MODUL PRAKTIKUM
MEKANIKA TANAH II
MEKANIKA TANAH II
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga Modul Praktikum Mekanika Tanah II untuk mahasiswa/i Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Teknologi Yogyakrta ini dapat
diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Modul praktikum ini disusun dalam rangka kegiatan Praktikum Mekanika Tanah
II yang memuat prosedur-prosedur praktikum di Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil UTY. Modul praktikum ini diharapkan dapat membantu
mahasiswa/i dalam mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan lebih baik,
terarah, dan terencana. Pada setiap topik telah ditetapkan maksud pelaksanaan
praktikum dan semua kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa/i serta hitungan
untuk analisis data hasil dari pengujian.
Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tim Penyusun
Pembimbing Praktikum:
1. Adwiyah Asyifa, S.T., M.Eng
2. Isti Radhista Hertiany, S.T.
Asisten Penyusunan Panduan Praktikum:
1. Syafiul Umam
2. Putri Al Mumtahana
3. Wigi Wigangsar
4. Bagus Abdi Pratama
5. Dedi Mulyono
A. Umum
1. Praktikum dilaksanakan secara kelompok.
2. Pelajari dengan baik petunjuk mengenai percobaan yang akan dilaksanakan,
sehingga sudah dikuasai sebelum melaksanakan praktikum, urut-urutan pekerjaan,
apa yang harus dicatat, perkiraan waktu, dan sebagainya.
3. Bekerjalah dengan hati-hati terhadap alat-alat yang digunakan. Setelah selesai
praktikum, bersihkan alat-alat tersebut, susun kembali dengan baik dan serahkan
kepada petugas.
4. Kerusakan dan kehilangan alat akan dibebankan kepada kelompok. Janganlah
memindahkan alat-alat tanpa seijin petugas.
5. Sebelum menimbang, periksalah kempuan/kapasitas dan ketelitian timbangan yang
akan digunakan. Periksalah bahwa timbangan dalam keadaan seimbang atau
membaca nol dalam keadaan tanpa beban.
6. Gunakan timbangan yang sama pada sesuatu percobaan tersebut.
7. Jangan mengubah-ubah setelan pada alat-alat yang ada, seperti thermostat pada
oven, cincin beban yang terpasang, kecepatan gerak alat/mesin, dan sebagainya. Bila
anda menganggap ada yang kurang tepat hubungi petugas.
8. Bekerjalah dengan teliti, misalnya tutup mangkok timbang jangan tertukar, contoh
tanah yang diperiksa jangan tercecer, pembacaan arloji ukur yang keliru, dan
sebagainya yang akan berpengaruh terhadap hasil percobaan. Selain itu, kebersihan
dan keringnya alat berpengaruh pada hasil percobaan.
9. Biasakan mencatat hal-hal yang dilaksanakan dan hal-hal yang terjadi serta buatlah
skets alat-alat, dan hal-hal lain apabila diperlukan.
C. Laporan
1. Setiap mahasiswa harus membuat dan menyerahkan laporan. Laporan harus sudah
diserahkan paling lambat 2 minggu setelah selesai praktikum.
2. Laporan praktikum harus memuat, antara lain:
a. Isi laporan bagi tiap jenis percobaan.
A. Maksud
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kuat tekan bebas contoh tanah yang
memiliki kohesi, baik tanah tidak terganggu (undisturbed), dicetak ulang (remolded)
maupun contoh tanah yang dipadatkan (compacted) yang selanjutnya dibebani beban
aksial dengan pengaturan regangan. Pengujian ini digunakan untuk menentukan suatu
nilai perkiraan kekuatan tanah kohesif yang dinyatakan dalam tegangan total.
B. Perlatan
1. Unconfined compression machine.
2. Alat cetak ulang atau pemadat benda uji.
3. Sample tube + extruder.
4. Alat ukur; seperti stop watch, vernier caliper, arloji pengukur deformasi dan
timbangan digital.
5. Gergaji kawat.
6. Peralatan pemeriksaan kadar air tanah.
C. Benda Uji
1. Ukuran benda uji
Benda uji harus mempunyai diameter minimum 30 mm dan partikel (butiran) yang
paling besar yang terkandung dalam benda uji harus lebih kecil dari 1/10 kali
diameter benda uji. Untuk benda uji dengan diameter 72 mm atau lebih, ukuran
partikel paling besar harus lebih kecil dari 1/6 kali diameter benda uji. Rasio tinggi
benda uji terhadap diameter harus sama dengan 2 - 2,5. Pengukuran tinggi benda uji
minimum 3 kali, dengan sudut pengukuran setiap 120o, dan pengukuran diameter
minimum 3 kali dengan posisi pengukuran pada setiap 1/4 kali tinggi benda uji.
2. Benda uji tidak terganggu (undisturbed)
Benda uji dari tabung contoh dapat diuji tanpa pemotongan kecuali untuk
merapihkan atau meratakan kedua ujungnya, jika kondisi contoh sesuai untuk
prosedur ini. Benda uji ditangani dengan hati-hati untuk mencegah gangguan,
perubahan penampang, atau kehilangan kadar air. Jika ada gangguan yang
disebabkan oleh peralatan untuk mengeluarkan contoh maka kupas/kikis contoh
arah memanjang atau potong menjadi beberapa bagian. Benda uji dijaga terhadap
gangguan dan disimpan di dalam ruangan dengan kelembaban yang dapat diatur
sedemikian untuk mencegah perubahan kadar air tanah.
Benda uji harus berpenampang seragam dengan ujung tegak lurus terhadap tinggi
contoh. Pada saat perapihan atau pemotongan, batu kerikil/koral atau material asing
yang ditemukan harus dibuang dan selanjutnya rongga pada permukaan benda uji
Diktat Praktikum Mekanika Tanah II 1
Laboratorium Mekanika Tanah Program Studi Teknik Sipil - UTY
diisi dengan tanah yang diperoleh dari hasil pemotongan secara hati-hati. Apabila
karena dikeluarkannya batu kerikil/koral, benda uji mengalami kerusakan yang
berlebih, benda uji ditutup dengan gips kapur (plaster of paris) yang tipis, pasta
semen (hydrostone), atau material serupa. Apabila kondisi contoh memungkinkan,
sebuah mesin bubut vertikal dapat digunakan untuk merapihkan benda uji agar
sesuai dengan diameter yang diperlukan.
3. Benda uji dicetak ulang (remolded)
Benda uji dapat dipersiapkan, baik dari contoh tidak terganggu yang mengalami
kerusakan maupun dari contoh terganggu, asalkan mewakili benda uji tersebut.
Dalam kasus contoh tidak terganggu yang mengalami kerusakan, material
dibungkus dengan membran karet tipis dan material dirapihkan terus menerus
dengan jari untuk menjamin pembuatan benda uji yang sempurna dan
mengeluarkan udara yang terperangkap dalam benda uji. Contoh tanah terganggu
dicetak dalam cetakan berpenampang bundar (lingkaran) dengan ukuran yang
sesuai dengan persyaratan pada butir C.1. Setelah dikeluarkan dari cetakan,
tentukan massa dan dimensi benda uji.
4. Benda uji dipadatkan
Benda uji harus dipersiapkan sesuai dengan kadar air dan densitas yang ditentukan.
Setelah benda uji dicetak, rapihkan penampang ujungnya, keluarkan dari dalam
cetakan, dan tentukan massa dan dimensi benda uji.
D. Pelaksanaan
1. Pasang benda uji pada alat pembebanan sedemikian sehingga tepat pada pusat pelat
dasar.
2. Alat pembebanan digerakkan dengan hati-hati sedemikian sehingga pelat atas
menyentuh benda uji.
3. Arloji ukur deformasi dinolkan, kemudian dilakukan pembebanan sehingga
menghasilkan regangan aksial dengan kecepatan 1/2 % s.d 2 % per menit.
4. Catat beban, deformasi, dan waktu pada interval yang sesuai untuk mendapatkan
bentuk kurva tegangan-regangan (umumnya cukup 10 sampai 15 titik).
CATATAN: Kecepatan regangan sebaiknya dipilih sedemikian sehingga waktu yang
dibutuhkan sampai benda uji runtuh tidak melebihi sekitar 15 menit. Material yang bersifat
lunak yang akan menunjukkan deformasi yang lebih besar pada saat runtuh harus diuji
dengan kecepatan regangan yang lebih tinggi. Sebaliknya material yang bersifat kenyal
(stiff) atau rapuh yang akan menunjukkan deformasi kecil pada saat runtuh harus diuji
dengan kecepatan regangan yang lebih rendah.
keterangan:
= regangan aksial, %
L = perubahan dari contoh tanah yang terbaca pada arloji pengukur, cm
Lo = panjang/tinggi awal contoh tanah, cm
a = pembacaan arloji, div
2. Luas penampang rata-rata/terkoreksi contoh uji
Ao
A
1
keterangan:
A = luas penampang rata-rata contoh uji tanah pada regangan tertentu, cm2
Ao = luas penampang rata-rata contoh uji tanah sebelum diuji, cm2
= regangan aksial untuk beban yang diberikan, dinyatakan dalam bentuk
desimal.
3. Tegangan tekan
P
c , dimana P = x . faktor kalibrasi
A
keterangan:
c = tegangan tekan, kg/cm2
P = beban yang diberikan, kg
x = pembacaan proving ring, div
4. Gambarkan grafik hubungan antara tegangan tekan (ordinat) dan regangan aksial
(absis). Tentukan nilai tegangan tekan maksimum, atau tegangan tekan pada 15%
regangan aksial (pilih salah satu, tergantung mana yang terlebih dahalu tercapai),
dan dilaporkan sebagai kuat tekan bebas (qu).
A. Maksud
Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh parameter kuat geser tanah
terganggu atau tanah tidak terganggu yang terkonsolidasi, dan diuji geser dengan diberi
kesempatan berdrainase dan kecepatan pergeseran/deformasi tetap. Parameter tersebut
berupa koefisien konsolidasi, kecepatan penggeseran, tegangan geser tanah, dan
regangan geser, serta hubungan antara tegangan dengan regangan geser, yang akan
digunakan untuk keperluan analisis perhitungan stabilitas bangunan atau timbunan.
B. Peralatan
1. Alat geser; terdiri dari kotak geser, perlengkapan pembebanan normal, arloji
pengukur deformasi, arloji pengukur regangan dan proving ring.
2. Alat cetak ulang atau pemadat benda uji.
3. Sample tube + extruder.
4. Batu pori dan kertas pori.
5. Alat ukur; seperti stop watch, vernier caliper dan timbangan digital.
6. Gergaji kawat.
C. Benda Uji
1. Persyaratan benda uji
Benda uji yang digunakan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Diameter minimum benda uji berbentuk lingkaran adalah 50 mm.
b. Lebar minimum benda uji berbentuk empat-persegi adalah 50 mm.
c. Diameter benda uji tidak langsung diambil dari bagian yang dipotong dari
tabung contoh dan minimum 5 mm lebih kecil dari diameter tabung contoh
(untuk mengurangi gangguan pada persiapan benda uji).
d. Tebal minimum benda uji 12,5 mm, namun tidak kurang dari 6 kali diameter
butiran maksimum.
e. Diameter berbanding tebal benda uji 2 : 1.
f. Benda uji berbentuk empat persegi, dan angka perbandingan minimum antara
lebar dan tebalnya adalah 2:1.
g. Minimum dibutuhkan 3 buah benda uji yang identik untuk melakukan pengujian
dengan 3 variasi tegangan normal, sehingga diperoleh 3 variasi kuat geser
puncak dan kuat geser sisa (residual).
2. Persiapan benda uji
Lakukan pengukuran, pencetakan dan penimbangan benda uji dengan tahapan
berikut:
a. Ukur diameter dalam cincin cetak (D) sampai ketelitian 0,1 mm.
D. Pelaksanaan
1. Persiapan pemeriksaan peralatan uji
Lakukan persiapan uji untuk pemeriksaan peralatan uji dengan tahapan sebagai
berikut:
a. Periksa kotak geser benda uji, apakah sudah bersih, licin dan tidak cacat.
b. Periksa bak air, apakah tidak bocor bila diisi air.
c. Periksa lengan pembeban, apakah dapat bergerak bebas tanpa gangguan pada
penyangganya.
d. Periksa gantungan beban, apakah terletak pada poros yang sesuai agar dapat
memberi pembeban vertikal nilai banding sesuai dengan yang diperlukan.
e. Setel beban imbang pada posisi rangka pembeban vertikal agar lengan
pembeban vertikal berada dalam keseimbangan (posisi mendatar), dan kunci
lengan pembeban.
f. Bersihkan batu pori dengan sikat halus, dan rebus batu pori dalam air panas
sebelum digunakan.
2. Pemasangan benda uji dalam kotak geser
Lakukan pemasangan benda uji dalam kotak geser dengan tahapan sebagai berikut:
a. Keluarkan kotak geser dari bak air, dan pasang baut pengunci agar kotak geser
bagian atas dan bawah menjadi satu.
b. Masukkan pelat dasar pada bagian bawah kotak geser, dan di atasnya dipasang
batu pori yang sebelumnya telah direbus dalam air panas.
c. Pasang kertas filter yang telah dibasahi dengan air suling di atas batu pori.
d. Pasang pelat berlubang yang beralur di atas kertas filter, dengan alur menghadap
ke atas dan arah alurnya harus tegak lurus arah penggeseran.
e. Masukkan kembali kotak geser ke dalam bak air dan setel kedudukan kotak
geser dengan mengencangkan ke dua buah baut penjepit.
f. Letakkan cincin cetak yang berisi benda uji dengan bagian runcingnya
menghadap ke atas di atas kotak geser.
g. Pasang pelat berlubang yang beralur di atas benda uji, dengan alur menghadap
ke bawah dan arah alurnya harus tegak lurus arah penggeseran.
h. Masukkan benda uji ke dalam kotak geser dengan menggunakan alat pengeluar
benda uji yang ditekan.
i. Pasang kertas filter, batu pori dan landasan pembeban pada bagian atas pelat
berlubang.
j. Setel dongkrak penekan horizontal agar tepat menempel kotak geser bagian
bawah.
Diktat Praktikum Mekanika Tanah II 5
Laboratorium Mekanika Tanah Program Studi Teknik Sipil - UTY
3. Pemasangan rangka pembeban vertikal
Lakukan pemasangan rangka pembeban vertikal dengan tahapan sebagai berikut:
a. Angkat ujung lengan pembeban agar rangka pembeban dapat diatur dalam posisi
vertikal.
b. Putar sekrup batang pembeban sampai menyentuh landasan pembeban dan
kencangkan sekrup batang pembeban agar letaknya tidak berubah.
c. Pasang beban pada gantungan beban hingga letak lengan pembeban tidak
mengambang.
4. Penggeseran benda uji
Lakukan penggeseran benda uji dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Buka baut pengunci kotak geser agar bagian atas dan bagian bawah kotak dapat
bergeser.
b. Setel kotak cincin pembeban agar dapat menempel pada kotak geser bagian atas.
c. Setel arloji ukur cincin pembeban sehingga letak jarum ada pada posisi nol.
d. Putar engkor pemutar dengan kecepatan penggeseran 0,30 mm/menit.
e. Catat waktu, deformasi horizontal, dan gaya geser cincin pembeban.
f. Hentikan penggeseran, apabila telah mencapai deformasi horizontal minimum
15% dari diameter benda uji semula.
g. Setelah penggeseran selesai, putar engkol pemutar berlawanan arah sehingga
kotak geser pada posisi sebelum digeser.
E. Hitungan
1. Tegangan normal
N
n
A
keterangan:
n = tegangan normal, kg/cm2
N = gaya normal, kg
A = luas benda uji awal, cm2
2. Tegangan geser
P
, dimana P = x . faktor kalibrasi
A
keterangan:
= tegangan geser, kg/cm2
P = beban yang diberikan, kg
x = pembacaan proving ring, div
3. Gambar grafik hubungan antara deformasi horizontal sebagai sumbu Y dengan
tegangan geser sebagai sumbu X.
A. Maksud
Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh karakteristik dan parameter-
parameter pengembangan atau penurunan dari suatu contoh tanah yang digunakan
sebagai masukan dalam melakukan perhitungan dan analisis serta antisipasi penanganan
tanah ekspansif, sehingga struktur aman.
Pengujian tersebut digunakan untuk menentukan besarnya pengembangan atau
penurunan pada tekanan vertikal (aksial) yang telah ditentukan, atau menentukan
besarnya tekanan vertikal yang diperlukan supaya tidak terjadi perubahan volume dari
benda uji yang dibebani secara aksial dan tidak bergerak ke arah lateral (ke samping).
B. Peralatan
1. Konsolidometer
2. Perlengkapan pembebanan (beban 0,5 kg; 1,0 kg; 2,0 kg; 4,0 kg dan 8,0 kg).
3. Sample tube (cincin cetak) + extruder.
4. Batu pori.
5. Kertas saring.
6. Peralatan ukur, seperti stop watch, vernier caliper, timbangan digital, dan dial
indicator.
7. Gergaji kawat.
8. Peralatan pemeriksaan kadar air dan berat jenis tanah.
C. Benda Uji
Lakukan penyiapan benda uji sebagai berikut:
1. Cetak benda uji dari contoh tanah tak terganggu atau dari contoh tanah yang
dipadatkan di laboratorium. Pencetakan benda uji dari contoh tanah yang
dipadatkan di laboratorium harus sedemikian rupa, sehingga mendekati kondisi
tanah yang dipadatkan di lapangan.
2. Apabila tanah cukup lunak, dengan menggunakan ekstruder doronglah contoh tanah
keluar dari tabung contoh masuk ke cincin cetak. Kemudian potonglah tanah bagian
atas dan bawah cincin. Cincin cetak dapat sekaligus merupakan tempat contoh
tanah/benda uji dalam konsolidometer.
3. Apabila contoh tanah agak keras, contoh tanah dapat dipotong dan dibubut
sehingga ukurannya sesuai dengan cincin tempat benda uji. Masukan tanah dalam
cincin konsolidometer dan potonglah bagian atas dan bawah rata dengan cincin.
4. Permukaan benda uji harus rata, bila perlu dapat ditambal lubang-lubang yang
terjadi dengan sisa-sisa sampel tanah.
D. Pelaksanaan
1. Letakan dengan urutan batu pori, kertas pori, benda uji, kertas pori, batu pori dan
plat penekan pada cincin benda uji. Kemudian letakan cincin berisi benda uji
tersebut ke dalam bak benda uji (sel konsolidasi) yang terletak pada
konsolidometer.
2. Atur dial penurunan, sehingga ujung dial menumpu pada plat penekan. Putar baut
penahan sehingga lengan beban dalam keadaan seimbang ketika menumpu pada
baut tersebut.
3. Bila lengan tidak seimbang, aturlah bandul keseimbangan sehingga didapatkan
kondisi lengan benar-benar seimbang.
4. Setel dial penurunan pada posisi nol.
5. Letakan beban pertama pada dudukan beban. Lalu putar baut penahan sehingga
lengan akan turun.
6. Baca deformasi tanah pada detik ke 6, 15, 30, kemudian pada menit ke 1, 2, 4, 8,
15, 30 dan pada jam ke 1, 2, 4, 8, 24. Setelah dibebani selama 1 menit, bak benda
uji diisi air sampai penuh.
7. Setelah bacaan jam ke 24, pasang beban dua kali beban pertama lalu lakukan
pembacaan sesuai langkah pada butir D.6.
8. Lakukan hal yang sama untuk beban yang lebih besar.
9. Setelah dilakukan pembebanan maksimum, kurangi beban dalam dua tahap
mencapai beban pertama. Baca dial deformasi 5 jam setelah pengurangan beban
lalu beban dikurangi lagi. Lakukan pembacaan setelah 5 jam berikutnya.
10. Setelah pembacaan terakhir dicatat, segera keluarkan ring contoh dan benda uji dari
bak benda uji.
11. Keluarkan batu pori dan kertas saring, kemudian keringkan permukaan benda uji.
Keluarkan benda uji dari dalam ring contoh, lalu ditimbang dan tentukan berat
keringnya.
CATATAN:
1. Untuk menjaga supaya tidak terjadi perubahan kadar air dan berat jenis, sisa contoh tanah
harus segera diperiksa sesaat benda uji diberi beban pertama.
E. Hitungan
1. Angka pori
Ho Hs Wk
eo , dimana Hs
Hs G. A
h
e = eo - e, , dimana e dan h = an an-1
Hs
keterangan:
eo = angka pori awal
e = angka pori pada tekanan vertikal
e = perubahan angka pori
h = perubahan tebal benda uji, cm
Ho = tinggi cincin, cm
Hs = tinggi bagian padat, cm
Wk = berat tanah kering, gram
G = berat jenis tanah
A = luas alas cincin,cm2
an = bacaan arloji maksimal pada beban ketika nilai h ditentukan, mm
an-1 = bacaan arloji maksimal pada beban sebelumnya ketika nilai h ditentukan,
mm
2. Derajat kekenyangan
o .G
So
eo
keterangan:
So = derajat kekenyangan
o = kadar air benda uji sebelum pengujian konsolidasi, dinyatakan dalam bentuk
desimal
3. Koefisien konsolidasi (coefficient of consolidation, Cv), digunakan untuk
menghitung kecepatan proses konsolidasi pada suatu contoh benda uji, ditentukan
dengan persamaan:
keterangan:
Cv = koefisien konsolidasi, cm2/detik
Ht = setengah tebal rata-rata benda uji setelah mengalami perubahan, cm
H1 = tebal akhir benda uji, cm
t90 = waktu yang dibutuhkan ketika derajat konsolidasi mencapai 90%, detik
Nilai t90 ditentukan dengan metode akar waktu (Square Root of Time Method,
Taylor 1984). Langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Gambarkan grafik hubungan penurunan versus akar waktu dari data hasil uji
konsolidasi pada beban tertentu yang diterapkan.
b. Menentukan titik U=0%, yaitu diperoleh dengan memperpanjang garis bagian
awal kurva yang lurus sehingga memotong ordinat di titik P dan memotong
absis di titik Q (lihat Gambar 1).
Anggapan kurva awal berupa garis lurus adalah konsisten dengan anggapan
kurva awal berbentuk parabola.
c. Garis lurus PR digambar dengan absis OR sama dengan 1,15 kali absis OQ.
Perpotongan dari PR dan kurva merupakan titik R90 pada absis. Dari sini
diperoleh t 90 .
e c eb
Cc
p
log b
pc
Dimana nilai eb dan pb dicari pada bagian grafik e-log p yang paling linear pada
bagian dimana tanah sudah melewati tekanan prakonsolidasi.
keterangan:
Cc = indeks pemampatan
eb = angka pori pada ujung bagian linier grafik e-log p setelah tanah mengalami
tekanan melampaui tekanan prakonsolidasi
eo ec
Cr , dimana po = b . h
pc
log
po
keterangan:
Cr = indeks pemampatan kembali
po = tekanan overburden, kg/cm2
b = berat volume basah tanah uji, kg/cm3
h = jarak antar letak beban ke benda uji, yaitu 50 cm
A. Maksud
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan parameter tanah, yaitu kuat geser
tanah dengan alat Triaxial Compression Machine untuk tanah kohesif dalam keadaan
tidak terkonsolidasi dan tidak terdrainase (UU) dengan diberi tekanan cairan ke semua
arah di dalam sel triaksial, yang selama pengujian, air tidak diperbolehkan mengalir ke
atau dari contoh uji.
B. Peralatan
1. Triaxial Compression Machine.
2. Peralatan pengontrol tekanan.
3. Peralatan ukur, seperti alat ukur tekanan sel, alat ukur deformasi, alat ukur panjang,
diameter, waktu dan timbangan.
4. Sel triaksial dan perlengkapannya, yaitu meliputi silinder, tutup dan alas contoh
tanah serta membran karet pembungkus benda uji.
5. Peralatan lain, seperti cetakan tanah, gergaji kawat, pisau pemotong, ekstruder,
tabung belah, penumbuk dan tabung pengembang membran karet.
6. Peralatan pemeriksa kada air tanah.
C. Benda Uji
1. Ukuran contoh uji
a. Ukuran contoh uji minimal mempunyai diameter 35,8 mm, tinggi antara 2
sampai 2,5 kali diameter contoh, partikel terbesar yang terdapat di dalam contoh
uji tidak boleh melebihi 1/6 diameter contoh, apabila setelah pengujian ditemui
partikel yang melebihi, catat dan tulis di dalam laporan hasil.
b. Contoh uji disiapkan minimal sebanyak 3 buah.
2. Contoh tanah tak terganggu
a. Keluarkan contoh tanah dari tabungnya dengan menggunakan alat pengeluar
contoh tanah, dan bagi menjadi 3 bagian yang sama, tinggi contoh harus lebih
sedikit dari tabung pencetak.
CATATAN : Apabila dijumpai partikel tanah > 1/6 diameter benda uji, lakukan
pengujian analisis pembagian butiran untuk konfirmasi hasil pengujian.
b. Ukur tinggi dan diameter dalam dari tabung pencetak masing-masing pada 3
tempat yang berbeda dan rata-ratakan hasilnya guna menentukan volume.
c. Olesi bagian dalam tabung pencetak contoh uji dengan minyak oli.
d. Cetak contoh uji dengan menggunakan tabung pencetak yang ditusukkan pada
contoh tanah yang telah dikeluarkan pada butir C.2.a.
D. Pelaksanaan
1. Persiapan sebelum pengujian
a. Periksa semua slang dan pipa yang menghubungkan bejana utama yang berisi
air, pemberi tekanan sel, alat ukur tekanan dan ke atas triaksial terisi dengan air
yang bebas udara.
b. Periksa dan siapkan sistem pemberi tekanan sel.
c. Periksa karet-karet pembungkus terhadap kemungkinan terjadinya kebocoran.
2. Pemasangan benda uji pada sel triaksial
a. Letakkan contoh uji pada alas tempat kedudukan contoh uji di dalam sel
triaksial.
b. Ambil karet pembungkus dan masukan ke dalam tabung pengembang serta
ikatkan kedua ujungnya pada tabung pengembang sehingga saat tabung dihisap,
karet pembungkus melekat pada dinding dalam tabung.
c. Dalam keadaan demikian, masukkan tabung pengembang tersebut ke dalam
benda uji dengan hati-hati, masukkan penutup atas ke dalam karet, sehingga
penutup duduk di atas contoh uji, lepaskan hisapan pada tabung pengembang.
d. Lepaskan bagian atas karet dari tabung pengembang dan keluarkan tabung
pengembang dari benda uji.
E. Hitungan
1. Regangan aksial
L
.100 , dimana L = a.10-3
Lo
keterangan:
A = luas penampang rata-rata contoh uji tanah pada regangan tertentu, cm2
Ao = luas penampang rata-rata contoh uji tanah sebelum diuji, cm2
3. Tegangan deviator
P
1 3 , dimana P = x . faktor kalibrasi
A
keterangan:
1 3 = tegangan deviator, kg/cm2
P = gaya aksial, kg
x = pembacaan proving ring
4. Tegangan utama major
P
1 3
A
keterangan:
1 = tegangan utama major, kg/cm2
3 = tegangan sel, kg/cm2
A. Maksud
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan koefisien permeabilitas dari sampel
tanah yang dipadatkan. Percobaan tersebut digunakan sistem falling head permeability
dengan nama alat compaction permeameter.
B. Peralatan
1. Compaction permeameter.
2. Stop watch
3. Mold
4. Standard proctor hammer.
5. Sieve No.40
C. Pelaksanaan
1. Cara penempatan sampel dalam mold:
a. Buka tutup atas mold (collar).
b. Masukan sampel tanah lolos ayakan no. 40 ke dalam mold 1/3 bagian dari mold,
lalu tumbuk dengan proctor hammer sampai kepadatan tertentu.
c. Ulangi pemadatan untuk lapisan-lapisan berikutnya.
d. Setelah pemadatan selesai lalu siapkan collar bawah.
e. Tempatkan pegas pada collar bawah, lalu batu pori dan mesh penyaring.
f. Lalu tempatkan mold yang sudah berisi benda uji diatas collar bawah.
g. Setelah mold di tempatkan di atas collar bawah, lalu susun lagi diatas mold
tersebut dengan mesh penyaring, batu pori dan pegas penekan, lalu tempatkan
collar atas dan tutup collarnya.
h. Kencangkan mur-mur penjepitnya dengan kuat untuk mencegah kebocoran.
i. Sambungkan selang dari buret ke lubang pemasukan, lalu sambungkan pula
selang ke kran pengeluaran.
j. Isi buret dengan air sampai batas maksimum buret, lalu alirkan air tersebut
dengan membuka kran buret, bila pada aliran air pertama tidak keluar dari kran
mold maka tambahkan air lagi dari buret tersebut.
k. Setelah air keluar dari kran mold teruskan sampai debitnya konstan lalu tutup
kembali kran buret.
2. Cara pengujian:
a. Isi buret dengan air sampai skala teratas lalu catat ketinggian airnya, lalu alirkan
lagi air tersebut bersamaan dengan menghidupkan stop watch, setelah mencapai
waktu tertentu hentikan aliran air bersamaan dengan stop watch.
Diktat Praktikum Mekanika Tanah II 19
Laboratorium Mekanika Tanah Program Studi Teknik Sipil - UTY
b. Catat penurunan airnya beserta waktu yang dicapai pada percobaan tersebut.
D. Hitungan
Koefisien permeabilitas dihitung dengan persamaan berikut:
a.( l ) h0
K . ln
A.t h1
keterangan:
K = koefisien permeabilitas, cm/detik
a = luas penampang buret bagian dalam, cm2
A = luas penampang sampel tanah, cm2
t = waktu yang dibutuhkan, detik
h0 = head awal, cm
h1 = head akhir, cm
^l = perubahan tinggi air (h0-h1), cm
A. Maksud
Pekerjaan pengeboran dilakukan untuk mengambil contoh tanah dari berbagai
kedalaman, biasanya dilakukan disamping lubang sondir agar didapatkan korelasi
anatara kekuatan tanah dan jenis tanah yang dikandungnya.
B. Peralatan
1. Stang bor.
2. Bor iwan dan bor pahat.
3. Pemutar bentuk T.
4. Soket atau stick aparat.
5. Stang pemutar.
6. Tabung contoh.
7. Kepala penumbuk.
8. Kunci pipa, palu besi dan sikat baja.
9. Peralatan penunjang seperti: parafin, pelurus stang, sample extruder, centong,
kompor lapangan, mangkok pengaduk dan kaleng tempat contoh.
C. Pelaksanaan
1. Bersihkan daerah di sekitar lubang yang akan dibor.
2. Pasang bor iwan (untuk tanah lunak) atau bor pahat (untuk tanah keras) pada stang
bor lalu pasang pemutarnya.
3. Tekan bor iwan kedalam tanah sambil diputar, setelah contoh tanah mengisinya
sampai penuh kemudian diangkat dengan hati-hati.
4. Keluarkan contoh tanah dari dalam bor iwan untuk dibuat deskripsi jenis tanah dan
bahan dikandungnnya. Simpan dalam kaleng tempat contoh dan diberi label, yang
berisi keterangan nomor titik, kedalaman, lokasi, tanggal pengeboran, dll.
5. Ulangi langkah butir C.3 dan C.4 sampai tercapai kedalaman yang diinginkan,
contoh tanah yang didapat adalah contoh tanah tidak asli (disturbed sample) dan
hanya digunakan untuk keperluan klasifikasi dan deskripsi tanah.
6. Untuk mendapatkan contoh tanah asli (undisturbed sample) digunakan tabung
contoh. Bor iwan tadi diganti dengan tabung contoh yang telah disambung dengan
soket/stick aparat, masukan kedalam lubang yang telah terbentuk.
Bila tanahnya cukup lunak, tabung contoh ditekan perlahan-lahan sampai masuk
sedalam 40 cm kemudian diputar satu kali untuk melepaskan/memotong contoh
Diktat Praktikum Mekanika Tanah II 21
Laboratorium Mekanika Tanah Program Studi Teknik Sipil - UTY
tanah pada dasar tabung kemudian diangkat. Bila tanahnya cukup keras sehingga
tabung tidak dapat ditekan masuk, gunakan palu untuk memukulnya perlahan-
lahan.
7. Setelah didapat contoh tanah asli dlam tabung, lepaskan soket/stick aparat lalu
dinding luar tabung dibersihkan. Potong bagian ujung tanah setebal 1 cm untuk
tempat cairan lilin.
8. Sementara tabung dibersihkan, panaskan parafin (lilin padat) menjadi lilin cair
diatas kompor, kemudian tuangkan liin cair tersebut pada salah satu ujung tabung
lalu tunggu sampai mengering, kemudian lakukan hal yang sama untuk ujung yang
lainnya. Dengan demikian contoh tanah sudah terlindungi dari pengaruh udara
sekitarnya.
9. Tuliskan label yang berisi nomor titik bor, kedalaman, bagian atas atau bawah,
tanggal pengambilan contoh, dll.
10. Contoh tanah asli sebaiknya dimasukan kembali kedalam tabung pelindung
terutama bila tempat pemeriksaan/laboratorium cukup jauh dari tempat pengeboran.
A. Maksud
Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh parameter-parameter perlawanan
penetrasi lapisan tanah di lapangan, dengan alat sondir (penetrasi quasi statik).
Parameter tersebut berupa perlawanan konus (qc), perlawanan geser (fs), angka banding
geser (Rf), dan geseran total tanah (Tf), yang dapat dipergunakan untuk interpretasi
perlapisan tanah dan bagian dari desain fondasi.
B. Peralatan
1. Mesin sondir kapasitas 5 ton.
2. Pipa dorong dan batang dalam, terbuat dari baja dengan panjang 1,00 m.
3. Mantle cone (patent konus) dan friction cone (bikonus).
4. Dua buah manometer, yaitu manometer berkapasitas 60 kg/cm2 dan 500 kg/cm2.
5. Adaptor tekan dan adaptor tarik.
6. Empat buah jangkar spiral.
7. Stang pemutar dan T pemutar.
8. Dua buah ambang panjang duah buah ambang pendek.
9. Kunci peralatan.
C. Pelaksanaan
1. Bersihkan lokasi percobaan lalu pasanglah dua atau empat jangkar spiral sesuai
dengan kondisi tanah dengan jarak tertentu agar cocok dengan kaki sondir.
2. Jepitlah kaki sondir dengan ambang panjang dan ambang pendek sehingga tepat
pada jangkar yang sudah dipasang tadi, lalu atur posisi agar tegak lurus dengan cara
mengendurkan kunci tiang samping sondir.
3. Isi oli hidrolik dengan cara:
a. Putar engkol pemutar ke kanan sehingga ruang oli terangkat.
b. Bukalah baut penutup lubang pengisian oli dan kedua manometer. Buka kedua
kran manometer lalu pasang kunci piston pada ujung piston.
c. Tekan kunci piston ke atas sampai oli keluar semua.
d. Setelah oli yang lama habis, pasang kedua manometer tadi (kran tetap terbuka).
Isilah oli dari lubang pengisian oli sampai penuh (kunci piston ditarik ke
bawah). Gerakan kunci piston naik turun untuk menghilangkan gelembung
udara. Setelah tidak ada gelembung udara tersisa, tutup lubang pengisian oli
tersebut. Ruang oli harus terisi sampai penuh.
12. Putar kembali engkol pemutar berlawanan arah lalu posisi treker dipindahkan
kembali menjadi posisi lubang terpotong, lakukan penekanan kembali sejarak 20
cm berikutnya dan ulangi langkah butir C.9 sampai dengan C.11.
13. Setelah mencapai kedalaman 1 m, pipa dorong perlu ditambah, caranya terlebih
dahulu dinaikan piston penekan supaya pipa dorong dapat disambung. Gunakan
kunci pipa untuk mengencangkannya. Ulangi langkah butir C.5 sampai C.12.
14. Setelah mencapai kedalaman tanah keras (tanahan konus lebih besar dari 400
kg/cm2) penyelidikan dihentikan. Pipa dorong yang sudah tertanam dicabut kembali
dengan cara sebagai berikut:
a. Putar engkol pemutar agar piston penekan terangkat.
D. Hitungan
1. Perlawanan konus (qc)
Nilai perlawanan konus (qc) dengan ujung konus saja yang terdorong, dihitung
dengan menggunakan persamaan:
C w . A pi
qc
Ac
fs
Rf .100
qc
Tf = fs x 20
A. Maksud
Maksud percobaan adalah untuk evaluasi kekuatan atau daya dukung (CBR) tanah
dasar dan lapis fondasi jalan dengan suatu prosedur yang cepat, yaitu dengan
menggunakan Dynamic Cone Penetrometer (DCP). Pengujian tersebut memberikan
kekuatan lapisan bahan sampai kedalaman 90 cm di bawah permukaan yang ada dengan
tidak melakukan penggalian sampai kedalaman pada pembacaan yang diinginkan.
B. Peralatan
Alat penetrometer konus dinamis (DCP) terdiri dari tiga bagian utama yang satu
sama lain harus disambung sehingga cukup kaku.
1. Bagian atas:
a. Pemegang.
b. Batang bagian atas diameter 16 mm, tinggi-jatuh setinggi 575 mm.
c. Penumbuk berbentuk silinder berlubang, berat 8 kg.
2. Bagian tengah:
a. Landasan penahan penumbuk terbuat dari baja.
b. Cincin peredam kejut.
c. Pegangan untuk pelindung mistar penunjuk kedalaman.
3. Bagian bawah:
a. Batang bagian bawah, panjang 90 cm, diameter 16 mm.
b. Batang penyambung, panjang antara 40 cm sampai dengan 50 cm, diameter 16
mm dengan ulir dalam di bagian ujung yang satu dan ulir luar di ujung lainnya.
c. Mistar berskala, panjang 1 meter, terbuat dari plat baja.
d. Konus terbuat dari baja keras berbentuk kerucut di bagian ujung, diameter 20
mm, sudut 60 atau 30.
e. Cincin pengaku.
C. Pelaksanaan
1. Sambungkan seluruh bagian peralatan dan pastikan bahwa sambungan batang atas
dengan landasan serta batang bawah dan kerucut baja sudah tersambung dengan
kokoh.
2. Letakkan alat DCP pada titik uji di atas lapisan yang akan diuji.
3. Pegang alat yang sudah terpasang pada posisi tegak lurus di atas dasar yang rata
dan stabil, kemudian catat pembacaan awal pada mistar pengukur kedalaman.
D. Hitungan
Cara menentukan nilai CBR:
1. Periksa hasil pengujian lapangan yang terdapat pada formulir pengujian
penetrometer konus dinamis (DCP) dan hitung akumulasi jumlah tumbukan dan
akumulasi penetrasi setelah dikurangi pembacaan awal pada mistar penetrometer
konus dinamis (DCP).
2. Plotkan hasil pengujian lapangan pada grafik hubungan kumulatif (total) tumbukan
dan kumulatif penetrasi yang terdiri dari sumbu tegak dan sumbu datar, pada bagian
tegak menunjukkan kedalaman penetrasi dan arah horizontal menunjukkan jumlah
tumbukan.
3. Tarik garis yang mewakili titik-titik koordinat tertentu yang menunjukkan lapisan
yang relatif seragam.
4. Hitung kedalaman lapisan yang mewakili titik-titik tersebut, yaitu selisih antara
perpotongan garis-garis, dalam satuan mm.
5. Hitung kecepatan rata-rata penetrasi (DCP, mm/tumbukan atau cm/tumbukan)
untuk lapisan yang relatif seragam.
Diperiksa/Asisten Penguji/Mahasiswa
() ()
Diperiksa/Asisten Penguji/Mahasiswa
() ()
Diperiksa/Asisten Penguji/Mahasiswa
() ()
Diperiksa/Asisten Penguji/Mahasiswa
() ()
Diperiksa/Asisten Penguji/Mahasiswa
() ()
Berat jenis,
( )
Rata-rata
t 90 ........
t 90 ........
t 90 ........
Ht 1 . H o H 1
2
Penurunan Perubahan Perubahan Angka Tebal
Beban, p
maksimum tebal, H angka pori pori akhir 2
t90 t 90 Cv 0,848.H t
2 t 90
(detik)
(kg/cm2) (cm) (cm) e = H/Hs e=eo-e H1=Ho-H (cm) (menit) 2
(cm /detik)
0,25
0,50
1,00
2,00
4,00
8,00
e c eb
Cc =
p
log b
pc
eo ec
Cr =
pc
log
po
dimana po = b . h
po = .. pc = .. pb = ..
PENGUJIAN TRIAKSIAL UNTUK TANAH KOHESIF DALAM KEADAAN UNCONSOLIDATED UNDRAINED (UU)
Diameter awal rata-rata (D) = .. cm Tinggi benda uji (Lo) = .. cm Luas tampang (Ao) = .. cm2
Tegangan sel (3) = .. kg/cm2 Faktor kalibrasi = .. kgf/div
PENGUJIAN TRIAKSIAL UNTUK TANAH KOHESIF DALAM KEADAAN UNCONSOLIDATED UNDRAINED (UU)
Diameter awal rata-rata (D) = .. cm Tinggi benda uji (Lo) = .. cm Luas tampang (Ao) = .. cm2
Tegangan sel (3) = .. kg/cm2 Faktor kalibrasi = .. kgf/div
PENGUJIAN TRIAKSIAL UNTUK TANAH KOHESIF DALAM KEADAAN UNCONSOLIDATED UNDRAINED (UU)
Diameter awal rata-rata (D) = .. cm Tinggi benda uji (Lo) = .. cm Luas tampang (Ao) = .. cm2
Tegangan sel (3) = .. kg/cm2 Faktor kalibrasi = .. kgf/div
a =
= arc.sin (tan )
=
Kesimpulan:
..
Diperiksa/Asisten Penguji/Mahasiswa
() ()
Hasil Pengamatan:
Kedalaman
Lubang Deskripsi Tanah Sketsa
(cm)
Kesimpulan:
Proyek : Cuaca :
Lokasi : Tanggal :
No. Sondir : Dikerjakan oleh :
Kedalaman : Diperiksa oleh :
Hasil Pengamatan:
Kedalaman Cw Tw qc fs fs . 20 cm Tf Rf
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm) (kg/cm) (%)
C w . A pi
qc
Ac
(Tw C w ). Api
fs
As
fs
Rf .100
qc
Tf = fs x 20
Proyek : Tanggal :
Lokasi : Dikerjakan oleh :
Km / Sta : Diperiksa oleh :
Komulatif
Banyak Komulatif Penetrasi DCP CBR
Penetrasi
Tumbukan Tumbukan (mm) (mm/tumbukan) %
(mm)
Nilai CBR = %
EVALUATION FORM
Skor Keterangan Kondisi
Sangat baik Konsisten mengerjakan praktikum, persiapan sangat baik,
5
kooperatif.
Baik
4 Dapat mengerjakan praktikum dengan persiapan baik, kooperatif.
Sedang Jarang berpartisipasi dalam praktikum, persiapan minim, masih
3
kooperatif.
Kurang Biasanya gagal menyelasaikan percobaan, jarang melakukan
2
persiapan.
Sangat kurang Biasanya gagal menyelesaikan percobaan, tidak melakukan
1
persiapan.
0 No show Tidak ada partisipasi sama sekali.
Evaluator
( )
Time New
Format sampul Roman, 18
LAPORAN PRAKTIKUM
MEKANIKA TANAH II
Time New
Roman, 20
Ukuran 6 cm x 6 cm
Margin atas : 4 cm
Margin kanan : 3 cm
Margin bawah : 3 cm
Margin kiri : 4 cm
Disusun oleh :
Kelompok XXX
1. Nama, Nim
2. Nama, Nim
3. Nama, Nim
4. Nama, Nim
5. Nama, Nim
Time New Roman, 18