna yang dilakukan secara
sensus visual dengan mencatat semua spesies yang teramati dan dihitung jumlahnya
tanpa melakukan penangkapan atau gangguan.
Dalam upaya pemantauan fauna, fauna dari jenis ikan endemik yang berada di sekitar
embungakan diamati berdasarkan wawancaradengan penduduk setempat, sedangkan
dari jenis aves (burung)pengamatannya dilakukan pada pagi hari yaitu dari jam 06.30
8.30 WIB. Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis terhadap beberapa
parameter biologis penting. Pengamatan fauna yang dilakukan ditunjukkan pada
Gambar I-5.
I-13
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK
PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
Parameter struktur komunitas yang dilihat adalah indeks diversitas (H), indeks
kesamarataan (E) dan indeks dominansi (C) dengan rumus sebagai berikut:
s
H ' pi ln pi
Rumus : i 1
Keterangan :
H = indeks keragaman
S = jumlah jenis
pi = perbandingan jumlah individu jenis ke-i dengan jumlah total
individu (ni/N)
H'
E
Rumus :
H ' maks
Keterangan :
E = indeks kesamarataan
Hmaks = indeks keragaman maksimum (= ln S)
s
C ( pi ) 2
i 1
Rumus :
Keterangan :
C = indeks dominansi
E. Monitoring Flora
Pengamatan flora terdiri dari semua vegetasi, komposisi, kepadatan, keanekaragaman
dan dominasi. Pengamatan lapangan dilaksanakan di hutan sekitar.Parameter penting
yang didapat dari pengukuran dengan menggunakan metode persegi empat ini adalah;
Intensitas Relatif (Ri), Dominasi Relatif (Rd), dan Frekuensi Relatif (Rf). Indek nilai
penting (IVI) diketahui dengan formula sebagai berikut.
I-14
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK
PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
F. Survey Meteorologi
Data iklim dikumpulkan dari stasiun klimatologi terdekat yang representatif. Data
iklim yang dikumpulkan meliputi curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, arah
dan kecepatan angin. Untuk mempermudah dan mempersingkat waktu pelaksanaan
pekerjaan pengumpulan data sekunder yang mencakup curah hujan, suhu udara,
I-15
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK
PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
radiasi matahari, kelembaban udara, kecepatan dan arah angin data-data tersebut di
atas dapat diperoleh Stasiun Meteorologi di skitar area studi.
Selain data sekunder, akan dilakukan pengamatan langsung terhadap kondisi iklim
mikro yang meliputi suhu udara dan kelembaban udara, arah dan kecepatan angin di
areal studi.
I-16
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK
PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
Dalam menentukan jumlah responden, salah satu metode yang digunakan untuk
menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. al.,
1960:182), sebagai berikut:
Rumus :
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Namun jika terkendala oleh keterbatasan waktu, biaya dan luasan area, maka dengan
pertimbangan efektifitas tanpa mengurangi kualitas hasil survey, dapat digunakan
metode prosentase responden sebagai berikut:
Rumus :
Keterangan :
n = Jumlah responden
R = Jumlah populasi per wilayah
I-17
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK
PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
Data dari kuesioner ini diolah menjadi menggunakan statistik deskripstif sehingga
dapat memberikan deskripsi aspek-aspek kehidupan masyarakat yang diungkap
melalui kuisioner.Pemahaman sosial lebih mendalam didapatkan dengan teknik
observasi wawancara mendalam kepada informan-informan kunci di lapangan yang
mampu menjadi sumber informasi yang relevan dengan tujuan kegiatan ini.
Data hasil wawancara kemudian diubah menjadi transkripsi unit-unit analisis pokok
yang kemudian menjadi basis analisis kritis bagi interpretasi data. Analisis data
kemudian diolah sedemikian rupa sehingga mampu memberi gambaran tentang:
1) Karakteristik masyarakat di area studi
2) Persepsi masyarakat atas rencana pembangunan dan perbaikan embung
3) Pemetaan masalah dan isu strategis berdasarkan wilayah dan dinamika sosial
yang melatarbelakanginya.
4) Kondisi sosial ekonomi dan adat istiadat masyarakat setempat
Penelitian di lapangan terkait kegiatan survey sosial dan ekonomi ditunjukkan pada
Gambar I-9 dibawah ini.
I-18
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK
PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
Apek pengukuran, lokasi sampel, jenis dan kebutuhan data serta alat yang digunakan
dalam metode pengumpulan data primer dan data sekunder ditunjukkan pada Tabel I-
5 dan Tabel I-6 sebagai berikut.
I-19
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK
PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
I-20
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK
PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
I-21
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK
PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
I-22
DOKUMEN RENCANA MUTU KONTRAK
PENYUSUNAN UKL / UPL 10 BUAH EMBUNG DI PULAU LOMBOK
lingkungan yang digunakan biasanya bukan komponen yang detail, tetapi merupakan bidang
yang luas.
Komponen lingkungan yang diprakirakan dampaknya berdasarkan pendugaan (judgement)
adalah kualitas udara dan kebisingan, air badan air, flora, fauna, keresahan masyarakat,
konflik sosial/ketidakpuasan serta persepsi dan sikap masyarakat.
I-23