Pengantar AMDAL
Adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (UULH No 23 tahun 1997.) Usaha-usaha yang
menimbulkan dampak besar dan penting :
Eksploitasi SDA
Proses dan kegiatan yang secara potensial akan memberikan pemborosan pencemaran dan
kerusakan lingkungan
Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, sosial ekonomi
dan budaya serta lingkungan buatan
Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi
SDA dan/atau perlindungan cagar budaya
Mengidentifikasi komponen & rona lingkungan hidup dalam areal proyek maupun di
sekitar proyek yang diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting
Memperkirakan dan mengevaluasi dampak besar & penting terhadap lingkungan yang
timbul akibat kegiatan pembangunan
Memberi rumusan saran tindak lanjut kegiatan pengelolaan dan pemantauan terhadap
perubahan kualitas lingkungan yang terjadi, sehingga pemrakarsa sebagai pengelola
proyek dapat segera mengantisipasi dampak besar & penting yang negatif dan dapat lebih
mengembangkan segala dampak positif.
a. Bagi Pemerintah
sebagai sumber informasi serta acuan untuk melakukan kontrol upaya pengelolaan lingkungan
Adalah hanya satu jenis usaha dan/atau kegiatan yang kewenangan pembinaannya di bawah
satu instansi yang membidangi usaha dan/atau kegiatan
Adalah hasil kajian mengenai dampak besar dan penting usaha/kegiatan terpadu yang
direncanakan terhadap LH dan melibatkan lebih dari 1 instansi yang membidangi kegiatan
tersebut. Kriteria kegiatan terpadu meliputi :
b. Usaha dan kegiatan tersebut berada dalam satu kesatuan hamparan ekosistem
c. AMDAL KAWASAN adalah hasil kajian mengenai dampak besar dan penting
usaha/kegiatan yang direncanakan terhadap LH dalam satu kesatuan hamparan ekosistem
zona pengembangan wilayah/kawasan sesuai dengan RTRW yang ada.
a. berbagai usaha dan/atau kegiatan yang saling terkait perencanaannya antar satu dengan
lainnya
b. berbagai usaha dan/atau kegiatan tersebut terletak dalam/merupakan satu kesatuan zona
pengembangan wilayah/kawasan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah atau rencana
tata runag kawasan
b. Salah satu kategori wilayah yang perlu dioptimalkan pembangunannya adalah kawasan
lahan basah
1) Ekosistem lahan basah memiliki potensi alami yang sangat peka terhadap setiap
sentuhan pembangunan yang merubah perilaku air (hujan, air sungai, dan air laut )
pada bentang lahan itu
2) Ekosistem lahan basah sesungguhnya bersifat terbuka untuk menerima dan
meneruskan setiap material (slurry) yang terbawa sebagai kandungan air
3) Ekosistem lahan basah sesungguhnya berperan penting dalam mengatur
keseimbangan hidup setiap ekosistem darat di hulu dan di sekitarnya serta setiap
ekosistem kelautan di hilirnya
e. Sempadan Pantai
1) Kawasan pesisir laut yang merupakan habitat alami hutan bakau (mangrove) yang
berfungsi memberikan perlindungan kepada perikehidupan pantai dan lautan.
2) Kriteria : Minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah
tahunan diukur dari garis air surut terendah ke arah darat.
h. Rawa :
Lahan genangan air secara alamiah yang terjadi secara terus menerus atau musiman
akibat drainase alamiah yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus
‘13 Rekayasa Lingkungan
3 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
i. Termasuk Dalam Kawasan Pengelolaan Kawasan Lindung
Menurut Pasal 22 UUPPLH Ayat (1), Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting
terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal. Kemudian dalam Pasal 24 UUPPLH Dokumen
AMDAL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 merupakan dasar penetapan keputusan kelayakan
lingkungan hidup. Ketentuan Umum PP Amdal, Dampak besar dan penting adalah perubahan
lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan..
Dampak Penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan
oleh suatu Usaha dan/atau Kegiatan. (Pasal 1 Permenlh Jenis Kegiatan Wajib Amdal. Secara lebih
rinci, maka ukuran dampak penting telah diatur dalam Keputusan Kepala BAPEDAL No. 56 Tahun
1994 tentang Ukuran Dampak Penting.
a. Pasal 22 Ayat (2) menjelaskan, dampak penting dimaksud ditentukan berdasarkan kriteria:
1) besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau kegiatan;
b. Pasal 23 Ayat (1) UUPPLH, menjelaskan kriteria usaha dan/atau kegiatan yang berdampak
penting yang wajib dilengkapi dengan amdal terdiri atas:
2) eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan;
3) proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan dan kemerosotan sumber daya alam
dalam pemanfaatannya;
4) proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan
buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;
5) proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi
sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya;
Sebelumnya jenis kegiatan wajib amdal diatur dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup (PerMenLH) No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha atau Kegiatan yang Wajib
dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Selain kegiatan yang ada dalam lampiran PermenLH tersebut, kegiatan yang wajib Amdal
juga ditentukan apabila :
Menentukan apakah suatu rencana usaha/kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak.
Berdasarkan Kepmen LH no 17 tahun 2001, terdapat beberapa rencana usaha dan bidang
kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL, yaitu: pertahanan dan keamanan, pertanian,
perikanan, kehutanan, kesehatan, perhubungan, teknologi satelit, perindustrian, prasarana
wilayah, energi dan sumber daya mineral, pariwisata, pengembangan nuklir, pengelolaan
limbah B3, dan rekayasa genetika.
Kegiatan yang tidak tercantum dalam daftar wajib AMDAL, tetapi lokasinya berbatasan
langsung dengan kawasan lindung, termasuk dalam kategori menimbulkan dampak penting,
dan wajib menyusun AMDAL. Kawasan lindung yang dimaksud adalah hutan lindung,
kawasan bergambut, kawasan resapan air, kawasan sekitar waduk/danau, kawasan sekitar
mata air, kawasan suaka alam, dan lain sebagainya.
Penyusunan KA-ANDAL adalah proses untuk menentukan lingkup permasalahan yang akan
dikaji dalam studi ANDAL (proses pelingkupan). Setelah selesai disusun, pemrakarsa
mengajukan dokumen KA-ANDAL kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai.
Proses penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL. Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan
dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL).
Setelah selesai disusun, pemrakarsa mengajukan dokumen ANDAL, RKL dan RPL kepada
Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal untuk
penilaian ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan oleh
penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.
Usaha/kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus melaksanakan upaya
pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL). UKL dan UPL merupakan
perangkat pengelolaan lingkungan hidup untuk pengambilan keputusan dan dasar untuk menerbitkan
izin. melakukan usaha dan atau kegiatan. Upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
yang meli-puti : kebijaksanaan penataan, pe-manfaatan, pengembangan, peme-liharaan, pemulihan,
pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup.
d. Jenis dampak penting yang harus dikelola sesuai dengan hasil ANDAL
Agar dapat berfungsi sebagai dokumen yang berdayaguna & berhasilguna, maka syarat
utamanya adalah:
a. Dokumen-dokumen tersebut harus dihasilkan dari suatu proses penyusunan yang dapat
dipertanggung-jawabkan, berkualitas, perumusan kelola & pantau yang jelas; tegas;
dapat dioperasionalkan; dan legal binding.
a. Pasal 6 UU No. 23 Tahun 1997 (UUPLH): Setiap orang WAJIB memelihara fungsi LH serta
mencegah & menanggulangi pencemaran dan kerusakan LH. Setiap PENGUSAHA juga
wajib memberi INFORMASI yang benar & akurat mengenai pengelolaan LH.
b. Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur bahwa: setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak
termasuk dalam kriteria wajib amdal, wajib memiliki UKL-UPL.
c. Pasal 18 ayat (3) UUPLH: Dalam IZIN USAHA dicantumkan persyaratan dan kewajiban
untuk melakukan UPAYA PENGENDALIAN DAMPAK LH. Pasal 3 ayat (4) PP No. 27
Tahun 1999 (PP AMDAL): Bagi rencana usaha atau kegiatan yang tidak termasuk wajib
AMDAL (Permen LH No. 11 Tahun 2006), WAJIB melakukan UKL dan UPL.
a. Adalah semua U/K yang tidak termasuk jenis & ukuran dalam Diktum I (Lampiran), Diktum
II, dan III Permen No. 11 Tahun 2006
b. Pada dasarnya adalah oleh pejabat yang berwenang di bidang perizinan U/K dimaksud
c. Di era OTDA sekarang ini, maka seharusnya para Bupati/Walikota segera mengambil inisiatif
untuk mengatur Penyusunan UKL & UPL di Daerah termasuk Penetapan Daftar U/K Wajib
UKL & UPL
b. Pemrakarsa mengajukan draft Dokumen UKL & UPL yang telah selesai disusun kepada
INSTANSI LH (yang ditugasi dalam pengendalian dampak LH)
c. Draft Dokumen UKL & UPL diperiksa oleh INSTANSI LH dan berkoordinasi dengan
instansi yang membidangi usaha/kegiatan
g. Izin diterbitkan dengan mencantumkan UKL & UPL dan tembusan izin disampaikan ke
instansi LH
8.4.5. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Mekanisme Penyusunan UKL & UPL
a. Terlibat Langsung:
1) Pemrakarsa
2) Instansi Lingkungan
3) Instansi Perizinan Usaha/Kegiatan
b. TERLIBAT TIDAK LANGSUNG:
2) Konsultan
4) Lembaga Pelatihan
Usaha/Kegiatan
UKL/UPL disusun oleh
Pemrakrsa/Konsultan
Bukti Penerimaan
dengan Sekretariat Komisi
mencantumkan hari Amdal UKL/UPL
& tanggal
Perbaikan
Tim Teknis Maksimum 14
Rekomendasi Dokumen
UKL/UPL dari BLH
Kabupaten/Kota
a. Penyusunan dengan mengacu pada pedoman yang berlaku dan menyesuaikan dengan Standar
Teknis yang biasa berlaku pada bidang usaha/kegiatan yang bersangkutan (Lampiran II UU
RI No.13 Th 2010)
b. Langsung mengemukakan informasi setiap jenis usaha/kegiatan yang bersifat spesifik untuk
masing-masing proyek yang dapat menimbulkan dampak potensial terhadap LH
c. Mengemukakan informasi tentang kondisi lingkungan sekarang dan Dampak Potensial dari
setiap jenis kegiatan terhadap komponen lingkungan hidup
d. Bentuk Upaya Pengelolaan dan Pemantauan yang harus dilakukan untuk menangani dampak
potensial yang timbul sesuai dengan tahapan kegiatan;
a. Setidaknya meliputi 5 BAB yaitu: (I) Pendahuluan; (II) Rencana Usaha atau Kegiatan; (III)
Komponen Lingkungan; (IV) Dampak Potensial Kegiatan Terhadap Komponen Lingkungan;
(V) Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup;
b. Dilengkapi Lampiran yang di antaranya memuat Tabel Ringkasan UKL & UPL
d. Pendekatan RKL1.
1) Sumber dampak
2) Tolok Ukur dampak
3) Tujuan dan sasaran
4) Metode dan teknik pengelolaan lingkungan
5) Lokasi pengelolaan lingkungan
6) Periode/jadwal pelaksanaan
7) Pembiayaan & sumber biaya
8) Keberadaan & komitmen instansi yang terlibat dalam: pelaksanaan RKL, pengawasan
pelaksanaan RKL dan pelaporan
3. http://fosilnet.blogspot.com/2013/05/makalah-amdal-limbah-sawit.html
8.1.2. Kegunaan............................................................................................................................ 2
Daftar Pustaka....................................................................................................................................... 14