Anda di halaman 1dari 79

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

PEKERJAAN PERKERASAN JALAN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK II

NO NAMA NIM
1 DIAN WAHYUNINGSIH 41115120097
2 RIYADIN 41116110027
3 TRI KARNO 41115120107
4 YUDHA WIDIYATMOKO 41115120113
5 WAHYUNING PRASETYAMUKTI 41115120138

ROGAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCUBUANA
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan karena atas kelimpahan berkah dan
Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum untuk mata kuliah
“Perencanaan Perkerasan Jalan” dengan baik dan tepat waktu sesuai yang sudah
ditentukan. Dengan membuat laporan ini diharapkan penulis dan pembaca mampu untuk
lebih mengerti, mengetahui dan mamahami tentang pentingnya “Perencanaan Perkerasan
Jalan” dalam kehidupan kita sehari-hari, khususnya pada dunia konstruksi. Beberapa
kesulitan, tantangan dan hambatan penulis temui dalam mengerjakan laporan ini, tetapi
dengan dukungan dari berbagai pihak semua bisa berjalan dengan baik. Hal ini tidak lepas
dari peranan Dosen Pembimbing dan para Asdos yang telah bersedia membimbing kami
dalam melaksanakan praktikum ini. Serta bersedia mengkoreksi dan memberikan masukan
kepada penulis. Bantuan teman-teman sekelompok yang telah membantu penulis untuk
menyelesaikan laporan ini juga sangat berperan penuh. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak - pihak yang terkait dalam membantu menyelesaikan laporan ini
hingga selesai.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum bisa dikatakan sempurna dan
masih banyak sekali kekurangan - kekurangan yang mendasar. Maka dari itu saran dan kritik
dari pembaca akan kami terima dengan baik untuk evaluasi kami agar lebih baik lagi dalam
penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat, menambah wawasan serta
pengetahuan bagi penulis dan pembaca. Terima kasih.

Jakarta, Juli 2018

Tim Penyusun

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 2


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I ..................................................................................................................................................4
PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN ...........................................................................................4
BAB II ...............................................................................................................................................12
BERAT JENIS BITUMEN KERAS DAN TER ......................................................................................12
BAB III ..............................................................................................................................................20
TITIK LEMBEK ..............................................................................................................................20
BAB IV..............................................................................................................................................27
SAYBOLT VISCOSIMETER .............................................................................................................27
BAB V...............................................................................................................................................31
TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR ....................................................................................................31
DENGAN ALAT CLEVELAND OPEN CUP ........................................................................................31
BAB VI..............................................................................................................................................38
KELEKATAN AGREGAT TERHADAP ASPAL ....................................................................................38
BAB VII.............................................................................................................................................43
DAKTILITAS BAHAN – BAHAN BITUMEN......................................................................................43
BAB VIII............................................................................................................................................50
ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR.....................................................................50
BAB IX..............................................................................................................................................54
KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN MESIN LOS ANGELES ........................................................54
BAB X...............................................................................................................................................58
MIX DESIGN .................................................................................................................................58
BAB XI..............................................................................................................................................66
PENGUJIAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHAL ..............................................................................66

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 3


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2

BAB I
PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN
(SNI 06-2456-1991)
(AASHTO T-49-68)

A. MAKSUD DAN TUJUAN PENGUJIAN


Praktikum ini bertujuan agar dapat menentukan penetrasi bitumen keras
atau lembek (solid atau semi solid) dengan memasukkan jarum penetrasi ukuran
tertentu, beban dan waktu tertentu ke dalam suhu tertentu.

B. DASAR TEORI
Aspal adalah material termoplastis yang mencair apabila dipanaskan dan akan
mengental / membeku apabila di dinginkan, namun demikian prinsip material
tersebut terhadap suhu prinsipnya membentuk suatu spectrum tergantung komposisi
unsur-unsur penyusunnya.

C. ALAT DAN BAHAN


C.1 ALAT
1. Penetrometer
Alat ini dapat menggerakan pemegang jarum naik turun tanpa gesekan dan dapat
mengukur penetrasi sampai 0,1 mm.

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 4


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
2. Jarum Penetrasi

3. Stopwatch

4. Pemberat

5. Cawan

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 5


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
C.2 BENDA UJI

Benda Uji pada Praktikum ini adalah


1. Aspal

2. Gliserin

3. Air

D. PELAKSANAAN PENGUJIAN
1. Sebelum dipasang ke dalam alat penetrasi, olesi jarum penetrasi dengan gliserin.

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 6


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2

2. Pasang jarum ke alat penetrasi. Setelah itu letakkan pemberat 100 gr di atas
jarum yang telah terpasang. Beri jarak ±1cm antara jarum dengan benda uji.

3. Kemudian aturlah arloji pada penetrometer hingga menunjukkan angka “0”.

4. Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stopwatch selama 5 detik.

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 7


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
5. Putarlah arloji penetrometer dan bacalah angka yang berhimpit dengan jarum
penunjuk. Catat angka hasil penetrasi pertama. Lakukan sampai 5x penetrasi
dengan langkah yang sama diatas.

E. RUMUS PENGUJIAN

Toleransi= Hasil penetrasi – arah jarum pada alat vicat terkecil

F. SKETSA DAN TABEL DATA


TitikSample I Penurunan (mm)
1 95
2 92
3 89
4 93
5 111
Jumlah 480

Rata-rata penurunan = = 96 mm

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 8


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
G. HITUNGAN DAN GRAFIK HASIL PENGUJIAN
G.1 HITUNGAN

Penertrasi benda uji = = = 96 mm


Tabel Toleransi:
Hasil Penetrasi 0 -49 mm 50 – 149 mm 150 -249 mm 200 mm

TOLERANSI 20 40 60 80

Toleransi = Hasil penetrasi – arah jarum pada alat vicat terkecil


= 96–40=56 mm

G.2 GRAFIK HASIL PENGUJIAN

Penetrasi Benda Uji


120

100

80

60
Penurunan
40

20

0
Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5

Titik Sample

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 9


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
H. TABEL REKAPITULASI
Perhitungan Hasil
Penetrasi Benda Uji 96 mm
Toleransi 56 mm

I. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang sudah dilakukan tentang penetrasi bahan –bahan bitumen,
dihasilkan Hasil Penetrasi Benda Uji sebesar 96 mm dengan Nilai Toleransi sebesar
56mm. Sehingga dari praktikum ini dapat kita katakana bahwa bahan tersebut diatas
tidak memenuhi syarat sesuai Tabel SNI Pemeriksaan Aspal Keras Penetrasi 60/70
Laston (table terlampir), yaitu dengan spesifikasi minimal 60 mm dan maksimal 79
mm.

Spesifikasi
No. Jenis Pengujian Satuan Metode Pengujian
Min Max
Penetrasi 25o C, 100
1 0,1 SNI 06-2456-1991 60 79
gr (5 detik)
0
2 Titik lembek C SNI 06-2434-1991 48 50
3 Daktilitas cm SNI 06-2432-1991 100 -
Kelarutan dalam
4 % ASTM D 2042 99 -
C2HCl3
0
5 Titik Nyala (coc) C SNI 06-2433-1991 200 -
6 Berat Jenis ⁄ SNI 06-2488-1991 1,0 -
7 Kehilangan berat % SNI 06-2441-1991 - 0,8
Penetrasi setelah
8 % asli SNI 06-2456-1991 54 -
TFOT
Daktilitas setelah
9 cm SNI 06-2432-1991 50 -
TFOT

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 10


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
Titik lembek setelah 0
10 C SNI 06-2434-1991 - -
TFOT
Tabel SNI PemeriksaanAspalKerasPenetrasi 60/70 Laston

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 11


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2

BAB II
BERAT JENIS BITUMEN KERAS DAN TER
(SNI 06-2441-1991)

(AASTHO T-228-68)

A. MAKSUD DAN TUJUAN PENGUJIAN


Praktikum ini bertujuan untuk menentukan berat jenis bitumen keras dan ter dengan
piknometer. Berat jenis bitumen dan ter adalah perbandingan antara berat bitumen dan
ter dan berat air suling dengan isi yang sama pada suhu.

B. DASAR TEORI
Berat jenis bitumen dan ter adalah perbandingan antara berat bitumen terhadap air
suling pada suhu tertentu dengan volume yang sama. Berat jenis aspal merupakan salah
satu parameter yang digunakan dalam mendesain campuran aspal dan agregat.

C. ALAT DAN BAHAN


C.1 ALAT
1. Piknometer

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 12


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
2. Timbangan

3. Penggaris

4. Alat Cungkil

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 13


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
5. Corong

C.2 BENDA UJI


1. Aspal

2. Gliserin

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 14


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
3. Air

D. PELAKSANAAN PENGUJIAN
1. Timbang piknometer dengan timbangan

2. Buat butiran aspal sebanyak 5 buah sepanjang ± 1cm, gunakan gliserin untuk membuat
butiran aspal supaya aspal tidak menempel/ lengket di tangan

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 15


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
3. Butiran aspal yang sudah dibuat dimasukkan ke dalam piknometer, lalu timbang

4. Catat berat piknometer+ butiran aspal, lalu masukkan air kedalam piknometer yang
berisi butiran aspal dengan air setinggi leher piknometer, timbang kembali

E. RUMUS PENGUJIAN

Berat Jenis Aspal=

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 16


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
F. SKETSA DAN TABEL DATA
Data Sampel 1
No. Pengujian Hasil
1. Berat Piknometer (W1) 133 gram
2. Berat Piknometer + Aspal (W2) 109 gram
3. Berat Piknometer + Aspal + Air (W3) 374 gram
4. Berat Piknometer + Air (W4) 389 gram

Data Sampel 2
No. Pengujian Hasil
1. Berat Piknometer (W1) 98 gram
2. Berat Piknometer + Aspal (W2) 154 gram
3. Berat Piknometer + Aspal + Air (W3) 411 gram
4. Berat Piknometer + Air (W4) 420 gram

G. HITUNGAN HASIL PENGUJIAN


Rumus Berat Jenis Aspal :

Berat Jenis Aspal Sample 1 =

Rumus Berat Jenis Aspal :

Berat Jenis Aspal Sample 2 =

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 17


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
H. KESIMPULAN
Dari
bendahasil
uji 1praktikum
yang kamiyang telah kita
uji adalah lakukan,
sebesar 2,67 didapatkan
⁄ berat jenis bitumen untuk
Dari hasil praktikum yang telah kita lakukan, didapatkan berat jenis bitumen untuk
benda uji 2 yang kami uji adalah sebesar 0,86 ⁄
Pada hasil pengujian tersebut di atas terdapat kesalahan ,yaitu pada saat pengisian
air ke tabung piknometer. Terdapat air yang tumpah sehingga mempengaruhi hasil
dari perhitungan.

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 18


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
Tabel SNI Pemeriksaan Aspal Keras Penetrasi 60/70 Laston

Spesifikasi
No. Jenis Pengujian Satuan Metode Pengujian
Min Max
Penetrasi 25o C, 100 gr
1 0,1 SNI 06-2456-1991 60 79
(5 detik)
0
2 Titik lembek C SNI 06-2434-1991 48 50
3 Daktilitas cm SNI 06-2432-1991 100 -
4 Kelarutan dalam C2HCl3 % ASTM D 2042 99 -
0
5 Titik Nyala (coc) C SNI 06-2433-1991 200 -

6 Berat Jenis ⁄ SNI 06-2488-1991 1,0 -


7 Kehilangan berat % SNI 06-2441-1991 - 0,8
8 Penetrasi setelah TFOT % asli SNI 06-2456-1991 54 -
9 Daktilitas setelah TFOT cm SNI 06-2432-1991 50 -
Titik lembek setelah 0
10 C SNI 06-2434-1991 - -
TFOT

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 19


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2

BAB III TITIK


LEMBEK
(AASHTO T.53.74)

A. MAKSUD DAN TUJUAN

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik lembek aspal


Yang dimaksud titik lembek adalah suhu pada saat bola baja dengan berat tertentu, mendesak
turun suatu lapisan aspal atau ter tersebut menyentuh plat dasar yang terletak dibawah cincin
pada tinggi tertentu, sebagai akibat kecepatan pemanasan tertentu.

B. DASAR TEORI
Titik lembek adalah besarnya suhu dimana aspal atau ter mencapai derajat
kelembekan (mulai meleleh) dibawah kondisi spesifik dari tes.Titik lembek juga dapat
diartikan sebagai suatu suhu pada saat bola baja, dengan berat tertentu, mendesak turun suatu
lapisan aspal atau ter yang tertahan dalam cincin berukuran tertentu, sehingga aspal atau ter
tersebut menyentuh plat dasar yang terletak dibawah cincin pada tinggi tertentu, akibat
pemanasan tertentu..

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 20


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
C. ALAT DAN BAHAN

C.1 ALAT

1. Thermometer

2. Plat kuningan

3. Gelas ukur dengan kapasitas 1000 ml berisi air 800 ml

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 21


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
4. Cincin Kuningan

5. Kompor Listrik

6. Bola Baja

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 22


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
C.2 BAHAN UJI

1. Benda uji yang telah dicetak dicetakan ring (2 sampel).

D. PELAKSANAAN PENGUJIAN

1. Masukan air kedalam gelas ukur sebanyak 800 ml.

2. Masukkan cincin yang berisi aspal dan letakkan didalam plat kuningan, kemudian
masukkan dalam gelas ukur.Sebelumnya tambahkan gliserin, agar aspal tidak
menempel di piknometer. Catat suhu awal (25˚C)

3. Nyalakan kompor dan catat pergantian suhu tiap menit sampai menit ke-20. Amati
pada suhu ke berapa aspal terjatuh, sehingga dapat diketahui Titik lembek nya.

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 23


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
E. TABEL REKAPITULASI

Keterangan
Menit Suhu (˚C)
Sample Kanan Sample Kiri
1 26 Belum jatuh Belum jatuh
2 27 Belum jatuh Belum jatuh
3 28 Belum jatuh Belum jatuh
4 28 Belum jatuh Belum jatuh
5 29 Belum jatuh Belum jatuh
6 30 Belum jatuh Belum jatuh
7 31 Belum jatuh Belum jatuh
8 32 Belum jatuh Belum jatuh
9 33 Belum jatuh Belum jatuh
10 34 Belum jatuh Belum jatuh
11 36 Belum jatuh Belum jatuh
12 37 Belum jatuh Belum jatuh
13 38.5 Belum jatuh Belum jatuh
14 40 Belum jatuh Belum jatuh
15 41 Belum jatuh Belum jatuh
16 42 Belum jatuh Belum jatuh
17 44 Belum jatuh Belum jatuh
18 45 Belum jatuh Belum jatuh
19 47 Jatuh pada menit 18.54 Jatuh pada menit 19.22

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 24


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
F. KESIMPULAN

Jadi, dari hasil praktikum kita ketahui bahwa aspal sebelah kanan dan kiri memiliki
titik lembek yang sama yakni pada suhu 47 Akan tetapi aspal sebelah kanan jatuh pada
menit ke 18.54 sedangkan aspal sebelah kiri jatuh pada menit ke 19.22 .

Maka kesimpulannya adalah aspal sebelah kanan dan kiri tidak memenuhi syarat SNI dengan
syarat minimum 48˚C dan maksimum 60˚C, hal tersebut bisa disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya faktor dari campuran aspal itu sendiri maupun faktor dari kestabilan
kompor listrik.

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 25


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
Tabel SNI Pemeriksaan Aspal Keras Penetrasi 60/70 Laston

Spesifikasi
No. Jenis Pengujian Satuan Metode Pengujian
Min Max

Penetrasi 25o C, 100 gr


1 0,1 SNI 06-2456-1991 60 79
(5 detik)

0
2 Titik lembek C SNI 06-2434-1991 48 50

3 Daktilitas cm SNI 06-2432-1991 100 -

4 Kelarutan dalam C2HCl3 % ASTM D 2042 99 -

0
5 Titik Nyala (coc) C SNI 06-2433-1991 200 -

6 Berat Jenis ⁄ SNI 06-2488-1991 1,0 -

7 Kehilangan berat % SNI 06-2441-1991 - 0,8

8 Penetrasi setelah TFOT % asli SNI 06-2456-1991 54 -

9 Daktilitas setelah TFOT cm SNI 06-2432-1991 50 -

Titik lembek setelah 0


10 C SNI 06-2434-1991 - -
TFOT

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 26


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2

BAB IV
SAYBOLT VISCOSIMETER
(PP 25-1271)

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Dapat menentukan tingkat kekentalan aspal dengan menggunakan alat saybolt dan
dapat mengetahui suhu percampuran dan suhu pemadatan untuk pengujian hot mix.

B. DASAR TEORI
Viscositas dapat disebut sebagai kekentalan saybolt furol, yaitu waktu yang diperlukan
untuk mengalirkan suatu bahan sebanyak 60 ml dalam detik pada suhu tertentu melalui
lubang Furol (Furol Office) yang telah distandarkan dan dinyatakan dalam SfS
(Saybolt Furol Second)

C. ALAT DAN BAHAN


C.1 ALAT
1. Alat penguji saybolt viscosimeter

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 27


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
2. Cawan

3. Stopwacth

4. Obeng

5. Oli

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 28


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
C.2 BAHAN UJI
Benda Uji pada Praktikum ini adalah Aspal

D. PELAKSANAAN PENGUJIAN
1. Buat sampel aspal berbentuk bulat dengan diameter
3mm.

2. Masukan sampel aspal tadi ke dalam alat viscometer

3. Tutup bagian bawah tabung furol


4. Letakan cawan berisi gliserin di bagian bawah tabung

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 29


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2

5. Isikan oli sampai batas atas tabung furol terendam


kemudian tutup alat tersebut

6. Nyalakan mesin viscometer tunggu hingga 60˚C selama 20 menit. Suhu awal (25˚C)

7. Pada menit ke 20 buka tutup bagian bawah tabung furol tersebut, apabila aspal tersebut
mencair maka akan keluar oli dan sebaliknya. Suhu akhir (26˚C) .

E. KESIMPULAN
Dari praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa kekentalan aspal yang
kami uji Tidak Baik/ Tidak memenuhi syarat,karena aspal tersebut ketika dipanaskan
meleleh pada suhu 26˚C, sedangkan menurut ketentuan adalah minimal pada suhu 60˚C.

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 30


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2

BAB V
TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR
DENGAN ALAT CLEVELAND OPEN CUP
(SNI-06.2433-1991)
(AASHTO T-48-74)

A. MAKSUD DAN TUJUAN

Pemeriksaan ini di maksudkan untuk menentukan titik nyala dan titik bakar dari
semua jenis hasil minyak bumi kecuali minyak bakar dan bahan lainnya yang
mempunyai titik nyala kurang dari 79°. Titik nyala adalah suhu pada saat terlihat nyala
singkat pada suhu di atas permukaan aspal. Titik bakar adalah suhu pada saat terliat
nyala sekurang –kurangnya 5 detik pada suhu titik di atas permukaan aspal.

B. DASAR TEORI
Titik nyala adalah suhu pada saat terlihat nyala singkat pada suatu titik diatas
permukaan aspal. Sedangkan titik bakar adalah suhu pada saat terlihat nyala sekurang-
kurangnya 5 detik pada suatu titik diatas permukaan aspal.

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 31


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
C. ALAT DAN BAHAN
C.1 ALAT

1. Termometer

2. Plat Kuningan

3. Korek api

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 32


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
4. Stopwatch

5. Alat Cleveland Open Cup

C.2 BAHAN UJI

Bahan uji yang di pakai adalah aspal murni cair

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 33


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
D. PELAKSANAAN PENGUJIAN
1. Siapkan alat uji dan benda uji
2. Letakkan cawan diatas plat pemanas dan aturlah sumber pemanas sehingga
terletak dibawah titik tengah cawan, kemudian atur alat tersebut.

3. Nyalakan sumber pemanas (korek api) dan aturlah pemanasan sehingga kenaikan
suhu menjadi (15 ± 1)°C per menit sampai benda uji mencapai suhu 56°Cdi
bawah titik nyala perkiraan.

4. Kemudian aturlah kecepatan pemanasan 5°C sampai 6°C per menit pada suhu
antara 56°C dan 28°C di bawah titik nyala perkiraan.

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 34


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
5. Nyalakan nyala penguji dan aturlah agar diameter nyala penguji tersebut menjadi
3,2 – 4,8cm.

6. Putarlah nyala penguji sehingga melalui permukaan cawan ( dari tepi ke tepi
cawan ) dalam waktu 1 detik. Ulangi pekerjaan tersebut kenaikan 2°C.Lalu ulangi
langkah 4 hingga 6 sampai terlihat nyala singkat pada suatu titik di atas
permukaan benda uji.

7. Lanjutkan langkah selanjutnya sampai terlihat nyala yang agak lama sekurang-
kurangnya 5 detik di atas permukaan benda uji.

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 35


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
E. TABEL REKAPITULASI

Waktu (menit) °C Keterangan


1 120
2 125
3 132
4 135
5 139
6 142
7 145
8 149
9 151 Tidak ada tanda titik nyala
10 152
11 154
12 156
13 158
14 160
15 163
16 165
17 168
18 169
19 170 Tidak ada tanda titik nyala
21 171
22 171
23 173
24 173
25 175
26 175
27 178

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 36


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
28 179
29 179
30 179
31 179 Tidak ada tanda titik nyala
32 173
33 173
34 173
35 175 Tidak ada tanda titik nyala

F. KESIMPULAN

Berdasarkan Hasil dari Praktikum diatas, bahwa tidak ada Titik Nyala maupun
Titik Bakar yang terjadi. Dengan demikian aspal tersebut Tidak Cukup Baik /
Memenuhi Syarat, hal tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
faktor dari kestabilan api pada alat pemanas.

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 37


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2

BAB VI
KELEKATAN AGREGAT TERHADAP ASPAL
(SNI-03-2439-1991)
(AASHTO T-182)

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetapkan kelekatan aspal pada agregat
kasar dan halus.

B. DASAR TEORI
Yang di maksud dengan kelekatan agregat adalah persentase seluas permukaan
agregat yang terselimuti asapal terhadap keseluruhan permukaan. Pengujian ini dapat
dilakukan terhadap semua jenis bahan yang dilakukan sebagi pengendalian mutu
agregat pada pembangunan jalan raya.

C. ALAT DAN BAHAN


C.1 ALAT

1. Neraca

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 38


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
2. Alat Cleveland Open Cup

3. Penjepit

4. Kertas

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 39


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
C.2 BENDA UJI
Benda uji yang dipakai pada praktikum ini yaitu agregat kasar dan aspal cair

D. PELAKSANAAN PENGUJIAN
1. Siapkan alat uji dan benda uji
2. Timbang agregat

3. Siapkan aspal cair yang telah dipanaskan dan celupkan agregat tersebut
kedalamnya aduk hingga semua permukaan agregat tersebut rata dengan aspal
tersebut.

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 40


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
4. Angkat kemudian letakkan pada kertas yang sudah disiapkan

5. Timbang kembali kertas, agregat yang sudah rata dengan aspal tersebut

E. RUMUS PENGUJIAN
Kelekatan Aspal terhadap Agregat

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 41


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
F. HITUNGAN
Berat agregat = 16 gram
Berat agregat + aspal = 18,3 gram

Dari data di atas masukan rumus :

= 14,375 %

G. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, kelekatan aspal pada batuan dengan
hasil sebesar 14,375 %.

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 42


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2

BAB VII
DAKTILITAS BAHAN – BAHAN BITUMEN
(SNI-06.2433-1991)
(AASHTO T-51-74)

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini di maksudkan untuk mengetahui jarak terpanjang yang
dapat ditarik antara dua cetakan yang berisi bitumen keras sebelum putus, pada
suhu dan kecepatan tarik tertentu.

B. DASAR TEORI
Sifat reologis daktilitas digunakan untuk mengetahui ketahanan aspal
terhadap retak dalam penggunaannya sebagai lapis perkerasan. Aspal dengan
daktilitas yang rendah akan mengalami retak-retak dalam penggunaannya karena
lapisan perkerasan mengalami perubahan suhu yang agak tinggi. Oleh karena itu
aspal perlu memiliki daktilitas yang cukup tinggi. Sifat daktilitas dipengaruhi oleh
sifat kimia aspal, yaitu susunan senyawa hidrokarbon yang dikandung oleh aspal
tersebut. Standar regangan yang dipakai adalah 100 – 200 cm.

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 43


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
C. ALAT DAN BAHAN
C.1 ALAT

1. Bak Ukur Perendam

2. Stop Watch

3. Cetakan Bitumen

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 44


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
C.2 BAHAN UJI

1. Bitumen

2. Gliserin

D. PELAKSANAAN PENGUJIAN
1. Siapkan alat dan bahan uji
2. Masukan bitumen kedalam alat cetak

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 45


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
3. Siapkan alat perendam lalu isi air ¼ tinggi bak, kemudian masukkan gliserin
kedalam alat perendam dengan perbandingan 1 : 4 dari volume air.

4. Nyalakan bak ukur hingga kawat tegang berada di skala 0 cm

5. Masukkan bitumen cetak kedalam bak ukur dan lepas bagian tengah alat cetak
bitumen

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 46


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
6. Siapkan stopwatch untuk menghitung panjang bitumen setiap 1 menit.

7. Kemudian nyalakan alat bersamaan dengan stopwatch kemudian hitung perubahan


panjang bitumen setiap menitnya hingga bitumen tersebut putus atau bitumen telah
mencapai 100 cm.

8. Catat hasil pengujian pada lembar uji

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 47


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
E. PENGOLAHAN DATA

WAKTU PANJANG KETERANGAN


(menit) (cm) SAMPEL 1 SAMPEL 2
1 5,3
2 10,1
3 14,8
4 19,5
5 24,4
6 29,1
7 33,9
8 38,6
Uji ini di berhentikan
9 43,3 Uji ini diberhentikan pada
pada menit ke-23
10 48,2 menit ke-23 karena
karena panjang
11 52,9 panjang bitumen sudah
bitumen sudah lebih
12 57,6 lebih dari 100 cm, dan
dari 100 cm, dan pada
13 62,5 pada uji kali ini bitumen
uji kali ini bitumen
14 72,1 dinyatakan baik.
dinyatakan baik.
15 77,0
16 81,6
17 86,5
18 91,4
19 96,2
21 101,5
22 106,0
23 110,3

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 48


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
F. KESIMPULAN

Berdasarkan Hasil dari Praktikum diatas,dapat disimpulkan bahwa bahan


bitumen dinyatakan baik.Karena dengan panjang uji lebih dari 100 cm bitumen
belum putus.Serta uji ini dilakukan berdasarkan standar SNI-06.2433-1991,
(AASHTO T-51-74) dan (ASTM D-113-71).

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 49


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
BAB VIII
ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

A. MAKSUD DAN TUJUAN PENGUJIAN


Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pemeriksaan untuk
menentukan pembagian butiran (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan
menggunakan saringan
Tujuan
Tujuan pengujian ini adalah untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah
pesentase butiran, baik agregat halus maupun agregat kasar. Distribusi yan g
diperoleh dapat ditunjukan dalam tabel atau grafik

B. DASAR TEORI
Analisis saringan agregat ialah penentuan persentase berat butiran agregat
yang lolos dari satu set saringan kemudian angka-angka persentase digambarkan
pada grafik pembagian butir.

C. ALAT DAN BAHAN


C.1 ALAT
6. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji.
7. Satu set saringan
8. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110+5)ºC.
9. Alat pemisah sample.
10. Mesin pengguncang saringan
11. Talam-talam
12. Kuas, sikat kuningan, sendok, dan alat-alat lainya

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 50


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
C.2 BENDA UJI

Benda Uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat banyak benda uji
disiapkan berdasarkan standard yang berlaku dan terkait, kecuali butiran yang
melalui saringan no. 200 tidak perlu diketahui jumlahnya dan bila syarat-syarat
ketelitian tidak menghendaki pencucian.
1. Agregat halus terdiri dari :
Ukuran maksimum 4,76 mm: berat minimum 500 gram
Ukuran maksimum 2,38 mm: berat minimum 100 gram
2. Agregat kasar terdiri dari :
Ukuran maksimum 3,5 “ : berat minimum 35 gram
Ukuran maksimum 3” : berat minimum 30 gram
Ukuran maksimum 2,5” : berat minimum 25 gram
Ukuran maksimum 2” : berat minimum 20 gram
Ukuran maksimum 1,5”: berat minimum 15 gram
Ukuran maksimum 1” : berat minimum 10 gram
Ukuran maksimum ¾” : berat minimum 5 gram
Ukuran maksimum ½” : berat minimum 2,5 gram
Ukuran maksimum 3/8” : berat minimum 1 gram
3. Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar, agregat
tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan no. 4, selanjutnya
agregat halus dan agregat kasar disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum

D. PELAKSANAAN PENGUJIAN
1. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110+5)ºC sampai berat tetap.
2. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan paling atas. Saringan diguncang dengan atau mesin pengguncang
selama 15 menit

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 51


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
E. TABEL PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN
KASAR.
Berat Bahan Kering = 2500 gram

Saringan Berat tertahan Jumlah Berat Jumlah Persen


Tertahan Tertahan Lewat
76,2 (3")
63,5 (2¹/9")
50,8 (2")
36,1 (1½")
25,4 (1")
19,1 (¼") 9,97 9,97 40 96
12,7 (½")
9,52(3/8") 22,95 32,92 43,2 86,8
No. 4 43,54 76,46 30,6 69,4
No. 8 49,58 126,04 50,4 49,6
No. 20 33,07 159,11 63,6 36,4
No. 30 - - - -
No. 40 18,43 177,54 71 29
No. 50 - - - -
No. 80 17,19 194,73 77,9 22,1
No. 100 2,76 197,49 79 21
No. 200 3,31 200,8 80,3 19,7

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 52


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 53


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
BAB IX
KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN MESIN LOS ANGELES

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan untuk menentukan ketahanan agregat
kasar terhadap keausan dengan mempergunakan mesin Abrasi Los Angeles
Tujuan
Pengujian ini adalah untuk mengetahui angka keausan tersebut. Yang dinyatakan
dengan peerbandingan antara berat bahan aus lolos saringan no. 12(1.7mm) terhadap
berat semula, dalam persen

B. ALAT DAN BAHAN


1. Mesin Los Angeles.

Mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan diameter 711mm
panjang dalam 508mm: silinder tertumpu pada dua poros pendek yang tak menerus
dan berputar pada poros mendatar. Silinder berlubang untuk memasukan benda uji.
Penutup lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak
terganggu. Di bagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang penuh setinggi
89mm.

2. Saringan no 12 (1.7mm) dan saringan-saringan lainya


3. Timbangan, dengan ketelitian 5 gram
4. Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4.68 cm, dan berat masing-masing antara
400 gram sampai 440 gram
5. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (100+s)ºC

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 54


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2

C. BENDA UJI
Benda uji dipersiapkan dengan cara sebagai berikut :

Berat dan gradasi benda uji sesuai dafatar


Bersihkan benda uji dan kekeringan dalam oven pada suhu (100+5)ºC. Sampai
berat tetap.

D. LANGKAH KERJA
1. Pengujian ketahan agregat kasar terhadap keausan dapat dilakukan dengan salah satu
dari 7 cara berikut:
Cara A : gradasi A, Bahan lolos 37.5 mm sampai tertahan 9,5 mm. Jumlah bola
12 buah dengan 500 putaran.
Cara B : gradasi B, Bahan lolos 19 mm sampai tertahan 9,5 mm. Jumlah bola
11 buah dengan 500 putaran.
Cara C : gradasi C, Bahan lolos 9.5 mm sampai tertahan 4,75 mm. Jumlah bola
8 buah dengan 500 putaran.
Cara D : gradasi D, Bahan lolos 4.75 mm sampai tertahan 2.36 mm. Jumlah
bola 6 buah dengan 500 putaran.
Cara E : gradasi E, Bahan lolos 75 mm sampai tertahan 37,5 mm. Jumlah bola
12 buah dengan 1000 putaran.
Cara F : gradasi F, Bahan lolos 50 mm sampai tertahan 25 mm. Jumlah bola 12
buah dengan 1000 putaran.
Cara G : gradasi G, Bahan lolos 37.5 mm sampai tertahan 19 mm. Jumlah bola
12 buah dengan 1000 putaran.
Bila tidak ditentukan cara yang harus dilakukan, maka pemilihan gradasi disesuaikan
dengan contoh material yang merupakan wakil dari material yang akan digunakan.
2. Benda uji dan bola baja dimasukan ke dalam mesin Abrasi Los Angeles.
3. Putar mesin dengan kecepatan 30 sampai dengan 33 rpm. Jumlah putaran sesuai cara
yang telah dipilih di awal.

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 55


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
4. Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin, kemudian saring dengan
saringan no. 12. Butiran tang tertahan diatas saringan di cuci bersih. Selanjutnya di
keringkan dalam oven pada suhu (110+5)ºC sampai berat tetap.

E. PENGOLAHAN DATA
FORMULIR PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES

Gradasi Pemeriksaan (B fraksi 10 – 20 mm)


Saringan II II
Berat Berat Berat Berat
Lolos Tertahan sebelum sesudah sebelum sesudah
a b a b
76,2 mm
63,5mm
50,8mm
37,5mm
25,4mm
19,0mm
12,5mm 2500 gram 2500 gram
9,5mm 2500 gram 2500 gram
6,3mm
4,75mm
5000
jumlah berat 5000 gram 4161 gram gram 4120 gram
berat tertahan saringan no 12 839 gram 880 gram

I. a = 5000 gram II. a = 5000 gram


b = 4161 gram b = 4161 gram
a-b = 839 gram a-b = 839 gram

keausan I = (a-b) / a * 100% = 16,80%


keausan II = (a-b) / a * 100% = 17,60%
keausan rata-rata = 17,20%

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 56


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2

DAFTAR GRADASI DAN BERAT BENDA UJI

Ukuran Saringan Gradasi dan berat benda uji (gram)


Lolos (mm) Tertahan (mm) A B C D E F G
75 62 2500
62 50 2500
50 37,5 5000 5000
37,5 25 1250 5000 5000
25 19 1250 5000
19 12,5 1250 2500
12,5 9,5 1250 2500
9,5 6,3 2500
6,3 4,75 2500
4,75 2,36 5000
Jumlah Bola 12 11 8 6 12 12 12
Berat Bola 5000 4584 3330 2500 5000 5000 5000
(gram) ±25 ±25 ±20 ±15 ±25 ±25 ±25

F. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, menghasilkan angka keausan material 17 %,
maka material tersebut tergolong bagus karena nilai keausan kurang dari 40 %

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 57


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
BAB X MIX DESIGN
AASHTO T- 245 – 74
AASHTO D- 1559 – 62T

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Praktikum ini dimaksudkan untuk mempersiapkan sample untuk kegiatan praktikum
selanjutnya yaitu campuran aspal dengan alat marshall. Dengan mencampurkan semua
agregat dan aspal yang disediakan menurut persentase kadar aspal masing-masing.

B. ALAT DAN BAHAN


B.1 ALAT
1. Agregat dengan berbagai macam ukuran

2. Wajan

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 58


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
3. Spatula

4. Timbangan

5. Aspal dengan kadar 6%& 7%.

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 59


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
6. Thermometer

7. Kompor dan Tabung gas

B.2 BAHAN UJI


1. Agregat yang telah ditimbang sesuai dengan berat yang sudah ditentukan

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 60


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
C. PELAKSANAAN PENGUJIAN
1. Ambil agregat dengan ketentuan sesuai dengan kadar aspal,lalu masukkan kedalam
saringan dengan nomor saringan 3/4,3/8,4,8,30,50,100,200,pan.

2. Timbang berat agregat dan catat perentase tertahannya dan cari jumlah berat
agregat tiap sample dan masukkan kedalam plastik dengan masing-masing
saringannya.

3. Campurkan menjadi satu agregat yang telah di timbang seberat 935 gr

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 61


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
4. Siapkan aspal yang akan digunakan dan telah dipanaskan terlebih dahulu dan
siapkan cawan kecil.

5. Masukkan semua agregat kedalam


penggorengan yang telah disiapkan

6. Letakkan cawan yang berisi aspal dan gunakan thermometer sebelum aspal
dicampurkan ke agregat sampai mencapai suhu 150ºc.

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 62


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2

7. Setelah panas maka tuang aspal keseluruh agregat di penggorengan,kemudian aduk


sampai rata.

8. Setelah itu benda uji yang sudah di campur dengan rata masukkan kedalam mold
lalu tumbuk dengan hammer sebanyak 75 kali sebanayak 2 tahap.

9. Kemudian benda uji yang telah ditumbuk didiamkan selama 1 hari lalu buka
cetakan mold dan hitunglah berat aspalnya.

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 63


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2

10. Masukan sample tersebut ke dalam ember yang telah diikat ke timbangan dan catat
data berat aspal dalam air.

D. PENGOLAHAN DATA
Berat keseluruhan sample dengan aspal 1000 gram

1. Kadar aspal 6,5% berat agregat tanpa aspal 935 gram


Tabel Perhitungan
Nomor Persentase Titik Persentase Berat
Saringan Lolos (%) Tengah Tertahan (%) Agregat
1 100 100 0 0
½ 800 – 100 92,5 7,5 70,125
3/8 68 – 85 76,5 1,6 149,6
4 45 – 65 55 21,5 201,025

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 64


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
8 34 – 45 44 11 102,85
30 20 – 34 27 17 158,99
50 16 – 26 21 6 56,1
100 10 – 18 14 7 65,45
200 5 – 10 7,5 6,5 60,775
Pan - - 7,5 70,125
Berat Total - - 100 935

Didapat hasil dari praktikum mix design tersebut antara lain:


Sample 6,5 % :
Berat = 957 gr
Diameter = 93 mm
Tebal = 44,3 mm

E. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum di atas, berat campuran dengan kadar aspal 6,5 % yaitu 957 gram,
diameter 93 mm, dan tinggi 44,3 mm.

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 65


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
BAB XI
PENGUJIAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHAL
(AASHTO T-245-74)
(ASTM D-1559-62T)

A. MAKSUD DAN TUJUAN

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menemukan ketahanan (stabilitas)


terhadap kelelahan plastis (flow) dari campuran aspal. Ketahanan (stabilitas) ialah
kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima beban sampai terjadi kelelahan
plastis yaitu dinyatakan dalam kilogram (pound). Kelelahan plastis ialah keadaan
perubahan bentuk suatu campuran aspal yang terjadi akibat suatu beban sampai batas
tertentu yaitu dinyatakan dalam mm (0,01”).

B. ALAT DAN BAHAN


B.1 ALAT
1. Keranjang

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 66


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
2. Stopwatch

3. Timbangan dengan ketelitian 0,01gr

4. Marshall Test Machine

5. Bak perendam (WaterBath)

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 67


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
6. Kertas

B.2 BAHAN UJI


1. Sampel aspal

C. PELAKSANAAN PENGUJIAN
1. Siapkan sampel aspal yang telah direndam dalam air selama 1 x 24 jam .

2. Lalu timbang sampel yang sudah direndam dalam air tersebut

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 68


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2

3. Siapkan keranjang yang telah ditimbang dan ember. Masukkan keranjang yang telah
dikaitkan pada timbangan kedalam ember, dan isilah ember tersebut dengan air sampai
keranjang terendam

4. Masukkan sampel aspal kedalam keranjang yang terendam didalam ember, dan
timbanglah beratnya

5. Setelah di diamkan sampai dirasa cukup, lalu dilakukan percobaan dengan Marshall
Test Machine.

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 69


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2

6. Setelah dikalibrasi, siapkan bak perendam (WaterBath), dan isilah dengan air biarkan
memanas sampai suhu 60oC

7. Setelah bak tersebut siap, masukkan benda uji yaitu aspal kedalam bak perendam
sampai benda uji terendam sepenuhnya

8. Setelah semua benda uji dimasukkan, tutup bak perendam dan biarkan benda uji
terendam selama 30 menit

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 70


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
9. Setelah sudah 30 menit, angkatlah aspal dengan capitan dari bak perendam dan
tiriskan agar kandungan air nya tidak terlalu banyak ketika di test dengan alat marshall

10. Setelah itu letakkan benda uji pada alat marshall test dan kaitkan penguncinya.
Sebelumnya jangan lupa untuk menaruh kertas untuk melapisi aspal ketika ditaruh di
alat marshall

11. Letakkan aspal pada alat marshall test dan kaitkan penguncinya

12. Setelah sudah diatur, kalibrasikan terlebih dahulu arloji yang ada pada alat marshall
test dan diatur jarumnya tepat pada angka nol.

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 71


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2

13. Setelah semuanya siap, tekan tombol ON pada mesin, dan mesin akan bekerja
menekan benda uji. Pada saat ini kita harus perhatikan kedua arloji untuk
mendapatkan nilainya. Pembacaan arloji dengan cara: selama arloji atas berjalan
(berputar), arloji bawah harus dihitung berapa kali jarum melewati angka nol dan itu
dihitung 100 per 1 kali putar, ketika jarum pada arloji atas berhenti, kita harus
langsung membaca arloji bawah (pada arloji bawah jarum akan terus berjalan/tidak
berhenti walaupun arloji atas berhenti)

14. Lalu ketika sudah, keluarkan benda uji dari mesin uji marshall

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 72


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
D. TABEL REKAPITULASI

ARLOJI
ATAS BAWAH
SAMPLE
(tegangan) (regangan)
A (1) 110 443
B (2) 110 370
C (3) 75 295
D (4) 136 210
E (5) 58 530

Data praktikum yang dibutuhkan:


Berat keranjang : 660 gr
Berat sampel aspal
a) Sampel B(2) : 957 gr
Tinggi sampel aspal
a) Sampel B(2) : 44,3 mm
Diameter sampel aspal
a) Sampel B(2) : 93 mm
Berat aspal dalam keadaan jenuh
a) Sampel B(2) : 970 gr
Berat aspal dalam air
a) Sampel B(2) : 870 gr
Berat keranjang dalam air : 472 gr
Berat aspal (B) + berat keranjang dalam air : 1429 gr
Nilai BJ agregat (normal diantara 2,5 – 2,7) : 1,87
Nilai BJ aspal (normal yaitu > 1) : 2,67

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 73


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
Data sample B (dua):

a. Kadar aspal : 6,5%


b. Tinggi benda uji (aspal) : 44,3 mm
c. Berat benda uji (aspal) : 957 gr
d. Berat benda uji (aspal) dalam keadaan jenuh : 970 gr
e. Berat benda uji dalam air : 870 gr
f. d – e : 970 – 870
= 100 gr
g. =
= 9,57gr
h. =

=17,256

i. =
= 0,2329
j. =
= 37,428
k. 100 – i – j = 100 – 0,28 – 37,42
= 62,3382
l. 100 – j = 100 – 62,3
= 37,66
m. 100 x = 100 x
= 0,618
n. % rongga terhadap campuran = 100 – (100 x ) = 100 – (100 x )

= 100 – 4,36
= 96,1939

o. Pembacaan arloji stabilitas (tegangan) (Mpa) = 110


p. Stabilitas = O x kalibrasi alat (35,4022) = 110 x 35,4022

= 3894,24

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 74


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
q. Stabilitas = P x koreksi tinggi (1,0325) = 3894,24 x 1,0325

= 4020,80

r. Kelelahan (regangan) (mm) = 370

s. Stabilitas/kelelahan = (kg/mm) =

= 10,86

E. TABEL DAN GRAFIK

A B C D E F G H I J
berat berat berat
kadar tinggi berat berat isi
sempel sampel isi jenis I (VMA) J
aspal sampel aspal sampel
jenuh dlm air teoritis

6% 6 47,7 951 1035 996 39 24,38462 262,789 54,79689 35,20599

6,5% 6,5 44,3 957 1005 970 35 27,34286 251,4359 66,56501 35,01873

7% 7 42,1 920 995 964 31 29,67742 230,3799 77,80597 34,83146

7,5% 7,5 46 963 995 971 24 40,125 230,3458 112,7107 34,64419

8% 8 44 911 983 924 59 15,44068 208,5653 46,2642 34,45693

K L M N O P Q R S
jumlah persen persen persen rongga
kelelahan
kandungan rongga rongga campuran tegangan stabilitas stabilitas MQ
(regangan)
rongga agregat terisi aspal (VIM)

9,99711899 90,00288 60,8834827 90,72083993 110 3894,242 4020,805 4,43 907,6309

-1,5837346 101,5837 65,5272306 89,12531901 110 3894,242 4020,805 3,7 1086,704

-12,637429 112,6374 69,0764775 87,11805077 75 2655,165 2741,458 2,95 929,3078

-47,354869 147,3549 76,4892772 82,58054092 136 4814,699 4971,177 2,1 2367,227

19,2788675 80,72113 57,3136206 92,59671848 58 2053,328 2120,061 5,3 400,0115

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 75


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2

KADAR ASPAL VMA (%) VIM(%) STABILITAS (Kg) KELELEHAN (mm) MQ (kg/mm)

6% 54,80 90,72 4020,80 4,43 907,63090

6,5% 66,57 89,13 4020,80 3,7 1086,70402

7% 77,81 87,12 2741,46 2,95 929,30775

7,5% 112,71 82,58 4971,18 2,1 2367,22711

8% 46,26 92,60 2120,06 5,3 400,01146

MIN 14 3 550 2 200

MAX - 5 - 4 300

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 76


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
PERBANDINGAN VMA DENGAN KADAR ASPAL
120,00 112,71

100,00
77,81
80,00 66,57
VMA %

54,80
60,00 46,26

40,00

20,00
0,00
6% 6,5% 7% 7,5% 8%
KADAR ASPAL %

PERBANDINGAN VIM DENGAN KADAR ASPAL


94,00 92,60
92,00 90,72
89,13
90,00
87,12
88,00
VIM %

86,00
84,00 82,58
82,00
80,00
78,00
76,00
6% 6,5% 7% 7,5% 8%
KADAR ASPAL %

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 77


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
PERBANDINGAN STABILITAS DAN KADAR ASPAL
6000,00
4971,18
5000,00
4020,80 4020,80
STABILITAS (kg)

4000,00

2741,46
3000,00
2120,06
2000,00

1000,00
0,00
6% 6,5% 7% 7,5% 8%
KADAR ASPAL %

PERBANDINGAN KELELEHAN DAN KADAR ASPAL


6 5,3

5 4,43
KELELEHAN (mm)

3,7
4

2,95
3
2,1
2

0
6% 6,5% 7% 7,5% 8%
KADAR ASPAL

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 78


LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK
PERENCANAAN PERKERASAAN JALAN 2
GRAFIK KAO

MQ

VIM

KELELEHAN

STABILITAS

VMA

5% 6% 7% 8%

F. KESIMPULAN
Pada hasil praktikum pengujian Marshall kelompok 2 didapatkan nilai Kadar Aspal
Optimum (KAO) yang diperoleh sebesar 6.5%.

Program Studi Teknik Sipil- Universitas Mercu Buana Page 79

Anda mungkin juga menyukai