Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

LAPORAN JENIS - JENIS KEGIATAN WAJIB AMDAL

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata


Pelajaran IPA Dari Bu Tutut Wulandari

Disusun Oleh:
Alya Selviana Agustin (03)
Kelas: X AKL 3

SMKN 1 POGALAN
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Belakang Masalah

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), yang dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan
Environmental Impact Analysis, telah secara luas digunakan oleh banyak negara sebagai suatu
instrumen hukum lingkungan untuk mencegah terjadinya pencemaran Lingkungan dari suatu
fasilitas.Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah suatu studi yang mendalam tentang
dampak negatif dari suatu kegiatan. AMDAL mempelajari dampak pembangunan terhadap
lingkungan hidup dan dampak lingkungan terhadap pembangunan yang didasarkan Konsep ekologi,
yaitu ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan hidup. Oleh
karena itu, konsep AMDAL dapat dikatakan sebagai konsep ekologi pembangunan, yang mempelajari
hubungan timbal balik antara pembangunan dengan lingkungan hidup.

1.2 Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka ditemukan berbagai masalah yang terjadi di
pengelolaan bank sampah terhadap kesejahteraan anggota bank sampah adalah sebagai berikut:

1.Kurangnya sosialisasi yang efektif dalam menggerakan masyarakat untuk mengelola dan memilah
sampah rumah tangga.

2.Masyarakat memandang bahwa sampah merupakan barang yang kotor dan negatif padahal
sampah bisa dijadikan barang yang bernilai ekonomis.

3.Pengelolaan sampah dapat dilakukan melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat, karena


masyarakat merupakan salah satu penghasil sampah.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan indentifikasi masalah diatas maka penulis mencoba merumuskan masalah,yaitu:

1. Seberapa besar tanggapan responden terhadap Pengelolaan Bank Sampah?


2. Seberapa besar tanggapan responden terhadap Kesejahteraan Anggota Bank Sampah?
3. Seberapa besar pengaruh Pengelolaan Bank Sampah terhadap Kesejahteraan Anggota Bank

1.4 Tujuan Masalah

Adapun tujuan penelitian yaitu, sebagai berikut:

1. Mengetahui tanggapan responden terhadap Pengelolaan Bank Sampah.

2. Mengetahui tanggapan responden terhadap Kesejahteraan Anggota Bank Sampah.

3. Mengetahui pengaruh Pengelolaan Bank Sampah terhadap Kesejahteraan Anggota Bank Sampah.
BAB 2
MATERI
Laporan Jenis – Jenis Kegiatan Wajib AMDAL

1.Bidang Pertambangan dan Energi

No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus


A. MINERAL, BATUBARA, DAN
PANAS BUMI
1. Mineral, Batubara, dan panas ≥ 200 ha •Dampak penting terhadap lingkungan
bumi- ≥ 50 ha antara lain:merubah bentang
-Luas perizinan (KP), atau (Komulatif/tahun) alam,ekologi dan hidrologi.
-Luas daerah terbuka untuk •Luas kegiatan juga akan memberikan
pertambangan. dampak penting terhadap kualitas
udara, kebisingan, getaran, apabila
menggunakan peledak, serta dampak
dari limbah yang dihasilkan.
2. Tahap eksploitasi:
a.Eksploitasi dan Berpotensi menimbulkan dampak
pengembangan uap panas ≥ 55 MW terhadap air, udara, flora, fauna, sosial,
bumi dan pengembangan ekonomi dan budaya masyarakat
panas bumi. sekitar.
b.Batubara/gambut Jumlah pemindahan material
-Kapasitas, dan/atau ≥ 1.000.000 berpengaruh terhadap intensitas
-Jumlah material ton/tahun dampak yang akan terjadi.
dipindahkan ≥ 4.000.000 ton
c.Bijih Primer Jumlah pemindahan material
-Kapasitas, dan/atau ≥ 400.000 berpengaruh terhadap intensitas
-Jumlah material ton/tahun dampak yang akan terjadi.
penutupyang dipindahkan ≥ 1.000.000 ton
d. Bijih Jumlah pemindahan material
Sekunder/EndapanAlluvial berpengaruh terhadap intensitas
-Kapasitas, dan/atau ≥ 300.000 dampak yang akan terjadi.
-Jumlah material ton/tahun
penutupyang dipindahkan ≥ 1.000.000 ton
e.Bahan galian bukan Jumlah pemindahan material
logamatau bahan galian berpengaruh terhadap intensitas
golongan C dampak yang akan terjadi.
-Kapasitas, dan/atau ≥ 250.000
-Jumlah material m³/tahun
penutupyang dipindahkan ≥ 1.000.000 ton
f.Bahan galian radioaktif Sampai saat ini bahan radioaktif
termasuk pengolahan, Semua Besaran digunakan sebagai bahan bakar reaktor
penambangan,dan nuklir maupun senjata nuklir. Oleh
pemurnian. sebab itu, selain dampak penting yang
dapat ditimbulkan, keterkaitannya
dengan masalah pertahanan dan
keamanan menjadi alasan mengapa
kegiatan ini wajib dilengkapi AMDAL
untuk semua besaran.
Potensi perubahan dan gangguan
g.Pengambilan air bawah ≥ 50 liter/detik sistem hidrogeologi.
tanah (sumur tanah dangkal, (dari 1 sumur
sumur tanah dalam, dan sampai dengan 5
mata air) sumur dalam satu
area < 10 ha)
Berpotensi menimbulkan dampak
h.Tambang di laut Semua Besaran berupa perubahan batimetri, ekosistem
pesisir dan laut, mengganggu alur
pelayaran dan proses-proses alamiah di
daerah pantai termasuk menurunnya
produktivitas kawasan yang dapat
menimbulkan dampak sosial, ekonomi,
dan kesehatan terhadap nelayan dan
masyarakat sekitar.
3. Melakukan penempatan Semua Besaran Memerlukan lokasi khusus dan
tailing di bawah laut berpotensi menimbulkan dampak
(Submarine Tailing Disposal) berupa perubahan batimetri, ekosistem
pesisir dan laut, mengganggu alur
pelayaran dan proses-proses alamiah di
daerah pantai termasuk menurunnya
produktivitas kawasan yang dapat
menimbulkan dampak sosial, ekonomi,
dan kesehatan terhadap nelayan dan
masyarakat sekitar.
4. Melakukan pengolahan bijih Semua Besaran Sianida dan air raksa merupakan Bahan
dengan proses sianidasi atau Berbahaya dan Beracun (B3) yang
amalgamasi berpotensi menimbulkan pencemaran
air permukaan, air tanah dan udara.
B. MINYAK DAN GAS BUMI
1. Eksploitasi Migas dan
Pengembangan Produksi
a.Dui darat:
- Lapangan minyak ≥ 5.000 BOPD •Potensi menimbulkan limbah B3 dari
lumpur pengeboran.
• Potensi ledakan.
•Pencemaran udara, air dan tanah.
•Potensi kerusakan ekosistem.
•Pertimbangan ekonomis.

- Lapangan gas ≥ 30 MMSCFD • Potensi menimbulkan limbah B3 dari


lumpur pengeboran.
•Potensi ledakan.
•Pencemaran udara, air dan tanah.
•Pertimbangan ekonomis.

b.Di laut: ≥ 15.000 BOPD • Potensi menimbulkan limbah B3 dari


- Lapangan Minyak ≥ 90 MMSCFD lumpur pengeboran.
- Lapangan Gas jumlah total •Potensi ledakan.
lapangan semua •Pencemaran udara, air dan tanah.
sumur •Pertimbangan ekonomis.
•Perubahan Ekosistem Laut.
2. Transmisi MIGAS di laut •Termasuk distribusinya dilakukan dari
- Panjang, atau ≥ 100 km rumah ke rumah.
- Bertekanan ≥ 16 bar •Pemanfaatan lahan yang tumpang
tindih dengan aktifitas nelayan dianggap
cukup luas lintas kabupaten/kota juga
dapat mengganggu aktivitas nelayan.
• Penyiapan area konstruksi dapat
menimbulkan gangguan terhadap
daerah sensitif.
•Pengoperasian pipa rawan terhadap
gangguan aktivitas lalu lintas kapal
buang sauh, penambangan pasir.
•Tekanan operasi pipa cukup tinggi
sehingga berbahaya terhadap
kegiatan/aktifitas nelayan, tambang
pasir dan alur pelayaran.
3. Pembangunan kilang: •Potensi konflik sosial.
- LPG ≥ 50 MMSCFD •Merupakan industri strategis.
- LNG ≥ 550 MMSCFD •Potensi dampak dari sarana penunjang
- Minyak ≥ 10.000 BOPD khusus.
•Proses pengolahan menggunakan
bahan yang berpotensi menghasilkan
limbah yang bersifat turunan.
•Berpotensi menghasilkan limbah gas,
padat dan cair yang cukup besar.
•Membutuhkan area yang cukup luas.
•Khusus LNG, berpotensi menghasilkan
limbah gas H2S.
•Potensi perubahan dan gangguan
sistem geohidrologi.
•Berpotensi mengubah ekosistem yang
lebih luas.
4. Kilang minyak pelumas bekas ≥ 10.000 ton/tahun •Potensi konflik sosial.
(termasuk fasilitas •Merupakan industri strategis.
penunjang) •Potensi dampak dari sarana penunjang
khusus.
•Proses pengolahan menggunakan
bahan yang berpotensi menghasilkan
limbah yang bersifat turunan.
•Berpotensi menghasilkan limbah gas,
padat dan cair yang cukup besar.
•Membutuhkan area yang cukup luas.
•Potensi perubahan dan gangguan
sistem geohidrologi.
C. LISTRIK DAN PEMANFAATAN
ENERGI
1. Pembangunan jaringan > 150 kV •Keresahan masyarakat karena harga
transmisi tanah turun
•Adanya medan magnet dan medan
listrik.
•Aspek sosial, ekonomi dan budaya
terutama pada pembebasan lahan dan
keresahan masyarakat.
2. Pembangunan Berpotensi menimbulkan dampak pada:
a.PLTD/PLTG/PLTU/PLTGU ≥ 100 MW (dalam •Aspek fisik kimia,terutama pada
Satu lokasi) kualitas udara (emisi, ambient dan
kebisingan) dan kualitas air (ceceran
minyak pelumas, limbah bahang) serta
air tanah.
•Aspek sosial, ekonomi dan budaya,
terutama pada saat pembebasan lahan
dan pemindahan penduduk.

b.Pembangunan PLTP ≥ 55 MW Berpotensi menimbulkan dampak pada:


(pengembangan Panas Bumi) •Aspek fisik-kimia,terutama pada
kualitas udara (bau dan kebisingan) dan
kualitas air.
•Aspek flora fauna.
• sosial, ekonomi dan budaya, terutama
pada pembebasan lahan.

c.Pembangunan PLTA •Perubahan fungsi lahan.


dengan: •Berpotensi menimbulkan dampak
- Tinggi bendung, atau ≥ 15 m pada:
- Luas genangan, atau ≥ 200 ha - Aspek fisik-kimia,terutama pada
- Kapasitas daya (aliran ≥ 50 MW kualitas udara (bau dan kebisingan) dan
langsung) kualitas air.
- Aspek flora fauna.
- Aspek sosial, ekonomi dan budaya,
terutama pada pembebasan lahan.
•Termasuk dalam kategori “large dam”
(bendungan besar).
•Kegagalan bendungan (dam break),
akan mengakibatkan gelombang banjir
(flood surge) yang sangat potensial
untuk merusak lingkungan di bagian
hilirnya.
•Pada skala ini dibutuhkan spesifikasi
khusus baik bagi material dan desain
konstruksinya.
•Pada skala ini diperlukan
quarry/burrow area yang besar,
sehingga berpotensi menimbulkan
dampak.
•Dampak pada hidrologi.

d.Pembangunan pembangkit
listrik dari jenis lain (antara ≥ 10 MW •Membutuhkan areal yang sangat luas.
lain: OTEC (Ocean Thermal •Dampak visual (pandang).
Energy Conversion), Surya, •Dampak kebisingan.
Angin, Biomassa, •Khusus penggunaan gambut
Gambut,dan lain-lain) berpotensi menimbulkan gangguan
terhadap ekosistem gambut.

2.Bidang Kesehatan

Kegiatan bidang ini berpotensi memiliki dampak terhadap kesehatan antara lain berasal dari Rumah
Sakit baik Rumah Sakit Umum maupun Rumah Sakit Spesialistik. Sumber pencemar dari kegiatan ini
antara lain sisa operasi dan buangan limbah terinfeksi yang dapat menularkan penyakit melalui
kuman parasit atau vektor. Kegiatan lainnya seperti laboratorium klinik, mikrobiologi kesehatan,
industri farmasi, industri makanan kesehatan dan alat-alat kesehatan.

1. Rumah sakit kelas A

2. Rumah sakit yang setara dengan kelas A atau kelas 1 Rumah sakit

3. Rumah sakit dengan peiayanan spesialisasi lengkap/menyeluruh

4. lndustri Farmasi yang membuat bahan baku obat dengan proses penuh

5. >= 400 kamar

3.Bidang Pertanian

Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usaha budidaya tanaman pangan, Hortikultura,
dan perkebunan berupa erosi tanah, perubahan ketersediaan dan kualitas air akibat kegiatan
pembukaan lahan, persebaran hama, penyakit dan gulma pada Saat beroperasi, serta perubahan
kesuburan tanah akibat penggunaan Pestisida/herbisida. Disamping itu sering pula muncul potensi
konflik sosial dan penyebaran penyakit endemik.

Skala/besaran yang tercantum dalam tabel di bawah ini telah memperhitungkan Potensi dampak
penting kegiatan terhadap ekosistem, hidrologi, dan bentang alam. Skala/besaran tersebut
merupakan luasan rata-rata dari berbagai uji coba untuk Masing-masing kegiatan dengan mengambil
lokasi di daerah dataran rendah, sedang, dan tinggi.

No. Jenis Kegiatan Skala Besaran Alasan Ilmiah Khusus


1. Budidaya tanaman pangan Kegiatan akan berdampak terhadap
dan hortikultura ekosistem, hidrologi dan bentang alam.
a.Semusim dengan atau
tanpa unit pengolahannya
- Luas ≥ 2.000 ha
b.Tahunan dengan atau
tanpa unit pengolahannya
- Luas ≥ 5.000 ha
2. Budidaya tanaman
perkebunan
a.Semusim dengan atau
tanpa unit pengolahannya:
- Dalam kawasan budidaya
non kehutanan, luas ≥ 3.000 ha
- Dalam kawasan budidaya
kehutanan, luas Semua Besaran
b.Tahunan dengan atau
tanpa unit pengolahannya:
- Dalam kawasan budidaya
non kehutanan, luas ≥ 3.000 ha
- Dalam kawasan budidaya
kehutanan, luas Semua Besaran

4.Bidang Perindustrian

No. Jenis Kegiatan Skala Besaran Alasan Ilmiah Khusus


1. Industri semen (yang dibuat Semua Besaran Industri semen dengan Proses Klinker
melalui produksi klinker) adalah industri semen yang kegiatannya
bersatu dengan kegiatan penambangan,
dimana terdapat proses penyiapan
bahan baku, penggilingan bahan baku
(raw mill process), penggilingan
batubara (coal mill) serta proses
pembakaran dan pendinginan klinker
(Rotary Kiln and Clinker Cooler).
Umumnya dampak yang ditimbulkan
disebabkan oleh:
•Debu yang keluar dari cerobong.
•Penggunaan lahan yang luas.
•Kebutuhan air cukup besar (3,5 ton
semen membutuhkan 1 ton air).
•Kebutuhan energi cukup besar baik
tenaga listrik (110 – 140 kWh/ton) dan
tenaga panas (800 – 900 Kcal/ton).
•Tenaga kerja besar (+ 1-2 TK/3000 ton
produk).
•Potensi berbagai jenis limbah: padat
(tailing), debu (CaO, SiO2, Al2O3, FeO2)
dengan radius 2-3 km, limbah cair (sisa
cooling mengandung minyak
lubrikasi/pelumas), limbah gas (CO2,
SOx, NOx) dari pembakaran energi
batubara, minyak dan gas.
2. Industri pulp atau industri Semua Besaran Proses pembuatan pulp meliputi
kertas yang terintegrasi kegiatan penyiapan bahan baku,
dengan industri pulp, kecuali pemasakan serpihan kayu, pencucian
pulp dari kertas bekas dan pulp, pemutihan pulp (bleaching) dan
pulp untuk kertas budaya pembentukan lembaran pulp yang
dalam prosesnya banyak menggunakan
bahan-bahan kimia, sehingga
berpotensi menghasilkan limbah cair
(BOD, COD, TSS), limbah gas (H2S, SO2,
NOx, Cl2) dan limbah padat (ampas
kayu, serat pulp, lumpur kering).

Umumnya dampak yang ditimbulkan


disebabkan oleh:
•Penggunaan lahan yang luas (0,2
ha/1000 ton produk).
•Tenaga kerja besar.
•Kebutuhan energi besar (0,2 MW/1000
ton produk).
3. Industri petrokimia hulu Semua Besaran Industri petrokimia hulu adalah industri
yang mengolah hasil tambang mineral
(kondensat) terdiri dari Pusat Olefin
yang menghasilkan Benzena, Propilena
dan Butadiena serta Pusat Aromatik
yang menghasilkan Benzena, Toluena,
Xylena, dan Etil Benzena.
Umumnya dampak yang ditimbulkan
disebabkan oleh:
•Kebutuhan lahan yang luas.
•Kebutuhan air cukup besar (untuk
pendingin 1 l/dt/1000 ton produk).
•Tenaga kerja besar.
•Kebutuhan energi relatif besar (6-7
kW/ton produk) disamping bersumber
dari listrik juga energi gas.
•Potensi berbagai limbah: gas (SO2 dan
NOx), debu (SiO2), limbah cair (TSS,
BOD, COD, NH4Cl) dan limbah sisa
katalis bekas yang bersifat B3.
4. Kawasan Industri (termasuk Semua Besaran Kawasan industri (industrial estate)
komplek industri yang merupakan lokasi yang dipersiapkan
terintegrasi) untuk berbagai jenis industri
manufaktur yang masih prediktif,
sehingga dalam pengembangannya
diperkirakan akan menimbulkan
berbagai dampak penting antara lain
disebabkan:
•Kegiatan grading (pembentukan muka
tanah) dan run off (air larian).
•Pengadaan dan pengoperasian alat-
alat berat.
•Mobilisasi tenaga kerja (90 – 110
TK/ha).
•Kebutuhan pemukiman dan fasilitas
sosial.
•Kebutuhan air bersih dengan tingkat
kebutuhan rata-rata 0,55 – 0,75 l/dt/ha.
•Kebutuhan energi listrik cukup besar
baik dalam kaitan dengan jenis
pembangkit ataupun trace jaringan (0,1
MW/ha).
•Potensi berbagai jenis limbah dan
cemaran yang masih prediktif terutama
dalam hal cara pengelolaannya.
•Bangkitan lalu lintas.
5. Industri galangan kapal ≥ 50.000 DWT Sistem graving dock adalah galangan
dengan sistem graving dock kapal yang dilengkapi dengan kolam
perbaikan dengan ukuran panjang 150
m, lebar 30 m, dan kedalaman 10 m
dengan sistem sirkulasi.
Pembuatan kolam graving ini dilakukan
dengan mengeruk laut yang
dikhawatirkan akan menyebabkan
longsoran ataupun abrasi pantai.

Perbaikan kapal berpotensi


menghasilkan limbah cair (air ballast,
pengecatan lambung kapal dan bahan
kimia B3) maupun limbah gas dan debu
dari kegiatan sand blasting dan
pengecatan.
6. Industri amunisi dan bahan Semua Besaran Industri amunisi dan bahan peledak
peledak merupakan industri yang dalam proses
produksinya menggunakan bahan-
bahan kimia yang bersifat B3, disamping
kegiatannya membutuhkan tingkat
keamanan yang tinggi.
7. Kegiatan industri yang tidak Besaran untuk masing-masing tipologi
termasuk angka 1 s/d 6 kota diperhitungkan berdasarkan:
Penggunaan areal: •Tingkat pembebasan lahan.
a.Urban: •Daya dukung lahan; seperti daya
- Metropolitan, luas ≥ 5 ha dukung tanah, kapasitas resapan air
- Kota besar, luas ≥ 10 ha tanah, tingkat kepadatan bangunan per
- Kota sedang, luas ≥ 15 ha hektar, dan lain-lain.
- Kota kecil, luas ≥ 20 ha

b.Rural/pedesaan, luas ≥ 30 ha Umumnya dampak yang ditimbulkan


berupa:
•Bangkitan lalu lintas.
•Konflik sosial.
•Penurunan kualitas lingkungan.

5.Bidang Perdagangan

1. Pusat Perdagangan/Perbelaniaan relatif terkonsentrasi luas >= 5 ha

Atau luas bangunan >= 10.000 m2

6.Bidang Perhubungan

No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus


1. Pembangunan Jaringan Jalan Berpotensi menimbulkan dampak
Kereta Api berupa emisi, gangguan lalu lintas,
- Panjang ≥ 25 kn kebisingan, getaran, gangguan
pandangan, ekologis dan dampak sosial.
2. Konstruksi bangunan jalan Semua Besaran Berpotensi menimbulkan dampak
rel di bawah permukaan berupa perubahan kestabilan lahan
tanah (land subsidence), air tanah serta
gangguan berupa dampak terhadap
emisi, lalu lintas, kebisingan, getaran,
gangguan pandangan, gangguan
jaringan prasarana sosial (gas, listrik, air
minum, telekomunikasi) dan dampak
sosial di sekitar kegiatan tersebut.
3. Pembangunan terminal Berpotensi menimbulkan dampak
terpadu Moda dan Fungsi berupa emisi, gangguan lalu lintas,
- Luas ≥ 2 ha kebisingan, getaran, ekologis, tata ruang
dan sosial.
4. a.Pengerukan perairan Berpotensi menimbulkan dampak
dengan Capital Dredging penting terhadap sistem hidrologi dan
- Volume ≥ 500.000 m³ ekologis yang lebih luas dari batas tapak
b.Pengerukan perairan Semua Besaran kegiatan itu sendiri, perubahan
sungai dan/atau laut dengan batimetri, ekosistem, dan mengganggu
capital dredging yang proses-proses alamiah di daerah
memotong material karang perairan (sungai dan laut) termasuk
dan/atau batu menurunnya produktivitas kawasan
yang dapat menimbulkan dampak
sosial. Kegiatan ini juga akan
menimbulkan gangguan terhadap lalu
lintas pelayaran perairan.
5. Pembangunan pelabuhan •Kunjungan kapal yang cukup tinggi
dengan salah satu fasilitas dengan bobot sekitar 5.000-10.000
berikut: DWT serta draft kapal minimum 4-7 m
a.Dermaga dengan bentuk sehingga kondisi kedalaman yang
konstruksi sheet pile atau dibutuhkan menjadi –5 s/d –9 m LWS.
open pile •Berpotensi menimbulkan dampak
-Panjang, atau ≥ 200 m penting terhadap perubahan arus
-Luas ≥ 6.000 m² pantai/pendangkalan dan sistem
hidrologi, ekosistem, kebisingan dan
b.Dermaga dengan Semua Besaran dapat mengganggu proses-proses
konstruksi masif alamiah di daerah pantai (coastal
processes).
c.Penahan gelombang (talud) Berpotensi menimbulkan dampak
dan/ atau pemecah terhadap ekosistem, hidrologi, garis
gelombang (break water) pantai dan batimetri serta mengganggu
-Panjang ≥ 200 m proses-proses alamiah yang terjadi di
daerah pantai.
d.Prasarana pendukung Berpotensi menimbulkan dampak
pelabuhan (terminal, berupa emisi, gangguan lalulintas,
gudang, peti kemas, dan lain- aksesibilitas transportasi, kebisingan,
lain) getaran, gangguan pandangan, ekologis,
-Luas ≥ 5 ha dampak sosial dan keamanan disekitar
kegiatan serta membutuhkan area yang
luas.
e.Single Point Mooring Boey Kunjungan kapal yang cukup tinggi
-Untuk kapal ≥ 10.000 DWT dengan bobot sekitar 5.000 – 10.000
DWT serta draft kapal minimum 4-7m
sehingga kondisi kedalaman yang
dibutuhkan menjadi –5 s/d –9 m LWS.
Berpotensi menimbulkan dampak
berupa gangguan alur pelayaran,
perubahan batimetri, ekosistem, dan
mengganggu proses-proses alamiah di
daerah pantai terutama apabila yang
dibongkar muat minyak mentah yang
berpotensi menimbulkan pencemaran
laut dari tumpahan minyak.
6. Reklamasi (pengurugan): Berpotensi menimbulkan dampak
- Luas, atau ≥ 25 ha terhadap sistem geohidrologi,
- Volume ≥ 500.000 m³ hidrooseanografi, dampak sosial,
ekologis, perubahan garis pantai,
kestabilan lahan,lalu lintas serta
mengganggu proses-proses alamiah di
daerah pantai.
7. Kegiatan penempatan hasil Menyebabkan terjadinya perubahan
keruk (dumping) di darat: bentang lahan yang akan
- Volume, atau ≥ 500.000 m³ mempengaruhi ekologis, hidrologi
- Luas area dumping ≥ 5 ha setempat.
8. Pembangunan bandar udara Semua besaran •Termasuk kegiatan yang berteknologi
baru beserta fasilitasnya kelompok bandar tinggi, harus memperhatikan ketentuan
(untuk fixed wing maupun udara (A, B, dan C) keselamatan penerbangan dan terikat
rotary wing) beserta hasil studi dengan konvensi internasional.
rencana induk yang •Berpotensi menimbulkan dampak
telah disetujui berupa kebisingan, getaran, dampak
sosial, keamanan negara, emisi dan
kemungkinan bangkitan transportasi
baik darat dan udara.
•Adanya ketentuan KKOP (Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan)
yang membatasi pemanfaatan ruang
udara serta berpotensi menimbulkan
dampak sosial.
9. Pengembangan bandar •Termasuk kegiatan berteknologi tinggi,
udara beserta salah satu harus memenuhi aturan keselamatan
fasilitas berikut: penerbangan dan terikat dengan
a.Landasan pacu konvensi internasional.
- Panjang ≥ 200 m •Berpotensi menimbulkan dampak
kebisingan, getaran, dampak sosial,
b.Terminal penumpang atau keamanan negara, emisi dan
terminal kargo kemungkinan bangkitan transportasi
- Luas ≥ 2000 m³ baik darat dan udara, mobilisasi
penumpang meningkat.
c.Pengambilan air tanah ≥ 50 liter/detik (dari •Dampak potensial berupa limbah
1 sumur sampai padat, limbah cair, udara, dan bau yang
dengan 5 sumur dapat mengganggu kesehatan.
dalam satu area < 10 •Pengoperasian jenis pesawat yang
ha) dapat dilayani oleh bandara.
10. Perluasan bandar udara •Termasuk kegiatan berteknologi tinggi,
beserta/atau fasilitasnya: harus memenuhi aturan keselamatan
a.- Pemindahan penduduk, ≥ 200 KK penerbangan dan terikat dengan
atau konvensi internasional.
- Pembebasan lahan ≥ 100 ha •Berpotensi menimbulkan dampak
b.Reklamasi pantai: kebisingan, getaran, dampak sosial,
- Luas, atau ≥ 25 ha keamanan negara, emisi dan
- Volume urugan ≥ 100.000 m³ kemungkinan bangkitan transportasi
c.Pemotongan bukit dan baik darat dan udara.
pengurugan lahan dengan
volume ≥ 500.000 m³

7.Bidang Pekerjaan Umum

Beberapa kegiatan pada bidang Pekerjaan Umum mempertimbangkan skala/besaran Kota yang
menggunakan ketentuan berdasarkan jumlah populasi, yaitu:

• Kota metropolitan : > 1.000.000 jiwa

•Kota besar : 500.000-1.000.000 jiwa

•Kota sedang : 200.000-500.000 jiwa

•Kota kecil : 20.000-200.000 jiwa

No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus


1. Pembangunan •Termasuk dalam kategori “large dam”
Bendungan/Waduk atau (bendungan besar).
Jenis Tampungan Air lainnya: •Pada skala ini dibutuhkan spesifikasi
- Tinggi, atau ≥ 15 m khusus baik bagi material dan desain
konstruksinya.
•Pada skala ini diperlukan quarry/burrow
area yang besar, sehingga berpotensi
menimbulkan dampak.
•Dampak pada hidrologi.

- Luas genangan ≥ 200 ha •Kegagalan bendungan pada luas


genangan sebesar ini berpotensi
mengakibatkan genangan yang cukup
besar dibagian hilirnya.
•Akan mempengaruhi pola iklim mikro
pada kawasan sekitarnya dan ekosistem
daerah hulu dan hilir bendungan/waduk.
•Dampak pada hidrologi.
2. Daerah Irigasi •Mengakibatkan perubahan pola iklim
a.Pembangunan baru mikro dan ekosistem kawasan.
dengan luas ≥ 2.000 ha •Selalu memerlukan bangunan utama
(headworks) dan bangunan pelengkap
(oppurtenants structures) yang besar dan
sangat banyak sehingga berpotensi untuk
mengubah ekosistem yang ada.
•Mengakibatkan mobilisasi tenaga kerja
yang signifikan pada daerah sekitarnya,
baik pada saat pelaksanaan maupun
setelah pelaksanaan.
•Membutuhkan pembebasan lahan yang
besar sehingga berpotensi menimbulkan
dampak sosial.

b.Peningkatan dengan luas ≥ 1.000 ha •Berpotensi menimbulkan dampak


tambahan negatif akibat perubahan ekosistem pada
kawasan tersebut.
•Memerlukan bangunan tambahan yang
berpotensi untuk mengubah ekosistem
yang ada.
•Mengakibatkan mobilisasi manusia yang
dapat menimbulkan dampak sosial.

c. Pencetakan sawah, luas ≥ 500 ha •Memerlukan alat berat dalam jumlah


(perkelompok) yang cukup banyak.
•Perubahan Tata Air.
3. Pengembangan Rawa: ≥ 1.000 ha •Berpotensi mengubah ekosistem dan
Reklamasi rawa untuk iklim mikro pada kawasan tersebut dan
kepentingan irigasi berpengaruh pada kawasan di sekitarnya.
•Berpotensi mengubah sistem tata air
yang ada pada kawasan yang luas secara
drastis.
4. Pembangunan Pengaman •Pembangunan pada rentang kawasan
Pantai dan perbaikan muara pantai selebar > 500 m berpotensi
sungai: mengubah ekologi kawasan pantai dan
- Jarak dihitung tegak lurus muara sungai sehingga berdampak
pantai ≥ 500 m terhadap keseimbangan ekosistem yang
ada.
•Gelombang pasang laut (tsunami) di
Indonesia berpotensi menjangkau
kawasan sepanjang 500 m dari tepi
pantai, sehingga diperlukan kajian khusus
untuk pengembangan kawasan pantai
yang mencakup rentang lebih dari 500 m
dari garis pantai.
5. Normalisasi Sungai •Terjadi timbunan tanah galian di kanan
(termasuk sodetan) dan kiri sungai yang menimbulkan dampak
Pembuatan Kanal Banjir lingkungan, dampak sosial, dan
a.Kota besar/metropolitan gangguan.
- Panjang, atau ≥ 5 km •Mobilisasi alat besar dapat
- Volume pengerukan ≥ 500.000 m³ menimbulkan gangguan dan dampak.

b.Kota sedang •Terjadi timbunan tanah galian di kanan


- Panjang, atau ≥ 10 km kiri sungai yang menimbulkan dampak
-Volume pengerukan ≥ 500.000 m³ lingkungan, dampak sosial, dan
gangguan.
•Mobilisasi alat besar dapat
menimbulkan gangguan dan dampak.

c.Pedesaan •Terjadi timbunan tanah galian di kanan


-Panjang, atau ≥ 15 km kiri sungai yang menimbulkan dampak
-Volume pengerukan ≥ 500.000 m³ lingkungan, dampak sosial, dan
gangguan.
•Mobilisasi alat besar dapat
menimbulkan gangguan dan dampak.
6. Pembangunan Jalan Tol ≥ 5 km Bangkitan lalu lintas, dampak kebisingan,
getaran, emisi yang tinggi, gangguan
visual dan dampak sosial.
7. Pembangunan dan/atau Bangkitan lalu lintas, dampak kebisingan,
peningkatan jalan dengan getaran, emisi yang tinggi, gangguan
pelebaran yang visual dan dampak sosial.
membutuhkan pengadaan
tanah
a.Kota besar/metropolitan
-Panjang, atau ≥ 5 km
-Pembebasan lahan ≥ 5 ha
b.Kota sedang
-Panjang, atau ≥ 10 km
-Pembebasan lahan ≥ 10 ha
c.Pedesaan
- Panjang, atau ≥ 30 km
- Pembebasan lahan ≥ 30 ha
8. a.Pembangunan Berpotensi menimbulkan dampak berupa
subway/underpass, perubahan kestabilan lahan (land
terowongan/tunnel ≥ 2 km subsidence), air tanah serta gangguan
berupa dampak terhadap emisi, lalu
lintas, kebisingan, getaran, gangguan
pandangan, gangguan jaringan prasarana
b.Pembangunan jembatan ≥ 500 m sosial (gas, listrik, air minum,
telekomunikasi) dan dampak sosial di
sekitar kegiatan tersebut.
9. Persampahan
a.Pembangunan TPA sampah
domestik Pembuangan
dengan sistem control
landfill/ sanitary landfill
termasuk instalasi
penunjangnnya Dampak potensial adalah pencemaran
- Luas kawasan TPA, atau ≥ 10 ha gas/udara, risiko kesehatan masyarakat
- Kapasitas total ≥ 10.000 ton dan pencemaran dari leachate Dampak
b.TPA di daerah pasang potensial berupa pencemaran dari
surut, leachate, udara, bau, vektor penyakit dan
-Luas landfill, atau ≥ 5 ha gangguan kesehatan.
-Kapasitas total ≥ 5.000 ton

c.Pembangunan transfer Dampak potensial berupa Pencemaran


station udara, bau, Vektor penyakit dan
- Kapasitas ≥ 1.000 ton/hari Gangguan kesehatan.
d.Pembangunan Instalasi Dampak potensial berupa pencemaran
Pengolahan sampah terpadu dari leachate (lindi), udara, bau, gas
- Kapasitas ≥ 500 ton/hari beracun, dan gangguan Kesehatan.

e.Pengolahan dengan Dampak potensial berupa fly ash dan


insinerator bottom ash, pencemaran udara, emisi
- Kapasitas ≥ 500 ton/hari biogas (H2S, NOx, SOx, Cox, Dioxin), air
limbah, cooling water, bau dan gangguan
kesehatan.

f.Composting Plant Dampak potensial berupa pencemaran


- Kapasitas ≥ 100 ton/hari dari bau dan gangguan kesehatan.

g.Transportasi sampah Dampak potensial berupa pencemaran


dengan kereta api dari air sampah dan sampah yang
- Kapasitas ≥ 500 ton/hari tercecer, bau, gangguan kesehatan dan
aspek sosial masyarakat di daerah yang
dilalui kereta api.
10. Pembanguna Besaran untuk masingmasing tipologi
Perumahan/Permukiman kota diperhitungkan berdasarkan:
a.Kota metropolitan, luas ≥ 25 ha •Tingkat pembebasan lahan.
b.Kota besar, luas ≥ 50 ha •Daya dukung lahan; seperti daya dukung
c.Kota sedang dan kecil, luas ≥ 100 ha tanah, kapasitas resapan air tanah,
tingkat kepadatan bangunan per hektar.
•Tingkat kebutuhan air sehari-hari.
•Limbah yang dihasilkan sebagai akibat
hasil kegiatan perumahan dan
pemukiman.
•Efek pembangunan terhadap lingkungan
sekitar (mobilisasi material dan manusia).
•KDB (koefisien dasar bangunan) dan KLB
(koefisien luas bangunan).
11. Air Limbah Domestik •Setara dengan layanan untuk 100.000
a.Pembangunan Instalasi orang.
Pengolahan Lumpur Tinja •Dampak potensial berupa bau,
(IPLT), termasuk fasilitas gangguan kesehatan, lumpur sisa yang
penunjangnya tidak diolah dengan baik dan gangguan
- Luas, atau ≥ 2 ha visual.
- Kapasitasnya ≥ 11 m³/hari

b.Pembangunan Instalasi •Setara dengan layanan untuk 100.000


Pengolahan Air Limbah orang.
(IPAL) limbah domestik
termasuk fasilitas
penunjangnya
- Luas, atau ≥ 3 ha
- Beban organik ≥ 2,4 ton/hari

c.Pembangunan sistem •Setara dengan layanan 100.000 orang.


perpipaan air limbah, luas •Setara dengan 20.000 unit sambungan
layanan air limbah.
- Luas layanan, atau ≥ 500 ha •Dampak potensial berupa gangguan lalu
- Debit air limbah ≥ 16.000 m³/hari lintas, kerusakan prasarana umum,
ketidaksesuaian atau nilai kompensasi
12. Pembangunan saluran Berpotensi menimbulkan gangguan lalu
drainase (primer dan/atau lintas, kerusakan prasarana dan sarana
sekunder) di permukiman umum, pencemaran di daerah hilir,
a.kota besar/ metropolitan, perubahan tata air di sekitar jaringan,
panjang ≥ 5 km bertambahnya aliran puncak dan
b.kota sedang, panjang ≥ 10 km perubahan perilaku masyarakat di sekitar
jaringan. Pembangunan drainase
sekunder di kota sedang yang melewati
permukiman padat.
13. Jaringan air bersih di kota
besar/metropolitan Berpotensi menimbulkan dampak
a.Pembangunan jaringan hidrologi dan persoalan keterbatasan air.
distribusi
- Luas layanan ≥ 500 ha
b.Pembangunan jaringan
transmisi
- Panjang
≥ 10 km
14. Pengambilan air dari danau, •Setara kebutuhan air bersih 200.000
sungai, mata air permukaan, orang.
atau sumber air permukaan •Setara kebutuhan kota sedang.
lainnya
- Debit pengambilan ≥ 250 l/dt
15. Pembangunan Pusat Besaran diperhitungkan berdasarkan:
Perkantoran, Pendidikan, •Pembebasan lahan.
Olahraga, Kesenian, Tempat •Daya dukung lahan.
Ibadah, Pusat perdagangan/ •Tingkat kebutuhan air sehari-hari.
perbelanjaan relatif •Limbah yang dihasilkan.
terkonsentrasi •Efek pembangunan terhadap lingkungan
- Luas lahan, atau ≥ 5 ha sekitar (getaran, kebisingan, polusi udara,
- Bangunan dan lain-lain).
≥ 10.000 m² •KDB (koefisien dasar bangunan) dan
KLB. (koefisien luas bangunan)
•umlah dan jenis pohon yang mungkin
hilang.
Khusus bagi pusat
perdagangan/perbelanjaan relatif
terkonsentrasi dengan luas tersebut
diperkirakan akan menimbulkan dampak
penting:
•Konflik sosial akibat pembebasan lahan
(umumnya berlokasi dekat pusat kota
yang memiliki kepadatan tinggi).
•Struktur bangunan bertingkat tinggi dan
basement menyebabkan masalah
dewatering dan gangguan tiang-tiang
pancang terhadap akuifer sumber air
sekitar.
•Bangkitan pergerakan (traffic) dan
kebutuhan permukiman dari tenaga kerja
yang besar.
•Bangkitan pergerakan dan
kebutuhan parkir pengunjung.
•Produksi sampah.
16. Pembangunan kawasan Berpotensi menimbulkan dampak yang
pemukiman untuk disebabkan oleh:
pemindahan •Pembebasan lahan.
penduduk/transmigrasi •Tingkat kebutuhan air.
(Pemukiman Transmigrasi •Daya dukung lahan; seperti daya dukung
Baru Pola Tanaman Pangan) tanah, kapasitas resapan air tanah,
- Luas lahan ≥ 2000 ha tingkat kepadatan bangunan per hektar,
dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai