PELINGKUPAN
KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL)
PEMBANGUNAN APARTEMEN “The Avenue Residences” a.n. PT. DASRA DIANTARA
B AB
II
PELINGKUPAN
2.1.2. Kesesuain Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan Rencana Tata
Ruang Sesuai Ketentuan Peraturan Perundangan
Untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan, maka kegiatan
Pembangunan Apartemen “The Avenue Residences” a.n. PT. DASRA DIANTARA telah
mempertimbangkan rencana tata ruang regional dan nasional sebagai berikut:
2.1.2.1. Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten
Lokasi rencana kegiatan Pembangunan Apartemen “The Avenue Residences”
a.n. PT. DASRA DIANTARA seluas ± 15.246,00 m2, secara administrasi terletak di
Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Lokasi Rencana Kegiatan Pembangunan Apartemen “The Avenue Residences” a.n. PT.
DASRA DIANTARA disajikan pada Gambar II-1.
2.1.2.2. Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan Peta Indikatif
Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB), Intruksi Presiden Nomor 6 Tahun
2013 dan Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Areal Penggunaan lain
(Revisi IX), Lampiran SK.5385/MenLHK-PKTL/IPSDH/2015
Lokasi rencana kegiatan Pembangunan Apartemen “The Avenue Residences”
a.n. PT. DASRA DIANTARA berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor
6 tahun 2013 tanggal 13 Mei 2013 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan
Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam primer dan Lahan Gambut serta terhadap Peta
Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB) Pemanfaatan Hutan, Penggunaan
Kawasan Hutan dan Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Areal Penggunaan Lain
(Revisi IX) Lembar 1209 (Purwakarta), skala 1 : 250.000 Lampiran Surat Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.5385/MenLHK-
PKTL/IPSDH/2015 Tanggal 20 November 2015, bahwa keseluruhan areal rencana
kegiatan Pembangunan Apartemen “The Avenue Residences” a.n. PT. DASRA
DIANTARA tidak masuk ke dalam Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru
(PIPPIB). (lebih lengkap dapat dilihat pada Gambar II-3).
Surat Luas
No Nomor Sertipikat Nama Pemegang Hak
Tanah (m²)
Jadwal rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh PT. DASRA DIANTARA
mulai dari Tahap Pra Konstruksi, Konstruksi sampai Tahap Operasi direncanakan
dilaksanakan dalam waktu 30 bulan (2,5 tahun) dan seterusnya. Perincian jadwal rencana
kegiatan yang akan dilakukan oleh PT. DASRA DIANTARA disajikan pada Tabel II-2.
Tabel II-2. Jadwal Rencana Kegiatan Pembangunan Apartemen “The Avenue Residences” a.n. PT. DASRA DIANTARA
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Tahapan/Uraian Jul
No Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Kegiatan (dst)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
A. Tahap Pra Konstruksi
1. Sosialisasi
2. Perencanaan
3. Pengurusan Izin
B. Tahap Konstruksi
1. Rekruitmen Tenaga
Kerja Konstruksi
2. Mobilisasi Peralatan
dan Material
3. Persiapan dan
Pematangan Lahan
4. Pekerjaan Konstruksi
Bangunan Utama
5. Pekerjaan Konstruksi
Fasilitas Penunjang
6. Pelepasan Tenaga
Kerja Konstruksi
C. Tahap Operasi
1. Rekruitmen Tenaga
Kerja Operasi
2. Aktivitas “The Avenue
Residences”
3. Pemeliharaan
Bangunan Utama dan
Fasilitas Penunjang
PODIUM
BASEMENT 3 225,00 0,00 0,00 140,00 0,00 4.237,00 855,00 184,00 5.641,00
BASEMENT 2 225,00 0,00 0,00 138,00 0,00 3.959,00 1.135,00 184,00 5.641,00
BASEMENT 1 637,00 0,00 249,00 467,00 0,00 3.686,00 404,00 198,00 5.641,00
GROUND FLOOR 2.458,00 0,00 64,00 1.671,00 0,00 0,00 59,00 205,00 4.457,00
2 1.605,00 775,00 50,00 1.084,00 34,00 0,00 27,00 220,00 3.795,00
3 0,00 978,00 606,00 368,00 1.602,00 0,00 16,00 198,00 3.768,00
TOWER A
4 0,00 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
5 0,00 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
6 0,00 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
7 0,00 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
8 0,00 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
9 0,00 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
10 0,00 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
11 0,00 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
12 0,00 799,00 0,00 149,00 39,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
13 0,00 799,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.050,00
14 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
15 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
16 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
17 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
18 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
TOWER B
4 0,00 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
5 0,00 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
6 0,00 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
7 0,00 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
8 0,00 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
9 0,00 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
10 0,00 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
11 0,00 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
12 0,00 799,00 0,00 149,00 39,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
13 0,00 799,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.050,00
14 0,00 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
15 0,00 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
16 0,00 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
17 0,00 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
18 0,00 838,00 0,00 149,00 0,00 0,00 10,00 92,00 1.089,00
TOWNHOUSES
BASEMENT 1 0,00 822,00 0,00 356,00 0,00 0,00 0,00 1.178,00
GROUND FLOOR 0,00 608,00 235,00 0,00 332,00 0,00 0,00 1.175,00
2 0,00 582,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 582,00
3 0,00 582,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 582,00
TOTAL 0,00 2.594,00 235,00 356,00 332,00 0,00 0,00 3.517,00
A.1. Sosialisasi
Pelaksanaan sosialisasi akan memberi dampak terhadap masyarakat yang bisa
bersifat positif maupun negatif, baik dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Pada hakekatnya proses sosialisasi merupakan proses interaksi antara pemrakarsa (PT.
DASRA DIANTARA) dengan masyarakat. Bukan mustahil di era keterbukaan sekarang,
masyarakat akan menyuarakan aspirasinya secara terbuka dan langsung.
Dampak positif akan muncul bila proses sosialisasi dilakukan secara tepat cara,
tepat waktu, dan tepat sasaran, sehingga masyarakat akan memahami sepenuhnya
manfaat Pembangunan Apartemen “The Avenue Residences” a.n. PT. DASRA
DIANTARA bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Sebaliknya dampak negatif akan
terjadi bila sikap pemrakarsa dalam proses sosialisasi bersifat satu arah tanpa
menghiraukan aspirasi masyarakat, khususnya masyarakat yang tempat tinggalnya
berdekatan dengan rencana kegiatan.
Tidak bisa diabaikan kemungkinan peran pihak-pihak yang tidak puas dengan
rencana ini, karena suatu rencana seringkali tidak bisa memuaskan semua pihak. Pihak
yang tidak puas akan memprovokasi masyarakat, sehingga timbul keresahan sosial.
Apartemen “The Avenue Residences” a.n. PT. DASRA DIANTARA. Dengan adanya
informasi ini, akan memungkinkan masyarakat menyampaikan aspirasi dan harapan-
harapannya melalui BPD, Kantor Kelurahan, maupun Kantor Kecamatan, sehubungan
dengan rencana Pembangunan Apartemen “The Avenue Residences” a.n. PT. DASRA
DIANTARA. Dengan demikian kegiatan sosialisasi dapat dipandang sebagai hal yang
positif terhadap persepsi masyarakat.
A.2. Perencanaan
Kegiatan perencanaan dalam rangka kegiatan Pembangunan Apartemen “The
Avenue Residences”a.n.PT. DASRA DIANTARA, terdiri atas penyusunan gambar site
plan, perencanaan detail bangunan (DED/Detailed Engineering Design), penyiapan gambar
kerja dan spesifikasi teknis, kajian dan penyelidikan terhadap daya dukung tanah (test
sondir), geologi lingkungan, geolistrik, serta perhitungan rencana anggaran biaya (RAB)
pembangunan, perencanan logistik konstruksi, penyiapan buku SOP seluruh pekerjaan
konstruksi, penyusunan dokumen pengendalian dan evaluasi pekerjaan, manajemen
ketenagakerjaan, manajemen penggunaan peralatan serta perencanaan tata waktu
pekerjaan proyek. Kegiatan perencanaan tersebut dilakukan bersamaan dengan kegiatan
Studi AMDAL.
Pengujian Infiltrasi
Pengujian infiltrasi dilakukan bersebelahan dengan pengujian permeabilitas.
Pengujian ini dilakukan sebanyak 5 titik pada lokasi Rencana Kegiatan Pembangunan
Apartemen “The Avenue Residences” a.n. PT. DASRA DIANTARA. Pengujian infiltrasi
ini dilakukan dengan memakai alat double ring infiltrometer dengan ketinggian alat 20 cm
dan diameter 20 cm. Hasil pengujian menunjukkan koefisien infiltrasi daerah
penyelidikan berkisar antara 5,82 x 10-3 – 1,44 x 10-2 cm/detik.
Pengujian Permeabilitas
Kemampuan tanah untuk meresapkan air tanah salah satunya bergantung angka
kelulusan air (permeabilitas) dari suatu lapisan tanah atau batuan. Pengujian
permeabilitas dilakukan dengan cara memasang pipa pelindung (casing) sampai
kedalaman yang akan diuji. Lubang bor kemudian diisi dengan air bersih sampai
permukaan pipa. Air akan meresap kedalam zona yang terbuka pada lubang bor, yang
selanjutnya dicatat penurunan muka air dalam lubang bor serta waktu penurunan muka
airnya. Dengan cara ini maka volume air yang merembes ke dalam tanah persatuan
waktu dapat diketahui, sehingga angka kelulusan airnya dapat dihitung. Metode ini
dikenal dengan nama falling/variable head test. Penurunan muka air tersebut kita catat
setiap interval waktu tertentu, maka nilai kelulusan air (k) dapat dihitung. dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
𝑅2 𝐿 𝐻1
𝑘= 𝑙𝑛 𝑙𝑛
2𝐿(𝑡2 − 𝑡1 ) 𝑅 𝐻2
Dengan :
k : nilai kelulusan air (cm/detik).
H1 : tinggi muka air dalam casing mula-mula (cm).
H2 : tinggi muka air dalam casing setelah beberapa saat (cm).
t1 : waktu pada saat mulai pengujian (detik).
t2 : waktu setelah beberapa saat pengujian (detik).
R : Jari-jari lubang bor (cm)
L : Tebal lapisan yang diuji (cm)
Geolistrik
Dari hasil interpretasi pendugaan geolistrik dan telah dikorelasikan dengan data
geologi dan hidrogeologi setempat, di daerah penyelidikan pendugaan geolistrik ini
bertahanan jenis antara 5 – 150 Ohm-meter, dan dari kisaran harga tahanan jenis tersebut
secara umum dapat dikelompokkan dengan berdasarkan perbedaan kontras harga
tahanan jenisnya(Tabel II-5). Hasil penafsiran dan korelasi antara geologi, hidrogeologi
dan pendugaan geolistrik di lokasi Rencana Kegiatan Pembangunan Apartemen “The
Avenue Residences” a.n. PT. DASRA DIANTARA dapat dilihat pada Tabel II-6.
Tabel II-5. Pengelompokan Nilai Tahanan Jenis, Perkiraan Litologi dan Perkiraan
Hidrogeologi di Lokasi Rencana Kegiatan Pembangunan Apartemen “The
Avenue Residences” a.n. PT. DASRA DIANTARA
< 10 Lempung
> 75 Tufa
Sumber : Laporan Penyelidikan Geologi Lingkungan Pembangunan The Avenue Residences
Tabel II-6. Hasil Penafsiran dan Korelasi Antara Geologi, Hidrogeologi dan
PendugaanGeolistrik di Lokasi Pembangunan Apartemen “The Avenue
Residences”a.n.PT. DASRA DIANTARA
Titik Hasil Penafsiran Perkiraan
Lapisan Perkiraan Litologi
Duga Kedalaman Tahanan Jenis Hidrogeologi
1 0,00 – 1,71 51,42 Tanah Penutup
2 1,71 – 4,23 120,65 Tufa
3 4,23 – 13,85 24,51 Pasir Lempungan Akuifer
GL 01
4 13,85 – 28,14 9,25 Lempung
5 28,14 – 69,71 20,66 Pasir Lempungan Akuifer
6 69,71 – ~ 6,74 Lempung
1 0,00 – 1,45 5,56 Tanah Penutup
2 1,45 – 6,17 155,91 Tufa
3 6,17 – 21,63 21,49 Pasir Lempungan Akuifer
GL 02
4 21,63 – 39,04 8,74 Lempung
5 39,04 – 68,17 29,65 Pasir Lempungan Akuifer
6 68,17 – ~ 7,63 Lempung
1 0,00 – 1,80 42,19 Tanah Penutup
2 1,80 – 8,75 139,63 Tufa
3 8,75 – 18,43 25,17 Pasir Lempungan Akuifer
GL 03
4 18,43 – 41,42 8,96 Lempung
5 41,42 – 68,97 27,14 Pasir Lempungan Akuifer
6 68,97 – ~ 6,67 Lempung
GL 04 1 0,00 – 1,52 46,27 Tanah Penutup
Untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai keadaan lapisan batuan dibawah
tanah secara vertikal, maka dapat dibuat gambar penampang tegak tahanan jenis
masing-masing titik duga geolistrik(Gambar II-6).
40 40 40 40 40 40 40
50 21
50 50 50 50 50 50
34
30 27
27 33
60 60 60 60 60 60 60
70 70 70 70 70 70 70
80 80 80 80 80 80 80
9
7 8 7 7 9
90 90 90 90 90 90 90
Ke te rangan:
diduga pada lapisan ini merupakan
akuifer (lapisan pembawa air)
Tabel II-7. Kedalaman dan Tebal Lapisan Akuifer Dalam Berdasarkan Hasil
Pendugaan Geolistrik
Titik Duga Kedalaman (m) Tebal (m)
1. Akte Pendirian Notaris Nelson Eddy No. 18, Tanggal 5 Februari 2010
Tampubolon, SH
10. Rekomendasi / Saran Dinas Bina Marga dan Nomor : 503/2401/Dalwas, Tanggal 24
Teknis Penataan Pengairan November 2015
Saluran Pembuangan
11. Kajian Teknis Dinas Tata Bangunan dan Nomor: 640/392.TB.DTBP, Tanggal 10
Ketinggian Bangunan Pemukiman Pebruari 2016
Apartemen “The
Avenue Residences”
atas nama PT. Dasra
Diantara
Tabel II-9. Perizinan yang Akan Diurus Oleh PT. DASRA DIANTARA
1. Surat Keterangan Kesesuaian Tata Ruang Dinas Tata Ruang Pemukiman dan Kebersihan
Kabupaten Bogor
2. Laporan Hasil Penilaian Analisis Dampak Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Lalu Lintas
B. Tahap Konstruksi
Rangkaian kegiatan yang dapat dikategorikan ke dalam tahap konstruksi pada
intinya merupakan rangkaian kegiatan yang ditujukan untuk membangun bangunan
Apartemen serta fasilitas sarana dan prasarana penunjang. Tahap konstruksi akan
berlangsung setelah Izin Mendirikan Bangunan Gedung (IMBG) diterbitkan.
Kegiatan rekruitmen tenaga kerja ini akan memberikan dampak positif bagi
masyarakat dengan terbukanya kesempatan kerja dan peluang berusaha yang akan
berdampak lanjut terhadap peningkatan pendapatan masyarakat dan pada akhirnya
dapat memberikan persepsi positif terhadap rencana Pembangunan Apartemen “The
Avenue Residences” a.n. PT. DASRA DIANTARA.
lokasi proyek). Diperkirakan tenaga kerja setempat yang dapat diserap mencapai 60 %
(252 orang) dari total tenaga kerja yang dibutuhkan dan sisanya sekitar 40 % (168 orang)
merupakan pendatang (dari luar wilayah Cibinong). Adapun Klasifikasi, jumlah,
spesifikasi dan asal tenaga kerja pada tahap konstruksi disajikan pada Tabel II-10.
Tabel II-10. Rencana Klasifikasi, Jumlah, Spesifikasi dan Asal Tenaga Kerja Tahap
Konstruksi
Jumlah
No Klasifikasi Pekerjaan Spesifikasi Asal Tenaga Kerja
(Orang)
Total 420
Sumber : PT. DASRA DIANTARA, Tahun 2016
Direktur Wilayah
Manajer K3
Keterangan :
• Garis Perintah
• Garis Koordinasi
mix untuk suplai beton, genset, mixer, excavator, compactor, alat pengangkat (crane), mesin
las, mesin bor pile, pemotong besi tulangan, scaffolding, formwork, stone walls, bekisting,
loader dan lain-lain. Alat-alat tersebut digunakan pada pekerjaan tahap konstruksi mulai
dari kegiatan persiapan, kegiatan tiang pancang pondasi, dan bangunan atas (upper
structure). Mobilisasi alat berat tersebut dimulai dari gudang peralatan (Jakarta dan
Bogor) yang menuju lokasi proyek akan melewati Jalan Raya Cikaret-Cibinong. Material
konstruksi akan diangkut dengan truk molen dan dump truck yang disesuaikan dengan
tonase kelas jalan yang akan dilewati dengan kapasitas angkut masing-masing sekitar 5–
10 m3, sehingga jumlah ritasi pengangkutan sekitar 6.725 kali atau sekitar 7 rit per hari
selama masa pembangunan fisik konstruksi bangunan utama dan fasilitas penunjang.
Prakiraan kebutuhan peralatan dan material disajikan pada Tabel II-11 berikut:
Jumlah
No Jenis Peralatan Proyek Keterangan Asal
(unit/set)
Jumlah
No Jenis Peralatan Proyek Keterangan Asal
(unit/set)
Tabel II-12. Prakiraan Kebutuhan dan Jenis Bahan Material Pada Tahap Konstruksi
7. Pekerjaan Arsitektur M
Kaca 2.800 M
Alat yang dipergunakan untuk pengukuran atau pemetaan ini adalah waterpass
dan theodolit baik manual maupun otomatis. Pengukuran dilakukan berdasarkan gambar
rencana yang telah dibuat oleh konsultan perencana. Hasil pengukuran di lapangan
diberi tanda/patok ukur, pada titik-titik koordinat yang dimaksud serta diberi tanda
duga tingginya (peil) dengan cat warna merah.
Kantor proyek mempunyai peran sangat besar, karena kantor ini merupakan
pusat kegiatan administrasi dan teknis kegiatan proyek. Rapat-rapat rutin untuk
membahas kegiatan proyek di lakukan disini. Kantor ini biasanya dilengkapi peralatan
kantor seperti komputer, meja rapat, sarana telepon, file dan lain-lain. Di kantor
sementara ini akan ditempati oleh para manajemen pemrakarsa dan konsultan
pengawas.
Di lokasi proyek juga akan disediakan air bersih dan listrik sebagai sarana
penunjang dalam pelaksanaan proyek. Kebutuhan air bersih untuk kegiatan domestik
para pekerja selama kegiatan konstruksi di pasok dari sumur dangkal eksisting. Untuk
kedepannya, pemrakarsa akan segera mengurus izin pengambilan air bawah tanah
(ABT) untuk suplai air bersih pada tahap konstruksi dan operasional kepada Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor, sedangkan untuk sumber energi listrik dipasok
dari PLN.
Kekuatan dan kedalaman tiang pondasi yang ditanam ke dalam tanah tergantung
pada beban bangunan yang akan dipikul tiang pondasi. Lapisan tanah yang akan
memikul semua beban yang bekerja akan didistribusikan melalui tiang pondasi yang
ditanam, sehingga tiang pondasi dapat memikul beban tanpa terjadi penurunan.
Pada saat studi AMDAL ini, dilokasi tapak proyek rencana pembangunan
Apartemen “The Avenue Residences” a.n. PT. DASRA DIANTARA sudah dilakukan
boring sondir test (penyelidikan tanah) yang dilakukan oleh yang dilakukan oleh CV.
DATUM Cipta Selaras.
Pekerjaan yang dilakukan dalam penyelidikan tanah adalah Cone Penetration Test
(Sondir), bor dalam (Depp Boring), dan Sampling (Pengambilan Contoh Tanah). Dengan
hasil sebagai berikut :
Uji ini dilakukan untuk mengetahui elevasi lapisan keras (Hard Layer) dan
homogenitas tanah dalam arah lateral. Hasil Cone Penetration Test disajikan dalam bentuk
diagram sondir yang mencatat nilai tahanan konus dan friksi selubung, kemudian
digunakan untuk menghitung daya dukung pondasi yang diletakkan pada tanah
tersebut. Hasil penyeledikan lapangan, secara ringkas disajikan pada Tabel II-13
dibawah ini.
Tujuan bor dalam adalah untuk mendapatkan contoh tanah asli (undisturbed)
serta mengklasifikasikan tanah secara visual dilapangan. Standard Penetration Test juga
dilakukan untuk mendapatkan nilai N-SPT. Bor dilakukan sebanyak 3 (tiga) titik sampai
kedalaman 35 meter dan 1 (satu) titik sampai kedalaman 60 m. Standard Penetration Test
dilakukan setiap interval 2 meter, untuk mendapatkan nilai N-SPT. Hasil dari N-SPT
untuk tiap titik bor adalah sebagai berikut:
Konstruksi Berat
m3. Tanah hasil galian lantai basement, akan digunakan untuk pengurukan/penimbunan
tapak proyek yang memiliki kontur rendah sesuai dengan landscaping desain. Material
galian tidak ada yang diangkut keluar proyek, mobilisasi internal atas tanah galian
dengan menggunakan dumtruck kapasitas 10 m3 sebanyak 24 unit, jarak angkut material
dalam ruang proyek tidak lebih dari 50 – 100 m. Tahap pekerjaan yang dilakukan pada
saat membuat basement yaitu: pengaturan stabilisasi tanah, pembuatan dinding,
penyokongan gaya samping (lateral), pengaturan penggalian, pengeluaran air
(dewatering) dan pemindahan tumpahan.
Selama proses penggalian tanah untuk basement maka air cenderung tergenang di
dalam galian karena adanya proses pengaliran air ke dalam galian terutama pada musim
penghujan. Selama proses penggalian terdapat genangan air akibat hujan, air tersebut
akan dikeluarkan (dewatering). Pengeluaan air menggunakan selang karet yang ditarik
dengan pompa. Air yang dikeluarkan dari dalam basement akan diresapkan kedalam
tanah. Air hasil dewatering dapat diresapkan kembali pada sumur resapan yang telah
ditentukan atau dibuang ke saluran yang disediakan. Peresapan air genangan ke dalam
sumur resapan untuk membuat permukaan air tanah tidak turun. Metode yang
dilakukan untuk mengeluarkan air yaitu: Metode dewatering aktif dengan menggunakan
jenis penghisap Well Point dan Dewatering Pasive dengan menggunakan Sum Pit.
Selama pelaksanaan konstruksi ini akan digunakan juga alat pengangkat tower
crane yang dapat berputar bebas. Scaffolding dan tangga digunakan untuk naik turunnya
pekerja bangunan dan sekaligus penyangga. Pada bagian terluar dari konstruksi akan
dipasang jaring penyelamat (safety net) untuk mencegah terjadinya kecelakaan, seperti
terjatuhnya pekerja konstruksi maupun benda-benda material dari atas konstruksi.
Setelah konstruksi kolom, balok dan lantai terpasang maka akan dilanjutkan dengan
pekerjaaan dinding, plafond, jendela dan lain-lain. Selama kegiatan pekerjaan struktur
atas ini akan menghasilkan potongan-potongan sisa bahan material, seperti kayu, besi,
alumunium, kabel, gypsum, karet, kaca dan lain-lain. Peralatan yang sering digunakan
adalah bor, pemotong, gurinda, mesin las listrik, gergaji dan lain-lain.
• Pada lantai dasar (Ground Floor) akan dibangun seluas ± 4.457,00 m2, dengan
ketinggian sekitar 4,65 m, antara lain untuk retail seluas ± 2.458,00 m2, untuk fasilitas
dibangun seluas ± 64,00 m2, untuk koridor/void dibangun seluas ± 1.671,00 m 2, untuk
MEP 59,00 m2, dan untuk E/SFT dibangun seluas 205,00 m2.
• Pada lantai 2 (dua) akan dibangun seluas 3.759,00 m 2, dengan ketinggian sekitar 4,65
m, antara lain untuk retail seluas ± 1.605,00 m2, untuk unit hunian dibangun seluas ±
749,00, untuk fasilitas dibangun seluas ± 50,00 m2, untuk koridor/void dibangun
seluas ± 1.084,00 m2, untuk open space dibangun seluas ± 34,00 m2, untuk MEP
dibangun seluas ± 27,00 m2, dan untuk E/SFT dibangun seluas ± 220,00 m2, dengan
jumlah hunian 31 kamar (2BR.A 6 kamar, 1BR.A 2 kamar, 1BR.B 1 kamar, 1BR.C 2
kamar dan Studio 20 kamar). Sedangkan pada lantai 3 (tiga) akan dibangun seluas
3.734,00 m2, dengan ketinggian 4,65 m, antara lain untuk unit hunian seluas 944,00 m2,
untuk fasilitas dibangun seluas ± 606,00 m2, untuk koridor/void dibangun seluas
368,00 m2, untuk open space dibangun seluas ± 1.602,00 m2, untuk MEP dibangun
seluas 16,00 m2, dan untuk E/SFT dibangun seluas ± 198,00 m 2, dengan jumlah hunian
38 kamar (2BR.A 6 kamar, 2BR.B 2 kamar, 1BR.A 2 kamar, 1BR.B 1 kamar, 1BR.C 3
kamar dan Studio 24 kamar).
Tabel II-18. Kebutuhan Air dan Limbah Cair Domestik Pada Tahap Konstruksi
1. Kebutuhan Air
b. Kegiatan Konstruksi - 10 10
Total - - 52
Total 34,2
Asumsi : SNI 03-7065-2005
Sumber : Hasil Pengkajian Puslitbang Permukiman Dep. Kimpraswil tahun 2000 dan Permen Kesehatan No. 986/Menkes/XI/1992
Loss, Evaporation,
Construction
(4 m3/hari) *
Konstruksi Sediment
Saluran Umum
10 m3/hari Trap
Sumur Tanah
Dangkal dan Air
Tanah Dalam
(kedalaman min.
100 meter)
52 m3/hari Pekerja Septic
Konstruksi Tank
42 m3/hari Portabel
* Loss, Evaporation, Construction ; Berdasarkan asumsi dalam Kepmen Kimpraswil No. 534/Kpts/M/2001
Gambar II-8. Neraca Air Tahap Konstruksi Pembangunan Apartemen “The Avenue
Residences” a.n. PT. DASRA DIANTARA
Lokasi lift akan ditempatkan pada area hall atau lobby bangunan sebagai simpul
sirkulasi horizontal atau vertikal. Pada bangunan, lift memerlukan cerobong menerus yang
menembus semua lantai dengan ukuran sesuai dimensi ruang lift dan peralatan lain yaitu
rell atau bandul pemberat. Lift barang (service) digunakan untuk mengangkut barang
pada bangunan. Kapasitas angkat lift barang biasanya lebih besar daripada lift orang
walaupun dengan ukuran yang kurang besar. Lift barang biasanya diletakan pada area
service dimana delivery barang dilakukan. Lift barang ini tidak diperuntukkan secara
umum, sehingga tidak diberikan akses secara terbuka kepada pengguna bangunan.
Selain lift juga disediakan tangga cadangan dan tangga darurat. Fungsi tangga
cadangan adalah sebagai alat transportasi vertikal kedua setelah lift apabila suplai energi
listrik terganggu hingga lift tidak berfungsi, terjadi kerusakan pada lift, over capacity pada
lift, terjadi gempa atau kejadian alam lainnya. Desain tangga akan memperhatikan
beberapa aspek, diantaranya lebar, tinggi anak tangga dan jumlahnya (kelipatan). Lebar
tangga cadangan dibuat minimal 110 cm dan maksimal 160 cm, tinggi anak tangga
sekitar 25 cm, dengan tujuan pengguna tangga darurat dapat berjalan dua arah dari
lantai dasar hingga lantai teratas maupun sebaliknya dalam keadaan aman.
Tangga darurat terletak di sekitar lift atau di area sirkulasi utama dalam
bangunan (lobby, dsb). Tangga darurat berfungsi sebagai alat transportasi vertikal yang
hanya ditujukan untuk menurunkan pengguna ke luar bangunan secepatnya dalam
keadaan darurat. Prinsip tangga darurat ini hanya digunakan untuk satu arah (menurun)
sehingga lebar tangga didesain hanya untuk satu orang dengan ukuran sekitar 60-70 cm.
Lebar dan tinggi anak tangga relatif sama dengan tangga biasa, namun tidak terlalu
landai dan curam untuk menghindari kecelakaan jika digunakan secara bersama-sama
dalam antrian pada keadaan darurat. Tangga darurat di desain sedemikian rupa untuk
dipergunakan pada keadaan tanggap darurat sesuai dengan peraturan dan SNI yang
berlaku, diantaranya dengan melengkapi tangga darurat dengan pintu besi yang tahan
api minimal tahan dalam waktu 1 jam hingga 1,5 jam.
Sistem sprinklers dipasang pada gedung di setiap ruang dan unit serta koridor di
setiap lantai. APAR akan dipasang di setiap titik strategis berdasarkan perhitungan unit
APAR per 200 m2 luas bangunan. Sedangkan untuk hidran akan ditempatkan tersebar di
seluruh area proyek bangunan “The Avenue Residences” a.n. PT. DASRA DIANTARA
dengan perhitungan 1 unit hidran per 800 m 2. Sementara yang dimaksud dengan sistem
fire alarm adalah sistem deteksi dini bila terjadi kebakaran, dimana pada waktu terjadi
kebakaran akan memberikan indikasi secara audio maupun visual dari mana asal sumber
lokasi kebakaran. Peralatan utama terdiri dari main fire alarm panel, fire detector (smoke
detector dan rate of rise detector) manual bell, manual call point dan lampu signal. Sistem fire
alarm detector akan mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam DPU-SKBI-
3.4.53.1987.
Sistem yang digunakan adalah combined sistem antara hydrant dan sprinkler disini
dibuat yaitu System yang tersentral dan menjadi satu untuk seluruh gedung. Dimana 1
set station pompa kebakaran melayani keperluan seluruh gedung baik hydrant maupun
sprinkler, riser hydrant maupun sprinkler bergabung pada main header pompa-pompa
kebakaran. Perhitungan air untuk cadangan disediakan kebutuhan untuk 60 menit
operasi pompa kebakaran dan menggunakan pompa dengan kapasitas 1.250 gpm.
Kebutuhan air untuk cadangan kebakaran : 1.250 usgpm x 0,00631 l/s atau 3.786 l/m =
4.732.500 lpm. Kebutuhan dalam 1 jam = 60 x 4.732.500 lpm = 283.950.000 l/h = 284 m3.
Kebutuhan dalam 45 menit = 45 x 4.732.500 lpm = 212.962.500 l/h = 213 m3.
Jarak antar kepala sprinkler maksimum adalah 4,6 meter sedang jarak ke dinding
maksimal adalah 2,3 meter. Area proteksi hydrant : 1 buah hydrant box untuk setiap area
800 m². Area proteksi pemadam api ringan : 1 buah pemadam api ringan untuk setiap
area 200 m². Jumlah sprinkler riser : 1 riser (alarm control valve) melayani sampai 750 – 1.000
kepala sprinkler.
Jenis detector yang akan digunakan disesuaikan dengan jenis dan fungsi ruangan,
seperti untuk ruang kamar tidur menggunakan photo electric smoke detector, untuk food
center menggunakan rate of rise heat detector, ruang PABX, ruang kontrol dan ruang panel
menggunakan photo electric smoke detector, shaft kelistrikan menggunakan photo electric
smoke detector, ruang serba guna (convention) menggunakan photo electric smoke detector,
ruang lobby, koridor, tangga dan gudang menggunakan photo electric smoke detector dan
untuk ruang mesin lift, ruang pompa dapur menggunakan fixed temperature.
Sumber air untuk pemadam kebakaran bersumber dari ground tank dari jaringan
pipa air yang bersumber dari sumur dalam dan air olahan di WWTP. Untuk memompa
air dari ground tank akan disediakan electrical fire pump dan electrical jockey pump. Untuk
dapat mengakses air dari jaringan ground tank akan dipasang hidran pilar dan untuk
dapat mengalirkan air dari tangki air pemadam kebakaran akan dipasang sistem
peralatan siemess connection.
Sistem distribusi listrik akan dibagi menjadi dua instalasi, yakni instalasi
tegangan menengah dan instalasi tegangan rendah. Instalasi tegangan menengah dengan
daya yang terpasang dari PLN diterima pada incoming panel utama tegangan menengah
(PUTM) 20 kVA) dan melalui outgoing, daya disalurkan ke transformator untuk mengubah
tegangan 20 kVA menjadi tegangan kerja 380/220 volt dengan 4 unit trafo. Daya dari
trafo selanjutnya didistribusikan low voltage main distribution panel yang kemudian
didistribusikan secara radial ke panel-panel listrik lainnya di unit penggunaan yakni
seperti untuk penerangan unit kamar hunian atau ruangan, pompa air, pompa
kebakaran, fire alarm, tata suara, unit pengolah limbah cair, dll.
Untuk mengantisipasi listrik dari PLN terganggu atau padam, PT. DASRA
DIANTARA akan menyiapkan mesin genset sebanyak 3 unit dengan kapasitas daya
masing-masing genset adalah pada ruang khusus retail 1 unit sebesar 1.600 kVA, pada
ruang khusus apartemen tower selatan sebesar 1.250 kVA dan pada ruang khusus
Apartemen tower utara sebesar 1.250 kVA. Sistem proteksi “The Avenue Residences”
a.n. PT. DASRA DIANTARA akan menggunakan jenis moulded case circuit breaker
(MCCB) dan miniature circuit breaker (MCB). Sistem proteksi direncanakan dengan sistem
bertingkat pada panel penerangan, panel daya dan panel sub distribusi utama. Jenis
proteksi yang gunakan adalah; Sistem proteksi terhadap gangguan hubunga pendek
(short circuit), Sistem proteksi terhadap beban lebih (over current), Sistem proteksi
terhadap gangguan tanah (ground fault current), Sistem proteksi terhadap gangguan
tegangan lebih (over voltage) dan Sistem proteksi terhadap gangguan tegangan turun
(under voltage).
Sedangkan untuk hunian double bed (2BR.A dan 2BR.B) dengan jumlah 230 unit
dengan rincian 2BR.A sebanyak 190 unit dan 2BR.B sebanyak 40 unit, dimana
diperkirakan dihuni oleh 4 orang per unit, maka total 920 orang, sehingga diperkirakan
kebutuhan air bersih sebesar 138 m3/hari.
Dengan demikian, jumlah kebutuhan air bersih untuk unit hunian “The Avenue
Residences” adalah sebesar 736,95 m3/hari ditambah dengan kebutuhan air bersih untuk
domestik karyawan 204 orang (20,4 m 3/hari), Pusat Perbelanjaan (ritel) 5.150 m2 dengan
asumsi 0,005 m3/hari (25,75 m3/hari), resirkulasi kolam renang 2,5 m3, food court sekitar
19,6 m3/hari, musholla sekitar 10,0 m3/hari, untuk fasom fasum lainnya sekitar 5 m3/hari
dan penyiraman sekitar 5 m3/hari, maka total jumlah kebutuhan air bersih pada tahap
operasional diperkirakan sebesar 825,20 m3/hari.
Pasokan air bersih pada tahap operasional “The Avenue Residences” a.n. PT.
DASRA DIANTARA direncanakan bersumber dari pasokan (suplai) PDAM, dan
sebagai cadangan apabila pasokan air bersih dari PDAM tidak mencukupi atau
terganggu maka akan menggunakan air bersih yang bersumber dari 1 unit sumur dalam
(deep well) dan akan dibuat pula 1 unit sumur imbuhan dengan tujuan untuk tetap
menjaga kelimpahan air tanah dilokasi kegiatan. Penggunaan air dari sumur dalam akan
dilakukan setelah mendapatkan SIPA (Surat Izin Pengambilan Air Tanah) dari instansi
yang berwenang. Tempat penampungan air bersih dari PDAM akan menggunakan
ground water tank (GWT) di lantai dasar. Selain GWT pengelola juga akan membuat roof
tank sebagai penampungan air bersih. GWT disiapkan dengan kapasitas tampung air
untuk 2 hari pemakaian atau sekitar 1.650,4 m3 dan cadangan untuk pemadam kebakaran
(1.250 GPM x 60 menit) sekitar 241 m3 sehingga GWT direncanakan berkapasitas sekitar
sebesar 1.891,4 m3. Suplai kebutuhan air bersih yang bersumber dari PDAM, selanjutnya
akan dituangkan dalam bentuk surat kerjasama dan surat pernyataan kesanggupan dari
pihak PDAM dalam mensuplai air bersih untuk kebutuhan operasional “The Avenue
Reidences” a.n. PT. DASRA DIANTARA.
Untuk air bersih, sebelum masuk ke tangki air atas, air terlebih dahulu dilakukan
perlakuan dengan cara lumpur yang terkandung dalam air tanah diendapkan, disaring
pada filter pasir dan filter karbon yang berfungsi untuk mengikat komponen – komponen
organik yang larut dalam air, juga untuk mengikat beberapa senyawa tertentu dari
logam-logam berat (water treatment hand book – degremont chapter–11) agar kualitas air bagi
kegiatan operasional “The Avenue Reidences” a.n. PT. DASRA DIANTARA sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Dimensi tangki air bersih secara keseluruhan
dirancang dapat menampung air baku minimal 1.891,4 m3 sehingga dapat mensuplai
kebutuhan air pada kegiatan puncak seperti pada pagi dan sore hari serta untuk
cadangan pemadam kebakaran. Kebutuhan air bersih dan volume limbah cair yang
dihasilkan dari aktivitas “The Avenue Reidences” a.n. PT. DASRA DIANTARA secara
rinci disajikan pada Tabel II-19.
Jenis pipa dan sambungan pipa yang digunakan untuk saluran air bersih adalah
pipa yang telah ditetapkan berdasarkan standar HASS 204, jenis pipa tersebut adalah:
pipa UPVC (Unplastized polyvinil Chloride); Pipa PPR (Polypropylene Random) dan/atau
Pipa galvanis.
Pipa air bersih digabung dengan pipa lainnya dan ditempatkan di dalam shaft yang
sudah disediakan untuk memudahkan pemasangan, pemantauan dan pemeliharaan.
Shaft-shaft ini diletakan tidak jauh dengan area layanan kamar mandi. Untuk itu, posisi
area layanan dibuat secara vertikal segaris lurus.
Tabel II-19. Rincian Kebutuhan Air Bersih dan Volume Limbah Pada Tahap Operasional
“The Avenue Residences” a.n. PT. DASRA DIANTARA
2. Apartemen
b. Satu Bedroom 198 unit 594 orang 0,15 89,1 80% 71,28
(1BR.A)
e. Dua Bedroom 190 unit 760 orang 0,15 114,0 80% 91,2
(2BR.A)
8. Penyiraman - - - 5 - -
Total Kebutuhan Air Tahap Operasi dan Debit Air Limbah 825,2 - 654,16
Asumsi : SNI 03-7065-2005
Keterangan : Asumsi menjadi limbah 80% dan menguap 20% berdasarkan Hasil pengkajian Puslitbang Permukiman Dep.
Kimpraswil tahun 2000 dan Permen Kesehatan No. 986/Menkes/XI/1992
Retail
25,75 m3/hari
Apartemen
736,95 m3/hari
Domestik Karyawan
20,4 m3/hari * Asumsi 20%
menguap
Sumur Dalam 1 Unit dan
Food Court WTP
19,6 m3/hari
PDAM
825,2 m3/hari
Musholla
10 m3/hari STP KOLAM INDIKATOR
BIOLOGI
Fasos Fasum dll 223,4 m3/hari
5 m3/hari
Ket. : * Referensi dan Asumsi limbah cair menguap 20% berdasarkan Hasil pengkajian Puslitbang Permukiman Dep. Kimpraswil tahun
2000 dan Permen Kesehatan No. 986/Menkes/XI/1992
Gambar II-9. Neraca Penggunaan Air Bersih Tahap Operasi dan Alur Pengelolaan
Limbah Cair Apartemen “The Avenue Residences” a.n. PT. DASRA
DIANTARA
Kriteria Noise untuk area makan minum 45 – 55 NC, unit hunian, pusat
perbelanjaan (ritel) 30 – 40 NC dan untuk Ruang control 35 – 45 NC. Sistem Tata Udara
yang direncanakan pada proyek ini adalah Sistem AC Individual Split dengan tipe
Individual Split Wall System untuk masing-masing unit hunian.
1. Sistem sambungan telepon langsung ke PT. Telkom. Tbk dan key telepon untuk
kebutuhan Komunikasi Building Management.
2. Sistem Telepon untuk “The Avenue Residences” a.n. PT. DASRA DIANTARA
menggunakan sistem sambungan telepon langsung ke tiap unit hunian dan sistem Key
Telepon/mini PABX untuk keperluan Komunikasi Building Management.
B.5.3.1. Lobby
Lobby dirancang sedemikian rupa untuk menambah estetika dan kesan mewah
bangunan “The Avenue Residences”. Lobby akan dibangun pada lantai Basement 1 sampai
dengan Basement 3 dengan luas sekitar 170,87 m2.
Pada area lobby disediakan sistem tata suara (sistem public addres) yang
dipergunakan untuk keseluruhan area dalam hal pemberitahuan pengumuman dengan
back sound musik maupun siaran radio. Audio yang digunakan dilengkapi dengan
penerima sumber audio yaitu antena FM/AM, tape deck cassete serta DVD player yang
diperkuat dengan amplifier yang kemudian didistribusikan keseluruh ruangan melalui
ceilling speaker yang dilengkapi dengan volume control pada masing-masing ruangan yang
dianggap memerlukan suara public addres. Sistem tata suara juga akan difungsikan
sebagai sistem voice evacuation atau sistem tata suara pada kondisi gawat darurat untuk
keseluruhan area apartemen. Sistem voice evacuation berfungsi apabila terjadi kebakaran,
kondisi jaringan listrik dan lift mati yang dilengkapi dengan daya dari UPS sebagai
cadangan energi listrik.
Sistem Master Antena Televisi yang direncanakan adalah sistem penerimaan sinyal
audio video dari Antena VHF dan UHF maupun TV Cable, yang setelah melalui frekuensi
converter kemudian di amplifikasikan melalui Head End kemudian didistribusikan
melalui kabel coaxial, splitter dan tap off ke unit-unit outlet TV pada tiap kamar apartemen
dan area publik lain yang dianggap memerlukan outlet antena TV. Sistem MATV juga
direncanakan untuk dapat menyiarkan informasi video dan audio mengenai kegiatan atau
fasilitas Apartemen.
Pada area lobby juga akan disediakan sistem pemanggilan kendaraan (car call
system), yakni Sistem pemanggilan kendaraan berfungsi untuk pemanggilan supir
kendaraan di area parkir agar dapat ketempat entrance apartemen atau tempat yang
ditentukan lainnya, Microphone car-call ditempatkan pada reception desk, atau dekat
entrance masuk apartemen, untuk pemanggilan kendaraan, dengan Amplifier yang
berkapasitas cukup, pemanggilan disiarkan melalui out door Horn Speaker yang dipasang
ditempat area parkir kendaraan dan lantai dasar.
B.5.3.2. Klinik
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik,
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan (perawat dan atau bidan) dan
dipimpin oleh seorang tenaga medis (dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi
spesialis). Klinik akan dibangun pada tower utara yaitu pada lantai 3 (tiga) dengan luas
sekitar ± 50,5 m2.
atas keberadaan kolam renang yakni sebagai persediaan air atas kondisi darurat seperti
kejadian kebakaran sebagai pemadam. Untuk mencegah kecelakaan bagi pengguna
kolam tersebut, maka pengelola akan menempatkan petugas khusus pemeliharaan
sekaligus pengawasan kolam renang yang selalu siaga apabila ada kejadian darurat
sesuai S.O.P dari pengelola. Dalam pembuatan kolam renang, pengelola akan mengacu
pada Permenkes Nomor 061/Menkes/Per/1991 tentang Persyaratan Kesehatan Kolam
Renang dan Pemandian Umum.
B.5.3.9. Retail
Sarana retail merupakan ruangan berupa kios sebagai tempat usaha jual-beli atas
kebutuhan para penghuni apartemen atau pengunjung seperti butik, jasa tur and travel,
mini market dan lainya. Retail ini direncanakan akan diperjualbelikan dengan sertifikat
hak milik (SHM) dan ada juga yang disewakan oleh pengelola gedung. Retail/kios akan
disediakan di area pada lantai 1 dan lantai 2.
B.5.3.12. Musholla
Musholla akan disediakan bagi pengelola dan karyawan “The avenue Residences”
maupun para penghuni apartemen dan pengunjung yang muslim (beragama Islam).
Musholla akan disediakan pada lantai basement 1(satu) dengan luas ± 68,4 meter.
Musholla diprakirakan dapat menampung 100 orang jama’ah.
a.n. PT. DASRA DIANTARA. Untuk mencegah menyebarnya aroma yang bau, adanya
material yang masuk yang dapat menyumbat saluran drainase dan supaya kelihatan
indah, maka dipakai drainase sistem tertutup dengan bahan beton cetak precast yang
dilengkapi dengan bak kontrol (manhole) untuk pemeliharaan/mempermudah mengeruk
apabila terjadi sumbatan. Saluran drainase dibuat dengan kemiringan tertentu untuk
dapat mengalirkan air dengan lancar. Saluran internal “The Avenue Residences” a.n. PT.
DASRA DIANTARA dibuat dengan dimensi 50 x 150 cm dan panjang sekitar 350 meter
dari lokasi menuju muara badan air penerima, baik dari hulu hingga menuju muara
drainase internal.
• Pemanfaatan ruang secara terbatas untuk kegiatan budi daya tidak terbangun
yang memiliki kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air hujan;
• Penyediaan sumur resapan dan/atau waduk pada lahan terbangun yang sudah
ada; dan
• Penerapan prinsip Zero Delta Q Policy terhadap setiap kegiatan budi daya terbangun
yang diajukan izinnya.
Jumlah sumur resapan yang harus dibuat sebanyak 39 sumur resapan dengan
kedalaman 3 m mengacu pada hasil penyeledikan geologi lingkungan. Sedangkan
Pedoman dalam perencanaan dan pembuatan sumur resapan akan mengacu pada SNI
06-2405-1991, Tatacara Perencanaan Teknik Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan
Pekarangan dan peraturan perundang-undangan serta referensi lain terkait pembuatan
sumur resapan.
Gambar II-10. Langkah yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sumur resapan
1. Melakukan analisis curah hujan: Analisa terhadap curah hujan dimaksudkan untuk
menghitung intensitas curah hujan maksimum pada perioda ulang tertentu. Dengan
mengetahui intensitas curah hujan maksimum maka kapasitas sumur resapan akan
dapat dihitung.
2. Menghitung luas tangkapan hujan: Bersama-sama dengan intensitas curah hujan
maksimum dengan periode ulang tertentu akan dapat dihitung besarnya debit aliran.
3. Menganalisis lapisan tanah/batuan: Lapisan tanah terdiri dari berbagai macam
lapisan mulai dari tanah belempung, pasir berlempung dan gravel atau kombinasi
dari lapisan tersebut. Sumur resapan akan sangat efisien jika dibuat sampai pada
daerah dengan lapisan batuan yang terdiri dari pasir atau gravel.
4. Pemasangan sumur: Sumur resapan dibangun dengan menggunakan bis beton
dengan lapisan porus atau susunan batu bata yang disusun secara teratur.
Untuk membangun sumur resapan yang dapat memberikan kontribusi optimum
akan menggunakan metoda perhitungan sebagai berikut:
• Volume andil banjir (volume air hujan yang jatuh ke bidang tadah yang akan
dilimpaskan ke sumur resapan air hujan. Rumus yang digunakan:
4. Pasangan ½ bata merah atau batako, campuran 1 : 4, diplester dinding sumur bagian atas dan
dan diaci semen dinding sumur bagian bawah
5. Pasangan ½ batako campuran 1 : 4, jarak kososng antar dinding sumur bagian atas dan
batako10 cm, tanpa plester dinding sumur bagian bawah
Tabel II-21. Jenis tanaman yang akan ditanam di area penghijauan PT. DASRA
DIANTARA
Teknologi proses pengolahan air limbah kegiatan “The Avenue Residences” a.n.
PT. DASRA DIANTARA akan menggunakan kombinasi proses biofilter anaerob-aerob dan
kolam sanita, Teknologi tersebut dipilih dengan pertimbangan sebagai berikut:
Bagian dari peralatan IPAL/unit STP dengan sistem biofiltertration system dan cara
kerjanya adalah sebagai berikut:
• Saringan kasar (bar screen) berfungsi untuk penyaring benda padat atau sampah yang
terbawa aliran.
• Alat penghancur tinja (communitor) berguna mempercepat proses penguraian.
• Equalising atau pemerataan air limbah berfungsi untuk mengatur debit dan untuk
menetralkan pH yang berguna untuk menyesuaikan pada proses biologi di unit aerasi.
• Bak aerasi berfungsi untuk menguraikan zat organik hingga menjadi zat organik yang
lebih sederhana dengan memanfaatkan bakteri mikroba (STP biotech menggunakan
bakteri pengurai limbah berupa bakteri probiotik aerob yang mampu menurunkan
kadar BOD, COD, amonia, sulfida dan sulfat), dalam proses ini diperlukan oksigen
transfer.
• Bak pengendap (settling tank) berfungsi untuk mengendapkan partikel diskrit dan
suspensi yang berasal dari bak aerasi.
• Bak khlorinasi berfungsi untuk melakukan desinfektan pada kandungan bakteri
coliform yang terdapat dalam kandungan air yang telah diolah sebelumnya.
• Waktu lamanya pengelolaan adalah satu hari.
Sistem pada proses pengolahan limbah cair domestik pada STP terdiri dari solid
separation chamber, equalizing chamber, an-aerobic chamber, aerobic chamber, sedimentaion
chamber dan discharge chamber.
2) Equalizing Chamber
Bak ini digunakan sebagai bak penampungan sementara air limbah untuk
selanjutnya dialirkan menuju an-aerobic chamber. Dalam ruangan ini air limbah yang
masuk mengalami proses homogenisasi dan bak dilengkapi dengan pompa, yang
bertujuan agar air yang masuk kedalam proses selanjutnya selalu dalam kondisi stabil.
3) An-Aerobic Chamber
Sistem ini merupakan salah satu sistem inti dari pengolahan limbah cair pada
STP. Pada bak ini diciptakan kondisi yang an-aerob (tidak ada suplai udara) dan menjadi
tempat tumbuhnya bakteri an-aerobic. Salah satu kelebihan sistem ini adalah mempunyai
daya tahan yang cukup baik terhadap terjadinya shock loading. Sistem ini dilengkapi
dengan media yang terdiri dari batuan bulat yang berfungsi sebagai tempat
berkembangbiaknya bakteri an-aerobic tersebut. Zat-zat organik seperti protein, lemak
dan karbohidrat yang terkandung di dalam limbah cair akan diuraikan oleh bakteri
tersebut menjadi CO2 dan CH4.
4) Aerobic Chamber
Pada bagian ini terjadi penguraian unsur organik. Pada bagian ini bekerja secara
kontinyu selama 24 jam. Dikarenakan proses yang digunakan adalah sistem aerobic, maka
bak ini dilengkapi dengan diffuser dan air blower. Untuk mengoptimalkan kinerja bakteri,
maka digunakan media untuk bertumbuh dan berkembangbiaknya bakteri tersebut.
5) Sedimentation Chamber
Sistem ini digunakan untuk mengendapkan partikel-partikel floc (lumpur aktif)
yang terbentuk didalam bak pengolahan. Sebagian lumpur aktif akan dikembalikan ke
bak aerasi dan sebagian akan dibuang/dialirkan ke bak penampung lumpur (sludge
holding chamber). Volume pengembalian lumpur tersebut kedalam bak aerasi akan
tergantung dari kandungan mixed liquor suspended solid (MLSS) yang ada didalam bak
aerasi.
6) Discharge chamber
Ruangan ini merupakan penampungan dari proses akhir pengolahan. Dengan
aliran secara over flow, air hasil pengolahan dialirkan kedalam saluran pembuangan
menuju saluran drainase.
Diagram alir proses pengolahan limbah cair domestik pada STP dan detail desain
STP Biotech tipe extended aeration divisualisasikan pada Gambar II-13 dan Gambar II-14
dibawah ini.
Penyaringan kotoran
Equalizing chamber
Pengendapan kotoran
Sedimentation chamber
Kolam SANITA
Gambar II-13. Bagan alir proses pengolahan limbah cair domestik pada STP sistem
biofilter extended aeration
7) Kolam Sanita
Merupakan kolam yang dibuat dari pasangan batu kedap air dengan kedalaman ±
1 meter, kemudian diisi koral setinggi 80 cm dan ditanami tumbuhan air (Hydrophyte).
Kolam ini dibuat terhubung dengan saluran inlet dan outlet, yang mengalirkan air dari
IPAL (inlet) serta pipa berlubang yang keluar dari kolam untuk outlet. Fungsi kolam ini
untuk mereduksi polutan yang masih tersisa dari hasil pengolahan IPAL. Pada kolam ini
ketinggian air dijaga pada level 70 cm atau 10 cm di bawah permukaan koral. Jenis
tumbuhan yang ditanam pada kolam ini antara lain ialah keladi, pisang, lotus, cana,
dahlia, akar wangi, bambu air, padi-padian, papirus, alamandu dan tanaman air lainnya.
Luas kolam didesain berdasarkan beban BOD yang masuk tiap hari dibagi dengan
loading rate, untuk daerah tropis kira-kira = 40 kg BOD/Ha/hari. Gambar sketsa kolam
sanita dapat dilihat pada Gambar II-15.
Tempat sampah akan ditempatkan pada tiap lantai dengan tujuan pengambilan
sampah oleh petugas kebersihan yang kemudian diangkut ke TPSS. Dalam teknis
pengelolaan sampah pada TPS dan TPSS, pengelola mengacu SNI 03-3243-2008 tentang
Tata Cara Pengelolaan Sampah Permukiman, teknis operasional penanganan sampah di
sumber meliputi; Menerapkan pemilahan sampah organik dan non organik serta
Menerapkan teknik 2R di sumber dan TPS.
3) Pengelolaan Limbah B3
Sedangkan untuk limbah B3, seperti oli bekas perawatan kendaraan operasional
dan oli bekas perawatan mesin genset (prakiraan sebesar 120 liter/3 bulan), bekas
kemasan minyak pelumas (prakiraan 10 kg/bulan) dan lampu TL/neon bekas (prakiraan
sekitar 45 buah/bulan) akan dilakukan pengelolaan dengan bekerjasama antara
pengelola dengan mitra yang berizin dalam pengumpulan dan pengangkutan limbah B3
serta perlakuan pengolahan sampah sesuai peraturan berlaku. Mengingat jumlah
timbulan limbah B3 tidak signifikan, maka pengelola berencana akan melakukan
kerjasama dengan pihak pengepul limbah B3 maupun pihak ketiga disekitar lokasi
kegiatan yang memproduksi limbah B3 lebih banyak, misalnya kerjasama dengan
bengkel, sehingga tidak ada limbah B3 yang dibuang ke TPA. Luas area limbah B3
dialokasikan seluas 4 m2 yang berlokasi dibelakang bangunan utama, namun tetap dapat
diakses oleh mitra/pihak ketiga yang bekerjasama.
Dimana kebutuhan daya untuk retail 1.600 kVA, untuk kebutuhan Apartemen
sebesar 2.500 kVA (pada tower selatan 1.250 kVA dan untuk tower utara sebesar 1.250
kVA), penerangan lokasi sekitar 150 kVA dan untuk kebutuhan fasilitas umum atau
utilitas sekitar 300 kVA. Selain itu pihak pengelola juga menyediakan 3 unit genset untuk
cadangan energi dalam keadaan darurat (suplai energi dari PLN padam, dsb) dengan
tegangan output 380/220 volt, 3 phasa, 4 kawat dan 50 Hz dengan kapasitas masing-
masing genset adalah pada ruang retail 1 unit sebesar 1.600 kVA, pada ruang khusus
apartemen tower selatan 1 unit sebesar 1.250 kVA, dan pada ruang khusus Apartemen
tower utara 1 unit sebesar 1.250 kVA.
Tabel II-22. Kebutuhan Energi Listrik Tahap Konstruksi dan Operasi “The Avenue
Residences” a.n. PT. DASRA DIANTARA
Untuk keperluan keamanan pada gedung, selain sistem CCTV direncanakan juga
menggunakan sistem Access Card agar tidak semua orang dapat masuk kedalam gedung.
Sistem Access Card pada gedung ini direncanakan pada area lift, Ruangan khusus yang
ditentukan sesuai dengan persyaratan keamanan, antara lain ruang-ruang M&E, Ruang
Security, Ruang Administrasi, Ruang Office dan Ruang lain yang ditentukan kemudian.
Sedangkan sistem audio phone direncanakan untuk keperluan security gedung apartemen
dengan komponen utama diletakkan di lantai dasar didekat ruang security dan
komponen audio phone diletakkan pada masing-masing unit apartemen.
C. Tahap Operasi
C.1. Rekruitmen Tenaga Kerja Operasi
Kegiatan pengelolaan dan pengoperasian “The Avenue Residences” a.n. PT.
DASRA DIANTARA akan memerlukan tenaga kerja/karyawan dalam jumlah cukup
besar, sehingga perlu dilakukan rekruitmen tenaga kerja. Diprakirakan jumlah tenaga
kerja yang akan direkrut oleh perusahaan pengelola untuk mengelola, mengoperasikan
dan memelihara gedung. Selama kegiatan operasional “The Avenue Residences” a.n. PT.
DASRA DIANTARA berlangsung, diprakirakan dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 204
orang. Keperluan tenaga kerja selama tahap operasi mencakup untuk posisi General
Manager (GM), wakil GM, manager pengelola dan wakilnya, staf administrasi gedung,
dan lain-lain, baik sebagai tenaga tetap maupun harian. Penyerapan tenaga kerja dari
warga setempat pada tahap operasi diperkirakan sebesar 76,96% (157 orang) dan sisanya
merupakan pendatang (dari luar wilayah Cibinong), diperkirakan sekitar 23,04% (47
orang).
Tabel II-23. Perincian Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Operasional “The Avenue
Residences”
Tingkat Pendidikan Tempat Tinggal
No Kualifikasi Luar Wilayah
SD SMP SMA D3 PT Total Setempat
Cibinong
1 General manager (GM) - - - - 1 1 - 1
2 Wakil GM - - - - 2 2 - 2
3 Manager pengelola - - - - 1 1 - 1
4 Wakil manager pengelola - - - - 2 2 - 2
5 Staf administrasi gedung - - 5 7 3 15 9 6
6 Marketing & promosi - - - 3 5 8 3 5
7 Keamanan / security - - 57 23 9 89 75 14
Staf gedung (OB, house
8 - 15 35 29 7 86 70 16
keeping, dll)
Total tenaga kerja operasional - 15 97 62 30 204 157 47
Sumber : PT. DASRA DIANTARA, Tahun 2016
Kegiatan promosi dan pemasaran memegang peranan penting agar investasi yang
ditanamkan dapat segera kembali dan dapat dimanfaatkan untuk rencana investasi
kegiatan perekonomian lainnya. Mengingat hal tersebut maka kegiatan promosi dan
pemasaran perlu dilakukan. Fasilitas komersial tersebut mencakup berupa Apartemen,
retail, dan lainnya. Untuk Apartemen diperjualbelikan dengan Sertifikat Hak Milik
(SHM) berupa SHMSRS (Sertifikat Hak Milik Satuan Rumah Susun) secara strata title
yang dapat disewakan.
Dalam pengelolaan pada tahap operasi Apartemen “The Avenue Residences” a.n.
PT. DASRA DIANTARA, pengelola akan selalu berkoordinasi dengan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, dan dengan Muspika Kecamatan
Cibinong serta Aparatur Kelurahan Harapan Jaya dalam hal pemanfaatan dan terhadap
semua kegiatan yang akan dilaksanakan di area Apartemen “The Avenue Residences”
a.n. PT. DASRA DIANTARA sesuai rekomendasi yang tercantum di dalam SK Bupati
Bogor tentang Izin Lokasi yang diberikan kepada PT. DASRA DIANTARA.
pipa, instalasi listrik, intalasi telekomunikasi, instalasi AC, tanaman dan taman. Jenis-
jenis pekerjaan maintenance yang akan dilakukan meliputi :
utama dan fasilitas pendukung lainnya. Selain itu pemeliharaan sumber air bersih juga
diarahkan pada kelancaran aliran air bersih menuju titik-titik pengguna untuk kegiatan
domestik.
Jenis
No Uraian Sumber Limbah B3 Uraian Limbah Jumlah Prakiraan
Limbah
Domestik Penghuni
TPSS 3R
TPS
Domestik Karyawan
per Unit
hunian
Kegiatan Pusat
Sumber Limbah Perbelanjaan (ritel)
Padat di lokasi
“The Avenue TPS
Residences” Khusus B3 TPA
(13,74
m3/hari)
Air limbah dari beberapa sumber ditampung dalam bak pengumpul, selanjutnya
dipompa menuju IPAL. Pertama air limbah dari bak pengumpul dipompa menuju ke
bagian pemisah lemak-minyak, serta kotoran yang melayang yang tidak sempat
terpisahkan dalam bak pengumpul. Selanjutnya dari bak pemisah lemak/minyak
melimpas ke bak equalisasi yang berfungsi untuk menampung air limbah sementara dan
mengatur debit air menuju ke IPAL. Pengaturan debit ke IPAL dilakukan dengan pompa
celup (submersible pump), di dalam unit IPAL pertama air limbah dialirkan masuk ke bak
pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran organik
tersuspensi, bak pengendapan juga berfungsi sebagai bak pengurai senyawa organik
yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung lumpur.
Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor
anaerob (biofilter Anaerob) dengan arah aliran dari atas ke bawah. Bak kontaktor anaerob
terdiri dari dua buah ruangan yang diisi dengan media khusus dari bahan plastik tipe
sarang tawon. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh
bakteri anaerobik atau fakultatif anaerobik. Setelah beberapa hari operasi pada
permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikroorganisme. Mikroorganisme
inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak
pengendap.
Air limbah dari bak kontaktor (biofilter) anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob,
di dalam bak kontaktor aerob diisi dengan media khusus dari bahan plastik tipe sarang
tawon, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikroorganisme yang ada
akan menguraikan zat organik dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada
permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikroorganisme
yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana
hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, serta mempercepat
proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan amonia menjadi lebih besar.
Dari bak aerasi, air mengalir ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur
aktif yang mengandung mikroorganisme diendapkan dan sebagian air dipompa kembali
ke bagian bak pengendap awal dengan pompa sirkulasi lumpur. Debit pompa sirkulasi
ini dapat diatur dengan buka tutup kran. Sebagian air di bak pengendap akhir melimpas
(outlet/over flow) melalui weir menuju ke bak penampung sementara melewati flow meter
di luar IPAL. Dari bak penampung outlet sementara ini air dialirkan menuju ke kolam
ikan sebagai bio indikator dan selanjutnya menuju bak penampungan sementara
sebelum dilakukan proses peningkatan kualitas dengan unit multimedia filtrasi.
Pengelola juga merencanakan mendesain sistem air daur ulang (recycle) air
buangan dari STP yang akan di alirkan ke sebuah WTP yang akan ditampung di satu
GWT yang terpisah dari GWT air bersih, yang selanjutnya dipompakan ke tangki air
recycle untuk selanjutnya didistribusikan khusus untuk kegiatan siram taman dan jalan.
Kegiatan Domestik
unit hunian kamar WTP daur ulang
(recycle) khusus
siram
Total 25,6
Sumber: Setiyono, Desain Perencanaan Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL), Pusat Teknologi Lingkungan, Jakarta 2009
• Sebelum IPAL dioperasikan, seluruh peralatan mekanik dan elektrik harus dipastikan
dalam keadaan berjalan dengan baik;
• Air limbah yang berasal dari kegiatan domestik dialirkan ke bak penampung air
limbah atau bak ekualisasi. Bak ekualisasi dilengkapi dengan pompa air limbah yang
bekerja secara otomatis, yakni jika permukaan air limbah lebih tinggi melampaui batas
level minimum, maka pompa air limbah akan berjalan dan air limbah akan dipompa
ke bak reaktor anaerob pada sistem IPAL. Jika permukaan air limbah di dalam bak
ekualisasi mencapai level minimum pompa air limbah secara otomatis akan berhenti;
• Debit pompa air limbah diatur sesuai dengan kapasitas IPAL, dengan mengatur posisi
valve by pass. Debit pompa air limbah (Q2) diatur sesuai dengan kapasitas IPAL
dengan mengatur debit Q1 dengan coba-coba;
• Pada saat pertama kali IPAL dioperasikan (start Up), bak IPAL yakni bak reaktor
biofilter anaerob (anoksik), reaktor biofilter aerob (reaktor pengolahan lanjut) harus
sudah terisi air limbah sepenuhnya;
• Setelah itu dilakukan proses aerasi dan proses sirkulasi air dari bak pengendapan
akhir ke bak pengendapan awal di dalam reaktor aerob;
• Proses pembiakan mikroba dilakukan secara alami atau natural, karena di dalam air
limbah domestik sudah mengandung mikroba atau mikroorganisme yang dapat
menguraikan polutan yang ada di dalam air limbah;
• Untuk pengoperasian dari awal operasi (start up) sampai dengan mencapai operasi
yang stabil memerlukan waktu pembiakan (seedling) sekitar 4-8 minggu. Waktu
adaptasi tersebut dimaksudkan untuk membiakkan mikroba agar tumbuh dan
menempel pada permukaan media biofilter;
• Pertumbuhan mikroba secara fisik dilihat dari adanya lapisan lendir atau biofilm yang
menempel pada permukaan media;
• Setelah operasional berjalan selama dua bulan maka dilakukan pemeriksaan kualitas
air limbah untuk mengetahui efisiensi pengolahan. Pemeriksaaan kualitas dilakukan
minimal 2 kali dalam satu tahun;
• Unit IPAL yang telah terpasang belum dilengkapi dengan bak pengering lumpur, oleh
karena itu pengurasan lumpur dilakukan secara periodik dengan menggunakan mobil
tangki air kotor (lumpur) dan dibuang ke tempat pengolahan air kotor (tinja).
Pengurasan lumpur di dalam bak ekualisasi dilakukan minimal satu tahun sekali atau
bila jumlah lumpur sudah penuh.
A. Iklim
Untuk mengetahui kondisi iklim daerah studi maka digunakan data iklim dari
stasiun klimatologi Dramaga Kabupaten Bogor, sebagai stasiun klimatologi terdekat
dengan wilayah studi, hasil pengamatan 2006-2015. Rata-rata curah hujan bulanan
tertinggi sebesar 546, 7 mm/bulan pada bulan Februaridan rata-rata curah hujan bulanan
terendah sebesar 68,7 mm/bulan Agustus (Tabel II-27).
Januari 418,0 577,0 213,0 687,0 440,0 166,0 304,0 790,0 1.431,0 249,0 527,5
Februari 380,0 812,0 665,0 600,0 813,0 80,0 138,0 542,0 904,0 221,0 515,5
Maret 137,0 315,0 353,0 404,0 248,0 193,0 163,0 354,0 501,0 134,0 280,2
April 298,0 407,0 238,0 332,0 99,0 165,0 127,0 549,0 822,0 225,0 326,2
Mei 107,0 230,0 250,0 470,0 578,0 56,0 18,0 202,0 527,0 117,0 255,5
Juni 20,0 160,0 45,0 378,0 378,0 94,0 142,0 214,0 488,0 76,0 199,5
Juli 96,0 9,0 15,0 26,0 238,0 35,0 43,0 204,0 343,0 130,0 113,9
Agustus - 144,0 128,0 13,0 88,0 38,0 18,0 53,0 172,0 125,0 77,9
September - 94,0 103,0 178,0 516,0 85,0 105,0 191,0 61,0 180,0 151,3
Oktober 90,0 448,0 434,0 499,0 124,0 240,0 53,0 679,0 83,0 86,0 273,6
Nopember 111,0 246,0 295,0 273,0 377,0 265,0 180,0 820,0 770,0 204,0 354,1
Desember 327,0 575,0 220,0 207 221,0 545,0 444,0 1.334,0 690,0 189,0 475,2
Tahunan 1.984,0 4.017,0 2.959,0 4.067,0 4.120,0 1.962,0 1.735,0 5.932,0 6.792,0 1.936,0 3.550,4
Sumber Data: Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor Pos Pengamatan Pancoran Mas Depok
500.0
CURAH HUJAN (mm/bulan)
400.0
300.0
200.0
100.0
-
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nop Des
Suhu rata-rata bulanan di lokasi studi yang tercatat pada stasiun Klimatologi
Darmaga Bogor selama periode 2005-2014, berkisar antara 25,2 – 26,2 0C dengan rata-rata
25,8 0C. Suhu udara rata-rata terdingin terjadi pada bulan Februari sedangkan suhu
udara rata-rata terpanas terjadi pada bulan April-Mei.
Januari 25,6 25,2 25,2 26,1 25,7 25,0 25,3 25,1 25,3 26,0 25,5
Februari 25,3 25,4 25,5 25,0 24,4 25,1 25,9 25,6 24,9 25,3 25,2
Maret 25,8 26,0 25,8 25,6 25,1 25,8 26,0 26,0 25,8 25,7 25,8
April 26,3 26,2 25,8 25,9 25,6 26,2 27,1 26,0 26,0 26,4 26,2
Mei 26,1 26,4 26,0 26,2 25,6 26,1 26,7 26,1 26,3 26,2 26,2
Juni 25,4 25,9 25,7 26,1 25,6 26,1 25,9 26,2 25,8 25,7 25,8
Juli 25,5 25,6 26,1 25,9 25,2 25,8 25,8 25,8 25,7 25,6 25,7
Agustus 25,7 25,7 25,2 25,7 25,6 26,3 25,8 25,8 25,5 26,0 25,7
September 25,8 26,1 25,9 26,1 25,9 26,6 25,3 26,0 25,2 25,8 25,9
Oktober 26,3 26,0 26,7 26,2 25,8 26,0 25,4 26,3 26,2 25,8 26,1
Nopember 26,1 25,8 26,4 25,9 25,8 26,3 25,9 25,8 26,2 26,1 26,0
Desember 25,8 25,5 26,1 25,3 25,5 26,1 25,5 26,0 26,0 25,4 25,7
Min 25,3 25,2 25,2 25,0 24,4 25,0 25,3 25,1 24,9 25,3 25,1
Max 26,3 26,4 26,7 26,2 25,9 26,6 27,1 26,3 26,3 26,4 26,4
rata-rata 25,8 25,8 25,9 25,8 25,5 26,0 25,9 25,9 25,7 25,8 25,8
Sumber Data: Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor Pos Pengamatan Pancoran Mas Depok
26.2
26.0
25.8
SUHU UDARA (0C)
25.6
25.4
25.2
25.0
24.8
24.6
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nop Des
Januari 2,0 3,6 2,0 1,7 1,2 1,6 1d 4,6 2,2 13,0 3,5
Februaru 1,4 1,4 1,4 1,9 1,5 1,5 2,0 3,7 1,7 1,5 1,8
Maret 1,9 3,6 1,9 1,6 1,6 1,6 2,0 5,3 1,5 2,0 2,3
April 1,3 3,6 1,3 1,6 1,3 2,4 1,0 3,9 1,8 1,3 2,0
Mei 1,5 3,6 1,5 1,6 1,2 2,1 1,0 4,0 5,0 1,4 2,3
Juni 1,4 3,1 1,4 1,6 1,3 2,1 1,0 3,7 2,0 1,7 1,9
Juli 1,8 3,6 1,8 1,7 1,4 2,2 1d 4,2 2,4 1,8 2,3
Agustus 1,8 3,6 1,8 1,7 1,3 1,6 2,0 4,5 2,1 2,0 2,2
September 2,2 3,6 2,2 1,8 1,5 1,6 1,0 4,5 1,7 2,1 2,2
Oktober 1,9 3,6 1,9 1,7 1,5 1,4 1d 4,4 1,6 1,7 2,2
Nopember 1,5 2,0 1,5 1,5 1,5 1,2 1d 3,5 1,4 1,6 1,7
Desember 1,4 2,0 1,4 1,4 1,4 1,7 1d 3,7 1,4 1,6 1,8
Min 1,3 1,4 1,3 1,4 1,2 1,2 1,0 3,5 1,4 1,3 1,5
Max 2,2 3,6 2,2 1,9 1,6 2,4 2,0 5,3 5,0 13,0 3,9
rata-rata 1,7 3,1 1,7 1,7 1,4 1,8 1,4 4,2 2,1 2,6 2,2
Sumber Data: Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor Pos Pengamatan Pancoran Mas Depok
3.5
3.0
KECEPATAN ANGIN (knot)
2.5
2.0
1.5
1.0
0.5
-
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nop Des
Kualitas air permukaan air sumur dan air saluran umum di sekitar lokasi studi
akan disajikan dalam dokumen ANDAL lebuh lanjut setelah dilakukan sampling, uji dan
analisa oleh pihak dari Laboratorium terakreditasi KAN. Sampel parameter air
permukaan akan diambil langsung oleh petugas laboratorium. Parameter kualitas air
sumur di analisis dan dibandingkan dengan baku mutu Permenkes No.
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air dan
parameter kualitas air sungai di analisis dan dibandingkan dengan baku mutu PP No. 82
tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air.
D. Geologi
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Jakarta dan Kepulauan Seribu (Turkandi dkk.,
1992) jenis batuan di lokasi kegiatan pembangunan Apartemen “The Avenue Residences”
a.n. PT. DASRA DIANTARA yaitu KIPAS ALUVIUM (Qav), terutama tardiri dari lanau,
pasir, kerikil dan karakal dari batuan volkanik kuarsa, diendapkan kembali sebagai kipas
aluvium.
E. Topografi
Berdasarkan Analisa Garis Kontur Peta RBI skala 1:25.000, lembar 1209-421 yang
diterbitkan oleh Badan Informasi Geospasial, ketinggian lokasi kegiatan pembangunan
Apartemen “The Avenue Residences” a.n. PT. DASRA DIANTARA berada di kisaran
119 sampai dengan 125 m dpl (meter di atas permukaan laut).
F. Hidrologi
G. Hidrogeologi
Berdasarkan Peta Hidrogeologi Lembar Jakarta Skala 1: 250.000 (R. Soekardi
Poespowardoyo, Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Bandung, 1986), lokasi kegiatan
H. Jenis Tanah
Berdasarkan Peta Sumber Daya Tanah Eksplorasi Lembar MB48 (Jakarta dan
Bogor) skala 1:1.000.000 yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat,
2000, jenis tanah di lokasi pembangunan Apartemen “The Avenue Residences” a.n. PT.
DASRA DIANTARA dan sekitarnya didominasi oleh jenis tanah Hapludults Dystrupts.
J. Kegempaan
Gempa bumi merupakan salah satu fenomena bencana alam (natural hazards) yang
sering terjadi di Indonesia. Dampak dari gempa bumi, selain korban jiwa adalah
kerusakan infrastruktur dan bangunan pemukiman lainnya. Kerusakan yang
ditimbulkan oleh gempabumi secara umum dipengaruhi oleh karakteristik tanah/batuan
setempat, di samping karakteristik guncangan (ground shaking) yang dihasilkan oleh
suatu besaran gempabumi (magnitude).
Umum, 2010) secara umum lokasi pembangunan Apartemen “The Avenue Residences”
a.n. PT. DASRA DIANTARA mempunyai percepatan puncak batuan dasar Sb untuk
probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun berkisar antara 0,4 - 0,5 g dimana daerah ini
merupakan jalur kegempaan dengan zona seismisitas menengah (Gambar II-27).
C. Vegetasi Perdu/Semak
1. Bambu Bambossa
2. Rerumputan Poaceae
3. Teki-tekian Cyperaceae
4. Kacang-kacangan Leguminoceae
kelompok serangga (Insecta), Amphibia, Reptilia, burung (aves), dan mamalia. Meskipun
demikian, berdasarkan informasi dari masyarakat didaerah studi dan pengamatan di
lapangan nampak keragaman dan kelimpahan per jenis fauna atau satwaliar di lokasi
adalah rendah satwa yang ada umumnya adalah peliharaan penduduk. Jenis fauna yang
ditemukan disajikan pada Tabel II-31.
Tabel II-31. Jenis Fauna yang Ditemui di Sekitar Lokasi Proyek dan Daerah Sekitarnya
Tabel II-32. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kelurahan Harapan Jaya,
Tahun 2014
Kelompok Umur
No Jumlah
(Tahun)
1. 0–4 2.909
2. 5–9 2.944
3. 10 – 14 2.568
4. 15 – 19 2.410
5. 20 – 24 2.311
6. 25 – 29 2.696
7. 30 – 34 2.681
8. 35 – 39 2.559
9. 40 – 44 2.234
10. 45 – 49 1.522
11. 50 – 54 1.104
Tabel II-33. Laju Pertumbuhan Penduduk Kelurahan Harapan Jaya Tahun 2012 – 2014
Jumlah penduduk per tahun (jiwa) Laju pertumbuhan
Kelurahan penduduk
2012 2013 2014
Harapan Jaya 23.386 20.968 21.885 -0,03316
Sumber: Kecamatan Cibinong dalam Angka, 2015; Kecamatan Cibinong dalam Angka, 2014; Kecamatan Cibinong dalam Angka,
2013
Dimana ;
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
t = Jangka waktu
r= Laju pertumbuhan penduduk
Laju pertumbuhan penduduk yang terjadi di Kelurahan Harapan Jaya dalam kurun
waktu 3 tahun (2012-2014) menunjukkan adanya kecenderungan pengurangan jumlah
penduduk dengan nilai laju pertumbuhan sebesar 0,03316 atau 3,32% per tahunnya.
Faktor yang mempengaruhi pengurangan jumlah penduduk, dapat dikarenakan adanya
kematian atau migrasi/pindah karena alasan pendidikan, pekerjaan, perkawinan, atau
adanya harapan kesempatan memperbaiki taraf hidup ditempat lain.
Pt = Po ert
Dimana ;
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
t = Jangka waktu
r = Laju pertumbuhan penduduk
e = Bilangan eksponensial yang besarnya 2,72
Menggunakan rumus diatas, maka dapat diprakirakan jumlah penduduk pada
tahun 2018 (tahun rencana Apartemen “The Avenue Residence” beroperasi) tanpa proyek
sebanyak 21.158 jiwa dengan tingkat kepadatan sebesar 11.820 jiwa per km 2. Sementara
itu, prakiraan jumlah penduduk jika dengan proyek akan sebanyak 27.126 jiwa
(prakiraan total penghuni apartemen sebanyak 5.968 orang, jika 1.492 unit yang tersedia
penuh dengan asumsi tiap unit diisi 4 orang), dengan tingkat kepadatan sebesar 15.154
jiwa per km2.
Adapun prakiraan jumlah yang bekerja tahun 2014 kurang lebih sebanyak 10.264
orang, sehingga dapat dihitung Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) di Kelurahan Harapan
Jaya tahun 2014 sebesar 92,1%.Terkait dengan adanya kegiatan pembangunan
Apartemen “The Avenue Residence”, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kerja bagi
penduduk usia produktif yang tengah mencari pekerjaan atau belum bekerja di
Kecamatan Cibinong, khususnya Kelurahan Harapan Jaya.
B. Sosial Budaya
B.1. Fasilitas Pendidikan
Jumlah sarana pendidikan untuk menunjang kegiatan pendidikan di Kelurahan
Harapan Jaya berjumlah sebanyak 11 buah sarana pendidikan dengan rincian SD
sebanyak 7 buah (negeri 4 buah dan swasta 3 buah), Sekolah SLTP sebanyak 2 buah yang
semuanya swasta, Sekolah SLTA swasta sebanyak 1 buah, dan Sekolah SMK swasta
sebanyak 1 buah . Secara rinci sarana pendidikan di Kelurahan Harapan Jaya dapat
dilihat pada Tabel II-34.
Tabel II-34. Jumlah Sekolah Menurut Status Sekolah dan Tingkatan di Kelurahan
Harapan Jaya, Tahun 2014
Negeri Swasta
Kelurahan
SD SLTP SLTA SMK SD SLTP SLTA SMK
Harapan Jaya 4 - - - 3 2 1 1
Jumlah 4 - - - 3 2 1 1
Sumber: KecamatanCibinong Dalam Angka, 2015
Tabel II-35. Jumlah Murid dan Guru SD, SLTP dan SMA di Kelurahan Harapan Jaya
Tahun 2014
Negeri Swasta Jumlah
No Status Sekolah
Murid Guru Murid Guru Murid Guru
Sekolah Menengah 0 0 64 11 64 11
4.
Kejuruan (SMK)
Sumber: Kecamatan Cibinong Dalam Angka, 2015
B.2. Keagamaan
Mayoritas penduduk Kelurahan Harapan Jaya adalah pemeluk agama Islam yaitu
14.538 orang (69,3%), disusul kemudian pemeluk Agama Kristen Katholik 2.572 orang
(12,3%). Secara rinci distribusi penduduk menurut agama disajikan pada Tabel II-36.
Tabel II-36. Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kelurahan Harapan Jaya Tahun 2014
No Agama Jumlah Persentase
Tabel II-37. Jumlah Sarana Peribadatan di Kelurahan Harapan Jaya, Tahun 2014
1. Masjid 7
2. Langgar 26
3. Gereja -
4. Pura -
5. Vihara -
Sumber: Kecamatan Cibinong Dalam Angka, 2015
Tabel II-38. Jumlah Gangguan Kamtibmas di Kelurahan Harapan Jaya, Tahun 2014
1. Kebakaran -
2. Penipuan 5
3. Pengrusakan -
4. Penggelapan 4
5. Temu Mayat -
6. Pencurian
- Kendaraan 10
- Ringan -
- Berat 10
- Kekerasan 2
7. Penganiayaan 2
8. Lain-lain -
Sumber: Kecamatan Cibinong Dalam Angka, 2015
B.5. Aksesibilitas
Sarana transportasi merupakan sarana yang memegang peranan penting dalam
pembangunan di suatu daerah. Pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan
merupakan faktor penunjang perekonomian masyarakat sebagai sarana penghubung
mereka ke tempat pemasaranan dan tempat lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut,
jaringan transportasi yang ada di Kecamatan Cibinong cukup baik, kondisi jalan relatif
baik, sebagian besar telah beraspal dan seluruh wilayah dapat dilalui oleh kendaraan
beroda empat sepanjang tahun. Salah satu permasalahan terkait dengan Kecamatan
Cibinong sebagai ibukota Kabupaten Bogor yang notabene merupakan pusat
pemerintahan, perdagangan dan jasa adalah kemacetan lalulintas.
kemacetan tersebar terutama pada lingkungan sekolah, lokasi industri dan pasar.
Kesemrawutan tersebut ditambah dengan adanya ketidakdisiplinan para pengguna jalan
umum yang sering berhenti pada tempat rawan macet dan rambu-rambu lalulintas yang
berupa larangan.
Kendaraan yang lewat didominasi oleh kendaraan roda dua (sepeda motor),
kemudian kendaraan pribadi dan sebagian kendaraan besar (truk). Pada sisi kiri dan
kanan jalan di depan lokasi rencana pembangunan Apartemen “The avenue
Residences”a.n. PT. DASRA DIANTARA merupakan lingkungan permukiman
penduduk dan kegiatan perekonomian serta kegiatan perkantoran.
Laporan lebih lengkap mengenai kajian lalu lintas atau ANDALALIN akan
dilakukan oleh Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kabupaten Bogor yang
hasilnya akan diimplementasikan didalam dokumen ANDAL. Pada waktu pelaksanaan
studi ini, kajian mengenai ANDALALIN akan di proses penerbitannya oleh DLLAJ
Kabupaten Bogor.
A. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang ada di Kelurahan Harapan Jaya dapat dikategorikan
fasilitas kesehatan milik masyarakat dan domain pemerintah. Fasilitas kesehatan milik
masyarakat dan domain pemerintah yang ada di Kelurahan Harapan Jaya antara lain :
Pos Yandu, Pos KB dan Balai Pengobatan disajikan pada Tabel II-39.
1. Rumah Sakit -
2. Puskesmas Pembantu 1
3. Pos Yandu 13
4. Pos KB 1
5. Balai Pengobatan 2
Jumlah 17
Sumber: Kecamatan Cibinong Dalam Angka, 2014
1. Dokter Umum 2
2. Dokter Gigi 2
3. Bidan 6
4. Dukun Terlatih -
5. Balai Pengobatan 2
Sumber: Kecamatan Cibinong Dalam Angka, 2014
D. Sanitasi Lingkungan
Pengertian sanitasi adalah sesuatu cara untuk mencegah berjangkitnya suatu
penyakit menular dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi
merupakan usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada penguasaan
terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan. Sedangkan
yang dimaksud Sanitasi lingkungan adalah Status kesehatan suatu lingkungan yang
mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya
(Notoadmojo, 2003).
2.2.2. Usaha dan/atau Kegiatan yang ada Disekitar Lokasi Beserta Dampak yang
Ditimbulkannya Terhadap Lingkungan Hidup
Kegiatan – kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana Pembangunan Apartemen
“The avenue Residences” a.n. PT. DASRA DIANTARA berikut dampak yang
ditimbulkan dapat dijelaskan sebagai berikut :
2.3.2. Sosialisasi dan Dengar Pendapat atau Konsultasi Publik (Public Hearing)
Kegiatan sosialisasi atau konsultasi publik (public hearing) tentang rencana
pembangunan Apartemen “The avenue Residences” a.n. PT. DASRA DIANTARA ini
sudah dilaksanakan. Kegiatan konsultasi publik dilaksanakan di Rumah Makan Nyi
Iteung, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan
pada hari Kamis tanggal 17 Maret 2016, dibuka oleh Bapak Agus Argadinata yang
mewakili Camat Cibinong.
Dengan adanya sosialisasi dan konsultasi publik ini dapat disimpulkan bahwa
masyarakat tidak keberatan dan mendukung adanya rencana pembangunan Apartemen
“The avenue Residences” a.n. PT. DASRA DIANTARA.
Semua saran, pendapat dan tanggapan masyrakat (SPT) tersebut menjadi bahan
pertimbangan dan masukan dalam penyusunan Dokumen KA-ANDAL, ANDAL dan
RKL - RPL pembangunan Apartemen “The avenue Residences” a.n. PT. DASRA
DIANTARA.
Penetapan dan penunjukan wakil masyarakat terkena dampak yang akan duduk
dalam Komisi Penilai AMDAL rencana pembangunan Apartemen “The avenue
Residences” a.n. PT. DASRA DIANTARA, telah dipilih dan ditetapkan wakil
masyarakat terkena dampak, sebanyak 4 (empat) orang, diantaranya ;
1. Nama :
Tempat Tanggal Lahir :
Alamat :
Nomor HP :
2. Nama :
Tempat Tanggal Lahir :
Alamat :
Nomor HP :
3. Nama :
Tempat Tanggal Lahir :
Alamat :
Nomor HP :
4. Nama :
Tempat Tanggal Lahir :
Alamat :
Nomor HP :
Deskripsi
Rencana
Kegiatan
Deskripsi Rona
Lingkungan
Hidup Awal
Dampak
Dampak Penting
Hasil Potensial Hipotetik
Pelibatan
Masyarakat
Kegiatan Lain
Di Sekitar
Lokasi
Identifikasi Evaluasi
Dampak Dampak
Potensial Potensial
Metode yang digunakan pada tahap ini adalah interaksi kelompok (rapat,
lokakarya, brainstorming), diskusi antar pakar dan diskusi dengan pemrakarsa, survei
lapangan, telaah pustaka, pendekatan kepakaran dan konsultasi publik dengan
masyarakat yang berkepentingan (Panduan Pelingkupan dalam AMDAL, KLH 2007).
Kriteria yang digunakan dalam menentukan evaluasi dampak potensial terdiri dari dua
pertanyaan utama dan empat pertanyaan pendukung. Dua pertanyaan utama yang
digunakan sebagai penapisan adalah ;
A. Apakah beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi? Hal ini
dapat dilihat dari hasil analisis data sekunder dan kunjungan lapangan.
B. Apakah komponen lingkungan tersebut memegang peranan penting dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar (nilai sosial dan ekonomi) dan terhadap
komponen lingkungan lainnya (nilai ekologis) sehingga perubahan besar pada
kondisi komponen lingkungan tersebut akan sangat berpengaruh pada kehidupan
masyarakat dan keutuhan ekosistem? (telaah pra-survei).
C. Apakah ada kekhawatiran dari masyarakat tentang komponen lingkungan
tersebut? (konsultasi masyarakat).
D. Apakah ada aturan atau kebijakan yang akan dilanggar dan atau dilampaui oleh
dampak tersebut? (telaah terhadap peraturan yang menetapkan baku mutu
lingkungan, baku mutu emisi/limbah, tata-ruang, dan sebagainya).
Setiap dampak potensial ditapis dengan dua pertanyaan utama diatas, jika
terdapat rencana pengelolaan yang sudah direncanakan oleh Pemrakarsa ataupun sudah
ada S.O.P dari Pemrakarsa terhadap dampak potensial tersebut, maka komponen
lingkungan tersebut termasuk kedalam dampak tidak penting dan tidak perlu dikaji
lebih mendalam. Tetapi jika tidak terdapat rencana pengelolaan maupun S.O.P, maka
akan dilanjutkan oleh penapisan menggunakan empat pertanyaan berikutnya. Apabila
salah satu pertanyaan dijawab “ya” atau “tidak diketahui”, maka komponen lingkungan
tersebut termasuk kedalam dampak penting hipotetik (DPH) dan akan dikaji lebih
mendalam. Penapisan dampak penting hipotetik sebagaimana disajikan pada Tabel II-
46.
Proses secara keseluruhan dari evaluasi dampak potensial menjadi DPH disajikan
pada Tabel II-48.
Tabel II-46. Matriks Evaluasi Dampak Potensial pada Tahap Pra Konstruksi, Konstruksi dan Operasi
Penapisan Kriteria Pertanyaan
No Jenis Dampak Penerima Sumber Dampak Dikaji
1 2 A B C D
1 Penurunan Kualitas Udara Udara Mobilisasi Peralatan dan Material - - Ya Tidak Ya Tidak Ya
Keterangan : Apabila nomor 1 dan/atau 2 dijawab YA, maka kolom A s/d D tidak perlu dijawab, karena apabila telah ada aturan yang jelas dan/atau penanggulangan dampak kegiatan tersebut sudah menjadi
rencana dari awal suatu kegiatan, maka dampak tersebut tidak perlu dikaji dalam AMDAL
A. 2 (dua) Penapisan :
1. Apakah pihak pemrakarsa telah berencana untuk mengelola dampak tersebut dengan cara-cara yang mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP) tertentu; dan
2. Apakah terdapat rencana pengelolaan yang menjadi bagian dari rencana kegiatan
B. 4 (empat) Kriteria Pertanyaan :
a) Apakah beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi? Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data sekunder dan kunjungan lapangan
b) Apakah komponen lingkungan tersebut memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar (nilai sosial dan ekonomi) dan terhadap komponen lingkungan lainnya (nilai
ekologis) sehingga perubahan besar pada kondisi komponen lingkungan tersebut akan sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat dan keutuhan ekosistem? (telaah pra-survei)
c) Apakah ada kekhawatiran dari masyarakat tentang komponen lingkungan tersebut? (konsultasi masyarakat)
d) Apakah ada aturan atau kebijakan yang akan dilanggar dan atau dilampaui oleh dampak tersebut? (telaah terhadap peraturan yang menetapkan baku mutu lingkungan, baku mutu emisi/limbah,
tata-ruang, dan sebagainya)
A. Tahap Prakonstruksi
Tahap prakontruksi, kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak adalah
sosialisasi, perencanaan dan pengurusan izin.
1) Sosialisasi
B. Tahap Konstruksi
C. Tahap Operasi
Pada tahap operasi terdiri dari kegiatan: 1) rekruitmen tenaga kerja operasional;
2) Aktivitas “The Avenue Residences” dan 3) Pemeliharaan Bangunan Utama dan Fasilitas
Penunjang.
B. TAHAP KONTRUKSI
C. TAHAP OPERASI
B. TAHAP KONSTRUKSI
C. TAHAP OPERASI
Rencana Kegiatan
• Pra Konstruksi
• Konstruksi
• Operasi
a. Fisika-kimia
b. Biologi BUKAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
c. Sosial, Ekonomi, Budaya NAMUN TETAP DIKELOLA
d. Kesehatan Masyarakat
e. Ruang dan Transportasi A. TAHAP KONSTRUKSI
B. TAHAP OPERASI
Kegiatan lain di
sekitar lokasi Identifikasi Dampak Potensial Metode Evaluasi Dampak
1.) Studi pustaka Potensial
2.) Penggalian informasi pemrakarsa 1.) Kondisi spesifik
dan pakar lingkungan
Saran, masukan, 3.) Diskusi (brainstorming) 2.) Hasil konsultasi dgn para
pendapat dari 4.) Survey pelingkupan (wawancara stake holder
warga sekitar hasil dan observasi) 3.) PP 27/2012 (Izin
konsultasi publik
5.) Matriks interasksi Lingkungan)
Peta batas wilayah studi secara rinci disajikan pada Gambar II-38.
A Tahap Pra-konstruksi