Metode Studi
BAB III
METODE STUDI
Tabel 3.1 Kualitas Udara, Metoda Analisa dan Peralatan yang digunakan
Waktu
Metoda
No Parameter Penguku Baku Mutu Peralatan
Analisa
ran
1. Oksida Nitrogen Salzamnn Spektrofoto
1 jam 400 µg/NM3
(NOx) meter
2. Sulfur Dioksida Pararosanilin Spektrofoto
1 jam 900 µg/NM3
(SO2) meter
3. Hydrogen Sulfida, Absorpsi Gas Spektrofoto
µg/NM3
H2S meter
4. Karbon Monoksida 30.000 Gas Analyzer Spektrofoto
1 jam
(CO) µg/NM 3 meter
5. Debu/Partikulat Gravimetri Hi-Vol
24 jam 230 µg/NM3
(TSP) Sampler
6. Hidrokarbon (HC) Gas Analyzer Flame
3 jam 160 µg/NM3
Ionization
7. Oksidan (O3) Chemilumines Spektrofoto
1 jam 235 µg/NM3
cen meter
8. Timbal (Pb) 24 jam 2 µg/NM 3 Gravimetri AAS
9. Kebisingan* Sound Sound Level
55 dBA
Pressure Metri Meter
Sumber: Peraturan Pemerintah PP Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
* Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesai Nomor Kep-48/MENLH/11/1996
B. Tingkatan kebisingan
Metode Pengumpulan data
Kebisingan yang dikaji merupakan data primer hasil pengukuran lapangan,
diukur menggunakan Sound Level Meter yaitu dengan mengambil data rataan
dari 10 menit pengambilan data dengan interval pembacaan setiap 5 detik.
Metoda dan
Parameter Satuan Sungai Sumur Keterangan
Alat Analisis*
(COD)
Ekstraksi Freon,
Minyak dan lemak mg/l v v Lab. Induk
Spektrofotometer
Nessler,
Nitrit (NO2-N) mg/l v v Lab. Induk
Spektrofotometer
Ammonia (NH3-N) mg/l Stanus Klorida v v Lab. Induk
Total Fospat-P mg/l Spektrofotometrik v v Lab. Induk
Besi (Fe) mg/l Spektrofotometrik v v Lab. Induk
Argentometrik,
Sulfida (H2S) mg/l v v Lab. Induk
Titrasi
GLC,
Fenol**) mg/l v v Lab. Induk
Spektrofotometer
Spektrofometrik,
Nikel (Ni) mg/l v v Lab. Induk
AAS
Spektrofotometrik
Air Raksa (Hg) µg/l v v Lab. Induk
, AAS
Spektrofotometrik
Tembaga (Cu) mg/l v v Lab. Induk
, AAS
Spektrofotometrik
Seng (Zn) mg/l v v Lab. Induk
, AAS
Spektrofotometrik
Timah Hitam (Pb) mg/l v v Lab. Induk
, AAS
Spektrofotometrik
Kadmium (Cd) mg/l v v Lab. Induk
, AAS
Spektrofotometrik
Deterjen (MBAS) mg/l , Lab. Induk
Spektrofotometer
Mikrobiologi
Fecal Coliform/ MPN/ Botol steril tabung
v v Lab. Induk
Koliform Tinja 100 ml ganda, inkubator
MPN/ Botol steril tabung
Total Coliform v v Lab. Induk
100 ml ganda, inkubator
Catatan : *Standard Methods for Examination of Water and Waste Water, American Public
Health Association, APHA (1995)
Keterangan : V = dilakukan pengukuran, - = Tidak dilakukan pengukuran, lokasi sumur
tidak dilakukan pengambilan biota air
3. Persepsi Masyarakat
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data sikap dan persepsi akan dilakukan berdasarkan data
primer dan sekunder. Untuk data sekunder melalui studi literatur, sedangkan
data primer menggunakan teknik wawancara mendalam dan pengamatan juga
terutama melalui penyebaran kuisioner.
Studi Literatur
Studi literatur dilakukan melalui kegiatan content analysis terhadap berbagai
dokumen yang berkaitan dengan warga komunitas setempat, berupa aturan-
aturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah maupun hasil-hasil studi di
masa lalu.
Teknik Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam adalah teknik wawancara antara peneliti dengan
informan dengan menggunakan pedoman wawancara yang bersifat informal.
Tujuannya dalam rangka menggali informasi mendalam dari informan yang
bersangkutan.
Pada tahap awal, peneliti mewawancarai warga komunitas untuk mengetahui
pengetahuan dan nilai-nilai dalam masyarakat (proses sejarah, pranata adat,
regulasi pemanfaatan sumberdaya ekonomi, dan lain-lain). Setelah rapport
terbangun dengan baik antara peneliti dengan informan/orang yang
diwawancarai, maka kemudian dilakukan wawancara mendalam mengenai
sikap dan persepsi dari tokoh/informan kunci. Untuk pemilihan informan
kunci dilakukan dengan cara teknik pengambilan sample secara acak
(random) berdasarkan acuan dari KepBapedal Nomor KEP-299/11/Tahun
1996 mengenai pedoman teknis kajian aspek social dalam penyusunan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Metode Analisis Data
Hasil pengumpulan data kemudian dianalisis secara deskripsi etnografi
tentang pemetaan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder), proses
sejarah, regulasi pemanfaatan sumberdaya ekonomi, pranata adat, dan
lainnya. Penggambaran parameter tersebut diperlukan untuk mendukung
analisis deskriptif sikap dan persepsi yang berpotensi menimbulkan konflik di
komunitas yang diamati.
KA-ANDAL Rencana Pembangunan Rumah Sakit Santa Theresia II Jambi III-9
Bab III. Metode Studi
Tabel 3.3. Parameter, Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data Kesehatan
Masyarakat
Alat dan Cara
Parameter Sumber/Instansi
Pengumpulan Data
Kesehatan Masyarakat - Puskesmas dan - Studi pustaka,
- Sepuluh Penyakit Rumah Sakit - wawancara
Terbesar setempat - tabulasidata
- Fasilitas Kesehatan - Dinas Kesehatan sekunder
- Tenaga Kesehatan setempat
- Vektor Penyakit & - Masyarakat
Pola Pengobatan setempat
Masyarakat.
- Insiden
- prevalensi
Sanitasi - Puskesmas dan - Studi pustaka,
Lingkungan Rumah Sakit - wawancara
setempat - tabulasi data
- Dinas Kesehatan sekunder
setempat
- Masyarakat
setempat
Kesehatan lingkungan - Puskesmas dan - Studi pustaka,
kerja. Rumah Sakit - wawancara
- Insiden setempat - tabulasi data
- Prevalensi - Dinas tenaga kerja sekunder
kota
PR
K
P
PR = Prevalence Rate
∑ K = Jumlah kasus lama + Baru selama periode tertentu (tahun)
∑ P = Jumlah penduduk pertengahan tahun
Insidensi
Insidensi digunakan sebagai alat ukur rate dari kasus baru penyakit, gangguan,
yang terjadi dalam 1 populasi. Insidensi adalah jumlah kasus baru suatu
penyakit yang muncul dalam suatu periode waktu dibandingkan dengan unit
populasi tertentu dalam periode waktu tertentu.
Jumlah kasus baru penyakit
a. Angka insidensi = Jumlah orang yang beresiko x Konstanta (100 %,
mengalami penyakit tsb pada 1000%)
periode waktu yg sama
(Budiono, 2002)
2. Sanitasi Lingkungan
Parameter yang akan diteliti meliputi :Penggunaan air bersih, pengelolaan
limbah padat (sampah) dan pengelolaan air limbah.
Jenis data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder dan data primer.
Lokasi Pengumpulan Data
Pengamatan dan pengumpulan data sanitasi lingkungan yaitu di areal
pengelolaan air limbah, tempat timbunan sampah (tempat sampah/bak-bak
sampah di dalam lokasi kegiatan, TPS di dalam lokasi dan disekitar lokasi
kegiatan).
Metode Pengumpulan data
Data mengenai aspek sanitasi lingkungan yang dikumpulkan meliputi data
primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan adalah :
pengamatan lapangan. Data sekunder yang dikumpulkan yaitu data
pengelolaan sampah, Pengelolaan air limbah, yang telah ada dari pihak
pemrakarsa.
Metode Analisis Data
Data yang diperoleh di lapangan diolah untuk memperoleh data keluaran
berupa timbulan (dalam satuan volume dan berat). Kemudian dilakukan
analisis hasil dengan cara membandingkannya antara prakiraan timbulan
maksimal dengan data-data yang telah ada selama ini (Gambar 3.1.).
Mulai
Studi Literatur
Data Sekunder :
Pengumpulan Data
Data Penggunaan air
bersih, data volume
Data Primer pengelolaan air limbah
dan Timbulan berat dan
volume; system
pewadahan, pengumpulan
Kuisioner: dan pengangkutan
Gambar 3.1. Diagram Alir Pengumpulan Data Volume Limbah cair dan Padat
B. Jenis data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder dan data primer, diambil
setelah RS Theresia II menjalankan aktivitasnya
C. Lokasi pengambilan contoh
baru suatu penyakit yg muncul dalam suatu periode waktu dibandingkan dengan unit
populasi tertentu dalam periode waktu tertentu.
Jumlah kasus baru penyakit
1. Angka insidensi = Jumlah pekerja yg beresiko x Konstanta (100 %,
mengalami penyakit tsb pada 1000%)
periode waktu yg sama
Model Bangkitan
Perjalananan
Pengumpulan Data
Sekunder Model Penyebaran
Perjalanan
Perjalananan
Model Pemilihan Moda
Penetapan Daerah
Dampak
Model Pembebanan
Perjalanan
Pembangunan Model
jaringan transportasi Survai-Survai Primer
Validasi Model
Secara garis besar jenis dan metoda survei selengkapnya disajikan pada Tabel
3.5. berikut dibawah ini :
Pelaksanaan Survei
a. Persiapan Survei
Pelaksanaan survei lapangan diawali dengan persiapan yang meliputi
pelatihan tenaga surveyor, penetapan lokasi definitif titik-titik survei, dan
alokasi waktu serta pembagian titik bagi surveyor.
b. Survei Pendahuluan
Metode Survei
- Survei Inventarisasi Jalan (Roadway Inventory)
Survei ini dimaksudkan untuk mendapatkan data inventarisasi tentang elemen
penampang melintang jalan, pengaturan lalu lintasnya, dan tata guna lahan
pinggir jalan. Dari data inventarisasi ini selanjutnya akan ditaksir kapasitas
ruas jalan serta pola pengaturan lalu lintasnya.
Metoda yang dipergunakan di dalam survei ini ialah dengan melakukan
pengukuran dan pencatatan di dalam sketsa peta lokasi yang sudah
disediakan. Alat bantu ukur yang dipergunakan adalah walking
measures/wheel meter.
- Survei Pencacahan Lalu Lintas Persimpangan (Classified Turning Movement
Count)
Survei pencacahan lalu lintas persimpangan dilakukan untuk mendapatkan
data volume gerakan membelok, distribusi gerakan lalu lintas, dan volume
(membelok) jam perencanaan. Pencacahan lalu lintas dilakukan terpisah
untuk masing-masing lengan dan arah lalu lintas.
Untuk mendapatkan variasi volume dalam sehari telah dilaksanakan survei pada
hari kerja (Selasa) selama 6 jam dan hari libur (Sabtu) serta dibagi 3 (tiga)
periode survei. Acuan bersumber dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta
Dimana :
Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = Faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas
FCsp = Faktor penyesuaian akibat pemisahan arah
FCsf = Faktor penyesuaian akibat hambatan samping
FCcs = Faktor Koreksi ukuran kota
Tingkat Pelayanan
Tingkat pelayanan pada suatu ruas jalan menunjukkan kondisi secara
keseluruhan ruas jalan tersebut. Tingkat pelayanan ditentukan dalam suatu skala
interval yang terdiri dari 6 tingkat. Tingkat-tingkat ini disebut A, B, C, D, E, dan F,
dimana A merupakan tingkat pelayanan tertinggi, dengan gambaran tingkat
pelayanan sebagai berikut :
Indeks Tingkat = Arus Bebas; volume rendah dan kecepatan tinggi;
Pelayanan pengemudi dapat memilih kecepatan yang
(ITP) A dikehendaki.
Indeks Tingkat = Arus Stabil; kecepatan sedikit terbatas oleh lalu
Pelayanan lintas; volume pelayanan yang dipakai untuk desain
Prakiraan dampak lalu lintas ini didasarkan pada suatu kondisi jam puncak yang
menunjukkan dampak lalu lintas terbesar. Kondisi puncak ini diwakili oleh suatu
bangkitan lalu lintas per jam yang menimbulkan dampak terbesar. Kondisi
puncak terjadi karena kombinasi lalu lintas sekitarnya (pertambahan wajar
kendaraan di Kota Jambi) dan bangkitan lalu lintas dari Pembangunan Rumah
Sakit ST Thereia II Jambi.
a. Besar Dampak
Pendekatan yang digunakan dalam memprakirakan besar dampak adalah
mencari nilai “selisih” antara kondisi kualitas lingkungan tanpa adanya proyek
(without project) dengan kondisi kualitas lingkungan sebagai akibat dari adanya
proyek (with project). Prakiraan dampak penting ini dilakukan kepada setiap
komponen lingkungan yang berdasarkan hasil pelingkupan tergolong sebagai
dampak penting. Metode yang digunakan untuk memprakirakan besar dampak
secara umum dapat dikelompokan ke dalam 2 (dua) kelompok yaitu : 1). metode
formal, dan 2). Metode non formal. Metode formal digunakan manakala cukup
tersedia data kuantitatif yang diperlukan. Bila persyaratan data kuantitatif ini tidak
terpenuhi maka prakiraan dampak dilakukan dengan metode yang bersifat non
formal. Metode prakiraan besar dampak untuk setiap dampak penting hipotetik
selengkapnya dicantumkan pada tabel ringkasan metode studi (Tabel 3.6.).
tidak berlanjut menjadi dampak positif atau negatif penting. Apakah dampak penting
tersebut merupakan dampak primer atau dampak turunan (sekunder), juga
ditentukan pada proses prakiraan dampak ini.
akhirnya dapat digunakan untuk menentukan sifat penting dan besaran dari
dampak-dampak yang telah berinteraksi pada ruang dan waktu yang sama.
b. Komponen-komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang paling banyak
menimbulkan dampak lingkungan.
c. Area-area yang perlu mendapat perhatian penting (area of concerns) beserta
luasannya.
4. Aliran Air - Curah Hujan - Data Sekunder BMKG - Perhitungan dilakukan Besaran Dampak : Matriks
Permukaan (Run - Jumlah hari hujan dan stasiun hujan berdasarkan arah aliran Q= C.I.A dan
Off) - Koefisien run off terdekat DAS, mengacu pada peta ∆Q=(Ct-C0).I.A Bagan
- Luas masing-masing Jenis tata - Lokasi Pengumpulan kontur dan kemiringan alir
guna data di gambarkan tanah. Sifat Penting Dampak :
Lahan pada peta - Besaran air larian Menggunakan 7 kriteria
pengambilan Sampel digunakan sebagai dasar dampak penting sesuai
penentuan dimensi pond kepka Bapedal No : 56
tahun 1994 tentang
pedoman dampak
penting.
5. Kesempatan Data sekunder diperoleh dari Metode pengumpulan Analisis secara deskriptif Professional judgement. Matriks
Kerja kecamatan dalam angka (BPS) data adalah dan tabulasi dan
dan kantor kelurahan Kenali pengamatan, Bagan
Asam Bawah berupa jumlah wawancara mendalam, alir
dan komposisi penduduk dan kuesioner.
menurut kelompok umur,
jumlah dan komposisi
penduduk menurut mata
pencaharian/lapangan
pekerjaan, tingkat partisipasi
angkatan kerja dan tingkat atau
jumlah pengangguran,
sedangkan data primer melalui
wawancara terhadap