TINJAUAN PUSTAKA
Beton merupakan bahan bangunan yang terdiri dari agregat kasar dan halus yang
dicampur dengan air dan semen sebagai pengikat dan pengisi antara agregat kasar dan
halus dan kadang-kadang ditambahkan zat additive atau admixture bila diperlukan (Aman
Subakti dkk, 2012).
Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik yang lain,
agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambah membentuk massa
yang padat (SNI 03-2834-1993).
Semen portland dan air membentuk pasta pengikat butiran-butiran agregat menjadi
massa yang padat dan tidak latur dalam air. Pada umumnya beton mengandung pasta
semen (semen dan air) 25% sampai dengan 40%, agregat (agregat halus dan kasar) 60%
sampai dengan 75% dan udara 1% sampai dengan 3 % (Kusdiyono, 2012).
5
6
5. Mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu
diberi baja tulangan.
6. Memiliki volume yang tidak stabil.
Material yang digunakan pada campuran beton terdiri dari semen, agregat halus,
agregat kasar, air dan bahan tambah bila diperlukan. Dalam pembuatan campuran beton,
material yang digunakan harus mempunyai kualitas yang baik dan memenuhi syarat yang
telah ditentukan sehingga menghasilkan beton yang mempunyai kuat tekan yang tinggi.
Material-material yang akan digunakan antara lain:
2.1.2.1 Semen
Semen berfungsi sebagai bahan pengikat adukan beton segar dan juga sebagai bahan
pengisi. Semen merupakan bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan
dengan cara menghasilkan klinker (bahan ini terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium
yang bersifat hidrolis) dengan gips sebagai bahan tambah. Ada dua macam semen, yaitu:
a. Semen hidraulis adalah semen yang akan mengeras jika bereaksi dengan air, tahan
terhadap air (water resistence) dan stabil didalam air setelah mengeras.
b. Semen non-hidraulis adalah semen yang dapat mengeras tetapi tidak stabil di dalam
air, akan tetapi mengeras diudara.
Sesuai dengan tujuan penggunaannya, semen portland dibagi menjadi beberapa type,
yaitu:
a. Semen Portland Type I (Ordinary Portland Cement)
Merupakan semen portland yang digunakan dalam penggunaan umum yang tidak
memerlukan persyaratan khusus yang disyaratkan pada jenis lain. Contoh
pemakaian: gedung, jalan raya, dan jembatan.
7
2.1.2.2 Air
Air merupakan material yang sangat penting dalam campuran beton dan harganya
paling murah. Dalam pembuatan beton, air yang digunakan harus bersih dan bebas dari
campuran bahan yang berbahaya seperti minyak, tumbuhan, dan kandungan lain. Air
mempunyai pengaruh penting terhadap kekuatan dan kemudahan dalam pelaksanaan beton
karena kelebihan air dapat menurunkan kekuatan beton dan dapat mengakibatkan beton
menjadi bleeding, yang mana air bersama semen akan bergerak keatas permukaan adukan
beton segar yang baru saja dituangkan.
Perbandingan antara jumlah air dengan semen harus dipertahankan karena kekuatan
beton dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor air semen dan kepadatan.
Agregat sebagai bahan pengisi yang memberikan sifat kaku dan stabilitas dimensi
dari beton. Agregat halus sebaiknya berbentuk bulat dan halus dikarenakan untuk
mengurangi kebutuhan air. Agregat halus yang pipih akan membutuhkan air yang lebih
banyak dikarenakan luas permukaan agregat (surface area) akan lebih besar.
8
Berikut adalah grafik batas gradasi agregat halus tiap zona sesuai dengan ketentuan
SNI 30-2824-1993.
9
60 59 batas maksimal
55
batas minimal
40
35
30
20
15
5 8
2 4
0 0 0
0,000 0,075 0,15 0,3 0,6 1,2 2,4 4,8 9,6
60 60 batas maksimal
batas minimal
40 40
20
10 12
30 5
0 0 0
0,000 0,075 0,15 0,3 0,6 1,2 2,4 4,8 9,6
60 batas maksimal
50 batas minimal
40
20
15 15
10
0 3
0 0 0
0,000 0,075 0,15 0,3 0,6 1,2 2,4 4,8 9,6
dengan menggunakan saringan. Setelah pemisahan butiran agregat kasar selesai, batu
pecah dicuci untuk membuang kotoran yang melekat pada agregat agar dapat
meningkatkan kualitas agregat.
Adapun kualitas agregat kasar yang dapat menghasilkan beton mutu tinggi adalah:
a. Agregat kasar harus merupakan butiran keras dan tidak berpori. Agregat kasar tidak
boleh hancur karena adanya pengaruh cuaca. Sifat keras diperlukan agar diperoleh
beton yang keras pula, sifat tidak berpori untuk menghasilkan beton yang tidak
mudah tembus oleh air.
b. Agregat kasar harus bersih dari unsur organik.
c. Agregat tidak mengandung lumpur lebih dari 10% berat kering. Lumpur yang
dimaksud adalah agregat yang melalui ayakan diameter 0,063 mm, bila melebihi 1%
berat kering maka kerikil harus dicuci terlebih dahulu.
d. Agregat mempunyai bentuk yang tajam. Dengan bentuk yang tajam maka timbul
gesekan yang lebih besar pula yang menyebabkan ikatan yang lebih baik, selain itu
dengan bentuk tajam akan memerlukan pasta semen sehingga akan mengikat dengan
lebih baik.
Jenis beton yang sering digunakan salah satunya adalah jenis beton FS45. FS adalah
singkatan dari Flextural Strength yaitu berarti kuat lentur. Sehingga dapat didefinisikan
beton FS45 adalah beton yang memiliki kuat lentur 45 kg/cm2. Komposisi dan kuat tekan
pada beton FS45 ini setara dengan beton mutu K400.
12
Job Mix Design dapat didefinisikan sebagai proses merancang dan memilih bahan
yang cocok dan menentukan proporsi relatif dengan tujuan memproduksi beton dengan
kekuatan tertentu, daya tahan tertentu dan seekonomis mungkin.
Rancangan campuran beton bukanlah tugas sederhana karena sifat yang sangat
beragam dari material penyusunnya, kondisi yang ada di tempat kerja, khususnya kondisi
eksposur, dan kondisi yang dituntut untuk pekerjaan tertentu.
Desain campuran beton membutuhkan pengetahuan lengkap dari berbagai properti
bahan bahan penyusunnya, ini membuat tugas perencanaan campuran yang lebih
kompleks dan sulit. Desain campuran beton tidak hanya membutuhkan pengetahuan
tentang sifat material dan sifat beton dalam kondisi plastik tetapi juga membutuhkan
pengetahuan yang lebih luas dan pengalaman dari perkerasan. Bahkan proporsi bahan
beton di laboratorium memerlukan penyesuaian modifikasi dan kembali disesuaikan
dengan kondisi lapangan.
Atas adanya variasi kekuatan tekan beton tersebut maka diperlukan adanya
pengendalian terhadap mutu (quality control) untuk memperoleh kekuatan tekan yang
hampir seragam. Deviasi standar merupakan rata-rata ukuran besar kecilnya penyebaran
yang menjadi ukuran dari mutu pelaksanaannya. Semakin besar penyebaran maka semakin
buruk mutu pelaksanaan tersebut.
Dimana:
menurut rumus:
Dimana:
M adalah nilai tambah
1,64 adalah tetapan statistic yang nilainya tergantung pada persentase kegagalan hasil
uji sebesar maksimum 5 %
S r adalah deviasi standar rencana
Untuk memperoleh faktor air semen dari masing-masing variasi kuat tekan rata-rata
harus dikonversi terlebih dahulu ke fc’. Berikut adalah hasil konversinya.
14
Gambar 2.5 Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen
(benda uji berbentuk beam ukuran 15 cm x 15 cm x 60 cm)
(Sumber: SNI 03-2834-2000)
16
Untuk lingkungan khusus, faktor air semen maksimum harus memenuhi SNI 03-
1915-1992 tentang spesifikasi beton tahan sulfat dan SNI 03-2914-1994 tentang spesifikasi
beton bertulang kedap air. Berikut penjelasannya pada Tabel 2.4, 2.5, dan 2.6.
Tabel 2.4 Persyaratan jumlah semen minimum dan faktor air semen maksimum untuk
berbagi macam pembetonan dalam lingkungan
khusus
2.3.5 Slump
Slump ditetapkan sesuai dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan agar diperoleh beton
yang mudah dituangkan, didapatkan dan diratakan.
Dimana :
Wh = perkiraan jumlah air untuk agregat halus.
Wk = perkiraan jumlah air untuk agregat kasar.
3
Tabel 2.7 Perkiraan kadar air bebas (Kg/m ) yang dibutuhkan untuk beberapa tingkat
kemudahan pengerjaan adukan beton
Berat jenis relatif agregat diperoleh dari data hasil uji atau bila tidak tersedia dapat
dipakai nilai dibawah ini:
1. Agregat tak dipecah : 2,5
2. Agregat dipecah : 2,6 atau 2,7
Berat jenis agregat gabungan dihitung sebagai berikut:
Berat jenis agregat gabungan = persentase agregat halus x berat jenis agregat halus +
persentase agregat kasar x berat jenis agregat kasar.
Proporsi campuran beton (semen, air, agregat halus dan agregat kasar) harus dihitung
3
dalam kg per m adukan.
Apabila agregat tidak dalam keadaan jenuh kering permukaan proporsi campuran
halus dikoreksi terhadap kandungan air dalam agregat. Koreksi proporsi campuran harus
dilakukan terhadap kadar air dalam agregat paling sedikit satu kali dalam sehari dan
dihitung menurut rumus sebagai berikut:
Air = B – (Ck-Ca) x C/100 – (Dk –Da) x D/100
Dimana:
B adalah jumlah air
C adalah jumlah agregat halus
D adalah jumlah agregat kasar
Ca adalah absorpsi air pada agregat halus (%)
Kuat lentur adalah nilai tegangan tarik yang dihasilkan dari momen lentur dibagi dengan
momen penahan penampang balok uji. Balok uji adalah balok beton berpenampang bujur
sangkar dengan panjang total balok empat kali lebar penampangnya. Beban terpusat tunggal
adalah beban maksimum yang menyebabkan keruntuhan balok uji.
Dimana:
Beton adalah suatu bahan konstruksi yang mempunyai sifat kekuatan tekan yang
khas, yaitu kecenderungan untuk bervariasi (tidak seragam) dan nilainya akan menyebar
pada suatu nilai rata-rata tertentu. Penyebaran dari hasil pemeriksaan akan kecil atau besar
tergantung pada tingkat kesempurnaan dari proses pelaksanaannya. Tingkat kesempurnaan
dari pelaksanaannya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti variasi mutu bahan,
pengadukan, pemadatan, stabilitas pekerja dan faktor lainnya.