Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA

PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

BAB VII
LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)

Kegiatan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam akan


memberikan sumbangan berarti sebagai modal dasar kegiatan
pembangunan, namun di sisi lain memungkinkan terjadinya alih fungsi
lingkungan dimana sumber daya alam tersebut dikelola. Dalam rangka
mencapai tujuan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam dengan
dampak yang ditimbulkannya, maka Pemerintah telah mencanangkan
pelaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan bersifat
berkelanjutan (sustainable).
Kegiatan pertambangan batubara PT. Supra Bara Energi tidak bisa
dipungkiri akan banyak mendukung upaya pemerintah dalam pembangunan
nasional, antara lain membantu dalam penyediaan sumber energi bagi
kebutuhan dalam negeri, serta meningkatkan pendapatan negara dalam
bentuk pajak maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP), mendorong
pertumbuhan perekonomian nasional dan daerah. Disamping itu juga akan
membuka peluang kerja dan peluang berusaha di berbagai bidang bagi
masyarakat di sekitar lokasi penambangan batubara. Walaupun demikian
disadari pula bahwa selama kegiatan penambangan berlangsung, mungkin
juga akan terjadi dampak negatif seperti perubahan komponen fisika-kimia
dan biologi maupun pada komponen sosial.
Menyadari akan sifat usaha tambang seperti diatas, maka PT. Supra
Bara Energi mempunyai motto mengedepankan upaya pengelolaan dan
pemantauan lingkungan serta keselamatan kerja dalam operasi
pertambangannya. Dalam pelaksanaannya PT. Supra Bara Energi akan
berupaya kuat untuk mengelola semua dampak yang timbul, meminimalkan
dampak-dampak negatif dan mengoptimalkan atau memaksimalkan dampak-

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 1


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

dampak positif, serta berupaya untuk meniadakan kecelakan kerja dan


kecelakaan tambang.
Di bidang lingkungan hidup PT. Supra Bara Energi akan berupaya
untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan, sesuai ketentuan lingkungan
hidup dan kondisi daerah serta akan melaksanakan kegiatan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan berdasarkan atas dokumen AMDAL PT. Supra Bara
Energi.
Di bidang K-3, PT. Supra Bara Energi berkomitmen akan bertanggung
jawab penuh atas keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, mencakup;
keselamatan kerja operasi tambang, keselamatan kerja pekerja, keselamatan
peralatan, kesehatan lingkungan kerja dan kesehatan kerja karyawan.
Tanggung jawab Lingkungan Hidup dan K-3 tersebut tidak hanya sampai
batas operasi tambang masa produksi, tetapi juga sampai pada masa pasca
tambang.

VII.1. Lingkungan
Upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan akan dilakukan oleh
PT. Supra Bara Energi dalam rangka meminimalisir dan mengatasi dampak
bersifat negatif akibat kegiatan pertambangan batubaranya, sekaligus
menjaga fungsi lingkungan, mencakup antara lain: pengelolaan tanah pucuk
dan tanah penutup, upaya reklamasi dan rehabilitasi seluruh lahan
terganggu, pengelolaan dan pemantauan kualitas tanah, air, udara,
kebisingan, pemantauan keanegaraman dan kelimpahan flora dan fauna,
pengelolaan dan pemantauan dampak sosial ekonomi masyarakat sekitar
tambang.
Uraian selengkapnya berkaitan dengan dampak lingkungan yang
timbul akibat pertambangan batubara PT. Supra Bara Energi dan detail
rencana kerja pengelolaan dan pemantauan yang akan dilakukan seperti

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 2


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

tertuang dalam dokumen AMDAL, adapun secara garis besarnya yaitu sebagai
berikut :

VII.1.1. Dampak Kegiatan


Kegiatan operasi produksi tambang batubara merupakan rangkaian
kegiatan yang cukup panjang, mulai dari pembebasan lahan, pembersihan
tanam tumbuh, pengupasan tanah penutup, penggalian batubara,
pengangkutan, pengolahan batubara, mobilisasi peralatan, pembangunan
sarana dan prasarana tambang serta infrastruktur tambang dan penerimaan
tenaga kerja. Setiap tahapan tersebut akan menimbulkan dampak lingkungan,
termasuk menimbulkan dampak terhadap masyarakat sekitar lokasi
tambang, baik dampak positif maupun dampak negatif. Mengacu kepada
dokumen AMDAL secara garis besar kegiatan operasi penambangan batubara
PT. Supra Bara Energi diperkirakan akan menimbulkan berbagai dampak
sebagai berikut :

a. Tahap Persiapan
Seperti lazimnya operasi tambang batubara, terdapat beberapa
kegiatan pada tahap persiapan, sebelum penambangan batubara dimulai,
antara lain : pembebasan lahan, penerimaan tenaga kerja, mobilisasi
peralatan, kontruksi fasilitas penunjang dan pembersihan lahan.
Dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi pada tahap persiapan
kegiatan penambangan batubara PT. Supra Bara Energi dapat dilihat secara
terperinci pada Tabel 7.1 di bawah ini :

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 3


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

Tabel 7.1. Dampak yang Akan Terjadi Pada Tahap Persiapan


Komponen
Lingkungan
Sumber Besaran
yang Jenis Dampak Keterangan
Dampak Dampak
Terkena
Dampak
(1) (2) (3) (4) (5)
Tahap Persiapan
1. Pembe Sosial Terjadinya konflik sosial - Dampak terjadi
basan Lahan khususnya dalam masalah sementara saja
kesepakatan mengenai pada saat
besarnya biaya ganti rugi kegiatan
lahan dan tanaman pembebasan
tumbuh lahan
2. Peneri Sosial  Terbuka Dampak terjadi
maan Tenaga nya kesepakatan kerja secara terus
Kerja  Terjadi menerus
peningkatan selama
pendapatanmasyarakat bereoperasinya
(karyawan) tambang
 Terjadi
kecemburuan ssosial
bagi masyarakat
 Disekitar
lokasi tambang untuk
dapat bekerja di
perusahaan tambang
3. Mobilis Sosial Terganggunya sarana atau 2-3 Dampak hanya
asi Peralatan fasilitas mesyarakat kali/minggu terjadi
Tambang (transportasi dan jalan) sementara saja
berupa kemacetan dan yaitu pada saat
bahaya lalu lintas mobilisasi alat
4. Pember Biologi Degradasi vegetasi (flora) - Dampak terjadi
sihan Lahan dan berkurangnya secara terus
populasi satwa menerus
selama
beroperasinya
tambang
5. Pembu Sosial  Terbuka - Dampak terjadi
atan Sarana nya kesempatan kerja sementara saja
dan  Terjadi
Prasarana peningkatan
Penunjang pendapatan
masyarakat

b. Tahap Operasi
Tahap operasional penambangan batubara meliputi pengupasan tanah
pucuk, penggalian, pemberaian dan pengangkutan tanah penutup, penggalian

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 4


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

dan pengangkutan batubara serta pengembalian tanah penutup ke bekas


tambang.
Dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi pada tahap operasi
kegiatan penambangan batubara PT. Supra Bara Energi dapat dilihat secara
terperinci pada Tabel 7.2 berikut ini :

Tabel 7.2 Dampak yang Terjadi Pada Tahap Operasi


Komponen
Lingkungan Besaran
Sumber Dampak Jenis Dampak Keterangan
Yang Terkena Dampak
Dampak
(1) (2) (3) (4) (5)
Tahap Operasi
1. Pengupas Fisika Kimia  Penur - Dampak terjadi
an dan unan kualitas udara secara terus
Penimbunan ambient berupa menerus selama
Tanah Pucuk peningkatan beroperasinya
kandungan gas SO2, tambang
NO2 dan CO serta
peningkatan debu -
 Pening
katan kebisingan - Dampak terjadi
 Penur sementara saja
unan kesuburan -
tanah -
 Erosi
Sosial (K-3)  Penur - Dampak terjadi
unaan kualitas air secara terus
 Adany menerus selama
a bahaya terhadap beroperasinya
K3 tambang
2. Penamban Fisika Kimia  Penur - Dampak terjadi
gan unan kualitas udara secara terus
ambient berupa menerus selama
peningkatan gas beroperasinya
SO2, NO2 dan CO tambang
serta peningkatan
debu -
 Pening
katan kebisingan - Dampak terjadi
 Erosi - sementara saja
 Penur
Sosial (K-3) unan kualitas air - Dampak terjadi
 Adany selama
a bahaya terhadap beroperasinya
K3 tambang

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 5


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

Komponen
Lingkungan Besaran
Sumber Dampak Jenis Dampak Keterangan
Yang Terkena Dampak
Dampak
(1) (2) (3) (4) (5)
3. Pengolaha Fisika Kimia  Penur - Dampak terjadi
n/ preparasi unan kualitas udara selama
dan ambient berupa beroperasinya
Penimbunan peningkatan gas tambang
Batubara SO2, NO2 dan CO
serta peningkatan
debu -
 Pening
Sosial (K-3) katan kebisingan -
 Adany
a bahaya terhadap
K3
4. Pengangk Fisika Kimia  Penur - Dampak terjadi
utan Batubara unan kualitas udara selama
ambient berupa berlangsungnya
peningkatan gas kegiatan
SO2, NO2 dan CO pengangkutan
serta peningkatan
debu -
 Pening
katan kebisingan -
 Terga
nggunya sarana dan
fasilitas masyarakat
(transportasi dan
jalan) berupa
kemacetan dan
bahaya kecelakaan
lalulintas
5. Pemuatan Sosial  Pening 8-12 Dampak terjadi
/ pengapalan katan pendapatan kali/bulan selama
Batubara negara berupa berlangsungnya
royalty sebesar 5% kegiatan
Fisika Kimia per ton - pemuatan/penga
 Penur palan batubara
unan kualitas udara
ambient berupa
peningkatan gas
SO2, NO2 dan CO
Sosial (K-3) serta peningkatan - Dampak terjadi
debu selama
 Pening berlangsungnya
katan kebisingan kegiatan
 Adany pemuatan/penga
a bahaya terhadap palan batubara
K3

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 6


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

Komponen
Lingkungan Besaran
Sumber Dampak Jenis Dampak Keterangan
Yang Terkena Dampak
Dampak
(1) (2) (3) (4) (5)
6. Reklamasi Biologi  Pening - Dampak terjadi
dan Revegetasi katan kesuburan secara terus
Lahan tanah - menerus sejalan
 Pening dengan
katan populasi keberhasilan
vegetasi dan satwa kegiatan
reklamasi dan
revegetasi lahan

7. Aktivitas Estetika  Pening - Dampak terjadi


Perbengkelan katan limbah padat secara terus
 Pening - menerus selama
katan limbah cair beroperasinya
berupa BBM dan tambang
olie/minyak
pelumas bekas
8. Aktivitas Estetika  Pening - Dampak terjadi
Perkantoran katan limbah padat secara terus
 Pening - menerus selama
katan limbah padat beroperasinya
domestik - tambang
 Pening
katan limbah cair
domestik berupa
tinja dan air cucian

Kegiatan penambangan pada tahap ini banyak membutuhkan tenaga


kerja untuk kegiatan pengupasan tanah pucuk, penggalian dan pengangkutan
tanah penutup, penggalian dan pengangkutan batubara serta pengembalian
tanah penutup ke bekas tambang. Selain kesempatan kerja juga terbuka
kesempatan berusaha di sektor informal lainnya seperti pedagang, warung
makan dan jasa lainnya yang dapat dilakukan oleh penduduk lokal.
Peningkatan pendapatan masyarakat setempat akan dapat terjadi akibat
kegiatan penambangan batubara PT. Supra Bara Energi. Dampak positif juga
terjadi pada peningkatan pendapatan asli daerah dalam bentuk pajak PBB,
pajak kendaraan bermotor dan royalti.

c. Tahap Pasca Operasi

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 7


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

Dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi pada tahap pasca


operasi kegiatan penambangan batubara PT. Supra Bara Energi dapat dilihat
secara terperinci pada Tabel 7.3 di bawah ini :

Tabel 7.3 Dampak yang Akan Terjadi Pada Tahap Pasca Operasi
Komponen
Sumber Besaran
Lingkungan Yang Jenis Dampak Keterangan
Dampak Dampak
Terkena Dampak
(1) (2) (3) (4) (5)
Tahap Pasca Operasi
1. Rasional Sosial  Berkurangnya - -
isasi Tenaga pendapatan
Kerja masyarakat
2. Demobil Sosial  Terganggunya 2-3 Dampak
isasi sarana atau fasilitas kali/minggu terjadi
Peralatan masyarakat hanya
(transportasi dan sementara
jalan) berupa saja pada
kemacetan dan saat
bahaya kecelakaan mobilisasi
lalulintas peralatan

VII.1.2. Pengelolaan Lingkungan


Sesuai dengan dampak-dampak yang akan terjadi, maka rencana
pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan oleh PT. Supra Bara Energi
untuk meminimalkan dampak negatif yang timbul dan memaksimalkan
dampak positif, adalah sebagai berikut :

Table 7.4. Rencana pengelolaan lingkungan pertambangan batubara


Kegiatan Jenis Upaya Pelaksanaan
Lokasi
Tahap Komponen Waktu
Dampak Pengelolaan **) Pengelolaan Pengawas
Kegiatan Kegiatan Pelaksanaan **)
(3) (4) Lingkungan (7)
(1) (2) (6)
(5)
Persiapan Mobilisasi Keresahan Penentuan waktu Sepanjang jalur Pada saat Dinas
Peralatan karena dapat yang tepat untuk lintasan mobilisasi Perhubung
Tambang menyebabkan mobilisasi berlangsung an Kukar
kemacetan,
kecelakaan,
peningkatan
polusi udara dan
suara

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 8


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

Kegiatan Jenis Upaya Pelaksanaan


Lokasi
Tahap Komponen Waktu
Dampak Pengelolaan **) Pengelolaan Pengawas
Kegiatan Kegiatan Pelaksanaan **)
(3) (4) Lingkungan (7)
(1) (2) (6)
(5)
Distamben
Kawasan BLHD,
Keresahan karena Penyuluhan tentang
Pembebasan Pertambangan di Pada setiap BPN,
ketidakpuasan kondisi pembebasan
lahan Desa Lebak pembebasan lahan Kades
dalam gantirugi lahan
Mantan Kecamata
n Kukar
Kawasan Distamben
Keresahan karena
Prioritas pemakaian Pertambangan di Setiap penerimaan , BLHD,
tenaga kerja lokal
tenaga kerja lokal Desa Lebak tenaga kerja Disnaker
tidak tertampung
Penerimaan Mantan Kukar
tenaga kerja Kawasan Distamben
Perubahan nilai Penyuluhan Pertambangan Selama dan BLHD
sosial masyarakat di Desa Lebak penambangan Kukar
Mantan
Pengamanan tanah
hasil kupasan,
Penurunan
penanaman Sepanjang Distamben
kualitas air Sebelum dan
tanaman penutup jalan masuk BLHD,
karena sesudah
dan pembuatan dan jalan Dishub
peningkatan pembuatan jalan
saluran drainase angkut Kukar
erosi
pada sempadan
Pembuatan
jalan
jalan
Terganggunya Membatasi Pada Sebelum dan Distamben
fauna kerusakan habitat sempadan sesudah BLHD,
dan penanaman jalan pembuatan jalan Dishub
pohon pada Kukar
sempadan

Penurunan Distamben
Pembuatan saluran Setiap Sebelum
kualitas air dan BLHD
penirisan yang bangunan pembangunan
karena Kukar
dialirkan ke kolam sarana dan sarana dan
peningkatan
pengendapan prasarana prasaranan
Pembangunan erosi
sarana dan Mengurangi
prasarana kerusakan habitat Lahan terbuka Sebelum
Distamben
Operasi Terganggunya dan penanaman di sekitar pembangunan
dan BLHD
fauna pohon pada tanah sarana dan sarana dan
Kukar
terbuka di sekitar prasarana prasarana
bangunan
Pengomposan dan
penyebaran hasil
pengomposan sisa-
sisa vegetasi hasil Pada saat
Penurunan pembersihan pembersihan Distamben
Pembersihan Pada areal
kesuburan lahan, penaburan lahan dan setelah dan BLHD
lahan tambang
kualitas lahan tanah pucuk, lubang selesai di Kukar
penanaman tambang
tanaman legum
dan tanaman cepat
tumbuh

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 9


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

Kegiatan Jenis Upaya Pelaksanaan


Lokasi
Tahap Komponen Waktu
Dampak Pengelolaan **) Pengelolaan Pengawas
Kegiatan Kegiatan Pelaksanaan **)
(3) (4) Lingkungan (7)
(1) (2) (6)
(5)
Pembersihan lahan
dilaksanakan saat
Menurunnya musim kemarau,
kualitas air pembuatan saluran Selama Distamben
Pada areal
sungai dan air penirisan yang Penambangan dan BLHD
tambang
permukaan dilengkapi dengan berlangsung Kukar
karena erosi perangkap sedimen
dan kolam
pengendapan
Pengembalian air
Selama Distamben
Menurunnya tirisan tambang ke Pada areal
penambangan dan BLHD
muka air tanah sungai atau badan tambang
berlangsung Kukar
air yang ada

Penanaman Selama Distamben


Menurunnya Pada areal
kembali lahan penambangan dan BLHD
kualitas udara penambangan
bekas tambang berlangsung Kukar

Penanaman
kembali lahan
bekas tambang,
Terganggunya
pembuatan saluran Selama Distamben
habitat biota Pada areal
penirisan yang penambangan dan BLHD
darat dan biota tambang
dilengkapi dengan berlangsung Kukar
perairan
perangkap sedimen
dan kolam
pengendapan
Penaburan tanah
pucuk, penanaman
Selama Distamben
Penggalian Penurunan tanaman legum Pada areal
penambangan dan BLHD
Tanah pucuk kesuburan tanah dan tanaman cepat penambangan
berlangsung Kukar
tumbuhpada lahan
bekas tambang
Penanaman
kembali lahan
bekas tambang,
Penurunan pembuatan saluran Selama Distamben
Pada areal
kualitas air penirisan yang penambangan dan BLHD
penambangan
karena erosi dilengkapi dengan berlangsung Kukar
Penggalian perangkap sedimen
Tanah pucuk dan kolam
pengendapan
Pengaturan
Operasi Matinya tanaman timbunan sehingga Selama Distamben
Pada areal
pada daerah areal yang dipakai penambangan dan BLHD
penambangan
timbunan seminimal berlangsung Kukar
mungkin

Penyiraman jalan
Pemindahan angkut, penanaman
Sepanjang
tanah Penurunan pohon di Selama Distamben
jalan masuk
penutup kualitas udara sempadan jalan penambangan dan BLHD
dan jalan
karena debu dan pengangkutan berlangsung Kukar
angkut
tanah pada saat
masih lembab

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 10


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

Kegiatan Jenis Upaya Pelaksanaan


Lokasi
Tahap Komponen Waktu
Dampak Pengelolaan **) Pengelolaan Pengawas
Kegiatan Kegiatan Pelaksanaan **)
(3) (4) Lingkungan (7)
(1) (2) (6)
(5)
Sepanjang
Penanaman pohon Selama Distamben
Peningkatan jalan masuk
pada sempadan penambangan dan BLHD
kebisingan dan jalan
jalan berlangsung Kukar
angkut
Penurunan Pengaturan
kesuburan timbunan sehingga Selama Distamben
Pada areal
terutama di areal yang dipakai penambangan dan BLHD
penambangan
tempat seminimal berlangsung Kukar
penimbunan mungkin
Pengaturan
timbunan sehingga Selama Distamben
Perubahan Pada areal
areal yang dipakai penambangan dan BLHD
bentang alam penambangan
seminimal berlangsung Kukar
mungkin
Penanaman
kembali lahan
bekas tambang,
Penurunan pembuatansaluran Selama Distamben
Pada areal
kualitas air penirisan yang penambangan dan BLHD
penambangan
karena erosi dilengkapi berlangsung Kukar
perangkap sedimen
dan kolam
pengendapan
Pengaturan
Matinya
timbunan sehingga Selama Distamben
tumbuhan Pada areal
areal yang dipakai penambangan dan BLHD
didaerah penambangan
seminimal berlangsung Kukar
timbunan
mungkin
Penghijauan pada
Sempadan
Penurunan sempadan jalan Selama Distamben
Penambanga jalan angkut
kualitas udara dan pembuatan penambangan dan BLHD
n batubara dan areal
karena debu jalur hijau pada berlangsung Kukar
tambang
areal tambang
Penghijauan pada
Sempadan
sempadan jalan Selama Distamben
Peningkatan jalan angkut
dan pembuatan penambangan dan BLHD
kebisingan dan areal
jalur hijau pada berlangsung Kukar
tambang
areal tambang
Penurunan Pengaturan
kesuburan timbunan sehingga Pada areal Selama Distamben
terutama di areal yang dipakai timbunan hasil penambangan dan BLHD
tempat seminimal penambangan berlangsung Kukar
penimbunan mungkin
Penambanga
Operasi Pengaturan
n batubara
timbunan sehingga Selama Distamben
Perubahan Pada areal
areal yang dipakai penambangan dan BLHD
bentang alam penambangan
seminimal berlangsung Kukar
mungkin

Pembuatan saluran
penirisan yang
Penurunan Selama Distamben
dilengkapi dengan Pada areal
kualitas air penambangan dan BLHD
perangkap sedimen penambangan
karena erosi berlangsung Kukar
dan kolam
pengendapan

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 11


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

Kegiatan Jenis Upaya Pelaksanaan


Lokasi
Tahap Komponen Waktu
Dampak Pengelolaan **) Pengelolaan Pengawas
Kegiatan Kegiatan Pelaksanaan **)
(3) (4) Lingkungan (7)
(1) (2) (6)
(5)
Penanaman pohon
Penurunan
pada sempadan Pada areal
kualitas udara Selama Distamben
Pengangkuta jalan penambangan
karena debu dan penambangan dan BLHD
n batubara Penyiraman jalan Dan jalan
kebisingan berlangsung Kukar
tambang tambang

Pembuatan saluran
Penurunan penirisan yang
Selama Distamben
Penimbunan kualitas air dilengkapi dengan Pada areal
penambangan dan BLHD
batubara karena air perangkap sedimen penambangan
berlangsung Kukar
penirisan dan kolam
pengendapan
Sepanjang
Penurunan Distamben
Penggunaan sungai yang Pada saat
Pengapalan kualitas air, dan
corong pada mulut digunakan pengapalan
Batubara Gangguan DISHUB
conveyor sebagai jalur berlangsung
lalulintas sungai Kukar
pengapalan
Penimbunan
Pada lubang- Sejak kegiatan Distamben
Perubahan kembali lahan
lubang bekas penambangan dan BLHD
Reklamasi bentang alam bekas tambang
tambang dimulai Kukar
dan (back filling)
revegetasi Penanaman lahan Pada tanah
lahan bekas bekas tambang bekas tambang Sejak kegiatan Distamben
tambang Berkurangnya
dengan tanaman yang telah penambangan dan BLHD
kesuburan lahan
lokal dan tanaman ditimbun (back dimulai Kukar
lain filling )
Demobilisasi Keresahan Penentuan waktu Sepanjang jalur Pada saat Dinas
Peralatan karena dapat yang tepat untuk lintasan mobilisasi Perhubung
Pasca Tambang menyebabkan mobilisasi berlangsung an Kukar
operasi kemacetan,
kecelakaan,
peningkatan
polusi udara dan
suara
Penyuluhan dan
penjelasan tentang
Keresahan akibat pemutusan Kawasan Sebelum Distamben
Pemutusan
akan kehilangan hubungan kerja penambangan terjadinya , BLHD,
hubungan
mata dan pemberian di Desa Lebak pemutusan Disnaker
kerja
pencaharian pesangon sesuai Mantan hubungan kerja Kukar
dengan peraturan
yang berlaku

VII.1.2.1. Pembebasan Lahan

Kegiatan pembebasan lahan dilakukan dengan ganti kerugian atas


tanah dan tanam tumbuh pada lahan masyarakat yang terkena kegiatan
penambangan. Dalam pembebasan lahan ini, hanya akan dilakukan pada
lahan yang terkena aktivitas penambangan dan akan dilakukan secara
bertahap. Pada saat ini sebagian lahan pada lokasi rencana penambangan

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 12


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

batubara PT. Supra Bara Energi dimiliki dan dikuasai oleh masyarakat
setempat.

Selaku pemrakarsa kegiatan dan/atau usaha PT. Supra Bara Energi


akan melakukan pengajuan kesepakatan bersama untuk lahan yang berkaitan
dengan kepemilikan lahan dalam areal konsesi. Pelaksanaan kegiatan
pembebasan lahan ini secara teknis dilaksanakan secara langsung antara
perusahaan dengan pihak yang berkepentingan (pemilik lahan). Sistem
pembebasan lahan dilakukan atas kesepakatan kedua belah pihak mengenai
ganti rugi putus atau pinjam pakai lahan. Sebelum kegiatan pembebasan
lahan ini dilakukan, terlebih dahulu akan dilakukan inventarisasi dan
pengukuran mengenai letak, luas dan pemilik sah lahan/tanah yang
dibebaskan oleh tim inventarisasi yang dibentuk di tingkat kecamatan.
Kemudian hasilnya akan diumumkan di kantor Kecamatan, Kelurahan dan RT,
agar semua pihak mengetahuinya dan dapat mempertanyakan jika ada hal-
hal yang dianggap tidak sesuai dengan kenyataan lapangan. Setelah data yang
terhimpun sudah cukup valid dan diperkirakan tidak akan ada permasalahan
tumpang tindih kepemilikan lahan, maka dilakukan negosiasi harga
selanjutnya dilakukan pembayaran. Pembebasan lahan dilakukan secara
bertahap, agar bagian yang telah dibebaskan langsung dapat dikerjakan
untuk kegiatan selanjutnya.
Mengenai nilai untuk ganti rugi atas tanah dan tanam tumbuh
tersebut akan disesuaikan dengan kesepakatan antara kedua belah pihak (PT.
Supra Bara Energi dan pemilik lahan) serta tidak menggunakan
perantara/calo, kemudian dibuktikan dengan surat kesepakatan (MoU) yang
diketahui oleh pejabat berwenang.
Berikut persyaratan pembebasan lahan :
a. Izin lokasi
b. Sosialisasi
c. Inventarisasi lahan dan tanam tumbuh

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 13


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

d. Musyawarah melibatkan pemilik lahan, Pemda, Bagian administrasi


pertanahan, Aparat Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Kelurahan
Terkait.
e. Penetapan kesepakatan harga ganti kerugian lahan
f. Pembayaran
Sebelum dilaksanakan kegiatan ini pihak perusahaan akan mendata
fungsi lahan yang akan dibebasakan berkaitan dengan perubahan fungsi
lahan. Pada pelaksanaan pembebasan lahan ini, PT. Supra Bara Energi akan
berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten (Dinas, Badan Bagian yang
terkait dengan pembebasan lahan dan benda-benda yang ada kaitannya
dengan tanah), Pemerintahan Kelurahan maupun pada Kecamatan yang
bersangkutan. Hal ini dilakukan dalam rangka menghindari timbulnya hal-hal
yang tidak diinginkan dikemudian hari seperti adanya tumpang tindih
pengusaan lahan, permasalahan legalitas surat-surat tanahnya dan lain
sebagainya. Untuk itu perusahaan akan membentuk tim pembebasan lahan
yang terdiri dari unsur Muspika, Pemerintahan Kelurahan dan RT setempat,
tokoh masyarakat setempat yang mengetahui asal-usul tanah yang dikuasai
oleh masyarakat yang bertugas sebagai berikut :

1. Mengadakan penelitian dan Inventarisasi atas tanah, tanam tumbuh dan


benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang hak atas
tanahnya akan dilepaskan.
2. Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah yang hak atasnya
akan dilepaskan atau diserahkan dan dokumen yang mendukungnya.
3. Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian atas tanah yang
dibebaskan.
4. Memberikan penjelasan atau penyuluhan kepada pemegang hak atas
tanah mengenai rencana dan tujuan pembebasan tanah.
5. Mengadakan musyawarah dengan para pemegang hak atas tanah dalam
rangka menetapkan bentuk dan besarnya ganti kerugian.

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 14


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

6. Menyaksikan pelaksanaan penyerahan uang ganti kerugian kepada para


pemegang hak atas tanah.
7. Membuat berita acara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah.
8. Pemasangan patok tanda batas yang disaksikan pemilk lahan, Pemda,
Bagian administrasi pertanahan, Aparat Pemerintah Kecamatan dan
Pemerintah Kelurahan Terkait.
Sebelum kegiatan pembebasan lahan ini dilakukan, terlebih dahulu
akan dilakukan inventarisasi dan pengukuran mengenai letak, luas dan
pemilik sah lahan/tanah yang dibebaskan oleh tim inventarisasi yang
dibentuk di tingkat Kecamatan. Kemudian hasilnya akan diumumkan di
kantor Kecamatan, Kelurahan dan RT, agar semua pihak mengetahuinya dan
dapat mempertanyakan jika ada hal-hal yang dianggap tidak sesuai dengan
kenyataan lapangan. Setelah data yang terhimpun sudah cukup valid dan
diprakirakan tidak akan ada permasalahan tumpang tindih kepemilikan
lahan, maka dilakukan negosiasi harga selanjutnya dilakukan pembayaran.
Pembebasan lahan dilakukan secara bertahap, agar bagian yang telah
dibebaskan langsung dapat dikerjakan untuk kegiatan selanjutnya.
Mengenai nilai untuk ganti rugi atas tanah dan tanam tumbuh
tersebut akan disesuaikan dengan kesepakatan antara kedua belah pihak (PT.
Supra Bara Energi dan pemilik lahan) serta tidak menggunakan
perantara/calo, kemudian dibuktikan dengan surat kesepakatan (MoU) yang
diketahui oleh pejabat berwenang.

VII.1.2.2. Penanganan Limbah


Limbah yang dihasilkan dari proses penambangan akan ditangani
dengan seksama dengan cara merencanakan reklamasi pada daerah bekas
penambangan. Kegiatan pengolahan batubara akan menghasilkan sebagian
kecil fine coal yang berukuran kurang lebih 3 mm yang lolos serta debu, yang
selanjutnya akan ditampung dan kemudian diendapkan di settling pond.
Kolam pengendapan ini akan dibuat secara bertingkat. Tingkatan kolam
rencananya dibuat sampai tiga tingkatan. Dengan dibuatnya kolam

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 15


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

pengendapan tersebut diharapkan tingkat pencemaran air yang akan


disalurkan ke sungai dapat ditekan. Untuk kolam ke-4 yang merupakan
saluran penghubung limbah ke sungai akan diutamakan pengelolaannya
(Gambar 7.1). Kolam ini berfungsi sebagai pengontrol kualitas air yang secara
rutin nantinya akan dilakukan pemeriksaan dengan cara analisa kimia.

tampak atas
filter filter

iinlet outlet

Sekat / partisi
tampak samping

filter filter
outlet

iinlet

sediment sediment sediment sediment

Sekat / partisi

Gambar 7.1. Sistem Settling Pond

Pembuatan settling pond ini di luar dan dekat area operasi


penambangan. Luas masing masing settling pond disesuaikan dengan
kapasitas penampungan air yang akan masuk pada settling pond.

VII.1.2.3. Rencana Reklamasi

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 16


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

Untuk melaksanakan kegiatan penambangan maka harus


memperhatikan aspek pelestarian lingkungan. Oleh karena itu perusahaan
akan membuat studi analisis mengenai Upaya Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (AMDAL). Reklamasi lahan daerah yang telah ditambang
akan dilaksanakan dengan mengikuti laporan AMDAL tersebut.
Adapun total luas lahan terganggu yang digunakan selama
berlangsungnya kegiatan tambang batubara yang dilakukan oleh PT. Supra
Bara Energi yang nantinya akan dilakukan kegiaatan reklamasi, adalah
sebagai berikut :

Tabel 7.5. Luas Lahan Terganggu


No Peruntukan Luas (Ha) Keterangan
1. PIT Tambang 898,30 -
2. Disposal Area 42,06 -
3. Top Soil Area 12,60 -
4. Fasilitas Tambang 1,20 -
5. Settling Pond 3,70 -
6. Jalan Hauling 4,91 -
Total 962,56

Setelah kegiatan penambangan selesai atau pada saat pasca tambang,


lahan bekas tambang akan dilakukan kegiatan reklamasi, revegetasi dan
rehabilitasi lahan agar fungsinya kembali atau sesuai dengan
peruntukkannya. Adapun garis besar secara umum kegiatan reklamasi,
revegetasi dan rehabilitasi lahan tersebut meliputi :

1. Pengaturan / pembentukan lahan untuk rehabilitasi


Pengaturan/pembentukan lahan untuk rehabilitasi ditujukan untuk
memperoleh permukaan akhir yang stabil dan mempunyai bentuk alami
sehingga mendekati bentuk bentang alam asli, mendukung keberhasilan
pertumbuhan tanaman, memudahkan akses pekerjaan selanjutnya ke seluruh

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 17


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

areal dan meningkatkan nilai estetika lahan. Pada lereng-lereng yang curam
dilakukan pengurangan kemiringan lahan dengan pemotongan bagian
puncak lereng dan menimbunnya pada bagian kaki lereng (cut and fill)
membentuk lereng maksimal 1 : 1,5.

2. Pengendalian erosi
Untuk menyediakan areal resapan dan juga cadangan air pada saat
kemarau pada areal yang telah ditata dibuat struktur - struktur kolam pada
saluran anak cabang, cabang maupun saluran utama. Selain berfungsi sebagai
resapan dan cadangan air, kolam-kolam ini juga berfungsi sebagai kolam
pengendapan sedimen tambahan di luar kolam-kolam pengendapan utama.
Ukuran besar-kecilnya kolam-kolam ini bervariasi tergantung besarnya
tangkapan air, kolam ini biasanya dibuat pada tempat-tempat landai
(kecepatan aliran air minimum) sehingga dapat mengendapkan sedimen
dengan baik.

3. Pengelolaan tanah pucuk


Penyelamatan tanah pucuk (top soil) pada areal yang akan ditambang
sangat penting, karena tanah pucuk sangat berguna dan penting dalam
menunjang keberhasilan proses rehabilitasi lahan. Untuk mendukung
kesuksesan pelaksanaannya sangat diperlukan usaha dan koordinasi,
kerjasama, komitmen dan kewajiban masing-masing bagian sebagai kunci
sukses untuk pengelolaan tanah pucuk. Tanah pucuk dengan ketebalan lebih
kurang 50 cm dipisahkan untuk digunakan kembali dalam kegiatan
reklamasi.
Penaburan tanah pucuk dilakukan setelah pekerjaan penataan lahan
selesai dan bentuk akhir lahan telah sesuai rencana, serta lahan telah siap
untuk ditanami. Tanah pucuk ditebarkan diseluruh permukaan lahan secara
merata dengan ketebalan lebih kurang 0.5 cm dan dibuat tanggul (berm) di

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 18


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

puncak bukit untuk mencegah limpasan air dari bagian atas (akses jalan),
sehingga laju erosi dapat dikurangi. Hal yang dihindari dalam kegiatan ini
adalah pemadatan yang berlebihan, untuk itu penaburan tanah pucuk
dilakukan mulai dari kaki lereng ke arah puncak lereng sehingga tanah yang
telah ditebar tidak dilalui oleh dozer berulang-ulang.

4. Pembangunan saluran drainase


Pembangunan saluran drainase adalah sangat penting untuk
mengarahkan dan mengendalikan air limpasan permukaan untuk
mendukung keberhasilan usaha reklamasi di daerah pertambangan PT. Supra
Bara Energi. Jika tidak dikendalikan dan diarahkan dapat terjadi erosi alur
dan parit yang cukup parah, sehingga banyak tanaman pada jalur erosi
tersebut yang gagal tumbuh.
Saluran drainase dibuat berdasarkan topografi akhir setelah penataan
lahan, umumnya bentuk drainase mengikuti kaki lereng sehingga terbentuk
saluran air yang berkelok-kelok mengikuti kaki lereng dan tampak alami,
selain itu juga mengurangi laju kecepatan aliran air.

5. Revegetasi / penanaman pohon


Tanaman yang pertama ditanam dilahan reklamasi adalah jenis
tanaman penutup tanah (cover crop) yang bertujuan untuk mengurangi laju
erosi tanah, menstabilkan permukaan tanah dari energi kinetis air hujan,
membantu memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah dari serasahnya yang
jatuh dan terdekomposisi, menambat nitrogen dari udara serta merangsang
kehidupan organisme tanah yang berperan penting dalam siklus hara.
Sebelum dilakukan penanaman, terlebih dahulu dilakukan persiapan
lahan agar pertumbuhan dan kerapatan tanaman penutup tanah (cover crop)
merata, salah satu kegiatan penyiapan lahan adalah penggaruan. Kegiatan ini
ditujukan untuk menggemburkan tanah, meningkatkan infiltrasi air ke tanah,

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 19


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

mengurangi laju erosi dan mempertahankan benih dan pupuk yang akan
disebar tidak hanyut terbawa air hujan. Setelah itu, pupuk kompos
ditebarkan dipermukaan, kemudian benih cover crop ditebar yang terdiri dari
campuran legume dan rumput-rumputan.
Sedangkan tanaman lain yang juga ditanam pada lahan yang telah siap
direvegetasi adalah tanaman pionir yang terdiri dari beberapa
jenis/polikultur (bukan sejenis/monokultur). Hal ini sangat penting untuk
meningkatkan ketahanan tegakan terhadap serangan hama dan penyakit,
menyediakan habitat bagi binatang-binatang, menghindari kompetisi hara
dan eksploitasi unsur hara tertentu secara berlebihan, serta menyediakan
keanekaragaman penutupan lahan. Tanaman pioner ditanam dengan jarak
spasi 3 m x 3 m.

Tabel 7.6. Rencana reklamasi lahan bekas tambang


Frekwensi
Rencana Reklamasi Jenis
Tahun Jarak Tanaman pemupuka
Lahan Tiap PIT Jenis Tanaman Pupuk
Ke- (m) n tiap
(Ha) *)
tahun
Legume cover crops 2 x dlm
2 53,33 Meranti, sengon
3x3m
setahun
NPK
Legume cover crops 2 x dlm
3 53,33 Meranti, sengon
3x3m
setahun
NPK
Legume cover crops 2 x dlm
4 53,33 Meranti, sengon
3x3m
setahun
NPK
Legume cover crops 2 x dlm
5 53,33 Meranti, sengon
3x3m
setahun
NPK
Legume cover crops 2 x dlm
6 53,33 Meranti, sengon
3x3m
setahun
NPK
Legume cover crops 2 x dlm
7 53,33 Meranti, sengon
3x3m
setahun
NPK
Legume cover crops 2 x dlm
8 53,33 Meranti, sengon
3x3m
setahun
NPK
Legume cover crops 2 x dlm
9 53,33 Meranti, sengon
3x3m
setahun
NPK
Legume cover crops 2 x dlm
10 53,33 Meranti, sengon
3x3m
setahun
NPK
Legume cover crops 2 x dlm
11 54,34 3x3m NPK
Meranti, sengon setahun
Legume cover crops 2 x dlm
12 49,46 3x3m NPK
Meranti, sengon setahun

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 20


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

Frekwensi
Rencana Reklamasi Jenis
Tahun Jarak Tanaman pemupuka
Lahan Tiap PIT Jenis Tanaman Pupuk
Ke- (m) n tiap
(Ha) *)
tahun
Legume cover crops 2 x dlm
13 45,83 3x3m NPK
Meranti, sengon setahun
Legume cover crops 2 x dlm
14 3x3m NPK
53,04 Meranti, sengon setahun
Legume cover crops 2 x dlm
15 3x3m NPK
86,27 Meranti, sengon setahun
Legume cover crops 2 x dlm
16 3x3m NPK
54,10 Meranti, sengon setahun
Legume cover crops 2 x dlm
17 3x3m
75,32 Meranti, sengon setahun

Penanganan lingkungan akan ditangani oleh PT. Supra Bara Energi dan mitra
usahanya sendiri, namun tidak menutup kemungkinan akan diserahkan atau
disub-kan kepada kontraktor yang berspesialisasi di bidang penghijauan.

6. Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman setelah tanam dilakukan hingga tanaman
dapat tumbuh dengan sendirinya secara berkelanjutan. Pada umumnya
pemeliharaan dilakukan sampai tanaman berumur satu setengah tahun.
Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyulaman tanaman yang mati,
pembersihan gulma yang menganggu atau menghambat pertumbuhan
tanaman, pemulsaan, pemberantasan hama penyakit dan pemupukan ulang
tanaman.

Tabel 7.7. Jadwal pemeliharaan tanaman pada kegiatan reklamasi


Waktu Kegiatan
1-5 bulan setelah tanam Penyulaman, penyiangan, pendangiran, pengolahan aliran air
yang merusak dan mengendalikan hama penyakit
6 bulan setelah tanam Penyiangan, pendangiran dan pemupukan lanjutan
1 tahun setelah tanam Penyiagan, pendangiran dan pemupukan lanjutan ke-2
1,5 tahun setelah tanam Penyiangan dan pemulsaan

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 21


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

7. Pemantauan keberhasilan reklamasi


Kegiatan pemantauan kinerja hasil reklamasi (performance monitoing)
merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memantau laju
perkembangan dan tingkat keberhasilan pertumbuhan tanaman, persentasi
penutupan cover crop, jenis-jenis endemik yang tumbuh kembali secara
alami, perkembangan kesuburan tanah, jenis-jenis satwa yang masuk secara
alami dan volume material tererosi. Standar keberhasilan yang ditetapkan
adalah 90% tingkat kehidupan tanaman pionir dan 90% penutupan oleh
cover crop.
Sasaran dari kegiatan rehabilitasi bekas daerah penambangan di
wilayah tambang adalah untuk mengembalikan kondisi daerah kepada
keadaan semula. Untuk itu, solusi terbaik yang ditempuh adalah
mengembalikan fungsi pemanfaatan lahan pada daerah bekas penambangan
sesuai dengan peruntukkannya.
Sasaran selanjutnya dari rehabilitasi daerah bekas penambangan
adalah melakukan perlindungan terhadap aktivitas erosi permukaan yang
dapat mempengaruhi kestabilan lereng-lereng di daerah bekas
penambangan.
Sasaran lain yang mungkin dapat dilakukan dari kegiatan rehabilitasi
daerah bekas penambangan adalah merubah (remodelling) daerah bekas
penambangan menjadi wilayah baru dengan keadaan yang sama sekali lain
atau berubah, namun lebih memberikan nilai manfaat.
Pada wilayah bekas tambang, lahan yang tadinya tandus setelah pasca
penambangan, sebagian akan dirubah menjadi tanah pertanian (kebun dan
ladang) yang basah, sehingga dapat bermanfaat bagi kepentingan penduduk
setempat.
Pada umumnya tanaman yang cepat pertumbuhannya untuk
kepentingan penghijauan adalah akasia, pinus dan lain sebagainya.
Disamping pemilihan jenis tanaman yang sesuai, maka masalah yang lebih

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 22


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

penting adalah menyangkut pemeliharaannya. Sangatlah sia-sia jika usaha


penanaman kembali tidak disertai dengan usaha pemeliharaan dan
pengawasan terhadap tindakan tangan usil. Usaha pemeliharaan dan
pengawasan ini selain pengawasan keamanan, juga disertai dengan kegiatan
membersihkan tanaman penghijauan dari tanaman-tanaman liar,
penggantian tanaman yang mati dengan tanaman yang baru dan lain
sebagainya.

VII.1.2.4. Pengendalian Air Asam Tambang


Air Asam Tambang (AAT) adalah istilah umum yang digunakan untuk
menerangkan lindian (leachate), rembesan (seepage) atau aliran (drainage)
yang telah dipengaruhi oleh oksidasi alamiah mineral sulfida yang
terkandung dalam batuan yang terpapar (exposed) selama penambangan.
Penurunan pH selalu berasosiasi dengan kenaikan sulfat dan nitrogen. Tiga
faktor utama yang bisa menyebabkan terjadinya penurunan pH pada air
tanah, adalah : Evapotranspirasi, Penggunaan Amonia, Oksidasi Mineral
Pyrite (FeS2).
Mineral sulfida merupakan mineral primer yang paling banyak
ditemukan di lokasi pertambangan antara lain dapat dilihat pada Tabel 7.8.
Hasil pelarutan mineral primer ini akan bereaksi dengan mineral larutan
yang lainnya dan akan membentuk suatu endapan mineral sekunder:

Tabel 7.8. Mineral Sulfida Primer


Mineral Komposisi Mineral Komposisi
Realgar AsS Pyrhotite Fe(0,8 – 1)S
Orpiment As2S3 Troilite FeS
Greenckite CdS Greigite Fe3S4
Cobaltite CoAsS Arsenopyrite FeAsS
Linnaeite Co3S4 Violarite FeNi2S4
Covellite CuS Cinnabar HgS
Enargite Cu3AsS4 Galena PbS
Tennatite Cu2As2S13 Stibnite Sb2S3

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 23


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

Pyrite FeS2 Spharelite ZnS


Marcasite FeS2 Wurtzite ZnS

Pengendalian air asam tambang di daerah pertambangan mencakup


upaya untuk mengendalikan teroksidasinya mineral sulfida yang terdapat
pada lapisan penutup atau tempat penimbunan batubara, menetralkan air
asam tambang yang terbentuk sebelum dialirkan ke badan perairan atau
mengendalikan aliran air asam tambang yang terbentuk pada lapisan tanah
penutup (over burden) atau tempat penimbunan batubara.
Pencegahan terjadinya air asam tambang merupakan upaya untuk
mencegah proses oksidasi mineral sulfida. Terdapat dua metode yang
digunakan untuk mencegah proses tersebut :
a. Metode penutup basah (wet cover method)
Yaitu dengan cara menempatkan batuan yang berpotensi menghasilkan
air asam tambang di dalam air sedemikian rupa sehingga proses oksidasi
mineral sulfida dapat dicegah.
b. Metode penutup kering (dry cover method)
Yaitu dengan cara menempatkan batuan yang berpotensi menghasilkan
air asam tambang pada bagian terbawah di daerah penimbunan,
kemudian ditutupi dengan batuan yang bersifat netral dengan
permeabilitas yang rendah untuk menghindari rembesan udara masuk ke
batuan yang mengandung mineral sulfida tersebut.
Sedangkan penetralan air asam tambang dapat dilakukan dengan cara
menambahkan kapur (CaO atau Ca(OH) 2), batugamping (CaCO3), atau dengan
Al(OH)3 sebelum dialirkan ke badan perairan umum. Tetapi sebaiknya hal ini
dilakukan jika pencegahan terbentuknya air asam tambang tidak dapat
dilakukan.

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 24


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

VII.1.3. Pemantauan Lingkungan


Pemantauan lingkungan dilakukan berdasarkan acuan rencana
Pemantauan Lingkungan yang telah diisetujui. Pemantauan dilakukan secara
regular setiap hari, mingguan, bulanan dan triwulan tergantung atau seperti
dokumen RPL. Secara garis besar tujuan dari pelaksanaan pemantauan
lingkungan untuk :
 Mengetahui keberhasilan pengelolaan lingkungan khususnya dalam
mencegah, menanggulangi dan mengendalikan dampak negatif serta
mengembangkan dampak positif terhadap lingkungan.
 Mengevaluasi kegiatan pengelolaan lingkungan yang tepat.
Sedangkan kegunaan dari pelaksanaan pemantauan lingkungan ini
adalah :
 Menentukan efektifitas dari kegiatan atau teknologi yang digunakan
untuk pengendalian dampak negatif.
 Sebagai pedoman bagi pemrakarsa dalam melaksanakan pemantauan
kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilaksanakan secara teratur.
 Sebagai acuan bagi instansi terkait untuk mengetahui perubahan
lingkungan yang terjadi di daerah kegiatan penambangan.
Sesuai dengan dampak-dampak yang harus dikelola seperti yang
diuraikan diatas, maka rencana pemantauan lingkungan hidup terhadap
keberhasilan pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan oleh PT. Supra
Bara Energi adalah sebagai berikut :

Table 7.9. Rencana pemantauan lingkungan PT. SUPRA BARA ENERGI


Kompone Parameter
Tahap Frekwensi Lokasi
n Jenis Dampak yang Alat Tolok Ukur Pengawas
Kegiatan Pemantauan Pemantauan
Kegiatan dipantau
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Mobilisasi Keresahan karena Tingkat Pada saat Sepanjang Peraturan frekuensi Dinas
Persiapan Peralatan dapat kemacetan, mobilisasi jalur angkutan lalu lintas kemacetan, Perhubungan
Tambang menyebabkan kecelakaan berlangsung angkutan kecelakaan Kukar
kemacetan, dan keluhan alat berat dan keluhan
kecelakaan, masyarakat masyarakat
peningkatan polusi
udara dan suara
Pembebasa Keresahan karena Keluhan dan Sekali selama Desa Lebak Wawancara Ada/tidakn Distamben,
n lahan tidak puas dalam tuntutan aktivitas Mantan, dan ya tuntutan BPN,
ganti rugi masyarakat pembebasan Kecamatan pencatatan Kelurahan,
lahan Muara Wis Kecamatan
dan BLHD
Kukar

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 25


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

Kompone Parameter
Tahap Frekwensi Lokasi
n Jenis Dampak yang Alat Tolok Ukur Pengawas
Kegiatan Pemantauan Pemantauan
Kegiatan dipantau
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah
Banyaknya penduduk
penduduk Desa Lebak lokal yang
Penerimaa Keresahan karena Distamben,
lokal yang Satu kali dalam Mantan, Pencatatan berkerja
n tenaga tenaga kerja lokal Disnaker dan
berkerja pada satu tahun Kecamatan dan tabulasi pada
kerja tidak tertampung BLHD Kukar
kegiatan Muara Wis kegiatan
pertambangan penambang
an
Tiap bulan Alat uji
sekali pada potik
pH, kekeruhan, muism kualitas air KepGub
Penurunan Alur-alur Distamben,
Pembuatan DO, DHL, kemarau dan (water Kaltim No.
kualitas air karena sungai di Dishub dan
jalan salinitas, TSS tiap tiga bulan checker) dan 26 Tahun
peningkatan erosi lokasi BLHD Kukar
dan TDS sekali pada atau analisis 2002
musim laboratoriu
penghujan m
Tiap bulan Alat uji
sekali pada potik
Pembangu pH, kekeruhan, musim kualitas air KepGub
Penurunan Alur-alur Distamben
nan sarana DO, DHL, kemarau dan (water Kaltim No.
kualitas air karena sungai di dan BLHD
dan salinitas, TSS tiap tiga bulan checker) dan 26 Tahun
peningkatan erosi lokasi Kukar
prasarana dan TDS sekali pada atau analisis 2002
musim laboratoriu
penghujan m
Menjelang
Ketebalan Analisis Kriteria
kegiatan
Penurunan tanah pucuk, contoh kesuburan Distamben
revegetasi dan Di lokasi
kesuburan kualitas sifat tanah di tanah dan BLHD
pada awal tambang
tanah kimia/kesubur laboratoriu menurut Kukar
musim hujan
an tanah m PPTA, 1993
setiap tahun
Tiap bulan Alat uji
sekali pada potik
Pembersih Menurunnya pH, kekeruhan, muism kualitas air KepGub
Alur-alur Distamben
an lahan kualitas air sungai DO, DHL, kemarau dan (water Kaltim No.
sungai di dan BLHD
dan air permukaan salinitas, TSS tiap tiga bulan checker) dan 26 Tahun
lokasi Kukar
karena erosi dan TDS sekali pada atau analisis 2002
musim laboratoriu
penghujan m
Perkembangan Tingkat Presentase
Terganggunya Distamben
tingkat Di lokasi pertumbuha tumbuh dan
habitat biota darat Tiap triwulan dan BLHD
penutupan tambang n tanaman kesehatan
dan biota perairan Kukar
lahan revegetasi tanaman
Operasi Alat uji
Sebelum
potik
Ketebalan operasi,
kualitas air KepGub
tanah pucuk, menjelang Distamben
Penurunan Di lokasi (water Kaltim No.
sifat revegetasi dan BLHD
kesuburan tanah tambang checker) dan 26 Tahun
kimia/kesubur diawali musim Kukar
atau analisis 2002
an tanah hujan tiap
laboratoriu
tahun sekali
m
Tiap bulan Alat uji
Penggalian
sekali pada potik
tanah
PH, kekeruhan, muism kualitas air KepGub
pucuk Penurunan Di sekitar Distamben
DO, DHL, kemarau dan (water Kaltim No.
kualitas air karena lokasi dan BLHD
salinitas, TSS tiap tiga bulan checker) dan 26 Tahun
erosi tambang Kukar
dan TDS sekali pada atau analisis 2002
musim laboratoriu
penghujan m
Perkembangan Tingkat
Matinya tanaman Persen Distamben
tingkat Di lokasi waste pertumbuha
pada daerah Tiap triwulan tumbuh dan BLHD
penutupan dump n tanaman
timbunan tanaman Kukar
lahan revegetasi
Pemindaha Perubahan Debu (Total High volume Kep. No. Distamben
Di lokasi waste
n tanah bentang alam suspended Tiap triwulan dust 02/MENKL dan BLHD
dump
penutup particulate) sampler H/88 Kukar
Elevasi dan Setiap tahun Di lokasi Abney level Beda Distamben
kemiringan tambang dan meteran bentuk dan BLHD
lereng dan bentang Kukar
ketebalan alam

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 26


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

Kompone Parameter
Tahap Frekwensi Lokasi
n Jenis Dampak yang Alat Tolok Ukur Pengawas
Kegiatan Pemantauan Pemantauan
Kegiatan dipantau
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tiap bulan Alat uji
sekali pada potik
PH, kekeruhan, muism kualitas air KepGub
Penurunan Alur-alur Distamben
DO, DHL, kemarau dan (water Kaltim No.
kualitas air karena sungai di dan BLHD
salinitas, TSS tiap tiga bulan checker) dan 26 Tahun
erosi lokasi Kukar
dan TDS sekali pada atau analisis 2002
musim laboratoriu
penghujan m
Matinya tumbuhan Perkembangan Tingkat Persen
Distamben
di daerah tingkat Lokasi waste pertumbuha tumbuh dan
Tiap triwulan dan BLHD
timbunan penutupan dump n tanaman kesehatan
Kukar
lahan revegetasi tanaman
Konsentrasi
Tiap 3 bulan
Penurunan debu di udara High volume Kep.No. Distamben
sekali selama Di lokasi
kualitas udara ambien (total dust 02/MENKL dan BLHD
operasi tambang
karena debu suspended sampler H/1/88 Kukar
penambangan
particulate)
Sebelum
Ketebalan operasi,
Penurunan Analisis Kriteria
tanah pucuk, menjelang Di lokasi Distamben
kesuburan contoh kesuburan
Penamban sifat revegetasi tambang dan dan BLHD
terutama di tempat laboratoriu tanah PPTA,
gan kimia/kesubur diawali musim waste dump Kukar
penimbunan m 1993
batubara an tanah hujan tiap
tahun sekali
Beda
Elevasi dan
bentang
kemiringan Dilakukan
Di sekitar alam Distamben
Perubahan lereng, setelah tahapan Abney level
lokasi sebelum dan BLHD
bentang alam ketebalan reklamasi dan meteran
tambang dan Kukar
timbunan selesai
sesudah
tanah penutup
operasi
Operasi Tiap bulan Alat uji
sekali pada potik
Penurunan pH, kekeruhan, muism kualitas air KepGub
Penamban Alur-alur Distamben
kualitas air karena DO, DHL, kemarau dan (water Kaltim No.
gan sungai di dan BLHD
erosi salinitas, TSS tiap tiga bulan checker) dan 26 Tahun
batubara lokasi Kukar
dan TDS sekali pada atau analisis 2002
musim laboratoriu
penghujan m
Daerah
Konsentrasi
Tiap 3 bulan pemukiman
Penurunan debu di udara High volume Kep.No. Distamben
sekali selama Desa Lebak
kualitas udara ambien (total dust 02/MENKL dan BLHD
operasi Mantan,
karena debu suspended sampler H/1/88 Kukar
penambangan Kecamatan
particulate)
Muara Wis
Daerah
Pengangku
pemukiman
tan Dilakukan
Desa Lebak
batubara siang dan
Mantan, Standar
malam pada Distamben
Kecamatan Sound level Dirjen
Kebisingan Kebisingan saat dan BLHD
Muara Wis, meter Dephub,
pengangkutan Kukar
Lokasi 1984
tiap 6 bulan
pengolahan
sekali
dan Lokasi
tambang
Penimbuna Konsentrasi
Tiap 3 bulan
n batubara debu di udara
sekali selama High volume Kep.No. Distamben
Penurunan ambien (total Di lokasi
operasi dust 02/MENKL dan BLHD
kualitas udara suspended tambang
penambangan sampler H/1/88 Kukar
particulate)

Penurunan pH, kekeruhan, Tiap bulan Alur-alur Alat uji KepGub Distamben
kualitas air karena DO, DHL, sekali pada sungai di potik Kaltim No. dan BLHD
penirisan salinitas, TSS muism lokasi kualitas air 26 Tahun Kukar
dan TDS kemarau dan (water 2002
tiap tiga bulan checker) dan
sekali pada atau analisis
musim laboratoriu
penghujan m

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 27


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

Kompone Parameter
Tahap Frekwensi Lokasi
n Jenis Dampak yang Alat Tolok Ukur Pengawas
Kegiatan Pemantauan Pemantauan
Kegiatan dipantau
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Alat uji
Penurunan pH, kekeruhan, Tiap bulan KepGub
Sepanjang potik Distamben,
Pengapala kualitas air dan DO, DHL, sekali selama Kaltim No.
jalur kualitas air Dishub dan
n Batubara gangguan laulintas salinitas, TSS operasi 26 Tahun
pengapalan (water BLHD Kukar
sungai dan TDS pengapalan 2002
checker)

Demobilisa Keresahan karena Tingkat Pada saat Sepanjang Peraturan frekuensi Dinas
si dapat kemacetan, mobilisasi jalur angkutan lalu lintas kemacetan, Perhubungan
Peralatan menyebabkan kecelakaan berlangsung angkutan kecelakaan Kukar
Tambang kemacetan, dan keluhan alat berat dan keluhan
kecelakaan, masyarakat masyarakat
peningkatan polusi
udara dan suara
Pasca
Operasi
Wawancara
Gejolak sosial Satu tahun
Desa Lebak dan
Pemutusan Keresahan akibat yang timbul sebelum dan Distamben,
Mantan, pengamatan
hubungan akan hilangnya karena sesudah - Disnaker dan
Kecamatan langsung
kerja mata pencarian kehilangan pemutusan BLHD Kukar
Muara Wis kondisi
pekerjaan hubungan kerja
masyarakat

VII.1.4. Organisasi Lingkungan


Pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan di lapangan
dikoordinir oleh bagian Environmental yang bertanggung jawab kepada
Kepala Teknik Tambang (KTT). Bagian/unit kerja ini dipimpin oleh seorang
Kepala Departemen dan dibantu oleh 2 (dua) orang Kepala Seksi yang
masing-masing membawahi Seksi Lingkungan dan Seksi K-3.

VII.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Di bidang K-3 PT. Supra Bara Energi berkomitmen penuh
mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam operasi tambangnya.
Para pekerja selalu diupayakan dalam keadaan sehat, nyaman serta aman
dalam bekerja. Demikian juga dalam hal keselamatan tambang, PT. Supra
Bara Energi selalu berusaha untuk menghindari kemungkinan terjadinya
kecelakaan tambang, sehingga pekerja aman dan operasi produksi berjalan
dengan lancar.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kemauan serta kerjasama
para karyawan untuk menjunjung tinggi ketentuan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 28


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

Dalam rangka mengupayakan dan membudayakan peningkatan


keselamatan dan kesehatan kerja di wilayah operasi tambang, PT. Supra Bara
Energi memberikan motivasi kepada seluruh karyawan agar mengerti dan
memahami tentang arti pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja,
sehingga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan penghayatan
serta peningkatan cara kerja yang aman bagi karyawan, antara lain :
 Memeriksa dan menguji semua alat pelindung diri.
 Menekankan pemakaian alat pelindung diri pada saat jam kerja
 Melaksanakan safety campaign dengan memasang slogan-slogan
mengenai keselamatan kerja dan pembuatan brosur K-3.
 Melaksanakan safety patrol gabungan PT. Supra Bara Energi secara
rutin.
 Melaksanakan safety talk di kalangan karyawan sesuai dengan jadwal
dan topik yang telah disiapkan oleh panitia Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
 Melakukan standard safety operating procedure yang sudah ada.
 Latihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

VII.2.1. Bagan Organisasi Penanganan K-3 dan Lingkungan


Dalam usaha penambangan batubara sangat perlu diciptakan suasana
dimana para karyawan merasa keselamatan dan kesehatan kerja (K-3)
terjamin, sehingga produktivitas kerja karyawan tinggi.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah jaminan sosial tenaga
kerja, lingkungan kerja dan peralatan kerja operasi penambangan batubara.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) di sektor pertambangan
mengacu kepada Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor Kep-
555.K/26/M.PE/1995 Tentang K-3. Untuk melakukan penanganan K-3 di
dalam perusahaan, akan dibentuk Seksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(Seksi K-3), yang didalamnya duduk wakil-wakil dari setiap unit kerja yang
ada di perusahaan. Seksi K-3 ini bekerja sama dengan Kepala Bagian

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 29


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

Pemantau Pengelolaan Lingkungan Tambang dan Kepala Bagian Keselamatan


dan Kesehatan Kerja (K-3) Tambang yang ada di dalam Divisi Penambangan
dan bertindak sebagai fasilitator dalam penanganan K-3 di perusahaan.

KTT Tambang

Divisi Teknik Lingkungan


dan K3 Tambang

Bagian Pemantauan
Gambar 7.2. Bagan Organisasi K-3 dan Lingkungan
Bagian K3
Lingkungan
Adapun tugas pokok dari Seksi K-3 antara lain adalah :
 Menjamin bahwa peraturan K-3 harus selalu dipatuhi oleh seluruh
karyawan.
 Melakukan pengkajian secara menyeluruh pada setiap kejadian
kecelakaan kerja dan membuat saran-saran perbaikan.
 Membina kesadaran kerja yang aman dan selamat dikalangan
karyawan.
Sedangkan strategi yang akan diterapkan untuk terciptanya
keselamatan dan kesehatan kerja PT. Supra Bara Energi antara lain :
a) Diimplementasikannya secara efektif Sistem Manajemen K3 dan
Lingkungan.
b) Karyawan/tenaga kerja selalu ditingkatkan kompetensinya dalam
kesadaran dan kepeduliannya akan keselamatan kerja.
c) Meningkatkan kesadaran akan keselamatan kerja bagi seluruh
karyawan.
d) Pelaksanaan seluruh SOP dan standart safety serta melaksanakannya
secara konsekuen.
e) Secara rutin melaksanakan kebijakan audit keselamatan kerja.
f) Meningkatkan Safety perfomance para pengawas di masing-masing
bidang.

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 30


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

g) Proses penentuan subkontraktor secara benar dan penilaian /


monitoring karyawan secara terus menerus untuk menjamin
terpeliharanya kebiasaan-kebiasaan bekerja dengan aman.

Dalam tata cara operasional, strategi untuk menjamin keselamatan


kerja selama tahap konstruksi dan selama operasi tambang berlangsung akan
diperhatikan kondisi beberapa hal pokok antara lain sebagai berikut :
a. Disusunnya dan jaminan dilaksanakannya SOP untuk masing - masing
jenis kegiatan.
b. Kejelasan dan batasan tanggung jawab dari tugas-tugas pengawasan.
c. Kelengkapan tanda-tanda/rambu keselamatan kerja.
d. Pemasangan papan-papan peringatan dan nasehat di titik
strategis/rawan.
e. Peralatan keselamatan kerja yang terdiri dari pakaian kerja, helm
pengaman, sepatu pelindung, pelindung mata dan telinga (Alat
Pelindung Diri).
f. Ketentuan penggunaan peralatan yang sesuai dengan fungsinya.
g. Penggunaan kabel listrik dan jalur sambungan listrik yang aman.
h. Pemantauan secara berkala serta perbaikan mesin-mesin.
i. Tempat yang memadai untuk bergerak secara leluasa bagi
kendaraan/mesin-mesin tambang pada saat operasi dan
pengangkutan.
j. Pengawasan pada tanjakan yang tinggi dan jalan-jalan yang sempit
pada daerah operasional peralatan bergerak dan pemantauan pada
jalan-jalan tambang.
k. Sarana penerangan untuk keperluan operasi di malam hari.
l. Larangan membawa alkohol, obat bius dan senjata api ke lokasi
tambang.
m. Mengawasi masuknya bahan-bahan yang mudah terbakar dan cairan-
cairan beracun.

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 31


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

n. Tersedianya fasilitas pemadam kebakaran dan klinik gawat darurat.

VII.2.2. Peralatan K-3 dan Lingkungan


Dalam melakukan penanganan K-3, maka unit kerja yang ada di
perusahaan akan dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan K-3 serta
manual K-3.
Peralatan dan Perlengkapan K-3 terdiri dari peralatan pemadam api,
perlengkapan P3K, serta perlengkapan pakaian kerja seperti helm, sepatu
pengaman, baju kerja standar, kaca mata debu, ear plug, baju pelampung dan
lain sebagainya. Termasuk juga perlengkapan tambahan berupa rambu-
rambu peringatan yang harus dipasang pada lokasi-lokasi yang perlu
diwaspadai, seperti persimpangan jalan, tikungan jalan, kondisi jalan naik
dan jalan turun, areal operasi alat-alat berat dll, untuk mengingatkan agar
setiap karyawan senantiasa berhati-hati pada saat melaksanakan pekerjaan
terutama pada lokasi-lokasi tersebut.
Selain rambu-rambu peringatan di atas, juga dapat digunakan sapaan
atau himbauan atau ajakan kapada karyawan untuk senantiasa menyadari
pentingnya K-3. Sapaan, himbauan atau ajakan itu berupa tulisan-tulisan
dengan tema K-3 di atas poster atau spanduk, yang dipasang pada lokasi-
lokasi strategis.
Manual K-3 adalah buku pedoman tentang standar penanganan K-3
pada perusahaan. Buku pedoman ini dibuat untuk 2 kepentingan, yaitu buku
pedoman K-3 untuk level manajemen dan buku pedoman K-3 untuk semua
karyawan.
Perlengkapan dan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja yang
akan disiapkan antara lain :
1. Alat pelindung diri yang merupakan suatu kelengkapan standart yang
diadakan dan dikenakan oleh pekerja pada saat berkerja yang meliputi :
- Helm Pengaman

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 32


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

- Sarung tangan
- Sepatu Safety, Masker dan kacamata Safety
- Alat pelindung badan saat mengelas
- Ear Plug
- Reflection Jacket
- Safety Belt
- Tiang dan Bendera yang dipasang di mobil operasional tambang
2. Pengadaan Alat Pemadam Kebakaran
Alat pemadam api merupakan alat yang harus ada pada setiap kegiatan
yang dapat menimbulkan api dan penyimpanannya harus memenuhi SOP.
Daerah yang harus dilengkapi alat pemadam kebakaran adalah :
- Kendaraan Berat
- Bengkel
- Kantor
- Ruang diesel
- Ruang panel listrik
- Tempat penampungan BBM
3. Penyelenggaraan Safety Detecting
Untuk mempersiapkan pekerja selalu disiplin dalam menjalankan aturan
– Aturan keselamatan kerja, perlu dilakukan penerangan berupa :
- Safety roll
- Safety meeting
- STOP (Safety Observation Program) setiap bulan
4. Peralatan Pengelolaan Lingkungan
Dalam pengelolaan lingkungan diperlukan peralatan untuk
meminimalkan dampak yang terjadi seperti untuk penanganan debu dll,
peralatan tersebut antara lain:
- Mobil penyiram debu
- Pembuatan Oil Trap di bengkel

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 33


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

- Pembuatan Kolam-kolam pengendapan di areal tambang, pelabuhan


dan disekitar sarana dan prasarana.
5. Peralatan Pemantauan Lingkungan
Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang berada jauh dari ambang
batas pencemaran baik oleh air, udara, suara maupun debu, alat ukur
ambang batas pencemaran antara lain :
- High Dust Sampler untuk udara dan debu
- Abney level, meteran dan suntoo serta klino untuk kestabilan lereng
- Alat uji potik kualitas air (Water checker)
- Sound level meter untuk kebisingan

VII.2.3. Langkah-langkah pelaksanaan K-3 dan Lingkungan


Pertambangan
Secara umum langkah-langkah K-3 Pertambangan sebagai berikut :
1. Mencatat dan melaporkan setiap kecelakaan atau kejadian yang
berbahaya, kejadian sebelum terjadi kecelakaan, penyebab kecelakaan,
menganalisis kecelakaan dan pencegahan kecelakaan.
2. Memberikan penerangan dan petunjuk-petunjuk mengenai keselamatan
dan kesehatan kerja (K-3) kepada semua pekerja tambang dengan jalan
mengadakan pertemuan – pertemuan, ceramah, diskusi dll
3. Membentuk dan melatih anggota – anggota tim penyelamat tambang.
4. Melakukan inspeksi secara teratur ke tempat kerja tambang dalam
pelaksanaan fungsinya.
5. Pengadaan alat pelindung diri.
6. Rencana biaya pengelolaannya.
7. Melaporkan realisasi pelaksanaan pengelolaan K-3 dan lingkungan setiap
tiga bulan sekali ke direksi dan dinas pertambangan.

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 34


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

Sedangkan untuk program dan kegiatan penanganan K-3 yang dapat


diterapkan dalam operasi tambang terbuka PT. Supra Bara Energi antara lain:
 Penerapan peraturan dan ketentuan K-3.
 Melaksanakan peraturan K-3 internal PT. Supra Bara Energi.
 Inventarisasi dan Pencatatan Resiko.
 Terus menerus mengembangkan Prosedur operasi Standar dan dikaji
ulang secara rutin.
 Mengembangkan Analisa K-3 yang secara rutin dikaji ulang.
 Melaksanakan Program “Safety Day” setiap tahun.
 Melaksanakan kampanye Bulan K-3.
 Melakukan pengenalan/induksi K-3 bagi para karyawan baru dan
pengunjung/tamu.
 Pelaksanaan pertemuan pengurus K-3.
 Mengembangkan program pelatihan K-3 bagi seluruh karyawan.
 Pemeriksaan Kesehatan Tahunan untuk semua karyawan.
 Melaksanakan inspeksi K-3 gabungan di semua area.
 Melaksanakan penyelidikan kecelakaan dan analisa penyebabnya.
 Program pemulihan kesehatan akibat cidera di tempat kerja, program
penanggulangan penyakit akibat kerja (kebisingan, getaran, debu),
pemantauan hygiene lingkungan kerja, inspeksi hygiene berkala
terhadap fasilitas camp.
 Program penghargaan K-3, Smart System, Hazard Report, Safe days
records, Free LTI.
 Pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (First Aid Training).
 Pelatihan observasi perilaku pekerja (Safe behavior observation).
 Pelatihan kecakapan mengemudi kendaraan (Defensive driving
training).
 Pelatihan investigasi kecelakaan (Incident investigation training).
 Simulasi kecelakaan (Incident simulation).
 Training supervisor.
 Pelatihan pengawas penyelia tingkat I.
 Pelatihan audit (Auditor training).
 Pelatihan pendugaan kecelakaan (Risk assessment).
 Pelatihan pemadam kebakaran (Fire fighting).
 Pelatihan penanganan secara manual (Manual handling).
 Audit dan Evaluasi K3.

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 35


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

VII.3. Pengembangan Masyarakat (Community Development)


Program Pengembangan masyarakat (Community Development) pada
daerah penambangan batubara PT. Supra Bara Energi merupakan salah satu
bentuk kepedulian perusahaan dalam memberikan kontribusi terhadap
pembangunan di wilayah kerjanya dengan asumsi bahwa setelah perusahaan
selesai menambang, diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu dan
keterampilan yang sebelumnya tidak dimengerti dan tidak memiliki
keterampilan tersebut.
Berdasarkan UU RI No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara, beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan sebagai
berikut :
a. Bab 2 pasal 3, Pemberdayaan Masyarakat adalah usaha untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat, baik secara individual maupun
kolektif, agar menjadi lebih baik tingkat kehidupannya;
b. Bab 4 pasal 8, Kewenangan pemerintah kabupaten/kota dalam
pengelolaan pertambangan mineral dan batubara, antara lain, adalah: g.
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat dalam usaha
pertambangan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan;
c. Bab 13 pasal 95, Pemegang IUP dan IUPK wajib: d. melaksanakan
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat;
d. Bab 13 pasal 108, ayat (1) Pemegang IUP dan IUPK wajib menyusun
program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, ayat (2)
Penyusunan program dan rencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikonsultasikan kepada Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
Kegiatan pengembangan masyarakat ini bentuknya akan diselaraskan
dengan program Gerbang Raja yang diadakan Pemerintah Daerah Kutai
Kartanegara. Beberapa jenis kegiatan yang diusulkan untuk pengembangan
masyarakat tersebut tertera pada tabel 7.10 berikut ini :

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 36


LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG BATUBARA
PT. SUPRA BARA ENERGI - 2017

Tabel 7.10. Program Pengembangan Masyarakat


No. Jenis Kegiatan Keterangan
- Bantuan pengobatan gratis melalui
poliklinik
1 Kesehatan - Penyuluhan & bantuan sarana kesehatan
lingkungan
- Bantuan sarana medis terbatas
- Bantuan buku pelajaran SD, buku
perpustakaan, alat olah raga dan
kelengkapan sekolah, serta beasiswa.
- Pembinaan TPA dan BKPM
2 Pendidikan
- Memberikan kesempatan kepada calon
tenaga kerja lokal/institusi pendidikan
untuk magang /pelatihan kerja
- Pelatihan agribisnis dan kewirausahaan
- Bantuan dalam kegiatan keagamaan
3 Keagamaan
(perayaan hari besar, safari ramadhan dll)
- Bantuan pemeliharaan/perbaikan sarana
umum
4 Infrastruktur - Bantuan sarana dan prasarana umum (jalan,
rumah ibadah, olah raga, pembuatan tandon
air minum, dll.)
5 Pertanian - Kerjasama reklamasi dengan kelompok tani
6 Sosial Budaya - Perayaan Hari Besar Nasional
Pengemb. - Melibatkan KUD/usaha di Kelurahan dalam
7
Ekonomi pemenuhan kebutuhan perusahaan
Teknologi tepat - Pembinaan SDM Masyarakat Lokal
8
guna

Program pengembangan masyarakat diharapkan dapat berkoordinasi


dengan aparat pemerintahan setempat yang disesuaikan dengan kebutuhan
yang ada. Program masyarakat ini sifatnya fleksible dan akan mengikuti
program pengembangan yang ada di sekitar daerah penambangan.

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, BAB VII - 37

Anda mungkin juga menyukai