a. Maksud
b. Tujuan
c. Sasaran
Proses penyusunan KLHS RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 - 2023
dilakukan melalui beberapa tahapan dan pendekatan. Tahapan-tahapan tersebut
dilakukan untuk memperoleh hasil kajian tertentu melalui metodologi tertentu agar
diperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. Tahapan, hasil yang diharapkan, dan
metodologi masing-masing dijelaskan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan penjelasan latar belakang, dasar hukum, maksud, tujudan, dan sasaran,
metodologi penyusunan dokumen KLHS RPJMD Kabupaten Wonosobo
BAB V PENUTUP
Merupakan bab yang berisi kesimpuulan dan rangkuman hasis analisis serta saran
dalam penyusunan KLHS RPJMD.
5,20% 5,85%
4,58%
12,91%
6,93%
9,53%
3,29%
7,89%
6,31%
8,46%
10,16%
5,51%
4,86%
4,03%
4,48%
2.1.2. Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Wonosobo dari data yang dihimpun dari Badan
Pusat Statistik (BPS) dalam Kabupaten Wonosobo Dalam Angka 2020 adalah 790.491
jiwa. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah, maka
jumlah penduduk Kabupaten Wonosobo adalah 2,27% dari jumlah penduduk Jawa
Tengah. Dari 790.491 jiwa, terdapat 400.599 jiwa penduduk laki-laki dan 389.892 jiwa
penduduk perempuan. Sebaran jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di seluruh
kecamatan dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.4 Rasio Ketergantungan dan Proporsi Jumlah Penduduk Tahun 2019
Rasio Kelompok Umur
Proporsi Penduduk
Kecamatan Ketergan
0 - 14 15 - 64 65+ Total Usia Produktif
tungan
Wadaslintang 54,69 12696 33914 5851 52461 64,64612
Kepil 52,53 14344 37591 5404 57339 65,55922
Sapuran 51,22 14637 37948 4799 57384 66,12993
Kalibawang 52,10 5646 14941 2139 22726 65,74408
Kaliwiro 51,79 10349 29569 4964 44882 65,88165
Leksono 51,80 10084 27435 4128 41647 65,87509
Sukoharjo 47,28 7794 22872 3020 33686 67,89764
Selomerto 52,76 11794 31283 4712 47789 65,46067
Kalikajar 49,78 13848 39163 5646 58657 66,76611
Kertek 49,24 19766 54113 6879 80758 67,00636
Wonosobo 47,37 22185 61684 7037 90906 67,85471
Watumalang 50,84 11649 32860 5057 49566 66,29544
Mojotengah 49,17 15910 41648 4567 62125 67,03903
2.1.3. Topografi
2.1.4. Hidrologi
Sementara itu, dalam menjaga ketersediaan air perlu maka perlu adanya
peninjauan terhadap kondisi mata air yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten
Wonosobo. Wilayah Kabupaten Wonosobo yang memiliki fungsi konservasi air memiliki
potensi cekungan airtanah. Cekungan air tanah yang berada di Wonosobo berupa CAT
Wonosobo. CAT WOnosobo ini membentang di bagian utara-barat-tengah dan timur
Wonsobo. Sementarara itu, di bagian selatan seperti Kecamatan Wadaslintang bukan
termasuk area cekungan airtanah Wonosobo. Berdasarkan data yang tersedia, maka
lokasi persebaran dan kondisi mata air di Kabupaten Wonosobo dapat dijelaskan dalam
gambar peta berikut:
Tabel 2.8 Curah Hujan Kabupaten Wonosobo Per Kecamatan Tahun 2017
No Kecamatan Hari Hujan Curah Hujan Curah Hujan Klasifikasi
Harian (mm/hh)
1 Wadaslintang 161 2.811 17,46 rendah
2 Kepil 177 4.165 23,53 sedang
3 Sepuran 169 4.034 23,87 sedang
4 Kalibawang 167 4.205 25,18 sedang
5 Kaliwiro 160 3.129 19,56 rendah
6 Leksono 130 2.883 22,18 sedang
7 Sukoharjo 144 3.585 24,9 sedang
8 Solomerto 176 4.007 22,77 sedang
9 Kalikajar 207 4.223 20,4 rendah
10 Kertek 216 3.760 17,41 rendah
11 Wonosobo 210 3.680 17,52 rendah
12 Watumalang 223 2.970 13,32 rendah
13 Mojotengah 192 3.813 19,86 rendah
14 Garung 218 3.922 17,99 rendah
15 Kejajar 252 4.092 16,24 rendah
Total 2.802 55.279 19,73 rendah
Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo, 2020
Zona ini didominasi oleh endapan gunungapi kuarter. Endapan gunung api
kuarter ini masih dapat diamati kenampakan kerucut vulkanik seperti Gunung Sindoro
dan Gunung Sumbing, sedangkan di bagian lain gunungapi Dieng yang berumur lebih tua
meninggalkan sisa erupsi yang membentuk plateau (dataran tinggi). Sebagai daerah
yang terletak di sekitar gunungapi muda, Wonosobo termasuk daerah yang subur. Hal
ini sangat mendukung perkembangan pertanian sebagai mata pencaharian utama
masyarakat dengan komoditi utama seperti teh, tembakau, berbagai jenis sayuran dan
kopi.
Luas
No. Kecamatan Penggunaan Lahan Luas (Ha) Total
(Ha)
Permukiman Desa 218,11
Permukiman Kota 60,42
Hutan Lindung 484,43
Hutan Produksi Terbatas 81,75
1 Garung Kebun Campuran 494,38 4654,17
Ladang / Tegalan 2933,42
Sawah Dengan Padi Diselingi 305,57
Sungai 10,97
Waduk/telaga alami 65,1
Permukiman Desa 235,09
Hutan Produksi Terbatas 952,07
Hutan Produksi Tetap 581,6
2 Kalibawang Kebun Campuran 3170,9 5467,12
Sawah Dengan Padi Diselingi Palawija 524,09
Sungai 3,37
Waduk/telaga alami 235,09
Bangunan Industri 12,57
Permukiman Desa 392,35
Permukiman Kota 50,69
Hutan Lindung 687,74
Hutan Produksi Terbatas 341,32
Hutan Produksi Tetap 377,86
3 Kalikajar 8146,14
Kebun Campuran 2514,6
Ladang / Tegalan 2691,95
Kebun Teh 46,23
Sawah Dengan Padi Diselingi Palawija 1007,25
Sungai 23,57
Waduk/telaga alami 12,57
Bangunan Industri 1,77
Permukiman Desa 491,5
Hutan Produksi Terbatas 884,86
4 Kaliwiro Hutan Produksi Tetap 1381,12 10006,11
Kebun Campuran 6118,29
Sawah Dengan Padi Diselingi Palawija 1072,13
Sungai
5 Kejajar Permukiman Desa 195,01 7383,7
Tabel 2.10. Produk Domestik Regional Bruto AtasDasar Harga Konstan 2010
Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah) 2015-2019
Lapangan Usaha / Industri 2015 2016 2017 2018 2019
A Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 3617,58 3815,2 3817,53 3886,85 3931,8
B Pertambangan dan Penggalian 102,69 105,3 109,52 112,52 125,76
C Industri Pengolahan 1879,37 1953,37 2047,52 2181,44 2336,43
D Pengadaan Listrik dan Gas 4,55 4,65 4,73 4,82 5,03
E Pengadaan Air; Pengelolaan
Sampah, Limbah, dan Daur
Ulang 13,77 14,08 14,76 15,5 16,23
F Konstruksi 701,67 749,91 805,57 860,88 923,51
G Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor 2040,78 2134,76 2256,32 2379,58 2538,72
H Transportasi dan Pergudangan 642,64 689,6 731,1 782,39 846,32
I Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 366,63 380,6 397,63 418,38 456,83
J Informasi dan Komunikasi 160,32 172,03 200,56 231,43 268,75
K Jasa Keuangan dan Transportasi 321,23 348,94 370,16 388,46 411,33
L Real Estate 190,24 201,2 212,39 223,66 239,58
M Jasa Perusahaan 26,34 28,88 31,6 34,23 37,76
NO Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, dan Jaminan Sosial
Wajib 287,16 293,3 300,74 312,99 321,55
P Jasa Pendidikan 595,95 635,36 679,26 729,06 785,22
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 140,86 154,56 168,45 183,71 201,17
R,S,T,U Jasa Lainnya 242,31 259,45 288,2 319,93 352,87
Produk Domestik Bruto 11334,09 11941,19 12436,04 13065,83 13798,86
Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo, 2020
Pertumbuhan IPM pada tahun 2019 sebesar 0,46 banyak dipengaruhi oleh
naiknya pengeluaran per kapita disesuaikan dan angka harapan hidup. Pada tahun 2019,
angka harapan hidup naik 0,14 poin dengan asumsi anak yang lahir pada tahun 2019
diperkirakan akan bertahan hidup sampai usia 71 – 72 tahun, sedangkan pengeluaran
per kapita mengalami kenaikan 0,37 point dibandingkan pada tahun 2018. Harapan lama
sekolah hanya naik menjadi 11,74 tahun yang artinya secara rata-rata anak usia 7 tahun
yang masuk jenjang pendidikan formal pada tahun 2019 memiliki peluang untuk
bersekolah selama 11,74 tahun atau setara dengan pendidikan SMA.
Tabel 2.14 Perbandingan Komponen IPM Laki- laki dan Perempuan Kabupaten
Wonosobo Tahun 2019
Komposit IPM
IPM 2019
AHH HLS RLS PPP
Laki-Laki 69,61 11,71 7,01 14.835 71,68
Perempuan 73,48 11,77 6,51 9.570 66,46
Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo, 2020
71,93
71,37
70,81
70,25
69,69
69,11
68,27 68,22
67,81
66,89
66,19
65,7
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Grafik 2.2 Perkembangan IPM Kabupaten Wonosobo dari tahun 2015 hingga
proyeksi tahun 2026.
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Wonosobo, 2021
Grafik 2.3 Posisi Relatif Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota Wilayah Eks
Karesidenan Kedu
Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo, 2020
Status gizi dan kesehatan ibu pada masa prahamil, saat kehamilannya dan saat
menyusui merupakan periode yang sangat kritis. Periode seribu hari, yaitu 270 hari
selama kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya,
merupakan periode sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini
akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada
pertumbuhan fisik, tetapi juga pada perkembangan mental dan kecerdasannya, yang
pada usia dewasa terlihat dari ukuran fisik yang tidak optimal serta kualitas kerja yang
tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi. Rendahnya
Status gizi Ibu Bayi dan Balita ditandai penemuan kasus kasus gizi buruk dan kurang
Faktor makanan dan penyakit infeksi, sebagai penyebab langsung masalah gizi,
keduanya saling berkaitan. Anak balita yang tidak mendapat cukup makanan bergizi
seimbang memiliki daya tahan yang rendah terhadap penyakit sehingga mudah
terserang infeksi. Sebaliknya penyakit infeksi seperti diare dan infeksi saluran
pernapasan atas (ISPA) dapat mengakibatkan asupan gizi tidak dapat diserap tubuh
dengan baik sehingga berakibat gizi buruk.
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) akibat kurang energi kronik (KEK)
pada ibu hamil, dapat meningkatkan angka kematian bayi dan anak balita. Anemia
kurang zat besi pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko kematian waktu melahirkan
dan melahirkan bayi yang juga menderita anemia. Kurang vitamin A (KVA) pada bayi dan
anak balita dapat menurunkan daya tahan tubuh, meningkatkan risiko kebutaan, dan
meningkatkan risiko kesakitan dan kematian akibat infeksi (Tarwotjo, et al 1989).
Kekurangan gizi pada anak balita dan ibu hamil akan meningkatkan pengeluaran rumah
tangga dan pemerintah untuk biaya kesehatan karena banyak warga yang mudah jatuh
sakit akibat kurang gizi. Penelitian dampak anemia pada kelompok penduduk dewasa
ternyata juga mengurangi produktivitas kerjanya (Husaini et al, 1984).
Grafik 2.4 Prevalensi Balita Gizi Buruk Kabupaten Wonosobo Tahun 2015-2019
Sumber: Dinas Kesehatan, 2020
Grafik 2.7 Posisi Relatif Harapan Lama Sekolah Kabupaten/Kota Wilayah Eks
Karesidenan Kedu dibandingkan Provinsi Tahun 2019
Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo, 2020
Rata-rata Lama Sekolah dari kurun waktu 2015-2019 semakin meningkat dari
6,11 tahun menjadi 6,76 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata masyarakat
Wonosobo memiliki pendidikan tertinggi sampai kelas 1 SMP (kelas 7).
Grafik 2.8 Posisi Relatif Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten/ Kota Wilayah Eks
Karesidenan Kedu dibandingkan Provinsi Tahun 2019
Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo, 2020
APS digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang telah
bersekolah di semua jenjang pendidikan dan merupakan alat ukur pemerataan
pendidikan yang paling mendekati dan paling baik jika dibandingkan dengan APK atau
APM. APS di Kabupaten Wonosobo Tahun 2015 s.d 2019 dapat dilihat pada grafik
berikut.
Grafik 2.9 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah SD/MI (7-12 Tahun) s/d
SMP/ MTs (13-15 Tahun) Kabupaten Wonosobo Tahun 2015-2019
Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo, 2020
Dalam kurun waktu lima tahun partisipasi sekolah penduduk kelompok usia 7-
12 tahun dan 13-15 terus meningkat, meskipun belum semua anak usia sekolah 7-15
tahun mengakses pendidikan. Beberapa penyebab anak usia sekolah tidak mengakses
pendidikan adalah karena putus sekolah, tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang di
Grafik 2.10 Angka Partisipasi Sekolah Usia 7-12 Tahun Kabupaten Wonosobo
dibandingkan dengan Provinsi dan Nasional Tahun 2015-2019
Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo, 2020
Angka Partisipasi sekolah baik usia 7-12 tahun maupun 13-15 tahun Kabupaten
Wonosobo masih di bawah rata-rata Provinsi Jawa Tengah dan Nasional, dimana APS 7-
12 Tahun dan 13-15 Provinsi di angka 99,77 dan 96,11 sedangkan nasional di angka
99,24 dan 95,51.
APK PAUD selama 5 tahun terakhir fluktuatif namun cenderung naik baik APK
PAUD usia 0-6 tahun maupun APK PAUD usia 3-6 tahun. Gap antara APK PAUD usia 0-6
tahun dengan APK PAUD usia 3-6 tahun tinggi karena rendahnya partisipasi anak pada
kelompok bermain (KB) terutama di pedesaan.
Grafik 2.11 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Jenjang PAUD s/d
SMP/MTs/Paket B Kabupaten Wonosobo Tahun 2015-2019
Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo, 2020
APK SD/MI Kabupaten Wonosobo tahun 2015 sampai 2019 cenderung menurun.
Namun bila dibandingkan dengan rata-rata APK Provinsi Jawa Tengah, capaian APK
SD/MI di Kabupaten Wonosobo relatif lebih tinggi.
Grafik 2.15 Perkembangan Angka Partisipasi Murni SD/MI s/d SMP/ MTs
Kabupaten Wonosobo Tahun 2015-2019
Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo dan BPS Provinsi Jawa Tengah, 2020
Dari tabel di atas terlihat bahwa angka melek huruf di Kabupaten Wonosobo
selama 5 tahun terakhir semakin meningkat. Pada tahun 2015 AMH sebesar 94,94 dan
pada tahun 2019 meningkat menjadi 99,99. Perkembangan AMH nampak signifikan
yaitu sekitar 1,01 setiap tahun, namun pada 5 tahun terakhir perkembangannnya
nampak melambat. Untuk mencapai AMH 100% sangat sulit karena sebagian besar
penduduk buta huruf telah berusia lanjut > 65 tahun yang tersebar di hampir seluruh
wilayah.
Salah satu instrumen untuk melihat kemampuan daya saing daerah adalah
dengan pengukuran Indeks Daya Saing Daerah yang dilakukan oleh Kemenristek/BRIN.
Definisi daya saing menurut Kemenristek/BRIN merupakan kemampuan suatu daerah
dibanding daerah lain dalam menerapkan strategi yang tepat untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya. Pengukuran dan penilaian Indeks Daya Saing Daerah
(IDSD) diukur dari 4 aspek yaitu aspek faktor penguat (enabling environment, aspek
Gambar 2.7 Hasil pengukuran IDSD Kab/Kota se Jawa Tengah Tahun 2019
Sementara itu, dari hasil pengukuran Indeks Daya Saing Daerah tahun 2020
diperoleh nilai IDSD Kabupaten Wonosobo sebesar 3,1985 dengan rincian skor masing-
masing pilar ditampilkan dalam gambar berikut:
Pilar dengan skor terendah menjadi catatan dan perlu perhatian yang lebih,
diantaranya yaitu pilar kapasitas inovasi, akses keuangan, pendidikan dan ketrampilan.
Peningkatan kolaborasi triple helix perlu ditingkatkan yaitu antara pemerintah daerah,
perguruan tinggi dan dunia usaha dalam upaya peningkatan daya saing serta
pengembangan teknologi dan inovasi. Selain itu akses permodalan bagi dunia usaha
terutama sektor UMKM juga perlu mendapatkan perhatian lebih agar sektor tersebut
berkembang lebih baik sebagai salah satu komponen pengembangan daya saing daerah.
Dari sisi pendidikan dan ketrampilan, peningkatan ketrampilan lulusan sekolah dan juga
ketrampilan tenaga kerja sangat penting agar tenaga kerja yang tersedia siap diterima
dan sesuai dengan permintaan pasar tenaga kerja.
Laju inflasi adalah kenaikan atau penurunan inflasi dari periode ke periode atau
dari tahun ke tahun, sedangkan inflasi adalah suatu keadaan di mana tingkat harga
secara umum (price level) cenderung naik. Pada tahun 2019 Kabupaten Wonosobo
mengalami inflasi sebesar 2,28% lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya serta
lebih rendah dibandingkan inflasi Jawa Tengah sebesar 2,81% dan inflasi nasional
sebesar 2,72%. Rendahnya tingkat inflasi ini berdampak positif terhadap peningkatan
daya beli dan penurunan kemiskinan.
Sesuai dengan tema dan agenda pembangunan dalam RPJMN 2020-2024, salah
satu upaya pemerataan pembangunan untuk mendukung perekonomian nasional adalah
dengan penguatan infrastruktur. Maka dari itu, tingkat perkembangan wilayah salah
satunya ditentukan oleh kondisi infrastruktur, terutama yang mendukung konektivitas
antarwilayah. Infrastruktur sebagai instrumen pemicu (trigger) wilayah untuk
berkembang dan sekaligus untuk melayani kegiatan ekonomi yang sedang berkembang,
harus dibangun secara terpadu dan koheren agar dapat memastikan pengembangan
wilayah berkelanjutan, berketahanan (resilient) terhadap risiko bencana, dan
berkeadilan sosial.
Jalan nasional
Jalan provinsi
Jalan kabupaten
Tabel 2.19 Ruas, Panjang Jalan Nasional dan Provinsi Kabupaten Wonosobo
Nama Ruas Berdasarkan Status Panjang
No Fungsi Jalan
Kewenangan Jalan Jalan (Km)
A Jalan Nasional
Bts Kabupaten Banjarnegara-
1 0,87 JKP-1 (jalan kolektor primer 1)
Selokromo
2 Selokromo-Bts Kota Wonosobo 8,46 JKP-1
3 Jln. Jogonegoro (Wonosobo) 1,66 JKP-1
4 Jln. A. Yani (Wonosobo) 1,76 JKP-1
5 Bts. Kota Wonosobo-Kretek 4,65 JKP-1
6 Jln. S.Parman (Wonosobo) 0,86 JKP-1
Jln. Mayor Bambang Sugeng
7 2,4 JKP-1
(Wonosobo)
Kretek-Bts Kabupaten
8 9,2 JKP-1
Temanggung
panjang jalan nasional 29,86
B Jalan Provinsi
Rencana jalan strategis nasional
1 Kejajar-Dieng 10,15 tersambung (Penghubung KSPN
Dieng)
Rencana jalan strategis nasional
2 Wonosobo-Kejajar 13 tersambung (Penghubung KSPN
Dieng)
JKP-3 (penghubung dengan
3 Wadaslintang-Selokromo 37,1
Ibukota Kabupaten Kebumen
JKP-3 (penghubung dengan
Bruno/Bts Kabupaten Purworejo-
4 7,69 Ibukota Kabupaten
Kepil
Kebumen/Purworejo)
JKP-3 (penghubung dengan
5 Kertek-Kepil 19,14
Ibukota Kabupaten Purworejo)
Sapuran-Kaliangkrik/Bts JKP-3 (penghubung dengan
6 15,47
Kabupaten Magelang Ibukota Kabupaten Magelang)
panjang jalan provinsi 102,55
total panjang nasional dan
132,41
provinsi (A+B)
C Jalan Kabupaten
276 ruas jalan 999,28
Dari tabel perkerasan jalan diatas terlihat bahwa masih terdapat jenis
perkerasan yang belum memenuhi standard kualitas jalan yaitu telford/kerikil dan
tanah/belum tembus yang mencapai angka 11,27% dari panjang jalan total. Hal ini
mengindikasikan bahwa belum memadainya kualitas jalan yang merupakan salah satu
faktor rendahnya aksesibilitas, konektivitas, lamanya waktu tempuh dan tingginya risiko
kecelakaan. Pada tahun 2016, terdapat kenaikan status jalan desa menjadi jalan
kabupaten sehingga panjang total jalan kabupaten mencapai 999,276 km. Pada tahun
2019 telah dilakukan survei (Provincial and Kabupaten Road Management System-
PKRMS) sehingga diperoleh data yang sesuai dengan kondisi di lapangan.
a. Kemampuan Lahan
Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan dilakukan dengan analisis
kemampuan lahan berdasarkan alokasi pemanfaatan ruang. Klasifikasi kemampuan lahan
(land capability clasification) adalah penilaian lahan (komponen-komponen lahan) secara
sistematik dan mengelompoka kedalam beberapa kategori berdasarkan sifat-sifat yang
merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaannya secara lestari (Arsyad, 2000).
Dalam tingkat kelas, kemampuan lahan menunjukkan kesamaan besarnya faktor-faktor
penghambat.
Lahan dikelompokkan kedalam kelas I sampai dengan kelas VIII dimana semakin
tinggi kelasnya, kualitas lahannya semakin jelek, berarti risiko kerusakan dan besarnya
faktor penghambat bertambah dan pilihan penggunaan lahan yang diterapkan semakin
Chemical Oxygen Demand (COD) atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah
oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan anorganik yang terkandung
dalam air. Kualitas air sungai untuk parameter COD banyak dipengaruhi oleh beberapa
faktor salah satunya adalah kegiatan industri atau usaha yang berada di sepanjang aliran
sungai. Hasil pengujian kualitas air sungai untuk parameter COD yang dilakukan pada
Bulan April Tahun 2019 menunjukkan nilai yang belum memenuhi baku mutu di 2 titik
lokasi pantau air sungai yaitu Sungai Kotaaji (Hulu) dan Sungai Kotaaji (Hilir).
Pendekatan Penghitungan
Penentuan daya dukung lahan dilakukan dengan membandingkan ketersediaan
dan kebutuhan lahan seperti digambarkan pada diagram di bawah ini.
Jadi, kebutuhan lahan untuk hidup layak di Kabupaten Wonosobo adalah 0,188 ha/
orang. Kebutuhan lahan diperoleh dengan cara mengalikan jumlah penduduk (N)
dengan kebutuhan lahan untuk hidup layak (KHLL). Jumlah penduduk berdasarkan data
Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonosobo adalah 793.427 jiwa, sedangkan kebutuhan
lahan untuk hidup layak (KHLL) berdasarkan hasil perhitungan di atas adalah 0,417
Keterangan:
DL = Total kebutuhan lahan setara beras (ha)
N = Jumlah penduduk (orang)
KHLL = Luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup layak per penduduk:
a. Luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup layak per penduduk merupakan
kebutuhan hidup layak per penduduk dibagi produktifitas beras lokal.
b. Kebutuhan hidup layak per penduduk diasumsikan sebesar 1 ton setara
beras/kapita/ tahun.
c. Daerah yang tidak memiliki data produktivitas beras lokal, dapat menggunaan data
rata-rata produktivitas beras nasional sebesar 2400 kg/ha/tahun.
DL = 793.427 x 0,188
= 149.164,27Ha
Jadi, kebutuhan lahan untuk Kabupaten Wonosobo adalah sebesar 149.164,27 Ha
Proyeksi Kebutuhan Lahan Tahun 2031
Sementara itu, kebutuhan lahan juga perlu diproyeksikan hingga tahun 2031
untuk melihat apakah daya dukung lahan masih terpenuhi di tahun akhir perencanaan.
Perhitungan menggunakan proyeksi penduduk yang akan ditampung pada tahun 2031
dengan metode perhitungan yang sama dengan kebutuhan lahan tahun 2020. Sehingga
perhitungan menjadi
DL = N x KHLL
DL = 1.182.206,23 x 0,188
DL = 222.254,77
3. Penentuan Status Daya Dukung Lahan
Status daya dukung lahan diperoleh dari perbandingan antara ketersediaan lahan
(SL) dan kebutuhan lahan (DL).
Bila SL > DL maka daya dukung lahan dinyatakan surplus.
Bila SL < DL maka daya dukung lahan dinyatakan defisit atau terlampaui.
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh di atas dapat disimpulkan nilai
ketersediaan dan kebutuhan lahan sebagai berikut:
Dengan demikian, maka diperoleh nilai SL > DL dan daya dukung lahan dinyatakan
surplus atau mencukupi. Hasil ini berlaku Dari hasil perhitungan daya dukung dengan
menggunakan konsep perhitungan sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 17
Tahun 2009, Kabupaten Wonosobo mempunyai status daya dukung lahan yang
mencukupi kebutuhan akan produksi hayati terhadap penduduk yang tinggal di
Kabupaten Wonosobo
Cara Penghitungan
Penghitungan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Penghitungan Ketersediaan (Supply) Air
Perhitungan dengan menggunakan Metode Koefisien Limpasan yang dimodifikasi dari
metode rasional.
Rumus:
C = ∑ (ci x Ai) / ∑Ai (3)
R = ∑ Ri / m (4)
SA = 10 x C x R x A (5)
Keterangan:
SA = Ketersediaan Air (m3/tahun)
C = Koefisien Limpasan Tertimbang
ci = Koefisien Limpasan Penggunaan Lahan i
Ai = Luas Penggunaan Lahan i (ha)
R = Rata-Rata Aljabar Curah Hujan Tahunan Wilayah (mm/tahunan)
Ri = Curah Hujan Tahunan Pada Stasiun i
Adapun nilai ketersediaan air dapat diketahui dari perhitungan antara nilai
koefisien limpasan tertimbang (C), nilai rata-rata curah hujan tahunan (R), faktor
konversi (10) dan Jumlah Luas Wilayah (A)
Tabel 2.26 Perhitungan Ketersediaan Air
Koefisien Limpasan Faktor Konversi (mm.ha Ketersediaan Air
Luas Lahan
Tertimbang ke m) (m3/tahun)
100423.15 0,26 10,00 1.205.105.513
Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2021
Status daya dukung air diperoleh dari pembandingan antara ketersediaan air (SA) dan
kebutuhan air (DA).
Bila SA > DA , daya dukung air dinyatakan surplus.
Bila SA < DA , daya dukung air dinyatakan defisit atau terlampaui.
Penyediaan Pangan
7%
23%
Rendah
Sangat Rendah
5% Sangat Tinggi
45% Sedang
Tinggi
20%
12%
Rendah
Sangat Rendah
46%
Sangat Tinggi
28%
Sedang
Tinggi
10%
4%
Jasa ekosistem untuk tempat tinggal dan ruang hidup (sense of place)
dicerminkan oleh kelas kemampuan dan kesesuaian lahan yang tinggi, sehingga
memberikan dukungan kehidupan secara sosial, ekonomi maupun budaya, yang
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan fisik dan geografis serta peluang pengembangan
wilayah yang lebih besar.
Kondisi geografis suatu wilayah akan menentukan jasa eksositem untuk menjadi
tempat tinggal manusia. Wonosobo didominasi oleh perbukitan dan pegunungan dengan
kemiringan lereng curam. Hal ini tidak sesuai untuk permukiman karena rawan terjadi
bencana longsor. selainitu, sumber air bersih terbatas karena jarak sumber air tanah
relatif dalam. Hampir 85 % wilayah termasuk dalam klasifikasi rendah dan sangat
rendah. Lahan dengan klasifikasi tinggi dan sangat tinggi bahkan kurang dari 1 %, yaitu
kondisi eksisting permukiman dan kawasan lembah antar pegunungan.
Kondisi geografis Wonosobo yang didominasi pegunungan dan perbukitan
menyebabkan sempitnya luasan lahan yang sesuai untuk permukiman. RTRW
Kabupaten Wonosobo menjadi ujung tombak perizinan permukiman agar
perkembangannya tidak berada di lokasi yang tidak semestinya. Kebutuhan lahan
permukiman semakin tinggi akibat pertumbuhan penduduk dan kegiatan ekonomi.
Tanpa adanya pengendalian pemanfaatan ruang akan menyebabkan pembangunan
secara eksploitatif. Kondisi tersebut akan memicu bencana atau kerusakan lingkungan
di Wonosobo.
.
0% Rendah
42% Sangat Rendah
Sangat Tinggi
Sedang
Tinggi
41%
a) Lahan Pertanian
Tanah sawah didefinisikan sebagai tanah yang digunakan untuk bertanam padi
sawah yang digenangi, baik terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran
dengan tanaman palawija. Luas Sawah Kabupaten Wonosobo tahun 2020 seluas
12.038,24 hektar sedangkan usulan sawah LP2B seluas 10.164,11. Kecamatan
Selomerto merupakan kecamatan yang memiliki sawah paling luas dibandingkan
kecamatan yang lain. Sedangkan Kecamatan Wadaslintang merupakan kecamatan
dengan usulan LP2B paling luas.
Tabel 2.32 Luas Sawah Eksisting dan Usulan LP2B
b) Potensi Pertambangan
Secara geologi Kabupaten Wonosobo memiliki peluang potensi bahan
galian yang melimpah terutama bahan galian hasil akitivitas vulkanisme seperti lava
andesit, tuf, tras dan lain-lain. Bahan galian batuan yang dijumpai di Kabupaten
Wonosobo di antaranya yaitu: sekis mika, napal, batupasir, konglomerat kuarsa,
sirtu (pasir dan batu kali), breksi pumis dan andesit.
Keterdapatan bahan galian batuan tersebut umumnya berada di daerah
perbukitan, kecuali bahan galian sirtu dan sebagian napal yang banyak dijumpai di
daerah lembah sungai. Adapun bahan galian tanah urug selain dijumpai di daerah
dengan topografi berupa perbukitan, juga dijumpai di daerah dataran.
Sebaran bahan galian batuan hampir merata dan meliputi keseluruhan
wilayah Kabupaten Wonosobo, diantaranya yaitu wilayah Kecamatan Wadaslintang,
Kepil, Kalibawang, Kaliwiro, Leksono, Sukoharjo, Selomerto, Kalikajar, Kertek,
Watumalang, Garung, Mojotengah dan Sepuran.
Potensi bahan galian mineral bukan logam di Kabupaten Wonosobo
yaitu berupa tuf, tras, bentonit, kaolin dan zeolit, yang tersebar di daerah perbukitan
di wilayah Kecamatan Wadaslintang, Kalibawang, Kaliwiro, Sukoharjo dan Kejajar.
Bahan galian mineral bukan logam tersebut umumnya belum ditambang, kecuali tras
yang sebagian telah ditambang oleh masyarakat setempat.
Pengaturan Iklim
6% 8%
20%
Sangat Tinggi
Tinggi
30%
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
36%
Tahun
Sektor
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Energi 207726.67 117976.05 117279.49 99091.28 32831.76 0
IPPU 0 0 0 0 0 0
Pertanian 10803.41 9860.87 10233.27 7690.51 0 0
Kehutanan 0 0 -2391.91 57429.13 38032.51 0
Limbah 0 22.24 23.3 25.04 0 0
Total 218530.08 127859.16 125144.15 164235.96 70864.27 0
Sumber: DLH Kabpaten Wonosobo, 2021
200000
150000
Energi
Emisi (Gg Co2)
IPPU
100000
Pertanian
Kehutanan
50000
Limbah
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
-50000
Tahun
Pendukung Biodiversitas
13%
25%
Rendah
Sangat Rendah
Sangat Tinggi
Sedang
14% Tinggi
46%
2%
Tabel 2.39 Proyeksi perhitungan timbunan sampah domestik dan non domestik
tahun 2021-2026
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) merupakan gambaran atau indikasi awal
yang memberikan kesimpulan cepat dari suatu kondisi lingkungan hidup pada lingkup dan
periode tertentu. Konsep IKLH, seperti yang dikembangkan oleh BPS, hanya mengambil tiga
indikator kualitas lingkungan yaitu kualitas air sungai, kualitas udara, dan tutupan hutan. Ada
keseimbangan antara indikator yang mewakili green issues (isu hijau) dan brown issues (Isu
coklat). Isu hijau merupakan pembagian pendekatan pengelolaan lingkungan hidup yang
menangani aspek aspek konservasi atau pengendalian kerusakan lingkungan hidup. Isu hijau
hanya mewakili satu indikator dalam IKLH yaitu tutupan vegetasi Isu coklat mewakili isu
pencemaran lingkungan hidup yang pada umumnya berada pada sektor industri dan
perkotaan.
71,63
70,77
69,91
69,05
68,2
67,34
66,17
Tabel 2.43 Opini BPK terhadap laporan keuangan Kabupaten Wonosobo tahun
2015- 2019
Berdasarkan pada grafik di atas, tren APBD dari tahun 2015 sampai dengan
tahun 2019 selalu mengalami peningkatan. Dari tahun 2015 sampai dengan tahun
2019 total APBD mengalami penambahan sebesar Rp.436.482.495.642,00 dari
Rp.1.753.919.457.572,00 menjadi Rp.2.190.401.953.214,00. Namun penyerapan
Anggaran setiap tahunnya belum 100%, masih ada anggaran yang belum digunakan
untuk pembangunan daerah. Adanya SiLPA ini menunjukkan pengelolaan
keuangan daerah belum maksimal.
Kinerja pengelolaan keuangan juga dapat dilihat dari sisi komponen belanja
daerah. Komponen belanja daerah merupakan perwujudan pemerintah daerah
dalam mengeluarkan uangnya untuk pelayanan publik. Terdapat empat pos utama
di dalam belanja daerah yaitu pos Belanja Pegawai, pos Belanja Barang dan Jasa, pos
Belanja Modal, dan pos Belanja lainnya. Melalui belanja daerah ini diperoleh
informasi prioritas belanja yang dilakukan oleh pemerintah daerah yang dapat
berdampak pada kesejahteraan warganya.
Apabila dilihat dari pos belanja daerah dari tabel di atas terlihat bahwa proporsi
terbesar belanja ada pada belanja pegawai. Jika berdasarkan Rasio belanja pegawai
terhadap total APBD, Rasio belanja pegawai digunakan untuk mengukur porsi
belanja pegawai terhadap total belanja daerah. Semakin membaiknya kualitas belanja
daerah dapat dilihat dari semakin menurunnya porsi belanja pegawai dalam APBD.
Semakin sedikit porsi belanja APBD yang digunakan untuk belanja aparatur maka
APBD dapat dioptimalkan untuk mendukung jenis belanja lain yang lebih terkait
dengan pelayanan publik seperti belanja modal untuk pembangunan fasilitas
masyarakat atau untuk mendukung belanja yang efektif mendorong roda
perekonomian daerah seperti peningkatan sarana prasarana dan konektivitas
pelayanan publik.
Grafik 2.40 Kondisi Aset Milik Pemerintah yang Bersertifikat Tahun 2019
Sumber: Rancangan Teknokratik-RPJMD Kabupaten Wonosobo 2021-2024
9%
Tercapai
20% Belum Tercapai
51%
Tidak Ada Data
Bukan Kewenangan
20%
SST TTC SBT TBC Tidak Ada Data (TAD) Bukan Kewenangan (TKD)
4%
6%
Pilar ekonomi terdiri dari Tujuan 7, Tujuan 8, Tujuan 9, Tujuan 10, dan Tujuan
17 dengan jumlah indikator sebanyak 46. Capaian Pilar ekonomi yang telah tercapai
sebesar 35% dari total atau hanya tercapai 16 indikator. Sejumlah 7 indikator belum
tercapai dan 18 tidak ada data. Terdapat 5 indikator yang bukan merupakan
kewenanangan kabupaten.Hambatan utama dari pilar ekonomi ini adalah ketersediaan
data yang masih minim yaitu 39% belum ada data.
Tercapai TTC
11%
Tercapai SST
33%
Tidak Tercapai TBC
Tidak Tercapai SBT
39%
2% Tidak Ada Data (N/A)
13%
2% Bukan Kewenangan (TKD)
Pilar lingkungan terdiri dari Tujuan 6, Tujuan 11, Tujuan 12, Tujuan 13, Tujuan
14, dan Tujuan 15 dengan jumlah indikator sebanyak 41. Capaian pilar lingkungan yang
berada di atas target nasional sebesar 44% dari total atau 18 indikator. Sejumlah 10
indikator belum tercapai dan 8 tidak ada data dan 5 indikator bukan kewenangan.
Indikator yang belum tercapai antara lain persentase sampah perkotaan yang tertangani,
jumlah perusahaan yang menerapkan ISO atau persentase RT dengan akses ke air
minum maupun sanitasi layak, penataan persampahan, rehabilitasi lahan kritis.
Indikator masih tidak ada data antara lain kualitas air sungai atau jumlah produk yang
teregister ramah lingkungan. Presentase capaian TBP pada pilar lingkungan mempunyai
nilai terendah dibandingkan capaian pada pilar lain. Tabel dan gambar menunjukkan
capaian TPB Pilar Lingkungan.
Pilar Hukum dan Tata Kelola terdiri dari Tujuan 16 dengan jumlah indikator
sebanyak 21. Capaian Pilar hukum dan tata Kelola yang telah mencapai target sejumlah
16 indikator atau 64%. Sejumlah 1 indikator belum tercapai. 4 tidak ada data dan
4indikator bukan kewenangan.
Indikator yang belum tercapai antara lain proporsi rumah tangga yang memiliki
anak umur 1-17 tahun yang mengalami hukuman fisik dan/atau agresi psikologis dari
pengasuh dalam setahun terakhir; persentase kepatuhan pelaksanaan UU Pelayanan
Publik Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (Provinsi/ Kabupaten/Kota); dan
persentase keterwakilan perempuan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Gambar menunjukkan capaian TPB Pilar Hukum dan
Tata Kelola.
Grafik 3.6 Capaian TPB pada pilar Hukum dan Tata Kelola
Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2021
Tercapai Tidak Tercapai Tidak Ada Data (N/A) Bukan Kewenangan (TKD)
TTC SST TBC SBT Tidak Ada Data (N/A) Bukan Kewenangan (TKD)
TTC SST TBC SBT Tidak Ada Data (N/A) Bukan Kewenangan (TKD)
Pilar lingkungan terdiri dari tujuan 6, tujuan 11 sampai tujuan 15 dengan jumlah
indikator sebanyak 41. Capaian pilar lingkungan yang berada di atas target nasional
sebesar 44% dari total atau 18 indikator. Sejumlah 10 indikator masih belum tercapai,
8indikator memiliki kendala dalam ketersediaan data, dan 5 indikator ukan kewenangan.
Pilar lingkungan masih berada dibawah pilar sosial, ekonomi, dan hukum & tata kelola
dalam hal target ketercapaian. Tabel 3.10 menunjukkan capaian OPD pada pilar
lingkungan.
Tabel 3.10 Capaian OPD pada Pilar Lingkungan
Organisasi Tercapai Tidak Tercapai Tidak Ada Bukan Kewenangan
Total
Perangkat Daerah TTC STT TBC SBT Data (N/A) (TKD)
BAPPEDA 1 0 0 0 0 0 1
BPBD 5 0 2 1 0 2 10
DINKES 3 0 0 0 0 0 3
DISDAGKOPUKM 0 0 0 0 1 0 1
DISNAKERTRANS 0 0 0 0 1 0 1
DISPERKIMHUB 1 0 0 0 0 1 2
DLH 6 0 3 1 1 2 13
DPUPR 2 0 2 1 3 0 8
KESBANGPOL 0 0 0 0 1 0 1
SETDA 0 0 0 0 1 0 1
Total 18 0 7 3 8 5 41
Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2021
TTC STT TBC SBT Tidak Ada Data (N/A) Bukan Kewenangan (TKD)
Pilar Hukum dan Tata Kelola terdiri dari tujuan 16 dengan jumlah indikator
sebanyak 25. Capaian Pilar hukum dan tata Kelola yang telah mencapai target sejumlah
16 indikator atau 57%. Sejumlah 1 indikator belum tercapai, 4 indikator tidak ada data,
dan 4 indikator berada di luar kewenangan. Tabel menunjukkan capaian OPD pada Pilar
Hukum dan tata kelola
BAPPEDA 2 0 0 0 1 0 3
BPPKAD 1 0 0 0 0 0 1
DISDUKCAPIL 2 1 0 0 0 0 3
DISKOMINFO 1 0 1 0 0 1 3
DPPKBPPPA 3 0 0 0 1 1 5
KESBANGPOL 3 0 0 0 1 2 6
SETDA 3 0 0 0 1 0 4
Total 15 1 1 0 4 4 25
Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2021
Organisasi/Dinas yang terlibat pada Pilar Hukum dan Tata Kelola yaitu
BAPPEDA, DPPKBPPA, badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah
(BPPKAD), BPS, Dinas Kependudukan dan catatan sipil (DISDUKCAPIL), Dinas
Komunikasi dan Informasi, Kesbangpol, dan SETDA. BPPKAD belum menyediakan data
yang menjadi kewenangannya. Gambar 3.11 menunjukkan capaian PD pada Pilar Hukum
dan Tata Kelola.
TTC SST TBC SBT Tidak Ada Data (N/A) Bukan Kewenangan (TKD)
Grafik 3.11 Capaian OPD pada Pilar Hukum & Tata Kelola
Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2021
Tabel 3.12 Peran Para Pihak dalam Capaian TPB Kabupaten Wonosobo
Peran Pihak
Pilar Tujuan
Pemerintah Pelaku Usaha Filantropi Akademisi
1 V V V V
2 V V V V
Sosial 3 V V V V
4 V V V
5 V V V
8 V V V
9 V
Ekonomi
10 V V V V
17 V
6 V V V
11 V V V V
12 V
Lingkungan
13 V
14 V V V
15 V V V
Hukum dan Tata
16 V
Kelola
Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2021
Terdampak COVID
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Jaseko Pangan
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No.
DD Air
Kahati
Baseline Capaian Keteran
No Indikato Indikator Isu Strategis Skenario
2017 2019 gan
r
1 1.3.1.(b) Proporsi peserta Pelayanan pemerintahan yang 62,76 76,93 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
Program Jaminan Sosial belum memadai untuk i
Bidang Ketenagakerjaan. mendukung ekonomi, kesehatan,
pendidikan dan keuangan daerah
2 1.3.1.(c) Presentase penyandang Tingginya angka kemiskinan 9,31 45,95 Tercapa - - - - - - - - - - Negatif TUT
disabilitas yang miskin i
dan rentan yang
terpenuhi hak dasarnya
dan inklusivitas
3 1.4.1. (f) Persentase rumah tangga Belum optimalnya penataan ruang 1,86 0,5 Tercapa V V - V - V V - - - - TUT
kumuh perkotaan kota i
4 1.4.1.(a) Persentase perempuan Belum Meratanya Informasi 99,94 99,9 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
pernah kawin umur 15- Kesetaraan Gender, Perlindungan i
49 tahun yang proses Anak dan Keluarga Berencana
melahirkan terakhirnya
di fasilitas kesehatan.
5 1.4.1.(b) Persentase anak umur Belum Meratanya Informasi 96,86 100 Tercapa - - - - - - - - - - Positif TUT
12-23 bulan yang Kesetaraan Gender, Perlindungan i
menerima imunisasi Anak dan Keluarga Berencana
dasar lengkap.
6 1.4.1.(c) Prevalensi penggunaan Belum Meratanya Informasi 74,49 78,51 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
metode kontrasepsi Kesetaraan Gender, Perlindungan i
(CPR) semua cara pada Anak dan Keluarga Berencana
Pasangan Usia Subur
(PUS) usia 15-49 tahun
yang berstatus kawin.
7 1.4.1.(g) Angka Partisipasi Murni Pelayanan pemerintahan yang 98,18 98,2 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
(APM) SD/MI/sederajat. belum memadai untuk i
mendukung ekonomi, kesehatan,
pendidikan dan keuangan daerah
Jaseko Produksi Primer
Jaseko Ruang Hidup
Terdampak COVID
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Jaseko Pangan
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No.
DD Air
Kahati
Baseline Capaian Keteran
No Indikato Indikator Isu Strategis Skenario
2017 2019 gan
r
8 1.4.1.(j) Persentase penduduk Belum Meratanya Informasi 66,21 77,46 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
umur 0-17 tahun dengan Kesetaraan Gender, Perlindungan i
kepemilikan akta Anak dan Keluarga Berencana
kelahiran.
9 1.5.1.(a) Jumlah lokasi penguatan Tingginya kerawanan bencana 2 9 Tercapa - - - V - - V - - - - TUT
pengurangan risiko i
bencana daerah.
10 1.5.1.(e) Indeks risiko bencana Tingginya kerawanan bencana 30 40 Tercapa - - - V - - V - - - - TUT
pada pusat-pusat i
pertumbuhan yang
berisiko tinggi.
11 1.5.2.(a) Jumlah kerugian Tingginya kerawanan bencana Rp Rp Tercapa - - - V - - V - - - Negatif TUT
ekonomi langsung akibat 11.427.17 8.250.005 i
bencana. 0.000,00 .000
12 1.5.3* Dokumen strategi Tingginya kerawanan bencana 42% 56 Tercapa - - - V - - V - - - - TUT
pengurangan risiko i
bencana (PRB) tingkat
daerah.
13 10.1.1* Pertumbuhan Tingginya angka kemiskinan 0,34 0,34 Tercapa - - - - - - - - - - Negatif TUT
pengeluaran atau i
pendapatan per kapita
diantara penduduk yang
berada di bawah 40
persen dan terhadap
total penduduk
14 10.1.1.(c Jumlah desa tertinggal. Tingginya angka kemiskinan 27 5 Tercapa V V V V V V V - - - Negatif TUT
) i
15 10.1.1.(d Jumlah Desa Mandiri. Tingginya angka kemiskinan 6% 2 desa Tercapa V V V V V V V - - - - TUT
) i
16 10.3.1.(d Jumlah kebijakan yang Stabilitas Keamanan dan 0 0 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
) diskriminatif dalam 12 Ketertiban yang belum tercapai i
Jaseko Produksi Primer
Jaseko Ruang Hidup
Terdampak COVID
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Jaseko Pangan
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No.
DD Air
Kahati
Baseline Capaian Keteran
No Indikato Indikator Isu Strategis Skenario
2017 2019 gan
r
Terdampak COVID
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Jaseko Pangan
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No.
DD Air
Kahati
Baseline Capaian Keteran
No Indikato Indikator Isu Strategis Skenario
2017 2019 gan
r
24 11.7.1.(a Jumlah ruang terbuka Belum optimalnya penataan ruang 41,47% 42,02% Tercapa - - V - - - V - V V - TUT
) hijau di kawasan kota i
perkotaan
25 11.b.2* Dokumen strategi Tingginya kerawanan bencana Tidak Ada Ada Tercapa - - - V - - V - - - - TUT
pengurangan risiko i
bencana (PRB) tingkat
daerah.
26 12.5.1.(a Jumlah timbulan sampah Penyediaan infrastruktur yang 2,87 11,40 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
) yang didaur ulang. belum memadai dan terbatasi i
27 13.1.1* Dokumen strategi Tingginya kerawanan bencana 4 8 Tercapa - - - V - - V - - - - TUT
pengurangan risiko i
bencana (PRB) tingkat
daerah.
28 15.1.1.(a Proporsi tutupan hutan Kerusakan lingkungan yang 48,59 69,09 Tercapa - - V - - - - V V V - TUT
) terhadap luas lahan diakibatkan pertanian, i
keseluruhan. pertambangan dan kegiatan
kehutanan
29 15.2.1.(d Jumlah Kesatuan Kerusakan lingkungan yang 2,0 2 Tercapa - - - - - - - V V V - TUT
) Pengelolaan Hutan diakibatkan pertanian, i
pertambangan dan kegiatan
kehutanan
30 15.3.1.(a Proporsi luas lahan kritis Kerusakan lingkungan yang 2,86 30,64 Tercapa - - V - - - - V V V - TUT
) yang direhabilitasi diakibatkan pertanian, i
terhadap luas lahan pertambangan dan kegiatan
keseluruhan. kehutanan
31 16.1.1.(a Jumlah kasus kejahatan Stabilitas Keamanan dan 1 - Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
) pembunuhan pada satu Ketertiban yang belum tercapai i
tahun terakhir.
32 16.1.2.(a Kematian disebabkan Stabilitas Keamanan dan 0 0 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
) konflik per 100.000 Ketertiban yang belum tercapai i
penduduk.
Jaseko Produksi Primer
Jaseko Ruang Hidup
Terdampak COVID
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Jaseko Pangan
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No.
DD Air
Kahati
Baseline Capaian Keteran
No Indikato Indikator Isu Strategis Skenario
2017 2019 gan
r
33 16.1.3.(a Proporsi penduduk yang Stabilitas Keamanan dan 0,18% 0,16% Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
) menjadi korban Ketertiban yang belum tercapai i
kejahatan kekerasan
dalam 12 bulan terakhir.
34 16.2.1.(b Prevalensi kekerasan Belum Meratanya Informasi 2,29% 1,72% Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
) terhadap anak laki-laki Kesetaraan Gender, Perlindungan i
dan anak perempuan. Anak dan Keluarga Berencana
35 16.6.1* Proporsi pengeluaran Pelayanan pemerintahan yang 85,74% 88,56% Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
utama pemerintah belum memadai untuk i
terhadap anggaran yang mendukung ekonomi, kesehatan,
disetujui. pendidikan dan keuangan daerah
36 16.6.1.(a Persentase peningkatan Pelayanan pemerintahan yang WTP WTP Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
) Opini Wajar Tanpa belum memadai untuk i
Pengecualian (WTP) atas mendukung ekonomi, kesehatan,
Laporan Keuangan pendidikan dan keuangan daerah
Kementerian/ Lembaga
dan Pemerintah Daerah
(Provinsi/Kabupaten/Ko
ta).
37 16.6.1.(b Persentase peningkatan Pelayanan pemerintahan yang B B Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
) Sistem Akuntabilitas belum memadai untuk i
Kinerja Pemerintah mendukung ekonomi, kesehatan,
(SAKIP) pendidikan dan keuangan daerah
Kementerian/Lembaga
dan Pemerintah Daerah
(Provinsi/
Kabupaten/Kota).
38 16.6.1.(c Persentase penggunaan Pelayanan pemerintahan yang 100 100 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
) E-procurement terhadap belum memadai untuk i
belanja pengadaan. mendukung ekonomi, kesehatan,
pendidikan dan keuangan daerah
Jaseko Produksi Primer
Jaseko Ruang Hidup
Terdampak COVID
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Jaseko Pangan
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No.
DD Air
Kahati
Baseline Capaian Keteran
No Indikato Indikator Isu Strategis Skenario
2017 2019 gan
r
Terdampak COVID
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Jaseko Pangan
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No.
DD Air
Kahati
Baseline Capaian Keteran
No Indikato Indikator Isu Strategis Skenario
2017 2019 gan
r
penduduk 40%
berpendapatan bawah.
45 16.9.1.(b Persentase anak yang Belum Meratanya Informasi 98,46039 99,83 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
) memiliki akta kelahiran. Kesetaraan Gender, Perlindungan i
Anak dan Keluarga Berencana
46 16.b.1.(a Jumlah kebijakan yang Stabilitas Keamanan dan 0 0 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
) diskriminatif dalam 12 Ketertiban yang belum tercapai i
bulan lalu berdasarkan
pelarangan diskriminasi
menurut hukum HAM
Internasional.
47 17.1.2* Proporsi anggaran Pelayanan pemerintahan yang 2,23% 2,30% Tercapa - - - - - - - - - - Negatif TUT
domestik yang didanai belum memadai untuk i
oleh pajak domestik. mendukung ekonomi, kesehatan,
pendidikan dan keuangan daerah
48 17.19.2.( Jumlah pengunjung Pelayanan pemerintahan yang 13259 21081 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
c) eksternal yang belum memadai untuk i
mengakses data dan mendukung ekonomi, kesehatan,
informasi statistik pendidikan dan keuangan daerah
melalui website.
49 17.6.2.(c Proporsi penduduk Penyediaan infrastruktur yang 36,10 49,76 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
) terlayani mobile belum memadai dan terbatasi i
broadband
50 17.8.1* Proporsi individu yang Penyediaan infrastruktur yang 36,10 49,76 Tercapa - - - - - - - - - - Positif TUT
menggunakan internet. belum memadai dan terbatasi i
51 2.1.1* Prevalensi Pelayanan pemerintahan yang 167 86 Tercapa - - V - V - - - - - - TUT
Ketidakcukupan belum memadai untuk i
Konsumsi Pangan mendukung ekonomi, kesehatan,
(Prevalence of pendidikan dan keuangan daerah
Undernourishment).
Jaseko Produksi Primer
Jaseko Ruang Hidup
Terdampak COVID
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Jaseko Pangan
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No.
DD Air
Kahati
Baseline Capaian Keteran
No Indikato Indikator Isu Strategis Skenario
2017 2019 gan
r
52 2.1.1.(a) Prevalensi kekurangan Belum Meratanya Informasi 2,79% 3,82% Tercapa - - V - V - - - - - - TUT
gizi (underweight) pada Kesetaraan Gender, Perlindungan i
anak balita. Anak dan Keluarga Berencana
53 2.2.1* Prevalensi stunting Belum Meratanya Informasi 19,2 9,31 Tercapa - - V - V - - - - - - TUT
(pendek dan sangat Kesetaraan Gender, Perlindungan i
pendek) pada anak di Anak dan Keluarga Berencana
bawah lima tahun/balita.
54 2.2.1.(a) Prevalensi stunting Belum Meratanya Informasi 12,6% 10,5% Tercapa - - V - V - - - - - - TUT
(pendek dan sangat Kesetaraan Gender, Perlindungan i
pendek) pada anak di Anak dan Keluarga Berencana
bawah dua
tahun/baduta.
55 2.2.2.(a) Prevalensi anemia pada Belum Meratanya Informasi N/A 8,6 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
ibu hamil. Kesetaraan Gender, Perlindungan i
Anak dan Keluarga Berencana
56 2.2.2.(b) Persentase bayi usia Belum Meratanya Informasi 76,4 78,3 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
kurang dari 6 bulan yang Kesetaraan Gender, Perlindungan i
mendapatkan ASI Anak dan Keluarga Berencana
eksklusif.
57 3.1.1* Angka Kematian Ibu Belum Meratanya Informasi 80,00 126,83 Tercapa - - - - - - V - - - - TUT
(AKI). Kesetaraan Gender, Perlindungan i
Anak dan Keluarga Berencana
58 3.1.2* Proporsi perempuan Belum Meratanya Informasi 99,76 99,9 Tercapa - - - - - - V - - - - TUT
pernah kawin umur 15- Kesetaraan Gender, Perlindungan i
49 tahun yang proses Anak dan Keluarga Berencana
melahirkan terakhirnya
ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih.
59 3.1.2.(a) Persentase perempuan Belum Meratanya Informasi 98,24 99,9 Tercapa - - - - - - V - - - - TUT
pernah kawin umur 15- Kesetaraan Gender, Perlindungan i
49 tahun yang proses Anak dan Keluarga Berencana
Jaseko Produksi Primer
Jaseko Ruang Hidup
Terdampak COVID
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Jaseko Pangan
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No.
DD Air
Kahati
Baseline Capaian Keteran
No Indikato Indikator Isu Strategis Skenario
2017 2019 gan
r
melahirkan terakhirnya
di fasilitas kesehatan.
60 3.2.1* Angka Kematian Balita Belum Meratanya Informasi 10,9 3,2 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
(AKBa) per 1000 Kesetaraan Gender, Perlindungan i
kelahiran hidup. Anak dan Keluarga Berencana
61 3.2.2* Angka Kematian Belum Meratanya Informasi 6,20 6,58 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
Neonatal (AKN) per 1000 Kesetaraan Gender, Perlindungan i
kelahiran hidup. Anak dan Keluarga Berencana
62 3.2.2.(a) Angka Kematian Bayi Belum Meratanya Informasi 7,7 8,24 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
(AKB) per 1000 Kesetaraan Gender, Perlindungan i
kelahiran hidup. Anak dan Keluarga Berencana
63 3.2.2.(b) Persentase Belum Meratanya Informasi 100 100 Tercapa - - - - - - V - - - - TUT
kabupaten/kota yang Kesetaraan Gender, Perlindungan i
mencapai 80% imunisasi Anak dan Keluarga Berencana
dasar lengkap pada bayi.
64 3.3.1.(a) Prevalensi HIV pada Pelayanan pemerintahan yang - 0,05 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
populasi dewasa. belum memadai untuk i
mendukung ekonomi, kesehatan,
pendidikan dan keuangan daerah
65 3.3.2.(a) Insiden Tuberkulosis Pelayanan pemerintahan yang 59,02 227,20 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
(ITB) per 100.000 belum memadai untuk i
penduduk. mendukung ekonomi, kesehatan,
pendidikan dan keuangan daerah
66 3.3.3* Kejadian Malaria per Pelayanan pemerintahan yang 0,001 0,001 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
1000 orang. belum memadai untuk i
mendukung ekonomi, kesehatan,
pendidikan dan keuangan daerah
67 3.3.5* Jumlah orang yang Pelayanan pemerintahan yang 0,2607 0 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
memerlukan intervensi belum memadai untuk i
terhadap penyakit tropis mendukung ekonomi, kesehatan,
pendidikan dan keuangan daerah
Jaseko Produksi Primer
Jaseko Ruang Hidup
Terdampak COVID
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Jaseko Pangan
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No.
DD Air
Kahati
Baseline Capaian Keteran
No Indikato Indikator Isu Strategis Skenario
2017 2019 gan
r
yang terabaikan
(Filariasis dan Kusta).
68 3.3.5.(b) Jumlah kecamatan Pelayanan pemerintahan yang 100 100 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
dengan eliminasi belum memadai untuk i
filariasis (berhasil lolos mendukung ekonomi, kesehatan,
dalam survei penilaian pendidikan dan keuangan daerah
transmisi tahap I).
69 3.4.1.(b) Prevalensi tekanan darah Pelayanan pemerintahan yang 8,7 13,1 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
tinggi. belum memadai untuk i
mendukung ekonomi, kesehatan,
pendidikan dan keuangan daerah
70 3.4.1.(c) Prevalensi obesitas pada Pelayanan pemerintahan yang 8,4 10,1 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
penduduk umur ≥18 belum memadai untuk i
tahun. mendukung ekonomi, kesehatan,
pendidikan dan keuangan daerah
71 3.4.2.(a) Jumlah kecamatan yang Pelayanan pemerintahan yang 20 24 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
memiliki puskesmas belum memadai untuk i
yang menyelenggarakan mendukung ekonomi, kesehatan,
upaya kesehatan jiwa. pendidikan dan keuangan daerah
72 3.7.1 (b) Angka penggunaan Belum Meratanya Informasi 32,38 37,86 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
metode kontrasepsi Kesetaraan Gender, Perlindungan i
jangka panjang (MKJP) Anak dan Keluarga Berencana
cara modern
73 3.7.1.(a) Angka prevalensi Belum Meratanya Informasi 74,49 78,51 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
penggunaan metode Kesetaraan Gender, Perlindungan i
kontrasepsi (CPR) semua Anak dan Keluarga Berencana
cara pada Pasangan Usia
Subur (PUS) usia 15-49
tahun yang berstatus
kawin.
Jaseko Produksi Primer
Jaseko Ruang Hidup
Terdampak COVID
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Jaseko Pangan
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No.
DD Air
Kahati
Baseline Capaian Keteran
No Indikato Indikator Isu Strategis Skenario
2017 2019 gan
r
74 3.7.1.(b) Angka penggunaan Belum Meratanya Informasi 32,38 37.86 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
metode kontrasepsi Kesetaraan Gender, Perlindungan i
jangka panjang (MKJP) Anak dan Keluarga Berencana
cara modern.
75 3.7.2.(a) Total Fertility Rate Belum Meratanya Informasi 2,3 2,30 tercapai - - - - - - - - - - - TUT
(TFR). Kesetaraan Gender, Perlindungan
Anak dan Keluarga Berencana
76 3.8.2* Jumlah penduduk yang Pelayanan pemerintahan yang 57,78 84,93 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
dicakup asuransi belum memadai untuk i
kesehatan atau sistem mendukung ekonomi, kesehatan,
kesehatan masyarakat pendidikan dan keuangan daerah
per 1000 penduduk.
77 3.a.1* Persentase merokok Pelayanan pemerintahan yang 2,90% 2,90% Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
pada penduduk umur belum memadai untuk i
≥15 tahun. mendukung ekonomi, kesehatan,
pendidikan dan keuangan daerah
78 3.c.1* Kepadatan dan distribusi Pelayanan pemerintahan yang 1,38 1,74 Tercapa - - - - - - V - - - - TUT
tenaga kesehatan. belum memadai untuk i
mendukung ekonomi, kesehatan,
pendidikan dan keuangan daerah
79 4.1.1.(a) Persentase SD/MI Pelayanan pemerintahan yang 95,85 99,57 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
berakreditasi minimal B. belum memadai untuk i
mendukung ekonomi, kesehatan,
pendidikan dan keuangan daerah
80 4.1.1.(b) Persentase SMP/MTs Pelayanan pemerintahan yang 75,49 99 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
berakreditasi minimal B. belum memadai untuk i
mendukung ekonomi, kesehatan,
pendidikan dan keuangan daerah
81 4.1.1.(c) Persentase SMA/MA Pelayanan pemerintahan yang N/A 100 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
berakreditasi minimal B belum memadai untuk i
Jaseko Produksi Primer
Jaseko Ruang Hidup
Terdampak COVID
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Jaseko Pangan
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No.
DD Air
Kahati
Baseline Capaian Keteran
No Indikato Indikator Isu Strategis Skenario
2017 2019 gan
r
Terdampak COVID
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Jaseko Pangan
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No.
DD Air
Kahati
Baseline Capaian Keteran
No Indikato Indikator Isu Strategis Skenario
2017 2019 gan
r
Terdampak COVID
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Jaseko Pangan
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No.
DD Air
Kahati
Baseline Capaian Keteran
No Indikato Indikator Isu Strategis Skenario
2017 2019 gan
r
(RPDAST) yang
diinternalisasi ke dalam
Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW).
96 7.1.1* Rasio elektrifikasi Penyediaan infrastruktur yang 99,58 99,89 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
belum memadai dan terbatasi i
97 8.1.1* Laju pertumbuhan PDRB Pelayanan pemerintahan yang 3,16% 5,63 Tercapa V V V V V V V V V - Negatif TUT
per kapita. belum memadai untuk i
mendukung ekonomi, kesehatan,
pendidikan dan keuangan daerah
98 8.2.1* Laju pertumbuhan PDRB Pelayanan pemerintahan yang 4,94 6,43 Tercapa V V V V V V V V V - Negatif TUT
per tenaga kerja/Tingkat belum memadai untuk i
pertumbuhan PDB riil mendukung ekonomi, kesehatan,
per orang bekerja per pendidikan dan keuangan daerah
tahun.
99 8.5.2* Tingkat pengangguran Tingginya angka kemiskinan 4,18 3,5% Tercapa - - - - - - - - - - Negatif TUT
terbuka berdasarkan i
jenis kelamin dan
kelompok umur.
10 8.9.1.(b) Jumlah kunjungan Pengembangan pariwisata yang 26,85% 48 Tercapa V V - V - V V - V V Negatif TUT
0 wisatawan nusantara. belum optimal i
10 9.c.1* Proporsi penduduk yang Penyediaan infrastruktur yang 36,10 49,76 Tercapa - - - - - - - - - - - TUT
1 terlayani mobile belum memadai dan terbatasi i
broadband.
10 9.c.1.(a) Proporsi individu yang Penyediaan infrastruktur yang 71,88 75,25 Tercapa - - - - - - - - - - Positif TUT
2 menguasai/memiliki belum memadai dan terbatasi i
telepon genggam
Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2021
4.2 Skenario TPB dengan Upaya Tambahan
Untuk indikator TPB yang tidak ada data, skenario yang perlu dilakukan adalah
penyediaan data. Tipologi ketiadaan data yang ditemui berdasarkan hasil koordinasi tim
penyusun adalah sebagai berikut:
Berbasis tipologi di atas, skenario yang perlu dilakukan oleh pemda akan berbeda-beda.
Jika hanya data pendekatan yang berbeda, maka langkah berikutnya adalah penyesuaian
target pendataan. Jika sudah ada perhatian namun belum ada pendataan, maka perlu
adanya tugas/fungsi pendataan di dalam OPD tersebut, tentunya dengan
memperhatikan indikator TPB sebagai objek pendataan. Jika tema data belum menjadi
perhatian, maka diperlukan pengorientasian yang umumnya bermula dari penyediaan
Sistem Organisasi dan Tata Kerja yang sesuai.
Skenario untuk indikator TPB bukan berupa kewenangan pemerintah daerah adalah
perlu adanya sebuah koordinasi dan kemitraan yang baik antara pemerintah pusat,
pemerintah provinsi dan pemerintah daerah. Koordinasi dan kemitraan yang baik ini
Skenario untuk indikator TPB sudah dilaksanakan namun belum tercapai akan sangat
bervariasi, tergantung pada jenis permasalahan pencapaian indikator tersebut. Oleh
karena itu, pemahaman mengenai duduk permasalahan pencapaian indikator TPB, baik
oleh OPD maupun dari persepsi masyarakat adalah penting.
Berikut adalah uraian dari indikator TPB yang sudah dilaksanakan namun belum
tercapai, permasalahan pencapaiannya, limitasi lingkungan hidup serta gambaran arah
kebijakan untuk pencapaian indikator TPB ini.
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Jaseko Pangan
DDDT Lahan
Lahan Kritis
Target (Perpres
DD Air
Kahati
No.
No Indikator 59/2017) - Limitasi Lingkungan Hidup
Indikator
Ringkasan
1 8.1.1.(a) PDRB per kapita. Meningkat menjadi - keterbatasan daya tampung dan V V V V - V V - - -
lebih dari Rp 50 juta kemampuan lahan
- risiko bencana longsor
- keterbatasan jasa ekosistem
penyediaan air
2 1.2.1* Persentase penduduk yang hidup di Menurun menjadi 7- - keterbatasan daya tampung dan V V V V - V V - - -
bawah garis kemiskinan nasional, 8% kemampuan lahan
menurut jenis kelamin dan - risiko bencana longsor
kelompok umur. - keterbatasan jasa ekosistem
penyediaan air
3 1.4.1.(k) Persentase rumah tangga miskin Meningkat menjadi (tidak terkait) - V - - - - V - - -
dan rentan yang sumber 100%
penerangan utamanya listrik baik
dari PLN dan bukan PLN.
4 10.1.1.(a) Persentase penduduk yang hidup di Menurun menjadi 7- - keterbatasan daya tampung dan V V V V - V V - - -
bawah garis kemiskinan nasional, 8% kemampuan lahan
menurut jenis kelamin dan - risiko bencana longsor
kelompok umur. - keterbatasan jasa ekosistem
penyediaan air
5 11.5.1.(a) Indeks Risiko Bencana Indonesia Menurun menjadi - risiko kerawanan bencana - V - V - - V - - -
(IRBI). 30% - rendahnya jasa ekosistem fungsi
ruang hidup
6 17.1.1* Total pendapatan pemerintah Meningkat (tidak terkait) - - - - - - - - - -
sebagai proporsi terhadap PDRB
menurut sumbernya.
7 17.1.1.(a) Rasio penerimaan pajak terhadap Di atas 12% (tidak terkait) - - - - - - - - - -
PDRB.
Jaseko Produksi Primer
Jaseko Ruang Hidup
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Jaseko Pangan
DDDT Lahan
Lahan Kritis
Target (Perpres
DD Air
Kahati
No.
No Indikator 59/2017) - Limitasi Lingkungan Hidup
Indikator
Ringkasan
8 1.4.1.(h) Angka Partisipasi Murni (APM) Meningkat menjadi - keterbatasan daya dukung dan - V - - - - V - - -
SMP/MTs/sederajat. 82,2% daya tampung lahan
- rendahnya jasa ekosistem fungsi
ruang hidup
9 4.1.1.(d) Angka Partisipasi Kasar (APK) Meningkat menjadi - keterbatasan daya dukung dan - V - - - - V - - -
SD/MI/sederajat. 114,09% daya tampung lahan
- rendahnya jasa ekosistem fungsi
ruang hidup
10 4.1.1.(e) Angka Partisipasi Kasar (APK) Meningkat menjadi - keterbatasan daya dukung dan - V - - - - V - - -
SMP/MTs/sederajat. 106,94% daya tampung lahan
- rendahnya jasa ekosistem fungsi
ruang hidup
11 4.1.1.(g) Rata-rata lama sekolah penduduk Meningkat menjadi - keterbatasan daya dukung dan - V - - - - V - - -
umur ≥15 tahun. 8,8 tahun daya tampung lahan
- rendahnya jasa ekosistem fungsi
ruang hidup
12 3.4.1.(a) Persentase merokok pada Menurun menjadi (tidak terkait) - - - - - - - - - -
penduduk umur ≤18 tahun. 5,4%
13 1.3.1.(a) Proporsi peserta jaminan kesehatan Meningkat menjadi (tidak terkait) - - - - - - - - - -
melalui SJSN Bidang Kesehatan. 95%
14 3.3.5.(a) Jumlah kecamatan dengan eliminasi Meningkat menjadi - keterbatasan daya dukung dan - V - - - - V - - -
Kusta. 34 provinsi (minimal daya tampung lahan
meningkat) - rendahnya jasa ekosistem fungsi
ruang hidup
15 3.8.1.(a) Unmet need pelayanan kesehatan. Menurun menjadi - keterbatasan daya dukung dan - V - - - - V - - -
9,91% daya tampung lahan
- rendahnya jasa ekosistem fungsi
ruang hidup
Jaseko Produksi Primer
Jaseko Ruang Hidup
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Jaseko Pangan
DDDT Lahan
Lahan Kritis
Target (Perpres
DD Air
Kahati
No.
No Indikator 59/2017) - Limitasi Lingkungan Hidup
Indikator
Ringkasan
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Jaseko Pangan
DDDT Lahan
Lahan Kritis
Target (Perpres
DD Air
Kahati
No.
No Indikator 59/2017) - Limitasi Lingkungan Hidup
Indikator
Ringkasan
24 11.6.1.(a) Persentase sampah perkotaan yang Meningkat menjadi - keterbatasan daya dukung dan - V - - - - V - - -
tertangani. 80% daya tampung lahan
- rendahnya jasa ekosistem fungsi
ruang hidup
25 6.2.1.(b) Persentase rumah tangga yang Meningkat menjadi - keterbatasan daya dukung dan - V - - - - V - - -
memiliki akses terhadap layanan 100% daya tampung lahan
sanitasi layak. - rendahnya jasa ekosistem fungsi
ruang hidup
26 6.3.1.(a) Jumlah wilayah yang ditingkatkan Meningkat menjadi - keterbatasan daya dukung dan - V - V - - V - - -
kualitas pengelolaan lumpur tinja 409 kabupaten/kota daya tampung lahan
perkotaan dan dilakukan (setidaknya - rendahnya jasa ekosistem fungsi
pembangunan Instalasi Pengolahan meningkat) ruang hidup
Lumpur Tinja (IPLT). - kerawanan bencana longsor
27 3.7.2* Angka kelahiran pada perempuan Menurun menjadi 38 - keterbatasan daya dukung dan - - - - - - - - - -
umur 15-19 tahun (Age Specific daya tampung lahan
Fertility Rate/ASFR). - rendahnya jasa ekosistem fungsi
ruang hidup
28 5.3.1.(a) Median usia kawin pertama Meningkat menjadi - keterbatasan daya dukung dan - V - - - - V - - -
perempuan pernah kawin umur 25- 21 tahun daya tampung lahan
49 tahun. - rendahnya jasa ekosistem fungsi
ruang hidup
29 5.5.1* Proporsi kursi yang diduduki Meningkat (tidak terkait) - - - - - - - - - -
perempuan di parlemen tingkat
daerah
30 5.5.2* Proporsi perempuan yang berada di Meningkat (tidak terkait) - - - - - - - - - -
posisi managerial.
31 5.3.1.(b) Angka kelahiran pada perempuan Menurun menjadi 38 - keterbatasan daya dukung dan - V - - - - V - - -
umur 15-19 tahun (Age Specific / 1000 daya tampung lahan
Fertility Rate/ASFR).
Jaseko Produksi Primer
Jaseko Ruang Hidup
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Jaseko Pangan
DDDT Lahan
Lahan Kritis
Target (Perpres
DD Air
Kahati
No.
No Indikator 59/2017) - Limitasi Lingkungan Hidup
Indikator
Ringkasan
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Jaseko Pangan
DDDT Lahan
Lahan Kritis
Target (Perpres
DD Air
Kahati
No.
No Indikator 59/2017) - Limitasi Lingkungan Hidup
Indikator
Ringkasan
LSM / Akademisi
Dalam bentuk peningkatan
kapasitas masyarakat tentang
pentingnya pendidikan
10 4.1.1.(e) Angka Meningkat Pelayanan Tidak 1. Perbaikan 1. Peningkatan minat Relatif tidak Private/Swasta / Filantropi
Partisipasi Kasar menjadi pemerintahan budaya untuk sekolah pada anak berdampak Dalam bentuk CSR berupa
(APK) 106,94% yang belum dapat mau dan orang tua penyediaan beasiswa atau bantuan
SMP/MTs/seder memadai untuk melanjutkan 2. pemerataan pusat terhadap kualitas dan kuantitas
ajat. mendukung sekolah kegiatan dalam pendidikan
ekonomi, dibandingkan rangka meningkatkan
kesehatan, dengan bekerja lapangan pekerjaan Masyarakat
pendidikan dan 2. perlunya ada Dalam bentuk menciptakan
keuangan pemerataan pusat lingkungan yang mendukung
daerah kegiatan untuk terhadap keberlanjutan
dapat lebih lanjut pendidikan anak
menarik
masyarakat ke LSM / Akademisi
dalam lapangan Dalam bentuk peningkatan
kerja yang kapasitas masyarakat tentang
mensyaratkan pentingnya pendidikan
pendidikan
minimal SMA /
sederajat
11 4.1.1.(g) Rata-rata lama Meningkat Pelayanan Tidak 1. Perbaikan 1. Peningkatan minat Tertekan Private/Swasta / Filantropi
sekolah menjadi 8,8 pemerintahan budaya untuk sekolah pada anak Dengan Dalam bentuk CSR berupa
penduduk umur tahun yang belum dapat mau dan orang tua kondisi penyediaan beasiswa atau bantuan
≥15 tahun. memadai untuk melanjutkan 2. pemerataan pusat pandemi yang terhadap kualitas dan kuantitas
mendukung sekolah kegiatan dalam mengurangi pendidikan
ekonomi, dibandingkan rangka meningkatkan kesejahteraan
kesehatan, dengan bekerja lapangan pekerjaan , akan terjadi Masyarakat
Tendensi
Target Dampak
Isu Strategis Tercapai Gambaran
N No. (Perpres Simpulan Covid pada Potensi Peran Stakeholder Non-
Indikator Pembangunan pada Rekomendasi /
o Indikator 59/2017) - Permasalahan Pencapaian Pemerintah
Berkelanjutan 2026 Skenario
Ringkasan TPB
pendidikan dan 2. perlunya ada keengganan Dalam bentuk menciptakan
keuangan pemerataan pusat untuk lingkungan yang mendukung
daerah kegiatan untuk bersekolah terhadap keberlanjutan
dapat lebih lanjut lebih lama pendidikan anak
menarik dan memilih
masyarakat ke untuk segera LSM / Akademisi
dalam lapangan membantu Dalam bentuk peningkatan
kerja yang keluarga kapasitas masyarakat tentang
mensyaratkan mencari uang pentingnya pendidikan
pendidikan
minimal SMA /
sederajat
12 3.4.1.(a) Persentase Menurun Belum Tidak 1. Adanya budaya 1. Gerakan Anti Relatif tidak Masyarakat / LSM / Filantropi
merokok pada menjadi Meratanya merokok pada Merokok berdampak Dalam bentuk menciptakan
penduduk umur 5,4% Informasi orang tua yang 2. Penetapan gerakan anti rokok pada anak
≤18 tahun. Kesetaraan berpotensi Kawasan Bebas
Gender, ditirukan anak Rokok dan ruang
Perlindungan 2. Belum adanya khusus merokok
Anak dan pembatasan
Keluarga penjualan/distrib
Berencana usi rokok pada
usia di bawah 18
tahun
13 1.3.1.(a) Proporsi peserta Meningkat Pelayanan Ya 1. Permasalahan 1. Pemutakhiran data Terdukung Private/Swasta / Filantropi
jaminan menjadi pemerintahan data kemiskinan PBI Harapannya Dalam bentuk CSR berupa bantuan
kesehatan 95% yang belum yang belum 2. Sosialisasi manfaat adalah iuran kesehatan atau penyertaan
melalui SJSN memadai untuk menjadi dasar PBI kolektif jaminan keadaan tunjangan iuran jaminan
Bidang mendukung oleh pusat kesehatan pandemi kesehatan pada pekerjanya
Kesehatan. ekonomi, 2. Belum adanya seperti ini
kesehatan, pemahaman menjadi LSM / Akademisi
pendidikan dan masyarakat pertimbangan Dalam bentuk peningkatan
keuangan terkait manfaat bagi kapasitas masyarakat tentang
daerah kolektif premi masyarakat pentingnya jaminan kesehatan
pembayaran untuk bisa
jaminan mengikuti
kesehatan SJSN
Tendensi
Target Dampak
Isu Strategis Tercapai Gambaran
N No. (Perpres Simpulan Covid pada Potensi Peran Stakeholder Non-
Indikator Pembangunan pada Rekomendasi /
o Indikator 59/2017) - Permasalahan Pencapaian Pemerintah
Berkelanjutan 2026 Skenario
Ringkasan TPB
14 3.3.5.(a) Jumlah Meningkat Pelayanan Tidak (data sedang Relatif tidak Private/Swasta / Filantropi
kecamatan menjadi 34 pemerintahan diproses kembali) berdampak Dalam bentuk CSR berupa bantuan
dengan eliminasi provinsi yang belum pengobatan terhadap kusta
Kusta. (minimal memadai untuk
meningkat) mendukung Masyarakat
ekonomi, Dalam bentuk pendataan dan
kesehatan, pelaporan penyandang kusta
pendidikan dan
keuangan
daerah
15 3.8.1.(a) Unmet need Menurun Pelayanan Ya Potensi 1. Peningkatan Terdukung Private/Swasta / Filantropi
pelayanan menjadi pemerintahan keengganan untuk kesejahteraan Kejadian Dalam bentuk penyediaan fasilitas
kesehatan. 9,91% yang belum berobat terkait 2. pemerataan pandemi kesehatan, baik CSR, bantuan
memadai untuk dengan biaya fasilitas kesehatan Covid menjadi maupun dalam tujuan komersial
mendukung berobat dan biaya 3. gerakan Desa sebuah terbatas
ekonomi, transport Tanggap Berobat momentum
kesehatan, 4. pemutakhiran data pemerintah LSM / Akademisi
pendidikan dan penerima Jaminan dalam Dalam bentuk kajian kapasitas dan
keuangan Kesehatan, penyediaan jangkauan pelayanan kesehatan
daerah pelayanan
kesehatan
16 3.8.2.(a) Cakupan Meningkat Pelayanan Ya 1. Permasalahan 1. Pemutakhiran data Terdukung Private/Swasta / Filantropi
Jaminan menjadi pemerintahan data kemiskinan PBI Harapannya Dalam bentuk CSR berupa bantuan
Kesehatan minimal yang belum yang belum 2. Sosialisasi manfaat adalah iuran kesehatan atau penyertaan
Nasional (JKN). 95% memadai untuk menjadi dasar PBI kolektif jaminan keadaan tunjangan iuran jaminan
mendukung oleh pusat kesehatan pandemi kesehatan pada pekerjanya
ekonomi, 2. Belum adanya seperti ini
kesehatan, pemahaman menjadi LSM / Akademisi
pendidikan dan masyarakat pertimbangan Dalam bentuk peningkatan
keuangan terkait manfaat bagi kapasitas masyarakat tentang
daerah kolektif premi masyarakat pentingnya jaminan kesehatan
pembayaran untuk bisa
jaminan mengikuti
kesehatan SJSN
Tendensi
Target Dampak
Isu Strategis Tercapai Gambaran
N No. (Perpres Simpulan Covid pada Potensi Peran Stakeholder Non-
Indikator Pembangunan pada Rekomendasi /
o Indikator 59/2017) - Permasalahan Pencapaian Pemerintah
Berkelanjutan 2026 Skenario
Ringkasan TPB
17 3.b.1.(a) Persentase Meningkat Pelayanan Tidak Terjadi Terdukung Private/Swasta / Filantropi
ketersediaan pemerintahan penurunan dari Kejadian Dalam bentuk penyediaan fasilitas
obat dan vaksin yang belum angka 100% pandemi kesehatan, baik CSR, bantuan
di Puskesmas. memadai untuk sehingga Covid menjadi maupun dalam tujuan komersial
mendukung diasumsikan ada sebuah terbatas
ekonomi, permasalahan momentum
kesehatan, dari sisi logistik pemerintah LSM / Akademisi
pendidikan dan dalam Dalam bentuk kajian kapasitas dan
keuangan penyediaan jangkauan pelayanan kesehatan
daerah pelayanan
kesehatan
18 1.3.1.(d) Jumlah rumah Menurun Tingginya angka Tidak Terdapat 1. Pemutakhiran data Tertekan Private/Swasta
tangga yang menjadi 2,8 kemiskinan peningkatan pada kepesertaan PKH terbatasnya Dalam bentuk penciptaan
mendapatkan juta 2017-2018 2. pengembangan akses lapangan kerja, terutama bagi
bantuan tunai (setidaknya diperkirakan KUBE untuk lapangan difabel
bersyarat/Progr menurun) karena adanya membantu keluarga kerja terkait
am Keluarga perbaikan data PKH lulus dari dampak Masyarakat
Harapan. masyarakat yang program PKH langsung Dalam bentuk pelaporan dan
tergolong dalam 3. pemberian insentif Covid verifikasi data masyarakat
penerima bantuan untuk keluarga yang sehingga penerima PKH
tunai bersyarat / lepas dari PKH pelulusan
PKH. Upaya rumah tangga LSM / Akademisi / Filantropi
penurunan angka dari PKH Dalam bentuk kajian strategi
PKH sudah (penurunan peningkatan ekonomi masyarakat
semakin baik. angka serta bantuan langsung
pengerima
PKH) akan
terhambat
19 2.2.2.(c) Kualitas Meningkat Pelayanan Ya Tren dalam Program Relatif tidak Private/Swasta
konsumsi menjadi: pemerintahan pengupayaan PPH pemanfaatan berdampak Dalam bentuk pengembangan
pangan yang skor PPH yang belum sudah semakin pekarangan untuk produk pangan yang sehat dan
diindikasikan 92,5; tingkat memadai untuk baik, berbagai sumber bahan bervariatif
oleh skor Pola konsumsi mendukung upaya sudah pangan
Pangan Harapan ikan 54,5 ekonomi, dilaksanakan dan Masyarakat
(PPH) mencapai; kesehatan, variasi jenis
Tendensi
Target Dampak
Isu Strategis Tercapai Gambaran
N No. (Perpres Simpulan Covid pada Potensi Peran Stakeholder Non-
Indikator Pembangunan pada Rekomendasi /
o Indikator 59/2017) - Permasalahan Pencapaian Pemerintah
Berkelanjutan 2026 Skenario
Ringkasan TPB
dan tingkat kg/kapita/ta pendidikan dan pangan sudah Dalam bentuk pemanfaatan lahan
konsumsi ikan. hun keuangan disosialisasikan, pekarangan untuk diversifikasi
daerah sehingga untuk produk
indikator ini lebih
pada BAU LSM / Akademisi / Filantropi
Dalam bentuk kajian strategi
peningkatan pola pangan harapan
20 8.9.1.(a) Jumlah Meningkat Pengembangan Tidak Belum ada upaya Pengembangan Tertekan Private/Swasta
wisatawan menjadi 20 pariwisata yang segmentasi / masterplan Jumlah Dalam bentuk pengembangan
mancanegara. juta belum optimal penetapan target pariwisata yang wisatawan obyek wisata yang baik, terpadu
(setidaknya pasar wisatawan sudah melakukan akan dan berkualitas internasional
meningkat) mancanegara segmentasi terhadap terdampak
sehingga upaya calon wisatawan upaya Masyarakat
untuk spesifik pembatasan Dalam bentuk penciptaan
mengundang Covid melalui lingkungan budaya yang ramah
wisatawan pembatasan terhadap wisman dan tetap
mancanegara perjalanan beridentitas lokal
belum maksimal
LSM / Akademisi / Filantropi
Dalam bentuk kajian
pengembangan pariwisata daerah
21 12.4.1.(a) Jumlah peserta Meningkat Kerusakan Tidak Jumlah industri Pengembangan Relatif tidak Private/Swasta
PROPER yang lingkungan yang yang wajib insentif bagi industri berdampak Dalam bentuk mengikuti PROPER
mencapai diakibatkan PROPER sudah kecil menengah yang dan melaksanakan elemen-elemen
minimal ranking pertanian, maksimal (100%), mau berpartisipasi PROPER
BIRU pertambangan upaya berikutnya pada Pra PROPER
dan kegiatan adalah mengajak
kehutanan industri kecil
menengah untuk
mulai memikirkan
mengenai
PROPER, salah
satunya melalui
pengembangan
insentif
Tendensi
Target Dampak
Isu Strategis Tercapai Gambaran
N No. (Perpres Simpulan Covid pada Potensi Peran Stakeholder Non-
Indikator Pembangunan pada Rekomendasi /
o Indikator 59/2017) - Permasalahan Pencapaian Pemerintah
Berkelanjutan 2026 Skenario
Ringkasan TPB
22 12.4.2.(a) Jumlah limbah Meningkat Penyediaan Tidak 1. Belum ada 1. Sosialisasi Relatif tidak Private/Swasta
B3 yang menjadi 150 infrastruktur upaya pemilahan pengelolaan limbah berdampak Dalam bentuk peningkatan
terkelola dan juta ton yang belum limbah B3 yang B3 domestik kualitas pengelolaan limbah B3
proporsi limbah (setidaknya memadai dan dihasilkan oleh 2. pensyaratan
B3 yang diolah meningkat) terbatasi rumah tangga dan pengelolaan limbah Masyarakat
sesuai peraturan usaha B3 pada sistem Dalam bentuk pelaporan jika
perundangan 2. angka besaran perijinan penanganan limbah B3 bermasalah
(sektor pada tahun 3. penyusunan serta pemilahan sampah/limbah
industri). sebelumnya standar teknis B3
volatile karena pemanfaatan ruang
besaran buangan yang mengatur LSM / Akademisi
limbah B3 mengenai B3 Dalam bentuk monitoring dan
memang tidak kajian pengelolaan limbah B3
konstan
Filantropi
Penyediaan sistem pengelolaan
limbah B3, sebaiknya dalam
konteks regional (pengolahan
tidak di Wonosobo karena
kawasan hulu)
23 1.4.1.(e) Persentase Meningkat Penyediaan Tidak - Akan 1. Pengembangan Relatif tidak Private/Swasta / Filantropi
rumah tangga menjadi infrastruktur dimaksimalkan SPALD Komunal berdampak Dalam bentuk CSR berupa bantuan
yang memiliki 100% yang belum untuk dibantu 2. Peningkatan peningkatan sanitasi
akses terhadap memadai dan penyelesainnya kapasitas masyarakat
layanan sanitasi terbatasi oleh desa yang dalam pengelolaan Masyarakat
layak dan diikuti dengan sanitasi Dalam bentuk keswadayaan
berkelanjutan. peningkatan membangun sanitasi
kapasitas
pengelolaan LSM / Akademisi
sanitasi supaya Dalam bentuk pendampingan
terjadi masyarakat dalam strategi
keberlanjutan. penanganan sanitasi
- Berbeda-
bedanya kondisi
kawasan
mengakibatkan
Tendensi
Target Dampak
Isu Strategis Tercapai Gambaran
N No. (Perpres Simpulan Covid pada Potensi Peran Stakeholder Non-
Indikator Pembangunan pada Rekomendasi /
o Indikator 59/2017) - Permasalahan Pencapaian Pemerintah
Berkelanjutan 2026 Skenario
Ringkasan TPB
penanganan
penyediaan
sanitasi
memerlukan
langkah yang
berbeda-beda.
24 11.6.1.(a) Persentase Meningkat Penyediaan Tidak 1. Permasalahan 1. Perbaikan sistem Tertekan Private/Swasta / Filantropi
sampah menjadi infrastruktur delineasi dalam penanganan Akan Dalam bentuk CSR berupa bantuan
perkotaan yang 80% yang belum perkotaan yang persampahan timbulnya peningkatan persampahan
tertangani. memadai dan akan ditangani 2. peningkatan banyak
terbatasi persampahannya kapasitas dan sampah baru Masyarakat
2. terbatasnya pemberdayaan terkait Dalam bentuk keswadayaan
TPA masyarakat dalam sampah medis mengelola persampahan dan
3. upaya pengelolaan pencegahan menerapkan konsep 3R
pemilahan persampahan Covid menjadi
sampah yang 3. Pengarus utamaan satu LSM / Akademisi
belum diikuti pengelolaan tantangan Dalam bentuk pendampingan
dengan kapasitas persampahan dalam masyarakat dalam aplikasi 3R di
SDM (baik penyelesaian masyarakat
pengetahuan persampahan
ataupun perkotaan
motivasi),
4. perlunya
mainstreaming
pengelolaan
persampahan
25 6.2.1.(b) Persentase Meningkat Penyediaan Tidak - Akan 1. Pengembangan Relatif tidak Private/Swasta / Filantropi
rumah tangga menjadi infrastruktur dimaksimalkan SPALD Komunal berdampak Dalam bentuk CSR berupa bantuan
yang memiliki 100% yang belum untuk dibantu 2. Peningkatan peningkatan sanitasi
akses terhadap memadai dan penyelesainnya kapasitas masyarakat
layanan sanitasi terbatasi oleh desa yang dalam pengelolaan Masyarakat
layak. diikuti dengan sanitasi Dalam bentuk keswadayaan
peningkatan membangun sanitasi
kapasitas
pengelolaan LSM / Akademisi
sanitasi supaya
Tendensi
Target Dampak
Isu Strategis Tercapai Gambaran
N No. (Perpres Simpulan Covid pada Potensi Peran Stakeholder Non-
Indikator Pembangunan pada Rekomendasi /
o Indikator 59/2017) - Permasalahan Pencapaian Pemerintah
Berkelanjutan 2026 Skenario
Ringkasan TPB
terjadi Dalam bentuk pendampingan
keberlanjutan. masyarakat dalam strategi
- Berbeda- penanganan sanitasi
bedanya kondisi
kawasan
mengakibatkan
penanganan
penyediaan
sanitasi
memerlukan
langkah yang
berbeda-beda.
26 6.3.1.(a) Jumlah wilayah Meningkat Penyediaan Tidak IPLT baru satu 1. Pengembangan Relatif tidak Private/Swasta / Filantropi
yang menjadi 409 infrastruktur dan sudah IPLT baru berdampak Dalam bentuk CSR berupa bantuan
ditingkatkan kabupaten/k yang belum bermasalah 2. peningkatan peningkatan IPLT
kualitas ota memadai dan karena terkena kapasitas masyarakat
pengelolaan (setidaknya terbatasi bencana longsor dalam pengelolaan LSM / Akademisi
lumpur tinja meningkat) dari TPA, sedang sanitasi Dalam bentuk pendampingan
perkotaan dan diupayakan masyarakat dalam strategi
dilakukan pengembangan penanganan sanitasi
pembangunan baru, perlu ada
Instalasi pertimbangan
Pengolahan pengembangan
Lumpur Tinja IPLT selain di
(IPLT). Wonorejo
27 3.7.2* Angka kelahiran Menurun Belum Tidak 1. Perkawinan 1. Sosialisasi Perbup Relatif tidak Private/Swasta / Filantropi
pada perempuan menjadi 38 Meratanya anak Strategi berdampak Pengembangan sistem karir /
umur 15-19 Informasi 2. kurang Penanggulangan lapangan kerja berbasis
tahun (Age Kesetaraan bervariasinya Perkawinan Usia kepemudaan
Specific Fertility Gender, lapangan Anak
Rate/ASFR). Perlindungan pekerjaan 2. Peningkatan Angka Masyarakat
Anak dan 3. kemampuan Partisipasi Sekolah Edukasi dan pembudayaan
Keluarga ekonomi yang pada tingkat SMP penundaan usia kawin
Berencana terbatas (dan SMA)
LSM / Akademisi
Tendensi
Target Dampak
Isu Strategis Tercapai Gambaran
N No. (Perpres Simpulan Covid pada Potensi Peran Stakeholder Non-
Indikator Pembangunan pada Rekomendasi /
o Indikator 59/2017) - Permasalahan Pencapaian Pemerintah
Berkelanjutan 2026 Skenario
Ringkasan TPB
4. kurangnya Pendampingan masyarakat dalam
fasilitasi peningkatan kapasitas terkait
aktualisasi diri perencanaan keluarga, kesehatan
reproduksi serta penundaan usia
kawin
28 5.3.1.(a) Median usia Meningkat Belum Tidak 1. Perkawinan 1. Sosialisasi Perbup Relatif tidak Private/Swasta / Filantropi
kawin pertama menjadi 21 Meratanya anak Strategi berdampak Pengembangan sistem karir /
perempuan tahun Informasi 2. kurang Penanggulangan lapangan kerja berbasis
pernah kawin Kesetaraan bervariasinya Perkawinan Usia kepemudaan
umur 25-49 Gender, lapangan Anak
tahun. Perlindungan pekerjaan 2. Peningkatan Angka Masyarakat
Anak dan 3. kemampuan Partisipasi Sekolah Edukasi dan pembudayaan
Keluarga ekonomi yang pada tingkat SMP penundaan usia kawin
Berencana terbatas (dan SMA)
4. kurangnya LSM / Akademisi
fasilitasi Pendampingan masyarakat dalam
aktualisasi diri peningkatan kapasitas terkait
perencanaan keluarga, kesehatan
reproduksi serta penundaan usia
kawin
29 5.5.1* Proporsi kursi Meningkat Belum Tidak Pemahaman 1. Pendidikan Relatif tidak Filantropi
yang diduduki Meratanya responsif gender responsif gender berdampak Dukungan terhadap tokoh
perempuan di Informasi dan pendidikan 2. pengembangan masyarakat tanpa
parlemen Kesetaraan politik pada role model responsif mempertimbangkan gender
tingkat daerah Gender, perempuan yang gender
Perlindungan belum berhasil Masyarakat
Anak dan Pembentukan organisasi
Keluarga masyarakat berbasis peran
Berencana perempuan
LSM / Akademisi
Pendampingan masyarakat dalam
peningkatan kapasitas perempuan
dan penyetaraan gender
30 5.5.2* Proporsi Meningkat Belum Tidak Pemahaman 1. Pendidikan Relatif tidak Filantropi
perempuan yang Meratanya responsif gender responsif gender berdampak
Tendensi
Target Dampak
Isu Strategis Tercapai Gambaran
N No. (Perpres Simpulan Covid pada Potensi Peran Stakeholder Non-
Indikator Pembangunan pada Rekomendasi /
o Indikator 59/2017) - Permasalahan Pencapaian Pemerintah
Berkelanjutan 2026 Skenario
Ringkasan TPB
berada di posisi Informasi dan pendidikan 2. pengembangan Dukungan terhadap tokoh
managerial. Kesetaraan politik pada role model responsif masyarakat tanpa
Gender, perempuan yang gender mempertimbangkan gender
Perlindungan belum berhasil
Anak dan Masyarakat
Keluarga Pembentukan organisasi
Berencana masyarakat berbasis peran
perempuan
LSM / Akademisi
Pendampingan masyarakat dalam
peningkatan kapasitas perempuan
dan penyetaraan gender
31 5.3.1.(b) Angka kelahiran Menurun Belum Tidak 1. Perkawinan 1. Sosialisasi Perbup Relatif tidak Private/Swasta / Filantropi
pada perempuan menjadi 38 / Meratanya anak Strategi berdampak Pengembangan sistem karir /
umur 15-19 1000 Informasi 2. kurang Penanggulangan lapangan kerja berbasis
tahun (Age Kesetaraan bervariasinya Perkawinan Usia kepemudaan
Specific Fertility Gender, lapangan Anak
Rate/ASFR). Perlindungan pekerjaan 2. Peningkatan Angka Masyarakat
Anak dan 3. kemampuan Partisipasi Sekolah Edukasi dan pembudayaan
Keluarga ekonomi yang pada tingkat SMP penundaan usia kawin
Berencana terbatas (dan SMA)
4. kurangnya LSM / Akademisi
fasilitasi Pendampingan masyarakat dalam
aktualisasi diri peningkatan kapasitas terkait
perencanaan keluarga, kesehatan
reproduksi serta penundaan usia
kawin
32 1.4.1.(d) Persentase Meningkat Menurunnya Ya 1. Ketersediaan 1. Pengembangan Relatif tidak Private/Swasta / Filantropi
rumah tangga menjadi kualitas dan CAT SPAMDes / SPAM berdampak Dalam bentuk CSR berupa bantuan
yang memiliki 100% kuantitas air 2. pengusahaan Komunal / penyediaan sumber air layak
akses terhadap air yang terbatasi PAMSIMAS berkelanjutan
layanan sumber topografi 2. pembatasan
air minum layak 3. kebutuhan akan penetapan lokasi Masyarakat
dan sistem lokal / sebagai kawasan Dalam bentuk keswadayaan
berkelanjutan. komunal peruntukan membangun sumber air layak
Tendensi
Target Dampak
Isu Strategis Tercapai Gambaran
N No. (Perpres Simpulan Covid pada Potensi Peran Stakeholder Non-
Indikator Pembangunan pada Rekomendasi /
o Indikator 59/2017) - Permasalahan Pencapaian Pemerintah
Berkelanjutan 2026 Skenario
Ringkasan TPB
permukiman jika berkelanjutan berbasis
bermasalah pada masyarakat
supply air baku
setempat LSM / Akademisi
Dalam bentuk pendampingan
masyarakat dalam penyediaan
sumber air layak berkelanjutan
33 6.1.1.(a) Persentase Meningkat Menurunnya Ya 1. Ketersediaan 1. Pengembangan Relatif tidak Private/Swasta / Filantropi
rumah tangga menjadi kualitas dan CAT SPAMDes / SPAM berdampak Dalam bentuk CSR berupa bantuan
yang memiliki 100% kuantitas air 2. pengusahaan Komunal / penyediaan sumber air layak
akses terhadap air yang terbatasi PAMSIMAS berkelanjutan
layanan sumber topografi 2. pembatasan
air minum layak. 3. kebutuhan akan penetapan lokasi Masyarakat
sistem lokal / sebagai kawasan Dalam bentuk keswadayaan
komunal peruntukan membangun sumber air layak
permukiman jika berkelanjutan berbasis
bermasalah pada masyarakat
supply air baku
setempat LSM / Akademisi
Dalam bentuk pendampingan
masyarakat dalam penyediaan
sumber air layak berkelanjutan
34 1.5.1* Jumlah korban Menurun Tingginya Tidak Banyak Perwujudan kawasan Relatif tidak Private/Swasta/Filantropi
meninggal, kerawanan permukiman yang permukiman yang berdampak Dalam bentuk CSR terkait mitigasi
hilang, dan bencana masih berada di sesuai dengan daya bencana dan perbaikan lingkungan
terkena dampak kawasan rawan dukung dan daya
bencana per bencana. tampung Masyarakat
100.000 orang. Kabupaten Mengikuti dan aktif berpartisipasi
Wonosobo dalam perencanaan dan
memang memiliki pelaksanaan mitigasi bencana
banyak kawasan
rawan bencana LSM / Akademisi
Dalam bentuk kajian mitigasi
bencana dan penguatan kapasitas
masyarakat
Tendensi
Target Dampak
Isu Strategis Tercapai Gambaran
N No. (Perpres Simpulan Covid pada Potensi Peran Stakeholder Non-
Indikator Pembangunan pada Rekomendasi /
o Indikator 59/2017) - Permasalahan Pencapaian Pemerintah
Berkelanjutan 2026 Skenario
Ringkasan TPB
35 11.5.1* Jumlah korban Menurun Tingginya Tidak Banyak Perwujudan kawasan Relatif tidak Private/Swasta/Filantropi
meninggal, kerawanan permukiman yang permukiman yang berdampak Dalam bentuk CSR terkait mitigasi
hilang dan bencana masih berada di sesuai dengan daya bencana dan perbaikan lingkungan
terkena dampak kawasan rawan dukung dan daya
bencana per bencana. tampung Masyarakat
100.000 orang. Kabupaten Mengikuti dan aktif berpartisipasi
Wonosobo dalam perencanaan dan
memang memiliki pelaksanaan mitigasi bencana
banyak kawasan
rawan bencana LSM / Akademisi
Dalam bentuk kajian mitigasi
bencana dan penguatan kapasitas
masyarakat
36 13.1.2* Jumlah korban Menurun Tingginya Tidak Banyak Perwujudan kawasan Relatif tidak Private/Swasta/Filantropi
meninggal, kerawanan permukiman yang permukiman yang berdampak Dalam bentuk CSR terkait mitigasi
hilang dan bencana masih berada di sesuai dengan daya bencana dan perbaikan lingkungan
terkena dampak kawasan rawan dukung dan daya
bencana per bencana. tampung Masyarakat
100.000 orang. Kabupaten Mengikuti dan aktif berpartisipasi
Wonosobo dalam perencanaan dan
memang memiliki pelaksanaan mitigasi bencana
banyak kawasan
rawan bencana LSM / Akademisi
Dalam bentuk kajian mitigasi
bencana dan penguatan kapasitas
masyarakat
37 16.10.2.(c Jumlah Meningkat Pelayanan Tidak Belum ada angka Perlu adanya analisis Relatif tidak Masyarakat / LSM / Akademisi
) kepemilikan pemerintahan ideal jumlah PPID beban kerja dan berdampak Menggunakan fasilitas informasi
sertifikat yang belum yang dibutuhkan. beban jabatan PPID, dan dokumentasi sesuai
Pejabat memadai untuk Jika yang disesuaikan kebutuhan untuk dapat
Pengelola mendukung diumpamakan dengan demand atau mengetahui jumlah riil kebutuhan
Informasi dan ekonomi, satu instansi kebutuhan PPID
Dokumentasi kesehatan, memiliki satu masyarakat terkait
(PPID) untuk pendidikan dan PPID, maka informasi di
mengukur keuangan Wonosobo Wonosobo
kualitas PPID daerah sebetulnya sudah
Tendensi
Target Dampak
Isu Strategis Tercapai Gambaran
N No. (Perpres Simpulan Covid pada Potensi Peran Stakeholder Non-
Indikator Pembangunan pada Rekomendasi /
o Indikator 59/2017) - Permasalahan Pencapaian Pemerintah
Berkelanjutan 2026 Skenario
Ringkasan TPB
dalam pada angka baik
menjalankan (jumlah instansi
tugas dan fungsi berbasis Perda 12
sebagaimana tahun 2016 ada
diatur dalam sekitar 37 instansi
peraturan sementara PPID
perundang- berjumlah 48)
undangan.
38 17.18.1.(a Persentase Meningkat Pelayanan Tidak Pelayanan di BPS 1) Pengembangan Relatif tidak Masyarakat / LSM / Akademisi
) konsumen pemerintahan masih belum pendataan statistik. berdampak Menggunakan fasilitas informasi
Badan Pusat yang belum sesuai dengan 2) Kerjasama dengan dan publikasi data statistik sesuai
Statistik (BPS) memadai untuk yang dibutuhkan Kominfo dalam kebutuhan untuk dapat
yang merasa mendukung konsumen BPS. pengumpulan mengetahui kualitas riil pelayanan
puas dengan ekonomi, informasi BPS
kualitas data kesehatan,
statistik. pendidikan dan
keuangan
daerah
39 5.6.1.(b) Pengetahuan Meningkat Belum Ya Mengupayakan Memberikan materi Relatif tidak Private/Swasta / Filantropi /
dan pemahaman menjadi Meratanya pendidikan pendidikan berdampak Masyarakat
Pasangan Usia 85% Informasi mengenai reproduksi Edukasi terhadap kesehatan
Subur (PUS) Kesetaraan reproduksi, (termasuk di reproduksi dan keluarga
tentang metode Gender, bersamaan dalamnya berencana
kontrasepsi Perlindungan dengan upaya kontrasepsi modern)
modern. Anak dan sosialisasi di jenjang pendidikan LSM / Akademisi
Keluarga Peraturan Bupati wajib. Pendampingan masyarakat dalam
Berencana Pencegahan peningkatan kapasitas terkait
Pernikahan Usia perencanaan keluarga, kesehatan
Dini reproduksi serta penundaan usia
kawin
40 6.1.1.(c) Proporsi Meningkat Menurunnya Ya Kondisi topografi 1) Pengembangan Relatif tidak Private/Swasta / Filantropi
populasi yang menjadi kualitas dan kawasan dan SPAMDes / SPAM berdampak Dalam bentuk CSR berupa bantuan
memiliki akses 100% kuantitas air persebaran baik Komunal / penyediaan sumber air layak
layanan sumber permukiman PAMSIMAS berkelanjutan
air minum aman maupun sumber 2) pembatasan
air yang tidak penetapan lokasi Masyarakat
Tendensi
Target Dampak
Isu Strategis Tercapai Gambaran
N No. (Perpres Simpulan Covid pada Potensi Peran Stakeholder Non-
Indikator Pembangunan pada Rekomendasi /
o Indikator 59/2017) - Permasalahan Pencapaian Pemerintah
Berkelanjutan 2026 Skenario
Ringkasan TPB
dan saling sinkron sebagai kawasan Dalam bentuk keswadayaan
berkelanjutan. dengan daya peruntukan membangun sumber air layak
dukung sehingga permukiman jika berkelanjutan berbasis
ada permukiman bermasalah pada masyarakat
yang belum supply air baku
memiliki sumber setempat LSM / Akademisi
air minum aman Dalam bentuk pendampingan
dan berkelanjutan masyarakat dalam penyediaan
sumber air layak berkelanjutan
41 7.1.1 (a) Konsumsi listrik 1.200 kWh Penyediaan Ya Belum seluruh Pemastian seluruh Relatif tidak Private/Swasta
per kapita infrastruktur warga warga mendapatkan berdampak Dalam bentuk penyediaan sistem
yang belum mendapatkan akses listrik. energi alternatif untuk penerangan
memadai dan akses listrik / melalui CSR
terbatasi elektrifikasi.
Masyarakat
Dalam bentuk pelaporan dan
pendataan masyarakat yang belum
memiliki penerangan listrik
LSM / Akademisi/Filantropi
Dalam bentuk
pengkajian/penyediaan sistem
energi alternatif untuk penerangan
Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2021
Tabel 4.2 di atas menguraikan mengenai kaitan indikator TPB yang belum
tercapai dan kaitannya dengan kondisi lingkungan hidup di Kabupaten Wonosobo.
Kondisi lingkungan hidup di Kabupaten Wonosobo ini berbasis kajian enam muatan
yang sudah disampaikan pada bab sebelumnya. Adapun, kolom limitasi lingkungan
hidup adalah batasan-batasan pengembangan yang merupakan simpulan dari kolom
elemen enam muatan. Limitasi ini menggambarkan hal-hal yang harus diperhatikan
untuk dapat melakukan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan.
Tabel 4.3 menguraikan kaitan indikator TPB yang belum tercapai dengan isu
strategis pembangunan berkelanjutan, tendensi ketercapaian indikator pada tahun 2026,
simpulan permasalahan, gambaran rekomendasi/skenario untuk menangani
permalasahan, dampak covid terhadap pencapaian target TPB dan potensi peran
stakeholder. Kolom tendensi ketercapaian pada tahun 2026 mengisyaratkan
penyimpulan hasil proyeksi. Seperti yang disampaikan pada bagian sebelumnya,
proyeksi yang dilakukan tidak menghasilkan nilai-nilai yang valid secara kualitatif
ataupun ketika dilakukan crosscheck dengan instansi yang mengampu data. Oleh karena
itu, kolom ini mencoba untuk mengangkat beberapa hasil proyeksi yang dinilai valid dan
memiliki tingkat ketercapaian yang cukup tinggi.
Dalam menyusun tabel ini, telah dilakukan diskusi yang holistik dengan seluruh
instansi yang menjadi pengampu data indikator capaian TPB serta Bappeda sebagai OPD
perencanaan. Dari diskusi tersebut, didapatkan simpulan permasalahan dan gambaran
skenario dalam mengatasi permasalahan tersebut. Kolom ini adalah kolom yang
menyatakan permasalahan mendasar dari pencapaian indikator TPB. Nantinya, ketika
sudah tersusun rekomendasi program, perincian dari program tersebut harus
terintegrasi dan menjawab simpulan permasalahan yang tercantum dalam kolom ini.
Dalam pelaksanaan KLHS RPJMD, penting untuk memahami konten dan konteks
dari sebuah daerah yang akan disusun KLHS-nya. Cara untuk memahami konten dan
konteks ini secara singkat dan tepat adalah melalui penyusunan Isu Strategis Daerah. Isu
Strategis Daerah/Isu Utama Pasal 16 Permendagri 07 Tahun 2018 menyatakan bahwa
laporan KLHS RPJMD yang dimanfaatkan dalam penyusunan dokumen RPJMD
digunakan untuk: a. gambaran umum kondisi daerah; b. permasalahan dan isu strategis
daerah; c. tujuan; dan d. sasaran strategis. Pasal 18 Permendagri 07 Tahun 2018
menyatakan bahwa Permasalahan dan isu Strategis daerah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 huruf b berupa identifikasi isu Pembangunan Berkelanjutan. Karena di
dalam Permendagri 07 Tahun 2018 tidak dijelaskan tentang bagaimana melakukan
identifikasi isu pembangunan berkelanjutan, maka identifikasi isu pembangunan
berkelanjutan mengacu pada pasal 7 s/d 9 PP 46 tahun 2016. Isu Strategis Daerah
dirumuskan pada saat dilakukan Konsultasi Publik – I.
Berikut adalah daftar panjang dan pengelompokan isu yang berbasis pada Konsultasi
Publik ke-1.
D Alih fungsi lahan yang Alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan tata ruang
tidak sesuai dengan tata diindikasikan dari banyaknya perumahan yang tumbuh di
ruang kawasan-kawasan yang seharusnya memiliki fungsi-fungsi
lindung—atau setidaknya seharusnya berfungsi budidaya non-
terbangun.
E Kerusakan lingkungan Kerusakan lingkungan ini pada Kabupaten Wonosobo lebih
yang diakibatkan banyak diindikasikan oleh adanya kegiatan pertanian yang tidak
pertanian, pertambangan memperhatikan kaidah konservasi, proses pertambangan yang
dan kegiatan kehutanan tidak memperhatikan keberlanjutan lingkungan sehingga
meningkatkan volume limpasan air, serta kegiatan kehutanan
(hutan rakyat) yang kurang konservatif.
F Menurunnya kualitas dan Kelompok isu ini merupakan dampak turunan dari kelompok isu
kuantitas air alih fungsi lahan dan kerusakan lingkungan, dimana kedua isu
tersebut berakibat pada adanya permaslaha penyediaan air.
Meskipun demikian, tidak semua permasalahan berasal dari
kerusakan lingkungan. Ada juga perkembangan permukiman
pada lokasi-loaksi yang cenderung memiliki kapasitas daya
dukung air rendah sehingga sumber air yang layak, aman dan
berkelanjutan tidak tersedia dengan memadai.
G Penyediaan infrastruktur Penyediaan infrastruktur terutama pada sektor sanitasi
yang belum memadai dan cenderung kurang. Banyaknya permasalahan dalam sistem
terbatasi persampahan, juga adanya permasalahan kemampuan TPA dan
IPLT setelah kejadian longsor yang belum lama terjadi.
H Tingginya kerawanan Kabupaten Wonosobo memang memiliki kondisi lingkungan
bencana yang rawan bencana. Kondisi ini diperparah dengan adanya
permukiman-permukiman yang berada pada kawasan rawan
Sementara untuk isu yang terkait dengan kemitraan dalam pembangunan dan
perlindungan, dalam indikator TPB, turunan dari tujuan TPB berupa kemitraan untuk
mencapai tujuan yang disusun dalam metadata TPB lebih banyak tercakup dalam isu
skala nasional. Kemitraan dalam skala lokal-regional cenderung belum tercakup.
Padahal pada skala lokal-regional, sangat mungkin untuk menyatakan kemitraan ini
dalam beberapa jenis indikator, antara lain ketersediaan forum Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (forum CSR), forum terkait pemerhati sungai dalam konteks DAS hulu-hilir,
forum kota-desa, hingga forum memang menjadi salah satu program unggul Kabupaten
Wonosobo yakni Sobo Aksi.
Selain tiga isu tersebut, terdapat satu isu yang sudah tertangani dalam indikator
TPB yaitu isu stabilitas keamanan dan ketertiban yang belum tercapai serta satu isu yang
secara indikator kewenangannya bukan berada di daerah yakni indikator Kondisi
Mantap Jalan Nasional yang berada di bawah isu terbatasnya aksesibilitas dan
konektivitas wilayah.
Dengan demikian, terdapat delapan isu yang menjadi pokok bahasan dalam
pencapaian target indikator TPB di Kabupaten Wonosobo:
komperhensivitas dalam
penanggulangan
kemiskinan
5 11.5.1.(a) Indeks Risiko Menurun Tingginya Perlunya peningkatan
Bencana Indonesia menjadi 30% kerawanan kesadaran aktif kelompok
(IRBI). bencana masyarakat yang tinggal di
kawasan bencana untuk
melindungi diri dari
bencana (baik berupa
relokasi maupun
peningkatan kapasitas /
ketahanan terhadap
bencana)
6 17.1.1* Total pendapatan Meningkat Pelayanan 1. perlu ada kajian relasi
pemerintah sebagai pemerintahan pendapatan pemerintah /
proporsi terhadap yang belum pajak yang tepat sebagai
PDRB menurut memadai untuk bentuk peningkatan
sumbernya. mendukung kapasitas pemerintah
ekonomi, dalam membangun vs
kesehatan, disinsentif terhadap
pendidikan dan perputaran uang
keuangan 2. perlu ada performa yang
daerah lebih tinggi dari BUMD /
Perusda
3. terkait dengan upaya
penegakan pajak
4. peninjauan proporsi
UMKM yang bebas pajak /
bersubsidi dengan Usaha
Menengah Besar
7 17.1.1.(a) Rasio penerimaan Di atas 12% Pelayanan 1. perlu ada kajian relasi
pajak terhadap pemerintahan pendapatan pemerintah /
PDRB. yang belum pajak yang tepat sebagai
memadai untuk bentuk peningkatan
mendukung kapasitas pemerintah
ekonomi, dalam membangun vs
kesehatan, disinsentif terhadap
pendidikan dan perputaran uang
keuangan 2. perlu ada performa yang
daerah lebih tinggi dari BUMD /
Perusda
3. terkait dengan upaya
penegakan pajak
4. peninjauan proporsi
UMKM yang bebas pajak /
bersubsidi dengan Usaha
Menengah Besar
8 1.4.1.(h) Angka Partisipasi Meningkat Pelayanan 1. Perbaikan budaya untuk
Murni (APM) menjadi 82,2% pemerintahan dapat mau melanjutkan
SMP/MTs/sederajat. yang belum sekolah dibandingkan
memadai untuk dengan bekerja
mendukung 2. perlunya ada
ekonomi, pemerataan pusat kegiatan
kesehatan, untuk dapat lebih lanjut
pendidikan dan menarik masyarakat ke
keuangan dalam lapangan kerja yang
daerah mensyaratkan pendidikan
minimal SMA / sederajat
keuangan
daerah
15 3.8.1.(a) Unmet need Menurun Pelayanan Potensi keengganan untuk
pelayanan kesehatan. menjadi 9,91% pemerintahan berobat terkait dengan
yang belum biaya berobat dan biaya
memadai untuk transport
mendukung
ekonomi,
kesehatan,
pendidikan dan
keuangan
daerah
16 3.8.2.(a) Cakupan Jaminan Meningkat Pelayanan 1. Permasalahan data
Kesehatan Nasional menjadi minimal pemerintahan kemiskinan yang belum
(JKN). 95% yang belum menjadi dasar PBI oleh
memadai untuk pusat
mendukung 2. Belum adanya
ekonomi, pemahaman masyarakat
kesehatan, terkait manfaat kolektif
pendidikan dan premi pembayaran
keuangan jaminan kesehatan
daerah
17 3.b.1.(a) Persentase Meningkat Pelayanan Terjadi penurunan dari
ketersediaan obat pemerintahan angka 100% sehingga
dan vaksin di yang belum diasumsikan ada
Puskesmas. memadai untuk permasalahan dari sisi
mendukung logistik
ekonomi,
kesehatan,
pendidikan dan
keuangan
daerah
18 1.3.1.(d) Jumlah rumah tangga Menurun Tingginya Terdapat peningkatan
yang mendapatkan menjadi 2,8 juta angka pada 2017-2018
bantuan tunai (setidaknya kemiskinan diperkirakan karena
bersyarat/Program menurun) adanya perbaikan data
Keluarga Harapan. masyarakat yang tergolong
dalam penerima bantuan
tunai bersyarat / PKH.
Upaya penurunan angka
PKH sudah semakin baik.
19 2.2.2.(c) Kualitas konsumsi Meningkat Pelayanan Tren dalam pengupayaan
pangan yang menjadi: skor pemerintahan PPH sudah semakin baik,
diindikasikan oleh PPH 92,5; tingkat yang belum berbagai upaya sudah
skor Pola Pangan konsumsi ikan memadai untuk dilaksanakan dan variasi
Harapan (PPH) 54,5 mendukung jenis pangan sudah
mencapai; dan kg/kapita/tahun ekonomi, disosialisasikan, sehingga
tingkat konsumsi kesehatan, untuk indikator ini lebih
ikan. pendidikan dan pada BAU
keuangan
daerah
20 8.9.1.(a) Jumlah wisatawan Meningkat Pengembangan Belum ada upaya
mancanegara. menjadi 20 juta pariwisata yang segmentasi / penetapan
(setidaknya belum optimal target pasar wisatawan
meningkat) mancanegara sehingga
upaya untuk spesifik
mengundang wisatawan
mancanegara belum
maksimal
21 12.4.1.(a) Jumlah peserta Meningkat Kerusakan Jumlah industri yang wajib
PROPER yang lingkungan PROPER sudah maksimal
mencapai minimal yang (100%), upaya berikutnya
ranking BIRU diakibatkan adalah mengajak industri
pertanian, kecil menengah untuk
pertambangan mulai memikirkan
dan kegiatan mengenai PROPER, salah
kehutanan satunya melalui
pengembangan insentif
22 12.4.2.(a) Jumlah limbah B3 Meningkat Penyediaan 1. Belum ada upaya
yang terkelola dan menjadi 150 juta infrastruktur pemilahan limbah B3 yang
proporsi limbah B3 ton (setidaknya yang belum dihasilkan oleh rumah
yang diolah sesuai meningkat) memadai dan tangga dan usaha
peraturan terbatasi 2. angka besaran pada
perundangan (sektor tahun sebelumnya volatile
industri). karena besaran buangan
limbah B3 memang tidak
konstan
23 1.4.1.(e) Persentase rumah Meningkat Penyediaan - Akan dimaksimalkan
tangga yang memiliki menjadi 100% infrastruktur untuk dibantu
akses terhadap yang belum penyelesainnya oleh desa
layanan sanitasi memadai dan yang diikuti dengan
layak dan terbatasi peningkatan kapasitas
berkelanjutan. pengelolaan sanitasi
supaya terjadi
keberlanjutan.
- Berbeda-bedanya kondisi
kawasan mengakibatkan
penanganan penyediaan
sanitasi memerlukan
langkah yang berbeda-
beda.
24 11.6.1.(a) Persentase sampah Meningkat Penyediaan 1. Permasalahan delineasi
perkotaan yang menjadi 80% infrastruktur perkotaan yang akan
tertangani. yang belum ditangani persampahannya
memadai dan 2. terbatasnya TPA
terbatasi 3. upaya pemilahan
sampah yang belum diikuti
dengan kapasitas SDM
(baik pengetahuan
ataupun motivasi),
4. perlunya mainstreaming
pengelolaan persampahan
25 6.2.1.(b) Persentase rumah Meningkat Penyediaan - Akan dimaksimalkan
tangga yang memiliki menjadi 100% infrastruktur untuk dibantu
akses terhadap yang belum penyelesainnya oleh desa
layanan sanitasi memadai dan yang diikuti dengan
layak. terbatasi peningkatan kapasitas
pengelolaan sanitasi
supaya terjadi
keberlanjutan.
- Berbeda-bedanya kondisi
kawasan mengakibatkan
penanganan penyediaan
sanitasi memerlukan
Dalam upaya pencapaian indikator TPB ini, perlu diperhatikan juga kondisi
lingkungan hidup. Hal ini untuk memastikan upaya pencapaian indikator TPB (yang
beberapa diantaranya berupa upaya pembangunan secara fisik) tidak memperparah
kondisi lingkungan hidup yang ada. Atau dengan kata lain, upaya pencapaian indikator
TPB perlu memperhatikan batasan yang merupakan turunan dari kondisi lingkungan
hidup.
Dari tabel di atas, tiap-tiap indikator TPB didefinisikan sebagai suatu elemen
individual, dengan upaya pencapaian secara individual sampai menghasilkan simpulan
permasalahan dan gambaran rekomendasi yang seolah berdiri sendiri-sendiri. Sejatinya,
penguipayaan pencapaian TPB perlu untuk melakukan sebuah pentahapan secara
sistematis, sehingga upaya penyelesaiannya bisa terarah dengan basis incremental. Tim
Capaian jenjang pendidikan masyarakat ini juga merupakan dampak dari usia
kawin dan usia melahirkan yang sangat muda, dimana terdapat struktur sosial yang
masih mengarahkan penduduk yang sudah selesai jenjang pendidikan SD untuk dapat
bekerja atau malah menikah dan membina keluarga. Disini dapat dilihat bahwa peran
pemerintah sebagai lembaga regulator belum berperan maksimal untuk mendukung
pendidikan. Di sisi lain, kemiskinan juga merupakan akibat dari pemenuhan kebutuhan
dasar yang belum memadai, antara lain dari sisi kesehatan, dan sarpras lingkungan.
Sistem ini kemudian bergulir dan berujung pada legitimasi pemerintah sebagai
regulator, dimana di Kabupaten Wonosobo, peran pemerintah dalam bentuk proporsi
PAD thd PDRB masih rendah. Pemerintah Kabupaten Wonosobo belum berdaya untuk
bisa memberikan kontribusi dukungan baik infrastruktur maupun pelayanan, yang
kemudian memacu pertumbuhan PDRB. Sistem ini juga berpotensi bermasalah terhadap
kemitraan, baik swasta maupun masyarakat, yang kemudian juga akan berdampak pada
rendahnya keberpihakan pada masyarakat serta rendahnya kepedulian terhadap
lingkungan yang juga akan bermasalah pada keberlanjutan lingkungan dan kembali lagi
pada kemiskinan.
Untuk mencapai target TPB yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, perlu ada
gambaran rekomendasi yang diusulkan diikuti dengan penentuan sasaran daerah.
Gambaran rekomendasi ini secara sederhana adalah upaya untuk menjawab
permasalahan daerah yang sudah disampaikan pada sub bab sebelumnya. Gambaran
rekomendasi ini kemudian disinstesis menjadi sebuah kalimat yang menggambarkan
sebuah sasaran strategis daerah, untuk memudahkan pemahaman dan sistem berpikir
secara general.
1 8.1.1.(a) PDRB per kapita. Meningkat Pelayanan 1. Kesenjangan desa-kota 1. Peningkatan hubungan Tercapainya
menjadi lebih pemerintahan 2. belum tereksplornya industrial yang baik peningkatan dan
dari Rp 50 juta yang belum pembangunan dari 2. pengembangan dan pemerataan performa
memadai untuk kacamata tingkat pemerataan pusat kegiatan ekonomi daerah
mendukung kesenjangan untuk meningkatkan
ekonomi, 3. perlunya penegakan kesempatan kerja
kesehatan, UMR 3. pendataan indeks
pendidikan dan kesenjangan secara tabular
keuangan daerah dan spasial
2 1.2.1* Persentase penduduk Menurun Tingginya angka 1. Belum tercapainya 1. Peningkatan kesempatan Tercapainya
yang hidup di bawah menjadi 7-8% kemiskinan penanganan permasalahan- kerja peningkatan dan
garis kemiskinan permasalahan lain yang 2. peningkatan kualitas pemerataan
nasional, menurut menjadi akar kemiskinan pekerjaan kesejahteraan daerah
jenis kelamin dan 2. terdapat 8 area prioritas 3. peningkatan partisipasi
kelompok umur. penanggulangan pendidikan
kemiskinan sebagai list 4. pemerataan pusat kegiatan
permasalahan penyebab 5. pengembangan strategi /
kemiskinan kebijakan berbasis
3. perlunya koordinasi kesenjangan spasial
kepedulian dan 6. peningkatan koordinasi
komperhensivitas dalam dan komperhensivitas antar
penanggulangan pihak dalam pengentasan
kemiskinan kemiskinan
7. pelibatan dan penguatan
masyarakat terutama yang
memiliki kesempatan lebih
untuk berperan dalam
pengentasan kemiskinan
3 1.4.1.(k) Persentase rumah Meningkat Penyediaan 1. Rekayasa penggunaan Aplikasi penyediaan listrik Tersedianya sumber
tangga miskin dan menjadi 100% infrastruktur listrik gratis (pinjam nama untuk rumah tangga miskin energi yang handal dan
rentan yang sumber yang belum utk listrik gratis) berbasis BNBA di data DTKS merata
Target (Perpres Isu Strategis
No. Gambaran Rekomendasi / Sasaran Strategis
No Indikator 59/2017) - Pembangunan Simpulan Permasalahan
Indikator Skenario Daerah
Ringkasan Berkelanjutan
ketahanan terhadap
bencana)
6 17.1.1* Total pendapatan Meningkat Pelayanan 1. perlu ada kajian relasi 1. Pengembangan performa Tersedianya sumber
pemerintah sebagai pemerintahan pendapatan pemerintah / BUMD pendanaan
proporsi terhadap yang belum pajak yang tepat sebagai 2. penegakan pajak penyelenggaraan
PDRB menurut memadai untuk bentuk peningkatan 3. bantuan pendampingan pemerintah berbasis
sumbernya. mendukung kapasitas pemerintah terhadap UMKM supaya kemandirian daerah
ekonomi, dalam membangun vs berkembang menjadi unit
kesehatan, disinsentif terhadap usaha yang dapat
pendidikan dan perputaran uang berkontribusi pada pajak
keuangan daerah 2. perlu ada performa yang
lebih tinggi dari BUMD /
Perusda
3. terkait dengan upaya
penegakan pajak
4. peninjauan proporsi
UMKM yang bebas pajak /
bersubsidi dengan Usaha
Menengah Besar
7 17.1.1.(a) Rasio penerimaan Di atas 12% Pelayanan 1. perlu ada kajian relasi 1. Pengembangan performa Tersedianya sumber
pajak terhadap PDRB. pemerintahan pendapatan pemerintah / BUMD pendanaan
yang belum pajak yang tepat sebagai 2. penegakan pajak penyelenggaraan
memadai untuk bentuk peningkatan 3. bantuan pendampingan pemerintah berbasis
mendukung kapasitas pemerintah terhadap UMKM supaya kemandirian daerah
ekonomi, dalam membangun vs berkembang menjadi unit
kesehatan, disinsentif terhadap usaha yang dapat
pendidikan dan perputaran uang berkontribusi pada pajak
keuangan daerah 2. perlu ada performa yang
lebih tinggi dari BUMD /
Perusda
3. terkait dengan upaya
penegakan pajak
Target (Perpres Isu Strategis
No. Gambaran Rekomendasi / Sasaran Strategis
No Indikator 59/2017) - Pembangunan Simpulan Permasalahan
Indikator Skenario Daerah
Ringkasan Berkelanjutan
4. peninjauan proporsi
UMKM yang bebas pajak /
bersubsidi dengan Usaha
Menengah Besar
8 1.4.1.(h) Angka Partisipasi Meningkat Pelayanan 1. Perbaikan budaya untuk 1. Peningkatan minat sekolah Terwujudnya sumber
Murni (APM) menjadi 82,2% pemerintahan dapat mau melanjutkan pada anak dan orang tua daya manusia yang
SMP/MTs/sederajat. yang belum sekolah dibandingkan 2. pemerataan pusat kegiatan berpendidikan,
memadai untuk dengan bekerja dalam rangka meningkatkan berkualitas dan
mendukung 2. perlunya ada pemerataan lapangan pekerjaan beridentitas
ekonomi, pusat kegiatan untuk dapat
kesehatan, lebih lanjut menarik
pendidikan dan masyarakat ke dalam
keuangan daerah lapangan kerja yang
mensyaratkan pendidikan
minimal SMA / sederajat
9 4.1.1.(d) Angka Partisipasi Meningkat Pelayanan Angka sudah baik, upaya Pendataan murid yang Terwujudnya sumber
Kasar (APK) menjadi 114,09% pemerintahan selanjutnya adalah bersekolah di luar usia daya manusia yang
SD/MI/sederajat. yang belum pendataan lebih rinci sekolah berpendidikan,
memadai untuk terkait murid yang berkualitas dan
mendukung umurnya di atas dan di beridentitas
ekonomi, bawah kelompok umur usia
kesehatan, SD
pendidikan dan
keuangan daerah
10 4.1.1.(e) Angka Partisipasi Meningkat Pelayanan 1. Perbaikan budaya untuk 1. Peningkatan minat sekolah Terwujudnya sumber
Kasar (APK) menjadi 106,94% pemerintahan dapat mau melanjutkan pada anak dan orang tua daya manusia yang
SMP/MTs/sederajat. yang belum sekolah dibandingkan 2. pemerataan pusat kegiatan berpendidikan,
memadai untuk dengan bekerja dalam rangka meningkatkan berkualitas dan
mendukung 2. perlunya ada pemerataan lapangan pekerjaan beridentitas
ekonomi, pusat kegiatan untuk dapat
kesehatan, lebih lanjut menarik
masyarakat ke dalam
Target (Perpres Isu Strategis
No. Gambaran Rekomendasi / Sasaran Strategis
No Indikator 59/2017) - Pembangunan Simpulan Permasalahan
Indikator Skenario Daerah
Ringkasan Berkelanjutan
14 3.3.5.(a) Jumlah kecamatan Meningkat Pelayanan Kapasitas pendataan dan Penyelenggaraan pelayanan Terjangkaunya
dengan eliminasi menjadi 34 pemerintahan pelayanan kesehatan pada kesehatan perlu untuk bisa penyelenggaraan
Kusta. provinsi yang belum kawasan yang susah mendata dan menjangkau pelayanan kesehatan
(meningkat) memadai untuk dijangkau penduduk di seluruh
mendukung kawasan
ekonomi,
kesehatan,
pendidikan dan
keuangan daerah
15 3.8.1.(a) Unmet need pelayanan Menurun Pelayanan Potensi keengganan untuk 1. Peningkatan kesejahteraan Terjangkaunya
kesehatan. menjadi 9,91% pemerintahan berobat terkait dengan 2. pemerataan fasilitas penyelenggaraan
yang belum biaya berobat dan biaya kesehatan pelayanan kesehatan
memadai untuk transport 3. gerakan Desa Tanggap
mendukung Berobat
ekonomi, 4. pemutakhiran data
kesehatan, penerima Jaminan Kesehatan,
pendidikan dan
keuangan daerah
16 3.8.2.(a) Cakupan Jaminan Meningkat Pelayanan 1. Permasalahan data 1. Pemutakhiran data PBI Terwujudnya sumber
Kesehatan Nasional menjadi minimal pemerintahan kemiskinan yang belum 2. Sosialisasi manfaat kolektif daya manusia yang
(JKN). 95% yang belum menjadi dasar PBI oleh jaminan kesehatan berpendidikan,
memadai untuk pusat berkualitas dan
mendukung 2. Belum adanya beridentitas
ekonomi, pemahaman masyarakat
kesehatan, terkait manfaat kolektif
pendidikan dan premi pembayaran jaminan
keuangan daerah kesehatan
17 3.b.1.(a) Persentase Meningkat Pelayanan Terjadi penurunan dari Terjangkaunya
ketersediaan obat dan pemerintahan angka 100% sehingga penyelenggaraan
vaksin di Puskesmas. yang belum diasumsikan ada pelayanan kesehatan
memadai untuk permasalahan dari sisi
mendukung logistik
Target (Perpres Isu Strategis
No. Gambaran Rekomendasi / Sasaran Strategis
No Indikator 59/2017) - Pembangunan Simpulan Permasalahan
Indikator Skenario Daerah
Ringkasan Berkelanjutan
ekonomi,
kesehatan,
pendidikan dan
keuangan daerah
18 1.3.1.(d) Jumlah rumah tangga Menurun Tingginya angka Terdapat peningkatan pada 1. Pemutakhiran data Tercapainya
yang mendapatkan menjadi 2,8 juta kemiskinan 2017-2018 diperkirakan kepesertaan PKH peningkatan dan
bantuan tunai (setidaknya karena adanya perbaikan 2. pengembangan KUBE pemerataan
bersyarat/Program menurun) data masyarakat yang untuk membantu keluarga kesejahteraan daerah
Keluarga Harapan. tergolong dalam penerima PKH lulus dari program PKH
bantuan tunai bersyarat / 3. pemberian insentif untuk
PKH. Upaya penurunan keluarga yang lepas dari PKH
angka PKH sudah semakin
baik.
19 2.2.2.(c) Kualitas konsumsi Meningkat Pelayanan Tren dalam pengupayaan Program pemanfaatan Terwujudnya sumber
pangan yang menjadi: skor pemerintahan PPH sudah semakin baik, pekarangan untuk sumber daya manusia yang
diindikasikan oleh PPH 92,5; tingkat yang belum berbagai upaya sudah bahan pangan sehat
skor Pola Pangan konsumsi ikan memadai untuk dilaksanakan dan variasi
Harapan (PPH) 54,5 mendukung jenis pangan sudah
mencapai; dan tingkat kg/kapita/tahun ekonomi, disosialisasikan, sehingga
konsumsi ikan. kesehatan, untuk indikator ini lebih
pendidikan dan pada BAU
keuangan daerah
20 8.9.1.(a) Jumlah wisatawan Meningkat Pengembangan Belum ada upaya Pengembangan masterplan Terwujudnya
mancanegara. menjadi 20 juta pariwisata yang segmentasi / penetapan pariwisata yang sudah pariwisata daerah yang
(setidaknya belum optimal target pasar wisatawan melakukan segmentasi berskala internasional
meningkat) mancanegara sehingga terhadap calon wisatawan
upaya untuk spesifik
mengundang wisatawan
mancanegara belum
maksimal
21 12.4.1.(a) Jumlah peserta Meningkat Kerusakan Jumlah industri yang wajib Pengembangan insentif bagi Tercapainya
PROPER yang lingkungan yang PROPER sudah maksimal industri kecil menengah yang pengelolaan
Target (Perpres Isu Strategis
No. Gambaran Rekomendasi / Sasaran Strategis
No Indikator 59/2017) - Pembangunan Simpulan Permasalahan
Indikator Skenario Daerah
Ringkasan Berkelanjutan
mencapai minimal diakibatkan (100%), upaya berikutnya mau berpartisipasi pada Pra lingkungan yang
ranking BIRU pertanian, adalah mengajak industri PROPER berkelanjutan
pertambangan kecil menengah untuk
dan kegiatan mulai memikirkan
kehutanan mengenai PROPER, salah
satunya melalui
pengembangan insentif
22 12.4.2.(a) Jumlah limbah B3 yang Meningkat Penyediaan 1. Belum ada upaya 1. Sosialisasi pengelolaan Tercapainya
terkelola dan proporsi menjadi 150 juta infrastruktur pemilahan limbah B3 yang limbah B3 domestik pengelolaan
limbah B3 yang diolah ton (setidaknya yang belum dihasilkan oleh rumah 2. pensyaratan pengelolaan lingkungan yang
sesuai peraturan meningkat) memadai dan tangga dan usaha limbah B3 pada sistem berkelanjutan
perundangan (sektor terbatasi 2. angka besaran pada perijinan
industri). tahun sebelumnya volatile 3. penyusunan standar teknis
karena besaran buangan pemanfaatan ruang yang
limbah B3 memang tidak mengatur mengenai B3
konstan
23 1.4.1.(e) Persentase rumah Meningkat Penyediaan - Akan dimaksimalkan 1. Pengembangan SPALD Terwujudnya kawasan
tangga yang memiliki menjadi 100% infrastruktur untuk dibantu Komunal permukiman yang
akses terhadap yang belum penyelesainnya oleh desa 2. Peningkatan kapasitas layak huni
layanan sanitasi layak memadai dan yang diikuti dengan masyarakat dalam
dan berkelanjutan. terbatasi peningkatan kapasitas pengelolaan sanitasi
pengelolaan sanitasi supaya
terjadi keberlanjutan.
- Berbeda-bedanya kondisi
kawasan mengakibatkan
penanganan penyediaan
sanitasi memerlukan
langkah yang berbeda-
beda.
24 11.6.1.(a) Persentase sampah Meningkat Penyediaan 1. Permasalahan delineasi 1. Perbaikan sistem dalam Terwujudnya kawasan
perkotaan yang menjadi 80% infrastruktur perkotaan yang akan penanganan persampahan permukiman yang
tertangani. yang belum ditangani persampahannya layak huni
Target (Perpres Isu Strategis
No. Gambaran Rekomendasi / Sasaran Strategis
No Indikator 59/2017) - Pembangunan Simpulan Permasalahan
Indikator Skenario Daerah
Ringkasan Berkelanjutan
19 tahun (Age Specific Gender, 3. kemampuan ekonomi 2. Peningkatan Angka berkualitas dan
Fertility Rate/ASFR). Perlindungan yang terbatas Partisipasi Sekolah pada beridentitas
Anak dan 4. kurangnya fasilitasi tingkat SMP (dan SMA)
Keluarga aktualisasi diri
Berencana
32 1.4.1.(d) Persentase rumah Meningkat Menurunnya 1. Ketersediaan CAT 1. Pengembangan SPAMDes / Terwujudnya kawasan
tangga yang memiliki menjadi 100% kualitas dan 2. pengusahaan air yang SPAM Komunal / PAMSIMAS permukiman yang
akses terhadap kuantitas air terbatasi topografi 2. pembatasan penetapan layak huni
layanan sumber air 3. kebutuhan akan sistem lokasi sebagai kawasan
minum layak dan lokal / komunal peruntukan permukiman jika
berkelanjutan. bermasalah pada supply air
baku setempat
33 6.1.1.(a) Persentase rumah Meningkat Menurunnya 1. Ketersediaan CAT 1. Pengembangan SPAMDes / Terwujudnya kawasan
tangga yang memiliki menjadi 100% kualitas dan 2. pengusahaan air yang SPAM Komunal / PAMSIMAS permukiman yang
akses terhadap kuantitas air terbatasi topografi 2. pembatasan penetapan layak huni
layanan sumber air 3. kebutuhan akan sistem lokasi sebagai kawasan
minum layak. lokal / komunal peruntukan permukiman jika
bermasalah pada supply air
baku setempat
34 1.5.1* Jumlah korban Menurun Tingginya Banyak permukiman yang Perwujudan kawasan Berkurangnya risiko
meninggal, hilang, dan kerawanan masih berada di kawasan permukiman yang sesuai bencana
terkena dampak bencana rawan bencana. Kabupaten dengan daya dukung dan
bencana per 100.000 Wonosobo memang daya tampung
orang. memiliki banyak kawasan
rawan bencana
35 11.5.1* Jumlah korban Menurun Tingginya Banyak permukiman yang Perwujudan kawasan Berkurangnya risiko
meninggal, hilang dan kerawanan masih berada di kawasan permukiman yang sesuai bencana
terkena dampak bencana rawan bencana. Kabupaten dengan daya dukung dan
bencana per 100.000 Wonosobo memang daya tampung
orang. memiliki banyak kawasan
rawan bencana
Target (Perpres Isu Strategis
No. Gambaran Rekomendasi / Sasaran Strategis
No Indikator 59/2017) - Pembangunan Simpulan Permasalahan
Indikator Skenario Daerah
Ringkasan Berkelanjutan
36 13.1.2* Jumlah korban Menurun Tingginya Banyak permukiman yang Perwujudan kawasan Berkurangnya risiko
meninggal, hilang dan kerawanan masih berada di kawasan permukiman yang sesuai bencana
terkena dampak bencana rawan bencana. Kabupaten dengan daya dukung dan
bencana per 100.000 Wonosobo memang daya tampung
orang. memiliki banyak kawasan
rawan bencana
37 16.10.2.(c) Jumlah kepemilikan Meningkat Pelayanan Belum ada angka ideal Perlu adanya analisis beban Terkelola dan
sertifikat Pejabat pemerintahan jumlah PPID yang kerja dan beban jabatan PPID, terakomodasinya
Pengelola Informasi yang belum dibutuhkan. Jika yang disesuaikan dengan pelayanan informasi
dan Dokumentasi memadai untuk diumpamakan satu instansi demand atau kebutuhan oleh PPID
(PPID) untuk mendukung memiliki satu PPID, maka masyarakat terkait informasi
mengukur kualitas ekonomi, Wonosobo sebetulnya di Wonosobo
PPID dalam kesehatan, sudah pada angka baik
menjalankan tugas dan pendidikan dan (jumlah instansi berbasis
fungsi sebagaimana keuangan daerah Perda 12 tahun 2016 ada
diatur dalam sekitar 37 instansi
peraturan perundang- sementara PPID berjumlah
undangan. 48)
38 17.18.1.(a) Persentase konsumen Meningkat Pelayanan Pelayanan di BPS masih 3) Pengembangan pendataan Meningkatnya kualitas
Badan Pusat Statistik pemerintahan belum sesuai dengan yang statistik. data dan pelayanan
(BPS) yang merasa yang belum dibutuhkan konsumen BPS. 4) Kerjasama dengan penyediaan data
puas dengan kualitas memadai untuk Kominfo dalam pengumpulan
data statistik. mendukung informasi
ekonomi,
kesehatan,
pendidikan dan
keuangan daerah
39 5.6.1.(b) Pengetahuan dan Meningkat Belum Mengupayakan pendidikan Memberikan materi Terwujudnya sumber
pemahaman Pasangan menjadi 85% Optimalnya mengenai reproduksi, pendidikan reproduksi daya manusia yang
Usia Subur (PUS) Kesetaraan bersamaan dengan upaya (termasuk di dalamnya berpendidikan,
tentang metode Gender, sosialisasi Peraturan Bupati kontrasepsi modern) di berkualitas dan
kontrasepsi modern. Perlindungan jenjang pendidikan wajib. beridentitas
Target (Perpres Isu Strategis
No. Gambaran Rekomendasi / Sasaran Strategis
No Indikator 59/2017) - Pembangunan Simpulan Permasalahan
Indikator Skenario Daerah
Ringkasan Berkelanjutan
Dalam upaya pencapaian target TPB berdasarkan Perpres 59 tahun 2017, perlu
ada upaya yang dimasukkan dalam perencanaan pembangunan, yakni RPJMD. Dalam
upaya memasukkan atau mengintegrasikan upaya pencapaian target TPB dalam RPJMD
ini, maka arah-arah kebijakan yang menuju sasaran strategis daerah harus dirumuskan
dalam format perencanaan pembangunan. Permendagri nomor 90 tahun 2019 menjadi
salah satu format program yang wajib diikuti dalam perencanaan pembangunan. Dengan
demikian, arah kebijakan pencapaian TPB harus disampaikan dalam format
Permendagri 90 ini juga.
Berikut adalah rekomendasi program yang sudah didasarkan pada Permendagri
90/2019 yang telah diperbaharui melalui Kepmendagri 050-3708:
Target Rekomendasi
Gambaran Sasaran
No. (Perpres Isu Strategis Simpulan Program Instansi
No Indikator Rekomendasi / Strategis
Indikator 59/2017) - PB Permasalahan Permendagri Pengampu
Skenario Daerah
Ringkasan 90
1 8.1.1.(a) PDRB per kapita. Meningkat Pelayanan 1. Kesenjangan 1. Peningkatan Tercapainya 1. Program 1. Disnaker
menjadi lebih pemerintahan desa-kota hubungan peningkatan dan Hubungan intrans
dari Rp 50 juta yang belum 2. belum industrial yang pemerataan Industrial 2. Dinas
memadai tereksplornya baik performa 2. Program PUPR
untuk pembangunan dari 2. pengembangan ekonomi daerah Penyelenggaraan 3. Bappeda
mendukung kacamata tingkat dan pemerataan Penataan Ruang 4. Bappeda
ekonomi, kesenjangan pusat kegiatan 3. Program
kesehatan, 3. perlunya untuk Penelitian dan
pendidikan penegakan UMR meningkatkan Pengembangan
dan keuangan kesempatan kerja Daerah
daerah 3. pendataan 4. Program
indeks Koordinasi dan
kesenjangan Sinkronisasi
secara tabular Perencanaan
dan spasial Pembangunan
Daerah
2 1.2.1* Persentase Menurun Tingginya 1. Belum 1. Peningkatan Tercapainya 1. Program 1. Disnaker
penduduk yang menjadi 7-8% angka tercapainya kesempatan kerja peningkatan dan Penempatan intrans
hidup di bawah kemiskinan penanganan 2. peningkatan pemerataan Tenaga Kerja 1. Disnaker
garis kemiskinan permasalahan- kualitas kesejahteraan 2. Program intrans
nasional, menurut permasalahan lain pekerjaan daerah Pelatihan Kerja 3. Dinas
jenis kelamin dan yang menjadi akar 3. peningkatan dan PUPR
kelompok umur. kemiskinan partisipasi Produktivitas 4.
2. terdapat 8 area pendidikan Tenaga Kerja Disdikpora
prioritas 4. pemerataan 3. Program 5.
penanggulangan pusat kegiatan Penyelenggaraan Disdikpora
kemiskinan sebagai 5. pengembangan Penataan Ruang 6.
list permasalahan strategi / 4. Program Disdikpora
penyebab kebijakan Pengelolaan 7. Bappeda
kemiskinan berbasis Pendidikan
Target Rekomendasi
Gambaran Sasaran
No. (Perpres Isu Strategis Simpulan Program Instansi
No Indikator Rekomendasi / Strategis
Indikator 59/2017) - PB Permasalahan Permendagri Pengampu
Skenario Daerah
Ringkasan 90
3. perlunya kesenjangan 5. Program 8. Dinsos
koordinasi spasial Pengembangan PMD
kepedulian dan 6. peningkatan Kurikulum
komperhensivitas koordinasi dan 6. Program
dalam komperhensivitas Pendidik dan
penanggulangan antar pihak dalam Tenaga
kemiskinan pengentasan Kependidikan
kemiskinan 7. Program
7. pelibatan dan Koordinasi dan
penguatan Sinkronisasi
masyarakat Perencanaan
terutama yang Pembangunan
memiliki Daerah
kesempatan lebih 8. Program
untuk berperan Pemberdayaan
dalam Sosial
pengentasan
kemiskinan
3 1.4.1.(k) Persentase rumah Meningkat Penyediaan 1. Rekayasa Aplikasi Tersedianya (bukan menjadi
tangga miskin dan menjadi 100% infrastruktur penggunaan listrik penyediaan listrik sumber energi kewenangan
rentan yang sumber yang belum gratis (pinjam nama untuk rumah yang handal dan Pemda)
penerangan memadai dan utk listrik gratis) tangga miskin merata
utamanya listrik terbatasi 2. ada kendala berbasis BNBA di
baik dari PLN dan subsidi bantuan data DTKS
bukan PLN. listrik ESDM
Provinsi yang harus
langsung satu
kelompok
4 10.1.1.(a) Persentase Menurun Tingginya 1. Belum 1. Peningkatan Tercapainya 1. Program 1. Disnaker
penduduk yang menjadi 7-8% angka tercapainya kesempatan kerja peningkatan dan Penempatan intrans
hidup di bawah kemiskinan penanganan pemerataan Tenaga Kerja 2. Disnaker
garis kemiskinan permasalahan- intrans
Target Rekomendasi
Gambaran Sasaran
No. (Perpres Isu Strategis Simpulan Program Instansi
No Indikator Rekomendasi / Strategis
Indikator 59/2017) - PB Permasalahan Permendagri Pengampu
Skenario Daerah
Ringkasan 90
nasional, menurut permasalahan lain 2. peningkatan kesejahteraan 2. Program 3. Dinas
jenis kelamin dan yang menjadi akar kualitas daerah Pelatihan Kerja PUPR
kelompok umur. kemiskinan pekerjaan dan 4.
2. terdapat 8 area 3. peningkatan Produktivitas Disdikpora
prioritas partisipasi Tenaga Kerja 5.
penanggulangan pendidikan 3. Program Disdikpora
kemiskinan sebagai 4. pemerataan Penyelenggaraan 6.
list permasalahan pusat kegiatan Penataan Ruang Disdikpora
penyebab 5. pengembangan 4. Program 7. Bappeda
kemiskinan strategi / Pengelolaan 8. Dinsos
3. perlunya kebijakan Pendidikan PMD
koordinasi berbasis 5. Program
kepedulian dan kesenjangan Pengembangan
komperhensivitas spasial Kurikulum
dalam 6. peningkatan 6. Program
penanggulangan koordinasi dan Pendidik dan
kemiskinan komperhensivitas Tenaga
antar pihak dalam Kependidikan
pengentasan 7. Program
kemiskinan Koordinasi dan
7. pelibatan dan Sinkronisasi
penguatan Perencanaan
masyarakat Pembangunan
terutama yang Daerah
memiliki 8. Program
kesempatan lebih Pemberdayaan
untuk berperan Sosial
dalam
pengentasan
kemiskinan
Target Rekomendasi
Gambaran Sasaran
No. (Perpres Isu Strategis Simpulan Program Instansi
No Indikator Rekomendasi / Strategis
Indikator 59/2017) - PB Permasalahan Permendagri Pengampu
Skenario Daerah
Ringkasan 90
5 11.5.1.(a) Indeks Risiko Menurun Tingginya Perlunya 1. Pengembangan Berkurangnya 1. Program 1. BPBD
Bencana Indonesia menjadi 30% kerawanan peningkatan Destana risiko bencana Penanganan 2. Dinas
(IRBI). bencana kesadaran aktif 2. sosialisasi RPB Bencana PUPR
kelompok 3. pertimbangan 2. Program 3. Dinas
masyarakat yang disinsentif bagi Penyelenggaraan PUPR
tinggal di kawasan warga yang Jalan (Jalan 4. BPBD
bencana untuk berada di Penanggulangan 5. Dinas
melindungi diri dari kawasan rawan Bencana / PUPR
bencana (baik bencana Tanggap
berupa relokasi Darurat)
maupun 3. Program
peningkatan Pengembangan
kapasitas / Perumahan
ketahanan terhadap (Relokasi Akibat
bencana) Bencana)
4. Program
Penanggulangan
Bencana
5. Program
Penyelenggaraan
Penataan Ruang
6 17.1.1* Total pendapatan Meningkat Pelayanan 1. perlu ada kajian 1. Pengembangan Tersedianya 1. Program 1. BPPKAD
pemerintah sebagai pemerintahan relasi pendapatan performa BUMD sumber Pengelolaan
proporsi terhadap yang belum pemerintah / pajak 2. penegakan pendanaan Pendapatan
PDRB menurut memadai yang tepat sebagai pajak penyelenggaraan Daerah
sumbernya. untuk bentuk peningkatan 3. bantuan pemerintah
mendukung kapasitas pendampingan berbasis
ekonomi, pemerintah dalam terhadap UMKM kemandirian
kesehatan, membangun vs supaya daerah
pendidikan disinsentif terhadap berkembang
dan keuangan perputaran uang menjadi unit
daerah usaha yang dapat
Target Rekomendasi
Gambaran Sasaran
No. (Perpres Isu Strategis Simpulan Program Instansi
No Indikator Rekomendasi / Strategis
Indikator 59/2017) - PB Permasalahan Permendagri Pengampu
Skenario Daerah
Ringkasan 90
2. perlu ada berkontribusi
performa yang lebih pada pajak
tinggi dari BUMD /
Perusda
3. terkait dengan
upaya penegakan
pajak
4. peninjauan
proporsi UMKM
yang bebas pajak /
bersubsidi dengan
Usaha Menengah
Besar
7 17.1.1.(a) Rasio penerimaan Di atas 12% Pelayanan 1. perlu ada kajian 1. Pengembangan Tersedianya 1. Program 1. BPPKAD
pajak terhadap pemerintahan relasi pendapatan performa BUMD sumber Pengelolaan
PDRB. yang belum pemerintah / pajak 2. penegakan pendanaan Pendapatan
memadai yang tepat sebagai pajak penyelenggaraan Daerah
untuk bentuk peningkatan 3. bantuan pemerintah
mendukung kapasitas pendampingan berbasis
ekonomi, pemerintah dalam terhadap UMKM kemandirian
kesehatan, membangun vs supaya daerah
pendidikan disinsentif terhadap berkembang
dan keuangan perputaran uang menjadi unit
daerah 2. perlu ada usaha yang dapat
performa yang lebih berkontribusi
tinggi dari BUMD / pada pajak
Perusda
3. terkait dengan
upaya penegakan
pajak
4. peninjauan
proporsi UMKM
Target Rekomendasi
Gambaran Sasaran
No. (Perpres Isu Strategis Simpulan Program Instansi
No Indikator Rekomendasi / Strategis
Indikator 59/2017) - PB Permasalahan Permendagri Pengampu
Skenario Daerah
Ringkasan 90
yang bebas pajak /
bersubsidi dengan
Usaha Menengah
Besar
8 1.4.1.(h) Angka Partisipasi Meningkat Pelayanan 1. Perbaikan budaya 1. Peningkatan Terwujudnya 1. Program 1.
Murni (APM) menjadi 82,2% pemerintahan untuk dapat mau minat sekolah sumber daya Pengelolaan Disdikpora
SMP/MTs/sederajat. yang belum melanjutkan pada anak dan manusia yang Pendidikan 2. Dinas
memadai sekolah orang tua berpendidikan, 2. Program PPKBP3A
untuk dibandingkan 2. pemerataan berkualitas dan Pemberdayaan 3. Dinas
mendukung dengan bekerja pusat kegiatan beridentitas dan Peningkatan PPKBP3A
ekonomi, 2. perlunya ada dalam rangka Keluarga 4. Dinas
kesehatan, pemerataan pusat meningkatkan Sejahtera PPKBP3A
pendidikan kegiatan untuk lapangan 3. Program
dan keuangan dapat lebih lanjut pekerjaan Peningkatan
daerah menarik masyarakat Kualitas
ke dalam lapangan Keluarga
kerja yang 4. Program
mensyaratkan Pemenuhan Hak
pendidikan minimal Anak
SMA / sederajat
9 4.1.1.(d) Angka Partisipasi Meningkat Pelayanan Angka sudah baik, Pendataan murid Terwujudnya 1. Program 1.
Kasar (APK) menjadi pemerintahan upaya selanjutnya yang bersekolah sumber daya Pengelolaan Disdikpora
SD/MI/sederajat. 114,09% yang belum adalah pendataan di luar usia manusia yang Pendidikan 2. Dinas
memadai lebih rinci terkait sekolah berpendidikan, 2. Program PPKBP3A
untuk murid yang berkualitas dan Pemberdayaan 3. Dinas
mendukung umurnya di atas dan beridentitas dan Peningkatan PPKBP3A
ekonomi, di bawah kelompok Keluarga 4. Dinas
kesehatan, umur usia SD Sejahtera PPKBP3A
pendidikan 3. Program
dan keuangan Peningkatan
daerah Kualitas
Keluarga
Target Rekomendasi
Gambaran Sasaran
No. (Perpres Isu Strategis Simpulan Program Instansi
No Indikator Rekomendasi / Strategis
Indikator 59/2017) - PB Permasalahan Permendagri Pengampu
Skenario Daerah
Ringkasan 90
4. Program
Pemenuhan Hak
Anak
10 4.1.1.(e) Angka Partisipasi Meningkat Pelayanan 1. Perbaikan budaya 1. Peningkatan Terwujudnya 1. Program 1.
Kasar (APK) menjadi pemerintahan untuk dapat mau minat sekolah sumber daya Pengelolaan Disdikpora
SMP/MTs/sederajat. 106,94% yang belum melanjutkan pada anak dan manusia yang Pendidikan 2. Dinas
memadai sekolah orang tua berpendidikan, 2. Program PPKBP3A
untuk dibandingkan 2. pemerataan berkualitas dan Pemberdayaan 3. Dinas
mendukung dengan bekerja pusat kegiatan beridentitas dan Peningkatan PPKBP3A
ekonomi, 2. perlunya ada dalam rangka Keluarga 4. Dinas
kesehatan, pemerataan pusat meningkatkan Sejahtera PPKBP3A
pendidikan kegiatan untuk lapangan 3. Program
dan keuangan dapat lebih lanjut pekerjaan Peningkatan
daerah menarik masyarakat Kualitas
ke dalam lapangan Keluarga
kerja yang 4. Program
mensyaratkan Pemenuhan Hak
pendidikan minimal Anak
SMA / sederajat
11 4.1.1.(g) Rata-rata lama Meningkat Pelayanan 1. Perbaikan budaya 1. Peningkatan Terwujudnya 1. Program 1.
sekolah penduduk menjadi 8,8 pemerintahan untuk dapat mau minat sekolah sumber daya Pengelolaan Disdikpora
umur ≥15 tahun. tahun yang belum melanjutkan pada anak dan manusia yang Pendidikan 2. Dinas
memadai sekolah orang tua berpendidikan, 2. Program PPKBP3A
untuk dibandingkan 2. pemerataan berkualitas dan Pemberdayaan 3. Dinas
mendukung dengan bekerja pusat kegiatan beridentitas dan Peningkatan PPKBP3A
ekonomi, 2. perlunya ada dalam rangka Keluarga 4. Dinas
kesehatan, pemerataan pusat meningkatkan Sejahtera PPKBP3A
pendidikan kegiatan untuk lapangan 3. Program
dan keuangan dapat lebih lanjut pekerjaan Peningkatan
daerah menarik masyarakat Kualitas
ke dalam lapangan Keluarga
kerja yang
Target Rekomendasi
Gambaran Sasaran
No. (Perpres Isu Strategis Simpulan Program Instansi
No Indikator Rekomendasi / Strategis
Indikator 59/2017) - PB Permasalahan Permendagri Pengampu
Skenario Daerah
Ringkasan 90
mensyaratkan 4. Program
pendidikan minimal Pemenuhan Hak
SMA / sederajat Anak
12 3.4.1.(a) Persentase merokok Menurun Belum 1. Adanya budaya 1. Gerakan Anti Terwujudnya 1. Program 1.
pada penduduk menjadi 5,4% Optimalnya merokok pada Merokok sumber daya Peningkatan Kesbangpol
umur ≤18 tahun. Kesetaraan orang tua yang 2. Penetapan manusia yang Ketenteraman 2. Dinas
Gender, berpotensi Kawasan Bebas berpendidikan, dan Ketertiban Kesehatan
Perlindungan ditirukan anak Rokok dan ruang berkualitas dan Umum 3. Dinas
Anak dan 2. Belum adanya khusus merokok beridentitas (penegakan PPKBP3A
Keluarga pembatasan kawasan tanpa 4. Dinas
Berencana penjualan/distribusi rokok) PPKBP3A
rokok pada usia di 2. Program
bawah 18 tahun Pemenuhan
Upaya
Kesehatan
Perseorangan
dan Upaya
Kesehatan
Masyarakat
3. Program
Pemenuhan Hak
Anak
4. Program
Perlindungan
Khusus Anak
13 1.3.1.(a) Proporsi peserta Meningkat Pelayanan 1. Permasalahan 1. Pemutakhiran Terwujudnya 1. Program 1. Dinas
jaminan kesehatan menjadi 95% pemerintahan data kemiskinan data PBI sumber daya Pemenuhan Kesehatan
melalui SJSN Bidang yang belum yang belum menjadi 2. Sosialisasi manusia yang Upaya 2. Dinas
Kesehatan. memadai dasar PBI oleh pusat manfaat kolektif berpendidikan, Kesehatan Kesehatan
untuk 2. Belum adanya jaminan berkualitas dan Perseorangan
mendukung pemahaman kesehatan beridentitas dan Upaya
ekonomi, masyarakat terkait
Target Rekomendasi
Gambaran Sasaran
No. (Perpres Isu Strategis Simpulan Program Instansi
No Indikator Rekomendasi / Strategis
Indikator 59/2017) - PB Permasalahan Permendagri Pengampu
Skenario Daerah
Ringkasan 90
kesehatan, manfaat kolektif Kesehatan
pendidikan premi pembayaran Masyarakat
dan keuangan jaminan kesehatan 2. Program
daerah Pemberdayaan
Masyarakat
Bidang
Kesehatan
14 3.3.5.(a) Jumlah kecamatan Meningkat Pelayanan Kapasitas Penyelenggaraan Terjangkaunya 1. Program 1. Dinas
dengan eliminasi menjadi 34 pemerintahan pendataan dan pelayanan penyelenggaraan Pemenuhan Kesehatan
Kusta. provinsi yang belum pelayanan kesehatan perlu pelayanan Upaya 2. Dinas
(meningkat) memadai kesehatan pada untuk bisa kesehatan Kesehatan Kesehatan
untuk kawasan yang susah mendata dan Perseorangan
mendukung dijangkau menjangkau dan Upaya
ekonomi, penduduk di Kesehatan
kesehatan, seluruh kawasan Masyarakat
pendidikan 2. Program
dan keuangan Pemberdayaan
daerah Masyarakat
Bidang
Kesehatan
15 3.8.1.(a) Unmet need Menurun Pelayanan Potensi keengganan 1. Peningkatan Terjangkaunya 1. Program 1. Dinas
pelayanan menjadi 9,91% pemerintahan untuk berobat kesejahteraan penyelenggaraan Pemenuhan Kesehatan
kesehatan. yang belum terkait dengan biaya 2. pemerataan pelayanan Upaya 2. Dinas
memadai berobat dan biaya fasilitas kesehatan Kesehatan Kesehatan
untuk transport kesehatan Perseorangan
mendukung 3. gerakan Desa dan Upaya
ekonomi, Tanggap Berobat Kesehatan
kesehatan, 4. pemutakhiran Masyarakat
pendidikan data penerima 2. Program
dan keuangan Jaminan Sediaan Farmasi,
daerah Kesehatan, Alat Kesehatan
Target Rekomendasi
Gambaran Sasaran
No. (Perpres Isu Strategis Simpulan Program Instansi
No Indikator Rekomendasi / Strategis
Indikator 59/2017) - PB Permasalahan Permendagri Pengampu
Skenario Daerah
Ringkasan 90
dan Makanan
Minuman
16 3.8.2.(a) Cakupan Jaminan Meningkat Pelayanan 1. Permasalahan 1. Pemutakhiran Terwujudnya 1. Program 1. Dinas
Kesehatan Nasional menjadi pemerintahan data kemiskinan data PBI sumber daya Pemenuhan Kesehatan
(JKN). minimal 95% yang belum yang belum menjadi 2. Sosialisasi manusia yang Upaya 2. Dinas
memadai dasar PBI oleh pusat manfaat kolektif berpendidikan, Kesehatan Kesehatan
untuk 2. Belum adanya jaminan berkualitas dan Perseorangan
mendukung pemahaman kesehatan beridentitas dan Upaya
ekonomi, masyarakat terkait Kesehatan
kesehatan, manfaat kolektif Masyarakat
pendidikan premi pembayaran 2. Program
dan keuangan jaminan kesehatan Pemberdayaan
daerah Masyarakat
Bidang
Kesehatan
17 3.b.1.(a) Persentase Meningkat Pelayanan Terjadi penurunan Terjangkaunya 1. Program 1. Dinas
ketersediaan obat pemerintahan dari angka 100% penyelenggaraan Pemenuhan Kesehatan
dan vaksin di yang belum sehingga pelayanan Upaya 2. Dinas
Puskesmas. memadai diasumsikan ada kesehatan Kesehatan Kesehatan
untuk permasalahan dari Perseorangan
mendukung sisi logistik dan Upaya
ekonomi, Kesehatan
kesehatan, Masyarakat
pendidikan 2. Program
dan keuangan Sediaan Farmasi,
daerah Alat Kesehatan
dan Makanan
Minuman
18 1.3.1.(d) Jumlah rumah Menurun Tingginya Terdapat 1. Pemutakhiran Tercapainya 1. Program 1. Dinas
tangga yang menjadi 2,8 juta angka peningkatan pada data kepesertaan peningkatan dan Pemberdayaan PPKBP3A
mendapatkan (setidaknya kemiskinan 2017-2018 PKH pemerataan dan Peningkatan 2. Bappeda
bantuan tunai menurun) diperkirakan karena
Target Rekomendasi
Gambaran Sasaran
No. (Perpres Isu Strategis Simpulan Program Instansi
No Indikator Rekomendasi / Strategis
Indikator 59/2017) - PB Permasalahan Permendagri Pengampu
Skenario Daerah
Ringkasan 90
bersyarat/Program adanya perbaikan 2. pengembangan kesejahteraan Keluarga
Keluarga Harapan. data masyarakat KUBE untuk daerah Sejahtera
yang tergolong membantu 2. Program
dalam penerima keluarga PKH Koordinasi dan
bantuan tunai lulus dari Sinkronisasi
bersyarat / PKH. program PKH Perencanaan
Upaya penurunan 3. pemberian Pembangunan
angka PKH sudah insentif untuk Daerah
semakin baik. keluarga yang
lepas dari PKH
19 2.2.2.(c) Kualitas konsumsi Meningkat Pelayanan Tren dalam Program Terwujudnya 1. Program 1. Dinas
pangan yang menjadi: skor pemerintahan pengupayaan PPH pemanfaatan sumber daya Pengelolaan Pangan
diindikasikan oleh PPH 92,5; yang belum sudah semakin baik, pekarangan manusia yang Sumber Daya Pertanian
skor Pola Pangan tingkat memadai berbagai upaya untuk sumber sehat Ekonomi Untuk dan
Harapan (PPH) konsumsi ikan untuk sudah dilaksanakan bahan pangan Kedaulatan dan Perikanan
mencapai; dan 54,5 mendukung dan variasi jenis Kemandirian 2. Dinas
tingkat konsumsi kg/kapita/tahun ekonomi, pangan sudah Pangan Pangan
ikan. kesehatan, disosialisasikan, 2. Program Pertanian
pendidikan sehingga untuk Peningkatan dan
dan keuangan indikator ini lebih Diversifikasi dan Perikanan
daerah pada BAU Ketahanan 3. Dinas
Pangan Pangan
Masyarakat Pertanian
3. Program dan
Penanganan Perikanan
Kerawanan 4. Dinas
Pangan Pangan
4. Program Pertanian
Pengawasan dan
Keamanan Perikanan
Pangan
Target Rekomendasi
Gambaran Sasaran
No. (Perpres Isu Strategis Simpulan Program Instansi
No Indikator Rekomendasi / Strategis
Indikator 59/2017) - PB Permasalahan Permendagri Pengampu
Skenario Daerah
Ringkasan 90
20 8.9.1.(a) Jumlah wisatawan Meningkat Pengembangan Belum ada upaya Pengembangan Terwujudnya 1. Program 1. Dinas
mancanegara. menjadi 20 juta pariwisata segmentasi / masterplan pariwisata Peningkatan Pariwisata
(setidaknya yang belum penetapan target pariwisata yang daerah yang Daya Tarik 2. Dinas
meningkat) optimal pasar wisatawan sudah melakukan berskala Destinasi Pariwisata
mancanegara segmentasi internasional Pariwisata 3. Dinas
sehingga upaya terhadap calon 2. Program Pariwisata
untuk spesifik wisatawan Pemasaran
mengundang Pariwisata
wisatawan 3. Program
mancanegara belum Pengembangan
maksimal Sumber Daya
pariwisata dan
Ekonomi Kreatif
21 12.4.1.(a) Jumlah peserta Meningkat Kerusakan Jumlah industri Pengembangan Tercapainya 1. Program 1. Dinas
PROPER yang lingkungan yang wajib PROPER insentif bagi pengelolaan Pengendalian Lingkungan
mencapai minimal yang sudah maksimal industri kecil lingkungan yang Pencemaran Hidup
ranking BIRU diakibatkan (100%), upaya menengah yang berkelanjutan dan/atau 2. Dinas
pertanian, berikutnya adalah mau Kerusakan Lingkungan
pertambangan mengajak industri berpartisipasi Lingkungan Hidup
dan kegiatan kecil menengah pada Pra PROPER Hidup
kehutanan untuk mulai 2. Program
memikirkan Pembinaan dan
mengenai PROPER, Pengawasan
salah satunya Terhadap Izin
melalui Lingkungan dan
pengembangan Izin
insentif Perlindungan
dan Pengelolaan
Lingkungan
Hidup (PPLH)
Target Rekomendasi
Gambaran Sasaran
No. (Perpres Isu Strategis Simpulan Program Instansi
No Indikator Rekomendasi / Strategis
Indikator 59/2017) - PB Permasalahan Permendagri Pengampu
Skenario Daerah
Ringkasan 90
22 12.4.2.(a) Jumlah limbah B3 Meningkat Penyediaan 1. Belum ada upaya 1. Sosialisasi Tercapainya 1. Program 1. Dinas
yang terkelola dan menjadi 150 infrastruktur pemilahan limbah pengelolaan pengelolaan Pengendalian Lingkungan
proporsi limbah B3 juta ton yang belum B3 yang dihasilkan limbah B3 lingkungan yang Bahan Hidup
yang diolah sesuai (setidaknya memadai dan oleh rumah tangga domestik berkelanjutan Berbahaya dan 2. Dinas
peraturan meningkat) terbatasi dan usaha 2. pensyaratan Beracun (B3) Lingkungan
perundangan 2. angka besaran pengelolaan dan Limbah B3. Hidup
(sektor industri). pada tahun limbah B3 pada 2. Program
sebelumnya volatile sistem perijinan Pengendalian
karena besaran 3. penyusunan Pencemaran
buangan limbah B3 standar teknis dan/atau
memang tidak pemanfaatan Kerusakan
konstan ruang yang Lingkungan
mengatur Hidup
mengenai B3
23 1.4.1.(e) Persentase rumah Meningkat Penyediaan - Akan 1. Pengembangan Terwujudnya 1. Program 1. Dinas
tangga yang menjadi 100% infrastruktur dimaksimalkan SPALD Komunal kawasan Pengelolaan dan PUPR
memiliki akses yang belum untuk dibantu 2. Peningkatan permukiman Pengembangan
terhadap layanan memadai dan penyelesainnya oleh kapasitas yang layak huni Sistem Air
sanitasi layak dan terbatasi desa yang diikuti masyarakat Limbah
berkelanjutan. dengan peningkatan dalam
kapasitas pengelolaan
pengelolaan sanitasi sanitasi
supaya terjadi
keberlanjutan.
- Berbeda-bedanya
kondisi kawasan
mengakibatkan
penanganan
penyediaan sanitasi
memerlukan
langkah yang
berbeda-beda.
Target Rekomendasi
Gambaran Sasaran
No. (Perpres Isu Strategis Simpulan Program Instansi
No Indikator Rekomendasi / Strategis
Indikator 59/2017) - PB Permasalahan Permendagri Pengampu
Skenario Daerah
Ringkasan 90
24 11.6.1.(a) Persentase sampah Meningkat Penyediaan 1. Permasalahan 1. Perbaikan Terwujudnya 1. Program 1. Dinas LH
perkotaan yang menjadi 80% infrastruktur delineasi perkotaan sistem dalam kawasan Pengembangan 2. Dinas
tertangani. yang belum yang akan ditangani penanganan permukiman Sistem dan PUPR
memadai dan persampahannya persampahan yang layak huni Pengelolaan
terbatasi 2. terbatasnya TPA 2. peningkatan Persampahan
3. upaya pemilahan kapasitas dan Regional
sampah yang belum pemberdayaan 2. Program
diikuti dengan masyarakat Pengembangan
kapasitas SDM (baik dalam Permukiman
pengetahuan pengelolaan
ataupun motivasi), persampahan
4. perlunya 3. Pengarus
mainstreaming utamaan
pengelolaan pengelolaan
persampahan persampahan
25 6.2.1.(b) Persentase rumah Meningkat Penyediaan - Akan 1. Pengembangan Terwujudnya 1. Program 1. Dinas
tangga yang menjadi 100% infrastruktur dimaksimalkan SPALD Komunal kawasan Pengelolaan dan PUPR
memiliki akses yang belum untuk dibantu 2. Peningkatan permukiman Pengembangan 2. Dinas
terhadap layanan memadai dan penyelesainnya oleh kapasitas yang layak huni Sistem Air PUPR
sanitasi layak. terbatasi desa yang diikuti masyarakat Limbah
dengan peningkatan dalam 2. Program
kapasitas pengelolaan Pengembangan
pengelolaan sanitasi sanitasi Permukiman
supaya terjadi
keberlanjutan.
- Berbeda-bedanya
kondisi kawasan
mengakibatkan
penanganan
penyediaan sanitasi
memerlukan
Target Rekomendasi
Gambaran Sasaran
No. (Perpres Isu Strategis Simpulan Program Instansi
No Indikator Rekomendasi / Strategis
Indikator 59/2017) - PB Permasalahan Permendagri Pengampu
Skenario Daerah
Ringkasan 90
langkah yang
berbeda-beda.
26 6.3.1.(a) Jumlah wilayah yang Meningkat Penyediaan IPLT baru satu dan 1. Pengembangan Terwujudnya 1. Program 1. Dinas
ditingkatkan menjadi 409 infrastruktur sudah bermasalah IPLT baru kawasan Pengelolaan dan PUPR
kualitas pengelolaan kabupaten/kota yang belum karena terkena 2. peningkatan permukiman Pengembangan 2. Dinas
lumpur tinja (setidaknya memadai dan bencana longsor kapasitas yang layak huni Sistem Air PUPR
perkotaan dan meningkat) terbatasi dari TPA, sedang masyarakat Limbah
dilakukan diupayakan dalam 2. Program
pembangunan pengembangan pengelolaan Pengembangan
Instalasi Pengolahan baru, perlu ada sanitasi Permukiman
Lumpur Tinja pertimbangan
(IPLT). pengembangan IPLT
selain di Wonorejo
27 3.7.2* Angka kelahiran Menurun Belum 1. Perkawinan anak 1. Sosialisasi Terwujudnya 1. Program 1. Dinas
pada perempuan menjadi 38 Optimalnya 2. kurang Perbup Strategi ketahanan Pengendalian PPKBP3A
umur 15-19 tahun Kesetaraan bervariasinya Penanggulangan keluarga yang Penduduk 2. Dinas
(Age Specific Gender, lapangan pekerjaan Perkawinan Usia tangguh 2. Program PPKBP3A
Fertility Perlindungan 3. kemampuan Anak Pembinaan 3. Dinas
Rate/ASFR). Anak dan ekonomi yang 2. Peningkatan Keluarga PPKBP3A
Keluarga terbatas Angka Partisipasi Berencana 4. Dinas
Berencana 4. kurangnya Sekolah pada 3. Program PPKBP3A
fasilitasi aktualisasi tingkat SMP (dan Pemberdayaan
diri SMA) dan Peningkatan
Keluarga
Sejahtera
4. Program
Peningkatan
Kualitas
Keluarga
28 5.3.1.(a) Median usia kawin Meningkat Belum 1. Perkawinan anak 1. Sosialisasi Terwujudnya 1. Program 1. Dinas
pertama perempuan menjadi 21 Optimalnya Perbup Strategi sumber daya Pengendalian PPKBP3A
tahun Kesetaraan Penanggulangan manusia yang Penduduk
Target Rekomendasi
Gambaran Sasaran
No. (Perpres Isu Strategis Simpulan Program Instansi
No Indikator Rekomendasi / Strategis
Indikator 59/2017) - PB Permasalahan Permendagri Pengampu
Skenario Daerah
Ringkasan 90
pernah kawin umur Gender, 2. kurang Perkawinan Usia berpendidikan, 2. Program 2. Dinas
25-49 tahun. Perlindungan bervariasinya Anak berkualitas dan Pembinaan PPKBP3A
Anak dan lapangan pekerjaan 2. Peningkatan beridentitas Keluarga 3. Dinas
Keluarga 3. kemampuan Angka Partisipasi Berencana PPKBP3A
Berencana ekonomi yang Sekolah pada 3. Program 4. Dinas
terbatas tingkat SMP (dan Pemberdayaan PPKBP3A
4. kurangnya SMA) dan Peningkatan
fasilitasi aktualisasi Keluarga
diri Sejahtera
4. Program
Peningkatan
Kualitas
Keluarga
29 5.5.1* Proporsi kursi yang Meningkat Belum Pemahaman 1. Pendidikan Terwujudnya 1. Program 1. Dinas
diduduki Optimalnya responsif gender responsif gender kesetaraan Pengarus PPKBP3A
perempuan di Kesetaraan dan pendidikan 2. pengembangan gender dalam Utamaan Gender 2. Dinas
parlemen tingkat Gender, politik pada role model pembangunan dan PPKBP3A
daerah Perlindungan perempuan yang responsif gender Pemberdayaan
Anak dan belum berhasil Perempuan
Keluarga 2. Program
Berencana Peningkatan
Kualitas
Keluarga
30 5.5.2* Proporsi Meningkat Belum Pemahaman 1. Pendidikan Terwujudnya 1. Program 1. Dinas
perempuan yang Optimalnya responsif gender responsif gender kesetaraan Pengarus PPKBP3A
berada di posisi Kesetaraan dan pendidikan 2. pengembangan gender dalam Utamaan Gender 2. Dinas
managerial. Gender, politik pada role model pembangunan dan PPKBP3A
Perlindungan perempuan yang responsif gender Pemberdayaan
Anak dan belum berhasil Perempuan
Keluarga 2. Program
Berencana Peningkatan
Target Rekomendasi
Gambaran Sasaran
No. (Perpres Isu Strategis Simpulan Program Instansi
No Indikator Rekomendasi / Strategis
Indikator 59/2017) - PB Permasalahan Permendagri Pengampu
Skenario Daerah
Ringkasan 90
Kualitas
Keluarga
31 5.3.1.(b) Angka kelahiran Menurun Belum 1. Perkawinan anak 1. Sosialisasi Terwujudnya 1. Program 1. Dinas
pada perempuan menjadi 38 / Optimalnya 2. kurang Perbup Strategi sumber daya Pengendalian PPKBP3A
umur 15-19 tahun 1000 Kesetaraan bervariasinya Penanggulangan manusia yang Penduduk 2. Dinas
(Age Specific Gender, lapangan pekerjaan Perkawinan Usia berpendidikan, 2. Program PPKBP3A
Fertility Perlindungan 3. kemampuan Anak berkualitas dan Pembinaan 3. Dinas
Rate/ASFR). Anak dan ekonomi yang 2. Peningkatan beridentitas Keluarga PPKBP3A
Keluarga terbatas Angka Partisipasi Berencana 4. Dinas
Berencana 4. kurangnya Sekolah pada 3. Program PPKBP3A
fasilitasi aktualisasi tingkat SMP (dan Pemberdayaan 5. Dinas
diri SMA) dan Peningkatan PPKBP3A
Keluarga 6. Dinas
Sejahtera PPKBP3A
4. Program
Peningkatan
Kualitas
Keluarga
5. Program
Pemenuhan Hak
Anak
6. Program
Perlindungan
Khusus Anak
32 1.4.1.(d) Persentase rumah Meningkat Menurunnya 1. Ketersediaan CAT 1. Pengembangan Terwujudnya 1. Program 1. Dinas
tangga yang menjadi 100% kualitas dan 2. pengusahaan air SPAMDes / SPAM kawasan Pengelolaan dan PUPR
memiliki akses kuantitas air yang terbatasi Komunal / permukiman Pengembangan 2. Dinas
terhadap layanan topografi PAMSIMAS yang layak huni Sistem PUPR
sumber air minum 3. kebutuhan akan 2. pembatasan Penyediaan Air
layak dan sistem lokal / penetapan lokasi Minum
berkelanjutan. komunal sebagai kawasan
peruntukan
Target Rekomendasi
Gambaran Sasaran
No. (Perpres Isu Strategis Simpulan Program Instansi
No Indikator Rekomendasi / Strategis
Indikator 59/2017) - PB Permasalahan Permendagri Pengampu
Skenario Daerah
Ringkasan 90
permukiman jika 2. Program
bermasalah pada Pengembangan
supply air baku Permukiman
setempat
33 6.1.1.(a) Persentase rumah Meningkat Menurunnya 1. Ketersediaan CAT 1. Pengembangan Terwujudnya 1. Program 1. Dinas
tangga yang menjadi 100% kualitas dan 2. pengusahaan air SPAMDes / SPAM kawasan Pengelolaan dan PUPR
memiliki akses kuantitas air yang terbatasi Komunal / permukiman Pengembangan 2. Dinas
terhadap layanan topografi PAMSIMAS yang layak huni Sistem PUPR
sumber air minum 3. kebutuhan akan 2. pembatasan Penyediaan Air
layak. sistem lokal / penetapan lokasi Minum
komunal sebagai kawasan 2. Program
peruntukan Pengembangan
permukiman jika Permukiman
bermasalah pada
supply air baku
setempat
34 1.5.1* Jumlah korban Menurun Tingginya Banyak Perwujudan Berkurangnya 1. Program 1. BPBD
meninggal, hilang, kerawanan permukiman yang kawasan risiko bencana Penanganan 2. BPBD &
dan terkena dampak bencana masih berada di permukiman Bencana Dinas PUPR
bencana per kawasan rawan yang sesuai 2. Program 3. Dinas
100.000 orang. bencana. Kabupaten dengan daya Penyelenggaraan PUPR
Wonosobo memang dukung dan daya Jalan (Jalan 4. BPBD
memiliki banyak tampung Penanggulangan 5. Dinas
kawasan rawan Bencana / PUPR
bencana Tanggap
Darurat)
3. Program
Pengembangan
Perumahan
(Relokasi Akibat
Bencana)
Target Rekomendasi
Gambaran Sasaran
No. (Perpres Isu Strategis Simpulan Program Instansi
No Indikator Rekomendasi / Strategis
Indikator 59/2017) - PB Permasalahan Permendagri Pengampu
Skenario Daerah
Ringkasan 90
4. Program
Penanggulangan
Bencana
5. Program
Penyelenggaraan
Penataan Ruang
35 11.5.1* Jumlah korban Menurun Tingginya Banyak Perwujudan Berkurangnya 1. Program 1. BPBD
meninggal, hilang kerawanan permukiman yang kawasan risiko bencana Penanganan 2. BPBD &
dan terkena dampak bencana masih berada di permukiman Bencana Dinas PUPR
bencana per kawasan rawan yang sesuai 2. Program 3. Dinas
100.000 orang. bencana. Kabupaten dengan daya Penyelenggaraan PUPR
Wonosobo memang dukung dan daya Jalan (Jalan 4. BPBD
memiliki banyak tampung Penanggulangan 5. Dinas
kawasan rawan Bencana / PUPR
bencana Tanggap
Darurat)
3. Program
Pengembangan
Perumahan
(Relokasi Akibat
Bencana)
4. Program
Penanggulangan
Bencana
5. Program
Penyelenggaraan
Penataan Ruang
36 13.1.2* Jumlah korban Menurun Tingginya Banyak Perwujudan Berkurangnya 1. Program 1. BPBD
meninggal, hilang kerawanan permukiman yang kawasan risiko bencana Penanganan 2. BPBD &
dan terkena dampak bencana masih berada di permukiman Bencana Dinas PUPR
bencana per kawasan rawan yang sesuai 2. Program 3. Dinas
100.000 orang. bencana. Kabupaten dengan daya Penyelenggaraan PUPR
Target Rekomendasi
Gambaran Sasaran
No. (Perpres Isu Strategis Simpulan Program Instansi
No Indikator Rekomendasi / Strategis
Indikator 59/2017) - PB Permasalahan Permendagri Pengampu
Skenario Daerah
Ringkasan 90
Wonosobo memang dukung dan daya Jalan (Jalan 4. BPBD
memiliki banyak tampung Penanggulangan 5. Dinas
kawasan rawan Bencana / PUPR
bencana Tanggap
Darurat)
3. Program
Pengembangan
Perumahan
(Relokasi Akibat
Bencana)
4. Program
Penanggulangan
Bencana
5. Program
Penyelenggaraan
Penataan Ruang
37 16.10.2.(c) Jumlah kepemilikan Meningkat Pelayanan Belum ada angka Perlu adanya Terkelola dan Pengelolaan Dinas
sertifikat Pejabat pemerintahan ideal jumlah PPID analisis beban terakomodasinya Informasi dan Kominfo
Pengelola Informasi yang belum yang dibutuhkan. kerja dan beban pelayanan Komunikasi
dan Dokumentasi memadai Jika diumpamakan jabatan PPID, informasi oleh Publik
(PPID) untuk untuk satu instansi yang disesuaikan PPID Pemerintah
mengukur kualitas mendukung memiliki satu PPID, dengan demand Daerah
PPID dalam ekonomi, maka Wonosobo atau kebutuhan Kabupaten/Kota
menjalankan tugas kesehatan, sebetulnya sudah masyarakat
dan fungsi pendidikan pada angka baik terkait informasi
sebagaimana diatur dan keuangan (jumlah instansi di Wonosobo
dalam peraturan daerah berbasis Perda 12
perundang- tahun 2016 ada
undangan. sekitar 37 instansi
sementara PPID
berjumlah 48)
Target Rekomendasi
Gambaran Sasaran
No. (Perpres Isu Strategis Simpulan Program Instansi
No Indikator Rekomendasi / Strategis
Indikator 59/2017) - PB Permasalahan Permendagri Pengampu
Skenario Daerah
Ringkasan 90
38 17.18.1.(a) Persentase Meningkat Pelayanan Pelayanan di BPS 5) Pengembangan Meningkatnya Program Dinas
konsumen Badan pemerintahan masih belum sesuai pendataan kualitas data dan Penyelenggaraan Kominfo &
Pusat Statistik (BPS) yang belum dengan yang statistik. pelayanan Statistik Sektoral BPS
yang merasa puas memadai dibutuhkan 6) Kerjasama penyediaan data
dengan kualitas data untuk konsumen BPS. dengan Kominfo
statistik. mendukung dalam
ekonomi, pengumpulan
kesehatan, informasi
pendidikan
dan keuangan
daerah
39 5.6.1.(b) Pengetahuan dan Meningkat Belum Mengupayakan Memberikan Terwujudnya 1. Program 1. Dinas
pemahaman menjadi 85% Optimalnya pendidikan materi sumber daya Pengendalian PPKBP3A
Pasangan Usia Kesetaraan mengenai pendidikan manusia yang Penduduk 2. Dinas
Subur (PUS) tentang Gender, reproduksi, reproduksi berpendidikan, 2. Program PPKBP3A
metode kontrasepsi Perlindungan bersamaan dengan (termasuk di berkualitas dan Pembinaan 3. Dinas
modern. Anak dan upaya sosialisasi dalamnya beridentitas Keluarga PPKBP3A
Keluarga Peraturan Bupati kontrasepsi Berencana 4. Dinas
Berencana Pencegahan modern) di 3. Program PPKBP3A
Pernikahan Usia jenjang Pemberdayaan
Dini pendidikan wajib. dan Peningkatan
Keluarga
Sejahtera
4. Program
Peningkatan
Kualitas
Keluarga
40 6.1.1.(c) Proporsi populasi Meningkat Menurunnya Kondisi topografi 5) Pengembangan Terwujudnya 1. Program 1. Dinas
yang memiliki akses menjadi 100% kualitas dan kawasan dan SPAMDes / SPAM kawasan Pengelolaan dan PUPR
layanan sumber air kuantitas air persebaran baik Komunal / permukiman Pengembangan 2. Dinas
minum aman dan permukiman PAMSIMAS yang layak huni Sistem PUPR
berkelanjutan. maupun sumber air
Target Rekomendasi
Gambaran Sasaran
No. (Perpres Isu Strategis Simpulan Program Instansi
No Indikator Rekomendasi / Strategis
Indikator 59/2017) - PB Permasalahan Permendagri Pengampu
Skenario Daerah
Ringkasan 90
yang tidak saling 6) pembatasan Penyediaan Air
sinkron dengan penetapan lokasi Minum
daya dukung sebagai kawasan 2. Program
sehingga ada peruntukan Pengembangan
permukiman yang permukiman jika Permukiman
belum memiliki bermasalah pada
sumber air minum supply air baku
aman dan setempat
berkelanjutan
41 7.1.1 (a) Konsumsi listrik per 1.200 kWh Penyediaan Belum seluruh Pemastian Tersedianya (bukan menjadi (dipantau
kapita infrastruktur warga mendapatkan seluruh warga sumber energi kewenangan oleh Dinas
yang belum akses listrik / mendapatkan yang handal dan Pemda) PUPR
memadai dan elektrifikasi. akses listrik. merata bekerjasama
terbatasi dengan
Dinsos
PMD)
Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2021
4.4.2 Rekomendasi Program Berdasarkan Aspirasi Masyarakat
Proses penyusunan arah kebijakan dan rekomendasi dari KLHS RPJMD ini
dilakukan melalui proses yang partisipatif. Partisipasi masyarakat dalam tahap
rekomendasi adalah pemberian masukan terhadap program apa yang perlu
dikembangkan untuk menjawab permasalahan pencapaian target TPB yang belum
tercapai.
Adapun dalam proses partisipatif ini, banyak aspirasi yang belum tepat dan
terdefinisi secara rinci dalam program yang berbasis Permendagri 90/2019. Oleh karena
itu, disusunlah sebuah tabel yang merupakan hasil dari proses paritisipatif terkait
rekomendasi program oleh masyarakat. Berikut adalah tabel rekomendasi program
berdasarkan aspirasi masyakarat.
LSM / Akademisi/Filantropi
Dalam bentuk
pengkajian/penyediaan
sistem energi alternatif untuk
penerangan
4 10.1.1.( Persentase Menurun Tingginya 1. Belum 1. Peningkatan Private/Swasta Tercapainya 1. Program
a) penduduk yang menjadi 7- angka tercapainya kesempatan kerja Dalam bentuk penciptaan peningkatan Penegakan
hidup di bawah 8% kemiskinan penanganan 2. peningkatan lapangan kerja dan Wajib Belajar
garis kemiskinan permasalahan- kualitas pekerjaan pemerataan 2. Program
nasional, permasalahan lain 3. peningkatan Masyarakat kesejahteraan Pengembanga
menurut jenis yang menjadi akar partisipasi pendidikan Dalam bentuk pelaporan dan daerah n Kerjasama
kelamin dan kemiskinan 4. pemerataan pusat verifikasi data masyarakat Internal dan
kelompok umur. 2. terdapat 8 area kegiatan miskin Eksternal
prioritas 5. pengembangan terkait
penanggulangan strategi / kebijakan LSM / Akademisi / Penanggulang
kemiskinan sebagai berbasis kesenjangan Filantropi an
list permasalahan spasial Dalam bentuk kajian strategi Kemiskinan
peningkatan ekonomi
Isu Strategis Rekomendasi
Target
No. Pembangun Gambaran Sasaran Program
(Perpres Simpulan Potensi Peran Stakeholder
No Indikat Indikator an Rekomendasi / Strategis Berdasarkan
59/2017) - Permasalahan Non-Pemerintah
or Berkelanjut Skenario Daerah Aspirasi
Ringkasan
an Masyarakat
penyebab 6. peningkatan masyarakat serta bantuan 3. Program
kemiskinan koordinasi dan langsung Penciptaan
3. perlunya komperhensivitas Lapangan
koordinasi antar pihak dalam Kerja
kepedulian dan pengentasan 4. Program
komperhensivitas kemiskinan Pendataan
dalam 7. pelibatan dan dan Evaluasi
penanggulangan penguatan Data
kemiskinan masyarakat terutama Masyarakat
yang memiliki Miskin
kesempatan lebih
untuk berperan dalam
pengentasan
kemiskinan
5 11.5.1.( Indeks Risiko Menurun Tingginya Perlunya 1. Pengembangan Private/Swasta/Filantropi Berkurangnya 1. Program
a) Bencana menjadi 30% kerawanan peningkatan Destana Dalam bentuk CSR terkait risiko bencana Penguatan
Indonesia (IRBI). bencana kesadaran aktif 2. sosialisasi RPB mitigasi bencana dan Kapasitas
kelompok 3. pertimbangan perbaikan lingkungan Masyarakat
masyarakat yang disinsentif bagi warga dalam
tinggal di kawasan yang berada di Masyarakat Menghadapi
bencana untuk kawasan rawan Mengikuti dan aktif Bencana
melindungi diri dari bencana berpartisipasi dalam 2. Program
bencana (baik perencanaan dan pelaksanaan Penyediaan
berupa relokasi mitigasi bencana Infrastruktur
maupun Tanggap
peningkatan LSM / Akademisi Darurat
kapasitas / Dalam bentuk kajian mitigasi
ketahanan terhadap bencana dan penguatan
bencana) kapasitas masyarakat
6 17.1.1* Total pendapatan Meningkat Pelayanan 1. perlu ada kajian 1. Pengembangan Private/Swasta Tersedianya (tidak ada)
pemerintah pemerintaha relasi pendapatan performa BUMD Dalam bentuk ketaatan sumber
sebagai proporsi n yang belum pemerintah / pajak 2. penegakan pajak terhadap pajak pendanaan
terhadap PDRB memadai yang tepat sebagai 3. bantuan penyelenggara
menurut untuk bentuk peningkatan pendampingan Masyarakat an pemerintah
sumbernya. mendukung kapasitas terhadap UMKM berbasis
Isu Strategis Rekomendasi
Target
No. Pembangun Gambaran Sasaran Program
(Perpres Simpulan Potensi Peran Stakeholder
No Indikat Indikator an Rekomendasi / Strategis Berdasarkan
59/2017) - Permasalahan Non-Pemerintah
or Berkelanjut Skenario Daerah Aspirasi
Ringkasan
an Masyarakat
ekonomi, pemerintah dalam supaya berkembang Dalam bentuk ketaatan kemandirian
kesehatan, membangun vs menjadi unit usaha terhadap pajak daerah
pendidikan disinsentif terhadap yang dapat
dan perputaran uang berkontribusi pada LSM / Akademisi
keuangan 2. perlu ada pajak Dalam bentuk kajian terhadap
daerah performa yang lebih potensi penerimaan daerah
tinggi dari BUMD /
Perusda
3. terkait dengan
upaya penegakan
pajak
4. peninjauan
proporsi UMKM
yang bebas pajak /
bersubsidi dengan
Usaha Menengah
Besar
7 17.1.1.( Rasio Di atas 12% Pelayanan 1. perlu ada kajian 1. Pengembangan Private/Swasta Tersedianya (tidak ada)
a) penerimaan pemerintaha relasi pendapatan performa BUMD Dalam bentuk ketaatan sumber
pajak terhadap n yang belum pemerintah / pajak 2. penegakan pajak terhadap pajak pendanaan
PDRB. memadai yang tepat sebagai 3. bantuan penyelenggara
untuk bentuk peningkatan pendampingan Masyarakat an pemerintah
mendukung kapasitas terhadap UMKM Dalam bentuk ketaatan berbasis
ekonomi, pemerintah dalam supaya berkembang terhadap pajak kemandirian
kesehatan, membangun vs menjadi unit usaha daerah
pendidikan disinsentif terhadap yang dapat LSM / Akademisi
dan perputaran uang berkontribusi pada Dalam bentuk kajian terhadap
keuangan 2. perlu ada pajak potensi penerimaan daerah
daerah performa yang lebih
tinggi dari BUMD /
Perusda
3. terkait dengan
upaya penegakan
pajak
Isu Strategis Rekomendasi
Target
No. Pembangun Gambaran Sasaran Program
(Perpres Simpulan Potensi Peran Stakeholder
No Indikat Indikator an Rekomendasi / Strategis Berdasarkan
59/2017) - Permasalahan Non-Pemerintah
or Berkelanjut Skenario Daerah Aspirasi
Ringkasan
an Masyarakat
4. peninjauan
proporsi UMKM
yang bebas pajak /
bersubsidi dengan
Usaha Menengah
Besar
8 1.4.1.(h Angka Partisipasi Meningkat Pelayanan 1. Perbaikan budaya 1. Peningkatan minat Private/Swasta / Filantropi Terwujudnya 1. Program
) Murni (APM) menjadi pemerintaha untuk dapat mau sekolah pada anak Dalam bentuk CSR berupa sumber daya Pengentasan
SMP/MTs/sedera 82,2% n yang belum melanjutkan dan orang tua penyediaan beasiswa atau manusia yang Budaya
jat. memadai sekolah 2. pemerataan pusat bantuan terhadap kualitas berpendidikan Masyarakat
untuk dibandingkan kegiatan dalam dan kuantitas pendidikan , berkualitas yang kurang
mendukung dengan bekerja rangka meningkatkan dan mementingka
ekonomi, 2. perlunya ada lapangan pekerjaan Masyarakat beridentitas n pendidikan
kesehatan, pemerataan pusat Dalam bentuk menciptakan 2. Program
pendidikan kegiatan untuk lingkungan yang mendukung Pendataan
dan dapat lebih lanjut terhadap keberlanjutan dan Evaluasi
keuangan menarik masyarakat pendidikan anak Data
daerah ke dalam lapangan Masyarakat
kerja yang LSM / Akademisi Miskin
mensyaratkan Dalam bentuk peningkatan
pendidikan minimal kapasitas masyarakat tentang
SMA / sederajat pentingnya pendidikan
9 4.1.1.(d Angka Partisipasi Meningkat Pelayanan Angka sudah baik, Pendataan murid yang Private/Swasta / Filantropi Terwujudnya 1. Program
) Kasar (APK) menjadi pemerintaha upaya selanjutnya bersekolah di luar Dalam bentuk CSR berupa sumber daya Pengentasan
SD/MI/sederajat. 114,09% n yang belum adalah pendataan usia sekolah penyediaan beasiswa atau manusia yang Budaya
memadai lebih rinci terkait bantuan terhadap kualitas berpendidikan Masyarakat
untuk murid yang dan kuantitas pendidikan , berkualitas yang kurang
mendukung umurnya di atas dan dan mementingka
ekonomi, di bawah kelompok Masyarakat beridentitas n pendidikan
kesehatan, umur usia SD Dalam bentuk menciptakan 2. Program
pendidikan lingkungan yang mendukung Pendataan
dan terhadap keberlanjutan dan Evaluasi
keuangan pendidikan anak Data
daerah Masyarakat
LSM / Akademisi Miskin
Isu Strategis Rekomendasi
Target
No. Pembangun Gambaran Sasaran Program
(Perpres Simpulan Potensi Peran Stakeholder
No Indikat Indikator an Rekomendasi / Strategis Berdasarkan
59/2017) - Permasalahan Non-Pemerintah
or Berkelanjut Skenario Daerah Aspirasi
Ringkasan
an Masyarakat
Dalam bentuk peningkatan
kapasitas masyarakat tentang
pentingnya pendidikan
10 4.1.1.(e Angka Partisipasi Meningkat Pelayanan 1. Perbaikan budaya 1. Peningkatan minat Private/Swasta / Filantropi Terwujudnya 1. Program
) Kasar (APK) menjadi pemerintaha untuk dapat mau sekolah pada anak Dalam bentuk CSR berupa sumber daya Pengentasan
SMP/MTs/sedera 106,94% n yang belum melanjutkan dan orang tua penyediaan beasiswa atau manusia yang Budaya
jat. memadai sekolah 2. pemerataan pusat bantuan terhadap kualitas berpendidikan Masyarakat
untuk dibandingkan kegiatan dalam dan kuantitas pendidikan , berkualitas yang kurang
mendukung dengan bekerja rangka meningkatkan dan mementingka
ekonomi, 2. perlunya ada lapangan pekerjaan Masyarakat beridentitas n pendidikan
kesehatan, pemerataan pusat Dalam bentuk menciptakan 2. Program
pendidikan kegiatan untuk lingkungan yang mendukung Pendataan
dan dapat lebih lanjut terhadap keberlanjutan dan Evaluasi
keuangan menarik masyarakat pendidikan anak Data
daerah ke dalam lapangan Masyarakat
kerja yang LSM / Akademisi Miskin
mensyaratkan Dalam bentuk peningkatan
pendidikan minimal kapasitas masyarakat tentang
SMA / sederajat pentingnya pendidikan
11 4.1.1.(g Rata-rata lama Meningkat Pelayanan 1. Perbaikan budaya 1. Peningkatan minat Private/Swasta / Filantropi Terwujudnya 1. Program
) sekolah menjadi 8,8 pemerintaha untuk dapat mau sekolah pada anak Dalam bentuk CSR berupa sumber daya Pengentasan
penduduk umur tahun n yang belum melanjutkan dan orang tua penyediaan beasiswa atau manusia yang Budaya
≥15 tahun. memadai sekolah 2. pemerataan pusat bantuan terhadap kualitas berpendidikan Masyarakat
untuk dibandingkan kegiatan dalam dan kuantitas pendidikan , berkualitas yang kurang
mendukung dengan bekerja rangka meningkatkan dan mementingka
ekonomi, 2. perlunya ada lapangan pekerjaan Masyarakat beridentitas n pendidikan
kesehatan, pemerataan pusat Dalam bentuk menciptakan 2. Program
pendidikan kegiatan untuk lingkungan yang mendukung Pendataan
dan dapat lebih lanjut terhadap keberlanjutan dan Evaluasi
keuangan menarik masyarakat pendidikan anak Data
daerah ke dalam lapangan Masyarakat
kerja yang LSM / Akademisi Miskin
mensyaratkan Dalam bentuk peningkatan
pendidikan minimal kapasitas masyarakat tentang
SMA / sederajat pentingnya pendidikan
Isu Strategis Rekomendasi
Target
No. Pembangun Gambaran Sasaran Program
(Perpres Simpulan Potensi Peran Stakeholder
No Indikat Indikator an Rekomendasi / Strategis Berdasarkan
59/2017) - Permasalahan Non-Pemerintah
or Berkelanjut Skenario Daerah Aspirasi
Ringkasan
an Masyarakat
12 3.4.1.(a Persentase Menurun Belum 1. Adanya budaya 1. Gerakan Anti Masyarakat / LSM / Terwujudnya 1.
) merokok pada menjadi Optimalnya merokok pada Merokok Filantropi sumber daya Pencananaan
penduduk umur 5,4% Kesetaraan orang tua yang 2. Penetapan Kawasan Dalam bentuk menciptakan manusia yang Kawasan
≤18 tahun. Gender, berpotensi ditirukan Bebas Rokok dan gerakan anti rokok pada anak berpendidikan Tanpa Rokok
Perlindungan anak ruang khusus , berkualitas 2.
Anak dan 2. Belum adanya merokok dan Perlindungan
Keluarga pembatasan beridentitas Anak dari
Berencana penjualan/distribusi Rokok
rokok pada usia di (pembatasan
bawah 18 tahun reklame
rokok,
pelarangan
anak membeli
rokok)
13 1.3.1.(a Proporsi peserta Meningkat Pelayanan 1. Permasalahan 1. Pemutakhiran data Private/Swasta / Filantropi Terwujudnya 1.
) jaminan menjadi 95% pemerintaha data kemiskinan PBI Dalam bentuk CSR berupa sumber daya Pemanfaatan,
kesehatan n yang belum yang belum menjadi 2. Sosialisasi manfaat bantuan iuran kesehatan atau manusia yang pengawasan
melalui SJSN memadai dasar PBI oleh pusat kolektif jaminan penyertaan tunjangan iuran berpendidikan dan verifikasi
Bidang untuk 2. Belum adanya kesehatan jaminan kesehatan pada , berkualitas data DTKS
Kesehatan. mendukung pemahaman pekerjanya dan untuk menjadi
ekonomi, masyarakat terkait beridentitas penerima PBI
kesehatan, manfaat kolektif LSM / Akademisi
pendidikan premi pembayaran Dalam bentuk peningkatan
dan jaminan kesehatan kapasitas masyarakat tentang
keuangan pentingnya jaminan
daerah kesehatan
14 3.3.5.(a Jumlah Meningkat Pelayanan Kapasitas Penyelenggaraan Private/Swasta / Filantropi Terjangkaunya (tidak ada)
) kecamatan menjadi 34 pemerintaha pendataan dan pelayanan kesehatan Dalam bentuk CSR berupa penyelenggara
dengan eliminasi provinsi n yang belum pelayanan perlu untuk bisa bantuan pengobatan terhadap an pelayanan
Kusta. (meningkat) memadai kesehatan pada mendata dan kusta kesehatan
untuk kawasan yang susah menjangkau
mendukung dijangkau penduduk di seluruh Masyarakat
ekonomi, kawasan Dalam bentuk pendataan dan
kesehatan, pelaporan penyandang kusta
pendidikan
Isu Strategis Rekomendasi
Target
No. Pembangun Gambaran Sasaran Program
(Perpres Simpulan Potensi Peran Stakeholder
No Indikat Indikator an Rekomendasi / Strategis Berdasarkan
59/2017) - Permasalahan Non-Pemerintah
or Berkelanjut Skenario Daerah Aspirasi
Ringkasan
an Masyarakat
dan
keuangan
daerah
15 3.8.1.(a Unmet need Menurun Pelayanan Potensi keengganan 1. Peningkatan Private/Swasta / Filantropi Terjangkaunya (tidak ada)
) pelayanan menjadi pemerintaha untuk berobat kesejahteraan Dalam bentuk penyediaan penyelenggara
kesehatan. 9,91% n yang belum terkait dengan biaya 2. pemerataan fasilitas fasilitas kesehatan, baik CSR, an pelayanan
memadai berobat dan biaya kesehatan bantuan maupun dalam kesehatan
untuk transport 3. gerakan Desa tujuan komersial terbatas
mendukung Tanggap Berobat
ekonomi, 4. pemutakhiran data LSM / Akademisi
kesehatan, penerima Jaminan Dalam bentuk kajian
pendidikan Kesehatan, kapasitas dan jangkauan
dan pelayanan kesehatan
keuangan
daerah
16 3.8.2.(a Cakupan Jaminan Meningkat Pelayanan 1. Permasalahan 1. Pemutakhiran data Private/Swasta / Filantropi Terwujudnya 1.
) Kesehatan menjadi pemerintaha data kemiskinan PBI Dalam bentuk CSR berupa sumber daya Pemanfaatan,
Nasional (JKN). minimal n yang belum yang belum menjadi 2. Sosialisasi manfaat bantuan iuran kesehatan atau manusia yang pengawasan
95% memadai dasar PBI oleh pusat kolektif jaminan penyertaan tunjangan iuran berpendidikan dan verifikasi
untuk 2. Belum adanya kesehatan jaminan kesehatan pada , berkualitas data DTKS
mendukung pemahaman pekerjanya dan untuk menjadi
ekonomi, masyarakat terkait beridentitas penerima PBI
kesehatan, manfaat kolektif LSM / Akademisi
pendidikan premi pembayaran Dalam bentuk peningkatan
dan jaminan kesehatan kapasitas masyarakat tentang
keuangan pentingnya jaminan
daerah kesehatan
17 3.b.1.(a Persentase Meningkat Pelayanan Terjadi penurunan Private/Swasta / Filantropi Terjangkaunya (tidak ada)
) ketersediaan pemerintaha dari angka 100% Dalam bentuk penyediaan penyelenggara
obat dan vaksin n yang belum sehingga fasilitas kesehatan, baik CSR, an pelayanan
di Puskesmas. memadai diasumsikan ada bantuan maupun dalam kesehatan
untuk permasalahan dari tujuan komersial terbatas
mendukung sisi logistik
ekonomi, LSM / Akademisi
kesehatan,
Isu Strategis Rekomendasi
Target
No. Pembangun Gambaran Sasaran Program
(Perpres Simpulan Potensi Peran Stakeholder
No Indikat Indikator an Rekomendasi / Strategis Berdasarkan
59/2017) - Permasalahan Non-Pemerintah
or Berkelanjut Skenario Daerah Aspirasi
Ringkasan
an Masyarakat
pendidikan Dalam bentuk kajian
dan kapasitas dan jangkauan
keuangan pelayanan kesehatan
daerah
18 1.3.1.(d Jumlah rumah Menurun Tingginya Terdapat 1. Pemutakhiran data Private/Swasta Tercapainya 1.
) tangga yang menjadi 2,8 angka peningkatan pada kepesertaan PKH Dalam bentuk penciptaan peningkatan Pemanfaatan,
mendapatkan juta kemiskinan 2017-2018 2. pengembangan lapangan kerja, terutama bagi dan pengawasan
bantuan tunai (setidaknya diperkirakan karena KUBE untuk difabel pemerataan dan verifikasi
bersyarat/Progra menurun) adanya perbaikan membantu keluarga kesejahteraan data DTKS
m Keluarga data masyarakat PKH lulus dari Masyarakat daerah untuk menjadi
Harapan. yang tergolong program PKH Dalam bentuk pelaporan dan penerima
dalam penerima 3. pemberian insentif verifikasi data masyarakat bantuan
bantuan tunai untuk keluarga yang penerima PKH
bersyarat / PKH. lepas dari PKH
Upaya penurunan LSM / Akademisi /
angka PKH sudah Filantropi
semakin baik. Dalam bentuk kajian strategi
peningkatan ekonomi
masyarakat serta bantuan
langsung
19 2.2.2.(c) Kualitas Meningkat Pelayanan Tren dalam Program pemanfaatan Private/Swasta Terwujudnya (tidak ada)
konsumsi pangan menjadi: pemerintaha pengupayaan PPH pekarangan untuk Dalam bentuk pengembangan sumber daya
yang skor PPH n yang belum sudah semakin baik, sumber bahan pangan produk pangan yang sehat manusia yang
diindikasikan 92,5; tingkat memadai berbagai upaya dan bervariatif sehat
oleh skor Pola konsumsi untuk sudah dilaksanakan
Pangan Harapan ikan 54,5 mendukung dan variasi jenis Masyarakat
(PPH) mencapai; kg/kapita/ta ekonomi, pangan sudah Dalam bentuk pemanfaatan
dan tingkat hun kesehatan, disosialisasikan, lahan pekarangan untuk
konsumsi ikan. pendidikan sehingga untuk diversifikasi produk
dan indikator ini lebih
keuangan pada BAU LSM / Akademisi /
daerah Filantropi
Dalam bentuk kajian strategi
peningkatan pola pangan
harapan
Isu Strategis Rekomendasi
Target
No. Pembangun Gambaran Sasaran Program
(Perpres Simpulan Potensi Peran Stakeholder
No Indikat Indikator an Rekomendasi / Strategis Berdasarkan
59/2017) - Permasalahan Non-Pemerintah
or Berkelanjut Skenario Daerah Aspirasi
Ringkasan
an Masyarakat
20 8.9.1.(a Jumlah Meningkat Pengembang Belum ada upaya Pengembangan Private/Swasta Terwujudnya 1.
) wisatawan menjadi 20 an pariwisata segmentasi / masterplan pariwisata Dalam bentuk pengembangan pariwisata Pendampinga
mancanegara. juta yang belum penetapan target yang sudah obyek wisata yang baik, daerah yang n masyarakat
(setidaknya optimal pasar wisatawan melakukan terpadu dan berkualitas berskala terkait
meningkat) mancanegara segmentasi terhadap internasional internasional pengembanga
sehingga upaya calon wisatawan n wisata skala
untuk spesifik Masyarakat internasional
mengundang Dalam bentuk penciptaan 2. Pemasaran
wisatawan lingkungan budaya yang pariwisata
mancanegara belum ramah terhadap wisman dan yang
maksimal tetap beridentitas lokal didukung
dengan
LSM / Akademisi / penyediaan
Filantropi obyek skala
Dalam bentuk kajian internasional
pengembangan pariwisata
daerah
21 12.4.1.( Jumlah peserta Meningkat Kerusakan Jumlah industri Pengembangan Private/Swasta Tercapainya (tidak ada)
a) PROPER yang lingkungan yang wajib PROPER insentif bagi industri Dalam bentuk mengikuti pengelolaan
mencapai yang sudah maksimal kecil menengah yang PROPER dan melaksanakan lingkungan
minimal ranking diakibatkan (100%), upaya mau berpartisipasi elemen-elemen PROPER yang
BIRU pertanian, berikutnya adalah pada Pra PROPER berkelanjutan
pertambanga mengajak industri
n dan kecil menengah
kegiatan untuk mulai
kehutanan memikirkan
mengenai PROPER,
salah satunya
melalui
pengembangan
insentif
22 12.4.2.( Jumlah limbah Meningkat Penyediaan 1. Belum ada upaya 1. Sosialisasi Private/Swasta Tercapainya 1. Program
a) B3 yang terkelola menjadi 150 infrastruktur pemilahan limbah pengelolaan limbah Dalam bentuk peningkatan pengelolaan sosialisasi dan
dan proporsi juta ton yang belum B3 yang dihasilkan B3 domestik kualitas pengelolaan limbah lingkungan pemilahan
limbah B3 yang B3 limbah B3
Isu Strategis Rekomendasi
Target
No. Pembangun Gambaran Sasaran Program
(Perpres Simpulan Potensi Peran Stakeholder
No Indikat Indikator an Rekomendasi / Strategis Berdasarkan
59/2017) - Permasalahan Non-Pemerintah
or Berkelanjut Skenario Daerah Aspirasi
Ringkasan
an Masyarakat
diolah sesuai (setidaknya memadai dan oleh rumah tangga 2. pensyaratan yang pada level
peraturan meningkat) terbatasi dan usaha pengelolaan limbah Masyarakat berkelanjutan masyarakat
perundangan 2. angka besaran B3 pada sistem Dalam bentuk pelaporan jika desa
(sektor industri). pada tahun perijinan penanganan limbah B3
sebelumnya volatile 3. penyusunan bermasalah serta pemilahan
karena besaran standar teknis sampah/limbah B3
buangan limbah B3 pemanfaatan ruang
memang tidak yang mengatur LSM / Akademisi
konstan mengenai B3 Dalam bentuk monitoring dan
kajian pengelolaan limbah B3
Filantropi
Penyediaan sistem
pengelolaan limbah B3,
sebaiknya dalam konteks
regional (pengolahan tidak di
Wonosobo karena kawasan
hulu)
23 1.4.1.(e Persentase Meningkat Penyediaan - Akan 1. Pengembangan Private/Swasta / Filantropi Terwujudnya 1. Program
) rumah tangga menjadi infrastruktur dimaksimalkan SPALD Komunal Dalam bentuk CSR berupa kawasan Penyediaan
yang memiliki 100% yang belum untuk dibantu 2. Peningkatan bantuan peningkatan sanitasi permukiman SPALD
akses terhadap memadai dan penyelesainnya oleh kapasitas masyarakat yang layak Komunal
layanan sanitasi terbatasi desa yang diikuti dalam pengelolaan Masyarakat huni
layak dan dengan peningkatan sanitasi Dalam bentuk keswadayaan
berkelanjutan. kapasitas membangun sanitasi
pengelolaan sanitasi
supaya terjadi LSM / Akademisi
keberlanjutan. Dalam bentuk pendampingan
- Berbeda-bedanya masyarakat dalam strategi
kondisi kawasan penanganan sanitasi
mengakibatkan
penanganan
penyediaan sanitasi
memerlukan
Isu Strategis Rekomendasi
Target
No. Pembangun Gambaran Sasaran Program
(Perpres Simpulan Potensi Peran Stakeholder
No Indikat Indikator an Rekomendasi / Strategis Berdasarkan
59/2017) - Permasalahan Non-Pemerintah
or Berkelanjut Skenario Daerah Aspirasi
Ringkasan
an Masyarakat
langkah yang
berbeda-beda.
24 11.6.1.( Persentase Meningkat Penyediaan 1. Permasalahan 1. Perbaikan sistem Private/Swasta / Filantropi Terwujudnya 1. Penanganan
a) sampah menjadi 80% infrastruktur delineasi perkotaan dalam penanganan Dalam bentuk CSR berupa kawasan Sampah dari
perkotaan yang yang belum yang akan ditangani persampahan bantuan peningkatan permukiman tingkat desa,
tertangani. memadai dan persampahannya 2. peningkatan persampahan yang layak bahwa
terbatasi 2. terbatasnya TPA kapasitas dan huni sampah
3. upaya pemilahan pemberdayaan Masyarakat sebaiknya
sampah yang belum masyarakat dalam Dalam bentuk keswadayaan sudah tuntas
diikuti dengan pengelolaan mengelola persampahan dan di desa
kapasitas SDM (baik persampahan menerapkan konsep 3R (melalui bank
pengetahuan 3. Pengarus utamaan sampah atau
ataupun motivasi), pengelolaan LSM / Akademisi unit usaha
4. perlunya persampahan Dalam bentuk pendampingan pengelola
mainstreaming masyarakat dalam aplikasi 3R sampah)
pengelolaan di masyarakat
persampahan
25 6.2.1.(b Persentase Meningkat Penyediaan - Akan 1. Pengembangan Private/Swasta / Filantropi Terwujudnya 1. Program
) rumah tangga menjadi infrastruktur dimaksimalkan SPALD Komunal Dalam bentuk CSR berupa kawasan Penyediaan
yang memiliki 100% yang belum untuk dibantu 2. Peningkatan bantuan peningkatan sanitasi permukiman SPALD
akses terhadap memadai dan penyelesainnya oleh kapasitas masyarakat yang layak Komunal
layanan sanitasi terbatasi desa yang diikuti dalam pengelolaan Masyarakat huni
layak. dengan peningkatan sanitasi Dalam bentuk keswadayaan
kapasitas membangun sanitasi
pengelolaan sanitasi
supaya terjadi LSM / Akademisi
keberlanjutan. Dalam bentuk pendampingan
- Berbeda-bedanya masyarakat dalam strategi
kondisi kawasan penanganan sanitasi
mengakibatkan
penanganan
penyediaan sanitasi
memerlukan
langkah yang
berbeda-beda.
Isu Strategis Rekomendasi
Target
No. Pembangun Gambaran Sasaran Program
(Perpres Simpulan Potensi Peran Stakeholder
No Indikat Indikator an Rekomendasi / Strategis Berdasarkan
59/2017) - Permasalahan Non-Pemerintah
or Berkelanjut Skenario Daerah Aspirasi
Ringkasan
an Masyarakat
26 6.3.1.(a Jumlah wilayah Meningkat Penyediaan IPLT baru satu dan 1. Pengembangan Private/Swasta / Filantropi Terwujudnya 1. Program
) yang menjadi 409 infrastruktur sudah bermasalah IPLT baru Dalam bentuk CSR berupa kawasan pengembanga
ditingkatkan kabupaten/k yang belum karena terkena 2. peningkatan bantuan peningkatan IPLT permukiman n IPLT yang
kualitas ota memadai dan bencana longsor kapasitas masyarakat yang layak tidak terpusat
pengelolaan (setidaknya terbatasi dari TPA, sedang dalam pengelolaan LSM / Akademisi huni (ada beberapa
lumpur tinja meningkat) diupayakan sanitasi Dalam bentuk pendampingan lokasi)
perkotaan dan pengembangan masyarakat dalam strategi
dilakukan baru, perlu ada penanganan sanitasi
pembangunan pertimbangan
Instalasi pengembangan IPLT
Pengolahan selain di Wonorejo
Lumpur Tinja
(IPLT).
27 3.7.2* Angka kelahiran Menurun Belum 1. Perkawinan anak 1. Sosialisasi Perbup Private/Swasta / Filantropi Terwujudnya 1. Program
pada perempuan menjadi 38 Optimalnya 2. kurang Strategi Pengembangan sistem karir / ketahanan Penundaan
umur 15-19 Kesetaraan bervariasinya Penanggulangan lapangan kerja berbasis keluarga yang Usia
tahun (Age Gender, lapangan pekerjaan Perkawinan Usia Anak kepemudaan tangguh Perkawinan
Specific Fertility Perlindungan 3. kemampuan 2. Peningkatan Angka 2. Program
Rate/ASFR). Anak dan ekonomi yang Partisipasi Sekolah Masyarakat Pengentasan
Keluarga terbatas pada tingkat SMP (dan Edukasi dan pembudayaan Budaya
Berencana 4. kurangnya SMA) penundaan usia kawin Masyarakat
fasilitasi aktualisasi yang kurang
diri LSM / Akademisi mementingka
Pendampingan masyarakat n pendidikan
dalam peningkatan kapasitas 3. Program
terkait perencanaan keluarga, penciptaan
kesehatan reproduksi serta lapangan kerja
penundaan usia kawin yang variatif
dan menarik
bagi pemuda/i
28 5.3.1.(a Median usia Meningkat Belum 1. Perkawinan anak 1. Sosialisasi Perbup Private/Swasta / Filantropi Terwujudnya 1. Program
) kawin pertama menjadi 21 Optimalnya 2. kurang Strategi Pengembangan sistem karir / sumber daya Penundaan
perempuan tahun Kesetaraan bervariasinya Penanggulangan lapangan kerja berbasis manusia yang Usia
pernah kawin Gender, lapangan pekerjaan Perkawinan Usia Anak kepemudaan berpendidikan Perkawinan
Perlindungan , berkualitas
Isu Strategis Rekomendasi
Target
No. Pembangun Gambaran Sasaran Program
(Perpres Simpulan Potensi Peran Stakeholder
No Indikat Indikator an Rekomendasi / Strategis Berdasarkan
59/2017) - Permasalahan Non-Pemerintah
or Berkelanjut Skenario Daerah Aspirasi
Ringkasan
an Masyarakat
umur 25-49 Anak dan 3. kemampuan 2. Peningkatan Angka Masyarakat dan 2. Program
tahun. Keluarga ekonomi yang Partisipasi Sekolah Edukasi dan pembudayaan beridentitas Pengentasan
Berencana terbatas pada tingkat SMP (dan penundaan usia kawin Budaya
4. kurangnya SMA) Masyarakat
fasilitasi aktualisasi LSM / Akademisi yang kurang
diri Pendampingan masyarakat mementingka
dalam peningkatan kapasitas n pendidikan
terkait perencanaan keluarga, 3. Program
kesehatan reproduksi serta penciptaan
penundaan usia kawin lapangan kerja
yang variatif
dan menarik
bagi pemuda/i
29 5.5.1* Proporsi kursi Meningkat Belum Pemahaman 1. Pendidikan Filantropi Terwujudnya 1. Program
yang diduduki Optimalnya responsif gender responsif gender Dukungan terhadap tokoh kesetaraan Penokohan
perempuan di Kesetaraan dan pendidikan 2. pengembangan role masyarakat tanpa gender dalam Kesetaraan
parlemen tingkat Gender, politik pada model responsif mempertimbangkan gender pembangunan Gender
daerah Perlindungan perempuan yang gender 2. Penguatan
Anak dan belum berhasil Masyarakat Peran
Keluarga Pembentukan organisasi Perempuan
Berencana masyarakat berbasis peran dalam
perempuan Pengambilan
Keputusan di
LSM / Akademisi Level
Pendampingan masyarakat Masyarakat
dalam peningkatan kapasitas Desa
perempuan dan penyetaraan
gender
30 5.5.2* Proporsi Meningkat Belum Pemahaman 1. Pendidikan Filantropi Terwujudnya 1. Program
perempuan yang Optimalnya responsif gender responsif gender Dukungan terhadap tokoh kesetaraan Penokohan
berada di posisi Kesetaraan dan pendidikan 2. pengembangan role masyarakat tanpa gender dalam Kesetaraan
managerial. Gender, politik pada model responsif mempertimbangkan gender pembangunan Gender
Perlindungan perempuan yang gender 2. Penguatan
Anak dan belum berhasil Masyarakat Peran
Perempuan
Isu Strategis Rekomendasi
Target
No. Pembangun Gambaran Sasaran Program
(Perpres Simpulan Potensi Peran Stakeholder
No Indikat Indikator an Rekomendasi / Strategis Berdasarkan
59/2017) - Permasalahan Non-Pemerintah
or Berkelanjut Skenario Daerah Aspirasi
Ringkasan
an Masyarakat
Keluarga Pembentukan organisasi dalam
Berencana masyarakat berbasis peran Pengambilan
perempuan Keputusan di
Level
LSM / Akademisi Masyarakat
Pendampingan masyarakat Desa
dalam peningkatan kapasitas
perempuan dan penyetaraan
gender
31 5.3.1.(b Angka kelahiran Menurun Belum 1. Perkawinan anak 1. Sosialisasi Perbup Private/Swasta / Filantropi Terwujudnya 1. Program
) pada perempuan menjadi 38 / Optimalnya 2. kurang Strategi Pengembangan sistem karir / sumber daya Penundaan
umur 15-19 1000 Kesetaraan bervariasinya Penanggulangan lapangan kerja berbasis manusia yang Usia
tahun (Age Gender, lapangan pekerjaan Perkawinan Usia Anak kepemudaan berpendidikan Perkawinan
Specific Fertility Perlindungan 3. kemampuan 2. Peningkatan Angka , berkualitas 2. Program
Rate/ASFR). Anak dan ekonomi yang Partisipasi Sekolah Masyarakat dan Pengentasan
Keluarga terbatas pada tingkat SMP (dan Edukasi dan pembudayaan beridentitas Budaya
Berencana 4. kurangnya SMA) penundaan usia kawin Masyarakat
fasilitasi aktualisasi yang kurang
diri LSM / Akademisi mementingka
Pendampingan masyarakat n pendidikan
dalam peningkatan kapasitas 3. Program
terkait perencanaan keluarga, penciptaan
kesehatan reproduksi serta lapangan kerja
penundaan usia kawin yang variatif
dan menarik
bagi pemuda/i
32 1.4.1.(d Persentase Meningkat Menurunnya 1. Ketersediaan CAT 1. Pengembangan Private/Swasta / Filantropi Terwujudnya 1. Program
) rumah tangga menjadi kualitas dan 2. pengusahaan air SPAMDes / SPAM Dalam bentuk CSR berupa kawasan Revitalisasi
yang memiliki 100% kuantitas air yang terbatasi Komunal / PAMSIMAS bantuan penyediaan sumber permukiman dan
akses terhadap topografi 2. pembatasan air layak berkelanjutan yang layak Perlindungan
layanan sumber 3. kebutuhan akan penetapan lokasi huni Mata Air
air minum layak sistem lokal / sebagai kawasan Masyarakat 2. Program
dan komunal peruntukan Dalam bentuk keswadayaan Penyediaan
berkelanjutan. permukiman jika membangun sumber air layak SPAMDes
bermasalah pada
Isu Strategis Rekomendasi
Target
No. Pembangun Gambaran Sasaran Program
(Perpres Simpulan Potensi Peran Stakeholder
No Indikat Indikator an Rekomendasi / Strategis Berdasarkan
59/2017) - Permasalahan Non-Pemerintah
or Berkelanjut Skenario Daerah Aspirasi
Ringkasan
an Masyarakat
supply air baku berkelanjutan berbasis
setempat masyarakat
LSM / Akademisi
Dalam bentuk pendampingan
masyarakat dalam
penyediaan sumber air layak
berkelanjutan
33 6.1.1.(a Persentase Meningkat Menurunnya 1. Ketersediaan CAT 1. Pengembangan Private/Swasta / Filantropi Terwujudnya 1. Program
) rumah tangga menjadi kualitas dan 2. pengusahaan air SPAMDes / SPAM Dalam bentuk CSR berupa kawasan Revitalisasi
yang memiliki 100% kuantitas air yang terbatasi Komunal / PAMSIMAS bantuan penyediaan sumber permukiman dan
akses terhadap topografi 2. pembatasan air layak berkelanjutan yang layak Perlindungan
layanan sumber 3. kebutuhan akan penetapan lokasi huni Mata Air
air minum layak. sistem lokal / sebagai kawasan Masyarakat 2. Program
komunal peruntukan Dalam bentuk keswadayaan Penyediaan
permukiman jika membangun sumber air layak SPAMDes
bermasalah pada berkelanjutan berbasis
supply air baku masyarakat
setempat
LSM / Akademisi
Dalam bentuk pendampingan
masyarakat dalam
penyediaan sumber air layak
berkelanjutan
34 1.5.1* Jumlah korban Menurun Tingginya Banyak Perwujudan kawasan Private/Swasta/Filantropi Berkurangnya 1. Program
meninggal, kerawanan permukiman yang permukiman yang Dalam bentuk CSR terkait risiko bencana Penguatan
hilang, dan bencana masih berada di sesuai dengan daya mitigasi bencana dan Kapasitas
terkena dampak kawasan rawan dukung dan daya perbaikan lingkungan Masyarakat
bencana per bencana. Kabupaten tampung dalam
100.000 orang. Wonosobo memang Masyarakat Menghadapi
memiliki banyak Mengikuti dan aktif Bencana
kawasan rawan berpartisipasi dalam 2. Program
bencana perencanaan dan pelaksanaan Penyediaan
mitigasi bencana Infrastruktur
Isu Strategis Rekomendasi
Target
No. Pembangun Gambaran Sasaran Program
(Perpres Simpulan Potensi Peran Stakeholder
No Indikat Indikator an Rekomendasi / Strategis Berdasarkan
59/2017) - Permasalahan Non-Pemerintah
or Berkelanjut Skenario Daerah Aspirasi
Ringkasan
an Masyarakat
LSM / Akademisi Tanggap
Dalam bentuk kajian mitigasi Darurat
bencana dan penguatan
kapasitas masyarakat
35 11.5.1* Jumlah korban Menurun Tingginya Banyak Perwujudan kawasan Private/Swasta/Filantropi Berkurangnya 1. Program
meninggal, hilang kerawanan permukiman yang permukiman yang Dalam bentuk CSR terkait risiko bencana Penguatan
dan terkena bencana masih berada di sesuai dengan daya mitigasi bencana dan Kapasitas
dampak bencana kawasan rawan dukung dan daya perbaikan lingkungan Masyarakat
per 100.000 bencana. Kabupaten tampung dalam
orang. Wonosobo memang Masyarakat Menghadapi
memiliki banyak Mengikuti dan aktif Bencana
kawasan rawan berpartisipasi dalam 2. Program
bencana perencanaan dan pelaksanaan Penyediaan
mitigasi bencana Infrastruktur
Tanggap
LSM / Akademisi Darurat
Dalam bentuk kajian mitigasi
bencana dan penguatan
kapasitas masyarakat
36 13.1.2* Jumlah korban Menurun Tingginya Banyak Perwujudan kawasan Private/Swasta/Filantropi Berkurangnya 1. Program
meninggal, hilang kerawanan permukiman yang permukiman yang Dalam bentuk CSR terkait risiko bencana Penguatan
dan terkena bencana masih berada di sesuai dengan daya mitigasi bencana dan Kapasitas
dampak bencana kawasan rawan dukung dan daya perbaikan lingkungan Masyarakat
per 100.000 bencana. Kabupaten tampung dalam
orang. Wonosobo memang Masyarakat Menghadapi
memiliki banyak Mengikuti dan aktif Bencana
kawasan rawan berpartisipasi dalam 2. Program
bencana perencanaan dan pelaksanaan Penyediaan
mitigasi bencana Infrastruktur
Tanggap
LSM / Akademisi Darurat
Dalam bentuk kajian mitigasi
bencana dan penguatan
kapasitas masyarakat
Isu Strategis Rekomendasi
Target
No. Pembangun Gambaran Sasaran Program
(Perpres Simpulan Potensi Peran Stakeholder
No Indikat Indikator an Rekomendasi / Strategis Berdasarkan
59/2017) - Permasalahan Non-Pemerintah
or Berkelanjut Skenario Daerah Aspirasi
Ringkasan
an Masyarakat
37 16.10.2. Jumlah Meningkat Pelayanan Belum ada angka Perlu adanya analisis Masyarakat / LSM / Terkelola dan Program
(c) kepemilikan pemerintaha ideal jumlah PPID beban kerja dan Akademisi terakomodasi Pendataan
sertifikat Pejabat n yang belum yang dibutuhkan. beban jabatan PPID, Menggunakan fasilitas nya pelayanan dan
Pengelola memadai Jika diumpamakan yang disesuaikan informasi dan dokumentasi informasi oleh Pengelolaan
Informasi dan untuk satu instansi dengan demand atau sesuai kebutuhan untuk dapat PPID informasi
Dokumentasi mendukung memiliki satu PPID, kebutuhan mengetahui jumlah riil berbasis
(PPID) untuk ekonomi, maka Wonosobo masyarakat terkait kebutuhan PPID spasial dan
mengukur kesehatan, sebetulnya sudah informasi di karakteristik
kualitas PPID pendidikan pada angka baik Wonosobo kawasan
dalam dan (jumlah instansi
menjalankan keuangan berbasis Perda 12
tugas dan fungsi daerah tahun 2016 ada
sebagaimana sekitar 37 instansi
diatur dalam sementara PPID
peraturan berjumlah 48)
perundang-
undangan.
38 17.18.1. Persentase Meningkat Pelayanan Pelayanan di BPS 7) Pengembangan Masyarakat / LSM / Meningkatnya Program
(a) konsumen Badan pemerintaha masih belum sesuai pendataan statistik. Akademisi kualitas data Pendataan
Pusat Statistik n yang belum dengan yang 8) Kerjasama dengan Menggunakan fasilitas dan pelayanan dan
(BPS) yang memadai dibutuhkan Kominfo dalam informasi dan publikasi data penyediaan Pengelolaan
merasa puas untuk konsumen BPS. pengumpulan statistik sesuai kebutuhan data informasi
dengan kualitas mendukung informasi untuk dapat mengetahui berbasis
data statistik. ekonomi, kualitas riil pelayanan BPS spasial dan
kesehatan, karakteristik
pendidikan kawasan
dan
keuangan
daerah
39 5.6.1.(b Pengetahuan dan Meningkat Belum Mengupayakan Memberikan materi Private/Swasta / Filantropi Terwujudnya 1. Program
) pemahaman menjadi 85% Optimalnya pendidikan pendidikan / Masyarakat sumber daya Penundaan
Pasangan Usia Kesetaraan mengenai reproduksi (termasuk Edukasi terhadap kesehatan manusia yang Usia
Subur (PUS) Gender, reproduksi, di dalamnya reproduksi dan keluarga berpendidikan Perkawinan
tentang metode Perlindungan bersamaan dengan kontrasepsi modern) berencana , berkualitas 2. Program
Anak dan upaya sosialisasi Pengentasan
Isu Strategis Rekomendasi
Target
No. Pembangun Gambaran Sasaran Program
(Perpres Simpulan Potensi Peran Stakeholder
No Indikat Indikator an Rekomendasi / Strategis Berdasarkan
59/2017) - Permasalahan Non-Pemerintah
or Berkelanjut Skenario Daerah Aspirasi
Ringkasan
an Masyarakat
kontrasepsi Keluarga Peraturan Bupati di jenjang pendidikan LSM / Akademisi dan Budaya
modern. Berencana Pencegahan wajib. Pendampingan masyarakat beridentitas Masyarakat
Pernikahan Usia dalam peningkatan kapasitas yang kurang
Dini terkait perencanaan keluarga, mementingka
kesehatan reproduksi serta n pendidikan
penundaan usia kawin 3. Program
penciptaan
lapangan kerja
yang variatif
dan menarik
bagi pemuda/i
40 6.1.1.(c) Proporsi Meningkat Menurunnya Kondisi topografi 7) Pengembangan Private/Swasta / Filantropi Terwujudnya 1. Program
populasi yang menjadi kualitas dan kawasan dan SPAMDes / SPAM Dalam bentuk CSR berupa kawasan Revitalisasi
memiliki akses 100% kuantitas air persebaran baik Komunal / PAMSIMAS bantuan penyediaan sumber permukiman dan
layanan sumber permukiman 8) pembatasan air layak berkelanjutan yang layak Perlindungan
air minum aman maupun sumber air penetapan lokasi huni Mata Air
dan yang tidak saling sebagai kawasan Masyarakat 2. Program
berkelanjutan. sinkron dengan peruntukan Dalam bentuk keswadayaan Penyediaan
daya dukung permukiman jika membangun sumber air layak SPAMDes
sehingga ada bermasalah pada berkelanjutan berbasis
permukiman yang supply air baku masyarakat
belum memiliki setempat
sumber air minum LSM / Akademisi
aman dan Dalam bentuk pendampingan
berkelanjutan masyarakat dalam
penyediaan sumber air layak
berkelanjutan
41 7.1.1 Konsumsi listrik 1.200 kWh Penyediaan Belum seluruh Pemastian seluruh Private/Swasta Tersedianya 1. Program
(a) per kapita infrastruktur warga mendapatkan warga mendapatkan Dalam bentuk penyediaan sumber energi Pemanfaatan
yang belum akses listrik / akses listrik. sistem energi alternatif untuk yang handal Sumber
memadai dan elektrifikasi. penerangan melalui CSR dan merata Energi Baru
terbatasi Terbarukan
Masyarakat berupa PLT
Dalam bentuk pelaporan dan Mikro Hidro /
pendataan masyarakat yang Piko Hidro
Isu Strategis Rekomendasi
Target
No. Pembangun Gambaran Sasaran Program
(Perpres Simpulan Potensi Peran Stakeholder
No Indikat Indikator an Rekomendasi / Strategis Berdasarkan
59/2017) - Permasalahan Non-Pemerintah
or Berkelanjut Skenario Daerah Aspirasi
Ringkasan
an Masyarakat
belum memiliki penerangan
listrik
LSM / Akademisi/Filantropi
Dalam bentuk
pengkajian/penyediaan
sistem energi alternatif untuk
penerangan
Sumber: Hasil Analisis Tim KLHS, 2021
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari seluruh kegiatan KLHS RPJMD ini dapat dibagi
menjadi 4 bagian. Bagian pertama adalah simpulan terhadap Capaian TPB. Simpulan
kedua adalah terkait isu dan permasalahan daerah, baik secara umum maupun dalam
konteks pencapaian TPB, termasuk di dalamnya konteks kondisi lingkungan hidup.
Ketiga adalah gambaran rekomendasi, sasaran strategis dan rekomendasi program yang
akan diangkat.
Dari sisi capaian TPB, data yang didapatkan adalah bahwa 51% target TPB di
Kabupaten Wonosobo sudah tercapai. Ini adalah modal dasar untuk meneruskan
pencapaian TPB lainnya. Sementara target indikator TPB belum ada datanya sebanyak
20%, sehingga proses yang dilakukan belum diketahui apakah sudah berbasis target TPB
atau belum. Terdapat 20% indikator yang proses pencapaian TPB yang sudah dilakukan
tetapi belum tercapai. Terdapat juga 9% indikator TPB yang ternyata bukan merupakan
kewenangan Pemkab Wonosobo.
Terkait isu dan permasalahan daerah, didapatkan bahwa terdapat 13 kelompok
isu yang menjadi fokus utama isu pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Wonosobo.
Isu tersebut adalah sebagai berikut:
1) Belum optimalnya penataan ruang kota;
2) Pelayanan pemerintahan yang belum memadai untuk mendukung ekonomi,
kesehatan, pendidikan dan keuangan daerah;
3) Tingginya angka kemiskinan;
4) Alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan tata ruang;
5) Kerusakan lingkungan yang diakibatkan pertanian, pertambangan dan kegiatan
kehutanan;
6) Menurunnya kualitas dan kuantitas air;
7) Penyediaan infrastruktur yang belum memadai dan terbatasi;
8) Tingginya kerawanan bencana;
9) Kurangnya kemitraan dalam pembangunan dan perlindungan;
10) Terbatasnya aksesibilitas dan konektivitas wilayah;
11) Stabilitas Keamanan dan Ketertiban yang belum tercapai;
Tabel 5.1 Sasaran Strategis Daerah dan Program Turunan yang Menjadi
Rekomendasi KLHS RPJMD
Rekomendasi Program
Rekomendasi Program
No Sasaran Strategis Daerah Berdasarkan Aspirasi
Permendagri 90
Masyarakat
1 Tercapainya peningkatan 1. Program Hubungan Industrial 1. Evaluasi terhadap
dan pemerataan performa 2. Program Penyelenggaraan komponen UMR
ekonomi daerah Penataan Ruang 2. Program Pemerataan
3. Program Penelitian dan infrastruktur
Pengembangan Daerah
4. Program Koordinasi dan
Sinkronisasi Perencanaan
Pembangunan Daereah
5.2 Saran
Dalam pelaksanaan penyusunan KLHS RPJMD ini, terdapat beberapa saran yang
bisa diberikan untuk memaksimalkan hasil akhir dan dampak dari pembangunan yang
berkelanjutan.
1) Perlu memperhatikan sistem spasial pada proses penyusunan KLHS RPJMD supaya
pembangunan dapat dispesifikkan langsung dengan tema dan topik kawasan, karena
tidak semua kawasan memiliki profil ataupun sistem permasalahan yang sama.
Penanganan secara spesifik spasial sangat diperlukan.
2) Penggunaan Permendagri 90 sebagai basis program kegiatan yang diusulkan.
Rekomendasi usulan program dan sub kegiatan dalam Laporan KLHS RPJMD ini
telah diupayakan semaksimal mungkin untuk mengacu Permendagri No 90 tahun
2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan
dan Keuangan Daerah. Namun dikarenakan muatan Permendagri No 90 tahun 2019
ini adalah sebuah katalog yang bersifat general maka tidak selalu bisa
mengakomodasi rincian usulan program/kegiatan dalam perumusan skenario
pencapaian indikator TPB. Perlu ada upaya lebih lanjut terkait bagaimana
mengakomodasikan rekomendasi KLHS RPJMD ini supaya tidak hilang dalam
generalisasi penyusunan RPJMD.
3) Perspektif terhadap indikator-indikator di dalam pilar ekonomi dan keterkaitannya
dengan pencapaian happiness index.
Dalam pencapaian indikator dalam pilar ekonomi TPB, perlu ada pertimbangan lain
terkait konteks happiness index. Happiness index adalah salah satu persepsi
pembangunan yang tidak hanya mengejar kemutlakan indikator ekonomi, sosial,
lingkungan dan hukum tata kelola, tetapi juga mengedepankan psikologi dan
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
Meningkatnya Angka Partisipasi
Angka Partisipasi Murni Kasar SMA/SMK/MA/Sederajat pada Bukan
1.4.1.(i) PROVINSI 42,18 41,71 44,6 TKD
(APM) SMA/MA/sederajat tahun 2019 menjadi 91,63% (2015: kewenangan
82,42%).
Persentase penduduk yang
hidup di bawah garis Menurunnya tingkat kemiskinan
1.2.1* kemiskinan nasional, BAPPEDA 20,32 17,58 16,63 pada tahun 2019 menjadi 7-8% Tidak Tercapai SBT
menurut jenis kelamin dan (2015: 11,13%).
kelompok umur.
Meningkatnya persentase penduduk
Proporsi peserta jaminan yang menjadi peserta jaminan
1.3.1.(a) kesehatan melalui SJSN DINKES 70,18 78,23 84,93 kesehatan melalui SJSN Bidang Tidak Tercapai TBC
Bidang Kesehatan. Kesehatan menjadi minimal 95%
pada tahun 2019
Meningkatnya Kepesertaan Program
Sistem Jaminan Sosial Nasional
Proporsi peserta Program (SJSN) Bidang Ketenagakerjaan pada
1.3.1.(b) Jaminan Sosial Bidang DISNAKERTRANS 62,76 77,75 76,93 tahun 2019 menjadi 62,4 juta pekerja Tercapai TTC
Ketenagakerjaan. formal dan 3,5 juta pekerja informal
(2014: Formal 29,5 juta; Informal 1,3
juta).
Meningkatnya persentase
Presentase penyandang penyandang difabilitas miskin dan
disabilitas yang miskin dan rentan yang menerima bantuan
1.3.1.(c) DINSOSPERMASDES 9,31 20,72 45,95 Tercapai TTC
rentan yang terpenuhi hak pemenuhan kebutuhan dasar pada
dasarnya dan inklusivitas tahun 2019 menjadi 17,12% (2015:
14,84%).
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
Jumlah rumah tangga yang Menurunnya jumlah keluarga sangat
mendapatkan bantuan tunai miskin yang mendapatkan bantuan
1.3.1.(d) DINSOSPERMASDES 43,718 Tidak Tercapai TBC
bersyarat/Program 35.419 46.646 tunai bersyarat menjadi 2,8 juta pada
Keluarga Harapan. tahun 2019 (2015: 3 juta).
Meningkatnya jumlah rumah tangga
berpendapatan rendah yang dapat
Persentase rumah tangga
1.4.1. (f) DISPERKIMHUB 1,86 0,5 0,5 mengakses hunian layak pada tahun Tercapai TTC
kumuh perkotaan
2019 menjadi 18,6 juta untuk 40%
penduduk berpendapatan terbawah.
Persentase perempuan Meningkatnya cakupan persalinan di
pernah kawin umur 15-49 fasilitas pelayanan kesehatan untuk
1.4.1.(a) tahun yang proses DINKES 99,94 99,97 99,9 40% penduduk berpendapatan Tercapai TTC
melahirkan terakhirnya di terbawah pada tahun 2019 menjadi
fasilitas kesehatan. 70%
Meningkatnya cakupan imunisasi
Persentase anak umur 12- dasar lengkap pada anak usia 12-23
1.4.1.(b) 23 bulan yang menerima DINKES 96,86 100 100 bulan untuk 40% penduduk Tercapai TTC
imunisasi dasar lengkap. berpendapatan terbawah pada tahun
2019 menjadi 63%.
Meningkatnya cakupan angka
Prevalensi penggunaan
pemakaian kontrasepsi semua cara
metode kontrasepsi (CPR)
pada perempuan usia 15-49 tahun
1.4.1.(c) semua cara pada Pasangan DPPKBPPPA 74,49 77,84 78,51 Tercapai TTC
untuk 40% penduduk berpendapatan
Usia Subur (PUS) usia 15-49
terbawah pada tahun 2019 menjadi
tahun yang berstatus kawin.
65%.
Persentase rumah tangga
Meningkatnya akses air minum layak
yang memiliki akses
untuk 40% penduduk berpendapatan
1.4.1.(d) terhadap layanan sumber DPUPR 89,33 92,87 92,87 Tidak Tercapai TBC
terbawah pada tahun 2019 menjadi
air minum layak dan
100%.
berkelanjutan.
Persentase rumah tangga Meningkatnya akses sanitasi layak
yang memiliki akses untuk 40% penduduk berpendapatan
1.4.1.(e) DPUPR 52,667 58,6 58,6 Tidak Tercapai SBT
terhadap layanan sanitasi terbawah pada tahun 2019 menjadi
layak dan berkelanjutan. 100%.
Angka Partisipasi Murni Meningkatnya Angka Partisipasi
1.4.1.(g) DIKPORA 98,18 98,57 98,2 Tercapai TTC
(APM) SD/MI/sederajat. Murni SD/MI/ Sederajat pada tahun
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
2019 menjadi 94,78% (2015:
91,23%).
Meningkatnya Angka Partisipasi
Angka Partisipasi Murni Murni SMP/MTs/ Sederajat pada
1.4.1.(h) DIKPORA 76,55 72,18 76,5 Tidak Tercapai TBC
(APM) SMP/MTs/sederajat. tahun 2019 menjadi 82,2% (2015:
79,97%).
Kepemilikan akte lahir untuk
Persentase penduduk umur
penduduk 40% berpendapatan
1.4.1.(j) 0-17 tahun dengan DISDUKCAPIL 66,21 N/A 77,46 Tercapai TTC
terbawah pada tahun 2019 menjadi
kepemilikan akta kelahiran.
77,4%.
Persentase rumah tangga
Meningkatnya akses penerangan
miskin dan rentan yang
untuk penduduk 40% berpendapatan
1.4.1.(k) sumber penerangan DPUPR 63 70 95,22 Tidak Tercapai TBC
terbawah menjadi 100% pada tahun
utamanya listrik baik dari
2019.
PLN dan bukan PLN.
Menurunnya indeks risiko bencana
Indeks risiko bencana pada pada pusat-pusat pertumbuhan yang
1.5.1.(e) pusat-pusat pertumbuhan BPBD 30 40 40 berisiko tinggi dari 58 menjadi 118,6 Tercapai SST
yang berisiko tinggi. di 133 Kabupaten/Kota
(2014:169,4).
Dokumen strategi
(tidak ada dalam lampiran Perpres
1.5.3* pengurangan risiko bencana BPBD 42% 56% 56 Tercapai TTC
59/2017)
(PRB) tingkat daerah.
Jumlah korban meninggal,
(tidak ada dalam lampiran Perpres
1.5.1* hilang, dan terkena dampak BPBD 3 12 6 Tidak Tercapai TBC
59/2017)
bencana per 100.000 orang.
Meningkatnya jumlah lokasi
Jumlah lokasi penguatan penguatan pengurangan risiko
1.5.1.(a) pengurangan risiko bencana BPBD 2 4 9 bencana daerah pada tahun 2019 Tercapai TTC
daerah. menjadi 39 daerah (2015: 35
daerah).
Rp Rp Rp
Jumlah kerugian ekonomi (tidak ada dalam lampiran Perpres
1.5.2.(a) BPBD 11.427.170. 5.139.031 8.250.005.0 Tercapai TTC
langsung akibat bencana. 59/2017)
000,00 .782,00 00
Prevalensi Ketidakcukupan (tidak ada dalam lampiran Perpres
2.1.1* DISPAPERKAN 167 86 86 Tercapai TTC
Konsumsi Pangan 59/2017)
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
(Prevalence of
Undernourishment).
Prevalensi stunting (pendek
dan sangat pendek) pada (tidak ada dalam lampiran Perpres
2.2.1* DINKES 19,2 19,2 9,31 Tercapai SST
anak di bawah lima 59/2017)
tahun/balita.
Menurunnya prevalensi anemia pada
Prevalensi anemia pada ibu
2.2.2.(a) DINKES N/A 7,44 8,6 ibu hamil pada tahun 2019 menjadi Tercapai TTC
hamil.
28% (2013: 37,1%).
Persentase bayi usia kurang dari 6
Persentase bayi usia kurang
bulan yang mendapat ASI eksklusif
2.2.2.(b) dari 6 bulan yang DINKES 76,4 77,14 78,3 Tercapai TTC
menjadi 50% pada tahun (2013:
mendapatkan ASI eksklusif.
38%).
Meningkatnya kualitas konsumsi
Kualitas konsumsi pangan pangan yang diindikasikan oleh skor
yang diindikasikan oleh Pola Pangan Harapan (PPH)
2.2.2.(c) skor Pola Pangan Harapan DISPAPERKAN 83 86 89 mencapai 92,5 (2014: 81,8), dan Tidak Tercapai SBT
(PPH) mencapai; dan tingkat konsumsi ikan menjadi 54,5
tingkat konsumsi ikan. kg/kapita/tahun pada tahun 2019
(2015: 40,9 kg/kapita/tahun).
Menurunnya prevalensi kekurangan
Prevalensi kekurangan gizi
gizi (underweight) pada anak balita
2.1.1.(a) (underweight) pada anak DINKES 2,79% 3,10% 3,82% Tercapai TTC
pada tahun 2019 menjadi 17%
balita.
(2013: 19,6 %).
Prevalensi penduduk
dengan kerawanan pangan
sedang atau berat, (tidak ada dalam lampiran Perpres Tidak Ada
2.1.2* DISPAPERKAN N/A N/A N/A TAD
berdasarkan pada Skala 59/2017) Data
Pengalaman Kerawanan
Pangan.
Menurunnya proporsi penduduk
Proporsi penduduk dengan
dengan asupan kalori minimum di
asupan kalori minimum di
2.1.2.(a) DISPAPERKAN 1968 2058,40 2176,73 bawah 1400 kkal/kapita/hari pada TAD
bawah 1400
tahun 2019 menjadi 8,5 % (2015: Tidak Ada
kkal/kapita/hari.
17,4%). Data
Prevalensi stunting (pendek Menurunnya prevalensi stunting
2.2.1.(a) DINKES 12,6% 11,5% 10,5% Tercapai TTC
dan sangat pendek) pada (pendek dan sangat pendek) pada
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
anak di bawah dua anak di bawah dua tahun/baduta
tahun/baduta. pada tahun 2019 menjadi 28%
(2013: 32,9%).
Nilai Tambah Pertanian
dibagi jumlah tenaga kerja (tidak ada dalam lampiran Perpres Tidak Ada
2.3.1* DISPAPERKAN TAD
di sektor pertanian (rupiah 59/2017) Data
per tenaga kerja).
Menurunnya angka kematian ibu per
3.1.1* Angka Kematian Ibu (AKI). DINKES 80,00 70,06 126,83 100 ribu kelahiran hidup pada tahun Tercapai SST
2019 menjadi 306 (2010: 346).
Proporsi perempuan
pernah kawin umur 15-49 Meningkatnya persentase persalinan
tahun yang proses oleh tenaga kesehatan terampil pada
3.1.2* DINKES 99,76 99,82 99,9 Tercapai TTC
melahirkan terakhirnya tahun 2019 menjadi 95 % (2015:
ditolong oleh tenaga 91,51%).
kesehatan terlatih.
Persentase perempuan
Meningkatnya persentase persalinan
pernah kawin umur 15-49
di fasilitas pelayanan kesehatan pada
3.1.2.(a) tahun yang proses DINKES 98,24 99,82 99,9 Tercapai TTC
tahun 2019 menjadi 85 % (2015:
melahirkan terakhirnya di
75%).
fasilitas kesehatan.
Angka Kematian Balita
(tidak ada dalam lampiran Perpres
3.2.1* (AKBa) per 1000 kelahiran DINKES 10,9 15,62 3,2 Tercapai TTC
59/2017)
hidup.
Angka Kematian Neonatal
(tidak ada dalam lampiran Perpres
3.2.2* (AKN) per 1000 kelahiran DINKES 6,20 6,75 6,58 Tercapai TTC
59/2017)
hidup.
Menurunnya angka kematian bayi
Angka Kematian Bayi (AKB)
3.2.2.(a) DINKES 7,7 2 8,24 per 1000 kelahiran hidup pada tahun Tercapai SST
per 1000 kelahiran hidup.
2019 menjadi 24 (2012-2013: 32).
Meningkatnya persentase
Persentase kabupaten/kota
kabupaten/ kota yang mencapai 80%
yang mencapai 80%
3.2.2.(b) DINKES 100 100 100 imunisasi dasar lengkap pada bayi Tercapai TTC
imunisasi dasar lengkap
pada tahun 2019 menjadi 95%
pada bayi.
(2015: 71,2%).
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
Menurunnya prevalensi HIV pada
Prevalensi HIV pada
3.3.1.(a) DINKES 0,05 populasi dewasa tahun 2019 menjadi Tercapai TTC
populasi dewasa.
<0,5% (2014: 0,46%).
Menurunnya prevalensi Tuberculosis
Insiden Tuberkulosis (ITB)
3.3.2.(a) DINKES 59,02 216,74 227,20 (TB) per 100.000 penduduk pada Tercapai TTC
per 100.000 penduduk.
tahun 2019 menjadi 245 (2013: 297).
Kejadian Malaria per 1000 (tidak ada dalam lampiran Perpres
3.3.3* DINKES 0,001 0,003 0,001 Tercapai TTC
orang. 59/2017)
Jumlah orang yang
memerlukan intervensi
(tidak ada dalam lampiran Perpres
3.3.5* terhadap penyakit tropis DINKES 0,2607 0,26 0 Tercapai TTC
59/2017)
yang terabaikan (Filariasis
dan Kusta).
Meningkatnya jumlah provinsi
Jumlah kecamatan dengan
3.3.5.(a) Dinkes N/A 91,49 N/A dengan eliminasi kusta sebanyak 34 Tidak tercapai TBC
eliminasi Kusta.
provinsi pada tahun 2019 (2013:20).
Jumlah kecamatan dengan Meningkatnya jumlah
eliminasi filariasis (berhasil kabupaten/kota dengan eliminasi
3.3.5.(b) DINKES 100 100 100 Tercapai TTC
lolos dalam survei penilaian filariasis pada tahun 2019 menjadi
transmisi tahap I). 35.
Menurunnya persentase merokok
Persentase merokok pada pada penduduk usia ≤18 tahun pada
3.4.1.(a) DINKES 2,9 6,3 <5,9 Tidak tercapai TBC
penduduk umur ≤18 tahun. tahun 2019 menjadi 5,4% (2013:
7,2%).
Menurunnya prevalensi tekanan
Prevalensi tekanan darah
3.4.1.(b) DINKES 8,7 20,84 13,1 darah tinggi pada tahun 2019 Tercapai TTC
tinggi.
menjadi 24,3% (2013: 25,8%).
Tidak meningkatnya prevalensi
Prevalensi obesitas pada obesitas pada penduduk usia 18
3.4.1.(c) DINKES 8,4 7,58 10,1 Tercapai TTC
penduduk umur ≥18 tahun. tahun ke atas pada tahun 2019
menjadi 15,4% (2013: 15,4%).
Meningkatnya jumlah
Jumlah kecamatan yang
Kabupaten/Kota yang memiliki
memiliki puskesmas yang
3.4.2.(a) DINKES 20 22 24 puskesmas yang menyelenggarakan Tercapai TTC
menyelenggarakan upaya
upaya kesehatan jiwa pada tahun
kesehatan jiwa.
2019 menjadi 280 (2015: 80).
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
Meningkatnya angka penggunaan
Angka penggunaan metode metode kontrasepsi jangka panjang
3.7.1 (b) kontrasepsi jangka panjang DPPKBPPPA 32,38 36,26 37,86 (MKJP) cara modern pada tahun Tercapai TTC
(MKJP) cara modern 2019 menjadi 23,5% (2012-
2013:18,3%).
Angka prevalensi Meningkatnya cakupan angka
penggunaan metode pemakaian kontrasepsi semua cara
kontrasepsi (CPR) semua pada perempuan usia 15-49 tahun
3.7.1.(a) DPPKBPPPA 74,49 78,84 78,51 Tercapai TTC
cara pada Pasangan Usia untuk 40% penduduk berpendapatan
Subur (PUS) usia 15-49 terbawah pada tahun 2019 menjadi
tahun yang berstatus kawin. 65%.
Meningkatnya angka penggunaan
Angka penggunaan metode metode kontrasepsi jangka panjang
3.7.1.(b) kontrasepsi jangka panjang DPPKBPPPA 32,38 36,26% 37.86 (MKJP) cara modern pada tahun Tercapai TTC
(MKJP) cara modern. 2019 menjadi 23,5% (2012-
2013:18,3%).
Angka kelahiran pada Menurunnya angka kelahiran pada
perempuan umur 15-19 remaja usia 15-19 tahun (age specific
3.7.2* DPPKBPPPA 64 65,00 68,67 Tidak tercapai TBC
tahun (Age Specific Fertility fertility rate/ASFR) pada tahun 2019
Rate/ASFR). menjadi 38 (2012-2013: 48).
Menurunnya Total Fertility Rate
3.7.2.(a) Total Fertility Rate (TFR). DPPKBPPPA 2,3 2,30 2,30 (TFR) pada tahun 2019 menjadi 2,28 tercapai SST
(2012:2,6).
Menurunnya unmeet need pelayanan
Unmet need pelayanan
3.8.1.(a) DPPKBPPPA 12,16 10,38 10,62 kesehatan pada tahun 2019 menjadi Tidak Tercapai TBC
kesehatan.
9,91% (2012-2013:11,4%).
Jumlah penduduk yang
dicakup asuransi kesehatan
(tidak ada dalam lampiran Perpres
3.8.2* atau sistem kesehatan DINKES 57,78 77,1 84,93 Tercapai TTC
59/2017)
masyarakat per 1000
penduduk.
Jumlah yang mengakses Tidak Ada
3.5.1.(b) KESBANGPOL N/A N/A N/A TAD
layanan pasca rehabilitasi Data
Jumlah korban
penyalahgunaan NAPZA Tidak Ada
3.5.1.(c) KESBANGPOL N/A N/A N/A TAD
yang mendapatkan Data
rehabilitasi sosial di dalam
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
panti sesuai standar
pelayanan
Jumlah Lembaga
Rehabilitasi Sosial Korban
Tidak Ada
3.5.1.(d) Penyalahgunaan NAPZA KESBANGPOL N/A N/A N/A TAD
Data
yang telah
dikembangkan/dibantu
Meningkatnya cakupan Jaminan
Cakupan Jaminan Kesehatan
3.8.2.(a) DINKES 57,78 77,1 84,93 Kesehatan Nasional (JKN) pada tahun Tidak Tercapai TBC
Nasional (JKN).
2019 minimal 95% (2015:60%).
Persentase merokok pada (tidak ada dalam lampiran Perpres
3.a.1* DINKES 2,90% 2,90% 2,90% Tercapai TTC
penduduk umur ≥15 tahun. 59/2017)
Persentase ketersediaan
(tidak ada dalam lampiran Perpres
3.b.1.(a) obat dan vaksin di DINKES 100 96 95,83 Tidak Tercapai TBC
59/2017)
Puskesmas.
Kepadatan dan distribusi (tidak ada dalam lampiran Perpres
3.c.1* DINKES 1,38 1,82 1,74 Tercapai TTC
tenaga kesehatan. 59/2017)
Angka Partisipasi Kasar Meningkatnya APK
Bukan
4.1.1.(f) (APK) DIKPORA 52,98 34,8 34,8 SMA/SMK/MA/sederajat pada tahun TKD
kewenangan
SMA/SMK/MA/sederajat 2019 menjadi 91,63% (2015: 76,4%).
Persentase APK Meningkatnya APK SMA/ SMK/ MA/
Bukan
4.3.1.(a) SMA/SMK/MA/sederajat DIKPORA 52,98 34,8 34,8 sederajat pada tahun 2019 menjadi TKD
kewenangan
91,63 % (2015: 76,4 %).
Proporsi anak-anak dan
remaja: (a) pada kelas 4, (b)
tingkat akhir SD/kelas 6, (c)
tingkat akhir SMP/kelas 9 (tidak ada dalam lampiran Perpres Tidak Ada
4.1.1* DIKPORA TAD
yang mencapai standar 59/2017) Data
kemampuan minimum
dalam: (i) membaca, (ii)
matematika.
Proporsi remaja dan
dewasa dengan
(tidak ada dalam lampiran Perpres Tidak Ada
4.4.1* keterampilan teknologi DIKPORA TAD
59/2017) Data
informasi dan komunikasi
(TIK).
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
4.1. Rasio Angka Partisipasi Murni
(APM) perempuan/laki-laki di
Rasio Angka Partisipasi
SD/MI/paket A yang setara gender
Murni (APM)
pada tahun 2019. 4.2 Rasio APM
perempuan/laki-laki di (1)
perempuan/laki-laki di SMP/MTs/
SD/MI/sederajat; (2)
Paket B yang setara gender pada
SMP/MTs/sederajat; (3) Tidak Ada
4.5.1* DIKPORA N/A N/A N/A tahun 2019. 4.3 Rasio APK TAD
SMA/SMK/MA/sederajat; Data
perempuan/laki-laki di
dan Rasio Angka Partisipasi
SMA/SMK/MA yang setara gender
Kasar (APK)
pada tahun 2019. 4.4 Rasio APK
perempuan/laki-laki di (4)
perempuan/laki-laki pada PT dan
Perguruan Tinggi.
PTA yang setara gender pada tahun
2019.
Persentase angka melek
Meningkatnya persentase angka
aksara penduduk umur 15- Tidak Ada
4.6.1.(b) DIKPORA melek aksara penduduk usia dewasa TAD
24 tahun dan umur 15-59 Data
usia 15-59 tahun pada tahun 2019.
tahun.
Proporsi sekolah dengan
akses ke: (a) listrik (b)
internet untuk tujuan
pengajaran, (c) komputer
untuk tujuan pengajaran,
(d) infrastruktur dan materi
(tidak ada dalam lampiran Perpres Tidak Ada
4.a.1* memadai bagi siswa DIKPORA N/A N/A N/A TAD
59/2017) Data
disabilitas, (e) air minum
layak, (f) fasilitas sanitasi
dasar per jenis kelamin, (g)
fasilitas cuci tangan (terdiri
air, sanitasi, dan higienis
bagi semua (WASH).
Meningkatnya persentase SD/MI
Persentase SD/MI
4.1.1.(a) DIKPORA 95,85 97 99,57 berakreditasi minimal B pada tahun Tercapai TTC
berakreditasi minimal B.
2019 menjadi 84,2% (2015:68,7%).
Meningkatnya persentase SMP/MTs
Persentase SMP/MTs
4.1.1.(b) DIKPORA 75,49 76,7 99 berakreditasi minimal B pada tahun Tercapai TTC
berakreditasi minimal B.
2019 menjadi 81% (2015:62,5%).
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
Persentase SMA/MA Meningkatnya persentase SMA/MA
4.1.1.(c) berakreditasi minimal B DIKPORA N/A N/A 100 berakreditasi minimal B pada tahun Tercapai TTC
2019 menjadi 84,6% (2015:73,5%).
Meningkatnya Angka Partisipasi
Angka Partisipasi Kasar Kasar (APK) SD/MI/sederajat pada
4.1.1.(d) DIKPORA 109,68 110,3 109,43 Tidak Tercapai SBT
(APK) SD/MI/sederajat. tahun 2019 menjadi 114,09% (2015:
108%).
Meningkatnya APK
Angka Partisipasi Kasar
4.1.1.(e) DIKPORA 99,24 110,3 90,59 SMP/MTs/sederajat pada tahun 2019 Tidak Tercapai SBT
(APK) SMP/MTs/sederajat.
menjadi 106,94% (2015: 100,7%).
Meningkatnya rata-rata lama sekolah
Rata-rata lama sekolah penduduk usia di atas 15 tahun pada
4.1.1.(g) DIKPORA 6.51 6.75 6,76 Tidak tercapai SBT
penduduk umur ≥15 tahun. tahun 2019 menjadi 8,8 tahun (2015:
8,25 tahun).
Meningkatnya APK anak yang
Angka Partisipasi Kasar
mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini
4.2.2.(a) (APK) Pendidikan Anak Usia DIKPORA 59,03 79 50,71 Tercapai TTC
(PAUD) pada tahun 2019 menjadi
Dini (PAUD).
77,2% (2015: 70,06%).
Meningkatnya rata-rata angka melek
Persentase angka melek
aksara penduduk usia di atas 15
4.6.1.(a) aksara penduduk umur ≥15 DIKPORA 99,96 98,31 99,99 Tercapai TTC
tahun pada tahun 2019 menjadi
tahun.
96,1% (2015: 95,2%).
Persentase guru TK, SD,
(tidak ada dalam lampiran Perpres
4.c.1* SMP, SMA, SMK, dan PLB DIKPORA 87 89,87 92,01 Tercapai TTC
59/2017)
yang bersertifikat pendidik.
Angka Partisipasi Ksar Meningkatnya APK
Bukan
5.3.1.(c) (APK) SMA/SMK/MA DIKPORA 52,98 34,8 34,8 SMA/SMK/MA/sederajat pada tahun TKD
kewenangan
sederajat 2019 menjadi 91,63% (2015: 76,4%).
Pengetahuan dan Meningkatnya pengetahuan dan
pemahaman Pasangan Usia pemahaman Pasangan Usia Subur
5.6.1.(b) Subur (PUS) tentang DPPKBPPPA 79,35 80.66 82,86 (PUS) tentang metode kontrasepsi Tidak tercapai TBC
metode kontrasepsi modern minimal 4 jenis pada tahun
modern. 2019 menjadi 85% (2012: 79,8 %).
Proporsi individu yang
(tidak ada dalam lampiran Perpres
5.b.1* menguasai/memiliki DISKOMINFO 71,88 74,52 75,25 Tercapai TTC
59/2017)
telepon genggam.
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
Meningkatnya jumlah kebijakan yang
Jumlah kebijakan yang
responsif gender mendukung
responsif gender
5.1.1* DPPKBPPPA 8 10 33 pemberdayaan perempuan pada Tercapai TTC
mendukung pemberdayaan
tahun 2019 bertambah sebanyak 16
perempuan.
(2015: 19).
Menurunnya prevalensi kasus
Prevalensi kekerasan
5.2.1.(a) DPPKBPPPA 2,900 2,900 1,72 kekerasan terhadap anak perempuan Tercapai TTC
terhadap anak perempuan.
pada tahun 2019 (2013: 20,48 %).
Meningkatnya persentase kasus
Persentase korban
kekerasan terhadap perempuan yang
kekerasan terhadap
5.2.2.(a) DPPKBPPPA 1,56% 1,64% 2,11 mendapat layanan komprehensif Tercapai TTC
perempuan yang mendapat
pada tahun 2019 menjadi 70%
layanan komprehensif.
(2015: 50%).
Proporsi perempuan umur
20-24 tahun yang berstatus
kawin atau berstatus hidup (tidak ada dalam lampiran Perpres
5.3.1* DPPKBPPPA 1,89% 1,89% 1,10% Tercapai TTC
bersama sebelum umur 15 59/2017)
tahun dan sebelum umur 18
tahun
Meningkatnya median usia kawin
Median usia kawin pertama pertama perempuan (pendewasaan
5.3.1.(a) perempuan pernah kawin DPPKBPPPA 17 19 17 tahun usia kawin pertama) pada tahun Tidak tercapai TBC
umur 25-49 tahun. 2019 menjadi 21 tahun (2012: 20,1
tahun).
Angka kelahiran pada
Menurunnya ASFR 15-19 tahun pada
perempuan umur 15-19
5.3.1.(b) DPPKBPPPA 68,67 tahun 2019 menjadi 38 /1000 (2012: Tidak tercapai TBC
tahun (Age Specific Fertility
48 tahun).
Rate/ASFR).
Proporsi kursi yang
5.5.1* diduduki perempuan di DPPKBPPPA 6,66 6,66 2,22 Tidak tercapai TBC
parlemen tingkat daerah
Meningkatnya keterwakilan
perempuan sebagai pengambil
Proporsi perempuan yang
5.5.2* DPPKBPPPA 0 0 0 keputusan di lembaga eksekutif Tidak Tercapai TBC
berada di posisi managerial.
(Eselon I dan II) (2014: Eselon I =
20,66% dan Eselon II = 16,39%).
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
Unmet need KB (Kebutuhan Menurunnya unmeet need kebutuhan
5.6.1.(a) Keluarga Berencana/KB DPPKBPPPA 12,16 10,38 10,62 ber-KB pada tahun 2019 menjadi Tercapai TTC
yang tidak terpenuhi). 9,9% (2012-2013: 11,4 %).
Jumlah DAS Prioritas yang Perlindungan mata air dan
meningkat jumlah mata Pemulihan kesehatan sungai di 5 DAS
airnya melalui konservasi Prioritas (DAS Ciliwung, DAS
Bukan
6.5.1.(h) sumber daya air di daerah 2 2 2 Citarum, DAS Serayu, DAS Bengawan TKD
Kewenangan
hulu DAS serta sumur Solo dan DAS Brantas) dan 10 DAS
resapan prioritas lainnya sampai dengan
tahun 2019.
Luas lahan kritis dalam KPH Mengurangi luasan lahan kritis
yang direhabilitasi melalui rehabilitasi di dalam KPH Bukan
6.6.1.(d) DLH 2,66 2,66 30,64 TKD
seluas 5,5 juta hektar pada tahun Kewenangan
2019.
Meningkatnya kapasitas prasarana
Kapasitas prasarana air
air baku untuk melayani rumah
baku untuk melayani rumah
tangga, perkotaan dan industri pada Tidak Ada
6.1.1.(b) tangga, perkotaan dan DPUPR N/A N/A N/A TAD
tahun 2019 menjadi 118,6 m3/detik Data
industri, serta penyediaan
(2015: 51,44 m3/detik) dan
air baku untuk pulau-pulau.
penyediaan air baku untuk 60 pulau.
Proporsi populasi yang
Meningkatnya akses terhadap
memiliki akses layanan
6.1.1.(c) DPUPR 87,96 89,48 95,85 layanan air minum layak pada tahun Tidak tercapai TBC
sumber air minum aman
2019 menjadi 100% (2014: 70%).
dan berkelanjutan.
Proporsi populasi yang
memiliki fasilitas cuci (tidak ada dalam lampiran Perpres
6.2.1.(a) DINKES 57,86% 62,57% 66,57% Tercapai TTC
tangan dengan sabun dan 59/2017)
air.
Proporsi rumah tangga yang
terlayani sistem (tidak ada dalam lampiran Perpres Tidak Ada
6.2.1.(f) DPUPR TAD
pengelolaan air limbah 59/2017) Data
terpusat.
Proporsi rumah tangga yang
(tidak ada dalam lampiran Perpres Tidak Ada
6.3.1.(b) terlayani sistem DPUPR N/A N/A TAD
59/2017) Data
pengelolaan lumpur tinja.
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
Pemberian insentif penghematan air
pertanian/perkebunan dan industri
termasuk penerapan prinsip reduce,
Insentif penghematan air
mengembangkan reuse dan recycle, Tidak Ada
6.4.1.(b) pertanian/perkebunan dan DLH TAD
ser-ta pengembangan konsep Data
industri.
pemanfaatan air limbah yang aman
untuk pertanian (safe use of
astewater in agriculture).
Persentase rumah tangga
Meningkatnya akses terhadap
yang memiliki akses
6.1.1.(a) DPUPR 89,33 92,87 92,87 layanan air minum layak pada tahun Tidak Tercapai TBC
terhadap layanan sumber
2019 menjadi 100% (2014: 70%).
air minum layak.
Persentase rumah tangga
Meningkatnya akses terhadap
yang memiliki akses
6.2.1.(b) DPUPR 52,67 58,6 58,6 sanitasi yang layak pada tahun 2019 Tidak Tercapai SBT
terhadap layanan sanitasi
menjadi 100% (2014: 60,9%).
layak.
Meningkatnya jumlah
Jumlah desa/kelurahan
desa/kelurahan yang melaksanakan
yang melaksanakan Sanitasi
6.2.1.(c) DINKES 2 3 10 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Tercapai TTC
Total Berbasis Masyarakat
(STBM) menjadi 45.000 pada tahun
(STBM).
2019 (2015: 25.000).
Jumlah desa/kelurahan
yang Open Defecation Free (tidak ada dalam lampiran Perpres
6.2.1.(d) DINKES 12 12 25,7 Tercapai TTC
(ODF)/ Stop Buang Air 59/2017)
Besar Sembarangan (SBS).
Jumlah wilayah yang
Terbangunnya infrastruktur air
terbangun infrastruktur air
limbah dengan sistem terpusat skala
6.2.1.(e) limbah dengan sistem DPUPR 65,6 N/A 65,6 Tercapai TTC
kota, kawasan, komunal pada tahun
terpusat skala kota,
2019 di 438 kabupaten/kota.
kawasan dan komunal.
Jumlah wilayah yang Peningkatan kualitas pengelolaan air
ditingkatkan kualitas limbah sistem setempat melalui
pengelolaan lumpur tinja peningkatan kualitas pengelolaan
6.3.1.(a) perkotaan dan dilakukan DLH 1 1 1 lumpur tinja perkotaan dan Tidak tercapai TBC
pembangunan Instalasi pembangunan Instalasi Pengolahan
Pengolahan Lumpur Tinja Lumpur Tinja (IPLT) di 409
(IPLT). kabupaten/kota.
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
Jumlah Rencana
Internalisasi 108 Rencana
Pengelolaan Daerah Aliran
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Sungai Terpadu (RPDAST)
6.5.1.(a) DPUPR 1 1 1 Terpadu (RPDAST) yang sudah Tercapai TTC
yang diinternalisasi ke
disusun ke dalam Rencana Tata
dalam Rencana Tata Ruang
Ruang Wilayah (RTRW).
Wilayah (RTRW).
7.1.1 (a) Konsumsi listrik per kapita DPUPR Meningkatnya konsumsi listrik per
kapita menjadi 1.200 KWh pada Tidak Tercapai TBC
992,30 1.000,29 1.114,78
tahun 2019 (2014: 843 KWh).
7.1.1* Rasio elektrifikasi BAPPEDA Meningkatnya rasio elektrifikasi
99,58 99,88 99,89 menjadi 96,6% pada tahun 2019 Tercapai TTC
(2014: 81,5%).
7.1.2 (b) Rasio penggunaan gas DPUPR (tidak ada dalam lampiran Perpres Tidak Ada
N/A N/A N/A TAD
rumah tangga 59/2017) Data
Meningkatnya perluasan akses
Rata-rata jarak lembaga permodalan dan layanan keuangan Tidak Ada
8.10.1.(a) DISDAGKOPUKM N/A N/A N/A TAD
keuangan (Bank Umum). melalui penguatan layanan keuangan Data
hingga tahun 2019.
Laju pertumbuhan PDRB
Pertumbuhan PDB riil per orang yang
per tenaga kerja/Tingkat
8.2.1* BAPPEDA 4,94 6,19 6,43 bekerja meningkat hingga tahun Tercapai TTC
pertumbuhan PDB riil per
2019.
orang bekerja per tahun.
Proporsi lapangan kerja DISNAKERTRANS
informal sektor non- (tidak ada dalam lampiran Perpres Tidak Ada
8.3.1* N/A N/A N/A TAD
pertanian, berdasarkan 59/2017) Data
jenis kelamin.
DISNAKERTRANS Persentase tenaga kerja formal
Persentase tenaga kerja Tidak Ada
8.3.1.(a) N/A N/A N/A mencapai 51% pada tahun 2019 TAD
formal. Data
(2015: 42,2%).
Persentase tenaga kerja DISNAKERTRANS (tidak ada dalam lampiran Perpres Tidak Ada
8.3.1.(b) N/A N/A N/A TAD
informal sektor pertanian. 59/2017) Data
Upah rata-rata per jam DISNAKERTRANS (tidak ada dalam lampiran Perpres Tidak Ada
8.5.1* N/A N/A N/A TAD
pekerja. 59/2017) Data
Tingkat setengah DISNAKERTRANS (tidak ada dalam lampiran Perpres Tidak Ada
8.5.2.(a) N/A N/A N/A TAD
pengangguran. 59/2017) Data
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
Persentase usia muda (15- DIKPORA
24 tahun) yang sedang tidak Meningkatnya keterampilan pekerja
8.6.1* sekolah, bekerja atau N/A N/A N/A rentan agar dapat memasuki pasar Tidak ada Data TAD
mengikuti pelatihan tenaga kerja.
(NEET).
Laju pertumbuhan PDRB (tidak ada dalam lampiran Perpres
8.1.1* BAPPEDA 3,16% 4,14% 5,63 Tercapai TTC
per kapita. 59/2017)
Meningkatnya Produk Domestik
Bruto (PDB) per kapita per tahun
8.1.1.(a) PDRB per kapita. BAPPEDA 22,22 23,85 Tidak Tercapai SBT
20,73 menjadi lebih dari Rp 50 juta pada
tahun 2019 (2015: Rp 45,2 juta).
Tingkat pengangguran DISNAKERTRANS
terbuka berdasarkan jenis (tidak ada dalam lampiran Perpres
8.5.2* 4,18 4,07 3,5% Tercapai SST
kelamin dan kelompok 59/2017)
umur.
Meningkatnya jumlah wisatawan
Jumlah wisatawan
8.9.1.(a) DISPARBUD 0,23% 0,20% 0,15% mancanegara menjadi 20 juta pada Tidak Tercapai TBC
mancanegara.
tahun 2019 (2014: 9 juta).
Jumlah kunjungan (tidak ada dalam lampiran Perpres
8.9.1.(b) DISPARBUD 26,85% 98,92% Tercapai TTC
wisatawan nusantara. 48 59/2017)
Proporsi nilai tambah DISNAKERTRANS
sektor industri manufaktur (tidak ada dalam lampiran Perpres Tidak Ada
9.2.1* N/A N/A N/A TAD
terhadap PDRB dan per 59/2017) Data
kapita.
DISNAKERTRANS Meningkatnya laju pertumbuhan PDB
Laju pertumbuhan PDB industri manufaktur sehingga lebih Tidak Ada
9.2.1.(a) N/A N/A N/A TAD
industri manufaktur. tinggi dari pertumbuhan PDB (2015: Data
4,3%).
Proporsi penduduk yang (tidak ada dalam lampiran Perpres
9.c.1* DISKOMINFO 36,10 39,65 49,76 Tercapai TTC
terlayani mobile broadband. 59/2017)
Proporsi individu yang
(tidak ada dalam lampiran Perpres
9.c.1.(a) menguasai/memiliki DISKOMINFO Tercapai TTC
59/2017)
telepon genggam 71,88 74,52 75,25
Proporsi individu yang (tidak ada dalam lampiran Perpres Tidak Ada
9.c.1.(b) DISKOMINFO N/A N/A N/A TAD
menggunakan internet 59/2017) Data
Kondisi mantap jalan Tidak Ada
9.1.1. (a) DPUPR N/A TAD
nasional Data
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
Persentase Perubahan
Berkurangnya emisi CO2 mendekati Tidak Ada
9.4.1.(a) Emisi CO2/Emisi Gas DLH N/A N/A N/A TAD
26% pada tahun 2019. Data
Rumah Kaca
Jumlah penanganan
pengaduan pelanggaran
Hak Asasi Manusia (HAM) Bukan
10.3.1. (c) 100 100% 100% TKD
perempuan terutama kewenangan
kekerasan terhadap
perempuan DPPKBPPPA
Jumlah penanganan
Bukan
10.3.1.(b) pengaduan pelanggaran SETDA 100 100% 100% TKD
kewenangan
Hak Asasi Manusia (HAM)
Pertumbuhan pengeluaran
atau pendapatan per kapita
diantara penduduk yang Koefisien Gini pada tahun 2019
10.1.1* BAPPEDA 0,34 0,34 0,34 Tercapai TTC
berada di bawah 40 persen menjadi 0,36 (2014: 0,41).
dan terhadap total
penduduk
Persentase penduduk yang
hidup di bawah garis Tingkat kemiskinan pada tahun 2019
10.1.1.(a) kemiskinan nasional, BAPPEDA 20,32% 17,58% 16,63 menjadi 7-8% dari jumlah penduduk Tidak Tercapai TBC
menurut jenis kelamin dan (2015:11,13%).
kelompok umur.
Meningkatnya Desa Mandiri paling
10.1.1.(d) Jumlah Desa Mandiri. BAPPEDA 6% 6% 2 desa Tercapai TTC
sedikit sebanyak 2.000 desa.
Meningkatnya kepesertaan Sistem
Jaminan Sosial Nasional bidang
Proporsi peserta Program ketenagakerjaan untuk tenaga kerja
10.4.1.(b) Jaminan Sosial Bidang DISNAKERTRANS 62,76 72,37 76,39 formal pada tahun 2019 menjadi 62,4 Tercapai TTC
Ketenagakerjaan. juta dan tenaga kerja informal pada
tahun 2019 menjadi 3,5 juta (2014:
Formal 29,5 juta; Informal 1,3 juta).
Berkurangnya Desa Tertinggal
10.1.1.(c) Jumlah desa tertinggal. BAPPEDA 27 na 5 Tercapai TTC
sebanyak 5.000 desa.
Proporsi penduduk yang
(tidak ada dalam lampiran Perpres Tidak Ada
10.2.1* hidup di bawah 50 persen BAPPEDA N/A N/A N/A TAD
59/2017) Data
dari median pendapatan,
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
menurut jenis kelamin dan
penyandang difabilitas.
Jumlah kebijakan yang
diskriminatif dalam 12
bulan lalu berdasarkan (tidak ada dalam lampiran Perpres
10.3.1.(d) SETDA 0 0 0 Tercapai TTC
pelarangan diskriminasi 59/2017)
menurut hukum HAM
Internasional.
Persentase penduduk Bukan
10.1.1 (f) BAPPEDA TKD
miskin di daerah tertinggal Kewenangan
Rata- rata perrtumbuhan Rata- rata perrtumbuhan ekonomi Bukan
10.1.1.(e) BAPPEDA TKD
ekonomi daerah tertinggal daerah tertinggal 6,9-7,1 Kewenangan
Proporsi pemerintah kota
yang memiliki dokumen Bukan
11.b.1* BPBD 35% 65% 2500% TKD
strategi pengurangan Kewenangan
bencana
11.2 .1.(a) Persentase pengguna moda Meningkatnya pangsa pengguna
transportasi umum di moda transportasi umum di Bukan
DISPERKIMHUB 0,67 0,871 87 TKD
perkotaan. perkotaan menjadi 32% hingga tahun Kewenangan
2019 (2014: 23%).
Proporsi rumah tangga yang Tersedianya akses bagi 3,7 juta
memiliki akses terhadap rumah tangga terhadap hunian yang
11.1.1.(a) DISPERKIMHUB 0,761 0,904 0,904 Tercapai TTC
hunian yang layak dan layak dan terjangkau hingga tahun
terjangkau. 2019
Jumlah korban meninggal,
(tidak ada dalam lampiran Perpres
11.5.1* hilang dan terkena dampak BPBD 3 12 6 Tidak Tercapai TBC
59/2017)
bencana per 100.000 orang.
Menurunnya Indeks Risiko Bencana
Indeks Risiko Bencana
11.5.1.(a) BPBD 135 135 122,94 (IRB) mencapai 30% hingga tahun Tidak Tercapai SBT
Indonesia (IRBI).
2019.
11.5.1.(b) Jumlah desa tangguh Meningkatnya jumlah lokasi
bencana yang terbentuk. penguatan pengurangan risiko
BPBD 3 1 7 bencana daerah pada tahun 2019 Tercapai TTC
menjadi 39 daerah (2015: 35
daerah).
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
Jumlah sistem peringatan
Tersedianya sistem peringatan dini
11.5.1.(c) dini cuaca dan iklim serta BPBD Ada Ada Ada Tercapai TTC
cuaca dan iklim serta kebencanaan.
kebencanaan.
Meningkatnya cakupan penanganan
Persentase sampah
11.6.1.(a) DLH 80 7,71 49,07 sampah perkotaan menjadi 80% Tidak Tercapai SBT
perkotaan yang tertangani.
pada tahun 2019 (2013: 46%).
Terwujudnya kota hijau yang
berketahanan iklim dan bencana
melalui pengembangan dan
Jumlah kecamatan yang
penerapan green water, green waste
mengembangkan dan
11.6.1.(b) DLH 28,53 14 11,43 (pengelolaan sampah dan limbah Tercapai TTC
menerapkan green waste di
melalui reduce-reuse-recycle), green
kawasan perkotaan
transportation khususnya di 7
kawasan perkotaan metropolitan,
hingga tahun 2019.
Terwujudnya kota hijau yang
berketahanan iklim, melalui
Jumlah ruang terbuka hijau penyediaan ruang terbuka hijau,
11.7.1.(a) DLH 41,47% 39,59% 42,02% Tercapai TTC
di kawasan perkotaan paling sedikit di 12 kawasan
perkotaan metropolitan dan 20 kota
sedang, hingga tahun 2019.
Rp Rp Rp
Jumlah kerugian ekonomi (tidak ada dalam lampiran Perpres
11.5.2.(a) BPBD 11.427.170. 5.139.031 8.250.005.0 Tercapai TTC
langsung akibat bencana. 59/2017)
000,00 .782,00 00
Dokumen strategi
(tidak ada dalam lampiran Perpres
11.b.2* pengurangan risiko bencana BPBD Tidak Ada Ada Ada Tercapai TTC
59/2017)
(PRB) tingkat daerah.
11.3.2.(a) Rata-rata institusi yang
berperan secara aktif dalam
Forum Dialog Perencanaan BAPPEDA Ada Ada Ada PM Tercapai TTC
Pembangunan Kota
Berkelanjutan.
Proporsi korban kekerasan
dalam 12 bulan terakhir Tidak Ada
11.7.2.(a) KESBANGPOL TAD
yang melaporkan kepada Data
polisi.
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
Jumlah peserta PROPER
12.4.1.(a) yang mencapai minimal DLH 77,7 89,33 69,77 Tidak Tercapai TBC
ranking BIRU
Jumlah limbah B3 yang
terkelola dan proporsi
Meningkatnya pengelolaan limbah B3
limbah B3 yang diolah
12.4.2.(a) DLH 78 89 70 menjadi 150 juta ton pada tahun Tidak Tercapai TBC
sesuai peraturan
2019 (2015: 100 juta ton).
perundangan (sektor
industri).
Meningkatnya pengelolaan sampah
terpadu (reduce, reuse, and
Jumlah timbulan sampah recycle/3R) melalui beroperasinya
12.5.1.(a) DLH 2,87 11,14 11,40 Tercapai TTC
yang didaur ulang. 115 unit recycle center skala kota
dengan kapasitas 20 ton per hari
hingga tahun 2019 (2015: 1 unit).
Meningkatnya jumlah perusahaan
Jumlah perusahaan yang yang menerapkan sertifikasi SNI ISO
Tidak Ada
12.6.1.(a) menerapkan sertifikasi SNI DISNAKERTRANS - - - 14001 (Sistem Manajemen TAD
Data
ISO 14001. Lingkungan/SML) hingga tahun
2019.
Jumlah fasilitas publik yang
menerapkan Standar (tidak ada dalam lampiran Perpres Tidak Ada
12.8.1.(a) SETDA N/A N/A N/A TAD
Pelayanan Masyarakat 59/2017) Data
(SPM) dan teregister.
Terwujudnya penyelenggaraan
inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK),
Tersusunnya Profil Emisi serta monitoring, pelaporan dan Bukan
13.2.1.(a) N/A 100 100 TKD
Gas Rumah Kaca (GRK) dalam dokumen Biennial Update kewenangan
Report (BUR) ke-3 hingga tahun
2019 (2015: dokumen BUR ke-1).
Menurunnya Indeks Risiko Bencana
Dokumen strategi
melalui strategi pengurangan risiko
13.1.1* pengurangan risiko bencana BPBD 4 6 8 Tercapai TTC
bencana tingkat nasional dan daerah
(PRB) tingkat daerah.
hingga tahun 2019.
Jumlah korban meninggal,
(tidak ada dalam lampiran Perpres
13.1.2* hilang dan terkena dampak BPBD 3 12 6 Tidak tercapai TBC
59/2017)
bencana per 100.000 orang.
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
Terkendalinya Illegal, Unreported,
Unregulated (IUU) fishing dan
Persentase kepatuhan kegiatan di laut yang merusak Tidak Ada
14.6.1.(a) DISDAGKOPUKM N/A N/A N/A TAD
pelaku usaha ditandai dengan kepatuhan sebanyak Data
87% pelaku usaha pada tahun 2019
(2015: 66 %).
Proporsi tutupan hutan Meningkatnya kualitas lingkungan
15.1.1.(a) terhadap luas lahan DLH 48,59 69,55 69,09 hidup melalui peningkatan tutupan Tercapai TTC
keseluruhan. lahan/hutan hingga tahun 2019
Berkurangnya luasan lahan kritis
melalui rehabilitasi seluas 5,5 juta
Proporsi luas lahan kritis hektar di dalam Kesatuan
15.3.1.(a) yang direhabilitasi terhadap DLH 2,86 7,93 30,64 Pemangkuan Hutan (KPH) dan Tercapai TTC
luas lahan keseluruhan. Daerah Aliran Sungai (DAS) Prioritas
hingga tahun 2019 (2015: 1,25 juta
hektar).
Jumlah Kesatuan (tidak ada dalam lampiran Perpres
15.2.1.(d) DLH 2,0 2 2 Tercapai TTC
Pengelolaan Hutan 59/2017)
Jumlah seluruh penanganan
pengaduan pelanggaran
Bukan
16.10.1.(a) Hak Asasi Manusia (HAM) KESBANGPOL 100 100 100 TKD
Kewenangan
dalam kurun waktu 12
bulan terakhir
Jumlah penanganan
pengaduan pelanggaran
Hak Asasi Manusia (HAM) Bukan
16.10.1.(b) DPPKBPPPA 100 100 100 TKD
perempuan terutama Kewenangan
kekerasan terhadap
perempuan
Terukurnya Badan Publik dalam
Tersedianya Badan Publik
menjalankan kewajiban sebagaimana
dalam menjalankan
diatur dalam UU No. 14 Tahun 2008
kewajiban sebagaimana
tentang Keterbukaan Informasi Bukan
16.10.2.(a) diatur dalam UU No. 14 DISKOMINFO 62,5 80 86 TKD
Publik, yang ditunjukkan dengan Kewenangan
Tahun 2008 tentang
meningkat-nya indikator kewajiban
Keterbukaan Informasi
mengumum-kan informasi publik,
Publik
menyediakan informasi publik,
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
mengelola dan mendokumentasikan
informasi publik, serta informasi
publik.
Bukan
16.7.2.(a) Indeks Lembaga Demokrasi. KESBANGPOL 72,92% 72,92% 7980,00% TKD
Kewenangan
Jumlah kasus kejahatan
(tidak ada dalam lampiran Perpres
16.1.1.(a) pembunuhan pada satu KESBANGPOL 1 0 Tercapai TTC
59/2017)
tahun terakhir.
Kematian disebabkan
(tidak ada dalam lampiran Perpres
16.1.2.(a) konflik per 100.000 KESBANGPOL 0 0 0 Tercapai TTC
59/2017)
penduduk.
Proporsi penduduk yang
menjadi korban kejahatan (tidak ada dalam lampiran Perpres
16.1.3.(a) KESBANGPOL Tercapai TTC
kekerasan dalam 12 bulan 59/2017)
terakhir. 0,18% 0,14% 0,16%
Menurunnya prevalensi kekerasan
Prevalensi kekerasan
terhadap anak pada tahun 2019
16.2.1.(b) terhadap anak laki-laki dan DPPKBPPPA 2,29% 4,15% 1,72% Tercapai TTC
(2013: 38,62% untuk anak laki-laki
anak perempuan.
dan 20,48% untuk anak perempuan).
Proporsi pengeluaran
(tidak ada dalam lampiran Perpres
16.6.1* utama pemerintah terhadap BAPPEDA Tercapai TTC
59/2017)
anggaran yang disetujui. 85,74% 90,00% 88,56%
Meningkatnya persentase Skor B atas
Persentase peningkatan
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Sistem Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah (SAKIP) untuk
Pemerintah (SAKIP)
Kementerian/Lembaga: 85%,
16.6.1.(b) Kementerian/Lembaga dan Bappeda B B B Tercapai TTC
Provinsi: 75%, Kabupaten/Kota: 50%
Pemerintah Daerah
pada tahun 2019 (2015: K/L:
(Provinsi/
60,24%, Provinsi: 30,30%,
Kabupaten/Kota).
Kabupaten/Kota: 2,38%).
Meningkatnya penggunaan E-
Persentase penggunaan E-
procurement terhadap belanja
16.6.1.(c) procurement terhadap DISKOMINFO 100 100 100 Tercapai TTC
pengadaan menjadi 80% pada tahun
belanja pengadaan.
2019 (2013: 30%).
Persentase instansi Meningkatnya persentase instansi
16.6.1.(d) pemerintah yang memiliki SETDA 59,04% pemerintah yang memiliki nilai Tercapai TTC
nilai Indeks Reformasi Indeks Reformasi Birokrasi Baik
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
Birokrasi Pemerintah untuk Kementerian/Lembaga
Daerah (Kabupaten/Kota). menjadi 75%, Provinsi: 60%,
Kabupaten/Kota: 45% pada tahun
2019 (2015: untuk K/L: 47%,
Provinsi: NA, Kabupaten/Kota: NA).
Persentase Kepatuhan
Meningkatnya persentase Kepatuhan
pelaksanaan UU Pelayanan
pelaksanaan UU Pelayanan Publik
Publik
untuk Kementerian: 100%, Lembaga:
16.6.2.(a) Kementerian/Lembaga dan SETDA 100% 100% 10000% Tercapai TTC
100%, Provinsi: 100%,
Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota: 80% pada tahun
(Provinsi/
2019.
Kabupaten/Kota).
Persentase keterwakilan
perempuan di Dewan Meningkatnya keterwakilan
16.7.1.(a) Perwakilan Rakyat (DPR) DPPKBPPPA 6,60% 6,66% 222,00% perempuan di DPR dan DPRD (Hasil Tercapai TTC
dan Dewan Perwakilan Pemilu 2014 untuk DPR: 16,6%).
Rakyat Daerah (DPRD).
Persentase keterwakilan Meningkatnya keterwakilan
perempuan sebagai perempuan sebagai pengambil
16.7.1.(b) pengambilan keputusan di DPPKBPPPA 46,99% 49,04% 46,76 keputusan di lembaga eksekutif Tercapai TTC
lembaga eksekutif (Eselon I (Eselon I dan II) (2014: Eselon I =
dan II). 20,66% dan Eselon II = 16,39%).
Proporsi anak umur di
bawah 5 tahun yang
98,460389 (tidak ada dalam lampiran Perpres
16.9.1* kelahirannya dicatat oleh DISDUKCAPIL N/A 99,83 Tercapai TTC
79 59/2017)
lembaga pencatatan sipil,
menurut umur.
Meningkatnya cakupan pelayanan
Persentase kepemilikan dasar kepemilikan akte lahir untuk
16.9.1.(a) akta lahir untuk penduduk DISDUKCAPIL 99,99 99,99 99,84 penduduk 40% berpendapatan Tercapai SST
40% berpendapatan bawah. terbawah menjadi 77,4% pada tahun
2019.
Persentase peningkatan Meningkatnya persentase opini
Opini Wajar Tanpa Wajar Tanpa Pengeculian (WTP) atas
16.6.1.(a) Pengecualian (WTP) atas BPPKAD WTP WTP WTP laporan keuangan pada tahun 2019 Tercapai TTC
Laporan Keuangan untuk Kementerian/Lembaga: 95%,
Kementerian/ Lembaga dan Provinsi: 85%, Kabupaten:60%, Kota:
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
Pemerintah Daerah 65% (2015 untuk K/L: 74%,
(Provinsi/Kabupaten/Kota). Provinsi: 52%, Kabupaten: 30%,
Kota:41%).
Meningkatnya persentase anak yang
Persentase anak yang 98,460389
16.9.1.(b) DISDUKCAPIL N/A 99,83 memiliki akte kelahiran menjadi 85% Tercapai TTC
memiliki akta kelahiran. 79
pada tahun 2019 (2015: 75%).
Jumlah kepemilikan
sertifikat Pejabat Pengelola Meningkatnya kualitas Pejabat
Informasi dan Dokumentasi Pengelola Informasi dan
(PPID) untuk mengukur Dokumentasi (PPID) dalam
16.10.2.(c) kualitas PPID dalam DISKOMINFO 48 48 48 menjalankan tugas dan fungsi Tidak tercapai TBC
menjalankan tugas dan sebagaimana diatur dalam peraturan
fungsi sebagaimana diatur perundang-undangan yang ditandai
dalam peraturan dengan adanya sertifikasi PPID.
perundang-undangan.
Proporsi rumah tangga yang
memiliki anak umur 1-17
tahun yang mengalami
(tidak ada dalam lampiran Perpres Tidak Ada
16.2.1.(a) hukuman fisik dan/atau DPPKBPPPA N/A N/A N/A TAD
59/2017) Data
agresi psikologis dari
pengasuh dalam setahun
terakhir.
Meningkatnya Indeks Perilaku Anti
Indeks Perilaku Anti Tidak Ada
16.5.1.(a) SETDA N/A N/A N/A Korupsi (IPAK) menjadi 4,0 pada TAD
Korupsi (IPAK). Data
tahun 2019 (2015: 3,6).
Jumlah kebijakan yang
diskriminatif dalam 12
bulan lalu berdasarkan (tidak ada dalam lampiran Perpres
16.b.1.(a) SETDA 0 0 0 Tercapai TTC
pelarangan diskriminasi 59/2017)
menurut hukum HAM
Internasional.
Proporsi korban kekerasan
Meningkatnya Indeks Lembaga
dalam 12 bulan terakhir Tidak Ada
16.3.1.(a) KESBANGPOL N/A N/A N/A Demokrasi menjadi 71 pada tahun TAD
yang melaporkan kepada Data
2019 (2015: 66,87).
polisi
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
Jumlah orang atau
kelompok masyarakat Meningkatnya Indeks Kebebasan
Tidak Ada
16.3.1.(b) miskin yang memperoleh BAPPEDA N/A N/A N/A Sipil menjadi 87 pada tahun 2019 TAD
Data
bantuan hukum litigasi dan (2015: 80,30).
non litigasi
Rata-rata tarif terbobot di
negara mitra Free Trade Bukan
17.10.1.(a) TKD
Agreement (FTA) (6 Kewenangan
negara).
Total pendapatan
pemerintah sebagai 975699,2 (tidak ada dalam lampiran Perpres
17.1.1* BPPKAD 993165,33 991153,61 Tidak Tercapai TBC
proporsi terhadap PDRB 2 59/2017)
menurut sumbernya.
Tercapainya rasio penerimaan
Rasio penerimaan pajak
17.1.1.(a) BPPKAD 3,08% 3,12% 3,84% perpajakan terhadap PDB di atas Tidak Tercapai TBC
terhadap PDRB.
12% per tahun (2015: 10,7%).
Proporsi anggaran domestik
(tidak ada dalam lampiran Perpres
17.1.2* yang didanai oleh pajak BPPKAD 2,23% 2,03% 2,30% Tercapai TTC
59/2017)
domestik.
Jumlah pengunjung
eksternal yang mengakses (tidak ada dalam lampiran Perpres
17.19.2.(c) BPS 13259 12894 21081 Tercapai TTC
data dan informasi statistik 59/2017)
melalui website.
Tersedianya alternatif pembiayaan
Jumlah proyek yang
untuk pembangunan melalui skema
ditawarkan untuk
Kerjasama Pemerintah Swasta Tidak Ada
17.17.1.(a) dilaksanakan dengan skema SETDA PM PM PM TAD
(KPS)/Kerjasama Pemerintah dengan Data
Kerjasama Pemerintah dan
Badan Usaha Dalam Penyediaan
Badan Usaha (KPBU).
Infrastruktur (KPBU).
Jumlah alokasi pemerintah
untuk penyiapan proyek,
Tersedianya alokasi dana APBN
transaksi proyek, dan
untuk penyiapan, transaksi dan Tidak Ada
17.17.1.(b) dukungan pemerintah SETDA N/A N/A N/A TAD
dukungan Pemerintah bagi proyek Data
dalam Kerjasama
KPS/KPBU.
Pemerintah dan Badan
Usaha (KPBU).
CAPAIAN
NO. BASELINE CAPAIAN TAHUN
INDIKATOR PD TARGET (PERPRES 59/2017) KETERANGAN KRITERIA
INDIKATOR 2017 2018 BERJALAN
(2019)
Persentase konsumen
Badan Pusat Statistik (BPS) (tidak ada dalam lampiran Perpres
17.18.1.(a) BPS 80,30% Tidak Tercapai TBC
yang merasa puas dengan 59/2017)
kualitas data statistik.
Persentase indikator SDGs
(tidak ada dalam lampiran Perpres Tidak Ada
17.18.1.(d) terpilah yang relevan BAPPEDA N/A N/A N/A TAD
59/2017) Data
dengan target.
Meningkatnya penetrasi akses
bergerak pita lebar (mobile
broadband) dengan kecepatan 1
Proporsi penduduk Megabyte per second (Mbps) pada
17.6.2.(c) DISKOMINFO 36,10 39,65 49,76 Tercapai TTC
terlayani mobile broadband tahun 2019 di: - Perkotaan
menjangkau 100% populasi. -
Perdesaan menjangkau 52%
populasi.
Proporsi individu yang (tidak ada dalam lampiran Perpres
17.8.1* DISKOMINFO 36,10 39,65 49,76 Tercapai TTC
menggunakan internet. 59/2017)
Pertumbuhan ekspor Tidak Ada
17.11.1 (a) DISDAGKOPUKM N/A N/A N/A TAD
produk non migas Data
LAMPIRAN II - KONDISI CAPAIAN INDIKATOR TPB, KETERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN HIDUP, DAMPAK COVID
DAN PENYIMPULAN SKENARIO
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
Persentase penduduk yang
hidup di bawah garis Menurun
Tidak
1.2.1* kemiskinan nasional, menurut Tingginya angka kemiskinan 20,32 16,63 menjadi 7-
Tercapai
jenis kelamin dan kelompok 8% Neg
umur. V V V V - V V - V - atif DUT
Pelayanan pemerintahan yang belum
Proporsi peserta jaminan Meningkat
1.3.1.( memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
kesehatan melalui SJSN 70,18 84,93 menjadi
a) kesehatan, pendidikan dan keuangan Tercapai Posit
Bidang Kesehatan. 95%
daerah - - - - - - - - - - if DUT
Meningkat
menjadi
Pelayanan pemerintahan yang belum 62,4 juta
Proporsi peserta Program
1.3.1.( memadai untuk mendukung ekonomi, pekerja
Jaminan Sosial Bidang 62,76 76,93 Tercapai
b) kesehatan, pendidikan dan keuangan formal;
Ketenagakerjaan.
daerah 3,5 juta
pekerja
informal - - - - - - - - - - - TUT
Presentase penyandang Meningkat
1.3.1.(c disabilitas yang miskin dan menjadi
Tingginya angka kemiskinan 9,31 45,95 Tercapai
) rentan yang terpenuhi hak 17,12% Neg
dasarnya dan inklusivitas - - - - - - - - - - atif TUT
Jumlah rumah tangga yang
Menurun
1.3.1.( mendapatkan bantuan tunai 43,71 Tidak
Tingginya angka kemiskinan 35.419 menjadi
d) bersyarat/Program Keluarga 8 Tercapai Neg
2,8 juta
Harapan. - - - - - - - - - - atif DUT
Meningkat
1.4.1. Persentase rumah tangga
Belum optimalnya penataan ruang kota 1,86 0,5 menjadi Tercapai
(f) kumuh perkotaan
18,6 juta V V - V - V V - - - - TUT
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
Persentase perempuan
pernah kawin umur 15-49 Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Meningkat
1.4.1.(
tahun yang proses melahirkan Perlindungan Anak dan Keluarga 99,94 99,9 menjadi Tercapai
a)
terakhirnya di fasilitas Berencana 70%
kesehatan. - - - - - - - - - - - TUT
Persentase anak umur 12-23 Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Meningkat
1.4.1.(
bulan yang menerima Perlindungan Anak dan Keluarga 96,86 100 menjadi Tercapai Posit
b)
imunisasi dasar lengkap. Berencana 63%. - - - - - - - - - - if TUT
Prevalensi penggunaan
metode kontrasepsi (CPR) Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Meningkat
1.4.1.(c
semua cara pada Pasangan Perlindungan Anak dan Keluarga 74,49 78,51 menjadi Tercapai
)
Usia Subur (PUS) usia 15-49 Berencana 65%
tahun yang berstatus kawin. - - - - - - - - - - - TUT
Persentase rumah tangga
Meningkat
1.4.1.( yang memiliki akses terhadap Tidak
Menurunnya kualitas dan kuantitas air 89,33 92,87 menjadi
d) layanan sumber air minum Tercapai
100%
layak dan berkelanjutan. V V - - - V V - - - - DUT
Persentase rumah tangga
Meningkat
1.4.1.( yang memiliki akses terhadap Penyediaan infrastruktur yang belum Tidak
52,667 58,6 menjadi
e) layanan sanitasi layak dan memadai dan terbatasi Tercapai
100%
berkelanjutan. - V - - - - V - - - - DUT
Pelayanan pemerintahan yang belum
Meningkat
1.4.1.( Angka Partisipasi Murni memadai untuk mendukung ekonomi,
98,18 98,2 menjadi Tercapai
g) (APM) SD/MI/sederajat. kesehatan, pendidikan dan keuangan
94,78%
daerah - - - - - - - - - - - TUT
Pelayanan pemerintahan yang belum
Meningkat
1.4.1.( Angka Partisipasi Murni memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
76,55 76,5 menjadi
h) (APM) SMP/MTs/sederajat. kesehatan, pendidikan dan keuangan Tercapai
82,2%
daerah - - - - - - - - - - - DUT
Pelayanan pemerintahan yang belum Meningkat
Bukan
1.4.1.(i Angka Partisipasi Murni memadai untuk mendukung ekonomi, menjadi
42,18 44,6 kewenan
) (APM) SMA/MA/sederajat kesehatan, pendidikan dan keuangan 91,63% KOO
gan
daerah - - - - - - - - - - - R
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
Persentase penduduk umur 0- Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Meningkat
1.4.1.(j
17 tahun dengan kepemilikan Perlindungan Anak dan Keluarga 66,21 77,46 menjadi Tercapai
)
akta kelahiran. Berencana 77,4%. - - - - - - - - - - - TUT
Persentase rumah tangga
miskin dan rentan yang Meningkat
1.4.1.( Penyediaan infrastruktur yang belum Tidak
sumber penerangan 63 95,22 menjadi
k) memadai dan terbatasi Tercapai
utamanya listrik baik dari 100%
PLN dan bukan PLN. - - - - - - - - - - - DUT
Jumlah korban meninggal,
Tidak
1.5.1* hilang, dan terkena dampak Tingginya kerawanan bencana 3 6 Menurun Neg
Tercapai
bencana per 100.000 orang. - - - V - - V - - - atif DUT
Jumlah lokasi penguatan Meningkat
1.5.1.(
pengurangan risiko bencana Tingginya kerawanan bencana 2 9 menjadi Tercapai
a)
daerah. 39 daerah - - - V - - V - - - - TUT
Indeks risiko bencana pada Menurun
1.5.1.(
pusat-pusat pertumbuhan Tingginya kerawanan bencana 30 40 menjadi Tercapai
e)
yang berisiko tinggi. 118,6 - - - V - - V - - - - TUT
Rp Rp
1.5.2.( Jumlah kerugian ekonomi 11.427. 8.250.
Tingginya kerawanan bencana Menurun Tercapai
a) langsung akibat bencana. 170.000 005.0 Neg
,00 00 - - - V - - V - - - atif TUT
Dokumen strategi
1.5.3* pengurangan risiko bencana Tingginya kerawanan bencana 42% 56 ada Tercapai
(PRB) tingkat daerah. - - - V - - V - - - - TUT
Bukan
10.1.1 Persentase penduduk
Tingginya angka kemiskinan Kewena Neg KOO
(f) miskin di daerah tertinggal
ngan V V V V V V V V V - atif R
Pertumbuhan pengeluaran
atau pendapatan per kapita Menurun
10.1.1* diantara penduduk yang Tingginya angka kemiskinan 0,34 0,34 menjadi Tercapai
berada di bawah 40 persen 0,36 Neg
dan terhadap total penduduk - - - - - - - - - - atif TUT
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
Persentase penduduk yang
hidup di bawah garis Menurun
10.1.1. Tidak
kemiskinan nasional, menurut Tingginya angka kemiskinan 20,32 16,63 menjadi 7-
(a) Tercapai
jenis kelamin dan kelompok 8% Neg
umur. V V V V V V V V V - atif DUT
Berkurang
sebanyak
10.1.1. 5.000
Jumlah desa tertinggal. Tingginya angka kemiskinan 27 5 Tercapai
(c) desa
(skala Neg
nasional) V V V V V V V - - - atif TUT
Meningkat
paling
10.1.1. 2
Jumlah Desa Mandiri. Tingginya angka kemiskinan 6% sedikit Tercapai
(d) desa
2.000
desa V V V V V V V - - - - TUT
Bukan
10.1.1. Rata- rata perrtumbuhan
Tingginya angka kemiskinan Kewena Neg KOO
(e) ekonomi daerah tertinggal
ngan V V V V V V V V V - atif R
Proporsi penduduk yang
hidup di bawah 50 persen
Tidak
10.2.1* dari median pendapatan, Tingginya angka kemiskinan N/A N/A Menurun
Ada Data
menurut jenis kelamin dan Neg
penyandang difabilitas. - - - - - - - - - - atif PD
Jumlah penanganan Meningkat
pengaduan pelanggaran Hak
Bukan
10.3.1. Asasi Manusia (HAM)
100 100% kewenan
(c) perempuan terutama Belum Optimalnya Kesetaraan Gender,
gan
kekerasan terhadap Perlindungan Anak dan Keluarga KOO
perempuan Berencana - - - - - - - - - - - R
Jumlah penanganan Meningkat Bukan
10.3.1. Stabilitas Keamanan dan Ketertiban
pengaduan pelanggaran Hak 100 100% kewenan KOO
(b) yang belum tercapai
Asasi Manusia (HAM) gan - - - - - - - - - - - R
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
Jumlah kebijakan yang
diskriminatif dalam 12 bulan
10.3.1. Stabilitas Keamanan dan Ketertiban
lalu berdasarkan pelarangan 0 0 ada Tercapai
(d) yang belum tercapai
diskriminasi menurut hukum
HAM Internasional. - - - - - - - - - - - TUT
Meningkat
menjadi:
Pelayanan pemerintahan yang belum
Proporsi peserta Program TK formal
10.4.1. memadai untuk mendukung ekonomi,
Jaminan Sosial Bidang 62,76 76,39 62,4 juta; Tercapai
(b) kesehatan, pendidikan dan keuangan
Ketenagakerjaan. TK
daerah
informal
3,5 juta - - - - - - - - - - - TUT
Proporsi rumah tangga yang
3,7 juta
11.1.1. memiliki akses terhadap
Tingginya angka kemiskinan 0,761 0,904 rumah Tercapai
(a) hunian yang layak dan Neg
tangga
terjangkau. V V - V - V V - - - atif TUT
11.2 .1. Persentase pengguna moda Meningkat Bukan
Terbatasnya aksesibilitas dan
(a) transportasi umum di 0,67 87 menjadi Kewena KOO
konektivitas wilayah
perkotaan. 32% ngan - V - - - - V - - - - R
11.3.2. Rata-rata institusi yang
(a) berperan secara aktif dalam
Kurangnya kemitraan dalam
Forum Dialog Perencanaan Ada Ada Tercapai
pembangunan dan perlindungan
Pembangunan Kota
Berkelanjutan. - - - - - - - - - - - TUT
Jumlah korban meninggal,
Tidak
11.5.1* hilang dan terkena dampak Tingginya kerawanan bencana 3 6 Menurun Neg
Tercapai
bencana per 100.000 orang. - - - V - - V - - - atif DUT
Menurun
11.5.1. Indeks Risiko Bencana 122,9 Tidak
Tingginya kerawanan bencana 135 menjadi
(a) Indonesia (IRBI). 4 Tercapai
30% - - - V - - V - - - - DUT
11.5.1. Jumlah desa tangguh bencana Meningkat
Tingginya kerawanan bencana 3 7 Tercapai
(b) yang terbentuk. - - - V - - V - - - - TUT
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
Jumlah sistem peringatan dini
11.5.1.
cuaca dan iklim serta Tingginya kerawanan bencana Ada Ada ada Tercapai
(c)
kebencanaan. - - - V - - - - - - - TUT
Rp Rp
11.5.2. Jumlah kerugian ekonomi 11.427. 8.250.
Tingginya kerawanan bencana Menurun Tercapai
(a) langsung akibat bencana. 170.000 005.0 Neg
,00 00 - - - V - - V - - - atif TUT
Meningkat
11.6.1. Persentase sampah perkotaan Penyediaan infrastruktur yang belum Tidak
80 49,07 menjadi
(a) yang tertangani. memadai dan terbatasi Tercapai
80% - V - - - - V - - - - DUT
Jumlah kecamatan yang
11.6.1. mengembangkan dan Penyediaan infrastruktur yang belum Meningkat
28,53 11,43 Tercapai
(b) menerapkan green waste di memadai dan terbatasi /ada
kawasan perkotaan - V - - - - V - - - - TUT
11.7.1. Jumlah ruang terbuka hijau di 42,02 Meningkat
Belum optimalnya penataan ruang kota 41,47% Tercapai
(a) kawasan perkotaan % /ada - - V - - - V - V V - TUT
Proporsi korban kekerasan
11.7.2. Stabilitas Keamanan dan Ketertiban Tidak
dalam 12 bulan terakhir yang
(a) yang belum tercapai Ada Data
melaporkan kepada polisi. - - - - - - - - - - - PD
Proporsi pemerintah kota Bukan
2500
11.b.1* yang memiliki dokumen Tingginya kerawanan bencana 35% Kewena KOO
%
strategi pengurangan bencana ngan - - - V - - - - - - - R
Dokumen strategi
Tidak
11.b.2* pengurangan risiko bencana Tingginya kerawanan bencana Ada ada Tercapai
Ada
(PRB) tingkat daerah. - - - V - - V - - - - TUT
Jumlah peserta PROPER yang Kerusakan lingkungan yang diakibatkan Meningkat
12.4.1. Tidak
mencapai minimal ranking pertanian, pertambangan dan kegiatan 77,7 69,77
(a) Tercapai
BIRU kehutanan - - - - - - - - - - - DUT
Jumlah limbah B3 yang Meningkat
terkelola dan proporsi limbah menjadi
12.4.2. Penyediaan infrastruktur yang belum Tidak
B3 yang diolah sesuai 78 70 150 juta
(a) memadai dan terbatasi Tercapai
peraturan perundangan ton (skala Neg
(sektor industri). nasional) - - - - - - - - - - atif DUT
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
20 ton per
12.5.1. Jumlah timbulan sampah yang Penyediaan infrastruktur yang belum
2,87 11,40 hari (skala Tercapai
(a) didaur ulang. memadai dan terbatasi
nasional) - - - - - - - - - - - TUT
Jumlah perusahaan yang Kerusakan lingkungan yang diakibatkan
12.6.1. Tidak
menerapkan sertifikasi SNI pertanian, pertambangan dan kegiatan - - Meningkat
(a) Ada Data
ISO 14001. kehutanan - - - - - - - - - - - PD
Jumlah fasilitas publik yang Pelayanan pemerintahan yang belum
12.8.1. menerapkan Standar memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
N/A N/A Meningkat
(a) Pelayanan Masyarakat (SPM) kesehatan, pendidikan dan keuangan Ada Data
dan teregister. daerah - - - - - - - - - - - PD
Dokumen strategi
13.1.1* pengurangan risiko bencana Tingginya kerawanan bencana 4 8 ada Tercapai
(PRB) tingkat daerah. - - - V - - V - - - - TUT
Jumlah korban meninggal,
Tidak
13.1.2* hilang dan terkena dampak Tingginya kerawanan bencana 3 6 Menurun Neg
tercapai
bencana per 100.000 orang. - - - V - - V - - - atif DUT
Bukan
13.2.1. Tersusunnya Profil Emisi Gas
Tingginya kerawanan bencana N/A 100 Ada kewenan KOO
(a) Rumah Kaca (GRK)
gan - - - - - - - - V - - R
Kerusakan lingkungan yang diakibatkan
14.6.1. Persentase kepatuhan pelaku Tidak
pertanian, pertambangan dan kegiatan N/A N/A
(a) usaha Ada Data
kehutanan - - - - - - - - - - - PD
Proporsi tutupan hutan Kerusakan lingkungan yang diakibatkan
15.1.1.
terhadap luas lahan pertanian, pertambangan dan kegiatan 48,59 69,09 Meningkat Tercapai
(a)
keseluruhan. kehutanan - - V - - - - V V V - TUT
Kerusakan lingkungan yang diakibatkan
15.2.1. Jumlah Kesatuan Pengelolaan
pertanian, pertambangan dan kegiatan 2,0 2 Tercapai
(d) Hutan
kehutanan - - - - - - - V V V - TUT
Proporsi luas lahan kritis yang Kerusakan lingkungan yang diakibatkan 5,5 juta ha
15.3.1.
direhabilitasi terhadap luas pertanian, pertambangan dan kegiatan 2,86 30,64 (skala Tercapai
(a)
lahan keseluruhan. kehutanan nasional) - - V - - - - V V V - TUT
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
Jumlah kasus kejahatan
16.1.1. Stabilitas Keamanan dan Ketertiban
pembunuhan pada satu tahun 1 Menurun Tercapai
(a) yang belum tercapai
terakhir. - - - - - - - - - - - TUT
16.1.2. Kematian disebabkan konflik Stabilitas Keamanan dan Ketertiban
0 0 Menurun Tercapai
(a) per 100.000 penduduk. yang belum tercapai - - - - - - - - - - - TUT
Proporsi penduduk yang
16.1.3. menjadi korban kejahatan Stabilitas Keamanan dan Ketertiban
Menurun Tercapai
(a) kekerasan dalam 12 bulan yang belum tercapai 0,16
terakhir. 0,18% % - - - - - - - - - - - TUT
Jumlah seluruh penanganan
pengaduan pelanggaran Hak Bukan
16.10. Stabilitas Keamanan dan Ketertiban
Asasi Manusia (HAM) dalam 100 100 ada Kewena
1.(a) yang belum tercapai
kurun waktu 12 bulan ngan KOO
terakhir - - - - - - - - - - - R
Jumlah penanganan ada
pengaduan pelanggaran Hak
Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Bukan
16.10. Asasi Manusia (HAM)
Perlindungan Anak dan Keluarga 100 100 Kewena
1.(b) perempuan terutama
Berencana ngan
kekerasan terhadap KOO
perempuan - - - - - - - - - - - R
Tersedianya Badan Publik ada
Pelayanan pemerintahan yang belum
dalam menjalankan kewajiban Bukan
16.10. memadai untuk mendukung ekonomi,
sebagaimana diatur dalam UU 62,5 86 Kewena
2.(a) kesehatan, pendidikan dan keuangan
No. 14 Tahun 2008 tentang ngan KOO
daerah
Keterbukaan Informasi Publik - - - - - - - - - - - R
Jumlah kepemilikan sertifikat
Pejabat Pengelola Informasi
dan Dokumentasi (PPID) Pelayanan pemerintahan yang belum
16.10. untuk mengukur kualitas memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
48 48 Meningkat
2.(c) PPID dalam menjalankan kesehatan, pendidikan dan keuangan tercapai
tugas dan fungsi sebagaimana daerah
diatur dalam peraturan
perundang-undangan. - - - - - - - - - - - DUT
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
Proporsi rumah tangga yang
memiliki anak umur 1-17
tahun yang mengalami Belum Optimalnya Kesetaraan Gender,
16.2.1. Tidak
hukuman fisik dan/atau Perlindungan Anak dan Keluarga N/A N/A Menurun
(a) Ada Data
agresi psikologis dari Berencana
pengasuh dalam setahun
terakhir. - - - - - - - - - - - PD
Prevalensi kekerasan Belum Optimalnya Kesetaraan Gender,
16.2.1. 1,72
terhadap anak laki-laki dan Perlindungan Anak dan Keluarga 2,29% Menurun Tercapai
(b) %
anak perempuan. Berencana - - - - - - - - - - - TUT
Proporsi korban kekerasan
16.3.1. Stabilitas Keamanan dan Ketertiban Tidak
dalam 12 bulan terakhir yang N/A N/A
(a) yang belum tercapai Ada Data
melaporkan kepada polisi - - - - - - - - - - - PD
Jumlah orang atau kelompok
16.3.1. masyarakat miskin yang Tidak
Tingginya angka kemiskinan N/A N/A
(b) memperoleh bantuan hukum Ada Data
litigasi dan non litigasi - - - - - - - - - - - PD
Pelayanan pemerintahan yang belum
Meningkat
16.5.1. Indeks Perilaku Anti Korupsi memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
N/A N/A menjadi
(a) (IPAK). kesehatan, pendidikan dan keuangan Ada Data
4,0
daerah - - - - - - - - - - - PD
Pelayanan pemerintahan yang belum
Proporsi pengeluaran utama
memadai untuk mendukung ekonomi,
16.6.1* pemerintah terhadap Meningkat Tercapai
kesehatan, pendidikan dan keuangan 88,56
anggaran yang disetujui.
daerah 85,74% % - - - - - - - - - - - TUT
Meningkat
Persentase peningkatan Opini
menjadi:
Wajar Tanpa Pengecualian
Pelayanan pemerintahan yang belum Kementeri
(WTP) atas Laporan
16.6.1. memadai untuk mendukung ekonomi, an/Lemba
Keuangan Kementerian/ WTP WTP Tercapai
(a) kesehatan, pendidikan dan keuangan ga: 95%,
Lembaga dan Pemerintah
daerah Provinsi:
Daerah
85%,
(Provinsi/Kabupaten/Kota).
Kabupate - - - - - - - - - - - TUT
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
n:60%,
Kota: 65%
Meningkat
menjadi:
Persentase peningkatan Kementeri
Sistem Akuntabilitas Kinerja Pelayanan pemerintahan yang belum an/Lemba
16.6.1. Pemerintah (SAKIP) memadai untuk mendukung ekonomi, ga: 85%,
B B Tercapai
(b) Kementerian/Lembaga dan kesehatan, pendidikan dan keuangan Provinsi:
Pemerintah Daerah (Provinsi/ daerah 75%,
Kabupaten/Kota). Kabupate
n/Kota:
50% - - - - - - - - - - - TUT
Pelayanan pemerintahan yang belum
Persentase penggunaan E- Menjadi
16.6.1. memadai untuk mendukung ekonomi,
procurement terhadap 100 100 menjadi Tercapai
(c) kesehatan, pendidikan dan keuangan
belanja pengadaan. 80%
daerah - - - - - - - - - - - TUT
Meningkat
k menjadi:
Kementeri
Persentase instansi
Pelayanan pemerintahan yang belum an/Lemba
pemerintah yang memiliki
16.6.1. memadai untuk mendukung ekonomi, 59,04 ga 75%,
nilai Indeks Reformasi Tercapai
(d) kesehatan, pendidikan dan keuangan % Provinsi:
Birokrasi Pemerintah Daerah
daerah 60%,
(Kabupaten/Kota).
Kabupate
n/Kota:
45% - - - - - - - - - - - TUT
Meningkat
Persentase Kepatuhan menjadi:
Pelayanan pemerintahan yang belum
pelaksanaan UU Pelayanan Kementeri
16.6.2. memadai untuk mendukung ekonomi, 1000
Publik Kementerian/Lembaga 100% an: 100%, Tercapai
(a) kesehatan, pendidikan dan keuangan 0%
dan Pemerintah Daerah Lembaga:
daerah
(Provinsi/ Kabupaten/Kota). 100%,
Provinsi: - - - - - - - - - - - TUT
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
100%,
Kabupate
n/Kota:
80%
Persentase keterwakilan
perempuan di Dewan Belum Optimalnya Kesetaraan Gender,
16.7.1. 222,0
Perwakilan Rakyat (DPR) dan Perlindungan Anak dan Keluarga 6,60% Meningkat Tercapai
(a) 0%
Dewan Perwakilan Rakyat Berencana
Daerah (DPRD). - - - - - - - - - - - TUT
Persentase keterwakilan
perempuan sebagai Belum Optimalnya Kesetaraan Gender,
16.7.1.
pengambilan keputusan di Perlindungan Anak dan Keluarga 46,99% 46,76 Meningkat Tercapai
(b)
lembaga eksekutif (Eselon I Berencana
dan II). - - - - - - - - - - - TUT
Pelayanan pemerintahan yang belum Meningkat
Bukan
16.7.2. memadai untuk mendukung ekonomi, 7980, menjadi
Indeks Lembaga Demokrasi. 72,92% Kewena
(a) kesehatan, pendidikan dan keuangan 00% 71 KOO
ngan
daerah - - - - - - - - - - - R
Proporsi anak umur di bawah
5 tahun yang kelahirannya Belum Optimalnya Kesetaraan Gender,
98,4603
16.9.1* dicatat oleh lembaga Perlindungan Anak dan Keluarga 99,83 Meningkat Tercapai
8979
pencatatan sipil, menurut Berencana
umur. - - - - - - - - - - - TUT
Persentase kepemilikan akta Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Meningkat
16.9.1.
lahir untuk penduduk 40% Perlindungan Anak dan Keluarga 99,99 99,84 menjadi Tercapai
(a)
berpendapatan bawah. Berencana 77,4% - - - - - - - - - - - TUT
Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Meningkat
16.9.1. Persentase anak yang 98,4603
Perlindungan Anak dan Keluarga 99,83 menjadi Tercapai
(b) memiliki akta kelahiran. 8979
Berencana 85% - - - - - - - - - - - TUT
Jumlah kebijakan yang
16.b.1. Stabilitas Keamanan dan Ketertiban
diskriminatif dalam 12 bulan 0 0 ada Tercapai
(a) yang belum tercapai
lalu berdasarkan pelarangan - - - - - - - - - - - TUT
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
diskriminasi menurut hukum
HAM Internasional.
Pelayanan pemerintahan yang belum
Total pendapatan pemerintah
memadai untuk mendukung ekonomi, 993165, 9911 Tidak
17.1.1* sebagai proporsi terhadap Meningkat
kesehatan, pendidikan dan keuangan 33 53,61 Tercapai Neg
PDRB menurut sumbernya.
daerah - - - - - - - - - - atif DUT
Pelayanan pemerintahan yang belum
17.1.1. Rasio penerimaan pajak memadai untuk mendukung ekonomi, 3,84 Di atas Tidak
3,08%
(a) terhadap PDRB. kesehatan, pendidikan dan keuangan % 12% Tercapai Neg
daerah - - - - - - - - - - atif DUT
Pelayanan pemerintahan yang belum
Proporsi anggaran domestik
memadai untuk mendukung ekonomi, 2,30
17.1.2* yang didanai oleh pajak 2,23% Meningkat Tercapai
kesehatan, pendidikan dan keuangan % Neg
domestik.
daerah - - - - - - - - - - atif TUT
Pelayanan pemerintahan yang belum
Rata-rata tarif terbobot di Bukan
17.10. memadai untuk mendukung ekonomi,
negara mitra Free Trade Kewena
1.(a) kesehatan, pendidikan dan keuangan KOO
Agreement (FTA) (6 negara). ngan
daerah - - - - - - - - - - - R
Pelayanan pemerintahan yang belum
17.11. Pertumbuhan ekspor produk memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
N/A N/A
1 (a) non migas kesehatan, pendidikan dan keuangan Ada Data
daerah - - - - - - - - - - - PD
Jumlah proyek yang
Pelayanan pemerintahan yang belum
ditawarkan untuk
17.17. memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
dilaksanakan dengan skema PM PM ada
1.(a) kesehatan, pendidikan dan keuangan Ada Data
Kerjasama Pemerintah dan
daerah
Badan Usaha (KPBU). - - - - - - - - - - - PD
Jumlah alokasi pemerintah
untuk penyiapan proyek, Pelayanan pemerintahan yang belum
17.17. transaksi proyek, dan memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
N/A N/A ada
1.(b) dukungan pemerintah dalam kesehatan, pendidikan dan keuangan Ada Data
Kerjasama Pemerintah dan daerah
Badan Usaha (KPBU). - - - - - - - - - - - PD
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
Persentase konsumen Badan Pelayanan pemerintahan yang belum
17.18. Pusat Statistik (BPS) yang memadai untuk mendukung ekonomi, 80,30 Tidak
Meningkat
1.(a) merasa puas dengan kualitas kesehatan, pendidikan dan keuangan % Tercapai
data statistik. daerah - - - - - - - - - - - DUT
Pelayanan pemerintahan yang belum
Persentase indikator SDGs
17.18. memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
terpilah yang relevan dengan N/A N/A Meningkat
1.(d) kesehatan, pendidikan dan keuangan Ada Data
target.
daerah - - - - - - - - - - - PD
Jumlah pengunjung eksternal Pelayanan pemerintahan yang belum
17.19. yang mengakses data dan memadai untuk mendukung ekonomi, 2108
13259 Meningkat Tercapai
2.(c) informasi statistik melalui kesehatan, pendidikan dan keuangan 1
website. daerah - - - - - - - - - - - TUT
Meningkat
menjadi:
Perkotaan
17.6.2. Proporsi penduduk terlayani Penyediaan infrastruktur yang belum 100%
36,10 49,76 Tercapai
(c) mobile broadband memadai dan terbatasi populasi;
Perdesaan
52%
populasi. - - - - - - - - - - - TUT
Proporsi individu yang Penyediaan infrastruktur yang belum Posit
17.8.1* 36,10 49,76 Meningkat Tercapai
menggunakan internet. memadai dan terbatasi - - - - - - - - - - if TUT
Pelayanan pemerintahan yang belum
Prevalensi Ketidakcukupan
memadai untuk mendukung ekonomi,
2.1.1* Konsumsi Pangan (Prevalence 167 86 Menurun Tercapai
kesehatan, pendidikan dan keuangan
of Undernourishment).
daerah - - V - V - - - - - - TUT
Prevalensi kekurangan gizi Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Menurun
2.1.1.( 3,82
(underweight) pada anak Perlindungan Anak dan Keluarga 2,79% menjadi Tercapai
a) %
balita. Berencana 17% - - V - V - - - - - - TUT
Pelayanan pemerintahan yang belum
Prevalensi penduduk dengan
memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
2.1.2* kerawanan pangan sedang N/A N/A Menurun
kesehatan, pendidikan dan keuangan Ada Data
atau berat, berdasarkan pada
daerah - - V - V - - - - - - PD
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
Skala Pengalaman Kerawanan
Pangan.
Pelayanan pemerintahan yang belum
Proporsi penduduk dengan Menurun
2.1.2.( memadai untuk mendukung ekonomi, 2176,
asupan kalori minimum di 1968 menjadi
a) kesehatan, pendidikan dan keuangan 73 Tidak
bawah 1400 kkal/kapita/hari. 8,5 %
daerah Ada Data - - V - V - - - - - - PD
Prevalensi stunting (pendek Belum Optimalnya Kesetaraan Gender,
2.2.1* dan sangat pendek) pada anak Perlindungan Anak dan Keluarga 19,2 9,31 Menurun Tercapai
di bawah lima tahun/balita. Berencana - - V - V - - - - - - TUT
Prevalensi stunting (pendek Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Menurun
2.2.1.( 10,5
dan sangat pendek) pada anak Perlindungan Anak dan Keluarga 12,6% menjadi Tercapai
a) %
di bawah dua tahun/baduta. Berencana 28% - - V - V - - - - - - TUT
Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Menurun
2.2.2.( Prevalensi anemia pada ibu
Perlindungan Anak dan Keluarga N/A 8,6 menjadi Tercapai
a) hamil.
Berencana 28% - - - - - - - - - - - TUT
Persentase bayi usia kurang Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Meningkat
2.2.2.(
dari 6 bulan yang Perlindungan Anak dan Keluarga 76,4 78,3 menjadi Tercapai
b)
mendapatkan ASI eksklusif. Berencana 50% - - - - - - - - - - - TUT
Meningkat
menjadi:
Kualitas konsumsi pangan skor PPH
Pelayanan pemerintahan yang belum
yang diindikasikan oleh skor 92,5;
2.2.2.(c memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
Pola Pangan Harapan (PPH) 83 89 tingkat
) kesehatan, pendidikan dan keuangan Tercapai
mencapai; dan tingkat konsumsi
daerah
konsumsi ikan. ikan 54,5
kg/kapita
/tahun - - - - - - - - - - - DUT
Nilai Tambah Pertanian dibagi Pelayanan pemerintahan yang belum
jumlah tenaga kerja di sektor memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
2.3.1* Meningkat
pertanian (rupiah per tenaga kesehatan, pendidikan dan keuangan Ada Data
kerja). daerah - - V - V - - - - - - PD
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Menurun
126,8
3.1.1* Angka Kematian Ibu (AKI). Perlindungan Anak dan Keluarga 80,00 menjadi Tercapai
3
Berencana 306 - - - - - - V - - - - TUT
Proporsi perempuan pernah
kawin umur 15-49 tahun yang Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Meningkat
3.1.2* proses melahirkan Perlindungan Anak dan Keluarga 99,76 99,9 menjadi Tercapai
terakhirnya ditolong oleh Berencana 95%
tenaga kesehatan terlatih. - - - - - - V - - - - TUT
Persentase perempuan
pernah kawin umur 15-49 Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Meningkat
3.1.2.(
tahun yang proses melahirkan Perlindungan Anak dan Keluarga 98,24 99,9 menjadi Tercapai
a)
terakhirnya di fasilitas Berencana 85 %
kesehatan. - - - - - - V - - - - TUT
Angka Kematian Balita Belum Optimalnya Kesetaraan Gender,
3.2.1* (AKBa) per 1000 kelahiran Perlindungan Anak dan Keluarga 10,9 3,2 Menurun Tercapai
hidup. Berencana - - - - - - - - - - - TUT
Angka Kematian Neonatal Belum Optimalnya Kesetaraan Gender,
3.2.2* (AKN) per 1000 kelahiran Perlindungan Anak dan Keluarga 6,20 6,58 Menurun Tercapai
hidup. Berencana - - - - - - - - - - - TUT
Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Menurun
3.2.2.( Angka Kematian Bayi (AKB)
Perlindungan Anak dan Keluarga 7,7 8,24 menjadi Tercapai
a) per 1000 kelahiran hidup.
Berencana 24 - - - - - - - - - - - TUT
Persentase kabupaten/kota Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Meningkat
3.2.2.(
yang mencapai 80% imunisasi Perlindungan Anak dan Keluarga 100 100 menjadi Tercapai
b)
dasar lengkap pada bayi. Berencana 95% - - - - - - V - - - - TUT
Pelayanan pemerintahan yang belum
Menurun
3.3.1.( Prevalensi HIV pada populasi memadai untuk mendukung ekonomi,
0,05 menjadi Tercapai
a) dewasa. kesehatan, pendidikan dan keuangan
<0,5%
daerah - - - - - - - - - - - TUT
Pelayanan pemerintahan yang belum
Menurun
3.3.2.( Insiden Tuberkulosis (ITB) memadai untuk mendukung ekonomi, 227,2
59,02 menjadi Tercapai
a) per 100.000 penduduk. kesehatan, pendidikan dan keuangan 0
245
daerah - - - - - - - - - - - TUT
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
Pelayanan pemerintahan yang belum
Kejadian Malaria per 1000 memadai untuk mendukung ekonomi,
3.3.3* 0,001 0,001 Menurun Tercapai
orang. kesehatan, pendidikan dan keuangan
daerah - - - - - - - - - - - TUT
Jumlah orang yang
Pelayanan pemerintahan yang belum
memerlukan intervensi
memadai untuk mendukung ekonomi,
3.3.5* terhadap penyakit tropis yang 0,2607 0 Menurun Tercapai
kesehatan, pendidikan dan keuangan
terabaikan (Filariasis dan
daerah
Kusta). - - - - - - - - - - - TUT
Pelayanan pemerintahan yang belum Meningkat
3.3.5.( Jumlah kecamatan dengan memadai untuk mendukung ekonomi, menjadi Tidak
N/A N/A
a) eliminasi Kusta. kesehatan, pendidikan dan keuangan 34 tercapai
daerah provinsi - - - - - - - - - - - DUT
Jumlah kecamatan dengan Pelayanan pemerintahan yang belum
Meningkat
3.3.5.( eliminasi filariasis (berhasil memadai untuk mendukung ekonomi,
100 100 menjadi Tercapai
b) lolos dalam survei penilaian kesehatan, pendidikan dan keuangan
35.
transmisi tahap I). daerah - - - - - - - - - - - TUT
Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Menurun
3.4.1.( Persentase merokok pada Tidak
Perlindungan Anak dan Keluarga 2,9 5,9 menjadi
a) penduduk umur ≤18 tahun. tercapai
Berencana 5,4% - - - - - - - - - - - DUT
Pelayanan pemerintahan yang belum
Menurun
3.4.1.( Prevalensi tekanan darah memadai untuk mendukung ekonomi,
8,7 13,1 menjadi Tercapai
b) tinggi. kesehatan, pendidikan dan keuangan
24,3%
daerah - - - - - - - - - - - TUT
Pelayanan pemerintahan yang belum
3.4.1.(c Prevalensi obesitas pada memadai untuk mendukung ekonomi,
8,4 10,1 Menurun Tercapai
) penduduk umur ≥18 tahun. kesehatan, pendidikan dan keuangan
daerah - - - - - - - - - - - TUT
Jumlah kecamatan yang Pelayanan pemerintahan yang belum
Meningkat
3.4.2.( memiliki puskesmas yang memadai untuk mendukung ekonomi,
20 24 menjadi Tercapai
a) menyelenggarakan upaya kesehatan, pendidikan dan keuangan
280
kesehatan jiwa. daerah - - - - - - - - - - - TUT
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
Jumlah yang mengakses Pelayanan pemerintahan yang belum
3.5.1.( layanan pasca rehabilitasi memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
N/A N/A
b) kesehatan, pendidikan dan keuangan Ada Data
daerah - - - - - - - - - - - PD
Jumlah korban
Pelayanan pemerintahan yang belum
penyalahgunaan NAPZA yang
3.5.1.(c memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
mendapatkan rehabilitasi N/A N/A
) kesehatan, pendidikan dan keuangan Ada Data
sosial di dalam panti sesuai
daerah
standar pelayanan - - - - - - - - - - - PD
Jumlah Lembaga Rehabilitasi
3.5.1.( Sosial Korban Stabilitas Keamanan dan Ketertiban Tidak
N/A N/A
d) Penyalahgunaan NAPZA yang yang belum tercapai Ada Data
telah dikembangkan/dibantu - - - - - - - - - - - PD
Angka penggunaan metode Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Meningkat
3.7.1
kontrasepsi jangka panjang Perlindungan Anak dan Keluarga 32,38 37,86 menjadi Tercapai
(b)
(MKJP) cara modern Berencana 23,5% - - - - - - - - - - - TUT
Angka prevalensi penggunaan
metode kontrasepsi (CPR) Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Meningkat
3.7.1.(
semua cara pada Pasangan Perlindungan Anak dan Keluarga 74,49 78,51 menjadi Tercapai
a)
Usia Subur (PUS) usia 15-49 Berencana 65%
tahun yang berstatus kawin. - - - - - - - - - - - TUT
Angka penggunaan metode Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Meningkat
3.7.1.(
kontrasepsi jangka panjang Perlindungan Anak dan Keluarga 32,38 37.86 menjadi Tercapai
b)
(MKJP) cara modern. Berencana 23,5% - - - - - - - - - - - TUT
Angka kelahiran pada
Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Menurun
perempuan umur 15-19 tahun Tidak
3.7.2* Perlindungan Anak dan Keluarga 64 68,67 menjadi
(Age Specific Fertility tercapai
Berencana 38
Rate/ASFR). - - - - - - - - - - - DUT
Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Menurun
3.7.2.(
Total Fertility Rate (TFR). Perlindungan Anak dan Keluarga 2,3 2,30 menjadi tercapai
a)
Berencana 2,28 - - - - - - - - - - - TUT
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
Pelayanan pemerintahan yang belum
Menurun
3.8.1.( Unmet need pelayanan memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
12,16 10,62 menjadi
a) kesehatan. kesehatan, pendidikan dan keuangan Tercapai Posit
9,91%
daerah - - - - - - V - - - if DUT
Jumlah penduduk yang
Pelayanan pemerintahan yang belum
dicakup asuransi kesehatan
memadai untuk mendukung ekonomi,
3.8.2* atau sistem kesehatan 57,78 84,93 Meningkat Tercapai
kesehatan, pendidikan dan keuangan
masyarakat per 1000
daerah
penduduk. - - - - - - - - - - - TUT
Pelayanan pemerintahan yang belum Meningkat
3.8.2.( Cakupan Jaminan Kesehatan memadai untuk mendukung ekonomi, menjadi Tidak
57,78 84,93
a) Nasional (JKN). kesehatan, pendidikan dan keuangan minimal Tercapai Posit
daerah 95% - - - - - - - - - - if DUT
Pelayanan pemerintahan yang belum
Persentase merokok pada memadai untuk mendukung ekonomi, 2,90
3.a.1* 2,90% 8,70% Tercapai
penduduk umur ≥15 tahun. kesehatan, pendidikan dan keuangan %
daerah - - - - - - - - - - - TUT
Pelayanan pemerintahan yang belum
3.b.1.( Persentase ketersediaan obat memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
100 95,83 Meningkat
a) dan vaksin di Puskesmas. kesehatan, pendidikan dan keuangan Tercapai Posit
daerah - - - - - - - - - - if DUT
Pelayanan pemerintahan yang belum
Kepadatan dan distribusi memadai untuk mendukung ekonomi,
3.c.1* 1,38 1,74 Meningkat Tercapai
tenaga kesehatan. kesehatan, pendidikan dan keuangan
daerah - - - - - - V - - - - TUT
Proporsi anak-anak dan
remaja: (a) pada kelas 4, (b)
tingkat akhir SD/kelas 6, (c) Belum Optimalnya Kesetaraan Gender,
Tidak
4.1.1* tingkat akhir SMP/kelas 9 Perlindungan Anak dan Keluarga Meningkat
Ada Data
yang mencapai standar Berencana
kemampuan minimum dalam:
(i) membaca, (ii) matematika. - - - - - - - - - - - PD
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
Pelayanan pemerintahan yang belum
Meningkat
4.1.1.( Persentase SD/MI memadai untuk mendukung ekonomi,
95,85 99,57 menjadi Tercapai
a) berakreditasi minimal B. kesehatan, pendidikan dan keuangan
84,2%
daerah - - - - - - - - - - - TUT
Pelayanan pemerintahan yang belum
Meningkat
4.1.1.( Persentase SMP/MTs memadai untuk mendukung ekonomi,
75,49 99 menjadi Tercapai
b) berakreditasi minimal B. kesehatan, pendidikan dan keuangan
81%
daerah - - - - - - - - - - - TUT
Persentase SMA/MA Pelayanan pemerintahan yang belum Meningkat
4.1.1.(c berakreditasi minimal B memadai untuk mendukung ekonomi, menjadi
N/A 100 Tercapai
) kesehatan, pendidikan dan keuangan 84,6%
daerah - - - - - - - - - - - TUT
Pelayanan pemerintahan yang belum
Meningkat
4.1.1.( Angka Partisipasi Kasar (APK) memadai untuk mendukung ekonomi, 109,4 Tidak
109,68 menjadi
d) SD/MI/sederajat. kesehatan, pendidikan dan keuangan 3 Tercapai
114,09%
daerah - - - - - - - - - - - DUT
Pelayanan pemerintahan yang belum
Meningkat
4.1.1.( Angka Partisipasi Kasar (APK) memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
99,24 90,59 menjadi
e) SMP/MTs/sederajat. kesehatan, pendidikan dan keuangan Tercapai
106,94%
daerah - - - - - - - - - - - DUT
Angka Partisipasi Kasar (APK) Pelayanan pemerintahan yang belum Meningkat
Bukan
4.1.1.(f SMA/SMK/MA/sederajat memadai untuk mendukung ekonomi, menjadi
52,98 34,8 kewenan
) kesehatan, pendidikan dan keuangan 91,63% KOO
gan
daerah - - - - - - - - - - - R
Pelayanan pemerintahan yang belum
Meningkat
4.1.1.( Rata-rata lama sekolah memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
6.51 6,76 menjadi
g) penduduk umur ≥15 tahun. kesehatan, pendidikan dan keuangan tercapai
8,8 tahun
daerah - - - - - - - - - - - DUT
Pelayanan pemerintahan yang belum
Angka Partisipasi Kasar (APK) Meningkat
4.2.2.( memadai untuk mendukung ekonomi,
Pendidikan Anak Usia Dini 59,03 50,71 menjadi Tercapai
a) kesehatan, pendidikan dan keuangan
(PAUD). 77,2%
daerah - - - - - - - - - - - TUT
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
Persentase APK Pelayanan pemerintahan yang belum Meningkat
Bukan
4.3.1.( SMA/SMK/MA/sederajat memadai untuk mendukung ekonomi, menjadi
52,98 34,8 kewenan
a) kesehatan, pendidikan dan keuangan 91,63% KOO
gan
daerah - - - - - - - - - - - R
Proporsi remaja dan dewasa Pelayanan pemerintahan yang belum
dengan keterampilan memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
4.4.1* Meningkat
teknologi informasi dan kesehatan, pendidikan dan keuangan Ada Data
komunikasi (TIK). daerah - - - - - - - - - - - PD
Rasio Angka Partisipasi Murni
(APM) perempuan/laki-laki di
(1) SD/MI/sederajat; (2) Pelayanan pemerintahan yang belum
SMP/MTs/sederajat; (3) memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
4.5.1* N/A N/A Meningkat
SMA/SMK/MA/sederajat; dan kesehatan, pendidikan dan keuangan Ada Data
Rasio Angka Partisipasi Kasar daerah
(APK) perempuan/laki-laki di
(4) Perguruan Tinggi. - - - - - - - - - - - PD
Pelayanan pemerintahan yang belum
Persentase angka melek Meningkat
4.6.1.( memadai untuk mendukung ekonomi,
aksara penduduk umur ≥15 99,96 99,99 menjadi Tercapai
a) kesehatan, pendidikan dan keuangan
tahun. 96,1%
daerah - - - - - - - - - - - TUT
Pelayanan pemerintahan yang belum
Persentase angka melek
4.6.1.( memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
aksara penduduk umur 15-24 Meningkat
b) kesehatan, pendidikan dan keuangan Ada Data
tahun dan umur 15-59 tahun.
daerah - - - - - - - - - - - PD
Proporsi sekolah dengan
akses ke: (a) listrik (b)
internet untuk tujuan
Pelayanan pemerintahan yang belum
pengajaran, (c) komputer
memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
4.a.1* untuk tujuan pengajaran, (d) N/A N/A Meningkat
kesehatan, pendidikan dan keuangan Ada Data
infrastruktur dan materi
daerah
memadai bagi siswa
disabilitas, (e) air minum
layak, (f) fasilitas sanitasi - - - - - - - - - - - PD
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
dasar per jenis kelamin, (g)
fasilitas cuci tangan (terdiri
air, sanitasi, dan higienis bagi
semua (WASH).
Pelayanan pemerintahan yang belum
Persentase guru TK, SD, SMP,
memadai untuk mendukung ekonomi,
4.c.1* SMA, SMK, dan PLB yang 87 92,01 Meningkat Tercapai
kesehatan, pendidikan dan keuangan
bersertifikat pendidik.
daerah - - - - - - - - - - - TUT
bertamba
Jumlah kebijakan yang Belum Optimalnya Kesetaraan Gender,
h
5.1.1* responsif gender mendukung Perlindungan Anak dan Keluarga 8 33 Tercapai
sebanyak
pemberdayaan perempuan. Berencana
16 - - - - - - - - - - - TUT
Menurun
Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, menjadi
5.2.1.( Prevalensi kekerasan
Perlindungan Anak dan Keluarga 2,900 1,72 kurang Tercapai
a) terhadap anak perempuan.
Berencana dari
20,48% - - - - - - - - - - - TUT
Persentase korban kekerasan
Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Meningkat
5.2.2.( terhadap perempuan yang
Perlindungan Anak dan Keluarga 1,56% 2,11 menjadi Tercapai
a) mendapat layanan
Berencana 70%
komprehensif. - - - - - - - - - - - TUT
Proporsi perempuan umur
20-24 tahun yang berstatus
Belum Optimalnya Kesetaraan Gender,
kawin atau berstatus hidup 1,10
5.3.1* Perlindungan Anak dan Keluarga 1,89% Menurun Tercapai
bersama sebelum umur 15 %
Berencana
tahun dan sebelum umur 18
tahun - - - - - - - - - - - TUT
Median usia kawin pertama Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Meningkat
5.3.1.( Tidak
perempuan pernah kawin Perlindungan Anak dan Keluarga 17 17 menjadi
a) tercapai
umur 25-49 tahun. Berencana 21 tahun - - - - - - - - - - - DUT
Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Menurun
5.3.1.( Angka kelahiran pada Tidak
Perlindungan Anak dan Keluarga 64 68,67 menjadi
b) perempuan umur 15-19 tahun tercapai
Berencana 38 / 1000 - - - - - - - - - - - DUT
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
(Age Specific Fertility
Rate/ASFR).
Angka Partisipasi Ksar (APK) Pelayanan pemerintahan yang belum Meningkat
Bukan
5.3.1.(c SMA/SMK/MA sederajat memadai untuk mendukung ekonomi, menjadi
52,98 34,8 kewenan
) kesehatan, pendidikan dan keuangan 91,63% KOO
gan
daerah - - - - - - - - - - - R
Proporsi kursi yang diduduki Belum Optimalnya Kesetaraan Gender,
Tidak
5.5.1* perempuan di parlemen Perlindungan Anak dan Keluarga 6,66 2,22 Meningkat
tercapai
tingkat daerah Berencana - - - - - - - - - - - DUT
Belum Optimalnya Kesetaraan Gender,
Proporsi perempuan yang Tidak
5.5.2* Perlindungan Anak dan Keluarga 0 0 Meningkat
berada di posisi managerial. Tercapai
Berencana - - - - - - - - - - - DUT
Unmet need KB (Kebutuhan Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Menurun
5.6.1.(
Keluarga Berencana/KB yang Perlindungan Anak dan Keluarga 12,16 10,62 menjadi Tercapai
a)
tidak terpenuhi). Berencana 9,9% - - - - - - V - - - - TUT
Pengetahuan dan pemahaman
Belum Optimalnya Kesetaraan Gender, Meningkat
5.6.1.( Pasangan Usia Subur (PUS) Tidak
Perlindungan Anak dan Keluarga 79,35 82,86 menjadi
b) tentang metode kontrasepsi tercapai
Berencana 85%
modern. - - - - - - - - - - - DUT
Proporsi individu yang
Penyediaan infrastruktur yang belum
5.b.1* menguasai/memiliki telepon 71,88 75,25 Meningkat Tercapai
memadai dan terbatasi
genggam. - - - - - - - - - - - TUT
Persentase rumah tangga
Meningkat
6.1.1.( yang memiliki akses terhadap Tidak
Menurunnya kualitas dan kuantitas air 89,33 92,87 menjadi
a) layanan sumber air minum Tercapai
100%
layak. V V - - - V V - - - - DUT
Kapasitas prasarana air baku
Meningkat
untuk melayani rumah tangga,
6.1.1.( menjadi Tidak
perkotaan dan industri, serta Menurunnya kualitas dan kuantitas air N/A N/A
b) 118,6 Ada Data
penyediaan air baku untuk
m3/detik
pulau-pulau. V V - - - V V - - - - PD
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
Proporsi populasi yang
Meningkat
6.1.1.(c memiliki akses layanan Tidak
Menurunnya kualitas dan kuantitas air 87,96 95,85 menjadi
) sumber air minum aman dan tercapai
100%
berkelanjutan. V V - - - V V - - - - DUT
Proporsi populasi yang
6.2.1.( Penyediaan infrastruktur yang belum 66,57
memiliki fasilitas cuci tangan 57,86% Meningkat Tercapai
a) memadai dan terbatasi %
dengan sabun dan air. - - - - - - - - - - - TUT
Persentase rumah tangga Meningkat
6.2.1.( Penyediaan infrastruktur yang belum Tidak
yang memiliki akses terhadap 52,67 58,6 menjadi
b) memadai dan terbatasi Tercapai
layanan sanitasi layak. 100% - V - - - - V - - - - DUT
Meningkat
Jumlah desa/kelurahan yang menjadi
6.2.1.(c Penyediaan infrastruktur yang belum
melaksanakan Sanitasi Total 2 10 45.000 Tercapai
) memadai dan terbatasi
Berbasis Masyarakat (STBM). (skala
nasional) - V - - - - V - - - - TUT
Jumlah desa/kelurahan yang
6.2.1.( Open Defecation Free (ODF)/ Penyediaan infrastruktur yang belum
12 25,7 Meningkat Tercapai
d) Stop Buang Air Besar memadai dan terbatasi
Sembarangan (SBS). - V - - - - V - - - - TUT
Jumlah wilayah yang Meningkat
terbangun infrastruktur air menjadi
6.2.1.( Penyediaan infrastruktur yang belum
limbah dengan sistem 65,6 65,6 438 Tercapai
e) memadai dan terbatasi
terpusat skala kota, kawasan kabupaten
dan komunal. /kota. - V - - - - V - - - - TUT
Proporsi rumah tangga yang
6.2.1.(f Penyediaan infrastruktur yang belum Tidak
terlayani sistem pengelolaan Meningkat
) memadai dan terbatasi Ada Data
air limbah terpusat. - V - - - - V - - - - PD
Jumlah wilayah yang Meningkat
ditingkatkan kualitas menjadi
6.3.1.( Penyediaan infrastruktur yang belum Tidak
pengelolaan lumpur tinja 1 1 409
a) memadai dan terbatasi tercapai
perkotaan dan dilakukan kabupaten
pembangunan Instalasi /kota - V - - - - V - - - - DUT
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT).
Proporsi rumah tangga yang
6.3.1.( Penyediaan infrastruktur yang belum Tidak
terlayani sistem pengelolaan N/A Meningkat
b) memadai dan terbatasi Ada Data
lumpur tinja. - V - - - - V - - - - PD
Insentif penghematan air
6.4.1.( Tidak
pertanian/perkebunan dan Menurunnya kualitas dan kuantitas air ada
b) Ada Data
industri. V - - - - V - - - - - PD
Jumlah Rencana Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai Terpadu
6.5.1.(
(RPDAST) yang diinternalisasi Menurunnya kualitas dan kuantitas air 1 1 ada Tercapai
a)
ke dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW). V - - - - V - - - - - TUT
Jumlah DAS Prioritas yang 15 DAS
meningkat jumlah mata Prioritas Bukan
6.5.1.(
airnya melalui konservasi Menurunnya kualitas dan kuantitas air 2 2 Kewena
h)
sumber daya air di daerah ngan KOO
hulu DAS serta sumur resapan V - - - - V - - - - - R
Luas lahan kritis dalam KPH Kerusakan lingkungan yang diakibatkan Bukan
6.6.1.(
yang direhabilitasi pertanian, pertambangan dan kegiatan 2,66 30,64 Kewena KOO
d)
kehutanan ngan - V V V - - - - - - - R
7.1.1 Konsumsi listrik per kapita Penyediaan infrastruktur yang belum 1.114, Tidak
992,30 1200 kWh
(a) memadai dan terbatasi 78 Tercapai - - - - - - - - - - - DUT
7.1.1* Rasio elektrifikasi Penyediaan infrastruktur yang belum
99,58 99,89 Tercapai
memadai dan terbatasi - - - - - - - - - - - TUT
7.1.2 Rasio penggunaan gas rumah Penyediaan infrastruktur yang belum Tidak
N/A N/A
(b) tangga memadai dan terbatasi Ada Data - - - - - - - - - - - PD
Pelayanan pemerintahan yang belum
Laju pertumbuhan PDRB per memadai untuk mendukung ekonomi,
8.1.1* 3,16% 5,63 Meningkat Tercapai
kapita. kesehatan, pendidikan dan keuangan Neg
daerah V V V V V V V V V - atif TUT
8.1.1.( Pelayanan pemerintahan yang belum Meningkat Tidak Neg
PDRB per kapita. 20,73 23,85
a) memadai untuk mendukung ekonomi, menjadi Tercapai V V V V V V V V V - atif DUT
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
kesehatan, pendidikan dan keuangan lebih dari
daerah Rp 50 juta
Pelayanan pemerintahan yang belum
Menurun
8.10.1. Rata-rata jarak lembaga memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
N/A N/A (mendeka
(a) keuangan (Bank Umum). kesehatan, pendidikan dan keuangan Ada Data
t)
daerah - - - - - - V - - - - PD
Laju pertumbuhan PDRB per Pelayanan pemerintahan yang belum
tenaga kerja/Tingkat memadai untuk mendukung ekonomi,
8.2.1* 4,94 6,43 Meningkat Tercapai
pertumbuhan PDB riil per kesehatan, pendidikan dan keuangan Neg
orang bekerja per tahun. daerah V V V V V V V V V - atif TUT
Proporsi lapangan kerja Pelayanan pemerintahan yang belum
informal sektor non- memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
8.3.1* N/A N/A Meningkat
pertanian, berdasarkan jenis kesehatan, pendidikan dan keuangan Ada Data
kelamin. daerah - - - - - - - - - - - PD
Pelayanan pemerintahan yang belum
8.3.1.( Persentase tenaga kerja memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
N/A N/A 51%
a) formal. kesehatan, pendidikan dan keuangan Ada Data Neg
daerah - - - - - - - - - - atif PD
Pelayanan pemerintahan yang belum
8.3.1.( Persentase tenaga kerja memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
N/A N/A Meningkat
b) informal sektor pertanian. kesehatan, pendidikan dan keuangan Ada Data
daerah - - V - V - - - - - - PD
Pelayanan pemerintahan yang belum
Upah rata-rata per jam memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
8.5.1* N/A N/A Meningkat
pekerja. kesehatan, pendidikan dan keuangan Ada Data
daerah - - - - - - - - - - - PD
Tingkat pengangguran
8.5.2* terbuka berdasarkan jenis Tingginya angka kemiskinan 4,18 3,5% Menurun Tercapai Neg
kelamin dan kelompok umur. - - - - - - - - - - atif TUT
8.5.2.( Tingkat setengah Tidak Neg
Tingginya angka kemiskinan N/A N/A Menurun
a) pengangguran. Ada Data - - - - - - - - - - atif PD
Persentase usia muda (15-24 Pelayanan pemerintahan yang belum Tidak
8.6.1* N/A N/A Meningkat
tahun) yang sedang tidak memadai untuk mendukung ekonomi, ada Data - - - - - - - - - - - PD
CAPA
JasekoPrimer
TARGET
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Jaseko Produksi
Rawan Bencana
IAN
Jaseko Pangan
(PERPRE Ter
DDDT Lahan
Lahan Kritis
TAH
BASELI S dam SKE
DD Air
Kahati
Ruang Hidup
NO. UN KETERA
INDIKATOR ISU STRATEGIS NE 59/2017) pak NAR
INDIK BERJ NGAN
2017 - COV IO
ATOR ALAN
ringkasa ID
(201
n
9)
sekolah, bekerja atau kesehatan, pendidikan dan keuangan
mengikuti pelatihan (NEET). daerah
Meningkat
menjadi
8.9.1.( Jumlah wisatawan Pengembangan pariwisata yang belum 0,15 Tidak
0,23% 20 juta
a) mancanegara. optimal % Tercapai
(skala Neg
nasional) V V - V - V V - V V atif DUT
8.9.1.( Jumlah kunjungan wisatawan Pengembangan pariwisata yang belum Neg
26,85% 48 Meningkat Tercapai
b) nusantara. optimal V V - V - V V - V V atif TUT
9.1.1. Penyediaan infrastruktur yang belum Tidak
Kondisi mantap jalan nasional N/A
(a) memadai dan terbatasi Ada Data - V - - - - V - - - - PD
Pelayanan pemerintahan yang belum
Proporsi nilai tambah sektor
memadai untuk mendukung ekonomi, Tidak
9.2.1* industri manufaktur terhadap N/A N/A Meningkat
kesehatan, pendidikan dan keuangan Ada Data Neg
PDRB dan per kapita.
daerah V V V V V V V V V - atif PD
Pelayanan pemerintahan yang belum Lebih
9.2.1.( Laju pertumbuhan PDB memadai untuk mendukung ekonomi, tinggi dari Tidak
N/A N/A
a) industri manufaktur. kesehatan, pendidikan dan keuangan pertumbu Ada Data Neg
daerah han PDB V V V V V V V V V - atif PD
9.4.1.( Persentase Perubahan Emisi Tidak
Tingginya kerawanan bencana N/A N/A
a) CO2/Emisi Gas Rumah Kaca Ada Data - - V - - - - - V - - PD
Proporsi penduduk yang Penyediaan infrastruktur yang belum
9.c.1* 36,10 49,76 Meningkat Tercapai
terlayani mobile broadband. memadai dan terbatasi - - - - - - - - - - - TUT
Proporsi individu yang
9.c.1.(a Penyediaan infrastruktur yang belum
menguasai/memiliki telepon Meningkat Tercapai Posit
) memadai dan terbatasi
genggam 71,88 75,25 - - - - - - - - - - if TUT
9.c.1.(b Proporsi individu yang Penyediaan infrastruktur yang belum Tidak Posit
N/A N/A Meningkat
) menggunakan internet memadai dan terbatasi Ada Data - - - - - - - - - - if PD
LAMPIRAN III - TABEL MASTER INDIKATOR TPB KATEGORI DENGAN UPAYA TAMBAHAN DAN URAIAN
PERTIMBANGAN SKENARIO HINGGA PROGRAM
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
pengent dayaan
asan Sosial
kemiski
nan
3 1.4.1 Persenta Mening Penye Ya 1. Aplikasi (tidak - V - - - - V - - - Relati Private/Sw Tersedi (bukan 1.
.(k) se rumah kat diaan Rekayasa penyedi terkai f asta anya kewena Progra
tangga menjad infrast penggun aan t) tidak Dalam sumber ngan m
miskin i 100% ruktur aan listrik terda bentuk energi Pemka Peman
dan yang listrik untuk mpak penyediaan yang b) faatan
rentan belum gratis rumah sistem handal Sumbe
yang mema (pinjam tangga energi dan r
sumber dai nama utk miskin alternatif merata Energi
penerang dan listrik berbasi untuk Baru
an terbat gratis) s BNBA penerangan Terbar
utamany asi 2. ada di data melalui CSR ukan
a listrik kendala DTKS berupa
baik dari subsidi Masyarakat PLT
PLN dan bantuan Dalam Mikro
bukan listrik bentuk Hidro /
PLN. ESDM pelaporan Piko
Provinsi dan Hidro
yang pendataan
harus masyarakat
langsung yang belum
satu memiliki
kelompo penerangan
k listrik
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
LSM /
Akademisi/
Filantropi
Dalam
bentuk
pengkajian/
penyediaan
sistem
energi
alternatif
untuk
penerangan
4 10.1. Persenta Menur Tinggi Tida 1. Belum 1. - V V V V - V V - - - Terte Private/Sw Tercap 1. 1.
1.(a) se un nya k tercapai Peningk keter kan asta ainya Progra Progra
pendudu menjad angka nya atan batas Perse Dalam pening m m
k yang i 7-8% kemis penanga kesemp an ntase bentuk katan Penem Penega
hidup di kinan nan atan daya angka penciptaan dan patan kan
bawah permasal kerja tamp kemis lapangan pemera Tenaga Wajib
garis ahan- 2. ung kinan kerja taan Kerja Belajar
kemiskin permasal peningk dan menur kesejah 2. 2.
an ahan lain atan kema un Masyarakat teraan Progra Progra
nasional, yang kualitas mpua seirin Dalam daerah m m
menurut menjadi pekerja n g bentuk Pelatih Penge
jenis akar an lahan denga pelaporan an mbang
kelamin kemiskin 3. - n dan Kerja an
dan an peningk risiko terbat verifikasi dan Kerjasa
kelompo 2. atan benca asnya data Produk ma
k umur. terdapat partisip na akses tivitas Interna
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
as antar m
pihak Pendidi
dalam k dan
pengent Tenaga
asan Kepend
kemiski idikan
nan 7.
7. Progra
pelibata m
n dan Koordi
penguat nasi
an dan
masyar Sinkron
akat isasi
terutam Perenc
a yang anaan
memilik Pemba
i ngunan
kesemp Daerah
atan 8.
lebih Progra
untuk m
berpera Pember
n dalam dayaan
pengent Sosial
asan
kemiski
nan
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
6 17.1. Total Mening Pelaya Tida (tidak - - - - - - - - - - Relati Private/Sw Tersedi 1. (tidak
1* pendapat kat nan k 1. perlu 1. terkai f asta anya Progra ada)
an pemer ada Pengem t) tidak Dalam sumber m
pemerint intaha kajian bangan berda bentuk pendan Pengel
ah n yang relasi perform mpak ketaatan aan olaan
sebagai belum pendapat a BUMD terhadap penyele Pendap
proporsi mema an 2. pajak nggara atan
terhadap dai pemerint penega an Daerah
PDRB untuk ah / kan Masyarakat pemeri
menurut mendu pajak pajak Dalam ntah
sumbern kung yang 3. bentuk berbasi
ya. ekono tepat bantuan ketaatan s
mi, sebagai pendam terhadap keman
keseha bentuk pingan pajak dirian
tan, peningka terhada daerah
pendid tan p LSM /
ikan kapasitas UMKM Akademisi
dan pemerint supaya Dalam
keuan ah dalam berkem bentuk
gan memban bang kajian
daerah gun vs menjadi terhadap
disinsent unit potensi
if usaha penerimaan
terhadap yang daerah
perputar dapat
an uang berkont
2. perlu ribusi
ada
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
performa pada
yang pajak
lebih
tinggi
dari
BUMD /
Perusda
3. terkait
dengan
upaya
penegak
an pajak
4.
peninjau
an
proporsi
UMKM
yang
bebas
pajak /
bersubsi
di
dengan
Usaha
Menenga
h Besar
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
7 17.1. Rasio Di atas Pelaya Tida (tidak - - - - - - - - - - Relati Private/Sw Tersedi 1. (tidak
1.(a) penerim 12% nan k 1. perlu 1. terkai f asta anya Progra ada)
aan pemer ada Pengem t) tidak Dalam sumber m
pajak intaha kajian bangan berda bentuk pendan Pengel
terhadap n yang relasi perform mpak ketaatan aan olaan
PDRB. belum pendapat a BUMD terhadap penyele Pendap
mema an 2. pajak nggara atan
dai pemerint penega an Daerah
untuk ah / kan Masyarakat pemeri
mendu pajak pajak Dalam ntah
kung yang 3. bentuk berbasi
ekono tepat bantuan ketaatan s
mi, sebagai pendam terhadap keman
keseha bentuk pingan pajak dirian
tan, peningka terhada daerah
pendid tan p LSM /
ikan kapasitas UMKM Akademisi
dan pemerint supaya Dalam
keuan ah dalam berkem bentuk
gan memban bang kajian
daerah gun vs menjadi terhadap
disinsent unit potensi
if usaha penerimaan
terhadap yang daerah
perputar dapat
an uang berkont
2. perlu ribusi
ada
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
performa pada
yang pajak
lebih
tinggi
dari
BUMD /
Perusda
3. terkait
dengan
upaya
penegak
an pajak
4.
peninjau
an
proporsi
UMKM
yang
bebas
pajak /
bersubsi
di
dengan
Usaha
Menenga
h Besar
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
lapangan LSM / 4.
kerja Akademisi Progra
yang Dalam m
mensyar bentuk Pemen
atkan peningkatan uhan
pendidik kapasitas Hak
an masyarakat Anak
minimal tentang
SMA / pentingnya
sederajat pendidikan
9 4.1.1 Angka Mening Pelaya Tida Angka Pendata - - V - - - - V - - - Relati Private/Sw Terwuj 1. 1.
.(d) Partisipa kat nan k sudah an keter f asta / udnya Progra Progra
si Kasar menjad pemer baik, murid batas tidak Filantropi sumber m m
(APK) i intaha upaya yang an berda Dalam daya Pengel Pengen
SD/MI/s 114,09 n yang selanjutn berseko daya mpak bentuk CSR manusi olaan tasan
ederajat. % belum ya lah di duku berupa a yang Pendidi Budaya
mema adalah luar ng penyediaan berpen kan Masyar
dai pendataa usia dan beasiswa didikan 2. akat
untuk n lebih sekolah daya atau , Progra yang
mendu rinci tamp bantuan berkual m kurang
kung terkait ung terhadap itas dan Pember memen
ekono murid lahan kualitas dan beriden dayaan tingka
mi, yang - kuantitas titas dan n
keseha umurnya renda pendidikan Pening pendid
tan, di atas hnya katan ikan
pendid dan di jasa Masyarakat Keluarg 2.
ikan bawah ekosi Dalam a Progra
dan kelompo stem bentuk m
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Hak
Anak
4.
Progra
m
Perlind
ungan
Khusus
Anak
1 1.3.1 Proporsi Mening Pelaya Ya 1. 1. (tidak - - - - - - - - - - Terdu Private/Sw Terwuj 1. 1.
3 .(a) peserta kat nan Permasal Pemuta terkai kung asta / udnya Progra Peman
jaminan menjad pemer ahan khiran t) Harap Filantropi sumber m faatan,
kesehata i 95% intaha data data annya Dalam daya Pemen penga
n melalui n yang kemiskin PBI adalah bentuk CSR manusi uhan wasan
SJSN belum an yang 2. keada berupa a yang Upaya dan
Bidang mema belum Sosialis an bantuan berpen Keseha verifik
Kesehata dai menjadi asi pande iuran didikan tan asi
n. untuk dasar manfaat mi kesehatan , Perseor data
mendu PBI oleh kolektif sepert atau berkual angan DTKS
kung pusat jaminan i ini penyertaan itas dan dan untuk
ekono 2. Belum kesehat menja tunjangan beriden Upaya menjad
mi, adanya an di iuran titas Keseha i
keseha pemaha perti jaminan tan peneri
tan, man mban kesehatan Masyar ma PBI
pendid masyara gan pada akat
ikan kat bagi pekerjanya 2.
dan terkait masya Progra
keuan manfaat rakat m
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
4.
Progra
m
Penga
wasan
Keama
nan
Pangan
2 8.9.1 Jumlah Mening Penge Tida Belum Pengem (tidak - - - - - - - - - - Terte Private/Sw Terwuj 1. 1.
0 .(a) wisatawa kat mbang k ada bangan terkai kan asta udnya Progra Penda
n menjad an upaya masterp t) Jumla Dalam pariwis m mpinga
mancane i 20 pariwi segment lan h bentuk ata Pening n
gara. juta sata asi / pariwis wisata pengembang daerah katan masyar
(setida yang penetapa ata wan an obyek yang Daya akat
knya belum n target yang akan wisata yang berskal Tarik terkait
mening optim pasar sudah terda baik, a Destina penge
kat) al wisataw melaku mpak terpadu dan interna si mbang
an kan upaya berkualitas sional Pariwis an
mancane segmen pemb internasiona ata wisata
gara tasi atasan l 2. skala
sehingga terhada Covid Progra interna
upaya p calon melal Masyarakat m sional
untuk wisata ui Dalam Pemasa 2.
spesifik wan pemb bentuk ran Pemas
mengund atasan penciptaan Pariwis aran
ang perjal lingkungan ata pariwis
wisataw anan budaya yang 3. ata
an ramah Progra yang
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
dan juta yang n limbah laan daya berda peningkatan lingkun dalian asi dan
proporsi ton belum B3 yang limbah duku mpak kualitas gan Bahan pemila
limbah (setida mema dihasilka B3 ng pengelolaan yang Berbah han
B3 yang knya dai n oleh domesti dan limbah B3 berkela aya dan limbah
diolah mening dan rumah k daya njutan Beracu B3
sesuai kat) terbat tangga 2. tamp Masyarakat n (B3) pada
peratura asi dan pensyar ung Dalam dan level
n usaha atan lahan bentuk Limbah masyar
perunda 2. angka pengelo - pelaporan B3. akat
ngan besaran laan renda jika 2. desa
(sektor pada limbah hnya penanganan Progra
industri). tahun B3 pada jasa limbah B3 m
sebelum sistem ekosi bermasalah Pengen
nya perijina stem serta dalian
volatile n fungs pemilahan Pence
karena 3. i sampah/lim maran
besaran penyus ruang bah B3 dan/at
buangan unan hidup au
limbah standar LSM / Kerusa
B3 teknis Akademisi kan
memang pemanf Dalam Lingku
tidak aatan bentuk ngan
konstan ruang monitoring Hidup
yang dan kajian
mengat pengelolaan
ur limbah B3
mengen
ai B3 Filantropi
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Penyediaan
sistem
pengelolaan
limbah B3,
sebaiknya
dalam
konteks
regional
(pengolahan
tidak di
Wonosobo
karena
kawasan
hulu)
2 1.4.1 Persenta Mening Penye Tida - Akan 1. - - V - - - - V - - - Relati Private/Sw Terwuj 1. 1.
3 .(e) se rumah kat diaan k dimaksi Pengem keter f asta / udnya Progra Progra
tangga menjad infrast malkan bangan batas tidak Filantropi kawasa m m
yang i 100% ruktur untuk SPALD an berda Dalam n Pengel Penyed
memiliki yang dibantu Komun daya mpak bentuk CSR permuk olaan iaan
akses belum penyeles al duku berupa iman dan SPALD
terhadap mema ainnya 2. ng bantuan yang Penge Komun
layanan dai oleh desa Peningk dan peningkatan layak mbang al
sanitasi dan yang atan daya sanitasi huni an
layak terbat diikuti kapasit tamp Sistem
dan asi dengan as ung Masyarakat Air
berkelanj peningka masyar lahan Dalam Limbah
utan. tan akat - bentuk
kapasitas dalam renda keswadayaa
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
- pendamping
Berbeda- an
bedanya masyarakat
kondisi dalam
kawasan strategi
mengaki penanganan
batkan sanitasi
penanga
nan
penyedia
an
sanitasi
memerlu
kan
langkah
yang
berbeda-
beda.
2 6.3.1 Jumlah Mening Penye Tida IPLT 1. - - V - V - - V - - - Relati Private/Sw Terwuj 1. 1.
6 .(a) wilayah kat diaan k baru satu Pengem keter f asta / udnya Progra Progra
yang menjad infrast dan bangan batas tidak Filantropi kawasa m m
ditingkat i 409 ruktur sudah IPLT an berda Dalam n Pengel penge
kan kabupa yang bermasal baru daya mpak bentuk CSR permuk olaan mbang
kualitas ten/kot belum ah 2. duku berupa iman dan an
pengelol a mema karena peningk ng bantuan yang Penge IPLT
aan (setida dai terkena atan dan peningkatan layak mbang yang
lumpur knya dan bencana kapasit daya IPLT huni an tidak
tinja longsor as tamp Sistem terpus
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
perkotaa mening terbat dari TPA, masyar ung LSM / Air at (ada
n dan kat) asi sedang akat lahan Akademisi Limbah bebera
dilakuka diupayak dalam - Dalam 2. pa
n an pengelo renda bentuk Progra lokasi)
pembang pengemb laan hnya pendamping m
unan angan sanitasi jasa an Penge
Instalasi baru, ekosi masyarakat mbang
Pengolah perlu ada stem dalam an
an pertimba fungs strategi Permu
Lumpur ngan i penanganan kiman
Tinja pengemb ruang sanitasi
(IPLT). angan hidup
IPLT -
selain di kera
Wonorej wana
o n
benca
na
longs
or
2 3.7.2 Angka Menur Belum Tida 1. 1. - - - - - - - - - - - Relati Private/Sw Terwuj 1. 1.
7 * kelahira un Optim k Perkawi Sosialis keter f asta / udnya Progra Progra
n pada menjad alnya nan anak asi batas tidak Filantropi ketaha m m
perempu i 38 Keseta 2. kurang Perbup an berda Pengembang nan Pengen Penun
an umur raan bervaria Strategi daya mpak an sistem keluarg dalian daan
15-19 Gende sinya Penang duku karir / a yang Pendud Usia
tahun r, lapangan gulanga ng lapangan tanggu uk Perka
(Age Perlin n dan kerja h winan
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Keluarg pemud
a a/i
2 5.3.1 Median Mening Belum Tida 1. 1. - - V - - - - V - - - Relati Private/Sw Terwuj 1. 1.
8 .(a) usia kat Optim k Perkawi Sosialis keter f asta / udnya Progra Progra
kawin menjad alnya nan anak asi batas tidak Filantropi sumber m m
pertama i 21 Keseta 2. kurang Perbup an berda Pengembang daya Pengen Penun
perempu tahun raan bervaria Strategi daya mpak an sistem manusi dalian daan
an Gende sinya Penang duku karir / a yang Pendud Usia
pernah r, lapangan gulanga ng lapangan berpen uk Perka
kawin Perlin pekerjaa n dan kerja didikan 2. winan
umur 25- dunga n Perkawi daya berbasis , Progra 2.
49 tahun. n Anak 3. nan tamp kepemudaan berkual m Progra
dan kemamp Usia ung itas dan Pembin m
Keluar uan Anak lahan Masyarakat beriden aan Pengen
ga ekonomi 2. - Edukasi dan titas Keluarg tasan
Berenc yang Peningk renda pembudayaa a Budaya
ana terbatas atan hnya n penundaan Berenc Masyar
4. Angka jasa usia kawin ana akat
kurangn Partisip ekosi 3. yang
ya asi stem LSM / Progra kurang
fasilitasi Sekolah fungs Akademisi m memen
aktualisa pada i Pendamping Pember tingka
si diri tingkat ruang an dayaan n
SMP hidup masyarakat dan pendid
(dan dalam Pening ikan
SMA) peningkatan katan 3.
kapasitas Keluarg Progra
terkait a m
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
m
Pemen
uhan
Hak
Anak
6.
Progra
m
Perlind
ungan
Khusus
Anak
3 1.4.1 Persenta Mening Menur Ya 1. 1. - V V - - - V V - - - Relati Private/Sw Terwuj 1. 1.
2 .(d) se rumah kat unnya Ketersed Pengem keter f asta / udnya Progra Progra
tangga menjad kualita iaan CAT bangan batas tidak Filantropi kawasa m m
yang i 100% s dan 2. SPAMD an berda Dalam n Pengel Revital
memiliki kuanti pengusa es / daya mpak bentuk CSR permuk olaan isasi
akses tas air haan air SPAM duku berupa iman dan dan
terhadap yang Komun ng bantuan yang Penge Perlind
layanan terbatasi al / dan penyediaan layak mbang ungan
sumber topografi PAMSI daya sumber air huni an Mata
air 3. MAS tamp layak Sistem Air
minum kebutuh 2. ung berkelanjuta Penyed 2.
layak an akan pembat lahan n iaan Air Progra
dan sistem asan - Minum m
berkelanj lokal / penetap renda Masyarakat 2. Penyed
utan. komunal an hnya Dalam Progra iaan
lokasi jasa bentuk m
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
sumber air
layak
berkelanjuta
n
3 1.5.1 Jumlah Menur Tinggi Tida Banyak Perwuj - - V - V - - V - - - Relati Private/Sw Berkur 1. 1.
4 * korban un nya k permuki udan risiko f asta/Filantr angnya Progra Progra
meningg keraw man kawasa kera tidak opi risiko m m
al, hilang, anan yang n wana berda Dalam bencan Penang Pengua
dan benca masih permuk n mpak bentuk CSR a anan tan
terkena na berada di iman benca terkait Bencan Kapasit
dampak kawasan yang na mitigasi a as
bencana rawan sesuai - bencana dan 2. Masyar
per bencana. dengan renda perbaikan Progra akat
100.000 Kabupat daya hnya lingkungan m dalam
orang. en dukung jasa Penyele Mengh
Wonoso dan ekosi Masyarakat nggara adapi
bo daya stem Mengikuti an Bencan
memang tampun fungs dan aktif Jalan a
memiliki g i berpartisipa (Jalan 2.
banyak ruang si dalam Penang Progra
kawasan hidup perencanaan gulanga m
rawan - dan n Penyed
bencana keter pelaksanaan Bencan iaan
batas mitigasi a/ Infrast
an bencana Tangga ruktur
daya p Tangga
duku LSM / Darurat p
ng Akademisi )
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
an
Ruang
3 11.5. Jumlah Menur Tinggi Tida Banyak Perwuj - - V - V - - V - - - Relati Private/Sw Berkur 1. 1.
5 1* korban un nya k permuki udan risiko f asta/Filantr angnya Progra Progra
meningg keraw man kawasa kera tidak opi risiko m m
al, hilang anan yang n wana berda Dalam bencan Penang Pengua
dan benca masih permuk n mpak bentuk CSR a anan tan
terkena na berada di iman benca terkait Bencan Kapasit
dampak kawasan yang na mitigasi a as
bencana rawan sesuai - bencana dan 2. Masyar
per bencana. dengan renda perbaikan Progra akat
100.000 Kabupat daya hnya lingkungan m dalam
orang. en dukung jasa Penyele Mengh
Wonoso dan ekosi Masyarakat nggara adapi
bo daya stem Mengikuti an Bencan
memang tampun fungs dan aktif Jalan a
memiliki g i berpartisipa (Jalan 2.
banyak ruang si dalam Penang Progra
kawasan hidup perencanaan gulanga m
rawan - dan n Penyed
bencana keter pelaksanaan Bencan iaan
batas mitigasi a/ Infrast
an bencana Tangga ruktur
daya p Tangga
duku LSM / Darurat p
ng Akademisi ) Darura
dan Dalam 3. t
daya bentuk Progra
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
tamp kajian m
ung mitigasi Penge
lahan bencana dan mbang
penguatan an
kapasitas Peruma
masyarakat han
(Reloka
si
Akibat
Bencan
a)
4.
Progra
m
Penang
gulanga
n
Bencan
a
5.
Progra
m
Penyele
nggara
an
Penata
an
Ruang
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
3 13.1. Jumlah Menur Tinggi Tida Banyak Perwuj - - V - V - - V - - - Relati Private/Sw Berkur 1. 1.
6 2* korban un nya k permuki udan risiko f asta/Filantr angnya Progra Progra
meningg keraw man kawasa kera tidak opi risiko m m
al, hilang anan yang n wana berda Dalam bencan Penang Pengua
dan benca masih permuk n mpak bentuk CSR a anan tan
terkena na berada di iman benca terkait Bencan Kapasit
dampak kawasan yang na mitigasi a as
bencana rawan sesuai - bencana dan 2. Masyar
per bencana. dengan renda perbaikan Progra akat
100.000 Kabupat daya hnya lingkungan m dalam
orang. en dukung jasa Penyele Mengh
Wonoso dan ekosi Masyarakat nggara adapi
bo daya stem Mengikuti an Bencan
memang tampun fungs dan aktif Jalan a
memiliki g i berpartisipa (Jalan 2.
banyak ruang si dalam Penang Progra
kawasan hidup perencanaan gulanga m
rawan - dan n Penyed
bencana keter pelaksanaan Bencan iaan
batas mitigasi a/ Infrast
an bencana Tangga ruktur
daya p Tangga
duku LSM / Darurat p
ng Akademisi ) Darura
dan Dalam 3. t
daya bentuk Progra
tamp kajian m
mitigasi Penge
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
3 16.1 Jumlah Mening Pelaya Tida Belum Perlu (tidak - - - - - - - - - - Relati Masyarakat Terkelo Pengel Progra
7 0.2.( kepemili kat nan k ada adanya terkai f / LSM / la dan olaan m
c) kan pemer angka analisis t) tidak Akademisi terako Inform Pendat
sertifikat intaha ideal beban berda Menggunaka modasi asi dan aan
Pejabat n yang jumlah kerja mpak n fasilitas nya Komun dan
Pengelol belum PPID dan informasi pelayan ikasi Pengel
a mema yang beban dan an Publik olaan
Informas dai dibutuhk jabatan dokumentasi informa Pemeri inform
i dan untuk an. Jika PPID, sesuai si oleh ntah asi
Dokume mendu diumpa yang kebutuhan PPID Daerah berbasi
ntasi kung makan disesuai untuk dapat Kabupa s
(PPID) ekono satu kan mengetahui ten/Ko spasial
untuk mi, instansi dengan jumlah riil ta dan
menguku keseha memiliki demand kebutuhan karakt
r kualitas tan, satu atau PPID eristik
PPID pendid PPID, kebutuh kawasa
dalam ikan maka an n
menjalan dan Wonoso masyar
kan keuan bo akat
tugas gan sebetuln terkait
dan daerah ya sudah informa
fungsi pada si di
sebagaim angka Wonoso
ana baik bo
diatur (jumlah
dalam instansi
peratura berbasis
n Perda 12
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
perunda tahun
ng- 2016 ada
undanga sekitar
n. 37
instansi
sementar
a PPID
berjumla
h 48)
3 17.1 Persenta Mening Pelaya Tida Pelayana 9) Peng (tidak - - - - - - - - - - Relati Masyarakat Mening Progra Progra
8 8.1.( se kat nan k n di BPS embang terkai f / LSM / katnya m m
a) konsume pemer masih an t) tidak Akademisi kualitas Penyele Pendat
n Badan intaha belum pendata berda Menggunaka data nggara aan
Pusat n yang sesuai an mpak n fasilitas dan an dan
Statistik belum dengan statistik informasi pelayan Statisti Pengel
(BPS) mema yang . dan an k olaan
yang dai dibutuhk 10) Kerj publikasi penyed Sektora inform
merasa untuk an asama data statistik iaan l asi
puas mendu konsume dengan sesuai data berbasi
dengan kung n BPS. Kominf kebutuhan s
kualitas ekono o dalam untuk dapat spasial
data mi, pengum mengetahui dan
statistik. keseha pulan kualitas riil karakt
tan, informa pelayanan eristik
pendid si BPS kawasa
ikan n
dan
keuan
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
gan
daerah
3 5.6.1 Pengetah Mening Belum Ya Mengupa Membe (tidak - - - - - - - - - - Relati Private/Sw Terwuj 1. 1.
9 .(b) uan dan kat Optim yakan rikan terkai 1 f asta / udnya Progra Progra
pemaha menjad alnya pendidik materi t) tidak Filantropi / sumber m m
man i 85% Keseta an pendidi berda Masyarakat daya Pengen Penun
Pasanga raan mengena kan mpak Edukasi manusi dalian daan
n Usia Gende i reprodu terhadap a yang Pendud Usia
Subur r, reproduk ksi kesehatan berpen uk Perka
(PUS) Perlin si, (termas reproduksi didikan 2. winan
tentang dunga bersama uk di dan keluarga , Progra 2.
metode n Anak an dalamn berencana berkual m Progra
kontrase dan dengan ya itas dan Pembin m
psi Keluar upaya kontras LSM / beriden aan Pengen
modern. ga sosialisa epsi Akademisi titas Keluarg tasan
Berenc si modern Pendamping a Budaya
ana Peratura ) di an Berenc Masyar
n Bupati jenjang masyarakat ana akat
Pencega pendidi dalam 3. yang
han kan peningkatan Progra kurang
Pernikah wajib. kapasitas m memen
an Usia terkait Pember tingka
Dini perencanaan dayaan n
keluarga, dan pendid
kesehatan Pening ikan
reproduksi katan 3.
serta Keluarg Progra
a m
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
LSM /
Akademisi/
Filantropi
Dalam
bentuk
pengkajian/
penyediaan
sistem
energi
alternatif
Ten
dens
i
Rekom
Pengaturan Iklim
Jaseko Air Bersih
Rawan Bencana
Gambar Progra
Jaseko Pangan
(Perpre is Tan batas ak Potensi ndasi
DDDT Lahan
Lahan Kritis
No. an Sasaran m
s Pemba pa Simpulan an Covid Peran Progra
DD Air
Kahati
N Indi Rekome Strategi Berdas
Indikator 59/201 nguna Upa Permasal Lingk pada Stakeholder m
o kato ndasi / s arkan
7) - n ya ahan ungan Penca Non- Permen
r Skenari Daerah Aspiras
Ringkas Berkel Tam Hidup paian Pemerintah dagri
o i
an anjuta baha TPB 90
Masyar
n n
akat
202
6
untuk
penerangan