Anda di halaman 1dari 124

1

Zainal Holis. YE
PERENCANAAN CAMPURAN ASPAL
BETON (HOTMIX)
Tujuan perencanaan campuran aspal beton adalah
untuk menentukan campuran aspal beton yang
mempunyai kinerja yang baik, memenuhi sifat
campuran yang disyaratkan sehingga memberikan
kontribusi terhadap kinerja perkerasan beraspal yang
diinginkan antara lain :
KUAT
AMAN
NYAMAN
INDAH
AWET
Zainal Holis. YE 2
KINERJA CAMPURAN ASPAL BETON
YANG HARUS DIPENUHI :

Cukup aspal
Cukup stabililitas
Cukup persen rongga
Cukup kedap air
Cukup kesat
Mudah dikerjakan

Zainal Holis. YE 3
◼ Cukup aspalnya
- Dapat menyelimuti agregat dengan baik
- Dapat mengikat butiran antar agregat setelah
dipadatkan
- Kedap air

◼ Cukup stabil
Dapat menahan beban lalu lintas tanpa terjadi
perubahan bentuk (deformasi)

Zainal Holis. YE 4
◼ Cukup tersedia rongga dalam campuran
Mencegah terjadinya bleeding akibat pemadatan
tambahan oleh lalu lintas

▪ Cukup Kedap air


Mencegah masuknya air dan udara pada lapisan
yang sudah dipadatkan

◼ Cukup mudah dikerjakan


- Waktu pelaksanaan pencampuran
- Waktu penghamparan
- Waktu pemadatan
Zainal Holis. YE 5
◼ Cukup lentur
Dapat mengikuti perubahan bentuk akibat beban lalu
lintas yang berulang-ulang tanpa menimbulkan
keretakan dan perubahan volume

◼ Cukup kesat
Menghasilkan permukaan yang kesat, agar
kendaraan tidak mengalami slip di waktu hujan
maupun di waktu kering

Zainal Holis. YE 6
Sifat-Sifat Mekanis campuran Beraspal

◼ FRIKSI
Diperoleh dari ikatan antar butir agregat (interlocking),
kekuatannya tergantung pada gradasi, tekstur
permukaan, bentuk butiran dan ukuran agregat
maksimum yang digunakan.

◼ KOHESI
Diperoleh dari sifat-sifat aspal yang digunakan. Karena
itu kinerja campuran beraspal sangat dipengaruhi oleh
sifat-sifat aspal dan agregat pembentuknya.

Zainal Holis. YE 7
PENYEBAB RETAK
TIDAK KUAT MENERIMA REGANGAN TARIK YANG TERJADI
Beban P

Zainal Holis. YE 8
PENYEBAB DEFORMASI
TITIK LEMBEK ASPAL RENDAH, KANDUNGAN FILLER
TINGGI DAN RONGGA DALAM CAMPURAN RENDAH

Zainal Holis. YE 9
BAGAN ALIR PERENCANAAN
CAMPURAN METODE BINA MARGA

Zainal Holis. YE 10
TAHAPAN PERENCANAAN CAMPURAN ASPAL
BETON (HOT MIX).

1. Pemeriksaan sifat-sifat agregat yang akan digunakan :


- Abrasi dengan mesin Los Angeles
- Kelekatan terhadap aspal
- Kekekalan bentuk terhadap larutan natrium dan magnesium
sulfat
- Analisa saringan
- Index kepipihan
- Berat jenis dan penyerapan air
- Material lolos saringan No. 200
- Sand equivalent

Zainal Holis. YE 11
2. Pemeriksaan sifat-sifat aspal yang akan digunakan :
- Penetrasi pada suhu 25°C
- Titik lembek
- Titik nyala
- Daktilitas
- Berat jenis
- Kelarutan dalam Trichlor Ethylen
- Penurunan berat (dengan TFOT)
- Penetrasi setelah penurunan berat
- Daktilitas setelah penurunan berat
- Stabilitas penyimpanan : Perbedaan Titik Lembek

3. Menentukan spesifikasi gradasi gabungan (sesuai


spesifikasi yang telah di tentukan)

Zainal Holis. YE 12
CONTOH MENCARI PROPORSI AGREGAT
UNTUK CAMPURAN ASPAL BETON
CARA GRAFIS (A)

Diketahui hasil analisa saringan agregat dari stockpile sebagai berikut :

Prosen Lolos Spesifikasi Gradasi


Ukuran Saringan Split Screening Abu Batu Campuran Type IV
(10-19 mm) (5-10 mm) (0-5 mm) B

¾” (19 mm) 100 100 100 100


½” (12,5 mm) 53 100 100 80 – 100
3/8” (9,5 mm) 23 84 100 70 – 90
# 4 (4,75 mm) 8 26 100 50 – 70
# 8 (2,36 mm) 5 9 79 35 – 50
# 30 (0,60 mm) 4 5 40 18 – 29
# 50 (0,30 mm) 3,5 4 32 13 – 23
# 100 (0,15 mm) 2,5 3 23 8 – 16
# 200 (0,075 mm) 1,7 2,2 12 4 - 10

13
CARA MENCARI PROPORSI MASING-MASING AGREGAT
1. Buat kotak ukuran 10 x 10 cm sebanyak dua buah A & B pada kertas
milimeter blok → lihat halaman 17.

2. Pada garis vertikal A & B ditulis angka 0 sampai dengan 100, yang
merupakan angka % (persen) lolos saringan.
- Pada garis vertikal sisi kiri A = % (persen) lolos saringan screening
- Pada garis vertikal sisi kanan A = % (persen) lolos saringan split.

3. Hubungkan dengan garis lurus titik % (persen) lolos angka yang


sama antara screening dan split, kemudian buat garis putus-putus di
bawah garis lurus tersebut sepanjang angka batas spesifikasi.

4. Cari ujung garis putus-putus bagian terdalam.


- dari kedua bagian terdalam tadi tarik garis vertikal dan ambil garis
putus-putus di bagian tengah dimana garis ini menunjukkan
proporsi antara screening dan split
- Didapat 32% split dan 68% screening.

14
5. Garis vertikal median akan memotong garis yang menghubungkan
prosentase saringan antara split dan screening.
- Perpotongan dengan garis lurus tersebut ditarik garis mendatar yang
memotong garis vertikal kotak B sisi kiri.
- Garis vertikal kotak B sisi kiri adalah angka % (persen) lolos gradasi
gabungan antara screening dengan split.
- Sedangkan garis vertikal kotak B sisi kanan adalah tempat angka
gradasi abu batu.

6. Setelah dicantumkan angka-angka % (persen) lolos abu batu pada garis


vertikal sisi kanan kotak B selanjutnya ditarik garis yang menghubungkan
% (persen) lolos abu batu masing-masing ukuran dengan garis vertikal sisi
kiri kotak B tempat hasil gabungan split dengan screening.

7. Tarik garis antara % (persen) lolos split dan screening pada garis vertikal
sisi kiri B dengan % (persen) lolos abu batu pada garis vertikal sisi kanan
B pada % (persen) lolos yang sama, hubungkan dengan garis lurus.

8. Buat garis putus-putus di bawahnya sepanjang nilai spesifikasi.


15
9. Tarik garis vertikal pada ujung bagian dalam spesifikasi terdekat
bagian sisi kiri dan kanan
- Dari kedua batas garis tersebut, ditarik garis vertikal di bagian tengah.
- Didapat (48% abu batu) dan (52% split + screening)

Selanjutnya dapat diketahui proporsi masing-masing agregat dengan


perhitungan sebagai berikut :

Split = 32% x 52% = 16,64%


Screening = 68% x 52% = 35,36%
Abu batu = 48%

Masukkan dan hitung nilai proporsi agregat pada kolom halaman 18.

Selanjutnya hasil gradasi campuran tersebut masukan ke dalam spesifikasi


(halaman 19). Periksa apakah ada yang keluar spesifikasi. Bila cukup baik
dapat dilanjutkan membuat sampel / briket untuk uji Marshall dengan
variasi kadar aspal.

16
MENCARI PROPORSI AGREGAT
COLD BIN (STOCK PILE) DENGAN CARA GRAFIS A

A B
Screening Split Screening + Split Abu Batu
100 100
3/4” 3/4”
90 90
84 1/2” 1/2”
80 80
3/8”
1/2”
PERSEN LOLOS

70

PERSEN LOLOS
70 3/8”
60 60
53 50
50
3/8”
#4
40 40
30 26 #8 30
#50
23 #4 #100
20 #4
20
#30
#200
10 9 #8 8 #8 10
#30 5
0 0
x
Abu Batu x
Split + Screening
32% Split 68% Screening 48% 52%

SPLIT = 32% x 52% = 16,64%


PROPORSI AGREGAT :
SCREENING = 68% x 52% = 35,36%
ABU BATU = 48%

17
HASIL PROPORSI DAN GRADASI CAMPURAN AGREGAT
CARA GRAFIS A

Ukuran Prosen Lolos Hasil Spesifikasi

Saringan Split (10-19mm) Screening (5-10 mm) Abu batu (0-5 mm) Gradasi Type IV B

100 16,64 100 35,36 100 48 Campuran

3/4" 100 16,64 100 35,36 100 48 100 100

1/2" 53 8,82 100 35,36 100 48 92,18 80 - 100

3/8" 23 3,83 84 29,70 100 48 81,53 70 - 90

#4 8 1,33 26 9,19 100 48 58,52 50 - 70

#8 5 0,83 9 3,18 79 37,92 41,93 35 - 50

# 30 4 0,67 5 1,77 40 19,20 21,63 18 - 29

# 50 3,5 0,58 4 1,41 32 15,36 17,36 13 - 23

# 100 2,5 0,42 3 1,06 23 11,04 12,52 8 - 16

# 200 1,7 0,28 2,2 0,78 12 5,76 6,82 4 - 10

18
HASIL GRADASI CAMPURAN CARA GRAFIS A
(SPEC TYPE IV B ASPHALT INSTITUT)

100
x92,18

x 81,53

x58,52
KETERANGAN
SPESIFIKASI
x
41,93 GRADASI
CAMPURAN
x
x 21,63
x
17,36
12,52
x
6,82

19
CONTOH MENCARI PROPORSI AGREGAT
UNTUK CAMPURAN ASPAL BETON
CARA GRAFIS B
Hasil analisa saringan sama dengan halaman 13.
Cara mencari proporsi masing-masing agregat :
1. Buat kotak ukuran 10 x 20 cm, lihat halaman 16 pada kertas milimeter
blok
2. Tarik garis diagonal seperti gambar
3. Tulis angka 0 s/d 100 pada garis vertikal sisi kiri dan sisi kanan yang
merupakan % (persen) lolos saringan
4. Tarik garis vertikal dengan angka dari nilai tengah spesifikasi
memotong garis diagonal mulai No. 200 s/d 3/4”
Untuk saringan 3/4” = 100%
1/2” = (80 + 100)% = 90%
2
3/8” = (70 + 90)% = 80% dst
2
5. Tulis angka-angka % (persen) lolos mulai fraksi abu batu, screening,
dan spleet pada garis vertikal sesuai poin 4 di atas.
Zainal Holis. YE 20
6. Untuk mencari proporsi masing-masing jenis agregat, cari garis vertikal
dengan cara menggeser-geser antara split dan screening sehingga jarak /
tinggi A bagian atas sama dengan A bagian bawah lalu tarik garis putus-putus
ke kanan didapat % (persen) split = 21,50%.

7. Dengan cara yang sama didapat tinggi B bagian atas sama dengan bagian
bawah (B’ + x), kemudian tarik garis putus-putus ke kanan didapat %
(persen) screening 30,50% dan abu batu sisanya senilai 48,00%.

8. Selanjutnya dapat diketahui proporsi masing-masing agregat sebagai berikut :


Split = 21,50%
Screening = 30,50%
Abu batu = 48%

9. Masukkan dan hitung % (persen) masing-masing agregat pada kolom


halaman 23, selanjutnya hasil perhitungan gradasi campuran tersebut
dimasukan ke dalam spesifikasi, lalu periksa apakah ada yang keluar dari
spesifikasi (Lihat halaman18). Bila ada yang keluar dari spesifikasi perlu di
koreksi, bila masuk dalam spesifikasi dapat dilanjutkan membuat sampel /
briket untuk uji Marshall dengan variasi Asphalt Content.
Zainal Holis. YE 21
MENCARI PROPORSI AGREGAT
COLD BIN (STOCK PILE) DENGAN CARA GRAFIS B

UKURAN SARINGAN
#200 #100 #50 #30 #8 #4 3/8” 1/2” 3/4”
100 100

21,50 %
B

Split
90 90
A 84 90
80 80 80
79

Screening
70 70

30,50 %
Persen Lolos

60
60 60
53
50 50
42,5
40
40 40
32

Abu Batu
30 30

48,00 %
23 26
23,5 23
20 20
12 12 18
10 7
A 10
2,2 3 4 5 9 8
3,5 4 5 B’
0 1,7 2,5 0
X
Perbandingan Tinggi B. atas = (B’ + X) Tinggi A atas = A bawah

Zainal Holis. YE 22
HASIL GRADASI CAMPURAN PROPORSI AGREGAT CARA GRAFIS B

Ukuran Prosen Lolos Hasil Spesifikasi

Saringan Split (10-19mm) Screening (5-10 mm) Abu batu (0-5 mm) Gradasi Type IV B

100 21,50 100 30,50 100 48 Campuran

3/4" 100 21,50 100 30,50 100 48 100 100

1/2" 53 11,39 100 30,50 100 48 89,89 80 - 100

3/8" 23 4,94 84 25,62 100 48 78,56 70 - 90

#4 8 1,72 26 7,93 100 48 57,65 50 - 70

#8 5 1,07 9 2,74 79 37,92 41,73 35 - 50

# 30 4 0,86 5 1,52 40 19,20 21,58 18 - 29

# 50 3,5 0,75 4 1,22 32 15,36 17,33 13 - 23

# 100 2,5 0,54 3 0,91 23 11,04 12,49 8 - 16

# 200 1,7 0,37 2,2 0,67 12 5,76 6,80 4 - 10

Zainal Holis. YE 23
SPESIFIKASI GRADASI CAMPURAN TYPE IVB ASPHALT INSTITUTE

100

x 89,89

x 78,56 CARA GRAFIS. B

x57,65
KETERANGAN
SPESIFIKASI
x
41,73
GRADASI
CAMPURAN
x
x 21,58
x
17,33
12,94
x
6,80

Zainal Holis. YE 24
Toleransi Komposisi Campuran

Agregat Gabungan Toleransi Komposisi


Campuran
Sama atau lebih dari 2,36 mm ± 5% berat total agregat
Lolos ayakan 2,36 mm sampai No.50 ± 3% berat total agregat
Lolos ayakan No.100 dan tertahan No.200 ± 2% berat total agregat
Lolos ayakan No.200 ± 1% berat total agregat

Zainal Holis. YE 25
Contoh hasil gradasi gabungan (spec toleransi)
Ukuran Spec Asp Spec Asp Institute Hasil Gradasi
Sarigan Institute Type IV b. Campuran
Type IV b Bdsrkn toleransi
Komp campuran

3/4" 100 100 100

1/2" 80 - 100 85 - 95 97,2


3/8" 70 - 90 75 - 85 74,2
#4 50 - 70 55 - 65 55,8/

#8 35 - 50 40 - 45 41,3

# 30 18 - 29 21 – 26 22,3

# 50 13 - 23 16 - 20 15,6

# 100 8 - 16 10 - 14 10

# 200 4 - 10 5-9 8

Catatan:
Pada kolom hasil gradasi,angka yg di ketik
miring/ berwarna merah keluar dari toleransi
spesifikasi.

26

Zainal Holis. YE
Contoh hasil gradasi gabungan (spec toleransi)
Ukuran Spec Asp Spec Asp Institute Hasil Gradasi
Sarigan Institute Type IV b. Campuran
Type IV b Bdsrkn toleransi
Komp campuran

3/4" 100 100 100

1/2" 80 - 100 85 - 95 97,1


3/8" 70 - 90 75 - 85 72,18
#4 50 - 70 55 - 65 52,07

#8 35 - 50 40 - 45 37,78

# 30 18 - 29 21 - 26 21,65

# 50 13 - 23 16 - 20 17,34

# 100 8 - 16 10 - 14 11,78

# 200 4 - 10 5-9 7,19

Catatan:
Pada kolom hasil gradasi,angka yg di ketik miring/
berwarna merah keluar dari toleransi spesifikasi.

27

Zainal Holis. YE
KETENTUAN GRADASI AGREGAT GABUNGAN CAMPURAN ASPAL BETON
Sesuai Spec Asphalt Institute
Persen lolos Persen lolos
Persen lolos saringan saringan saringan
Saringan
Lapisan Aus Lapisan Lapisan
Antara Pondasi
No

AC-WC AC-WC AC-BC AC-Base


ASTM ( mm )
IV A Asphalt IV B Asphalt IV C Asphalt IV D Asphalt
Institute Institute Institute Institute
1 1 1/2 37,5 - - - 100
2 1 25 - - 100 80 - 100
3 3/4 19 - 100 80 - 100 70 - 90
4 1/2 12,5 100 80 - 100 - -
5 3/8 9,5 80-100 70 - 90 60 - 80 55 - 75
6 No. 4 4,75 55-75 50 - 70 48 - 65 45 - 62
7 No. 8 2,36 35-50 35 - 50 35 - 50 35 - 50
8 No. 30 0,600 18-29 18 - 29 19 - 30 19 - 30
9 No. 50 0,300 13-23 13 - 23 13 - 23 13 - 23
10 No. 100 0,150 8-16 8 - 16 7 - 15 7 - 15
11 No. 200 0,075 4 -10 4 - 10 0-8 0-8

Zainal Holis. YE 28
KETENTUAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN ASPAL BETON
Sesuai Spec Asphalt Institute

Lapisan Aus AC Lapisan Aus Lapisan Antara Lap. Pondasi


No Sifat - Sifat Campuran AC -WC
-WC
AC -BC AC – Base
Type IV A Type IV B Type IV C Type IV D

1 Penyerapan Aspal (%) 1,7 (Maks) 1,7 (Maks) 1,7 (Maks) 1,7 (Maks)
2 Jumlah tumbukan per bidang 35 75 75 112
3 Rongga dalam campuran VIM (%) 3-8 3-5 3-5 3-8
4 Rongga dalam agregat VMA (%) 16 (Min) 15 (Min) 14 (Min) 13 (Min)
5 Rongga terisi aspal VFB (%) 75 - 85 75 - 82 75 - 82 65 - 72

6 Stabilitas Marshall (Kg) 750 (Min) 1100 (Min) 1100 (Min) 1800 (Min)
7 Pelelehan / Flow (mm) 2-5 2-4 2-4 2-4
8 Stabilitas Marshall sisa (%) setelah - 75 (Min) 75 (Min) 75 (Min)
peredaman selama 24 jam pada suhu
60ºC
9 Marshaal Quontient (Kg/mm) 200 (Min) 300 (Min) 300 (Min) 350 (Min)
10 Bitumen Film Tickness 8.0 Um (Min) 8.0 Um (Min) 8.0 Um (Min) -

Zainal Holis. YE 29
PROSES PEMBUATAN
JOB MIX DESIGN (JMD)
DAN
PEMBUATAN JOB MIX FORMULA
(JMF)

Zainal Holis. YE 30
MENCARI PRAKIRAAN KADAR ASPAL CAMPURAN
ASPAL BETON

Prakiraan % kadar aspal = 0,035 (%CA) + 0,045 (%FA) + 0,18 (%FF) + K

Catatan:
CA = Agregat di atas saringan no.8
FA = Agregat lolos saringan no.8, tertahan saringan no. 200.
FF = Agregat lolos saringan no. 200.
K = Koefisien yang besar kecilnya tergantung dari besarnya
penyerapan air pada agregat. Biasanya diambil antara 0,5 s/d 1.

Zainal Holis. YE 31
CONTOH MENCARI PRAKIRAAN KADAR ASPAL
DARI HASIL CARA GRAFIS A
Prakiraan % kadar aspal = 0,035 (%CA) + 0,045 (%FA) + 0,18 (%FF) + K

Didapat data : (Halaman 17)


CA = 100 – 41,73 = 58,27
FA = 41,73 – 6,80 = 34,93
FF = 6,80
K = diambil 1

Persen perkiraan aspal = 0,035(58,27)+0,045(34,93)+0,18(6,80)+1


= 2,039 + 1,571 + 1,224 +1
= 5,834% dibulatkan 6,00%
Variant kadar aspal yang digunakan dalam membuat sampel / briket
untuk uji Marshall mulai dari : 5,00 ; 5,50 ; 6,00 ; 6,50 dan 7,00%

Zainal Holis. YE 32
Proses Pembuatan Benda Uji ( Briket ) dan
Pengujian Sifat-Sifat Campuran dg Marshall Test
1. Hitung proporsi masing-masing agregat sesuai hasil perhitungan
komposisi campuran
2. Timbang masing-masing agregat dengan berat total satu benda
uji 1200 gram. Buat contoh benda uji sebanyak 5 macam kadar
aspal masing-masing 3 buah benda uji. Jadi jumlah benda uji 15
buah. Perbedaan kadar aspal antara benda uji 0,50%.
3. Masukan agregat ke dalam oven dengan temperatur 105-110ºC
minimal selama 4 jam
4. Panaskan aspal pada suhu 150ºC + 5ºC
5. Panaskan mould (cetakan) benda uji ukuran Ø 10,16cm tinggi
7,62cm dan bagian muka penumbuk pada suhu 93,3 – 148,9ºC

Zainal Holis. YE 33
6. Keluarkan agregat dari oven, timbang, tambahkan aspal
sesuai berat yang dikehendaki
7. Aduk agregat dan aspal sampai semua agregat terselimuti
aspal dengan sempurna (homogen) sambil dipanaskan
sampai dengan 155 ºC
8. Letakkan cetakan di atas landasan pemadat (pedestal),
letakkan kertas saring yang sudah digunting sebagai alas
cetakan
9. Masukkan campuran yang telah dipanaskan dengan
menggunakan corong ke dalam cetakan, sambil ditusuk-
tusuk sebanyak 15 kali bagian pinggir dan 10 kali bagian
tengah

Zainal Holis. YE 34
10. Tumbuk campuran tersebut sesuai dengan rencana pada
suhu 145 ± 1ºC, yaitu :
2 x 75 tumbukan untuk lalu lintas berat
2 x 50 tumbukan untuk lalu lintas sedang
2 x 35 tumbukan untuk lalu lintas ringan
Berat penumbuk 4.536 gr (± 9 gr)
Tinggi jatuh bebas 457,2 mm (± 15,24 mm) atau (18” ± 0,6 mm)
11. Dinginkan, kemudian keluarkan benda uji dengan hati-hati
menggunakan extruder, letakkan benda uji di tempat yang
rata dan biarkan selama 24 jam, ukuran benda uji Ø 10cm,
tinggi 6,35cm ±1,27mm
12. Timbang benda uji dalam kondisi kering udara, dalam air
dan dalam kondisi SSD
13. Rendam benda uji dalam air panas pada suhu 60 ± 1ºC
selama 30 – 40 menit

Zainal Holis. YE 35
14. Lakukan pengujian stabilitas dan flow dengan cara :
- Letakkan kepala penekan ( stability mould ) ke dalam mesin
penguji ( stabilitas compression machine)
- Pasang arloji pengukur alir ( asphalt flow indicator ) di atas salah
satu batang penuntun, atur jarum petunjuk pada angka nol
- Sebelum diberikan beban, kepala penekan beserta benda ujinya
diletakkan sampai bagian atas menyentuh proving ring
- Atur jarum arloji tekan (dial indicator) pada kedudukan angka nol
- Catat pembebanan maksimal (max stability) yang dicapai, koreksi
dengan faktor pengali sesuai tabel angka koreksi beban (stability)
- Catat nilai alir flow pada saat pembebanan maksimum tercapai.

Lakukan cara pengujian di atas terhadap benda uji dengan proporsi


campuran agregat dan kadar aspal lainnya.

Selanjutnya susun laporan.

36
Zainal Holis. YE
RUMUS MARSHALL TEST

Digunakan untuk mencari :


- Rongga dalam campuran (VIM), %
- Rongga dalam di antara Butir Agregat (VMA), %
- Rongga terisi aspal (VFB), %
- Stabilitas, Kg
- Kelelehan / Flow, mm
- Marshall Quotient, stabilitas dibagi flow, kg/mm

Zainal Holis. YE 37
Ilustrasi Pengertian Tentang VIM, selimut aspal dan aspal
terabsorbsi Zainal Holis. YE 38
Ilustrasi Pengertian VMA dan VIM campuran aspal beton padat.

Zainal Holis. YE 39
Komponen Campuran Beraspal secara Volumetik

Zainal Holis. YE
40
Zainal Holis. YE 41
Zainal Holis. YE 42
Zainal Holis. YE 43
Zainal Holis. YE 44
Zainal Holis. YE 45
Zainal Holis. YE 46
Zainal Holis. YE 47
Zainal Holis. YE 48
Zainal Holis. YE
49
Zainal Holis. YE 50
Zainal Holis. YE 51
Zainal Holis. YE 52
Zainal Holis. YE 53
PROSES PEMBUATAN BENDA UJI (BRIKET)
DAN PENGUJIAN MUTU CAMPURAN ASPAL
BETON DENGAN METODE MARSHALL
DI LABORATORIUM AMP

Zainal Holis. YE 54
Agregat panas dari Hot Bin

Zainal Holis. YE
55
Campuran Agregat panas Hasil Campuran Aspal Beton Dari Pugmil
Pengeringan (Dry Mix)

Agregat dari Hot Bin,


Dry Mix, dan Campuran
Aspal Beton

Zainal Holis. YE 56
Penimbangan Agregat untuk pembuatan Membuat campuran Aspal Beton pd suhu 155 (± 1ºC)
benda uji / BriketSesuai Formula

Camp Aspal Beton dimasukkan kedlm mould Tumbuk Campuran Aspal Beton dalam mould 2 x 75 tbk
Sambil ditusuk spatula bg pinggir 15 x & tengah 10 x diatas pedestal Pada suhu 145 ((± 1ºC)

Zainal Holis. YE 57
Penimbangan benda uji setelah
direndam di Water bath

Benda Uji direndam di Water


bath pd suhu 60 ºC (± 1ºC)

Pembacaaan nilai Stabilitas dan Flow

Zainal Holis. YE
58
Mengeluarkan benda uji
dari Mould/Cetakan
dengan alat extruder

Benda uji setelah


dikeluarkan dg extruder

Zainal Holis. YE 59
CONTOH GRADASI
CAMPURAN
DAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN
ASPAL BETON

Zainal Holis. YE
60
SPESIFIKASI BERDASARKAN KEPADATAN MUTLAK GRADASI
GABUNGAN CURVA FULLER DAN DAERAH LARANGAN

Ukuran % Berat Yang Lolos


Ayakan Latasir (SS) Lataston (HRS) LASTON (AC)
ASTM (mm) Kelas A Kelas B WC Base WC BC Base
1½” 37,5 100
1” 25 100 90 - 100
¾” 19 100 100 100 100 100 90 - 100 Maks.90
½” 12,5 90 - 100 90 - 100 90 - 100 Maks.90

3/8” 9,5 90 - 100 75 - 85 65 - 100 Maks.90


No.8 2,36 75 - 100 50 - 72 35 - 55 28 - 58 23 - 49 19 - 45
No.30 0,600 35 - 72 15 - 35
No.200 0,075 10 - 15 8 - 13 6 - 12 2-9 4 - 10 4-8 3-7
DAERAH LARANGAN
No.4 4,75 39,5
No.8 2,36 39,1 34,6 26,8 - 30,8
No.16 1,18 25,6 - 31,6 22,3 - 28,3 18,1 - 24,1
No.30 0,600 19,1 - 23,1 16,7 - 20,7 13,6 - 17,6
No.50 0,300 15,5 13,7 11,4

Zainal Holis. YE 61
CONTOH GRADASI CAMPURAN AGREGAT AC-WC (3 TIPE)

Zainal Holis. YE 62
Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston Dimodifikasi
(AC Modified)
Laston (AC)
Sifat-sifat Campuran
WC BC Base
Mod Mod Mod
Penyerapan kadar aspal Maks. 1,7
Jumlah tumbukan per bidang 75 112 (1)
Rongga dalam campuran (%) Min. 3,5
Maks. 5,5
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 15 14 13
Rongga terisi aspal (%) Min. 65 63 60
Stabilitas Marshall (kg) Min. 1000 1800 (1)
Maks. - -
Kelelehan (mm) Min. 3 5 (1)
Maks. - -
Marshall Quotient (kg/mm) Min. 300 350
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah
Min. 75
perendaman selama 24 jam, 60 ºC (4)
Rongga dalam campuran (%) pada (2)
Min. 2,5
Kepadatan membal (refusal)
Stabilitas Dinamis, lintasan/mm Min. 2500 63
Zainal Holis. YE
Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston (AC)
Laston
Sifat-sifat Campuran
WC BC Base
Penyerapan aspal (%) Maks. 1,2
Jumlah tumbukan per bidang 75 112 (1)
Min. 3,5
Rongga dalam campuran (%)
Maks. 5,5
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 15 14 13
Rongga terisi aspal (%) Min. 65 63 60
Stabilitas Marshall (kg) Min. 800 1500 (1)
Maks. - -
Pelelehan (mm) Min. 3 5 (1)
Marshall Quotient (kg/mm) Min. 250 300
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah
Min. 75
perendaman selama 24 jam, 60 ºC (4)
Rongga dalam campuran (%) pada (2)
Min. 2,5
Kepadatan membal (refusal)
64
Zainal Holis. YE
Ketentuan Sifat-sifat Campuran Lataston (HRS)

Lataston
Sifat-sifat Campuran
WC BC
Penyerapan Aspal (%) Maks. 1,7
Jumlah tumbukan per bidang 75
Rongga dalam campuran (%) Min. 3,0
Maks. 6,0
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 18 17
Rongga terisi aspal (%) Min. 68
Stabilitas Marshall (kg) Min. 800
Pelelehan (mm) Min. 3
Marshall Quotient (kg/mm) Min. 250
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah perendaman Min. 75
selama 24 jam, 60 0C (4)
Rongga dalam campuran (%) pada (2) Min. 2
Kepadatan membal (refusal)

Zainal Holis. YE 65
SPESIFIKASI GRADASI TIPE MENERUS (KONVENSIONAL)
BATAS-BATAS GRADASI MENERUS AGREGAT CAMPURAN – SNI –03-1739-1991
No. Campuran I II III IV V VI VII VIII IX X XI
Gradasi/Tekstur Kasar Kasar Rapat Rapat Rapat Rapat Rapat Rapat Rapat Rapat Rapat
Tebal Padat (mm) 20-40 25-50 20-40 25-50 40-65 50-75 40-50 20-40 40-65 40-65 40-50
Ukuran Saringan % BERAT YANG LOLOS SARINGAN
1½” 38,1 mm --- ---- ---- ---- ---- 100 -- -- -- -- --
1” 25,4 mm --- ---- ---- ---- 100 90-100 -- -- 100 100 --
¼“ 19,1 mm --- 100 ---- 100 80-100 82-100 100 -- 85-100 85-100 100
½“ 12,7 mm 100 75-100 100 80-100 --- 72-90 80-100 100 -- -- --
3/8” 9,52 mm 75-100 60-85 80-100 70-90 60-80 -- -- - 65-85 56-78 74-92
No.4 4,76 mm 35-55 35-55 55-75 50-70 48-65 52-70 54-72 62-80 45-65 38-60 48-70
No.8 2,38 mm 20-35 20-35 35-50 35-50 35-50 40-56 42-58 44-60 35-54 27-47 35-53
No.30 0,59 mm 10-22 10-22 18-29 18-29 19-30 24-36 26-38 28-40 20-35 13-28 15-30
No.50 0,279 mm 6-16 6-16 13-23 13-23 13-23 16-26 18-28 20-30 16-26 9-20 10-20
No.100 0,49 mm 4-12 4-12 8-16 8-16 7-15 10-18 12-20 12-20 10-18 - -
No.200 0,074 mm 2-8 2-8 4-10 4-10 1-8 6-12 6-12 6-12 5-10 4-8 4-9

Catatan : No. Campuran : I,III,IV,VI,VII,IX,X dan XI digunakan untuk lapis permukaan


No. Campuran : II, digunakan untuk lapis permukaan dan lapis antara (binder)
No. Campuran : V, digunakan untuk lapis permukaan dan lapis antara (binder).
Zainal Holis. YE 66
PERSYARATAN CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON
SIFAT LL BERAT LL LL RINGAN
CAMPURAN (2X75 SEDANG (2x35 tumb)
tunmb) (2X50 tumb)

PERSENTASE MINIMUM RONGGA DALAM AGREGAT


Min Ma Min Mak Min Mak
k
Stabilitas 1000 - 750 - 750 - Ukuran Maksimum Nominal Persentase minimum
(Kg) Agregat Rongga dlm Agregat
Kelelahan 2,0 4,0 2,0 4,5 2,0 5,0 No. 16 1,18 mm 23,5
(mm) No. 8 2,36 mm 21,0
Stabilitas/ 200 35 200 350 200 350
No. 4 4,75 mm 18,0
Kelelahan 0
3/8 inch 9,50 mm 16,0
(Kg/mm)
½ inch 12,50 mm 15,0
Rongga dalam
Campuran (%) 3 3 5 3 5 ¾ inch 19,00 mm 14,0
Rongga dalam 5 1 inch 25,00 mm 13,0
agregat (%) 1 ½ inch 37,50 mm 12,0
Indeks Lihat Tabel V 2 inch 50,00 mm 11,5
perendaman (%) 75 75 - 75 - 2 1/2 inch 63,00 mm 11,0
-
Catatan :
1). Rongga dalam campuran aspal dihitung berdasarkan Berat jenis maksimal teoritis campuran (berdasarkan berat jenis efektif
agregat) atau berdasarkan berat jenis maksimum campuran menurut AASHTO T 209-82.
2). Range dalam agregat ditetapkan berdasarkan berat jeis curah (bulk specific grafity) dan agregat.
3). Indeks perendaman ditetpakan berdasarkan Rumus :

Stabilitas Marshall setelah direndam dalam air selama 48 jam pada suhu 600 C (Kg) .
Stabilitas Marshall (Kg)
4). Kepadatan Lalu Lintas
berat : lebih besar 500 UE 18 KSAL/hari/jalur
Sedang : 50 sampai 500 UE 18 KSAL/hari/jalur
Ringan : lebih kecil 50 UE 18 KSAL/hari/jalur Zainal Holis. YE 67
Contoh Ketentuan Gradasi Agregat
Gabungan
Lalu Lintas Berat
Ukuran Saringan % Berat Yang Lolos
(mm) ASTM ACWC - LB ACBC - LB

25,4 1” - 100

19 ¾” 100 90 – 100

12,5 ½” 90 – 100 Max 90

9,5 3/ ” Max. 90 40 – 70
8

4,75 No. 4 - -

2,36 No. 8 23 – 36 20 – 32

0,3 No. 50 8 – 15 8 – 14

0,075 No. 200 4 - 10 4-8

Zainal Holis. YE 68
Ketentuan Sifat Campuran Laston Dimodifikasi
(AC Modified) Lalu Lintas Berat
AC – LB (Lalu Lintas Berat )
Sifat – sifat campuran Lapis Permukaan Lapis Antara
(WC) (BC)
Jumlah Tumbukan Perbidang 75
Min 3,5
Rongga dalam Campuran (%)
Max 6,0
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min 15 14
Rongga terisi Aspal (%) Min 65 63
Min 1000
Stbilitas Marshall (kg)
Max -
Min 3
Pelelehan (mm)
Max -
Marshall Qoutient (kg/mm) Min 300
Stabilitas Marshall sisa (%) setelah
perendaman selama 24 jam, 600 C pada VIM Min 80
±7%
Rongga dalam campuran (%) pada Min 2,5
kepadatan membal (refusal)
Stabilitas dinamis, lintasan / mm Min 2.500
Zainal Holis. YE 69
KETENTUAN GRADASI AGREGAT GABUNGAN
CAMPURAN ASPAL BETON
Prosen Lolos
Saringan Lapisan Aus Lapisan Antara Lapisan Pondasi
No AC-WC AC-BC AC-Base
ASTM ( mm ) IV B Asphalt IV C Asphalt IV D Asphalt
Institute Institute Institute
1 1 1/2 37,5 - - 100
2 1 25 - 100 80 - 100
3 3/4 19 100 80 - 100 70 - 90
4 1/2 12,5 80 - 100 - -
5 3/8 9,5 70 - 90 60 - 80 55 - 75
6 No. 4 4,75 50 - 70 48 - 65 45 - 62
7 No. 8 2,36 35 - 50 35 - 50 35 - 50
8 No. 30 0,600 18 - 29 19 - 30 19 - 30
9 No. 50 0,300 13 - 23 13 - 23 13 - 23
10 No. 100 0,150 8 - 16 7 - 15 7 - 15
11 No. 200 0,075 4 - 10 0-8 0-8
Zainal Holis. YE
70
KETENTUAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN
ASPAL BETON
Lapisan Lap.
Lapisan Aus Antara Pondasi
No Sifat - Sifat Campuran
AC -WC
AC -BC AC – Base
1 Penyerapan Aspal (%) 1,7 (Maks) 1,7 (Maks) 1,7 (Maks)
2 Jumlah tumbukan per bidang 75 75 112
3 Rongga dalam campuran (%) 3-5 3-5 3-8
4 Rongga dalam agregat (%) 15 (Min) 14 (Min) 13 (Min)
5 Rongga terisi aspal (%) 75 - 82 75 - 82 65 - 72
6 Stabilitas Marshall (Kg) 1100 (Min) 1100 (Min) 1800 (Min)
7 Pelelehan (mm) 2-4 2-4 2-4
8 Stabilitas Marshall sisa (%) 75 (Min) 75 (Min) 75 (Min)
setelah peredaman selama 24
jam pada suhu 60ºC
9 Marshaal Quontient (Kg/mm) 300 (Min) 300 (Min) 350 (Min)
10 Bitumen Film Tickness 8.0 Um (Min) 8.0 Um (Min) -

Zainal Holis. YE 71
GRADASI AGREGAT GABUNGAN UNTUK CAMPURAN ASPAL BETON

Zainal Holis. YE 72
KETENTUAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN LATASIR

Zainal Holis. YE 73
KETENTUAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN LATASTON

Zainal Holis. YE 74
KETENTUAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN LASTON

Zainal Holis. YE 75
KETENTUAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN LASTON YG DIMODIFIKASI

Zainal Holis. YE 76
Gradasi Agregat Gabungan CBA-Asb Lawele
Ukuran
Ayakan % Berat Yang Lolos terhadap Total
Agregat dalam Campuran
(mm)
Laston (AC) Gradasi Halus Catatan:
WC BC Base • Penggunaan aspal keras Pen 60
37,5 100 minimal 1,5% dari berat total
campuran
25 100 90-100
• Penggunaan Asbuton Lawele
19 100 90-100 73-90 Butir harus mempertimbangkan
12,5 90-100 74-90 61-79 gradasi campuran dan
maksimum pengunaannya 15%
9,5 72- 90 64-82 47-67
dari berat total campuran
4,75 54- 69 47-64 39,5-50
2,36 39,1-53 34,6-49 30,8-37
1,18 31,6-40 28,3 -38 24,1-28
0,600 23,1 -30 20,7-28 17,6-22
0,300 15,5-22 13,7- 20 11,4-16
0,150 9-15 4-13 4-10
0,075 4-10 4-8 3- 6 Zainal Holis. YE 77
Ketentuan-ketentuan untuk Asbuton Lawele Butir
No. Jenis Pengujian Metoda Pengujian Persyaratan
A. Sifat Bentuk Ash

1. Ukuran Butiran (Inci) SNI 03-1969-1990 < 3/8

2. Kadar Air (%) SNI 06-2490-1991 Maks. 2


B. Sifat-sifat Asbuton Lawele Hasil Ekstraksi

1. Kadar aspal Asbuton (%) SNT 03-3640-1994 25-40

2. Penetrasi pads 25°C, 100 grm, 5 detik (0,1 mm) SNI 06-2456-1991 40-60

3. Titik Lembek (°C) SNI 06-2434-1991 Min 55

4. Duktilitas pada 25°C, (cm) SNI 06-2432-1991 > 100


C. Pengujian Residu Hasil TFOT:

1. Berat yang Hilang (%) SNI 06-2441-1991 <3

2. Penetrasi pada 25°C, 100 grm, 5 detik SNI 06-2456-1991 > 54

Zainal Holis. YE 78
Ketentuan Sifat-Sifat CBA-AsbLawele

AC-WC. AC-BC AC-Base


Sifat-sifat Campuran
AsbLawele AsbLawele AsbLawele (1)

Jumlah tumbukan per bidang 75 112


Rongga dalam campuran (%) (2) Min 3,5
Maks 5,5
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min 15 14 13
Rongga terisi aspal (%) Min 65 63 60
Tebal Film Aspal (mikron) Min 8
Min 800 1500
Stabilitas Marshall (kg)
Maks - -
Min 3 5
Pelelehan (mm)
Maks - -
Marshall Quotient (kg/mm) Min 250 300
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah
Min 90
perendaman selama 24 jam, 60°C
Rongga dalam campuran (%) pada
Min 2,5
Kepadatan membal (refusal) (2) dan (3)
Stabilitas Dinamis,lintasan/mm (4) Min 2500

Zainal Holis. YE 79
ASBUTON BUTIR
Digunakan dalam campuran beraspal baik campuran panas maupun campuran
hangat Asbuton butir ada beberapa tipe : Tipe B5/20 ; Tipe B30/25 dan Tipe B50/30
a. Campuran beraspal panas dengan asbuton - Tipe B5/20 = 3%
- Tipe B30/25 = 5%
- Tipe B50/30 = 15%

a. Campuran beraspal hangat dengan asbuton - Tipe B5/20 = 6%


- Tipe B30/25 = 12%
- Tipe B50/30 = 15%
Persyaratan masing –masing tipe asbuton butir dapat dilihat pada tabel Ketentuan
asbuton butir seperti tabel dibawah. Aspal dan peremaja
ASPAL
Aspal untuk campuran beraspal panas bisa menggunakan aspal modifikasi dengan
asbuton atau aspal keras Pen 60.
PEREMAJA
Peremaja untuk campuran beraspal hangat dengan asbuton adalah PH 1000
(Peremaja Hangat dengan Kelas Kekentalan 1000-1500 cSt)
Zainal Holis. YE 80
KETENTUAN ASBUTON BUTIR
Sifat-Sifat Asbuton Butir Metode Pengujian Tipe Tipe Tipe
B5/20 B30/25 B50/30
Sifat Bentuk Asli
- Ukuran butir asbuton butir
✓ Lolos Ayakan 3/8 inci ( 9,5 mm ) ; % SNI 03-4142-1996 100
✓ Lolos Ayakan No 4 ( 4,75 mm ) ; % SNI 03-4142-1996 100
✓ Lolos Ayakan No 8 ( 2,36 mm ) ; % SNI 03-4142-1996 100
- Kadar Air; % SNI 2490;2008 Mak 2 Mak 2 Mak 2
- Kadar Bitumen Asbuton ; % SNI 03-3640-1994 18-22 23-27 25-30
Sifat Hasil Ekstraksi
- Kelarutan dalam TCE ; % berat RSNI M 04-2004 Min 99 Min 99 Min 99
- Penetrasi aspal asbuton pada 25oC, SNI 2456:2011 ≤ 15 25-35 40-60
100 g, 5 detik; 0,1 mm
- Titik Lembek; oC SNI 2434:2011 - - Min 55
- Daktilitas pada 25oC; cm SNI 2432:2011 - -
- Berat Jenis SNI 2441:2011 - - Min 1,0
- Titik Nyala; oC SNI 2433:2011 - - Min 232
- Penurunan Berat ( dengan TFOT ); SNI 06-2440-1991 - ≤3 ≤3
LOH (%)
- Penetrasi aspal asbuton setelah SNI 2456:2011 - ≥ 54 ≥ 54
LOH pada 25oC, 100 g, 5 detik; %
terhadap penetrasi awal
Zainal Holis. YE 81
PERSYARATAN ASPAL DIMODIFIAKSI DENGAN ASBUTON

No Jenis Pengujian Metode Persyaratan


1. Penetrasi 25oC; 100 gr; 5 detik; 0,1 mm SNI 2456:2011 Min. 50
2. Titik Lembek; oC SNI 2434:2011 Min. 53
3. Titik Nyala; oC SNI 2433:2011 Min. 232
4. Daktilitas 25oC; cm SNI 2432:2011 Min. 100
5. Berat Jenis SNI 2441:2011 Min. 1,0
6. Kelarutan dalam Trichlor Ethylen; % berat RSNI M-04-2004 Min. 99
7. Penurunan Berat (dengan TFOT); % berat SNI 06-2440-1991 Maks. 1
8. Penetrasi setelah Penurunan berat; % asli SNI 2456:2011 Min. 54
9. Daktilitas setelah TFOT; % SNI 2432:2011 Min. 50
10. Mineral Lolos Ayakan No. 100; % SNI 03-1968-1990 Min. 90

Zainal Holis. YE 82
PERSYARATAN ASPAL KERAS PEN 60

No Jenis Pengujian Metode Persyaratan


1. Penetrasi, 25oC; 100 gr, 5 detik; 0,1 mm SNI 2456:2011 60-70
2. Titik Lembek; oC SNI 2434:2011 Min. 48
3. Ttik Nyala; oC SNI 2433:2011 Min. 232
4. Daktilitas 25 oC; cm SNI 2432:2011 Min. 100
5. Berat Jenis SNI 2441:2011 Min. 1,0
6. Kelarutan dalam Trichlor Ethylen; % RSNI M-04-2004 Min. 99
berat
7. Penurunan Berat (dengan TFOT); % SNI 06-2440-1991 Maks. 0,8
berat
8. Penetrasi setelah penurunan berat; % SNI 2456:2011 Min. 54
asli
9. Daktilitas setelah penurunan berat; cm SNI 2432:2008 Min. 50
10. Kadar Paraffin; % SNI 03-3639-2002 Maks. 2

Zainal Holis. YE 83
PERSYARATAN PEREMAJA HANGAT

No Jenis Pengujian Metode Persyaratan


Pengujian PH-1000
1. Viskositas: - pada 60oC; detik cSt SNI 03-6721- 500-750
2002 1000-1500
2. Kelarutan dalam TCE; % RSNI M-04-2004 Min. 99,5
3. Titik Nyala; oC SNI 2433:2011 Min. 180
4. Berat Jenis SNI 2441:2011 Min. 0,95
5. Penurunan berat (TFOT); % terhadap berat SNI 06-2440- Maks. 4
awal 1991
6. Kadar parafin Lilin; % SNI 03-3639- Maks. 2
2002

Zainal Holis. YE 84
KETENTUAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN BERASPAL PANAS DENGAN
BAHAN PENGIKAT ASPAL
DIMODIFIKSI DENGAN ASBUTON

Campuran Beraspal panas dengan aspal


Dimodifikasi asbuton ( HMA_ Asb Dimodifikasi)
Sifat-Sifat Campuran HMA_Asb-WC HMA_Asb-BC HMA_Asb-Base Dimodifikasi(1)
Dimodifikasi Dimodifikasi
Halus Kasar Halus Kasar Halus Kasar
Jumlah Tumbukan Per Bidang 75 112
Rasio bahan pengisi terhadap aspal 0,6-1,2 0,8-1,6 0,6-1,2 0,8-1,6 0,6- 0,8-1,6
1,2
Rongga dalam Campuran (VIM); % Min 3,0
Max 5,0
s
Rongga dalam Campuran (VMA); % Min 15 14 13
Rongga Terisi Aspal; % Min 65 63 60
Stabilitas Marshall; kg Min 1000 1000 2250
Pelelehan; mm Min 2 3,5
Max 4,5 5,5
s
Rongga dalam Campuran Pada (2) Kepadatan
Min 2,0
membal; %
Stabilitas Sisa setelah perendaman selama 24
Min 90
jam, 60oC; %
Stabilitas Dinamis; Lintasan/mm(3) Min 2500

Zainal Holis. YE 85
KETENTUAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN BERASPAL PANAS
DENGAN ASBUTON BUTIR TIPE B5/20 ATAU ASBUTON BUTIR TIPE
B30/25 ATAU ASBUTON BUTIR TIPE B50/30 DAN ASPAL PEN 60

Campuran Beraspal panas dengan Asbuton Butir


(HMA_ Asb)
Sifat-Sifat Campuran
HMA_Asb-WC HMA_Asb-BC HMA_Asb-Base
Halus Kasar Halus Kasar Halus Kasar
Jumlah Tumbukan Per Bidang 75 112
Rasio bahan pengisi terhadap aspal 0,6-1,2 0,8-1,6 0,6-1,2 0,8-1,6 0,6-1,2 0,8-1,6
Rongga dalam Campuran (VIM); % Min 3,0
Maxs 5,0
Rongga dalam Agregat (VMA); % Min 15 14 13
Rongga Terisi Aspal; % Min 65 63 60
Stabilitas Marshall; kg Min 800 1800
Pelelehan; mm Min 2 3,5
Maxs 4,5 5,5

Rongga dalam Campuran Pada (2)


Min 2,0
Kepadatan membal; %
Stabilitas Sisa setelah perendaman
Min 90
selama 24 jam, 60oC; %

Zainal Holis. YE 86
KETENTUAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN BERASPAL HANGAT
DENGAN ASBUTON

Campuran Beraspal Hangat dengan Asbuton Butir (WMA_


Asb)
Sifat-Sifat Campuran WMA_Asb-WC WMA_Asb-BC WMA_Asb-Base(1)

Halus Kasar Halus Kasar Halus Kasar


Jumlah Tumbukan Per Bidang 75 112
Rasio bahan pengisi terhadap aspal 0,6-1,2 0,8-1,6 0,6-1,2 0,8-1,6 0,6-1,2 0,8-1,6
Rongga dalam Campuran (VIM); % Min 3
Maxs 5
Rongga dalam Agregat (VMA); % Min 15 14 13
Rongga Terisi Aspal; % Min 65 63 60
Stabilitas Marshall; kg Min 700 1500
Pelelehan; mm Min 2 3,5
Maxs 4,5 5,5
Rongga dalam Campuran Pada (2)
Min 2,0
Kepadatan membal; %
Stabilitas Sisa setelah perendaman
Min 90
selama 24 jam, 60oC; %

Zainal Holis. YE 87
STONE MASTIC ASPHALT (SMA)
Adalah campuran beraspal panas yang terdiri dari dua bagian, yaitu skeletone
agregat kasar dan mortar bahan pengikat aspal pen 60 dengan proporsi
cukukup tinggi

STONE MASTIC ASPHALT MODIFIKASI (SMA.MOD)


Adalah campuran beraspal panas yang terdiri dari dua bagian, yaitu skeletone
agregat kasar dan mortar bahan pengikat aspal Modifiaksi dengan proporsi
cukukup tinggi

MORTAR
Campuran untuk aspal, bahan pengisi lolos ayakan No.200 (0.075 mm) dan
bahan aditif (Stabilizing Aditive)

87
Zainal Holis. YE 88
PERSYARATAN AGREGAT KASAR

Pengujian Standar Nilai


Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan SNI 3407:2008 Maks. 12%
natrium atau magnesium Sulfat
Abrasi dengan mesin Los Angeles SNI 2417:2008 Maks. 30%
Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 2439:2011 Min.95%
Angularitas ASTM D 5821-01 100/90(1)
Partikel pipih dan Lonjong ( Perbandingan 1:5 ) RSNI T-01-2005 Maks. 5%

Catatan :
1) 100/90 menunjukan bahwa 100% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah
satu atau lebih dan 90% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau
lebih.

88
Zainal Holis. YE 89
PERSYARATAN AGREGAT HALUS

Pengujian Standar Nilai


Nilai Setara Pasir SNI 03-4428-1997 Min. 60%
Material lolos Ayakan No. 200 SNI 03-4142-1996 Maks. 1%
Angularitas SNI 03-6877-2002 Min. 45%
Batas Cair ( Liquid Limit, LL ) SNI 1967:2008 Maks. 25
Indeks Plastis ( Plastic Index, Pl ) SNI 1966: 2008 NP

(3) Bahan Pengisi ( Filler ) yang ditambahkan harus kering dan bebas dari
gumpalan-gumpalan serta harus memenuhi persyaratan sesuai SNI SNI 03-6723-
2002. Bila diuji dengan pengayakan sesuai sesuai SNI ASTM C136-2012 harus
mengandung bahan yang lolos ayakan No. 200 ( 75 micron ) tidak kurang dari 75%
terhadap beratnya.
(4) Jenis aditif dapat berupa bubuk atau butiran atau anti pengelupasan. Untuk
masing-masing jenis aditif, proses penggunaan mengikuti manual produk.

89
Zainal Holis. YE 90
PERSYARATAN SERAT SELULOSA

Pengujian Satuan Persyaratan


Serat :
Panjang serat mm 6,35
Pengujian Satuan Persyaratan
Lolos ayakan No. 20 % 85 ± 10
No. 40 % 40 ± 10
No. 140 % 30 ± 10
pH - 7,5 ± 1,0
Absorsi minyak - 7,5 ± 1,0 Kali berat serat
selulosa
Kadar Air % Maks. 5
Pelet:
Selulosa pelet
- Diameter mm 3,8-4,0
- Panjang mm 5,9-6,1

90
91
PERSYARATAN ASPAL KERAS

Tipe II Aspal yang Dimodifikasi


Tipe I A (1) B C
Metode
N0. Jenis Pengujian Aspal Pen. Asbuton Elastomer
Pengujian Elastomer
60-70 yang Alam
Sintetis
diproses (Latex)
1. Penetrasi pada 25o C (0,1 mm) SNI 2456:2011 60-70 Min. 50 50-70 Min. 40
2. Titik Lembek (oC) SNI 2434:2011 ≥ 48 ≥ 53 - ≥ 54
3. Daktilitas pada 25oC, (cm) SNI 2432:2011 ≥ 100 ≥ 100 ≥ 100 ≥ 100
4. Titik Nyala (oC) SNI 2433:2011 ≥ 232 ≥ 232 ≥ 232 ≥ 232
5. Kelarutan dalam Trichlor Ethylen (%) ASTM D2042 ≥ 99 ≥ 90 (1) ≥ 99 ≥ 99
6. Berat Jenis aspal SNI 2441:2011 ≥ 1,0 ≥ 1,0 ≥ 1,0 ≥ 1,0
7. Stabilitas Penyimpanan: ASTM D 5976
Perbedaan titik lembek (oC) part 6.1 SNI
2434:2011 - ≤ 2,2 ≤ 2,2 ≤ 2,2
Pengujian Residu Aspal hasil TFOT atau RTFOT:
8. Berat yang Hilang (%) SNI 06-2440-1991 ≤ 0,8 ≤ 0,8 - -
9. Penetrasi pada 25oC (%) SNI 2456:2011 ≥ 54 ≥ 54 ≥ 54 ≥ 54
10. Keelastisan setelah pengembalian (%) AASHTO T 301-99 - - >45 > 60
11. Daktilitas pada 25oC (cm) SNI 2432:2011 ≥ 100 ≥ 50 ≥ 50 -
12. Partikel yang lebih halus dari 150
Min. 95(1)
mikron (µm) (%)

Catatan :
1) Hasil pengujian adalah untuk bahan pengikat ( bitumen ) yang diekstraksi dengan
menggunakan metode SNI 03-6894-2002 dan pemulihan bahan pengikat menggunakan metode
SNI 4797:2015. Adapun untuk pengujian kelarutan dan gradasi mineral dilaksnakan pada
seluruh bahan pengikat termasuk kader mineralnya. 91
Zainal Holis. YE 92
GRADASI AGREGAT GABUNGAN CAMPURAN SMA

Ukuran Ayakan % Berat yang lolos


SMA Kasar SMA Halus
ASTM (mm) (Tebal rancangan min. 5,0 (Tebal rancangan min. 4,0 cm)
cm)
1” 25 100
3/4” 19 90-100 100
1/2” 12,5 50-88 90-100
3/8” 9,5 25-60 50-80
No.4 4,75 20-28 20-35
No.8 2,36 16-24 16-24
No.200 0,075 8-11 8-11

92
Zainal Holis. YE 93
PERSYARATAN CAMPURAN STONE MATRIX ASPHALT (SMA)

Sifat-Sifat Campuran Persyaratan


SMA SMA Mod
Kadar Aspal 6,0-7,0
Jumlah tumbukan per bidang 50
Min. 4,0
Rongga dalam campuran (VIM), %
Maks. 5,0
Rongga dalam agregat (VMA), % Min. 17
Rasio VCAMIX/VCADRC(1) <1
Draindown pada temperatur produksi, % berat Maks. 0,3
dalam Campuran (waktu 1 jam)(2)
Stabilitas Marshall, kg Min. 600 750
Min. 2
Pelelehan, mm
Maks. 4,5
Tensile Strength Ratio (TSR) pada VIM 6% ± 1%(3), % Min. 80
Stabilitas dinamis,lintasan/mm Min. 2500 3000

Catatan :
•Penentuan VCAMIX dan VCADRC sesuai AASHTO R 46-08
•Pengujian Draindown sesuai AASHTO T 305-99
•Untuk mendapatkan VIM 6% ± 1%, buat benda uji Marshall dengan variasi tumbukan pada kadar aspal
optimum, misal 2x40, 2x50, 2x60, dan 2x75 tumbukan. Kemudian dari masing-masing benda uji tersebut,
hitung nilai VIM dan buat hubungan antara jumlah tumbukan dan VIM. Dari grafik tersebut dapat
diketahui jumlah tumbukan yang memiliki nilai VIM 6% ± 1%, kemudian lakukan pengujian Tensile
Strength Ratio (TSR) sesuai SNI 6753:2015 (tanpa pengondisian pada temperatur minus 18o C).
Jika alat pengujian TSR tidak tersedia maka lakukan pengujian stabilitas sisa setelah perendaman selama 24
jam, 60oC (%) dengan ketentuan minimal 90%.
Zainal Holis. YE 9394
DAFTAR PERALATAN LABORATORIUM DI
AMP DALAM RANGAK PENGENDALIAN MUTU
CAMPURAN ASPAL BETON

94
Zainal Holis. YE
PEMBUATAN BENDA UJI (BRIKET)

Mengeluarkan benda uji

Mould / cetakan benda uji


dipanaskan pada oven.

Pembuatan benda uji.

Zainal Holis. YE 95
PENGUJIAN MARSHALL & EKSTRAKSI

Pembacaan stabilitas dan flow Pengujian ekstraksi campuran


aspal beton

Zainal Holis. YE 96
I. RUANGAN LABORATORIUM

Bak Air AC Lampu Penerangan

Zainal Holis. YE 97
II. PERALATAN LABORATORIUM
1. Untuk Pemeriksaan Aggregat
a. Pengambilan contoh

◼ Sendok semen
◼ Sekop Sample spliter
◼ Scoops

Zainal Holis. YE 98
b. Alat untuk analisa saringan agregat kasar & halus

Saringan, Pan, dan Cover Sieve Shaker (Pengguncang)

Zainal Holis. YE 99
c. Alat uji indek kepipihan, tebal dan panjang rata-rata.

Length gauge Thickness gauge

Zainal Holis. YE 100


d. Alat untuk mencari berat isi dan rongga udara

Zainal Holis. YE 101


e. Alat untuk mengetahui pelekatan
terhadap aspal & spatula.

Beaker Glass dan Spatula

Zainal Holis. YE 102


f. Alat untuk menguji berat jenis agregat kasar

Timbangan,sample basket dan bak air

Zainal Holis. YE 103


g. Alat untuk menguji berat jenis agregat halus

◼ Cone and tamper


◼ Volumetric flask 500 ml
◼ Mangkok (Mixing Bowl)
Zainal Holis. YE 104
h. Alat untuk menguji Sand Equivalent (Kesetaran Pasir)

◼ Graduated Cylinder
◼ Whight Foot Assembly
◼ Tin Box - Corong
105
Zainal Holis. YE
i. Alat untuk menguji Plastisitas Indexs (LL, PL, PI)

Liquid Limit Device Plastic Limit Plate (Kaca)

Zainal Holis. YE 106


2. Alat untuk menguji penetrasi & titik lembek aspal

Alat test penetrasi

Alat test Titik Lembek


(Manual)

Alat test Titik Lembek


(elektrik)
Zainal Holis. YE 107
3. ASPAL BETON
b. Alat untuk mencari berat
a. Ekstraksi kadar aspal jenis maksimum
campuran beraspal.

Dengan Alat Reflux


Pompa Vakum

Zainal Holis. YE 108


b. Alat untuk mencari berat jenis maksimum
campuran beraspal.

Pompa Vakum

109
Zainal Holis. YE
c. Alat Core Drill (untuk mengambil benda uji).

Alat core drill lengkap dengan kunci dan pengambilan hasil core drill
110
Zainal Holis. YE
d. Marshall Test & pembuatan benda uji

Proving ring + flow meter

Compaction mechine

Compaction manual

Zainal Holis. YE 111


4. Alat Penunjang

Thermometer metal untuk mengetahui


suhu campuran aspal beton

Thermometer laser untuk mengetahui


suhu campuran aspal beton.

Zainal Holis. YE 112


Beberapa jenis termometer, spatula dll

Zainal Holis. YE 113


Timbangan triple beam
Timbangan heavy duty
cap 2610 gr
solution cap 20 kg

Timbangan Cent O Gram


Cap 311 gr
Zainal Holis. YE 114
Mixer pencampur elektrik Alat pencampur manual

Zainal Holis. YE 115


Oven Sarung tangan

Zainal Holis. YE 116


Martil karet,besi & sikat kawat

Vernier Caliper / Sigmad


117
Zainal Holis. YE
Gergaji pemotong benda uji
aspal beton & beton

Saringan/ayakan khusus
saringan basah(No.200)

Zainal Holis. YE 118


Krus & Bowl

Pengaduk Sand Equivalen

Water Bath Zainal Holis. YE 119


Alat uji abrasi & saringan

Zainal Holis. YE 120


ALAT PENGUJIAN STABILITAS DINAMIS
(WHEEL TRACKING)

Pengujian stabilitas dinamis


Pencampur aspal Penggilasan aspal (lintasan/mm)
beton beton
Zainal Holis. YE
121
PENGUJIAN STABILITAS DINAMIS DENGAN
ALAT WHEEL TRACKING (direndam air pada
Suhu 600 C selama 1 jam)

Zainal Holis. YE 122


PENGUJIAN STABILITAS DINAMIS DENGAN ALAT WHEEL
TRACKING (di uji pada suhu 600 C Selama 6 Jam)

Zainal Holis. YE 123

Anda mungkin juga menyukai