Anda di halaman 1dari 15

Badan Lingkungan

Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Indonesia menempati peringkat kedua dunia setelah Brasil dalam hal
keanekaragaman hayati. Sebanyak 5.131.100 keanekaragaman hayati di
dunia, 15,3% nya terdapat di Indonesia. Luar biasanya, keanekaragaman
hayati Indonesia banyak yang berpotensi untuk dijadikan bahan obat-obatan.
Potensi hayati yang luar biasa ini perlu dieksplorasi dan dimanfaatkan untuk
kesehatan dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Namun sayangnya, pada saat
ini kondisi keanekaragaman hayati cukup mengkhawatirkan akibat adanya
ancaman yang disebabkan oleh kerusakan dan pemanfaatan yang berlebihan.
Fenomena perubahan iklim akhir-akhir ini juga merupakan suatu ancaman
serius bagi keberlangsungan hidup keanekaragaman hayati di Indonesia.
Dengan naiknya suhu global rata-rata permukaan bumi sebesar 1,5 2,5oC
risiko kepunahan tumbuhan dan hewan akan meningkat menjadi sebesar 20
30 %. Kondisi ini menyebabkan semakin merosot, baik pada tingkat ekosistem,
spesies maupun genetik. Kemerosotan tidak hanya pada tingkat spesies dan
ekosistem, tetapi juga pada tingkat genetik. Berangkat dari keprihatinan
tersebut dan mempertimbangkan nilai dan manfaat keanekaragaman hayati
sebagai aset bagi pembangunan nasional dan daerah sehingga diperlukan
pelestarian jenis-jenis dan sumber daya genetik lokal yang langka melalui
pencadangan sumber daya alam, maka Kementerian Lingkungan Hidup telah
menginisiasi program untuk mendukung pelestarian dan pemanfaatan
keanekaragaman hayati secara lestari, diantaranya melalui Program
pembangunan Taman Keanekaragaman hayati. Taman Keanekaragaman Hayati
dibangun dengan tujuan menyelamatkan berbagai spesies tumbuhan asli/lokal
yang memiliki tingkat ancaman sangat tinggi terhadap kelestariannya atau
ancaman yang mengakibatkan kepunahannya. Taman Keaneka Ragaman
Hayati akan mempunyai fungsi antara lain sebagai tempat (1) Koleksi
tumbuhan (2) pengembangbiakan tumbuhan dan satwa pendukung penyedia
bibit (3) sumber genetik tumbuhan dan tanaman lokal (4) sarana pendidikan,
penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan ekowisata (5) sumber bibit
dan benih (6) ruang terbuka hijau; dan (7) penambahan tutupan vegetasi.
Sulawesi Tenggara sebagai bagian dari wilayah tropis di bumi memiliki
kekayaan alam hayati yang cukup tinggi. Kekayaan alam tersebut mencakup
berbagai keanekaragaman ekosistem seperti ekosistem hutan, lahan basah,
mangrove, terumbu karang, padang lamun dan savana. Di samping itu, daerah
ini juga memiliki kekayaan spesies dengan keanekaragaman yang tinggi, dan
mempunyai sifat khas yang tidak terdapat di belahan bumi lainnya.
Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa 63 famili dan 275 jenis (spesies)
flora dan fauna Sulawesi Tenggara merupakan jenis-jenis yang dilindungi, dan
diantaranya tergolong endemik. Hal ini disebabkan Sulawesi Tenggara berada
di Wilayah Wallacea (Wallacea region), yaitu daerah diantara garis Wallacea
dan garis Weber yang memisahkan daerah biogeografi Indomalaya di Sebelah
Barat dan Australia di sebelah Timur. Melihat posisi yang strategis tersebut,
Pengembangan Desain Taman Keaneka
Ragaman Hayati

Badan Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara

maka keberadaan flora dan fauna Sulawesi Tenggara banyak mendapat


sorotan masyarakat internasional. Dengan adanya konvensi keanekaragaman
hayati dunia, maka tanggung jawab pelestarian flora dan fauna Sulawesi
Tenggara, khususnya flora dan fauna endemik bukan merupakan tanggung
jawab lokal, tetapi memiliki skala global. Walaupun keanekaragaman hayati di
daerah Sulawesi Tenggara belum dimanfaatkan secara optimal, namun
kerusakan sumberdaya hayati di daerah ini sebagian sudah terjadi akibat pola
pengelolaan yang tidak memperhatikan kaidah konservasi dan prinsip-prinsip
pelestarian lingkungan. Aktivitas masyarakat dan kegiatan pembangunan yang
semakin meningkat dari waktu ke waktu telah banyak mengakibatkan
kerusakan keanekaragaman hayati. Untuk memanfaatkan sumberdaya alam
hayati dan ekosistemnya secara optimal dan berkelanjutan, diperlukan
kebijakan dan langkah-langkah konservasi, sehingga sumberdaya alam hayati
dan ekosistemnya selalu dapat terpelihara serta mampu mewujudkan
keseimbangan serta melekat dengan pembangunan itu sendiri.
2. Tujuan
Taman Keanekaragaman Hayati dibangun dengan tujuan menyelamatkan
berbagai spesies tumbuhan asli/lokal yang memiliki tingkat ancaman sangat
tinggi terhadap kelestariannya
atau ancaman yang mengakibatkan
kepunahannya. Taman Kehati akan mempunyai fungsi antara lain sebagai
tempat :
(1) Koleksi tumbuhan
(2) pengembangbiakan tumbuhan dan satwa pendukung penyedia bibit
(3) sumber genetik tumbuhan dan tanaman lokal
(4) sarana pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan
ekowisata
(5) sumber bibit dan benih
(6) ruang terbuka hijau; dan
(7) penambahan tutupan vegetasi.

3. Sasaran

4. Keluaran

5. Jumlah Anggaran

6. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Pengembangan Desain Taman Keaneka
Ragaman Hayati

Badan Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara

Pengembangan Desain Taman Keaneka


Ragaman Hayati

Badan Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A.

Pencapaian Target Keluaran

1. Persiapan
a. Persiapan Bahan dan Personil
b. Rapat Teknis
2. Pelaksanaan
a. Identifikasi Lokasi dan Areal Taman Keaneka Ragaman Hayati
Kegiatan identifikasi lokasi yang memenuhi syarat Taman Keaneka
Ragaman Hayati dengan kriteria :

Berada di luar kawasan hutan;


Lahan tidak berstatus sengketa;
Kepastian peruntukan lahan melalui penetapan;
Berada pada ketinggian, antara 400-600 meter

dari

permukaan laut;
Diutamakan dekat dengan sumber air;
Memiliki luas tertentu sesuai dengan tipe Taman Keaneka
Ragaman Hayati sebagai berikut :
Luas Taman Keaneka Ragaman Hayati Kota
Tipe
A
B
C
D

Luasan (Ha)
3,0 - 4,9 (Jari-jari 97,7 124,9 m)
5 - 9,9
10 - 24,9
25

Luas Taman Keaneka Ragaman Hayati Kabupaten


Tipe
A
B
C
D

Luasan (Ha)
10,0 - 14,9
15,0 - 24,9
25,0 - 49,9
50

Pengembangan Desain Taman Keaneka


Ragaman Hayati

Badan Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara

Data penunjang kegiatan yang dipersiapkan adalah :


Peta RTRW Provinsi, Kabupaten/Kota, peta tata guna hutan
dan kawasan, peta lereng, peta lahan kritis, peta jenis
tanah, peta tutupan vegetasi, dan peta lainnya sesuai
dengan kebutuhan;
Melakukan overlay terhadap peta RTRW Peta
Identifikasi awal daerah yang dapat dijadikan Taman
Keaneka Ragaman Hayati
Pertemuan
koordinasi
dengan
SKPD
terkait
di
Kabupaten/Kota terkait calon lokasi;
Survey lapangan untuk memastikan status areal dan batas
calon lokasi Taman Keaneka Ragaman Hayati;
Konsultasi Publik dan sosialisasi calon lokasi;
Penetapan lokasi melalui SK Kepala Daerah Kabupaten/Kota
b. Kajian Sosial dan Ekologi Lokasi Taman Keaneka Ragaman
Hayati

Pertemuan teknis dan koordinasi untuk mencari informasi kondisi


masyarakat dan jenis yang berada di lokasi
Melakukan survey lapangan untuk mengkaji respon masyarakat
terhadap taman Keaneka Ragaman Hayati yang akan dibangun pada lokasi yang
telah diidentifikasi. Tenaga ahli yang diperlukan pada kegiatan ini adalah pakar
dalam comunity development
Melakukan identifikasi jenis-jenis lokal yang ada pada calon lokasi
yang telah diidentifikasi dan membuat list tanaman lokal yang telah diidentifikasi
pada lokasi.
Pertemun koordinasi dan pakar untuk merumuskan respon
masyarakat apakah mendukung dan menyetujui pembangunan taman Keaneka
Ragaman Hayati pada lokasi yang telah diidentifikasi.
Pertemuan koordinasi dan pakar untuk memastikan tumbuhan yang
berada pada calon lokasi merupakan jenis lokal daerah
Tenaga ahli yang diperlukan pada kegiatan ini adalah pakar
taksonomi dan pakar comunity Development.

c. Pertemuan Koordinasi dan Pakar


Melakukan pertemuan, koordinasi dan pakar bertujuan untuk
membahas hal-hal yang terkait dengan jenis tumbuhan lokal,
lokasi yang diidentifikasi dapat digunakan sebagai Taman Keaneka
Ragaman Hayati, dan penyusunan masterplan Provinsi.
d. Identifikasi Jenis Tumbuhan Lokal Prioritas
Penentuan jenis tumbuhan lokal yang menjadi prioritas dalam
pengembangan taman Keaneka Ragaman Hayati menggunakan kriteria
sebagai berikut :

Pengembangan Desain Taman Keaneka


Ragaman Hayati

Badan Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara

Tumbuhan lokal/asli yang meliputi jenis/spesies puncak dari


kawasan yang paling terdegradasi, endemik, dan langka;
Spesies tumbuhan yang diperlukan untuk kelestarian satwa
penyerbuk, pemencar biji, dan pengendali hama yang
mengganggu spesies tumbuhan yang diselamatkan :
Mencari referensi jenis lokal provinsi
Membuat list jenis lokal provinsi.
Melakukan pertemuan koordinasi dengan SKPD terkait dan
pertemuan pakar untuk mengidentifikasi jenis-jeis lokal daerah
yang meliputi spesies suksesi puncak dari kawasan yang paling
terdegradasi, endemik, dan langka dan melakukan pemilihan
terhadap spesies tumbuhan yang memiliki peran penting dalam
ekosistem dan tumbuhan pendukung, seperti tumbuhan yang
diperlukan untuk kelestarian satwa penyerbuk, pemencar biji,
dan pengendali hama yang mengganggu spesies tumbuhan
yang diselamatkan.
penetapan spesies tumbuhan yang akan ditanam.
validasi terhadap penetapan spesies tumbuhan yang akan
ditanam dilakukan oleh institusi yang ditunjuk pemerintah
sebagai otoritas ilmiah
Tenaga ahli yang dibutuhkan pada tahapan ini adalah pakar
taksonomi dan ekologi.

e. Bibit Tumbuhan Lokal/Langka/ Endemik


Pengadaan bibit dilakukan dengan mencari ditempat pembudidayaan
tumbuhan lokal (endemik/langka/lokal/nilai ekonomi tinggi) atau
pengambilan di alam. Survey untuk mengetahui lokasi sumber bibit
harus dilakukan terlebih dahulu. Bibit yang telah ditemukan diberi
informasi lengkap, antara lain: nama latin, nama lokal, lokasi
pengambilan (titik koordinat dan lokasi administratif), tinggi tumbuhan.
Pertemuan koordinasi untuk mengetahui keberadaan tumbuhan
yang berada pada list tumbuhan lokal.
Memetakan keberadaan jenis lokal baik yang berada pada
pembibitan dan dialam.
Melakukan survey vegetasi ke alam (hutan dll) untuk mencari jenis
lokal yang sesuai dengan jenis yang telah ditetapkan dan mencatat
titik koordinat, nama daerah, umur tumbuhan dan nama latin lokal
daerah pada setiap tumbuhan yang ditemukan di alam.
Melakukan penyiapan lokasi untuk pembibitan yang dekat dengan
lokasi sumber air.
Menyiapkan media tanam serta pollybag untuk pembibitan, baik
tumbuhan diambil dari alam maupun dari sumber lain.
Melakukan pengecekan ulang untuk memastikan tanaman yang
telah diambil di alam merupakan jenis lokal yang sesuai dengan list
jenis lokal.
Mengadaptasikan tumbuhan yang didapat dari alam dengan kondisi
sekitar.
Membuat nursery tumbuhan lokal yang didapat sebagai tempat
penyimpanan bibit.
Tenaga ahli yang dibutuhkan pada tahapan ini adalah pakar
taksonomi dan ekologi yang dibantu oleh tenaga kurator.
Pengembangan Desain Taman Keaneka
Ragaman Hayati

Badan Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara

f. Pemeliharaan Bibit
Bibit yang didapat akan ditanam pada polybag dengan ukuran besar.
Untuk menjamin bibit yang didapat tumbuh dengan baik perlu dilakukan
pemupukan dan penyiraman secara teratur serta pemberantasan
bakteri/virus penyakit tanaman, kegiatan dimaksud adalah :
Melakukan penyiraman, pemupukan, penyiangan, pemberantasan
hama dan penyakit secara kontinyu pada bibit tumbuhan yang telah
didapat.
Memeriksa secara kontinyu kondisi bibit tumbuhan.
Tenaga ahli yang dibutuhkan pada tahapan ini adalah pakar
budidaya tanaman yang dibantu oleh pelaksana lapangan

g. Pengembangan Kelembagaan
Pengembangan kelembagaan bertujuan untuk membangun
kelembagaan di Provinsi yang dapat mengkoordinasi pelaksanaan
kegiatan Taman Keanekaragaman Hayati yang dibangun di setiap
Kabupaten/Kota. Tujuan kelembagaan ini adalah untuk:
Memastikan terbangunya kelembagaan/unit pengelola di
setiap Kabupaten/Kota
Melaksanakan pemantauan dan evaluasi taman Keaneka
Ragaman Hayati di setiap Kabupaten/Kota
Memastikan adanya keberlanjutan pendanaan Taman
Keaneka Ragaman Hayati di setiap Kabupaten/Kota, dengan
langka-langka kegiatan :
Pertemuan koordinasi dan pakar untuk dapat memetakan
lokasi-lokasi yang dapat digunakan untuk pembangunan taman
Keaneka Ragaman Hayati dan dituangkan dalam peta 1:25.000.
Tenaga ahli yang digunakan adalah Pakar GIS
Melakukan pertemuan koordinasi dengan SKPD di Kabupaten
agar dapat mengimplementasikan kegiatan pengembangan
Taman Keaneka Ragaman Hayati.
Mencari referensi informasi yang dibutuhkan pada pangkalan
data Keaneka Ragaman Hayati.
Melakukan pertemuan koordinasi dan pakar untuk Penyusunan
data base Keanekaragaman Hayati setiap kabupaten dan
mendokumentasikan dalam bentuk pangkalan data.
Melakukan kajian terhadap kelembagaan yang akan dibentuk
pada Taman Keaneka Ragaman Hayati baik di Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
Membuat model kelembagaan di Provinsi dan daerah.

h. Penyusunan Masterplan Pengembangan Taman


Keanekaragaman Hayati :
Pemetaan Masterplan disain dengan skala Minimal 1:25.000
(Peta Digital/Citra Landsat)
List tumbuhan lokal yang dapat ditanam pada lokasi Taman
Keaneka Ragaman Hayati
Pengembangan Desain Taman Keaneka
Ragaman Hayati

Badan Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara

Penyusunan
Program
perencanaan
provinsi
untuk
mengimplementasikan
kegiatan
pengembangan
Taman
Keaneka Ragaman Hayati
Penyusunan data base Keanekaragaman Hayati setiap
Kabupaten/Kota yang memuat:
Gambar yang meliputi foto koleksi berupa bentuk keseluruhan
tumbuhan, daun, bunga, dan buah;
Nama lokal yang meliputi nama lokal yang dipakai di daerah tersebut
dan nama umum Indonesia;
Nama ilmiah yang meliputi nama ilmiah yang baku (valid) (genus,
spesies, author);
Klasifikasi baku yang dipakai dengan menyebut sumber publikasinya;
Ciri-ciri morfologi berupa pertelaan terhadap bentuk pohon, daun,
bunga, buah. Kapan berbunga dan berbuahnya di alam dan jika ada
di taman Keaneka Ragaman Hayati;
Geolokasi yaitu pemberian data lokasi tempat koleksi dari setiap
individu yang ditanam, meliputi: koordinat;ketinggian; dan nomor
koleksi;
Asal usul koleksi tanaman yang meliputi:nama kampung; desa;
Kecamatan; kabupaten; provinsi; koordinat; dan ketinggian;
Sebaran tumbuhan koleksi secara global dan informasi koleksi
tersebut endemik, dengan menyebutkan referensi publikasinya;
Data habitat alami tumbuhan koleksi dengan referensi publikasinya;
Metode untuk memperbanyak tumbuhan koleksi;
Manfaat Taman Keaneka Ragaman Hayati bagi masyarakat setempat,
lingkungan hayati dan non hayati, serta potensi manfaat yang dapat
dikembangkan lebih lanjut; dan
Tanggal penanaman koleksi berupa informasi kapan dikumpulkan,
ditanam untuk mengetahui umur koleksi.
3. Pelaporan Pengembangan Disain Taman Kehati
a.
Penyusunan Laporan Disain Taman Keanekaragaman Hayati
b. Pengiriman Laporan
B.

Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan

Pengembangan Desain Taman Keaneka


Ragaman Hayati

Badan Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara

BAB III
HASIL KEGIATAN
2.1. Persiapan Awal
Kesepahaman bersama dengan SKPD terkait baik pada tingkat Provinsi
maupun pada tingkat Kabupaten/Kota. Hal ini bisa dibangun melalui
pertemuan koordinasi atau kegiatan sosialisasi. Pelaksanaan setiap tahapan
kegiatan

dilakukan

pertemuan

koordinasi

untuk

menjami

adanya

keterlibatan pemangku kepentingan dalam memberikan masukan terhadap


kegiatan.
2.2. Identifikasi Jenis Tumbuhan Lokal/endemik/langka/terancam punah
Untuk provinsi yang telah mempunyai profil keanekaragaman hayati.
Data informasi yang dibutuhkan dapat mengacu pada dokumen profil
yang telah ada.
Provinsi yang belum memiliki dokumen profil kehati perlu melakukan
inventarisasi data dan informasi jenis lokal daerah. Inventarisasi dilakukan
melalui:
- Mencari tenaga ahli bidang taksonomi dan ekologi tumbuhan
- Mencari referensi terkait jenis lokal provinsi yang ada di setiap
kebupaten
- Melalukan Identifikasi Jenis Lokal, endemik, langka, spesies suksesi puncak dari
kawasan yang paling terdegradasi, tumbuhan yang
diperlukan untuk kelestarian satwa penyerbuk, pemencar biji, dan
pengendali hama untuk mendukung tumbuhan yang akan
diselamatkan di setiap Kabupaten.
- Melakukan penetapan dan validasi data terkait jenis lokal provinsi.
Penyusunan List Tumbuhan Lokal setiap kebupaten.
Mengkategorikan jenis lokal kabupaten pada status endemik, langka,
spesies suksesi puncak dari kawasan yang paling terdegradasi, tumbuhan
Pengembangan Desain Taman Keaneka
Ragaman Hayati

Badan Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara

yang diperlukan untuk kelestarian satwa penyerbuk, pemencar biji, dan


pengendali hama untuk mendukung tumbuhan yang akan diselamatkan
di setiap Kabupaten
Melakukan penetapan jenis lokal provinsi.

2.3 Pengadaan Bibit tumbuhan lokal/langka/endemik sebagai koleksi sampel.

Studi literatur atau konsultasi dengan pakar untuk mengetahui lokasi


tumbuhan lokal/langka/endemik yang akan dijadikan koleksi sampel
Memetakan keberadaan jenis lokal baik yang berada pada
pembibitan dan dialam.
Melakukan survey vegetasi ke alam (hutan dll) untuk mencari jenis
lokal yang sesuai dengan jenis yang telah ditetapkan dan mencatat
titik koordinat, nama daerah, umur tumbuhan dan nama latin lokal
daerah pada setiap tumbuhan yang ditemukan di alam.
Melakukan penyiapan lokasi untuk pembibitan yang dekat dengan
lokasi sumber air. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berkoordinasi
dengan SKPD terkait (misal Dinas Perkebunan, Dinas Kehutana, dll)
atau Perguruan Tinggi maupun masyarakat)
Menyiapkan media tanam serta pollybag untuk pembibitan, baik
tumbuhan diambil dari alam maupun dari sumber lain.
Melakukan pengecekan ulang untuk memastikan tanaman yang telah
diambil di alam merupakan jenis lokal yang sesuai dengan list jenis
Pengembangan Desain Taman Keaneka 10
Ragaman Hayati

Badan Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara

lokal.
Mengadaptasikan tumbuhan yang didapat dari alam dengan kondisi
sekitar.
Membuat nursery tumbuhan lokal yang didapat sebagai tempat
penyimpanan bibit.
Melakukan penyiraman, pemupukan, penyiangan, pemberantasan
hama dan penyakit secara kontinyu pada bibit tumbuhan yang telah
didapat.
Memeriksa secara kontinyu kondisi bibit tumbuhan.
Tenaga ahli yang dibutuhkan pada tahapan ini adalah pakar taksonomi dan
ekologi yang dibantu oleh tenaga kurator

2.4. Kajian Kelayakan Lokasi (Sosial dan Ekologi)


a. Kajian Sosiologi:
Mencari tenaga ahli bidang Comunitty Development
Menyiapkan data dasar untuk mengetahui kondisi sosial masyarakat
pada calon lokasi.
Menyusunan dan menyebarluaskan kuisioner untuk mengetahui respon
masyarakat terhadap calon lokasi yang akan digunakan sebagai taman
kehati.
Persiapan survey lapangan untuk mengidentifikasi situasi dan kondisi
calon lokasi taman keanekaragaman hayati melalui penyusunan
kuisioner dan pembentukan FGD dengan masyarakat.
Pertemuan pakar dan koordinasi untuk perumusan masalah dan analisis
Menetapkan kondisi dan respon masyarakat.
Pengembangan Desain Taman Keaneka 11
Ragaman Hayati

Badan Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara

b. Kajian Ekologi
Mencari tenaga ahli bidang Taksonomi, Ekologi Tumbuhan dan GIS
Menyiapkan data dasar untuk mengetahui jenis lokal, jenis tanah, jenis
satwa, tipe ekosistem di provinsi yang dapat menggambarkan kondisi di
setiap kabupaten.
Melakukan survey untuk menginventarisasi jenis tanah, jenis satwa dan
jenis tumbuhan.
Pertemuan pakar dan koordinasi untuk perumusan masalah dan analisis
Kajian kelayakan lokasi berdasarkan kriteria Taman Kehati:
o berada di luar kawasan hutan; lahan tidak berstatus sengketa;
lahan milik Pemda, kepastian peruntukan lahan melalui penetapan; diutamakan
berada pada ketinggian antara 400 600 meter di atas permukaan laut;
diutamakan dekat dengan sumber air; dan memiliki luas tertentu sesuai dengan
tipe Taman Kehati sebagai berikut:

Luas Taman Keaneka Ragaman Hayati Kota


Tipe
A
B
C
D

Luasan (Ha)
3,0 - 4,9 (Jari-jari 97,7 124,9 m)
5 - 9,9
10 - 24,9
25

Luas Taman Keaneka Ragaman Hayati Kabupaten


Tipe
A
B
C
D

Luasan (Ha)
10,0 - 14,9
15,0 - 24,9
25,0 - 49,9
50

Penyiapan peta RTRWdan overlay, Peta Tata Guna Hutan dan


kawasan, peta lereng, peta lahan kritis, peta jenis tanah, jenis tumbuhan,
tipe ekosistem, peta tutupan vegetasi, dan peta lainnya sesuai kebutuhan
Pengembangan Desain Taman Keaneka 12
Ragaman Hayati

Badan Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara

yang dikaitkan dengan persyaratan lokasi.


Pertemuan Koordinasi dan teknis untuk menganalisa hasil kajian sosial,
ekologi dan lokasi yang akan dijadikan taman keanekaragaman hayati.
Merekomendasikan usulan lokasi kepada Kepala Dearah di
Kabupaten/kota.

2.5 Penyusunan Masterplan

Penyusunan Masterplan Pengembangan Taman Kehati Provinsi dilakukan


dengan langkah sebagai berikut

Langkah I: Pemetaan

a. Pertemuan Koordinasi dan Pakar untuk:


Melakukan pemetaan hasil kajian sosial, ekologi dan kriteria lokasi
dengan skala Minimal 1:25.000 setiap kabupaten dengan bantuan
tenaga ahli GIS
Menetapkan List tumbuhan lokal setiap kebupaten
b. Pertemuan Koordinasi dan Pakar untuk:
Sosialisasi taman keanekaragaman hayati.
Melakukan identifikasi SKPD terkait di Kabupaten yang akan
mengembangan taman keanekaragaman hayati
Penyusunan Program perencanaan provinsi untuk mengimplementasikan
kegiatan pengembangan taman kehati

Langkah II: Penyusunan data base Jenis tumbuhan


lokal/langka/endemik/terancam punah

Pengembangan Desain Taman Keaneka 13


Ragaman Hayati

Badan Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara

a. Pertemuan koordinasi dan bimbingan teknis


Mencari tenaga ahli bidang taksonomi dan ekologi tumbuhan
Melakukan identifikasi secara secara morfologi jenis-jenis lokal daerah
Melakukan penyusunan data base keanekaragaman hayati setiap
kabupaten yang memuat:
- gambar yang meliputi foto koleksi berupa bentuk keseluruhan
tumbuhan, daun, bunga, dan buah;
- nama lokal yang meliputi nama lokal yang dipakai di daerah
tersebut dan nama umum Indonesia;
- nama ilmiah yang meliputi nama ilmiah yang baku (valid) (genus,
spesies, author);
- klasifikasi baku yang dipakai dengan menyebut sumber publikasinya;
- ciri-ciri morfologi berupa pertelaan terhadap bentuk pohon, daun,
bunga, buah. Kapan berbunga dan berbuahnya di alam dan jika ada
di taman kehati;
- geolokasi yaitu pemberian data lokasi tempat koleksi dari setiap
individu yang ditanam, meliputi: koordinat;ketinggian; dan nomor
koleksi;
- asal usul koleksi tanaman yang meliputi:nama kampung; desa;
kecamatan; kabupaten; provinsi; koordinat; dan ketinggian;
- sebaran tumbuhan koleksi secara global dan informasi koleksi
tersebut endemik, dengan menyebutkan referensi publikasinya;
- data habitat alami tumbuhan koleksi dengan referensi publikasinya;
- metode untuk memperbanyak tumbuhan koleksi;
- manfaat Taman Kehati bagi masyarakat setempat, lingkungan hayati
dan non hayati, serta potensi manfaat yang dapat dikembangkan
lebih lanjut; dan
- tanggal penanaman koleksi berupa informasi kapan dikumpulkan,
ditanam untuk mengetahui umur koleksi.
Pengembangan Desain Taman Keaneka 14
Ragaman Hayati

Badan Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tenggara

Langkah III: Pengembangan Kelembagaan

Pengembangan kelembagaan bertujuan untuk membangun kelembagaan di


Provinsi yang dapat mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan Taman
Keanekaragaman Hayati yang dibangun di setiap Kabupaten. Tujuan
kelembagaan ini adalah untuk a) Memastikan terbangunya kelembagaan/unit
pengelola di setiap kabupaten b) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi
taman kehati di setiap Kabupaten dan c) Memastikan adanya keberlanjutan
pendanaan taman kehati di setiap Kabupaten

Kegiatan yang dilakukan meliputi :

Melakukan kajian terhadap kelembagaan yang akan dibentuk pada


taman kehati baik di Provinsi dan Kabupaten.
Membuat model kelembagaan di provinsi dan daerah.

2.6. Sosialisasi Masterplan Pengembangan Taman Kehati di Provinsi


Kegiatan sosialisasi diperlukan untuk menyebarluaskan kegiatan pengembangan
Taman Kehati di Provinsi kepada seluruh pemangku kepentingan, mencakup
instansi pemerintah, organisasi non pemerintah, Perguruan Tinggi, Kalangan
Swasta, Masyarakat, Praktisi di tingkat provinsi dan seluruh Kabupaten/kota.

2.7 Pemantauan, Evaluasi dan Pembinaan


Instansi lingkungan hidup di Provinsi melakukan pemantauan, evaluasi dan
pembinaan terhadap pelaksanaan dari rencana pengembangan Taman Kehati
di Provinsi yang tertuang dalam Masterplan Pengembangan Taman Kehati di
Provinsi.

Pengembangan Desain Taman Keaneka 15


Ragaman Hayati

Anda mungkin juga menyukai