Anda di halaman 1dari 125

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

DINAS PEKERJAAN UMUM & TATA RUANG

PEMBANGUNAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR


SAMPAH PULAU KALEDUPA
KABUPATEN WAKATOBI

DOKUMEN UKL-UPL

TAHUN ANGGARAN 2022


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

A. PENDAHULUAN

1. Identitas Pemrakarsa
1) Pemrakarsa : Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kab. Wakatobi

2) Alamat Kantor : Jln. La Ode Ali No. 2 Telp. (0404) ……… Wangi-Wangi

Wakatobi

3) Nama Penanggung Jawab : H. Kamaruddin, S.Pd.,MM.

4) Nama Penyusun : 1. Sunarwan Asuhadi, M.Si

2. Hendrawanto, S.Sos

5) Lokasi Kegiatan : Jalan Poros Buranga – Tampara Desa Balasuna Selatan

Kecamatan Kaledupa Kab. Wakatobi.

6) Telepon/ Fax : Telp. (021) 72989867 / (021) 727991023

2. Latar Belakang
Salah satu output dari aktivitas manusia yang tak bisa dihindari adalah adanya sampah. Jumlah
produksi sampah linear dengan pertumbuhan jumlah penduduk serta gaya hidup. Umumnya di
Indonesia, sebagian besar volume sampah yang dihasilkan adalah sampah organik sebanyak 60-
70%. Volume sampah yang banyak dan tidak terkelola secara baik dan benar, dapat
menimbulkan pengaruh buruk terhadap lingkungan, baik terhadap komponen fisik kimia (kualitas
air dan udara), biologi, sosial ekonomi, budaya serta kesehatan lingkungan.

Permasalahan sampah tersebut memerlukan sistem pengelolaan secara terpadu yang tepat dan
dapat diimplemantasikan agar tidak menjadi momok dalam pelaksanaan pembangunan. Secara
teknologi, penanganan sampah tidak akan tuntas jika hanya dengan menerapkan satu metode
saja, tetapi memerlukan kolaborasi dari berbagai metode dan teknik yang ada. Salah satu sistem
yang popular dalam penanganan persampahan adalah Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu.
Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu merupakan pengkombinasian dari pendekatan pengurangan
sumber sampah, daur ulang dan guna ulang, pengkomposan, insinerasi dan pembuangan akhir
(landfilling).

Kabupaten Wakatobi merupakan wilayah kepulauan, sehingga Pemerintah Daerah memiliki


kesulitan dalam menjangkau secara sekaligus penanganan sampah di seluruh kecamatan. Salah
satu upaya penanganan sampah di Kabupaten Wakatobi yang paling relevan adalah menyiapkan

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi A-1


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di masing-masing kecamatan. Masing-masing


lokasi TPA tersebut seyogyanya menerapkan model sanitary landfill sebagaimana amanat
undang-undang persampahan, UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Pemerintah Daerah Kabupaten Wakatobi telah menyiapkan arahan lokasi dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) untuk peruntukan TPA di masing-masing kecamatan. Sehingga masing-
masing kecamatan dapat menyiapkan lahan untuk pembangunan TPA. P engelolaan sampah
menurut UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mempersyaratkan setiap TPA
harus memiliki fasilitas pengolahan sampah, sehingga di setiap TPA direncanakan penyiapan
fasilitas Tempat Pengolahan Sampah Terpadu atau TPST.

Salah satu dampak lingkungan yang diperkirakan terjadi pada operasionalisasi TPA/TPST adalah
potensi pencemaran lingkungan yang akan memicu terjadinya konflik sosial antar komponen
masyarakat. Oleh karena itu, pada tahap pengelolaan, sampah akan mengalami pemrosesan
baik secara fisik, kimia maupun biologis sedemikian rupa, sehingga dapat meminimalisasi dan
menganulir berbagai permasalahan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Atas dasar itulah dinilai
pentingnya penyusunan dokumen lingkungan ini.

Kriteria Pembangunan TPA yang memenuhi kegiatan wajib UKL-UPL menurut Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 4 Tahun 2021 tentang Daftar Usaha dan/Atau
Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup atau Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup adalah besaran < 500 ton/hari
adalah wajib UKL-UPL dengan sistem controlled landfill/sanitary landfill termasuk ketersediaan
instalasi penunjangnya.

Adapun alasan ilmiahnya adalah besaran tersebut diperhitungkan berdasarkan: (a) Pembebasan
lahan, (b) Daya dukung lahan, (c) Tingkat kebutuhan air sehari-hari, (d) Limbah yang dihasilkan,
(e) Efek pembangunan terhadap lingkungan sekitar (getaran, kebisingan, polusi udara, dan lain-
lain), (f) KDB (koefisien dasar bangunan) dan KLB (koefisien luas bangunan), (g) Jumlah dan jenis
pohon yang mungkin hilang, (h) Konflik sosial akibat pembebasan lahan (umumnya berlokasi
dekat pusat kota yang memiliki kepadatan tinggi), (i) Struktur bangunan bertingkat tinggi dan
basement menyebabkan masalah dewatering dan gangguan tiang-tiang pancang terhadap akuifer
sumber air sekitar, (j) Bangkitan pergerakan (traffic) dan kebutuhan permukiman dari tenaga
kerja yang besar, (k) Bangkitan pergerakan dan kebutuhan parker pengunjung, (l) Produksi
sampah, limbah domestic, dan (m) Genangan/banjir lokal.

Aktivitas Usaha dan/atau kegiatan pembangunan TPA, mencakup beberapa tahapan, yakni: tahap
pra-konstruksi, konstruksi, operasional dan pasca konstuksi (operasional). Setiap tahapan

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi A-2


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

tersebut dinilai akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Dampak yang terjadi dapat
bersifat positif (menguntungkan) dan/atau sebaliknya berdampak negatif (merugikan). Untuk itu
perlu adanya upaya mengembangkan dampak positif dan menekan dampak negatif yang timbul
akibat Usaha dan/atau Kegiatan pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu tersebut,
sehingga diperoleh manfaat yang optimum. Upaya tersebut dapat dilaksanakan apabila dampak
yang mungkin terjadi bisa diprakirakan dan dievaluasi sejak dini pada tahap perencanaan
pembangunan usaha/kegiatan melalui studi lingkungan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.

Dokumen UKL dan UPL Usaha dan/atau Kegiatan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) ini
disusun sesuai dengan tata laksana Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, khususnya
Lampiran III tentang Pedoman Pengisian Formulir UKL-UPL yang difokuskan pada kegiatan tahap
pra-kontruksi, tahap kontruksi, tahap pasca konstruksi (operasional). Studi UKL-UPL ini dibuat
guna mematuhi dan melaksanakan Undang-Undang serta Peraturan Pemerintah tentang
Lingkungan Hidup dalam upaya melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan hidup.

3. Maksud, Tujuan, dan Kegunaan Penyusunan UKL-UPL


1) Maksud
Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk memberi masukan secara langsung dalam menangani
dampak yang timbul akibat rencana kegiatan dengan menggunakan teknologi yang ada,
melalui penyusunan dokumen UKL/UPL Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Sampah. Dalam melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup, Pembangunan
TPA Sampah berpedoman terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dokumen
ini merupakan dokumen rujukan dalam melakukan pengelolaan lingkungan dan pemantauan
lingkungan. Selain itu, dokumen ini juga sebagai alat untuk mengevaluasi sejauh mana
efektivitas pengelolaan lingkungan hidup, serta sebagai acuan dalam pelaporan pengelolaan
lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan hidup.

2) Tujuan
Untuk memenuhi peraturan pemerintah tentang pengelolaan lingkungan, maka pemrakarsa
Kegiatan Pembangunan TPA Sampah melakukan studi dengan tujuan sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi potensi dan kendala yang ada pada lokasi pembangunan, yang terdiri dari
aspek teknis, sosial dan lingkungan.
2) Untuk mengelola kegiatan pembangunan agar dapat meminimalkan dampak negatif dan

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi A-3


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

meningkatkan dampak positif.


3) Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan yang dapat diperkirakan akan terkena
dampak oleh kegiatan pra konstruksi, konstruksi, Pasca Konstruksi serta tahap operasional.
4) Menentukan jenis dan sifat serta ukuran dampak yang secara sistematik, berulang-ulang dan
terencana / terjadwal selama kegiatan beroperasi.
5) Merekomendasikan beberapa alternatif upaya pengelolaan yang perlu dilaksanakan.
6) Merekomendasikan beberapa alternatif upaya pemantauan lingkungan yang perlu
dilaksanakan terutama yang berkaitan secara langsung dengan kegiatan.

3) Kegunaan
Sesuai tujuan tersebut di atas, maka dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan (UKL-UPL) Kegiatan Pembangunan TPA Sampah mempunyai kegunaan sebagai
berikut :
a. Bagi Pemerintah
• Membantu pemerintah dalam proses pengambilan keputusan, khususnya dalam hal
pemilihan alternatif yang layak dari segi dampak lingkungan yang ditimbulkan dalam
kaitannya dengan adanya rencana kegiatan Pembangunan TPA Sampah,
• Mengintergrasikan pertimbangan lingkungan dalam tahap perencanaan rinci dari
rencana kegiatan Pembangunan TPA Sampah,
• Sebagai dasar pertimbangan penilaian kelayakan terhadap kegiatan Pembangunan TPA
Sampah.
b. Bagi Pemrakarsa
• Pedoman bagi pengoperasian TPA Kaledupa, khususnya terkait sistem dan cara
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
• Mengetahui permasalahan lingkungan yang mungkin timbul di masa yang akan datang
dan cara pengelolaan serta pencegahan dan penanggulangannya sebagai akibat adanya
rencana kegiatan Pembangunan TPA Sampah ,
• Sebagai pedoman untuk melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
rencana kegiatan Pembangunan TPA Sampah.
c. Bagi Masyarakat
• Memberikan informasi (sosialisasi) kepada masyarakat mengenai adanya rencana
kegiatan Pembangunan TPA Sampah, sehingga dapat mempersiapkan dan menyesuaikan
diri dengan perubahan yang akan terjadi, serta dapat memanfaatkan dampak positif dan
menghindari dampak negatif yang ditimbulkan.
• Sebagai bahan pertimbangan untuk ikut serta berpartisipasi di dalam kegiatan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi A-4


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

4. Dasar Hukum Penyusunan UKL-UPL


1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2o2o Tentang Cipta Kerja;
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan;
3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan;
5) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah;
6) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2007 Tentang Sumber Daya Air;
7) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
8) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
9) Undang-undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati Dan Ekosistemnya Sebagai Dasar Dalam Melakukan Upaya-Upaya Pengelolaan
Ingkungan Yang Terkait Dengan Sumber Daya Air, Udara Maupun Sumberdaya Alam Yang
Lain;
10) Undang-undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok
Agraria, Sebagai Dasar Penataan Kepemilikan Tanah Dan Fungsinya;
11) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
12) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2o2o Tentang Pengelolaan
Sampah Spesifik;
13) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
14) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;
15) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.16 tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air minum;
16) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah;
17) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Bahan Berbahaya Dan Beracun;
18) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2017 Tentang Kebijakan Dan
Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga;
19) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Tata
Cara Perhitungan Tarif Retribusi Dalam Penyelenggaraan Penanganan Sampah;
20) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2010 Tentang
Pedoman Pengelolaan Sampah;
21) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.10/Menlhk/Setjen/PLB.3/4/2020 Tentang Tata Cara Uji Karakteristik Dan Penetapan Status
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
22) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor:P.38/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2019 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup);

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi A-5


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

23) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.10/Menlhk/Setjen/PLB.0/4/2018 Tentang Pedoman Penyusunan Kebijakan Dan Strategi
Daerah Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
24) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor: 26 Tahun
2018 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penilaian Serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan
Hidup Dalam Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik(Sistem OSS);
25) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.59/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 Tentang Baku Mutu Lindi Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah;
26) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.63/Menlhk/Setjen/KUM.1/7/2016 Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Penimbunan Limbah
Bahan Berbahaya Dan Beracun Di Fasilitas Penimbusan Akhir;
27) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor:
P.70/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 Tentang Baku Mutu Emisi Usaha Dan/Atau Kegiatan
Pengolahan Sampah Secara Termal;
28) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/Prt/M/2013 Tentang
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
29) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No.69/PRT/1995 Tentang Pedoman
Teknis Mengenai Dampak Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum;
30) Peraturan Daerah Kabupaten Wakatobi Nomor 12 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Wakatobi;
31) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No.377/1996 Tentang
Petunjuk tata Laksana UKL dan UPL Proyek Bidang PU;
32) SK SNI M-36-1991-2003 Tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan
dan Komposisi Sampah Perkotaan;
33) SK SNI No 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
Perkotaan;
34) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No.296/1996 Tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan UKL dan UPL Dep.PU;
35) SK-SNI 19-2454-1991 dan SK-SNI 19-3242-1994 tentang Cara Pengelolaan Sampah Perkotaan;
36) SK SNI 91 dan SNI 19-3241-1994 tentang Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir
Sampah.

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi A-6


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

B. RENCANA USAHA
DAN/ATAU KEGIATAN

1. Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Nama rencana usaha dan/ atau kegiatan adalah Pembangunan Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah di Pulau Kaledupa, Kabupaten
Wakatobi. Lokasi kegiatan secara administratif berada di Desa Balasuna
Selatan Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi
Tenggara.

2. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan


Lokasi kegiatan terletak di Desa Balasuna Selatan. Desa Balasuna Selatan
berbatasan dengan:
Sebelah Utara berbatasan dengan Balasuna
Sebelah Selatan berbatasan dengan Sandi
Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Horuo
Luas Desa Balasuna Selatan adalah 2,25 km2. Ibukota Desa Balasuna Selatan
adalah Balasuna, yang berjarak dari Ibukota Kecamatan adalah 4,0 km, dan dari
Ibukota Kabupaten sejauh 35,5 km.

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B-1


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Gambar B.1. Peta Wilayah Administrasi Kecamatan Kaledupa


Jumlah penduduk Desa Balasuna Selatan sebanyak 539 jiwa (266 laki-laki, 273
perempuan) pada tahun 2019, laju pertumbuhan 1,40 (2016), dan sebaran 4,49
%.
Pada tahun 2019 fasilitas pembangunan sebagai berikut: fasilitas pendidikan di
Desa Balasuna Selatan, terdiri atas SDN 1 unit, SMPN 1 unit, dan SMKN 1 unit.
Adapun fasilitas Kesehatan meliputi Posyandu sebanyak 1 unit. Masjid tercatat 1
unit.
Pada aspek peternakan, tercatat di Desa Balasuna Selatan terdapat populasi
ternak pada tahun 2016, terdiri atas: kambing 32 ekor dan ayam kampung 130
ekor.
Adapun pada aspek layanan energi, air bersih dan perumahan di Desa Balasuna
Selatan pada tahun 2016, tercatat rumah yang memiliki listrik PLN sebanyak
158, non PDAM sebanyak 120 rumah. Rumah permanen sebanyak 8 unit, dan
rumah non permanen sebanyak 150 unit.

3. Skala/Besaran Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Rencana kegiatan Pembangunan TPA di Pulau Kaledupa, sebagaimana yang
disebutkan dalam dokumen ini, memenuhi kegiatan wajib UKL-UPL, oleh
karena besaran < 500 ton/hari adalah wajib UKL-UPL untuk sistem controlled
landfill/sanitary landfill termasuk instalasi penunjangnya menurut Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 4 Tahun 2021 tentang

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B-2


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Daftar Usaha dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai


Dampak Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup atau Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
Adapun alasan ilmiahnya adalah besaran tersebut diperhitungkan berdasarkan:
(a) Pembebasan lahan, (b) Daya dukung lahan, (c) Tingkat kebutuhan air sehari-
hari, (d) Limbah yang dihasilkan, (e) Efek pembangunan terhadap lingkungan
sekitar (getaran, kebisingan, polusi udara, dan lain-lain), (f) KDB (koefisien dasar
bangunan) dan KLB. (koefisien luas bangunan), (g) Jumlah dan jenis pohon yang
mungkin hilang, (h) Konflik sosial akibat pembebasan lahan (umumnya
berlokasi dekat pusat kota yang memiliki kepadatan tinggi), (i) Struktur
bangunan bertingkat tinggi dan basement menyebabkan masalah dewatering
dan gangguan tiang-tiang pancang terhadap akuifer sumber air sekitar, (j)
Bangkitan pergerakan (traffic) dan kebutuhan permukiman dari tenaga kerja
yang besar, (k) Bangkitan pergerakan dan kebutuhan parker pengunjung, (l)
Produksi sampah, limbah domestic, dan (m) Genangan/banjir lokal.
Mengenai spesifikasi kegiatan ini dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang
berhubungan dengan Kecipta-Karyaan, di mana kegiatan pengadaan TPA
dengan sistem controlled landfill/sanitary landfill termasuk instalasi
penunjangnya dengan besaran < 500 ton/hari adalah wajib UKL-UPL menurut
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 4 Tahun 2021
tentang Daftar Usaha dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup atau Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
Hal ini sejalan dengan Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup, Nomor B-
5362/Dep.I-1/LH/07/2010, Perihal Penyampaian Daftar Jenis Rencana Usaha
dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL UPL, memuat informasi
tentang kegiatan Bidang Kecipta-Karyaan, jenis kegiatan dan/atau usaha
Persampahan, berupa: Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan sistem
controlled landfill atau sanitary landfill termasuk instalasi penunjang, untuk
besaran: luas kawasan < 10 ha, dan kapasitas total < 10.000 ton adalah wajib
UKL-UPL.
Rencana lokasi TPA terletak di sekitar Jalan Poros Buranga – Tampara Desa
Balasuna Selatan Kecamatan Kaledupa Kab. Wakatobi. Kegiatan Pembangunan
TPA direncanakan pada lokasi seluas 15.000 m2..
Status kondisi lingkungan di lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan secara
eksisting adalah area terbuka berupa semak belukar.
Hasil perhitungan kondisi daya dukung dan daya tampung serta keterkaitan
kondisi lingkungan tersebut dengan kegiatan eksisting yang telah ada di lokasi
rencana Usaha dan/atau Kegiatan dapat digambarkan sebagai berikut: Jumlah
sampah yang dihasilkan oleh penduduk Pulau Kaledupa adalah 14.484 kg/hari
atau 14,5 ton/hari (asumsi ~ 0,6625 kg/orang/hari, jumlah penduduk 21,862
jiwa (2019)). Luas area yang dibutuhkan (dengan asumsi massa jenis sampah
Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B-3
Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

terkompaksi di landfill = 1.550 kg/m3 (kepadatan kering material tanah Lewuto


= 1,55 g/cm3), dan kedalaman sampah terkompaksi = 3 m) adalah 1.136,88
m2/tahun. Dengan demikian, jika hanya penimbunan saja (tanpa pengolahan),
maka luas 12.000 m2 (80% dari 15.000 m2) dapat digunakan selama 10 tahun.
Perhitungan di atas dipengaruhi oleh asumsi volume sampah perkapita perhari,
angka kompaksi tanah, serta kompaksi sampah. Adapun formula yang
digunakan adalah:
1. Sampah yang dihasilkan (ton/hari)
(21.826 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔) 𝑥 (0,6625 𝑘𝑔 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔)
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ =
1.000 𝑘𝑔/𝑡𝑜𝑛
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ = 14,48358 ton/hari
2. Luas area yang dibutuhkan (m3/hari)
14,48358 (ton/hari)𝑥 1.000 (𝑘𝑔/𝑡𝑜𝑛)
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 =
1.550 𝑘𝑔/𝑚3
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 = 9,34 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖
3. Area yang dibutuhkan per tahun (m2/tahun)
9,34 (𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖) 𝑥 365 (ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 =
3 (𝑚)
𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 1.136,88 𝑚2 /𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
4. Umur TPA (tahun)
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑇𝑃𝐴 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑚2 )
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑇𝑃𝐴 =
𝐴𝑟𝑒𝑎 (𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑇𝑃𝐴) 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 (𝑚2 /𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
12.000 (𝑚2 )
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑇𝑃𝐴 =
1.136,88 (𝑚2 /𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑇𝑃𝐴 = 10,56 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Terlepas dari perkiraan umur TPA tersebut, TPA Pulau Kaledupa yang terletak
di Desa Balasuna Selatan diintegrasikan dengan Instalasi Pengolahan Limbah
Terpadu (IPLT) menggunakan desain sanitary landfill, namun dalam
pengelolaannya menggunakan pendekatan Program Zero-Waste to Landfill
(ZWTL), yakni memastikan sampah-sampah yang dihasilkan tidak berakhir di
TPA. Sampah organik akan diolah menjadi pupuk kompos, sampah non-organik
akan dioptimalkan proses daur ulangnya, sementara sampah yang sulit didaur
ulang akan diupayakan pemanfaatannya ke prosessor sampah yang relevan (di
luar daerah) agar tidak menumpuk di TPA.
Site plan pembangunan TPA digambarkan sebagai berikut.

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B-4


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Gambar B.2.
Site Plan TPA

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B-5


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

3.1. Bangunan TPST dan Penggunaan Lahan


Lahan yang akan dialokasikan menjadi kawasan Tempat Pemrosesan Akhir
Sampah (TPA) di Kecamatan Kaledupa yang terletakdi Desa Balasuna Selatan
merupakan kawasan yang layak untuk pembangunan TPA sesuai dengan
dokumen RTRW Kabupaten Wakatobi. Lokasi ini sudah sesuai dengan rencana
tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Wakatobi yang tertuang pada
Peraturan Daerah Kabupaten Wakatobi Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wakatobi yakni ± 15.000 m2. Pada
areal tersebut akan dibangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST)
dengan seluruh fasilitasnya berupa:
• Jalan
• Pos Jaga
• Jembatan timbang
• Kantor
• Gudang
• IPL
• Workshop
• Area bongkaran
• Area pemilahan
• Area pengomposan
• Area pengurungan terbatas
• Drainase
• Taman/cuci truk/Lainnya

Tata letak bangunan tersebut baik bangunan TPA maupun bangunan fasilitas
lainnya akan dirancang dan disesuaikan dengan kondisi lahan.

Pemanfaatan lahan telah dibagi bagian-bagiannya menjadi blok- blok sesuai


dengan topografi fungsi lahan yang akan dipergunakan dalam lokasi Tempat
Pemrosesan Akhir Sampah (TPA).

3.2. Proses Pengolahan Sampah di TPST


a. Timbulan Sampah dan Sumbernya
Belum ada pencatatan rinci pengangkutan sampah. Pada Dana Alokasi
Khusus (DAK) Kabupaten Wakatobi Tahun 2021 terdapat dukungan 2 unit
motor tiga roda, masing-masing 1 unit ke Kecamatan Kaledupa dan 1 unit
ke Kecamatan Kaledupa Selatan. Pemanfaatan fasilitas sampah ini, masih
sangat tidak optimal dalam mendukung kinerja penanganan sampah di
Pulau Kaledupa.
Untuk menentukan jumlah timbulan sampah yang akan masuk ke TPA
terlebh dahulu dilakukan perhitungan proyeksi penduduk. Dari
perhitungan proyeksi penduduk kemudian dapat dihitung jumlah timbulan
Sampah.
Perhitungan proyeksi penduduk ditunjukkan pada Tabel B.1. sedangkan
Pengelolaan Sampah eksisting ditunjukkan pada Tabel B.3.
Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B-6
Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Tabel B.1
Perhitungan Sampah Berdasarkan Proyeksi Penduduk
Populasi (Jiwa)
Sampah Sampah
Tahun Kaledupa 3
Kaledupa (m /tahun) (ton/tahun)
Selatan
2006 9.998 7.551 504.424 4.244
2007 10.668 7.790 530.552 4.463
2008 10.741 7.748 531.443 4.471
2009 11.119 7.378 531.673 4.473
2010 9.999 6.644 478.382 4.024
2011 10.179 6.779 487.437 4.101
2012 10.181 6.772 487.293 4.099
2013 10.188 6.781 487.753 4.103
2014 10.533 7.149 508.247 4.276
2015 12.726 9.021 625.090 5.259
2016 12.832 9.075 629.689 5.297
2017 13.364 9.113 646.073 5.435
2018 10.964 7.112 519.572 4.371
2019 12.841 9.021 628.396 5.287
Keterangan: Asumsi 2,63 liter/org/hari & 0,6625 kg/org/hari
Perhitungan di atas didasarkan pada asumsi sebagai berikut:
Tabel B.2.
Timbulan Sampah Berdasarkan Komponen-Komponen Sumber Sampah
No Komponen Sumber Satuan Volume (Liter) Berat (Kg)
Sampah
1 Rumah permanen per org/hari 2,25 – 2,50 0,350 – 0,400
2 Rumah semi permanen per org/hari 2,00 – 2,25 0,300 – 0,350
3 Rumah non permanen per org/hari 1,75 – 2,00 0,250 – 0,300
4 Kantor per pegawai/hari 0,50 – 0,75 0,025 – 0,100
5 Toko/Ruko per petugas/hari 2,50 – 3,00 0,150 – 0,350
6 Sekolah per murid/hari 0,10 – 0,15 0,010 – 0,020
7 Jalan arteri sekunder per meter/hari 0,10 – 0,15 0,020 – 0,100
8 Jalan kolektor sekunder per meter/hari 0,10 – 0,15 0,010 – 0,050
9 Jalan lokal per meter/hari 0,05 – 0,10 0,005 – 0,025
10 Pasar per meter2/hari 0,20 – 0,60 0,100 – 0,300
Sumber: Lampiran A Spesifikasi Teknis Sektor Persampahan

Tabel B.3.
Timbulan Sampah Berdasarkan Klasifikasi Kota
No Klasifikasi Kota Volume Volume
(l/orang/hari) (kg/orang/hari)
1. Kota Besar 2,75 – 3,25 0,70 – 0,80
(500.000 – 1.000.000 jiwa)
2. Kota Sedang 2,75 – 3,25 0,70 – 0,80
(100.000 – 500.000 jiwa)
3. Kota Kecil 2,50 – 2,75 0,625 – 0,70
(20.000 – 100.000 jiwa)
Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B-7
Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Adapun berkiraan limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) yang dihasilkan di Pulau
kaledupa dari limbah tersebut, ditunjukkan sebagaimana tabel berikut.

Tabel B.4.
Perkiraan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) di Pulau Kaledupa

Populasi (Jiwa)
B3 B3
Tahun Kaledupa
Kaledupa (m3/tahun) (ton/tahun)
Selatan
2006 9.998 7.551 303 449
2007 10.668 7.790 319 472
2008 10.741 7.748 319 473
2009 11.119 7.378 320 473
2010 9.999 6.644 288 425
2011 10.179 6.779 293 433
2012 10.181 6.772 293 433
2013 10.188 6.781 293 434
2014 10.533 7.149 306 452
2015 12.726 9.021 376 556
2016 12.832 9.075 379 560
2017 13.364 9.113 388 575
2018 10.964 7.112 312 462
2019 12.841 9.021 378 559
Asumsi: 0,071 kg/o/h atau 0,048 l/o/bln

Asumsi di atas mengadopsi hasil perhitungan Kusuma, et al. (2017) dengan


karakteristik: mudah terbakar/ meledak sebesar 29,15%, karakteristik korosif
21,67%, karakteristik beracun 35,74%, dan karakteristik menimbulkan iritasi
13,40%, karakteristik infeksius 0,04%.

3.3. Cakupan Pelayanan


Cakupan pelayanan sampah yang saat ini yang dilakukan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Wakatobi sebagai berikut.
Tabel B.5.
Kondisi Eksisting Pengelolaan Sampah Wakatobi
Diagram Sistem Persampahan Domestik
(E)
(C) (F)
(A) (B) (Semi)
Produk Penampungan (D) Daur Ulang/
User Pengumpulan Pengolahan
Input Sementara Pengangkutan Pembuangan
Interface Setempat Akhir
(TPS) Akhir
Terpusat
Tempat Motor sampah Container/ Dump Truck TPA
Sampah (viar) Bak TPS
Sampah Tempat Container/ Dump Truck TPA
Organik Sampah Bak TPS
+ Tempat
Dibakar
Sampah Sampah
Anorganik Tempat Lubang
Sampah ditutup tanah
Tempat Lubang

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B-8


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Sampah ditutup tanah


Tempat
Laut
Sampah
Tempat
Lahan kosong
Sampah

3.3.1. Pemrosesan Akhir


3.3.1.1. Pengolahan Akhir Sampah di TPST
Pengolahan secara umum merupakan proses transformasi sampah baik
secara fisik, kimia maupun biologi. Masing masing definisi dari proses
transformasi tersebut adalah :
a. Transformasi fisik.
Perubahan sampah secara fisik melalui beberapa metoda atau cara yaitu:
• Pemisahan komponen sampah: dilakukan secara manual atau
mekanis, sampah yang bersiat heterogen dipisahkan menjadi
komponen komponennya, sehingga bersifat lebih homogen. Langkah
ini dilakukan untuk keperluan daur ulang. Demikian pula sampah yang
bersifat berbahaya dan beracun (misalnya sampah laboratorium
berupa sisa-sisa zat kimia) sedapat mungkin dipisahkan dari jenis
sampah lainnya, untuk kemudian diangkut ke tempat pembuangan
khusus.
• Mengurangi volume sampah dengan pemadatan atau kompaksi:
dilakukan dengan tekanan/kompaksi. Tujuan dari kegiatan ini adalah
untuk menekan kebutuhan ruang sehingga mempermudah
penyimpanan, pengangkutan danpembuangan. Reduksi volume juga
bermanfaat untuk mengurangi biaya pengangkutan dan pembuangan.
Jenis sampah yang membutuhkan reduksi volume antara lain:
kertas,karton, plastik, kaleng, dsb.
• Mereduksi ukuran dari sampah dengan proses pencacahan. Tujuan
hampir sama dengan proseskompaksi dan juga bertujuan memperluas
permukaan kontak dari komponen sampah.
b. Transformasi Kimia
Perubahan bentuk sampah secara kimiawi dengan menggunakan prinsip
proses pembakaran atau insenerasi. Proses pembakaran sampah dapat
didefinisikan sebagai pengubahan bentuk sampah padat menjadi fasa
gas,cair, dan produk padat yang terkonversi, dengan pelepasan energi
panas.Proses pembakaran ini sangat dipengaruhi oleh karakteristik dan
komposisi sampah yaitu :
• Nilai kalor dari sampah, dimana semakin tinggi nilai kalor sampah
maka akan semakin mudah proses pembakaran berlangsung.
Persyaratan nilai.
• Kadar air sampah, semakin kecil dari kadar air maka proses
pembakaran akan berlangsunglebih mudah.
• Ukuran partikel, semakin luas permukaankontak dari partikel sampah

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B-9


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

maka semakin mudah sampah terbakar.


Jenis pembakaran dapat dibedakan atas :
• Pembakaran stoikhiometrik, yaitu pembakaranyang dilakukan dengan
suplai udara/oksigen yang sesuai dengan kebutuhan untuk
pembakaran sempurna.
• Pembakaran dengan udara berlebih, yaitupembakaran yang dilakukan
dengan suplaiudara yang melebihi kebutuhan untukberlangsungnya
pembakaran sempurna.
• Gasifikasi, yaitu proses pembakaran parsial pada kondisi
substoikhiometrik, di mana produknya adalah gas-gas CO, H2, dan
hidrokarbon.
• Pirolisis, yaitu proses pembakaran tanpa suplai udara.
c. Transformasi Biologi
Perubahan bentuk sampah dengan memanfaatkan aktivitas
mikroorganisme untuk mendekomposisi sampah menjadi bahan stabil
yaitu kompos. Teknik biotransformasi yang umum dikenal adalah
komposting secara aerobik (produk berupa kompos). Penguraian secara
anaerobik (produk berupa gas metana, CO2 dan gas-gas lain, humus atau
lumpur). Humus/lumpur/kompos yang dihasilkan sebaiknya distabilisasi
terlebih dahulu secara aerobik sebelum digunakan sebagai kondisioner
tanah.

3.3.1.2. Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST)


Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) atau Material Recovery
Facility (MRF) didefinisikan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
pemisahan dan pengolahan sampah secara terpusat.

Gambar B.3.
Contoh Operasi TPST
TPA memerlukan fasilitas berdasarkan komponensampah yang masuk dan
yang akan dikelola. Secara umum dibedakan atas jenis dan fungsi fasilitas:
Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 10
Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

1) Prasarana Jalan
Prasarana dasar ini sangat menentukan keberhasilan pengoperasian
TPA. Semakin baikkondisi jalan ke TPA akan semakin lancar kegiatan
pengangkutan sehingga efisiensi keduanya menjadi tinggi.
Konstruksi jalan TPA cukup beragam disesuaikan dengan kondisi
setempat sehinggadikenal jalan TPST dengan konstruksi:
▪ Hotmix
▪ Beton
▪ Aspal
▪ Perkerasan situ
▪ Kayu
Dalam hal ini TPA perlu dilengkapi dengan:
▪ Jalan masuk/akses; yang menghubungkan TPA dengan jalan umum
yang telah tersedia;
▪ Jalan penghubung; yang menghubungkan antarasatu bagian dengan
bagian lain dalam wilayah TPA tersebut;
▪ Jalan operasi/kerja yang diperlukan oleh kendaraan pengangkut
menuju titikpembongkaran sampah;
▪ Pada TPA dengan luas dan kapasitas pembuangan yang terbatas
biasanya jalan penghubung dapat juga berfungsi sekaligus sebagai
jalan kerja/operasi.
2) Prasarana Drainase
▪ Drainase di TPA berfungsi untuk mengendalikan aliran limpasan air
hujan dengan tujuan untuk memperkecil aliran yang masuk ke
timbunan sampah. Seperti diketahui, air hujan merupakan faktor
utamaterhadap debit lindi yang dihasilkan. Semakin kecil rembesan
air hujan yang masukke timbunan sampah akan semakin kecil pula
debit lindi yang dihasilkan yang padagilirannya akan memperkecil
kebutuhan unitpengolahannya.
▪ Secara teknis drainase TPA dimaksudkan untuk menahan aliran
limpasan air hujan dari luar TPST agar tidak masuk ke dalam area
timbunan sampah. Drainase penahan ini umumnya dibangun di
sekeliling blok atau zona penimbunan. Selain itu, untuk lahan yang
telah ditutup tanah, drainase TPST juga dapat berfungsi sebagai
penangkap aliran limpasan air hujan yang jatuh di atas timbunan
sampah tersebut. Untuk itu permukaan tanah penutup harus dijaga
kemiringannya mengarah pada saluran drainase.

3) Fasilitas Penerimaan
Fasilitas penerimaan dimaksudkan sebagai tempat pemeriksaan sampah
yang datang, pencatatan data, dan pengaturan kedatangan truk
sampah atau disebut fasilitas pre-processing.

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 11


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Fasilitas pre-processing, merupakan tahap awal pemisahan sampah,


mengetahui jenis sampah yang masuk, meliputi proses-proses sebagai
berikut:
▪ Penimbangan, mengetahui jumlah sampah yang masuk.
▪ Penerimaan dan penyimpanan, menentukan area untuk
mengantisipasi jika sampah yang terolah tidak secepat sampah yang
datang kelokasi.
Pada umumnya fasilitas ini dibangun berupa pos pengendali di pintu
masuk TPA. Pada TPA besar dimana kapasitas pembuangan telah
melampaui 50ton/hari maka dianjurkan penggunaan jembatan timbang
untuk efisiensi dan ketepatanpendataan. Sementara TPA kecil bahkan
dapat memanfaatkan pos tersebut sekaligus sebagai kantor TPA
sederhana dimana kegiatan administrasi ringan dapat dijalankan.

4) Lapisan Kedap Air


Lapisan kedap air berfungsi untuk mencegah rembesan air lindi yang
terbentuk di dasar TPAke dalam lapisan tanah di bawahnya. Untuk itu
lapisan ini harus dibentuk di seluruh permukaandalam TPA baik dasar
maupun dinding.
Bila tersedia di tempat, tanah lempung setebal + 50 cm merupakan
alternatif yang baik sebagai lapisan kedap air. Namun bila tidak
dimungkinkan, dapat diganti dengan lapisan sintetis lainnya dengan
konsekuensi biaya yangrelatif tinggi.

5) Fasilitas Pengamanan Gas


Gas yang terbentuk di TPA umumnya berupa gas karbon dioksida dan
metan dengan komposisi hampir sama; disamping gas-gas lain yang
sangat sedikit jumlahnya. Kedua gas tersebut memiliki potensi besar
dalam proses pemanasan global terutama gas metan; karenanya perlu
dilakukanpengendalian agar gas tersebut tidak dibiarkan lepas bebas ke
atmosfer.
Perlu dipasang pipa-pipa ventilasi agar gas dapat keluar dari timbunan
sampah pada titik-titik tertentu. Untuk ini perlu diperhatikan kualitas
dan kondisi tanah penutup TPA. Tanah penutup yang porous atau
banyak memilikirekahan akan menyebabkan gas lebih mudah lepas ke
udara bebas. Pengolahan gas metan dengan cara pembakaran
sederhana dapat menurunkan potensinya dalam pemanasan global.

6) Fasilitas Pengamanan Lindi


Lindi merupakan air yang terbentuk dalam timbunan sampah yang
melarutkan banyak sekali senyawa yang ada sehingga memiliki
kandungan pencemar khususnya zat organik sangat tinggi.Lindi sangat
berpotensi menyebabkan pencemaran air baik air tanah maupun
permukaan sehingga perlu ditangani dengan baik.
Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 12
Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Tahap pertama pengamanan adalah dengan membuat fasilitas


pengumpul lindi yang dapat terbuat dari: perpipaan berlubang-
lubang, saluran pengumpul maupun pengaturan kemiringan dasar
TPA; sehingga lindi secara otomatis begitu mencapai dasar TPA akan
bergerak sesuai kemiringan yang ada mengarah pada titik
pengumpulan yang disediakan.
Tempat pengumpulan lindi umumnya berupa kolampenampung yang
ukurannya dihitung berdasarkan debit lindi dan kemampuan unit
pengolahannya. Aliran lindi ke dan dari kolam pengumpul secara
gravitasi sangat menguntungkan; namun bila topografi TPA tidak
memungkinkan, dapat dilakukan dengan cara pemompaan.
Pengolahan lindi dapat menerapkan beberapa metode diantaranya:
penguapan/evaporasi terutama untuk daerah dengan kondisi iklim
kering, sirkulasi lindi ke dalam timbunan TPAuntuk menurunkan baik
kuantitas maupun kualitas pencemarnya, atau pengolahan biologis
seperti halnya pengolahan air limbah.

7). Alat Berat


Alat berat yang sering digunakan di TPA umumnyaberupa: bulldozer,
excavator dan loader. Setiap jenis peralatan tersebut memiliki
karakteristik yang berbeda dalam operasionalnya.
Bulldozer sangat efisien dalam operasi perataan dan pemadatan tetapi
kurang dalam kemampuan penggalian. Excavator sangat efisiendalam
operasi penggalian tetapi kurang dalam perataan sampah. Sementara
loader sangat efisien dalam pemindahan baik tanah maupun sampah
tetapi kurang dalam kemampuan pemadatan.
Untuk TPA kecil disarankan dapat memiliki bulldozer atau excavator,
sementara TPA yang besar umumnya memiliki ketiga jenis alat berat
tersebut.

8) Penghijauan
Penghijauan lahan TPA diperlukan untuk beberapa maksud di
antaranya adalah: peningkatan estetika lingkungan, sebagai buffer
zone untuk pencegahan bau dan lalat yang berlebihan. Untuk itu
perencancaan daerahpenghijauan ini perlu mempertimbangkan letak
dan jarak kegiatan masyarakat di sekitarnya (permukiman, jalan raya,
dll).

9) Fasilitas Penunjang
Beberapa fasilitas penunjang masih diperlukan untuk membantu
pengoperasian TPA yang baik diantaranya: pemadam kebakaran,
mesin pengasap (mist blower), kesehatan/keselamatan kerja, toilet,
dan lain lain.

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 13


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

a. Rencana Penggunaan Energi Listrik


Dalam keadaan normal, maka suplai listrik akan dipasok oleh PLN.
Tetapi apabila listrik PLN padam, maka listrikakan dipasok dengan
genset.
b. Rencana penggunaan air
Suplai air untuk kebutuhan TPA bersumber dari sumur bor. Air
dipompa ke bak penampungan dan disalurkan ke seluruh bagian
fasilitas TPA digunakan untuk kebutuhan operasional.

4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


4.1. Kesesuaian dengan Tata Ruang
Lokasi pembangunan TPA berada pada lokasi yang sesuai dengan arahan
Peraturan Daerah Kabupaten Wakatobi Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wakatobi. Dengan demikian lokasi
TPST telah sesuai dengan RTRW Kabupaten Wakatobi. Peta pola ruang
Kabupaten Wakatobi ditunjukkan pada Gambar B.4.

Gambar B.4
Peta Pola Ruang Pulau Kaledupa Kabupaten Wakatobi 2012-2032

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 14


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

4.2. Persetujuan Prinsip Rencana Kegiatan


Secara prinsip, TPA telah memiliki kesesuaian dengan RTRW sesuai dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Wakatobi Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wakatobi. Perencanaan teknis dan
manajemen persampahan (PTMP) dan Detailed Engineering Design (DED)
yang akan mengatur lebih detail menegenai operasional TPA dan
pengangkutan sampah nantinya akan diselesaikan kemudian.

4.3. Rencana Kegiatan yang Dapat Menimbulkan Dampak Lingkungan


Dalam rencana kegiatan ini dikelompokkan menjadi kegiatan pra-konstruksi,
konstruksi, pasca konstruksi (operasional), dan pasca operasi. Kegiatan pra
konstruksi ini meliputi studikelayakan (perencanaan PTMP dan DED) dan
pengurusan izin- izin, kegiatan konstruksi meliputi persiapan konstruksi dan
konstruksi, kegiatan pasca konstruksi adalah operasional Tempat
Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) dan TPA, serta pasca operasi meliputi
kegiatan penutupan dan rehabilitasi.

4.3.1. Pra-Konstruksi
4.3.1.1. Penyusunan Studi Kelayakan (PTMP dan DED)
Secara keseluruhan kegiatan – kegiatan Proyek untuk setiaptahapan akan
dibahas pada sub bab selanjutnya.
4.3.1.2. Penyusunan studi kelayakan TPA
Dalam kegiatan perencanaan TPA, studi kelayakan adalah Perencanaan
Teknis dan Manajemen Persampahan (PTMP). Dalam dokumen PTMP
nanti akan diatur secara lengkap mengenai pengelolaan persampahan di
Wakatobi, termasuk kajian kebutuhan lahan, kajian kebutuhan sarana
pengangkut sampah (truk dan gerobak pengangkut), kajian jalur
pengangkutan dari daerah pelayanan, kajian besarantarif retribusi sampah
dan kajian kelembagaan pengelolaan nantinya.
Sebelum lahan TPA diisi dengan sampah maka perlu dilakukan penyiapan
lahan agar kegiatan pembuangan berikutnya dapat berjalan dengan lancar.
Beberapa kegiatan penyiapan lahan tersebut akan meliputi:
a) Penutupan lapisan kedap air dengan lapisan tanah setempat yang
dimaksudkan untuk mencegah terjadinyakerusakan atas lapisan tersebut
akibat operasi alatberat di atasnya. Umumnya diperlukan lapisan tanah
setebal 50 cm yang dipadatkan di atas lapisan kedap air tersebut.
b) Persediaan tanah penutup perlu disiapkan di dekat lahan yang akan
dioperasikan untuk membantu kelancaran penutupan sampah;
terutama bila operasional dilakukan secara sanitary landfill. Pelatakan
tanah harus memperhatikan kemampuan operasi alat berat yang ada.
c) Sebagai bagian dari Persiapan lahan maka perlu dilakukanpemancangan
batas-batas kegiatan konstruksi sesuai dengan lay-out yang disiapkan.

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 15


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

4.3.2. Tahap Konstruksi


Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap konstruksi adalah rekruitmen
tenaga kerja, mobilisasi alat dan bahan, pengadaan bahan dan material,
konstruksi bangunan, konstruksi sarana penunjang.
4.3.2.1. Penerimaan Tenaga Kerja
Rekruitmen tenaga kerja konstruksi dilakukan saat akan dimulainya
pekerjaan konstruksi. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
konstruksi pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir sampah (TPA)
direncanakan adalah:.
▪ Jalan
▪ Pos Jaga
▪ Jembatan timbang
▪ Kantor
▪ Gudang
▪ IPL
▪ Workshop
▪ Drainase
▪ Taman/cuci truk/Lainnya
Tenaga kerja yang dibutuhkan pada tahap konstruksi pembangunan terdiri
dari (5) tenaga kerja terampil, pengawas, ahli mekanik dan listrik dan (25)
tenaga kerjaburuh. Kebutuhan tenaga kerja ini akan diprioritaskan bagi
tenaga kerja lokal sesuai dengan keahlian dan kualifikasi yang dibutuhkan.
Dapat diperkirakan sebanyak 30 orang tenaga kerja.

4.3.2.2. Mobilisasi alat dan Bahan Material


Peralatan yang akan digunakan ke lokasi kegiatan adalahberupa peralatan
bangunan sebelumnya dan pembangunan TPA beserta bangunan
pendukungnya lainnya.
Alat berat yang sering digunakan di TPA umumnya berupa: bulldozer,
excavator dan loader. Setiap jenis peralatantersebut memiliki karakteristik
yang berbeda dalamoperasionalnya. Bulldozer sangat efisien dalam operasi
perataan dan pemadatan tetapi kurang dalam kemampuan penggalian.
Excavator sangat efisien dalam operasi penggalian tetapi kurang dalam
perataan sampah. Sementara loader sangat efisien dalam pemindahan baik
tanah maupun sampah tetapi kurang dalam kemampuanpemadatan.
Untuk TPA kecil disarankan dapat memiliki bulldozer atau excavator,
sementara TPA yang besar umumnya memiliki ketiga jenis alat berat
tersebut.
Pengadaan material bangunan seperti pasir, batu dan kerikil akan
didatangkan dari sekitar lokasi proyek atau lokal dari Kaledupa dan
sekitarnya, maupun Kabupaten Wakatobi. Untuk material-material yang
tidak tersedia secara lokal akan didatangkan dari daerah lainsesuai dengan
kebutuhan proyek. Pengangkutan bahan dan material bangunan
Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 16
Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

menggunakan dump truck yang berkapasitas angkut 10 m3.


Kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan adalah melewati Jalan Lintas
Sumatera di Desa Balasuna Selatan Kecamatan Kaledupa sebagai jalan
utama sebelum memasuki areal rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan.

4.3.2.3. Konstruksi Bangunan


Pekerjaan struktur meliputi pekerjaan jalan dan bangunan-bangunan utama
dan bangunan penunjang operasional TPA.
1) Jalan
Konstruksi jalan TPA terdiri atas jalan utama dan jalan inspeksi. Jalan
utama selebar 8 m sedangkan jalan inspeksi lebar 4 m. jalan utama dibuat
denganperkerasan Beton atau Hotmix, sedangkan jalan inspeksi dibuat
dengan perkerasan aspal biasa saja.
2) Pos Jaga
Pos jaga merupakan fasilitas penerimaan dimaksudkan sebagai tempat
pemeriksaan sampah yang datang. biasanya Pos Jaga sering digabungkan
dengan jembatanTimbang untuk menyesuaikan lahan TPA yang kurang
luas. Bangunan Pos Jembatan timbang berfungsi untukpencatatan sampah
masuk sebagai dokumentasi dataoperasional TPA.
3) Kantor
Bangunan kantor merupakan tempat kegiatan administratif dalam
operasional TPA. Kantor direncanakan seluas 3 x 6 m.
4) Gudang
Bangunan gudang yang akan dibangun seluas 100 m2. Bangunan gudang
akan dipruntukkan untuk tempatpenyimpanan sementara hasil kegiatan
composting maupun hasil kegiatan 3R.
5) Bangunan IPL
Bangunan pengolah lindi (IPL) harus direncanakan sesuai dengan beban
kerja sesuai dengan perhitungan strutur. Bangunan IPL dibuat dari
kontruksi beton yang kuat mencegah terjadi kebocoran dari retakan
kontruksi bangunan IPL. Menginngat lindi adalah potensi pencemar ke
badan air maupun ke dalam air tanah, maka pencegahan awal dilakukan
dengan perencanaan yang sangat baik mengenai struktur bangunannya.
▪ Luas bangunan IPL didasarkan pada luas sel sampah sebagai tempat
penimbunan sampah. Perhitungan debit lindi harus memperhatikan
curah hujan setempat. Luasan bangunan IPL direncanakan 6 x 20m.
▪ Untuk menentukan tingkat keandalan struktur IPL, harus dilakukan
pemeriksaan keandalan bangunan IPL secara berkala sesuai ketentuan
dalam Pedoman/Petunjuk Teknis Tata Cara Pemeriksaan Keandalan
Bangunan IPL.
▪ Perbaikan atau perkuatan struktur bangunan IPL harus segera dilakukan
Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 17
Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

sesuai rekomendasi hasil pemeriksaan keandalan bangunan IPL,


sehingga bangunan IPL selalu memenuhi persyaratan keselamatan
struktur.
▪ Pemeriksaan keandalan bangunan IPL dilaksanakan secara berkala.

6) Workshop
Workshop merupakan bengkel yg diperlukan untuk pemeliharaan alat
berat di TPST serta memperbaiki kendaraan yang mengalami kerusakan
ringan yangterjadi di TPST, sehingga tidak sampai mengganggu operasi
pembuangan sampah. Peralatan bengkel harus disesuaikan dengan jenis
kerusakan yang akan ditangani. Adapun workshop yang akan dibangun
seluas 100 m2.
7) Drainase
Drainase sebagai pembawa aliran limpasan air hujan dari lokasi TPA agar
tidak masuk kedalam area timbunan sampah. Drainase dibuat di kiri dan
kananjalan operasional TPA dan dialirkan terpisah denga aliran air lindi
dari sel sampah. Saluran drainase langsung dialirkan menuju badan air
penerima.
8) Tempat Cuci Truk/Lainnya
Sarana air bersih di TPST diperlukan untuk pembersihan kendaraan
pengangkut sampah (truck), alat berat, keperluan mandi cuci bagi petugas
maupunoperator pengangku sampah. Selain itu apabila memungkinkan air
bersih juga diperlukan untuk menyiram debu disekitar jalan operasional
secara berkala untuk mengurangi polusi udara dari debu.

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 18


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Gambar B.5.
Tata Letak Pos Jaga, Kantor Dan Bangunan Penunjang Lainnya

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 19


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

4.3.2.4. Konstruksi Fasilitas Perlindungan Lingkungan


1) Lapisan Dasar Kedap Air
Lapisan dasar kedap air berfungsi untuk mencegah terjadinya pencemaran
lindi terhadap air tanah. Untukitu maka konstruksi dasar TPA harus cukup
kedap, baikdengan menggunakan lapisan dasar geomembrane/ geotextile
maupun lapisan tanah lempung dengankepadatan dan permeabilitas yang
memadai (<10-6 cm/det).
2) Jaringan Pengumpul Lindi
Pipa jaringan pengumpul lindi di dasar TPA berfungsiuntuk mengalirkan
lindi yang terbentuk dari timbunan sampah ke kolam penampung lindi.
Jaringan pengumpullindi dapat berupa pipa PVC berlubang yang dilindungi
oleh gravel.
3) Bangunan Pengolah Lindi (IPL)
Instalasi atau kolam pengolahan lindi berfungsi untuk menurunkan kadar
pencemar lindi sampai sesuai dengan ketentuan standar efluen yang
berlaku. Mengingat karakteristik lindi didominasi oleh komponen organik
dengan nilai BOD rata-rata 2000 - 10.000 ppm (Qasim, 1994), maka
pengolahan lindi yang disarankan minimal dengan proses pengolahan
biologi (secondarytreatment).
Secara umum proses pengolahan lindi secara sederhana terdiri dari
beberapa tahap sebagai berikut :
▪ Pengumpulan lindi, dilakukan di kolampengumpul
▪ Proses anaerobik, dilakukan di kolam anaerob (kedalaman > 2m).
Proses ini diharapkan dapatmenurunkan BOD sampai 60 %
▪ Proses fakultatif yang merupakan proses peralihan dari anaerobik,
dilakukan di kolam fakultatif. Proses ini diharapkan dapat menurunkan
BOD sampai 70 %
▪ Proses maturasi atau stabilisasi, dilakukan di kolam maturasi dengan
efisiensi proses 80 %
▪ Land treatment, dilakukan dengan membuat lahan yang berfungsi
sebagai saringan biologi yang terdiri dari ijuk, pasir, tanah dan tanaman
yang dapat menyerap bahan polutan.
Dalam kondisi efluen belum dapat mencapai nilai efluen yang diharapkan,
maka dapat dilakukan prosesresirkulasi lindi ke lahan timbunan sampah
melalui pipa resirkulasi.

1) Pipa Gas
Pipa gas berfungsi untuk mengalirkan gas daritimbunan sampah yang
terbentuk karena proses dekomposisi sampah oleh aktivitas
mikroorganisme. Tanpa adanya ventilasi yang memadai, akan dapat
menyebabkan tingginya akumulasi gas di timbunan sampah sehingga
sangat mudah terbakar. Gas yang mengalir dan keluar dari pipa gas

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 20


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

sebaiknya diolah sebagai biogas (di negara maju, gas dari landfill
dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga listrik). Tetapi apabila tidak
dilakukan pengolahan gas TPA, maka gas yang keluar dari pipa vent harus
dibakar, hal tersebut untuk menghindari terjadinya dampak negatif
terhadap pencemaran udara berupa efek rumahkaca (green house effect).
Pemasangan pipa gas berupa pipa PVC berlubang (vertikal) yang
dilindungi oleh casing yang diisi kerikil, harus dilakukan secara bertahap
sesuai dengan ketinggian lapisan sel sampah. Letak pipa gas agar berada
pada jalur jaringan pipa lindi.
2) Green Barrier
Untuk mengantisipasi penyebaran bau dan populasi lalat yang tinggi,
maka perlu dibuat green barrier berupa area pepohonan disekeliling TPA.
Tebal greenbarrier kurang lebih 5 m (canopi). Pohon yang cepattumbuh
dan rimbun untuk memenuhi kebutuhan ini antaralain jenis pohon angsana.
3) Sumur Uji
Sumur uji diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya pencemaran
terhadap air tanah yang disebabkan oleh adanya rembesan lindi dari dasar
TPA (dasar TPA tidak kedap, adanya retakan lapisan tanah, adanya
kebocoran geo membran).

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 21


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Gambar B.6.
Struktur Detail Jalan Masuk

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 22


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Gambar B.7.
Struktur Detail Jalan Operasi Temporer dan Permanen

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 23


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Gambar B.8
Potongan Melintang Drainase

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 24


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Gambar B.9.
Pola Jaringan Pipa

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 25


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Gambar B.10.

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 26


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Detail Pipa Pengumpul Lindi

Gambar B.11.
Detail Pipa Ventilasi Gas

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 27


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Gambar B.12.
Penutupan Lapisan Tanah

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 28


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

4.3.3. Tahap Operasional


4.3.3.1. Operasional
1) Penerimaan tenaga kerja
Untuk pengoperasian Tempat Pemrosesan Akhir sampah (TPA)
membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan ahli, dan pada level
tertentu diperlukan yang berpengalaman. Tenaga kerja yang dibutuhkan
pada tahap operasional adalah:
a. Operator Dozer dibutuhkan 1 orang bertugas untuk memadatkan dan
memindahkan sampah di TPST agartersedia ruang bagi tempat sampah
yang baru
b. Pencatat TPST dibutuhkan 2 orang pekerja
c. Penjaga Malam TPST dibutuhkan 2 orang untuk dapat menjaga lokasi
TPST secara bergantian.
2) Kegiatan Operasional Utama
Adapun kegiatan operasional utama di Tempat Pengelolaan Sampah
Terpadu adalah:
a. Pengangkutan; pengangkutan sampah dalam keadaan terbuka dapat
menyebabkan bau dan sampah berceceran di sepanjangjalan yang dilalui
truk.
b. Penimbunan dan pemadatan; penimbunan sampah dilakukan setiap
hari dengan menggunakan bulldozer sekaligus untuk tujua pemadatan.
c. Penutupan Tanah, penutupan tanah yang tidak memadai dapat
menyebabkan bau, populasi lalat tinggi dan pencemaran udara.
d. Ventilasi Gas; ventilasi gas yang tidak memadai menyebabkan
pencemaran udara, kebakaran dan bahaya asap.
Operasi dan pemeliharaan Tempat Pemrosesan Akhir sampah (TPA)
merupakan hal yang paling sulit dilaksanakan dari seluruh tahapan
pengelolaan TPST. Meskipun fasilitas TPST yang ada sudah cukup memadai,
apabila operasi dan pemeliharaan TPST tidak dilakukan dengan baik maka
tetapakan terjadi pencemaran lingkungan.
1) Pengolahan Sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST)
Pengolahan secara umum merupakan proses transformasi sampah baik
secara fisik, kimia maupun biologi.
a. Transformasi fisik
▪ Pemisahan komponen sampah: dilakukan secara manual atau
mekanis, Sampah yang bersifat heterogen dipisahkan menjadi
komponen komponennya, sehingga bersifat lebih homogen.
Langkah ini dilakukan untuk keperluan daur ulang. Demikian pula
sampah yang bersifat berbahaya dan beracun (misalnya sampah
laboratorium berupa sisa-sisa zat kimia) sedapat mungkin dipisahkan
dari jenis sampah lainnya, untuk kemudian diangkut ke tempat

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 29


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

pembuangan khusus.
▪ Mengurangi volume sampah dengan pemadatan atau kompaksi:
dilakukan dengan tekanan/kompaksi. Tujuan dari kegiatan ini adalah
untuk menekan kebutuhan ruang sehingga mempermudah
penyimpanan,pengangkutan dan pembuangan. Reduksi volume juga
bermanfaat untuk mengurangi biaya pengangkutan dan
pembuangan. Jenis sampah yang membutuhkan reduksi volume
antara lain: kertas,karton, plastik, kaleng.
▪ Mereduksi ukuran dari sampah dengan proses pencacahan. Tujuan
hampir sama dengan proses kompaksi dan juga bertujuan
memperluas permukaankontak dari komponen sampah.
b. Transformasi Kimia.
Perubahan bentuk sampah secara kimiawi dengan menggunakan
prinsip proses pembakaran atau insenerasi. Proses pembakaran sampah
dapat didefinisikan sebagai pengubahan bentuk sampah padatmenjadi
fasa gas,cair, dan produk padat yang terkonversi, dengan pelepasan
energi panas.
Proses pembakaran ini sangat dipengaruhi oleh karakteristik dan
komposisi sampah yaitu :
▪ Nilai kalor dari sampah, dimana semakin tinggi nilai kalor sampah
maka akan semakin mudah prosespembakaran berlangsung.
▪ Kadar air sampah, semakin kecil dari kadar air maka proses
pembakaran akan berlangsung lebih mudah.
▪ Ukuran partikel, semakin luas permukaan kontak dari partikel
sampah maka semakin mudah sampah terbakar.
Jenis pembakaran dapat dibedakan atas :
▪ Pembakaran stoikhiometrik, yaitu pembakaran yang dilakukan
dengan suplai udara/oksigen yang sesuai dengan kebutuhan untuk
pembakaran sempurna.
▪ Pembakaran dengan udara berlebih, yaitu pembakaran yang
dilakukan dengan suplai udara yang melebihi kebutuhan untuk
berlangsungnya pembakaran sempurna.
▪ Gasifikasi, yaitu proses pembakaran parsial pada kondisi
substoikhiometrik, di manaproduknya adalah gas-gas CO, H2, dan
hidrokarbon.
▪ Pirolisis, yaitu proses pembakaran tanpasuplai udara.
c. Transformasi Biologi
Perubahan bentuk sampah dengan memanfaatkan aktivitas
mikroorganisme untuk mendekomposisi sampah menjadi bahan stabil
yaitu kompos. Teknikbiotransformasi yang umum dikenal adalah:
▪ Komposting secara aerobik (produk berupakompos).
▪ Penguraian secara anaerobik (produk berupa gas metana, CO2 dan
gasgas lain, humus atau lumpur). Humus/lumpur/kompos yang
Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 30
Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

dihasilkan sebaiknya distabilisasi terlebih dahulu secara aerobik


sebelum digunakan sebagai kondisioner tanah.

2) Penanganan dan Karakteristik Limbah


Berdasarkan karakteristik, kandungan air lindi tidak berbeda dengan air
buangan domestik. Lindi merupakan air hasil ekstraksi sampah domestik
yang tercuci oleh air hujan. Zat organik yang terkandung dalam air lindi
lebih besar dari air buangan domestik. Maka, proses pengolahan yang
diperlukan yaitu secara biologi, fisika dan kimia agar lindi tersebut dapat
dibuang ke lingkungan. Prosespengolahan air lindi meliputi:
a. Ekualisasi. Proses ekualisasi dilakukan untuk menyeragamkan
konsentrasi air lindi. Proses ekualisasi dapat mengendapkan partikel-
partikel berukuran besar sehingga tidak masuk ke pengolahan
berikutnya.
b. Stabilisasi. Berdasarkan penggunaan oksigen, jenis-jenis kolam stabilisasi
yaitu aerob, anaerob dan fakultatif (aerob-anaerob).
c. Koagulasi. Koagulasi merupakan proses destabilisasi dari partikel
tersuspensi koloid sangat halus menjadi gumpalan yang dapat
diendapkan.
d. Flokulasi. Flokulasi yaitu proses penggumpalan padatan-padatan
sehingga membentuk flok lebih besar. Kolam penampung dan pengolah
lindi seringkali mengalamipendangkalan akibat endapan suspensi.
Hal ini akanmenyebabkan semakin kecilnya volume efektif kolam
yangberarti semakin berkurangnya waktu tinggal; yang akanberakibat
pada rendahnya efisiensi pengolahan yangberlangsung. Untuk itu perlu
diperhatikan agar kedalaman efektif kolam dapat dijaga. Lumpur
endapan yang mulai tinggi melampaui dasar efektifkolam harus segera
dikeluarkan. Alat berat excavator sangat efektif dalam pengeluaran
lumpur ini. Dalam beberapa hal dimana ukuran kolam tidak terlalu
besar juga dapat digunakan truk tinja untuk menyedot lumpur yang
terkumpul yang selanjutnya dapat dibiarkan mengering dan
dimanfaatkan sebagai tanah penutup sampah.

4.3.3.2. Pemeliharaan
1) Pemeliharaan Alat
Alat berat dan peralatan bermesin seperti pompa air lindisangat vital bagi
operasi TPA sehingga kehandalan dan unjuk kerjanya harus dipelihara
dengan prioritas tinggi.Buku manual pengoperasian dan pemeliharaan alat
berat harus selalu dijalankan dengan benar agar peralatan tersebut
terhindar dari kerusakan.
Kegiatan perawatan seperti penggantian minyak pelumas baik mesin
maupun transmisi harus diperhatikan sesuai ketentuan pemeliharaannya.
Demikian pula dengan pemeliharaan komponen seperti baterai, filter-
filter, dan lain-lain tidak boleh dilalaikan ataupun dihemat seperti banyak
Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 31
Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

dilakukan.
2) Pemeliharaan Jalan
Kerusakan jalan TPA umumnya dijumpai pada ruas jalan masuk dimana
kondisi jalan bergelombang maupun berlubang yang disebabkan oleh
beratnya beban truk sampah yang melintasinya. Jalan yang berlubang/
bergelombang menyebabkan kendaraan tidak dapat melintasinya dengan
lancar sehingga terjadi penurunan kecepatan yang berarti menurunnya
efisiensi pengangkutan; disamping lebih cepatausnya beberapa komponen
seperti kopling, rem dan lain-lain.
Keterbatasan dana dan kelembagaan untuk pemeliharaan seringkali
menjadi kendala perbaikan sehingga kerusakanjalan dibiarkan berlangsung
lama tanpa disadari telah menurunkan efisiensi pengangkutan. Hal ini
sebaiknya diantisipasi dengan melengkapi manajemen TPA/TPST dengan
kemampuan memperbaiki kerusakan jalan sekalipun bersifat temporer
seperti misalnya perkerasan dengan pasir dan batu.
Bagian lain yang juga sering mengalami kerusakan dan kesulitan adalah
jalan kerja dimana kondisi jalan temporer tersebut memiliki kestabilan
yang rendah; khususnya bila dibangun di atas sel sampah. Cukup banyak
pengalaman memberi contoh betapa jalan kerja yang tidak baik telah
menimbulkan kerusakan batang hidrolis pendorong bak pada dump truck;
terutama bila pengemudi memaksa membongkar sampah pada saat posisi
kendaraan tidak rata / horizontal.
Jalan kerja di banyak TPA juga memiliki faktor kesulitanlebih tinggi pada
saat hari hujan. Jalan yang licin menyebabkan truk sampah sulit bergerak
dan harus dibantu oleh alat berat; sehingga keseluruhan menyebabkan
waktu operasi pengangkutan di TPA menjadi lebih panjang dan
pemanfaatan alat berat untuk hal yang tidak efisien.
Sekali lagi perlu diperhatikan untuk memperbaiki kerusakan jalan sesegera
mungkin sebelum menjadi semakin parah. Pengurugan dengan sirtu
umumnya sangat efektif memperbaiki jalan yang bergelombang dan
berlubang.

2) Pemeliharaan Lapisan Penutup


Lapisan penutup TPA perlu dijaga kondisinya agar tetap dapat berfungsi
dengan baik. Perubahan temperatur dan kelembaban udara dapat
menyebabkan timbulnya retakan permukaan tanah yang memungkinkan
terjadinya aliran gas keluar dari TPA/TPST ataupun mempercepat
rembesan air pada saat hari hujan. Untuk itu retakan yang terjadi perlu
segera ditutup dengan tanah sejenis.
Proses penurunan permukaan tanah juga sering tidak berlangsung seragam
sehingga ada bagian yang menonjol maupun melengkung ke bawah.
Ketidakteraturan permukaan ini perlu diratakan dengan memperhatikan
kemiringan ke arah saluran drainase. Penanaman rumput dalam hal ini
Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 32
Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

dianjurkan untuk mengurangi efek retakan tanah melalui jaringan akar


yang dimiliki.
Pemeriksaan kondisi permukaan TPA perlu dilakukan minimal sebulan
sekali atau beberapa hari setelah terjadi hujan lebat untuk memastikan
tidak terjadinya perubahan drastis pada permukaan tanah penutup akibat
erosi air hujan.

3) Pemeliharaan Drainase
Pemeliharaan saluran drainase secara umum sangat mudah dilakukan.
Pemeriksaan rutin setiap minggu khususnya pada musim hujan perlu
dilakukan untuk menjaga agar tidakterjadi kerusakan saluran yang serius.
Saluran drainase perlu dipelihara dari tanaman rumput ataupun semak
yang mudah sekali tumbuh akibat tertinggalnya endapan tanah hasil
erosi tanah penutup TPA di dasar saluran. TPA di daerah bertopografi
perbukitan juga sering mengalami erosi akibat aliran airyang deras.
Lapisan semen yang retak atau pecah perlu segeradiperbaiki agar tidak
mudah lepas oleh erosi air; sementara saluran tanah yang berubah
profilnya akibat erosi perlu segera dikembalikan ke dimensi semula agar
dapat berfungsi mengalirkan air dengan baik.

4) Pemeliharaan Fasilitas Penanganan Lindi


Kolam penampung dan pengolah lindi seringkali mengalamipendangkalan
akibat endapan suspensi. Hal ini akan menyebabkan semakin kecilnya
volume efektif kolam yang berarti semakin berkurangnya waktu tinggal;
yang akan berakibat pada rendahnya efisiensi pengolahan yang
berlangsung. Untuk itu perlu diperhatikan agar kedalaman efektif kolam
dapat dijaga.

5) Pemeliharaan Fasilitas Lainnya


Fasilitas-fasilitas lain seperti bangunan kantor / pos,dan sebagainya perlu
dipelihara sebagaimana lazimnya bangunan umum seperti kebersihan,
pengecatan dan dsb.

6) Kualitas Udara Ambient


Pengukuran gas-gas polutan dan debu penting dilakukan untuk
mengetahui kondisi kualitas udara di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau
kegiatan di TPA. Pengukuran kualitas udara ambien dilakukan pada siang
hari pada beberapa parameter gas–gas polutan, meliputi SO2, CO, NO2,
PM2,5, PM10, dan O3. Kualitas udara mengacu pada baku mutu Peraturan
Pemerintah No. 41 Tahun 1999 TentangPengendalian Pencemaran Udara.

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 33


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Tabel B.6.
Kualitas Udara Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41
Tahun 1999 TentangPengendalian Pencemaran Udara
No. Parameter Waktu Baku Mutu
Pengukuran
1 SO2 1 Jam 900 ug/Nm3
(Sulfur Dioksida) 24 Jam 365 ug/Nm3
1 Thn 60 ug/Nm3
2 CO 1 Jam 30.000 ug/Nm3
(Karbon 24 Jam 10.000 ug/Nm3
Monoksida) 1 Thn -
3 NO2 1 Jam 400 ug/Nm3
(Nitrogen Dioksida) 24 Jam 150 ug/Nm3
1 Thn 100 ug/Nm3
4 O3 1 Jam 235 ug/Nm3
(Oksidan) 1 Thn 50 ug/Nm3
5 HC 3 Jam 160 ug/Nm3
(Hidro Karbon)
6 PM10 24 Jam 150 ug/Nm3
(Partikel < 10 um )
PM2,5 (*) 24 Jam 65 ug/Nm3
(Partikel < 2,5 um ) 1 Thn 15 ug/Nm3
7 TSP 24 Jam 230 ug/Nm3
(Debu) 1 Thn 90 ug/Nm3
8 Pb 24 Jam 2 ug/Nm3
(Timah Hitam) 1 Thn 1 ug/Nm3
9. Dustfall (Debu 30 hari 10
Jatuh) Ton/km2/Bulan
(Pemukiman)
20
Ton/km2/Bulan
(Industri)
10 Total Fluorides (asF) 24 Jam 3 ug/Nm3
90 hari 0,5 ug/Nm3
11. Fluor Indeks 30 hari 40 u g/100 cm2
dari kertas
12. Khlorine & Khlorine 24 Jam 150 ug/Nm3
Dioksida
13. Sulphat Indeks 30 hari 1 mg SO3/100
cm3

Kualitas udara ditunjukkan dengan Indeks Standar Pencemar Udara


yang selanjutnya disingkat ISPU sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor
P.14/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2020 Tentang Indeks Standar
Pencemar Udara.
ISPU adalah angka yang tidak mempunyai satuan yang menggambarkan
kondisi mutu udara ambien di lokasi tertentu, yang didasarkan kepada
dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk hidup
lainnya.

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 34


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Tabel B.7.
Kualitas Udara Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Dan Kehutanan Nomor P.14/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2020
Tentang Indeks Standar Pencemar Udara
No. Parameter Waktu Konsentrasi ambien Hasil Kategori
Pengukuran nyata hasil Perhitungan ISPU
pengukuran ISPU
(µg/m3)
1. Partikulat 24 jam 35 35 Baik
(PM10)
2. Partikulat 24 jam 31,4 70 Sedang
(PM2.5)
3. Karbon 24 jam 1600 16 Baik
monoksida
(CO)
4. Nitrogen 24 jam 27 17 Baik
dioksida (NO2)
5. Sulfur 24 jam 30 38 Baik
dioksida (SO2)
6. Ozon (O3) 24 jam 25 10 Baik
7. Hidrokarbon 24 jam 21 23 Baik
(HC)

Parameter gas-gas polutan dan Air Quality Index (AQI) di Desa Balasuna
Selatan ditunjukkan melalui
https://www.accuweather.com/id/id/balasuna-selatan/3482750/air-
quality-index/3482750.

Tabel B.8.
Kualitas Udara Ambient di Balasuna Selatan
No. Parameter Kualitas Udara AQI
(µg/m3)
1. O3 18
2. PM10 18
3. PM2,5 17
18
4. NO2 0
5. CO 0
6. SO2 0
Keterangan: 14/8/2022

Kualitas AQI ditunjukkan sebagai berikut:


Baik 0-50
Sedang 51-100
Tidak sehat bagi kelompok sensitif 101-150
Tidak sehat 151-200
Sangat Tidak Sehat 201-300
Berbahaya 301+

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 35


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Kualitas udara di lokasi TPA akan mengalami persebaran ke berbagai area


di sekitarnya, dipengaruhi oleh kondisi cuaca harian, khususnya pola
persebaran angin.
Data dan informasi pola persebaran dan kecepatan angin untuk wilayah
di Kabupaten Wakatobi dapat diambil dari data cuaca harian yang
dihasilkan dari stasiun BMKG terdekat, dalam hal ini stasiun BMKG
Betoambari.
Berdasarkan data tersebut dapat divisualisasikan pola persebaran angin di
lokasi TPA Balasuna Selatan dengan menggunakan Wind Rose (WR Plot),
sebagai berikut.

Gambar B.13.
WR Plot angin pada TPA Balasuna Selatan

Berdasarkan WR Plot tersebut, nampak bahwa arah angin dominan pada


Musim Timur adalah Barat Daya dan Selatan Barat Daya, sedangkan pada
musim Barat adalah Timur Laut dan Timur-Timur Laut.

7) Kualitas Air
Kualitas air tanah dilakukan pengamatan pada air sumur penduduk Desa
Balasuna Selatan, baik parameter fisik, kimia dan mikrobiologi. Hasil
pengukuran selanjutnya dibandingkna dengan Peraturan Pemerintah No.
82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian
Pencemaran Air untuk parameter fisik-kimia, dan Permenkes No. 32 tahun
2017 tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan untuk
Keperluan Higienis Sanitasi, Kolam Renang, dan Permandian Umum.

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 36


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Tabel B.9.
Hasil Pengukuran Parameter Fisik-Kimia Kualitas Sumur Gali
Desa Balasuna Selatan
No Parameter Satuan Hasil Baku Mutu Kelas I
1. Bau - Tidak berbau Tidak berbau
2. Rasa - Tidak berasa Tidak berasa
3. Warna Skala TCU 5 -
4. Suhu* 0C 27 -
5. pH (Derajat - 7,24 -
Keasaman)*
6. Kesadahan (CaCO3) mg/l 112,2 -
7. Klorida (Cl) mg/l 28,88 600
8. Nitrat (NO3) mg/l 2,10 10
9. Nitrit (NO2) mg/l 0,02 0,06
10. Besi (Fe) mg/l 0,05 0,3
11. Mangan* (Mn) mg/l < 0,0016 -
12. Fluorida (F) mg/l < 0,02 0,5
*Terakreditasi

Dari semua hasil pengukuran parameter di atas, nampak bahwa semua


parameter masih berada di bawah baku mutu yang dipersyaratkan.
Adapun untuk parameter mikrobiologi ditunjukkan sebagaimana tabel
berikut.
Tabel B.10.
Hasil Pengukuran Parameter Mikrobiologi Kualitas Sumur
Gali Desa Balasuna Selatan
No Parameter Satuan Hasil Baku Mutu
1. Total Coliform MPN/100 mL 166 50*
2. E. Coli - Negatif (-) Negatif (-)
* Permenkes No. 32 tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan

Kesehatan untuk Keperluan Higienis Sanitasi, Kolam Renang, dan Permandian Umum.

Untuk kegiatan pengoperasian TPA, telah dipersyaratkan pentingnya


pengendalian limbah cair berupa lindi yang berasal dari TPA. Lindi
tersebut telah ditentukan baku mutunya melalui Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Nomor
P.59/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 Tentang Baku Mutu Lindi Bagi Usaha
dan/atau Kegiatan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah. Dalam regulasi
tersebut dijelaskan bahwa lindi adalah cairan yang timbul akibat masuknya
air eksternal ke dalam timbunan sampah, melarutkan dan membilas
materi-materi terlarut, termasuk materi organik hasil proses dekomposisi
secara biologi.

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 37


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Tabel B.11.
Baku Mutu Lindi
Kadar Paling Tinggi
Parameter
Nilai Satuan
pH 6–9 mg/L
BOD 150 mg/L
COD 300 mg/L
TSS 100 mg/L
N Total 60 mg/L
Merkuri 0,005 mg/L
Kadmium 0,1 mg/L

4.34. Pasca Operasi


Dalam menentukan TPA akan ditutup atau direhabilitasi, perlu dilakukan
evaluasi kualitas lingkungan. Penutupan TPA dapat dilakukan apabila TPA
tersebut memenuhi beberapa kriteria, yakni: TPA telah penuh dan tidak
mungkin diperluas, keberadaan TPA sudah tidak lagi sesuai dengan
RTRW/RTRK, dan sesuai dengan penilaian indeks risiko.
Secara teknis penutupan TPA permanen memperhatikan beberapa hal, yakni
pembuatan tata cara penutupan TPA yang meliputi (i) pra penutupan TPA,
pelaksanaan penutupan TPA dan pasca penutupan TPA, (ii) pengukuran
kondisi fisik TPA untuk mengetahui batasan kerja lokasi penutupan TPA dan
penyiapan konstruksi elemen penutupan TPA seperti tanggul, saluran
drainase dan lain-lain, (iii) rencana desain penutupan TPA yang meliputi
stabilisasi tumpukan sampah. Tanah penutup akhir, sistem drainase,
pengendalian lindi, pengendalian gas, kontrol pencemaran air, kontrol
terhadap kebakaran dan bau, pencegahan pembuangan ilegal, revegetasi dan
zona penyanggah, rencana aksi pemindahan pemukiman informal dan
keamanan TPA, dan kegiatan pasca penutupan TPA.
Rehabilitasi TPA dapat dilakukan apabila TPA telah (i) menimbulkan masalah
lingkungan sehingga rehabilitasi dilakukan untuk meminimalkan
permasalahan lingkungan yang terjadi, (ii) mengalami bencana dan masih
layak secara teknis untuk digunakan sebagai tempat pengurugan sampah, (iii)
Pemerintah Kabupaten masih sulit mendapatkan calon lahan pengembangan
TPA baru, (iv) masih memungkinkan untuk direhabilitasi baik melalui proses
lahan urug mining terlebih dahulu atau langsung digunakan kembali sebagai
area pengurugan sampah, (v) masih dapat dioperasikan dalam jangka waktu
minimal 5 tahun dan atau yang memiliki luas lebih dari 2 Ha, (vi) memenuhi
ketentuan teknis dalam tata cara pemilihan lokasi TPA, (vii) peruntukan
lahan TPA sesuai dengan rencana peruntukan sebuah kawasan dan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten, (vii) sesuai dengan penilaian indeks risiko,
(viii) kesediaan pengelola dan Pemerintah Daerah untuk mengoperasikan
TPA secara lahan urug terkendali atau lahan urug saniter dan tanggung jawab
pemeliharaanya, (ix) sampah yang ditimbun adalah sampah perkotaan bukan
Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 38
Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

sampah industri dan rumah sakit yang mengandung B3 (Bahan Beracun


Berbahaya), (x) kondisi sosial dan eknomi masyarakat sekitar lokasi
mendukung atau tidak ada konflik sosial yang berarti dari segi demografi,
sebaran permukiman jalan akses dan kondisi sosial menyangkut kepercayaan
masyarakat sekitar, (xi) tersedianya biaya untuk perencanaan, investasi,
operasi dan pemeliharaan TPA, serta (xii) ketersediaan rencana dan desain
terhadap penggunaan kembali lahan TPA sebagai area pengurugan sampah.
Rencana dan desain secara teknis meliputi: rencana penutupan tanah
sementara, rencana kegiatan penambangan lahan urug, bila dilakukan,
rencana pemasangan tanggul penahan sampah, perencanaan konstruksi
system pelapis dasar, perencanaan konstruksi pipa lindi, perencanaan
konstruksi pipa gas, perencanaan pengolahan lindi, perencanaan revegetasi
dan buffer area (green boundary), monitoring kualitas lingkungan, serta
perencanaan pasca operasi.
Kegiatan rehabilitasi TPA, secara teknis perlu memperhatikan pembuatan
rencana tindak rehabilitasi TPA yang meliputi penyiapan pembangunan,
operasional dan pemeliharaan serta monitoring operasi TPA, pengukuran
kondisi fisik TPA untuk mengetahui batasan lokasi rehabilitasi TPA, rencana
desain elemen rehabilitasi TPA seperti tanggul, penyiapan lapisan dasar sel
sampah (liner), pipa lindi dan gas, IPL, drainase dan lain-lain, pengelolaan
dan pengendalian lindi, pengelolaan dan pengendalian gas, kontrol
pencemaran lingkungan khususnya komponen udara/badan kualitas air, dan
kegiatan pasca operasi TPA.
Bilamana TPA akan ditutup selamanya dan tidak digunakan kembali sebagai
lahan pengurugan sampah, maka diperlukan kegiatan penyiapan penutupan
TPA yang meliputi pra penutupan TPA, pelaksanaan penutupan TPA dan
Pasca Penutupan TPA. Selain itu diperlukan pembentukan organisasi dan
manajemen bagi pelaksanaan kegiatan pasca penutupan TPA. Adapun
kegiatan yang perlu diperhatikan pasca penutupan TPA, adalah (i) evaluasi
secara rutin dan periodik terhadap elemen penutupan TPA untuk menjamin
proses penutupan TPA permanen aman bagi lingkungan dan tidak
membahayakan lingkungan, (ii) pembiayaan terkait kegiatan monitoring
kualitas udara (gas dan tingkat kebauan), dan monitoring populasi lalat.
Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala setiap 6 bulan sekali selama
rentang waktu 20 (dua puluh) tahun setelah TPA ditutup, dan (iii)
pemeliharaan dan kontrol terhadap sarana dan prasarana TPA meliputi
bangunan pengolah lindi, pengendalian gas dan drainase, pemeriharaan
vegetasi dan pemantauan dan penurunan lapisan dan stabilitas lereng.
Namun, bilamana TPA akan digunakan kembali sebagai tempat pengurugan
sampah maka harus melalui tahap perencanaan dan desain TPA lahan urug
terkendali atau lahan urug saniter, di mana pelaksanaan manajemen operasi
TPA meliputi penetapan organisasi dan manajemen pelaksanaan
pembangunan, pelaksanaan operasional dan pemeliharaan serta monitoring
TPA.

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 39


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Pengaturan organisasi dan manajemen TPA untuk rehabilitasi, meliputi (i)


manajemen yang selama ini bertanggung jawab pada operasi TPA tetap
bertanggung jawab atau setidaknya terlibat selama periode rehabilitasi dan
pemeliharaan pasca operasi TPA, sampai masa tenggang waktu kewajiban
pasca operasi selesai sesuai peraturan, (ii) tugas manajemen adalah penyiapan
dan pelaksanaan rehabilitasi dan monitoring, mengukur dan mencatat
indikator pemeliharaan, melaksanakan tindak tanggap darurat bila
diperlukan, serta mitigasi pencegahan dampak negatif pasca operasi TPA, (iii)
melaksanakan pekerjaan konstruksi, rehabilitasi serta pemantauan sesuai
dengan rencana atau urutan yang berlaku, (iv) penggunaan bahan dan
pemasangannya dalam kegiatan tersebut diatas harus didasarkan atas desain,
spesifikasi dan SOP yang telah dibuat untuk rencana tersebut, (v) bila apa
yang dipasang tidak sesuai dengan gambar desain rehabilitasi, maka perlu
dibuat kembali as-build drawing disertai informasi spesifikasi teknis lainnya,
(vi) seperti halnya program pemeliharaan yang lain, perlu diutamakan
kegiatan pemeliharaan yang bersifat preventif untuk mencegah terjadinya
kerusakan dengan melaksanakan pemeliharaan rutin.

Gambar B.14.
Alur Pilihan Penilaian Indeks Risiko

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 40


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Gambar B.15.
Alur Pelaksanaan Kegiatan penutupan TPA

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 41


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Gambar B.16.
Alur Pilihan Aktivitas Rehabilitasi Dan Monitoring Pasca Penutupan TPA

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi B - 42


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

C. DAMPAK LINGKUNGAN
YANG DITIMBULKAN DAN
UPAYA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
SERTA UPAYA
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP

Kegiatan Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana Pembangunan TPA, ini secara


administrasi terletak di Desa Balasuna Selatan Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi.
Kajian dalam Dokumen ini difokuskan pada tahap pra konstruksi, konstruksi, operasi, dan
pasca operasi. Dampak yang terjadi baik pada tahap pra konstruksi, konstruksi, operasi,
dan pasca operasi harus diatasi dengan pengelolaan dan pemantauan lingkungan, agar
dampak negatif yang terjadi dapat diminimalkan dan dampak positif dapat dioptimalkan.
Identifikasi dampak lingkungan yang akan terjadi beserta besaran dampaknya dari kegiatan
pra konstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi TPA dapat dilihat pada matriks Tabel
C.1.

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C-1


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Tabel C.1. Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Rencana TPA

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Tahap Pra Konstruksi
I. Komponen Sosekbud
1. Survey Awal Keresahan Sejumlah - Berkoordinasi Masyarakat Selama Wawancara Masyarakat 1 (satu) kali 1. Instansi pelaksana yaitu
dan Observasi Masyarakat masyarakat di dengan aparat Ke yang berada kegiatan masyarakat yang berada selama pemrakarsa
Lapangan Desa Balasuna Kepala Desa dan di sekitar survey awal sekitar di sekitar kegiatan ini berkoordinasi dengan
Selatan ± 539 Kecamatan Kawasan TPA dan observasi Kawasan TPA berlangsung Satpol PP dan
jiwa - Penyuluhan/ lapangan Pemadam Kebakaran
sosialisasi kepada berlangsung Kabupaten Wakatobi
masyarakat sekitar 2. Instansi pengawas
lokasi melalui yaitu Camat Kaledupa
komunikasi secara 3. Instansi penerima
rutin laporan yaitu DLH
- Penerapan Kabupaten Wakatobi
pertimbangan
lingkungan dalam
proses perencanaan
2. Sosialisasi Persepsi Jumlah - Berkoordinasi Masyarakat Selama Wawancara Masyarakat 1 (satu) kali 1. Instansi pelaksana yaitu
Kegiatan Masyarakat prosentase dengan aparat Ke yang berada kegiatan masyarakat yang berada selama pemrakarsa
warga yang Kepala Desa dan di sekitar sosialiasi sekitar di sekitar kegiatan ini berkoordinasi dengan
mendukung Kecamatan Kawasan TPA berlangsung Kawasan TPA berlangsung Satpol PP dan
kegiatan TPA, - Penyuluhan/ Pemadam Kebakaran
yaitu sebesar > sosialisasi kepada Kabupaten Wakatobi
90% masyarakat sekitar 2. Instansi pengawas
lokasi melalui yaitu Camat Kaledupa
komunikasi secara 3. Instansi penerima
rutin laporan yaitu DLH
- Penerapan Kabupaten Wakatobi
pertimbangan
lingkungan dalam
proses perencanaan
3. Rekruitmen Peningkatan Tenaga kerja - Rekruitmen tenaga Masyarakat Selama Wawancara Masyarakat 1 (satu) kali 1. Instansi pelaksana
Tenaga Kerja Kesempatan yang diterima ± kerja dilakukan yang berada kegiatan masyarakat yang berada selama yaitu pemrakarsa
Konstruksi Kerja 30 orang secara terbuka dan di sekitar rekruitmen sekitar di sekitar kegiatan ini berkoordinasi dengan
tenaga kerja yang Kawasan TPA tenaga kerja Kawasan TPA berlangsung Dinas Sosial dan Dinas
dibutuhkan sesuai konstruksi Koperasi UKM dan

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C-2


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
dengan klasifikasi berlangsung Tenaga Kerja
yang telah Kabupaten Wakatobi
ditentukan dan 2. Instansi pengawas
penyerapan tenaga yaitu Camat Kaledupa
kerja kerja lokal di 3. Instansi penerima
sekitar wilayah laporan yaitu DLH
Kecamatan Kabupaten Wakatobi
Kaledupa
- Klasifikasi tenaga
kerja yang
dibutuhkan
diuraikan secara
jelas pada
pengumuman
rekruitment tenaga
kerja
- Pemasangan
pengumuman
rekruitment tenaga
kerja di ruang
berkumpul
masyarakat seperti
kantor ke Kepala
Desa dan
kecamatan
- Menginformasikan
pada masyarakat
sekitar mengenai
adanya peluang
kesempatan kerja
- Berkoordinasi
dengan Dinas
Koperasi UKM dan
Tenaga Kerja
Kabupaten
Wakatobi dan
aparat Ke Kepala

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C-3


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Desa dan
Kecamatan
Kaledupa
Kecemburuan Sejumlah - Rekruitmen tenaga Masyarakat Selama Wawancara Masyarakat 1 (satu) kali 1. Instansi pelaksana yaitu
Sosial masyarakat di kerja dilakukan yang berada kegiatan masyarakat yang berada selama pemrakarsa
Desa Balasuna secara terbuka dan di sekitar rekruitmen sekitar di sekitar kegiatan ini berkoordinasi dengan
Selatan ± 539 tenaga kerja yang Kawasan TPA tenaga kerja Kawasan TPA berlangsung Dinas Sosial dan Dinas
jiwa dibutuhkan sesuai konstruksi Koperasi UKM dan
dengan klasifikasi berlangsung Tenaga Kerja
yang telah Kabupaten Wakatobi
ditentukan dan 2. Instansi pengawas
penyerapan tenaga yaitu Camat Kaledupa
kerja kerja lokal di 3. Instansi penerima
sekitar wilayah laporan yaitu DLH
Kecamatan Kabupaten Wakatobi
Kaledupa
- Klasifikasi tenaga
kerja yang
dibutuhkan
diuraikan secara
jelas pada
pengumuman
rekruitment tenaga
kerja
- Pemasangan
pengumuman
rekruitment tenaga
kerja di ruang
berkumpul
masyarakat seperti
kantor ke Kepala
Desa dan
kecamatan
- Menginformasikan
pada masyarakat
sekitar mengenai
adanya peluang

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C-4


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
kesempatan kerja
- Berkoordinasi
dengan Dinas
Koperasi UKM dan
Tenaga Kerja
Kabupaten
Wakatobi dan
aparat Ke Kepala
Desa dan
Kecamatan
Kaledupa

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C-5


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
4. Pembersihan Meningkatnya Kualitas udara - Penyiraman jalan Lokasi Penyiraman - Pemantauan Lokasi TPA Pemantauan 1. Instansi pelaksana yaitu
lahan untuk kandungan ambien pada serta pengerasan kegiatan TPA jalan uji kualitas dapat pemrakarsa
rencana SO2, NO2 dan lokasi TPA dan jalan yang dilakukan udara ambien dilaksanakan berkoordinasi dengan
bangunan kadar debu di pemukiman digunakan untuk setiap hari berupa setiap 6 bulan pemerintah desa dan
TPA lokasi TPA penduduk mobilisasi bahan sedangkan parameter sekali. kecamatan
mengacu pada dan kegiatan perbaikan SO2, NO2, CO 2. Instansi pengawas
PP RI No. 41 transportasi, mesin 1 bulan dan debu. yaitu Camat Kaledupa
Tahun 1999 sehingga sekali - Pengambilan 3. Instansi penerima
tentang mengurangi debu sampel udara laporan yaitu DLH
Pengendalian yang diakibatkan (gas dan debu) Kabupaten Wakatobi
Pencemaran oleh lalu lintas dengan tabung
Udara. kendaraan. “ Impinger”
- Pencucian ban truk yang berisi
- Menyediakan larutan
masker untuk absorben
pekerja masing –
- Mendirikan pagar masing
pembatas (pagar polutan gas
seng /multiplek) di yang akan
lokasi dianalisis.
pembangunan. Udara
dialirkan
memasuki
larutan
absorben pada
kecepatan
aliran tertentu
menggunakan
pompa hisap.
2. Komponen Lingkungan

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C-6


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
5. Kegiatan Meningkatnya Besaran dampak - Memasang dinding Lokasi TPA Waktu dan Pengukuran Pemantauan Dilaksanakan 1. Instansi pelaksana yaitu
Pengelolaan kebisingan di sesuai baku pembatas proyek. periode intensitas Lokasi TPA setiap 6 bulan pemrakarsa
TPA Area TPA mutu lingkungan - Menyediakan ear pengelolaan kebisingan dan sekali. berkoordinasi dengan
yang berlaku plug untuk pekerja. lingkungan dengan pemukiman DLH Kabupaten
yaitu hidup menggunakan Wakatobi
KepMenLH dilakukan alat ukur Sound 2. Instansi pengawas
no.48 Tahun setiap hari Level Meter. yaitu Camat Kaledupa
1996 Tentang selama Baku Mutu yang 3. Instansi penerima
Baku Tingkat kegiatan digunakan: laporan yaitu DLH
Kebisingan. tahap Kepmen LH Kabupaten Wakatobi
kontruksi No.48 Tahun
berlangsung. 1996 Tentang
Baku Mutu
Tingkat
Kebisingan 70
dBA
Tahap Konstruksi
1. Komponen Sosbud
1. Mobilisasi Peningkatan Muncul usaha - Penyediaan area Lokasi Selama 1. Wawancara Desa Balasuna 1 (satu) kali 1. Instansi pelaksana yaitu
Tenaga Kerja Kesempatan baru yang jualan di lokasi kegiatan TPA kegiatan masyarakat Selatan selama pemrakarsa
Kontruksi Berusaha tertata dan tidak kegiatan TPA dan mobilisasi sekitar kegiatan ini berkoordinasi dengan
mengganggu memberikan tenaga kerja 2. Melakukan berlangsung Dinas Koperasi UKM
fasilitas umum kesempatan konstruksi pengamatan dan Tenaga Kerja
seperti jalan di masyarakat untuk berlangsung lapangan Kabupaten Wakatobi
sekitar lokasi membuka usaha terhadap 2. Instansi pengawas
kegiatan sebagai pembukaan yaitu Dinas Koperasi
wirausahawan usaha baru di UKM dan Tenaga
seperti membuka sekitar lokasi Kerja Kabupaten
warung, jasa, kegiatan Wakatobi dan Kantor
catering, usaha Kecamatan Kaledupa
tempat kos dan 3. Instansi penerima
lainya yang laporan yaitu Dinas
menyediakan Koperasi UKM dan
kebutuhan bagi Tenaga Kerja
tenaga kerja Kabupaten Wakatobi
- Memberi dan DLH Kabupaten
kesempatan bagi Wakatobi

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C-7


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
warga sekitar untuk
membuka usaha
non permanen yang
menyediakan
kebutuhan bagi
tenaga kerja selama
kegiatan konstruksi
sesuai dengan
aturan ataupun
kesepakatan &
apabila berada di
dalam lokasi
kegiatan akan
ditentukan oleh
pihak pemrakarsa
- Bekerjasama dengan
pemerintah
setempat.
Keresahan Sejumlah - Pengadaan posko Desa Selama Wawancara Desa Balasuna 1 (satu) kali 1. Instansi pelaksana yaitu
Masyarakat masyarakat di pengaduan Balasuna kegiatan masyarakat Selatan selama pemrakarsa
Desa Balasuna - Melakukan Selatan mobilisasi sekitar kegiatan ini berkoordinasi dengan
Selatan ± 539 koordinasi dengan tenaga kerja berlangsung Satpol PP dan
jiwa Kepala Desa dan konstruksi Pemadam Kebakaran
aparat setempat berlangsung Kabupaten Wakatobi
serta membentuk 2. Instansi pengawas
wadah pengaduan yaitu Camat Kaledupa
yang dapat 3. Instansi penerima
menampung laporan yaitu DLH
masukan dari Kabupaten Wakatobi
masyarakat
setempat
- Koordinasi dengan
Camat, Kades,
RT/RW dan
Muspika
2. Komponen Lingkungan
1. Mobilisasi Penurunan Parameter udara - Menutup material Jalur yang Selama Pengukuran Jalur yang Selama 1. Instansi pelaksana

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C-8


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Peralatan dan Kualitas Udara ambien pada 2 debu dilalui kegiatan langsung di dilalui kegiatan pemrakarsa
Material titik lokasi - Pengangkutan mobilisasi mobilisasi lapangan mobilisasi mobilisasi berkoordinasi dengan
pengambilan material yang peralatan peralatan dan bekerjasama peralatan dan peralatan dan DLH Kabupaten
sampel di lokasi berpotensi debu dan material material dengan material material Wakatobi
kegiatan tidak dengan truk berlangsung laboratorium berlangsung 2. Instansi pengawas
melebihi baku tertutup lingkungan yaitu DLH Kabupaten
mutu lingkungan - Pembatasan terakreditasi Wakatobi
sesuai Peraturan kecepatan KAN 3. Instansi penerima
Pemerintah No. kendaraan maksimal laporan yaitu DLH
41 Tahun 1999 40 km/jam Kabupaten Wakatobi
Tentang - Penyediaan sarana
Pengendalian pencucian roda
Pencemaran pada lokasi kegiatan
Udara, yaitu : untuk pembersihan
• CO di bawah roda kendaraan
baku mutu, pengangkut material
yaitu <30.000 ataupun alat berat
µg/Nm3 sebelum
• SO2 di bawah meninggalkan lokasi
baku mutu, kegiatan
yaitu <900 - Pembersihan roda
µg/Nm3 kendaraan
• NO2 di bawah pengangkut material
baku mutu, ataupun alat berat
yaitu <400 sebelum
µg/Nm3 meninggalkan lokasi
• Pb di bawah kegiatan
baku mutu, - Menginformasikan
yaitu 1 pada masyarakat
µg/Nm3 sekitar mengenai
• Debu, di jadwal mobilisasi
bawah baku peralatan dan
mutu, yaitu material
<230 µg/Nm3 - Berkoordinasi
dengan DLH
Kabupaten
Wakatobi

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C-9


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Peningkatan Intensitas - Pemilihan alat berat Jalur yang Selama Sampling dan Lokasi Jalur yang 1. Instansi pelaksana yaitu
Kebisingan kebisingan pada dengan tingkat dilalui kegiatan pengukuran kegiatan TPA dilalui pemrakarsa
2 titik lokasi kebisingan rendah mobilisasi mobilisasi langsungdi mobilisasi berkoordinasi dengan
pengambilan - Penggunaan peralatan peralatan dan lapangan peralatan dan DLH Kabupaten
sampel di lokasi kendaraan yang dan material material menggunakan material Wakatobi
kegiatan tidak memenuhi syarat berlangsung alat (Sound level 2. Instansi pengawas
melebihi baku layak jalan secara meter) di yaitu DLH Kabupaten
mutu sesuai administrasi dan lapangan Wakatobi
Keputusan teknis bekerjasama 3. Instansi penerima
Menteri Negara - Pembatasan dengan laporan yaitu DLH
LH No. 48 kecepatan laboratorium Kabupaten Wakatobi
tahun 1996 yaitu kendaraan lingkungan
untuk maksimal 40 terakreditasi
peruntukan km/jam KAN
kawasan TPA - Maintenance
dengan tingkat teratur pada mesin
kebisingan yang kendaraan yang
disyaratkan 70 digunakan
dBA, - Pengaturan jam
kerja sedapat
mungkin tidak
melakukan kerja
pada malam hari
dan pada waktu
istirahat penduduk
terutama yang
menimbulkan
kebisingan sehingga
tidak mengganggu
masyarakat sekitar
- Berkoordinasi
dengan DLH
Kabupaten
Wakatobi
Terganggunya Sepanjang jalan - Menyediakan Jalur yang Selama Pengamatan dan Jalur yang 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
Lalu Lintas pengangkutan petugas untuk dilalui kegiatan inventarisasi di dilalui bulan sekali pemrakarsa
peralatan dan mengatur lalu lintas mobilisasi mobilisasi lapangan mobilisasi selama berkoordinasi dengan

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 10


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
material tidak - Memasang rambu peralatan peralatan dan peralatan kegiatan ini Polsek Kecamatan
terjadi lalu lintas sementara dan material material berlangsung Kaledupa, Dinas
kemacetan - Membatasi berlangsung Perhubungan
kecepatan dan Kabupaten Wakatobi
tonase truck sesuai 2. Instansi pengawas
dengan kelas jalan yaitu Polsek
- Pengangkutan Kecamatan Kaledupa,
dilakukan pada jam- Dinas Perhubungan
jam Kabupaten Wakatobi,
- Mengatur jadwal Dinas PUTRPE Kab
mobilisasi peralatan Wakatobi, DLH
dan kendaraan Kabupaten Wakatobi
pengangkut 3. Instansi penerima
material di luar jam- laporan yaitu Polsek
jam padat yang Kecamatan Kaledupa,
dapat diketahui Dinas Perhubungan
melalui manajemen Kabupaten Wakatobi,
rekayasa lalu lintas Dinas PUTRPE Kab
- Melaksanakan Wakatobi, DLH
prosedur teknis di Kabupaten Wakatobi
dalam spesifikasi
umum bina marga
2010

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 11


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Timbulnya Volume ceceran - Pengangkutan Jalur yang Selama Pengukuran dan Jalur yang 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
Tumpahan material material dilakukan dilalui kegiatan pengamatan di dilalui bulan sekali pemrakarsa
Material di dengan mobilisasi mobilisasi lapangan mobilisasi selama berkoordinasi dengan
Jalan menggunakan truk peralatan peralatan dan peralatan kegiatan ini DLH Kabupaten
penutup atau dan material material berlangsung Wakatobi
dengan berlangsung 2. Instansi pengawas
menggunakan yaitu Camat Kaledupa
terpal dan Camat Kaledupa
- Membatasi Selatan
kecepatan dan 3. Instansi penerima
tonase truck sesuai laporan yaitu DLH
dengan kelas jalan Kabupaten Wakatobi
- Pencucian roda ban
sesaat sebelum
keluar dari lokasi
- Melaksanakan
prosedur teknis di
dalam spesifikasi
umum bina marga
2010

3. Penyediaan Penurunan Parameter udara - Melakukan Lokasi Selama Pengukuran Lokasi 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
dan Kualitas Udara ambien pada 2 pemagaran area basecamp kegiatan langsung di basecamp bulan sekali pemrakarsa
Pengoperasian titik lokasi kegiatan untuk kegiatan TPA penyediaan lapangan kegiatan TPA selama berkoordinasi dengan
Basecamp pengambilan mencegah dan bekerjasama kegiatan ini DLH Kabupaten
sampel di lokasi penyebaran debu pengoperasian dengan berlangsung Wakatobi
kegiatan tidak - Melakukan basecamp laboratorium 2. Instansi pengawas
melebihi baku penyiraman lahan berlangsung lingkungan yaitu DLH Kabupaten
mutu lingkungan secara berkala terakreditasi Wakatobi
sesuai Peraturan - Melakukan KAN 3. Instansi penerima
Pemerintah No. perawatan laporan yaitu DLH
41 Tahun 1999 kendaraan/ Kabupaten Wakatobi
Tentang peralatan secara
Pengendalian rutin
Pencemaran - Melaksanakan
Udara, yaitu : prosedur teknis di
- CO di bawah dalam spesifikasi

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 12


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
baku mutu, umum bina marga
yaitu 2010
<30.000
µg/Nm3
- SO2 di
bawah baku
mutu, yaitu
<900
µg/Nm3
- NO2 di
bawah baku
mutu, yaitu
<400
µg/Nm3
- Pb di bawah
baku mutu,
yaitu 1
µg/Nm3
- Debu di
bawah baku
mutu, yaitu
<230
µg/Nm3
Peningkatan Intensitas - Pengaturan jadwal Lokasi Selama Sampling dan Lokasi 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
Kebisingan kebisingan pada pelaksanaan pada basecamp kegiatan pengukuran basecamp bulan sekali pemrakarsa
2 titik lokasi siang hari kegiatan TPA penyediaan langsungdi kegiatan TPA selama berkoordinasi dengan
pengambilan - Melakukan dan lapangan kegiatan ini DLH Kabupaten
sampel di lokasi perawatan pengoperasian menggunakan berlangsung Wakatobi
kegiatan tidak kendaraan/ basecamp alat (Sound level 2. Instansi pengawas
melebihi baku peralatan secara berlangsung meter) di yaitu DLH Kabupaten
mutu sesuai berkala lapangan Wakatobi
Keputusan - Berkoordinasi bekerjasama 3. Instansi penerima
Menteri Negara dengan warga dengan laporan yaitu DLH
LH No. 48 sekitar lokasi laboratorium Kabupaten Wakatobi
tahun 1996 yaitu kegiatan apabila lingkungan
untuk kegiatan yang terakreditasi
peruntukan dilakukan KAN

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 13


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
kawasan TPA - Melaksanakan
dengan tingkat prosedur teknis di
kebisingan yang dalam spesifikasi
diyaratkan 70 umum bina marga
dBA, 2010
Peningkatan - Jumlah - Penyediaan tempat Lokasi Selama Pengamatan dan Lokasi 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
Limbah Padat tenaga kerja sampah yang basecamp kegiatan inventarisasi di basecamp bulan sekali pemrakarsa
Domestik pada tahap memadai (kapasitas kegiatan TPA penyediaan lapangan kegiatan TPA selama berkoordinasi dengan
konstruksi ± mencukupi) dan dan kegiatan ini DLH Kabupaten
30 orang tempat sampah pengoperasian berlangsung Wakatobi
- Timbulan terpisah (sampah basecamp 2. Instansi pengawas
sampah yang basah dan kering) berlangsung yaitu DLH Kabupaten
dihasilkan serta kondisi Wakatobi
oleh tenaga tertutup 3. Instansi penerima
kerja - Membuang sampah laporan yaitu DLH
konstruksi yang telah Kabupaten Wakatobi
yaitu 30 terkumpul pada
orang x tempat sampah
0,6625 secara rutin setiap
kg/orang/har pagi
i = 19,88 - Pengelolaan
kg/hari sampah mandiri
dengan sistem 3R
- Pengangkutan dan
pembuangan
sampah sisa
pengolahan secara
rutin ke TPA dan
bekerjasama dengan
DLH Kabupaten
Wakatobi
- Pemasangan papan
himbauan
kebersihan
- Koordinasi DLH
Kabupaten
Wakatobi

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 14


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Peningkatan - Per orang - Penyediaan sarana Lokasi Selama 1. Pengamatan Lokasi 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
Limbah Cair membutuhkan sanitasi yang basecamp kegiatan dan basecamp bulan sekali pemrakarsa
Domestik air bersih 10 memadahi bagi kegiatan TPA penyediaan inventarisasi kegiatan TPA selama berkoordinasi dengan
l/jam, dalam para pekerja dan di lapangan kegiatan ini DLH Kabupaten
sehari (17 jam (Fasilitas MCK yang pengoperasian 2. Literatur & berlangsung Wakatobi
efektif), maka tertutup dan basecamp analogi 2. Instansi pengawas
170 l/orang. dilengkapi dengan berlangsung yaitu DLH Kabupaten
Untuk tangki septik) Wakatobi
kebutuhan 20 - Berkoordinasi 3. Instansi penerima
karyawan, dengan DLH laporan yaitu DLH
maka Kabupaten Kabupaten Wakatobi
dibutuhkan air Wakatobi
bersih 3.400 l,
- Per kendaraan
dibutuhkan air
bersih 250
l/hari. Untuk 2
kendaraan,
maka
dibutuhkan air
bersih 500 l.

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 15


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Gangguan Kondisi - Melakukan sistem Lokasi Selama Pengamatan Lokasi 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
Kamtibmas keamanan dan pengamanan basecamp kegiatan lapangan basecamp bulan sekali pemrakarsa
ketertiban dengan kegiatan TPA penyediaan kegiatan TPA selama berkoordinasi dengan
masyarakat di menempatkan dan kegiatan ini DLH Kabupaten
sekitar lokasi security di pos-pos pengoperasian berlangsung Wakatobi
kegiatan pengamanan pada basecamp 2. Instansi pengawas
setiap jalur keluar/ berlangsung yaitu DLH Kabupaten
masuk lokasi Wakatobi
kegiatan 3. Instansi penerima
- Pemberian lampu laporan yaitu DLH
penerangan jalan Kabupaten Wakatobi
- Penempatan
petugas keamanan
di pintu keluar
masuk TPA
- Pemberlakuan jam
malam untuk
keluar/ masuk lokasi
kegiatan
- Koordinasi dengan
Camat, Kades,
RT/RW dan
Muspika

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 16


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
4. Pembangunan Penurunan Parameter udara - Penyiraman lokasi Lokasi Selama Pengukuran Lokasi 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
Sarana dan Kualitas Udara ambien pada 2 area kegiatan kegiatan TPA kegiatan langsung di kegiatan TPA bulan sekali pemrakarsa
Prasarana TPA titik lokasi minimal 2 kali pembangunan lapangan selama berkoordinasi dengan
pengambilan sehari (siang & sore) sarana dan bekerjasama kegiatan ini DLH Kabupaten
sampel di lokasi - Menutup material prasarana TPA dengan berlangsung Wakatobi
kegiatan tidak yang berpotensi berlangsung laboratorium 2. Instansi pengawas
melebihi baku debu lingkungan yaitu DLH Kabupaten
mutu lingkungan - Pemagaran lokasi terakreditasi Wakatobi
sesuai Peraturan kegiatan KAN 3. Instansi penerima
Pemerintah No. - Penanaman pohon laporan yaitu DLH
41 Tahun 1999 bertajuk lebat yang Kabupaten Wakatobi
Tentang berpotensi untuk
Pengendalian menangkap sumber
Pencemaran polusi udara seperti
Udara, yaitu : pohon ketapang,
- CO di bawah trembesi, cemara,
baku mutu, tanaman hias
yaitu sanseviera sp., dll
<30.000 - Menginformasikan
µg/Nm3 pada masyarakat
- SO2 di sekitar mengenai
bawah baku jadwal kegiatan
mutu, yaitu pembangunan
<900 - Berkoordinasi
µg/Nm3 dengan DLH
- NO2 di Kabupaten
bawah baku Wakatobi
mutu, yaitu
<400
µg/Nm3
- Pb di bawah
baku mutu,
yaitu 1
µg/Nm3
- Debu di
bawah baku
mutu, yaitu

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 17


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
<230
µg/Nm3
Peningkatan Intensitas - Pengaturan jam Lokasi Selama Sampling dan Lokasi 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
Kebisingan kebisingan pada kerja sedapat kegiatan TPA kegiatan pengukuran kegiatan TPA bulan sekali pemrakarsa
2 titik lokasi mungkin tidak pembangunan langsungdi selama berkoordinasi dengan
pengambilan melakukan kerja sarana dan lapangan kegiatan ini DLH Kabupaten
sampel di lokasi pada malam hari prasarana TPA menggunakan berlangsung Wakatobi
kegiatan tidak dan pada waktu berlangsung alat (Sound level 2. Instansi pengawas
melebihi baku istirahat penduduk meter) di yaitu DLH Kabupaten
mutu sesuai terutama yang lapangan Wakatobi
Keputusan menimbulkan bekerjasama 3. Instansi penerima
Menteri Negara kebisingan sehingga dengan laporan yaitu DLH
LH No. 48 tidak mengganggu laboratorium Kabupaten Wakatobi
tahun 1996 yaitu masyarakat sekitar lingkungan
untuk - Pemagaran area terakreditasi
peruntukan kegiatan KAN
kawasan TPA - Penggunaan APD
dengan tingkat oleh para pekerja
kebisingan yang dalam lokasi
diyaratkan 70
dBA,
Peningkatan Volume padat - Pembuatan TPS Lokasi Selama Pengamatan dan Lokasi 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
Limbah Padat sisa material khusus untuk kegiatan TPA kegiatan inventarisasi di kegiatan TPA bulan sekali pemrakarsa
Sisa Material sampah sisa pembangunan lapangan selama berkoordinasi dengan
material dan sarana dan kegiatan ini DLH Kabupaten
pembuangannya prasarana TPA berlangsung Wakatobi
bekerjasama dengan berlangsung 2. Instansi pengawas
DLH dan pihak yaitu DLH Kabupaten
ketiga yang Wakatobi
membutuhkannya 3. Instansi penerima
- Sampah sisa laporan yaitu DLH
material yang masih Kabupaten Wakatobi
bisa dimanfaatkan
tidak langsung
dibuang ke TPA
Pencegahan Intensitas Menanam tanaman Di sepanjang Selama Pengamatan dan Lokasi 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
Longsor dan terjadinya pelindung tanah dan TPA kegiatan inventarisasi di kegiatan TPA bulan sekali pemrakarsa

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 18


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Erosi longsor dan peneduh (jenis pembangunan lapangan selama berkoordinasi dengan
erosi setempat, khas sarana dan kegiatan ini BPBD Kabupaten
daerah, mudah prasarana TPA berlangsung Wakatobi
ditanam dan berlangsung 2. Instansi pengawas
dipelihara, tidak yaitu DLH Kabupaten
mengganggu jalan) Wakatobi
3. Instansi penerima
laporan yaitu DLH
Kabupaten Wakatobi
5. Pembangunan Penurunan Parameter udara - Penyiraman lokasi Lokasi Selama Pengukuran Lokasi 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
Infrastruktur Kualitas Udara ambien pada 2 area kegiatan kegiatan TPA kegiatan langsung di kegiatan TPA bulan sekali pemrakarsa
TPA titik lokasi minimal 2 kali pembangunan lapangan selama berkoordinasi dengan
pengambilan sehari (siang & sore) infrastruktur bekerjasama kegiatan ini DLH Kabupaten
sampel di lokasi - Menutup material TPA dengan berlangsung Wakatobi
kegiatan tidak yang berpotensi berlangsung laboratorium 2. Instansi pengawas
melebihi baku debu lingkungan yaitu DLH Kabupaten
mutu lingkungan - Pemagaran lokasi terakreditasi Wakatobi
sesuai Peraturan kegiatan KAN 3. Instansi penerima
Pemerintah No. - Penanaman pohon laporan yaitu DLH
41 Tahun 1999 bertajuk lebat yang Kabupaten Wakatobi
Tentang berpotensi untuk
Pengendalian mennagkap sumber
Pencemaran polusi udara seperti
Udara, yaitu : pohon ketapang,
- CO di bawah trembesi, cemara,
baku mutu, tanaman hias
yaitu sanseviera sp., dll
<30.000 - Menginformasikan
µg/Nm3 pada masyarakat
- SO2 di sekitar mengenai
bawah baku jadwal kegiatan
mutu, yaitu pembangunan
<900 - Berkoordinasi
µg/Nm3 dengan DLH
- NO2 di Kabupaten
bawah baku Wakatobi
mutu, yaitu

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 19


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
<400
µg/Nm3
- Pb di bawah
baku mutu,
yaitu 1
µg/Nm3
- Debu di
bawah baku
mutu, yaitu
<230
µg/Nm3
Peningkatan Intensitas - Pengaturan jam Lokasi Selama Sampling dan Lokasi 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
Kebisingan kebisingan pada kerja sedapat kegiatan TPA kegiatan pengukuran kegiatan TPA bulan sekali pemrakarsa
2 titik lokasi mungkin tidak pembangunan langsung di selama berkoordinasi dengan
pengambilan melakukan kerja infrastruktur lapangan kegiatan ini DLH Kabupaten
sampel di lokasi pada malam hari TPA menggunakan berlangsung Wakatobi
kegiatan tidak dan pada waktu berlangsung alat (Sound level 2. Instansi pengawas
melebihi baku istirahat penduduk meter) di yaitu DLH Kabupaten
mutu sesuai terutama yang lapangan Wakatobi
Keputusan menimbulkan bekerjasama 3. Instansi penerima
Menteri Negara kebisingan sehingga dengan laporan yaitu DLH
LH No. 48 tidak mengganggu laboratorium Kabupaten Wakatobi
tahun 1996 yaitu masyarakat sekitar lingkungan
untuk - Pemagaran area terakreditasi
peruntukan kegiatan KAN
kawasan TPA - Penggunaan APD
dengan tingkat oleh para pekerja
kebisingan yang dalam lokasi
diyaratkan 70
dBA,
Peningkatan Volume padat - Pembuatan TPS Lokasi Selama Pengamatan dan Lokasi 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
Limbah Padat sisa material khusus untuk kegiatan TPA kegiatan inventarisasi di kegiatan TPA bulan sekali pemrakarsa
Sisa Material sampah sisa pembangunan lapangan selama berkoordinasi dengan
material dan infrastruktur kegiatan ini DLH Kabupaten
pembuangannya TPA berlangsung Wakatobi
bekerjasama dengan berlangsung 2. Instansi pengawas
DLH dan pihak yaitu DLH Kabupaten

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 20


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
ketiga yang Wakatobi
membutuhkannya 3. Instansi penerima
- Sampah sisa laporan yaitu DLH
material yang bisa Kabupaten Wakatobi
dimanfaatkan tidak
langsung dibuang ke
TPA
6. Pekerjaan Peningkatan Intensitas - Pemagaran area Lokasi Selama Sampling dan Lokasi 1 (satu) kali 1. Instansi pelaksana yaitu
Plumbing dan Kebisingan kebisingan pada kegiatan kegiatan TPA kegiatan pengukuran kegiatan TPA selama pemrakarsa
Mekanikal 2 titik lokasi - Penggunaan APD pekerjaan langsung di kegiatan ini berkoordinasi dengan
Elektrikal pengambilan oleh para pekerja plumbing dan lapangan berlangsung DLH Kabupaten
sampel di lokasi dalam lokasi mekanikal menggunakan Wakatobi
kegiatan tidak elektrikal alat (Sound level 2. Instansi pengawas
melebihi baku berlangsung meter) di yaitu DLH Kabupaten
mutu sesuai lapangan Wakatobi
Keputusan bekerjasama 3. Instansi penerima
Menteri Negara dengan laporan yaitu DLH
LH No. 48 laboratorium Kabupaten Wakatobi
tahun 1996 yaitu lingkungan
untuk terakreditasi
peruntukan KAN
kawasan TPA
dengan tingkat
kebisingan yang
diyaratkan 70
dBA,
7. Demobilisasi Penurunan Parameter udara - Menutup material Jalur yang Selama Pengukuran Jalur yang 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
Peralatan dan Kualitas Udara ambien pada 2 debu dilalui kegiatan langsung di dilalui bulan sekali pemrakarsa
Material titik lokasi - Pengangkutan demobilisasi demobilisasi lapangan demobilisasi selama berkoordinasi dengan
pengambilan material yang peralatan peralatan dan bekerjasama peralatan dan kegiatan ini DLH Kabupaten
sampel di lokasi berpotensi debu dan material material dengan material berlangsung Wakatobi
kegiatan tidak dengan truk berlangsung laboratorium 2. Instansi pengawas
melebihi baku tertutup lingkungan yaitu DLH Kabupaten
mutu lingkungan - Pembatasan terakreditasi Wakatobi
sesuai Peraturan kecepatan KAN 3. Instansi penerima
Pemerintah No. kendaraan laporan yaitu DLH
41 Tahun 1999 maksimal 40 Kabupaten Wakatobi

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 21


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Tentang km/jam
Pengendalian - Penyediaan sarana
Pencemaran pencucian roda
Udara, yaitu : pada lokasi kegiatan
- CO di bawah untuk pembersihan
baku mutu, roda kendaraan
yaitu pengangkut
<30.000 material ataupun
µg/Nm3 alat berat sebelum
- SO2 di meninggalkan lokasi
bawah baku kegiatan
mutu, yaitu - Pembersihan roda
<900 kendaraan
µg/Nm3 pengangkut
- NO2 di material ataupun
bawah baku alat berat sebelum
mutu, yaitu meninggalkan lokasi
<400 kegiatan
µg/Nm3 - Menginformasikan
- Pb di bawah pada masyarakat
baku mutu, sekitar mengenai
yaitu 1 jadwal mobilisasi
µg/Nm3 peralatan dan
- Debu di material
bawah baku - Berkoordinasi
mutu, yaitu dengan DLH
<230 Kabupaten
µg/Nm3 Wakatobi
Peningkatan Intensitas - Pemilihan alat berat Jalur yang Selama Sampling dan Jalur yang 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
Kebisingan kebisingan pada dengan tingkat dilalui kegiatan pengukuran dilalui bulan sekali pemrakarsa
2 titik lokasi kebisingan rendah demobilisasi demobilisasi langsung di demobilisasi selama berkoordinasi dengan
pengambilan - Penggunaan peralatan peralatan dan lapangan peralatan dan kegiatan ini DLH Kabupaten
sampel di lokasi kendaraan yang dan material material menggunakan material berlangsung Wakatobi
kegiatan tidak memenuhi syarat berlangsung alat (Sound level 2. Instansi pengawas
melebihi baku layak jalan secara meter) di yaitu DLH Kabupaten
mutu sesuai administrasi dan lapangan Wakatobi
Keputusan teknis bekerjasama 3. Instansi penerima

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 22


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Menteri Negara - Pembatasan dengan laporan yaitu DLH
LH No. 48 kecepatan laboratorium Kabupaten Wakatobi
tahun 1996 yaitu kendaraan lingkungan
untuk maksimal 40 terakreditasi
peruntukan km/jam KAN
kawasan TPA - Maintenance
dengan tingkat teratur pada mesin
kebisingan yang kendaraan yang
diyaratkan 70 digunakan
dBA, - Pengaturan jam
kerja sedapat
mungkin tidak
melakukan kerja
pada malam hari
dan pada waktu
istirahat penduduk
terutama yang
menimbulkan
kebisingan sehingga
tidak mengganggu
masyarakat sekitar
- Berkoordinasi
dengan DLH
Kabupaten
Wakatobi
3. Komponen Sosbud
8. Pengangkutan Terganggunya Sepanjang jalan - Menyediakan Jalur yang Selama Pengamatan dan Jalur yang 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
bahan dan Lalu Lintas pengangkutan petugas untuk dilalui kegiatan inventarisasi di dilalui bulan sekali pemrakarsa
material peralatan dan mengatur lalu lintas demobilisasi demobilisasi lapangan demobilisasi selama berkoordinasi dengan
material tidak - Memasang rambu peralatan peralatan dan peralatan dan kegiatan ini Polsek Kecamatan
terjadi lalu lintas sementara dan material material material berlangsung Kaledupa, Dinas
kemacetan - Membatasi berlangsung Perhubungan
kecepatan dan Kabupaten Wakatobi
tonase truck sesuai 2. Instansi pengawas
dengan kelas jalan yaitu Polsek
- Pengangkutan Kecamatan Kaledupa,
dilakukan pada jam- Dinas Perhubungan

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 23


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
jam Kabupaten Wakatobi,
- Mengatur jadwal Dinas PUTRPE Kab
mobilisasi peralatan Wakatobi, DLH
dan kendaraan Kabupaten Wakatobi
pengangkut 3. Instansi penerima
material di luar jam- laporan yaitu Polsek
jam padat yang Kecamatan Kaledupa,
dapat diketahui Dinas Perhubungan
melalui manajemen Kabupaten Wakatobi,
rekayasa lalu lintas Dinas PUTRPE Kab
- Melaksanakan Wakatobi, DLH
prosedur teknis di Kabupaten Wakatobi
dalam spesifikasi
umum bina marga
2010

Timbulnya Volume ceceran - Pengangkutan Jalur yang Selama Pengamatan dan Jalur yang 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
Tumpahan material material dilakukan dilalui kegiatan inventarisasi di dilalui bulan sekali pemrakarsa
Material di dengan demobilisasi demobilisasi lapangan demobilisasi selama berkoordinasi dengan
Jalan menggunakan truk peralatan peralatan dan peralatan dan kegiatan ini DLH Kabupaten
penutup atau dan material material material berlangsung Wakatobi
dengan berlangsung 2. Instansi pengawas
menggunakan yaitu Camat Kaledupa
terpal dan Camat Kaledupa
- Membatasi Selatan
kecepatan dan 3. Instansi penerima
tonase truck sesuai laporan yaitu DLH
dengan kelas jalan Kabupaten Wakatobi
- Pencucian roda ban
sesaat sebelum
keluar dari lokasi
- Melaksanakan
prosedur teknis di
dalam spesifikasi
umum bina marga
2010
9. Rekruitmen Peningkatan Tenaga kerja - Rekruitmen tenaga Lokasi Selama Wawancara Lokasi 1 (satu)kali 1. Instansi pelaksana

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 24


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Tenaga Kerja Kesempatan yang diterima ± kerja dilakukan kegiatan TPA kegiatan masyarakat kegiatan TPA selama yaitu pemrakarsa
Operasi Kerja 20 orang secara terbuka dan rekruitmen sekitar kegiatan ini berkoordinasi dengan
tenaga kerja yang tenaga kerja berlangsung Dinas Sosial dan Dinas
dibutuhkan sesuai operasi Koperasi UKM dan
dengan klasifikasi berlangsung Tenaga Kerja
yang telah Kabupaten Wakatobi
ditentukan dan 2. Instansi pengawas
penyerapan tenaga yaitu Camat Kaledupa
kerja kerja lokal di 3. Instansi penerima
sekitar wilayah laporan yaitu DLH
Kecamatan Kabupaten Wakatobi
Kaledupa
- Klasifikasi tenaga
kerja yang
dibutuhkan
diuraikan secara
jelas pada
pengumuman
rekruitment tenaga
kerja
- Pemasangan
pengumuman
rekruitment tenaga
kerja di ruang
berkumpul
masyarakat seperti
kantor ke Kepala
Desa dan
kecamatan
- Menginformasikan
pada masyarakat
sekitar mengenai
adanya peluang
kesempatan kerja
Tahap Operasi
1. Komponen Ekososbud
1. Kelembagaan Penertiban Meningkatnya - Membentuk Lokasi TPA Selama - Audit Di lokasi Setiap 6 1. Instansi pelaksana yaitu

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 25


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
pengelolaan kualitas kelembagaan kegiatan kelembagaan pemukiman (enam) bulan pemrakarsa
TPA pengelolaan pengelola TPA operasional - Wawancara masyarakat dilakukan berkoordinasi dengan
TPA - Pengelolaan TPA TPA masyarakat dan Lokasi evaluasi DLH Kabupaten
menggunakan sekitar TPA kelembagaan Wakatobi
desain sanitary - Pengamatan 2. Instansi pengawas
landfill dengan lapangan yaitu DLH Kabupaten
manajemen Zero Wakatobi
Waste to Landfill 3. Instansi penerima
(ZWTL) laporan yaitu DLH
Kabupaten Wakatobi
2. Aktivitas Gangguan Kondisi - Melakukan sistem Lokasi Selama - Wawancara Lokasi 6 (enam) 4. Instansi pelaksana yaitu
Karyawan Kamtibmas keamanan dan pengamanan kegiatan TPA kegiatan masyarakat kegiatan TPA bulan sekali pemrakarsa
ketertiban dengan pengoperasian sekitar selama berkoordinasi dengan
masyarakat di menempatkan TPA - Pengamatan kegiatan ini DLH Kabupaten
sekitar lokasi security di pos-pos berlangsung lapangan berlangsung Wakatobi
kegiatan pengamanan pada 5. Instansi pengawas
setiap jalur keluar/ yaitu DLH Kabupaten
masuk lokasi Wakatobi
kegiatan 6. Instansi penerima
- Pemberian lampu laporan yaitu DLH
penerangan jalan Kabupaten Wakatobi
- Penempatan
petugas keamanan
di pintu keluar
masuk TPA
- Pemberlakuan jam
malam untuk
keluar/ masuk lokasi
kegiatan
Bangkitan Lalu Tingkat derajat - Penggunaan Lokasi Selama Pengamatan dan Lokasi 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
Lintas kejenuhan jalan kendaraan sesuai kegiatan TPA kegiatan inventarisasi di kegiatan TPA bulan sekali pemrakarsa
yaitu kelas jalan yaitu pengoperasian lapangan selama berkoordinasi dengan
perbandingan jalan kelas I dengan TPA kegiatan ini Polsek Kecamatan
antara volume muatan yang berlangsung berlangsung Kaledupa, Dinas
lalu lintas diizinkan lebih besar Perhubungan
dengan dari 10 ton Kabupaten Wakatobi
kapasitas jalan - Perbaikan jalan 2. Instansi pengawas

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 26


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
yang rusak di sekitar yaitu Polsek
lokasi proyek akibat Kecamatan Kaledupa,
kegiatan ini Dinas Perhubungan
- Pemberian rambu- Kabupaten Wakatobi,
rambu pada area Dinas PUTRPE Kab
masuk dan keluar Wakatobi, DLH
lokasi TPA Kabupaten Wakatobi
- Penyediaan petugas 3. Instansi penerima
untuk mengatur lalu laporan yaitu Polsek
lintas di depan Kecamatan Kaledupa,
pintu masuk TPA Dinas Perhubungan
- Pemberian Kabupaten Wakatobi,
informasi kepada Dinas PUTRPE Kab
masyarakat terkait Wakatobi, DLH
pengaturan jadwal Kabupaten Wakatobi
kegiatan
- Koordinasi dengan
Polsek Kecamatan
Kaledupa dan Dinas
Perhubungan
Kabupaten
Wakatobi
Peningkatan Menumbuhkan - Hasil pemilahan Lokasi Selama - Evaluasi Lokasi Selama 1. Instansi pelaksana yaitu
Kesempatan pengelolaan sampah dikelola kegiatan TPA kegiatan kualitas kegiatan TPA kegiatan pemrakarsa
Berusaha TPA berorientasi secara ekonomis, pengoperasian pengelolaan operasional berkoordinasi dengan
ekonomis sampah organik TPA sampah Berlangsung, Dinas Koperasi UMKM
menjadi bahan baku berlangsung - Evaluasi dana setiap 6 dan Tenaga Kerja
pupuk organik yang operasional (enam) bulan Kabupaten Wakatobi
dapat diaplikasikan lembaga 2. Instansi pengawas
pada sektor pengelola yaitu Dinas Koperasi
pertanian sampah UMKM dan Tenaga
- Sampah anorganik Kerja Kabupaten
dapat dimanfaatkan Wakatobi dan
kembali: reuse dan Kecamatan Kaledupa
recycling 3. Instansi penerima
- Membangun laporan yaitu Dinas
kerjasama dengan Koperasi UMKM dan

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 27


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
lembaga-lembaga Tenaga Kerja
peduli sampah: Kabupaten Wakatobi
bank sampah, dan DLH Kabupaten
Trainer, dlsb. Wakatobi
2. Komponen Lingkungan
3, Aktivitas Peningkatan - Jumlah - Penyediaan tempat Lokasi Selama Pengamatan dan Lokasi 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
karyawan Limbah Padat tenaga kerja sampah yang kegiatan TPA kegiatan inventarisasi di kegiatan TPA bulan sekali pemrakarsa
Domestik pada tahap memadai (kapasitas pengoperasian lapangan selama berkoordinasi dengan
operasi ± 30 mencukupi) dan TPA kegiatan ini DLH Kabupaten
orang tempat sampah berlangsung berlangsung Wakatobi
- Jadi terpisah (sampah 2. Instansi pengawas
timbulan basah dan kering) yaitu DLH Kabupaten
sampah yang serta kondisi Wakatobi
dihasilkan tertutup 3. Instansi penerima
oleh - Membuang sampah laporan yaitu DLH
karyawan yang telah Kabupaten Wakatobi
yaitu 30 terkumpul pada
orang x tempat sampah
0,6625 secara rutin setiap
kg/orang/har pagi
i = 19,88 - Pengelolaan
kg/hari. sampah mandiri
dengan sistem 3R
- Pengangkutan dan
pembuangan
sampah sisa
pengolahan secara
rutin ke TPA dan
bekerjasama dengan
DLH Kabupaten
Wakatobi
- Pemasangan papan
himbauan
kebersihan
- Peningkatan - Per orang - Menyediakan Lokasi Selama Pengamatan dan Lokasi 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
Kebutuhan membutuhkan ground tank untuk kegiatan TPA kegiatan inventarisasi di kegiatan TPA bulan sekali pemrakarsa
Air Bersih 10 l/jam, penampungan air pengoperasian lapangan selama 2. Instansi pengawas

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 28


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
dalam sehari dari sumur dangkal TPA kegiatan ini yaitu DLH Kabupaten
(17 jam - Koordinasi dengan berlangsung berlangsung Wakatobi
efektif), maka DLH Kabupaten 3. Instansi penerima
170 l/orang. Wakatobi laporan yaitu DLH
Untuk Kabupaten Wakatobi
kebutuhan 20
karyawan,
maka
dibutuhkan
3.400 l,
- Per kendaraan
dibutuhkan
250 l/hari.
Untuk 2
kendaraan,
maka
dibutuhkan
500 l.
- Terjadinya Besaran dampak - Penyediaan Area Selama - Pemantauan Area Selama 1. Instansi pelaksana yaitu
Insiden bergantung peralatan fasilitas operasional kegiatan dilakukan operasional kegiatan pemrakarsa
Kebakaran pada lokasi, pemadam TPA operasional secara visual TPA operasional 2. Instansi pengawas yaitu
waktu dan kebakaran (tabung TPA dan dengan TPA Satpol PP & pemadam
fasilitas pemadam yang berlangsung, cek list status berlangsung, Kebakaran Kabupaten
pemadam berukuran 10-50kg, dilakukan peralatan/fasili dapat Wakatobi
kebakaran serta kantong pasir) sesuai setiap saat tas pemadam dilakukan 3. Instansi penerima
kesigapan dengan kebutuhan. (minimal kebakaran. setiap saat laporan yaitu DLH
karyawan dalam - Perlunya setiap bulan) - Pelatihan/ uji (minimal Kabupaten Wakatobi
pengendalian pemeriksaan secara berkala setiap bulan)
insiden berkala fasilitas kesiagaan
kebakaran. pemadam karyawan.
kebakaran dan - Parameter
jaringan instalasi yang dipantau
listrik. adalah
- Pembinaan personal kesiapan dan
yaitu dengan kelengkapan
pelatihan tanggap fasilitas
darurat pemadam

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 29


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
penanggulangan kebakaran,
kebakaran bagi para kesiapan dan
karyawan serta kesiagaan
disiplin ketat pada kayawan
upaya pencegahan dalam
kebakaran mengantisipasi
khususnya pada insiden
lokas-lokasi yang kebakaran,
sangat rawan Keamanan
terhadap insiden/ lingkungan
timbulnya terhadap
kebakaran. bahaya api
- Penempatan alat dan keamanan
pemadam harus jaringan listrik
mudah untuk terhadap
diambil dan tidak bahaya
terhalang oleh korsleting
fasilitas lain
4. Pengoperasian Penurunan Parameter udara - Penanaman pohon Lokasi Selama Pengukuran Lokasi 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
dan Kualitas Udara ambien pada 2 bertajuk lebat yang kegiatan TPA kegiatan langsung di kegiatan TPA bulan sekali pemrakarsa
Pemeliharaan titik lokasi berpotensi untuk pengoperasian lapangan selama berkoordinasi dengan
Sarana dan pengambilan mennagkap sumber TPA bekerjasama kegiatan ini DLH Kabupaten
Prasarana TPA sampel di lokasi polusi udara seperti berlangsung dengan berlangsung Wakatobi
kegiatan tidak pohon ketapang, laboratorium 2. Instansi pengawas
melebihi baku trembesi, cemara, lingkungan yaitu DLH Kabupaten
mutu tanaman hias terakreditasi Wakatobi
lingkungansesuai sanseviera sp., dll KAN 3. Instansi penerima
Peraturan - Berkoordinasi laporan yaitu DLH
Pemerintah No. dengan DLH Kabupaten Wakatobi
41 Tahun 1999 Kabupaten
Tentang Wakatobi
Pengendalian
Pencemaran
Udara, yaitu :
- CO di bawah
baku mutu,
yaitu

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 30


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
<30.000
µg/Nm3
- SO2 di bawah
baku mutu,
yaitu <900
µg/Nm3
- NO2 di
bawah baku
mutu, yaitu
<400
µg/Nm3
- Pb di bawah
baku mutu,
yaitu 1
µg/Nm3
- Debu, di
bawah baku
mutu, yaitu
<230
µg/Nm3
Peningkatan Intensitas - Pembatasan Lokasi Selama Sampling dan Lokasi 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
Kebisingan kebisingan pada kecepatan kegiatan TPA kegiatan pengukuran kegiatan TPA bulan sekali pemrakarsa
2 titik lokasi kendaraan pengoperasian langsungdi selama berkoordinasi dengan
pengambilan - Penanaman pohon TPA lapangan kegiatan ini DLH Kabupaten
sampel di lokasi bertajuk lebat berlangsung menggunakan berlangsung Wakatobi
kegiatan tidak seperti pohon alat (Sound level 2. Instansi pengawas
melebihi baku ketapang, trembesi, meter) di yaitu DLH Kabupaten
mutu sesuai cemara, tanaman lapangan Wakatobi
Keputusan hias sanseviera sp., bekerjasama 3. Instansi penerima
Menteri Negara dll dengan laporan yaitu DLH
LH No. 48 - Berkoordinasi laboratorium Kabupaten Wakatobi
tahun 1996 dengan pengelola lingkungan
dengan tingkat kawasan dan DLH terakreditasi
kebisingan yang Kabupaten KAN
disyaratkan 70 Wakatobi
dBA,
Peningkatan - Timbulan - Penyediaan tempat Lokasi Selama Pengamatan dan Lokasi 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 31


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Limbah Padat sampah yang sampah yang kegiatan TPA kegiatan inventarisasi di kegiatan TPA bulan sekali pemrakarsa
Domestik dihasilkan memadai (kapasitas pengoperasian lapangan selama berkoordinasi dengan
oleh di Pulau mencukupi) dan TPA kegiatan ini DLH Kabupaten
Kaledupa tempat sampah berlangsung berlangsung Wakatobi
adalah terpisah (sampah 2. Instansi pengawas
12.841 orang basah dan kering) yaitu DLH Kabupaten
0,6625 serta kondisi Wakatobi
kg/orang/har tertutup 3. Instansi penerima
i = 14,484 - Membuang sampah laporan yaitu DLH
kg/hari yang telah Kabupaten Wakatobi
terkumpul pada
tempat sampah
secara rutin setiap
pagi
- Pengelolaan
sampah mandiri
dengan sistem 3R
- Pengangkutan dan
pembuangan
sampah sisa
pengolahan secara
rutin ke TPA dan
bekerjasama dengan
DLH Kabupaten
Wakatobi
- Pemasangan papan
himbauan
kebersihan

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 32


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Peningkatan - Per orang - Penyediaan sarana Lokasi Selama 1. Pengamatan Lokasi 6 (enam) 1. Instansi pelaksana yaitu
Limbah Cair membutuhkan sanitasi yang kegiatan TPA kegiatan dan kegiatan TPA bulan sekali pemrakarsa
Domestik 10 l/jam, memadahi bagi pengoperasian inventarisasi selama berkoordinasi dengan
dalam sehari Karyawan (Fasilitas TPA di lapangan kegiatan ini DLH Kabupaten
(17 jam MCK yang tertutup berlangsung 2. Literatur & berlangsung Wakatobi
efektif), maka dan dilengkapi analogi 2. Instansi pengawas
170 l/orang. dengan tangki yaitu DLH Kabupaten
Untuk septik) Wakatobi
kebutuhan 20 - Pengoperasian 3. Instansi penerima
karyawan, TPST/TPA secara laporan yaitu DLH
maka Zero Waste to Kabupaten Wakatobi
dibutuhkan Landfill (ZWTL)
3.400 l, - Berkoordinasi
- Per kendaraan dengan DLH
dibutuhkan Kabupaten
250 l/hari. Wakatobi
Untuk 2
kendaraan,
maka
dibutuhkan
500 l.
Peningkatan Asumsi 0,071 Penanganan limbah Lokasi TPA Pengelolaan Pemantauan Lokasi TPA Selama 1. Instansi pelaksana yaitu
limbah B3 kg/o/h atau B3 disesuaikan dengan dilakukan limbah B3 kegiatan pemrakarsa
0,048 l/o/bln Pengelolaan Limbah setiap bulan disesuaikan operasional berkoordinasi dengan
setahun setara B3 sebagaimana dengan TPA DLH Kabupaten
378 m3/tahun Peraturan Pemerintah Pengelolaan berlangsung, Wakatobi
atau 559 Nomor 22 Tahun Limbah B3 minimal 6 2. Instansi pengawas
ton/tahun. 2021 tentang dalam Peraturan bulan sekali yaitu DLH Kabupaten
Penyelenggaraan Pemerintah Wakatobi
Perlindungan dan Nomor 22 3. Instansi penerima
Pengelolaan Tahun 2021 laporan yaitu DLH
Lingkungan Hidup tentang Kabupaten Wakatobi
(P3LH) Penyelenggaraan
Perlindungan
dan Pengelolaan
Lingkungan
Hidup (P3LH)

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 33


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Terjadinya Parameter H2S - Pekerja diharuskan Lokasi TPA - Pengelolaan Pemantauan TPA Selama 4. Instansi pelaksana yaitu
peningkatan dan NH3 yang menggunakan sampah kualitas udara kegiatan pemrakarsa
kebauan terukur diambil masker dilakukan ambien untuk operasional berkoordinasi dengan
pada saat - Menanam pohon di setiap hari parameter H2S TPA DLH Kabupaten
pemantauan sekeliling TPA - Penutupan dan NH3 berlangsung, Wakatobi
kualitas udara sebagai biofilter tanah dilakukan minimal 1 5. Instansi pengawas
ambien di lokasi - Penutupan tanah 3 dilakukan 3 dengan cara bulan sekali yaitu DLH Kabupaten
TPA hari sekali hari sekali pengambilan Wakatobi
sampel di 6. Instansi penerima
lapangan laporan yaitu DLH
3. mengacu Kabupaten Wakatobi
pada
KepmenLH RI
No. 50 tahun
1996 tentang
baku mutu
tingkat
kebauan.
- Perubahan Tumpukan - Membuat bangunan Kolam Selama Pemantauan Saluran Selama 1. Instansi pelaksana yaitu
kualitas air sampah di TPA fasilitas penampung kegiatan kualitas air drainase dan kegiatan pemrakarsa
- Pencemaran dan lindi dari perlindungan lindi TPA operasional limbah dengan juga kolam operasional berkoordinasi dengan
pada air dalam timbunan lingkungan yaitu TPA mengacu pada penampung TPA DLH Kabupaten
tanah sampah yang drainase berlangsung, Permen LH lindi TPA berlangsung, Wakatobi
melarutkan - Mengurangi dapat No.05 tahun 6 (enam) 2. Instansi pengawas
banyak senyawa timbulan lindi dilakukan 2014 tentang bulan sekali yaitu DLH Kabupaten
sehingga - Lapisan dasar setiap saat baku mutu Wakatobi
kandungan kedap air untuk limbah cair. 3. Instansi penerima
pencemar mencegah laporan yaitu DLH
sangat tinggi terjadinya Kabupaten Wakatobi
pencemaran lindi
terhadap air tanah
- Jaringan pengumpul
lindi untuk
mengalirkan lindi
ke kolam
- penampungan
berupa pipa PVC

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 34


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Lokasi Periode Bentuk Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber Besaran Bentuk Upaya
No. Jenis Dampak Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
berlubang yang
dilindungi gravel
Tahap Pasca Operasi
1. Komponen Lingkungan
1. Kegiatan Keberlanjutan Kondisi TPA - Monitoring operasi Lokasi TPA Sesuai umur Penilaian indeks Lokasi TPA Sesuai umur 1. Instansi pelaksana yaitu
rehabilitasi TPA dengan IR < TPA operasional risiko operasional pemrakarsa
TPA 600 - Pengukuran kondisi TPA TPA berkoordinasi dengan
fisik TPA untuk DLH Kabupaten
mengetahui batasan Wakatobi
lokasi rehabilitasi 2. Instansi pengawas
TPA yaitu DLH Kabupaten
- Rencana desain Wakatobi
elemen rehabilitasi 3. Instansi penerima
TPA laporan yaitu DLH
- Pengelolaan dan Kabupaten Wakatobi
pengendalian lindi
- Pengelolaan dan
pengendalian gas
- Kontrol pencemaran
lingkungan
khususnya
komponen
udara/badan
kualitas air

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi C - 35


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

D. JUMLAH DAN JENIS IZIN


PPLH YANG DIBUTUHKAN

Dalam hal usaha dan/ atau kegiatan yang direncanakan Pemrakarsa wajib memiliki Izin
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH). Tabel D.1. berikut ini merupakan
jenis-jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.

Tabel D.1. Jenis Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)

No. Jenis Izin PPLH Perlu Tidak Keterangan


1. Izin Pembuangan Limbah Cair √ - -
(IPLC)
2. Izin Pemanfaatan Air Limbah - √ -
untuk aplikasi ke tanah
3. Izin Penyimpanan Sementara √ - -
Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun
4. Izin Pengumpulan Limbah - √ -
Bahan Berbahaya dan Beracun
5. Izin Pengangkutan Limbah - √ -
Bahan Berbahaya dan Beracun
6. Izin Pemanfaatan Limbah - √ -
Bahan Berbahaya dan Beracun
7. Izin Pengolahan Limbah - √ -
Bahan Berbahaya dan Beracun
8. Izin Penimbunan Limbah - √ -
Bahan Berbahaya dan Beracun
9. Izin Pembuangan Air Limbah - √ -
ke Laut
10. Izin Dumping ke Laut - √ -
11. Izin Injeksi ke Dalam Formasi - √ -
12. Izin Venting ke Udara - √ -
Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, 2022

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi D-1


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN


MELAKSANAKAN KEGIATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : H. KAMARUDDIN, S.Pd., MM.
Jabatan : Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Wakatobi
Alamat : Jln. La Ode Ali No. 2 Telp. (0404) Wangi-Wangi
Selaku Penanggung Jawab atas kegiatan pembangunan dan operasional termasuk pengelolaan dan
pemantauan lingkungan dari kegiatan :
Nama Kegiatan : Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir Sampah
Lokasi kegiatan : Kelurahan Taipabu, Kecamatan Binongko, Kabupaten Wakatobi, Provinsi
Sulawesi Tenggara
Dengan ini menyatakan :
1. Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
Kegiatan Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir Sampah disusun berdasarkan dan sesuai
dengan kegiatan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan;
2. Kami telah memahami seluruh maksud yang tertuang dalam Dokumen UKL-UPL ini;
3. Kami sanggup melaksanakan Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) sebagaimana tertuang dalam Dokumen ini dan bersedia
secara berkala (setiap enam bulan) melaporkan hasilnya kepada instansi terkait;
4. Kami bersedia dipantau pada usaha kami sebagaimana tertuang di dalam dokumen ini oleh
pihak yang berwenang dan memiliki Surat Tugas dari Pejabat yang bertanggung jawab selama
kegiatan berlangsung sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
5. Apabila kami lalai dalam melaksanakan pernyataan butir 3 dan 4 yang kami kemukakan di
dalam Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-
UPL) ini, kami bersedia menghentikan kegiatan dan bertanggung jawab terhadap segala akibat
kelalaian kami serta sanggup menerima sanksi hukum sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
6. Kami bersedia memperbaharui dokumen UKL-UPL ini apabila terjadi perubahan mendasar
dalam kegiatan kami serta kami bersedia merevisi sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Demikian Surat Pernyataan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Wangi Wangi, 11nAgustus 2022


Pemrakarsa,

H. KAMARUDDIN, S.Pd., MM.


Kepala Dinas PU & TR Kab. Wakatobi

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi E-1


Dokumen UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2000, Himpunan Peraturan di Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan,


Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Jakarta.
Anonymous. Program Zero Waste to Landfill dari Waste4Change: Memastikan
Sampah Anda Tidak Berakhir di TPA. Diakses 20 Agustus 2022.
https://waste4change.com/blog/program-zero-waste-to-landfill-sampah-tidak-
berakhir-di-tpa/
Arifin, Syamsul, 2000, Penegakan Hukum Lingkungan Menuju Pembangunan
Berkelanjutan Yang Berwawasan Lingkungan , USU, Medan
Davis, L. Mackenzie and David A. Cornwell, 1991, Introduction to Environmental
Engineering, McGraw Hill Inc., New York
Hadari Nawawi, H, Prof. Dr, 1995, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University
Press.
Judith Petts, Envoronmental Impact Assesment for Waste Treatment & Disposal Facilities,
1996.
Keating, Michael, 1996, Bumi Lestari Menuju Abad 21, Agenda 21 dan Hasil KTT Bumi,
KONPHALINDO, Jakarta.
Kusuma, ND, Joko T., Astorina, N. Kajian Timbulan Sampah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) Rumah Tangga di Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Volume 5, Nomor 5, Oktober
2017 (ISSN: 2356-3346), http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
Longres, John F, 1990, Human Behavior in the social Environment, F.E Peacock Publisher,
Inc. Itaca, Illionis.
Mahida, UN, 2000, Pencemaran Air, Penerbit CV Rajawali, Jakarta.
Mitchell, Bruce, B. Setiawan, Dwita Hadi Rahmi, 2000, Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Qasim, Sanitary Landfill leachate generation, control & Treatment, Technomic Publishing
Company, 1994
Silalahi, Bennet NB, Dr. MA, Rumondang B. Silalahi MPH, 1985, Manajemen Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja , PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta
SNI 03-3241-1994 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA, Departemen Pekerjaan Umum,
1994
Supardi, Imam. Dr. Prof, 1994, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, Penerbit Alumni,
Bandung.
Surahmad, Winarno, 1979, Dasar dan Teknik Riset : Pengantar Metodologi Ilmiah, Tarsito,
Bandung.
Suryabrata, Sumadi, BA, 1997, Metodologi Penelitian, PT. Raja GrafindoPersada, Jakarta.
Tebut, T.H.Y, 1979, Principles of Water Quality Control, Oxford PergamonPress.
Thobanoglous, G, Theisen, Integrated Solid Waste Management. Mc Graw- Hill International

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi F-1


Dokumen UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Edition, 1993
Tjokrokusumo, KRT. Ir. 1995. Pengantar Injiniring Lingkungan, Sekolah Tinggi Teknik
Lingkungan “Yayasan Lingkungan Hidup” Yogyakarta.
Widyatmoko Dr. rer.nat. H, Dra. MM. Sintorini Moerdjoko, M. Kes., 2002, Menghindari,
Mengolah, dan Menyingkirkan Sampah, Abdi Tandur, Jakarta.

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi F-2


pg. 1
pg. 2
pg. 3
pg. 4
pg. 5
Sumber: https://www.accuweather.com/id/id/balasuna-selatan/3482750/air-quality-index/3482750

pg. 6
ID WMO : 97192
Nama Stasiun : Stasiun Meteorologi Beto Ambari
Lintang : -5.47000
Bujur : 122.62000
Elevasi : 233

Tahun Bulan Tanggal ddd_x ff_x


2020 1 1 250 3
2020 1 2 170 4
2020 1 3 170 4
2020 1 4 270 3
2020 1 5 40 5
2020 1 6 320 4
2020 1 7 60 4
2020 1 8 20 4
2020 1 9 40 3
2020 1 10 220 4
2020 1 11 230 5
2020 1 12 280 4
2020 1 13 190 3
2020 1 14 210 4
2020 1 15 190 3
2020 1 16 260 3
2020 1 17 180 5
2020 1 18 10 3
2020 1 19 270 4
2020 1 20 70 4
2020 1 21 40 3
2020 1 22 40 5
2020 1 23 200 5
2020 1 24 150 3
2020 1 25 190 3
2020 1 26 200 4
2020 1 27 210 5
2020 1 28 230 5
2020 1 29 210 4
2020 1 30 40 4
2020 1 31 60 4
2020 2 1 20 3
2020 2 2 80 3
2020 2 3 210 5
2020 2 5 180 3
2020 2 6 320 3
2020 2 7 50 3
2020 2 8 50 3
2020 2 9 40 3
2020 2 10 280 3
2020 2 11 70 3
2020 2 12 260 4
2020 2 13 240 2
2020 2 14 190 3
2020 2 15 210 5
2020 2 16 260 4
2020 2 17 180 3
2020 2 18 60 4
2020 2 19 50 3
2020 2 20 220 5
2020 2 21 180 4
2020 2 22 240 4
2020 2 23 190 4
2020 2 24 30 5
2020 2 25 200 4
2020 2 26 260 3
2020 2 27 70 4
2020 2 28 300 3
2020 2 29 30 3
2020 3 1 170 5
2020 3 2 160 3
2020 3 3 40 2
2020 3 4 300 4
2020 3 5 90 3
2020 3 6 230 5
2020 3 7 230 5
2020 3 8 220 3
2020 3 9 70 3
2020 3 10 240 2
2020 3 11 200 4
2020 3 12 200 4
2020 3 13 20 3
2020 3 14 260 3
2020 3 15 190 4
2020 3 16 50 3
2020 3 17 40 3
2020 3 18 70 3
2020 3 19 10 2
2020 3 20 170 2
2020 3 21 210 4
2020 3 22 180 4
2020 3 23 190 3
2020 3 24 110 3
2020 3 25 340 2
2020 3 26 50 3
2020 3 27 180 4
2020 3 28 200 3
2020 3 29 190 4
2020 3 30 180 5
2020 3 31 140 3
2020 4 1 240 3
2020 4 2 210 4
2020 4 3 210 5
2020 4 4 150 4
2020 4 7 200 3
2020 4 8 80 2
2020 4 9 280 2
2020 4 11 350 4
2020 4 12 190 6
2020 4 13 210 4
2020 4 14 220 4
2020 4 15 40 4
2020 4 16 70 4
2020 4 17 60 3
2020 4 18 30 4
2020 4 19 180 4
2020 4 20 230 3
2020 4 21 60 3
2020 4 22 70 3
2020 4 23 100 5
2020 4 24 30 4
2020 4 25 50 3
2020 4 28 150 4
2020 4 29 210 4
2020 4 30 90 4
2020 5 1 210 5
2020 5 2 60 4
2020 5 3 290 2
2020 5 4 160 3
2020 5 5 60 3
2020 5 6 170 4
2020 5 7 70 3
2020 5 8 50 5
2020 5 9 70 4
2020 5 10 90 5
2020 5 11 70 4
2020 5 12 70 4
2020 5 13 80 4
2020 5 14 70 5
2020 5 15 60 4
2020 5 16 60 4
2020 5 17 330 2
2020 5 18 340 3
2020 5 19 260 2
2020 5 20 180 4
2020 5 21 100 3
2020 5 22 160 2
2020 5 23 80 4
2020 5 24 60 4
2020 5 25 20 4
2020 5 26 180 4
2020 5 27 270 3
2020 5 28 250 3
2020 5 29 100 4
2020 5 30 60 4
2020 5 31 110 3
2020 6 1 70 2
2020 6 2 120 5
2020 6 3 100 6
2020 6 4 50 4
2020 6 5 60 4
2020 6 8 300 3
2020 6 9 270 2
2020 6 12 160 4
2020 6 13 80 2
2020 6 15 50 3
2020 6 16 70 7
2020 6 17 60 7
2020 6 18 70 3
2020 6 29 60 2
2020 6 21 80 6
2020 6 22 90 5
2020 6 23 100 5
2020 6 24 100 4
2020 6 25 180 2
2020 6 26 100 5
2020 6 27 150 4
2020 6 28 200 1
2020 6 29 120 3
2020 6 30 80 4
2020 7 1 90 4
2020 7 2 280 3
2020 7 3 80 5
2020 7 7 100 6
2020 7 8 70 5
2020 7 9 80 5
2020 7 10 80 4
2020 7 11 100 4
2020 7 12 180 5
2020 7 13 80 9
2020 7 14 90 5
2020 7 16 80 4
2020 7 17 80 5
2020 7 18 70 4
2020 7 19 110 5
2020 7 20 90 5
2020 7 21 90 4
2020 7 22 90 7
2020 7 23 80 7
2020 7 24 170 4
2020 7 25 180 3
2020 7 26 80 3
2020 7 27 270 4
2020 7 28 170 4
2020 7 29 90 7
2020 7 30 100 2
2020 7 31 140 4
2020 8 1 100 4
2020 8 2 90 6
2020 8 3 100 7
2020 8 4 90 5
2020 8 5 110 5
2020 8 6 190 7
2020 8 7 220 3
2020 8 8 30 3
2020 8 9 60 6
2020 8 10 100 4
2020 8 11 280 3
2020 8 12 180 4
2020 8 13 60 5
2020 8 14 280 4
2020 8 15 130 4
2020 8 16 60 4
2020 8 17 70 5
2020 8 18 60 5
2020 8 19 60 5
2020 8 20 80 5
2020 8 21 100 5
2020 8 22 80 6
2020 8 23 70 7
2020 8 24 140 6
2020 8 25 100 5
2020 8 26 50 5
2020 8 27 70 7
2020 8 28 80 6
2020 8 29 90 6
2020 8 30 70 7
2020 8 31 80 5
2020 9 1 60 5
2020 9 2 110 5
2020 9 3 80 6
2020 9 4 80 6
2020 9 5 80 7
2020 9 6 70 5
2020 9 7 60 4
2020 9 8 50 3
2020 9 9 90 7
2020 9 10 70 5
2020 9 11 80 7
2020 9 12 70 6
2020 9 13 80 5
2020 9 14 90 3
2020 9 28 360 4
2020 9 29 100 5
2020 9 30 70 5
2020 10 1 80 4
2020 10 2 60 7
2020 10 3 70 6
2020 10 4 190 7
2020 10 5 190 5
2020 10 6 200 6
2020 10 7 120 6
2020 10 8 270 3
2020 10 9 180 4
2020 10 10 80 6
2020 10 11 80 6
2020 10 12 70 6
2020 10 13 80 5
2020 10 14 240 3
2020 10 15 100 6
2020 10 16 200 6
2020 10 17 90 6
2020 10 18 100 4
2020 10 19 210 5
2020 10 20 160 6
2020 10 21 190 5
2020 10 22 180 4
2020 10 23 180 5
2020 10 24 210 6
2020 10 25 210 4
2020 10 26 140 4
2020 10 27 200 4
2020 10 28 60 6
2020 10 29 270 3
2020 10 30 200 6
2020 10 31 220 5
2020 11 1 230 4
2020 11 2 270 3
2020 11 3 30 2
2020 11 4 70 4
2020 11 5 160 3
2020 11 6 180 8
2020 11 7 160 5
2020 11 8 180 6
2020 11 9 230 4
2020 11 10 40 5
2020 11 11 180 6
2020 11 12 150 4
2020 11 13 190 5
2020 11 14 280 6
2020 11 15 180 5
2020 11 16 170 4
2020 11 17 80 5
2020 11 18 200 6
2020 11 19 270 3
2020 11 20 170 5
2020 11 21 170 5
2020 11 22 180 4
2020 11 23 120 3
2020 11 24 180 5
2020 11 25 190 3
2020 11 26 210 6
2020 11 27 230 4
2020 11 28 200 2
2020 11 29 270 3
2020 11 30 210 5
2020 12 1 210 5
2020 12 2 270 3
2020 12 3 220 5
2020 12 4 300 3
2020 12 5 210 5
2020 12 6 260 4
2020 12 7 10 3
2020 12 8 120 5
2020 12 9 40 6
2020 12 10 180 4
2020 12 11 190 7
2020 12 12 30 3
2020 12 13 360 3
2020 12 14 250 4
2020 12 15 250 4
2020 12 16 260 3
2020 12 17 240 5
2020 12 18 280 5
2020 12 19 280 4
2020 12 20 270 5
2020 12 21 270 4
2020 12 22 70 5
2020 12 23 70 4
2020 12 24 210 4
2020 12 25 210 3
2020 12 26 210 5
2020 12 27 250 5
2020 12 28 80 4
2020 12 29 180 4
2020 12 30 230 4
2020 12 31 210 4
2021 1 1 250 3
2021 1 2 210 4
2021 1 3 200 3
2021 1 4 190 3
2021 1 5 200 4
2021 1 6 270 3
2021 1 7 320 4
2021 1 8 200 4
2021 1 9 280 3
2021 1 10 220 4
2021 1 11 190 4
2021 1 12 220 4
2021 1 13 230 3
2021 1 14 200 5
2021 1 15 150 3
2021 1 16 240 4
2021 1 17 200 4
2021 1 18 240 7
2021 1 19 250 6
2021 1 20 240 4
2021 1 21 280 3
2021 1 22 220 4
2021 1 23 50 3
2021 1 24 200 4
2021 1 25 220 4
2021 1 26 210 2
2021 1 27 270 3
2021 1 28 40 3
2021 1 29 50 3
2021 1 30 210 5
2021 1 31 20 2
2021 2 1 250 4
2021 2 2 260 7
2021 2 3 260 5
2021 2 4 230 4
2021 2 5 210 5
2021 2 6 200 4
2021 2 7 220 4
2021 2 8 250 6
2021 2 9 240 5
2021 2 10 210 4
2021 2 11 200 6
2021 2 12 200 6
2021 2 13 210 5
2021 2 14 240 5
2021 2 15 220 6
2021 2 16 240 5
2021 2 17 220 3
2021 2 18 260 3
2021 2 19 220 5
2021 2 20 260 5
2021 2 21 240 8
2021 2 22 250 6
2021 2 23 300 4
2021 2 24 350 3
2021 2 25 190 4
2021 2 26 240 5
2021 2 27 240 6
2021 2 28 250 5
2021 3 1 170 4
2021 3 2 180 4
2021 3 3 70 4
2021 3 4 200 5
2021 3 5 210 5
2021 3 6 40 4
2021 3 7 60 3
2021 3 8 230 4
2021 3 9 270 4
2021 3 10 200 4
2021 3 11 270 3
2021 3 12 230 4
2021 3 13 230 4
2021 3 14 230 3
2021 3 15 190 3
2021 3 16 10 3
2021 3 17 200 5
2021 3 18 210 3
2021 3 19 190 4
2021 3 20 210 4
2021 3 21 40 3
2021 3 22 190 5
2021 3 23 220 3
2021 3 24 290 4
2021 3 25 200 4
2021 3 26 210 7
2021 3 27 190 3
2021 3 28 220 4
2021 3 29 220 4
2021 3 30 300 3
2021 3 31 230 2
2021 4 1 70 4
2021 4 2 330 5
2021 4 3 50 3
2021 4 4 260 5
2021 4 5 310 5
2021 4 6 290 4
2021 4 7 140 3
2021 4 8 220 6
2021 4 9 280 4
2021 4 10 210 4
2021 4 11 210 5
2021 4 12 200 5
2021 4 13 190 4
2021 4 14 190 5
2021 4 15 190 6
2021 4 16 190 5
2021 4 17 310 5
2021 4 18 210 3
2021 4 19 210 4
2021 4 20 190 5
2021 4 21 200 6
2021 4 22 200 4
2021 4 23 200 5
2021 4 24 80 4
2021 4 25 50 7
2021 4 26 90 5
2021 4 27 200 7
2021 4 28 100 5
2021 4 29 200 5
2021 4 30 90 6
2021 5 1 30 4
2021 5 2 70 5
2021 5 3 100 7
2021 5 4 90 4
2021 5 5 70 4
2021 5 6 50 3
2021 5 7 190 5
2021 5 8 210 4
2021 5 9 180 4
2021 5 10 160 4
2021 5 11 60 5
2021 5 12 60 4
2021 5 13 110 5
2021 5 14 120 3
2021 5 15 70 5
2021 5 16 170 4
2021 5 17 110 2
2021 5 18 100 4
2021 5 19 120 3
2021 5 20 190 4
2021 5 21 220 3
2021 5 22 70 3
2021 5 23 210 5
2021 5 24 80 8
2021 5 25 90 6
2021 5 26 60 4
2021 5 27 80 6
2021 5 28 150 6
2021 5 29 200 3
2021 5 30 180 5
2021 5 31 200 5
2021 6 1 100 6
2021 6 2 40 5
2021 6 3 80 5
2021 6 4 50 4
2021 6 5 40 8
2021 6 6 60 6
2021 6 7 90 5
2021 6 8 90 5
2021 6 9 160 3
2021 6 10 100 3
2021 6 11 70 4
2021 6 12 60 2
2021 6 13 20 3
2021 6 14 230 3
2021 6 15 310 3
2021 6 16 120 2
2021 6 17 90 4
2021 6 18 160 4
2021 6 19 90 6
2021 6 20 70 4
2021 6 21 40 6
2021 6 22 50 4
2021 6 23 260 3
2021 6 24 50 4
2021 6 25 170 5
2021 6 26 90 3
2021 6 27 80 6
2021 6 28 80 5
2021 6 29 80 5
2021 6 30 150 3
2021 7 1 50 3
2021 7 2 150 5
2021 7 3 200 4
2021 7 4 100 6
2021 7 5 170 3
2021 7 6 70 5
2021 7 7 200 4
2021 7 8 70 3
2021 7 9 130 2
2021 7 10 80 3
2021 7 11 20 4
2021 7 12 70 5
2021 7 13 200 4
2021 7 14 190 5
2021 7 15 100 2
2021 7 16 190 3
2021 7 17 240 3
2021 7 18 80 3
2021 7 19 70 4
2021 7 20 130 3
2021 7 21 120 3
2021 7 22 200 3
2021 7 23 40 3
2021 7 24 230 3
2021 7 25 70 3
2021 7 26 90 4
2021 7 27 90 3
2021 7 28 300 2
2021 7 29 250 3
2021 7 30 30 4
2021 7 31 100 3
2021 8 1 60 3
2021 8 2 170 3
2021 8 3 140 4
2021 8 4 100 6
2021 8 5 40 2
2021 8 6 40 3
2021 8 7 80 6
2021 8 8 80 5
2021 8 9 110 4
2021 8 10 70 5
2021 8 11 70 5
2021 8 12 60 6
2021 8 13 80 5
2021 8 14 80 6
2021 8 15 90 7
2021 8 16 10 4
2021 8 17 80 4
2021 8 18 80 5
2021 8 19 60 5
2021 8 20 80 4
2021 8 21 90 7
2021 8 22 100 5
2021 8 23 70 4
2021 8 24 180 5
2021 8 25 200 6
2021 8 26 170 4
2021 8 27 90 5
2021 8 28 120 4
2021 8 29 70 4
2021 8 30 60 5
2021 8 31 60 4
2021 9 1 100 6
2021 9 2 170 3
2021 9 3 140 4
2021 9 4 180 5
2021 9 5 40 4
2021 9 6 100 4
2021 9 7 80 6
2021 9 8 70 5
2021 9 9 50 3
2021 9 10 70 5
2021 9 11 90 3
2021 9 12 180 4
2021 9 13 190 5
2021 9 14 60 4
2021 9 15 80 4
2021 9 16 240 4
2021 9 17 80 4
2021 9 18 70 5
2021 9 19 50 3
2021 9 20 60 5
2021 9 21 60 3
2021 9 22 100 4
2021 9 23 360 3
2021 9 24 240 4
2021 9 25 100 7
2021 9 26 60 5
2021 9 27 40 4
2021 9 28 200 3
2021 9 29 9 5
2021 9 30 90 5
2021 10 1 90 3
2021 10 2 200 5
2021 10 3 200 5
2021 10 4 220 4
2021 10 5 220 4
2021 10 6 180 7
2021 10 7 190 7
2021 10 8 230 4
2021 10 9 190 4
2021 10 10 190 4
2021 10 11 210 5
2021 10 12 190 7
2021 10 13 60 3
2021 10 14 190 4
2021 10 15 220 5
2021 10 16 210 4
2021 10 17 170 4
2021 10 18 210 4
2021 10 19 200 3
2021 10 20 170 4
2021 10 21 200 5
2021 10 22 190 6
2021 10 23 210 4
2021 10 24 200 5
2021 10 25 40 3
2021 10 26 330 3
2021 10 27 290 3
2021 10 28 180 6
2021 10 29 190 4
2021 10 30 160 4
2021 10 31 210 4
2021 11 1 210 4
2021 11 2 180 4
2021 11 3 180 4
2021 11 4 40 3
2021 11 5 180 3
2021 11 6 200 6
2021 11 7 210 5
2021 11 8 180 4
2021 11 9 190 4
2021 11 10 40 4
2021 11 11 270 3
2021 11 12 280 3
2021 11 13 200 3
2021 11 14 200 4
2021 11 15 170 3
2021 11 16 200 5
2021 11 17 70 4
2021 11 18 90 4
2021 11 19 210 4
2021 11 20 340 2
2021 11 21 210 4
2021 11 22 300 3
2021 11 23 190 5
2021 11 24 140 4
2021 11 25 190 4
2021 11 26 180 4
2021 11 27 190 3
2021 11 28 190 4
2021 11 29 240 4
2021 11 30 270 4
2021 12 1 200 4
2021 12 2 230 4
2021 12 3 220 4
2021 12 4 270 3
2021 12 5 230 4
2021 12 6 260 4
2021 12 7 60 4
2021 12 8 170 5
2021 12 9 150 4
2021 12 10 140 6
2021 12 11 170 4
2021 12 12 260 4
2021 12 13 220 3
2021 12 14 210 4
2021 12 15 200 4
2021 12 16 200 4
2021 12 17 210 4
2021 12 18 190 5
2021 12 19 240 3
2021 12 20 270 3
2021 12 21 250 3
2021 12 22 170 6
2021 12 23 80 3
2021 12 24 40 3
2021 12 25 40 3
2021 12 26 270 4
2021 12 27 190 8
2021 12 28 280 3
2021 12 29 200 4
2021 12 30 210 3
2021 12 31 170 4

Keterangan :
8888: data tidak terukur
9999: Tidak Ada Data (tidak dilakukan pengukuran)
ff_x: Kecepatan angin maksimum (m/s)
ddd_x: Arah angin saat kecepatan maksimum (°)
Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Dokumentasi Kegiatan

Bersama Warga Kaledupa Tinjau Lokasi Bersama Pemerintah Desa Tinjau Lokasi
Pembangunan TPA Pulau Kaledupa Pembangunan TPA Pulau Kaledupa

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi G-1


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Bersama Pemerintah Desa Tinjau Lokasi Bersama Pemerintah Desa Tinjau Lokasi
Pembangunan TPA Pulau Kaledupa Pembangunan TPA Pulau Kaledupa

Observasi Lokasi Pembangunan TPA Pulau Binongko Observasi Lokasi Pembangunan TPA Pulau Binongko

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi G-2


Formulir UKL-UPL
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS)

Dinas Pekerjaan Umum & Tata Ruang Kab. Wakatobi G-3

Anda mungkin juga menyukai