Anda di halaman 1dari 15

Bab 8.

Pengantar AMDAL

8.1. Pengertian AMDAL

Adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (UULH No 23 tahun 1997.) Usaha-usaha yang
menimbulkan dampak besar dan penting :

 Pengubahan bentang alam dan bentuk lahan

 Eksploitasi SDA

 Proses dan kegiatan yang secara potensial akan memberikan pemborosan pencemaran dan
kerusakan lingkungan

 Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, sosial ekonomi
dan budaya serta lingkungan buatan

 Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi
SDA dan/atau perlindungan cagar budaya

 Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan , jenis hewan dan jasad renik

 Pembuatan dan penggunaan bahan hayati atau non hayati

 Penerapan teknologi yang diprakirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi


lingkungan

8.1.1. Tujuan AMDAL

 Mengidentifikasi komponen kegiatan yang diperkirakan menimbulkan potensi dampak


besar & penting terhadap lingkungan

 Mengidentifikasi komponen & rona lingkungan hidup dalam areal proyek maupun di
sekitar proyek yang diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting

 Memperkirakan dan mengevaluasi dampak besar & penting terhadap lingkungan yang
timbul akibat kegiatan pembangunan

 Memberi rumusan saran tindak lanjut kegiatan pengelolaan dan pemantauan terhadap
perubahan kualitas lingkungan yang terjadi, sehingga pemrakarsa sebagai pengelola
proyek dapat segera mengantisipasi dampak besar & penting yang negatif dan dapat lebih
mengembangkan segala dampak positif.

‘13 Rekayasa Lingkungan


1 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
8.1.2. Kegunaan

a. Bagi Pemerintah

Dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan, perencanaan


pembangunan wilayah serta pedoman untuk memantau efektivitas dan effisiensi
pelaksanaan pengelo-laan lingkungan yang dilakukan oleh pihak pemilik proyek

b. Bagi Pihak Pemrakarsa

sebagai pedoman dalam melakukan pengelolaan danpemantauan terhadap dampak yang


dikirakan terjadi serta acuan untuk lebih meningkatkan integrasi dan partisipasi masyarakat
sekitarnya

c. Bagi Masyarakat sekitar proyek

sebagai sumber informasi serta acuan untuk melakukan kontrol upaya pengelolaan lingkungan

8.2. Jenis Jenis AMDAL


8.2.1. AMDAL Tunggal

Adalah hanya satu jenis usaha dan/atau kegiatan yang kewenangan pembinaannya di bawah
satu instansi yang membidangi usaha dan/atau kegiatan

8.2.2. AMDAL Terpadu/Multisektoral

Adalah hasil kajian mengenai dampak besar dan penting usaha/kegiatan terpadu yang
direncanakan terhadap LH dan melibatkan lebih dari 1 instansi yang membidangi kegiatan
tersebut. Kriteria kegiatan terpadu meliputi :

a. berbagai usaha/kegiatan tersebut mempunyai keterkaitan dalam perencanaan dan proses


produksinya

b. Usaha dan kegiatan tersebut berada dalam satu kesatuan hamparan ekosistem

c. AMDAL KAWASAN adalah hasil kajian mengenai dampak besar dan penting
usaha/kegiatan yang direncanakan terhadap LH dalam satu kesatuan hamparan ekosistem
zona pengembangan wilayah/kawasan sesuai dengan RTRW yang ada.

8.2.3. Kriteria AMDAL Kawasan :

a. berbagai usaha dan/atau kegiatan yang saling terkait perencanaannya antar satu dengan
lainnya

b. berbagai usaha dan/atau kegiatan tersebut terletak dalam/merupakan satu kesatuan zona
pengembangan wilayah/kawasan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah atau rencana
tata runag kawasan

c. Usaha dan/atau kegiatan tersebut terletak pada kesatuan hamparan ekosistem

‘13 Rekayasa Lingkungan


2 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
8.2.4. AMDAL Lahan Basah

a. Panduan penyusunan AMDAL Lahan Basah sesuai dengan Keputusan Menteri


Lingkungan Hidup No.5 tahun 2000

b. Salah satu kategori wilayah yang perlu dioptimalkan pembangunannya adalah kawasan
lahan basah

c. TIPELOGI EKOSISTEM terbagi menjadi 3 zona :

1) Ekosistem rawa pasang surut air payau/asin


2) Ekosistem rawa pasang surut air tawar
3) Ekosistem rawa non-pasang surut atau rawa lebak

d. Hal-Hal Yang Harus Diingat Terkait Kawasan Lahan Basah

1) Ekosistem lahan basah memiliki potensi alami yang sangat peka terhadap setiap
sentuhan pembangunan yang merubah perilaku air (hujan, air sungai, dan air laut )
pada bentang lahan itu
2) Ekosistem lahan basah sesungguhnya bersifat terbuka untuk menerima dan
meneruskan setiap material (slurry) yang terbawa sebagai kandungan air
3) Ekosistem lahan basah sesungguhnya berperan penting dalam mengatur
keseimbangan hidup setiap ekosistem darat di hulu dan di sekitarnya serta setiap
ekosistem kelautan di hilirnya

e. Sempadan Pantai

1) kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk


mempertahankan dan melindungi kelestarian fungsi pantai dari gangguan kegiatan
ataupun proses alam.
2) Kriteria : dataran sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan
kondisi fisik pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat

f. Kawasan Sekitar Waduk

1) Kawasan tertentu di sekeliling danau/waduk yang mempunyai manfaat penting untuk


mempertahankan kelestarian fungsi waduk/danau. Perlindungan terhadap kawasan
sungai/waduk dilakukan untuk melindungi danau/waduk.
2) Kriteria : sepanjang tepian danau/waduk antara 50-100 meter dari titik pasang
tertinggi ke arah darat

g. Kawasan Rawa Berhutan Bakau

1) Kawasan pesisir laut yang merupakan habitat alami hutan bakau (mangrove) yang
berfungsi memberikan perlindungan kepada perikehidupan pantai dan lautan.
2) Kriteria : Minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah
tahunan diukur dari garis air surut terendah ke arah darat.

h. Rawa :

Lahan genangan air secara alamiah yang terjadi secara terus menerus atau musiman
akibat drainase alamiah yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus
‘13 Rekayasa Lingkungan
3 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
i. Termasuk Dalam Kawasan Pengelolaan Kawasan Lindung

1) Kawasan hutan lindung


2) Kawasan bergambut
3) Kawasan resapan air
4) Sempadan pantai
5) Sempadan sungai
6) Kawasan sekitar waduk/danau Kawasan cagar budaya dan
7) Kawasan sekitar mata air
8) Kawasan suaka alam laut dan perairan Kawasan rawan bencana
9) Kawasan suaka alam darat
10) Kawasan mangrove
11) Taman Nasional
12) Taman hutan raya
13) Taman wisata alam

8.3. PROSEDUR AMDAL


8.3.1. Dasar Hukum

Menurut Pasal 22 UUPPLH Ayat (1), Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting
terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal. Kemudian dalam Pasal 24 UUPPLH Dokumen
AMDAL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 merupakan dasar penetapan keputusan kelayakan
lingkungan hidup. Ketentuan Umum PP Amdal, Dampak besar dan penting adalah perubahan
lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan..

Dampak Penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan
oleh suatu Usaha dan/atau Kegiatan. (Pasal 1 Permenlh Jenis Kegiatan Wajib Amdal. Secara lebih
rinci, maka ukuran dampak penting telah diatur dalam Keputusan Kepala BAPEDAL No. 56 Tahun
1994 tentang Ukuran Dampak Penting.

a. Pasal 22 Ayat (2) menjelaskan, dampak penting dimaksud ditentukan berdasarkan kriteria:

1) besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau kegiatan;

2) luas wilayah penyebaran dampak;

3) intensitas dan lamanya dampak berlangsung;

4) banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;

5) sifat kumulatif dampak;

6) berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/atau

7) kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

‘13 Rekayasa Lingkungan


4 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 8.1. Jenis Kegiatan/Usaha Wajiab AMDAL

b. Pasal 23 Ayat (1) UUPPLH, menjelaskan kriteria usaha dan/atau kegiatan yang berdampak
penting yang wajib dilengkapi dengan amdal terdiri atas:

1) pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;

2) eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan;

3) proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan dan kemerosotan sumber daya alam
dalam pemanfaatannya;

4) proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan
buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;

5) proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi
sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya;

6) introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik;

7) pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati;

8) kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan negara;


dan/atau

9) penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi


lingkungan hidup.

‘13 Rekayasa Lingkungan


5 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 8.2. Skema AMDAL, UKL dan UPL

8.3.2. Kegiatan Wajib AMDAL

Sebelumnya jenis kegiatan wajib amdal diatur dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup (PerMenLH) No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha atau Kegiatan yang Wajib
dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

a. Usaha/ kegiatan bidang Pertahanan


b. Usaha/ kegiatan bidang Pertanian
c. Usaha/ kegiatan bidang Perikanan
d. Usaha/ kegiatan bidang Kehutanan
e. Usaha/ kegiatan bidang Perhubungan
f. Usaha/ kegiatan bidang Tekhnologi Satelit
g. Usaha/ kegiatan bidang Perindustriaan
h. Usaha/ kegiatan bidang Pekerjaan Umum
i. Usaha/ kegiatan bidang Sumber Daya Energi dan Mineral
j. Usaha/ kegiatan bidang Pariwisata
k. Usaha/ kegiatan bidang Pengembangan Nuklir
l. Usaha/ kegiatan bidang Pengelolaan Limbah B3
m. Usaha/ kegiatan bidang Rekayasa Genetika

‘13 Rekayasa Lingkungan


6 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 8.3. Diagram Kawasan Lindung Nasional

Selain kegiatan yang ada dalam lampiran PermenLH tersebut, kegiatan yang wajib Amdal
juga ditentukan apabila :

a. Lokasi usaha/ kegiatan berbatasan / berada di dalam kawasan lindung.


b. Usaha/ kegiatan tersebut ditetapkan oleh gubernur atau bupati/ walikota ditetapkan
sebagai kegiatan yang wajib Amdal.
c. Kegiatan yang disetujui oleh menteri LH apabila diajukan secara tertulis oleh gubernur,
bupati/ walikota dan/ atau masyarakat untuk ditetapkan sebagai kegiatan yang wajib
Amdal.
d. Kegiatan yang ditetapkan oleh menteri LH setelah mendengar dan memperhatikan saran
serta pendapat Menteri lain dan/atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen
yang terkait lainnya.
e. Kegiatan yang memiliki ketidakpastian (ketiadaan) kemampuan teknologi yang tersedia
untuk menanggulangi dampak penting negatif yang akan ditimbulkan. (Lampiran 1
PermenLH) akan dapat digolongkan sebagai kegiatan yang wajib Amdal.
f. Khusus untuk bidang rekayasa genetika, ketentuan tentang jenis rencana usaha dan/atau
kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

‘13 Rekayasa Lingkungan


7 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
8.3.3. Proyek Teknik SIPIL yang memerlukan AMDAL

a. Real estate : > 25 ha u/kota


b. metropolitan dan > 100 ha u/kota/kab
c. Jalan tol u/semua besaran
d. Jalan Propinsi/kabupaten > 25 Km
e. Pelabuhan dan dermaga : > 300 meter
f. Bandar Udara : semua bes
g. Jembatan : bentang > 500 meter
h. Terminal type B dan A
i. Bendungan
j. TPA luas > 10 Ha
k. Hotel : kamar > 200 kamar
l. Dinas Kesehatan :
m. Rumah sakit dengan bed > 200 atau RS type B dan A
n. Gedung Pendidikan : luas bangunan > 10.000 m2
o. Pusat Perdagangan : luas bangunan > 10.000 m2 atau luas lahan > 5 ha

8.3.4. Tahap Kegiatan AMDAL

a. Penapisan (screening) wajib AMDAL

Menentukan apakah suatu rencana usaha/kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak.
Berdasarkan Kepmen LH no 17 tahun 2001, terdapat beberapa rencana usaha dan bidang
kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL, yaitu: pertahanan dan keamanan, pertanian,
perikanan, kehutanan, kesehatan, perhubungan, teknologi satelit, perindustrian, prasarana
wilayah, energi dan sumber daya mineral, pariwisata, pengembangan nuklir, pengelolaan
limbah B3, dan rekayasa genetika.

Kegiatan yang tidak tercantum dalam daftar wajib AMDAL, tetapi lokasinya berbatasan
langsung dengan kawasan lindung, termasuk dalam kategori menimbulkan dampak penting,
dan wajib menyusun AMDAL. Kawasan lindung yang dimaksud adalah hutan lindung,
kawasan bergambut, kawasan resapan air, kawasan sekitar waduk/danau, kawasan sekitar
mata air, kawasan suaka alam, dan lain sebagainya.

b. Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat

Berdasarkan Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 08/2000, pemrakarsa wajib


mengumumkan rencana kegiatannya selama waktu yang ditentukan dalam peraturan tersebut,
menanggapi masukan yang diberikan, dan kemudian melakukan konsultasi kepada
masyarakat terlebih dulu sebelum menyusun KA-ANDAL.

c. Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL

Penyusunan KA-ANDAL adalah proses untuk menentukan lingkup permasalahan yang akan
dikaji dalam studi ANDAL (proses pelingkupan). Setelah selesai disusun, pemrakarsa
mengajukan dokumen KA-ANDAL kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai.

‘13 Rekayasa Lingkungan


8 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal untuk penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di
luar waktu yang dibutuhkan oleh penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali
dokumennya. Apabila dalam 75 hari komisi penilai tidak menerbitkan hasil penilaian, maka
komisi penilai dianggap telah menerima kerangka

d. Peyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL

Proses penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL. Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan
dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL).
Setelah selesai disusun, pemrakarsa mengajukan dokumen ANDAL, RKL dan RPL kepada
Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal untuk
penilaian ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan oleh
penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.

Gambar 8.4. Proses Penapisan Kegiatan/Usaha Wajiab AMDAL


‘13 Rekayasa Lingkungan
9 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
8.4. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) & RENCANA
PEMANTAUAN LINGKUNGAN (UPL)

8.4.1. Maksud Dan Tujuan Pengelolaan Lingkungan

Usaha/kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus melaksanakan upaya
pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL). UKL dan UPL merupakan
perangkat pengelolaan lingkungan hidup untuk pengambilan keputusan dan dasar untuk menerbitkan
izin. melakukan usaha dan atau kegiatan. Upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
yang meli-puti : kebijaksanaan penataan, pe-manfaatan, pengembangan, peme-liharaan, pemulihan,
pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup.

a. Pernyataan melaksanakan RKL dan RPL

b. Maksud dan Tujuan pengelolaan lingkungan

c. Kebijakan pemrakarsa rencana usaha/kegiatan dalam pengelolaan lingkungan

d. Jenis dampak penting yang harus dikelola sesuai dengan hasil ANDAL

e. Katagori pengelolaan lingkungan

Kegunaan UKL & UPL

Agar dapat berfungsi sebagai dokumen yang berdayaguna & berhasilguna, maka syarat
utamanya adalah:

a. Dokumen-dokumen tersebut harus dihasilkan dari suatu proses penyusunan yang dapat
dipertanggung-jawabkan, berkualitas, perumusan kelola & pantau yang jelas; tegas;
dapat dioperasionalkan; dan legal binding.

b. Amdal dihasilkan dari proses kajian/telaah mendalam

c. UKL & UPL setidaknya memerlukan kajian secara sumir

8.4.2. Dasar Hukum

a. Pasal 6 UU No. 23 Tahun 1997 (UUPLH): Setiap orang WAJIB memelihara fungsi LH serta
mencegah & menanggulangi pencemaran dan kerusakan LH. Setiap PENGUSAHA juga
wajib memberi INFORMASI yang benar & akurat mengenai pengelolaan LH.

b. Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur bahwa: setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak
termasuk dalam kriteria wajib amdal, wajib memiliki UKL-UPL.

c. Pasal 18 ayat (3) UUPLH: Dalam IZIN USAHA dicantumkan persyaratan dan kewajiban
untuk melakukan UPAYA PENGENDALIAN DAMPAK LH. Pasal 3 ayat (4) PP No. 27
Tahun 1999 (PP AMDAL): Bagi rencana usaha atau kegiatan yang tidak termasuk wajib
AMDAL (Permen LH No. 11 Tahun 2006), WAJIB melakukan UKL dan UPL.

‘13 Rekayasa Lingkungan


10 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
d. Pasal 36 ayat (3) UU No. 32 Th. 2010 ttg PPLH: Ijin Lingkungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib mencantumkan persyaratan yang dimuat dalam keputusan kelayakan
lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL

8.4.3. Usaha/Kegiatan Wajib UKL & UPL

a. Adalah semua U/K yang tidak termasuk jenis & ukuran dalam Diktum I (Lampiran), Diktum
II, dan III Permen No. 11 Tahun 2006

b. Pada dasarnya adalah oleh pejabat yang berwenang di bidang perizinan U/K dimaksud

c. Di era OTDA sekarang ini, maka seharusnya para Bupati/Walikota segera mengambil inisiatif
untuk mengatur Penyusunan UKL & UPL di Daerah termasuk Penetapan Daftar U/K Wajib
UKL & UPL

8.4.4. Mekanisme Penyusunan UKL & UPL

a. Pemrakarsa menyusun Dokumen UKL & UPL

b. Pemrakarsa mengajukan draft Dokumen UKL & UPL yang telah selesai disusun kepada
INSTANSI LH (yang ditugasi dalam pengendalian dampak LH)

c. Draft Dokumen UKL & UPL diperiksa oleh INSTANSI LH dan berkoordinasi dengan
instansi yang membidangi usaha/kegiatan

d. Penyempurnaan dokumen oleh pemrakarsa

e. INSTANSI LH mengeluarkan REKOMENDASI

f. Pemrakarsa mengajukan rekomendasi sebagai kelengkapan permohonan izin U/K kepada


instansi yang berwenang

g. Izin diterbitkan dengan mencantumkan UKL & UPL dan tembusan izin disampaikan ke
instansi LH

8.4.5. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Mekanisme Penyusunan UKL & UPL

a. Terlibat Langsung:

1) Pemrakarsa
2) Instansi Lingkungan
3) Instansi Perizinan Usaha/Kegiatan
b. TERLIBAT TIDAK LANGSUNG:

1) Pakar Lingkungan & Pakar Teknis

2) Konsultan

3) Masyarakat Yang Berkepentingan

4) Lembaga Pelatihan

‘13 Rekayasa Lingkungan


11 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pemrakarsa

Usaha/Kegiatan
UKL/UPL disusun oleh
Pemrakrsa/Konsultan

Bukti Penerimaan
dengan Sekretariat Komisi
mencantumkan hari Amdal UKL/UPL
& tanggal

Perbaikan
Tim Teknis Maksimum 14

Rekomendasi Dokumen
UKL/UPL dari BLH
Kabupaten/Kota

Gambar 8.5. Proses Penapisan Kegiatan/Usaha Wajiab AMDAL

8.4.6. PENYUSUNAN DOKUMEN UKL & UPL

a. Penyusunan dengan mengacu pada pedoman yang berlaku dan menyesuaikan dengan Standar
Teknis yang biasa berlaku pada bidang usaha/kegiatan yang bersangkutan (Lampiran II UU
RI No.13 Th 2010)

b. Langsung mengemukakan informasi setiap jenis usaha/kegiatan yang bersifat spesifik untuk
masing-masing proyek yang dapat menimbulkan dampak potensial terhadap LH

c. Mengemukakan informasi tentang kondisi lingkungan sekarang dan Dampak Potensial dari
setiap jenis kegiatan terhadap komponen lingkungan hidup

d. Bentuk Upaya Pengelolaan dan Pemantauan yang harus dilakukan untuk menangani dampak
potensial yang timbul sesuai dengan tahapan kegiatan;

e. Penentuan Batas Wilayah:


Penentuan batas wilayah UKL & UPL diperlukan untuk membatasi pelaksanaan UKL-UPL agar sesuai
dengan sasarannya.

f. Penentuan Dampak Potensial:


Dampak yang timbul akibat dari suatu rencana usaha atau kegiatan harus ditentukan dengan melakukan
pelingkupan terlebih dahulu, dengan mengacu pada metode dan kaedah ilmiah yang berlaku;

‘13 Rekayasa Lingkungan


12 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
IDENTIFIKASI
DAMPAK DAMPAK
POTENSIAL POTENSAL

RUANG LINGKUP DAN STRATEGI


PELAKSANAAN STUDI:
DESKRIPSI
RENCANA
1.Batas Wilayah Studi
KEGIATAN/USAHA
2.Komponen Lingk Yang Ditelaah
3.Jenis Data & Informasi
4.Jumlah sampel
5.Lokasi Pengamatan/Pengukuran
PELINGKUPAN 6.Metode Pengumpulan & Analisis
DLM UKL-UPL Data
7.Metode Prakiraan Besar Dampak
8.Tenaga ahli yang dibutuhkan
Gambar 8.6. Proses
Penapisan Kegiatan/Usaha Wajiab AMDAL

8.4.7. Sistematika Dokumen UKL & UPL:

a. Setidaknya meliputi 5 BAB yaitu: (I) Pendahuluan; (II) Rencana Usaha atau Kegiatan; (III)
Komponen Lingkungan; (IV) Dampak Potensial Kegiatan Terhadap Komponen Lingkungan;
(V) Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup;

b. Dilengkapi Lampiran yang di antaranya memuat Tabel Ringkasan UKL & UPL

c. Memuat Pernyataan Pemrakarsa untuk melaksanakan upaya pengelolaan dan pemantauan


lingkungan dan ditandatangani oleh pemrakarsa di atas meterai yang cukup serta dibubuhi cap
usaha atau kegiatan yang bersangkutan.

d. Pendekatan RKL1.

1) Pendekatan Teknologi Cara-cara/teknologi utk mengelola lingkungan


2) Pendekatan Sosial-Ekonomi Tindakan-tindakan bermotifkan sosial-ekonomi
3) Pendekatan Institusi Mekanisme kelembagaan yang akanditempuhpemrakarsa dalam
menanggu- langi dampak negatif.
e. Komponen/parameter terkena dampak besar & penting

1) Sumber dampak
2) Tolok Ukur dampak
3) Tujuan dan sasaran
4) Metode dan teknik pengelolaan lingkungan
5) Lokasi pengelolaan lingkungan
6) Periode/jadwal pelaksanaan
7) Pembiayaan & sumber biaya
8) Keberadaan & komitmen instansi yang terlibat dalam: pelaksanaan RKL, pengawasan
pelaksanaan RKL dan pelaporan

‘13 Rekayasa Lingkungan


13 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

1. Soemarwoto,Otto(1997). Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta; Djembatan.

2. Sumber :Djajadiningrat, Surna T, Sustainable Future, Indonesia Center for Sustainable


Development, Jakarta, 2005.

3. http://fosilnet.blogspot.com/2013/05/makalah-amdal-limbah-sawit.html

‘13 Rekayasa Lingkungan


14 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Isi

8.1. Pengertian AMDAL ........................................................................................................................ 1

8.1.1. Tujuan AMDAL ................................................................................................................. 1

8.1.2. Kegunaan............................................................................................................................ 2

8.2. Jenis Jenis AMDAL ........................................................................................................................ 2

8.2.1. AMDAL Tunggal........................................................................................................... 2

8.2.2. AMDAL Terpadu/Multisektoral ................................................................................. 2

8.2.3. Kriteria AMDAL Kawasan :...................................................................................... 2

8.2.4. AMDAL Lahan Basah ................................................................................................ 3

8.3. PROSEDUR AMDAL .................................................................................................................... 4

8.4. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) & RENCANA PEMANTAUAN


LINGKUNGAN (UPL)................................................................................................................. 10

Daftar Pustaka....................................................................................................................................... 14

‘13 Rekayasa Lingkungan


15 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai