Anda di halaman 1dari 18

UKL-UPL EMBUNG LAGUNDI

KABUPATEN BUTON UTARA

2015
BAB I

PENDAHULUAN
A.

Identitas Pemrakarsa
1. Nama

: BWS Sulawesi IV

2. Alamat

B.

Jalan
Kelurahan
Kecamatan
Kota
Provinsi

:
:
:
:
:

Jl. Balai Kota IV No 01


Pondambea
Kadia
Kendari
Sulawesi Tenggara

3. Nomor Telepon

: (0401) 3122818

4. Nomor Faksimile

: (0401) 3122818

Penanggung Jawab Usaha atau Kegiatan

1. Nama

: Ririn Andono, ST, MT

2. Jabatan

: PPK Program dan Perencanaan

2. Alamat

Jalan
Kelurahan
Kecamatan
Kota
Provinsi

:
:
:
:
:

Jl. Balai Kota IV No 01


Pondambea
Kadia
Kendari
Sulawesi Tenggara

3. Nomor Telepon

: (0401) 3122818

4. Nomor Faksimile

: (0401) 3122818

Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara


-----------------------------

UKL-UPL EMBUNG LAGUNDI


KABUPATEN BUTON UTARA

2015
BAB II

RENCANA USAHA ATAU KEGIATAN


A.

Nama Rencana Usaha atau Kegiatan


Nama rencana usaha dan atau kegiatan pembangunan Embung Lagundi
dengan maksud mendukung peningkatan ketahanan pangan melalui
peningkatan produksi pertanian tanaman pangan, khususnya padi
sawah, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melaksanakan
perluasan areal tanam. Hal tersebut diatas sejalan dengan upaya
peningkatan produksi tanaman pangan di Kabupaten Muna Provinsi
Sulawesi Tenggara yang diharapkan berdampak terhadap peningkatan
pendapatan

petani

yang

pada

akhirnya

akan

meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Pengembangan Irigasi Teknis perlu memilih


lokasi yang benar-benar optimal untuk ditingkatkan agar memberikan
manfaat yang maksimal sehingga bisa menjadi sumber peningkatan
pembangunan irigasi.
B.

Lokasi Rencana Usaha atau Kegiatan


Lokasi rencana usaha dan atau kegiatan pembangunan Embung Lagundi
terletak di Desa Lagundi Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara dengan jarak 3 jam menggunakan kapal
laut superjet dan 30 menit menggunakan pesawat udara dari Kota
Kendari Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara. Embung Lagundi terletak di
Pulau Buton, salah satu pulau dalam wilayah administratif Provinsi
Sulawesi Tenggara. Lokasi Rencana Embung Lagundi dapat dilihat pada
gambar 2.1

Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara


-----------------------------

UKL-UPL EMBUNG LAGUNDI


KABUPATEN BUTON UTARA

C.

2015

Skala / besaran rencana usaha / kegiatan


Perencanaan

embung

mengacu

pada

literatur

Pedoman

Nomor:

04.00.139-HAB
tentang Kriteria Desain Embung Kecil yang dikeluarkan oleh Pusat
Litbang Pengairan Badan Litbang Pekerjaan Umum DPU tahun 1994,
Pedoman Nomor: A.R.46 tentang Pedoman Teknis Sederhana Bangunan
Pengairan Untuk Pedesaan oleh DPU tahun 1995 dan literatur lain yang
relevan dengan kriteria perencanaan embung atau bangunan pengairan
lainnya dan ditunjang dengan analisis pekerjaan serta pekerjaan
lapangan
Kegunaan embung sangat bergantung dari musim yang terjadi. Pada
musim hujan embung dapat dipergunakan sebagai tampungan air.
Tampungan ini akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air pada
saat kekurangan, atau dapat juga sebagai stabilisator kebutuhan air.
Dimusim kemarau bila catcment area masih baik dapat berfungsi
sebagai pensuplai air yang relatif baik dan menguntungkan. Tetapi tidak
jarang terjadi jika pada musim kering tiba, suatu embung sama sekali
tidak dapat diharapkan airnya, dan kalau sudah demikian tak bisa lain
areal dibiarkan kekeringan dan kebutuhan akan air tidak terpenuhi.
Dalam menentukan lokasi embung perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Tujuan pembangunan embung
2. Keadaan topografi, tempat embung merupakan cekungan yang
cukup untuk menampung air, lebih disukai yang keadaan geologi
tekniknya yang tidak lulus air sehingga kehilangan air sedikit
3. Keadaan hidrologi dan klimatologi
4. Rencana bahan timbunan yang tersedia di lokasi
5. Hubungan dengan bangunan-bangunan pelengkap
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara
-----------------------------

UKL-UPL EMBUNG LAGUNDI


KABUPATEN BUTON UTARA

2015

6. Semua bangunan, baik embung dan bangunan pelengkap harus


aman terhadap banjir, longsoran, gempa bumi dan angin topan
7. Semua instalasi harus dapat beroperasi dengan baik, sampai usia
guna
8. Hasil galian tanah sedapat mungkin bisa dimanfaatkan untuk bahan
urugan (bila embung dari urugan), pondasi embung dan tanah
rendah
9. Lokasi dekat dengan desa yang memerlukan air sehingga jaringan
distribusi tidak begitu panjang dan tidak banyak kehilangan energi
10.
Lokasi dekat jalan atau mudah pencapaiannya
11.
Adanya kesediaan masyarakat setempat untuk tidak menuntut
ganti rugi tanaman dan tanah yang terkena pembangunan embung
atau adanya jaminan Pemerintah Kabupaten dalam hal penyediaan
lahan untuk bangunan embung dan jaringan air bakunya.
Untuk menjamin fungsi dan keamanannya, maka bangunan embung
mempunyai
beberapa bagian, yaitu :
1. Tubuh embung, berfungsi menutup lembah atau cekungan (depresi)
sehingga air dapat tertahan di hulunya
2. Kolam embung, selain berfungsi untuk menampung air baik base
flow atau air hujan untuk keperluan pemenuhan kebutuhan air yang
akan digunakan oleh rencana pemakai, juga berfungsi sebagai dead
storage dan tampungan banjir.
3. Alat sadap, berfungsi mengeluarkan air kolam untuk beberapa
keperluan baik air minum, air ternak dan kebutuhan air kebun/irigasi
(jika memungkinkan).
4. Jaringan transmisi, berupa rangkaian pipa berfungsi membawa air
dari kolam ke bak tandon air harian di atau dekat pemukiman secara
gravitasi

dan

bertekanan,

sehingga

pemberian

air

tidak

menerus/kontinyu

Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara


-----------------------------

UKL-UPL EMBUNG LAGUNDI


KABUPATEN BUTON UTARA

2015

5. Pelimpah, berfungsi mengalirkan banjir dari kolam ke lembah untuk


mengamankan

tubuh

embung

atau

dinding

kolam

terhadap

peluapan.
Faktor-faktor yang penting adalah dalam pemilihan tipe/jenis embung
antara lain adalah tujuan pembangunan, keadaan klimatologi, hidrologi,
geologi

dan

topografi

setempat,

keadaan

di

daerah

genangan,

tersedianya bahan bangunan, hubungan dengan bangunan pelengkap


dan pembantu, keperluan untuk operasi waduk, keadaan lingkungan
setempat, biaya proyek dan gempa bumi.
Tubuh embung bertipe urungan (homogen dan majemuk) dapat
dibangun pada fondasi tanah atau batu, sedangkan tipe pasangan batu
atau beton hanya dapat dibangun pada fondasi batu. Disamping itu tipe
pasangan batu atau beton karena mahal hanya disarankan bila lembah
sempit (bentuk V) dimana kedua tebingnya curam dan terdiri dari
material batu. Bilamana lembah panjang/lebar dan terdiri dari material
batu maka tubuh embung akan lebih murah bilamana dipilih tipe
komposit.
Beberapa tipe/jenis embung, yaitu :
1. Urugan Tanah Homogen
Tubuh embung dapat didesain sebagai urugan homogen, dimana
bahan urugan seluruhnya atau sebagian besar hanya menggunakan
satu macam material saja yaitu lempung atau tanah berlempung,
dengan harga permeabilitas (K) antara 10-4 - 10-6. Tubuh embung
yang didesain dengan tipe ini harus memperhatikan kemiringan
lereng dan muka garis preatik atau rembesan. Kemiringan lereng
umumnya cukup landai terutama untuk menghindari terjadinya

Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara


-----------------------------

UKL-UPL EMBUNG LAGUNDI


KABUPATEN BUTON UTARA

2015

longsoran di lereng hulu pada kondisi surut cepat serta menjaga


stabilitas lereng hilir urungan pada kondisi rembesan langgeng.
2. Urugan Majemuk
Tubuh embung dapat didesain sebagai urugan majemuk apabila
tersedia material urugan lebih dari satu macam. Urugan terdiri dari
urugan kedap air, urugan semi kedap air (transisi) dan urugan lulus
air. Urugan kedap air atau inti kedap air umumnya dari lempung atau
tanah berlempung, dan di tempatkan vertikal didesain dibagian
tengah. Tanah bahan urugan inti harus mengandung lempung
minimal 25% (perbandingan berat). Bagian inti tanah ini dilindungi
dengan urugan semi kedap air di bagian hulu dan hilirnya. Sedangkan
bagian paling luar terdiri dari urugan lulus air. Dengan susunan
seperti itu koefisien kelulusan air dan gradasi material berubah secara
bertahap, makin ke luar makin besar. Untuk mencegah terangkutnya
butiran halus material urugan inti ke dalam urugan paling luar yang
lulus air oleh aliran rembesan, maka urugan semi kedap air di hulu
dan di hilir inti kedap air harus dapat berfungsi sebagai filter dan
transisi. Apabila tanah bahan inti tidak dapat diperoleh di tempat,
maka inti dapat dibuat dari bahan substitusi, misal beton atau semen
tanah. Bila bahan substitusi dipakai maka inti menjadi relatif tipis,
tebal minimal 0,60m, dan disebut dinding diafragma.
3. Pasangan Batu/Beton
Apabila fondasi tubuh embung terdiri dari satuan batu, maka tubuh
embung dapat dibuat dari pasangan batu atau beton. Pada lembah
yang sempit dan curam, berbentuk V, tubuh embung tipe ini
umumnya didesain menjadi satu dengan bangunan pelimpah yang
terbuat dari material yang sama. Agar keamanan terhadap stabilitas
dapat terpenuhi maka tubuh embung didesain berbentuk gravity,
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara
-----------------------------

UKL-UPL EMBUNG LAGUNDI


KABUPATEN BUTON UTARA

2015

sehingga stabilitasnya dapat diperoleh dari berat strukturnya sendiri.


Tubuh embung bagian hilir didesain dengan kemiringan tidak lebih
curam dari IH : IV dan tidak terlalu tinggi, hal ini karena pertimbangan
kestabilan tubuh embung itu sendiri. Bangunan pelimpah yang
menjadi satu dengan tubuh embung dapat berbentuk ogee, bulat
atau ambang lebar dengan peredam energi kolam loncatan USBR
atau lainnya.
4. Komposit
Tipe komposit dibangun pada fondasi yang terdiri dari satuan batu,
dengan lembah yang cukup panjang. Bangunan pelimpah dibangun
menjadi satu dengan tubuh embung. Bangunan pelimpah didesain
sebagai pelimpah dari pasangan batu atau beton, sedang tubuh
embung dibangun di kiri atau kanan pelimpah yang dapat didesain
sebagai

urugan

homogen

atau

urugan

majemuk.

Yang

perlu

diperhatikan disini yaitu hubungan antara pelimpah dengan urugan


tubuh embung, karena bagian kontak ini merupakan tempat yang
kritis

terhadap

rembesan.

Dibidang

kontak

antara

pasangan

batu/beton dengan urugan ini perlu diberi tanah lempung yang


sangat plastik dan dipadatkan dalam keadaan basah.
Secara umum pondasi suatu embung harus memenuhi 3 (tiga)
persyaratan terpenting
sebagai berikut:
1. Mempunyai daya dukung yang mampu menahan bahan dasar dari
tubuh embung dalam berbagai kondisi.
2. Mempunyai kemampuan penghambat aliran filltrasi yang memadai
sesuai dengan fungsinya sebagai penahan air.
3. Mempunyai ketahanan terhadap gejala-gejala sufosi (piping) dan
sembulan (boiling) yang disebabkan oleh aliran filtrrasi yang melalui
lapisan-lapisan pondasi tersebut.
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara
-----------------------------

UKL-UPL EMBUNG LAGUNDI


KABUPATEN BUTON UTARA

2015

Volume total waduk terdiri dari volume waduk aktif (active storage),
volume waduk tidak aktif (inactive storage) dan volume waduk mati
(dead storage). Dalam pemilihan metode dalam penentuan volume total
waduk akan dipertimbangkan data-data dan hasil analisis yang ada.
Penentuaannya didasarkan 3 (tiga) faktor, yaitu berdasar data topografi
(Vp), berdasar debit aliran masuk embung (Vb) dan berdasarkan
kebutuhan (Vu).
Dari ketiga besaran tersebut di atas (Vu, Vb dan Vp) dipilih yang terkecil
sebagai
volume/kapasitas tampung desain embung (Vd). Bila Vb atau Vp yang
menentukan, maka kemampuan embung melayani berbagai keperluan
akan berkurang yaitu tidak sebesar yang diperlukan (Vu), tetapi hal ini
bisa dilakukan dengan cara mengoptimalkan potensi air (debit andalan)
yang ada atau dengan sistem golongan dan rotasi. Dan untuk keperluan
air baku penduduk tetap diprioritaskan, bahkan bila debit yang tersedia
atau topografi yang ada tidak cukup untuk kebutuhan air baku
Berdasarkan beberapa pertimbangan seperti diuraikan di atas, maka
untuk lokasi Embung Lagundi dan direncanakan embung tipe gravity
dari pasangan batu kali. penduduk maka jumlah penduduk yang
mendapat jatah air akan dibatasi atau dalam satu desa tersebut perlu
dibuat lebih dari satu embung.
Dari hasil analisis hidrologi, bahwa besarnya tampungan desain dan
tinggi efektif untuk embung tersebut (yang menentukan adalah
tampungan topografi/Vp) dengan tinggi efektif 3,50 m.
Dan untuk perencanaan selanjutnya, tinggi efektif embung diambil 3,50
m. Sedangkan untuk pengambilan sumber air baku, kapasitas debit
pengaliran pada pipa didasarkan pada potensi air pada bulan-bulan
kering, yaitu sekitar 20 ltr/det.
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara
-----------------------------

UKL-UPL EMBUNG LAGUNDI


KABUPATEN BUTON UTARA

2015

Tinggi Embung merupakan perbedaan antara elevasi permukaan


pondasi dan elevasi mercu Embung. Makin tinggi embung makin besar
pula volume waduk yang terbentuk, sehingga manfaat waduk akan
bertambah, tetapi biaya pembangunan embung akan semakin besar.
Dalam menentukan tinggi embung rencana akan mempertimbangkan
kebutuhan tampungan air, dan keamanan tubuh embung terhadap
peluapan oleh banjir. Dengan demikian tinggi tubuh embung sebesar
tinggi muka air kolam pada kondisi penuh (= kapasitas tampung desain)
ditambah tinggi tampungan banjir dan tinggi jagaan.
Hd = Hk + Hb + Hf
dimana :
Hd = Tinggi tubuh embung desain (m)
Hk = Tinggi muka air kolam pada kondisi penuh (m)
Hb = Tinggi tampungan banjir (m)
Hf = Tinggi jagaan (m).
Besarnya

tinggi

embung

untuk

lokasi

embung

lagundi

seperti

ditunjukkan pada Tabel berikut :

Tabel 2.1 Tipe dan Tinggi Desain Embung Hd (m)


No

Nama Embung

Tipe Embung

Lagundi

Gravity dari Ps. batu kali

Efektif #)
3,50

Tinggi (m)
Banjir*)
Hf
2.51

1.00

Total
7.01

Sumber : Hasil Perhitungan

Keterangan :
*) tinggi banjir dibahas dalam perhitungan hidrolika pelimpah
#) sudah termasuk dead store/tampungan sedimen

Berdasarkan formula perhitungan hidrolika dan perencanaan pelimpah


pada Embung Lagundi seperti dijelaskan sebagai berikut :
Direncanakan :
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara
-----------------------------

UKL-UPL EMBUNG LAGUNDI


KABUPATEN BUTON UTARA

Tipe embung

2015
= Gravity (pasangan batu kali)

Debit rencana (Q50) thn = 327.91 m3/dtk


Lebar sungai rerata (Bo) = 55.00 m
Tinggi pelimpah (Hp)

= 3,50 m

Tipe pelimpah

= Overflow jenis ambang lebar

Kemiringan hulu pelimpah = 1 : 0 (tegak)


Kemiringan hilir pelimpah = 1 : 1 (miring 450)
Tinggi jagaan (Hf) diambil = 1,00 m
El. dasar kolam

= + 29.29 m

El. mercu/muka air normal= + 32.79 m


El. muka air banjir

= + 35.30 m

El. tanggul/deckshear

= + 36.30 m

Pelimpah yang dipakai pada studi ini adalah pelimpah overflow jenis
ambang lebar. Bilamana pondasi berjenis batu sehingga tubuh embung
dipilih dari tipe pasangan batu/beton atau komposit, maka pelimpah
yang paling cocok adalah pelimpah bertipe overflow. Pelimpah jenis ini
dibangun menyatu dengan tubuh embung dengan tipe pelimpah
ambang lebar. Pelimpah tipe ini umumnya ditempatkan pada alur
terdalam, sehingga aliran yang melalui pelimpah dapat dialirkan
kembali pada alur di sebelah hilir yang ada. Tubuh pelimpah berupa
gravity dengan mercu berambang lebar. Di hilir mercu, tubuh pelimpah
dibuat dengan kemiringan minimal 1H : 1 V sebelum aliran masuk
peredam energi. Ambang lebar pada mercu pelimpah dipilih agar
supaya dapat dipakai untuk pejalan kaki (jika diperbolehkan) dan
sekaligus lebih menstabilkan bangunan.
Pelimpah pada embung dengan tipe gravity dari pasangan batu kali,
kemiringan hulu bagian pelimpah direncana dengan kemiringan 1 : 0
atau tegak dan kemiringan hilir minimal diambil 1 : 1 (miring 450),
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara
-----------------------------

10

UKL-UPL EMBUNG LAGUNDI


KABUPATEN BUTON UTARA

2015

tetapi kondisi ini akan dikontrol stabilitasnya. Kemiringan tanah galian


atau kemiringan tanah timbunan sedapat mungkin mengikuti kondisi
dari

lapangan

(existing)

dan

sedapat

mungkin

dibuat

dengan

kemiringan minimal 1 : 1, hal ini untuk pertimbangan stabilitas.

D.

Garis Besar Komponen Rencana Usaha atau Kegiatan:


1. Kesesuaian kegiatan dengan Rencana Tata Ruang.
Rencana Tata Ruang Kabupaten Buton Utara berdasarkan PERDA
No.51 Tahun 2012 RTRW Kabupaten Buton Utara, Rencana Kawasan
Strategis dan Pola Ruang Peta RTRW Kabupaten Buton Utara Tahun
2012-2032 bahwa Lokasi Pembangunan Embung Lagundi merupakan
Kawasan Strategis Ekonomi dan termasuk dalam Kawasan Budidaya,
untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara


-----------------------------

11

UKL-UPL EMBUNG LAGUNDI


KABUPATEN BUTON UTARA

2015

Lokasi Embung
Lagundi

Gambar 2.1. Peta Lokasi Embung Lagundi Kabupaten Buton


Utara
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara
-----------------------------

12

Gambar 2-1
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDI
KABUPATEN BUTON UTARA

2015

Gambar 2.2. Peta Kawasan Strategi RTRW Kabupaten Buton Utara


Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara
-----------------------------

13

UKL-UPL EMBUNG LAGUNDI


KABUPATEN BUTON UTARA

2015

Gambar 2.3. Peta Rencana Pola Ruang Strategi RTRW Kabupaten Buton
Utara

Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara


-----------------------------

14

Gambar 2-3
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDI
KABUPATEN BUTON UTARA

2015

2. Persetujuan prinsip atas rencana kegiatan


Persetujuan

prinsip

kegiatan

rencana

pembangunan

Embung

Lagundi bahwa secara prinsip telah disetujui oleh Bupati Buton Utara
dan beberapa izin lainnya dari pihak yang berwenang. Bukti formal
atas persetujuan prinsip tersebut terlampir.
3. Komponen rencana kegiatan yang dapat menimbulkan dampak
lingkungan.
a. Tahap Pra-Konstuksi
1). Penentuan Lokasi dan Trase Embung
Kegiatan ini meliputi identifikasi titik awal dan titik akhir
proyek. pengukuran dan pemasangan patok khususnya untuk
menentukan lengkung kapasitas Embung, serta survey untuk
mendapatkan batas tanah/lahan yang akan digunakan untuk
pembangunan Embung Lagundi.
2). Pembebasan Tanah
Kegiatan

pembebasan

tanah

ada

yang

meliputi

daerah

genangan, site dan pelimpah, Untuk itu diperlukan adanya


koordinasi dengan warga sekita embung lagundi

yang

tanahnya terkena pembangunan embung.


b. Tahap Konstruksi
1). Mobilisasi Alat Berat dan Material
Sebelum kegiatan pelaksanaan konstruksi dimulai, maka alat
berat dan material yang dibutuhkan telah dimobilisasi sesuai
dengan jadwal, kemudian ditempatkan di sekitar Kantor
Proyek. untuk estimasi kebutuhan alat berat yang akan

Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara


-----------------------------

15

UKL-UPL EMBUNG LAGUNDI


KABUPATEN BUTON UTARA

2015

digunakan dalam pelaksanaan fisik pembangunan antara lain


Buldozer, backhoe, loader, dump truck dan roller.
Kegiatan mobilisasi alat berat ini sesungguhnya termasuk juga
mobilisasi material/bahan (utama) proyek, meliputi pengadaan
untuk material/bahan yang dibutuhkan dan pembuangan
material yang tidak dibutuhkan.
2). Mobilisasi Tenaga Kerja
Kegiatan

mobilisasi

tenaga

karja

mencakup

kegiatan

penerimaan dan. Penyelesaian tenaga kerja baik yang berasal


dari sekitar lokasi rencana kegiatan maupun darl luar lokasi
rencana

kegiatan.

Tenaga

kerja

yang

dibutuhkan

untuk

pelaksanaan fisik pembangunan embung, terdiri dari beberapa


unsur, yakni proyek/owner, supervisi dan pelaksanaan Tenaga
kerja yang tidak memerlukan keahlian khusus, sebanyak
mungkin diambil dan tenaga kerja lokal yang tersedia di
sekitar lokasi rencana kegiatan. jika tidak mencukupi baru
tenaga kerja dari luar lokasi dimaksud. Adapun tenaga, Kerja
yang tidak memerlukan keahlian khusus (tenaga Kerja kasar)
yang dibutuhkan diestimasikan sebanyak 15 orang dan unsur
Supervisi/Konsultan dan 25 orang dan unsur Pelaksanaan
Kontraktor.
3). Pembuatan / pengoprasian Base camp.
Kegiatan ini akan meliputi pembuatan base camp yang,
direncanakan akan berlokasi disekitar proyek. Mengingat
lingkungan Kegiatan ini relatif berskala kecil, diperkirakan tidak
diperlukan base camp, gudang dan bengkel yang besar.
4). Pembuatan Jalan Masuk
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara
-----------------------------

16

UKL-UPL EMBUNG LAGUNDI


KABUPATEN BUTON UTARA

2015

Jalan masuk Menuju lokasi Embung Lagundi dapat ditempuh


dengan kendaraan roda empat, dimana dari jalan raya menuju
lokasi melalui jalan desa yang berupa jalan pengerasan.
5). Pekerjaan Galian Tanah
Komponen kegiatan ini akan terdiri pekerjaan galian tanah.
Sedangkan

pekerjaan

galian

tanah

dimaksudkan

untuk

menyiapkan genangan untuk menyiapkkan genangan untuk


pembangunan embung dan pelimpah. Tanah hasil kegiatan ini
nanti akan dipilah dan yang sesuai dengan bahan timbunan
akan digunakan sebagai bahan timbunan embung, sedangkan
yang tidak terpakai akan di buang
6). Pembuatan Tubuh Embung dan Bangunan Pelengkap
Pelaksanaan konstruksi di rencanakan selama setahun yang
meliputi pekerjaan persiapan (saluran pengelak), pembersihan
lahan, penggalian tanah, penggalian pondasi, pembuatan
bangunan

pelimpah,

pemadatan

tubuh

embung

serta

pekerjaan akhir. Peralatan utama yang dipergunakan dalam


pekerjaan ini meliputi dump truck, bulldozer, backhoe dan
roller.
c. Tahap Pasca-Konstruksi
1). Pengoprasian Embung
Kegiatan pengoperasian Embung mecakup kegiatan yang
dilakukan setelah Embung pada saluran distribusi berfungsi
atau dapat digunakan airnya oleh masyarakat
2. Pemeliharaan Embung

Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara


-----------------------------

17

UKL-UPL EMBUNG LAGUNDI


KABUPATEN BUTON UTARA

2015

Kegiatan pemeliharaan Embung dan saluran/irigasi distribusi


ini dilakukan guna mempertahankan kondisi embung dan
saluran/irigasi distribusi agar tingkat penggunaannya tetap
baik. Kegiatan diatas ini antara lain meliputi kontrol rutin
terhadap

adanya

kerusakan saluran/irigasi

distribusi

dan

perlengkapannya.

Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara


-----------------------------

18

Anda mungkin juga menyukai