Anda di halaman 1dari 19

Butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi

dalam campuran adukan beton atau mortar.


Agregat tsb kira-kira menempati sebanyak 70% volume
beton. Namun meskipun hanya pengisi, akan tetapi
agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat beton.
JENIS AGREGAT

1. Agregat Biasa / Normal


 Terbagi atas 2 macam yaitu alam dan buatan.
 Agregat alam berasal dari batu pecah dan pasir
& kerikil.
 Berat jenisnya 2,5-2,7.
 Beton yang dihasilkan disebut beton normal.
 Sebelum digunakan harus dibersihkan,jika
berasal dari sungai atau laut maka harus
diperhatikan kadar kloridnya.
2. Agregat Berat
 Digunakan khusus untuk bangunan yang menahan radiasi
dari sinar X dan netron.
 Berat jenisnya >2,8.
 Menghasilkan bangunan dengan berat 4000-5000 kg/m³
 Contoh : magnetin,ilmenit,besi skrap
3. Agregat Ringan
 Adalah agregat yang dalam keadaan kering dan
gembur mempunyai berat 1100kg/m3 atau kurang.
 Digunakan untuk beton non struktural.
 Berat jenisnya 2,0.
 Terbagi atas 2 yaitu : alam dan buatan.
 Contoh alam : batu apung, lahar kering, lempung, batu
tulis.
 Contoh buatan: klinker ,terak lempung.
MACAM AGREGAT

1. Agregat Kasar
 Adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi ‘alami’ dari
batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir
antara 5-40mm
 Agregat yang semua butir tertinggal di atas ayakan 4,8
mm
2. Agregat Halus
 Adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi‘alami’ bantuan
atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm.
 Agregat yang semua butirnya menembus ayakan 4,8 mm
Menurut SK SNI 03-6861.1-2002 (Spesifikasi Bahan Bangunan
Bagian A), agregat halus harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :

 Butir-butirnya tajam dan keras, dengan indeks kekerasan 


2,2.
 Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca (terik
matahari dan hujan). Jika di uji dengan larutan garam
Natrium Sulfat bagian yang hancur maksimum 12%, jika
dengan garam Magnesium Sulfat maksimum 10%.
 Tidak mengandung lumpur (bagian yang lewat ayakan
0,060 mm) lebih dari 5%. Tidak mengandung zat organis
terlalu banyak, yang dibuktikan dengan percobaan warna
3% NaOH, yaitu warna cairan di atas endapan agregat halus
tidak boleh lebih gelap dari daripada warna larutan
pembanding.
 Modulus halus butir antara 1,5 - 3,8 dengan variasi butir
sesuai standar gradasi.
 Khusus untuk beton dengan tingkat keawetan tinggi,
agregat halus harus tidak reaktif terhadap alkali.
 Agregat halus dari laut/pantai boleh dipakai asalkan
dengan petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan
yang diakui.
Menurut SK SNI 03-6861.1-2002 (Spesifikasi Bahan Bangunan
Bagian A), agregat kasar harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :

Butir-butirnya keras dan tidak berpori. Kadar bagian yang lemah bila diuji dengan
goresan batang tembaga, maksimum 5%. Bila diuji dengan bejana Rudeloff atau Los
Angeles seperti Tabel 1.
Tabel 1. Persyaratan kekerasan/kekuatan agregat kasar untuk beton normal
Kekerasan dengan bejana tekan
Rudeloff; bagian hancur menembus
ayakan 2 mm, maksimum % Kekerasan dengan
bejana geser Los
Angeles; bagian
Kelas dan mutu beton
hancur menembus
Fraksi butir Fraksi butir ayakan 1,7 mm
19 - 30 mm 9,5 - 19 mm maksimum %

Kelas I
mutu B0 dan B1 30 32 50

Kelas II
mutu K-125 (fc’ = 10 Mpa) 22 24 40
mutu K-225 (fc’ = 20 MPa)
Kelas III
 Butiran yang pipih dan panjang tidak boleh lebih dari 20%.
Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca (terik
matahari atau hujan). Jika di uji dengan larutan garam
Natrium Sulfat bagian yang hancur maksimum 12%, jika
dengan garam Magnesium Sulfat maksimum 10%.
 Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif terhadap alkali.
 Tidak mengandung lumpur (bagian yang lewat ayakan 0,060
mm) lebih dari 1%.
 Modulus halus butir antara 6 - 7,1 dengan variasi butir sesuai
standar gradasi.
 Ukuran butir maksimum tidak boleh melebihi dari seperlima
jarak terkecil antara bidang-bidang samping cetakan, sepertiga
tebal pelat beton atau tiga perempat jarak bersih minimum
antar batang atau berkas tulangan.
GRADASI AGREGAT

 Gradasi agregat ialah distribusi ukuran butiran dari agregat,


yang dinyatakan sebagai nilai persentase dari berat butiran
yang tertinggal atau lewat di dalam suatu susunan ayakan
dengan lubang : 76 mm, 38 mm, 19 mm, 9,6 mm, 4,80 mm,
2,40 mm, 1,20 mm, 0,60 mm, 0,3 mm, dan 0,15 mm.
Lubang Persen berat butir yang lewat ayakan
(mm) Jenis agregat halus
Kasar Agak kasar Agak halus Halus

9,6 100 100 100 100


4,8 90 - 100 90 - 100 90 - 100 95 - 100
2,4 60 - 95 75 - 100 85 - 100 95 - 100
1,2 30 - 70 55 - 90 75 - 100 90 - 100
0,60 1 - 34 35 - 59 60 - 79 80 - 100
0,30 5 - 20 8 - 30 12 - 40 15 - 50
0,15 0 - 10 0 - 10 0 - 10 0 - 15
100

80
Berat butir lewat ayakan (%)

60

40
Batas pasir kasar

Batas pasir agak kasar


20
Batas pasir agak halus

Batas pasir halus


0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8
Lubang ayakan (mm)
Lubang Persen berat butir yang lewat ayakan
(mm) Besar butir maksimum

40 mm 20 mm 10 mm

38 95 - 100 100 100

19 37 - 70 95 - 100 100

9,6 10 - 40 30 - 60 50 - 85

4,8 0 - 5 0 - 10 0 - 10

100

80
Berat butir lewat ayakan (%)

60

40

20 Batas agregat kasar 40 mm


Batas agregat kasar 20 mm
Batas agregat kasar 10 mm
0
4.8 9.6 19 38
Lubang ayakan (mm)
Lubang (mm) Kurva 1 Kurva 2 Kurva 3 Kurva 4

38 100 100 100 100


Gradasi agregat campuran untuk beton 19 50 59 67 75
normal 9,6 36 44 52 60
dengan butir maksimum 40 mm 4,8 24 32 40 47
2,4 18 25 31 38
1,2 12 17 24 30
0,6 7 12 17 23
0,3 3 7 11 15
0,15 0 0 2 5

100 100

80
75
Berat butir lewat ayakan (%)

67

60 60 59
52
50
47
44
40 38
40
36
31 32
30
24 25 24 Kurva 1
23
20 18 Kurva 2
17 17
15
11 12 12 Kurva 3
7 7
5 Kurva 4
2 3
0 0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6 19 38
Lubang ayakan (mm)
Lubang (mm) Kurva 1 Kurva 2 Kurva 3 Kurva 4
19 100 100 100 100
Gradasi agregat campuran untuk beton 9,6 45 55 65 75
normal 4,8 30 35 42 48
dengan butir maksimum 20 mm 2,4 23 28 35 42
1,2 16 21 28 34
0,6 9 14 21 27
0,3 2 3 5 12
0,15 0 0 0 2

100 100

80
75
Berat butir lewat ayakan (%)

65
60
55
48
45
42 42
40
34 35 35
30
27 28 28
23 Kurva 1
20 21 21
16 Kurva 2
14
12 Kurva 3
9
5 Kurva 4
2 3
2
0 0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6 19
Lubang ayakan (mm)
Lubang (mm) Kurva 1 Kurva 2 Kurva 3 Kurva 4
Gradasi agregat campuran untuk beton
9,6 100 100 100 100
normal
4,8 30 45 60 75
dengan butir maksimum 10 mm
2,4 20 33 46 60
1,2 16 26 37 46
0,6 12 19 28 34
0,3 4 8 14 20
0,15 0 1 3 6

100 100

80
75
Berat butir lewat ayakan (%)

60 60 60

46 46 45
40
37
34 33
28 30
26
Kurva 1
20 20 19 20
16 Kurva 2
14
12 Kurva 3
8
6 Kurva 4
3 4
0 10

0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6


Lubang ayakan (mm)
 Bila gradasi agregat campuran masuk dalam kurva 1 dan
kurva 2 akan diperoleh adukan beton yang kasar, cocok untuk
faktor air semen rendah, mudah dikerjakan namun mudah
terjadi pemisahan kerikil.
 Bila gradasi campuran masuk dalam kurva 3 dan kurva 4 akan
diperoleh adukan beton yang halus, tampak lebih kohesif,
lebih sulit dikerjakan sehingga perlu faktor air semen tinggi.
 Gradasi campuran yang ideal ialah yang masuk dalam kurva 2
dan kurva 3
(Tjokrodimuljo, 1996).

Anda mungkin juga menyukai