Anda di halaman 1dari 10

PEDOMAN (MANUAL)

PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI TAHUN 2012


LAPORAN PENGEMBANGAN TAMAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI

Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan


Perubahan Iklim
Kementerian Lingkungan Hidup

2012

BAB I
PENDAHALUAN
I. Latar Belakang
Indonesia menempati peringkat kedua dunia setelah Brasil dalam hal
keanekaragaman hayati. Sebanyak 5.131.100 keanekaragaman hayati di dunia,
15,3% nya terdapat di Indonesia. Luar biasanya, keanekaragaman hayati
Indonesia banyak yang berpotensi untuk dijadikan bahan obat-obatan. Potensi
hayati yang luar biasa ini perlu dieksplorasi dan dimanfaatkan untuk kesehatan
dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Namun sayangnya, pada saat ini kondisi
keanekaragaman hayati cukup mengkhawatirkan akibat adanya ancaman yang
disebabkan oleh kerusakan dan pemanfaatan yang berlebihan. Fenomena
perubahan iklim akhir-akhir ini juga merupakan suatu ancaman serius bagi
keberlangsungan hidup keanekaragaman hayati di Indonesia. Dengan naiknya
suhu global rata-rata permukaan bumi sebesar 1,5 2,5oC risiko kepunahan
tumbuhan dan hewan akan meningkat menjadi sebesar 20 30 %. Kondisi ini
menyebabkan semakin merosot, baik pada tingkat ekosistem, spesies maupun
genetik. Kemerosotan tidak hanya pada tingkat spesies dan ekosistem, tetapi
juga pada tingkat genetik. Berangkat dari keprihatinan tersebut dan
mempertimbangkan nilai dan manfaat keanekaragaman hayati sebagai aset
bagi pembangunan nasional dan daerah sehingga diperlukan pelestarian jenisjenis dan sumber daya genetik lokal yang langka melalui pencadangan sumber
daya alam, maka Kementerian Lingkungan Hidup telah menginisiasi program
untuk mendukung pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara
lestari, diantaranya melalui Program pembangunan Taman Keanekaragaman
hayati.
Taman Keanekaragaman Hayati dibangun dengan tujuan menyelamatkan
berbagai spesies tumbuhan asli/lokal yang memiliki tingkat ancaman sangat
tinggi terhadap kelestariannya atau ancaman yang mengakibatkan
kepunahannya. Taman Kehati akan mempunyai fungsi antara lain sebagai
tempat (1) Koleksi tumbuhan (2) pengembangbiakan tumbuhan dan satwa
pendukung penyedia bibit (3) sumber genetik tumbuhan dan tanaman lokal (4)
sarana pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan
ekowisata (5) sumber bibit dan benih (6) ruang terbuka hijau; dan (7)
penambahan tutupan vegetasi.
Kegiatan Pengembangan Taman Keanekaragaman Hayati masuk kedalam salah
satu kegiatan Dekonsentrasi bidang Lingkungan Hidup tahun 2012 dan
diharapkan
dapat
menhasilkan
dokumen
Pengembangan
Taman
Keanekaragaman Hayati di setiap Provinsi. Dokumen tersebut merupakan
master plan pengembangan Taman Kehati Provinsi yang mencakup desain
ekologis untuk tumbuhan lokal dan kelembagaan Taman Kehati.

Manual Pelaksanaan Dekonsentrasi Tahun 2012: Pengembangan Taman


Kehati di Provinsi disusun untuk melengkapi bahan bagi pelaksana kegiatan
dekonsentrasi di Provinsi dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan
dekonsentrasi pengelolaan lingkungan hidup tahun 2012 di bidang
pengembangan Taman Kehati di Provinsi. Manual ini berisikan uraian tentang
tata cara dan metodologi pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi di bidang
pengembangan pengembangan Taman Kehati, yang meliputi tahapan-tahapan
kegiatan seperti dalam gambar dibawah ini:

TAHAPAN PENGEMBANGAN TAMAN KEHATI


Identifikasi Jenis / ekologi

Belum Ada

Sudah Ada

Profil Kehati

Pengolahan Data
(Rapat Koordinasi)

Koleksi, Sampel, Bibit

Daftar lokal Propinsi

Kajian Kelayakan
lokasi, social, ekologi
per kabupaten

Arahan / Lokasi

Master Plan :
Desainekologisdan
jenis

Sosialisasi

Inventarisasi data
sekunder (literature)

BAB II.
TAHAPAN KEGIATAN
2.1 Persiapan Awal
Kesepahaman bersama dengan SKPD terkait baik pada tingkat Provinsi mupun
pada tingkat Kabupaten/Kota. Hal ini bisa dibangun melalui pertemuan
koordinasi atau kegiatan sosialisasi.
Pelaksanaan setiap tahapan kegiatan dilakukan pertemuan koordinasi untuk
menjami adanya keterlibatan pemangku kepentingan dalam memberikan
masukan terhadap kegiatan.
2.2 Identifikasi Jenis Tumbuhan Lokal/endemik/langka/terancam punah
Untuk provinsi yang telah mempunyai profil keanekaragaman hayati.
Data informasi yang dibutuhkan dapat mengacu pada dokumen profil
yang telah ada.
Provinsi yang belum memiliki dokumen profil kehati perlu melakukan
inventarisasi data dan informasi jenis lokal daerah. Inventarisasi
dilakukan melalui:
- Mencari tenaga ahli bidang taksonomi dan ekologi tumbuhan
- Mencari referensi terkait jenis lokal provinsi yang ada di setiap
kebupaten
- Melalukan Identifikasi Jenis Lokal, endemik, langka, spesies suksesi
puncak dari kawasan yang paling terdegradasi, tumbuhan yang
diperlukan untuk kelestarian satwa penyerbuk, pemencar biji, dan
pengendali hama untuk mendukung tumbuhan yang akan
diselamatkan di setiap Kabupaten.
- Melakukan penetapan dan validasi data terkait jenis lokal provinsi.
Penyusunan List Tumbuhan Lokal setiap kebupaten.
Mengkategorikan jenis lokal kabupaten pada status endemik, langka,
spesies suksesi puncak dari kawasan yang paling terdegradasi, tumbuhan
yang diperlukan untuk kelestarian satwa penyerbuk, pemencar biji, dan
pengendali hama untuk mendukung tumbuhan yang akan diselamatkan
di setiap Kabupaten
Melakukan penetapan jenis lokal provinsi.
2.3 Pengadaan Bibit tumbuhan lokal/langka/endemik sebagai koleksi sampel.

Studi literatur atau konsultasi dengan pakar untuk mengetahui lokasi


tumbuhan lokal/langka/endemik yang akan dijadikan koleksi sampel
Memetakan keberadaan jenis lokal baik yang berada pada
pembibitan dan dialam.
Melakukan survey vegetasi ke alam (hutan dll) untuk mencari jenis
lokal yang sesuai dengan jenis yang telah ditetapkan dan mencatat

titik koordinat, nama daerah, umur tumbuhan dan nama latin lokal
daerah pada setiap tumbuhan yang ditemukan di alam.
Melakukan penyiapan lokasi untuk pembibitan yang dekat dengan
lokasi sumber air. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berkoordinasi
dengan SKPD terkait (misal Dinas Perkebunan, Dinas Kehutana, dll)
atau Perguruan Tinggi maupun masyarakat)
Menyiapkan media tanam serta pollybag untuk pembibitan, baik
tumbuhan diambil dari alam maupun dari sumber lain.
Melakukan pengecekan ulang untuk memastikan tanaman yang telah
diambil di alam merupakan jenis lokal yang sesuai dengan list jenis
lokal.
Mengadaptasikan tumbuhan yang didapat dari alam dengan kondisi
sekitar.
Membuat nursery tumbuhan lokal yang didapat sebagai tempat
penyimpanan bibit.
Melakukan penyiraman, pemupukan, penyiangan, pemberantasan
hama dan penyakit secara kontinyu pada bibit tumbuhan yang telah
didapat.
Memeriksa secara kontinyu kondisi bibit tumbuhan.
Tenaga ahli yang dibutuhkan pada tahapan ini adalah pakar
taksonomi dan ekologi yang dibantu oleh tenaga kurator

2.4. Kajian Kelayakan Lokasi (Sosial dan Ekologi)


a. Kajian Sosiologi:
Mencari tenaga ahli bidang Comunitty Development
Menyiapkan data dasar untuk mengetahui kondisi sosial masyarakat
pada calon lokasi.
Menyusunan dan menyebarluaskan kuisioner untuk mengetahui respon
masyarakat terhadap calon lokasi yang akan digunakan sebagai taman
kehati.
Persiapan survey lapangan untuk mengidentifikasi situasi dan kondisi
calon lokasi taman keanekaragaman hayati melalui penyusunan
kuisioner dan pembentukan FGD dengan masyarakat.
Pertemuan pakar dan koordinasi untuk perumusan masalah dan analisis
Menetapkan kondisi dan respon masyarakat.
b. Kajian Ekologi
Mencari tenaga ahli bidang Taksonomi, Ekologi Tumbuhan dan GIS
Menyiapkan data dasar untuk mengetahui jenis lokal, jenis tanah, jenis
satwa, tipe ekosistem di provinsi yang dapat menggambarkan kondisi di
setiap kebupaten.
Melakukan survey untuk menginventarisasi jenis tanah, jenis satwa dan
jenis tumbuhan.
Pertemuan pakar dan koordinasi untuk perumusan masalah dan analisis
Kajian kelayakan lokasi berdasarkan kriteria Taman Kehati:

o berada di luar kawasan hutan; lahan tidak berstatus sengketa;


lahan milik Pemda, kepastian peruntukan lahan melalui
penetapan; diutamakan berada pada ketinggian antara 400
600 meter di atas permukaan laut; diutamakan dekat dengan
sumber air; dan memiliki luas tertentu sesuai dengan tipe Taman
Kehati sebagai berikut:
Luas Taman Kehati Kota
TIPE
A
B
C
D

LUASAN
(ha)
3,0 4,9
jari-jari 97,7 - 124,9 meter
5 9,9
10 24,9
25

Luas Taman Kehati Kabupaten:


TIPE
LUASAN
(ha)
A
10 - 14,9
B
15 24,9
C
25 49,9
D
50

Penyiapan peta RTRWdan overlay, Peta Tata Guna Hutan dan


kawasan, peta lereng, peta lahan kritis, peta jenis tanah, jenis tumbuhan,
tipe ekosistem, peta tutupan vegetasi, dan peta lainnya sesuai kebutuhan
yang dikaitkan dengan persyaratan lokasi.
Pertemuan Koordinasi dan teknis untuk menganalisa hasil kajian sosial,
ekologi dan lokasi yang akan dijadikan taman keanekaragaman hayati.
Merekomendasikan usulan lokasi kepada Kepala Dearah di
Kabupaten/kota.

2.5 Penyusunan Masterplan


Penyusunan Masterplan Pengembangan Taman Kehati Provinsi dilakukan
dengan langkah sebagai berikut
Langkah I: Pemetaan
a. Pertemuan Koordinasi dan Pakar untuk:
Melakukan pemetaan hasil kajian sosial, ekologi dan kriteria lokasi
dengan skala Minimal 1:25.000 setiap kabupaten dengan bantuan
tenaga ahli GIS
Menetapkan List tumbuhan lokal setiap kebupaten

b. Pertemuan Koordinasi dan Pakar untuk:


Sosialisasi taman keanekaragaman hayati.
Melakukan identifikasi SKPD terkait di Kabupaten yang akan
mengembangan taman keanekaragaman hayati
Penyusunan Program perencanaan provinsi untuk mengimplementasikan
kegiatan pengembangan taman kehati
Langkah
II:
Penyusunan
data
lokal/langka/endemik/terancam punah

base

Jenis

tumbuhan

a. Pertemuan koordinasi dan bimbingan teknis


Mencari tenaga ahli bidang taksonomi dan ekologi tumbuhan
Melakukan identifikasi secara secara morfologi jenis-jenis lokal daerah
Melakukan penyusunan data base keanekaragaman hayati setiap
kabupaten yang memuat:
- gambar yang meliputi foto koleksi berupa bentuk keseluruhan
tumbuhan, daun, bunga, dan buah;
- nama lokal yang meliputi nama lokal yang dipakai di daerah
tersebut dan nama umum Indonesia;
- nama ilmiah yang meliputi nama ilmiah yang baku (valid) (genus,
spesies, author);
- klasifikasi baku yang dipakai dengan menyebut sumber publikasinya;
- ciri-ciri morfologi berupa pertelaan terhadap bentuk pohon, daun,
bunga, buah. Kapan berbunga dan berbuahnya di alam dan jika ada
di taman kehati;
- geolokasi yaitu pemberian data lokasi tempat koleksi dari setiap
individu yang ditanam, meliputi: koordinat;ketinggian; dan nomor
koleksi;
- asal usul koleksi tanaman yang meliputi:nama kampung; desa;
kecamatan; kabupaten; provinsi; koordinat; dan ketinggian;
- sebaran tumbuhan koleksi secara global dan informasi koleksi
tersebut endemik, dengan menyebutkan referensi publikasinya;
- data habitat alami tumbuhan koleksi dengan referensi publikasinya;
- metode untuk memperbanyak tumbuhan koleksi;
- manfaat Taman Kehati bagi masyarakat setempat, lingkungan hayati
dan non hayati, serta potensi manfaat yang dapat dikembangkan
lebih lanjut; dan
- tanggal penanaman koleksi berupa informasi kapan dikumpulkan,
ditanam untuk mengetahui umur koleksi.
Langkah III: Pengembangan Kelembagaan
Pengembangan kelembagaan bertujuan untuk membangun kelembagaan di
Provinsi yang dapat mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan Taman
Keanekaragaman Hayati yang dibangun di setiap Kabupaten. Tujuan
kelembagaan ini adalah untuk a) Memastikan terbangunya kelembagaan/unit
pengelola di setiap kabupaten b) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi

taman kehati di setiap Kabupaten dan c) Memastikan adanya keberlanjutan


pendanaan taman kehati di setiap Kabupaten
Kegiatan yang dilakukan meliputi :

Melakukan kajian terhadap kelembagaan yang akan dibentuk pada


taman kehati baik di Provinsi dan Kabupaten.
Membuat model kelembagaan di provinsi dan daerah.

2.6. Sosialisasi Masterplan Pengembangan Taman Kehati di Provinsi


Kegiatan sosialisasi diperlukan untuk menyebarluaskan kegiatan pengembangan
Taman Kehati di Provinsi kepada seluruh pemangku kepentingan, mencakup
instansi pemerintah, organisasi non pemerintah, Perguruan Tinggi, Kalangan
Swasta, Masyarakat, Praktisi di tingkat provinsi dan seluruh Kabupaten/kota.
2.7 Pemantauan, Evaluasi dan Pembinaan
Instansi lingkungan hidup di Provinsi melakukan pemantauan, evaluasi dan
pembinaan terhadap pelaksanaan dari rencana pengembangan Taman Kehati
di Provinsi yang tertuang dalam Masterplan Pengembangan Taman Kehati di
Provinsi.

Bab III
Pelaporan Hasil Kegiatan

Penyusunan dan Penyampaian Laporan Kegiatan dalam bentuk soft copy dan
hard copy. Penyampaikan Laporan dilaksanakan per Semester Kegiatan dan
Tahunan sebelum berakhirnya tahun anggaran kegiatan.
Laporan Hasil Kegiatan disampaikan ke: (1) Asisten Deputi Keanekaragaman
Hayati dan Pengendalian Kerusakan Lahan, dan (2) Biro Perencanaan dan
Kerjasama Luar Negeri Kementerian Lingkungan Hidup.

Bab IV
Informasi Lebih Lanjut

Informasi Lebih Lanjut dapat disampaikan ke unit kerja Asisten Deputi


Keanekaragaman Hayati dan Pengendalian Kerusakan Lahan, Deputi
Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim, Gedung B Lantai 4
Kementerian Lingkungan Hidup, Jl. D.I. Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta
Timur, Telpon/Faksimile 021-85905770.

Anda mungkin juga menyukai