Agregat Kasar
Agregat kasar harus terdiri dari butiran yang keras dan tidak
berpori. Aggregat kasar yang butirannya pipih hanya dapat
dipakai jika jumlah butir-butir pipihnya tidak melampaui 20%
berat agregat seluruhnya.
Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%
dalam berat keringnya. Bila melampaui harus dicuci.
Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak
beton, seperti zat yang relatif alkali.
Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil alam dari batu
pecah.
Agregat kasar harus lewat tes kekerasan dengan bejana penguji
Rudeloff dengan beban uji 20 ton.
Kadar bagian yang lemah jika diuji dengan goresan batang
tembaga maksimum 5%.
Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Coarse Aggregate
antara 6–7,5.
Jenis agregat kasar yang umum adalah:
1. Batu pecah alami: Bahan ini didapat dari cadas atau batu pecah
alami yang digali.
2. Kerikil alami: Kerikil didapat dari proses alami, yaitu dari
pengikisan tepi maupun dasar sungai oleh air sungai yang
mengalir.
3. Agregat kasar buatan: Terutama berupa slag atau shale yang
biasa digunakan untuk beton berbobot ringan.
4. Agregat untuk pelindung nuklir dan berbobot berat: Agregat
kasar yang diklasifikasi disini misalnya baja pecah, barit,
magnatit dan limonit.
2. Agregat Halus
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil
desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan
yang dihasilkan oleh alat pemecah batu. Agregat ini berukuran
0,063 mm — 4,76 mm yang meliputi pasir kasar (Coarse Sand)
dan pasir halus (Fine Sand). Untuk beton penahan radiasi, serbuk
baja halus dan serbuk besi pecah digunakan sebagai agregat halus.
https://medium.com/@hizrian/pengertian-agregat-dan-klasifikasinya-342a92049a98
17/12/2019 pukul 21:22
Agregat adalah material yang dominan dalam konstruksi kongkrit. Hampir 70% - 80
% lebih berat konstruksi kongkrit adalah agregat. Agregat terdiri atas agregat kasar
(kerikil/batu baur) dan agregat halus (pasir), dan jika diperlukan menggunakan bahan
pengisi atau filler. Pasir untuk ukuran nominal agregat yang kurang dari 5mm dan batu
kerikil adalah agregat yang mempunyai ukuran nominal yang lebih dari 5mm. Klasifikasi
agregat menjadi kasar, halus dan filler adalah berdasarkan ukurannya yang ditentukan
menggunakan saringan. Mutu agregat mempengaruhi kekuatan dan ketahanlasakan
konkrit.
Agregat diklasifikasikan menjadi 3 bagian berdasarkna ukuran partikelnya yaitu:
1. Agregat kasar, yaitu agregat dengan ukuran > 4.75 mm menurut ASTM atau >2 mm menurut
AASHTO.
2. Agregat halus, yaitu agregat dengan ukuran <4.75 mm menurut ASTM atau < 2 mm menurut
AASHTO.
3. Abu batu / mineral filler, yaitu agregat halus yang umumnya lolos saringan no. 200.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gradasi dapat dikatakan sebagai distribusi partikel-partikel berdasarkan ukuran agregat yang
diperoleh dari hasil analisa saringan untuk menentukan persentase berat butir agregat yang lolos
satu set saringan kemudian angka-angka tersebut digambarkan pada gafik pembagian butir untuk
menentukan ukuran kehalusan atau kekasaran agregat sebagai distribusi agregat pada rancangan
agregat lapis aspal beton dengan menggunakan satu set saringan, dengan meletakan saringan
berukuran besar pada bagian atas ayakan, satu set saringan dimulai dari pan dan diakhiri dengan
tutup. Jika gradasi agregat telah sesuai dengan spesifikasi maka kualitas aspal yang dihasilkan akan
baik, karena gradasi agregat ini berpengaruh pada kuat tekan aspal tersebut.
Gradasi/Tekstur
Tebal Padat (mm) Kasar
20-40 Kasar
25-50 Rapat
20-40 Rapat
25-50 Rapat
40-65 Rapat
50-75 Rapat
40-50 Rapat
20-40 Rapat
40-65 Rapat
40-65 Rapat
40-50
Ukuran Saingan
% berat yang lolos saringan
11/2 - „ „ .. 100 „ „ „
38,1mm
3/8" 9,52 75-100 60-85 80-100 70-90 60-80 - - - 65-85 56-78 74-92
mm
No.4 4,76 35-55 35-55 55-75 50-70 48-65 52-70 54-72 62-80 45-65 38-60 48-70
No.8 2,38 20-35 20-35 35-50 35-50 35-50 40-56 42-58 44-60 34-54 27-47 33-53
No.30 0,59 10-22 10-22 18-29 18-29 19-30 24-36 26-38 28-40 20-35 13-28 15-30
No. 50 0,279 6-16 6-16 13-23 13-23 13-23 16-26 18-28 20-30 16-26 9-20 10-20
mm
No.100 4-12 1-12 8-16 8-16 7-15 10-18 12-20 12-20 10-18 - -
No. 200 0.74 2-8 2-8 4-10 4-10 '" 1-8 6-12 6-12 6-12 5-10 4-8 4-9
mm
Saringan 37
Saringan 19,5
Saringan 9,5
Saringan 4,75
Saringan 2,36
Saringan 1,18
Saringan 0,6
Saringan 0,3
Saringan 0,15
Saringan 0,075
Pan
Saringan 4,75
Saringan 2,36
Saringan 1,18
Saringan 0,6
Saringan 0,3
Saringan 0,15
Saringan 0,075
Pan
Gradasi agregat halus sangat penting peranannya dalam suatu konstruksi yang berkualitas karena
gradasi ini berpengaruh terhadap sifat beton.
Ukuran maksimal agregat ada 3, yaitu 40, 30, dan 10 mm. Tujuan mendapatkan ukuran maksimal
agregat adalah untuk mengetahui batas gradasi.
https://www.academia.edu/7604244/ANALISA_SARINGAN_AGREGAT_KASAR_DAN_HALUS
Sifat Agregat
Sifat agregat merupakan salah satu faktor penentu kemampuan perkerasan jalan memikul
beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca. Yang menentukan kualitas agregat sebagai
material perkerasan jalan adalah:
gradasi
kebersihan
kekerasan
ketahanan agregat
bentuk butir
tekstur permukaan
porositas
kemampuan untuk menyerap air
berat jenis, da
daya kelekatan terhadap aspal.
Karakteristik bagian luar agregat, terutama bentuk partikel dan tekstur permukaan memegang
peranan penting terhadap sifat beton segar dan yang sudah mengeras. Menurut BS 812 : Part
1: 1975, bentuk partikel agregat dapat dibedakan atas:
Rounded
Irregular
Flaky
Angular
Elonggated
Flakyy & Elonggated
http://tukangbata.blogspot.com/2013/02/pengertian-agregat-dan-klasifikasinya.html 17/12/2019 pukul
22:10
SARINGAN
Modulus kehalusan butir (angka kehalusan) adalah jumlah persen tertinggal komulatif
pada tiap-tiap ayakan dari suatu seri ayakan yang ukuran lubangnya berbanding dua kali lipat,
dimulai dari ayakan berukuran lubang 0,15 mm, dibagi 100. Makin besar nilai Modulus Halus
Butir (MHB) suatu agregat berarti semakin besar butiran agregatnya (semakin kasar). MHB pasir
berkisar antara 1,50-3,8, kerikil sebesar 5,0-8,0. Sedangkan MHB dari campuran agregat halus
dan kasar sebesar 5,0-6,0.
Modulus halus butir (finnes modulus) atau biasa disingkat dengan MHB ialah suatu indek
yang dipakai untuk mengukur kehalusan atau kekasaran butir-butir agregat (Abrams, 1918).
MHB didefinisikan sebagi jumlah persen kumulatif dari butir agregat yang tertinggal di atas satu
set ayakan (38,19, 9, 6, 4.8, 2.4, 1.2, 0.6, 0.3, dan 0.15 mm), kemudian nilai tersebut dibagi
dengan seratus (Ilsley, 1942:232).
Makin besar nilai MHB suatu agregat berarti semakin besar butiran agregatnya.
Umumnya agregat halus mempunyai MHB sekitar 1,50-3,8 dan kerikil mempunyai nilai MHB 5-
8. Nilai ini juga dapat dipakai sebagai dasar untuk mencari perbandingan dari campuran
agregat. Untuk agregat campuran nilai MHB yang biasa dipakai sekitar 5,0-6,0.
Menurut British Standard (BS) yang juga dipakai di Indonesia sekarang ini (dalam SK-
SNI-T-15-1990-03), kekasaran pasir dapat dibagi menjadi 4 gradasi (zona), yaitu :
Pasir yang halus, agak halus, agak kasar, dan kasar. Keempat gradasi tersebut biasanya
disebut daerah I (zona 1), daerah II (zona 2), daerah III (zona 3), dan daerah IV (zona 4). Pasir
zona 1: pasir kasar, zona 2: pasir agak kasar, zona 3: pasir agak halus, zona 4: pasir halus.
Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran dari agregat, baik agregat kasar maupun
halus. Agregat yang mempunyai ukuran seragam (sama) akan menghasilkan volume pori antar
butiran menjadi besar. Sebaliknya agregat yg mempunyai ukuran bervariasi mempunyai volume
pori kecil, dimana butiran kecil mengisi pori diantara butiran besar sehingga pori-porinya
menjadi sedikit (kemampatannya tinggi). Pada beton, dibutuhkan agregat yg mempunyai
kemampatan tinggi sehingga volume porinya kecil, maka dibutuhkan bahan ikat sedikit ( bahan
ikat mengisi pori diantara butiran agregat). Gradasi agregat akan mempengaruhi sifat-sifat beton,
baik beton segar maupun beton kaku, yaitu:
a. Pada beton segar, gradasi agregat akan mempengaruhi kelecakan (workability), jumlah air
pencampur, sifat kohesif, jumlah semen yang diperlukan, segregasi dan bleeding.
b. Pada beton kaku (beton keras), akan mempengaruhi kekuatan beton dan keawetannya
(durabilitas). Untuk mengetahui gradasi agregat dilakukan dengan cara menggunakan hasil
analisis pemeriksaan dengan menggunakan satu set ayakan. Ayakan dengan ukuran bukaan
paling besar diletakkan paling atas dan yang paling halus diletakkan paling bawah sebelum pan.
Bahan-bahan yang merugikan agregat adalah bahan-bahan yang mengganggu proses
pengikatan dan pengerasan beton, mengurangi kekuatan serta berat isi beton, menyebabkan
terkelupasnya beton dan mempengaruhi ketahanan beton terhadap karat. Bahan tersebut seperti
lempung, lumpur dan abu. Bahan-bahan ini apabila terdapat dalam agregat dalam jumlah banyak,
maka akan ada kecenderungan penggunaan air yang banyak dalam campuran beton, sehingga
mutu beton menjadi jelek. Selain itu, bahan-bahan ini juga akan menghalangi pengikatan antara
semen dan agregat.