DISUSUN OLEH :
Ir. Dra. Erna Savitri, MT
Ir. Imam Hagni Puspito, MT
Ir. Akhmad Dofir, MT ( Ka.Prodi Sipil )
PENERBIT
LABORATORIUM JALAN & ASPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2015
Dengan ini menyatakan bahwa modul ini berlaku 5 ( lima ) tahun, terhitung mulai disahkannya
modul ini.
EDISI VI
Penyusun,
- ................
- ................
Penerbit,
LABORATORIUM JALAN & ASPAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA
Jakarta
Percetakan,
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA
Jakarta
Catatan,
- Hanya dipergunakan dalam lingkungan FTUP
- Dilarang memperbanyak/menggandakan serta memperdagangkan tanpa seijin dan
sepengetahuan penerbit/penulis.
Dengan mengucapkan Alhamdulillah kepada Allah swt dengan terbitnya buku “Pedoman
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan” Edisi VI yang mana merupakan pengembangan dan
perbaikan dari Pedoman yang terdahulu.
Buku ini dititik beratkan pada materi-materi standar yang dipergunakan di Indonesia dan selalu
disesuaikan dengan perkembangan saat ini baik dari seminar-seminar, pendidikan/pelatihan,
pelaksanaan lapangan maupun dari pengalaman selama pelaksanaan praktikum serta ditunjang
dari berbagai sumber pustaka.
Harapan kami, semoga dengan adanya buku pedoman ini para praktikan dapat dengan mudah
memahami prosedur-prosedur penggunaan peralatan laboratorium untuk mendapatkan hasil
pengujian yang akurat.
Kritik dan saran sangat kami butuhkan baik pengguna maupun dari pihak-pihak yang secara tidak
langsung sebagai pengguna untuk penyempurnaan buku ini.
A. UMUM
1. Peserta praktikum adalah mahasiswa yang namanya terdaftar sebagai mahasiswa FTUP
periode berjalan.
2. Peserta praktikum harus mematuhi peraturan yang berlaku di Laboratorium Jalan dan
Aspal FTUP.
3. Praktikan hadir 15 ( lima belas ) menit sebelum praktikum dimulai, lewat batas tersebut
praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
4. Praktikan harus hadir dan mengisi daftar hadir yang disediakan oleh Laboratorium Jalan
dan Aspal untuk setiap kegiatan, mulai dari penjelasan teori sampai berlangsungnya
praktikum.
5. Penggunaan alat harus selalu atas ijin dan pengawasan Asisten yang bertugas serta
menggunakan surat peminjaman alat.
6. Pemakaian alat harus sesuai cara dan kapasitas alat.
7. Praktikan harus menjaga dengan sebaik-baiknya semua alat yang dipakai, kerusakan yang
terjadi akibat kecerobohan dari praktikan adalah menjadi tanggung jawab praktikan.
8. Alat- alat yang diperhunakan harus dikembalikan dalam keadaan baik, bersih dan tetap
berfungsi.
B. PELAKSANAAN
1. Praktikan tidak diperkenankan meninggalkan praktikum, bila hal ini terjadi maka
praktikan dinyatakan tidak mengikuti praktikum.
2. Data – data hasil pemeriksaan harus diketahui asisten yang bersangkutan.
3. Laporan praktikum yang di serahkan adalah laporan yang telah disetujui oleh asisten yang
bersangkuta.
4. Laporan praktikum dibuat per grup sesuai dengan format yang telah ditentukan
C. CATATAN
1. Praktikan yang tidak lengkap mengikuti praktikum dinyatakan gagal dan diwajibkan
untuk mengulang pada periode berikutnya.
2. Alat – alat praktikum yangrusak/pecah oleh ass yang bersangkutan, wajib mengganti alat
tersebut paling lambat 1 bulan setelah praktikum.
II. TUJUAN
Untuk mendapatkan nilai PEN Aspal yang diinginkan, nilai tersebut digunakan untuk
mendisain campuran.
III. PERALATAN
1. Alat penetrasi
2. Jarum penetrasi
3. Beban
4. Tin Box
5. Bak Perendam
6. Stop Wacth
7. Termometer
8. Kompor
IV. BAHAN
1. Aspal keras
2. Air bersih
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Panaskan aspal keras kurang lebih cukup untuk mengisi 2 buah tin box secara
perlahan-lahan sampai mencair dan bisa dituangkan dengan waktu pemanasan lebih
kecil dari 30 menit
2. Selama pemanasan aduk perlahan-lahan agar udara tidak masuk kedalam contoh.
3. Tutup tin box agar benda uji tidak kena debu, diamkan selama 1-1,5 jam untuk tin box
kecil, 1,5-2 jam untuk tin box besar pada ruang AC/kulkas dengan temperature 15°C –
30°C.
4. Pasang jarum pada pluyer head.
5. Letakan pemberat 500gr diatas jarum untuk memperoleh beban 100gr berikut berat
pluyer head.
6. Pindahkan tempat air beserta benda uji kebawah alat penetrasi.
7. Turunkan jarum berlahan-lahn sehingga jarum tersebut menyentuh permukaan benda
uji, kemudian aturlah angka nol di arloji penetrometer sehingga jarum penunjuk
berimpit diangka nol.
8. Lepaskan pemegang jarum serentak jalankan stop watch selama jangka waktu 5 detik.
9. Arloji penetrometer berputar dan bacalah angka penetrasi yang berimpit dengan jarum
penunjuk. Bulatkan hingga angka 0,1 mm terdekat.
TEST PENETRASI
Pengamatan 1.
2.
3.
4.
5.
RATA – RATA / CONTOH
RATA – RATA PERCOBAAN
PENETRASI ASPAL ( PEN )
I. MAKSUD
Untuk menentukan titik nyala dan titik bakar dari aspal minyak.
II. PERALATAN
1. Termometer 300C
2. Cawan kuningan ( Cleveland open cup )
3. Pelat pemanas ( Hot plate ) atau pembakar ( Bunsen )
4. Batang nyala Bunsen
I. MAKSUD
II. PERALATAN
1. Termometer 100 C
2. Cincin kuningan
3. Bola baja, diameter 9,5 mm, berat 3,45 sampai 3,55 gram
4. Alat pengarah bola
5. Bejana gelas, tahan panas
6. Dudukan benda uji
7. Penjepit
8. Kasa asbes
9. Statip
10. Pelat pemanas (hot plate) atau pembakar (bunsen)
I. MAKSUD
II. PERALATAN
1. Termometer
2. Bak perendam
3. Piknometer
4. Air suling 1000 cm3
5. Bejana gelas
1. Panaskan contoh aspal keras 50 gram sampai cair dan aduk. Pemanasan tidak boleh
lebih dari 30 menit pada suhu 56 C di atas titik lembek.
2. Isi bejana dengan air suling sehingga diperkirakan bagian atas piknometer yang tidak
terendam 40 mm.
3. Kemudian rendam dan jepitlah bejana dalam bak perendam hingga terendam 100 mm.
Suhu bak perendam 25 C (di ruang AC).
4. Bersihkan, keringkan dan timbanglah piknometer dengan ketelitian 0,01 gr (A).
5. Angkat bejana dari bak perendam dan isi piknometer dengan air suling kemudian tutup
piknometer tanpa ditekan.
6. Letakkan piknometer dalam bejana dan tekanlah penutup hingga rapat, kembalikan
bejana berisi piknometer ke dalam bak perendam dan diamkan 30 menit, kemudian
angkat piknometer dan keringkan dengan lap, kemudian timbang dengan ketelitian 0,01
gr (B).
7. Tuangkan benda uji dalam piknometer yang telah kering hingga terisi ¾ nya.
8. Biarkan piknometer sampai dingin selama 40 menit dan kemudian timbang dengan
ketelitian 0,01 gr (C).
9. Isi piknometer yang berisi benda uji dengan air suling dan tutuplah tanpa ditekan,
diamkan agar gelembung-gelembung udara keluar.
10. Angkat bejana dari bak perendam dan letakkan piknometer di dalamnya dan kemudian
tekan penutup hingga rapat.
11. Masukkan dan diamkan bejana dalam bak perendam selama 30 menit. Angkat dan
keringkan piknometer dan timbang (D).
12. Hitung berat jenis dengan rumus :
(C A)
BJ
( B A) ( D C )
Berat contoh
Berat jenis II = = ………………………… gr
Isi contoh
I. MAKSUD
II. PERALATAN
1. Breaker glass
2. Oven
3. Batang pengaduk
4. Timbangan
III. BAHAN
1. Aspal
2. Agregat kasar 200 gram ( lolos saringan 25 gram, tertahan 19 mm )
3. Air Suling pH 6-7±25 mm
1. Cuci 250 gram batu silikat dengan air suling,keringkan pada suhu 125°C selama 5 jam
dan diamkan selama 24 jam pada suhu ruang.
2. Simpan batu tersebut dalam cawan tertutup dan panaskan sampai 40°C dalam oven.
3. Campur 12,5 gr aspal cair atau 15 gr ter pada suhu 70°C lalu adu
4. Letakan batu dalambreaker glass dan tutup.
5. Setelah 30 menit isi breaker glass tadi dengan air suling pada suhu ruang sehingga batu
terendam semua, kemudian letakan breaker glass dalam oven pada suhu 40°C.
6. Setelah 3 jam, ambil breaker glass tersebut dari oven kemudian perkirakan luas batu-
batuan yang tertutup aspal atau ter dengan ketelitian 10%.
NO I II
Contoh
Pelekatan 40°C ( 3 jam )
% dari permukaan
Pengamatan I ..................................................................
Pengamatan II ..................................................................
Rata - Rata ..................................................................
II. TUJUAN
Untuk mendapatkan prosentase ukuran agregat ( kasar, Sedang, Halus ) digunakan pada
perhitungan disain campuran ( mix design ).
III. PERALATAN
1. Mesin pengguncang saringan
2. Saringan 1”, ¾”, 3/8”, No.4, No.8, No.30, No.50, No.100, No.200
3. Pan dan cover
4. Timbangan
5. Oven
6. Sample spilter
IV. BAHAN
Agregat ( Kasar, Sedang, Halus )
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil contoh agregat secukupnya gunakan sampel spilter untuk pembagian butir
agregat merata.
2. Timbang contoh agregat yang akan digunakan, kemudian di oven pada suhu 110°C
selama 24 jam atau sampai berat agregatnya tetap.
3. Timbang masing – masing saringan.
4. Susun saringan pada mesin pengguncang, yang paling bawah adalah pan, kemudian
saringan dengan lubang terkecil dan seterusnya sampai saringab dengan lubang
terbesar.
5. Masukan benda uji pada saringan teratas kemudian tutup, jepit susunan saringan
tersebut lalu hidupkan motor mesin pengguncang saringan selama 10 menit.
6. Biarkan selama 5 menit untuk m,emberi kesempatanm debu – debu mengendap.
7. Buka saringan tersebut lalu timbang masing – masing saringan berikut isinya.
8. Hitung berat agregat yang tertahan pada masing – masing saringan.
9. Lanjutkan perhitungan sesuai yang tercantum pada formulir.
VI. PERAWATAN
1. Bersihkan semua saringan segera setelah selesai percobaan, gunakan kuas atau
kompresor angin.
2. Lumasi sentrik mesin pengguncang bila sudah kering.
ANALISA SARING
Berat contoh kering : gram
19,10 mm ( ¾” )
9,60 mm ( 3/8” )
4,75 mm ( No.4 )
2,36 mm ( No.8 )
0,60 mm ( No.30 )
0,30 mm ( No.50 )
0,15 mm ( No.100 )
0,075 mm ( N0.200 )
PAN
II. TUJUAN
Untuk mendapatkan nilai berat jenis serta daya serap agregat kasar terhadap campuran
aspal.
III. PERALATAN
1. Dunagan test
2. Saringan No.4
3. Oven
4. Pan
5. timabangan
IV. BAHAN
1. Agregat Kasar
2. Air bersih
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan benda uji yang tertahan saringan No.4 kurang lebih 5 kg
2. Cuci benda uji tersebut lalu keringkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 110°C.
3. Dinginkan dalam ruangan terbuka selama 2 jam lalu rendam dalam air minimal selama
15 jam atau 24 jam.
4. Buang air perendamnya lalu tumpahkan di atas kain yang menyerp air, agregat yang
besar dikeringkan masing – masing dengan kain agar kering permukaan ( SSD ).
5. Timbang agregat yang telah kering permukaannya itu ( A ).
6. Segera masukan kedalam keranjang dunagan kemudian celupkan kedalam container
berisi air.
7. Timbang berat agregat dalam air ( B ).
8. Keringkan agregat dalam oven selama 24 jam pada suhu 110°C, setelah didinginkan,
timbang berat keringnya ( C ).
9. Hitung :
C
Bulk spesific gravity
AB
A
Bulk spesific gravity ( SSD )
AB
C
Apparent spesific gravity
CB
AC
Absorption / penyerapan x100%
C
Laboratorium Jalan & Aspal FTUP
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PANCASILA
Srengseng Sawah Pasar Minggu Jakarta Selatan – 12640
Tepl. 7270086 ext. 326
A B Rata – rata
Berat Pan
A B Rata – rata
Bk
Berat Jenis ( Bulk )
Bj Ba
Bj
Berat jenis kering, permukaan jenuh
Bj Ba
Bk
Berat jenis semu ( apparent )
Bk Ba
Bj Bk
Penyerapan ( absorption ) x100%
Bk
Syart ≤ 5 %
II. TUJUAN
Untuk mendapatkan nilai berat jenis serta daya serap agregat halus terhadap campuran
aspal.
III. PERALATAN
1. Timbangan ketelitian o,1 gram
2. Labu ukur 500 ml
3. Kerucut kuningan ( cone )
4. Penumbuk ( tamper )
5. Talam
6. Sendok pengaduk
7. Oven
8. Alat pemisah ( sampel splitter )
9. Saringan No.4
10. Vacuum pump
IV. BAHAN
1. Agregat halus lolos saringan no.4 sebanyak 1 kg
2. Air suling pH 6-7
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil benda uji yang lolos saringan No.4 sebanyak sekitar 1000 gram
2. Buat perempat agar contoh dapat mewakili, atau gunakan alat pemisah ( sampel splitter
) ambil sebanyak 1000 gram
3. Masukan dalam alat pemisah sehingga benda uji tersebut terbagi menjadi dua bagian.
4. Keringkan dalam oven pada suhu 110°C selama 24 jam lalu didinginkan.
5. Rendam selama kurang lebih 24 jam
6. Tebarkan contoh diatas talam lalu aduk – aduk pada panas matahari, sehingga terjadi
proses pengeringan yang merata, atau dengan cara di panaskan diatas kompor.
7. Apabila suhu contoh sudah sama dengan suhu ruang,masukan kedalam kerucut
kuningan dengan tiga bagian, lapisan pertama dipadatkan dengan penumbuk sebanyak
8 tumbukan, lapis kedua 8 tumbukan dan lapis ketiga 9 tumbukan. Jumlah keseluruhan
tumbukan sebanyak 25 kali dengan tinggi jatuh penumbuk 5mm diatas permukaan
contoh secara merata dan jatuh bebas.
8. Bersihkan daerah disekitar kerucut dari agregat yang tercecer.
9. Angkat kerucut tersebut dalam arah vertikal perlahan – lahan.
10. Amati contoh saat terbuka, apabila masih terletak rapih maka contoh masih basah, lalu
keringkan kembali,apabila contoh jatuh lepas keseluruhan, maka contoh terlalu kering,
A
Bulk spesific gravity
B 500 C
500
Bulk spesific gravity ( SSD )
B 500 C
A
Apparent spesific gravity
B AC
500 A
Absorption ( penyerapan )
B
VI. PERAWATAN
A B Rata – rata
500 gram
Berat Pan
A B Rata – rata
Bk
Berat Jenis ( Bulk )
( B 500) Bt
500
Berat jenis kering, permukaan jenuh
( B 500) Bt
Bk
Berat jenis semu ( apparent )
( B Bk ) Bt
(500 Bk )
Penyerapan ( absorption ) x100%
Bk
I. MAKSUD
Untuk menentukan berat isi atau bobot isi agregat kasar dan halus dalam kondisi lepas dan
padat.
II. TUJUAN
Untuk mendapatkan berat isi agregat kasar dan halus lepas maupun padat dengan
menggunakan alat vibrasi serta nilainya digunakan untuk disain campuran.
III. PERALATAN
1. Timbangan ketelitian o,1 gram Timbangan 100 kg
2. Batang pemadat
3. Container pengukur volume
4. Meja getar
5. Mistar perata
IV. BAHAN
1. Agregat Kasar
2. Agregat Halus
V. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Berat Isi Lepas
1. Timbang berat container ( A ) yang telah diketahui volumenya ( V ).
2. Masukan campuran agregat kasar dengan hati – hati agar tidak terjadi pemisahan
butir, dari ketinggian maksimum 5 cm diatas container dengan menggunakan
sendok / sekop sampai penuh.
3. Ratakan permukaan container dengan mistar perata.
4. Timbang berat container + isi ( C )
5. Hitung berat benda uji = C – A
6. Berat isi lepas CA
V
B. Berat Isi Padat
1. Ambil contoh container isi ( V = 5 I )
2. Timbang container ( A )
3. Masukan agregat kasar ke dalam container tersebut kurang lebih 1/3 bagian lalu
tusuk – tusuk dengan batang pemadat sebanyak 25 kali.
4. Ulangi hal yang sama untuk lapisan kedua.
5. Untuk lapisan terakhir, masukan campuran agregat kasar sehingga melebihio
permukaan atas container ( samapi meluap ) lalu tusuk – tusuk kembali sebanyak 25
kali.
Laboratorium Jalan & Aspal FTUP
6. Letakan diatas meja getar lalu pasang penjepitnya.
7. Hidupkan motor penggerak selama 5 menit sampai tercapai pemadatan maksimum.
8. Ratakan permukaan campuran agregat dengan alat perata.
9. Timbang container berikut isinya ( C )
10. Hitung :
CA
Berat Isi
V
B. Berat tempat
PADAT I II III
B. Berat tempat
LEPAS I II III
B. Berat tempat
PADAT I II III
B. Berat tempat
I. MAKSUD
Untuk menentukan berat isi atau bobot isi agregat kasar dan halus dalam kondisi lepas dan
padat.
II. TUJUAN
Untuk mendapatkan berat isi agregat kasar dan halus lepas maupun padat dengan
menggunakan alat vibrasi serta nilainya digunakan untuk disain campuran.
III. PERALATAN
1. Timbangan ketelitian 0,01 gram
2. Oven
3. Cawan kedap air / pan aluminium
4. Desicator
5. Sample spliter
IV. BAHAN
3. Agregat Kasar tertahan saringan no.4
4. Agregat Halus lolos saringan no.4
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Gunakan sampel spliter untuk pembagian benda uji agar merata.
2. Timbsng cawan yanga akan dipakai lalu beri nomor dengan spidol.
3. Masukan benda uji yang akan diperiksa dalam cawan ± 100 gram.
4. Timbang cawan yang sudah berisi benda uji tersebut.
5. Masukan kedalam oven yang suhunya telah 110°C.
6. Setelah dikeringkan dalam oven cawan tersebut lalu dimasukan dalam desicator agar
cepat dingin.
7. Setelah dingin, timbang kembali cawan yang telah berisi agregat tersebut.
Berat tempat = A gr
BC
Kadar Air x100%
CA
Kadar air rata – rata ( % )
Berat tempat = A gr
BC
Kadar Air x100%
CA
Kadar air rata – rata ( % )
I. MAKSUD
Untuk mengetahui kandungan lumpur / lempung dalam agregat.
II. TUJUAN
Untuk mendapatkan prosentase kandungan campuran dan lempung yang memenuhi syarat
yang juga berpengaruh terhadap daya lekat aspal.
III. PERALATAN
1. Saringan No.4 dan no. 50
2. Timbangan
3. Cawan
4. Oven
IV. BAHAN
1. Agregat Kasar
2. Agregat Halus
3. Air Bersih
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil benda uji dari lapangan dengan cara penempatan atau gunakan alat sampel
spliter untuk pembagian benda uji agar merata
2. Masukan dalam oven setelah temperatur 110°C selama 24 jam.
3. Saring benda uji untuk agregat kasar diambil yang tertahan saringan No.4 dan untuk
agregat halus diambil yang tertahan saringan No.50
4. Timbang cawan kosong untuk masing – masing benda uji ( A ).
5. Masukan masing – masing benda uji ke dalam cawan, cuci benda uji kotor kering oven
tersebut hingga betul-betul bersih.
6. Keringkan dalam oven yang temperatur 110°C selama 24 jam.
7. Masukan dalam desicator untuk mempercepat pendinginan.
8. Hitung kadar lumpur dan lempung.
AB
x100%
A
Jika lumpur 5%, maka pasir tersebut harus dicuci terlebih dahulu sebelum dipakai.
AGREGAT HALUS
No. test I II III
I. MAKSUD
Untuk mengetahui kadar bahan organik yang terkandung dalam pasir yang akan digunakan
sebagai bahan campuran.
II. TUJUAN
Untuk mendapatkan nilai kandungan kadar organik dengan membandingkan warna pada
standar warna.
III. PERALATAN
1. Botol organik
2. Standart warna
3. Saringan No.4
IV. BAHAN
1. Agregat Halus ( pasir )
2. Larutan NaOH 3%
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil contoh pasir dalam keadaan asli ( dari lapangan ) lalu masukan ke dalam sampel
spliter agar pembagian butir merata.
2. Masukan pasir yang telah dibagi tadi kedalam botol organik sebanyak 130 ml.
3. Tambahkan larutan NaOH 3% sampai batas 200 ml.
4. Tutuplah lalu kocok – kocok selama 10 menit supaya benar – benar tercampur.
5. Biarkan selama 24 jam agar terjadi reaksi sempurna antara larutan NaOH dan bahan
organik.
6. Bandingkan warna larutan dengan standart warna, standar warna no.1 dan no.2 berarti
pasir tersebut bisa dipakai sebagai bahan campuran beton tanpa dicuci terlebih
dahulu.bila warna larutan sama dari standar warna no.3 dan no.4 berarti kandungan
bahan organiknya tinggi sehingga pasir tersebut perlu dicuci dahulu sebelum
digunakan untuk campuran beton, dan bila warnanya pada no.5 perlu dipertimbangkan
penggunaannya. Hati – hati larutan NaOH jangan sampai kena tangan, bila hal ini
terjadi segera dicuci dengan air.
Hasil pengamatan :
1. 1 2 3 4 5
2. 1 2 3 4 5
3. 1 3 4 5
I. MAKSUD
Untuk mengetahui tingkat kebersihan agregat halus atau pasir.
II. TUJUAN
Untuk mendapatkan prosentase kadar lumpur yang terkandung psda agregat halus ( pasir )
III. PERALATAN
1. Tabung sand equivalent
2. Beban equivalent
3. Gelas Erlenmeyer
4. Statif
5. Cawan
6. Tin Box
7. Saringan No.4
8. Sumbat karet
IV. BAHAN
1. Larutan standar / stok solution ( formalin )
2. Agregat halus lolos saringan no.4
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil pasir dari lapangan yang lolos saringan no.4 secukupnya, dan masukan ke dalam
tin box sampai penuh, ratakan dan tekan dengan tangan sehingga rata permukaan.
2. Masukan larutan standar ke dalam tabung S.E setinggi 5 strip ( skala tabung S.E )
3. Masukan contoh yang telah ditakar tadi ke dalam tabung S.E dan biarkan 10 menit.
4. Kocok tabung tersebut dengan arah mendatar sebanyak 90 kali, dimana perhitungan
dilakukan satu arah.
5. Masukan slang ke dalam tabung S.E dan buka kran hingga larutan standar equivalent
masuk ke dalam tabung S.E sampai setinggi skala 15.
6. Diamkan 20 menit, kemudian baca skala beban equivalent secara perlahan – lahan
sampai beban tersebut berhenti
7. Baca skala setelah pembebanan.
8. Perhitungan :
skalapasir
NilaiSE x100%
skalalumpur
No.Contoh
No. Uraian Keterangan
A B
I. MAKSUD
Untuk mengetahui keausan / pelapukan agregat akibat pengaruh iklim/cuaca.
II. TUJUAN
Untuk mengetahui seberapa besar prosentase keausan yang diakibatkan oleh iklim dan
cuaca seperti hujan, panas pada agregat yang akan digunakan untuk suatu konstruksi
perkerasan jalan.
III. PERALATAN
1. Breaker glass
2. Timbangan
3. Natrium sulfat / magnesium sulfat
4. Oven
5. Saringan 3/8” dan no 50
6. Desikator
IV. BAHAN
1. Agregat kasar tertahan saringan no.3/8 – 100 gr
2. Agregat halus lolos saringan no. 3/8 tertahan n0.40 – 100 gr
3. Natrium sulfat ( NaSO4 ) 3% atau magnesium sulfat ( MgSO4 )
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Persiapan larutan garam sulfat.
- Siapkan larutan jenuh garam natrium sulfat / garam magnesium sulfat dengan cara
melarutkan kristal murni garam natrium sulfat/magensium sulfat dalam air panas
lalu saring.
- Larutan ini harus betul – betul jenuh sehingga tidak terlihat adanya kelebihan
garam yang tidak larut lagi.
- Aduk baik – baik, kemudian simpan dalam desikator selama 48 jam sebelum
dipergunakan.
- Pada waktu larutan akan digunakan, hancurkan dulu hablur – hablur garam yang
mungkin terjadi dengan mengaduk, kemudian tambahkan berat jenisnya.
a. Jika menggunakan natrium sulfat, berat jenisnya antara 1,151 – 1,174.
b. Jika menggunakan magensium sulfat, berat jenisnya antara 1,295 – 1,308..
2. Ambil contoh agrgat yang akan di uji, keringkan dalam oven sampai beratnya tetap,
kemudian saring.
- Untuk agregat kasar, misal diambil 100 gram dari contoh yang tertahan saringan
3/8”
3. Masukan contoh ke dalam breaker glass, kemudian tuangkan larutan garam natrium /
magnesium yang telah memenuhi syarat setinggi 1 diatas permukaan agregat.
AB
x100%
A
Ukuran fraksi ( mm )
Berat sebelum test = A gr
Berat sesudah test = B gr
AB
% Kehilangan berat C x100%
A
% Fraksi tertahan = P
CxP
% Berat yang hilang W
100
Syarat umum ≤ 12%
AGREGAT HALUS
Jumlah hari
Ukuran fraksi ( mm )
Berat sebelum test = A gr
Berat sesudah test = B gr
AB
% Kehilangan berat C x100%
A
% Fraksi tertahan = P
CxP
% Berat yang hilang W
100
Syarat umum ≤ 10%
1. MAKSUD
Untuk mengetahui kekuatan / kekerasan agregat yang mengalami goresan.
II. TUJUAN
Untuk mendapatkan agregat kasar yang mempunyai kekerasan yang memenuhi syarat jika
akan digunakan sebagai bahan perkerasan jalan.
III. PERALATAN
1. Saringan
2. Timbangan
3. Batang Tembaga
4. Oven
5. Pan
IV. BAHAN
Agregat kasar tertahan saringan no.1.5”
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil contoh agregat yang sudah dikeringkan dalam oven lalu bagilah menjadi kurang
lebih 500 gram untuk masing – masing ukuran ( bisa juga dipakai hasil analisa saringan
agak kasar ).
2. Timbang masing – masing kelompok contoh agregat tersebut ( A )
3. Ambil batang tembaga diameter 1,5 mm kekerasan 65 – 70 Rc lalu goreskan dengan
tekanan 1 kg pada tiap – tiap butiran agregat tersebut. Bila agregat tersebut bisa
tergores berarti lunak.
4. Timbang berat agregat lunak tersebut ( B )
5. Hitung prosentase butiran yang lunak
B
x100%
A
Bila hasilnya 5 % maka harus dilakukan percobaan abrasi.
B
PROSENTASE AGREGAT YANG LUNAK x100% ......................%
A
Syarat umum ≤ 5 %
I. MAKSUD
Untuk mengetahui keausan agregat yang diakibatkan oleh faktor – faktor mekanis.
II. TUJUAN
Untuk mendapatkan prosentase larutan agregat yang akan digunakan untuk bahan
perkerasan jalan yang memenuhi syarat.
III. PERALATAN
1. Loss angeles abrassion machine
2. Bola baja
3. Talang / loyang besar
4. Sieve No. ¾”, 1/5”,3/8”
5. Pan
6. Oven
7. Timbangan
IV. BAHAN
1. Agregat kasar ± 5000 gram ( lihat tabel komposisi )
2. Air bersih
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambil benda uji yang akan diperksa lalu cuci sampai bersih
2. Keringkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 110°C sampai berat tetap.
3. Pisahkan agregat tersebut sesuai dengan kelompoknya ( lihat tabel ) lalu campurkan
sesuai dengan kombinasi yang di inginkan ( A/B/C/D ) dengan berat total 5000 gram (
A)
4. Hidupkan lampu power
5. Putar drum abrasi dengan menekan tombol “ inching “ sehingga tutupnya mengarah
keatas.
6. Buka tutup drum lalu masukan agregat yang sudah disiapkan tadi.
7. Masukan bola baja sebanyak yang disyaratkan ( lihat tabel )
8. Tutup kembali drum tersebut.
9. Buka tutup counter lalu atur angkanya menjadi 500 kemudian ditutup kembali.
10. Tekan tombol “ start “ sehingga drum berputar, jumlah putaran terbaca pada counter
dan drum akan berhenti berputar secara otomatis pada jumlah putaran 500.
11. Pasang talang dibawah drum.
12. Buka tutup drum lalu tekan tombol “ inching “ sehingga drum berputar dan agregat
serta bola baja tertampung pada talang tersebut.
13. Saringlah agregat tersebut dengan saringan no.12 lalu agregat yang tertahan dicuci
sampai bersih.
AB
Keausan x100%
A
Lolos Tertahan A B C D
1-1/2 1 1250
1 „3/4 1250
VI. PERAWATAN
1. Periksa oli pada speed reducer, tambahkan bila kurang
2. Periksa fan belt, ganti bila sudah aus.
3. Periksa kabel – kabel listrik dalam box jangan sampai ada yang terjepit.
4. Bersihkan bola baja setelah selesai dipakai.
Gradasi
Saringan I II
(a) (b) (a) (b)
Lewat Tertahan Berat Berat Berat Berat
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
76,2 mm ( 3” ) 63,5 mm ( 2,5 “ )
63,5 mm ( 2,5 “ ) 50,8 mm ( 2” )
50,8 mm ( 2” ) 37,5 mm ( 1,5” )
37,5 mm ( 1,5” ) 25,4 mm ( 1” )
25,4 mm ( 1” ) 19,0 mm ( „3/4” )
19,0 mm ( „3/4” ) 12,5 mm ( „1/2” )
12,5 mm ( „1/2” ) 9,5 mm ( „3/8” )
9,5 mm ( „3/8” ) 6,3 mm ( „1/2” )
6,3 mm ( „1/2” ) 4,75 mm ( No.4 )
4,75 mm ( No.4 ) 2,36 mm ( No.8 )
Jumlah berat
Berat tertahan saringan no.12
I. MAKSUD
Untuk mengetahui ketahanan agregat terhadap pengaruh mekanis.
II. TUJUAN
Untuk mendapatkan prosentase agregat kasar yang diakibatkan oleh beban mekanis
(besar) yang ditimbulkan oleh lalu lintas.
III. PERALATAN
1. Alat impact
2. Sieve 1/2"
3. Sieve 3/8"
4. Sieve No.8
5. Pan and cover
6. Kuas
7. Loyang
8. Timbangan
IV. BAHAN
Agregat kasar butiran antara 3,18" dan 3/4"
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan agregat basil rendaman 24 jam dengan ukuran butir antara 1/2 dan 3/8".
2. Atur kadar air agregat tersebut SLIpaga berada dalam keadaan SSD dengan cara
mengeringkan pada bagian permukaanya.
3. Isi tabung penakar setinggi 1/3 bagian, lalu tumbuk dengan batang penumbuk
sebanyak 25 timbukan.
Lakukan penumbukan dengan cara menyatukan batang penumbuk secara vertikal
dengan tinggi jatuh 50 inni di atas agregat tadi secara merata.
4. Ulangi prosedur pengisian tersebut untuk lapisan 2 dan 3.
Pada lapisan terakhir, agregat yang melebihi tabung penakar dibuang/diratakan dengan
batang penumbuk.
5. Timbang berat tabung penakar yang berisi agragat tadi lalu tentukan berat agregatnya. (
A ).
6. Masukan agregat tadi semua ke dalarn mold penumbuk lalu ditumbuk dengan
batang penumbuk sebanyak 25 kali hanya pada lapisan. atas (tidak perlu dibuat 3
lapisan sepern prosedur 3 dan 4)
7. At ur t i nggi j at uh pa l u penu m buk 180 m m di at as perm uka a n agre gat
II. TUJUAN
III. PERALATAN
1. Jangka sorong
2. Pan
3. Timbangan
4. oven
IV. BAHAN
1. Agregat kasar ukuran 1, 5"
2. Air bersih
V. PROSEDUR PERCOBAAN
No. Panj Lebar Tebal I > 36/b > 3/h No. Panj Lebar Tebal I > 36/b > 3/h
(cm) (cm) (cm) I < 3 & b < 3h (cm) (cm) (cm) I < 3 & b < 3h
I b h I b h
1 16
2 17
3 18
4 19
5 20
6 21
7 22
8 23
9 24
10 25
11 26
12 27
13 28
14 29
15 30
II. TUJUAN
Untuk mendapatkan prosentase kenaikan volume pasir yang diakibatkan oleh air
dan sesuai persyaratan
III. PERALATAN
1. Gelas ukur 500 cc
2. Loyang
3. Batang pengaduk
IV. BAHAN
1. Agregat halus (pasir)
2. Air bersih
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ambit contoh tanah pasir dengan kadar air asli
2. Masukan ke dalam gelas ukur sampai Skala kurang lebih 300 ml, catat
volume pasir tersebut ( A )
3. Pindahkan pasir tersebut dengan air sampai setengahnya.
4. Isi gelas ukur tersebut dengan air sampai setengahnya.
5. Masukan kembali pasir da ri kvar), tali ke dalam gelas ukur sambil
diaduk – aduk.
6. Baca volume pasir (B)
7. Hitung bulking factor
AB
x100%
A
BULKING FACTOR
Volume semula ( A ) cc
AB
Bulking Factor x100%
A
PEMERIKSAAN AGREGAT
II. TUJUAN
Untuk mendapatkan sampel campuran Aspal ( briket ) yang sesuai dengan disain
campuran dan dengan kepadatan yang diinginkan ( sesuai persyaratan ).
III. PERALATAN
1. Batang palu. pemadat
2. Beban pemadat
3. Landasan palu pemadat
4. Collar
5. Mold
6. Pelat penjepit mold
7. Pemegang mold
8. Landasan
9. Extruder
10. Kompor
11. Penggorengan
12. Alat pengaduk
13. Termometer
14. Bak perendam
15. Oven
IV. BAHAN
1. Agregat (kasar, sedang, halus)
2. Filler (semen)
3. Aspal
4. Kertas caring
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan kompor dengan dua tungku
2. Siapkan aspal tale calrkan)panaskan hingga suhu rata-rata 170° C
3. Siapkan agregat (kasar, sedang, halus/filler), lalu campurkan semuanya pada
wajan dan panaskan hingga mencapai suhu rata-rata 150° C
4. Bila kedua-duanya telah mencapai suhu yang diinginkan, angkat wajan berisi
agregat letakan pada tinibingan lalu tinibang beratnya dan berat tersebut kits
anggap 0 (nol) kg
Laboratorium Jalan & Aspal FTUP
5. Selanjutnya kits tambahkan a ,,pal sesuai dengan rencana disain campuran, aduk
hingga rata dart suhu tetap terjaga (suhu v1skositas ± 51° C)
6. Sebelumnya siapkan alat
7. Pasanglah mold beserta collar diatas landasan, lapisi bagian permukaan collar
dengan kertas saring
8. Masukkan campuran benda uji ~ ang sudah disiapkan kedalam mold secara perlahan-
lahan dart ditusuk-Itusul, agar merata.
9. Lapisi jugs bagian atas benda uji dengan kertas sating, lalu pasang
penjepit clan mold sehingga tno!d berdirl kokoh
10. MasukkanAetakkan palu penia Jai diatas benda uji yang ads didalam mold,
kemudian angkat beban per g adat sampai menyentuh pegangan palu lalu
jatuhkan, lakukanlah penumbukkan ini sebanyak 75 kali per sampel
11. Bila telah selesai keluarkan mold dart penjepit berikut benda ujinya lalu balik
mold tersebut clan letakkan kembali diatas landasan dart penjepit lagi.
12. Lakukan penumbukan/pemadatan sebanyak 75 kali
13. Bila telah selesai lepaskan niolid berikut benda uji dart landasan, kemudian
keluarkan benda uji tersebut dengan menggunakan alat pengeluar benda uji
(extruder) clan diamkan sebentar lalu masukkan kedalam bak perendam dengan suhu
± 40° C selama 24 Jam untuk pembuatan benda uji (sampel) berikutnya (2, 3 dstnya)
lakukan prosedur dart no. I s/d 13
II. TUJUAN
Untuk menguji sejumlah contoh (sampel) campuran aspal sesuai dengan desain campuran
yang diinginkan dibandingkan dengan persyaratan yang telah ditentukan.
III. PERALATAN
1. Mesin tekan marshall
2. Kepala penekan
3. Dial indikator
IV. BAHAN
Contoh/sampel benda uji yang telah dibuat
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pasang briket marshall di at as kepaia penekan
2. Pasang dial indicator (a) pada flow meter (b) terus setel sehingga
menunjukkan ke angka nol
3. Masukan steker gaya ke dalam stop kontak yang bertegangan 220 volt.
4. Putar saklar (m) keposisi up dimana proses penekanan berlangsung, jumlah
penekanan yang terjadi akan terlihat pada manometer hidrolik (g).
5. Catat nilai pembebanan yang ditunjukan oleh nilai indikator (a) pada flow meter.
No. a b c d e f g h i j k l m n o p q r s
Keterangan : g = berat isi benda uji = c/f k = jumlah kandungan rongga ( % ) = 100-i-j
a = % aspal terhadap campuran h = berat jenis teoritis ag l = prosen rongga terhadap agregat = 100-j
b = tinggi benda uji 100 i m = prosen rongga terisi aspal = 100xi/l
B.J .aspal
c = berat (gram) % agregat % aspal n = prosen rongga terhadap campuran = 100-
d = berat dalam keadaan jenuh B.J. agregat B.J. aspal (100.g/h)
e = isi ( ml ) = d.e (100 a) g o = pembacaan arloji stabilitas
Suhu pencampuran : °C Berat jenis aspal =
j
B.J .agregat p = stabilitas = o x kalibrasi alat
Suhu pemadatan : °C Berat jenis agregat = q = satabilitas = p x korelasi tinggi
Suhu percobaan : °C r = kelelahan (mm)
t = satbilitas/kelelahan = q/r (kg/mm)
2. Asphalt Institute, The Asphalt Hand Brook, Manual Series No.4 (MS-4), Sixth Printing,
March 1980.
3. ASTN, Annual Book of Standart, Part 15, Road, Paving, Bituminous. Materials
Traveled Surface Characteristics, 1979.
6. Laboratorium Jalan dan Survey FTUL Petunjuk Praktis dan Pedoman Praktikum
Bohan Perkerasan Jalan, Cetakan kedua, Jakarta 1990,
( cm ) ( in ) ( mm )
a. Stabilitas benda uji yang diukur dika:ikan angka perbandingan tebal sama
dengan stabilitas setelah koreksi untuk benda uji tebal 63.5 mm.
b. Hubungan ini/tebal, didasarkan pada benda uji yang berdiameter 101,6 mm
Lampiran 5.
SPESIFIKAST AGREGAT CAMPURAN
HOT ROLLED ASPHALT (HRA)
Lampiran 6.
KOMPOSISI BAHAN CAMPURAN ASPAL - AGREGAT
DALAM % BERAT
PEN
No. CAMPURAN AGR AGR FILLER ASPAL ASPAL
KASAR HALUS
1. ASPHALTIC CONCRETE ( AC ) 52 33 9 6 60 – 90
2. HOT ROLLED ASPHALT ( HRA ) 30 53 9 8 40 - 70