Anda di halaman 1dari 13

BUKU I

RINGKASAN EKSEKUTIF
INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (IKPLHD)
KABUPATEN LOMBOK UTARA
TAHUN 2019

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

1
SURAT PERNYATAAN

PERUMUSAN ISU PRIORITAS PENGELOLAAN


LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

Berdasarkan amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009


tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pemerintah
mempunyai kewajiban menjaga tata lingkungan pada tataran fungsional
dalam rangka menjamin fungsi lingkungan hidup selalu lestari, keterlibatan
peran serta masyarakat di bidang tata kelola lingkungan akhirnya menjadi
esensial bagi pengembangan pemerintahan modern.

Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini saya menyatakan


bahwa perumusan isu lingkungan hidup Kabupaten Lombok Utara telah di
laksanakan secara partisipatif dengan melibatkan masyarakat dan
stakeholder, sehingga diperoleh isu-isu prioritas lingkungan hidup
Kabupaten Lombok Utara sebagai berikut:

1. Bencana Alam (Gempa Bumi)


2. Pengelolaan Sampah dan Limbah
3. Kerusakan Ekosistem Pesisir
4. Abrasi
5. Alih Fungsi Lahan

Demikian surat pernyataan isu prioritas lingkungan hidup daerah


ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tanjung, 23 April 2019


17 Sya’ban 1440 H

BUPATI LOMBOK UTARA

Dr. H. NAJMUL AKHYAR, SH., MH

i
BUPATI LOMBOK UTARA

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa melimpahkan taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga diselesaikan
Dokumen lnformasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Lombok Utara dengan baik, sesuai pedoman penyusunan lnformasi
Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota yang diterbitkan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Tahun 2018.

Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten


Lombok Utara Tahun 2 0 1 8 , membuat data tentang media l i ngkungan (kondisi
lingkungan dan kecenderungannya, tekanan terhadap lingkungan dan upaya
pengelolaan l ingkungan) yang terangkum dalam RINGKASAN EKSEKUTIF
dan LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP DAERAH.

Akhirnya, kepada Tim penyusun serta semua pihak yang telah


memberikan andil dan peran sertanya, perkenankan saya mengucapkan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya.

Semoga laporan ini dapat dipublikasikan secara luas bagi


masyarakat umum khususnya masyarakat Kabupaten Lombok Utara,
sehingga memiliki gambaran yang lebih jelas dan rinci mengenai potret
kondisi lingkungan, serta menjadikan Kabupaten Lombok Utara yang
nyaman dan lestari.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Tanjung, 23 April 2019


17 Sya’ban 1440 H

BUPATI LOMBOK UTARA

DR. H. NAJMUL AKHYAR, SH, MH

ii
RINGKASAN EKSEKUTIF

Sumberdaya alam dan lingkungan hidup merupakan sumberdaya


yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan mahluk hidup
lainnya. Dalam UU 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup disebutkan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain.
Pada keadaan alaminya, lingkungan atau ruang tempat
berlangsungnya semua kehidupan selalu bersifat dinamis atau mengalami
perubahan. Perubahan pada lingkungan akan terus berlangsung dan
cenderung mengarah pada kemungkinan terjadinya kerusakan dan
pencemaran. Perubahan yang terjadi secara alami merupakan reaksi dari
lingkungan untuk tetap berada pada kesetimbangannya. Namun,
perubahan dapat juga terjadi secara radikal seperti bencana alam dan
merupakan fenomena yang sulit untuk dikendalikan serta umumnya
berdampak besar dan penting terhadap kehidupan.
Aktivitas manusia yang berkaitan dengan pembangunan juga
mempunyai peran yang penting terhadap perubahan lingkungan.
Eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkontrol cenderung merusak
kesetimbangan alam. Untuk mengurangi dan mencegah dampak buruk
aktivitas pembangunan terhadap lingkungan diperlukan konsep
pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Konsep
tersebut dapat terlaksana bila didukung oleh data dan informasi yang
akurat dan valid mengenai kondisi dan potensi lingkungan tersedia secara
berkesinambungan. Hal ini sejalan dengan Agenda 21 (hasil konferensi PBB
tentang lingkungan dan pembangunan di Rio de Janeiro tahun 1992) dan
Undang- undang 32 Tahun 2009 Pasal 62 yang keduanya menyebutkan

1
tentang pentingnya pemerintah dan pemerintah daerah menyediakan
informasi mengenai lingkungan hidup.
Salah satu sarana penyedia data dan informasi lingkungan yakni
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (IKPLHD) yang
dapat digunakan sebagai alat dalam menilai dan menentukan prioritas
masalah, serta membuat rekomendasi bagi penyusunan kebijakan dan
perencanaan untuk membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan
lingkungan hidup dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan sehingga
lingkungan hidup ini dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang dalam
kondisi yang lestari.
Kabupaten Lombok Utara merupakan kabupaten termuda di wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Barat terletak antara 1150 46’ - 1150 28’ Bujur
Timur dan antara 80 120’ – 80 550’ Lintang Selatan. Total luas daratan
Kabupaten Lombok Utara mencapai 809,53 Km2 dan luas perairan laut
mencapai 503,24 Km2.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008, Kabupaten
Lombok Utara terdiri dari 5 (lima) Kecamatan yaitu Kecamatan Bayan
dengan luas daratan 329,10 Km2, Kecamatan Kayangan dengan luas
daratan 126,35 Km2, Kecamatan Gangga dengan luas daratan 157,35 Km2,
Kecamatan Tanjung dengan luas daratan 115,64 Km2, Kecamatan
Pemenang dengan luas daratan 81,09 Km2 dengan Ibukota Kabupaten di
Kecamatan Tanjung.
Wilayah Kabupaten Lombok Utara berupa pegunungan sampai ke
pesisir. Ketinggian wilayah Kabupaten Lombok Utara berada pada
kisaran 0 – 1000 meter dari permukaan laut (d.p.l) dengan ketinggian
rata-rata 539,69 meter d.pl. Luas wilayah dengan ketinggian 0 – 100
meter d.p.l mencapai 8.095,30 Ha, wilayah dengan ketinggian 100 – 500
meter d.p.l mencapai 1.6619,06 Ha dan di atas 1000 meter d.p.l mencapai
539,69 Ha.

2
Satuan batuan yang tersingkap di Pulau Lombok terdiri dari batuan
gunung api, batuan sedimen dan batuan terobosan yang umumnya
berkisar dari tersier hingga kuarter. Satuan batuan tertua adalah Formasi
Pengulung berumur Oligosen Akhir – Miosen Awal yang tersusun oleh
endapan produk gunung api berupa breksi, lava dan tuf dengan lensa batu
gamping. Formasi ini menjemari dengan Formasi Kawangan yang terdiri
atas perselingan butu pasir kuarsa, batu lempung dan breksi. Keduanya
diterobos oleh batuan intrusi yang bersusun dasit dan basal yang diduga
berumur miosen tengah.
Isu prioritas adalah isu utama yang menjadi prioritas dalam
memperbaiki kualitas lingkungan hidup di daerah. Isu prioritas merupakan
pilihan-pilihan kebijakan yang mendasar yang diperlukan atau tantangan
kritis yang harus dihadapi untuk menuju kondisi terbaik yang diinginkan.
Sebuah isu akan menjadi prioritas yakni apabila tidak diantisipasi akan
menimbulkan kerugian yang lebih besar atau dalam hal tidak dimanfaatkan
akan menghilangkan peluang dalam jangka panjang. Penetapan isu
prioritas atau isu strategis lingkungan hidup difokuskan pada permasalahan
terkait lingkungan hidup yang telah, sedang dan/atau akan terjadi di
daerah, dan prosesnya dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan
pemangku kepentingan di daerah.
Penentuan isu prioritas lingkungan hidup dimulai dengan
mengumpulkan informasi dari kelompok pemangku kepentingan
(stakeholder). Penjaringan isu lingkungan hidup Kabupaten Lombok Utara
dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD) yang pesertanya terdiri
dari perwakilan desa dan kecamatan. Informasi dari stakeholder kemudian
dirumuskan menjadi isu prioritas dengan menggunakan metode USG
(Urgency, Seriousness, Growth).
Ada lima isu strategis yang telah ditetapkan oleh Bupati Kabupaten
Lombok Utara, yaitu:
1. Bencana Alam (Gempa Bumi);
2. Pengelolaan Sampah dan Limbah;
3
3. Kerusakan ekosistem pesisir;
4. Abrasi;
5. Alih fungsi lahan.
Analisis Pressure, State dan Respon isu prioritas lingkungan hidup
yang dilakukan meliputi 5 aspek yaitu tataguna lahan, kualitas air, kualitas
udara, resiko bencana, dan perkotaan. Kelima aspek tersebut dijelaskan
sebagai berikut:
a. Tataguna lahan
Lahan merupakan sumber daya alam fisik yang mempunyai peranan
penting dalam segala kehidupan manusia. Lahan sebagai sumber daya
memiliki banyak fungsi antara lain adalah fungsi produksi, fungsi
lingkungan biotik, fungsi pengatur iklim, fungsi hidrologi, fungsi
penyimpanan, fungsi pengendali dan fungsi ruang kehidupan yang dapat
dimanfaatkan manusia dalam usaha meningkatkan kualitas hidupnya.
Perubahan yang terjadi pada lahan akan merubah fungsi lahan sehingga
akan berkurang fungsinya. Dewasa ini, banyak terjadi perubahan fungsi
lahan akibat kegiatan manusia yang eksploitatif, sehingga daya dukung
lahan berkurang, misalnya kegiatan penambangan, pemupukan dengan
bahan kimia, pembukaan hutan untuk industri, dan lain sebagainya.
Pemaanfatan lahan di Kabupaten Lombok Utara menurut data 2017,
peruntukan paling besar untuk perkebunan yaitu 44%, sawah sebesar
25%, pemukiman sebesar 18%, pertanian lahan kering 18%, perikanan
sebesar 2 %, pertambangan sebesar 0,1%. Laju alih fungsi sawah
pertahun rata-rata sebesar 3,7% pertahun. Luas sawah pada tahun 2010
seluas 9.920 Ha dan pada tahun 2017 tersisa 7.284 Ha.
Upaya yang dilakukan untuk perlindungan tata guna lahan yakni
dengan menyusun rencana tata ruang wilayah. Di dalam rencana tersebut
akan diterapkan kawasan lindung dan kawasan budidaya di wilayah
tersebut. Penyusunan rencana detail tata ruang merupakan upaya lain
yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Utara guna menjaga
keseimbangan tata guna lahan di wilayahnya. Berisi tentang pendetailan
4
perencanaan tata ruang dari RTRW yang telah disusun sebelumnya,
dokumen ini diharapkan dapat memberikan informasi lebih mendetail
terkait dengan perencanaan tata ruang dengan lebih detail sehingga alih
fungs lahan dapat diminimalisir. Sosialisasi peta kawasan konservasi juga
dilakukan kepada kecamatan-kecamatan yang memiliki kawasan
konservasi. Selain itu, penerbitan perijinan terkait pemanfaatan lahan
hanya bisa dikeluarkan oleh Dinas terkait. Dengan sistem seperti itu
Pemerintah Kabupaten Lombok Utara dapat melakukan pengawasan
terhadap pengajuan ijin yang dilakukan oleh masyarakat sehingga
perkembangan kota tetap sesuai dengan perencanaan yang tertuang pada
rencana tata ruang yang telah dibuat. Kegiatan pengawasan, pengendalian
dan penerbitan tata bangunan juga dilakukan oleh dinas terkait supaya
pembangunan yang ada sesuai dengan aturan yang berlaku.

b. Kualitas Air
Peningkatan jumlah pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) akan meningkatkan tekanan terhadap sumber daya air baku yang
digunakan oleh PDAM. Semakin meningkat jumlah pelanggan PDAM
meningkat pula volume air yang diambil untuk diolah. Pelanggan PDAM
dikategorikan menjadi 9 kategori yaitu rumah tangga, industri, niaga,
pemerintah, hankam, pelabuhan, sosial umum, PDAM lainnya, dan sosial
khusus. Pelanggan PDAM yang dominan adalah berasal dari rumah tangga.
Selain jumlahnya yang paling besar setiap tahunnya pelanggan PDAM yang
berasal dari rumah tangga merupakan salah satu pelanggan yang selalu
mengalami peningkatan dengan jumlah yang signifikan. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa rumah tangga merupakan salah satu sektor yang
pemenuhan kebutuhan akan air bersihnya mayoritas bergantung pada
PDAM.
Air sungai mempunyai peranan yang sangat strategis dalam
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Sungai memiliki sifat
dinamis, maka dalam pemanfaatannya dapat berpotensi mengurangi nilai
5
manfaat dari sungai dan dampak lainnya dapat mempengaruhi lingkungan
secara luas. Sungai memiliki fungsi penting dalam kehidupan yaitu sebagai
sumber bahan baku air minum, pengairan, daerah wisata dan lain
sebagainya.
Air sungai yang keluar dari mata air biasanya mempunyai kualitas
yang sangat baik. Namun, dalam proses pengalirannya, air sungai akan
menerima berbagai macam bahan pencemar baik berupa bahan alamiah
maupun bahan-bahan buangan hasil kegiatan manusia. Hasil buangan
kegiatan manusia tersebut kurang lebih 75% – 80% akan dibuang dalam
bentuk yang sudah kotor dan tercemar yang dikenal dengan limbah cair.
Kualitas air sangat berperan penting dalam kehidupan perkotaan, hal
tersebut juga berlaku untuk Kabupaten Lombok Utara. Dimana Kabupaten
Lombok Utara sendiri merupakan pusat perdagangan dan industri
pariwisata, sehingga banyak kegiatan perdagangan dan transportasi baik
darat maupun laut berada di dalamnya. Posisi Kabupaten Lombok Utara
sebagai wilayah muara atau hilir pada topografi wilayah Lombok bagian
utara merupakan tantangan tersendiri terhadap kinerja pengelolaan
lingkungan perairan. Sehingga banyak upaya yang dilakukan Pemerintah
Kabupaten Lombok Utara dalam rangka pengelolaan kawasan perairan baik
sungai, maupun laut, diantaranya adalah pengawasan dan monitoring
kualitas air kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kualitas badan air dan
laut yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Lombok Utara.
Pemantauan dilakukan dengan membandingkan hasil uji laboratorium
sampel yang diambil dengan baku mutu yang telah ditetapkan.

c. Kualitas Udara
Kualitas udara merupakan salah satu komponen penting dalam suatu
daerah. Dimana peningkatan dan pengawasan kualitas udara diatur dalam
Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun
1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, dan Peraturan Menteri
6
Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Pengendalian Pencemaran Udara di Daerah. Salah satu program dari
pemerintah dalam mendukung peningkatan kualitas udara adalah
“Program Langit Biru” yaitu program yang bertujuan untuk mengendalikan
dan mencegah pencemaran udara dan mewujudkan perilaku sadar
lingkungan baik dari sumber tidak bergerak (industri) maupun sumber
bergerak yaitu kendaraan bermotor.
Pencemaran udara didefinisikan sebagai hadirnya substansi di udara
dalam konsentrasi yang cukup untuk menyebabkan gangguan pada
manusia, hewan, tumbuhan, maupun material. Substansi ini bisa berupa
gas, zat cair, maupun partikel padat. Pembangunan fisik yang dilakukan di
Kabupaten Lombok Utara, baik dalam bidang ekonomi maupun
infrastruktur dapat mengakibatkan terjadinya perubahan kualitas udara
menjadi lebih buruk akibat pencemaran udara.
Udara yang berkualitas dan layak hirup adalah kebutuhan dan hak
dasar manusia, oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Lombok Utara
berupaya melaksanakan berbagai kegiatan yang bertujuan menjaga
kualitas udara, diantaranya monitoring udara ambien berkala, pelaksanaan
pemantauan udara ambien dilakukan sebanyak 4 (empat) kali dalam satu
tahun, yaitu pada bulan Februari, April, September dan Desember. Titik
pemantauan tersebar di 4 titik lokasi, diantaranya di Depan Polsek Tanjung,
halaman Kantor Camat Pemenang, Perumahan Bumi Nusantara Sokong,
Tanjung dan Depan Vihara Jl. Sorong Jukung, Tanjung. Peningkatan
kualitas sumber daya manusia dilakukan untuk menangani kasus
pencemaran udara dengan memberikan rekomendasi perbaikan dan / atau
pengelolaan kualitas udara berdasarkan kondisi lingkungan tersebut.
Melakukan pengawasan kepada pelaku pencemaran udara.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
1991 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional, hasil uji SO2 dan NO2
di Kabupaten Lombok Utara masih di bawah baku mutu.

7
d. Resiko Bencana
Kabupaten Lombok Utara merupakan salah satu wilayah di NTB yang
memiliki kerentanan tinggi terhadap resiko bencana. Letak wilayah yang
dekat dengan gunung Rinjani dan didominasi perbukitan, membuatnya
Rawan Bencana terhadap gempa tektonik maupun vulkanik, letusan
gunung berapi, tanah longsor dan banjir bandang. Rekam peristiwa
bencana wilayah Lombok Utara yang dulunya termasuk dalam Kabupaten
Lombok Barat membuktikan ancaman tersebut.
Bencana didefinisikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor non alam
maupun manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa.
Bencana alam yang dimaksud disini adalah segala jenis bencana yang
sumber, perilaku, dan faktor penyebab atau pengaruhnya berasal dari
alam, seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, erupsi gunung api,
kekeringan, angin ribut dan tsunami.
Pengelolaan lingkungan yang baik dapat mengurangi potensi
terjadinya resiko bencana yakni optimalisasi fungsi badan air dengan
pengerukan atau ritasi pada badan air seperti sungai dan embung untuk
mengurangi sedimentasi sehingga dapat menambah daya tamping badan
air. Selain itu, penyusunan rencana tata ruang wilayah juga dilakukan
sehingga tersusunlah peta kawasan bencana dan memuat tentang arahan
pemanfaatan ruang sehingga dapat mengurangi potensi kawasan rawan
bencana.

e. Perkotaan
Kualitas perkotaan dapat dilihat dari baik buruknya pengelolaan
lingkungan, dimana salah satunya adalah persampahan. Peningkatan
jumlah penduduk di Kabupaten Lombok Utara yang terus terjadi selama
3 (tiga) tahun terakhir memberikan tekanan terhadap jumlah timbulan
sampah. Semakin banyak jumlah penduduk maka semakin banyak pula
8
timbulan sampah yang dihasilkan. Ukuran, struktur, distribusi dan
perubahan jumlah penduduk merupakan dinamika kependudukan yang
berdampak positif maupun negatif terhadap lingkungan. Dinamika
kependudukan berdampak positif terhadap pengembangan wilayah,
pengelolaan sumber daya alam, pertahanan dan keamanan. Namun,
jumlah penduduk yang terlalu banyak dengan struktur dan sebaran yang
tidak seimbang dapat berdampak negatif terhadap lingkungan. Bila jumlah
penduduk besar maka tekanan terhadap lingkungan juga akan semakin
besar. Hal ini dapat disebabkan karena peningkatan jumlah penduduk
akan diiringi dengan meningkatnya kebutuhan terhadap sandang, pangan,
papan, air bersih, dan energi. Hal tersebut mengakibatkan eksploitasi
terhadap sumber daya alam semakin tinggi serta cenderung mengabaikan
aspek-aspek lingkungan hidup, seperti adanya pembukaan hutan secara
liar untuk dijadikan tanah pertanian atau untuk mencari hasil hutan sebagai
mata pencaharian yang akhirnya dapat merusak ekosistem hutan. Selain
itu, peningkatan jumlah penduduk menyebabkan tingkat kepadatan
semakin tinggi dan dapat mengakibatkan lahan pertanian semakin
berkurang karena digunakan untuk permukiman. Hal ini dapat
menyebabkan lahan hijau semakin sempit. Meningkatnya jumlah penduduk
berarti juga peningkatan produksi limbah/sampah harian. Limbah-limbah
itu ada kalanya berupa sampah biologis manusia (feses), sampah rumah
tangga, pertanian, industri, transportasi, dan lain-lain. Sampah-sampah
tersebut merupakan sumber polusi, baik polusi tanah, air, maupun udara.
Meskipun pengelolaan persampahan merupakan wewenang utama
dari Dinas Kebersihan, namun seluruh Organisasi Perangkat daerah (OPD
Lembaga Masyarakat/ Organisasi Lingkungan Hidup, turut andil dalam
pengelolaan persampahan hal terlihat dari program kegiatan dan inisiasi
masyarakat yang turut mendukung peningkatan kualitas persampahan.
Kegiatan yang dilakukan antara lain dengan program pemberian tempat
sampah berupa container untuk sekolah dan lingkungan sekitar. Program

9
rumah kompos juga dilakukan oleh dinas kepada masyarakat, supaya
mereka dapat mengolah sampah sendiri. Untuk kelompoknya baru 1 yang
digunakan sebagai percontohan dalam program tersebut. Inovasi yang
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Utara sebagai upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah:

1. Pelibatan masyarakat dalam mengelola sampah dan limbah


2. Penanaman mangrove
3. Rehabilitasi terumbu karang
4. Penanaman di lokasi mata air dan lahan kritis
5. Pembangunan bak jebakan
6. Pencetakan sawah baru dan pembuatan irigasi
7. Penataan RTH dan pengembangan taman rekreasi
8. turan Formal

Tataguna lahan, kualitas air, kualitas udara, kerentanan terhadap


resiko bencana dan perkembangan perkotaan menjadi aspek penting yang
perlu diperhatikan dalam pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten
Lombok Utara. Pembangunan yang terus berkembang, penduduk yang
terus bertambah dan kurangnya kesadaran masyarakat akan kualitas
lingkungan hidup yang baik menjadi tantangan sekaligus tekanan bagi
Pemerintah Daerah.Namun demikian, upaya dan usaha akan terus
dilakukan, program/kegiatan, inovasi-inovasi akan terus dikembangkan,
pelaku usaha dan pihak swasta dan masyarakat akan terus didorong untuk
menciptakan inisiatif- inisiatif terkait isu dan pengelolaan lingkungan hidup.
Upaya dan dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan demimenjaga
kualitas lingkungan yang baik.

10

Anda mungkin juga menyukai