Anda di halaman 1dari 18

Confidentia

Bab 3. Lingkungan Hidup

3.1. PENGERTIAN DAN AZAS ILMU LINGKUNGAN

3.1.1. Pengertian Ilmu Lingkungan

Ilmu lingkungan (environmental science atau envirology) adalah ilmu yang mempelajari tentang
lingkungan hidup. Ilmu Lingkungan adalah suatu studi yang sistematis mengenai lingkungan hidup dan
kedudukan manusia yang pantas di dalamnya. Perbedaan utama ilmu lingkungan dan ekologi adalah
dengan adanya misi untuk mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang
alam sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam. Misi tersebut adalah untuk menimbulkan
kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan keberpihakan terhadap manusia dan lingkungan hidup
secara menyeluruh.

Ilmu lingkungan merupakan perpaduan konsep dan asas berbagai ilmu (terutama ekologi, ilmu
lainnya: biologi, biokimia, hidrologi, oceanografi, meteorologi, ilmu tanah, geografi, demografi,
ekonomi dan sebagainya), yang bertujuan untuk mempelajari dan memecahkan masalah yang
menyangkut hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Ilmu lingkungan merupakan
penjabaran atau terapan dari ekologi.

Ilmu lingkungan ini mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari Asas di dalam suatu
ilmu pada dasarnya merupakan penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan
sebagai landasan untuk menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang lebih spesifik. Asas dapat
terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga
diakui kebenarannya oleh ilmuwan secara meluas. Tetapi ada pula asas yang hanya diakui oleh
segolongan ilmuwan tertentu saja, karena asas ini hanya merupakan penyamarataan secara empiris saja
dan hanya benar pada situasi dan kondisi yang lebih terbatas, sehingga terkadang asas ini menjadi bahan
pertentangan.

Tujuan Ilmu Lingkungan (https://gilangrupaka.wordpress.com/2012.

“Environmental Science: Iowa State University. Environmental Sciences provides an integrated


and interdisciplinary approach to understand and mitigate hazards arising from anthropogenic and
natural activities by focusing on key areas of environmental”

 Meningkatkan kesadaran dan kepedulian thd kesalingterkaitan antara faktor ekonomi, sosial,
politik dan ekologi

 Memberikan kesempatan pada setiap orang utnuk mendapatkan pengetahuan, nilai, sikap,
komitmen dan keterampilan yang dibutuhkan utk melindungi dan memperbaiki lingkungan

 Melahirkan pola sikap individu, kelompok dan masyarakat yg lebih baik thd lingkungan.

‘13 Rekayasa Lingkungan


1 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Confidentia
3.1.2. Azas Ilmu Lingkungan

Asas di dalam suatu ilmu yang sudah berkembang digunakan sebagai landasan yang kokoh dan
kuat untuk mendapatkan hasil, teori dan model seperti pada ilmu lingkungan. Untuk menyajikan asas
dasar ini dilakukan dengan mengemukakan kerangka teorinya terlebih dahulu, kemudian setelah
dipahami pola dan organisasi pemikirannya baru dikemukakan fakta-fakta yang mendukung dan
didukung, sehingga asas-asas disini sebenarnya merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan tidak
dapat dipisahkan satu sama lain (sesuai dengan urutan logikanya).

Gambar 3.1. Hubungan Berlogika Diantara 14 Azas Dasar Dalam Ilmu Lingkungan
(http://ayuputriyulianty.blogspot.com/2011/12/azas-azas-pengetahuan-lingkungan.html)

‘13 Rekayasa Lingkungan


2 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Confidentia a. ASAS 1: (HUKUM THERMODINAMIKA I)

Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap
sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang
lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan. Asas ini adalah sebenarnya serupa dengan
hokum Thermodinamika I, yang sangat fundamental dalam fisika. Asas ini dikenal sebagai hukum
konservasi energi dalam persamaan matematika. Contoh: Banyaknya kalori, energi yang terbuang
dalam bentuk makanan diubah oleh jasad hidup menjadi energi untuk tumbuh, berbiak, menjalankan
proses metabolisme, dan yang terbuang sebagai panas.

Gambar 3.2. Hukum Termodinamika I

‘13 Rekayasa Lingkungan


3 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Confidentia Asas 1 ini disebut juga dengan hukum konservasi energi, dalam ilmu fisika sering disebut
sebagai hukum termodinamika pertama. Asas ini menerangkan bahwa energi dapat diubah, dan energi
yang memasuki jasad hidup, populasi ataupun ekosistem dianggap sebagai energi yang tersimpan
ataupun yang terlepaskan, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem kehidupan sebagai pengubah
energi. Dengan demikian dalam sistem kehidupan dapat ditemukan berbagai strategi untuk
mentransformasi energi, maka dibutuhkan “pembukuan masukan dan keluaran kalori dalam sistem
kehidupan” Contohnya makanan yang dimakan oleh hewan.

Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa ternyata energi ada yang dapat dimanfaatkan dan ada
pula yang terbuang dan hal ini spesifik untuk masing-masing spesies hewan tergantung bagaimana
kemampuan dan strategi hewan tersebut untuk melawan alam lingkungannya. Keberhasilan dalam
melawan lingkungan dapat diukur dengan peningkatan jumlah populasinya.

Gambar 3.3. Energi panas yang jatuh di bumi dipakai oleh tumbuhan dan genangan air, serta
dipantulkan oleh lahan terbuka dan bangunan.

b. ASAS 2 menyatakan bahwa tidak ada sistem perubahan energi sangat efisien. Misalnya pada
Hukum Termodinamika II yaitu "Semua sistem biologi kurang efisien, kecenderungan umum,
energi berdegradasi ke dalam bentuk panas yang tidak balik dan beradiasi menuju angkasa."

c. ASAS 3 menyatakan bahwa materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman, semuanya
termasuk pada sumber alam.

d. ASAS 4 menyatakan bahwa semua kategori sumber alam, jika pengadaannya telah maksimal,
pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan sumber alam sampai ke tingkat
maksimum.

‘13 Rekayasa Lingkungan


4 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Confidentia e. ASAS 5 menyatakan bahwa terdapat dua jenis sumber alam, yaitu sumber alam yang
pengadaannya dapat merangsang penggunaan, dan tidak mempunyai daya rangsang penggunaan.

f. ASAS 6 menyatakan bahwa Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan
daripada saingannya, cenderung akan berhasil mengalahkan saingannya tersebut.

g. ASAS 7 menyatakan bahwa kemantapan pada keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di
alam lingkungan yang mudah diramal.

h. ASAS 8 menyatakan bahwa sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson.
Hal tersebut bergantung kepada bagaimana nicia dalam lingkungan hidup dapat memisahkan
takson.

i. ASAS 9 menyatakan bahwa keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomasa
dibagi produktivitasnya. Terdapat hubungan antara biomasa, aliran energi, dan keanekaragaman
dalam suatu sistem biologi.

j. ASAS 10 menyatakan bahwa lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan
produktivitas dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot. Sistem biologi menjalani
evoluasi yang mengarah pada peningkatan efisiensi penggunaan energi pada lingkungan fisik
yang stabil.

k. ASAS 11 menyatakan bahwa sistem yang telah mantap mengeksploitasi sistem yang belum
mantap. Contohnya seperti pada hama tikus, serangga dari hutan rawa menyerang tanaman
pertanian dilahan transmigran.

l. ASAS 12 menyatakan bahwa kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat tergantung kepada
kepentingan relatifnya pada keadaan lingkungan.

m. ASAS 13 menyatakan bahwa ingkungan yang secara fisik telah mantap memungkinkan
terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi pada ekosistem yang mantap, serta kemudian
dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh.

n. ASAS 14 menyatakan bahwa derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung kepada
jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang akan mempengaruhi populasi
tersebut.
Source:
https://ayuww13.wordpress.com/2015/03/26/ekologi-dan-ilmu-lingkungan-serta-asas-asas-pengetahuan-
lingkungan/
http://www.apapengertianahli.com/2014/12/apa-pengertian-ekologi-definisi-ekologi.html#_
http://oksfriani82.blogspot.com/2012/10/perbedaan-ekologi-dan-ilmu-lingkungan.html
https://intansaf.wordpress.com/2015/03/12/ekologi-dan-ilmu-lingkungan-asas-asas-pengetahuan-
lingkungan/
http://andriankw.blogspot.co.id/2015/04/asas-asas-pengetahuan-lingkungan.html

‘13 Rekayasa Lingkungan


5 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Confidentia
3.1.3. Perbedaan Ekologi dan Ilmu Lingkungan

Perbedaan utama ilmu lingkungan dan ekologi adalah dengan adanya misi untuk mencari
pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang alam sekitar, dan dampak perlakuan
manusia terhadap alam. Misi tersebut adalah untuk menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung
jawab, dan keberpihakan terhadap manusia dan lingkungan hidup secara menyeluruh. Timbulnya
kesadaran lingkungan sudah dimulai sejak lama, contohnya Plato pada 4 abad Sebelum Masehi telah
mengamati kerusakan alam akibat perilaku manusia. Pada zaman modern, terbitnya buku Silent Spring
tahun 1962 mulai menggugah kesadaran umat manusia.

Ilmu lingkungan merupakan bidang ilmu interdisipliner yang merupakan integrasi ilmu fisik dan
biologi (termasuk tapi tidak dibatasi pada ekologi, fisika, kimia, biologi, ilmu tanah, geologi, ilmu
atmosfer dan geografi) untuk mempelajari tentang lingkungan dan solusi dari masalah-masalah
lingkungan. Ilmu lingkungan menyediakan pendekatan yang terintegrasi, kuantitatif, dan interdisipliner
untuk mempelajari sistem lingkungan.

Ekologi adalah studi ilmiah tentang distribusi kelimpahan hidup dan interaksi antaraorganisme
dan lingkungan alami mereka sedangkan ilmu lingkungan adalah filosofi dangerakan sosial yang luas
berpusat pada kepedulian terhadap konservasi dan perbaikanlingkungan.

Ekologi dan ilmu lingkungan merupakan disiplin ilmu terkait erat dan berhubungan dengan
prinsip-prinsip yang satu dengan yang lain dan hal ini merupakan sesuatu yang penting untuk
sepenuhnya memahami satu dengan yang lain. Perbedaan utama antaraekologi dan ilmu lingkungan
yaitu ilmu lingkungan merupakan bidang yang lebih menyeluruh yang menggabungkan banyak unsur
ilmu bumi dan kehidupan untuk memahami berbagai proses alam. (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas, 2011)

3.2. PENGERTIAN LINGKUNGAN HIDUP

Pengertian lingkungan hidup adalah semua benda, daya dan kondisi yang terdapat dalam suatu
tempat atau ruang tempat manusia atau makhluk hidup berada dan dapat mempengaruhi hidupnya.
Istilah lingkungan hidup, dalam bahasa Inggris disebut dengan environment, dalam bahasa Belanda
disebut dengan millieu atau dalam bahasa Perancis disebut dengan l’environment. Dalam kamus
lingkungan hidup yang disusun Michael Allaby, lingkungan hidup itu diartikan sebagai: the physical,
chemical and biotic condition surrounding and organism.

 S.J. McNaughton dan Larry L. Wolf mengartikannya dengan semua faktor eksternal yang
bersifat biologis dan fisika yang langsung mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan,
perkembangan dan reproduksi organism

 Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto, seorang ahli ilmu lingkungan (ekologi) terkemuka
mendefinisikannya Lingkungan adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam
ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita.

 Prof. Dr St. Munadjat Danusaputro, SH, ahli hukum lingkungan terkemuka dan Guru Besar
Hukum Lingkungan Universitas Padjadjaran mengartikan lingkungan hidup sebagai semua
benda dan kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perhuatannya, yang terdapat
dalam ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi hidup serta kesejahteraan manusia
dan jasad hidup lainnya.

‘13 Rekayasa Lingkungan


6 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Confidentia  Selanjutnya dalam (UUPLH 1982), lingkungan hidup diartikan sebagai kesatuan ruang
dengan semua benda, daya dan keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia
dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lainnya. Pengertian ini hampir tidak berbeda dengan yang ditetapkan
dalam Undang-Undang tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup No.23 Tahun 1997, yang
dalam pembahasan selanjutnya dalam buku ini disebut UUPLH 1997 (Nommy Horas
Thombang Siahaan).

 Menurut Emil Salim, lingkungan hidup diartikan sebagai benda, kondisi, keadaan dan
pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup
termasuk kehidupan manusia. Definisi lingkungan hidup menurut Emil Salim dapat dikatakan
cukup luas. Apabila batasan tersebut disederhanakan, ruang lingkungan hidup dibatasi oleh
faktor-faktor yang dapat dijangkau manusia, misalnya faktor alam, politik, ekonomi dan
social

 Soedjono mengartikan lingkungan hidup sebagai lingkungan fisik atau jasmani yang terdapat
di alam. Pengertian ini menjelaskan bahwa manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan dilihat
dan dianggap sebagai perwujudan fisik jasmani. Menurut definisi Soedjono, lingkungan
hidup mencakup lingkungan hidup manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan yang ada di
dalamnya.

 Munadjat Danusaputro : Lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi
termasuk didalamnya manusia dan tingkah perbuatannya yang terdapat dalam ruang dimana
manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup yang lain. dengan demikian,
lingkungan hidup mencakup dua lingkungan, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan budaya.

 Otto Soemarwoto berpendapat bahwa lingkungan hidup merupakan semua benda dan kondisi
yang ada dalam ruang kita tempati dan mempengaruhi kehidupan kita. Menurut batasan
tersebut secara teoritis ruang yang dimaksud tidka terbatas jumlahnya. Adapun secara praktis
ruang yang dimaksud selalu dibatasi menurut kebutuhan yang dapat ditentukan.

 Sambas Wirakusumah : Lingkungan merupakan semua aspek kondisi eksternal biologis,


dimana organisme hidup dan ilmu-ilmu lingkunga menjadi studi aspek lingkungan organisme
itu.

 Definisi mengenai lingkungan hidup tidak hanya datang dari para ahli, tetapi definisi tersebut
dituangkan pula dalam undang-undang, yaitu Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Di dalam undang-undang ini, lingkungan
hidup diartikan sebagai kesatuan, dan mahluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.

 Menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tersirat bahwa lingkungan hiduplah yang
mempengaruhi mahluk hidup, termasuk di dalamnya manusia. Manusia hendaknya
menyadari kalau alamlah yang memberi kehidupan dan penghidupan, baik secara langsung
maupun tidak langsung.

‘13 Rekayasa Lingkungan


7 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Confidentia Berdasarkan beberapa pegertian diatas dapat disumpulkan bahwa lingkungan hidup adalah ruang
dengan kesatuan benda, daya keadaan, dan mahluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan
perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan mahluk hidup lain.
Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berWawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan
yurisdiksinya. Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup yang
merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan,
stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. Merujuk pada definisi di atas, maka lingkungan hidup
Indonesia tidak lain merupakan Wawasan Nusantara, yang menempati posisi silang antara dua benua dan
dua samudera dengan iklim tropis dan cuaca serta musim yang memberikan kondisi alamiah dan
kedudukan dengan peranan strategis yang tinggi nilainya, tempat bangsa INDONESIA
menyelenggarakan kehidupan bernegara dalam segala aspeknya. Secara hukum maka wawasan dalam
menyelenggarakan penegakan hukum pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia adalah Wawasan
Nusantara.

 Menurut pengertian juridis, seperti diberikan oleh Undang-Undang tentang Ketentuan-


Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982
 Otto Soemarwoto, Anolisis Mengenal Dampak Lingkungon, Gadjah Mada University Press,
2001.
 Michael Allaby, Dictionary of the Environment, The Mac Milian Press, Ltd., London, 1979.
 S.J. McNaughton dan Larry 1_. Wolf, General Ecology Second Edition, Saunders College
Publishing, 1973.
 Otto Soemarwoto, Permosalohan Lingkungan Hidup, dalam Seminar Segi-segi Hukum
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Binacipta, 1977.
 St. Munadjat Danusaputro, Hukum Lingkungon, Buku I Umum, Binacipta, 1980.

3.3. PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Di Indonesia perhatian tentang lingkungan hidup telah mulai muncul di media massa sejak tahun
1960-an. Pada umumnya berita itu berasal dari dunia barat yang dikutip oleh media massa kita. Oleh
karena berita itu berasal dari dunia barat, masalah lingkungan yang diliput oleh media massa adalah
terutama yang mengenai pencemaran. Terdapat kesan dan pengertian umum, permasalahan lingkungan
hidup adalah suatu hal yang baru. Hal ini disebabkan oleh perhatian terhadap dan kegiatan dalam bidang
lingkungan hidup yang meningkat selama dasawarsa 1950-an dan 1960-an, dan memuncak dalam
dasawarsa 1970-an. Yang baru dalan permasalahan lingkungan adalah cepatnya tersebarnya informasi
tentang permasalahan lingkungan. Dengan kemajuan teknologi komunikasi, informasi tentang
permasalahan lingkungan menyebar dengan luas dan cepat kesegala penjuru dunia.

‘13 Rekayasa Lingkungan


8 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Confidentia Faktor yang sangat penting dalam permasalahan lingkungan ialah besarnya populasi manusia.
Dengan pertumbuhan populasi manusia yang cepat, kebutuhan akan pangan, bahan bakar, tempat
pemukiman dan lain kebutuhan serta limbah domestik juga bertambah dengan cepat. Pertumbuhan
populasi ini menagakibatkan perubahan yang besar dalam lingkungan hidup, terutama di negara yang
sedang berkembang yang tingkat ekonomi dan teknologinya masih rendah. Dalam perbincangan tentang
permasalahan lingkungan, umumnya perhatian tertujukan pada aspek negatif saja permasalahan tersebut,
misalnya pencemaran, kerusakan hutan dan kepunahan tumbuhan, dan hewan. Kenyataan menunjukkan
terjadinya evolusi organisme hidup dari yang sederhana ke yang kompleks. Dalam evolusinya
menunjukkan kemajuan dalam kepandaiannya dan jumlah populasinya bertambah terus.

3.3.1. Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pengelolaan lingkungan hidup merupakan usaha untuk memelihara atau dan memeperbaiki mutu
lingkungan agar kebutuhan dasar kita terpenuhi dengan sebaik-baiknya. Beberapa hal yang terkait
dengan kegiatan ini:

 Domestikasi, yaitu pemeliharaan tumbuhan dan hewan liar. Hal ini dimulai sangat awal pada
kebudayaan manusia.

 Citra lingkungan, kearifan ekologi atau gambaran tentang lingkungan idup. Ini dapat
didasarkan pada ilmu pengetahuan dan mistik.

a. Cagar alam, adalah sebidang lahan yang dijaga untuk melindungi flora, fauna yang ada di
dalamnya

b. Cagar budaya, pengertiannya serupa dengan cagar alam, yang dilindungi bukan suatu
daerah yang bersifat alamiah, melainkan hasil budaya manusia. Misal: Candi, Kraton,
Bngunan kuno

c. Cagar biosfir, dapat meliputi daerah yang dibudidayakan manusia, misalnay untuk
pertanian secara tradisional dan pemukiman. Di sini boleh ada permukiman.

d. Taman nasional, pada prinsipnya sama dengan cagar alam, namun di dalamnya dapat
dilakukan kegiatan pembangunan yang tidak bertentangan dengan tujuan pencagar
alaman. Misal: pariwisata, pendidikan, penelitian.

Usaha melestarikan lingkungan dari pengaruh pembangunan di berbagai bidang adalah salah
satu usaha yang perlu dijalankan. Pengelolaan lingkungan yang baik dapat mencegah kerusakan
lingkungan sebagai akibat pembangunan. Tujuan pengelolaan lingkungan terutama untuk mencegah
kemunduran populasi sumber daya alam yang dikelola dan sumber daya alam lain yang ada di sekitarnya
dan mencegah pencemaran limbah atau polutan yang membahayakan lingkungan.

Pengelolaan sumber daya alam mencakup beberapa upaya yang dilakukan secara terpadu
dan bertahap. Upaya ini disebut upaya terpadu karena dalam pengelolaan terdapat beberapa
kegiatan yang dilakukan bersama-sama diantaranya kegiatan pemanfaatan, pengendalian, pengawasan,
pemulihan, dan pengembangan lingkungan. Dengan melaksanakan urutan kegiatan tersebut, maka
kualitas lingkungan dapat dijaga kelestariannya, agar selanjutnya dapat tetap mendukung kesejahteraan

‘13 Rekayasa Lingkungan


9 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Confidentia
manusia. Disini harus pula disertai dengan mental si pengelola yang dengan segala tanggung jawab dan
kesadaran harus berusaha memelihara sumber daya alam yang tersedia untuk mengelola hingga masa
yang akan datang. Pengelolaan lingkungan merupakan upaya yang dilakukan secara bertahap karena
tindakan yang dilakukan dalam pengelolaan diawali dengan penyusunan rencana, disusul dengan tahap
pelaksanaan yang berupa pemanfaatan, pengendalian dan pengawasan. Tahap selanjutnya berupa
pemulihan dan pengembangan lingkungan untuk menjaga kelestarian kualitas lingkungan.

3.3.2. Pengelolaan Lahan

Pengelolaan lahan disini termasuk pengelolaan lahan pertanian, pengelolaan lahan untuk
pemukiman maupun industri. Dengan makin berkembangnya ilmu dan teknologi, maka manusia
semakin berupaya untuk mendapatkan strategi baru dalam bidang penggunaan lahan. Strategi
tersebut bertujuan untuk meningkatkan hasil yang maksimal dengan menggunakan waktu, tenaga
dan biaya yang semaksimal mungkin untuk memperoleh:

a. hasil atau produksi yang maksimum dari setiap unit lahan

b. memilih tata cara pengelolaan lahan yang memberi keuntungan maksimum

c. menekan sekecil mungkin ketidakmantapan kondisi lahan potensial sehingga dapat


meningkatkan hasil maksimal

d. mencegah menurunnya potensi lahan potensial

3.3.3. Pengelolaan Hutan

Hutan mempunyai fungsi dan pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan dan kelangsungan
lingkungan, terutama berpengaruh terhadap iklim mikro yaitu iklim yang berlaku pada daerah dalam
hutan tersebut. Dikenal suatu pengelolaan hutan yang merupakan campuran kegiatan kehutanan dengan
kegiatan perkebunan, pertanian dan peternakan. Pengelolaan tersebut disebut “agroforestry” yang
menganut sistem diversifikasi usaha berbagai macam komoditi, tetapi dengan tetap menjaga
pemeliharaan hutan secara optimal. Adapun strategi “agroforestry” adalah:

a. Meningkatkan produktivitas lahan hutan secara keseluruhan antara produktivitas hutan


dengan pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan

b. Mengatasi sempitnya lahan pertanian

c. Pemerataan penduduk ke daerah pinggiran hutan dengan meningkatkan taraf hidupnya

Hutan serbaguna merupakan hutan yang dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, antara lain
sebagai sumber plasma nutfah, sarana penelitian, sarana pendidikan, serta tempat wisata.

3.3.4. Pengelolaan Air

Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh manusia dan mahluk hidup
lainnya. Manusia memerlukan air baik untuk proses kimia dan fisika tubuh maupun untuk aktifitas
kehidupan lainnya.

‘13 Rekayasa Lingkungan


10 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Confidentia Sekalipun air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, tetapi kualitas air
sangat dipengaruhi oleh peranan manusia dalam pengelolaannya. Pengelolaan air disini termasuk
pengelolaan perairan pantai dan ekosistem danau.. Strategi pengelolaan air meliputi:

a. Melindungi perairan agar tetap terjaga kebersihannya sehingga dapat menjaga


kelangsungan flora dengan menjaga perakaran tanaman dari gangguan fisik maupun
kimiawi

b. Mengusahakan cahaya matahari dapat menembus dasar perairan, sehingga proses


fotosintesis dapat berjalan dengan lancar

c. Menjaga agar fauna mangsa dan predator selalu seimbang dengan mempertahankan rantai
makanan

d. Mempergunakan sumber daya alam berupa air seefisien mungkin, sehingga zat hara yang
ada dapat tersimpan dengan baik yang berarti sebagai penyimpan energi dan materi

a. Pada prinsipnya pengelolaan sumberdaya alam air ini sangat bergantung bagaimana kita
mempergunakan dan memelihara sumber air itu menjadi seoptimal mungkin, tetapi tanpa
merusak ataupun mencemarinya dan mempertahankan keadaan lingkungan sebaik-
baiknya.

3.3.5. Usaha Mencegah Pencemaran Air

Usaha pencegahan ini bukan merupakan proses yang sederhana, tetapi melibatkan
berbagai faktor sebagai berikut:

b. Air limbah yang akan dibuang ke perairan harus diolah terlebih dahulu sehingga
memenuhi standar air limbah yang telah ditetapkan pemerintah

c. Menentukan dan mencegah terjadinya interaksi sinergisme antar polutan satu dengan
yang lainnya.

d. Menggunakan bahan yang dapat mencegah dan menyerap minyak yang tumpah di
perairan

e. Tidak membuang air limbah rumah tangga langsung ke dalam perairan, untuk mencegah
pencemaran air oleh bakteri.

f. Limbah radioaktif harus diproses terlebih dahulu agar tidak mengandung bahaya radiasi

g. Mengeluarkan atau menguraikan deterjen atau bahan kimia lain dengan menggunakan
aktifitas mikroba tertentu sebelum dibuang ke perairan umum.

3.3.6. Pengelolaan Tanah

Pencemaran tanah mempunyai hubungan yang erat dengan pencemaran air dan udara. Air
yang terbuang ke tanah akan masuk ke dalam tanah dan menimbulkan pencemaran tanah. Untuk
menanggulangi sampah plastik, maka sebelum dibuang, sampah plastik dibakar terlebih dahulu.

‘13 Rekayasa Lingkungan


11 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Confidentia a. Limbah yang mengandung radioaktif hendaknya dibiarkan dahulu dalam waktu lama
sebelum dibuang

b. Sampah radioaktif yang berbentuk padat harus dibungkus dengan bahan yang terbuat dari
Pb untuk menahan sinar radioaktif, lalu dimasukkan dalam tromol baja anti karat sebelum
dibuang

c. Pembuangan sampah berbahaya dilakukan ke dasar laut, ke pulau karang kosong, dibuang
ke dalam bekas tambang kosong atau ke dalam sumur yang dalam dan jauh dari
pemukiman penduduk

3.3.7. Pengelolaan Udara

Secara umum pencemaran udara diartikan sebagai udara yang mengandung satu atau
beberapa zat kimia dalam konsentrasi tinggi, sehingga mengganggu manusia, hewan dan
tumbuhan serta mahluk hidup lain di dalam suatu lingkungan. Berdasarkan terjadinya polusi,
udara dikategorikan menjadi dua tipe utama pencemar udara yaitu:

a. Polutan primer

Yaitu zat kimia yang mengandung toksik dan masuk secara langsung ke udara dalam
konsentrasi yang merugikan manusia. Zat kimia tersebut dapat berupa komponen alami
udara yang konsentrasinya meningkat misalnya CO2

b. Polutan sekunder

Yaitu zat kimia yang merugikan manusia yang terbentuk dalam atmosfir melalui reaksi
kimia diantara komponen udara yang ada

3.3.8. Usaha Pencegahan Pencenaran Udara

a. Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil terutama yang mengandung asap serta gas-gas
polutan lainnya agar tidak mencemarkan lingkungan

b. Melakukan penyaringan asap sebelum asap dibuang ke udara dengan cara memasang
bahan penyerap polutan atau saringan

c. Mengalirkan gas buangan ke dalam air atau dengan cara penurunan suhu sebelum gas
dibuang ke udara bebas

d. Membangun cerobong asap yang cukup tinggi sehingga asap dapat menembus lapisan
inversi thermal agar tidak menambah polutan yang terperangkap di atas suatu pemukiman
atau kota

e. Mengurangi sistem transportasi yang efisien dengan menghemat bahan bakar dan
mengurangi angkutan pribadi

‘13 Rekayasa Lingkungan


12 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Confidentia f. Memperbanyak tanaman hijau di daerah polusi udara tinggi, karena salah satu kegunaaan
tumbuhan adalah sebagai indikator pencemar udara, selain sebagai penahan debu dan
bahan partikel lain.

3.3.9. Pengelolaan Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia penting untuk menunjang pembangunan. Pencemaran sebagai


akibat pembangunan dapat pula mempengaruhi manusia atau masyarakatnya. Dalam hal ini selain
dengan menghilangkan atau memperkecil resiko penularan, masyarakat dapat diberi sekedar
ganti rugi dan ganti rugi ini dalam bentuk:

a. memberikan uang

b. mengangkat mereka menjadi karyawan proyek

c. meningkatkan pengetahuan mereka agar dapat menghindari bahaya limbah

d. menciptakan hubungan yang baik dan saling menguntungkan antara proyek dan
masyarakat di sekitarnya agar tidak terjadi konflik dan kecemburuan sosial

e. sebagai bapak asuh terhadap proyek-proyek kecil yang diselenggarakan masyarakat

Disamping itu terhadap karyawan proyek yang dapat secara langsung terkena
pencemaran, selain dilakukan tindakan perlindungan sebagai usaha memperkecil pencemaran,
juga diadakan pendidikan ketrampilan khusus, sehingga kalau suatu saat mereka tidak dapat
dipekerjakan di tempat dimana mereka bekerja karena berbagai alasan, khususnya yang
menyangkut bahaya pencemaran kepada dirinya, selanjutnya mereka dapat bekerja sesuai dengan
pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperolehnya. Dengan demikian menghindari
terjadinya pengangguran, bahkan berarti menciptakan sumber pekerjaan baru di luar proyek dan
meningkatkan ekonomi.

3.4. Kelestarian Keseimbangan Lingkungan

Berdasarkan arti dalam kamus ini melestarikan keserasian dan keseimbangan lingkungan berarti
membuat tetap tak berubah atau kekal keserasian dan keseimbangan lingkungan. Keserasian adalah suatu
hal yang relatif dan subyektif. Dalam usaha untuk mengubah keseimbangan lingkungan yang ada pada
mutu lingkungan yang rendah ke keseimbangan lingkungan baru pada tingkat mutu lingkungan yang
tinggi di usahakan agar lingkungan tetap dapat mendukung mutu hidup yang lebih tinggi itu.

Dengan demikina jelasnya yang kita lestarikan bukanlah keserasian dan keseimbangan
lingkungan, melainkan kita ingin melestarikan daya dukung lingkungan yang dapat menopang secara
terlanjutkan pertumbuhan dan perkembamgan yang kita usahakan dalam pembamgunan. Walaupun
lingkungan berubah, kita usahakan agar tetap ada kondisi yang mampu untuk menopang secara terus-
menerus pertumbuhan dan perkembangan, sehingga kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita dapat
terjamin pada tingkat mutu hidup yamg makin baik.

‘13 Rekayasa Lingkungan


13 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Confidentia a. Daya Dukung Lingkungan Terlanjutkan

Daya dukung terlanjutkan oleh banyak faktor, baik faktor biofisik maupun sosial-budaya-
ekonomi. Kedua kelompok faktor itu saling mempengaruhi Faktor biofisik penting yang
menentukan dayadukung yang terlanjutkan ialah proses ekologi yang merupakan sistem
pendukung kehidupan dan keanekaan jenis yang merupakan sumber daya gen.

Faktor sosial budaya juga juga mempunyai peranan yang sangat penting, bahkan menetukan
dalam dayadukung terlanjutkan. Sebab akhirnya manusialah yang menetukan apakah
pembangunan akan berjalan terus atau terhenti.

b. Dayalenting

Di dalam ekologi kita kenal konsep dayalenting. Dayalenting menunjukan kemampuan suatu
sistem untuk pulih setelah ia terkena gangguan. Makin cepat sistem itu pulih, jadi makin pendek
masa pulih, dan makin besar gangguan yang dapat ditanggungnya, makin tinggi dayalenting
sistem tersebut. Untuk sistem yang mempunyai sifat yang ingin kita pertahankan, dayalenting
yang tinggi adalah sifat yang baik.

Pembangunan pada hakekatnya adalah “gangguann” terhadap suatu sistem, dalam arti sistem itu
ingin kita ubah. Pengubahan itu di lakukan dengan tujuan dan rencana tertentu, yaitu kita
inginkan agar sistem itu berubah ke keseimbangan lain yang mempunyai mutu lingkungan yaang
lebih tinggi. Setelah terjadi perubahan itu kita inginkan agar sistem itu tetap ada dalam kondisi
yang baru itu dan tidak pulih keadaan yang semula. Misalnya, di dalam suatu sistem tersebut.
Sistem yang adaptif sangat penting artinya untuk dapat menjaga kelangsungan hidup dalam
kondisi yang mengandung banyak hal yang tidak di kethui dan tidak dapat di ramalkan.

c. Beberapa masalah lingkungan hidup

Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkanya makluk hidup, zat,
energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai pada tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak
dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

Beberapa masalah lingkungan hidup:

 Banjir

 Kekeringan

 Tanah longsor

 Erosi

 Pemanasan global

 Kebakaran hutan

‘13 Rekayasa Lingkungan


14 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Confidentia 


Lahan kritis

Pencemaran (air, udara, tanah)

 Beberapa masalah lingkungan hidup:

 Banjir

 Kekeringan

 Tanah longsor

 Erosi

 Pemanasan global

 Kebakaran hutan

 Lahan kritis

 Pencemaran (air, udara, tanah)

Masalah Lingkungan Hidup Timbul Pada dasarnya Karena:

 Dinamika penduduk

 Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya yang kurang bijaksana

 Kurang terkendalinya pemanfaatan ilmu pengethuan dan tehnologi maju

 Dampak negatif yang muncul dari kemajuan ekonomi

 Benturan tata ruang.

‘13 Rekayasa Lingkungan


15 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Confidentia
Daftar Pustaka
1. Bahan kajian MK. Pengantar Ilmu Lingkungan, Diabstraksikan oleh: Soemarno, PMPSLP PPSUB
september 2011

2. Anonim, 1997, Ringkasan Agenda 21 Indonesia (Strategi Nasional untuk Pembangunan


Berkelanjutan), Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, United Nations Development Program.

3. Catenese, A.J. and Sayder, J.C., 1988, Perencanaan Kota, Wahyudi (Ed.), Edisi ke-II, Erlangga,
Jakarta.

‘13 Rekayasa Lingkungan


16 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Confidentia
Daftar Isi

3.1. PENGERTIAN DAN AZAS ILMU LINGKUNGAN .....................................................................1

3.1.1. Pengertian Ilmu Lingkungan ...............................................................................................1

3.1.2. Azas Ilmu Lingkungan.........................................................................................................2

3.1.3. Perbedaan Ekologi dan Ilmu Lingkungan............................................................................6

3.2. PENGERTIAN LINGKUNGAN HIDUP ........................................................................................6

3.3. PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP ....................................................................................8

3.3.1. Pengelolaan Lingkungan Hidup...........................................................................................9

3.3.2. Pengelolaan Lahan.............................................................................................................10

3.3.3. Pengelolaan Hutan .............................................................................................................10

3.3.4. Pengelolaan Air..................................................................................................................10

3.3.5. Usaha Mencegah Pencemaran Air .....................................................................................11

3.3.6. Pengelolaan Tanah............................................................................................................11

3.3.7. Pengelolaan Udara .............................................................................................................12

3.3.8. Usaha Pencegahan Pencenaran Udara ...............................................................................12

3.3.9. Pengelolaan Sumberdaya Manusia ....................................................................................13

3.4. KELESTARIAN KESEIMBANGAN LINGKUNGAN ............................................................... 13

Daftar Pustaka........................................................................................................................................... 16

‘13 Rekayasa Lingkungan


17 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Confidentia
Daftar Gambar

Gambar 3.1. Hubungan Berlogika Diantara 14 Azas Dasar Dalam Ilmu Lingkungan ............................ 2

Gambar 3.2. Hukum Termodinamika I..................................................................................................... 3

Gambar 3.3. Energi panas yang jatuh di bumi dipakai oleh tumbuhan dan genangan air, serta
dipantulkan oleh lahan terbuka dan bangunan..................................................................... 4

‘13 Rekayasa Lingkungan


18 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai