Anda di halaman 1dari 62

BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM

BAHAN PERKERASAN JALAN


EDISI VI

DISUSUN OLEH :
Ir. Dra. Erna Savitri, MT
Ir. Imam Hagni Puspito, MT
Ir. Akhmad Dofir, MT ( Ka.Prodi Sipil )

PENERBIT
LABORATORIUM JALAN & ASPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2015

Hanya digunakan untuk lingkungan FTUP

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LEMBAR PENGESAHAN
MODUL PRAKTIKUM : PERKERASAN JALAN

Modul ini disahkan pada :

Hari / tanggal : ........................................

Oleh : Ketua Prodi Teknik Sipil

Dengan ini menyatakan bahwa modul ini berlaku 5 ( lima ) tahun, terhitung mulai disahkannya
modul ini.

Jakarta, 23 Januari 2015


Prodi teknik sipil
Fakultas Teknik Universitas Pancasila
Ketua,

Ir. Akhmad Dofir, MT

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM
BAHAN PERKERASAN JALAN

EDISI VI

Penyusun,
- ................
- ................

Tempat dan Tanggal,


JAKARTA, Januari 2015

Penerbit,
LABORATORIUM JALAN & ASPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA
Jakarta

Percetakan,
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA
Jakarta

Catatan,
- Hanya dipergunakan dalam lingkungan FTUP
- Dilarang memperbanyak/menggandakan serta memperdagangkan tanpa seijin dan
sepengetahuan penerbit/penulis.

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah kepada Allah swt dengan terbitnya buku “Pedoman
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan” Edisi VI yang mana merupakan pengembangan dan
perbaikan dari Pedoman yang terdahulu.

Buku ini dititik beratkan pada materi-materi standar yang dipergunakan di Indonesia dan selalu
disesuaikan dengan perkembangan saat ini baik dari seminar-seminar, pendidikan/pelatihan,
pelaksanaan lapangan maupun dari pengalaman selama pelaksanaan praktikum serta ditunjang
dari berbagai sumber pustaka.

Harapan kami, semoga dengan adanya buku pedoman ini para praktikan dapat dengan mudah
memahami prosedur-prosedur penggunaan peralatan laboratorium untuk mendapatkan hasil
pengujian yang akurat.

Kritik dan saran sangat kami butuhkan baik pengguna maupun dari pihak-pihak yang secara tidak
langsung sebagai pengguna untuk penyempurnaan buku ini.

Jakarta, 23 Januari 2015

Laboratorium Jalan & Aspal


Fakultas Teknik Universitas Pancasila
Kepala,

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. i


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… ii
TATA TERTIB …………………………………………………………………… iii

Bab I. PEMERIKSAAN ASPAL ………………………………………………. 1


1.2 Penetrasi Aspal ………………………………………….. ………… 1
1.2 Titik Nyala & Titik Bakar…………………………………………... 5
1.3 Titik Lembek ……………………………………………………….. 7
1.4 Berat Jenis Aspal Keras…………………………………………….. 10
1.5 Kelekatan Aspal pada Batuan ……………………………………… 12

Bab. II. PEMERIKSAAN AGREGAT ………………………………………….. 15


2.1. Analisa Saringan Agregat ………………………………………….. 15
2.2. Berat Jenis & Penyerapan Agregat Kasar …………………………. 20
2.3. Berat Jenis & Penyerapan Agregat Halus …………………………. 24
2.4. Berat Isi Agregat Kasar dan Halus ………………………………… 28
2.5. Kadar Air Agregat …………………………………………………. 33
2.6. Kadar Lumpur dan Lempung Agregat …………………………….. 36
2.7. Kadar Organik Agregat Halus ……………………………………… 39
2.8. Pemeriksaan Sand Equivalent ……………………………………... 42
2.9. Pemeriksaan Soundness …………………………………………… 46
2.10. Analisa Kekuatan Gores …………………………………………… 50
2.11. Pemeriksaan Abrasi ………………………………………………… 53
2.12. Pemeriksaan Impact ……………………………………………….. 57
2.13. Analisa Bentuk Agregat …………………………………………… 61
2.14. Pemeriksaan Bulking Factor ……………………………………….. 64

Bab III. PEMERIKSAAN CAMPURAN ASPAL ……………………………… 68


3.1. Aspal Kompaksi / Job Formula (Mix Design) ………………………68
3.2. Pemeriksaan Marshall ……………………………………………… 73

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………77


LAMPIRAN-LAMPIRAN

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


TATA TERTIB

A. UMUM

1. Peserta praktikum adalah mahasiswa yang namanya terdaftar sebagai mahasiswa FTUP
periode berjalan.
2. Peserta praktikum harus mematuhi peraturan yang berlaku di Laboratorium Jalan dan
Aspal FTUP.
3. Praktikan hadir 15 ( lima belas ) menit sebelum praktikum dimulai, lewat batas tersebut
praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
4. Praktikan harus hadir dan mengisi daftar hadir yang disediakan oleh Laboratorium Jalan
dan Aspal untuk setiap kegiatan, mulai dari penjelasan teori sampai berlangsungnya
praktikum.
5. Penggunaan alat harus selalu atas ijin dan pengawasan Asisten yang bertugas serta
menggunakan surat peminjaman alat.
6. Pemakaian alat harus sesuai cara dan kapasitas alat.
7. Praktikan harus menjaga dengan sebaik-baiknya semua alat yang dipakai, kerusakan yang
terjadi akibat kecerobohan dari praktikan adalah menjadi tanggung jawab praktikan.
8. Alat- alat yang diperhunakan harus dikembalikan dalam keadaan baik, bersih dan tetap
berfungsi.

B. PELAKSANAAN

1. Praktikan tidak diperkenankan meninggalkan praktikum, bila hal ini terjadi maka
praktikan dinyatakan tidak mengikuti praktikum.
2. Data – data hasil pemeriksaan harus diketahui asisten yang bersangkutan.
3. Laporan praktikum yang di serahkan adalah laporan yang telah disetujui oleh asisten yang
bersangkuta.
4. Laporan praktikum dibuat per grup sesuai dengan format yang telah ditentukan

C. CATATAN

1. Praktikan yang tidak lengkap mengikuti praktikum dinyatakan gagal dan diwajibkan
untuk mengulang pada periode berikutnya.
2. Alat – alat praktikum yangrusak/pecah oleh ass yang bersangkutan, wajib mengganti alat
tersebut paling lambat 1 bulan setelah praktikum.

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


I. PENETRASI ASPAL

I.1. PENETRASI ASPAL


SNI 06 – 2438 – 1991
I. MAKSUD

Untuk menentukan Penetrasi Aspal

II. TUJUAN

Untuk mendapatkan nilai PEN Aspal yang diinginkan, nilai tersebut digunakan untuk
mendisain campuran.

III. PERALATAN

1. Alat penetrasi
2. Jarum penetrasi
3. Beban
4. Tin Box
5. Bak Perendam
6. Stop Wacth
7. Termometer
8. Kompor

IV. BAHAN

1. Aspal keras
2. Air bersih

V. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Panaskan aspal keras kurang lebih cukup untuk mengisi 2 buah tin box secara
perlahan-lahan sampai mencair dan bisa dituangkan dengan waktu pemanasan lebih
kecil dari 30 menit
2. Selama pemanasan aduk perlahan-lahan agar udara tidak masuk kedalam contoh.
3. Tutup tin box agar benda uji tidak kena debu, diamkan selama 1-1,5 jam untuk tin box
kecil, 1,5-2 jam untuk tin box besar pada ruang AC/kulkas dengan temperature 15°C –
30°C.
4. Pasang jarum pada pluyer head.
5. Letakan pemberat 500gr diatas jarum untuk memperoleh beban 100gr berikut berat
pluyer head.
6. Pindahkan tempat air beserta benda uji kebawah alat penetrasi.
7. Turunkan jarum berlahan-lahn sehingga jarum tersebut menyentuh permukaan benda
uji, kemudian aturlah angka nol di arloji penetrometer sehingga jarum penunjuk
berimpit diangka nol.
8. Lepaskan pemegang jarum serentak jalankan stop watch selama jangka waktu 5 detik.
9. Arloji penetrometer berputar dan bacalah angka penetrasi yang berimpit dengan jarum
penunjuk. Bulatkan hingga angka 0,1 mm terdekat.

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Tepl. 7270086 ext. 326

Lamp. Surat / Lap. No. : …………………….. Dikerjakan tgl : …………….……………


No. / Jenis Material : …………………….. Dikerjakan oleh : …………….……………
Instansi : …………………….. Diperiksa oleh : …………….……………
Proyek / Pekerjaan : ……………………..

TEST PENETRASI

Contoh dipanaskan Mulai Pk Suhu oven : ………  C


Selesai Pk
Didiamkan pada suhu ruang Mulai Pk
Selesai Pk
Direndam pada 25°C Mulai Pk
Selesai Pk
Pemeriksaan Penetrasi pada 25°C Mulai Pk
Selesai Pk

PENETRASI PADA 25°C, 100 I II III IV V VI


GRAM, 5 DETIK

Pengamatan 1.
2.
3.
4.
5.
RATA – RATA / CONTOH
RATA – RATA PERCOBAAN
PENETRASI ASPAL ( PEN )

BATASAN PEN 40 PEN 60 PEN 80


40 – 59 60 – 79 80 – 99
0,1 mm 0,1 mm 0,1 mm

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


1.2. TITIK NYALA & TITIK BAKAR

I. MAKSUD

Untuk menentukan titik nyala dan titik bakar dari aspal minyak.

II. PERALATAN

1. Termometer 300C
2. Cawan kuningan ( Cleveland open cup )
3. Pelat pemanas ( Hot plate ) atau pembakar ( Bunsen )
4. Batang nyala Bunsen

III. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Panaskan contoh aspal sampai cukup air.


2. Isi cawan Cleveland sampai garis dan hilangkan gelembung udara yang ada dipermukaan
dengan cara membakar bagian atas perlahan.
3. Letakkan cawan di atas pelat pemanas dan aturlah sumber pemanas sehingga terletak di
bawah titik tengah cawan.
4. Letakkan pambakar Bunsen di titik tengah cawan.
5. Letakkan termometer tegak lurus di atas benda uji dengan jarak 6,4 mm di atas dasar
cawan, dan terletak pada satu garis yang menghubungkan titik tengah cawan dan titik
poros nyala Bunsen. Kemudian aturlah sehingga poros termometer terletak pada jarak ¼
diameter cawan dari tepi.
6. Nyalakan Bunsen dan atur pemanas sehingga kenaikkan suhu teratur 15  C per menit
sampai suhu 56  C di bawah titik nyala perkiraan.
7. Atur kecepatan pemanasan 5  C – 6  C per menit pada suhu antara 56  dan 28  C di
bawah titik nyala perkiraan.
8. Putar batang nyala Bunsen melalui permukaan cawan (dari tepi ke tepi cawan) dalam
waktu 1 detik. Ulangi pekerjaan tersebut tiap kenaikkan temperatur 2  C.
9. Ulangi prosedur 8 – 9 sampai terlihat nyala singkat pada suatu titik di atas permukaan
benda uji.
Baca temperatur dan catat titik nyala.
10. Lanjutkan prosedur 11 sampai terlihat nyala agak lama kurang lebih selama 3 detik di
atas permukaan benda uji.
Baca temperatur dan catat titik bakar.

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Tepl. 7270086 ext. 326

Lamp. Surat / Lap. No. : …………………….. Dikerjakan tgl : …………….……………


No. / Jenis Material : …………………….. Dikerjakan oleh : …………….……………
Instansi : …………………….. Diperiksa oleh : …………….……………
Proyek / Pekerjaan : ……………………..

PEMERIKSAAN TITIK NYALA

Pembukaan contoh Contoh dipanaskan Pembacaan waktu Pembacaan suhu oven


Mulai jam : …………………. Temp = …………  C
Selesai jam : ………………….
Penuangan contoh …………………. Pembacaan suhu me-
Menentukan titik Mulai jam : nuang …………..  C
nyala / contoh Selesai jam : ………………….
Kenaikkan suhu Sampai 56  di cth 1. cth 2.
2 contoh bawah titik nyala
Mulai jam : …….. …….. 15  / menit
Selesai jam : …….. ……..
Antara 56  C s/d 5  C s/d 6  C per menit
28  C di bawah
titik nyala
Mulai jam : …….. …….. Titik nyala
Selesai jam : …….. …….. Perkiraan : ……… C

 C di bawah titik nyala Waktu C Titik nyala

56 ………….. ………….. …………..


51 ………….. ………….. …………..
46 ………….. ………….. …………..
41 ………….. ………….. …………..
36 ………….. ………….. …………..
31 ………….. ………….. …………..
26 ………….. ………….. …………..
21 ………….. ………….. …………..
16 ………….. ………….. …………..
11 ………….. ………….. …………..
6 ………….. ………….. …………..
1 ………….. ………….. …………..

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


1.3. TITIK LEMBEK

I. MAKSUD

Untuk menentukan titik lembek aspal.

II. PERALATAN

1. Termometer 100  C
2. Cincin kuningan
3. Bola baja, diameter 9,5 mm, berat 3,45 sampai 3,55 gram
4. Alat pengarah bola
5. Bejana gelas, tahan panas
6. Dudukan benda uji
7. Penjepit
8. Kasa asbes
9. Statip
10. Pelat pemanas (hot plate) atau pembakar (bunsen)

III. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Panaskan contoh perlahan-lahan sambil diaduk terus hingga cair merata.


2. Siapkan 2 buah cincin dan letakkan kedua cincin di atas pelat kuningan yang telah diberi
lapisan campuran talk dan glycerin.
3. Tuang contoh kedalam 2 cincin, suhu pemanasan ter tidak melebihi 56  C di atas titik
lembeknya dan untuk aspal tidak melebihi 111  C di atas titik lembeknya. Waktu
pemanasan ter tidak melebihi 30 menit dan aspal tidak melebihi 2 jam.
4. Setelah dingin, ratakan permukaan contoh dalam cincin dengan pisau yang telah
dipanaskan.
5. Pasang dan aturlah kedua benda uji di atas kedudukannya dan letakkan pengarah bola di
atasnya, kemudian masukkan seluruh peralatan tersebut ke dalam bejana gelas.
6. Isi bejana dengan air suling baru dengan suhu 5  C sehingga tinggi permukaan air
berkisar antara 101,6 mm sampai 108 mm. Letakkan termometer diantara kedua benda
uji (12,7 mm dari tiap cincin).
7. Periksa dan atur jarak antara permukaan pelat dasar dengan dasar benda uji 25,4 mm.
8. Letakkan bola baja di atas dan di tengah permukaan masing-masing benda uji dengan
menggunakan penjepit dan pasang kembali pengarah bola.
9. Panaskan bejana sehingga kenaikkan suhu 5  C per menit. Untuk 3 menit pertama
perbedaan kecepatan pemanasan tidak boleh melebihi 0,5  C.
10. Catat suhu pada setiap bola menyentuh pelat dasar. Untuk percobaan duplo catat hasil
pengamatan saat bola menyentuh pelat dasar dan bulatkan sampai 0,5  C terdekat.

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Tepl. 7270086 ext. 326

Lamp. Surat / Lap. No. : …………………….. Dikerjakan tgl : …………….……………


No. / Jenis Material : …………………….. Dikerjakan oleh : …………….……………
Instansi : …………………….. Diperiksa oleh : …………….……………
Proyek / Pekerjaan : ……………………..

PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK

Pembukaan contoh Contoh dipanaskan Pembacaan waktu Pembacaan suhu oven


Mulai jam : ………………….
Selesai jam : …………………. Temp = …………  C
Mendinginkan Didiamkan pada
contoh suhu ruang
Mulai jam : ………………….
Selesai jam : ………………….
Pembacaan suhu lemari es.
Mencapai suhu Direndam pada
Tem =
suhu 5  C
Pemeriksaan Mulai jam : ………………….
Selesai jam : ………………….
Pemeriksaan Titik lembek
Mulai jam : ………………….
Selesai jam : ………………….

Suhu yang Waktu (dt) Titk Lembek  C


No. diamati :
C F I II I I
1. 5 41
2. 10 50
3. 15 59
4. 20 68
5. 25 77
6. 30 86,6
7. 35 95
8. 40 104
9. 45 113
10. 50 122
11. 55 131

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


1.4. BERAT JENIS ASPAL KERAS

I. MAKSUD

Untuk menentukan berat jenis aspal keras.

II. PERALATAN

1. Termometer
2. Bak perendam
3. Piknometer
4. Air suling 1000 cm3
5. Bejana gelas

III. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Panaskan contoh aspal keras 50 gram sampai cair dan aduk. Pemanasan tidak boleh
lebih dari 30 menit pada suhu 56  C di atas titik lembek.
2. Isi bejana dengan air suling sehingga diperkirakan bagian atas piknometer yang tidak
terendam 40 mm.
3. Kemudian rendam dan jepitlah bejana dalam bak perendam hingga terendam 100 mm.
Suhu bak perendam 25  C (di ruang AC).
4. Bersihkan, keringkan dan timbanglah piknometer dengan ketelitian 0,01 gr (A).
5. Angkat bejana dari bak perendam dan isi piknometer dengan air suling kemudian tutup
piknometer tanpa ditekan.
6. Letakkan piknometer dalam bejana dan tekanlah penutup hingga rapat, kembalikan
bejana berisi piknometer ke dalam bak perendam dan diamkan 30 menit, kemudian
angkat piknometer dan keringkan dengan lap, kemudian timbang dengan ketelitian 0,01
gr (B).
7. Tuangkan benda uji dalam piknometer yang telah kering hingga terisi ¾ nya.
8. Biarkan piknometer sampai dingin selama 40 menit dan kemudian timbang dengan
ketelitian 0,01 gr (C).
9. Isi piknometer yang berisi benda uji dengan air suling dan tutuplah tanpa ditekan,
diamkan agar gelembung-gelembung udara keluar.
10. Angkat bejana dari bak perendam dan letakkan piknometer di dalamnya dan kemudian
tekan penutup hingga rapat.
11. Masukkan dan diamkan bejana dalam bak perendam selama 30 menit. Angkat dan
keringkan piknometer dan timbang (D).
12. Hitung berat jenis dengan rumus :

(C  A)
BJ 
( B  A)  ( D C )

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Tepl. 7270086 ext. 326

Lamp. Surat / Lap. No. : …………………….. Dikerjakan tgl : …………….……………


No. / Jenis Material : …………………….. Dikerjakan oleh : …………….……………
Instansi : …………………….. Diperiksa oleh : …………….……………
Proyek / Pekerjaan : ……………………..

BERAT JENIS ASPAL KERAS

Pembukaan contoh Contoh dipanaskan Pembacaan waktu Pembacaan suhu oven


Mulai jam : …………………. Temp = …………  C
Selesai jam : ………………….
Mendinginkan Didiamkan pada
contoh suhu ruang
Mulai jam : ………………….
Selesai jam : ………………….
Mencapai suhu Direndam pada Pembacaan suhu waterbath.
suhu 25  C
Mulai jam : …………………. Temp : …………  C
Selesai jam : ………………….
Pemeriksaan Berat Jenis
Mulai jam : ………………….
Selesai jam : ………………….

Berat piknometer kosong + contoh =………………… gr =………………… gr


Berat piknometer kosong =………………… gr =………………… gr
1. Berat contoh =………………… gr =………………… gr
Berat piknometer + air =………………… gr =………………… gr
Berat piknometer =………………… gr =………………… gr
2. Berat air =………………… gr =………………… gr
Berat piknometer + contoh + air =………………… gr =………………… gr
Berat piknometer + contoh =………………… gr =………………… gr
3. Isi air =………………… gr =………………… gr
Isi contoh = 2 - 3 =………………… gr =………………… gr
Berat contoh
Berat jenis I = = ………………………… gr
Isi contoh

Berat contoh
Berat jenis II = = ………………………… gr
Isi contoh

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


1.5. KELEKATAN ASPAL PADA BATUAN
SNI 06 – 2438 - 1991
SNI 03 – 2439 - 1991

I. MAKSUD

Untuk menentukan kelekatan aspal pada batuan tertentu dalam air.

II. PERALATAN

1. Breaker glass
2. Oven
3. Batang pengaduk
4. Timbangan

III. BAHAN

1. Aspal
2. Agregat kasar 200 gram ( lolos saringan 25 gram, tertahan 19 mm )
3. Air Suling pH 6-7±25 mm

IV. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Cuci 250 gram batu silikat dengan air suling,keringkan pada suhu 125°C selama 5 jam
dan diamkan selama 24 jam pada suhu ruang.
2. Simpan batu tersebut dalam cawan tertutup dan panaskan sampai 40°C dalam oven.
3. Campur 12,5 gr aspal cair atau 15 gr ter pada suhu 70°C lalu adu
4. Letakan batu dalambreaker glass dan tutup.
5. Setelah 30 menit isi breaker glass tadi dengan air suling pada suhu ruang sehingga batu
terendam semua, kemudian letakan breaker glass dalam oven pada suhu 40°C.
6. Setelah 3 jam, ambil breaker glass tersebut dari oven kemudian perkirakan luas batu-
batuan yang tertutup aspal atau ter dengan ketelitian 10%.

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Tepl. 7270086 ext. 326

Lamp. Surat / Lap. No. : …………………….. Dikerjakan tgl : …………….……………


No. / Jenis Material : …………………….. Dikerjakan oleh : …………….……………
Instansi : …………………….. Diperiksa oleh : …………….……………
Proyek / Pekerjaan : ……………………..

PEMERIKSAAN KELEKATAN ASPAL

Pembacaan waktu Hasil pengamatan


dan suhu %

NO I II

Persiapan alat Mulai Jam : .......................... 1.


2.
1. Pemanasan s/d Selesai Jam : ......................... 3.
suhu 40°C 4.
5.
2. Pencampuran 6.
pada suhu 70°C 7.
8.
Pemeriksaan 9.
Mulai Jam : .........................
10.
Pada oven dengan
Selesai Jam : ........................ 11.
suhu 40°C
12.
13.
14.
Berat Batu : ....................... g 15.
16.
Berat Aspal : ....................... g 17.
18.
19.
20.

Contoh
Pelekatan 40°C ( 3 jam )
% dari permukaan
Pengamatan I ..................................................................
Pengamatan II ..................................................................
Rata - Rata ..................................................................

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


II. PEMERIKSAAN AGREGAT
2.1. ANALISA SARINGAN AGREGAT
SNI 1968 – 1990 F
I. MAKSUD
Untuk mengetahui ukuran butiran dan gradasi agregat dari yang kasar sampai yang halus
untuk keperluan design campuran aspal.

II. TUJUAN
Untuk mendapatkan prosentase ukuran agregat ( kasar, Sedang, Halus ) digunakan pada
perhitungan disain campuran ( mix design ).

III. PERALATAN
1. Mesin pengguncang saringan
2. Saringan 1”, ¾”, 3/8”, No.4, No.8, No.30, No.50, No.100, No.200
3. Pan dan cover
4. Timbangan
5. Oven
6. Sample spilter

IV. BAHAN
Agregat ( Kasar, Sedang, Halus )

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil contoh agregat secukupnya gunakan sampel spilter untuk pembagian butir
agregat merata.
2. Timbang contoh agregat yang akan digunakan, kemudian di oven pada suhu 110°C
selama 24 jam atau sampai berat agregatnya tetap.
3. Timbang masing – masing saringan.
4. Susun saringan pada mesin pengguncang, yang paling bawah adalah pan, kemudian
saringan dengan lubang terkecil dan seterusnya sampai saringab dengan lubang
terbesar.
5. Masukan benda uji pada saringan teratas kemudian tutup, jepit susunan saringan
tersebut lalu hidupkan motor mesin pengguncang saringan selama 10 menit.
6. Biarkan selama 5 menit untuk m,emberi kesempatanm debu – debu mengendap.
7. Buka saringan tersebut lalu timbang masing – masing saringan berikut isinya.
8. Hitung berat agregat yang tertahan pada masing – masing saringan.
9. Lanjutkan perhitungan sesuai yang tercantum pada formulir.

VI. PERAWATAN
1. Bersihkan semua saringan segera setelah selesai percobaan, gunakan kuas atau
kompresor angin.
2. Lumasi sentrik mesin pengguncang bila sudah kering.

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Tepl. 7270086 ext. 326

Lamp. Surat / Lap. No. : …………………….. Dikerjakan tgl : …………….……………


No. / Jenis Material : …………………….. Dikerjakan oleh : …………….……………
Instansi : …………………….. Diperiksa oleh : …………….……………
Proyek / Pekerjaan : ……………………..

ANALISA SARING
Berat contoh kering : gram

Ukuran Saringan Berat Persen ∑ Berat Komulatif %


tertahan tertahan tertahan
( gram ) % Tertahan Lewat
a b c d e
38,10 mm ( 1/5” )

19,10 mm ( ¾” )

9,60 mm ( 3/8” )

4,75 mm ( No.4 )

2,36 mm ( No.8 )

0,60 mm ( No.30 )

0,30 mm ( No.50 )

0,15 mm ( No.100 )

0,075 mm ( N0.200 )

PAN

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


2.2. BERAT JENIS & PENYERAPAN AGREGAT KASAR
SNI 1969 – 1990 F
I. MAKSUD
Untuk mengetahui berat jenis agregat kasar dan kemampuan menyerap air.

II. TUJUAN
Untuk mendapatkan nilai berat jenis serta daya serap agregat kasar terhadap campuran
aspal.

III. PERALATAN
1. Dunagan test
2. Saringan No.4
3. Oven
4. Pan
5. timabangan

IV. BAHAN
1. Agregat Kasar
2. Air bersih

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan benda uji yang tertahan saringan No.4 kurang lebih 5 kg
2. Cuci benda uji tersebut lalu keringkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 110°C.
3. Dinginkan dalam ruangan terbuka selama 2 jam lalu rendam dalam air minimal selama
15 jam atau 24 jam.
4. Buang air perendamnya lalu tumpahkan di atas kain yang menyerp air, agregat yang
besar dikeringkan masing – masing dengan kain agar kering permukaan ( SSD ).
5. Timbang agregat yang telah kering permukaannya itu ( A ).
6. Segera masukan kedalam keranjang dunagan kemudian celupkan kedalam container
berisi air.
7. Timbang berat agregat dalam air ( B ).
8. Keringkan agregat dalam oven selama 24 jam pada suhu 110°C, setelah didinginkan,
timbang berat keringnya ( C ).
9. Hitung :

C
Bulk spesific gravity 
AB
A
Bulk spesific gravity ( SSD ) 
AB
C
Apparent spesific gravity 
CB
AC
Absorption / penyerapan  x100%
C
Laboratorium Jalan & Aspal FTUP
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Tepl. 7270086 ext. 326

Lamp. Surat / Lap. No. : …………………….. Dikerjakan tgl : …………….……………


No. / Jenis Material : …………………….. Dikerjakan oleh : …………….……………
Instansi : …………………….. Diperiksa oleh : …………….……………
Proyek / Pekerjaan : ……………………..

BERAT JENIS & PENYERAPAN AGREGAT KASAR

A B Rata – rata

Berat Contoh Kering Oven ( Bk )

Berat Contoh Kering Permukaan Jenuh ( Bj )

Berat Contoh di dalam air ( Ba )

Berat Pan

A B Rata – rata

Bk
Berat Jenis ( Bulk ) 
Bj  Ba

Bj
Berat jenis kering, permukaan jenuh 
Bj  Ba
Bk
Berat jenis semu ( apparent ) 
Bk  Ba

Bj  Bk
Penyerapan ( absorption )  x100%
Bk

Syart ≤ 5 %

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


2.3. BERAT JENIS & PENYERAPAN AGREGAT HALUS
SNI 1969 – 1990 F
I. MAKSUD
Untuk mengetahui berat jenis agregat halus dan penyerapan agregat halus..

II. TUJUAN
Untuk mendapatkan nilai berat jenis serta daya serap agregat halus terhadap campuran
aspal.

III. PERALATAN
1. Timbangan ketelitian o,1 gram
2. Labu ukur 500 ml
3. Kerucut kuningan ( cone )
4. Penumbuk ( tamper )
5. Talam
6. Sendok pengaduk
7. Oven
8. Alat pemisah ( sampel splitter )
9. Saringan No.4
10. Vacuum pump

IV. BAHAN
1. Agregat halus lolos saringan no.4 sebanyak 1 kg
2. Air suling pH 6-7

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil benda uji yang lolos saringan No.4 sebanyak sekitar 1000 gram
2. Buat perempat agar contoh dapat mewakili, atau gunakan alat pemisah ( sampel splitter
) ambil sebanyak 1000 gram
3. Masukan dalam alat pemisah sehingga benda uji tersebut terbagi menjadi dua bagian.
4. Keringkan dalam oven pada suhu 110°C selama 24 jam lalu didinginkan.
5. Rendam selama kurang lebih 24 jam
6. Tebarkan contoh diatas talam lalu aduk – aduk pada panas matahari, sehingga terjadi
proses pengeringan yang merata, atau dengan cara di panaskan diatas kompor.
7. Apabila suhu contoh sudah sama dengan suhu ruang,masukan kedalam kerucut
kuningan dengan tiga bagian, lapisan pertama dipadatkan dengan penumbuk sebanyak
8 tumbukan, lapis kedua 8 tumbukan dan lapis ketiga 9 tumbukan. Jumlah keseluruhan
tumbukan sebanyak 25 kali dengan tinggi jatuh penumbuk 5mm diatas permukaan
contoh secara merata dan jatuh bebas.
8. Bersihkan daerah disekitar kerucut dari agregat yang tercecer.
9. Angkat kerucut tersebut dalam arah vertikal perlahan – lahan.
10. Amati contoh saat terbuka, apabila masih terletak rapih maka contoh masih basah, lalu
keringkan kembali,apabila contoh jatuh lepas keseluruhan, maka contoh terlalu kering,

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


ulangi dengan contoh yang baru ( tidak boleh ditambah air ), berbentuk kerucut, maka
contoh tersebut dinyatakan dalam keadaan SSD ( Saturated Surface Dry ).
11. Masukan dalam pan & cover untuk menghindari penguapan.
12. Amati benda uji yang tercetak tersebut. Bila masih terdapat lapisan air
dipermukaannya, percobaan diulangi lagi setelah dilakukan pengeringan secukupnya.
Bila tidak terdapat lapisan air dipermukaannya atas dan terjadi sedikit penurunan pada
permukaan atas benda uji, berarti sudah tercapai kondisi kering permukaan.
13. Isi labu ukur dengan air suling setengahnya lalu masukan benda uji tadi sebanyak 500
gram, jangan sampai ada butiran yang tertinggal, tambahkan air suling sampai 90%
kapasitas labu ukur.
14. Gunakan pompa vacuum untuk mengeluarkan gelembung – gelembung udara di
dalamnya.
15. Rendam dalam air sehingga suhunya mencapai 23°C, lalu tambahkan air suling sampai
tanda batas.
16. Timabang dengan ketelitian 0,1 gram ( C )
17. Cari berat kering benda uji dengan memenaskannya dalam oven selama 24 jam pada
suhu 110°C ( A ).
18. Isi labu ukur tadi dengan air suling sampai tanda batas, lalu timbang dengan ketelitian
0,1 gram ( B ).

A
Bulk spesific gravity 
B  500  C

500
Bulk spesific gravity ( SSD ) 
B  500  C

A
Apparent spesific gravity 
B AC

500  A
Absorption ( penyerapan ) 
B

VI. PERAWATAN

1. Cuci lalu ukur dengan segera setelah selesai percobaan.


2. Bersihkan permukaan dalam kerucut supaya tetap licin.

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Tepl. 7270086 ext. 326

Lamp. Surat / Lap. No. : …………………….. Dikerjakan tgl : …………….……………


No. / Jenis Material : …………………….. Dikerjakan oleh : …………….……………
Instansi : …………………….. Diperiksa oleh : …………….……………
Proyek / Pekerjaan : ……………………..

BERAT JENIS & PENYERAPAN AGREGAT HALUS

A B Rata – rata

Berat Contoh Kering Permukaan Jenuh ( SSD )

500 gram

Berat Contoh Kering Oven ( Bk )

Berat piknometer diisi air pad 25°C ( B )

Berat piknometer + Contoh ( SSD ) + air (25°C ) ( Bt )

Berat Pan

A B Rata – rata

Bk
Berat Jenis ( Bulk ) 
( B  500)  Bt

500
Berat jenis kering, permukaan jenuh 
( B  500)  Bt
Bk
Berat jenis semu ( apparent ) 
( B  Bk )  Bt

(500  Bk )
Penyerapan ( absorption )  x100%
Bk

Persyaratan umum penyerapan agregat halus : 1 % Berat Jenis : 2,6

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


2.4. BERAT ISI AGREGAT KASAR & HALUS
ASTM C 29 – 78
AASHTO T 19 – 80

I. MAKSUD
Untuk menentukan berat isi atau bobot isi agregat kasar dan halus dalam kondisi lepas dan
padat.

II. TUJUAN
Untuk mendapatkan berat isi agregat kasar dan halus lepas maupun padat dengan
menggunakan alat vibrasi serta nilainya digunakan untuk disain campuran.

III. PERALATAN
1. Timbangan ketelitian o,1 gram Timbangan 100 kg
2. Batang pemadat
3. Container pengukur volume
4. Meja getar
5. Mistar perata

IV. BAHAN
1. Agregat Kasar
2. Agregat Halus

V. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Berat Isi Lepas
1. Timbang berat container ( A ) yang telah diketahui volumenya ( V ).
2. Masukan campuran agregat kasar dengan hati – hati agar tidak terjadi pemisahan
butir, dari ketinggian maksimum 5 cm diatas container dengan menggunakan
sendok / sekop sampai penuh.
3. Ratakan permukaan container dengan mistar perata.
4. Timbang berat container + isi ( C )
5. Hitung berat benda uji = C – A
6. Berat isi lepas CA

V
B. Berat Isi Padat
1. Ambil contoh container isi ( V = 5 I )
2. Timbang container ( A )
3. Masukan agregat kasar ke dalam container tersebut kurang lebih 1/3 bagian lalu
tusuk – tusuk dengan batang pemadat sebanyak 25 kali.
4. Ulangi hal yang sama untuk lapisan kedua.
5. Untuk lapisan terakhir, masukan campuran agregat kasar sehingga melebihio
permukaan atas container ( samapi meluap ) lalu tusuk – tusuk kembali sebanyak 25
kali.
Laboratorium Jalan & Aspal FTUP
6. Letakan diatas meja getar lalu pasang penjepitnya.
7. Hidupkan motor penggerak selama 5 menit sampai tercapai pemadatan maksimum.
8. Ratakan permukaan campuran agregat dengan alat perata.
9. Timbang container berikut isinya ( C )
10. Hitung :

CA
Berat Isi 
V

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Tepl. 7270086 ext. 326

Lamp. Surat / Lap. No. : …………………….. Dikerjakan tgl : …………….……………


No. / Jenis Material : …………………….. Dikerjakan oleh : …………….……………
Instansi : …………………….. Diperiksa oleh : …………….……………
Proyek / Pekerjaan : ……………………..

BERAT ISI AGREGAT KASAR

LEPAS / GEMBUR I II III

A. Berat tempat + benda uji

B. Berat tempat

C. Berat benda uji

D. Berat isi tempat / vol

E. Berat isi benda uji

F. Berat isi benda uji rata - rata

PADAT I II III

A. Berat tempat + benda uji

B. Berat tempat

C. Berat benda uji

D. Berat isi tempat / vol

E. Berat isi benda uji

F. Berat isi benda uji rata - rata

Persyaratan umum : 2,5

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Tepl. 7270086 ext. 326

Lamp. Surat / Lap. No. : …………………….. Dikerjakan tgl : …………….……………


No. / Jenis Material : …………………….. Dikerjakan oleh : …………….……………
Instansi : …………………….. Diperiksa oleh : …………….……………
Proyek / Pekerjaan : ……………………..

BERAT ISI AGREGAT HALUS

LEPAS I II III

A. Berat tempat + benda uji

B. Berat tempat

C. Berat benda uji

D. Berat isi tempat / vol

E. Berat isi benda uji

F. Berat isi benda uji rata - rata

PADAT I II III

A. Berat tempat + benda uji

B. Berat tempat

C. Berat benda uji

D. Berat isi tempat / vol

E. Berat isi benda uji

F. Berat isi benda uji rata - rata

Persyaratan umum : 1,7

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


2.5. KADAR AIR AGREGAT
SNI 1971 – 1990 F

I. MAKSUD
Untuk menentukan berat isi atau bobot isi agregat kasar dan halus dalam kondisi lepas dan
padat.

II. TUJUAN
Untuk mendapatkan berat isi agregat kasar dan halus lepas maupun padat dengan
menggunakan alat vibrasi serta nilainya digunakan untuk disain campuran.

III. PERALATAN
1. Timbangan ketelitian 0,01 gram
2. Oven
3. Cawan kedap air / pan aluminium
4. Desicator
5. Sample spliter

IV. BAHAN
3. Agregat Kasar tertahan saringan no.4
4. Agregat Halus lolos saringan no.4

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Gunakan sampel spliter untuk pembagian benda uji agar merata.
2. Timbsng cawan yanga akan dipakai lalu beri nomor dengan spidol.
3. Masukan benda uji yang akan diperiksa dalam cawan ± 100 gram.
4. Timbang cawan yang sudah berisi benda uji tersebut.
5. Masukan kedalam oven yang suhunya telah 110°C.
6. Setelah dikeringkan dalam oven cawan tersebut lalu dimasukan dalam desicator agar
cepat dingin.
7. Setelah dingin, timbang kembali cawan yang telah berisi agregat tersebut.

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Tepl. 7270086 ext. 326

Lamp. Surat / Lap. No. : …………………….. Dikerjakan tgl : …………….……………


No. / Jenis Material : …………………….. Dikerjakan oleh : …………….……………
Instansi : …………………….. Diperiksa oleh : …………….……………
Proyek / Pekerjaan : ……………………..

BERAT KADAR AIR

KADAR AIR AGREGAT KASAR


No. test I II III

Berat tempat = A gr

Berat tempat + contoh = B gr

Berat tempat + contoh kering oven = C gr

BC
Kadar Air  x100%
CA
Kadar air rata – rata ( % )

KADAR AIR AGREGAT HALUS


No. test I II III

Berat tempat = A gr

Berat tempat + contoh = B gr

Berat tempat + contoh kering oven = C gr

BC
Kadar Air  x100%
CA
Kadar air rata – rata ( % )

Persyaratan umum agregat kasar : 2.5 %


Persyaratan umum agregat halus : 2.0 %

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


2.6. KADAR LUMPUR DAN LEMPUNG AGREGAT
SNI 0075 – 75

I. MAKSUD
Untuk mengetahui kandungan lumpur / lempung dalam agregat.

II. TUJUAN
Untuk mendapatkan prosentase kandungan campuran dan lempung yang memenuhi syarat
yang juga berpengaruh terhadap daya lekat aspal.

III. PERALATAN
1. Saringan No.4 dan no. 50
2. Timbangan
3. Cawan
4. Oven

IV. BAHAN
1. Agregat Kasar
2. Agregat Halus
3. Air Bersih

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil benda uji dari lapangan dengan cara penempatan atau gunakan alat sampel
spliter untuk pembagian benda uji agar merata
2. Masukan dalam oven setelah temperatur 110°C selama 24 jam.
3. Saring benda uji untuk agregat kasar diambil yang tertahan saringan No.4 dan untuk
agregat halus diambil yang tertahan saringan No.50
4. Timbang cawan kosong untuk masing – masing benda uji ( A ).
5. Masukan masing – masing benda uji ke dalam cawan, cuci benda uji kotor kering oven
tersebut hingga betul-betul bersih.
6. Keringkan dalam oven yang temperatur 110°C selama 24 jam.
7. Masukan dalam desicator untuk mempercepat pendinginan.
8. Hitung kadar lumpur dan lempung.

AB
 x100%
A

Jika lumpur 5%, maka pasir tersebut harus dicuci terlebih dahulu sebelum dipakai.

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Tepl. 7270086 ext. 326

Lamp. Surat / Lap. No. : …………………….. Dikerjakan tgl : …………….……………


No. / Jenis Material : …………………….. Dikerjakan oleh : …………….……………
Instansi : …………………….. Diperiksa oleh : …………….……………
Proyek / Pekerjaan : ……………………..

PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR DAN LEMPUNG


AGREGAT KASAR
No. test I II III

Berat contoh kering ( semula ) + tempat gram


Berat contoh kering ( akhir ) + tempat gram
Berat tempat
Berat contoh kering ( semula ) ( A ) gram
Berat contoh kering ( akhir ) ( B ) gram
BC
Kadar lumpur & lempung  x100%
CA
Kadar lumpur & lempung rata – rata

AGREGAT HALUS
No. test I II III

Berat contoh kering ( semula ) + tempat gram


Berat contoh kering ( akhir ) + tempat gram
Berat tempat
Berat contoh kering ( semula ) ( A ) gram
Berat contoh kering ( akhir ) ( B ) gram
BC
Kadar lumpur & lempung  x100%
CA
Kadar lumpur & lempung rata – rata

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


2.7. KADAR ORGANIK AGREGAT HALUS
SK SNI M – 01 – 1991 – 03
ASTM C 87 – 83 / AASHTO 71 – 80

I. MAKSUD
Untuk mengetahui kadar bahan organik yang terkandung dalam pasir yang akan digunakan
sebagai bahan campuran.

II. TUJUAN
Untuk mendapatkan nilai kandungan kadar organik dengan membandingkan warna pada
standar warna.

III. PERALATAN
1. Botol organik
2. Standart warna
3. Saringan No.4

IV. BAHAN
1. Agregat Halus ( pasir )
2. Larutan NaOH 3%

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil contoh pasir dalam keadaan asli ( dari lapangan ) lalu masukan ke dalam sampel
spliter agar pembagian butir merata.
2. Masukan pasir yang telah dibagi tadi kedalam botol organik sebanyak 130 ml.
3. Tambahkan larutan NaOH 3% sampai batas 200 ml.
4. Tutuplah lalu kocok – kocok selama 10 menit supaya benar – benar tercampur.
5. Biarkan selama 24 jam agar terjadi reaksi sempurna antara larutan NaOH dan bahan
organik.
6. Bandingkan warna larutan dengan standart warna, standar warna no.1 dan no.2 berarti
pasir tersebut bisa dipakai sebagai bahan campuran beton tanpa dicuci terlebih
dahulu.bila warna larutan sama dari standar warna no.3 dan no.4 berarti kandungan
bahan organiknya tinggi sehingga pasir tersebut perlu dicuci dahulu sebelum
digunakan untuk campuran beton, dan bila warnanya pada no.5 perlu dipertimbangkan
penggunaannya. Hati – hati larutan NaOH jangan sampai kena tangan, bila hal ini
terjadi segera dicuci dengan air.

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Tepl. 7270086 ext. 326

Lamp. Surat / Lap. No. : …………………….. Dikerjakan tgl : …………….……………


No. / Jenis Material : …………………….. Dikerjakan oleh : …………….……………
Instansi : …………………….. Diperiksa oleh : …………….……………
Proyek / Pekerjaan : ……………………..

ZAT ORGANIK PADA AGREGAT HALUS

Hasil pengamatan :

1. 1 2 3 4 5

2. 1 2 3 4 5

3. 1 3 4 5

Persyaratan umum Kadar Organik ≤ no.3

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


2.8. SAND EQUIVALENT TEST
AASHTO T176 - 73

I. MAKSUD
Untuk mengetahui tingkat kebersihan agregat halus atau pasir.

II. TUJUAN
Untuk mendapatkan prosentase kadar lumpur yang terkandung psda agregat halus ( pasir )

III. PERALATAN
1. Tabung sand equivalent
2. Beban equivalent
3. Gelas Erlenmeyer
4. Statif
5. Cawan
6. Tin Box
7. Saringan No.4
8. Sumbat karet

IV. BAHAN
1. Larutan standar / stok solution ( formalin )
2. Agregat halus lolos saringan no.4

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil pasir dari lapangan yang lolos saringan no.4 secukupnya, dan masukan ke dalam
tin box sampai penuh, ratakan dan tekan dengan tangan sehingga rata permukaan.
2. Masukan larutan standar ke dalam tabung S.E setinggi 5 strip ( skala tabung S.E )
3. Masukan contoh yang telah ditakar tadi ke dalam tabung S.E dan biarkan 10 menit.
4. Kocok tabung tersebut dengan arah mendatar sebanyak 90 kali, dimana perhitungan
dilakukan satu arah.
5. Masukan slang ke dalam tabung S.E dan buka kran hingga larutan standar equivalent
masuk ke dalam tabung S.E sampai setinggi skala 15.
6. Diamkan 20 menit, kemudian baca skala beban equivalent secara perlahan – lahan
sampai beban tersebut berhenti
7. Baca skala setelah pembebanan.
8. Perhitungan :

skalapasir
NilaiSE  x100%
skalalumpur

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Tepl. 7270086 ext. 326

Lamp. Surat / Lap. No. : …………………….. Dikerjakan tgl : …………….……………


No. / Jenis Material : …………………….. Dikerjakan oleh : …………….……………
Instansi : …………………….. Diperiksa oleh : …………….……………
Proyek / Pekerjaan : ……………………..

PEMERIKSAAN SAND EQUIVALENT

No.Contoh
No. Uraian Keterangan
A B

1. Tera tinggi tangkai penunjuk beban ke


dalam gelas ukur.
( gelas dalm keadaan kosong )
2. Baca skala lumpur.
( pembacaan skala permukaan lumpur
lihat pada dinding gelas ukur )
3. Masukan beban, baca skala beban
pada tangkai penunjuk.
4. Baca skala pasir.
Pembacaan ( 3 ) – pembacaan ( 1 )
5. Nilai Sand Equivalent
Skala pasir ( 4 )
------------------------ x 100 %
Skala lumpur ( 2 )
6. Rata – rata nilai Sand Equivalent

Syarat umum nilai SE > 75%

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


2.9. SOUNDNESS TEST
SII 0088 – 75

I. MAKSUD
Untuk mengetahui keausan / pelapukan agregat akibat pengaruh iklim/cuaca.

II. TUJUAN
Untuk mengetahui seberapa besar prosentase keausan yang diakibatkan oleh iklim dan
cuaca seperti hujan, panas pada agregat yang akan digunakan untuk suatu konstruksi
perkerasan jalan.

III. PERALATAN
1. Breaker glass
2. Timbangan
3. Natrium sulfat / magnesium sulfat
4. Oven
5. Saringan 3/8” dan no 50
6. Desikator

IV. BAHAN
1. Agregat kasar tertahan saringan no.3/8 – 100 gr
2. Agregat halus lolos saringan no. 3/8 tertahan n0.40 – 100 gr
3. Natrium sulfat ( NaSO4 ) 3% atau magnesium sulfat ( MgSO4 )

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Persiapan larutan garam sulfat.
- Siapkan larutan jenuh garam natrium sulfat / garam magnesium sulfat dengan cara
melarutkan kristal murni garam natrium sulfat/magensium sulfat dalam air panas
lalu saring.
- Larutan ini harus betul – betul jenuh sehingga tidak terlihat adanya kelebihan
garam yang tidak larut lagi.
- Aduk baik – baik, kemudian simpan dalam desikator selama 48 jam sebelum
dipergunakan.
- Pada waktu larutan akan digunakan, hancurkan dulu hablur – hablur garam yang
mungkin terjadi dengan mengaduk, kemudian tambahkan berat jenisnya.
a. Jika menggunakan natrium sulfat, berat jenisnya antara 1,151 – 1,174.
b. Jika menggunakan magensium sulfat, berat jenisnya antara 1,295 – 1,308..
2. Ambil contoh agrgat yang akan di uji, keringkan dalam oven sampai beratnya tetap,
kemudian saring.
- Untuk agregat kasar, misal diambil 100 gram dari contoh yang tertahan saringan
3/8”
3. Masukan contoh ke dalam breaker glass, kemudian tuangkan larutan garam natrium /
magnesium yang telah memenuhi syarat setinggi 1 diatas permukaan agregat.

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


4. Masukan breaker glass ke dalam desikator dan diamkan selama 16 jam.
5. Ambil ayakan 3/8”, letakan dibawahnya tutup saringan hingga bersih.
6. Masukan agregat pada ayakan 3/8”, biarkan 10 menit, kemudian cuci dengan air panas
pada suhu 40°C.
7. Buang airnya, kemudian masukan ke oven pada suhu 110°C sampai beratnya tetap,
kemudian saring pada ayakan 3/8”.
8. Tentukan berat agregat yang tertahan diatas saringan.
9. Hitung prosentase agregat yang lapuk sebagai berikut.

AB
 x100%
A

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Tepl. 7270086 ext. 326

Lamp. Surat / Lap. No. : …………………….. Dikerjakan tgl : …………….……………


No. / Jenis Material : …………………….. Dikerjakan oleh : …………….……………
Instansi : …………………….. Diperiksa oleh : …………….……………
Proyek / Pekerjaan : ……………………..

SOUNDNESS TEST AGREGAT


AGREGAT KASAR
Jumlah hari

Ukuran fraksi ( mm )
Berat sebelum test = A gr
Berat sesudah test = B gr
AB
% Kehilangan berat C x100%
A
% Fraksi tertahan = P
CxP
% Berat yang hilang W
100
Syarat umum ≤ 12%

AGREGAT HALUS
Jumlah hari

Ukuran fraksi ( mm )
Berat sebelum test = A gr
Berat sesudah test = B gr
AB
% Kehilangan berat C x100%
A
% Fraksi tertahan = P
CxP
% Berat yang hilang W
100
Syarat umum ≤ 10%

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


2.10. ANALISA KEKUATAN GORES

1. MAKSUD
Untuk mengetahui kekuatan / kekerasan agregat yang mengalami goresan.

II. TUJUAN
Untuk mendapatkan agregat kasar yang mempunyai kekerasan yang memenuhi syarat jika
akan digunakan sebagai bahan perkerasan jalan.

III. PERALATAN
1. Saringan
2. Timbangan
3. Batang Tembaga
4. Oven
5. Pan

IV. BAHAN
Agregat kasar tertahan saringan no.1.5”

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil contoh agregat yang sudah dikeringkan dalam oven lalu bagilah menjadi kurang
lebih 500 gram untuk masing – masing ukuran ( bisa juga dipakai hasil analisa saringan
agak kasar ).
2. Timbang masing – masing kelompok contoh agregat tersebut ( A )
3. Ambil batang tembaga diameter 1,5 mm kekerasan 65 – 70 Rc lalu goreskan dengan
tekanan 1 kg pada tiap – tiap butiran agregat tersebut. Bila agregat tersebut bisa
tergores berarti lunak.
4. Timbang berat agregat lunak tersebut ( B )
5. Hitung prosentase butiran yang lunak

B
 x100%
A
Bila hasilnya 5 % maka harus dilakukan percobaan abrasi.

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Tepl. 7270086 ext. 326

Lamp. Surat / Lap. No. : …………………….. Dikerjakan tgl : …………….……………


No. / Jenis Material : …………………….. Dikerjakan oleh : …………….……………
Instansi : …………………….. Diperiksa oleh : …………….……………
Proyek / Pekerjaan : ……………………..

ANALISA KEKUATAN GORES AGREGAT KASAR


SIFAT AGREGAT SIFAT AGREGAT
No. No.
LUNAK KERAS LUNAK KERAS
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.

∑ BERAT TOTAL A = ......................................... GRAM


∑ BERAT AGREGAT YANG LUNAK B = ......................................... GRAM
∑ BERAT AGREGAT YANG KERAS B = ......................................... GRAM

B
PROSENTASE AGREGAT YANG LUNAK  x100%  ......................%
A
Syarat umum ≤ 5 %

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


2.11. TEST ABRASI
SK SNI M – 02 – 1990 – F

I. MAKSUD
Untuk mengetahui keausan agregat yang diakibatkan oleh faktor – faktor mekanis.

II. TUJUAN
Untuk mendapatkan prosentase larutan agregat yang akan digunakan untuk bahan
perkerasan jalan yang memenuhi syarat.

III. PERALATAN
1. Loss angeles abrassion machine
2. Bola baja
3. Talang / loyang besar
4. Sieve No. ¾”, 1/5”,3/8”
5. Pan
6. Oven
7. Timbangan

IV. BAHAN
1. Agregat kasar ± 5000 gram ( lihat tabel komposisi )
2. Air bersih

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil benda uji yang akan diperksa lalu cuci sampai bersih
2. Keringkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 110°C sampai berat tetap.
3. Pisahkan agregat tersebut sesuai dengan kelompoknya ( lihat tabel ) lalu campurkan
sesuai dengan kombinasi yang di inginkan ( A/B/C/D ) dengan berat total 5000 gram (
A)
4. Hidupkan lampu power
5. Putar drum abrasi dengan menekan tombol “ inching “ sehingga tutupnya mengarah
keatas.
6. Buka tutup drum lalu masukan agregat yang sudah disiapkan tadi.
7. Masukan bola baja sebanyak yang disyaratkan ( lihat tabel )
8. Tutup kembali drum tersebut.
9. Buka tutup counter lalu atur angkanya menjadi 500 kemudian ditutup kembali.
10. Tekan tombol “ start “ sehingga drum berputar, jumlah putaran terbaca pada counter
dan drum akan berhenti berputar secara otomatis pada jumlah putaran 500.
11. Pasang talang dibawah drum.
12. Buka tutup drum lalu tekan tombol “ inching “ sehingga drum berputar dan agregat
serta bola baja tertampung pada talang tersebut.
13. Saringlah agregat tersebut dengan saringan no.12 lalu agregat yang tertahan dicuci
sampai bersih.

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


14. Keringkan lagi dalam oven selama 24 jam pada suhu 110°C
15. Timbang berat keringnya ( B )
16. Hitung keausan sebagai berikut :

AB
Keausan  x100%
A

Ukuran Saringan Berat Agregat

Lolos Tertahan A B C D

1-1/2 1 1250

1 „3/4 1250

„3/4 „1/2 1250

„1/2 3/8 1250 2500

3/8 „1/4 2500

„1/4 No.4 2500

No.4 No.8 5000 2500 5000

Total 5000 5000 5000 5000

Jumlah bola baja 12 11 8 6

VI. PERAWATAN
1. Periksa oli pada speed reducer, tambahkan bila kurang
2. Periksa fan belt, ganti bila sudah aus.
3. Periksa kabel – kabel listrik dalam box jangan sampai ada yang terjepit.
4. Bersihkan bola baja setelah selesai dipakai.

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Tepl. 7270086 ext. 326

Lamp. Surat / Lap. No. : …………………….. Dikerjakan tgl : …………….……………


No. / Jenis Material : …………………….. Dikerjakan oleh : …………….……………
Instansi : …………………….. Diperiksa oleh : …………….……………
Proyek / Pekerjaan : ……………………..

PEMERIKSAAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES

Gradasi
Saringan I II
(a) (b) (a) (b)
Lewat Tertahan Berat Berat Berat Berat
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
76,2 mm ( 3” ) 63,5 mm ( 2,5 “ )
63,5 mm ( 2,5 “ ) 50,8 mm ( 2” )
50,8 mm ( 2” ) 37,5 mm ( 1,5” )
37,5 mm ( 1,5” ) 25,4 mm ( 1” )
25,4 mm ( 1” ) 19,0 mm ( „3/4” )
19,0 mm ( „3/4” ) 12,5 mm ( „1/2” )
12,5 mm ( „1/2” ) 9,5 mm ( „3/8” )
9,5 mm ( „3/8” ) 6,3 mm ( „1/2” )
6,3 mm ( „1/2” ) 4,75 mm ( No.4 )
4,75 mm ( No.4 ) 2,36 mm ( No.8 )
Jumlah berat
Berat tertahan saringan no.12

I. a = .......................................... gram II. a = .......................................... gram


b = .......................................... gram b = .......................................... gram
a - b = .......................................... gram a – b = .......................................... gram
ab ab
KeausanI  x100%  ......................% KeausanII  x100%  ......................%
a a
kausan rata – rata = ..................... %
syarat umum < 50%

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


2.12. I M P C T T E S T
B S 81 2 - 19 75 PO R T 3
ASTM D - 693 - 1984

I. MAKSUD
Untuk mengetahui ketahanan agregat terhadap pengaruh mekanis.

II. TUJUAN
Untuk mendapatkan prosentase agregat kasar yang diakibatkan oleh beban mekanis
(besar) yang ditimbulkan oleh lalu lintas.
III. PERALATAN
1. Alat impact
2. Sieve 1/2"
3. Sieve 3/8"
4. Sieve No.8
5. Pan and cover
6. Kuas
7. Loyang
8. Timbangan

IV. BAHAN
Agregat kasar butiran antara 3,18" dan 3/4"

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan agregat basil rendaman 24 jam dengan ukuran butir antara 1/2 dan 3/8".
2. Atur kadar air agregat tersebut SLIpaga berada dalam keadaan SSD dengan cara
mengeringkan pada bagian permukaanya.
3. Isi tabung penakar setinggi 1/3 bagian, lalu tumbuk dengan batang penumbuk
sebanyak 25 timbukan.
Lakukan penumbukan dengan cara menyatukan batang penumbuk secara vertikal
dengan tinggi jatuh 50 inni di atas agregat tadi secara merata.
4. Ulangi prosedur pengisian tersebut untuk lapisan 2 dan 3.
Pada lapisan terakhir, agregat yang melebihi tabung penakar dibuang/diratakan dengan
batang penumbuk.
5. Timbang berat tabung penakar yang berisi agragat tadi lalu tentukan berat agregatnya. (
A ).
6. Masukan agregat tadi semua ke dalarn mold penumbuk lalu ditumbuk dengan
batang penumbuk sebanyak 25 kali hanya pada lapisan. atas (tidak perlu dibuat 3
lapisan sepern prosedur 3 dan 4)
7. At ur t i nggi j at uh pa l u penu m buk 180 m m di at as perm uka a n agre gat

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


dengan cara mengatur posisi mur pe njepit yang terdapat pada kedua tiang
alas impact.
8. Putar counter agar menunjukan angka 0.
9. Laukukan penum bukkan seban yak 15 kah dengan interval wakt u tidak
kurang dari 1 detik Palu penumbuk diankat dengan cara menarik handel
kiri dan kanan secara bersamaan, ketika menyentuh pelatuk atas maka
palu pemadatan akan -latuh secara; (i-omatis.
10. Tumpahkan agregat tad i ke dalam loyang dengan cara mengetuk mold
penumbuk, bersihkan agregat yang tersisa dengan kuas.
11. Saring agregat tersebut dengan saringan no.8
12. Timbang agregat yang tertahan saringan no.8 ( B )
13. Hitung nilai impact agregat ter-selbu;
A B
Impact  x100%  ......................%
A

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Tepl. 7270086 ext. 326

Lamp. Surat / Lap. No. : …………………….. Dikerjakan tgl : …………….……………


No. / Jenis Material : …………………….. Dikerjakan oleh : …………….……………
Instansi : …………………….. Diperiksa oleh : …………….……………
Proyek / Pekerjaan : ……………………..

PEMERIKSAAN IMPACT TEST

No. Contoh I II III

Ukuran Fraksi (mm)

Berat Tabung Penakar (gr)

Berat Tabung Penakar + Agregat

Berat Agregat : A (gr)

Berat saringan No.8 (gr)

Berat saringan + Agregat (gr)

Berat Agregat tertahan saringan : B (g)


AB
Nilai Impact Test  x100%
A

Syarat umum < 23%

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


2.13 ANALISA BENTUK AGREGAT
SNI 0456 - 81
I. MAKSUD

Test ini dimaksudkan untuk mengetahui bentuk/kepipihan yang akan


dipakai sebagai campuran beton.

II. TUJUAN

Untuk mendapatkan bentuk/ukuran agregat kasar yang seragam bilamana


akan digunakan sebagai bahan perkerasan jalan.

III. PERALATAN
1. Jangka sorong
2. Pan
3. Timbangan
4. oven

IV. BAHAN
1. Agregat kasar ukuran 1, 5"
2. Air bersih

V. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Ambil benda uji kurang lebih 1 kg yang telah dikeringkan dalam


oven ( A )
2. Ukur paanjang ( P ), Lebar ( I ), dan Tebal ( t ) dari masing –
masing butiran agregat, lalu masukan dalam klasifikasinya
P > 3 I Panjang
I > 3 t Pipih
P < 3 I dan I < 3 t Baik
3 . Timbang agregat yang berbentuk panjang ( B ) dan yang berbentuk pipih ( C ).
4 . Hitung presentase butiran agregat yang tergolong panjang dan pipih dengan rumus
BC
 x100%
A
Persentase yang diijinkan maksimum 20%

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Tepl. 7270086 ext. 326

Lamp. Surat / Lap. No. : …………………….. Dikerjakan tgl : …………….……………


No. / Jenis Material : …………………….. Dikerjakan oleh : …………….……………
Instansi : …………………….. Diperiksa oleh : …………….……………
Proyek / Pekerjaan : ……………………..

PEMERIKSAAN BENTUK AGREGAT KASAR

No. Panj Lebar Tebal I > 36/b > 3/h No. Panj Lebar Tebal I > 36/b > 3/h
(cm) (cm) (cm) I < 3 & b < 3h (cm) (cm) (cm) I < 3 & b < 3h
I b h I b h
1 16

2 17

3 18

4 19

5 20

6 21

7 22

8 23

9 24

10 25

11 26

12 27

13 28

14 29

15 30

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


2.14 BULKING FACTOR TEST
SNI 0450 – 09 - 4
I. MAKSUD

Test ini dimaksudkan untuk mengetahui persentase peningkatan volume pasir


dengan kadar air asli dibandingkan bila dalam keadaan jenuh air.

II. TUJUAN

Untuk mendapatkan prosentase kenaikan volume pasir yang diakibatkan oleh air
dan sesuai persyaratan

III. PERALATAN
1. Gelas ukur 500 cc
2. Loyang
3. Batang pengaduk

IV. BAHAN
1. Agregat halus (pasir)
2. Air bersih

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambit contoh tanah pasir dengan kadar air asli
2. Masukan ke dalam gelas ukur sampai Skala kurang lebih 300 ml, catat
volume pasir tersebut ( A )
3. Pindahkan pasir tersebut dengan air sampai setengahnya.
4. Isi gelas ukur tersebut dengan air sampai setengahnya.
5. Masukan kembali pasir da ri kvar), tali ke dalam gelas ukur sambil
diaduk – aduk.
6. Baca volume pasir (B)
7. Hitung bulking factor
AB
 x100%
A

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Tepl. 7270086 ext. 326

Lamp. Surat / Lap. No. : …………………….. Dikerjakan tgl : …………….……………


No. / Jenis Material : …………………….. Dikerjakan oleh : …………….……………
Instansi : …………………….. Diperiksa oleh : …………….……………
Proyek / Pekerjaan : ……………………..

BULKING FACTOR

No. Contoh I II III

Volume semula ( A ) cc

Volume dalarn keadaan jenuh (B) cc

AB
Bulking Factor  x100%
A

Syarat umum Bulking Factor : 20%

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Tepl. 7270086 ext. 326

Lamp. Surat / Lap. No. : …………………….. Dikerjakan tgl : …………….……………


No. / Jenis Material : …………………….. Dikerjakan oleh : …………….……………
Instansi : …………………….. Diperiksa oleh : …………….……………
Proyek / Pekerjaan : ……………………..

PEMERIKSAAN AGREGAT

No. MACAM PEMERIKSAAN KASAR HALUS


1. Susunan Butiran :
% Jumlah Lolos „15"
„3/4”
„3/8"
No. 4
8
16
30
50
100
200
2. Berat isi
Lepas : gr/cm3
Padat gr/cm3
3. Berat jenis
Dasar kering (Bulk)
Kering permukaan (SSD)
Semu (Apparent)
Penyerapan (Absorption)
4. Bulking Factor %
5. Kadar Organik %
6. Kadar Lempung %
7. Keausan %
8. Impact Value %
9. Soundness %
10. Analisis Gores %
11. Analisis Bentuk %

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


III. PEMERIKSAAN CAMPURAN ASPAL
3.1 ASPAL KOMPAKSI
SNI 06 – 2489 - 1991
I. MAKSUD
Untuk mendapatkan briket aspal ( campuran aspal ).

II. TUJUAN
Untuk mendapatkan sampel campuran Aspal ( briket ) yang sesuai dengan disain
campuran dan dengan kepadatan yang diinginkan ( sesuai persyaratan ).

III. PERALATAN
1. Batang palu. pemadat
2. Beban pemadat
3. Landasan palu pemadat
4. Collar
5. Mold
6. Pelat penjepit mold
7. Pemegang mold
8. Landasan
9. Extruder
10. Kompor
11. Penggorengan
12. Alat pengaduk
13. Termometer
14. Bak perendam
15. Oven

IV. BAHAN
1. Agregat (kasar, sedang, halus)
2. Filler (semen)
3. Aspal
4. Kertas caring

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan kompor dengan dua tungku
2. Siapkan aspal tale calrkan)panaskan hingga suhu rata-rata 170° C
3. Siapkan agregat (kasar, sedang, halus/filler), lalu campurkan semuanya pada
wajan dan panaskan hingga mencapai suhu rata-rata 150° C
4. Bila kedua-duanya telah mencapai suhu yang diinginkan, angkat wajan berisi
agregat letakan pada tinibingan lalu tinibang beratnya dan berat tersebut kits
anggap 0 (nol) kg
Laboratorium Jalan & Aspal FTUP
5. Selanjutnya kits tambahkan a ,,pal sesuai dengan rencana disain campuran, aduk
hingga rata dart suhu tetap terjaga (suhu v1skositas ± 51° C)
6. Sebelumnya siapkan alat
7. Pasanglah mold beserta collar diatas landasan, lapisi bagian permukaan collar
dengan kertas saring
8. Masukkan campuran benda uji ~ ang sudah disiapkan kedalam mold secara perlahan-
lahan dart ditusuk-Itusul, agar merata.
9. Lapisi jugs bagian atas benda uji dengan kertas sating, lalu pasang
penjepit clan mold sehingga tno!d berdirl kokoh
10. MasukkanAetakkan palu penia Jai diatas benda uji yang ads didalam mold,
kemudian angkat beban per g adat sampai menyentuh pegangan palu lalu
jatuhkan, lakukanlah penumbukkan ini sebanyak 75 kali per sampel
11. Bila telah selesai keluarkan mold dart penjepit berikut benda ujinya lalu balik
mold tersebut clan letakkan kembali diatas landasan dart penjepit lagi.
12. Lakukan penumbukan/pemadatan sebanyak 75 kali
13. Bila telah selesai lepaskan niolid berikut benda uji dart landasan, kemudian
keluarkan benda uji tersebut dengan menggunakan alat pengeluar benda uji
(extruder) clan diamkan sebentar lalu masukkan kedalam bak perendam dengan suhu
± 40° C selama 24 Jam untuk pembuatan benda uji (sampel) berikutnya (2, 3 dstnya)
lakukan prosedur dart no. I s/d 13

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


3.2 MARSHALL TEST
SNI 06 – 2489 - 1991
I. MAKSUD
Untuk menetukan ketahanan (stabilitas) terhadap kelelahan plastis (flow) dari campuran
aspal.

II. TUJUAN
Untuk menguji sejumlah contoh (sampel) campuran aspal sesuai dengan desain campuran
yang diinginkan dibandingkan dengan persyaratan yang telah ditentukan.

III. PERALATAN
1. Mesin tekan marshall
2. Kepala penekan
3. Dial indikator

IV. BAHAN
Contoh/sampel benda uji yang telah dibuat

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pasang briket marshall di at as kepaia penekan
2. Pasang dial indicator (a) pada flow meter (b) terus setel sehingga
menunjukkan ke angka nol
3. Masukan steker gaya ke dalam stop kontak yang bertegangan 220 volt.
4. Putar saklar (m) keposisi up dimana proses penekanan berlangsung, jumlah
penekanan yang terjadi akan terlihat pada manometer hidrolik (g).
5. Catat nilai pembebanan yang ditunjukan oleh nilai indikator (a) pada flow meter.

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL Proyek / Pekerjaan : ……………………........
UNIVERSITAS PANCASILA Dikerjakan tgl : …………….……….......
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Dikerjakan oleh : …………….……….......
Tepl. 7270086 ext. 326
Diperiksa oleh : …………….…………...

PERCOBAAN MARSHALL TEST

No. a b c d e f g h i j k l m n o p q r s

Keterangan : g = berat isi benda uji = c/f k = jumlah kandungan rongga ( % ) = 100-i-j
a = % aspal terhadap campuran h = berat jenis teoritis ag l = prosen rongga terhadap agregat = 100-j
b = tinggi benda uji 100 i m = prosen rongga terisi aspal = 100xi/l
B.J .aspal
c = berat (gram) % agregat % aspal n = prosen rongga terhadap campuran = 100-
d = berat dalam keadaan jenuh B.J. agregat B.J. aspal (100.g/h)
e = isi ( ml ) = d.e (100  a) g o = pembacaan arloji stabilitas
Suhu pencampuran : °C Berat jenis aspal =
j
B.J .agregat p = stabilitas = o x kalibrasi alat
Suhu pemadatan : °C Berat jenis agregat = q = satabilitas = p x korelasi tinggi
Suhu percobaan : °C r = kelelahan (mm)
t = satbilitas/kelelahan = q/r (kg/mm)

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL Proyek / Pekerjaan : ……………………........
UNIVERSITAS PANCASILA Dikerjakan tgl : …………….……….......
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Dikerjakan oleh : …………….……….......
Tepl. 7270086 ext. 326
Diperiksa oleh : …………….…………...

GRAFIK MARSHALL TEST

Kadar aspal ( % ) Kadar aspal ( % ) Kadar aspal ( % )

Kadar aspal ( % ) Kadar aspal ( % ) Kadar aspal ( % )

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


DA FT AR PUS T A K A

1. AASHTO, Standart Specifications for Transportation Materials and Methods of


Sampling and Testing, Part II Thirteenth edition, 1984.

2. Asphalt Institute, The Asphalt Hand Brook, Manual Series No.4 (MS-4), Sixth Printing,
March 1980.

3. ASTN, Annual Book of Standart, Part 15, Road, Paving, Bituminous. Materials
Traveled Surface Characteristics, 1979.

4. Bina Margo, Manual Pemeriksaan Bohan Jolon, Departemen Pekerjaan Umum,


Jakarta 1983.

5. Imam Hagni Puspito, Ir , Pedoman Proktikurn Bahan Perkerasan Jalan, Edisi I


Laboratorium Jalan & Aspal, Fakultas Teknik- Universitas Pancasila, Jakarta 1990.

6. Laboratorium Jalan dan Survey FTUL Petunjuk Praktis dan Pedoman Praktikum
Bohan Perkerasan Jalan, Cetakan kedua, Jakarta 1990,

7. MBT, Petunjuk Praktikum Teknologi Aspal, Bandung 1991.

8. NAASRA, Road Maintenance Practice, National Association of Australian Road


Authority, Sidney 1981

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


Lampiran I
PENETRASI
Penetrasi adalah tingkat kekerasan aspal
Hubungan dalam pelaksanaan adalah terhadap :
Lokasi penggunaan aspal.
Jenis/macam konstruksi yang akan dikerjakan dan kepadatan lalu lintas.
Suhu lapangan dan kecepatan lalu lintas berpengaruh pada penetrasi aspal.
TITIK LEMBEK
Titik lembek adalah suhu pada saat aspal mulai meleleh.
Dalam pelaksanaan titik lembek dapat menemtukan suhu yang dapat dipakai
dal am p e nc am pu r an , p en gh am p a r an d an pem a da t a n suh u l a p an ga n d an
k ecepatan lalu lintas berpengaruh pula pada titik lembek aspal.
TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR
Titik nyala dan titik bakar adalah ga mbaran menganai batas pemanasan yang
dapat diijinkan, tanpa timbal bahava kebakaran.
Sifat ini dipengaruhi oleh komposisi kimia dan sifat penurunan berat akibat
pemanasan.
PENURUNAN BERAT AKIBAT PEMANASAN

Sifat ini akan mempengaruhi sifat mekanis aspal, antara lain :


Penetrasi
Titik lembek
Daktilitas (pemuluran)
PENETRASI SESUDAII PENURUNAN BERAT
Sifat ini memberi gambaran bahwa pemanasan aspal yang terns menerus dan
berulang-ulang akan menurunkan sifat mekanis aspal.
KELARUTAN DALAM KARBON TETRA KLORIDA
Aspal yang murni akan larut dalam zat ini,sedangkan bila aspal tidak murni,
tidak akan seluruhnya terlarut.
Dalam pelaksanaan sifat ini akan menjamin keamanan dari gangguan lain,
misalnya kotoran, kebakaran dan pembusaan oleh zat yang tidak terlarut.
DAKTILITAS
Sifat ini dipengaruhi oleh beberapa sifat kimia seperti paraffin. Aspal yang
mengandung paraffin besar akan rendah daktilitasnya.
Suhu udara, frekwensi lalu lintas, beratnya kendaraan akan mempengaru hi
perubahan suhu tersebut aspal harus mempunvai sifat daktilitas yang tinggi. Aspal
yang mempunyai daktilitas yang terlalu tinggi memberikan kenampakkan yang
kurang baik.
BERAT JENIS
Berat jenis aspal diperlukan sebagai data konverst dalam pelaksanaan.

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


Lampiran 2
TABEL NILAI PERSYARATAN TEST

SII MPNJ / ASTM / AASTHO BS UMUM


Jenis Test
Halus Kasar Halus Kasar Halus Kasar Halus Kasar
1. Analisa Sating m.k. 1.5 – 3.8 6 – 7.1 2,2 - 3,2 5,5 - 8 2,2 6
2. Berat Jenis 2,3 2,3 2,6 2,6
3. Penyerapan 5% 5% 1% 0.5
4. Berat isi - padat 1,7 2,5
- lepas
5. Kadar Air 2% 2,5%.
6, Kadar Silt & Clav
7. Kadar Organik (warna standard)
8. Sand Equivalent Test > 25%
9. Kekerasan
- gores - 5%
- impact - 23% 30%
- abrasion - 23% 50%
10, Soundness Test
- Ne2SO 4 10% 12% 10% 12%
- MgSO4 15% 18% 15% 18%
11. Flakiness Test - 20%
12. BuUdng Factor 20%

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


Lampiran 3

Angka korelasi Stabilitas

Isi benda uji Tabel benda uji Angka Korelasi

( cm ) ( in ) ( mm )

200-213 1 25.4 5.56


214-225 1 1/16 27.0 5.00
226-237 1 1/8 28.6 4.55
238-250 1 3/16 30.2 3.85
251-264 1¼ 31.8 3.85
265-276 1 5/16 33.3 3.57
277-289 1 3/8 34.9 3.33
290-301 1 7/16 36.5 3.03
302-316 1½ 38.1 2.78
317-328 1 9/16 39.7 2.50
329-340 1 5/8 41.3 2.27
341-353 1 11/16 42.9 2.08
354-367 1 3/4 44.4 1.92
368-379 1 13/16 46.0 1.79
380-392 1 7/8 47.6 1.67
393-405 1 15/16 49.2 1.56
406-420 2 50.8 1.47
421-431 2 1/16 52.4 1.39
432-443 2 1/8 54.0 1.32
444-456 2 3/16 55.6 1.25
457-470 2¼ 57.2 1.19
471-482 2 5/16 58.7 1.14
483-495 2 3/8 60.3 1.09
496-508 2 7/16 61.9 1.04
509-522 2½ 63.5 1.00
523-535 2 9/16 64.0 0.96
536-546 2 5/8 65.1 0.93
547-559 2 11/16 66.7 0.89
560-573 2 3/4 68.3 0.86
574-585 2 13/16 71.4 0.83
586-598 2 7/8 73.0 0.81
599-610 2 15/16 74.6 0.78
611-625 3 76.2 0.76

a. Stabilitas benda uji yang diukur dika:ikan angka perbandingan tebal sama
dengan stabilitas setelah koreksi untuk benda uji tebal 63.5 mm.
b. Hubungan ini/tebal, didasarkan pada benda uji yang berdiameter 101,6 mm

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


Lampiran 4.
PERSYARATAN MUTU CAMPURAN LASTON

Jenis Kepadatan Lalu lintas


Pemeriksaan Berat Sedang Ringan
Stabilitas ( kg ) 750 650 460
Kelelahan ( mm ) 2–4 2 – 4.5 2–5
% Rongga dalam 3–5 3–5 3–5
campuran
% Rongga terisi aspal 75 – 82 75 – 85 75 – 85
Jumlah tumbukan 2 x 75 2 x 50 2 – 35

Lampiran 5.
SPESIFIKAST AGREGAT CAMPURAN
HOT ROLLED ASPHALT (HRA)

Nomor Lolos Saringan Spesifikasi


Saringan % Berat Total
1,5" 100 100
1" 100 100
3/4" 100 88-100
1/2" 85 77-100
3/8” 78 65-93
NO.4 67 56-78
NO.8 62 51-73
NO.30 55 44-65
NO.50 44 30-55
NO. 100 28 16-42
NO.200 0 0

Lampiran 6.
KOMPOSISI BAHAN CAMPURAN ASPAL - AGREGAT

DALAM % BERAT
PEN
No. CAMPURAN AGR AGR FILLER ASPAL ASPAL
KASAR HALUS
1. ASPHALTIC CONCRETE ( AC ) 52 33 9 6 60 – 90
2. HOT ROLLED ASPHALT ( HRA ) 30 53 9 8 40 - 70

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP


FOTO ALAT
LABORATORIUM JALAN & ASPAL FTUP

Laboratorium Jalan & Aspal FTUP

Anda mungkin juga menyukai